BAB IV
KOSEP PERANCANGAN
A. TATARAN LINGKUNGAN/KOMUNITAS 1. Komunitas Pengguna
Komunitas pengguna beauty case penata rias pengantin ini dirancang untuk penata rias pengantin profesional segmentasi umur 20-35 tahun yang berada di wilayah jabotabek. Karena setiap penata rias pernikahan memiliki klien yang lokasinya berbeda-beda dan tidak menentu dan sehingga penata rias membutuhkan alat atau wadah untuk membantunya dalam membawa peralatan rias dan membantu proses meriasnya di lokasi penata rias pengantin merias. Penata rias pengantin juga membawa cukup banyak alat rias untuk merias seorang pengantin. Oleh karena itu, beberapa fungsi dirancang sesuai dengan kebutuhan penata rias pengantin yang telah diobservasi guna membantu penata rias pengantin dalam membawa alat rias yang dibutuhkan dan dapat membantunya dalam proses merias.
Gambar IV.1. Penata rias pengantin Sumber : Tribunnews.com
Dari hasil observasi yang perancangan dapat bahwa penata rias pengantin masih memiliki kesulitan atau permasalahan dalam membawa dan meriasnya terhadap beauty case yang digunakannya,
oleh karena itu perancang membuat beauty case yang disesuaikan dengan kebutuhan penata rias pengantin yaitu dengan merancang
beauty case yang memiliki kotak penyimpanan yang cukup untuk
meletakan alat make-up yang dibutuhkan penata rias pengantin, perancang juga membuat peralatan hair-do khusus agar penata rias tidak perlu lagi membawa tas lainnya dan memudahkannnya dalam membawa semua alat rias yang dibutuhkannya, dan tempat
hair-donya pun dapat dilepas pasang karena jika sedang tidak dibutuhkan
dapat ditinggal dirumah.
B. TATARAN SISTEM
1. Cara Penyebaran Produk
a. Mengikuti pameran dan bazar produk
Untuk mempromosikan produk beauty case ini yaitu dengan mengikuti pameran dan bazar produk yang ada di jabotabek. Dengan mengikuti pameran dan bazar maka saya dapat memperkenalkan dan memasarkan produk beauty case untuk penata rias pengantin ini pada masyarakat dan khususnya para penata rias pengantin professional yang berada di wilayah jabotabek.
b. Membuat berbagai media promosi
Beauty case ini juga akan dipromosikan dan dijual
menggunakan media sosial dan media promosi lainnya. Media sosial sangat dapat berpengaruh dalam mempromosikan dan mejual produk beauty case ini. Media sosial yang digunakan dalam promosi beauty case ini yaitu facebook, twitter, dan instagram. Untuk media promosi lainnya akan menggunakan banner dan brosur produk yang disebar ke tempat-tempat ramai pengunjung
c. Memasarkan produk ke toko dan departement store
Beauty case untuk penata rias pengantin ini akan dijual ke
toko-toko kosmetik dan beberapa departement store, karena segmentasi pada beauty case ini yaitu penata rias pengantin profesional yang kalangan menenah atas.
2. Pemanfaatan Produk
Pemanfaatan beauty case bagi pengguna, beauty case memiliki bentuk dan fungsi yang menyesuaikan dengan kebutuhan penata rias pengantin. Fungsi beauty case juga menyesuaikan dengan kebutuhan alat rias yang dibawa penata rias pengantin, kebutuhan mobilitas, dan kebutuhan penata rias pengantin untuk merias, dengan mempertimbangkan aspek-aspek tersebut, objek rancangan beauty
case akan efektif dalam pemanfaatan fungsi beauty case yang
dikhususkan untuk penata rias pengantin ini, Pada produk beauty case ini terdapat beberapa komponen yang memiliki manfaat yang berbeda-beda. Berikut penjelasan mengenai manfaat masing-masing komponen produk:
a. Beauty case untuk tempat Make-up
Gambar IV.2. Beauty case untuk tempat Make-up Sumber : Dokumentasi Pribadi
No.1 : Cermin untuk membantu penata rias pengantin untuk melihat wajah saat merias
No.2 : Lampu untuk membantu penata rias pengantin untuk penerangan pada wajah agar mendetail terlihat wajahnya
No.3 : Tempat meletakan foundation, bedak, dan primer No.4 : Tempat meletakan concealer, blush on
No.5 : Tempat meletakan eyeshadow, contour, dan peralatan make-up yang berupa palette
No.6 : Tempat meletakan pensil alis, eyeliner, mascara, lipstick
No.7 : Tempat khusus meletakan brush
b. Beauty case untuk tempat Hair-do
Gambar IV.3. Beauty case untuk tempat hair-do Sumber : Dokumentasi Pribadi
No.1 : Tempat untuk meletakan hair dryer
No.2 : Skat untuk memperbesar spacer tempat hairdryer No.3 : Tempat meletakan sisir dan aksesoris rambut seperti
konde, hairnet, dan lainnya
No.5 : Tempat meletakan hair spray No.6 : Tempat meletakan catokan
No.7 : Tempat untuk meletakan aksesoris rambut seperti jepitan, jarum pentul, dan lainnya
3. Cara Kerja Produk
Table. VI.1. Cara kerja beauty case
No Gambar Penjelasan
1
Gambar IV.4. Beauty case saat dijadikan 1
Sumber : Dokumentasi Pribadi
Kunci diantara beauty case 1 dan 2 dilepas untuk memisahkan keduanya
2
Gambar IV.5. Beauty case laci tertutup
Sumber : Dokumentasi Pribadi
Beauty case 1 direbahkan dan dibuka kunci dan tutupnya keatas sekitar 90 derajat
3
Gambar IV.6. Beauty case laci terbuka
Sumber : Dokumentasi Pribadi
Tarik sliding pada beauty case 1 kekiri dan kekanan
4
Gambar IV.7. Tempat brush Sumber : Dokumentasi Pribadi
Kotak penyimpanan tengan pada beauty case 1 keluarkan agar dapat mengambil barang di kotak ke 3
5
Gambar IV.8. Tempat stopkontak dan saklar Sumber : Dokumentasi Pribadi
Buka tutup pada kiri dan kanan bagian cermin untuk menyalakan lampu dan stopkontak
6
Gambar IV.9. Tempat hair-do Sumber : Dokumentasi Pribadi
Beauty case 2 dibuka kunci dan tutupnya ketas sekitar 180 dan 270 derajat
7
Gambar IV.10. Tempat hair-do terbuka
Sumber : Dokumentasi Pribadi
Tarik Laci pada bagian bawah beauty case 2
8
Gambar IV.11. Sekat lepas/pasang
Sumber : Dokumentasi Pribadi
Skat pada beauty case ini dapat dilepas/pasang
4. Sistem Membawa Produk
Table. VI.2. Sistem membawa beauty case
No Gambar Penjelasan
1
Gambar IV.12. Dibawa dengan ditarik Sumber : Dokumentasi Pribadi
Beauty case ini dapat dibawa dengan cara ditarik yaitu dengan mendirikan beauty case 1 dan menumpuk beauty case 2 diatasnya kemudian dikunci serta menarik handle trollenya dan memiringkan beauty case sekitar 450 saat
dibawa
2
Gambar IV.13. Dibawa dengan ditenteng Sumber : Dokumentasi Pribadi
Beauty case ini dapat dibawa dengan cara ditenteng juga yaitu dengan mendirikan beauty case 1 atau beauty case 2 serta mengankat beauty case menggunakan handle tenteng pada beauty case. Cara ditenteng ini dipakai jika hanya membawa 1 beauty case saja
C. TATARAN PRODUK
1. Konsep Perancangan
Dalam merancang beauty case penata rias pengantin tentu saja dibutuhkan suatu konsep desain guna agar beauty case dapat sesuai dengan fungsi yang dapat menyelesainkan masalah-masalah yang sudah diobservasi. Konsep desain dapat diartikan sebagai ide dasar
dari suatu pemikiran yang melandasi proses perancangan sebuah desain. Dalam merancang beauty case untuk penata rias pengantin ini tentunya perancang mempunyai konsep desain yang matang, konsep yang dirancang tidak sembarang dibuat oleh perancang namun konsep desain beauty case ini dipertimbangakan dari hasil observasi yang telah dilakukan, sehingga perancangan beauty case ini sesuai dengan solusi dalam permasalahan serta tepat untuk segmentasi yang dipilih.
Beauty case yang perancang desain ini yaitu beauty case yang
disesuaikan dengan kebutuhan penata rias pengantin dengan ukuran yang medium. Segmentasi beauty case ini yaitu penata rias pengantin profesional yang berumur 25-35tahun di wilayah jabotabek. Konsep
beauty case ini dibuat karena penata rias pengantin membutuhkan beauty case yang dapat membantu dan memudahkannya dalam
membawa semua alat make-up yang dibutuhkan dan memudahkannya saat merias. Beauty case ini disesuaikan untuk mobilitas dan digunakan dilokasi penata rias pengantin merias.
Konsep dalam menyelesaikan masalah penata rias pengantin adalah sebagai berikut:
a. Beauty case terdapat tempat alat make-up dan hair-do khusus
Pada beauty case ini terdapat tempat hair-do khusus. Tempat
hair-do ini dapat dilepas/pasang. Sehingga dapat ditinggal saat
tidak digunakan. Tempat hair-do khusus ini dirancang agar penata rias tidak perlu lagi membawa tas lain lagi dan agar lebih simple dalam membawa semua alat rias yang dibutuhkan.
Gambar VI.14 Tempat hair-do Sumber : Dokumentasi Pribadi
b. Beauty case terdapat cermin dan lampu yang tidak perlu
dilepas pasang
Pada beauty case ini terdapat cermin yang berukuran 29x33cm dan lampu yang tidak perlu dilepas/pasang agar mempersimple penata rias pengantin dalam menggunakan lampu. Saat lampu rusak, untuk menggantinya hanya tinggal membuka sekrup yang ada disamping kiri dan kanan beauty case saja. Konsep tersebut dibuat untuk membudahkannya penata rias pengantin dalam mengganti lampu saat rusak.
Gambar VI.15 Lampu pada beauty case Sumber : Dokumentasi Pribadi
c. Beauty case yang skat nya dapat dilepas pasang
Pada beauty case ini perancang membuat sistem skat dapat dilepas pasang. Skat-skat ini bertujuan untuk memisahkan antar
make-up agar tidak jadi satu dan berantakan maka dibuat lah
skat-skat pada kotak penyimpanan beauty case ini. Sistem lepas/pasang skat ini bertujuan agar saat penata rias pengantin membutuhkan ruang yang lebih besar maka skat dapat dilepas dan dapat memperluas ruang penyimpanan.
Gambar VI.16 Skat yang dapat dilepas/pasang Sumber : Dokumentasi Pribadi
2. Proses Perancangan
a. Membuat Sketsa Desain
Setelah menentukan konsep desain beauty case untuk penata rias pengantin ini, perancang membuat sebuah sketsa untuk menuangkan ide-ide yang sudah dipertimbangkan dalam konsep desain dan juga dapat mengeksplore desain seperti apa yang akan dibuat sesuai dengan konsep desain yang telah ditentukan.
b. Digitalisasi Sketsa Desain
Tahap selanjutnya dalam merancang beauty case ini yaitu membuat digitalisasi dari sketsa desain yang telah ditentukan. Membuat digitalisasi sketsa desain ini bertujuan agar desain yang dirancang menjadi lebih terlihat jelas, detail serta terlihat
warna-warna yang akan digunakan sudah dapat terlihat juga dan dapat dilipilih desain mana yang sesuai dengan konsep desain yang berdasarkan hasil observasi.
Table. VI.3. Digitalisasi desain beauty case
No. Desain Keterangan
1.
Gambar IV.17. Desain digital beauty case make-up 1 Sumber : Dokumentasi Pribadi
Desain ini memiliki sistem sliding pada kotak penyimpanannya. Pada bagian kanan terdapat slide yang dapat ditarik untuk meletakan alat-alat make-up. Pada bagian depan terdapat tempat untuk meletakan brush dan dibawah ada laci untuk meletakan alat make-up pallete. Sistem beauty case ini digunakan dalam posisi beauty case berdiri
2.
Gambar IV.18. Desain digital beauty case make-up 2 Sumber : Dokumentasi Pribadi
Desain ini memiliki sistem buka pada bagian tengah dan kotak penyimpanan terdapat di sisi kanan dan kiri cermin. Pada kotak penyimpanan ada sliding yang dapat ditarik untuk meletakan alat make-up.
3.
Gambar IV.19. Desain digital beauty case make-up 3 Sumber : Dokumentasi Pribadi
Desain ini memiliki sistem buka kotak penyimpanan dari bagian tengah, kotak penyimpanan terdapat di sisi kanan dan kiri cermin dan terdapat skat-skat untuk meletakan make-up. Pada bagian atas tutup digunakan untuk tempat brush dan pada laci bawah digunakan untuk meletakan make-up pallete.
4.
Gambar IV.20. Desain digital beauty case make-up 4 Sumber : Dokumentasi Pribadi
Pada desain ini memiliki sitem buka tutup keatas 900 dan pada kotak
penyimpanan paling atas terdapat sliding untuk membuka kotak penyimpanan yang terdapat dibawahnya. Kotak bagian tengah terdapat tempat brush yang dapat sistemnya dilepas, kotak paling bawah untuk meletakan make-up pallete. Skat pada beauty case ini dapat dilepas pasang dan lampu yang tidak perlu dilepas/pasang.
Setelah dilakukan beberapa revisi desain maka dipilihlah satu desain yang paling sesuai dengan konsep desain yaitu
desain yang simple namun dapat memenuhi kebutuhan penata rias pengantin.
Gambar VI.21. Digitalisasi beauty case make-up terpilih
Sumber : Dokumentasi Pribadi
Table. VI.2. Digitalisasi desain tempat hair-do
No Gambar Keterangan
1.
Gambar IV.22. Desain digital beauty case hair-do 1 Sumber : Dokumentasi Pribadi
Desain ini hanya tedapat satu tempat yang dibatasi dengan skat-skat saja
2.
Gambar IV.23. Desain digital beauty case hair-do 2 Sumber : Dokumentasi Pribadi
Desain tempat hair-do ini terdapat 2 tingkat yaitu bagian atas untuk meletakan hairdryer dan bagian bawah berupa laci untuk meletakan catokan hairspray. aksesoris jepitan, dan lain-lain.
Desain tempat hair-do yang dipilih yaitu desain yang kedua.
Gambar VI.24. Digitalisasi beauty case hair-do yang terpilih Sumber : Dokumentasi Pribadi
Desain ini dipilih karena bentuk nya lebih simple dan lebih efektif dalam menyimpan peralatan hair-do. Penggunaannya juga tidak sulit dan banyak ruang penyimpanan.
c. Menentukan Ukuran pada Desain Rancangan
Setelah desain bentuk beauty case dipilih 2 desain, kemudian perancang fokus untuk menentukan ukuran pada desain yang telah dipilih pada tahap sebelumnya. Ukuran pada suatu perancangan desain sangatlah penting karena ukuran pada rancangan mempengaruhi segi kesesuaian kebutuhan dari hasil observasi dan kenyamanan saat produk digunakan oleh penggunanya. Oleh karena itu, dalam menentukan sebuah ukuran pada desain beauty case ini makan perancang harus memperhatikan ukuran-ukuran make-up dan alat hair-do dari hasil observasi dan data standar ukuran beauty case medium yang kebanyakan digunakan oleh penata rias pengantin untuk dijadikan patokan dalam menentukan ukuran pada rancangan yang akan dibuat. Pertimbangan-pertimbangan yang dilakukan dalam memutuskan ukuran yaitu:
1. Dapat memuat alat rias sesuai kebutuhan penata rias pengantin
2. Terdapat tempat hair-do yang khusus namun ukuran tetap standar untuk mudah dibawa
3. Pertimbangan produk untuk mobilisasi
Setelah dilakukan beberapa revisi ukuran beauty case untuk penata rias pengantin ini maka didapatkan ukuran yang tidak terlalu besar, masih mudah untuk dibawa kemana saja, dan juga dapat memenuhi kebutuhan penata rias dalam membawa alat rias yang dibutuhkan. Ukuran yang digunakan pada beauty case 1 (tempat make-up) 42x35x20 cm dan ukuran pada beauty case 2 (tempat hair-do) 42x20x20 cm. Berikut ukutan lebih detailnya:
Gambar VI.25. Ukuran beauty case Sumber : Dokumentasi Pribadi
Gambar VI.26 Ukuran beauty case Sumber : Dokumentasi Pribadi
d. Gambar Teknik
Setelah ukuran pada produk sudah ditentukan, selanjutnya perancang membuat gambar teknik guna untuk memperjelas detail bentuk dan ukuran per tampak beauty case sehingga memudahkan dalam proses produksi. Gambar kerja yang dibuat terdiri dari gambar teknik, gambar potongan, dan gambar isometri.
Gambar VI.27. Gambar teknik tas make-up tertutup Sumber : Dokumentasi Pribadi
Gambar VI.28 Gambar teknik tas hair-do tertutup Sumber : Dokumentasi Pribadi
Gambar VI.29 Gambar teknik tas make-up terbuka Sumber : Dokumentasi Pribadi
Gambar VI.30 Gambar teknik tas hair-do terbuka Sumber : Dokumentasi Pribadi
e. Gambar Potongan
Gambar VI.31 Gambar potongan tas hair-do terbuka Sumber : Dokumentasi Pribadi
f. Gambar Isometri
Gambar isometri ini bertujuan untuk mengetahui tampak prespektif pada produk rancangan dengan sudut 300 derajat.
1) Gambar Isometri Tas Make-up
Gambar VI.32 Gambar Isometri Tas Make-up Sumber : Dokumentasi Pribadi
2) Gambar Isometri Tas Hair-do
Gambar VI.33 Gambar isometri tas hair-do Sumber : Dokumentasi Pribadi
4. Proses Produksi
No Gambar Pejelasan
1
Gambar IV.34. Mal beauty case Sumber : Dokumentasi Pribadi
Tahap pembuatan mal untuk cetakan
2
Gambar IV.35. Proses cetakan Sumber : Dokumentasi Pribadi
Tahap pencetakan masing-masing beauty case dan masing-masing komponen yang terdapat didalamnya
3
Gambar IV.36. Setelah cetakan dilepas
Sumber : Dokumentasi Pribadi
Tahap pelepasan fiber yang sudah tercetak dari cetakan
4
Gambar IV.37. Proses perakitan beauty case dan lampu Sumber : Dokumentasi Pribadi
Tahap perakitan dan pemasangan lampu pada beauty case 1
5
Gambar IV.38. Proses perakitan sliding
Sumber : Dokumentasi Pribadi
Tahap pemasangan sliding pada beauty case
6
Gambar IV.39. Proses dempul Sumber : Dokumentasi Pribadi
Tahap pedempulan beauty case
7
Gambar IV.40. Proses pengecatan beauty case dan lampu Sumber : Dokumentasi Pribadi
Tahap pengecatan bagian dalam beauty case dan pemasangan cermin
8
Gambar IV.41. Proses pemasangan kulit Sumber : Dokumentasi Pribadi
Tahap pemasangan kulit pada beauty case
Pertimbangan-pertimbangan saat proses produksi :
1. Ukuran-ukuran fiber yang dicetak untuk beauty case dapat sama dan seimbang saat dirancang
2. Membuat model tempat skat yang dapat dilepas pasang 3. Sliding kotak penyimpanan agar tidak nge-lost saat di slide 4. Penempatan lampu, stopkontak, dan saklat pada beauty
D. TATARAN ELEMEN
Dalam perancangan dibutuhkan elemen-elemen penunjang untuk memperkuat segi estetika produk. Dengan dibuatnya elemen pendukung ini maka produk akan lebih sempurna dengan kelengkapan elemen estetika yang diaplikasikan pada produk. Elemen-elemen pendukung dalam perancangan yaitu warna, bentuk, visual estetika, dan tekstur. Dengan elemen-elemen ini maka produk akan menjadi utuh dan sempurna rancangannya.
Pada rancangan beauty case untuk penata rias pengantin, komposisi pada material, warna, visual, dan tekstur mengikuti dengan konsep
moodboard yang dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
Gambar VI.42 Moodboard konsep perancangan
1. Material
Gambar VI.43 Material Fiberglass Sumber : Dokumentasi Pribadi
Pada perancangan beauty case ini perancang membuat beauty
case dengan material fiber. Fiber yang dicetak dengan sistem luar dan
dalam permukaannya halus jadi menggunakan sistem 2 kali cetak yaitu cetak bagian luar halus dan bagian dalam halus. Dengan material fiber ini maka akan memudahkan dalam produksi masal karena sistem pembuatannya yaitu menggunakan cetakan. Karakteristik fiber juga cocok sesuai kebutuhan dalam perancangan yaitu mudah dibentuk, kuat, awet, dan ringan.
2. Warna
Unsur warna yang digunakan dalam perancangan beauty case ini yaitu warna-warna pastel dan warna coklat. Warna pastel yang digunakan adalah pink pastel, menggunakan warna pink pastel karena sesuai dengan konsep estetika yang ditentukan yaitu feminine. Warna pink termasuk warna yang mencerminkan kefeminiman seorang wanita. Warna pink pastel ini digunakan sebagai warna dasar bagian luar beauty case. Berikut warna pastel yang digunakan pada estetika bagian luar beauty case:
Gambar VI.44 Warna pink pastel Sumber : Dokumentasi Pribadi
Pada bagian dalam beauty case menggunakan warna coklat tua, karena warna coklat merupakan warna yang netral dan warna alat
make-up kebanyakan berwarna coklat sehingga dapat menetralisir
terlihat kotor saat make-up ada yang tumpah. Berikut warna coklat yang digunakan pada estetika pada bagian dalam beauty case ini:
Gambar VI.45. Warna Coklat Sumber: color.adobe.com
3. Bentuk
Bentuk yang digunakan pada beauty case ini yaitu bentuk persegi panjang. Bentuk persegi ini dipilih karena dapat lebih banyak ruang yang dapat dimanfaatkan untuk penyimpanan dibandingkan bentuk lainnya seperti bulat, segitiga, persegi 5, dan lainnya. Bentuk persegi panjang ini lebih memudahkan dalam peletakan alat make-up.
Gambar VI.46 Bentuk beauty case Sumber: Dokumentasi Pribadi
4. Visual Estetika
Visual estetika pada beauty case ini yaitu menggunakan flower pattern. Sesuai dengan tema estetika yang sudah ditentukan pada konsep desain yaitu menggunakan tema feminine, flower pattern ini cocok untuk mencerminkan kefeminiman pengguna, dimana segmentasi pengguna yaitu wanita. Visual estetika ini bertujuan untuk mempercantik tampilan beauty case sehingga membuat pengguna lebih terlihat modis. Berikut visual estetika yang digunakan pada
beauty case ini:
Gambar VI.47 Bentuk beauty case Sumber: Dokumentasi Pribadi 5. Tekstur
Tektur pada beauty case ini yaitu terdapat tekstur kulit pada bagian luar beauty case. Kulit ini digunakan untuk mempercantik beauty case dan terlihat lebih elegan. Kulit pada beauty case ini menggunakan kulit sintetis yang print gambar visual estetika yang sudah ditentukan pada konsep desain. Penggunaan material kulit ini juga agar beauty case lebih lunak saat dipegang dan tidak keras.