• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Kinerja KATA PENGANTAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Laporan Kinerja KATA PENGANTAR"

Copied!
125
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

KATA PENGANTAR

Sebagai bahan bentuk pertanggungjawaban kinerja dan anggaran yang telah dilaksanakan selama tahun 2016, sebagaimana diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah, telah disusun Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2016.

Penyusunan laporan kinerja ini merupakan bagian dari implementasi transparansi dan akuntabilitas kinerja dalam kerangka good

governance di lingkungan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Kementerian Pertanian.

Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2016 disusun sesuai dengan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.

Laporan kinerja ini menggambarkan sejumlah capaian kinerja berdasarkan target kinerja yang tertuang dalam Perjanjian Kinerja Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2016. Namun demikian, juga terdapat beberapa catatan ketidakberhasilan dan permasalahan yang ditemui dalam pencapaian target kinerja tersebut.

Kami berharap melalui laporan kinerja ini, dapat dilihat sasaran yang telah dicapai maupun yang belum berhasil, sehingga dapat digunakan untuk mengidentifikasi kendala-kendala yang dihadapi dan solusi yang dapat diimpelementasikan, agar kinerja Direktorat Jenderal Tanaman Pangan dapat meningkat pada masa yang akan datang.

(3)

Ucapan terima kasih dan penghargaan yang tulus disampaikan kepada semua pihak atas tenaga, waktu, dan pikirannya, sehingga Laporan Kinerja ini dapat disusun dengan baik dan tepat waktu.

Jakarta, Januari 2017 Direktur Jenderal Tanaman Pangan,

Dr. Ir. Hasil Sembiring, M.Sc NIP. 196002101988031001

(4)

RINGKASAN EKSEKUTIF

Sepanjang tahun 2016, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan telah melaksanakan berbagai kegiatan dalam rangka pencapaian peningkatan produksi padi, jagung, dan kedelai. Kegiatan yang dilaksanakan antara lain: penerapan budidaya padi, penerapan budidaya jagung, penerapan budidaya kedelai, perbanyakan benih sumber, penguatan dan pengembangan desa mandiri benih, bantuan benih melalui pengadaan pusat, penerapan pengendalian hama terpadu (PPHT), penerapan penanganan dampak perubahan iklim (PPDPI), gerakan pengendalian OPT, bantuan sarana pascapanen dan pengolahan hasil tanaman pangan. Pelaksanaan berbagai kegiatan tersebut mengacu pada Rencana Strategis (RENSTRA) Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2015-2019 yang beroritensi pada hasil yang ingin dicapai selama kurun waktu lima tahun sesuai Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran yang telah ditetapkan. Semua kegiatan merupakan penjabaran dari satu program yang dilaksanakan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan yaitu Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Hasil Produksi Tanaman Pangan.

Pelaksanaan dan capaian kegiatan tersebut, semua ditujukan pada pencapaian Indikator Kinerja Utama (IKU) dalam Perjanjian Kinerja Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2016 sebagaimana yang telah ditandatangani oleh Menteri Pertanian. Perjanjian Kinerja Direktorat Jenderal Tanaman Pangan tahun 2016 tersebut berisikan 10 indikator kinerja utama. Dari sepuluh indikator kinerja utama Direktorat Jenderal Tanaman Pangan tahun 2016, menghasilkan kinerja tujuh indikator dengan capaian kategori Sangat Berhasil (capaian diatas 100%) meliputi produktivitas padi, jagung, ubi kayu, penggunaan benih unggul bersertifikat jagung, kedelai, dan pengamanan tanaman padi dan jagung. Sedangkan tiga indikator

(5)

dengan kategori Berhasil (capaian 80-100%) yaitu produktivitas kedelai, penggunaan benih unggul bersertifikat padi, dan pengamanan tanaman kedelai.

Realisasi total serapan anggaran tahun 2016 (posisi sampai dengan 31 Desember 2016) mencapai Rp4,73 triliun (62,18% dari pagu Rp7,61 triliun), dengan adanya self blocking sebesar Rp2,76 triliun, realisasi anggaran menjadi 97,67%. Masih terdapat sisa anggaran

merupakan bentuk upaya efisiensi/penghematan belanja

pemerintah, seperti penghematan perjalanan dinas,

penyelenggaraan rapat/koordinasi di luar kantor, penghematan belanja barang dan modal melalui lelang/kontraktual.

Permasalahan yang ditemui dalam pencapaian sasaran produksi terutama komoditas kedelai antara lain: kesulitan lahan untuk perluasan areal tanam, belum optimalnya penerapan teknologi budidaya sesuai rekomendasi dan spesifik lokasi, belum optimalnya system perbenihan, belum adanya penetapan HPP, dan jaminan pemasaran serta harga.

Untuk itu telah dilakukan beberapa upaya antara lain: inventarisasi

lahan untuk perluasan areal tanam kedelai, mendorong

pemberdayaan penangkar benih terutama kedelai, dan

mengusulkan HPP serta memperluas peran Bulog untuk membeli produksi kedelai ditingkat petani.

(6)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

RINGKASAN EKSEKUTIF ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GRAFIK ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Kedudukan, Tugas dan Fungsi ... 4

1.3. Susunan Organisasi dan Tata Kerja Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ... 6

1.4. Sumber Daya Manusia ... 13

1.5. Dukungan Anggaran ... 14

BAB II PERENCANAAN KINERJA ... 17

2.1. Rencana Strategis 2015-2019 ... 17

2.2. Perjanjian Kinerja (PK) Tahun 2016 ... 22

2.3. Rencana Aksi Pencapaian Kinerja Tahun 2016 ... 24

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA ... 25

3.1. Capaian Kinerja ... 25

3.2. Realisasi Anggaran ... 63

BAB IV PENUTUP ... 71

4.1. Kesimpulan ... 71

4.2. Permasalahan ... 72

4.3. Upaya Tindak Lanjut Yang Telah Dilakukan ... 73

4.4. Saran Tindak Lanjut ... 74

(7)
(8)

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Strategis Direktorat

Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2015-2019 ... 19 Tabel 2. Perjanjian Kinerja Direktorat Jenderal Tanaman

Pangan Tahun 2016 ... 24

Tabel 3. Capaian Indikator Kinerja Sasaran Strategis Program Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Tahun 2016 ... 27 Tabel 4. Skala Kinerja Capaian Indikator Produktivitas Padi

2011-2016 ... 28 Tabel 5. Perbandingan Produktivitas, Luas Panen dan

Produksi Padi Tahun 2011-2016 ... 30 Tabel 6. Perkembangan Produktivitas, Luas Panen, dan

Produksi Padi Tahun 2011-2016 ... 31 Tabel 7. Neraca Produksi dan Kebutuhan Beras Tahun 2016 32 Tabel 8. Realisasi Kegiatan Penerapan Budidaya Padi

Tahun 2016 ... 34 Tabel 9. Skala Kinerja Capaian Indikator Produktivitas

Jagung 2011-2016 ... 37 Tabel 10. Perbandingan Produktivitas, Luas Panen, dan

Produksi Jagung Tahun 2011-2016 ... 38 Tabel 11. Perkembangan Produktivitas, Luas Panen dan

Produksi Jagung Tahun 2011-2016 ... 38 Tabel 12. Neraca Produksi dan Kebutuhan Jagung

Tahun 2016 ... 39 Tabel 13. Skala Kinerja Capaian Indikator Produktivitas

Kedelai 2011-2016 ... 43 Tabel 14. Perbandingan Produktivitas, Luas Panen, dan

Produksi Kedelai Tahun 2010-2015 ... 44 Tabel 15. Perkembangan Produktivitas, Luas Panen dan

(9)

Tabel 16. Neraca Produksi dan Kebutuhan Kedelai

Tahun 2016 ... 46 Tabel 17. Skala Kinerja Capaian Indikator Produktivitas

Ubi Kayu 2011-2016 ... 49 Tabel 18. Perbandingan Produktivitas, Luas Panen, dan

Produksi Ubi Kayu Tahun 2011-2016 ... 50 Tabel 19. Perkembangan Produktivitas, Luas Panen dan

Produksi Ubi Kayu Tahun 2011-2016 ... 50 Tabel 20. Tingkat Penggunaan Benih Unggul Bersertifikat

Padi, Jagung, Kedelai Tahun 2016 ... 52 Tabel 21. Perkembangan Tingkat Penggunaan Benih

Unggul Bersertifikat Tahun 2011-2016 Padi,

Jagung, Kedelai ... 54 Tabel 22. Penyebaran Penggunaan Varietas Unggul Padi

Tahun 2016 ... 55 Tabel 23. Penyebaran Penggunaan Varietas Unggul Jagung

Tahun 2016 ... 55 Tabel 24. Penyebaran Penggunaan Varietas Unggul Kedelai

Tahun 2016 ... 56 Tabel 25. Luas Areal Tanaman Padi, Jagung, Kedelai yang

Aman dari Gangguan OPT dan DPI Tahun 2016 ... 57 Tabel 26. Perbandingan Luas Serangan OPT Utama dan

DPI Pada Tanaman Padi Tahun 2016 dan

Tahun 2015 ... 58 Tabel 27. Perbandingan Luas Serangan OPT Utama dan DPI

pada Tanaman Jagung Tahun 2016 dan 2015 ... 58 Tabel 28. Perbandingan Luas Serangan OPT Utama dan DPI

pada Tanaman Kedelai Tahun 2016 dan 2015 ... 59 Tabel 29. Capaian Luas Pertanaman yang Aman Dari

Gangguan OPT dan DPI Tahun 2011-2016 ... 59 Tabel 30. Capaian Luas Areal, Produktivitas dan Produksi

Kacang Tanah, Kacang Hijau dan Ubi Jalar

(10)

Tabel 31. Capaian Nilai IKM Ditjen Tanaman Pangan

Tahun 2015 ... 64 Tabel 32. Realisasi Serapan APBN Sektoral Direktorat

Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011-2016 ... 65 Tabel 33. Realisasi Serapan APBN Sektoral Direktorat

Jenderal Tanaman Pangan Menurut Kegiatan

Tahun 2016 ... 66 Tabel 34. Realisasi Serapan APBN Menurut Jenis Belanja

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2016 .. 66 Tabel 35. Analisis Efektifitas Pelaksanaan Anggaran dan

Kegiatan 2016 ... 68 Tabel 36. Realisasi Serapan Anggaran Subsidi Benih

(11)
(12)

DAFTAR GRAFIK

Grafik 1. Perkembangan Produktivitas, Luas Panen dan

Produksi Padi Tahun 2011-2016 ... 31 Grafik 2. Perkembangan Produktivitas, Luas Panen dan

Produksi Jagung Tahun 2011-2016 ... 39 Grafik 3. Perkembangan Produktivitas, Luas Panen dan

Produksi Kedelai Tahun 2011-2016 ... 45 Grafik 4. Perkembangan Produktivitas, Luas Panen dan

(13)
(14)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Pernyataan Perjanjian Kinerja Direktorat

Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2016 ... 79

Lampiran 2. Jumlah Pegawai Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2016 ... 81

Lampiran 3. Pemantauan Triwulanan Rencana Aksi Pencapaian Indikator Tercapainya Produktivitas Padi, Jagung, Kedelai dan Ubi Kayu Tahun 2016 ... 82

Lampiran 4. Pemantauan Triwulanan Rencana Aksi Pencapaian Indikator Penggunaan Benih Unggul Bersertifikat PAdi, Jagung, Kedelai Tahun 2016 ... 83

Lampiran 5. Pemantauan Triwulanan Rencana Aksi Pencapaian Indikator Luas Areal yang Aman Dari Gangguan OPT dan DPI Padi, Jagung, Kedelai Tahun 2016 ... 84

Lampiran 6. Capaian Produktivitas Padi Tahun 2016 ... 85

Lampiran 7. Capaian Produktivitas Jagung Tahun 2016 ... 86

Lampiran 8. Capaian Produktivitas Kedelai Tahun 2016 ... 87

Lampiran 9. Capaian Produktivitas Ubi Kayu Tahun 2016 .... 88

Lampiran 10. Capaian Luas Panen Padi Tahun 2016 ... 89

Lampiran 11. Capaian Luas Panen Jagung Tahun 2016 ... 90

Lampiran 12. Capaian Luas Panen Kedelai Tahun 2016 ... 91

Lampiran 13. Capaian Luas Panen Ubi Kayu Tahun 2016 ... 92

Lampiran 14. Capaian Produksi Padi Tahun 2016 ... 93

Lampiran 15. Capaian Produksi Jagung Tahun 2016 ... 94

Lampiran 16. Capaian Produksi Kedelai Tahun 2016 ... 95

Lampiran 17. Capaian Produksi Ubi Kayu Tahun 2016 ... 96

Lampiran 18. Penggunaan Benih Padi Bersertifikat Tahun 2016 ... 97

(15)

Lampiran 19. Penggunaan Benih Jagung Bersertifikat

Tahun 2016 ... 98 Lampiran 20. Penggunaan Benih Kedelai Bersertifikat

Tahun 2016 ... 99 Lampiran 21. Luas Serangan OPT dan DPI pada Tanaman

Padi Tahun 2016 ... 100 Lampiran 22. Luas Serangan OPT dan DPI pada Tanaman

Jagung Tahun 2016 ... 101 Lampiran 23. Luas Serangan OPT dan DPI pada Tanaman

Kedelai Tahun 2016 ... 102 Lampiran 24. Realisasi Kegiatan APBN Tahun 2016 ... 103 Lampiran 25. Realisasi Penjualan Benih Bersubsidi

Tahun 2016 ... 109 Lampiran 26. Realisasi Serapan Anggaran Tahun 2016 ... 110

(16)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Sektor pertanian merupakan pilar utama pembangunan

perekonomian Indonesia dikarenakan hampir seluruh kegiatan perekonomian Indonesia berpusat pada sektor tersebut. Sektor pertanian mempunyai peran strategis dalam menjaga stabilitas negara melalui ketersediaan dan ketahanan pangan. Ketahanan pangan merupakan prasyarat bagi suatu bangsa termasuk Indonesia.

Oleh karena itu, pembangunan pangan merupakan prioritas pembangunan nasional dalam masa Kabinet Kerja 2015-2019. Hal ini ditindaklanjuti Kementerian Pertanian dengan menetapkan tujuh komoditas pangan utama yang diprioritaskan untuk dikembangkan lima tahun kedepan, tiga diantaranya merupakan komoditas tanaman pangan yaitu padi, jagung, kedelai. Khusus komoditas padi dan jagung diproyeksikan dapat mencapai swasembada dan surplus berkelanjutan, sehingga tidak ada impor.

Untuk mendukung pencapaian sasaran swasembada pangan, maka Direktorat Jenderal Tanaman Pangan menetapkan prioritas pada upaya peningkatan produksi padi, jagung dan kedelai, serta empat komoditas tanaman pangan lainnya: kacang tanah, kacang hijau, ubi kayu dan ubi jalar dalam rangka mendukung diversifikasi pangan.

Pada periode pembangunan 2015-2019, telah ditetapkan sasaran produksi komoditas unggulan nasional secara tahunan yang dituangkan dalam Rencana Strategis (Renstra) Direktorat Jenderal Tanaman Pangan. Untuk tahun 2016, sasaran produksi padi diproyeksikan 76,22 juta ton gabah kering giling (GKG), jagung 21,35 juta ton pipilan kering (PK), dan kedelai 1,5 juta ton biji kering

(17)

(BK), kacang tanah 756 ribu ton BK, kacang hijau 296 ton BK, ubi kayu 27,07 juta ton umbi basah, dan ubi jalar 2,70 juta ton umbi basah. Namun, dalam perkembangannya sesuai arahan Menteri Pertanian bahwa kegiatan difokuskan pada peningkatan produksi jagung, sasaran produksi seluruh komoditas utama tanaman pangan tahun 2016 mengalami perubahan sebagaimana yang dituangkan dalam revisi Renstra Direktorat Jenderal Tanaman Pangan. Perubahan sasaran produksi tersebut yaitu: padi sebesar 76,23 juta ton GKG, jagung 24 juta ton PK, kedelai 1,2 juta ton BK, kacang tanah 675 ribu ton BK, kacang hijau 267 ton BK, ubi kayu 24,05 juta ton umbi basah, dan ubi jalar 2,44 juta ton umbi basah.

Tahun 2016, Kementerian Pertanian kembali melanjutkan program Upaya Khusus (Upsus) Peningkatan Produksi Padi, Jagung, dan Kedelai yang telah dicanangkan tahun 2015 untuk mendorong dan mempercepat pencapaian sasaran pembangunan yang telah ditetapkan. Program Upsus dimaksudkan untuk meningkatkan integrasi, sinkronisasi, dan keterpaduan program dan kegiatan mulai dari pusat sampai tingkat lapangan.

Dalam mendukung pencapaian sasaran pembangunan tanaman pangan tahun 2016 dialokasikan kegiatan APBN Direktorat Jenderal

Tanaman Pangan dalam Program Peningkatan Produksi,

Produktivitas dan Mutu Hasil Produk Tanaman Pangan. Beberapa kegiatan yang dialokasikan tahun 2016 semua diarahkan pada peningkatan produksi padi, jagung, kedelai, yaitu kegiatan utama pengelolaan produksi tanaman serealia, pengelolaan produksi tanaman aneka kacang dan umbi. Disamping itu ditambah dengan kegiatan pendukung yaitu: pengelolaan sistem penyediaan benih tanaman pangan, penguatan perlindungan tanaman pangan dari gangguan OPT dan DPI, pengolahan dan pemasaran hasil tanaman pangan, pengembangan pengujian mutu benih, dan pengembangan peramalan serangan OPT, serta dukungan manajemen dan teknis

(18)

lainnya.

Dalam melaksanaan program dan kegiatan pembangunan tersebut, tentunya menghadapi berbagai tantangan dan permasalahan yang tidak mudah dan tidak sedikit. Tantangan tersebut antara lain: kondisi perubahan iklim ekstrim, bencana alam, peningkatan jumlah penduduk, laju urbanisasi yang tinggi, serta pasokan dan distribusi pangan yang belum merata. Sementara itu, berbagai permasalahan mendasar yang dihadapi sub sektor tanaman pangan antara lain mencakup aspek: lahan (skala penguasaan lahan oleh petani yang sangat kecil, status kepemilikan sebagian besar belum memiliki sertifikat, alih fungsi, persaingan antar komoditas), infrastruktur (sebagian jaringan irigasi dalam keadaan rusak, terbatasnya jalan usaha tani/jalan produksi), sarana produksi (belum tersedianya benih, pupuk, dan alsintan sesuai dengan kriteria 6 tepat), regulasi, kelembagaan, sumber daya manusia, akses permodalan, dan pemasaran hasil.

Untuk menghadapi tantangan dan permasalahan tersebut, upaya-upaya yang telah dilakukan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan pada tahun 2016, antara lain: melanjutkan program Upaya Khusus (Upsus) peningkatan produksi padi, jagung, dan kedelai; refocusing anggaran dari kegiatan yang kurang produktif (rapat, pertemuan, konsinyering, perjalanan dinas) menjadi lebih produktif dan berdayaguna di lapangan (diantaranya: memperluas fasilitasi penerapan budidaya, tambahan bantuan benih, bantuan alsintan pascapanen), pengembangan dan penguatan desa mandiri benih, penanganan dan antisipasi dini OPT/DPI), meningkatkan koordinasi dan sinergisme antar instansi, serta melakukan perampingan jumlah Satker pengelola anggaran tahun 2016 menjadi 210 Satker dari semula 261 Satker pada tahun 2015.

(19)

Berbagai upaya yang telah dilakukan tersebut tentunya belum sepenuhnya dapat menjawab seluruh tantangan dan permasalahan pembangunan yang ada, mengingat kinerja sub sektor tanaman pangan tidak sepenuhnya tergantung pada lingkup Direktorat Jenderal Tanaman Pangan semata, tetapi juga pihak/instansi lain yang memiliki peran untuk berkontribusi baik secara langsung maupun tidak langsung. Untuk itu, dukungan seluruh pihak pelaku pembangunan pertanian seperti: Kementerian PU dan Perumahan Rakyat, Kementerian Perdagangan, Kementerian Perindustrian, Kemenko, Bulog, Eselon I lain lingkup Kementerian Pertanian,

Pemerintah Daerah (provinsi/kabupaten/kota), dunia usaha,

perbankan, lembaga pembiayaan bukan bank, serta peran aktif petani sebagai pelaku utama pembangunan pertanian sangatlah diharapkan bagi keberlangsungan dan keberhasilan pembangunan sub sektor tanaman pangan dan sektor pertanian Indonesia.

1.2 Kedudukan, Tugas dan Fungsi

Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 45 Tahun 2015 tentang Kementerian Pertanian, dan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 43/Permentan/OT.010/8/2015 tanggal 3 Agustus 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan merupakan salah satu unit Eselon I pada Kementerian Pertanian yang dipimpin oleh Direktur Jenderal yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri Pertanian.

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan bertugas menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang peningkatan produksi padi, jagung, kedelai dan tanaman pangan lainnya, serta menyelenggarakan fungsi:

1) Perumusan kebijakan di bidang penyediaan perbenihan,

(20)

pengolahan, dan pemasaran hasil produksi padi, jagung, kedelai, dan tanaman pangan lainnya, serta pengendalian hama penyakit dan perlindungan tanaman pangan;

2) Pelaksanaan kebijakan di bidang penyediaan perbenihan,

penyelenggaraan budidaya, peningkatan pascapanen,

pengolahan, dan pemasaran hasil produksi padi, jagung, kedelai, dan tanaman pangan lainnya, serta pengendalian hama penyakit dan perlindungan tanaman pangan;

3) Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang

penyediaan perbenihan, penyelenggaraan budidaya,

peningkatan pascapanen, pengolahan, dan pemasaran hasil produksi padi, jagung, kedelai, dan tanaman pangan lainnya, serta pengendalian hama penyakit dan perlindungan tanaman pangan;

4) Pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang penyediaan

perbenihan, penyelenggaraan budidaya, peningkatan

pascapanen, pengolahan, dan pemasaran hasil produksi padi,

jagung, kedelai, dan tanaman pangan lainnya, serta

pengendalian hama penyakit dan perlindungan tanaman pangan;

5) Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang penyediaan

perbenihan, penyelenggaraan budidaya, peningkatan

pascapanen, pengolahan, dan pemasaran hasil produksi padi,

jagung, kedelai, dan tanaman pangan lainnya, serta

pengendalian hama penyakit dan perlindungan tanaman pangan;

6) Pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Tanaman Pangan; 7) Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.

(21)

1.3 Susunan Organisasi dan Tata Kerja Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor

43/Permentan/OT.010/8/2015, tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian, susunan organisasi Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, meliputi: (1) Sekretariat Direktorat Jenderal, (2) Direktorat Perbenihan Tanaman Pangan, (3) Direktorat Serealia, (4) Direktorat Aneka Kacang dan Umbi, (5) Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan, dan (6) Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan.

Selain enam unit kerja Eselon II tersebut, juga dilengkapi tiga Unit Pelaksana Teknis, yaitu: (1) Balai Besar Peramalan Organisme Pengganggu Tumbuhan sesuai Keputusan Menteri Pertanian Nomor 392/Kpts/OT.130/6/2004,(2) Balai Besar Pengembangan dan Pengujian Mutu Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura sesuai Peraturan Menteri Pertanian Nomor 41/Permentan/OT.140/9/2006, dan (3) Balai Pengujian Mutu Produk Tanaman sesuai Keputusan Menteri Pertanian Nomor 393/Kpts/OT.130/6/2004.

Masing-masing unit kerja Eselon II dan Unit Pelaksana Teknis lingkup Direktorat Jenderal Tanaman Pangan tersebut di atas memiliki tugas dan fungsi sebagai berikut:

1. Sekretariat Direktorat Jenderal, bertugas memberikan

pelayanan teknis dan administrasi kepada seluruh unit organisasi di lingkungan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, serta menyelenggarakan fungsi:

a. Koordinasi, penyusunan rencana dan program, anggaran, serta kerjasama di bidang tanaman pangan;

b. Pengelolaan urusan keuangan dan perlengkapan;

c. Evaluasi dan penyempurnaan organisasi, tata laksana, pengelolaan urusan kepegawaian, penyusunan rancangan

(22)

peraturan perundang-undangan, dan pelaksanaan hubungan masyarakat serta informasi publik;

d. Evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kegiatan, serta pemberian layanan rekomendasi di bidang tanaman pangan; e. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Direktorat

Jenderal Tanaman Pangan.

2. Direktorat Perbenihan Tanaman Pangan, bertugas

melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan

kebijakan di bidang peningkatan penyediaan benih padi, jagung, kedelai, dan tanaman pangan lain, serta menyelenggarakan fungsi:

a. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang peningkatan penyediaan varietas, pengawasan mutu, dan produksi benih tanaman pangan;

b. Pelaksanaan kebijakan di bidang peningkatan penyediaan varietas, pengawasan mutu, dan produksi benih tanaman pangan;

c. Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang peningkatan penyediaan varietas, pengawasan mutu, dan produksi benih tanaman pangan;

d. Pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang peningkatan penyediaan varietas, pengawasan mutu, dan produksi benih tanaman pangan;

e. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan kegiatan di bidang peningkatan penyediaan varietas, pengawasan mutu, dan produksi benih tanaman pangan;

f. Pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat Perbenihan Tanaman Pangan.

(23)

3. Direktorat Serealia, bertugas melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang peningkatan produksi padi, jagung dan serealia lain, serta menyelenggarakan fungsi:

a. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang peningkatan produksi padi irigasi dan rawa, padi tadah hujan dan lahan kering serta jagung dan serealia lain;

b. Pelaksanaan kebijakan di bidang peningkatan produksi padi irigasi dan rawa, padi tadah hujan dan lahan kering serta jagung dan serealia lain;

c. Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang peningkatan produksi padi irigasi dan rawa, padi tadah hujan dan lahan kering serta jagung dan serealia lain;

d. Pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang peningkatan produksi padi irigasi dan rawa, padi tadah hujan dan lahan kering serta jagung dan serealia lain;

e. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan kegiatan di bidang peningkatan produksi padi irigasi dan rawa, padi tadah hujan dan lahan kering serta jagung dan serealia lain;

f. Pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat Serealia.

4. Direktorat Aneka Kacang dan Umbi, bertugas melaksanakan

penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang peningkatan produksi kedelai, aneka kacang lain, ubi kayu dan aneka umbi lain, serta menyelenggarakan fungsi:

a. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang peningkatan produksi kedelai, aneka kacang lain, ubi kayu dan aneka umbi lain;

b. Pelaksanaan kebijakan di bidang peningkatan produksi kedelai, aneka kacang lain, ubi kayu dan aneka umbi lain;

(24)

c. Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang produksi kedelai, aneka kacang lain, ubi kayu dan aneka umbi lain;

d. Pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang peningkatan produksi kedelai, aneka kacang lain,ubi kayu dan aneka umbi lain;

e. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan kegiatan di bidang peningkatan produksi kedelai, aneka kacang lain, ubi kayu dan aneka umbi lain;

f. Pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat Aneka Kacang dan Umbi.

5. Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan, bertugas

melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan

kebijakan di bidang pengendalian hama penyakit dan perlindungan tanaman pangan, serta menyelenggarakan fungsi: a. Pengelolaan data dan informasi organisme pengganggu

tumbuhan;

b. Peningkatan kapasitas kelembagaan pengendalian

organisme pengganggu tumbuhan;

c. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang pengendalian organisme pengganggu tumbuhan serealia, aneka kacang dan umbi, serta penanggulangan dampak perubahan iklim; d. Pelaksanaan kebijakan di bidang pengendalian organisme

pengganggu tumbuhan serealia, aneka kacang dan umbi, serta penanggulangan dampak perubahan iklim;

e. Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang pengendalian organisme pengganggu tumbuhan serealia, aneka kacang dan umbi, serta penanggulangan dampak perubahan iklim;

f. Pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang pengendalian organisme pengganggu tumbuhan serealia,

(25)

aneka kacang dan umbi, serta penanggulangan dampak perubahan iklim;

g. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan kegiatan di bidang pengendalian organisme pengganggu tumbuhan serealia, aneka kacang dan umbi, serta penanggulangan dampak perubahan iklim;

h. Pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan.

6. Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman

Pangan, bertugas melaksanakan penyiapan perumusan dan

pelaksanaan kebijakan di bidang peningkatan pascapanen, pengolahan dan pemasaran hasil tanaman pangan, serta menyelenggarakan fungsi:

a. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang peningkatan pascapanen, pengolahan, standardisasi dan penerapan standar mutu serta pemasaran dan investasi tanaman pangan;

b. Pelaksanaan kebijakan di bidang peningkatan pascapanen, pengolahan, standardisasi dan penerapan standar mutu serta pemasaran dan investasi tanaman pangan;

c. Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang peningkatan pascapanen, pengolahan, standardisasi dan penerapan standar mutu serta pemasaran dan investasi tanaman pangan;

d. Pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang peningkatan pascapanen, pengolahan, standardisasi dan penerapan standar mutu serta pemasaran dan investasi tanaman pangan;

e. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan kegiatan di bidang peningkatan pascapanen, pengolahan, standardisasi dan

(26)

penerapan standar mutu serta pemasaran dan investasi tanaman pangan;

f. Koordinasi perumusan dan harmonisasi standar, serta penerapan standar mutu di bidang tanaman pangan;

g. Pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan.

7. Balai Besar Pengembangan Pengujian Mutu Benih Tanaman

Pangan dan Hortikultura (BBPPMBTPH), bertugas

melaksanakan pengembangan pengujian mutu benih dan pemberian bimbingan teknis penerapan sistem manajemen mutu laboratorium pengujian benih tanaman pangan dan hortikultura, serta menyelenggarakan fungsi:

a. Penyusunan program dan evaluasi pengembangan pengujian mutu benih dan bimbingan teknis penerapan sistem manajemen mutu laboratorium pengujian benih;

b. Pelaksanaan pengembangan teknik dan metoda pengujian laboratorium, sertifikasi dan pengawasan peredaran benih tanaman pangan dan hortikultura;

c. Pelaksanaan uji banding (uji profisiensi, unjuk kerja metode, uji arbitrase dan uji acuan) antar laboratorium pengujian benih tanaman pangan dan hortikultura;

d. Pelaksanaan uji petik mutu benih tanaman pangan dan hortikultura yang beredar;

e. Pelaksanaan sertifikasi benih untuk tujuan ekspor (orange, green, and blue certificate);

f. Pelaksanaan pemberian bimbingan teknis penerapan sistem manajemen mutu laboratorium pengujian benih tanaman pangan dan hortikultura;

g. Pelaksanaan sertifikasi sistem mutu dan pemberian hak penandaan SNI pada pelaku usaha perbenihan tanaman pangan dan hortikultura;

(27)

h. Penyusunan informasi dan dokumentasi hasil pengembangan

pengujian mutu benih dan pelaksanaan kerjasama

laboratorium pengujian benih tanaman pangan dan

hortikultura;

i. Pelaksanaan pengelolaan urusan tata usaha dan rumah tangga Balai Besar.

8. Balai Besar Peramalan Organisme Pengganggu Tumbuhan

(BBPOPT), bertugas melaksanakan dan mengembangkan

peramalan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) dan rujukan proteksi tanaman pangan dan hortikultura, serta menyelenggarakan fungsi:

a. Pelaksanaan penyusunan program dan rencana kerja/teknis/ program;

b. Pelaksanaan analisis data dan informasi serangan OPT dan faktor penentu perkembangan OPT;

c. Pelaksanaan pengkajian dan pengembangan teknologi peramalan, pengamatan dan pengendalian OPT berdasarkan sistem Pengendalian Hama Terpadu;

d. Pelaksanaan perumusan peramalan, pengamatan dan pengendalian OPT;

e. Pelaksanaan pemantauan dan evaluasi penerapan teknologi peramalan, pengamatan dan pengendalian OPT;

f. Pelaksanaan pemantauan dan evaluasi pengembangan sistem mutu dan standar laboratorium Pengamatan Hama dan Penyakit;

g. Pemberian pelayanan kegiatan peramalan, pengembangan peramalan OPT, dan rujukan proteksi tanaman pangan dan hortikultura;

(28)

9. Balai Pengujian Mutu Produk Tanaman (BPMPT), bertugas melaksanakan pengujian mutu pestisida, pupuk, dan produk tanaman pangan, hortikultura, serta menyelenggarakanfungsi: a. Pelaksanaan pengelolaan sampel pestisida, pupuk, dan

produk tanaman pangan, hortikultura, dan perkebunan;

b. Pelaksanaan pemeriksaan dan pengujian mutu pestisida, pupuk, dan produk tanaman pangan, hortikultura, dan perkebunan;

c. Pelaksanaan perumusan hasil pemeriksaan dan pengujian mutu pestisida, pupuk, dan produk tanaman pangan, hortikultura, dan perkebunan;

d. Pelaksanaan pengembangan teknik dan metode pemeriksaan dan pengujian mutu pestisida, pupuk, dan produk tanaman pangan, hortikultura, dan perkebunan;

e. Pelaksanaan pemantauan mutu pestisida dan pupuk yang beredar, serta produk tanaman pangan, hortikultura, dan perkebunan;

f. Pemberian pelayanan teknik kegiatan pengujian mutu pestisida, pupuk, dan produk tanaman pangan, hortikultura, dan perkebunan;

g. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga BPMPT.

1.4 Sumber Daya Manusia

Jumlah pegawai Direktorat Jenderal Tanaman Pangan tahun 2016 pada 6 unit kerja Eselon II dan 3 Unit Pelaksana Teknis (UPT) sebanyak 764 orang, terdiri dari golongan I sebanyak 4 orang, golongan II 195 orang, golongan III 499 orang, dan golongan IV 66 orang. Jika dilihat dari jenjang pendidikannya, terdiri dari: S3 sebanyak 7 orang, S2 118 orang, S1/D4 316 orang, SM/D3 51 orang, SLTA 244 orang, SLTP 15 orang, dan SD 13 orang.

(29)

Pegawai tersebut tersebar di Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan sebanyak 168 orang, Direktorat Perbenihan Tanaman Pangan 56 orang, Direktorat Serealia 61 orang, Direktorat Aneka Kacang dan Umbi 54 orang, Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan 66 orang, Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan 72 orang, Balai Besar Pengujian dan Pengembangan Mutu Benih Tanaman Pangan dan Hortukultura (BBPPMBTPH) 62 orang, Balai Besar Peramalan Organisme Pengganggu Tumbuhan (BBPOPT) 93 orang, dan Balai Pengujian Mutu Produk Tanaman (BPMPT) 38 orang, dan 93 orang yang ditugaskan di provinsi. Secara rinci jumlah pegawai Direktorat Jenderal Tanaman Pangan tahun 2016 disajikan pada lampiran.

1.5 Dukungan Anggaran

Pagu awal APBN Sektoral (BA.018) Direktorat Jenderal Tanaman

Pangan tahun 2016 sebesar Rp7,731 triliun. Dalam

pelaksanaannya, terjadi realokasi, penambahan dan penghematan anggaran TA. 2016, yaitu: (1) pada bulan April 2016, terdapat revisi realokasi anggaran antar program lingkup Kementerian Pertanian, dimana pagu APBN Ditjen Tanaman Pangan bertambah menjadi Rp8,014 triliun dengan penambahan anggaran sebesar Rp283,64 miliar untuk fasilitasi penanganan pascapanen berupa pengadaan Combine Harvester kecil 2.208 unit beserta pembinaannya, (2) pada bulan Juli 2016, sesuai Inpres Nomor 4 Tahun 2016 mengenai

Langkah-Langkah Penghematan dan Pemotongan Belanja

Kementerian/ Lembaga dalam rangka Pelaksanaan APBN TA.2016,

terdapat revisi penghematan/pemotongan anggaran lingkup

Kementerian Pertanian, dimana pagu APBN Ditjen Tanaman Pangan berkurang sebesar Rp407,71 miliar menjadi Rp7,607 triliun, dan (3) pada bulan September 2016, sesuai Inpres Nomor 8 Tahun

2016 mengenai Langkah-Langkah Penghematan Belanja

(30)

TA.2016, terdapat revisi penghematan/pemotongan anggaran lingkup Kementerian Pertanian tahap 2, dimana terdapat penghematan anggaran melalui mekanisme blokir mandiri (self

bloking) dan penundaan pencairan dana kegiatan Rp2,764 triliun

dari pagu APBN Ditjen Tanaman Pangan TA. 2016 sebesar Rp7,607 triliun.

Sebagian besar (91,08%) anggaran APBN Direktorat Jenderal Tanaman Pangan dialokasikan di daerah dalam bentuk dana Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan, sisanya (8,92%) merupakan kegiatan koordinasi dan pembinaan di Pusat. Pada tahun 2016, jumlah Satuan Kerja (Satker) APBN lingkup Ditjen Tanaman Pangan sebanyak 210 Satker, yakni: 3 Satker Pusat, 34 Satker Dana Dekonsentrasi Dinas Pertanian Provinsi, 32 Satker Dana Tugas Pembantuan Dinas Pertanian Provinsi, dan 141 Satker Dana Tugas Pembantuan Dinas Pertanian Kabupaten/Kota. Sementara itu, jika dilihat alokasi anggaran menurut kelompok kegiatan,meliputi: (1) Pengelolaan Produksi Tanaman Serealia Rp3,832 triliun (50,37%), (2) Pengelolaan Produksi Tanaman Aneka Kacang dan Umbi Rp978,966 miliar (12,87%), (3) Pengelolaan Sistem Penyediaan Benih Tanaman Pangan Rp455,452 miliar (5,99%), (4) Penguatan Perlindungan Tanaman Pangan dari Gangguan Organisme Pengganggu Tumbuhan dan Dampak Perubahan Iklim Rp166,953 miliar (2,19%), (5) Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan Rp1,936 triliun (25,45%), (6) Pengembangan Metode Pengujian Mutu Benih dan Penerapan Sistem Mutu Laboratorium Pengujian Benih Rp10 miliar (0,13%), (7) Pengembangan Peramalan Serangan Organisme Pengganggu Tumbuhan Rp18,362 miliar (0,24%), dan (8) Dukungan Manajemen dan Teknis Lainnya Rp209,281 miliar (2,75%).

(31)

Selain anggaran sektoral (BA.018), Direktorat Jenderal Tanaman Pangan juga mengelola anggaran subsidi harga benih padi, jagung, dan kedelai (BA.999.07) dengan pagu Rp1,014 triliun yang pelaksanaannya dilakukan dalam bentuk Public Service Obligation

(32)

BAB II

PERENCANAAN KINERJA

2.1. Rencana Strategis 2015-2019

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan sebagai salah satu unit kerja Eselon I Kementerian Pertanian bertindak sebagai penyelenggara kebijakan di bidang peningkatan produksi padi, jagung, kedelai dan tanaman pangan lainnya memiliki peran penting dalam mendukung pembangunan pertanian dan mewujudkan ketahanan pangan nasional sesuai kewenangan, tugas dan fungsi yang diembannya. Untuk melanjutkan kontribusinya dalam pembangunan sektor pertanian tahun 2015-2019, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan telah menyusun Rencana Strategis (Renstra) tahun 2015-2019 yang menjabarkan visi, misi, tujuan, sasaran strategis, kebijakan, program dan kegiatan pembangunan tanaman pangan tahun 2015-2019 sebagai acuan dan arahan bagi seluruh jajaran unit kerja di lingkup Direktorat Jenderal Tanaman Pangan dalam merencanakan dan melaksanakan pembangunan 2015-2019 secara menyeluruh, terintegrasi dan sinergis baik di dalam maupun antar sektor/sub sektor terkait.

Renstra Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 2015-2019 tersebut disusun mengacu pada Renstra Kementerian Pertanian 2015-2019 yang berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2015-2019 Bidang Pangan dan Pertanian,

yang mengamanatkan fokus pembangunan untuk lebih

memantapkan pembangunan secara menyeluruh di berbagai bidang

dengan menekankan pencapaian daya saing kompetitif

perekonomian berlandaskan keunggulan sumber daya alam dan sumber daya manusia berkualitas, serta kemampuan ilmu pengetahuan dan teknologi.

(33)

Sebagai upaya perbaikan dan peningkatan akuntabilitas kinerja, berlandaskan pada pencapaian, permasalahan dan tantangan yang dihadapi dalam pembangunan pertanian yang telah dilaksanakan, serta memperhatikan hasil evaluasi akuntabilitas kinerja tahun 2015 dan mengacu pada Revisi Renstra Kementerian Pertanian 2015-2019, maka pada tahun 2016 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan telah melakukan Revisi Renstra 2015-2019, sebagaimana telah ditetapkan dengan Keputusan Direktur Jenderal Tanaman Pangan Nomor 59a/HK.310/C/6/2016 tanggal 6 Juni 2016. Dalam konteks ini Direktorat Jenderal Tanaman Pangan menyempurnakan kembali visi, misi, tujuan, dan sasaran strategis Renstra 2015-2019 dengan tetap berpedoman pada pencapaian kinerja yang berorientasi

outcome.

Visi dan Misi

Sesuai revisi Renstra 2015-2019, visi Direktorat Jenderal Tanaman Pangan adalah “Terwujudnya pemenuhan kebutuhan pangan yang cukup secara berkelanjutan untuk memperkuat kedaulatan pangan”. Visi tersebut memiliki makna yang luas dan penting dalam upaya melaksanakan pembangunan pangan nasional. Dalam rangka pencapaian visi tersebut, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan juga telah memperbarui misinya agar mencerminkan mandatnya dengan lebih baik, yaitu: (1) mewujudkan ketersediaan pangan yang cukup dan berkelanjutan, (2) mengembangkan komoditas tanaman pangan

yang memiliki nilai tambah dan daya saing, dan (3)

mengembangkan komoditas tanaman pangan yang mendukung bioindustri.

Visi dan misi tersebut menjadi kerangka utama arah pengembangan komoditas tanaman pangan selama periode 2015-2019. Pada tahun 2015-2019, terdapat empat komoditas utama tanaman pangan yang menjadi prioritas dan harus ditingkatkan produksinya, yaitu: padi

(34)

dalam rangka swasembada, jagung untuk memenuhi kebutuhan keragaman pangan dan pakan lokal, kedelai diutamakan untuk mengamankan pasokan dan kebutuhan konsumsi pengrajin tahu dan tempe, dan ubi kayu sebagai penyedia bahan baku bioindustri.

Tujuan dan Sasaran Strategis

Untuk memfokuskan program dan kegiatan yang akan dilaksanakan dalam rangka mewujudkan visi dan misi tersebut, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan menetapkan tujuan dan sasaran strategis yang ingin dicapai pada periode 2015-2019. Tujuan tersebut adalah: (1) terwujudnya swasembada padi, jagung dan meningkatnya produksi kedelai, (2) berkembangnya komoditas tanaman pangan bernilai ekonomi, dan (3) mendukung penyediaan bahan baku bioindustri. Sasaran strategis untuk mencapai tujuan tersebut adalah: (1) terwujudnya peningkatan produksi dan daya saing tanaman pangan, dan (2) terwujudnya peningkatan produksi tanaman pangan mendukung penyediaan bahan baku bioindustri dan bioenergi berkelanjutan

Tabel 1. Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Strategis Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2015-2019

VISI MISI TUJUAN SASARAN

Terwujudnya pemenuhan kebutuhan pangan yang cukup secara berkelanjutan untuk memperkuat kedaulatan pangan

1. Mewujudkan

ketersediaan pangan yang cukup dan berkelanjutan. 1. Terwujudnya swasembada padi, jagung dan meningkatnya produksi kedelai. 1. Terwujudnya peningkatan produksi dan daya saing tanaman pangan.

2. Mengembangkan

komoditas tanaman pangan yang memiliki nilai tambah dan daya saing. 2. Berkembangnya komoditas tanaman pangan bernilai ekonomi. 2. Terwujudnya peningkatan produksi tanaman pangan mendukung penyediaan bahan baku bioindustri dan bioenergi berkelanjutan. 3. Mengembangkan komoditas tanaman pangan yang mendukung bioindustri. 3. Mendukung penyediaan bahan baku bioindustri.

(35)

Untuk menjabarkan tujuan dan sasaran strategis agar terukur dan dapat dicapai secara nyata, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan juga telah menetapkan indikator kinerja dan target kinerja yang akan dicapai dalam periode 2015-2019. Secara rinci indikator kinerja dan target kinerja tujuan dan sasaran strategis Direktorat Jenderal Tanaman Pangan tahun 2015-2019 disajikan pada lampiran.

Arah Kebijakan dan Strategi

Untuk mencapai tujuan dan sasaran strategis, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan menetapkan kebijakan:

1) Pengembangan gerakan penerapan teknologi;

2) Penguatan sentra penangkaran benih dengan memantapkan hubungan penyediaan benih berdasarkan kelas benih dan tata kelembagaan yang baik;

3) Penguatan gerakan pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan dan Dampak Perubahan Iklim dengan dukungan sarana pengendalian;

4) Pengembangan penanganan pascapanen sesuai kebutuhan lapangan;

5) Penguatan dukungan program tematik dan tata kelola kepemerintahan yang baik dan reformasi birokrasi.

Strategi operasional peningkatan produksi tanaman pangan ditempuh melalui dua strategi utama:

1) Perluasan Areal Tanam

Peluasan areal tanam dilakukan melalui upaya: peningkatan indeks pertanaman (IP) pada lahan eksisting melalui optimalisasi lahan, perbaikan jaringan irigasi JITUT, JIDES, TAM dan pompanisasi, pencetakan lahan baru/cetak sawah, pemanfaatan lahan terlantar, dan konservasi lahan yang berkelanjutan, serta penanaman tumpang sari di lahan perkebunan dan kehutanan.

(36)

2) Peningkatan Produktivitas

Peningkatan produktivitas dilakukan melalui upaya: peningkatan penggunaan benih unggul bermutu, perbaikan pengelolaan tanaman terpadu (PTT), pengamanan tanaman dari gangguan OPT dan DPI (banjir dan kekeringan), serta penguatan penanganan panen dan pascapanen.

Program dan Kegiatan

Sesuai pedoman Reformasi Perencanaan dan Penganggaran (RPP), dan mengacu pada Renstra Kementerian Pertanian 2015-2019, maka dalam Renstra Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 2015-2019 telah ditetapkan Program Direktorat Jenderal Tanaman

Pangan yakni “Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan

Mutu Hasil Produksi Tanaman Pangan”. Program ini menjadi acuan dalam menterjemahkan tujuan, sasaran strategis dan target kinerja yang telah dirumuskan ke dalam kegiatan-kegiatan dan rencana aksi yang bersifat operasional.

Melalui program ini ditetapkan empat sasaran strategissebagai berikut: (1) tercapainya produktivitas tanaman pangan, (2) meningkatnya penggunaan benih varietas unggul bersertifikat, (3) terkendalinyaluas areal tanaman pangan dari gangguan OPT dan DPI, dan (4) menurunnya susut hasil/losses tanaman pangan.

Kegiatan program yang dilaksanakan meliputi: (1) Pengelolaan Produksi Tanaman Serealia, (2) Pengelolaan Produksi Tanaman Aneka Kacang dan Umbi, (3) Pengembangan Sistem Penyediaan Benih Tanaman Pangan, (4) Penguatan Perlindungan Tanaman Pangan dari Gangguan Organisme Pengganggu Tumbuhan dan Dampak Perubahan Iklim, (5) Penanganan Pascapanen Tanaman Pangan, (6) Pengembangan Metode Pengujian Mutu Benih dan Penerapan Sistem Mutu Laboratorium Pengujian Benih, (7)

(37)

Pengembangan Peramalan Serangan Organisme Pengganggu Tumbuhan, dan (8) Dukungan Manajemen dan Teknis Lainnya.

2.2. Perjanjian Kinerja (PK) Tahun 2016

Perjanjian kinerja merupakan pelaksanaan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan sesuai dengan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.Dokumen perjanjian kinerja merupakan dokumen yang berisikan penugasan dari pimpinan instansi yang lebih tinggi kepada pimpinan instansi yang lebih rendah untuk melaksanakan program/kegiatan yang disertai dengan indikator kinerja.Melalui perjanjian kinerja terwujudlah komitmen penerima amanah dan kesepakatan antara penerima dan pemberi amanah atas kinerja terukur tertentu berdasarkan tugas, fungsi dan wewenang serta sumberdaya yang tersedia.

Sesuai dengan kedua peraturan tersebut diatas (Perpres No. 29/2014 dan Permen PAN & RB No. 53/2014), pada tahun 2016 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan telah menetapkan perjanjian kinerja sebagai komitmen dalam mewujudkan pencapaian sasaran strategis pembangunan tanaman pangan tahun 2016.Perjanjian Kinerja Direktorat Jenderal Tanaman Pangan tahun 2016 tersebut berisikan 10 indikator kinerja utama beserta targetnya dengan mempertimbangkan kriteria: spesifik, dapat diukur (measureable), dapat dicapai (attainable), berjangka waktu tertentu (time bound), serta dapat dipantau dan dikumpulkan. Di samping itu, dalam rangka keterpaduan dan sinergitas pencapaian strategi organisasi dan meningkatkan kinerja, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan juga telah melaksanakan penetapan/penandatanganan perjanjian

(38)

kinerja mulai dari level pejabat Eselon II hingga pejabat Eselon IV lingkup Direktorat Jenderal Tanaman Pangan.

Perjanjian Kinerja Direktorat Jenderal Tanaman Pangan tahun 2016 ditetapkan pertama kali pada bulan Januari 2016. Dalam perjalanan waktu, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan melakukan revisi perjanjian kinerja tahun 2016 sebanyak tiga kali, dikarenakan adanya revisi DIPA TA. 2016 dan revisi Renstra 2015-2019, yaitu: (1) pada bulan Maret 2016, terdapat realokasi anggaran antar kegiatan lingkup Direktorat Jenderal Tanaman Pangan dalam rangka refocusing kegiatan mendukung pencapaian produksi padi tahun 2016, dan perubahan nomenklatur kegiatan penanganan pascapanen tanaman pangan (1765) menjadi pengolahan dan pemasaran hasil tanaman pangan (5885) sesuai perubahan nomenklatur unit kerja Direktorat Jenderal Tanaman Pangan berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor43/Permentan/ OT.010/8/2015tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian, (2) pada bulan Mei2016, terdapat realokasi anggaran antar kegiatan lingkup Direktorat Jenderal Tanaman Pangandan penambahan anggaran untuk fasilitasi penanganan pascapanen,dan (3) pada bulan Agustus 2016, terdapat penghematan/pemotongan anggaran, sesuai Inpres No. 4 Tahun 2016 mengenai Langkah-Langkah Penghematan dan Pemotongan Belanja Kementerian/ Lembaga dalam rangka Pelaksanaan APBN TA.2016, dan perubahan indikator kinerja sesuai revisi Renstra 2015-2019 yang telah ditetapkan dengan Keputusan Direktur Jenderal Tanaman Pangan Nomor 59a/HK.310/C/6/2016 tanggal 6 Juni 2016.

Perjanjian Kinerja Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2016 berdasarkan perubahan/revisi pada bulan Agustus 2016 disajikan pada Tabel 2.

(39)

Tabel 2. Perjanjian Kinerja Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2016

Satuan Target

1. Tercapainya Produktivitas Padi (Ku/Ha) 52,35

2. Tercapainya Produktivitas Jagung (Ku/Ha) 52,63

3. Tercapaianya Produktivitas Kedelai (Ku/Ha) 15,76

4. Tercapainya Produktivitas Ubi Kayu (Ku/Ha) 240,00

5. Terlaksananya Penggunaan Benih Unggul Bersertifikat Untuk Padi (%) 50,00

6. Terlaksananya Penggunaan Benih Unggul Bersertifikat Untuk Jagung (%) 50,00

7. Terlaksananya Penggunaan Benih Unggul Bersertifikat Untuk Kedelai (%) 35,00

8. Terlaksananya Luas Areal Tanaman Pangan Aman Dari Gangguan OPT dan DPI Padi (%) 93,00

9. Terlaksananya Luas Areal Tanaman Pangan Aman Dari Gangguan OPT dan DPI Jagung (%) 98,00

10. Terlaksananya Luas Areal Tanaman Pangan Aman Dari Gangguan OPT dan DPI Kedelai (%) 97,00

Sasaran Strategis:

Terwujudnya Peningkatan Produksi dan Daya Saing Tanaman Pangan Indikator Kinerja

2.3. Rencana Aksi Pencapaian Kinerja Tahun 2016

Dalam pencapaian sasaran kinerja tahun 2016, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan telah merumuskan rencana aksi pencapaian kinerja selama setahun yang dilaksanakan dalam rangkain waktu periodik triwulanan. Rencana aksi pencapaian indikator kinerja per triwulanan selama tahun 2016 secara rinci disajikan pada lampiran.

(40)

BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA 3.1. Capaian Kinerja

3.1.1. Capaian Sasaran Program dan Indikator Utama

Pada Perjanjian Kinerja (PK) tahun 2016, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan telah menetapkan target kinerja pencapaian

sasaran program pembangunan tanaman pangan, yaitu:

“Meningkatkan Produksi Tanaman Pangan”, dengan 10 indikator kinerja utama.

Pengukuran capaian kinerja dilakukan dengan membandingkan realisasi terhadap target masing-masing indikator kinerja. Tingkat capaian kinerja dikelompokkan berdasarkan metode scoring dengan kategori sebagai berikut: skala 1: sangat berhasil, dengan capaian > 100%; skala 2:berhasil, dengan capaian 80-100%; skala 3:cukup berhasil, dengan capaian 60-79%; dan skala 4:kurang berhasil dengan capaian < 60%.

Pengukuran realisasi indikator kinerja diperoleh dengan cara sebagai berikut:

1) Indikator kinerja tercapainya produktivitas padi, jagung, kedelai dan komoditas pangan lainnya diperoleh melalui hasil pengukuran/survey ubinan dilapangan oleh petugas BPS (Koordinator Statistik Kecamatan) dan Petugas Pertanian (Mantri tani/KCD) di wilayah kerja kecamatan masing-masing. Hasil pengukuran produktivitas dari lapangan selanjutnya dikumpulkan dan dilaporkan secara berjenjang dari tingkat kecamatan ke kabupaten/kota, dari kabupaten/kota ke provinsi dan dari provinsi ke pusat (BPS dan Kementan/Ditjen Tanaman

(41)

Pangan) melalui Sistem Informasi Manajemen Tanaman Pangan (SIMTP).

Luas tanam dan panen dihitung dan dikumpulkan oleh petugas pertanian (Mantri Tani/KCD) di masing-masing wilayah kerja kecamatan. Hasil penghitungan luas panen dilaporkan bulanan secara berjenjang dari tingkat kecamatan ke kabupaten/kota, dari kabupaten/kota ke provinsi dan dari provinsi ke pusat (BPS dan Kementan/Ditjen Tanaman Pangan) melalui Sistem Informasi Manajemen Tanaman Pangan (SIMTP). Penghitungan angka produksi dilakukan dengan cara mengalikan data produktivitas dan luas panen.

Status angka produktivitas, luas panen dan produksi tahun 2016 yang digunakan dalam Laporan Kinerja ini adalah Angka Prakiraan yang telah dibahas antara Kementan (Direktorat Jenderal Tanaman Pangan) dengan BPS tanggal 5-7 Oktober 2016 dan dirilis secara resmi oleh Direktur Jenderal Tanaman Pangan tanggal 1 November 2016.

2) Indikator kinerja terlaksananya penggunaan benih unggul bersertifikat dihitung berdasarkan jumlah benih bersertifikat yang digunakan oleh petani dibandingkan terhadap total penggunaan benih dari seluruh pertanaman masing-masing komoditas pada tahun yang bersangkutan.

Komponen yang digunakan dalam menghitung penggunaan benih varietas unggul bersertifikat, meliputi penggunaan benih dari pasar bebas (swadaya petani), bantuan benih, Cadangan Benih Nasional dan Subsidi Benih. Data dikumpulkan oleh Petugas Pengawas Benih di lapangan dilaporkan ke provinsi (BPSBTPH) dan dari provinsi dilaporkan ke pusat (Direktorat Perbenihan) setiap bulan melalui website, e-mail dan pos.

(42)

3) Indikator kinerja pengamanan tanaman dari gangguan OPT dan DPI diperoleh melalui hasil perhitungan perbandingan luas pertanaman yang terkena serangan OPT Utama dan DPI (banjir dan kekeringan) menurut jenis komoditas dengan total luas pertanaman selama tahun bersangkutan.

Data luas serangan OPT dan DPI diperoleh dari hasil pengamatan Petugas POPT tingkat kecamatan dan dilaporkan ke Koordinator POPT Kabupaten/kota, dari Koordinator ke LPHP selanjutnya disampaikan ke provinsi (BPTPH Provinsi), dan dari provinsi disampaikan ke pusat/Direktorat Perlindungan Tanaman Ditjen Tanaman Pangan setiap dua mingguan melalui Si_Lintan, e-mail dan pos.

Tabel 3. Capaian Indikator Kinerja Sasaran Strategis Program Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2016

Satuan Target Realisasi Capaian

(%)

Kategori Capaian

1. Tercapainya Produktivitas Padi (Ku/Ha) 52,35 52,64 100,55 Sangat Berhasil 2. Tercapainya Produktivitas Jagung (Ku/Ha) 52,63 52,83 100,38 Sangat Berhasil 3. Tercapainya Produktivitas Kedelai (Ku/Ha) 15,76 15,06 95,56 Berhasil 4. Tercapainya Produktivitas Ubi Kayu (Ku/Ha) 240,00 241,98 100,83 Sangat Berhasil 5. Terlaksananya Penggunaan Benih Unggul Bersertifikat

Untuk Padi (%) 50,00 44,39 88,78 Berhasil 6. Terlaksananya Penggunaan Benih Unggul Bersertifikat

Untuk Jagung (%) 50,00 51,70 103,40 Sangat Berhasil 7. Terlaksananya Penggunaan Benih Unggul Bersertifikat

Untuk Kedelai (%) 35,00 55,74 159,26 Sangat Berhasil 8. Terlaksananya Luas Areal Tanaman Pangan Aman Dari

Gangguan OPT dan DPI Padi (%) 93,00 98,20 105,59 Sangat Berhasil 9. Terlaksananya Luas Areal Tanaman Pangan Aman Dari

Gangguan OPT dan DPI Jagung (%) 98,00 98,62 100,63 Sangat Berhasil 10. Terlaksananya Luas Areal Tanaman Pangan Aman Dari

Gangguan OPT dan DPI Kedelai (%) 97,00 96,79 99,78 Berhasil

Indikator Kinerja Sasaran Strategis

Sasaran Program:

Meningkatnya Produksi Tanaman Pangan

(43)

3.1.2. Evaluasi dan Analisis Pencapaian Kinerja Tahun 2016 Dari sepuluh indikator kinerja utama Direktorat Jenderal Tanaman Pangan tahun 2016, menghasilkan kinerja tujuh indikator dengan capaian kategori Sangat Berhasil (capaian diatas 100%) meliputi produktivitas padi, jagung, ubi kayu, penggunaan benih unggul bersertifikat jagung, kedelai, dan pengamanan tanaman padi dan jagung. Sedangkan tiga indikator dengan kategori Berhasil (capaian 80-100%) yaitu produktivitas kedelai, penggunaan benih unggul bersertifikat padi, dan pengamanan tanaman kedelai.

3.1.2.1. Produktivitas Padi

Berdasarkan Angka Prakiraan 2016, produktivitas padi 52,64 ku/ha, luas panen 15,036 juta ha dan produksi 79,141 juta ton GKG. Capaian produktivitas padi 2016 lebih tinggi 0,29 ku/ha atau mencapai 100,55% terhadap target (Sangat Berhasil). Namun bila dibandingkan terhadap tahun 2015, menurun 0,78 ku/ha (1,45%), tetapi meningkat 1,15 ku/ha (2,23%) terhadap rerata produktivitas

periode 2011-2015. Apabila dibandingkan terhadap target

produktivitas tahun 2019 (akhir RPJMN 2015-2019) sebesar 53,14 ku/ha, capaian 2016 telah hampir mencapai target 2019 (99,06%).

Tabel 4. Skala Kinerja Capaian Indikator Produktivitas Padi 2011-2016

2011 2012 2013 2014 2015 Rerata

2011-2015 2016*)

1 Target (Ku/Ha) 55,93 50,10 52,00 51,83 51,40 52,25 52,35 2 Realisasi (Ku/Ha) 49,80 51,36 51,52 51,35 53,41 51,49 52,64 3 Capaian (%) 89,04 102,51 99,08 99,07 103,91 98,72 100,55

4 Kategori Capaian Berhasil Sangat

Berhasil Berhasil Berhasil

Sangat Berhasil Berhasil Sangat Berhasil Tahun No. Uraian

(44)

Kinerja capaian produktivitas tahun 2011-2015 yang fluktuatif berkisar antara 89,04% sampai 103,91% dan rerata 98,72%, meskipun capaian tahun 2016 bukan merupakan yang tertinggi, namun lebih tinggi dibanding rerata. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa upaya yang dilakukan pada tahun 2016 cukup berhasil mendorong peningkatan produktivitas hingga mampu mencapai produktivitas yang lebih tinggi dan melampaui target yang ditetapkan.

Luas panen padi tahun 2016 mencapai 15,04 juta ha meningkat 920 ribu ha (6,52%) dibanding tahun 2015. Apabila dibandingkan dengan target tahun 2016 mencapai 103,26%, dan telah mencapai 97,34% terhadap target 2019 (akhir RPJMN 2015-2019) sebesar 15,45 juta ha. Sedangkan bila dibandingkan terhadap rerata luas panen periode 2011-2015, meningkat cukup signifikan seluas 1,36 juta ha (9,91%).

Sementara itu, produksi padi tahun 2016 menunjukkan keberhasilan yang cukup memuaskan mencapai 79,14 juta ton GKG atau 103,82% dari target 76,23 juta ton GKG. Selain mencapai target, juga meningkat cukup tinggi 3,744 juta ton GKG (4,97%) dibandingkan tahun 2015. Begitu juga terhadap rerata produksi tahun 2011-2015 meningkat 8,674 juta ton GKG (12,31%). Apabila dibandingkan dengan target tahun 2019 (akhir RPJMN 2015-2019) produksi padi 2016 mencapai 96,42% terhadap target 2019 (80,078 juta ton GKG). Produksi padi tahun 2016 mencapai 103,83% jika dibandingkan dengan target produksi padi pada Indikator Kinerja Utama (IKU) Kementerian Pertanian yang berdasarkan Renstra edisi revisi sebesar 76,22 juta ton GKG.

Peningkatan produksi padi tahun 2016 dibandingkan dengan tahun 2015 yang cukup besar terjadi karena adanya peningkatan luas panen sebesar 0,92 juta ha (6,54%). Peningkatan luas panen pada

(45)

tahun 2016 ini dikarenakan adanya pertanaman pada periode Oktober-Desember 2015 yang memberikan peningkatan yang signifikan pada luas panen periode Januari-Maret 2016. Selain itu, pengaruh dari adanya La Nina yang terjadi pada tahun 2016 yang cenderung “kemarau basah” dan terjadi hujan diatas normal selama tahun 2016 telah menciptakan peluang untuk tanam musim ketiga pada area yang biasanya hanya mempunyai dua musim tanam. Musim tanam ketiga menyumbang sekitar 21% terhadap produksi padi tahunan yang biasanya tergantung pada air irigasi. Estimasi didasarkan pada potensi panen pada bulan Agustus dan perkiraan curah hujan bulan Agutus 2016 di bagian tengah dan barat Jawa dan daerah-daerah selatan Sumatera.

Tabel 5. Perbandingan Produktivitas, Luas Panen dan Produksi Padi Tahun 2011-2016

No. Uraian

% Capaian Selisih % Capaian Selisih % Capaian Selisih 1 Produktvitas (Ku/Ha) 51.49 53.41 52.35 52.64 102.24 1.15 98.56 (0.77) 100.55 0.29 2 Luas Panen (000 Ha) 13,679 14,115 14,561 15,036 109.91 1,356 106.52 920 103.26 475 3 Produksi (000 Ton) 70,467 75,398 76,226 79,141 112.31 8,674 104.97 3,744 103.82 2,915 Realisasi 2016 *) Rerata 2011-2015 Perbandingan Realisasi 2016 Thd. Realisasi 2015 Target 2016 Target 2016 Rerata 2011-2015 Realisasi 2015

Keterangan: *) Realisasi tahun 2016 merupakan angka prakiraan

Dalam periode tahun 2011-2015, produktivitas padi meningkat rata-rata 1,78% per tahun, dari 49,49 ku/ha pada tahun 2011 menjadi 53,41ku/ha pada tahun 2015, sementara pada tahun 2016 meningkat 0,55%. Luas panen padi meningkat rerata 1,69% per tahun, dari 13,20 juta ha pada tahun 2011 menjadi 14,12 juta ha pada tahun 2015, pada tahun 2016 meningkat 6,52%. Sementara itu produksi padi rerata tumbuh 3,51% per tahun, dari 65,76 juta ton GKG tahun 2011 menjadi 75,39 juta ton GKG pada tahun 2015, tahun 2016 meningkat signifikan 4,97%.

(46)

Tabel 6. Perkembangan Produktivitas, Luas Panen, dan Produksi Padi Tahun 2011-2016

Rerata Realisasi

2011 2012 2013 2014 2015 2011-2015 2016 *) 2011-2015 2015-2016

1 Produktvitas (Ku/Ha) 49.80 51.36 51.52 51.35 53.41 51.49 52.64 1.78 (1.44) 2 Luas Panen (000 Ha) 13,204 13,446 13,835 13,797 14,115 13,679 15,036 1.69 6.52 3 Produksi (000 Ton) 65,757 69,056 71,280 70,846 75,398 70,467 79,141 3.51 4.97

No. Uraian Realisasi Tahun % Pertumbuhan

Keterangan: *) Realisasi tahun 2016 merupakan angka prakiraan

Grafik 1. Perkembangan Produktivitas, Luas Panen dan Produksi Padi Tahun 2011-2016

Produksi padi tahun 2016 berdampak terhadap pencapaian swasembada dan surplus beras yang cukup besar 12,19 juta ton atau mencapai indeks swasembada 136,01%. Perhitungan tersebut dilakukan dengan cara membandingkan antara produksi beras dengan kebutuhan. Produksi padi tahun 2016 (Angka Prakiraan) setara dengan 46,03 juta ton beras tersedia untuk konsumsi. Sementara itu kebutuhan beras tahun 2016 sebesar 33,84 juta ton meliputi: konsumsi langsung penduduk (tingkat konsumsi 124,89 kg/kapita/tahun, jumlah penduduk 258,71 juta jiwa), pakan

ternak/unggas, industri bukan makanan dan kehilangan

hasil/susut/tercecer. 47,00 48,00 49,00 50,00 51,00 52,00 53,00 54,00 2011 2012 2013 2014 2015 2016*) Produktvitas (Ku/Ha) 12.000 12.500 13.000 13.500 14.000 14.500 15.000 15.500 2011 2012 2013 2014 2015 2016*) Luas Panen (000 Ha)

50.000 55.000 60.000 65.000 70.000 75.000 80.000 85.000 2011 2012 2013 2014 2015 2016*) Produksi (000 Ton)

(47)

Tabel 7.Neraca Produksi dan Kebutuhan Beras Tahun 2016

No. Uraian Volume Satuan

1 Produksi Padi/Gabah (GKG) 79.141.352 Ton

2 Kebutuhan/Konsumsi Gabah 5.777.319 Ton

3 Gabah Tersedia (Produksi Gabah (1) - Konsumsi Gabah (2)) 73.364.033 Ton 4 Beras tersedia (62,74% x Gabah Tersedia (3)) 46.028.594 Ton

5 Kebutuhan/Konsumsi Beras 33.842.420 Ton

6 Neraca Surplus/Defisit (Beras Tersedia (4) - Konsumsi Beras (5)) 12.186.174 Ton 7 Jumlah Penduduk (Proyeksi BPS 2010-2035) 258.704.986 Jiwa 8 Konsumsi Beras Perkapita 124,89 Kg/Kapita/Thn 9 Indeks Swasembada (Beras Tersedia (3) / Konsumsi Beras (5)) 136,01 %

Keterangan:

• Produksi merupakan angka prakiraan

• Penghitungan (konsumsi gabah, gabah tersedia, beras tersedia, konsumsi beras) berdasarkan formula BPS dan BKP

• Konsumsi beras perkapita berdasarkan angka Bappenas

Peningkatan luas panen dan produksi padi tahun 2016 didukung oleh kegiatan utama padi yaitu: kegiatan padi inbrida peningkatan produktivitas, padi perluasan areal tanam melalui peningkatan

indeks pertanaman, padi perluasan areal, padi hibrida,

pengembangan desa pertanian organik untuk padi, dan

pengembangan padi dengan teknologi budidaya hazton,

peningkatan penggunaan benih unggul bersertifikat melalui pemberian bantuan benih, perbaikan jaringan irigasi tersier, optimasi lahan, peningkatan perlindungan tanaman dari gangguan OPT dan DPI, perbaikan penanganan pascapanen, peningkatan penyuluhan, pengawalan dan pendampingan yang dilakukan oleh petugas pertanian bekerjasama dengan TNI/Babinsa dan mahasiswa dalam program UPSUS.

Beberapa kegiatan APBN yang mendukung terjadinya peningkatan produktivitas, luas panen dan produksi padi tahun 2016 antara lain:

(48)

1) Penerapan Budidaya Padi

Target kegiatan penerapan budidaya padi tahun 2016 seluas 2.202.054 ha, terdiri dari: padi inbrida peningkatan produktivitas 1.512.598 ha, padi perluasan areal tanam melalui peningkatan indeks pertanaman 301.657 ha, padi hibrida 38.000 ha, padi perluasan areal tanam (PAT) 306.864 ha, pengembangan desa pertanian organik untuk padi 2.440 ha,dan budidaya padi dengan teknologi hazton 40.495 ha.

Fasilitasi bantuan kegiatan budidaya padi produktivitas perluasan areal peningkatan indeks pertanaman, dan padi hibrida yang diberikan berupa benih dan alat tanam jajar legowo. Sementara untuk pengembangan desa pertanian organik, selain bantuan benih dan alat tanam, juga diberikan bantuan berupa pupuk organik, pestisida nabati, MOL, dan fasilitasi pendukung pertanian organik. Demikian juga budidaya padi dengan teknologi budidaya Hazton selain bantuan benih dan alat tanam, juga diberikan bantuan berupa pupuk organik, pupuk organik cair (POC) lengkap, decomposer, dan agensia hayati.

Realisasi tanam kegiatan penerapan budidaya padi mencapai 2.154.673 ha (97,85%), terdiri dari: padi inbrida peningkatan produktivitas 1.482.329 ha (98,00%), padi perluasan areal tanam melalui peningkatan indeks pertanaman 288.166 ha (95,53%), padi hibrida 37.471 ha (98,61%), padi perluasan areal tanam (PAT) 304.346 ha (99,18%), pengembangan desa pertanian organik untuk padi 2.286 ha (93,69%), budidaya padi dengan teknologi hazton 40.074 ha (98,96%). Sisa kegiatan seluas 47.381 ha sampai akhir Desember 2016 sedang dalam persemaian.

(49)

Luas panen kegiatan penerapan budidaya padi mencapai 596.193 ha, produksi 3.828.193 ton dan produktivitas 64,21 ku/ha, atau 122,66% terhadap target (52,35 ku/ha), dengan rincian padi inbrida peningkatan produktivitas 67,95 ku/ha, padi perluasan areal tanam melalui peningkatan indeks pertanaman 57,22 ku/ha, padi hibrida 74,66 ku/ha, padi perluasan areal tanam 51,75 ku/ha, pengembangan desa pertanian organik untuk padi 54,25 ku/ha, dan budidaya padi dengan teknologi hazton 43,69 ku/ha.

Tabel 8. Realisasi Kegiatan Penerapan Budidaya Padi Tahun 2016

Rencana Realisasi Panen Produktvitas Produksi

(Ha) (Ha) (Ha) (Ha) (Ku/Ha) (Ton)

1 Padi Inbrida Peningkatan Produktivitas 1,512,598 1,482,329 98.00 420,543 67.95 2,857,511 2 Padi Inbrida PAT PIP 301,657 288,166 95.53 70,860 57.22 405,490 3 Padi Hibrida 38,000 37,471 98.61 11,107 74.66 82,929 4 Padi Inbrida PAT 306,864 304,346 99.18 89,913 51.75 465,325 5 Pengembangan desa pertanian organik padi 2,440 2,286 93.69 534 54.25 2,897 6 Pengembangan padi teknologi hazton 40,495 40,074 98.96 3,236 43.69 14,138

2,202,054

2,154,673 97.85 596,193 64.21 3,828,193

No. Uraian

Jumlah

Realisasi

2) Pengelolaan Sistem Penyediaan Benih Padi

Kegiatan pengelolaan sistem penyediaan benih padi telah mampu menyediakan benih yang berkualitas di lapangan sehingga meningkatkan penggunaan benih unggul bersertifikat padi pada tahun 2016 yang mencapai 180.928 ton setara luas 7,24 juta ha atau 43,52% dari total luas tanam 16,63 juta ha. Capaian tersebut didukung oleh kegiatan: pemberdayaan penangkar, bantuan benih, subsidi benih, penguatan dan pengembangan desa mandiri benih, serta ketersediaan benih di pasar bebas yang cukup. Peningkatan penggunaan benih

Gambar

Tabel 1.  Visi,  Misi,  Tujuan  dan  Sasaran  Strategis  Direktorat  Jenderal  Tanaman Pangan Tahun 2015-2019
Tabel 2.  Perjanjian Kinerja Direktorat Jenderal Tanaman Pangan   Tahun 2016
Tabel 3.  Capaian  Indikator  Kinerja  Sasaran  Strategis  Program  Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2016
Tabel 4.  Skala Kinerja Capaian Indikator Produktivitas Padi 2011-2016
+7

Referensi

Dokumen terkait

Globalisasi adalah keterkaitan dan ketergantungan antar bangsa dan antar manusia di seluruh dunia melalui perdagangan, investasi, perjalanan, budaya populer, dan bentuk- bentuk

Tujuan dari penelitian ini adalah: 1) Mendeskripsikan penerapan Model Pembelajaran CTL (Contextual Teaching and Learning) pada siswa kelas V MI Miftahul

Transendensi diri merupakan suatu kontinuum, mulai dari sense of self yang lebih luas mencakup sense of self sebagai individu yang terpisah dari individu lain dan sebagai

Sementara itu, Snooze (ranjang bawah) yang memiliki dimensi lebih kecil daripada INAP at Capsule Hostel dapat menampung ruang gerak yang paling baik dibanding

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh fear of failure terhadap perilaku cheating akademik pada siswa SMA Al-Ulum Medan.. Fear of failure merupakan bentuk

Pelanggaran apa pun terhadap hukum yang berlaku, Pedoman Perilaku ini, atau kebijakan perusahaan dapat dikenai tindakan disipliner, mulai dari teguran hingga pemutusan hubungan

Strategi brand placement adalah strategi kegiatan penempatan nama merek, produk, kemasan produk, lambang atau logo tertentu dalam sebuah film, acara televisi

Surat Ijin Studi Pendahuluan Program Studi Farmasi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta... Surat Ijin Penelitian Program Studi Farmasi