• Tidak ada hasil yang ditemukan

MODUL XII PSIKOLOGI KEPRIBADIAN II PSIKOLOGI TRANSPERSONAL. Transpersonal Psychology, The Fourth Force of Psychology

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MODUL XII PSIKOLOGI KEPRIBADIAN II PSIKOLOGI TRANSPERSONAL. Transpersonal Psychology, The Fourth Force of Psychology"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

MODUL XII

PSIKOLOGI KEPRIBADIAN II

PSIKOLOGI TRANSPERSONAL

Transpersonal Psychology, The Fourth Force of Psychology

Psikologi transpersonal dimulai dari psikologi humanistik, dan kemudian menjadi

lebih khusus, dengan kajian yang lebih khusus. Maslow menambahkan psikologi

transpersonal pada tiga aliran utama psikologi Barat. Bagi Maslow, behaviorisme dan

psikoanalisa memiliki jangkauan yang terlalu terbatas untuk membentuk dasar psikologi

yang lengkap. Psikoanalisa sangat berasal dari studi psikopatologi, sementara

behaviorisme berusaha mengurangi kompleksitas sifat manusia kepada prinsip yang

lebih sederhana namun tidak membahas tentang hal-hal mengenai nilai-nilai,

kesadaran, cinta kasih, dll.

Pada awal tahun 1960an, psikologi humanistik muncul dari kajian Maslow,

Rogers, dan para ahli lain yang menaruh perhatian pada kesehatan psikologis dan

keberfungsian yang efektif. Banyak psikolog humanistik yang telah menggunakan teori

Maslow, terutama karyanya mengenai aktualisasi diri, sebagai kerangka bagi tulisan dan

penelitian mereka.

Pada tahun 1968, Maslow menemukan keterbatasan pada model humanistik.

Dalam mengeksplorasi sifat alamiah manusia lebih jauh, ia menemukan bahwa terdapat

kemungkinan-kemungkinan melampaui aktualisasi diri. Ketika pengalaman puncak

(peak experiences) sangat kuat, sense of self berpendar menjadi kesadaran penuh dari

suatu keutuhan yang lebih besar. Sehingga istilah aktualisasi diri tampaknya menjadi

tidak memadai untuk menggambarkan pengalaman-pengalaman ini.

Transpersonal psychology atau psikologi transpersonal berkontribusi pada

perhatian dan pengakuan terhadap aspek spiritual dari pengalaman manusia. Tingkat

pengalaman ini telah digambarkan terutama dalam bahasa literatur religi, atau teologi.

(2)

Suatu tugas utama dari psikologi transpersonal adalah untuk menyediakan bahasa

ilmiah dan kerangka ilmiah untuk materi ini.

Psikologi transpersonal berada pada batas antara psikologi dan pengalaman

spiritual. Psikologi Transpersonal merupakan ranah psikologi yang mengintegrasikan

konsep, teori dan metode psikologi dengan materi dan praktek disiplin spiritual.

Perhatiannya mencakup pengalaman spiritual, mystical states of consciousness,

mindfulness dan praktek meditatif, shamanic states, ritual, tumpang tindih antara

pengalaman spiritual dan kondisi gangguan seperti psikosis dan depresi, dan dimensi

transpersonal dari relasi, layanan, menghadapi dunia, dan banyak topik lainnya. Konsep

utama dalam psikologi transpersonal adalah transendensi diri, atau rasa identitas diri

yang lebih dalam atau lebih tinggi, lebih luas atau lebih menyatu secara keseluruhan.

Transendensi diri ini mengakui nilai personal serta menjunjung non-duality dan

transpersonal sebagai dasar keberadaan dan kesadaran yang lebih fundamental.

Orientasi dari psikologi transpersonal bersifat inklusif, menghargai serta

mengintegrasikan beberapa hal berikut:

Psikologis dan spiritual

Penderitaan dan exceptional mental health

Kondisi kesadaran yang biasa dan tidak biasa

Perspektif barat modern, perspektif timur, pandangan postmodern, dan cara

pandang tradisi pribumi, serta

Analisis intelektual, pengalaman langsung dan perenungan

Psikologi transpersonal merupakan suatu ranah yang memberikan insight / pencerahan

berdasarkan penelitian dan pengalaman, serta menyediakan praktek untuk evaluasi dan

konfirmasi (atau diskorfirmasi) temuan-temuannya. Psikologi transpersonal juga adalah

lapangan praktek pengintegrasian dan pengevaluasian metode untuk menilai dan

mengembangkan potensi manusia sepenuhnya dan realisasinya.

KONSEP UTAMA DALAM PSIKOLOGI TRANSPERSONAL

Banyak orang mengalami kesulitan untuk menangkap gagasan mengenai

psikologi transpersonal. Satu masalah dalam memahami psikologi transpersonal adalah

(3)

bahwa kita membutuhkan suatu dasar dalam pengalaman personal untuk

menghubungkan secara langsung terhadap konsep-konsep ini. Tanpa pengalaman

personal, konsep-konsep ini tetap akan menjadi kosong dan abstrak.

Berikut merupakan daftar konsep yang membantu dalam memahami psikologi

transpersonal.

• CONTEXT, CONTENT, AND PROCESS

Konteks: asumsi filosofis dari suatu bidang, orientasinya, sikap dan pendekatan;

akan mengarahkan penelitian dan praktek. Karakteristik dari konteks transpersonal

mencakup transendensi diri, non-duality, kesehatan mental optimal, dan kesehatan

intrinsic serta kebijaksanaan dari masing-masing individu dan masing-masing bagian

secara keseluruhan

Isi: materi yang dibahas dalam suatu bidang, topik penelitian, teori dan prakteknya.

Mencakup mystical, shamanic dan kondisi serupa lainnya, transendensi diri,

kesadaran, kesulitan dalam perjalanan spiritual seperti spiritual emergency,

hubungan antara kondisi transpersonal dan psikopatologi, dll.

Proses: berbagai praktek yang digunakan dalam suatu bidang. Proses transpersonal

meliputi praktek dari tradisi spiritual (seperti meditasi) dan metode psikologi yang

dapat berguna dalam perjalanan spiritual (seperti menghadapi kecemasan atau

patologi diri).

Menggunakan konsep-konsep ini, ada dua cara untuk mendefinisikan psikologi

transpersonal. Psikologi transpersonal dapat didefinisikan sebagai suatu area kajian,

yaitu tumpang tindih antara spiritual dan psikologi. Dengan definisi ini, psikologi

transpersonal tidak memiliki pandangan atau konteks khusus, dan psikologi

interpersonal didefinisikan oleh isi dan prosesnya. Psikologi transpersonal memiliki

suatu focus namun dapat terdiri dari pendekatan teoretis yang berbeda dalam focus

tersebut, misalnya, behavioral, psikodinamika, atau kognitif.

(4)

Psikologi transpersonal juga dapat didefinisikan dari konteksnya, sebagai suatu

metateori atau paradigma (dapat dibandingkan dengan behaviorisme atau psikologi

kognitif). Definisi ini berfokus pada pandangan khusus, prinsip dan keyakinannya.

• SELF-TRANSCENDENCE AND DISIDENTIFICATION

Maslow mengemukakan transendensi diri sebagai kebutuhan tertinggi dalam hirarki

kebutuhannya dan bahwa tampaknya pada beberapa individu yang

mengaktualisasikan dirinya ada kebutuhan untuk menemukan komuni dan

keterkaitan dengan kosmos. Maslow mengemukakan bahwa kebutuhan tersebut

dimotivasi oleh peak experiences (pengalaman tertinggi) dan pengalaman lain dari

keterhubungan dengan keseluruhan dan transendensi diri.

Miles Vich mengemukakan bahwa transendensi diri merupakan karakteristik sentral

yang mendefinisikan psikologi transpersonal. Transendensi diri adalah suatu

keberadaan / rasa diri yang tidak didasarkan atau diidentifikasikan pada individu

sebagai suatu entitas terpisah, tidak terhubung dari bagian keseluruhan lainnya.

Transendensi diri adalah mengetahui diri sebagai bagian dari bagian keseluruhan

yang lebih besar, melampaui identifikasi dengan riwayat personal, tubuh dan citra

diri, dan relasi objek dengan identifikasi yang lebih dalam, yang lebih terintegrasi dan

mencakup dimensi spiritual.

Kondisi kesadaran dimana sense of self diperluas melampaui definisi pada

umumnya dan citra diri dari kepribadian individual. Transendensi diri mengacu pada

pengalaman langsung dari suatu koneksi, harmoni atau kesatuan fundamental

dengan orang lain dan dunia. ‘Self’/’Diri’ yang transenden adalah kepribadian atau

ego-self, kumpulan dari konsep diri, citra diri, dan peran-peran yang berkembang

melalui interaksi seseorang. Pendekatan transpersonal menganggap bahwa ego-self

ini tidaklah sama dengan sifat atau esensi orang yang sebenarnya dan bahwa

transendensi diri membuka seseorang pada pengalaman alamiah yang lebih dalam

ini.

Disidentifikasi adalah: hilangnya atau terdisintegrasinya rasa diri yang wajar. Suatu

langkah penting menuju transpersonal, tetapi bukan transpersonal dalam dan

(5)

tentang diri sendiri. Salah satu jenis disidentifikasi adalah melepaskan rasa ‘diri yang

terpisah’ (separate self). Transendensi diri adalah pergerakan menuju non-duality.

Transendensi diri tidak perlu menegasikan rasa individualitas dan rasa personal,

meskipun pada tingkat identitas yang lebih dalam atau lebih tinggi, mungkin terjadi.

Transendensi diri merupakan suatu kontinuum, mulai dari sense of self yang lebih

luas mencakup sense of self sebagai individu yang terpisah dari individu lain dan

sebagai individu sebagai bagian dari bagian yang lebih besar sampai pada

transendensi diri yang melampaui sense of self sebagai suatu entitas individu.

• PEAK EXPERIENCES (PENGALAMAN PUNCAK)

Merupakan suatu istilah yang berasal dari Maslow. Maslow ingin mempelajari

pengalaman mistikal dan pengalaman lain dari kesehatan mental yang optimal,

namun ia merasa konotasi agama dan spiritualitas akan terlalu membatasi. Dengan

demikian, ia mulai menggunakan ‘peak experiences’ sebagai istilah yang netral.

Suatu pengalaman puncak (peak experience) memiliki beberapa karakteristik

sebagai berikut:

• emosi yang sangat kuat atau emosi positif mirip dengan kegirangan,

• rasa damai dan ketenangan yang mendalam,

• perasaan menyatu, dalam harmoni dengan alam semesta,

• suatu perasaan akan pemahaman yang lebih dalam,

• suatu perasaan yang merupakan pengalaman yang sangat khusus yang

dapat menjadi sulit atau tidak mungkin untuk digambarkan secara

memadai dalam kata-kata.

Penelitian dalam hal pengalaman puncak telah mengidentifikasi frekuensi, pemicu,

korelasi psikososial dan konsekuensi dari pengalaman puncak tersebut. Misalnya,

hampir semua dalam survey yang representatif melaporkan beberapa jenis

pengalaman puncak, dan suatu persentase kecil melaporkan pengalaman puncak

yang luar biasa memiliki kemiripan dengan pengalaman mistikal klasik. Telah

ditemukan juga bahwa orang-orang cenderung tidak membahas pengalaman puncak

dengan orang lain. Alasan yang paling umum adalah bahwa mereka merasa

pengalaman tersebut bersifat personal dan intim yang tidak ingin mereka bagikan.

(6)

Mereka tidak memiliki kata-kata yang memadai untuk menjelaskannya, dan mereka

takut orang lain akan merendahkan pengalaman tersebut atau berpikir bahwa

mereka tidak waras (Davis, et al., 1991). Psikologi transpersonal mendorong

gagasan pengalaman puncak sebagai jendela yang penting pada kesehatan mental

dan keberfungsian penuh sebagai manusia.

• FIRST-HAND AND SECOND-HAND RELIGION; SPIRITUALITY AND RELIGION

First-hand religion didasarkan pada pengalaman langsung individu, disebut juga

pengalaman mistikal. Second-hand religion didasarkan pada pengalaman orang lain,

otoritas, atau dogma. Pembedaan ini seringkali dilihat sebagai perbedaan antara

spiritualitas (first-hand) dan agama (second-hand). Psikologi transpersonal tertarik

mengakaji pada spiritualitas dan bukan agama.

• HIERARCHY OF NEEDS AND DEVELOPMENTAL SPECTRUM

Realitas bersifat terstruktur (seperti substansi, pikiran, jiwa) dan identitas serta

kesadaran berkembang secara teratur. Keterstrukturan ini telah dilihat sebagai suatu

hirarki. Hirarki kebutuhan Maslow merefleksikan hal ini seperti halnya spektrum

perkembangan Wilber. Wilber mengemukakan tiga tahapan identitas, yaitu

prapersonal, personal dan transpersonal. Disini, transpersonal mengacu pada suatu

tingkatan khusus atau jenis organisasi pemahaman identitas dan refleksi diri.

Hal ini berguna untuk membantu membedakan antara aktualisasi diri dan

transendensi diri. Aktualisasi diri merupakan pemenuhan potensi individu dan hidup

dalam cara yang otentik secara eksistensial. Sedangkan transendensi diri

digambarkan dengan menemukan kenyamanan diri di dalam dan sebagai bagian

dari kosmos, melampaui kebutuhan dan identitas individu.

• EXTRAPERSONAL AND TRANSPERSONAL

Transpersonal mengacu pada kondisi urutan yang lebih tinggi dari integrasi dan

perkembangan menuju kesatuan atau non-duality. Ekstrapersonal mengacu pada

kondisi diluar kesadaran normal yang tidak selalu terintegrasi. Berbagai jenis kondisi

(7)

anomaly seperti mengalami kondisi supranatural (misalnya melihat makhluk halus),

termasuk dalam ekstrapersonal tapi bukanlah transpersonal.

• OPTIMAL MENTAL HEALTH

Melampaui apa yang dianggap mungkin oleh pendekatan psikologi lainnya.

Kesehatan mental biasanya dilihat sebagai coping yang memadai terhadap tuntutan

lingkungan dan resolusi dari konflik personal, namun pada pandangan psikologi

transpersonal kesehatan mental optimal mencakup suatu awareness penuh,

pemahaman diri dan pemenuhan diri. Kesehatan mental optimal juga mencakup

gagasan melayani orang lain. Pengalaman puncak merupakan contoh dari kondisi

optimal kesehatan mental, dengan perluasan ‘awareness’, kebebasan dari konflik

internal dan defisiensi, serta kontak otentik dengan orang lain sebagai sifat yang

permanen. Psikologi transpersonal mengeksplorasi dan memvalidasi kondisi yang

diistilahkan sebagai pencerahan, kebangkitan atau kebebasan oleh aturan spiritual

(Walsh and Vaughan, 1993).

• SPIRITUAL EMERGENCY

Suatu pengalaman yang mengganggu berasal dari pengalaman spiritual. Pada

umumnya, psikologi transpersonal memiliki pandangan bahwa krisis psikologis dapat

menjadi bagian dari suatu perkembangan yang sehat dan tidak selalu merupakan

tanda psikopatologi. Terkait sangat dekat dengan hal ini adalah pandangan bahwa

seseorang yang sehat secara intrinsik dan kesehatan ini dapat termanifestasi

dengan cara yang tampaknya patologis.

Suatu contoh spesifik dari pandangan transpersonal mengenai krisis psikologis telah

dikembangkan oleh Stan Grof dan Christina Grof (1989), yang telah membuat

kontribusi penting lainnya terhadap teori transpersonal. Mereka menyadari bahwa

suatu pengalaman transpersonal, atau emergensi spiritual, di bawah kondisi tertentu

dapat menjadi sangat mengganggu seperti dalam banyak karakteristik dari beberapa

psikopatologi. Lukoff (1985) telah menunjukkan kegunaan pembedaan ‘pengalaman

mistik dengan tampilan psikotik’ dengan reaksi psikosis singkat dan mania.

(8)

• MEDITATION

Praktek untuk memfokuskan atau menenangkan proses mental dan

meningkatkan kondisi transpersonal. Seperti prinsip conditioning merupakan

metode kunci dalam behaviorisme; interpretasi dan katarsis merupakan

metode dalam psikoanalisis; maka meditasi merupakan metode kunci dalam

psikologi transpersonal. Diadaptasi dari tradisi spiritual di Timur dan Barat,

sebagian besar bentuk meditasi mencakup pemusatan perhatian pada satu

objek (seperti nafas seseorang atau sebuah kata yang diulang-ulang secara

pelan), atau perhatian penuh pada semua konten kesadaran. Teknik

spesifiknya memang berbeda, namun kedua bentuk meditasi memiliki tujuan

utama untuk memperluas kesadaran dan transendensi diri. Transendensi diri,

mengeksplorasi alam pikiran dan identitas, dan memperluas sense of self

telah menjadi kegunaan utama dari meditasi dan berlanjut menjadi nilai

primer dalam suatu kerangka transpersonal. Akan tetapi, meditasi juga sering

dipakai sebagai teknik relaksasi atau psikoterapeutik. Penelitian empiris telah

dipublikasikan pada tahun-tahun belakangan yang menjelaskan dan

memvalidasi berbagai efek dari meditasi, baik untuk regulasi diri dan

memperluas kesadaran. Apakah system transpersonal mencakup suatu

praktek meditasi atau tidak, pelatihan kesadaran dari waktu ke waktu

kesadaran (awareness) adalah salah satu dasar dari psikologi transpersonal.

Referensi

Dokumen terkait

It will particularly discuss two popular Islamic Chick Lit Santri Semelekete [Funky Islamic Boarding School Girl] (2005) by Ma’rifatun Baroroh and Jilbab Britney Spears: Catatan

Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat ditarik beberapa kesimpulan yaitu terdapat perbedaan yang signifikan antara rerata waktu TMSH pekerja

Watermarking (tanda air) dapat diartikan sebagai suatu teknik penyembunyian data atau informasi “rahasia” kedalam suatu data lainnya untuk “ditumpangi” (kadang disebut

Ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi oleh mahasiswa sebelum untuk dapat mengikuti PPL II. Mahasiswa telah menempuh minimal 110 SKS, dan lulus mata kuliah MKDK,

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja Puskesmas Poncol mengalami peningkatan dari tahun 2014, akan tetapi dari tiga variabel penilaian yang meliputi program

PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS IV SEKOLAH DASAR.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

bahwa penetapan batas waktu pembayaran dan penyetoran pajak telah diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 184/PMK.03/2007 tentang Penentuan Tanggal Jatuh

Kerjasama kelompok DIMENSI Sangat Memuaskan (80-100) Memuaskan (70-79) Cukup (60-69) Kurang Memuas-kan (40-59) Di bawah standard (<40) SKOR HSL PENI- LAIAN Kehadiran Semua anggota