• Tidak ada hasil yang ditemukan

Ketua. Asep Kurnia, S.H., M.H

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Ketua. Asep Kurnia, S.H., M.H"

Copied!
90
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

i

tingkat kehadiran dan ketidakhadiran pemilih di TPS (voter turn-out), menyisakan beberapa fenomena yang perlu dikaji melalui pendekatan empiris rasional.

Data menunjukkan adanya kenaikan angka partisipasi dari 80,7% pada Pileg 2009, menjadi 81, 55% pada 2014, namun tingkat partisipasi Pilpres 2014 sebesar 78,84% lebih rendah dibanding Pileg 2014. Pada Pemilukada 2013 angka partisipasi pemilih sebesar 78,75%, sedangkan pada Pemilukada tahun 2008 angka partisipasi pemilih sebesar 80,73%. Selain itu, fenomena golput selalu muncul, baik dalam pileg maupun pilpres. Demi perbaikan penyelenggaraan pemilu di masa mendatang, masalah ini perlu ditelisik sedemikian rupa melalui kegiatan riset sehingga dapat diketahui faktor-faktor pemicu dan jalan keluarnya secara tepat.

Untuk itu, sebagaimana diinstruksikan melalui SE Nomor 155/KPU/IV/2015, KPU mengagendakan kegiatan riset tentang partisipasi dalam pemilu yang dilaksanakan KPU provinsi maupun kabupaten/kota, tak terkecuali Kabupaten

Sumedang, untuk mendapatkan data yang valid mengenai faktor-faktor yang

berpengaruh terhadap tinggi rendahnya tingkat partisipasi masyarakat dalam pemilu.

Pada hakikatnya, pemilu merupakan implementasi dari salah satu ciri demokrasi, yakni pelibatan rakyat secara langsung dalam menentukan arah dan kebijakan negara. Pada fase ini, masyarakat menjadi tokoh kunci dalam proses penentuan eksekutif dan legislatif baik di pusat maupun daerah. Karenanya, tingkat partisipasi politik masyarakat dalam pemilu sangat penting untuk dielaborasi

melalui penyelenggaraan riset, karena rendah atau tingginya partisipasi

(3)

ii

dapat memberikan pijakan empirik mengenai persoalan dalam partisipasi pemilih, sehingga dapat berkontribusi positif pada penyusunan program dan kebijakan kepemiluan. Harapan ke depan, angka partisipasi dalam pemilu berada pada titik paling ideal, tanpa dibayangi fenomena peningkatan angka golput.

Ketua

(4)

[iii]

DAFTAR ISI ………... iii

DAFTAR TABEL……… v

DAFTAR GAMBAR ……….. ix

DAFTAR LAMPIRAN ………... ix

BAB I PENDAHULUAN ………. 1

A. Latar Belakang Masalah ……….. 1

B. Rumusan Masalah ……… 2

C. Tujuan Penelitian ……… 2

D. Manfaat Penelitian ………... 3

BAB II KERANGKA TEORI ……… 4

A. Selayang Pandang tentang Sumedang……… 4

B. Voting Behavior dan Non Voting Behavior……….... 4

C. Golongan Putih (Golput) ………. 5

D. Hasil Penelitian yang Relevan ………... 6

BAB III METODE PENELITIAN……….. 9

A. Waktu dan Tempat Penelitian …….………. 9

B. Variabel Penelitian………. 9

C. Metode Penelitian……… 10

D. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel ………. 11

E. Teknik Pengumpulan Data ………. 12

F. Teknik Analisis Data……… 13

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ……… 16

A. Data dan Analisis Data ……….. 16

1. Hasil Data Angket Pemilu Legislatif (Pileg) ……… 16

2. Hasil Data Angket Pemilu Presiden (Pilpres) …………... 31

3. Hasil Data Angket Pemilu Kepala Daerah (Pilkada) …… 45

(5)

[iv]

3. Pembahasan Mengenai Motivasi Pemilih

Datang ke TPS ………..………. 63

4. Pembahasan Mengenai Alasan Pemilih Tidak Datang ke TPS ………..………... 63

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN………. 65

A. Kesimpulan………..……… 65

B. Saran………..………..……… 68 LAMPIRAN-LAMPIRAN………..………..……..

(6)

[v]

Tabel 4.1 Rekapitulasi Responden Pileg Berdasarkan Jenis

Kelamin ………. 17

Tabel 4.2 Rekapitulasi Responden Pileg Berdasarkan Usia ……… 17

Tabel 4.3 Rekapitulasi Responden Pileg Berdasarkan Pendidikan

Terakhir………..………..……… 18

Tabel 4.4 Rekapitulasi Responden Pileg Berdasarkan Pekerjaan

Selain KPU………..………..………. 19

Tabel 4.5 Rekapitulasi Responden Pileg Berdasarkan Penghasilan…….. 19

Tabel 4.6 Rekapitulasi Data Berdasarkan Perolehan Sosialisasi

Pileg dari KPU……….……… 20

Tabel 4.7 Rekapitulasi Data Berdasarkan Perolehan Sosialisasi

Pileg dari Selain KPU………..……….. 21

Tabel 4.8 Rekapitulasi Jenis Media Sosialisasi Pileg……… 21

Tabel 4.9 Rekapitulasi Data Berdasarkan Kepahaman Tujuan Pileg …... 22

Tabel 4.10 Rekapitulasi Data Berdasarkan Anggapan Tingkat

Kepentingan Pileg………..……… 23

Tabel 4.11 Rekapitulasi Data Berdasarkan Aktivitas Rutin……… 24

Tabel 4.12 Rekapitulasi Data Berdasarkan Minat Berpartisipasi

dalam Pileg………..………..……….. 24

Tabel 4.13 Rekapitulasi DataBerdasarkan Daerah Asal Calon

Legislatif………..………..………. 25

Tabel 4.14 Rekapitulasi Data Berdasarkan Sejauhmana Responden

Mengenal Calon Legislatif………..………..… 25

Tabel 4.15 Rekapitulasi Data Berdasarkan Sejauhmana Responden

Mengetahui Visi Misi Calon Legislatif……….. 26

Tabel 4.16 Rekapitulasi Data Berdasarkan Kepercayaan terhadap

(7)

[vi]

Tabel 4.19 Rekapitulasi Data Berdasarkan Terdaftar Tidaknya

Pemilih di DPT………..………..………... 29

Tabel 4.20 Rekapitulasi Data Berdasarkan Perolehan Undangan

Pileg………..………..………..……….. 29

Tabel 4.21 Rekapitulasi Data tentang Motivasi Datang ke TPS Pileg …… 30

Tabel 4.22 Rekapitulasi Data tentang Alasan Tidak Datang ke

TPS Pileg………..………..……… 30

Tabel 4.23 Rekapitulasi Responden Pilpres Berdasarkan Jenis

Kelamin………..………..………... 31

Tabel 4.24 Rekapitulasi Responden Pilpres Berdasarkan Usia…………... 32

Tabel 4.25 Rekapitulasi RespondenPilpres Berdasarkan Tingkat

Pendidikan………..………..……….. 32

Tabel 4.26 Rekapitulasi Responden Pilpres Berdasarkan Pekerjaan …….. 33

Tabel 4.27 Rekapitulasi Responden Pilpres Berdasarkan Penghasilan ….. 34

Tabel 4.28 Rekapitulasi Data Berdasarkan Perolehan Sosialisasi

Pilpres dari KPU………..………..………. 35

Tabel 4.29 Rekapitulasi Data Berdasarkan Perolehan Sosialisasi dari

selain KPU………..………..……….. 35

Tabel 4.30 Rekapitulasi Jenis Media Sosialisasi Pilpres………. 36

Tabel 4.31 Rekapitulasi Data Berdasarkan Anggapan Tingkat

Kepentingan Pilpres………..………..………... 37

Tabel 4.32 Rekapitulasi Data Berdasarkan Aktivitas Rutin……… 37

Tabel 4.33 Rekapitulasi Data Berdasarkan Minat Berpartisipasi

dalam Pilpres………..………..……….. 38

Tabel 4.34 Rekapitulasi Data Berdasarkan Sejauhmana Responden

(8)

[vii]

Tabel 4.37 Rekapitulasi Data Berdasarkan Anggapan terhadap

Tingkat Kesulitan Teknis Pilpres………..……… 41

Tabel 4.38 Rekapitulasi Data Berdasarkan Pengetahuan tentang

Penggunaan KTP dalam Pilpres………..……….. 42

Tabel 4.39 Rekapitulasi Data Berdasarkan Terdaftar Tidaknya

Pemilih di DPT………..………..………... 43

Tabel 4.40 Rekapitulasi Data Berdasarkan Perolehan Undangan

Pilpres………..………..………. 43

Tabel 4.41 Rekapitulasi Data tentang Motivasi Datang ke TPS

Pilpres………..………..………..……... 44

Tabel 4.42 Rekapitulasi Data tentang Alasan Tidak Datang ke TPS

Pilpres………..………..………. 44

Tabel 4.43 Rekapitulasi Responden Pilkada Berdasarkan Jenis

Kelamin………..………..………..…… 45

Tabel 4.44 Rekapitulasi Responden Pilkada Berdasarkan Usia ………… 46

Tabel 4.45 Rekapitulasi Responden Pilkada Berdasarkan Pendidikan

Terakhir………..………..………..…… 46

Tabel 4.46 Rekapitulasi Responden Pilkada Berdasarkan Pekerjaan ……. 47

Tabel 4.47 Rekapitulasi Responden Pilkada Berdasarkan Penghasilan …. 48

Tabel 4.48 Rekapitulasi Data Berdasarkan Perolehan Sosialisasi

Pilkada dari KPU………..………..……… 49

Tabel 4.49 Rekapitulasi DataBerdasarkan Perolehan Sosialisasi

Pilkada dari selain KPU………..………... 49

Tabel 4.50 Rekapitulasi Jenis Media Sosialisasi Pilkada……… 50

Tabel 4.51 Rekapitulasi Data Berdasarkan Anggapan Tingkat

(9)

[viii]

Mengetahui Visi Misi Calon Kepala Daerah………. 53

Tabel 4.55 Rekapitulasi Data Berdasarkan Kepercayaan terhadap

Dampak Positif Hasil Pilkada………..……….. 53

Tabel 4.56 Rekapitulasi Data Berdasarkan Anggapan terhadap

Tingkat Kesulitan Teknis Pilkada………..……… 54

Tabel 4.57 Rekapitulasi Data Berdasarkan Pengetahuan Responden

tentang Penggunaan KTP dalam Pilkada………... 55

Tabel 4.58 Rekapitulasi Data Berdasarkan Terdaftar Tidaknya

Pemilih di DPT………..………..………... 55

Tabel 4.59 Rekapitulasi Data Berdasarkan Perolehan Undangan

Pilkada………..………..………..…….. 56

Tabel 4.60 Rekapitulasi Data tentang Motivasi Datang ke TPS 56

Tabel 4.61 Rekapitulasi Data tentang Alasan Tidak Datang ke TPS …….. 57

Tabel 4.62 Ringkasan Hasil Uji Hubungan Faktor-Faktor Terkait

Kegiatan Pemilu dengan Kedatangan/Ketidakdatangan

Pemilih………..………..……… 58

Tabel 4.63 Urutan Media Sosialisasi Pemilu yang Digunakan

Pemilih yang Datang………..……… 62

Tabel 4.64 Urutan Media Sosialisasi Pemilu yang Digunakan Pemilih

yang Tidak Datang………..………..………… 62

Tabel 4.65 Motivasi Pemilih Datang ke TPS………. 63

(10)

[ix]

Gambar 4.2 Alasan Pemilih Tidak Datang ke TPS Pileg …………..……. 31

Gambar 4.3 Media Sosialisasi Pilpres Menurut Kedatangan Pemilih ke

TPS ………..……… 36

Gambar 4.4 Alasan Pemilih Tidak Datang ke TPS Pilpres ………. 45

Gambar 4.5 Media Sosialisasi Pilkada Menurut Kedatangan Pemilih ke

TPS ……...………..………..………. 50

Gambar 4.6 Alasan Pemilih Tidak Datang ke TPS Pilkada……… 57

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Rekapitulasi Jumlah Daftar Pemilih dan Tingkat Partisipasi

Pemilih Dalam Penyelenggaraan Pemilihan Umum di

Kabupaten Sumedang ... 70

Lampiran 2 Kuesioner Riset Partisipasi Pemilu pada Pemilu Tahun

(11)

[x]

b. Hubungan antara kedatangan dan ketidakdatangan dengan usia c. Hubungan antara kedatangan dan ketidakdatangan dengan pendidikan d. Hubungan antara kedatangan dan ketidakdatangan dengan pekerjaan e. Hubungan antara kedatangan dan ketidakdatangan dengan penghasilan

f. Sosialisasi

1) Hubungan antara kedatangan dan ketidakdatangan pemilih ke TPS dengan sosialisasi yang dilakukan oleh KPU

2) Hubungan antara kedatangan dan ketidakdatangan pemilih ke TPS dengan sosialisasi yang dilakukan oleh selain KPU

3) Bentuk sosialisasi

g. Hubungan antara kedatangan dan ketidakdatangan pemilih dengan kepahaman terhadap tujuan pemilu legislatif

h. Tingkat kepentingan pemilu menurut responden

1) Hubungan antara kedatangan dan ketidakdatangan dengan anggapan pemilih akan pentingnya pemilu

2) Hubungan antara kedatangan dan ketidakdatangan dengan aktivitas rutin responden

i. Hubungan antara kedatangan dan ketidakdatangan pemilih dengan minat

untuk berpartisipasi dalam pemilu legislatif

j. Mengenal calon legislatif

1) Hubungan antara kedatangan dan ketidakdatangan dengan daerah asal calon legislatif

2) Hubungan antara kedatangan dan ketidakdatangan pemilih dengan sejauh mana pemilih mengenal calon legislatif

3) Hubungan antara kedatangan dan ketidakdatangan pemilih dengan sosialisasi visi misi calon legislatif

(12)

[xi]

1) Hubungan antara kedatangan dan ketidakdatangan dengan kepahaman pemilih terhadap teknis pelaksanaan pemilu

2) Hubungan antara kedatangan dan ketidakdatangan dengan

pengetahuan pemilih bahwa KTP bisa digunakan jika tidak terdaftar sebagai pemilih

3) Hubungan antara kedatangan dan ketidakdatangan dengan terdaftar tidaknya pemilih di Daftar Pemilih Tetap

4) Hubungan antara kedatangan dan ketidakdatangan dengan perolehan surat undangan untuk pemilih datang ke TPS

m. Motivasi pemilih datang ke TPS

n. Alasan pemilih tidak datang ke TPS pada pemilu legislatif

2. Hasil Data Angket Pemilu Presiden

a. Hubungan antara kedatangan dan ketidakdatangan dengan jenis kelamin b. Hubungan antara kedatangan dan ketidakdatangan dengan usia

c. Hubungan antara kedatangan dan ketidakdatangan dengan tingkat pendidikan

d. Hubungan antara kedatangan dan ketidakdatangan dengan pekerjaan e. Hubungan antara kedatangan dan ketidakdatangan dengan penghasilan

f. Sosialisasi

1) Hubungan antara kedatangan dan ketidakdatangan pemilih ke TPS dengan sosialisasi yang dilakukan oleh KPU

2) Hubungan antara kedatangan dan ketidakdatangan pemilih ke TPS dengan sosialisasi yang dilakukan oleh selain KPU

3) Bentuk Sosialisasi

g. Tingkat kepentingan pemilu menurut responden

1) Hubungan antara kedatangan dan ketidakdatangan dengan anggapan pemilih akan pentingnya pemilu presiden

(13)

[xii]

i. Mengenal calon presiden

1) Hubungan antara kedatangan dan ketidakdatangan pemilih dengan sejauhmana pemilih mengenal calon presiden

2) Hubungan antara kedatangan dan ketidakdatangan pemilih dengan sosialisasi visi misi calon presiden

j. Hubungan antara kedatangan dan ketidakdatangan pemilih dengan tingkat

kepercayaan bahwa hasil pemilu presiden akan membawa perubahan ke arah yang lebih baik

k. Teknis pelaksanaan

1) Hubungan antara kedatangan dan ketidakdatangan dengan kepahaman pemilih terhadap teknis pelaksanaan pemilu

2) Hubungan antara kedatangan dan ketidakdatangan dengan

pengetahuan pemilih bahwa KTP bisa digunakan jika tidak terdaftar sebagai pemilih

3) Hubungan antara kedatangan dan ketidakdatangan dengan terdaftar tidaknya pemilih di Daftar Pemilih Tetap

4) Hubungan antara kedatangan dan ketidakdatangan dengan perolehan surat undangan untuk pemilih datang ke TPS

l. Motivasi pemilih datang ke TPS

m. Alasan pemilih tidak datang ke TPS pada pemilu presiden

3. Hasil Data Angket Pemilu Kepala Daerah

a. Hubungan antara kedatangan dan ketidakdatangan dengan jenis kelamin b. Hubungan antara kedatangan dan ketidakdatangan dengan usia

c. Hubungan antara kedatangan dan ketidakdatangan dengan tingkat pendidikan

d. Hubungan antara kedatangan dan ketidakdatangan dengan pekerjaan e. Hubungan antara kedatangan dan ketidakdatangan dengan penghasilan

(14)

[xiii]

dengan sosialisasi yang dilakukan oleh selain KPU 3) Bentuk sosialisasi

g. Tingkat kepentingan pemilu menurut responden

1) Hubungan antara kedatangan dan ketidakdatangan dengan anggapan pemilih akan pentingnya pilkada

2) Hubungan antara kedatangan dan ketidakdatangan pada pilkada dengan aktivitas rutin responden

h. Hubungan antara kedatangan dan ketidakdatangan pemilih dengan minat untuk berpartisipasi dalam pilkada

i. Mengenal calon kepala daerah

1) Hubungan antara kedatangan dan ketidakdatangan pemilih dengan sejauhmana pemilih mengenal calon kepala daerah

2) Hubungan antara kedatangan dan ketidakdatangan pemilih dengan sosialisasi visi misi calon kepala daerah

j. Hubungan antara kedatangan dan ketidakdatangan pemilih dengan tingkat

kepercayaan bahwa hasil pilkada akan membawa perubahan ke arah yang lebih baik

k. Teknis Pelaksanaan

1) Hubungan antara kedatangan dan ketidakdatangan dengan kepahaman pemilih terhadap teknis pelaksanaan pilkada

2) Hubungan antara kedatangan dan ketidakdatangan dengan

pengetahuan pemilih bahwa KTP bisa digunakan jika tidak terdaftar sebagai pemilih

3) Hubungan antara kedatangan dan ketidakdatangan dengan terdaftar tidaknya pemilih di Daftar Pemilih Tetap

4) Hubungan antara kedatangan dan ketidakdatangan dengan perolehan surat undangan untuk pemilih datang ke TPS

(15)
(16)

1 A. Latar Belakang Masalah

Partisipasi pemilih sejak pemilu 1999 sampai dengan pemilu 2014 bergerak fluktiatif. Pada pemilu legislatif, penurunan partisipasi pemilih sekitar 10% konsisten terjadi sampai dengan pemilu 2009. Sementara pada pemilu 2014, angka partisipasinya naik sebesar 5%.

Pada kasus pilpres, tercatat dalam pemilu 2014 pertama kalinya dalam sejarah angka partisipasinya lebih rendah dibandingkan pemilu legislatif. Di Kabupaten Sumedang, jumlah pemilih pada pemilu legislatif tahun 2009 sebanyak 786.481 orang sedangkan pada pemilu 2014 sebanyak 826.230 orang. Dari jumlah pemilih tersebut ternyata tingkat kehadiran pemilih pada pemilu legislatif tahun 2009 sebesar 80,7% sedangkan untuk pemilu legislatif tahun 2014 sebesar 81,55%. Lain halnya dengan tingkat kehadiran pada pemilu presiden, tingkat kehadiran pemilih pada pemilu presiden tahun 2009 sebesar 82,97% sedangkan pada pemilu presiden tahun 2014 sebesar 78,84%. Sedangkan untuk Pemilu Kada, pada Pilbup 2013 tercatat bahwa angka partisipasi hanya sebesar 78,75% dan pada Pilgub 78,72%.

Dari data di atas, muncul beberapa pertanyaan mengenai tingkat kehadiran pemilih pada pemilu legislatif, pemilu presiden dan pemilu kepala daerah tersebut, sehingga perlu kiranya dilakukan riset/penelitian kehadiran dan ketidakhadiran

(17)

pemilih di TPS (Voter turn-out) yang dirumuskan dalam pertanyaan penelitian berikut.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dari penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Mengapa angka partisipasi pemilu legislatif naik dibandingkan pemilu

sebelumnya?

2. Hal-hal apa saja yang mempengaruhi kehadiran dan ketidakhadiran pemilih di

TPS pada pemilu legislatif, pemilu presiden dan pemilu kepala daerah?

3. Kenapa angka partisipasi Pilpres tahun 2014 menyimpang dari pola pada

pemilu-pemilu sebelumnya?

4. Kenapa golput selalu saja hadir dalam setiap pemilu?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk:

1. Mendeskripsikan alasan meningkatnya angka partisipasi pemilu legislatif

dibandingkan pemilu sebelumnya;

2. Mendeskripsikan hal-hal apa saja yang mempengaruhi kehadiran dan

ketidakhadiran pemilih di TPS pada pemilu legislatif, pemilu presiden dan pemilu kepala daerah;

3. Mendeskripsikan alasan terjadinya pola angka partisipasi pemilih pada

(18)

4. Mendeskripsikan alasan ketidakhadiran pemilih di TPS pada setiap pemilu.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :

1. Dapat dipetakannya akar persoalan kehadiran dan ketidakhadiran pemilih di TPS.

2. Sebagai bahan penyusunan kebijakan untuk meningkatkan dan memperkuat partisipasi warga dalam pemilu dan setelahnya.

3. Terumuskannya rekomendasi kebijakan atas permasalahan yang dihadapi dalam kaitannya dengan partisipasi pemilih dalam pemilu.

(19)

BAB II

KERANGKA TEORI

A. Selayang Pandang tentang Sumedang

Sumedang adalah Kabupaten dengan jumlah penduduk kurang lebih sebanyak 1.151.191 jiwa dengan luas wilayah ±152.219,95 ha yang terbagi dalam 26 kecamatan, 276 desa dan 7 kelurahan. Wilayah Sumedang di sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Indramayu, sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Garut, sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Majalengka dan sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Bandung, Subang dan Bandung Barat.

B. Voting Behavior dan Non Voting Behavior

Menurut Arianto (2011: 51) bahwa dalam kajian perilaku pemilih hanya ada dua konsep utama yaitu perilaku memilih (voting behavior) dan perilaku tidak memilih (non voting behavior).

Perilaku memilih adalah terkait dengan keputusan pemilih untuk memilih kandidat atau peserta pemilu tertentu. Sedangkan David Moon (dalam Arianto, 2011: 51) mengatakan bahwa ada dua pendekatan teoritik utama dalam menjelaskan perilaku non-voting yaitu: pertama, menekankan pada karakteristik sosial dan psikologi pemilih dan karakteristik institusional sistem pemilu; dan kedua, menekankan pada harapan pemilih tentang keuntungan dan kerugian atas putusan mereka untuk hadir atau tidak hadir memilih.

(20)

Dilihat dari pendapat tersebut, beberapa hal yang mungkin menyebabkan perilaku tidak memilih adalah faktor karakteristik sosial, psikologi pemilih dan system pemilu, serta seberapa besar hasil pemilu dapat memberikan harapan dan berdampak menguntungkan bagi pemilih atau bahkan malah merugikan pemilih.

C. Golput

Apa sebenarnya pengertian dari golput? Menurut Arbi Sanit (dalam

Arianto, 2011) bahwa golput adalah gerakan protes politik yang didasarkan pada segenap problem kebangsaan, sasaran protes dari gerakan golput adalah penyelenggaraan pemilu. Apabila pemilih umumnya menggunakan hak pilih sesuai peraturan yang berlaku atau tidak menggunakan hak pilih karena berhalangan di luar kontrolnya, kaum golput menggunakan hak pilih dengan tiga kemungkinan, yaitu:

1. menusuk lebih dari satu gambar partai; 2. menusuk bagian putih dari kartu suara;

3. tidak mendatangi kotak suara dengan kesadaran untuk tidak menggunakan hak pilih.

Bagi mereka, memilih dalam pemilu sepenuhnya adalah hak. Kewajiban

mereka dalam kaitan dengan hak pilih ialah menggunakannya secara

bertanggungjawab dengan menekankan kaitan penyerahan suara kepada tujuan pemilu, tidak hanya membatasi pada penyerahan suara kepada salah satu kontestan pemilu (Arbi Sanit, 1992).

(21)

Jadi golput adalah mereka yang dengan sengaja dan dengan suatu maksud dan tujuan yang jelas menolak memberikan suara dalam pemilu. Dengan demikian, orang-orang yang berhalangan hadir di Tempat Pemilihan Suara (TPS) hanya karena alasan teknis atau terluput dari pendaftaran, otomatis dikeluarkan dari kategori golput.

Namun Eep Saefulloh Fatah (dalam Arianto, 2011) mengklasifikasikan golput

atas empat golongan, yaitu:

Pertama, golput teknis,yakni mereka yang karena sebab-sebab teknis

tertentu (seperti keluarga meninggal, ketiduran,dan lain-lain) berhalangan hadir ke tempat pemungutan suara, atau mereka yang keliru mencoblos sehingga suaranya dinyatakan tidak sah. Kedua, golput teknis-politis, seperti mereka yang tidak terdaftar sebagai pemilih karena kesalahan dirinya atau pihak lain (lembaga statistic, penyelenggara pemilu). Ketiga, golput politis, yakni mereka yang merasa tak punya pilihan dari kandidat yang tersedia atau tak percaya bahwa pileg/pilkada akan membawa perubahan dan perbaikan. Keempat, golput ideologis, yakni mereka yang tak percaya pada mekanisme demokrasi (liberal) dan tak mau terlibat di dalamnya entah karena alasan fundamentalisme agama atau alasan politik-ideologi lain.

D. Hasil Penelitian yang Relevan

Upaya Komisi Pemilihan Umum (KPU) menekan angka golput dalam gelaran Pilpres 2014 berada di bawah 25%, tidak berhasil. Bahkan angka golput pada Pilpres tahun ini lebih buruk disbanding Pilpres 2009. Tingkat golput dalam gelaran Pilpres 2014 mencapai 29,8% atau 56.732.857 suara. Angka golput Pilpres 2014 lebih parah disbanding Pilpres 2009 yang mencapai 27,7%. Bahkan lebih buruk disbanding Pilpres 2004 (yang hanyamencapai 24%) (Harianterbit.com, 2014).

Data KPU menyebut, total warga yang berhak menggunakan hak pilihnya dan masuk dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT) pada Pilpres 2014 adalah 190.307.134. Namun yang menggunakan hak pilihnya sebanyak 133.574.277 suara. Buruknya angka partisipasi masyarakat dalam gelaran Pilpres 9 Juli 2014

(22)

menurut Koordinator Komite Pemilih Indonesia (TePI) Jeirry Sumampow, dikarenakan data pemilih yang diolah KPU kurang valid. Bahkan sebelum dilakukan pemilihan, potensi golput mencapai lebih dari 20%.

Pengamat politik dari Universitas Indonesia (UI), Jakarta, Arbi Sanit

dalam harian dialog.com (2014) membeberkan data yang menunjukkan

kecenderungan naiknya angka golput serta menurunnya partisipasi pemilih dari pemilu ke pemilu dan dari pilpres ke pilpres.

Tingkat partisipasi pemilih pada Pemilu 1999 mencapai 93,33%, Pemilu 2004 turun menjadi 84,9%, dan Pemilu 2009 turun lagi menjadi 70,99%. Angka golput juga terus meningkat. Pemilu 1999 angka golput 10,21%, Pemilu 2004 naik menjadi 23,34%, dan Pemilu 2009 naik lagi menjadi 29,01%. Bandingkan dengan angka golput pada pemilu era Orde Lama dan Orde Baru (1955, 1971, 1977, 1982, 1987, 1992, dan 1997) yang tak pernah lebih dari 10%. Untuk Pemilu Presiden dan Pemilu Kepala Daerah, angka golput juga tinggi. Pilpres 2004 angka golput 21,5%, Pilpres 2009 naik menjadi 23,3% (angka partisipasi pemilih Pilpres 2009 sebesar 72,09%). Angka golput pemilukada rata-rata 27,9%.

Arbi menyebutkan alasan-alasan rakyat tidak menggunakan hak pilihnya alias golput, yaitu tidak adanya kepercayaan rakyat kepada elite politik dan para pemimpin, baik di eksekutif maupun legislatif.

“Kepercayaan rakyat terhadap elite politik hamper mencapai titik nadir. Ini karena para pemimpin tidak lagi berpihak kepada rakyat”, ungkapnya. DPR yang diharapkan menjadi pembela rakyat, dinilai Arbi justru menjadi semacam lembaga stempel bagi pemerintah, termasuk terhadap kebijakan-kebijakan yang melukai hati rakyat, dengan adanya Sekretariat Gabungan (Setgab) Koalisi Parpol Pendukung Pemerintah yang dimotori Partai Demokrat. Tidak itu saja, perilaku para anggota DPR juga mengecewakan, misalnya bermewah-mewah di tengah kemiskinan rakyat.

Sementara itu menurut analisis Rully Akbar, peneliti Lingkaran Survei Indonesia (LSI) (TEMPO.CO, 2014), ada sejumlah faktor penyebab tingginya angka golput.

(23)

1) Persoalan administratif yang mana seseorang tidak terdaftar dalam suatu TPS.

2) Alasan teknis, seperti tidak ada waktu untuk mencoblos karena pekerjaan

yang tidak bisa ditinggalkan.

3) Alasan politis, yakni kepribadian seseorang yang tidak percaya lagi pada

institusi pemilu, dan merasa tidak ada keterkaitan mereka dengan calon-calon atau partai.

Pendapat serupa dikemukakan oleh Komisioner dari Komisi Pemilihan Umum (KPU), Ferry Kurnia Rizkiyansyah [Unpad.ac.id]. Menurut Ferry, ada beberapa faktor yang menyebabkan turunnya angka partisipasi pemilu. Dari survei yang dilakukan KPU, salah satu faktor penyebab adalah masih tingginya angka pemilih yang golput. Menilik angka partisipan pemilu legislatif dan presiden tahun 2009 lalu, sekitar 29% pemilih memilih golput.

Menurunnya kepuasan masyarakat terhadap kinerja lembaga eksekutif juga turut menjadi penyebab yang lain. Ferry mengatakan, dari hasil survei KPU bersama Harian Kompas, tingkat kepuasan masyarakat terhadap kinerja di semua sektor pemerintahan turun hingga 40%. Sekitar 90,2 % dari responden pun menyebut tidak puas terhadap kinerja partai politik.

“Parpol sekarang terkesan hanya simbolik. Tugas parpol sekarang bagaimana menumbuhkan tingkat partispasi tadi, dan bagaimana menumbuhkan kesadaran politik dari masyarakat,” kata Ferry.

Sementara itu, di Kabupaten Sumedang, walaupun golput selalu ada, namun persentasenya masih di bawah perhitungan tingkat partisipasi pemilih secara nasional. Pada Pileg 2009 misalnya, persentase golput sebesar 19,3% dan tahun 2014 sebesar 18,45%. Sedangkan pada Pilpres 2014 dan Pilkada 2013 (Pilgub maupun Pilbup), berkisar di angka 21%.

KPU Kabupaten Sumedang senantiasa berikhtiar menekan angka golput, diantaranya melalui kegiatan sosialisasi yang variatif dan mampu menyentuh seluruh segmen pemilih secara optimal.

(24)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Tabel 3.1

Kegiatan dan Waktu Penelitian

Waktu Bulan (Tahun 2015)

Kegiatan April Mei Juni Juli

1. Pembuatan rancangan penelitian 2. Pembuatan instrumen

3. Percobaan instrument dan Revisinya

4. Pengumpulan data 5. Pengolahan data 6. Penulisanlaporan

B. Variabel Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah yang dituliskan di bagian pendahuluan, maka variabel-variabel yang diteliti pada riset ini adalah:

Variabel = konsep yang mempunyai keragaman nilai Variabel dalam penelitian ini dibagi menjadi:

1. Identitas responden: a. Usia

b. Jenis kelamin c. Pendidikan terakhir

(25)

d. Pekerjaan e. Penghasilan

f. Status Perkawinan

2. Tema:

a. Sosialisasi

b. Tingkat kepentingan pemilu c. Mengenal calon

d. Kepahaman tujuan pemilu

e. Tingkat kepercayaan bahwa hasil pemilu membawa perubahan ke arah lebih baik

f. Kepahaman teknis pelaksanaan

g. Motivasi datang ke TPS h. Alasan tidak datang ke TPS

C. Metode Penelitian

Penelitian tentang tingkat partisipasi masyarakat dalam Pemilu Legislatif 2014, Pemilu Presiden dan Pemilukada 2013 di Kabupaten Sumedang ini menggunakan rancangan penelitian kuantitatif dan kualitatif. Penelitian kuantitatif digunakan untuk menghitung data tingkat partisipasi politik. Pendekatan kualitatif mengarah pada metode penelitian deskriptif, di mana data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar, dan angka. Pendekatan kualitatif diarahkan pada latar belakang dan individu secara utuh, dan mempunyai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif. Penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti

(26)

memakai penelitian kualitatif, menggunakan manusia sebagai alat pengumpulan data utama. Pada waktu pengumpulan data kehadiran tim peneliti di lapangan sangat penting dalam menunjang pengumpulan data yang valid.

D. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pemilih pada pemilu legislatif, pemilu presiden dan pemilu kepala daerah tahun 2014 di Kabupaten Sumedang sebanyak 838.114 orang yang tersebar di 26 kecamatan.

Sampel yang diambil ditetapkan dengan menggunakan rumus Slovin dengan asumsi populasi berdistribusi normal, yaitu dengan rumus:

݊ =1 + ܰ݁ܰ

Dimana:

݊ = ukuran sampel ܰ = ukuran populasi

݁ = presisi (taraf kesalahan ߙ = 5%)

Dari rumus tersebut, diperoleh banyaknya sampel minimal yang bisa diambil adalah sebanyak 400 orang yang diambil random dari semua kecamatan di Kabupaten Sumedang dengan proporsi sesuai dengan jumlah pemilih dari kecamatan masing-masing

(27)

E. Teknik Pengumpulan Data

Alat yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian partisipasi ini adalah daftar pertanyaan atau kuesioner. Pertanyaan-pertanyaan yang terdapat dalam kuesioner cukup terperinci dan lengkap.

Pertanyaan kuesioner dalam penelitian ini merupakan pertanyaan

berstruktur. Pertanyaan berstruktur adalah pertanyaan yang dibuat

sedemikianrupa, sehingga responden dibatasi dalam memberi jawaban kepada beberapa alternatif saja.

Guna memenuhi persyaratan reliabilitas dan validitas instrumen, ditempuh langkah-langkah sebagai berikut.

1. Seluruh anggota tim peneliti mendiskusikan instrument untuk mengkaji aspek-aspek validitas, yang mencakup:

a) Validita sisi, berkenaan dengan ketepatan instrument ditinjau dari segi materi yang ingin diukur, apakah materi yang dipakai (bahannya, topiknya, substansinya) cukup representatif.

b) Validitas konstruk, berkenaan dengan konsep yang melatarbelakangi penyusunan instrumen, menyangkut komponen-komponen atau dimensi apa saja yang membentuk konsep tersebut.

c) Validitas muka, berkenaan dengan keabsahan susunan kalimat atau kata-kata dalam instrument sehingga jelas pengertiannya atau tidak menimbulkan tafsiran lain.

2. Melakukan uji coba terhadap 30 responden yang berasal dari populasi penelitian.

(28)

3. Menganalisis hasil uji coba untuk mengetahui validitas dan reliabilitas instrumen.

4. Jika dari tahap ketiga, validitas dan reliabilitasnya belum memenuhi ketentuan, diadakan revisi sesuai dengan umpan balik yang ada. Data dari hasil ujicoba tidak dipakai. Jika dari tahap ketiga validitas dan reliabilitasnya sudah memenuhi ketentuan, data disimpan untuk digabungkan dengan data penelitian Koefisien reliabilitas angket dihitung dengan rumus KR-20 (Ruseffendi, 1998; Arikunto, 2010) ݎ௣ =ܾ− 1 ×ܾ ܦܤ௝ ଶ− ∑ ܦܤ ௜ଶ ܦܤଶ dengan: ܾ banyaknya pertanyaan

ܦܤ௝ଶ variansi skor seluruh pertanyaan menurut skor subyek/

responden perorangan

ܦܤ௜ଶ variansi skor pertanyaan tertentu (pertanyaan ke-i)

F. Teknik Analisis Data

Analisis data pada penelitian ini menggunakan pengujian ketergantungan dua faktor yaitu dengan uji kontingensi. Data hasil pengamatan atau pengukuran pada suatu variabel dapat diklasifikasikan atau digolongkan dalam beberapa factor berdasarkan karakteristik atau atribut, kategori, golonganatautingkatan. Data yang telah digolongkan dapat dilakukan analisis dalam penelitianya itu mengaitkan antar faktor atau menghubungkan antar faktor.

(29)

1. Pengujian kontingensi baris (b) x kolom (k) lebih dari dua

Analisis kaitan atau hubungan dua faktor digunakan daftar kontingensi baris (b) x kolom (k) yang lebih dari dua baris dan kolom menggunakan rumus Chi Kuadrat (2 ), yaitu: ߯ଶ= ෍ ෍ ൫ܱ௜௝− ܧ௜௝൯ ଶ ܧ௜௝ ௞ ௝ୀଵ ௕ ௜ୀ௝ Dimana:

ܱ௜௝=frekuensi hasil observasi setiap sel tiap faktor

ܨ௜௝=frekuensi harapan yang merupakan hasil perkalian dengan rumus:

ܨ௜௝=݊௜௢× ݊݊ ௢௝

Dimana:

݊௜௢= jumlah baris ke – i

݊௢௝= jumlah baris ke – j

Penggunaan2dalam daftar kontingensi antar baris dikalikan kolom. Perhitungan

yang dipakai adalah frekuensi pada tiap-tiap sel atau kategori (observasi) dan harapan (ekspektasi) yang dikenal dengan frekuensi teoritis.

Bentuk pasangan hipotesis yang diuji adalah:

H0= kedua faktor tidak terdapat kaitan atau hubungan

HA= kedua factor terdapat kaitan atau hubungan

Kriteria yang digunakan sebagai penolakan atau penerimaan hipotesis adalah: Tidak menerima H0jika2hitung>2tabelatau2>2 (1-α),(b-1)k-1)

(30)

Taraf kesalahan = α, derajat kebebasan (dk) distribusi Chi Kuadrat adalah = (b – 1)(k – 1).

2. Pengujian Kontingensi 2 x 2

Pengujian dua faktor dengan daftar kontingensi 2 x 2 menggunakan rumus 2

yang berbeda dengan daftar kontingensi yang baris dan kolomnya lebih dari dua.

߯ଶ= ݊ቀ|ܽ݀ − ܾܿ| −

ଵ ଶ݊ቁ

(ܽ + ܾ)(ܽ + ܿ)(ܾ+ ݀)(ܿ+ ݀) Berikut ini adalah table daftar kontingensi 2 x 2:

Faktor 1 Jumlah Kelompok 1 Kelompok 2 Faktor 1 Kel. A A B a + b Kel. B C D c + d Jumlah a + c b + d N

Bentuk pasangan hipotesis yang diuji adalah:

H0= kedua faktor tidak terdapat kaitan atau hubungan

HA= kedua faktor terdapat kaitan atau hubungan

Kriteria yang digunakan sebagai penolakan atau penerimaan hipotesis adalah:

Tidak menerima H0jika

2hitung>2

tabel atau2>2 (1-α),1

Menerima H0jika

2hitung<2

tabel atau2<2 (1-α),1

(31)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil penyebaran angket yang disebar di 26 kecamatan di Kabupaten Sumedang sebanyak 800 buah yang dilakukan dari tanggal 11 Mei 2015 s.d. 22 Mei 2015 dengan jumlah personil yang menyebar angket 10 orang. Data diinput dan diolah untuk menjawab rumusan masalah seperti yang

dijabarkan di bab sebelumnya. Angket diolah menurut masing-masing

penyelenggaraan pemilihan yaitu Pemilu Legislatif, Pemilu Presiden, dan Pemilu Kepala Daerah.

Pengolahan dilakukan untuk mendeskripsikan hubungan antara kedatangan dan ketidakdatangan pemilih ke TPS dengan variabel-variabel usia, jenis kelamin, pendidikan terakhir, pekerjaan, penghasilan. Juga untuk melihat hubungan antara kedatangan dan ketidakdatangan dengan sosialisasi, anggapan pemilih terhadap tingkat kepentingan pemilu, sejauh mana pemilih mengenal calon, sejauh mana pemilih paham terhadap tujuan pemilu, tingkat kepercayaan pemilih bahwa hasil pemilu dapat membawa perubahan ke arah lebih baik, kepahaman teknis pelaksanaan pemilu. Juga mengungkap motivasi pemilih datang ke TPS serta alasan pemilih tidak datang ke TPS.

A. Data dan Analisis Data

Hasil penelitian dibagi menjadi hasil data angket Pemilu Legislatif, Pemilu Presiden dan Pemilu Kepala Daerah.

1. Hasil Data Angket Pemilu Legislatif (Pileg)

a. Hubungan antara kedatangan dan ketidakdatangan dengan jenis kelamin

Untuk menentukan hubungan antara kedatangan dengan ketidakdatangan pemilih dengan jenis kelamin, disusun rekapitulasi data yang disajikan dalam Tabel

4.1.Berdasarkan data pada tabel tersebut, maka dapat ditentukan nilai dari 2dan

kesimpulannya.

(32)

Tabel 4.1

Rekapitulasi Responden Pileg Berdasarkan Jenis Kelamin

Kedatangan Jenis Kelamin Jumlah

Laki-laki Perempuan

Datang 365 252 617

Tidak datang 88 74 162

Jumlah 453 326 779

2

hitung 2tabel Kesimpulan

1,04 3,84 Jenis kelamin tidak berpengaruh terhadap

kedatangan/ketidakdatangan pemilih ke TPS

b. Hubungan antara kedatangan dan ketidakdatangan dengan usia

Untuk menentukan hubungan antara kedatangan dengan ketidakdatangan pemilih dengan usia, disusun rekapitulasi data sebagai berikut.

Tabel 4.2

Rekapitulasi Responden PilegBerdasarkan Usia

Kedatangan Usia (tahun) Jumlah

< 17 17 - 29 30 - 39 40 - 49 >= 50

Datang 3 122 187 183 134 629

Tidak datang 0 31 58 37 37 163

Jumlah 3 153 245 220 171 792

Berdasarkan data pada tabel tersebut, maka dapat ditentukan nilai dari 2dan

kesimpulannyayaitu sebagai berikut. 2

hitung 2tabel Kesimpulan

4,24 9,49 Usia tidak berpengaruh terhadap

kedatangan/ketidakdatangan pemilih ke TPS

c. Hubungan antara kedatangan dan ketidakdatangan dengan pendidikan

Untuk menentukan hubungan antara kedatangan dengan ketidakdatangan pemilih dengan tingkat pendidikan pemilih, disusun rekapitulasi data sebagai berikut.

(33)

Tabel 4.3

Rekapitulasi Responden Pileg Berdasarkan Pendidikan Terakhir

Kedatangan Pendidikan Jumlah Tidak sekolah SD SMP SMA Diploma/ sarjana Datang 1 114 114 296 90 615 Tidak datang 1 52 46 48 9 156 Jumlah 2 166 160 344 99 771

Berdasarkan data pada tabel tersebut, maka dapat ditentukan nilai dari 2dan

kesimpulannya yaitu sebagai berikut. 2

hitung 2tabel Kesimpulan

36,96 9,49 Tingkat pendidikan berpengaruh terhadap

kedatangan/ketidakdatangan pemilih ke TPS

Karena tingkat pendidikan berpengaruh terhadap kedatangan pemilih ke TPS, dihitung persentase pemilih yang datang untuk tiap tingkat pendidikan.

Pendidikan Tidak sekolah SD SMP SMA Diploma/ sarjana Persentase yang datang 50 68,74 71,25 86,04 90,91

Dari tabel tersebut, dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan, semakin tinggi pula kecenderungan pemilih datang ke TPS.

d. Hubungan antara kedatangan dan ketidakdatangan dengan pekerjaan

Untuk menentukan hubungan antara kedatangan dengan ketidakdatangan pemilih dengan pekerjaan pemilih, disusun rekapitulasi data seperti terlihat dalam Tabel

4.4. Berdasarkan data pada tabel tersebut, maka dapat ditentukan nilai dari 2dan

(34)

Tabel 4.4

Rekapitulasi Responden Pileg Berdasarkan Pekerjaan

Kedatangan Pekerjaan Jumlah

PNS Wiraswasta Buruh Pensiunan Petani Lainnya

Datang 47 205 114 25 38 208 637

Tidak datang 1 38 44 3 13 64 163

Jumlah 48 243 158 28 51 272 800

2

hitung 2tabel Kesimpulan

22,8 11,07 Jenis pekerjaan berpengaruh terhadap

kedatangan/ketidakdatangan pemilih ke TPS

Karena jenis pekerjaan berpengaruh terhadap kedatangan pemilih ke TPS, dihitung persentase pemilih yang datang untuk tiap jenis pekerjaan.

Pekerjaan

PNS Wiraswasta Buruh Pensiunan Petani Lainnya Persentase yang

datang 97,92 84,36 72,15 89,3 74,5 76,5

Seperti tampak pada tabel di atas, persentase tertinggi pemilih yang datang bekerja sebagai PNS, berikutnya diikuti oleh pensiunan. Persentase terendah adalah buruh.

e. Hubungan antara kedatangan dan ketidakdatangan dengan penghasilan

Untuk menentukan hubungan antara kedatangan dengan ketidakdatangan pemilih dengan jumlah penghasilan pemilih, disusun rekapitulasi data sebagai berikut.

Tabel 4.5

Rekapitulasi Responden Pileg Berdasarkan Penghasilan

Kedatangan Penghasilan Jumlah Tidak berpenghasilan < 1jt 1 - 3 jt > 3jt Tidak ada data Datang 105 221 231 50 31 638 Tidak datang 32 57 54 14 6 163 Jumlah 137 278 285 64 37 801

Berdasarkan data pada tabel tersebut, maka dapat ditentukan nilai dari 2dan

(35)

2

hitung 

2

tabel Kesimpulan

1,59 9,49 Besarnya penghasilan tidak berpengaruh terhadap

kedatangan/ketidakdatangan pemilih ke TPS

f. Sosialisasi

1) Hubungan antara kedatangan dan ketidakdatangan pemilih ke TPS dengan sosialisasi yang dilakukan oleh KPU

Untuk menentukan hubungan antara kedatangan dengan ketidakdatangan pemilih dengan sosialisasi yang dilakukan oleh KPU, disusun rekapitulasi data sebagai berikut.

Tabel 4.6 Rekapitulasi Data

Berdasarkan Perolehan Sosialisasi Pileg dari KPU

Kedatangan Mendapat sosialisasi dari KPU Jumlah

Ya Tidak

Datang 579 (91,18%) 58 (36,02%) 637

Tidak datang 58 103 159

Jumlah 635 161 796

Berdasarkan data pada tabel tersebut, maka dapat ditentukan nilai dari 2dan

kesimpulannya yaitu sebagai berikut. 2

hitung 

2

tabel Kesimpulan

236,27 3,84 Sosialisasi dari KPU berpengaruh terhadap

kedatangan/ketidakdatangan pemilih ke TPS

2) Hubungan antara kedatangan dan ketidakdatangan pemilih ke TPS dengan sosialisasi yang dilakukan oleh selain KPU

Untuk menentukan hubungan antara kedatangan dengan ketidakdatangan pemilih dengan sosialisasi yang dilakukan oleh selain KPU, disusun rekapitulasi data sebagai berikut.

(36)

Tabel 4.7 Rekapitulasi Data

Berdasarkan Perolehan Sosialisasi Pileg dari Selain KPU

Kedatangan

Mendapat sosialisasi dari selain

KPU (parpol, LSM, Pemda) Jumlah

Ya Tidak

Datang 389 (77,05%) 239 (66,76%) 628

Tidak datang 38 119 157

Jumlah 427 358 785

Berdasarkan data pada tabel tersebut, maka dapat ditentukan nilai dari 2dan

kesimpulannyayaitu sebagai berikut.

2

hitung 2tabel Kesimpulan

70,59 3,84 Sosialisasi dari selain KPU berpengaruh terhadap

kedatangan/ketidakdatangan pemilih ke TPS

3) Bentuk Sosialisasi

Sosialisasi mengenai pemilu dilakukan melalui berbagai media dengan rekapitulasi data sebagai berikut.

Tabel 4.8

Rekapitulasi Jenis Media Sosialisasi Pileg

Media Kedatangan pemilih

Datang Tidak datang

Surat Kabar 163 35 Televisi 380 122 Radio 39 9 Internet 78 14 Alat Peraga 510 84 Tatap Muka 121 11

(37)

Gambar 4.1

Media Sosialisasi Pileg Menurut Kedatangan Pemilih ke TPS

Dari diagram di atas, terlihat bahwa untuk pemilih yang datang ke TPS, ternyata mayoritas mendapatkan sosialisasi melalui media alat peraga dan televisi, sehingga dapat dikatakan keduanya memiliki andil yang cukup besar terhadap kedatangan pemilih ke TPS.

g. Hubungan antara kedatangan dan ketidakdatangan pemilih dengan kepahaman terhadap tujuan pemilu legislatif

Untuk melihat hubungan antara kedatangan pemilih dengan kepahaman akan tujuan diadakannya pemilu legislatif, disusun rekapitulasi data sebagai berikut.

Tabel 4.9

Rekapitulasi DataBerdasarkan Kepahaman Tujuan Pileg

Kedatangan Paham tujuan Pileg Jumlah

Sangat paham Cukup paham Tidak paham

Datang 138 (87,89%) 483 (80,77%) 14 (32,56%) 635

Tidak datang 19 115 29 163

Jumlah 157 598 43 798

Berdasarkan data pada tabel tersebut, maka dapat ditentukan nilai dari 2dan

kesimpulannya yaitu sebagai berikut. 0 100 200 300 400 500 600

Datang Tidak Datang

Grafik Sosialisasi Melalui Media

(38)

2

hitung 

2

tabel Kesimpulan

65,7 5,99

Tingkat kepahaman pemilih akan tujuan pemilu legislatif berpengaruh terhadap kedatangan/ketidakdatangan pemilih ke TPS

h. Tingkat kepentingan Pemilu Legislatifmenurut responden

1) Hubungan antara kedatangan dan ketidakdatangan dengan anggapan pemilih akan pentingnya pemilu

Untuk melihat hubungan kedatangan pemilih dengan anggapan pemilih akan pentingnya Pemilu Legislatif, disusun rekapitulasi data sebagai berikut.

Tabel 4.10 Rekapitulasi Data

Berdasarkan Anggapan Tingkat Kepentingan Pileg

Kedatangan

Seberapa penting Pileg

Jumlah Sangat penting Cukup penting Tidak penting Datang 404 (91,20%) 221 (67,58%) 9 (34,62%) 634 Tidak datang 39 106 17 162 Jumlah 443 327 26 796

Berdasarkan data pada tabel tersebut, maka dapat ditentukan nilai dari 2dan

kesimpulannya yaitu sebagai berikut. 2

hitung 2tabel Kesimpulan

98,33 5,99

Anggapan pemilih akan pentingnya Pemilu Legislatif berpengaruh terhadap

kedatangan/ketidakdatangan pemilih ke TPS

2) Hubungan antara kedatangan dan ketidakdatangan dengan aktivitas rutin pemilih

Untuk melihat hubungan kedatangan pemilih dalam Pemilu Legislatif dengan aktivitas rutinnya, disusun rekapitulasi data seperti yang ditunjukkan dalam Tabel 4.11. Berdasarkan data pada tabel tersebut, maka dapat ditentukan nilai

(39)

Tabel 4.11

Rekapitulasi DataBerdasarkan Aktivitas Rutin

Kedatangan Mengganggu Aktivitas Rutin Jumlah

Ya Tidak

Datang 165 470 635

Tidak datang 53 106 159

Jumlah 218 576 794

2

hitung 2tabel Kesimpulan

3,83 3,84

Anggapan pemilih akan mengganggu atau tidaknya aktivitas rutin mereka tidak

berpengaruh terhadap

kedatangan/ketidak-datangan pemilih ke TPS

i. Hubungan antara kedatangan dan ketidakdatangan pemilih dengan minat untuk berpartisipasi dalam Pemilu Legislatif

Untuk melihat hubungan kedatangan pemilih dengan minat untuk berpartisipasi dalam Pemilu Legislatif, disusun rekapitulasi data sebagai berikut.

Tabel 4.12 Rekapitulasi Data

Berdasarkan Minat Berpartisipasi dalam Pileg

Kedatangan

Minat partisipasi pada Pileg

Jumlah Sangat besar Biasa saja Tidak berminat Datang 249 384 2 635 Tidak datang 22 132 8 162 Jumlah 271 516 10 797

Berdasarkan data pada tabel tersebut, maka dapat ditentukan nilai dari 2dan

kesimpulannya yaitu sebagai berikut.

2

hitung 2tabel Kesimpulan

55,72 5,99

Minat pemilih untuk berpartisipasi dalam pemilu legislatif berpengaruh terhadap kedatangan/ketidakdatangan pemilih ke TPS

(40)

j. Mengenal calon legislatif

1) Hubungan antara kedatangan dan ketidakdatangan dengan daerah asal calon legislatif

Untuk melihat hubungan kedatangan pemilih dengan daerah asal calon legislatif, disusun rekapitulasi data sebagai berikut.

Tabel 4.13

Rekapitulasi DataBerdasarkan Daerah Asal Calon Legislatif

Kedatangan

Caleg dari daerah lingkungan

responden Jumlah

Ya Tidak

Datang 514 (87,71%) 121 (57,61%) 635

Tidak datang 72 89 161

Jumlah 586 210 796

Berdasarkan data pada tabel tersebut, diperoleh kesimpulan berikut. 2

hitung 

2

tabel Kesimpulan

84,92 3,84

Daerah asal calon legislatif berpengaruh terhadap kedatangan/ ketidakdatangan pemilih ke TPS

Jadi apabila calon legislatif bukan berasal dari daerah pemilihannya, maka pemilih cenderung untuk tidak datang.

2) Hubungan antara kedatangan dan ketidakdatangan pemilih dengan sejauhmana pemilih mengenal calon legislatif

Untuk melihat hubungan di atas, disusun rekapitulasi data sebagai berikut. Tabel 4.14

Rekapitulasi Data

Berdasarkan Sejauhmana PemilihMengenal Calon Legislatif

Kedatangan Mengenal Caleg Jumlah

Ya Tidak

Datang 405 (88,04%) 222 (68,10%) 627

Tidak datang 55 104 159

(41)

Berdasarkan data pada tabel tersebut, maka dapat ditentukan nilai dari 2dan kesimpulannyayaitu sebagai berikut.

2

hitung 2tabel Kesimpulan

45,8 3,84

Dikenal tidaknya calon legislatif oleh pemilih berpengaruh terhadap kedatangan/ ketidakdatangan pemilih ke TPS

3) Hubungan antara kedatangan dan ketidakdatangan pemilih dengan sosialisasi visi misi calon legislatif

Untuk melihat hubungan antara kedatangan dan ketidakdatangan pemilih dengan sejauhmana pemilih mengetahui visi misi calon legislatif, disusun rekapitulasi data sebagai berikut.

Tabel 4.15

Rekapitulasi Data Berdasarkan Sejauhmana Pemilih Mengetahui Visi Misi Calon Legislatif

Kedatangan Tahu visi misi Caleg Jumlah

Ya Tidak

Datang 199 (88,05%) 431 (76,55%) 630

Tidak datang 27 132 159

Jumlah 226 563 789

Berdasarkan data pada tabel tersebut, maka dapat ditentukan nilai dari 2dan

kesimpulannya yaitu sebagai berikut. 2

hitung 2tabel Kesimpulan

12,54 3,84

Pengetahuan mengenai visi misi calon legislatif berpengaruh terhadap

kedatangan/ketidakdatangan pemilih ke TPS

k. Hubungan antara kedatangan dan ketidakdatangan pemilih dengan tingkat kepercayaan bahwa hasil Pemilu Legislatif akan membawa perubahan ke arah yang lebih baik

Untuk melihat hubungan antara kedatangan pemilih dengan tingkat kepercayaan akan dampak hasil Pemilu Legislatif, disusun rekapitulasi data sebagai berikut.

(42)

Tabel 4.16 Rekapitulasi Data

Berdasarkan Kepercayaan terhadap Dampak Positif Hasil Pileg

Kedatangan

Harapan hasil Pileg membawa perubahan ke arah lebih baik

Jumlah

Sangat besar Biasa saja Tidak ada

harapan

Datang 360 255 10 625

Tidak datang 49 93 17 159

Jumlah 409 348 27 784

Berdasarkan data pada tabel tersebut, maka dapat ditentukan nilai dari 2dan

kesimpulannya yaitu sebagai berikut. 2

hitung 2tabel Kesimpulan

56,79 5,99

Tingkat kepercayaan pemilih bahwa hasil Pemilu Legislatif akan membawa dampak ke arah yang lebih baik berpengaruh terhadap kedatangan/ketidakdatangan pemilih ke TPS Lalu disusun persentase pemilih yang datang berdasarkan tingkat kepercayaan mereka.

Harapan

Sangat besar Biasa saja Tidak ada

harapan Persentase yang

datang 80,02 73,28 37,04

Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa semakin besar pemilih memiliki harapan bahwa hasil Pemilu Legislatif akan membawa perubahan ke arah yang lebih baik, maka mereka cenderung untuk datang ke TPS.

l. Teknis pelaksanaan

1) Hubungan antara kedatangan dan ketidakdatangan dengan kepahaman pemilih terhadap teknis pelaksanaan Pemilu Legislatif

(43)

Untuk mengetahui hubungan antara kedatangan dan ketidakdatangan dengan kepahaman pemilih terhadap teknis pelaksanaan pemilu, disusun rekapitulasi data seperti pada tabel berikut.

Tabel 4.17

Rekapitulasi Data Berdasarkan

Anggapan Pemilih terhadap Tingkat Kesulitan Teknis Pileg

Kedatangan Merasa sulit terhadap teknis Pileg Jumlah

Ya Tidak

Datang 252 384 636

Tidak datang 56 89 145

Jumlah 308 473 781

Berdasarkan data pada tabel tersebut, maka dapat ditentukan nilai dari 2dan

kesimpulannya yaitu sebagai berikut. 2

hitung 2tabel Kesimpulan

0,016 3,84

Kesulitan teknis Pileg tidak berpengaruh terhadap kedatangan/ketidakdatangan pemilih ke TPS

2) Hubungan antara kedatangan dan ketidakdatangan dengan pengetahuan pemilih bahwa KTP bisa digunakan jika tidak terdaftar sebagai pemilih

Untuk melihat hubungan tersebut, disusun rekapitulasi data sebagai berikut. Tabel 4.18

Rekapitulasi Data Berdasarkan

Pengetahuan Pemilih tentang Penggunaan KTP dalam Pileg

Kedatangan

Tahu bahwa KTP bisa digunakan

jika tidak terdaftar sebagai pemilih Jumlah

Ya Tidak

Datang 418 (87,08%) 215 (68,25%) 633

Tidak datang 62 100 162

Jumlah 480 315 795

Berdasarkan data pada tabel di atas, maka dapat ditentukan nilai dari 2dan

(44)

2

hitung 

2

tabel Kesimpulan

40,4 3,84

Pengetahuan pemilih tentang penggunaan KTP dalam Pemilu berpengaruh terhadap kedatangan/ketidakdatangan pemilih ke TPS

3) Hubungan antara kedatangan dan ketidakdatangan dengan terdaftar tidaknya

pemilih di Daftar Pemilih Tetap

Untuk melihat hal tersebut, disusun rekapitulasi data sebagai berikut. Tabel 4.19

Rekapitulasi Data

Berdasarkan Terdaftar Tidaknya Pemilih di DPT

Kedatangan Terdaftar sebagai pemilih di TPS Jumlah

Ya Tidak

Datang 617 (82,49%) 16 (59,26%) 633

Tidak datang 131 11 142

Jumlah 748 27 775

Berdasarkan data pada tabel tersebut, maka dapat ditentukan nilai dari

2dan kesimpulannyayaitu sebagai berikut.

2

hitung 

2

tabel Kesimpulan

7,91 3,84

Terdaftar tidaknya pemilih dalam DPT

berpengaruh terhadap kedatangan/

ketidakdatangan pemilih ke TPS

4) Hubungan antara kedatangan dan ketidakdatangan dengan perolehan surat undangan untuk pemilih datang ke TPS

Untuk melihat hubungan tersebut, disusun rekapitulasi data berikut. Tabel 4.20

Rekapitulasi Data Berdasarkan Perolehan Undangan Pileg

Kedatangan Mendapat undangan Jumlah

Ya Tidak

Datang 625 (82,02%) 6 (24,00%) 631

Tidak datang 137 19 156

(45)

Berdasarkan data pada tabel tersebut, maka dapat ditentukan nilai dari

2dan kesimpulannya yaitu sebagai berikut.

2

hitung 2tabel Kesimpulan

47,69 3,84

Perolehan surat undangan untuk pemilih untuk datang ke TPS berpengaruh terhadap

kedatangan/ketidakdatangan pemilih ke TPS

m. Motivasi pemilih datang ke TPS

Berdasarkan data responden yang datang ke TPS pada Pemilu Legislatif, disusun rekapitulasi data seperti pada tabel berikut.

Tabel 4.21

Rekapitulasi Datatentang Motivasi Datang ke TPS Pileg

Motivasi datang ke TPS Jumlah Persen

Kesadaran sendiri 608 96,97

Ajakan saudara/teman/tetangga 11 1,75

Paksaan dari pihak lain 2 0,32

Lainnya 6 0,96

Dari tabel tersebut sangat jelas bahwa mereka yang datang ke TPS, mayoritas adalah atas kesadaran sendiri.

n. Alasan pemilih tidak datang ke TPS pada Pemilu Legislatif

Untuk mengetahui alasan ketidakdatangan ke TPS pada Pemilu Legislatif, hasil angket direkap sebagai berikut.

Tabel 4.22

Rekapitulasi Datatentang Alasan Tidak Datang ke TPS Pileg

Penyebab tidak datang Jumlah Persen

Tidak percaya hasil Pileg 24 15,79

Tidak ada pilihan dari calon yang ada 4 2,63

Alasan teknis (sakit, pindah TPS,

ketiduran, dll) 57 37,5

(46)

Gambar 4.2

Alasan Pemilih Tidak Datang ke TPS Pileg

2. Hasil Data Angket Pemilu Presiden (Pilpres)

a. Hubungan antara kedatangan dan ketidakdatangan dengan jenis kelamin

Untuk menentukan hubungan antara kedatangan dengan ketidakdatangan pemilih dengan jenis kelamin, disusun rekapitulasi data sebagai berikut.

Tabel 4.23

Rekapitulasi Responden Pilpres Berdasarkan Jenis Kelamin

Kedatangan Jenis Kelamin Jumlah

Laki-laki Perempuan

Datang 327 (72%) 210 (64%) 537

Tidak datang 126 116 242

Jumlah 453 326 779

Berdasarkan data pada tabel tersebut, maka dapat ditentukan nilai dari 2dan

kesimpulannya yaitu sebagai berikut. 2

hitung 2tabel Kesimpulan

4,99 3,84 Jenis kelamin berpengaruh terhadap

kedatangan/ketidakdatangan pemilih ke TPS Tidak Percaya hasil Pemilu

Tidak ada pilihan dari calon yang ada

Alasan Teknis (sakit, pindah TPS, ketiduran, dll) Alasan Lain (bekerja dan kuliah)

(47)

b. Hubungan antara kedatangan dan ketidakdatangan dengan usia

Untuk menentukan hubungan antara kedatangan dengan ketidakdatangan pemilih dengan usia, disusun rekapitulasi data sebagai berikut.

Tabel 4.24

Rekapitulasi PemilihPilpres Berdasarkan Usia

Kedatangan Usia (tahun) Jumlah

< 17 17 - 29 30 - 39 40 – 49 >= 50

Datang 3 105 156 164 118 546

Tidak datang 0 48 89 56 53 246

Jumlah 3 153 245 220 171 792

Berdasarkan data pada tabel tersebut, maka dapat ditentukan nilai dari 2dan

kesimpulannya yaitu sebagai berikut. 2

hitung 2tabel Kesimpulan

7,76 9,49 Usia tidak berpengaruh terhadap

kedatangan/ketidakdatangan pemilih ke TPS

c. Hubungan antara kedatangan dan ketidakdatangan dengan tingkat pendidikan Untuk menentukan hubungan antara kedatangan dengan ketidakdatangan pemilih dengan tingkat pendidikan pemilih, disusun rekapitulasi data sebagai berikut.

Tabel 4.25

Rekapitulasi RespondenPilpres Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Kedatangan Pendidikan Jumlah Tidak sekolah SD SMP SMA Diploma/ sarjana Datang 1 114 105 231 91 542 Tidak datang 1 52 55 113 8 229 Jumlah 2 166 160 344 99 771

Berdasarkan data pada tabel tersebut, maka dapat ditentukan nilai dari 2dan

(48)

2

hitung 

2

tabel Kesimpulan

25,07 9,49 Tingkat pendidikan berpengaruh terhadap

kedatangan/ketidakdatangan pemilih ke TPS

Karena tingkat pendidikan berpengaruh terhadap kedatangan pemilih ke TPS, dihitung persentase pemilih yang datang untuk tiap tingkat pendidikan.

Pendidikan Tidak sekolah SD SMP SMA Diploma/ sarjana Persentase yang datang 50 68,67 65,63 67,15 91,92

Dari tabel tersebut, dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan, semakin tinggi pula kecenderungan pemilih datang ke TPS. Namun persentase lulusan SD yang datang nilainya di atas lulusan SMP dan SMA pada Pilpres ini.

d. Hubungan antara kedatangan dan ketidakdatangan dengan pekerjaan

Untuk menentukan hubungan antara kedatangan dengan ketidakdatangan pemilih dengan pekerjaan pemilih, disusun rekapitulasi data sebagai berikut.

Tabel 4.26

Rekapitulasi Responden Pilpres Berdasarkan Pekerjaan

Kedatangan Pekerjaan Jumlah

PNS Wiraswasta Buruh Pensiunan Petani Lainnya

Datang 47 198 72 18 38 181 554

Tidak datang 2 45 86 10 13 91 247

Jumlah 49 243 158 28 51 272 801

Berdasarkan data pada tabel tersebut, maka dapat ditentukan nilai dari 2dan

kesimpulannya yaitu sebagai berikut. 2

hitung 2tabel Kesimpulan

76,84 11,07 Jenis pekerjaan berpengaruh terhadap

(49)

Karena pekerjaan berpengaruh terhadap kedatangan pemilih ke TPS, dihitung persentase pemilih yang datang untuk tiap jenis pekerjaan.

Pekerjaan

PNS Wiraswasta Buruh Pensiunan Petani Lainnya

Persentase

yang datang 95,92 81,48 45,57 64,29 74,51 66,54

e. Hubungan antara kedatangan dan ketidakdatangan dengan penghasilan

Untuk menentukan hubungan antara kedatangan dengan ketidakdatangan pemilih dengan jumlah penghasilan pemilih, disusun rekapitulasi data sebagaimana disajikan dalam berikut.

Tabel 4.27

Rekapitulasi Responden Pilpres Berdasarkan Penghasilan

Kedatangan Penghasilan Jumlah Tidak berpenghasilan < 1jt 1 - 3 jt > 3jt Tidak ada data Datang 84 207 194 46 23 554 Tidak datang 53 71 91 18 14 247 Jumlah 137 278 285 64 37 801

Berdasarkan data pada tabel tersebut, maka dapat ditentukan nilai dari

2dan kesimpulannya.

2

hitung 2tabel Kesimpulan

8,84 9,49

Besarnya penghasilan tidak berpengaruh terhadap kedatangan/ketidakdatangan pemilih ke TPS

f. Sosialisasi

1) Hubungan antara kedatangan dan ketidakdatangan pemilih ke TPS dengan sosialisasi yang dilakukan oleh KPU

Untuk menentukan hubungan antara kedatangan dengan ketidakdatangan pemilih dengan sosialisasi yang dilakukan oleh KPU, disusun rekapitulasi data sebagai berikut.

(50)

Tabel 4.28

Rekapitulasi Data Berdasarkan Perolehan Sosialisasi dari KPU

Kedatangan Mendapat sosialisasi dari KPU Jumlah

Ya Tidak

Datang 462 (72,76%) 69 (42,85%) 531

Tidak datang 137 108 245

Jumlah 635 161 776

Berdasarkan data pada tabel tersebut, maka dapat ditentukan nilai dari 2dan

kesimpulannyayaitu sebagai berikut. 2

hitung 

2

tabel Kesimpulan

90,26 3,84 Sosialisasi dari KPU berpengaruh terhadap

kedatangan/ketidakdatangan pemilih ke TPS

2) Hubungan antara kedatangan dan ketidakdatangan pemilih ke TPS dengan sosialisasi yang dilakukan oleh selain KPU

Untuk menentukan hubungan antara kedatangan dengan ketidakdatangan pemilih dengan sosialisasi yang dilakukan oleh selain KPU, disusun rekapitulasi data sebagai berikut.

Tabel 4.29

Rekapitulasi Data Berdasarkan Perolehan Sosialisasi dari selain KPU

Kedatangan

Mendapat sosialisasi dari selain

KPU (parpol, LSM, Pemda) Jumlah

Ya Tidak

Datang 349 (72,56%) 189 (63,00%) 538

Tidak datang 132 111 243

Jumlah 481 300 781

Berdasarkan data pada tabel tersebut, maka dapat ditentukan kesimpulan. 2

hitung 2tabel Kesimpulan

7,43 3,84

Sosialisasi dari selain KPUberpengaruh terhadap kedatangan/ketidakdatangan pemilih ke TPS

(51)

3) Bentuk Sosialisasi

Sosialisasi mengenai pemilu dilakukan melalui berbagai media dengan rekapitulasi data sebagai berikut.

Tabel 4.30

Rekapitulasi Jenis Media Sosialisasi Pilpres

Media Kedatangan pemilih

Datang Tidak datang

Surat Kabar 145 98 Televisi 421 195 Radio 28 4 Internet 55 22 Alat Peraga 410 97 Tatap Muka 104 95 Lainnya 6 21

Adapun diagram batang dari data tersebut disajikan pada gambar berikut.

Gambar 4.3

Media Sosialisasi Pilpres Menurut Kedatangan Pemilih ke TPS

Dari diagram di atas, terlihat bahwa untuk pemilih yang datang ke TPS pada Pilpres, ternyata mayoritas mendapatkan sosialisasi melalui media alat peraga

0 50 100 150 200 250 300 350 400 450

Datang Tidak Datang

(52)

dan televisi, sehingga dapat dikatakan keduanya memiliki andil yang cukup besar terhadap kedatangan pemilih ke TPS.

g. Tingkat kepentingan Pilpres menurut pemilih

1) Hubungan antara kedatangan dan ketidakdatangan dengan anggapan pemilih akan pentingnya pemilu presiden

Untuk melihat hubungan kedatangan pemilih dengan anggapan pemilih akan pentingnya Pilpres, disusun rekapitulasi data sebagai berikut.

Tabel 4.31 Rekapitulasi Data

Berdasarkan Anggapan Tingkat Kepentingan Pilpres

Kedatangan

Seberapa penting Pilpres

Jumlah Sangat penting Cukup penting Tidak penting Datang 413 132 6 551 Tidak datang 128 113 5 246 Jumlah 541 245 11 797

Berdasarkan data pada tabel tersebut, maka dapat ditentukan nilai dari 2dan

kesimpulannya yaitu sebagai berikut. 2

hitung 2tabel Kesimpulan

40,99 5,99

Anggapan pemilih akan pentingnya Pilpresberpengaruh terhadap

kedatangan/ketidakdatangan pemilih ke TPS

2) Hubungan antara kedatangan dan ketidakdatangan pada pemilu presiden dengan aktivitas rutin pemilih

Untuk melihat hubungan kedatangan pemilih dengan aktivitas rutinnya, disusun rekapitulasi data sebagai berikut.

Tabel 4.32

Rekapitulasi Data Berdasarkan Aktivitas Rutin

Kedatangan Mengganggu aktivitas rutin Jumlah

Ya Tidak

(53)

Tidak datang 123 121 244

Jumlah 207 584 791

Berdasarkan data pada tabel tersebut, maka dapat ditentukan nilai dari 2dan

kesimpulannya yaitu sebagai berikut. 2

hitung 2tabel Kesimpulan

109,13 3,84

Anggapan pemilih akan mengganggu atau tidaknya aktivitas rutin mereka berpengaruh terhadap kedatangan/ ketidakdatangan pemilih ke TPS

Hasil ini cukup menarik, berbeda dengan hasil pada pemilu legislatif.Anggapan responden tentang mengganggu aktivitas rutin atau tidaknya pada pemilu presiden berpengaruh terhadap kedatangan mereka ke TPS.Artinya, pemilih yang tidak datang ke TPS pada pemilu presiden lebih mementingkan aktivitas rutin mereka.

h. Hubungan antara kedatangan dan ketidakdatangan pemilih dengan minat untuk berpartisipasi dalam Pemilu Presiden

Untuk melihat hubungan kedatangan pemilih dengan minat untuk berpartisipasi dalam Pemilu Presiden, disusun rekapitulasi data sebagai berikut.

Tabel 4.33 Rekapitulasi Data

Berdasarkan Minat Berpartisipasi dalam Pilpres

Kedatangan

Minat partisipasi pada Pilpres

Jumlah

Sangat besar Biasa saja Tidak

berminat

Datang 279 (92,69%) 263 (54,68%) 8(61,54%) 550

Tidak datang 22 218 5 245

Jumlah 301 481 13 795

Berdasarkan data pada tabel tersebut, maka dapat ditentukan nilai dari 2dan

(54)

2

hitung 

2

tabel Kesimpulan

125,84 5,99

Minat pemilih untuk berpartisipasi dalam Pilpres berpengaruh terhadap kedatangan/ ketidakdatangan pemilih ke TPS

i. Mengenal Calon Presiden

1) Hubungan antara kedatangan dan ketidakdatangan pemilih dengan sejauhmana pemilih mengenal calon presiden

Untuk melihat hubungan antara kedatangan dan ketidakdatangan pemilih dengan sejauhmana pemilih mengenal calon presiden, disusun rekapitulasi data sebagai berikut.

Tabel 4.34 Rekapitulasi Data

Berdasarkan Sejauhmana Responden Mengenal Calon Presiden

Kedatangan Mengenal Capres Jumlah

Ya Tidak

Datang 491 (74,73%) 52 (39,69%) 543

Tidak datang 166 79 245

Jumlah 657 131 788

Berdasarkan data pada tabel tersebut, maka dapat ditentukan nilai dari 2dan

kesimpulannya yaitu sebagai berikut. 2

hitung 2tabel Kesimpulan

60,96 3,84

Dikenal tidaknya calon presiden oleh pemilih berpengaruh terhadap kedatangan/ ketidakdatangan pemilih ke TPS

2) Hubungan antara kedatangan dan ketidakdatangan pemilih dengan sosialisasi visi misi calon presiden

Untuk melihat hubungan antara kedatangan dan ketidakdatangan pemilih dengan sejauhmana pemilih mengetahui visi misi calon presiden, disusun rekapitulasi data sebagai berikut.

(55)

Tabel 4.35

Rekapitulasi Data Berdasarkan Sejauhmana Responden Mengetahui Visi Misi Calon Presiden

Kedatangan Tahu visi misi Capres Jumlah

Ya Tidak

Datang 342 (85,58%) 197 (50,64%) 539

Tidak datang 53 192 245

Jumlah 395 389 784

Berdasarkan data pada tabel tersebut, maka dapat ditentukan nilai dari 2dan

kesimpulannya yaitu sebagai berikut. 2

hitung 2tabel Kesimpulan

116,16 3,84

Pengetahuan mengenai visi misi calon presiden berpengaruh terhadap kedatangan/ ketidakdatangan pemilih ke TPS

j. Hubungan antara kedatangan dan ketidakdatangan pemilih dengan tingkat kepercayaan bahwa hasil pemilu presiden akan membawa perubahan ke arah yang lebih baik

Untuk melihat hubungan antara kedatangan pemilih dengan tingkat kepercayaan akan dampak hasil pemilu legislatif, disusun rekapitulasi data sebagai berikut.

Tabel 4.36 Rekapitulasi Data

Berdasarkan Kepercayaan terhadap Dampak Positif Hasil Pilpres

Kedatangan

Harapan hasil Pilpres membawa perubahan ke arah lebih baik

Jumlah Sangat besar Biasa saja Tidak ada harapan Datang 299 231 6 536 Tidak datang 131 105 9 245 Jumlah 430 336 15 781

Berdasarkan data pada tabel tersebut, maka dapat ditentukan nilai dari 2dan

(56)

2

hitung 

2

tabel Kesimpulan

5,88 5,99

Tingkat kepercayaan pemilih bahwa hasil pilpres akan membawa dampak ke arah yang lebih baik tidak berpengaruh terhadap kedatangan/ketidakdatangan pemilih ke TPS Lalu disusun persentase pemilih yang datang berdasarkan tingkat kepercayaan mereka. Kedatangan Harapan Sangat besar Biasa saja Tidak ada harapan Persentase yang datang 69,53 68,75 40,00

Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa persentase pemilih yang datang ketika mereka memiliki harapan yang besar bahwa hasil pemilu presiden akan membawa perubahan ke arah yang lebih baik, tidak begitu berbeda dengan persentase pemilih yang datang dengan harapan yang biasa saja.

k. Teknis Pelaksanaan

1) Hubungan antara kedatangan dan ketidakdatangan dengan kepahaman pemilih terhadap teknis pelaksanaan pemilu

Untuk mengetahui hubungan antara kedatangan dan ketidakdatangan dengan kepahaman pemilih terhadap teknis pelaksanaan pemilu, disusun rekapitulasi data seperti pada tabel 4.37.Berdasarkan data pada tabel tersebut, maka dapat

ditentukan nilai dari2dan kesimpulannya.

Tabel 4.37 Rekapitulasi Data

Berdasarkan Anggapan terhadap Tingkat Kesulitan Teknis Pilpres

Kedatangan

Merasa sulit terhadap

teknis Pilpres Jumlah

Ya Tidak

Datang 139 397 536

Tidak Datang 55 190 245

(57)

2

hitung 2tabel Kesimpulan

0,91 3,84

Kesulitan teknis pemilu tidak berpengaruh terhadap kedatangan/ ketidakdatangan pemilih ke TPS

2) Hubungan antara kedatangan dan ketidakdatangan dengan pengetahuan pemilih bahwa KTP bisa digunakan jika tidak terdaftar sebagai pemilih

Untuk melihat hubungan tersebut, disusun rekapitulasi data sebagai berikut. Tabel 4.38

Rekapitulasi Data

Berdasarkan Pengetahuan tentang Penggunaan KTP dalam Pilpres

Kedatangan

Tahu bahwa KTP bisa digunakan jika tidak terdaftar

sebagai pemilih Jumlah

Ya Tidak

Datang 401 (83,54%) 148 (46,98%) 549

Tidak Datang 79 167 246

Jumlah 480 315 795

Berdasarkan data pada tabel tersebut, maka dapat ditentukan nilai dari

2dan kesimpulannya yaitu sebagai berikut.

2

hitung 

2

tabel Kesimpulan

117,25 3,84

Pengetahuan pemilih tentang penggunaan KTP dalam Pemilu berpengaruh terhadap kedatangan/ketidakdatangan pemilih ke TPS

3) Hubungan antara kedatangan dan ketidakdatangan dengan terdaftar tidaknya

pemilih di Daftar Pemilih Tetap

Untuk melihat hubungan tersebut, disusun rekapitulasi data sebagai tertera dalam Tabel 4.39. Berdasarkan data pada tabel tersebut, maka dapat

(58)

Tabel 4.39 Rekapitulasi Data

Berdasarkan Terdaftar Tidaknya Pemilih di DPT

Kedatangan

Terdaftar sebagai pemilih di

TPS Jumlah Ya Tidak Datang 542 (71,50%) 3 (23,08%) 545 Tidak datang 216 10 226 Jumlah 758 13 771 2

hitung 2tabel Kesimpulan

12,22 3,84

Terdaftar tidaknya pemilih dalam DPT

berpengaruh terhadap kedatangan/

ketidakdatangan pemilih ke TPS

4) Hubungan antara kedatangan dan ketidakdatangan dengan perolehan surat

undangan untuk pemilih datang ke TPS

Untuk melihat hubungan tersebut, disusun rekapitulasi data sebagai berikut. Tabel 4.40

Rekapitulasi Data Berdasarkan Perolehan Undangan Pilpres

Kedatangan

Terdaftar sebagai pemilih di

TPS Jumlah

Ya Tidak

Datang 542 (71,50%) 3 (23,08%) 545

Tidak datang 216 10 226

Jumlah 758 13 771

Berdasarkan data pada tabel tersebut, maka dapat ditentukan nilai dari

2dan kesimpulannyayaitu sebagai berikut.

2

hitung 

2

tabel Kesimpulan

15,07 3,84

Perolehan surat undangan untuk pemilih untuk datang ke TPS berpengaruh terhadap kedatangan/ ketidakdatangan pemilih ke TPS

Gambar

Tabel 4.21 Rekapitulasi Data tentang Motivasi Datang ke TPS Pileg …… 30 Tabel 4.22 Rekapitulasi Data tentang Alasan Tidak Datang ke
Tabel 4.41 Rekapitulasi Data tentang Motivasi Datang ke TPS
Tabel 4.60 Rekapitulasi Data tentang Motivasi Datang ke TPS 56 Tabel 4.61 Rekapitulasi Data tentang Alasan Tidak Datang ke TPS …….
Gambar 4.2 Alasan Pemilih Tidak Datang ke TPS Pileg …………..……. 31 Gambar 4.3 Media Sosialisasi Pilpres Menurut Kedatangan Pemilih ke
+7

Referensi

Dokumen terkait

Logam besi dapat digolongkan dalam beberapa kelompok berdasarkan komposisi kimia, khususnya kadar karbon, sifat-sifat mekanis atau fisis dan

Dikarenakan mutu layanan ini yang dikhususkan pada mutu layanan guru sebagai sentral yang secara aktif berhubungan langsung dengan siswa, dan biaya (cost) sebagai

23 PEMANFAATAN PROGRAM GEOGEBRA DALAM UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN PADA POKOK BAHASAN SEGITIGA DITINJAU DARI HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII Adi Suryobintoro,

NASRUN

Kebijakan Pemerintah Pusat dalam program visi dan misi Nawa Cita lewat Kementerian Perhubungan dan Pemerintah Daerah Provinsi Papua dan Kota Jayapura dalam program

Meskipun dalam survei kali ini hak untuk terlibat dalam penyusunan standar pelayanan menjadi yang paling sedikit diketahui oleh responden, namun jika dibandingkan dengan survei di

Manfaat adanya rancangan pengajaran terutama diperlukan oleh pengajar dalam menyampaikan materi dengan baik, yang meliputi : (1) tujuan pengajaran, (2) ruang lingkup

Untuk menanggulangi hal tersebut, penulis merancang sebuah media promosi berupa video dokumenter, yang berisi tentang informasi mengenai pentingnya fungsi dan