• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kesimpulan

Dalam dokumen Ketua. Asep Kurnia, S.H., M.H (Halaman 71-83)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

2

hitung2

tabel Kesimpulan

22,25 3,84

Perolehan surat undangan untuk datang ke TPS berpengaruh terhadap

kedatangan/ketidakdatangan pemilih ke TPS

k. Motivasi pemilih datang ke TPS

Berdasarkan data responden yang datang ke TPS pada Pilkada, disusun rekapitulasi data seperti pada tabel berikut.

Tabel 4.60

Rekapitulasi Data tentang Motivasi Datang ke TPS Pilkada

Motivasi datang ke TPS Jumlah Persen

Kesadaran sendiri 614 97,77

Ajakan saudara/teman/tetangga 7 1,11

Paksaan dari pihak lain 1 0,16

Dari tabel tersebut sangat jelas bahwa mereka yang datang ke TPS, mayoritas adalah atas kesadaran sendiri.

l. Alasan pemilih tidak datang ke TPS pada Pilkada

Untuk mengetahui alasan ketidakdatangan ke TPS pada Pilkada, hasil angket direkapitulasi sebagai berikut.

Tabel 4.61

Rekapitulasi Data tentang Alasan Tidak Datang ke TPS Pilkada

Penyebab tidak datang Jumlah Persen

Tidak percaya hasil Pilkada 21 15,22

Tidak ada pilihan dari calon yang ada 4 2,90

Alasan teknis (sakit, pindah TPS,

ketiduran, dll) 49 35,51

Alasan Lain (bekerja dan kuliah) 64 46,38

Jumlah 138 100,1

Keadaan di atas dapat ditampilkan dalam diagram lingkaran seperti tampak dalam Gambar 4.6.

Gambar 4.6

Alasan Pemilih Tidak Datang ke TPS Pilkada

Sama halnya dengan kegiatan Pileg dan Pilpres, persentase terbesar alasan untuk pemilih yang tidak datang ke TPS adalah alasan lain seperti bekerja dan

Tidak Percaya hasil Pemilu

Tidak ada pilihan dari calon yang ada

Alasan Teknis (sakit, pindah TPS, ketiduran, dll) Alasan Lain (bekerja dan kuliah)

kuliah. Urutan kedua ada pada alasan teknis seperti sakit, pindah TPS, ketiduran dan lain-lain.

B. Pembahasan

1. Pembahasan Mengenai Faktor-Faktor yang Berpengaruh pada Kedatangan/Ketidakdatangan Pemilih ke TPS

Sebelum dikaji lebih lanjut faktor-faktor apa saja yang berhubungan/

berpengaruh dan yang tidak berhubungan/berpengaruh terhadap

kedatangan/ketidakdatangan pemilih ke TPS pada ketiga kegiatan pemilu, terlebih dahulu dibuatkan tabel sebagai ringkasan dari hasil analisis data sebagaimana telah diuraikan pada bagian A pada Bab IV ini. Tabel 4.62 menyajikan ringkasan tersebut.

Tabel 4.62

Ringkasan Hasil Uji Hubungan Faktor-Faktor Terkait Kegiatan Pemilu dengan Kedatangan/Ketidakdatangan Pemilih

No. Faktor

Hubungan/Pengaruh terhadap Kedatangan/Ketidakdatangan

Pileg Pilpres Pilkada

Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak

1 Jenis kelamin    2 Usia    3 Pendidikan terakhir    4 Pekerjaan    5 Penghasilan    6 Perolehan sosialisasi dari KPU    7 Perolehan sosialisasi

dari selain KPU   

8 Kepahaman terhadap

tujuan pemilu  - - -

-9 Anggapan pentingnya

pemilu   

No. Faktor

Hubungan/Pengaruh terhadap Kedatangan/Ketidakdatangan

Pileg Pilpres Pilkada

Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak

11 Minat berpartisipasi

dalam pemilu   

12 Daerah asal calon  - - -

-13 Sejauhmana mengenal

calon   

14 Sosialisasi visi misi

calon   

15 Tingkat kepercayaan

hasil pemilu akan membawa perubahan yang lebih baik

   16 Anggapan terhadap kesulitan teknis pelaksanaan pemilu    17 Pengetahuan bahwa KTP bisa digunakan jika tidak terdaftar sebagai pemilih    18 Terdaftar tidaknya pemilih di DPT    19 Perolehan surat undangan datang ke TPS   

Dapat dikemukakan di sini bahwa:

1) Faktor jenis kelamin berhubungan dengan kedatangan/ketidakdatangan pemilih pada kegiatan Pilpres, tetapi tidak berhubungan pada kegiatan Pileg dan Pilkada. Pada Pilpres, pemilih laki-laki lebih tinggi kecenderungan untuk datang dibanding pemilih wanita.

2) Faktor usia pemilih tidak berhubungan dengan kedatangan/ketidakdatangan pemilih pada ketiga kegiatan pemilu.

3) Faktor penghasilan pemilih tidak berhubungan dengan kedatangan/ ketidakdatangan pemilih pada ketiga kegiatan pemilu.

4) Faktor pendidikan terakhir berpengaruh terhadap kedatangan/ketidakdatangan pemilih pada ketiga kegiatan pemilu. Semakin tinggi tingkat pendidikan, semakin tinggi kecenderungan untuk datang ke TPS.

5) Faktor pekerjaan berpengaruh terhadap kedatangan/ketidakdatangan pemilih pada ketiga kegiatan pemilu. Pemilih PNS, pensiunan, dan wiraswasta cenderung datang ke TPS dibanding petani dan buruh.

6) Sosialisasi pemilu dari KPU berpengaruh terhadap

kedatangan/ketidakdatangan pemilih pada ketiga kegiatan pemilu.Pemilih yang memperoleh sosialisasi kecenderungan datangnya lebih tinggi daripada yang tidak.

7) Sosialisasi pemilu dari selain KPU berpengaruh terhadap

kedatangan/ketidakdatangan pemilih pada ketiga kegiatan pemilu. Hal yang sama seperti pada butir 6.

8) Kepahaman terhadap tujuan Pemilu berpengaruh terhadap kedatangan/ ketidakdatangan pemilih pada Pileg. Semakin paham tujuan, semakin tinggi kecenderungan untuk datang.

9) Anggapan pemilih akan pentingnya pemilu berpengaruh terhadap

kedatangan/ketidakdatangan pemilih pada ketiga kegiatan pemilu. Semakin menganggap penting pemilu tersebut, semakin tinggikecenderungan datang ke TPS.

10) Aktivitas rutin pemilih tidak berpengaruh terhadap kedatangan/

ketidakdatangan pada kegiatan Pileg dan Pilkada, tetapi berpengaruh pada Pilpres. Pada Pilpres, pemilih cenderung melaksanakan aktivitas rutin mereka dibanding datang ke TPS.

11) Minat untuk berpartisipasi dalam pemilu berpengaruh terhadap

kedatangan/ketidakdatangan pemilih pada ketiga kegiatan pemilu. Semakin tinggi minat, semakin tinggi kecenderungan untuk datang ke TPS.

12) Ada/tidaknya calon anggota legislatif dari daerah asal pemilih berpengaruh terhadap kedatangan/ketidakdatangan pemilih pada Pileg, dalam hal ini

pemilih yang ada calon yang berasal dari daerah asal pemilih lebih besarkecenderungan untuk datang dibanding pemilih yang tidak ada calon yang berasal dari daerahnya.

13) Sejauhmana pemilih mengenal calon legislatif, calon presiden, dan calon kepala daerah, berpengaruh terhadap kedatangan/ketidakdatangan pemilih. Pemilih yang mengenal calon, lebih tinggi kecenderungan datang ke TPS dibanding pemilih yang tidak mengenal calon.

14) Sejauhmana pemilih mengetahui visi dan misi calon legislatif, calon presiden, dan calon kepala daerah berpengaruh terhadap kedatangan/ketidakdatangan pemilih. Pemilih yang mengetahui visi misi calon, lebih tinggi kecenderungan datang ke TPS dibanding pemilih yang tidak mengetahui.

15) Tingkat kepercayaan pemilih bahwa hasil pemilu akan membawa perubahan ke arah yang lebih baik berpengaruh terhadap kedatangan/ketidakdatangan pemilih pada Pileg dan Pilkada, tetapi tidak berpengaruh pada Pilpres. Pada

Pileg dan Pilkada, semakin tinggi tingkat kepercayaan, semakin

tinggikecenderungan untuk datang ke TPS.

16) Anggapan pemilih terhadap kesulitan teknis dalam pelaksanaan pemilu tidak

berpengaruh terhadap kedatangan/ketidakdatangan pada ketiga pemilu

tersebut.

17) Pengetahuan pemilih bahwa KTP bisa digunakan jika tidak terdaftar sebagai pemilu berpengaruh terhadap kedatangan/ketidakdatangan pada ketiga pemilu tersebut. Pemilih yang tahu tentang hal ini lebih tinggi kecenderungannya untuk datang dibanding yang tidak tahu.

18) Terdaftar/tidaknya pemilih di Daftar Pemilih Tetap (DPT) berpengaruh terhadap kedatangan/ketidakdatangan pada ketiga pemilu. Pemilih yang terdaftar di DPT lebih tinggi kecenderungannya untuk datang dibanding yang tidak terdaftar.

19) Perolehan surat undangan untuk datang ke TPS berpengaruh terhadap kedatangan/ketidakdatangan pada ketiga pemilu tersebut. Pemilih yang mendapat undangan lebih tinggi kecenderungannya untuk datang daripada yang tidak mendapat undangan.

2. Pembahasan Mengenai Media Sosialisasi Pemilu

Tabel-tabel berikut menampilkan urutan jenis media sosialisasi menurut banyaknya media tersebutmenjangkau pemilih dan dipergunakan sebagai sumber informasi mengenai kegiatan pemilu.

Tabel 4.63

Urutan Media Sosialisasi Pemilu yang Digunakan Pemilih yang Datang

Media Urutan

Pileg Pilpres Pilkada

Surat Kabar 3 3 3 Televisi 2 1 2 Radio 6 6 5 Internet 5 5 6 Alat Peraga 1 2 1 Tatap Muka 4 4 4 Lainnya 7 Tabel 4.64

Urutan Media Sosialisasi Pemilu yang Digunakan Pemilih yang Tidak Datang

Media Urutan

Pileg Pilpres Pilkada

Surat Kabar 3 2 4 Televisi 1 1 2 Radio 6 7 5,5 Internet 4 5 5,5 Alat Peraga 2 3 1 Tatap Muka 5 4 3 Lainnya 6

Dengan memperhatikan kedua tabel di atas, diketahui bahwa pemilih yang datang, memperoleh informasi pemilu terutama dari televisi dan alat peraga; sedangkan media yang kurang menjangkau atau kurang dimanfaatkan untuk mendapat informasi adalah radio dan internet. Hal serupa terjadi pada pemilih yang tidak datang.

3. Pembahasan Mengenai Motivasi Pemilih Datang ke TPS

Untuk melihat bagaimana motivasi pemilih datang ke TPS pada umumnya, dapat ditelaah dari rekapitulasi persentase masing-masing pemilu seperti terlihat pada Tabel 4.65.

Tabel 4.65

Motivasi Pemilih Datang ke TPS

Motivasi datang ke TPS Persentase

Pileg Pilpres Pilkada

Kesadaran sendiri 96,97 96,67 97,77

Ajakan saudara/teman/tetangga 1,75 1,85 1,11

Paksaan dari pihak lain 0,32 0,37 0,16

Lainnya 0,96 1,11 0,96

Data di atas memberikan informasi yang menggembirakan karena pemilih yang datang ke TPS hampir seluruhnya atas kesadaran sendiri, yakni di atas 96% dari pemilih yang datang pada ketiga pemilu. Ada yang datang karena paksaan dari pihak lain, namun persentasenya sangat kecil.

4. Pembahasan Mengenai Alasan Pemilih Tidak Datang ke TPS

Kepada pemilih yang tidak datang ke TPS, ditanyakan alasannya. Tabel 4.66 memuat persentase dari masing-masing jenis alasan yang dikemukakan para pemilih, serta rank (urutan) berdasarkan persentase tersebut.

Tabel 4.66

Alasan Pemilih Tidak Datang ke TPS

Penyebab tidak datang Pileg Pilpres Pilkada

% Rank % Rank % Rank

Tidak percaya hasil Pemilu 15,79 3 9,79 3 15,22 3

Tidak ada pilihan dari calon

yang ada 2,63 4 7,23 4 2,90 4

Alasan teknis (sakit, pindah

TPS, ketiduran, dll) 37,50 2 20,43 2 35,51 2

Alasan Lain (bekerja dan

Dengan memperhatikan tabel di atas, diketahui bahwa pemilih yang tidak datang ke TPS sebagian besar karena alasan lain, dalam hal ini responden mencantumkan kepentingan bekerja atau kepentingan kuliah. Persentase yang tinggi adalah pada Pilpres. Urutan kedua adalah alasan teknis, berikutnya tidak percaya hasil pemilu, dan keempat atau terakhir adalah karena tidak ada pilihan dari calon yang ada.

BAB V

KESIMPULAN & SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut.

1. Meningkatnya angka partisipasi pada pemilu legislatif disebabkan sosialisasi

yang dilakukan oleh KPU dan selain KPU telah dilakukan dengan sangat baik sehingga mereka faham dengan tujuan dan pentingnya pemilu, paham terhadap teknis pelaksanaan pemilu; banyak caleg berasal dari daerah pemilihannya sehingga masyarakat lebih mengenal caleg beserta visi misinya; kepercayaan masyarakat yang tinggi terhadap hasil pemilu yang akan membawa perubahan ke arah yang lebih baik.

2. Hal-hal yang mempengaruhi kehadiran dan ketidakhadiran pemilih di TPS

pada pemilu legislatif, pemilu presiden dan pemilu kepala daerah adalah:

a. Faktor jenis kelamin berhubungan dengan kedatangan/ketidakdatangan

pemilih pada kegiatan Pilpres, tetapi tidak berhubungan pada kegiatan Pileg dan Pilkada. Pada Pilpres, pemilih laki-laki lebih tinggi kecenderungan untuk datang dibanding pemilih wanita.

b. Faktor usia pemilih tidak berhubungan dengan

kedatangan/ketidakdatangan pemilih pada ketiga kegiatan pemilu.

c. Faktor penghasilan pemilih tidak berhubungan dengan kedatangan/

ketidakdatangan pemilih pada ketiga kegiatan pemilu.

d. Faktor pendidikan terakhir berpengaruh terhadap

kedatangan/ketidakdatangan pemilih pada ketiga kegiatan pemilu. Semakin tinggi tingkat pendidikan, semakin tinggi kecenderungan untuk datang ke TPS.

e. Faktor pekerjaan berpengaruh terhadap kedatangan/ketidakdatangan pemilih pada ketiga kegiatan pemilu. Pemilih PNS, pensiunan, dan wiraswasta cenderung datang ke TPS dibanding petani dan buruh.

f. Sosialisasi pemilu dari KPU berpengaruh terhadap kedatangan/

ketidakdatangan pemilih pada ketiga kegiatan pemilu. Pemilih yang memperoleh sosialisasi kecenderungan datangnya lebih tinggi daripada yang tidak.

g. Sosialisasi pemilu dari selain KPU berpengaruh terhadap kedatangan/

ketidakdatangan pemilih pada ketiga kegiatan pemilu. Hal yang sama seperti pada butir 6.

h. Kepahaman terhadap tujuan Pemilu berpengaruh terhadap kedatangan/

ketidakdatangan pemilih pada Pileg. Semakin paham tujuan, semakin tinggi kecenderungan untuk datang.

i. Anggapan pemilih akan pentingnya pemilu berpengaruh terhadap

kedatangan/ketidakdatangan pemilih pada ketiga kegiatan pemilu.

Semakin menganggap penting pemilu tersebut, semakin tinggi

kecenderungan datang ke TPS.

j. Aktivitas rutin pemilih tidak berpengaruh terhadap kedatangan/

ketidakdatangan pada kegiatan Pileg dan Pilkada, tetapi berpengaruh pada Pilpres. Pada Pilpres, pemilih cenderung melaksanakan aktivitas rutin mereka dibanding datang ke TPS.

k. Minat untuk berpartisipasi dalam pemilu berpengaruh terhadap

kedatangan/ ketidakdatangan pemilih pada ketiga kegiatan pemilu. Semakin tinggi minat, semakin tinggi kecenderungan untuk datang ke TPS.

l. Ada/tidaknya calon anggota legislatif dari daerah asal pemilih

berpengaruh terhadap kedatangan/ketidakdatangan pemilih pada Pileg, dalam hal ini pemilih yang ada calon yang berasal dari daerah asal pemilih lebih besar kecenderungan untuk datang dibanding pemilih yang tidak ada calon yang berasal dari daerahnya.

m. Sejauhmana pemilih mengenal calon legislatif, calon presiden, dan calon

kepala daerah, berpengaruh terhadap kedatangan/ketidakdatangan

pemilih. Pemilih yang mengenal calon, lebih tinggi kecenderungan datang ke TPS dibanding pemilih yang tidak mengenal calon.

n. Sejauhmana pemilih mengetahui visi dan misi calon legislatif, calon

presiden, dan calon kepala daerah berpengaruh terhadap

kedatangan/ketidakdatangan pemilih. Pemilih yang mengetahui visi misi calon, lebih tinggi kecenderungan datang ke TPS dibanding pemilih yang tidak mengetahui.

o. Tingkat kepercayaan pemilih bahwa hasil pemilu akan membawa

perubahan ke arah yang lebih baik berpengaruh terhadap

kedatangan/ketidakdatangan pemilih pada Pileg dan Pilkada, tetapi tidak berpengaruh pada Pilpres. Pada Pileg dan Pilkada, semakin tinggi tingkat kepercayaan, semakin tinggi kecenderungan untuk datang ke TPS.

p. Anggapan pemilih terhadap kesulitan teknis dalam pelaksanaan pemilu

tidak berpengaruh terhadap kedatangan/ketidakdatangan pada ketiga pemilu tersebut.

q. Pengetahuan pemilih bahwa KTP bisa digunakan jika tidak terdaftar

sebagai pemilu berpengaruh terhadap kedatangan/ketidakdatangan pada ketiga pemilu tersebut. Pemilih yang tahu tentang hal ini lebih tinggi kecenderungannya untuk datang dibanding yang tidak tahu.

r. Terdaftar/tidaknya pemilih di Daftar Pemilih Tetap (DPT) berpengaruh

terhadap kedatangan/ketidakdatangan pada ketiga pemilu. Pemilih yang terdaftar di DPT lebih tinggi kecenderungannya untuk datang dibanding yang tidak terdaftar.

s. Perolehan surat undangan untuk datang ke TPS berpengaruh terhadap

kedatangan/ketidakdatangan pada ketiga pemilu tersebut. Pemilih yang mendapat undangan lebih tinggi kecenderungannya untuk datang daripada yang tidak mendapat undangan.

3. Angka partisipasi Pilpres tahun 2014 menyimpang dari pola pada pemilu-pemilu sebelumnya, dikarenakan rendahnya tingkat kepercayaan masyarakat terhadap hasil pemilu akan membawa perubahan ke arah yang lebih baik dibandingkan dengan pemilu presiden sebelumnya sehingga pemilih yang tidak datang ke TPS banyak yang lebih mementingkan aktivitas rutin mereka sehari-hari.

4. Berdasarkan hasil survey alasan pemilih tidak datang ke TPS (Golput) adalah

alasan teknis (sakit, pindah TPS, ketiduran, dll) pada Pileg 37,50%, Pilpres 20,43%, Pilkada 35,51%; Alasan lain (bekerja dan kepentingan kuliah) (Pileg 44,08%, Pilpres 62,55%, Pilkada 46,38%); tidak percaya dengan hasil pemilu (Pileg 15,79%, Pilpres 9,79%, Pilkada 15,22%); tidak ada pilihan dari calon yang ada (Pileg 2,63%, Pilpres 7,23%, Pilkada 2,90%).

Dalam dokumen Ketua. Asep Kurnia, S.H., M.H (Halaman 71-83)

Dokumen terkait