• Tidak ada hasil yang ditemukan

Training Pengembangan Pembelajaran Electronic Commerce Bagi Guru Sekolah Menengah Kejuruan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Training Pengembangan Pembelajaran Electronic Commerce Bagi Guru Sekolah Menengah Kejuruan"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

34

Training Pengembangan Pembelajaran Electronic Commerce

Bagi Guru Sekolah Menengah Kejuruan

Tri Kuncoro1, Khoirudin Asfani1, Priyono1 1

Universitas Malang

Corresponding author: tri.kuncoro.ft@um.ac.id

Abstrak. Permasalahan guru SMK selama ini masih belum memahami kewirausahaan

electronic commerce (e-commerce). Pemahaman penjualan barang dan jasa secara langsung (direct selling) melalui internet, yang penting untuk dipahami guru SMK, untuk diajarkan ke peserta didik secara praktis masih belum cukup dikuasai. Dalam upaya untuk membelajarkan peserta didik melalui belajar kewirausahaan dengan topik electronic commerce, maka kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) dilakukan. PKM ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman guru dalam memahami e-commerce. Metode pelaksanaan pelatihan e-commerce disampaikan menggunakan media video secara daring dan berbasis Whatsapp Group, kemudian dilakukan pretest dan posttest untuk mengetahui perbedaannya. Peserta pelatihan terdiri dari guru SMK yang mengajar mata pelajaran produktif pada SMK Negeri 2 Singosari dan SMK Negeri 1 Kediri. Pemahaman materi praktik kewirausahaan tentang e-commerce sebelum pelatihan dilakukan sangat rendah (31,23%). Setelah melakukan kegiatan pelatihan, diperoleh hasil terkait pemahaman guru, yaitu ada peningkatan pemahaman pada materi praktik kewirausahaan tentang e-commerce, rencana pengembangan e commerce, dan evaluasi pemahaman materi e-commerce, dengan skor 2,70 (69,43%) atau kriteria skor cukup memahami. Simpulan dari kegiatan PKM ini adalah pengembangan dan pelatihan pembelajaran e-commerce mampu meningkatkan pemahaman Guru SMK tentang materi praktik kewirausahaan dengan topik e-commerce.

1. Pendahuluan

Rendahnya tingkat pemahaman teknologi informasi dan komunikasi (TIK), terutama di kalangan guru Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan salah satu faktor yang menghambat terlaksananya pembelajaran era revolusi industri 4.0. (Kuncoro, 2007; Surya, 2007; Pradana, 2016). Di bidang kewirausahaan, e-commerce (electronic commerce) didefinisikan sebagai berwirausaha segala kebutuhan melalui jasa internet/online (Kozinets, dkk., 2010). Pemahaman penjualan barang dan jasa secara langsung (direct selling) melalui internet, yang penting untuk dipahami pendidik, untuk diajarkan ke peserta didik (Kagermann, dkk., 2013). Hal tersebut dalam upaya untuk membelajarkan peserta didik dalam belajar keswirausahaan tentang

electronic commerce.

Studi pendahuluan telah dilakukan pada SMK Negeri 1 Singosari dan SMKN 1 Kediri. Hasil studi tersebut telah mengungkap permasalahan terkait pemahaman pembelajaran terkait praktik kewirausahaan di SMK Negeri 2 Singosari dan SMK Negeri 1 Kediri era Revolusi Industri 4.0, yaitu: (1) dalam pembelajaran revolusi industri 4.0, guru belum cukup memberikan pemahaman tentang materi e-commerce dan memiliki nilai yang sangat rendah (31,23%) dan (2) guru masih kesulitan mengembangkan inovasi belajar era revolusi industri 4.0, khususnya pada materi kewirausahaan. Selama ini, guru hanya memberikan tugas terkait kajian teoritis materi kewirausahaan, sedangkan untuk kajian praktiknya belum dilakukan secara optimal. Hal ini disebabkan karena selama ini belum adanya kegiatan pelatihan atau workshop terkait praktik

e-commerce secara langsung ke dalam pembelajaran kewirausahaan oleh guru, sehingga

pengalaman untuk mencoba sendiri secara langsung sangat minim.

Dari analisis kondisi pembelajaran di SMK Negeri 1 Singosari Malang dan SMK Negeri 1 Kediri, justifikasi pengusul bersama mitra persoalan prioritas yang disepakati untuk diselesaikan selama pelaksanaan program PKM, yaitu: pengembangan materi pembelajaran era revolusi

(2)

35

industri 4.0., dan pelatihan untuk meningkatkan pemahaman guru tentang kajian praktik

e-commerce dalam bidang kewirausahaan. Luaran yang diharapkan adalah meningkatnya

pemahaman guru di bidang kewirausahaan dengan topik e-commerce melalui rangkaian kegiatan pelatihan yang dilakukan secara daring di era COVID-19, produk berupa materi pembelajaran tentang kewirausahaan dengan topik e-commerce yang layak dan mudah dipahami oleh peserta PKM (guru), serta artikel ilmiah yang dipublikasikan pada prosiding seminar nasional.

2. Metode Pelaksanaan Pengabdian Masyarakat/Kewirausahaan

Tingkat pemahaman teknologi informasi dan komunikasi (TIK), di kalangan guru SMK merupakan salah satu faktor yang menghambat terlaksananya pembelajaran era revolusi industri 4.0. Dalam pemahaman materi E-commerce guru-guru mengalami hambatan pemahaman dalam aplikasi di internet/online (Kozinets, dkk., 2010).

2.1. Materi

Materi pelatihan meliputi: a) pemahaman materi e-commerce; b) rencana pengembangan materi e-commerce; dan c) Evaluasi pemahaman e-commerce. Klasifikasi materi pelatihan meliputi (l) klasifikasi e-commerce terbagi berdasarkan aplikasi dan berdasarkan pola transaksi.

Klasifikasi tersebut adalah sebagai berikut: 1) Klasifikasi E-Commerce berdasarkan a) aplikasi, dan b) pola transaksi. Klasifikasi tersebut adalah sebagai berikut:

(1) Klasifikasi berdasarkan aplikasi, Pengaplikasian dari e-commerce terbagi kedalam 3 kategori (Turban, dkk., 2002): (a) Pembelian dan penjualan barang dan jasa. Kategori ini biasanya mengacu sebagai pasar elektronik; (b) Memfasilitasi aliran informasi, komunikasi dan kolaborasi inter dan intra organisasi. Ini kadang-kadang disebut sebagai system interorganisasional, dan (c) Menyediakan layanan konsumen; (2) Klasifikasi berdasarkan pola transaksi (Turban, dkk., 2008) yaitu: (a) Business to Business (B2B); (b) Business to Customer (B2C), (c) Consumer to consumer (C2C), (d) Consumer to Business (C2B), (e) Non business E-commerce, dan (f) Intrabusiness

(organizational) E-commerce. 2.2. Metode Pelaksanaan

Pelaksanaan training Electronic Commerce, disampaikan menggunakan media training daring dan berbasis Whatsapp.

2.2.1. Peserta Pengabdian

Peserta pengabdian masyarakat, yakni guru SMK Negeri 1 Singosari Malang dan SMK Negeri 1 Kediri yang diajar menggunakan media daring, sebanyak 30 guru produksi.

2.2.2. Strategi Penyampaian

Strategi penyampaian materi menggunakan dua jenis penyampaian yaitu (l) penyampaian secara daring, dan (2) Prosedur hybrid atau blended learning mengacu pada pelaksanaan metode ini, meliputi: (a) Self-paced learning, berarti mengombinasikannya dengan pembelajaran mandiri yang memungkinkan peserta didik belajar kapan saja dan dimana saja secara online, (b) Collaboration, (c) Assessment, (d) Performance support materials untuk memastikan bahan belajar disiapkan dalam bentuk digital. Hal ini bertujuan ag ar bahan belajar tersebut dapat dengan mudah diakses oleh peserta didik, baik secara online.

2.2.3. Instrumen Pengabdian

Instrumen pengumpulan data menggunakan kuesioner yang berisi jenis pertanyaan tertutup, semi tertutup, dan terbuka yang dibagikan menggunakan google form.

2.2.4. Evaluasi

Dalam fase ini satgas meminta guru peserta training mempresentasikan hasil tugasnya, Satgas mengevaluasi hasil tugasnya tentang materi yang telah dipelajari dengan solusi dan penjelasan. Evaluasi dilakukan untuk mengukur dan memberikan nilai secara obyektif atas pencapaian hasil-hasil pelaksanaan program dan kegiatan training yang telah direncanakan sebelumnya. Evaluasi selalu berupaya untuk mempertanyakan efektivitas dan efisiensi pelaksanaan dari suatu rencana yang sekaligus mengukur seobyektif mungkin hasil-hasil pelaksanaan (program) training dengan ukuran-ukuran yang dapat diterima pihak-pihak yang mendukung atau yang tidak mendukung

(3)

36

suatu rencana tersebut. Evaluasi dilakukan terhadap pelaksanaan training, untuk menilai keberhasilan pelaksanaan dari suatu program/kegiatan berdasar indikator dan sasaran kinerja yang telah ditetapkan sebelumnya.

2.3. Teknik Analisis

Kegiatan pelatihan ini menghasilkan data kuantitatif. Analisis data yang dilakukan pada hasil kegiatan pelatihan diolah menggunakan SPSS dalam bentuk statistik deskriptif.

3. Hasil dan Diskusi

3.1. Kegiatan Pelatihan

Pelatihan pada kegiatan PKM ini dilakukan melalui metode daring. Hal ini dilakukan untuk memenuhi aturan protokol kesehatan COVID-19 agar tidak menyebabkan cluster baru yang diakibatkan oleh kegiatan PKM. Metode dari yang dilakukan melalui 2 tahapan, yaitu daring sinkronus dan asinkronus. Materi yang disampaikan adalah 1) perancangan dan pengembangan produk pendidikan yang layak dan bernilai jual (sebuah aplikasi sederhana berbasis android dengan ekstensi .apk) yang nantinya akan dapat dipasarkan melalui internet dan 2) tutorial untuk memasarkan produk ke dalam internet melalui google playstore. Kegiatan tersebut ditunjukkan seperti pada Gambar 1.

Gambar 1. Kegiatan pelatihan melalui metode daring sinkronus pembuatan obyek 3D untuk aplikasi berbasis augmented reality

3.2. Peningkatan Pemahaman Guru pada Materi E-Commerce

Hasil analisis data pada kegiatan pelatihan untuk meningkatkan pemahaman Guru pada materi

e-commerce, rencana pengembangan e-commerce, dan evaluasi pemahaman materi e-commerce,

rata-rata skor adalah cukup memahami 2,70 (69,43%). Hasil ini diperoleh melalui kegiatan posttest paska kegiatan pelatihan. Selain kegiatan pelatihan yang dilakukan secara daring sinkronus, guru-guru juga memperoleh materi secara asinkronus (softfile) sehingga guru-guru dapat mengulang Kembali materi pelatihan secara mandiri. Melalui kegiatan pelatihan ini, kemampuan guru menjadi lebih baik dan diharapkan menjadi lebih profesional dalam mengajar.

Guru-guru yang profesional diharapkan dapat meningkatkan pemahaman peserta didik tentang E-Commerce, jika guru tidak menguasai ilmu pengetahuan, teknologi dan informatika, sulit bagi mereka untuk dapat membantu dan membimbing peserta didiknya mema hami tentang

(4)

37

Commerce. Commerce sendiri memiliki ekstensi yang berarti Perdagangan Elektronik. E-Commerce adalah kegiatan perdagangan yang hampir seluruhnya atau hanya sebagian yang

menggunakan media internet yang digunakan sebagai komunikasi.

E-commerce merupakan transaksi paperless di mana inovasi seperti pertukaran informasi

data elektronik, surat elektronik, papan buletin elektronik, transfer dana elektronik dan teknologi berbasis jaringan lainnya diterapkan berdasarkan jaringan umumnya. Electronica commerce adalah strategi komersial baru mengarah kepada peningkatan kualitas produk, layanan dan perbaikan di tingkat layanan penyediaan sementara link persyaratan organisasi, pemasok, dan konsumen ke arah mengurangi biaya (Shaw, dkk., 2012). E-commerce adalah pendekatan baru bisnis baik secara elektronik dan menggunakan jaringan dan Internet. Dengan cara ini proses jual beli atau pertukaran produk, jasa dan informasi melalui laptop, android komputer melakukan komunikasi dan jaringan termasuk internet (Turban, dkk., 2018).

Pemahaman transaksi e-commerce semua atau hanya sebagian yang menggunakan media internet karena dalam proses perdagangan hanya ada orang yang memasukkan internet sebagai media komunikasi mereka dalam proses perdagangan. Penggunaan internet secara komprehensif, jika dalam kegiatan perdagangan semua iklan, pembayaran, penjualan, catatan, pengiriman, produksi, semuanya menggunakan internet, dikatakan komprehensif. Profesi guru adalah suatu profesi yang dinamis, dan berkembang sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi yang berbasis industri 4.0. Teknologi juga tak henti berinovasi dalam meminalkan kontak fisik pada kondisi pandemi saat ini.

Sejalan dengan ini maka guru harus terus menerus meningkatkan diri dalam pemahaman materi E-Commerce, Pengembangan E Commerce, dalam upaya untuk membantu dan membimbing peserta didik untuk berkembang dalam penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi pada revolusi industri 4.0. Guru-guru yang profesional diharapkan dapat mengembangkan peserta didik untuk berinovasi dan berkreasi.

Gambar 2. Kegiatan hasil pengabdian ke SMK Negeri 1 Singosari dan SMK Negeri 1 Kediri 4. Kesimpulan

Kegiatan pelatihan ini dilakukan melalui dua tahapan, yaitu pelatihan secara daring sinkronus dan asinkronus. Pelatihan daring asinkronus dilakukan dengan melakukan pembimbingan secara

(5)

38

langsung (online), sedangkan pelatihan secara daring asinkronnus melalui metode pembelajaran mandiri (modul pembelajaran softfile). Berdasarkan hasil analisis data dari kegiatan pelatihan tentang peningkatan pemahaman guru SMK pada materi commerce, Rencana Pengembangan

e-commerce, dan evaluasi pemahaman materi e-e-commerce, menghasilkan rata-rata skor dengan

kategori cukup memahami (69,43%). Melalui kegiatan ini, kemampuan guru menjadi lebih baik dan diharapkan menjadi lebih profesional dalam mengajar. Guru-guru yang profesional diharapkan dapat meningkatkan pemahaman peserta didik tentang e-commerce, jika guru tidak menguasai ilmu pengetahuan, teknologi dan informatika, sulit bagi mereka untuk dapat membantu dan membimbing peserta didiknya dalam memahami tentang e-commerce.

5. Referensi

[1] Kuncoro, T. (2007). Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Animasi Komputer Untuk

Meningkatkan Pemahaman Konsep dan Keefektifan Pembelajaran Mekanika Statis Tentu. Lemlit

Universitas Negeri Malang.

[2] Surya, M. (2007). Mendidik Guru Berkualitas untuk Pendidikan Berkualitas. Kuliah Umum Program Pasca Sarjana Dan PGSD. https://tulisanterkini.com/artikel/pendidikan/7136-mendidik-guru-berkualitas-untuk-pendidikan-berkualitas.html

[3] Pradana, M. (2016). Klasifikasi Bisnis E-Commerce Di Indonesia. Modus, 27(2), 163. https://doi.org/10.24002/modus.v27i2.554

[4] Kozinets, R. V, Valck, K. De, Wojnicki, A. C., & Wilner, S. J. S. (2010). Networked Narratives: Understanding Word-of-Mouth Marketing in Online Communities. Journal of Marketing, 74(2), 71–89. https://doi.org/10.1509/jm.74.2.71

[5] Kagermann, H., Wahlster, W., & Helbig, J. (2013). Securing the future of German manufacturing industry: Recommendations for implementing the strategic initiative INDUSTRIE 4.0. Final

Report of the Industrie 4.0 Working Group, April, 1–84.

[6] Turban, E., King, D., & Lee, J. (2002). Electronic Commerce 2006 : A Managerial Perspective. [7] Turban, E., King, D., Mckay, J., Marshall, P., Lee, J., & D, V. (2008). Electronic Commerce: A

Managerial Perspective.

[8] Shaw, M., Hodgkins, P., Caci, H., Young, S., Kahle, J., Woods, A. G., & Arnold, L. E. (2012). A systematic review and analysis of long-term outcomes in attention deficit hyperactivity disorder: effects of treatment and non-treatment. BMC Medicine, 10, 99. https://doi.org/10.1186/1741-7015-10-99

[9] Turban, E., Outland, J., King, D., Lee, J. K., Liang, T.-P., & Turban, D. C. (2018). Electronic

Gambar

Gambar 1. Kegiatan pelatihan melalui metode daring sinkronus pembuatan obyek 3D untuk  aplikasi berbasis augmented reality
Gambar 2. Kegiatan hasil pengabdian ke SMK Negeri 1 Singosari dan SMK Negeri 1 Kediri

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini dilakukan sebagai langkah pencegahan penyebaran virus COVID-19 di lingkungan sekolah dan dilakukan pada salah satu Sekolah Menengah Kejuruan di Jakarta

Analisis regresi linier berganda pada dasarnya merupakan perluasan dari regresi linier sederhana, yaitu menambah variabel bebas yang awalnya hanya satu menjadi dua

Kegiatan edukasi dalam rangka penanggulangan penyebaran Covid-19 di tengah masyarakat melalui poster protokol kesehatan Covid-19 diharapkan dapat

Obyek penelitian ini adalah pengunjung, pelaku usaha, dan tenaga kerja yang terdapat pada kawasan wisata bahari sekitar Teluk Ratai termasuk Dermaga Ketapang

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui proses pembelajaran daring, serta faktor pendukung dan penghambat proses pembelajaran daring masa pandemi Covid-19 pada

Abstrak: Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk memaksimalkan kegiatan pembelajaran daring di PAUD khususnya selama dan setelah pandemik COVID-19. Guru-guru

Kegiatan pembelajaran pada masa Pandemi Covid-19 umunya dilaksanakan secara daring, demikian juga dengan kondisi di SMKN 2 Cilaku Cianjur, hal ini dilakukan sebagai salah

Penelitian ini dilakukan sebagai langkah pencegahan penyebaran virus COVID-19 di lingkungan sekolah dan dilakukan pada salah satu Sekolah Menengah Kejuruan di Jakarta