• Tidak ada hasil yang ditemukan

REGISTER KEAGAMAAN DI LINGKUNGAN DAARUT TAUHIID BANDUNG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "REGISTER KEAGAMAAN DI LINGKUNGAN DAARUT TAUHIID BANDUNG"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

Jurnal : Register Keagamaan di Lingkungan Daarut Tauhiid Bandung Page 1

REGISTER KEAGAMAAN DI LINGKUNGAN

DAARUT TAUHIID BANDUNG

M.Iqbal Aditya*

ABSTRAK

penelitian ini membahas unsur bahasa yang digunakan oleh para penutur di dalam lingkungan Daarut Tauhiid meliputi tiga komponen konteks situasi menurut Halliday , yaitu medan, pelibat, dan sarana. Dari hasil analisis, ditemukan unsur medan berupa bahasa yang digunakan di lingkungan Daarut Tauhiid Bandung berfungsi sebagai penyampaian informasi mengenai keagamaan berupa penggunaan kutipan ayat, istilah-istilah, dan penanda bahasa lainnya yang menyatakan situasi keagamaan. Para pelibat di dalam lingkungan Daarut Tauhiid merupakan sekumpulan masyarakat yang digolongkan dalam satu keagamaan dan unsur sarana penyampaian unsur bahasa yang berupa teks lisan dan tertulis. Kata Kunci : Register, Halliday, Konteks Situasi

PENDAHULUAN

Bahasa merupakan salah satu alat yang memudahkan manusia dalam menjalankan kegiatannya. Bahasa adalah sebuah sistem sosial yang dimengerti oleh penutur bahasa tersebut, karena sifat bahasa arbitrer ( manasuka), maka bahasa pun beragam di dunia ini. Setiap bahasa peran dalam berkomunikasi untuk mengekpresikan ide – ide manusia. Pengertian bahasa secara umum dapat difenisikan

(2)

Jurnal : Register Keagamaan di Lingkungan Daarut Tauhiid Bandung Page 2

sebagai alat komunikasi yang berupa sistem lambang yang dihasilkan oleh alat ucap manusia.

Menurut Harimurti Kridalaksana ( 2002 : 1 ) Linguistik adalah ilmu tentang bahasa. Untuk memahami dan mempelajarinya seseorang haruslah dapat membedakan pemakaian kata bahasa sebagai kata yang lazim dipakai oleh masyarakat umum dan sebagai istilah teknis yang mempunyai pengertian khusus dalam linguistik. Bahasa selalu mengalami perkembangan setiap zamannya, baik secara kaidah ataupun pola yang bervariasi dilihat dari kegunaannya oleh penuturnya. Perubahan tersebut terjadi karena ada pengaruh dari konteks sosial dan budaya tempat bahasa tersebut diciptakan. Menurut Chaer dan Leonie Agustina (2004 : 62) Adanya keragaman karena adanya interaksi sosial antara bahasa dan budaya masyarakat tersebut. Variasi atau ragam bahasa itu terjadi akibat adanya keragaman sosial dan keragaman fungsi bahasa

Terjadinya variasi bahasa disebabkan bukan hanya karena para penutur yang tidak homogen dan serta hidup pada wilayah yang sangat luas, tetapi disebabkan oleh keragaman kegiatan interaksi sosial para penutur. Keragaman interaksi sosial dapat berupa masyarakat multi etnis, status sosial, dan perbedaan budaya. Semakin banyak keragaman interaksi sosial penutur, maka akan semakin banyak ragam bahasa yang timbul. Keragaman bahasa pun bisa timbul dalam status sosial yang masyarakat yang sama, apabila variasi bahasa tersebut telah memenuhi fungsi sebagai alat interaksi dalam kegiatan masyarakat yang beraneka ragam.

Salah satu dari banyaknya variasi bahasa adalah ragam bahasa register. Register merupakan jenis variasi bahasa yang berlangsung bersama dengan variasi dalam konteks situasi yang mempunyai sebuah penanda berupa bahasa yang khas yang mengacu pada konteks sosial tertentu. Register merupakan konsep semantik, yang dapat didefinisikan sebagai suatu susunan yang dihubungkan secara khusus dengan susunan situasi tertentu dari medan, pelibat, dan sarana. Tetapi, karena merupakan susunan makna, maka tentu saja dalam register termasuk juga ungkapan yaitu ciri leksiko, gramatis dan fonologis yang secara khusus menyertai atau menyatakan makna – makna ini. (Halliday : 53).

(3)

Jurnal : Register Keagamaan di Lingkungan Daarut Tauhiid Bandung Page 3

Register adalah penggunaan bahasa yang mengacu pada kegiatan tertentu bergantung pada jenis pekerjaan maupun sosial masyarakat. Kadangkala ditemukan register tertentu yang memiliki ciri – ciri penunjuk, yang berupa kata – kata tertentu, penanda gramatis tertentu, atau bahkan kadang – kadang penanda- penanda fonologis yang memiliki fungsi untuk memberi tanda pelaku bahasa tersebut , bahwa inilah register yang dimaksud, seperti contoh dalam lingkungan pesantren banyak ditemukan fenomena kebahasaan yang bervariasi yang ditandai dengan banyaknya kosakata bahasa arab atau kosakata yang mengacu pada agama Islam. Biasanya sering dijumpai kosakata seperti kata salat, hadist, akhwat, dan ustadz . Penggunaan bentuk register tersebut merupakan kata ganti sapaan dalam bahasa bahasa arab. Ini merupakan kekhasan dalam bidang kosakata.

Banyak linguis menyebutkan register sebagai style atau gaya bahasa yang pilihan kosakatanya bergantung pada konteks. Biasasnya setiap kegiatan pasti mempunyai kekhasan register bahasa. Salah satunya dalam lingkungan Daarut Tauhiid Bandung. Daarut Tauhid merupakan lingkungan yang berbasis agama Islam. Dalam lingkungan tersebut terdapat pesantren dan DKM Daarut Tauhiid. Salah satu kegiatan dari Daarut Tauhiid adalah melakukan pengajaran agama Islam. Selain itu, juga tedapat pemberian tausiah (ceramah agama untuk refleksi diri). Di tempat ini juga terdapat penggunaan kosakata yang khas berupa istilah yang bersangkutan dengan bidang keagamaan. Penggunaan bahasa berupa istilah dalam kalimat menunjukan sebuah identitas dari aktivitas yang mengacu pada unsur keagamaan.

Konsep Register Halliday

membagi variasi bahasa berdasarkan pemakaiannya disebut register dan variasi berdasarkan pemakainya, disebut dialek. Halliday (1992 : 53) menjelaskan bahwa register adalah suatu bentuk prediksi, dalam arti untuk mengetahui situasi dan konteks sosial pemakaian bahasa, bahasa yang akan terjadi dan dipakai. Dengan demikian, fenomena pemakaian register tentunya akan mengalami suatu perkembangan, baik dari khazanah kosakata dan ungkapan-ungkapannya maupun

(4)

Jurnal : Register Keagamaan di Lingkungan Daarut Tauhiid Bandung Page 4 perkembangan dalam pengacuan maknanya. Adapaun ciri-ciri register itu antara lain:

1. variasi bahasa berdasarkan penggunaannya dan ditentukan berdasarkan apa yang sedang dikerjakan (sifat kegiatan yang menggunakan bahasa),

2. mencerminkan proses sosial (berbagai kegiatan sosial),

3. register menyatakan hal yang berbeda sehingga cenderung berbeda dalam hal semantik, tata bahasa, dan kosakata (jarang dalam bidang fonologi). Register oleh Halliday tidak hanya membahas soal variasi pilihan kata saja. Variasi pilihan bahasa di dalam register akan terikat pada konteks situasi berupa susunan makna.

Register merupakan konsep semantik yang didefinisikan sebagai susunan makna yang dihubungkan secara khusus dengan susunan situasi tertentu dari medan (field), pelibat (tenor), dan sarana (mode). Susunan makna tersebut mempunyai tanda-tanda yang secara khusus menyertai atau menyatakan makna– makna tersebut. Kadangkala ditemukan register tertentu yang memiliki ciri–ciri penunjuk, yang berupa kata–kata tertentu, penanda gramatis tertentu, atau bahkan penanda fonologis tertentu, yang memiliki fungsi untuk memberikan tanda kepada para pelaku bahwa inilah register yang dimaksud, seperti contoh di muka pada zaman dahulu kala . “Pada zaman dahulu kala” merupakan ciri penunjuk yang berfungsi memberikan tanda bahwa sekarang merupakan ciri penunjuk yang berfungsi memberikan tanda bahwa kita sedang mendengarkan sebuah cerita tradisional. Semua susunan makna tersebut harus dihubungkan secara khusus dengan konteks situasi tertentu, seperti pada medan, pelibat, dan sarana.

a. Medan menunjuk pada hal yang sedang terjadi, pada sifat tindakan sosial yang sedang berlangsung: apa sesungguhnya yang sedang disibukkan oleh pelibat, yang di dalamnya bahasa ikut serta sebagai unsur pokok tertentu.

b. Pelibat menunjuk pada orang–orang yang mengambil bagian, pada sifat para pelibat, kedudukan dan peranan mereka: jenis–jenis hubungan tetap

(5)

Jurnal : Register Keagamaan di Lingkungan Daarut Tauhiid Bandung Page 5 dan sementara, baik jenis peranan tuturan yang mereka lakukan dalam percakapan maupun rangkaian keseluruhan hubungan–hubungan yang secara kelompok mempunyai arti penting yang melibatkan mereka. Keseluruhan kegiatan pelibat dapat diketahui dari penggunaan modus dan kata ganti.

c. Sarana menunjuk pada bagian yang diperankan oleh bahasa, termasuk saluran (channel) (apakah bahasa yang digunakan termasuk bahasa tulis atau lisan atau gabungan) termasuk di dalamnya sarna retorisnya: apakah yang diinginkan teks tersebut termasuk dalam kategori: persuasif, ekspositpri, didaktis atau yang lainnya

Register dapat didefinisikan sebagai ragam bahasa berdasarkan pemakainya. Dengan kata lain, register adalah bahasa yang digunakan saat ini, bergantung pada apa yang sedang dikerjakan dan sifat kegiatannya. Register akan mencerminkan aspek lain dari tingkat sosial, yaitu proses sosial yang merupakan macam-macam kegiatan sosial yang biasanya melibatkan orang.

Register itu beragam, di satu sisi, terdapat register yang berorientasi pada kegiatan yang di dalamnya banyak kaegiatan dan sedikit percakapan, yaitu yang kadang-kadang disebut ‘bahasa tindakan’ dan terdapat pula register yang berorientasi pada bicara, yang kebanyakan isisnya bersifat kebahasaan dan tidak banyak hal lain terjadi.

Tetapi ada keterkaitan yang erat antara register dan dialek sehingga tidak ada garis pemisah yang jelas antara keduanya. Ada “pembagian tugas” : anggota yang berbeda memiliki perranan yang berbeda, sehingga register tertentu menuntut dialek tertentu (misalnya register birokratis: dialeknya baku) dan sebaliknya kelompok masyarakat yang berbeda mungkin cenderung memiliki konsep makna yang berbeda yang digunakan dalam situasi berbeda.

(6)

Jurnal : Register Keagamaan di Lingkungan Daarut Tauhiid Bandung Page 6 Variasi Register

Kategori register beragam dari sesuatu yang erat dan terbatas sampai sesuatu yang bisa dikatakan bebas dan terbuka. Dengan kata lain, ada register tertentu yang jumlahnya maknanya secara keseluruhan tetap dan tertentu dan mungkin sangat kecil; sedangkan dalam register yang lain, macam wacananya agak dibuat–buat.

Register Selingkung Terbatas

Salah satu contoh register yang jumlahnya maknanya kecil adalah yang biasa digunakan oleh orang–orang yang terlibat dalam ketentaraan selama Perang Dunia II. Pesan yang boleh disampaikan ke rumah dari medan perang dengan telegram diawasi dengan ketat, dan panjangnya terbatas, hanya sekitar seratus kata, sekalipun dua atau tiga kata dapat digabungkan menjadi satu dengan mengatakan hal ini ‘Selamat ulang tahun dan tolong kirimkan DDT’ .Karena jumlah katanya terbatas, berita tersebut si atas mungkin ditransmisikan sebagai ’31,67; atau yang semacamnya. Ini merupakan sifat register terbatas jumlah beritanya terbatas dan tertentu sehingga tidak perlu mengirimkan berita dengan kata–kata yang perlu dikirimkan adalah nomor indeksnya.

Register Terbuka

Di dalam negara–negara yang berbahasa Inggris ada register bagi kartu ucapan selamat, yang dikirimkan pada saat orang berulang tahun atau kesempatan lain yang bersifat pribadi. Kartu–kartu tersebut mungkin ditulis dengan komputer. Yang lebih terbuka dari pada itu adalah register dalam judul berita dan resep makanan. Lebih terbuka lagi adalah register dalam buku petunjuk teknis dan dokumen hukum lainnya. Terdapat juga register dalam jual–beli, seperti bahasa dalam jurnal jual–beli di pelelangan, di toko, di pasar, serta bahasa komunikasi antara dokter dan pasien.

(7)

Jurnal : Register Keagamaan di Lingkungan Daarut Tauhiid Bandung Page 7 PEMBAHASAN : Analisis Kajian Al-Hikam “Takdir Allah”

Unsur Medan (field)

Kegiatan Al-Hikam adalah kegiatan yang bersifat keagamaan. Kegiatan ini rutin dilaksanakan setiap hari Rabu pukul 15.00 WIB setelah salat ashar di masjid Daarut Tauhiid. Fungsi kegiatan ini adalah untuk menggali pemahaman ajaran Islam lebih mendalam. Biasanya, kegiatan ini dihadiri oleh masyarakat umum dan anggota pesantren Daarut Tauhiid. Tidak ada batasan umur untuk mengikuti kegiatan ini. Siapa saja dapat berpartisipasi, hanya saja kebanyakan yang berpartisipasi adalah orang - orang yang telah memasuki usia dewasa.

Tujuan kegiatan ini adalah mengkaji salah satu kitab yang dikarang oleh ulama besar Syeikh Ibn ‘Atha’illah. Beliau merupakan cendekiawan Islam yang dikenal sebagai ahli sufi yang mengajarkan ketauhidan. Salah satu karya beliau adalah kitab Al – hikam. Kitab Al-Hikam merupakan kitab yang mengkaji ayat Alquran dan As-sunnah. Kitab ini berisi nasihat – nasihat keagamaan dan ajaran untuk mendekatkan diri kepada Allah. Oleh sebab itu, kitab ini dipelajari di pondok pesantren Daarut Tauhiid Bandung.

Kegiatan kajian dipimpin oleh ahli agama sebagai pemateri yang bertugas membahas setiap bagian kitab. Para pendengar diperbolehkan mengajukan beberapa pertanyaan setelah penceramah selesai memberi ceramah. Di bagian terakhir, diisi dengan memanjatkan doa berupa permintaan maaf dan harapan – harapan kepada Allah. Kegiatan Al-hikam merupakan interaksi secara langsung karena ada percakapan antar para pelibat, yaitu antara penceramah dan pendengar. Dalam kegiatan ini bahasa sebagai penyampaian informasi berupa ilmu agama dari satu orang dan ke khalayak banyak.

A. Penanda Gramatis yang Menyatakan Situasi

Di dalam kajian Al-hikam ini, berisikan penanda gramatis yang menunjukan situasi tempat bahasa itu digunakan. Penanda tersebut berupa kalimat dan kosakata yang merupakan register di dalam kegiatan Al-hikam ini.

(8)

Jurnal : Register Keagamaan di Lingkungan Daarut Tauhiid Bandung Page 8 1. Penanda Berupa Kalimat

Dalam kegiatan ini terdapat penanda gramatis berupa kutipan atau potongan ayat–ayat berasal dari kitab suci Alquran di sela-sela pernyataan penceramah. Semua potongan ayat mempunyai hubungan karena setiap ayat menjelaskan mengenai takdir Allah.

“Dan tiadalah kamu berkehendak kecuali yang dikehendaki Allah , Allah adalah Maha Mengetahui lagi maha Bijaksana“ (QS.Al Insaan :30 )

Kutipan ayat di atas menjelaskan Allah bebas berkendak kepada ciptaannya dan ciptaannya hanya bisa menerima, atau kehendak manusia tidak akan terealisasikan apabila Allah tidak menghendakinya. Dari contoh di atas, tampak bahwa gejala bahasa yang ditemukan adalah penggunaan kutipan ayat yang lazim dipakai di dalam kegiatan kajian Al -hikam. Dari potongan ayat tersebut, gejala bahasa yang ditemukan adanya percampuran dua bahasa yaitu bahasa Arab dan bahasa Indonesia. Meskipun begi tu bahasa yang dipakai oleh para pelibat kegiatan tersebut tetap bertumpu pada bahasa Indonesia yang diselingi dengan bahasa Arab. penggunaan kutipan ayat tersebut bahasa yang tetap dipertahankan karena bahasa ayat tersebut adalah bahasa asli kitab tersebut.

2. Penanda Berupa Kosakata

Di dalam kajian Al–Hikam terdapat beberapa kosakata yang memiliki ciri–ciri penunjuk, berupa kosakata tertentu. Kosakata tersebut merupakan bentuk register yang sering dijumpai dalam kegiatan keagamaan. Semua kosakata

(9)

Jurnal : Register Keagamaan di Lingkungan Daarut Tauhiid Bandung Page 9 tersebut mencerminkan situasi di mana bahasa itu digunakan. Berikut daftar penggunaan kosakata yang terdapat di dalam kajian Al-Hikam :

Tabel

NO KOSAKATA ARTI KATA MAKNA KONTEKS

1 Akhwat

Berasal dari kata akh yang berarti sapaan untuk saudara perempuan, akhwat berarti saudara perempuan jamak.

Panggilan yang

digunakan kepada para jamaah perempuan.

2 Al-fatihah

Berasal dari kata al-fatihah secara

kebahasaan mempunyai arti “pembukaan”

Surat pertama dalam Alquran. Al-Fatihah merupakan surah yang pertama-tama

diturunkan dengan lengkap di antara surah-surah yang ada dalam Alquran. Surat ini disebut Al-Fatihah (Pembukaan), karena dengan surah inilah dibuka dan dimulainya Alquran

4 Ayat

Berasal dari kata āyatun yang berarti tanda, atau beberapa kalimat yg merupakan kesatuan maksud sebagai bagian surah di kitab suci Alquran

Beberapa bagian Alquran yang berisikan penjelasan

6 Dakwah

Berasal dari kata da`wā yang berarti ajakan atau panggilan

Kegiatan yang bersifat menyeru, mengajak dan memanggil orang untuk beriman dan taat kepada Allah Subhaanahu wa ta'ala sesuai dengan garis aqidah, syari'at dan akhlak Islam

(10)

Jurnal : Register Keagamaan di Lingkungan Daarut Tauhiid Bandung Page 10 Penggunaan kosakata pada yang terdapat pada tabel adalah variasi bahasa berupa penggunaan kosakata yang berasal dari bahasa Arab yang ditemukan dalam kegiatan Al-Hikam. Penggunaan kosakata tersebut merupakan istilah yang digunakan di dalam agama Islam yang digunakan oleh para pelibat yang muncul akibat dari kegiatan sosial di lingkungan tersebut. Kosakata tersebut hanya dapat ditemukan dalam kegiatan yang berbasis keagamaan.

3. Bahasa sebagai penilaian

bahasa yang terdapat di dalam kitab Al- Hakim berupa sebuah penilaian, maksudnya bahasa digunakan untuk menjelaskan perkara baik yang wajib dilakukan oleh pemeluk agama Islam, sehingga ada ungkapan dalam kalimat mengungkapkan situasi yang menggambarkan sisi baik dari sebuah kejadian.

“Jadi ada kalanya Allah menakdirkan kita membuat kesalahan, supaya kita ketahuan manusia biasa pada umumnya dan takdir kesalahan itu kalau dia taubatnya nasuha ia akan melesat tinggi melebihi ahli amal lainnya”

Dari kutipan di atas, penilaian baik terlihat dari takdir yang buruk diceritakan menjadi hal yang baik ketika seseorang berusaha lebih mengingat Allah dan berusaha untuk menjadi lebih baik. Di sini kegunaan bahasa adalah untuk mengajari semua orang mengenai kebaikan menurut ajaran agama.Semua bahasa yang diutarakan oleh penceramah dan pendengar merupakan komponen makna yang menunujukan pengalaman. Makna tersebut mengungkapkan ide-ide dari para pelibat yang ada hubungannya dengan konteks situasi medan, yaitu makna yang dapat meramakan kondisi dan situasi di saat ujaran itu berlangsung.

Unsur Pelibat (tenor)

Di dalam kegiatan kajian Al-Hikam terdapat beberapa pelibat yang terlibat di dalamnya. Pelibat pertama adalah penceramah yang di dalam kegiatan ini bertugas memaparkan pengetahuan agama. Dengan kata lain, pelibat pertama

(11)

Jurnal : Register Keagamaan di Lingkungan Daarut Tauhiid Bandung Page 11 merupakan pakar agama, ahli menafsirkan ajaran agama, dan sebagai pendiri pondok pesantren Daarut Tauhiid yang dikenal dengan panggilan Aa Gym. Pelibat kedua merupakan anggota atau para santri pesantren Daarut Tauhiid dan pelibat yang merupakan masyarakat umum yang tidak dikenali identitasnya tetapi terikat dalam satu situasi sosial yang sama.

Interaksi dapat diketahui melalui kata ganti, dalam kegiatan ini sering dijumpai persona pertama tunggal yaitu “ saya” yang digunakan oleh para pelibat untuk memperkenalkan identitasnya saat sedang berinteraksi dan persona pertama bentuk jamak, yaitu kata “kita” kata “kita” digunakan untuk melibatkan bersama lawan bicara atau pendengar yang merupakan bagian dari orang yang berbicara. Jadi kata ini mengasumsikan adanya kesamaan kedudukan antara orang yang berbicara dan orang yang diajak bicara.

Peran pelibat dapat diketahui dari modus yang terdapat dalam setiap tuturan pelibat. Pertama peran penceramag sebagai pakar agama, teolog dan “penguasa” kegiatan dilihat dari modus yang berisikan perintah kepada pendengar. Contohnya pada kalimat “carilah ilmu, uang lebih banyak supaya lebih banyak manfaat! Di sini seakan-akan penceramah menyuruh dan mengatur pola pikir dan mengarahkan tindakan pendengar melalui tuturan. Pada kalimat “Saya membayangkan membangun pesantren Daarut Tauhiid, ga masuk diakal, ga mungkin, seorang yang bukan dari lahir dari lingkungan pesantren...”. mengandung modus yang menyatakan pengalaman penceramah sewaktu membangun pesantren, dapat dicermati melalui kalimat tersebut terlihat jelas peran penceramah sebagai “penguasa” pesantren.

Analisis Unsur Sarana (mode)

Sarana dalam kegitan Al-hikam adalah teks yang ditulis dan dibacakan secara lantang. Saluran (chanel) bahasa yang digunakan merupakan bahasa tulis dan lisan. Penceramah membaca teks dengan suara lantang. Kategori bahasa

(12)

Jurnal : Register Keagamaan di Lingkungan Daarut Tauhiid Bandung Page 12 dalam kegiatan ini dikategorikan sebagai bahasa yang didaktis. Semua bahasa digunakan untuk mengajarkan ilmu agama dengan bahasa yang di dalamnya sifatnya ajakan, berisikan paparan yang logis, dan diperkuat dengan argumen yang mengandung amanat keagamaan. Di samping itu aspek sarana ini juga melibatkan medium yang digunakan untuk mengekspresikan bahasa tersebut. Mediumnya bersifat lisan dengan komunikasi satu arah dan dua arah dalam bentuk audio-visual.

Terdapat beberapa ragam bahasa register di dalam kegiatan ini. Ragam tersebut digunakan oleh para pelibat. Ragam beku dan formal digunakan oleh penceramah ketika penceramah membuka kegiatan dengan doa dan ketika ia membacakan kutipan ayat Alquran. Ragam konsultatif digunakan oleh para pelibat, ketika mereka terlibat dalam percakapan. Ragam kasual dan intim digunakan para pelibat tercermin dari penggunaan bahasa yang santai dan ketika pendengar mengajukan pernyataan kepada penceramah

SIMPULAN

1. Unsur bahasa yang terdapat di lingkungan Daarut Tauhiid berbentuk istilah atau kalimat, disertai oleh penanda konteksnya. Hanya dengan mendengar dan membaca istilah ataupun kalimat tersebut, dapat diketahui asal teks itu, kemudian dapat direkontruksi peristiwa yang terjadi.

(a) Unsur bahasa yang terdapat di lingkungan Daarut Tauhiid berdasarkan hasil penelitian, adalah adanya percampuran pemakaian bahasa, yaitu bahasa Indonesia dan bahasa Arab. Contoh penggunaan bahasa Arab berupa pemakaian ayat – ayat Alquran dan Istilah dalam agama Islam. Penggunaan kutipan ayat dan istilah tersebut menandakan bahwa lingkungan Daarut Tauhiid merupakan lingkungan keagamaan.

2. Penggunaan kutipan ayat dan istilah dalam agama Islam biasanya digunakan oleh penutur di Daarut Tauhiid ketika sedang melakukan kegiatan

(13)

Jurnal : Register Keagamaan di Lingkungan Daarut Tauhiid Bandung Page 13 keagamaan, contohnya dalam kajian Al-Hikam. Berdasarkan konteks situasi tempat bahasa yang digunakan, diperoleh hasil penggunaan unsur bahasa di lingkungan Daarut Tauhiid.

(a) Dilihat dari unsur medan (field), aktivitas yang terdapat di dalam lingkungan Daarut Tauhiid merupakan kegiatan keagamaan. Semua unsur bahasa yang terdapat di dalam kegiatan tersebut digunakan oleh para penutur dengan maksud untuk memberikan pemahaman kepada khalayak lain mengenai pengetahuan agama Islam.

(b) Dilihat dari unsur pelibat (tenor) para pelibat merupakan anggota pesantren Daarut Tauhiid dan masyarakat umum yang beragama Islam.

(c) Dilihat dari unsur sarana (mode), semua unsur bahasa dalam kegatan di Daarut Tauhiid dapat berupa bahasa lisan dan tulisan yang semuanya berisi amanat keagamaan.

DAFTAR PUSTAKA

Chaer, Abdul dan Leonie Agustina. 2004. Sosiolinguistik: Perkenalan Awal. Jakarta: Rineka Cipta

M.A.K Halliday dan Ruqaiyya Hasan. 1994. Bahasa, Konteks, dan Teks. Yogyakarta: Gajah Mada University Press

Referensi

Dokumen terkait

Asosiasi Internasional untuk Penelitian Nyeri (International Association for the Study of Pain, IASP) mendefenisikan nyeri sebagai suatu sensori subjektif dan pengalaman

Analisis Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Pengeluaran Pangan Rumah Tangga Miskin di Kecamatan Medan Tuntungan. Ilmu Gizi dan Aplikasinya Untuk Keluarga

Ho diterima yang berarti tidak terdapat hubungan pemberian informasi dengan tingkat kecemasan pada pasien preoperasi di RSUD dr.. Disarankan untuk peneliti selanjutnya diharapkan

Hasil penelitian terhadap 68 responden menunjukkan bahwa berada pada pemberian informasi adekuat sebanyak 64 responden (94,1%) dan berada pada tingkat kecemasan sedang sebanyak 37

[r]

[r]

[r]

Sebagai salah satu hasil kerja pendokumentasian tradisi lisan Kerinci menerusi penelitian lapangan selama beberapa tahun, artikel ini diharap dapat menawarkan sumbangan