1
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PREDIKSI PERINGKAT
OBLIGASI DITINJAU DARI FAKTOR AKUNTANSI DAN NON
AKUNTANSI
M. AuliaZaky1, Herawati1, YeasyDarmayanti1 Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Bung Hatta
E-mail: zacky_gates23@yahoo.com
Abstrack
Avoidingthe risk for big investment, one of the security that can be been an alternative of investment is bond. The higher the bond rating indicates the bond market is in high demand. Basically, the increasing or decreasing of bond is influenced by financial information factor in each company. This research aims to know some factors that influence the bond rating prediction in listed financial companies at Indonesian Stock Exchange. The variable that was used in this research was size, liquidity, profitability, leverage, productivity, secure, maturity, auditor reputation and bond rating. To undertake the test data used 12 companies in addition to financial institutions in listed at Indonesian Stock Exchange and issue bonds. The data that was used was from 2009-2011. To do the hypothesis testing, it was used quantitative analysis method by using logistic regression model. Based on the result of hypothesis testing that has been done found that profitability significant effect in predicting bond rating on companies other than financial institution at Indonesian Stock Exchange, while the size, liquidity, leverage, productivity, secure, maturity, and the reputation of the auditor found no significant effect in predicting bond ratings on the company in addition to financial.
Keywords : Bond Rating, Size, Liquidity, Profitability, Leverage, Productivity, Secure, Maturity, and Auditor Reputation.
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pasar modal sebagai pasar dari instrument keuangan (sekuritas) jangka panjang yang dapat diperjualbelikan, menjalankan fungsi ekonomi dan keuangan yang dapat menunjang perkembangan ekonomi dan keuangan dalam suatu Negara.Oleh karena itu, pasar modal juga
merupakan indikator kemajuan
perekonomian negara tersebut. Dalam melaksanakan fungsinya, pasar modal menjadi penghubung bagi pihak yang mempunyai kelebihan dana (investor) dan pihak yang membutuhkan dana (emiten) dalam transaksi pemindahan dana.
Menurut Tandelilin (2010) bagi investor, pasar modal dapat memberikan alternatif investasi yang lebih variatif, sehingga memberikan peluang untuk
2 meraih keuntungan yang lebih besar. Bagi emiten, pasar modal dapat memberikan sumber pendanaan lain untuk melakukan kegiatan operasional termasuk ekspansi usaha selain kredit perbankan.
1.2 Rumusan Masalah
Penelitian mengenai obligasi
dirasakan masih terbatas apabila
dibandingkan dengan penelitian mengenai saham di Indonesia karena terbatasnya data dan instrument ini lebih sedikit jumlahnya apabila dibandingkan dengan saham. Padahal instrument obligasi mulai marak dijual dan diperdagangkan di Indonesia. Sehingga perlu dilakukan penelitian yang secara khusus mengkaji obligasi.
Berdasarkan latar belakang yang telah disampaikan sebelumnya, penelitian
ini bemaksud menguji kembali
kemampuan rasio keuangan dalam
memprediksi peringkat obligasi. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Apakah ukuran
perusahaanberpengaruh terhadap peringkat obligasi ?
2. Apakah likuiditas berpengaruh terhadap peringkat obligasi ?
3. Apakah profitabilitas berpengaruh terhadap peringkat obligasi ?
4. Apakah leverage berpengaruh terhadap peringkat obligasi ?
5. Apakah produktivitas berpengaruh terhadap peringkat obligasi ?
6. Apakah secure obligasiberpengaruh terhadap peringkat obligasi ?
7. Apakah maturity berpengaruh terhadap peringkat obligasi ?
8. Apakah reputasi auditor
berpengaruh terhadap peringkat obligasi ?
Landasan Teori
2.1 Faktor Akuntansi
Menurut Sartono (2005) faktor akuntansi berhubungan dengan pencatatan hingga pelaporan informasi keuangan yang telah dibuat berdasarkan prinsip keuangan dan dipublikasikan kepada pihak yang berkepentingan. Pada penelitian ini digunakan beberapa faktor akuntansi yang tentunya diprediksi akan mempengaruhi pergerakan rating obligasi terlihat pada sub bab dibawah ini:
2.1.1 Ukuran Perusahan (Size)
Ukuran perusahaan merupakan
pengukur yang menunjukkan besar
kecilnya perusahaan.Ukuran perusahaan dapat diukur dengan menggunakan total aset, penjualan, dan ekuitas (Andry, 2005).
2.1.2 Likuiditas
Rasio likuiditas merupakan rasio
keuangan yang mengukur tingkat
3
kewajiban jangka pendek.Tingkat
likuiditas biasa dilakukan dengan pengukuran current ratio dan quick
ratio(Arifin, 2005 dalam Susilowati dan
Sumarto, 2010).
2.1.3 Profitabilitas
Rasio profitabilitas mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba
dalam hubungannya dengan tingkat
penjualan, aset, maupun modal saham sendiri (Sugiarso & Winarni, 2007 dalam Susilowati & Sumarto, 2010).Rasio ini direpresentasikan oleh return on asset (ROA).
2.1.4 Leverage
Rasio leverage merupakan rasio yang menunjukkan tingkat proporsi penggunaan utang dalam membiayai investasi (Raharja & Sari, 2008). Pecking
Order Theory menjelaskan sumber dana
yang disukai perusahaan adalah internal
financing (pendanaan hasil operasi). Jika
dana internal masih belum mencukupi, maka dibutuhkan pendanaan dari hasil utang (obligasi) serta penerbitan saham baru (Husnan, 2000). Perusahaan yang hanya menggunakan pendanaan hasil
operasi kurang maksimal karena
menambah persentase pajak. Akan tetapi jika perusahaan utang, maka akan
mendapatkan manfaat untuk
perkembangan usaha. Utang diperbolehkan sejauh masih memberikan manfaat, karena utang dalam jumlah yang besar dapat
menyebabkan kebangkrutan bagi
perusahaan (Husnan, 2000).
2.1.5 Produktivitas
Horrigan (1966, dalam Raharja dan Sari, 2008) menyatakan bahwa rasio
produktivitas secara siginifikan
berpengaruh positif terhadap credit
rating.Apabila produktivitas tinggi
kemungkian besar perusahaan obligasinya masuk investment grade, karena dengan penjualan yang tinggi cenderung lebih mampu menghasilkan laba yang tinggi sehingga perusahaan lebih mampu untuk memenuhi segala kewajibannya kepada para investor secara lebih baik.Dengan pembayaran deviden (yang tinggi) dan bunga tepat pada waktunya, memberikan
daya tarik bagi investor untuk
menanamkan investasi pada
perusahaannya.
2.2 Faktor non Akuntansi
Menurut Ross (2005) faktor non akuntansi adalah instrumen atau variabel yang berada di luar indikator keuangan yang utama.Menurut Sartono (2010) Faktor non akuntansi adalah variabel yang tidak berasal dari bagian kinerja keuangan yang fundamental dan lebih bersifat
4 eksternal atau berasal dari luar perusahaan.Faktor non akuntansi dapat dilihat dari kegiatan investasi yang dilakukan perusahaan di luar kegiatan utama hingga pergerakan ekonomi makro. Secara umum di dalam penelitian ini variabel non akuntansi yang digunakan meliputi:
2.2.1 Jaminan Obligasi (Secure)
Berdasarkan jaminan, obligasi dikelompokkan menjadi obligasi yang dijamin dan obligasi yang tidak dijamin (debenture).
2.2.2 Umur Obligasi (Maturity)
Jatuh Tempo (maturity) adalah tanggal dimana pemegang obligasi akan mendapatkan pembayaran kembali pokok atau nilai nominal obligasi yang dimilikinya. Periode jatuh tempo obligasi bervariasi mulai dari 365 hari sampai dengan diatas 5 tahun. Obligasi yang akan jatuh tempo dalam waktu 1 tahun akan lebih mudah untuk di prediksi, sehingga
memilki resiko yang lebih kecil
dibandingkan dengan obligasi yang memiliki periode jatuh tempo dalam waktu 5 tahun. Secara umum, semakin panjang jatuh tempo suatu obligasi, semakin tinggi
kupon atau bunganya( Bursa Efek
Surabaya, 2006 ).
2.2.3 Reputasi Auditor
Argumentasi yang mendasari
dimasukkannya reputasi auditor adalah semakin tinggi reputasi auditor maka semakin tinggi pula tingkat kepastian suatu perusahaan sehingga semakin kecil
kemungkinan perusahaan mengalami
kegagalan.
2.3 Pengembangan Hipotesis
Secara umum dimasa lalu telah terdapat sejumlah penelitian yang bertujuan membuktikan pengaruh faktor akuntansi terhadap peringkat obligasi, beberapa hasil penelitian yang peneliti berhasil peroleh terlihat pada sub bab di bawah ini:
H1: Ukuran perusahaan (size) berpengaruh terhadap peringkat obligasi perusahaan.
H2: Likuiditas berpengaruh
terhadap peringkat obligasi perusahaan.
H3: Profitabilitas berpengaruh terhadap peringkat obligasi perusahaan.
H4: Leverge berpengaruh terhadap peringkat obligasi perusahaan. H5: Produktivitas berpengaruh
teradap peringkat oblgasi
5 H6: Jaminan obligasi berpengaruh terhadap peringkat obligasi perusahaan.
H7: Umur obligasi (maurity) berpengaruh terhadap peringkat obligasi perusahaan.
H8: Reputasi auditor berpengaruh positif terhadap peringkat obligasi perusahaan.
Metode Penelitian
3.1 Populasi dan Sampel
Menurut Indriantoro dan Supomo (1998), populasi adalah sekolompok orang, kejadian atau segala sesuatu yang mempunyai karakteristik tertentu. Secara umum populasi didefinisikan sebagai kesatuan atribut yang saling bekerja sama untuk mencapai satu tujuan. Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh perusahaan manufaktur yang diperingkat oleh PT PEFINDO periode 2009 sampai dengan 2012.
Adapun kriteria yang dijadikan dasar pemilihan anggota sampel pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Obligasi seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia kecuali perusahaan yang bergerak dalam sektor
perbankkan dan lembaga
keuangan tahun 2009-2011
2. Obligasi tersebut diperingkat
oleh Pemeringkat Efek
Indonesia (PT PEFINDO). 3. Obligasi perusahaan tersebut
memiliki data laporan keuangan yang lengkap berhubungan dengan variabel penelitian.
3.2 Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah data sekunder yang diambil dari database Bursa Efek Indonesia yang tersedia secara online pada situs www.idx.co.id, serta database peringkat obligasi perusahaan yang dikeluarkan oleh lembaga pemeringkat PT PEFINDO periode 2009 sampai dengan 2011pada situs www.new.pefindo.com.
3.3 Variabel Penelitian dan Pengukurannya
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini meliputi delapan (8) variabel independen dan satu (1) variabel dependen.
3.3.1 Variabel Independen (X)
Variabel independen adalah
variabel yang mempengaruhi variabel yang lainnya (variabel bebas). Variabel independen yang diuji dalam penelitian ini adalah:
1. Ukuran Perusahaan (Size) (X1)
Ukuran perusahaan menunjukkan
6 perusahaan yang dapat didasarkan pada total aktiva, penjualan, atau ekuitas.Hasil logaritma dari aktiva, penjualan, atau ekuitas tersebut mencerminkan ukuran suatu perusahaan (Miswanto & Husnan, 1999 dalam Widya, 2005). Proksi size yang digunakan dalam penelitian ini berdasarkan pada total aktiva karena lebih
mencerminkan kekayaan perusahaan
secara menyeluruh. Secara sistematis ukuran perusahaan (firm size) dirumuskan sebagai berikut:
Size=log TA
2. Likuiditas (X2)
Likuiditas merupakan kemampuan
perusahaan dalam melunasi kewajiban
jangka pendek perusahaan.Variabel
likuiditas dalam penelitian ini diproksikan dengan current ratio (CR).Menurut Almilia & Devi (2007) perusahaan yang mampu melunasi kewajiban tepat waktu adalah perusahaan yang likuid dan mempunyai aktiva lancar lebih besar daripada utang lancar.Current ratio (CR) merupakan perbandingan antara aktiva lancar dan utang lancar. Secara sistematis rasio ini ditulis sebagai berikut:
CR =
3. Profitabilitas (X3)
Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba
dalam hubungannya dengan penjualan, aset dan modal sendiri. Variabel profitabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah Return on Asset (ROA). Kamstra (2001 dalam Sejati, 2010) menyatakan bahwa pengukuran ROA memiliki pengaruh positif terhadap pertumbuhan laba karena pengukuran ROA berdasarkan pada tingkat aset tertentu. ROA merupakan perbandingan antara laba bersih dengan total aktiva perusahaan. Secara sistematis ROA dapat dirumuskan sebagai berikut:
ROA =
4. Leverage (X4)
Leverage menunjukkan proporsi utang
yang digunakan untuk membiayai kegiatan investasi perusahaan. Proksi leverage yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Long Term to Total Aset (LTTA). Rasio ini
membandingkan antara utang jangka panjang dengan total aset.Tingkat LTTA yang rendah menunjukkan hanya sebagian kecil aktiva yang didanai dengan utang dan semakin kecil risiko kegagalan perusahaan (Raharja & Sari, 2008). Secara sistematis
leverage dapat dirumuskan sebagai
berikut:
LTTA =
7 Rasio Produktivitas menunjukkan
seberapa efektif perusahaan
mempergunakan sumber daya yang
dimiliki perusahaan tersebut.Menurut Horrigan (1966 dalam Purwaningsih, 2008), rasio produktivitas secara siginifikan berpengaruh positif terhadap peringkat obligasi.Semakin tinggi rasio produktivitas maka semakin baik peringkat perusahaan tersebut. Aspek produktuivitas dari rasio keuangan dapat diukur dengan formulasi berikut:
Sales / Total asset
6. Jaminan (Secure) (X6)
Obligasi atas dasar jaminan dibagi menjadi obligasi dengan jaminan dan obligasi tanpa jaminan.Variabel jaminan dalam penelitian ini menggunakan variabel
dummy.Kode 0 menunjukkan obligasi
tanpa jaminan, sedangkan kode 1
menunjukkan obligasi dengan jaminan.
7. Umur Obligasi (Maturity) (X7) Mark and David (1996) dalam Wydia Andry (2005) menyatakan bahwa perusahaan yang rating obligasinya tinggi menggunakan umur obligasi yang pendek. Sedangkan menurut Diamonds (1991) berpendapat bahwa terdapat hubungan nonmonotonik antara struktur umur obligasi dan kualitas kredit untuk
perusahaan yang tercantum dalam
peringkat obligasi. Selain itu, umur
obligasi yang pendek ternyata
menunjukkan peringkat obligasi
investment grade.Skala pengukurannya
menggunakan skala nominal karena juga merupakan variabel dummy. Pengukuran dilakukan dengan memberikan nilai 1 jika obligasi mempunyai umur antara satu sampai lima tahun dan 0 jika obligasi mempunyai umur lebih dari lima tahun.
8. Reputasi Auditor (X8)
Allen (1994) menyatakan bahwa pengguna informasi keuangan merasa bahwa auditor big 8 menyediakan kualitas kredit yang lebih baik untuk perusahaan dan pemerintah daerah. Dengan reputasi auditor yang baik maka akan memberikan hasil audit yang dapat dipercaya. Sementara emiten yang diaudit oleh auditor big 4 akan mempunyai obligasi yang investment grade karena semakin tinggi reputasi auditor maka semakin tinggi pula tingkat kepastian suatu perusahaan sehingga semakin kecil
kemungkinan perusahaan mengalami
kegagalan. Skala pengukurannya
menggunakan skala nominal karena
merupakan variabel dummy.Pengukuran dilakukan dengan memberikan nilai 1 jika obligasi diaudit oleh the big 4 dan 0 jika obligasi diaudit oleh selain the big 4.
3.3.2 Variabel Dependen (Y): Peringkat Obligasi
8 Variable dependen adalah variable
yang dipengaruhi oleh variabel
independen.Variabel dependen dalam
penelitian ini adalah peringkat
obligasi.Variabel ini dilihat sesuai dengan peringkat yang dikeluarkan oleh PT PEFINDO yang secara umum terbagi dua yaitu investment grade(AAA, AA, A, BBB) dan non investment grade(BB, B, CCC, D).pengukuran ini dilakukan dengan memberikan nilai 1 untuk obligasi yang
investment gradedan 0 untuk obligasi yang non investment grade.
3.4 Metode Analisis
Pengujian hipotesis dalam
penelitian ini menggunakan analisis regresi logistik.
Analisis dan Pembahasan
Untuk mengetahui arah pengaruh yang terbentuk antara variabel independen terhadap variabel dependen maka sebelum dilakukan analisis terhadap pengujian hipotesis terlebih dahulu dilakukan pembentukan model regresi logistic.
Berdasarkan hasil pengujian statistik yang telah dilakukan diperoleh ringkasan hasil di bawah ini:
3.4.1 Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Prediksi Peringkat Obligasi
Berdasarkan hasil pembentukan model regresi logistic yang telah dilakukan
diperoleh nilai koefisien regresi untuk ukuran perusahaan (size) sebesar 0,249, hasil yang diperoleh dibuktikan secara statistik dengan nilai signifikan sebesar 0,289. Proses pengolahan data dilakukan dengan menggunakan tingkat kesalahan sebesar 0,05. Hasil yang diperoleh menunjukan bahwa nilai signifikan sebesar 0,289> alpha 0,05 maka keputusannya adalah Ho diterima dan Ha ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap kemungkinan peringkat obligasi pada perusahaan yang listed di Bursa Efek Indonesia.
Hasil yang diperoleh di dalam tahapan pengujian pertama menunjukan
bahwa ukuran perusahaan tidak
berpengaruh signifikan terhadap
kemungkinan peringkat obligasi yang diterbitkan perusahaan, dalam hal ini bagi investor peningkatan peringkat obligasi mungkin lebih dipengaruhi oleh variabel lain seperti situasi dan kondisi pasar, kebijakan hutang perusahaan dan berbagai variabel lainnya yang tidak menjadi variabel atau bagian dari penelitian ini.
Temuan yang diperoleh di dalam tahapan pengujian hipotesis pertama konsisten dengan hasil penelitian Oktapiza (2009) yang menunjukkan bahwa ukuran perusahaan yang diproksikan dengan total
9 peringkat obligasi. Namun hasil temuan di dalam penelitian ini bertolak belakang dengan penelitian hasil penelitian Ogden (1987) dalam Andry (2005) berpendapat bahwa total hutang dan ukuran perusahaan mempunyai korelasi yang kuat dan positif, ukuran perusahaan juga bisa digunakan sebagai proksi untuk mengukur likuiditasi.
Penelitian Yuliana dkk (2011)
menunjukkan bahwa size berpengaruh terhadap peringkat obligasi.Hal tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan Andry (2005), dan Oktari (2011).
3.4.2 Pengaruh Likuiditas Terhadap Prediksi Peringkat Obligasi
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis kedua diperoleh nilai koefisien regresi untuk variabel likuiditas sebesar 1.624 hasil yang diperoleh dibuktikan secara statistik dengan nilai signifikan sebesar 0,409.Proses pengolahan data dilakukan dengan menggunakan tingkat kesalahan sebesar 0,05.Hasil yang
diperoleh menunjukan bahwa nilai
signifikan sebesar 0,409> alpha 0,05 maka keputusannya adalah Ho diterima dan Ha ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa likuiditas tidak berpengaruh signifikan terhadap kemungkinan peringkat obligasi pada perusahaan yang listed di Bursa Efek Indonesia.
Hasil yang diperoleh di dalam tahapan pengujian hipotesis kedua menunjukkan bahwa posisi likuiditas yang dimiliki perusahaan yang dijadikan sampel tidak dapat dijadikan indikator yang akan
mempengaruhi peringkat obligasi
perusahaan yang menerbitkan obligasi. Temuan yang diperoleh tidak konsiten dengan hipotesis yang diajukan, kondisi tersebut terjadi karena dipengaruhi oleh variabel lain, variabel tersebut dapat
berasal dari dalam maupun luar
perusahaan.
Temuan yang diperoleh di dalam tahapan pengujian hipotesis kedua konsisten dengan hasil penelitian Menurut Andry, Widya (2005) yang menyatakan likuiditastidak berpengaruh signifikan terhadap peringkat obligasi.Namun dalam penelitian Oktari (2011) dan penelitian Almilia & Devi (2007), hal ini malah bertolak belakang, mereka mengatakan bahwa likuiditas berpengaruh signifikan terhadap peringkat obligasi perusahaan.
3.4.3 Pengaruh Profitabilitas Terhadap Prediksi Peringkat Obligasi
Pada persamaan regresi logistic
yang terbentuk terlihat variabel
profitabilitas memiliki koefisien regresi bertanda positif sebesar 2.433, hasil tersebut dibuktikan dengan nilai signifikan
10 dilakukan dengan menggunakan tingkat kesalahan sebesar 0,05. Hasil yang diperoleh dalam tahapan pengujian menunjukan bahwa nilai signifikan sebesar 0,012 berada jauh di bawah tingkat kesalahan yang diperbolehkan yaitu 0,05. Maka keputusannya adalah Ho ditolak dan
Ha dierima sehingga dapat dapat
disimpulkan bahwa profitabilitas
berpengaruh signifikan terhadap prediksi peringkat obligasi perusahaan yang menerbitkan obligasi (bond) dipasar sekunder.
Hasil yang diperoleh menunjukan bahwa kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba yang dilihat dari return
on assets berpengaruh terhadap peringkat
obligasi perusahaan yang menerbitkan obligasi di Bursa Efek Indonesia, hasil pengujian konsisten dengan hipotesis yang diajukan. Temuan tersebut terjadi karena perusahaan memiliki pengelolaan dan kebijakan strategi penempatan aset yang jitu sehingga mampu memberikan nilai penjualan dan laba bersih yang relatif stabil, kondisi tersebut dapat terus bertahan hingga proses penelitian ini dilakukan,
akibatnya investor menilai bahwa
kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan laba dengan memanfaatkan pengelolaan aset secara optimal merupakan variabel yang akan mendorong penurunan atau peningkatan peringkat obligasi.
Temuan yang diperoleh di dalam tahapan pengujian hipotesis ketiga tidak konsisten dengan hasil penelitian Oktari (2011) yang menyatakan profitabilitas tidak berpengaruh dalam memprediksi peringkat obligasi.Temuan tersebut menunjukan bahwa profitabilitas bukanlah satu satunya variabel yang mempengaruhi peringkat obligasi.Rasio profitabilitas yang diukur dengan ROA mempunyai pengaruh yang positif terhadap pertumbuhan laba karena rasio ini mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih berdasarkan tingkat asset tertentu (Mark, Peter, dan Teck-kin, 2001) dalam Almilia dan Devi, 2007).
3.4.4 Pengaruh Leverage Terhadap Prediksi Peringkat Obligasi
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis keempat diperoleh nilai koefisien regresi untuk variabel leverage sebesar -2,118 nilai koefisien regresi yang dihasilkan bertanda negatif, hasil yang diperoleh diperkuat dengan nilai signifikan
sebesar 0,085. Tahapan pengujian
dilakukan dengan menggunakan tingkat kesalahan sebesar 0,05. Hasil yang
diperoleh menunjukan bahwa nilai
signifikan sebesar 0,085> alpha 0,05 maka keputusannya adalah Ho diterima dan Ha ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa
11 terhadap prediksi peringkat obligasi pada perusahaan yang menerbitkan sekuritas dalam bentuk obligasi di Bursa Efek Indonesia.
Hasil yang diperoleh di dalam tahapan pengujian hipotesis keempat menunjukan bahwa posisi leverage yang dimiliki perusahaan yang dijadikan sampel tidak dapat dijadikan indikator yang akan
mempengaruhi peringkat obligasi
perusahaan yang menerbitkan obligasi, kondisi tersebut tidak konsisten dengan hipotesis yang telah diajukan, hal ini bisa terjadi karena variabel lain yang tidak terdapat dalam penelitian ini, seperti resiko sistematis atau variabel lainnya yang berada di luar model.
Temuan yang diperoleh di dalam tahapan pengujian hipotesis keempat konsisten dengan hasil penelitian Andry (2005), dan Yuliana dkk (2011) yang menyatakan leverage tidak berpengaruh
signifikan terhadap peringkat
obligasi.Namun berbeda dengan hasil penelitian Oktari (2011) yang menyatakan
leverage berpengaruh signifikan terhadap
prediksi peringkat obligasi.
3.4.5Pengaruh Produktivitas Terhadap Prediksi Peringkat Obligasi
Pada tahapan pembentukan model regresi logistic juga terlihat bahwa variabel produktivitas yang diukur dengan Sales /
Total Assets memiliki koefisien regresi
bertanda positif sebesar 0,706, di dalam tahapan pengujian diperoleh nilai signifikan sebesar 0,583. Hasil tersebut menunjukan bahwa nilai signifikan sebesar 0,583> alpha 0,05 maka keputusannya adalah Ho diterima dan Ha diolak sehingga dapat disimpulkan bahwa Produktivitas yang diukur dengan sales / total assetstidakberpengaruh signifikan terhadap
prediksi peringkat obligasi pada
perusahaan yang menerbitkan obligasi dipasar sekunder.
Hasil yang diperoleh di dalam tahapan pengujian hipotesis kelima menunjukkan bahwa produktivitas tidak berpengaruh signifikan terhadap peringkat obligasi.Hasil pengujian tersebut tidak sejalan dengan hipotesis yang diangkat. Hal ini dapat terjadi karena faktor lain yang tidak digunakan dalam penelitian ini seperti faktor makro ekonomi yang salah satunya adalah tingkat impor Negara yang
relative tinggi, kebijakan sosial dan politik
yang diambil pemerintah dan berbagai faktor lainnya.
Temuan yang diperoleh di dalam tahapan pengujian hipotesis kelima tidak konsisten dengan hasil penelitian Raharja & Sari (2008)produktivitasberpengaruh signifikan terhadap peringkat obligasi,
hasil tersebut menunjukan bahwa
12 dianggap penting oleh pelaku pasar dalam
mendorong meningkatnya peringkat
obligasi, hasil penelitian ini juga sama
dengan Horigon (1996) dalam
Purwaningsih (2008)
produktivitascenderung secara signifikan berpengaruh positif terhadap peringkat obligasi.
3.4.6 Pengaruh Umur Obligasi Terhadap Prediksi Peringkat Obligasi
Pada pengujian hipotesis keenam
dengan menggunakan variabel umur
obligasi diperoleh nilai koefisien regresi bertanda positif sebesar 3,281 hasil tersebut dibuktikan secara nyata dengan nilai signifikan sebesar 0,129. Proses pengolahan data konsisten menggunakan tingkat kesalahan sebesar 0,05, dengan demikian nilai signifikan sebesar 0,129> alpha 0,05 maka keputusannya adalah Ho diterima dan Ha ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa umur obligasi tidak berpengaruh signifikan terhadap prediksi peringkat obligasi pada perusahaan yang menerbitkan obligasi di Bursa Efek Indonesia.
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis keenam dapat disimpulkan bahwa umur obligasi tidak berpengaruh signifikan terhadap prediksi peringkat obligasi, hasil tersebut tidak konsisten dengan hipotesis yang diajukan, menyimpangnya hasil yang
diperoleh dapat terjadi karena investor lebih dominan mengamati pergerakan peringkat obligasi yang disebabkan oleh faktor lain seperti yield obligasi, faktor risiko dan berbagai variabel lainnya yang tidak berasal dari model penelitian.
Temuan yang diperoleh di dalam tahapan pengujian hipotesis keenam konsisten dengan hasil penelitian Almilia dan Devi (2007), dan Yuliana dkk (2011) yang juga menyatakan bahwa umur obligasi tidak berpengaruh terhadap peringkat obligasi. Hasil yang berbeda diperoleh oleh Widya (2005), obligasi
dengan umur yang lebih pendek
mempunyai risiko yang lebih
kecil.Sehingga perusahaan yang rating obligasinya tinggi menggunakan umur obligasi yang lebih pendek daripada perusahaan yang menggunakan umur obligasi lebih lama.Hasil yang diperoleh juga konsisten dengan Mark dan David (1996) dalam Widya (2005) menyatakan bahwa perusahaan yang rating obligasinya tinggi menggunakan umur obligasi yang pendek.
3.4.7 Pengaruh Jaminan (Secure) Terhadap Prediksi Peringkat Obligasi
Pada tahapan pengujian hipotesis ketujuh dengan menggunakan variabel jaminan (secure) dalam penerbitan obligasi diperoleh nilai koefisien regresi yang
13 diperoleh dalam pengujian adalah sebesar 0,699 yang diperkuat dengan nilai
signifikan sebesar 0,637 Proses
pengolahan data dilakukan dengan
menggunakan tingkat kesalahan sebesar 0,05. Hasil tersebut menunjukan bahwa nilai signifikan sebesar 0,637> alpha 0,05 maka keputusannya adalah Ho diterima dan Ha ditolak sehingga dapat disimpulkan
bahwa jaminan (secure) dalam
menerbitkan obligasi tidak berpengaruh signifikan terhadap prediksi peringkat obligasi.
Hasil yang diperoleh di dalam tahapan pengujian hipotesis ketujuh
menunjukan bahwa jaminan tidak
berpengaruh signifikan dalam
memprediksi peringkat obligasi. Temuan tersebut tidak konsisten dengan hipotesis yang diangkat, menyimpangnya hasil yang diperoleh dapat terjadi karena variabel lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini, seperti yield obligasi dan faktor risiko yang bisa saja menjadi sorotan utama bagi investor pada saat mengambil keputusan berinvestasi pada salah satu obligasi, dan tentunya ketika mekanisme permintaan dan penawaran terhadap obligasi meningkat tentu akan mendorong meningkatnya peringkat obligasi.
Temuan yang diperoleh di dalam tahapan pengujian hipotesis ketujuh tidak konsisten dengan hasil penelitian Joseph
(2002) dalam Andry (2005) menyatakan bahwa asset yang dijamin untuk obligasi maka ratingpun akan membaik sehingga
obligasi tersebut aman untuk
diinvestasikan. Jadi jaminan diprediksikan dapat meningkatkan peringkat obligasi. Hasil yang sama sejalan dengan Yuliana dkk (2011) yang menyatakan bahwa jaminan berpengaruh terhadap prediksi peringkat obligasi. Jika asset perusahaan dijamin untuk obligasi, maka rating obligasi dapat dikategorikan aman.
3.4.8 Pengaruh Kualitas Auditor Terhadap Prediksi Peringkat Obligasi
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis kedelapan dengan meenggunakan variabel kualitas auditor diperoleh nilai koefisien regresi sebesar -3,817.Hasil yang diperoleh tersebut dibuktikan secara empiris dengan nilai signifikan sebesar 0,060. Proses pengolahan data dilakukan dengan menggunakan tingkat kesalahan sebesar 0,05. Hasil yang diperoleh menunjukan bahwa nilai signifikan sebesar 0,060> alpha 0,05 maka keputusannya adalah Ho diterima dan Ha ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa kualitas auditor tidak berpengaruh signifikan terhadap prediksi peringkat obligasi pada perusahaan yang menerbitkan sekuritas dalam bentuk obligasi di pasar sekunder.
14 Hasil yang diperoleh di dalam tahapan pengujian hipotesis kedelapan menunjukan bahwa kualitas auditor yang ditentukan dari reputasi KAP tidak berpengaruh signifikan terhadap prediksi peringkat obligasi, hasil pengujian tersebut tidak sejalan dengan hipotesis yang diangkat. Kondisi ini dapat terjadi karena faktor lain, seperti rasa percaya, cost yang dikeluarkan perusahaan, dan faktor lainnya yang tidak terdapat dalam model penelitian ini.
Hasil yang diperoleh di dalam tahapan pengujian hipotesis kedelapan didukung oleh penelitian Oktari (2011) yang menyatakan reputasi auditor tidak berpengaruh dalam memprediksi peringkat obligasi. Hasil penelitian tersebut bertentangan dengan hasil penelitian
Andry (2005) menyatakan bahwa
perusahaan yang diaudit oleh big 4 ternyata mempunyai pengaruh terhadap prediksi peringkat obligasi, yaitu emiten yang diaudit oleh auditor big 4 akan mempunyai obligasi yang investment
grade.
Penutup
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan analisis dan
pembahasan hasil pengujian hipotesis maka diajukan beberapa kesimpulan penting yang merupakan jawaban dari
sejumlah masalah yang diajukan di dalam penelitian ini yaitu:
1. Size tidak berpengaruh signifikan
terhadap prediksi peringkat obligasi pada perusahaan yang menerbitkan obligasi di Bursa Efek Indonesia.
2. Likuiditastidak berpengaruh
signifikan terhadap prediksi peringkat obligasi pada perusahaan yang menerbitkan obligasi di Bursa Efek Indonesia.
3. Profitabilitas berpengaruh
signifikan terhadap prediksi peringkat obligasi pada perusahaan yang menerbitkan obligasi di Bursa Efek Indonesia.
4. Leverage tidak berpengaruh
signifikan terhadap prediksi peringkat obligasi pada perusahaan yang menerbitkan obligasi di Bursa Efek Indonesia.
5. Produktivitas tidak berpengaruh signifikan terhadap prediksi peringkat obligasi pada perusahaan yang menerbitkan obligasi di Bursa Efek Indonesia.
6. Jaminan (secure) obligasitidak berpengaruh signifikan terhadap prediksi peringkat obligasi pada perusahaan yang menerbitkan obligasi di Bursa Efek Indonesia. 7. Umur (maturity) tidak berpengaruh
15 peringkat obligasi pada perusahaan yang menerbitkan obligasi di Bursa Efek Indonesia.
8. Reputasi auditor tidak berpengaruh signifikan terhadap prediksi peringkat obligasi pada perusahaan yang menerbitkan obligasi di Bursa Efek Indonesia.
Daftar Pustaka
Andry, Widya, 2005. Analisis
Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Prediksi Peringkat Obligasi.Jurnal
Buletin Ekonomi,Moneterdan
Perbankan.
Darmayanti, Yeasy, 2008. Analisis
Laporan Keuangan. Edisi
Pertama. Padang: Bung Hatta University Press.
Dwi Maharati, Enny. 2011. Analisis
Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Peringkat
Obligasi.Skripsi S-1. Universitas Diponegoro
Linandarini, Ermi. 2010. Kemampuan
Rasio Keuangan dalam
Memprediksi Peringkat Obligasi Perusahaan di Indonesia.Skripsi S-1. Universitas Diponegoro
Pandutama, Arvian. “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prediksi Peringkat
Obligasi Pada Perusahaan
Manufaktur di BEI.” Jurnal Ilmiah Mahasiswa Akuntansi – Vol. 1, No. 4, Juli 2012.
Prasetiyo, Adhi. 2010. Pengaruh
Mekanisme Corporate Governance Dan Profitabilitas Perusahaan
Terhadap Peringkat
Obligasi.Skripsi S-1. Universitas Diponegoro.
Putri Sejati, Grace. “Analisis Faktor Akuntansi dan Non Akuntansi dalam Memprediksi Peringkat Obligasi Perusahaan Manufaktur.” Bisnis dan Birokrasi, Jurnal Ilmu Administrasi dan Organisasi, Vol. 17, No. 1, Jan -Apr 2010 hlm. 70-78 ISSN 0854-3844
Rahardjo, Sapto, 2004. Panduan Investasi Obligasi. Gramedia, Jakarta. Ross, Westerfield, Jaffe, 2005. Corporate
Finance Six
Editions.McGraw-Hill, Irwin.
Sartono, Agus, 2010. Dasar-dasar
Manajemen Perusahaan.Badan
Penerbit Universitas Diponegoro Semarang.
Tandelilin, Eduardus, 2010. Analisis
Investasi dan Manajemen
Portofolio. BPFE, Yogyakarta. Yuliana, Rika, dkk, 2011. Analisis
Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Prediksi Peringkat Obligasi pada
Perusahaan Keuangan yang
Terdaftar di Bursa Efek