• Tidak ada hasil yang ditemukan

PUTUSAN Nomor 16 K/N/2000 ======================================= DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH AGUNG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PUTUSAN Nomor 16 K/N/2000 ======================================= DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH AGUNG"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

PUTUSAN Nomor 16 K/N/2000

======================================= DEMI KEADILAN BERDASARKAN

KETUHANAN YANG MAHA ESA

MAHKAMAH AGUNG

Memeriksa perkara niaga dalam tingkat kasasi telah mengambil putusan sebagai berikut dalam perkara kepailitan dari:

TUTI SIMORANGKIR, SH., dalam kedudukannya selaku Kurator PT. Fiskaragung Perkasa, Tbk (dalam Pailit) dalam hal ini diwakili oleh para kuasanya MSM. Panggabean, SH., LLM dan Rafael Andrian, ,SH. Para Pengacara dan Penasehat Hukum. pada Kantor Pengacara dan Konsultan Hukum Faisal dan Panggabean berkantor di Menara DEA Lantai 15, J1. Mega Kuningan Barat IX No. 1 Jakarta 12950, berdasarkan surat kuasa khusus tanggal 2 Mei 2000, sebagai pemohon Kasasi, dahulu Pemohon;

Melawan

PT. FISKARAGUNG PERKASA Tbk (dalam Pailit), berkedudukan di Jl. Pangeran Jayakarta 117 Blok 45-49 Jakarta Pusat, 10370 sebagai Termohon Kasasi I dahulu Debitur;

Dan

PT. CATNERA INTERNATIONAL LIMITED, berkedudukan di Unit A, 17 th floor, Two Chinachem Plaza, 68 Connaught Road Central, Hongkong, dalam hal ini diwakili oleh para kuasanya LUCAS, SH., SWANDY HALIM, SH., MS dan TISYE ERLINA YUNUS, SH, para Advokat/Pengacara pada Kantor Advokat dan Penasehat Hukum Lucas, SH & Partners, beralamat di Wisma Metropolitan I Lantai 14, Jl. Jenderal Sudirman Kaveling 29-31 Jakarta, berdasarkan surat kuasa khusus tanggal 8. Mei 2000, sebagai para Termohon Kasasi II, dahulu Termohon;

Mahkamah Agung tersebut;

Membaca surat-surat yang bersangkutan;

Menimbang, bahwa dari surat-surat tersebut ternyata bahwa sekarang Pemohon Kasasi sebagai Pemohon telah mengajukan permohonan Actio Pauliana terhadap sekarang para Termohon Kasasi sebagai para Termohon di muka persidangan Pengadilan Niaga Jakarta Pusat, pada pokoknya atas dalil-dalil;

Bahwa Fiskar adalah suatu Perseroan Terbatas terbuka yang telah dinyatakan pailit oleh Pengadilan Niaga Jakarta Pusat pada tanggal 26 Nopember 1999 dengan Putusan Nomor: 38/PAILIT/1999/PN.Niaga. JKT.Pst. jo. Nomor: 6/PKPU/1999/ PN.Niaga JKT.PST. (bukti P-1)

(2)

dan karenanya sesuai dengan Pasal 12 UUK. Terhitung sejak tanggal tersebut Kurator berwenang untuk melaksanakan tugas kepengurusan, dan/atau pemberesan atas harta Pailit Fiskar;

Bahwa setelah pemohon (Kurator) melakukan pemeriksaan seksama atas seluruh aset maupun dokumen perjanjian yang dibuat antara Fiskar dengan pihak ketiga timbul kecurigaan yang sangat beralasan pada diri pemohon, bahwa Fiskar telah melakukan tindakan/perbuatan yang telah merugikan harta pailit sebagaimana yang dimaksud di dalam pasal 41 dan 42 UUK;

Bahwa tindakan/perbuatan yang dimaksud adalah ditandatanganinya perjanjian utang antara Fiskar (debitur) dan Catnera (Kreditur) untuk pokok sejumlah US$. 3,000,000.00 (tiga juta dollar Amerika Serikat) pada tanggal 1 Maret 1999 yang telah didaftarkan di Kantor Notaris Abdul Majid, SH. di Jakarta dibawah Nomor: 7980/Waar/III/1999 tertanggal 16 Maret 1999 (bukti P-2), dimana Fiskar telah memberikan kepada Catnera jaminan-jaminan sebagai berikut mana diuraikan dalam surat permohonan Pemohon;

Bahwa alasan-alasan, dasar-dasar serta fakta-fakta hukum, yang telah membuat Pemohon berkesimpulan sebagaimana diuraikan diatas adalah sebagai berikut:

1. Bahwa Fiskar telah menerbitkan Medium Term Note (MTN) yang jatuh tempo dan wajib dibayar pada tanggal 15 Mei 1998 dengan pokok seluruhnya berjumlah US$ 29,000,000.00 (dua puluh sembilan juta dollar Amerika Serikat) dan telah dibeli oleh pihak-pihak yang dalam perkara Nomor: 38/PAILIT/1999/PN.Niaga/JKT.PST. Jo. Nomor: 06/PKPU/1999/ PN.NIAGA.JKT.PST. yaitu para Pemohon Pailit sebagai berikut:

- Hanil Leasing & Finance (HK) Ltd. - Kookmin Bank.

- Hanmi Leasing & Finance (HK) LTD. - KEB Leasing & Finance LTD.

- CBK Leasing & Finance (HK) Ltd. - AMMB International.

- First Citicorp Leasing (HK) Ltd. - KDLC Leasing.

- ORIX Asia Limited. - Kyongnam Bank.

Masing-masing dengan perincian sebagaimana terurai dalam surat permohonan Pemohon; Bahwa Term And Condition (Persyaratan) yang tercantum dalam setiap MTN yang diterbitkan oleh Fiskar tersebut pada butir 2.2. Negative Pledge menentukan sebagai berikut: "Selama masih ada MTN yang belum di bayar Perseroan maupun anak-anak perusahaannya tidak akan memberikan ataupun menjadikan adanya suatu gadai, tanggungan, hipotik, kuasa memasang hipotik atau beban (sebagaimana tersebut dalam Undang-undang No. 4 tahun 1996 Republik Indonesia) atau memberikan sebagai jaminan untuk kepentingan pemegang efek atau kreditur lain atas seluruh atau sebagian properti atau assetnya yang ada sekarang atau dikemudian hari, guna menjamin: (i) pembayaran jumlah manapun dari efek, (ii) pembayaran

(3)

manapun sehubungan dengan suatu penanggungan atas efek manapun atau (iii) waktu yang bersamaan memberikan untuk kepentingan MTN jaminan-jaminan atau jaminan apapun tersebut dan yang tidak kurang menguntungkan bagi kepentingan pemegang MTN masing-masing sebagaimana disetujui oleh pemegang MTN mayoritas;

2. Bahwa Fiskar dan The Sanwa Bank, Limited telah menandatangani Revolving Loan Agreement tanggal 27 Oktober 1997, dimana Fiskar telah menyanggupi untuk tidak akan memberikan asetnya sebagai jaminan dengan tanpa persetujuan tertulis terlebih dahulu dari The Sanwa Bank, Limited (sebagaimana tercantum dalam pasal 11.04 dari masing-masing Revolving Loon Agreement tersebut).

3. Bahwa Fiskar dan The Sakura Bank, Limited telah menandatangani Facility Agreement tanggal 27 Nopember 1997, dimana Fiskar telah menyanggupi untuk tidak menjaminkan asetnya sebagaimana tercantum dalam Pasal 12 (8) Facility Agreement tersebut;

Bahwa berdasarkan ketiga perjanjian tersebut diatas telah terbukti dengan sempurna dan tidak dapat disangkal lagi bahwa Fiskar telah berjanji dan karenanya berkewajiban untuk tidak memberikan jaminan apapun kepada kreditur siapapun sebelum utang-utangnya berdasarkan ketiga perjanjian tersebut diatas telah dilunasi;

Bahwa pada kenyataannya sebagaimana telah diuraikan tersebut diatas ternyata Fiskar telah tidak mentaati dan melanggar janji yang dibuat sendiri dengan telah menandatangani perjanjian-perjanjian jaminan dengan Catnera;

Bahwa tindakan Fiskar sebagaimana diuraikan diatas adalah jelas merupakan suatu perbuatan curang yang amat merugikan harta pailit dan tentunya sangat merugikan para kreditur lainnya, karena:

a. Bahwa sekiranya Fiskar tidak menandatangani perjanjian-perjanjian jaminan sebagaimana tersebut diatas, tentunya Catnera akan berada pada posisi yang sama atau sederajat dengan para kreditur lainnya (kreditur konkuren), sehingga harta pailit akan dapat dibagi secara proporsional diantara seluruh kreditur Fiskar.

b. Bahwa dengan adanya perjanjian-perjanjian jaminan sebagaimana tersebut diatas tentunya Catnera akan memiliki previledge, karena atas piutangnya tersebut Catnera mendapatkan jaminan yang dapat dieksekusi tanpa harus dibagi dengan para kreditur lainnya padahal jumlah piutang Catnera yang hanya sejumlah US$ 3,000,000.00 (tiga juta dollar Amerika Serikat) sangat kecil jika dibandingkan dengan piutang Para Pemegang MTN yang jumlah pokoknya saja mencapai US$ 29,000,000.00 (dua puluh sembilan juta dollar Amerika Serikat).

Bahwa kecurigaan Pemohon semakin kuat ketika pada Rapat Kreditur tanggal 17 Pebruari 2000 yang diadakan oleh Pemohon, Rekan Pengacara Lucas, SH,. CN datang menghadiri rapat Kreditur tersebut dengan mengaku sebagai investor yang akan membeli seluruh piutang-piutang Para kreditur Fiskar akan tetapi beberapa hari kemudian rekan Pengacara Lucas, SH, CN kembali menghubungi Pemohon dan mengaku bahwa ia adalah Kuasa Hukum Catnera yang hendak mengeksekusi Jaminan-jaminan. KARENA ITU PEMOHON DENGAN INI MENSOMIR TERMOHON untuk membuktikan bahwa antara Fiskar dan Catnera tidak terdapat hubungan kepemilikan atau afiliasi.

Bahwa tindakan Fiskar dan Catnera sebagaimana diuraikan diatas adalah jelas merupakan suatu tindakan yang merugikan kepentingan harta pailit/para kreditur lainnya dan karenanya adalah

(4)

pantas dan sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku (Pasal 41 dan pasal 42 UUK) apabila terhadap tindakan Fiskar dan Catnera tersebut diatas DIMINTAKAN PEMBATALAN, dengan alasan sebagai berikut:

1. Bahwa tindakan/perbuatan hukum antara Fiskar dan Catnera tersebut diatas dilakukan/ditandatangani pada tanggal 1 Maret 1999, artinya dilakukan/ditandatangani dalam kurun waktu SEBELUM 1 (satu) tahun sejak Fiskar dinyatakan Pailit (yaitu tanggal 26 Nopember 1999) dan karenanya Fiskar dan Catnera DIANGGAP MENGETAHUI bahwa tindakan/perbuatan hukum mereka tersebut akan merugikan kreditur yang lain.

2. Bahwa dibuat/ditandatangani perjanjian-perjanjian Jaminan oleh Fiskar BUKAN/TIDAK MERUPAKAN HAL YANG WAJIB DILAKUKAN OLEH FISKAR;

3. Bahwa perjanjian-perjanjian Jaminan merupakan PEMBERIAN JAMINAN UNTUK UTANG YANG BELUM JATUH TEMPO, karena tanggal jatuh tempo perjanjian utang adalah 12 bulan sejak perjanjian utang ditandatangani yaitu tanggal 01 Maret 2000.

Berdasarkan hal-hal yang telah diuraikan diatas dan dalam rangka pelaksanaan tugas selaku kurator, dengan ini Pemohon mohon dengan hormat kepada Majelis Hakim untuk memberikan penetapan atas permohonan ini sebagai berikut:

1. Mengabulkan permohonan pemohon untuk seluruhnya.

2. Menyatakan bahwa tidak sah dan batal perjanjian-perjanjian sebagai berikut:

2.1. Loan Agreement, tertanggal 01 Maret 1999, antara Fiskar (Debitur) dengan Catnera (Kreditur) dengan jumlah pokok sebesar US$ 3,000,000.00 (tiga juta dollar Amerika Serikat) yang telah didaftarkan di Kantor Notaris Abdul Madjid, SH. di Jakarta pada tanggal 16 Maret 1999, di bawah No. 7980/waar/III/1999 (vide bukti P-2):

2.2. Hak tanggungan pertama untuk sejumlah US$ 1,000,000.00 (satu juta dolar Amerika Serikat) atas sebidang tanah Hak Guna Bangunan No. 77/Manyarejo/ Manyar/Gresik/Jawa Timur sebagaimana tercantum dalam akta pemberian Hak tanggungan No. 56/15/III/ Myr/1999, tanggal 19 Maret 1999 dibuat dihadapan Nyonya Murlaily Adam, SH. Pejabat pembuat Akta Tanah di Gresik serta sertifikat Hak Tanggungan No 3/Gresik/1999 (vide bukti P-3.1);

2.3. Jaminan secara fiducia atas mesin-mesin dan peralatan untuk sejumlah US$ 2,000,000.00 (dua juta dolar Amerika Serikat) sebagaimana tercantum dalam akta pemberian jaminan secara fiducia dibuat dihadapan Agus Madjid, SH. Notaris di Jakarta dibawah No. 96 tanggal 23 Maret 1999 (vide bukti P-3.2);

3. Menyatakan bahwa seluruh aset yang dijaminkan berdasarkan:

(i) Hak tanggungan pertama untuk sejumlah US$ 1,000,000.00 (satu juta dolar Amerika Serikat) atas sebidang tanah Hak Guna Bangunan No. 7/Manyarejo/ Manyar/Gresik/Jawa Timur sebagaimana tercantum dalam Akta pemberian Hak tanggungan No. 56/15/III/ Myr/1999, tanggal 19 Maret 1999 dibuat dihadapan Nyonya Murlaily Adam, SH, Pejabat pembuat Akta Tanah di Gresik serta sertifikat Hak tanggungan No. 3/Gresik/1999 (vide bukti P-3.1) dan

(ii) Jaminan secara fiducia atas mesin-mesin dan peralatan untuk sejumlah US$ 2,000,000.00• (dua juta dolar Amerika Serikat) sebagaimana tercantum dalam akta

(5)

pemberian jaminan secara fiducia dibuat dihadapan Agus Madjid, SH. Notaris di Jakarta di bawah No. 96 tanggal 22 Maret 1999 (vide bukti P-3.2) merupakan bagian dari harta pailit.

4. Memerintahkan kepada Catnera untuk menyerahkan kepada kurator asli sertifikat Hak tanggungan pertama No. 3/Gresik/1999 berikut asli akta pemberian hak tanggungan No. 556/15/III/Myr/1999 serta asli sertifikat Hak Guna Bangunan No. 77/Manyarejo/Mayer/Gresik/Jawa Timur;

5. Memerintahkan kepada Kurator untuk mengurus Roya hak tanggungan yang terpasang atas tanah Hak Guna Bangunan No. 77/Manyarejo/Manyar/Gresik/Jawa Timur tersebut kepada instansi yang berwenang;

6. Menetapkan biaya perkara;

bahwa selanjutnya terhadap permohonan pemohon tersebut, Termohon II sebaliknya telah mengajukan permohonan balik yang pada pokoknya atas dalil-dalil sebagai berikut:

- Bahwa Termohon I, adalah suatu Perseroan Terbatas yang didirikan menurut hukum negara RI dan menjalankan usahanya di Indonesia (bukti T-2);

- Bahwa guna menunjang kelangsungan kinerja operasional perusahaan, Termohon I telah mengajukan permohonan kepada Termohon II agar diberikan pinjaman sebesar US$ 3,000,000.00 . dan atas permohonan tersebut oleh Termohon II telah direalisasikan selanjutnya disebut "Fasilitas" (bukti T-19);

- Bahwa guna menjamin pelunasan dari fasilitas tersebut, Termohon II telah menerima jaminan yang seluruhnya hanya senilai US$ 1.505.600 dari Termohon I;

- Bahwa dari tindakan hukum yang telah dilakukan oleh Termohon I dengan Termohon II, Termohon I telah memperoleh keuntungan secara teori (diatas kertas) sebesar US$ 1.494.400;

- Bahwa pemberian jaminan sebagaimana dimaksud dalam perjanjian jaminan merupakan tindak lanjut dari surat persetujuan pemberian kredit dan perjanjian kredit;

- Bahwa seluruh tindakan hukum yang dilakukan oleh Termohon II bersama-sama dengan Termohon I merupakan tindak lanjut dari persetujuan-persetujuan yang telah ada jauh sebelum Termohon I dimohonkan pailit oleh para kreditur;

Bahwa Penerbitan Medium Term Notes (MTN) yang dilakukan oleh Termohon I tidak mempunyai hubungan serta akibat hukum dengan pemberian jaminan Termohon I kepada Termohon II;

- Bahwa Termohon II bukanlah pihak yang harus turut bertanggung jawab terhadap tindakan ingkar janji dan/atau wanprestasi sekiranya tindakan ingkar janji dan/atau wanprestasi tersebut benar telah dilakukan oleh Termohon 1 terhadap sebagian kecil kreditor lain. Di samping karena Termohon II tidak mengetahui adanya kesepakatan-kesepakatan dan/atau perjanjian-perjanjian antara Termohon I dengan sebagian kecil kreditor lain mengenai negative pledge dan sejenisnya (kalaupun ada), Termohon II dalam melakukan perbuatan-perbuatan hukum dimaksud semata-mata hanya berdasarkan itikad baik untuk membantu Termohon I, dengan suatu harapan bahwa dari pemberian fasilitas pinjaman tersebut,

(6)

kegiatan operasional Termohon I dapat berjalan seperti kondisi semula sebelum krisis moneter terjadi;

- Bahwa perbuatan hukum yang dilakukan oleh Termohon II bersama-sama dengan Termohon I yang kurang dari 1 (satu) tahun sebelum Termohon I dinyatakan Pailit, maka menurut pasal 42 Undang-undang Kepailitan, beban untuk membuktikan adanya pengetahuan terjadinya kerugian berada dipihak Termohon. Oleh karena itu pengertian dalam kurun waktu 1 (satu) tahun sama sekali tidak berarti bahwa debitor dan pihak dengan siapa debitor melakukan perbuatan hukum otomatis mengetahui atau sepatutnya mengetahui bahwa perbuatan hukum tersebut akan merugikan kreditor lain. Namun demikian Termohon I telah dapat dengan sempurna membuktikan bahwa baik Termohon I maupun Termohon II tidak mengetahui adanya kerugian yang ditimbulkan karena memang kerugian tersebut tidak pernah ada. Sebaliknya Termohon I telah diuntungkan yang nota bene dalam hal ini juga sekaligus telah membuat harta pailit diuntungkan;

- Bahwa berdasarkan perjanjian-perjanjian yang ada, asset-asset yang dijaminkan oleh Termohon I kepada Termohon II sebagaimana dimaksud dalam perjanjian jaminan (yang List jaminan-jaminannya tercantum dengan jelas dalam surat persetujuan pemberian kredit dan perjanjian kredit), merupakan salah satu persyaratan pokok/inti untuk dapat dicairkannya fasilitas pinjaman. Hal ini terbukti bahwa sebelum Termohon II mencairkan fasilitas pinjaman kepada Termohon I pada tanggal 15 Maret 1999 (bukti T-19) Termohon I bersama-sama dengan Termohon II telah melakukan beberapa perbuatan hukum yang diwajibkan dalam perjanjian-perjanjian diantaranya penandatanganan perjanjian pinjaman (Loan Agreement) pada tanggal 01 Maret 1999 (bukti T-10) yang kemudian disempurnakan dengan perbuatan hukum lainnya dalam kurun waktu 1 (satu) minggu untuk memenuhi persyaratan-persyaratan lain yang terdapat dalam perjanjian-perjanjian;

- Bahwa berdasarkan pengecekan secara seksama yang telah dilakukan oleh Termohon II dan laporan penilaian yang dibuat oleh PT. Nilai Konsulesia, diketahui oleh Termohon II bahwa jaminan-jaminan yang ada pada saat itu akan diserahkan oleh Termohon I kepada Termohon II adalah jaminan yang bersih dan tidak sedang dijaminkan dan/atau diagunkan kepada pihak lain termasuk tetapi tidak terbatas kepada para kreditor lain dari Termohon I;

- Bahwa Termohon II tidak pernah mengetahui adanya janji-janji Termohon I kepada para kreditor lain sampai diajukannya permohonan Actio Pauliana ini dan Termohon II merupakan pihak di dalamnya;

Berdasarkan alasan-alasan Termohon diatas, dengan ini Termohon II mohon agar Majelis Hakim yang Terhormat untuk memberikan putusan sebagai berikut:

1. Menolak seluruh permohonan Pemohon;

2. Menyatakan bahwa Termohon adalah kreditor Separatis yang sah dengan segala hak dan kewajiban hukum yang melekat padanya;

3. Menyatakan bahwa perjanjian-perjanjian sebagai berikut adalah sah, mengikat dan berharga; 3.1. Loan Agreement/Perjanjian, tertanggal 01 Maret 1999 antara PT. Fiskaragung Perkara, Tbk,

dan Catnera Internasional Limited/Termohon dengan jumlah pokok sebesar US$ 3,000,000.00 (tiga juta dolar Amerika Serikat) yang telah didaftarkan di kantor Notaris

(7)

Abdul Madjid, SH, Notaris di Jakarta pada tanggal 16 Maret 1999, dengan No. 7980/Warr/III/1999 beserta surat tanggal 17 Maret 1999, No. 028/CIL/III/1999, perihal koreksi kesalahan ketik dalam perjanjian pinjaman (bukti T-9 dan bukti T-11):

3.2. Akta pemberian jaminan secara Fidusia atas peralatan kantor, peralatan guest house dan peralatan mesin-mesin dengan nilai US$ 2,000,000.00 (dua juta dolar Amerika Serikat) Nomor 96, tanggal 23 Maret 1999, dibuat dihadapan Agus Madjid, SH, Notaris di Jakarta (bukti T-13);

3.3. Sertifikat Hak tanggungan Peringkat I (pertama) No. 3/1999, yang diterbitkan oleh Kepala Kantor Pertahanan Kabupaten Gresik pada tanggal 01 April 1999, dengan nilai tanggungan sebesar US$ 1,000,000.00 (satu juta dolar Amerika Serikat) atas sebidang tanah sertifikat Hak Guna Bangunan Nomor 7/manyarejo/Kec. Manyar Kabupaten Gresik, Propinsi Jawa Timur atas nama PT. Fiskaragung Perkasa, Tbk berkedudukan di Jakarta sebagaimana dimaksud dalam Akta Tanah di Gresik (bukti T-14);

4. Menyatakan Termohon dapat melakukan eksekusi sendiri berdasarkan pasal 56 ayat 1 Undang-undang No. 4/1998 tentang Kepailitan atas seluruh asset berdasarkan:

4.1. Loan Agreement/Perjanjian pinjaman, tertanggal 01 Maret 1999 antara PT. Fiskaragung Perkasa, Tbk da Catnera Internasional Limited/Termohon dengan jumlah pokok sebesar US$ 3,000,000.00 (tiga juta dolar Amerika Serikat) yang telah didaftarkan di Kantor Notaris Abdul Madjid, SH, Notaris di Jakarta pada tanggal 16 Maret 1999, dengan Nomor: 7980/Warr/III/1999 beserta surat tanggal 17 Maret 1999, Nomor 028/CIL/III/1999, perihal koreksi kesalahan ketik dalam perjanjian pinjaman (bukti T-9 dan Bukti P-11);

4.2. Akta pemberian jaminan secara Fiducia atas peralatan guest house dan peralatan mesin-mesin dengan nilai US 2,000,000.00 (dua juta dolar Amerika Serikat) Nomor 96, tanggal 23 Maret 1999, dibuat dihadapan Agus Madjid, SH, Notaris di Jakarta (bukti P-13);

4.3. Sertifikat Hak Tanggungan peringkat I (pertama) Nomor 3/1999, yang diterbitkan oleh Kepala Kantor Pertahanan Kabupaten Gresik pada tanggal 01 April 1999, dengan nilai tanggungan sebesar. US$ 1,000,000.00 (satu juta dolar Amerika Serikat) atas sebidang tanah sertifikat Hak Guna Bangunan Nomor 7/Manyarejo, Kec. Mayar, Kabupaten Gresik, Kabupaten Jawa Timur atas nama PT. Fiskaragung Perkasa, Tbk berkedudukan di Jakarta, sebagaimana dimaksud dalam Akta Pemberian Hak Tanggungan, Nomor 56/15/III/Myr/1999, tanggal 19 Maret 1999, dibuat dihadapan Nurlaily Adam, SH, Pejabat pembuat Akta Tanah di Gresik (bukti T-14);

5. Menghukum Kurator untuk tunduk dan mematuhi serta melaksanakan putusan ini;

6. Menyatakan bahwa putusan ini dapat dijalankan secara serta merta (uitvoerbaar bij voorraad) walaupun terdapat perlawanan (verzet), banding, Kasasi maupun Peninjauan kembali;

7. Menghukum Pemohon untuk membayar biaya perkara;

bahwa terhadap permohonan pembatalan perbuatan hukum Debitur (Actio Pauliana) tersebut Pengadilan Niaga Jakarta Pusat telah mengambil putusan, yaitu putusan tanggal 26 April 2000 No. 03/Actio Pauliana/2000/PN.Niaga Jkt. Pst yang amarnya berbunyi sebagai berikut:

(8)

1. Menolak permohonan Actio Pauliana dari Pemohon (Kurator PT. Fiskaragung Perkara Tbk) tersebut;

2. Menyatakan bahwa Termohon Catnera International Limited adalah sebagai Kreditur Separatis yang sah dari PT. Fiskaragung Perkara Tbk;

3. Menyatakan bahwa perjanjian-perjanjian sebagai berikut adalah sah dan mengikat dengan segala akibat hukumnya;

3.1. Loan Agreement/Perjanjian Pinjaman tanggal 1 Maret 1999 antara PT. Fiskaragung Perkara Tbk dan Catnera International Limited/Termohon dengan jumlah US$ 3,000,000.00 (tiga juta dolar Amerika Serikat) yang telah didaftarkan di kantor Notaris Abdul Madjid, SH Notaris di Jakarta pada tanggal 16 Maret 1999, dengar Nomor: 7980/War/III/1999 perihal koreksi Kesalahan ketik dalam perjanjian Pinjaman;

3.2. Akta pemberian Jaminan Secara Fidusia atas peralatan kantor, peralatan guest house dan peralatan mesin-mesin dengan nilai US$ 2,000,000.00 (dua juta dolar Amerika Serikat) No. 96 tanggal 23 Maret 1999, dibuat dihadapan Agus Madjid, SH, Notaris di Jakarta;

3.3. Sertifikat Hak Tanggungan peringkat I (pertama No. 3/1999, yang diterbitkan oleh kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Gresik pada tanggal 1 April 1999, dengar nilai US$ 1,000,000.00 (satu juta dolar Amerika Serikat; atas sebidang tanah Sertifikat Hak Guna Bangunan No 7/Manyarejo. Kecamatan Manyar, Kabupaten Gresik Propinsi Jawa Timur atau nama PT. Fiskaragung Perkasa berkedudukan di Jakarta sebagaimana dimaksud dalam Akta Pemberian Hak Tanggungan No. 56/15/III/Myr, 1999, tanggal 19 Maret 1999, dibuat dihadapan Nurlaily Adam, SH, Pejabat Pembuat Akta Tanah di Gresik;

4. Menyatakan Termohon dapat melakukan eksekusi sendiri haknya berdasarkan Pasal 56 ayat (1) Undang-undang No. 4 Tahun 1998 tentang Kepailitan atas seluruh aset berdasarkan: 4.1. Loan Agreement/Perjanjian pinjaman tertanggal 1 Maret 1999 antara PT. Fiskaragung

Perkasa Tbk dan Catnera International Limited/termohon dengan jumlah US$ 3,000,000.00 (tiga juta dolar Amerika Serikat) yang telah didaftarkan di kantor Notaris Abdul Madjid, SH, Notaris di Jakarta pada tanggal 16 Maret 1999, dengan Nomor 7980/War/III/1999 . beserta surat tanggal 17 Maret 1999 No. 028/CIL/III/1999 perihal koreksi Kesalahan Ketik dalam Perjanjian Pinjaman;

4.2. Akta Pemberian jaminan secara Fiducia atas peralatan kantor, peralatan guest house dan peralatan mesin-mesin dengan nilai US$ 2,000,000.00 (dua juta dolar Amerika Serikat), No. 96 tanggal 23 Maret 1999, dibuat dihadapan Agus Madjid, SH, Notaris di Jakarta;

4.3. Sertifikat Hak Tanggungan peringkat I (pertama) No. 3/1999, yang diterbitkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Gresik pada tanggal 1 April 1999, dengan nilai US$ 1,000,000.00 (satu juta dolar Amerika Serikat) atas sebidang tanah Sertifikat Hak Guna Bangunan No. 7/Manyarejo/Kecamatan Manyar, Kabupaten Gresik, Kabupaten Jawa Timur atas nama Fiskaragung Perkasa, berkedudukan di Jakarta sebagaimana dimaksud dalam Akta Pemberian Hak Tanggungan No. 56/15/III/Myr/1999, tanggal 19 Maret, dibuat dihadapan Nurlaily Adam, SH, Pejabat Pembuat Akta Tanah di Gresik;

5. Memerintahkan kurator untuk tunduk dan mematuhi serta melaksanakan putusan ini;

6. Menyatakan bahwa putusan ini dapat dijalankan secara merta uitvoerbaar bij voorraad walaupun para pihak mengajukan upaya hukum;

(9)

7. Menghukum Pemohon untuk membayar biaya perkara sejumlah Rp. 5.000.000,- (lima juta rupiah);

bahwa sesudah putusan Pengadilan Niaga Jakarta Pusat tersebut diucapkan di depan sidang yang terbuka untuk umum dan dengan dihadiri oleh para pihak pada tanggal 26 April 2000, kemudian terhadapnya oleh Pemohon dengan perantaraan kuasanya berdasarkan surat kuasa khusus tanggal 2 Mei 2000 diajukan permohonan Kasasi secara lisan pada tanggal 3 Mei 2000 sebagaimana ternyata dari akta permohonan kasasi No. 12/Kas/Pailit/2000/PN.Niaga Jkt. Pst. Jo No. 03 Actio Pauliana/2000/PN.Niaga/Jkt.Pst. yang dibuat oleh Panitera Pengadilan Niaga Jakarta Pusat, permohonan mana disertai dengan memori kasasi yang memuat alasan-alasan yang diterima di kepaniteraan Pengadilan Niaga Jakarta Pusat hari itu juga.

bahwa setelah itu oleh Termohon Kasasi II dahulu Termohon yang pada tanggal 4 Mei 2000 telah disampaikan salinan permohonan Kasasi dan salinan memori kasasi dari Pemohon Kasasi, diajukan kontra memori kasasi yang diterima di Kepaniteraan Pengadilan Niaga Jakarta Pusat tanggal 10 Mei 2000.

Menimbang, bahwa permohonan Kasasi a quo beserta alasan-alasannya telah diberitahukan kepada pihak lawan dengan seksama diajukan dalam tenggang waktu dan dengan cara yang ditentukan dalam Undang-undang, maka oleh karena itu permohonan Kasasi tersebut dapat diterima.

Menimbang, bahwa keberatan yang diajukan oleh Pemohon Kasasi dalam memori kasasinya tersebut pada pokoknya ialah:

1. JUDEX FACTIE TELAH SALAH DALAM MENERAPKAN HUKUM YANG BERLAKU DENGAN MEMPERTIMBANGKAN BAHWA PERBUATAN HUKUM PT. FISKARAGUNG PERKARA TBK (Pailit) ("FISKAR") DENGAN TERMOHON KASASI TIDAK MERUGIKAN KREDITUR.

Bahwa Judex Factie pada pertimbangan hukumnya halaman 60 telah mempertimbangkan unsur-unsur untuk pengajuan pembatalan perjanjian demi kepentingan harta pailit (Actio Pauliana) ke dalam 7 (tujuh) unsur, yang dua diantaranya adalah:

- Perbuatan hukum tersebut merugikan kepentingan Prejudice Kreditur;

- Perbuatan tersebut tidak wajib dilakukan voluntarily Under Taken yaitu tidak adanya kewajiban hukum debitur atas Undang-undang yang berlaku atau kewajiban atas dasar adanya perjanjian;

Tetapi Judex Faxtie telah lalai dan salah dengan mempertimbangkan bahwa perbuatan/tindakan hukum yang dilakukan oleh Termohon Kasasi II dengan Termohon Kasasi yaitu penandatanganan Perjanjian Utang antara Fiskar/Termohon Kasasi I (debitur) dan Catnera/Termohon Kasasi II (Kredit untuk pokok sejumlah US$ 3,000,000.00 (tiga juta dolar Amerika Serikat), (vide Bukti P-2) dimana Fiskar Termohon Kasasi II telah memberikan kepada Catnera/Termohon Kasasi jaminan-jaminan sebagai berikut:

- Hak tanggungan Peringkat Pertama untuk sejumlah US$ 1,000,000.00 (satu juta dolar Amerika Serikat) atas sebidang tanah Hak Guna Bangunan No.7/Manyarejo/Manyar/ Gresik/Jawa Timur;

- Jaminan secara Fiducia Atas Mesin-mesin dan Peralatan untuk sejumlah US$ 2,000,000.00 (dua juta dolar Amerika Serikat);

(10)

Adalah sah, karena penandatanganan perjanjian-perjanjian tersebut di atas tidak memenuhi unsur "Perbuatan hukum tersebut merugikan kepentingan Prejudice kreditur" dan " perjanjian tersebut tidak diwajibkan baik berdasarkan Undang-undang maupun perjanjian".

Bahwa sebelum ditandatanganinya perjanjian-perjanjian antara Termohon Kasasi I dengan Termohon Kasasi II tersebut diatas (vide Bukti P-2, Bukti P-3.1 dan Bukti P-3.2) telah terjadi hal-hal sebagai berikut:

a. Bahwa Fiskaragung telah terikat dan karenanya memiliki kewajiban kepada pihak-pihak tersebut dalam memori kasasi berdasarkan penerbitan Medium Term Note (selanjutnya dapat disebut sebagai "MTN") dengan pokok sejumlah US$ 29,000,000.00 (dua puluh sembilan juta dolar Amerika Serikat);

b. Bahwa lebih jauh lagi pada butir 2.2-Negative ledge dari Term And Conditions (Ketentuan-ketentuan dan Persyaratan) persyaratan yang tercantum dalam setiap MTN (vide: Bukti P-5.1 s/d vide Bukti -5.24) yang diterbitkan oleh Fiskar tersebut pada pokoknya menyebutkan bahwa Selama masih ada MTN yang belum dibayar, Termohon Kasasi I tidak akan memperkenankan diberikannya suatu gadai, penanggungan, hipotik, kuasa untuk memberakan jaminan atau membebani (sebagaimana tersebut dalam Undang-undang No. 4 tahun 1996 Republik Indonesia).

c. Bahwa Fiskar dan The Sanwa Bank, Limited, telah menandatangani Revolving Loan Agreement tanggal 27 Oktober 1997 (vide Bukti P-6) di mana Fiskar telah menyanggupi untuk tidak memberikan asetnya sebagai jaminan tanpa persetujuan tertulis terlebih dahulu dari The Sanwa Bank, Limited sebagaimana tercantum dalam Pasal 11.04 Revolving Loan Agreement.

d. Bahwa Fiskar dan The Sakura Bank, Limited, telah menandatangani Facility Agreement tanggal 27 Nopember 1997 (vide Bukti P-7), dimana Fiskar telah menyatakan kesanggupannya untuk tidak menjaminkan asetnya sebagaimana tercantum dalam Pasal 12 (8) Facility Agreement tersebut.

Bahwa berdasarkan fakta-fakta hukum sebagaimana diuraikan diatas jelas terbukti dan tidak dapat disangkal bahwa Fiskar berjanji/terikat dan karenanya berkewajiban untuk tidak menjaminkan sebagian atau seluruh harta kekayaannya kepada kreditur maupun sebelum utang-utangnya berdasarkan ketiga perjanjian yang telah disebutkan di atas telah dilunasi. Bahwa logika hukum dan logika bisnis atas janji-janji yang diberikan oleh Fiskar kepada para krediturnya tersebut diatas adalah bahwa "sekiranya dikemudian hari ternyata Fiskar tidak dapat/tidak mampu untuk memenuhi kewajiban-kewajiban kepada para krediturnya tersebut maka para kreditur tersebut akan berhak atas seluruh harta kekayaan yang dimiliki oleh Fiskar", akan tetapi dengan telah dijaminkannya seluruh harta kekayaan Termohon Kasasi I tersebut kepada Termohon Kasasi II hal tersebut tentunya telah menghilangkan hak dari para kreditur Fiskar yang artinya jelas dan tidak dapat disangkal lagi bahwa hal tersebut memang sangat MERUGIKAN para kreditur Fiskar yang telah meminjamkan uangnya kepada Fiskar namun tidak memegang jaminan seperti para pemegang Medium Term Note ataupun kreditur lainnya.

2. JUDEX FACTIE TELAH SALAH DALAM MENERAPKAN HUKUM YANG BERLAKU DENGAN MEMPERTIMBANGKAN BAHWA PERBUATAN HUKUM FISKAR

(11)

DENGAN TERMOHON KASASI TERMASUK PERBUATAN HUKUM YANG DIWAJIBKAN OLEH UNDANG-UNDANG ATAU PERJANJIAN.

Bahwa patut dipahami perjanjian jaminan tersebut merupakan BUNTUT (accessoir) dari perjanjian pokoknya yang dalam hal ini berupa Perjanjian Utang (vide Bukti P-2). Sehingga pokok permasalahannya tidaklah tertumpu pada apakah perjanjian perjaminan diwajibkan atau tidak tetapi pada apakah Fiskar dan Catnera tidak mengetahui apakah perbuatan mereka akan merugikan para kreditur dan untuk menjawab, hal tersebut Pasal 42 UU Kepailitan secara tegas menyatakan bahwa:

"apabila perbuatan hukum yang merugikan para kreditur dilakukan dalam jangka waktu 1 (satu) tahun sebelum putusan pernyataan pailit ditetapkan, sedangkan perbuatan tersebut tidak wajib dilakukan debitur, maka kecuali dapat dibuktikan sebaliknya, debitur dan pihak dengan siapa perbuatan tersebut dilakukan dianggap mengetahui atau sepatutnya mengetahui bahwa perbuatan tersebut akan mengakibatkan kerugian bagi kreditur";

Bahwa lebih lanjut jelas terbukti dan tidak dapat disangkal lagi bahwa Perjanjian Utang antara Termohon Kasasi I dengan Termohon Kasasi II ditandatangani pada tanggal 1 Maret 1999 vide Bukti P-2) yang berarti 1 (satu) tahun sebelum Termohon Kasasi I dinyatakan Pailit pada tanggal 26 Nopember 1999.

Bahwa selain yang disebutkan di atas, pemberian jaminan oleh Termohon Kasasi I terhadap Termohon Kasasi II merupakan perbuatan hukum yang bertentangan dengan kesanggupan Termohon Kasasi I kepada para kreditur yaitu (i) para pemegang Medium Term Note (ii) the Sanwa Bank Limited (iii) The Sakura Bank Limited berdasarkan perjanjian, sementara di lain pihak jelas telah terbukti dan tidak dapat disangkal lagi bahwa Fiskar telah terikat dan karenanya berkewajiban untuk tidak menjaminkan baik sebagian ataupun seluruh harta kekayaannya kepada pihak manapun juga sebagaimana ternyata dalam perjanjian-perjanjian tersebut di atas (vide bukti P-5.1. s/d P-5.24, vide Bukti P-6 dan vide Bukti P-7).

Bahwa perjanjian Utang antara Termohon Kasasi I dan Termohon Kasasi II (vide Bukti P-2) yang juga mengatur mengenai Pemberian jaminan yang dilakukan oleh Termohon Kasasi I kepada Termohon Kasasi II (vide Bukti P-3.1. dan vide Bukti P-3.2) didasarkan pada suatu causa atau sebab yang palsu, dimana seharusnya Termohon Kasasi I terikat dan karenanya berkewajiban untuk tidak menjaminkan baik sebagian ataupun seluruh harta kekayaannya kepada pihak manapun dengan demikian jelas bahwa Perjanjian tersebut (vide bukti 2, P-3.1 dan P-3.2) harus dinyatakan batal demi hukum, karena Perjanjian tersebut telah dibuat berdasarkan causa/sebab yang palsu dan karenanya tidak halal maka tidak ada kewajiban bagi Termohon Kasasi I untuk memberikan jaminan kepada Termohon Kasasi II.

3. JUDEX FACTIE TELAH SALAH DALAM MENERAPKAN HUKUM YANG BERLAKU DENGAN MEMPERTIMBANGKAN BAHWA PERBUATAN HUKUM TERMOHON KASASI I DENGAN TERMOHON KASASI II TIDAK MEMENUHI KETENTUAN PASAL 42 UU KEPAILITAN.

Bahwa berdasarkan kelaziman dalam pemberian pinjaman dalam jumlah besar seperti yang dibuat antara Termohon Kasasi I dengan Catnera/Termohon Kasasi II, yaitu sejumlah US$ 3,000,000.00 (tiga juta dolar Amerika Serikat) pemberi pinjaman akan terlebih dahulu memeriksa kondisi keuangan dan kondisi aset perusahaan maupun kewajiban-kewajiban debiturnya (Fiskar) terhadap pihak-pihak ketiga lainnya, sehingga adalah sangat wajar

(12)

Termohon Kasasi mengetahui bahwa Fiskar telah terikat dan karenanya tidak diperkenankan untuk menjaminkan sebagian atau seluruh harta kekayaannya kepada pihak manapun sebagaimana diatur dalam perjanjian-perjanjian antara Fiskar dengan para krediturnya (vide Bukti P-5.1 s/d P-5.24, vide bukti P-6 dan vide bukti P-7.c).

Bahwa selain itu ternyata perjanjian Utang antara Termohon Kasasi I dengan Termohon Kasasi II ditandatangani pada tanggal 1 Maret 1999 (vide Bukti P-2) yang berarti dilakukan dalam waktu 1 (satu) tahun sebelum Termohon Kasasi I dinyatakan Pailit pada tanggal 26 Nopember 1999.

4. JUDEX FACTIE TELAH SALAH MENERAPKAN HUKUM YANG BERLAKU DENGAN MEMPERTIMBANGKAN BAHWA PERBUATAN HUKUM TERMOHON KASASI I DENGAN TERMOHON KASASI II TIDAK MENGANDUNG KAMUFLASE ATAUPUN PENYELEWENGAN-PENYELEWENGAN.

Sebab pemberian jaminan dengan Hak Tanggungan dan Fiducia yang dilakukan oleh Termohon Kasasi I merupakan PELANGGARAN/PENYIMPANGAN/KAMUFLASE terhadap perjanjian-perjanjian Termohon Kasasi I dengan para krediturnya sebagaimana secara sederhana dijelaskan diatas (vide Bukti P-6 dan P-7).

Menimbang, bahwa terlepas dari alasan-alasan Kasasi tersebut di atas, menurut hemat Mahkamah Agung, Pengadilan Niaga Jakarta Pusat dengan putusannya tanggal 26 April 2000 Nomor: 03/ACTIO PAULIANA/2000/PN.NIAGA.JKT.PST. telah salah menerapkan hukum dengan tidak mempertimbangkan sama sekali mengenai formalitas permohonan/tuntutan pembatalan perbuatan hukum yang tidak diwajibkan (actio pauliana), padahal seharusnya mempertimbangkan lebih dahulu hal-hal sebagai berikut:

- bahwa Pemohon dalam permohonannya telah menarik PT. Fiskaragung Perkasa Tbk, sebagai Termohon I, padahal PT. Fiskaragung Perkasa Tbk, telah dinyatakan pailit berdasarkan putusan pailit Pengadilan Niaga Jakarta Pusat tanggal 26 November 1999 Nomor 38/PAILIT/1999/PN.NIAGA.JKT.PST, dimana Pemohon telah ditunjuk sebagai kuratornya;

- bahwa dalam persidangan Termohon I (PT. Fiskaragung Perkasa Tbk.) hadir diwakili oleh kuasanya Ernas Krisna Mulya, ex. Komisaris Utama PT. Fiskaragung Perkasa Tbk yang mendapat kuasa dari Hendrawan Setiadi, ex Presiden Direktur PT. Fiskaragung Perkara Tbk;

- bahwa karena PT. Fiskaragung Perkasa Tbk. telah dinyatakan pailit, maka menurut hukum, Pengurus PT. Fiskaragung Perkasa Tbk. tidak lagi berhak mewakili PT. Fiskaragung Perkasa Tbk, tersebut dan yang berhak mewakili adalah Kuratornya, dalam hal ini adalah Pemohon;

- bahwa oleh karena itu kehadiran Ernas Krisna Mulya mewakili PT. Fiskaragung Perkasa Tbk, dalam persidangan perkara a quo adalah tidak sah, karena PT. Fiskaragung Perkasa Tbk sendiri sudah tidak dapat lagi melakukan perbuatan hukum, dalam hal ini bertindak sebagai pihak dalam perkara (persona standi injuditio);

- bahwa pemohon yang berkedudukan sebagai kurator PT. Fiskaragung Perkasa Tbk. (dalam pailit) tidak dapat dibenarkan menarik PT. Fiskaragung Perkasa Tbk (dalam pailit) sebagai Termohon dalam perkara a quo, karena menurut logika hukum adalah tidak tepat bila

(13)

seorang kurator menuntut/menggugat pihak yang diwakilinya. Seharusnya yang ditarik dalam perkara ini adalah hanya Termohon II (Catnera Internasional Limited) saja;

- bahwa dengan demikian Termohon I tidak memenuhi syarat sebagai pihak dalam perkara dan oleh karenanya permohonan/tuntutan pembatalan perbuatan hukum (actio pauliana) antara Termohon I dengan Termohon II yang diajukan oleh Pemohon harus ditolak;

Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut diatas, maka dengan tanpa mempertimbangkan alasan-alasan kasasi dari Pemohon Kasasi, Permohonan Kasasi dari Pemohon Kasasi: TUTI SIMORANGKIR, SH dalam kedudukannya selaku Kurator PT. Fiskaragung Perkara Tbk. (dalam Pailit) dalam hal ini diwakili oleh para kuasanya: MSN PANGGABEAN, SH, LLM, RAFAEL ANDRIAN, SH dan RADITYA ENDRA BUDIMAN, SH dapat dikabulkan, karena Pengadilan Niaga Jakarta Pusat dengan putusannya tanggal 26 April 2000 Nomor 03/ACTIO PAULIANA/2000/PN.NIAGA. JKT.PST. telah salah menerapkan hukum dan oleh karena itu harus dibatalkan, sehingga Mahkamah Agung akan mengadili sendiri perkara ini dengan seluruh amarnya akan berbunyi sebagaimana yang akan disebut dibawah ini; Menimbang, bahwa meskipun permohonan Kasasi dari Pemohon Kasasi dikabulkan, namun karena permohonan pembatalan perbuatan hukum yang tidak diwajibkan (Actio Pauliana) dari Pemohon selaku Pemohon Kasasi ditolak, maka Pemohon Kasasi harus dihukum untuk membayar seluruh biaya perkara baik yang jatuh dalam tingkat pertama maupun yang jatuh dalam tingkat kasasi;

Memperhatikan pasal-pasal dari Undang-undang No. 14 Tahun 1970, Undang-undang No. 14 Tahun 1985 dan PERPU No. 1 Tahun 1998 yang telah ditetapkan menjadi Undang-Undang dengan Undang-undang No. 4 Tahun 1998 dan Undang-undang lain yang bersangkutan;

Mengadili:

Mengabulkan permohonan kasasi dari pemohon kasasi: TUTI SIMORANGKIR SH dalam kedudukannya selaku kurator PT. Fiskaragung Perkasa Tbk. (dalam Pailit) dalam hal ini diwakili oleh para kuasanya: MSM. PANGGABEAN SH, LLM, RAFAEL ADRIAN SH dan RADITYA ENDRA BUDIMAN SH tersebut;

Membatalkan putusan Pengadilan Niaga Jakarta Pusat tanggal 26 April 2000 Nomor 03/ACTIO PAULIANA/2000/PN.NIAGA.JKT.PST.

Dan Mengadili Sendiri

Menolak permohonan pembatalan perbuatan hukum yang tidak diwajibkan (Actio Pauliana) dari Pemohon tersebut;

Menghukum Pemohon Kasasi untuk membayar semua biaya perkara, baik yang timbul dalam Pengadilan Niaga sebesar Rp. 5.000.000,- (lima juta Rupiah) dan dalam tingkat kasasi sebesar Rp. 2.000.000,- (dua juta Rupiah);

Demikianlah diputuskan dalam rapat permusyawaratan Mahkamah Agung pada hari: KAMIS tanggal 8 Juni 2000 dengan H. SOEKIRNO, SH, Hakim Agung yang ditunjuk oleh Ketua Mahkamah Agung sebagai Ketua Sidang, Prof. DR. PAULUS EFFENDI LOTULUNG, SH dan NY. HJ. MARNIS KAHAR, SH. sebagai Hakim-hakim Anggota, putusan mana diucapkan di muka persidangan yang terbuka untuk umum pada Hari itu juga oleh Ketua sidang tersebut

(14)

dengan dihadiri oleh PROF. DR. PAULUS EFFENDI LOTULUNG, SH dan NY. HJ. MARNIS KAHAR, SH., Hakim-hakim Anggota tersebut serta BINSAR P. PAKPAHAN, Panitera Pengganti dengan tidak dihadiri oleh kedua belah pihak.

Hakim-Hakim Anggota, Ketua

ttd.

PROF. DR. PAULUS EFFENDI LOTULUNG, SH.

ttd

H. SOEKIRNO, SH. ttd.

NY. HJ. MARNIS KAHAR, SH.

Panitera Pengganti ttd. BINSAR P. PAKPAHAN Biaya-biaya: 1. Meterai Rp. 6.000,- 2. Redaksi Rp. 1.000,- 3. Administrasi Kasasi Rp. 1.993.000,- Jumlah Rp. 2.000.000,- Untuk Salinan

MAHKAMAH AGUNG RI. a.n. Panitera/Sekretaris Jenderal

Direktur Perdata Niaga I GDE KETUT SUKARATA, S.H.

Referensi

Dokumen terkait

Kedua belah pihak juga membahas berbagai isu terkait dengan implementasi Agreed Minutes for Further Strengthening Economic and Trade Cooperation ( agreed minutes

Pada Gambar 6 ditunjukkan plot PNLT untuk pesawat C, rata-rata tiap plot PNLT tiap pesawat memiliki bentuk yang hampir sama dan tidak ada satupun sampel pesawat C yang

Tujuan utama laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu partai politik untuk

Untuk menghindari agar tidak terjadi tumpang tindih pengaturan dalam pengelolaan keuangan pada Rumah Sakit Umum Daerah Dr Achmad Mochtar Bukittinggi, dan karena status sebagai

Untuk panduan, dimasukkan panduan dan panduan khusus dari generic P&C 2013 Ismu Zulfikar (SMART) Pada kriteria 1.2 karena tidak ada perubahan kata dari yang lama

Hasil penelitian Sunley, Yurekli, dan Chaloupka (2000) 6 yang menganalisis dampak kenaikan cukai rokok pada konsumsi rokok dan penerimaan negara dari pajak di 70 negara

3) Guru guru memberi umpan balik peserta didik dalam proses dan hasil pembelajaran dengan cara tanya jawab. 4) Guru menyampaikan kegiatan belajar yang

Diagnosis keratitis marginal dapat disingkirkan karena pada penderita ini bukan hanya terdapat infiltrasi sel radang pada kornea yang ditandai oleh kekeruhan pada