• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan modal dasar dalam mewujudkan pembangunan demi kepentingan umum.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. merupakan modal dasar dalam mewujudkan pembangunan demi kepentingan umum."

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Semua orang memerlukan tanah karena tanah memberikan banyak manfaat bagi kehidupan manusia baik yang bernilai ekonomis maupun non ekonomis. Tanah juga merupakan modal dasar dalam mewujudkan pembangunan demi kepentingan umum. Tanah-tanah yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan pembangunan sangat terbatas yang secara langsung dikuasai oleh Negara, dan tanah-tanah yang ada itu hampir semuanya merupakan tanah hak. Meningkatnya kegiatan pembangunan membawa konsekuensi makin banyak dibutuhkan tanah. Indonesia sebagai Negara berkembang membutuhkan pembangunan-pembangunan infrastuktur agar dapat meningkatkan kesejahteraan rakyat Indonesia melalui pembangunan tersebut. Setiap kegiatan pembangunan yang dilaksanakan oleh Pemerintah tentunya tidak dapat terlepas dari kebutuhan akan tanah sebagai wadah kegiatannya. Hal ini dikarenakan pada umumnya kegiatan pembangunan dilakukan di atas tanah. Adanya kebutuhan akan tanah tersebut, membawa konsekuensi terhadap penggunaan tanah oleh pemegang hak atas tanah terkait dengan pengadaan tanah bagi pelaksanaan pembangunan untuk kepentingan umum. Pembangunan nasional mencerminkan kehendak rakyat Indonesia untuk menciptakan kemajuan dalam hal pembangunan yang merata bagi masyarakat. Pembenagunan nasional biasanya dilihat dari pembangunan fasilitas kepentingan umum yang akan diperuntuhkan untuk masyarakat banyak. Tidak mudah merumuskan pengertian kepentingan umum yang sesungguhnya, seperti yang di kemukakan oleh

(2)

2

J.J.H. Bruggink yang menyatakan bahwa kepentingan umum sebagai pengertian yang kabur, yang artinya suatu pengertian yang isinya tidak dapat ditetapkan dengan secara tepat, sehimgga lingkupnya tidak jelas.1 Sedangkan untuk mengetahui pengertian dan lingkup kegiatan yang termasuk kepentingan umum terdapat dalam Pasal 1 angka 6 UU 2/2012 tentang Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum yang menyebutkan bahwa kepentingan umum adalah kepentingan bangsa, negara dan masyarakat yang harus diwujudkan oleh pemerintah dan digunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat. Pada dasarnya pemerintah dalam melakukan upaya pembangunan nasional memerlukan tanah yang dapat diperoleh salah satunya dengan cara pengadaan tanah untuk kepentingan umum.2 Pengertian pengadaan tanah itu sendiri dimuat dalam pasal 1 angka (2) Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012 tentang Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum, yaitu “Pengadaaan

Tanah adalah kegiatan meyediakan tanah dengan cara memberi ganti kerugian yang layak dan adil kepada pihak yang bertindak”. Dalam kegiatan pengadaan tanah tersangkut kepentingan dua pihak, yakni instasi pemerintah atau swasta yang memerlukan tanah dan masyarakat yang tanahnya diperlukan untuk kegiatan pembangunan kepentingan umum. Karena tanah sebagai kebutuhan dasar manusia yang merupakan perwujudan hak ekonomi, sosial dan budaya, maka pengadaaan tanah harus dilakukan melalui suatu proses yang menjamin tidak adanya pemaksaan

1 J.J.H. Bruggink, Refleksi Tentang Hukum, terjemahan Arief Sidharta, Citra Adiya Bakti, Bandung,

1996, hal. 61.

2 H. Aminuddin Salle, Hukum Pengadaan Tanah Untuk Kepentingan Umum, Cetakan Pertama, Kreasi

(3)

3

kehendak satu pihak terhadap pihak lainnya.3 Dalam pelaksanaan Pengadaan Tanah untuk kepentingan umum harusnya diselenggarakan melalui 4 tahapan (pasal 13 UU. No. 2/2012), yaitu perencanaan, persiapan, pelaksanaan dan penyerahan hasil.

Hukum tanah nasional memberikan perlindungan hukum kepada pemegang hak atas tanah bahwa penggunaan tanah oleh siapapun dan untuk apapun harus dilandasi dengan hak atas tanah yang disediakan oleh hukum pertanahan nasional. Menurut Soetjipto Rahardjo Perlindungan hukum adalah upaya melindungi kepentingan seseorang dengan cara mengalokasikan suatu kekuasaan kepadanya dan salah satu sifat sekaligus tujuan dari hukum itu sendiri adalah memberikan perlindungan kepada masyarakat. Hal itu diwujudkan dalam bentuk adanya kepastian hukum agar masyarakat dapat menikmati hak-hak yang diberikan sebagai perlindungan hukum terhadap masyarakat.4 Hak masyarakat mendapatkan ganti kerugian atas objek Pengadan Tanah (Pasal 40 UU. 2/2012 tentang Pengadaaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum), jika masyarakat telah mendapatkan haknya maka pemerintah berhak melaksanakan Pengadaan tanah untuk meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran bangsa (Pasal 6 Jo Pasal 3 UU. 2/2012 tentang Pengadaaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum).

Tulisan ini mengenai ganti rugi atas kepemilikan tanah warga Dusun Kayuubi, Desa Kekiling, Kecamatan Penengahan, Lampung Selatan yang diajukan warga kepada pemerintah atas pengambilalihan hak atas tanah dengan cara pengadaan tanah untuk

3 Maria S.W. Sumardjono, Tanah Dalam Perspektif Hak Ekonomi Sosial Dan Budaya, Cetakan Kedua,

Kompas Media Nusantara, Jakarta, 2009, hal. 282.

(4)

4

kepentingan umum dalam pembuatan fasilitas jalan tol yang menggunakan tanah seluas 363 meter persegi milik warga desa. Pada kegiatan Pengadaan Tanah dilakukan bahwa proses Pengadaan Tanah Dusun Kayuubi, Desa Kekiling, Kecamatan Penengahan, Lampung Selatan hanya dilakukan dalam 3 tahapan yaitu perencanaan, persiapan dan pelaksanaan, dimana seharusnya tahapan pengadaan tanah dilakukan sebanyak 4 tahapan yaitu perencanaan, persiapan, pelaksanaan dan penyerahan hasil. Dalam kasus ini pemerintah akan membuat Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) di lampung dengan panjang 140,938 kilometer dengan rute Bakauheni-BandarLampung-Terbanggi Besar. Permasalahan yang muncul di desa itu adalah PT Pembangunan Perumahan (PP) telah menemui warga untuk membuka aksi lahan milik warga agar proyek Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) dapat berjalan. PT Pembangunan Perumahan (PP) telah berjanji kepada warga untuk memenuhi kewajibannya membayarkan biaya ganti rugi lahan Desember 2017. Namun, warga merasa kesal janji tersebut tidak terpenuhi hingga pertengahan tahun 2018 tepatnya bulan juli. Karena belum menerima biaya ganti rugi, puluhan warga terpaksa memblokir kawasan lahannya dari proyek Jalan Tol Trans Sumatra (JTTS) di Dusun Kayu Ubi, Desa Kekiling, Kecamatan Penengahan, Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi Lampung. Menurut Idham kepala desa kekiling sangat menyayangkan hal tersebut, karena tidak jelasnya pemberitahuan mengenai ganti rugi akan mempersulit perekonimoian warga. Pasalnya, lahan warga yang sudah terkena lokasi pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera itu sudah tidak bisa dikelola oleh masyarakat, sehingga menyebabkan warga sedikit kehilangan mata pencahariannya. Karena tidak sedikit warga yang menggantungkan penghasilannya dari lahan yang mereka punya, baik penghasilan yang di dapat dari kebun dan sawah.

(5)

5

Masyarakat yang memblokir kawasan proyek bukan hanya karena belum menerima ganti rugi, tetapi juga karena banyaknya pengguna jalan yang keluhkan debu dari proyek Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS). Banyaknya debu dari material tanah yang dibiarkan saja tanpa dilakukan penyiraman oleh PT. Pembangunan Perumahan (PP) selaku pelaksana pekerjaan (JTTS). Banyaknya debu yang beterbangan sangat menggangu kenyamanan dan keselamatan khususnya para pengendara sepeda motor yang kerap melinta melwati proyek tersebut. Hal ini juga yang meyebabkan kekesalan warga terhadap pelaksanaan pengerjaan proyek Jalan Tol Trans Sumatera selain belum pastinya pemberian ganti rugi di 700 Dusun Kayuubi.5 Jelas dalam kasus ini pemerintah yang bekerjasama dengan PT Pembangunan Perumahan (PP) telah melanggar aspek kesepakatan mengenai penetapan ganti rugi yang harusnya diterima oleh masyarakat desa setempat. Akibat tidak adanya respon dan itikad baik dari pemerintah, warga memberikan surat kepada pemerintah setempat untuk membahas ganti rugi atas kerusakan bangunan yang ditimbulkan, namun respon dari pemerintah masih nihil sampai saat ini.6 Ini yang menimbulkan tidak adanya perlindungan hukum yang tegas bagi pemegang hak atas tanah dimana hak mengenai ganti rugi belum mendapat titik terang.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada Latar Belakang, maka rumusan masalah yang menjadi fokus kajian dalam penelitian ini adalah “Apakah terdapat perlindungan hukum pada pemilik

5 Suhar, “Pemberian Ganti Rugi Tol Trans Sumatera”, Radar Lampung, 23 Februari 2018, hal. 12. 6 Armansyah, “Pemilik Lahan Blokir Akses Jalan Tol Trans Sumatera”, Lampung Post, 12 Februari

(6)

6

hak atas tanah dalam pelaksanaan pengadaan tanah di Dusun Kayuubi, Desa Kekiling, Kecamatan Penengahan, Lampung Selatan?”.

C. Tujuan Penelitian

1. Menggambarkan tahapan pengadaan tanah yang dialami oleh warga di Dusun Kayuubi, Desa Kekiling, Kecamatan Penengahan, Lampung Selatan.

2. Menggambarkan Ganti Kerugian yang belum diterima oleh pemegang hak atas tanah di Dusun Kayuubi, Desa Kekiling, Kecamatan Penengahan, Lampung Selatan.

3. Melakukan analisis perlindungan hukum terhadap warga dusun kayuubi, Desa Kekiling, Kecamatan Penengahan, Lampung Selatan akibat kegiatan pengadaan tanah untuk kepentingan umum sesuai dengan Undang–Undang Nomor 2 Tahun 2012 tentang Pengandaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum.

D. Manfaat Penelitian

Setelah dilakukan penulisan dari issue hukum yang diangkat diharapkan akan mempunyai manfaat baik secara teoritis maupun praktis:

a. Manfaat Teoritis ‘

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan pemikiran unutk pengembangan ilmu pengetahuan di bidang hukum yang berkaitan dengan tanah khususnya mengenai perlindungan hukum bagi pemegang hak atas tanah.

(7)

7 b. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat dipahami oleh semua subyek hukum agar setiap pemegang hak yang memiliki itkad baik hak-haknya dijamin dan dilindungi oleh hukum secara aman untuk menciptakan suatu keadilan dan kepastian hukum bagi para subyek hukum.

E. Metode Penelitian

Untuk membuat penelitian yang baik, maka penulis akan menggunakan metode penelitian untuk menjawab mengenai isu hukum yang akan dibuat. Metode penelitian yang digunakan dalam penulisan ini yaitu:

a. Jenis Penelitian

Jenis penelitian dalam penelitian ini adalah penelitian hukum yang bersifat normatif. Penelitian hukum normatif adalah suatu proses untuk menemukan aturan hukum, prinsip-prinsip hukum, maupun doktrin-doktrin hukum guna menjawab isu-isu hukum yang dihadapi.7 Penelitian ini juga menyangkut mengenai asas-asas hukum yang terdapat pada peraturan perundang-undangan dan peraturan lainnya, dengan mempelajari buku, peraturan perundang-undangan dan dokumen lain yang berhubungan erat dengan penelitian.8

b. Jenis Pendekatan

7 Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum, Edisi Revisi Kencana, Jakarta, 2011, hal. 35. 8 Soerjono Soekanto, Penelitian Hukum, Raja Grafindo, Jakarta, 2006, hal. 24.

(8)

8

Pendekatan dilakukan dengan pendekatan Undang-Undang (Statute Approach)9. Statute Approach adalah pendekatan yang dilakukan dengan menelaah semua

peraturan perundang-undangan yang bersangkut paut dengan permasalahan (isu hukum) yang sedang dihadapi, dalam hal ini mengenai hukum tanah yang relevan terhadap isu hukum yang dihadapi.

c. Bahan Hukum

1. Bahan Hukum Primer

Bahan hukum primer yaitu bahan hukum yang bersifat normatif yang pada tulisan ini terdiri dari peraturan perundang-undangan yang digunakan unutkmenganalisis tahapan pengadaan tanah di Dusun Kayuubi, Desa Kekiling, Kecamatan Penengahan, Lampung Selatan. Bahan hukum primer meliputi:

a) Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria

b) Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012 tentang Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum.

c) Presiden Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum.

d) Peraturan Presidan Nomor 148 Tahun 2015 tentang perubahan keempat atas Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2012 tentang

(9)

9

Penyelenggaraan Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum.

e) Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional nomor 5 Tahun 2012 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Pengadaan Tanah.

f) Peraturan Menteri Agraria dan Tata ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 6 Tahun 2015 tentang Perubahan Atas Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional nomor 5 Tahun 2012 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Pengadaan Tanah.

2. Bahan Hukum Sekunder

Bahan hukum yang merupakan pemikiran atau doktrin-doktin dari para ahli yang terdapat pada buku-buku atau kepustakaan yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti10 untuk mendukung bahan hukum primer.

d. Unit Analisa

Unit Analisanya yaitu mengenai perlindungan hukum terhadap pemilik hak atas tanah dalam pengadaan tanah di Dusun Kayuubi, Desa Kekiling, Kecamatan Penengahan, Lampung Selatan.

Referensi

Dokumen terkait

melakukan diskusi hasil kegiatan pengamatan video/gambar lingkungan alam perdesaan yang subur dan masyarakat yang harmonis.. 3.4 Memahami pengertian dinamika interaksi

Berdasarkan hasil pemeriksaan fisik tentang keadaan umum dari anjing Paris menunjukkan bahwa gejala dispnoe atau sesak nafas adalah sebagai akibat terhalangnya

- Untuk BMKG Pusat, hasil laporan monitoring dalam bentuk soft-copy yang dikirimkan melalui e-mail pengguna operasional dan disajikan dalam website produk satelit BMKG serta

Tiap kondisi alarm akan dimonitor pada Vacuum dan Sistem Air ( Contohnya; Status Pompa yang digunakan,Jadwal perawatan, Pengering Tak Berfungsi, dan Temperatur Tinggi. Sistem

Delapan belas anak usia 5-14 tahun yang menderita demam berdarah dengue pada periode 6 Juni hingga 6 September 2014 diobservasi secara klinis (lama demam dan lama

redaksional yang diterapkan RRI Pro 1 Yogyakarta dalam menyiarkan berita.. terkait kasus sedang berkembang di tengah masyarakat seperti pada kasus penggusuran

Jika untuk setiap pasangan titik pada suatu graf terdapat lintasan yang menghubungkannya, maka graf tersebut disebut graf terhubung.. Graf terhubung yang setiap titiknya

Nurul Ilmi Semarang adalah pelatihan bagaimana menerapkan pembelajaran English for Math untuk anak usia dini dan dengan materi Mathematics: Vfthat your.. Child Wil be