Diterima: Januari 2017. Disetujui: Februari 2017. Dipublikasikan: Maret 2017 31
Metode dan Penyajian Pesan dalam Dakwah Islam
H.M. Kholili*
Fakultas Dakwah dan Komunikasi, UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta *Email: hmkholili@yahoo.com
ABSTRACT
The Functional Religion of Islamic Communicator (PAIF) has the duty to provide religious life for the people of Sleman who became the audience of his targeted group. This paper aims: 1). Analyzing and describing how much Da’wah of Information and Da'wah of Extension have an effect on Clear Message of Da'wah and Message of Da'wah that Gives Motivation. 2). Analyze and describe how much the Clear Message of Dakwah and Messages that Give Motivation affects the Effect of Da'wah. Results of survei research indicate that, activity of da’wah of information take effect significantly to clarity of message present and take effect significantly also in generating message motivated. A clear message of da’wah and a message of dakwah that gives motivation have a significant effect on the effect of his da’wah. In other words, the activity of Da’wah of Information that can affect the effect of da’wah is the activity of Da’wah of Information through the path of a clear message variable and variable Message that Gives Motivation. While Da'wah of Extension has no significant effect because not much effort. Keywords: Da'wah of Information, Message, Motivated Message, Da’wah Effect.
ABSTRAK
Penyuluh Agama Islam Fungsional (PAIF) mempunyai tugas memberikan pembinaan berkehidupan yang agamis bagi penduduk yang menjadi jamaah kelompok binaannya. Tulisan ini bertujuan: 1). menganalisis dan mendiskripsikan seberapa besar dakwah penerangan dan dakwah penyuluhan berpengaruh pada pesan dakwah yang jelas dan pesan dakwah yang memberikan motivasi. 2). menganalisis dan mendiskripsikan seberapa besar pesan dakwah yang jelas dan pesan yang memberikan motivasi berpegaruh pada efek dakwah. Hasil penelitian survei ini menunjukkan bahwa, kegiatan dakwah penerangan berpengaruh secara signifikan terhadap kejelasan pesan yang disampaikan dan berpengaruh secara signifikan pula dalam memunculkan pesan bermotivasi. Pesan dakwah yang jelas dan pesan dakwah yang memberi motivasi berpengaruh secara signifikan terhadap efek dakwahnya. Dengan kata lain, Kegiatan dakwah penerangan yang dapat berpengaruh pada efek dakwah adalah kegiatan dakwah penerangan yang berpengaruh melalui jalur variabel pesan yang jelas dan variabel pesan yang memberikan motivasi. Sementara dakwah penyuluhan tidak mempunyai pengaruh yang signifikan karena tidak banyak diupayakan.
Kata Kunci: Dakwah Penerangan, Pesan, Pesan Bermotivasi, Efek Dakwah.
* Penulis Korespondensi
JURNAL ASKOPIS
Asosiasi Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam
Volume 01 Nomor 01 Tahun 2017 31-42H.M. Kholili
32 Jurnal Askopis Volume 1 Nomor 1 Tahun 2017 31-42
PENDAHULUAN
Kabupaten Sleman yang berpenduduk muslim sekitar 90 % dari penduduk yang ada, mereka (23 %) berada pada kondisi miskin, sehingga penduduk muslim miskin diperkirakan berjumlah 220.801 penduduk1. Para Penyuluh Agama Islam Fungsional (PAIF) mempunyai tugas berdakwah untuk memberikan pembinaan berkehidupan yang agamis bagi penduduk Sleman yang menjadi jamaah kelompok binaannya, menuju kehidupan sejahtera dan selamat di dunia dan kehidupan selamat pula di akherat. Sementra pembinaan yang dilakukan para PAIF yang berupa pengajian sebenarnya lebih kepada ceramah yang sesungguhnya masih bersifat dakwah penerangan, dakwah yang memberi informasi ajaran keagamaan semata2. Sedangakan dakwah penyuluhan yang berusaha menumbuhkan sikap dan ketrampilan yang baik bagi terwujudnya pesan dakwah dalam kehidupan jamaah, belumlah banyak dilaksanakan.
Kegiatan dakwah sebagai proses komunikasi, langkah-langkah penyajian pesan dan penggunaan metode adalah dua kegiatan dari beberapa hal yang harus dikuasai oleh setiap Penyuluh Agama. Berdasarkan penelitian yang dilakukan,3 variabel Kemanpuan PAIF berpengaruh secara signifikan dengan sumbangan yang cukup besar terhadap variabel-variabel penetapan tema pesan, penyajian pesan dan penggunaan metode dakwah. Demikian juga, variabel Kompetensi PAIF berpengaruh secara signifikan terhadap pemanfaatan bentuk komunikasi pada kegiatan dakwah yang dilakukan para PAIF tetapi dengan sumabangan yang masih relatif kecil. Variabel kompetensi mempunyai pengaruh yang cukup besar
1 HM. Kholili, Dakwah Penyuluh Agama Islam
Fungsional (PAIF) Bimas Islam Dalam Membangun Umat Di Kabupaten Slema,
Disertasi, Jogjakarta, SPS PKP UGM, 2015
2 Wawancara, “Skn” PAIF, 2012.
terhadap penggunaan metode dakwah melebihi yang lain, sementara variabel kompetensi mempunyai pengaruh yang sangat kecil pada pemanfaatnan bentuk komunikasi. Oleh karena itu, pengembangan PAIF harus diarahkan kepada munculnya kemampuan yang memadahi, minimal dua kemampuan di atas: kemampuan menggunakan metode dan kemampuan menyajikan pesan, sebagai kegiatan yang telah melekat pada setiap PAIF, sehingga mereka dapat melaksanakan dakwah secara profesional (mampu dan terukur). Oleh karena itu penelitian pada dua kemampuan tersebut menjadi menarik dan penting untuk dilakukan.
Penelitian ini mempunyai tujuan: 1). Menganalisis dan mendiskripsikan sejauh mana dakwah penerangan dan dakwah penyuluhan menimbulkan pesan dakwah yang jelas dan pesan dakwah yang memberikan motivasi. 2). Menganalisis dan mendiskripsikan sejauh mana pesan dakwah yang jelas dan pesan yang memberikan motivasi mempengaruhi efek dakwah.
Islam sebagai rahmat4 harus memberikan manfaat bagi kehidupan manusia yaitu ajaran yang akan menjadi petunjuk hati, obat spiritual, menghantarkan kepada kehidupan yang sejahtera lahir batin5. Ada dua langkah yang harus dipersiapkan: menerjemahkan ajaran Islam dalam konsep kehidupan dan mengemplementasikan konsep tersebut ke dalam kehidupan aktual baik untuk individu, keluarga dan masyarakat6. Dengan rancangan ajaran Islam yang demikian, kedatangan Islam nantinya akan merupakan berita gembira seluruh manusia, hanya saja masih cukup banyak orang yang belum memahaminya7. Beberapa langkah yang perlu dan harus dikembangkan untuk
3 HM. Kholili, 2015, op cit 4 QS, Al-Ambiyaa, 21: 107
5 Suisyanto, Pengantar Filsafat Dakwah,
Jogjakarta, Teras, 2006, hal: 93
6 Ibid, hal: 94 7 QS, Saba, 34: 28.
Jurnal Askopis Volume 1 Nomor 1 Tahun 2017 31-412 33
memudahkan umat memahami dan melaksanakan ajaran Islam, dua diantaranya adalah penggunaan metode yang tepat dan penyajian pesan yang baik dalam dakwah.
Menetapkan Metode Dakwah. Metode dakwah adalah cara-cara tertentu yang dilakukan oleh seorang da’i (komunikator) kepada mad’u (audiens) untuk mencapai suatu tujuan atas dasar hikmah dan kasih sayang8. Ishlahi9 (1985: 65) menyarankan agar kegiatan dakwah dilaksanakan dengan memilih metode yang tepat.... metode-metode dakwah tabligh yang ada pada zamannya. Seorang da’i harus memperhatikan metode-metode yang sesuai dengan tradisi, perilaku dan cara hidup mereka10.
Seorang da’i dalam melakukan dakwah dapat melakukannya dengan dakwah bil hikmah yaitu dakwah yang bijaksana.11 Qohthani12 memahami hikmah sebagai metode dakwah itu ada dua: hikmah teoritis berupa dakwah mauidhah hasanah yang dalam perspektif komunikasi dikenal dengan komunikasi penerangan; dan hikmah praktis berupa dakwah mujadalah ahsan yang dalam perspektif komunikasi dikenal dengan komunikasi penyuluhan. Dari sini lahir konsep dakwah hikmah dengan menggunakan metode dakwah penerangan dan metode dakwah penyuluhan secara proporsional.13
Penyajian Pesan. Pesan Inovasi adalah pesan yang berisi ide, ketrampilan atau sesuatu hal yang dirasakan sebagai sesuatu yang baru oleh sasarannya sehingga menjadi
8 Suparta, Munzier dan Harjani Hefni (Editor),
Metode Dakwah, Jakarta, Kencana, 2009, hal: 7
9 Amin Ahsan Ishlahi,, Metode Dakwah Menuju
Jalan Allah, Jakarta, Litera Antarnusa, 1985, hal:
65
10 Ibid, hal: 69.
11 QS, An-Nahl, 16: 125.
12 Said bin Ali al-Qahthani, Al-Hikmatu fid
Dakwah Ilallah Ta’ala, Terj. Masykur Hakim:
Dakwah Islam Dakwah Bijak, Jakarta, Gema Insani Press, 1994, hal 27.
perlu untuk diadopsi14. Sebuah materi dakwah atau penyuluhan agama bisa saja sudah lama ada, namun ketika materi itu disajikan sedemikian rupa, misalnya dikaitkan dengan suatu kehidupan tertentu dengan teknik penyampaian yang menarik, maka materi yang sudah lama ada itu pun akan dirasa menjadi sesuatu yang baru (inovasi) sehingga kemudian menjadi dibutuhkan. Oleh karena itu menurut Ray15, seorang penyuluh harus mempunyai dua kemampuan dalam menyajikan pesan: 1) Kemampuan dalam menjelaskan pesan. Pesan yang baik haruslah jelas apa yang akan dikerjakan, bagaimana cara mengerjakannya, kapan dikerjakan, dan hasil apa yang akan diperoleh. 2) Kemampuan menimbulkan motivasi. Pesan yang menghasilkan perubahan bagi perilaku manusia haruslah mampu memberikan motivasi pada audiensnya. Pesan yang mampu memberikan motivasi bagi audiensnya, pesan itu harus relevan, menarik, berguna, mudah dilakukan, dipercaya (terbaru dan terbaik, berdasar hasil riset/kajian).
Efektivitas Dakwah. Kegiatan dakwah itu berlangsung melalui proses komunikasi. Stewart L. Tubbs dan Sylvia Moss berpendapat bahwa “tanda-tanda komunikasi efektif (paling tidak) menimbulkan lima hal : pengertian, kesenangan, pengaruh pada sikap, hubungan yang makin baik dan tindakan.16 Demikian halnya pula dengan dakwah. Secara psikologis, seperti telah dijelaskan
13 HM. Kholili, Syamsul Hadi dan Subejo, Islam
yang Rahmat dalam Membangun Umat, (Studi
terhadap Dakwah PAIF di Kabupaten Sleman), Jurnal Kawistara, Yogyakarta, SPS UGM, 2014.
14 Evwrett M. Rogers, Diffusion of Innovations,
Third Eddition, New York, The Free Press, 1983, hal:11.
15 GL. Ray, Extension communication and
Management, Trird Edition, Calcutta, Naya
Prokash, 1998, hal: 69-70
16 Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi,
Bandung, Remadja Karya CV, 1985, hal: 16
H.M. Kholili
34 Jurnal Askopis Volume 1 Nomor 1 Tahun 2017 31-42
lebih jauh oleh Kholili17 bahwa, dakwah dapat dikatakan efektif atau berhasil apabila menimbulkan lima hal sebagaimana disebutkan di atas. Hipotesisi yang akan dibuktikan dalam penelitiian ini adalah: a) Komunikasi penerangan tinggi akan meningkatkan kejelasan pesan, b) Komunikasi penerangan tinggi akan meningkatkan komunikasi penyuluhan, c) Kejelasan pesan tinggi akan meningkatkan pesan bermotivasi, d) Komunikasi penyuluhan tinggi akan meningkatkan pesan bermotivasi, e) Komunikasi penerangan tinggi akan meningkatkan pesan bermotivasi, f) Pesan bermotivasi tinggi akan akan meningkatkan efek dakwah, g) Kejelasan pesan akan meningkatkan efek dakwah, dan h) Komunikasi penerangan tinggi akan meningkatkan efek dakwah
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan survei dengan melibatkan 303 responden Kelompok Binaan (Pok-bin) yang berada pada 17 Kecamatan di Kabupaten Sleman D I Yogyakarta. Sampling dilakukan dengan metode Simple random sampling18.
Berdasarkan uji outliers yang dipersyaratkan dalam analisis statistik, maka responden yang dinalisis hanya 185 orang jamaah. Pada penelitian ini analisis datanya dilakukan dengan analisis kuantitatif dengan tehnik Analisis Jalur (Path Analysis) sebuah analisis sebagai model perluasan regresi yang digunakan untuk menguji keselarasan matriks korelasi dengan dua atau lebih model hubungan sebab akibat yang dibandingkan oleh peneliti.19 Analisis ini menampilkan diagram jalur untuk kemudian melakukan penghitungan seberapa besar pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat
17 HM. Kholili, Beberapa Pendekatan Psikologi
dalam Dakwah, Yogyakarta, Amanah,
2009, hal: 22-24
18 IB Mantra & Hasto, Penentuan Sampel, dalam
“Metode Penelitan Survi” oleh Masri Singarimbun, Jakarta, LP3ES, 1982, hal: 111
yang berupa efek dakwah (Karlinger, 2006: 990). Analisis kuatitatif ini kemudian dilanjutkan dengan analisis kualitatif. Berdasarkan analisis jalur yang dilakukan, hasil analisis hubungan antar variabel dakwah yang ada pada kegiatan dakwah yang dilakukan PAIF nampak pada Gambar 01.
HASIL DAN PEMBAHASAN Penggunaan Metode Dakwah
Metode dakwah, berdasarka konsep hikmah dapat dibagi dua: “mauidhah
hasanah” dengan komunikasi penerangan
dan “mujadalah ahsan” dengan komunikasi penyuluhan (Kusnawan, 2002). Komunikasi penerangan merupakan satu metode dakwah yang hanya berfungsi sebagai penyampai informasi saja tanpa adanya komunikasi timbal balik dari komunikan. Komunikasi Penyuluhan merupakan satu metode dakwah yang berusaha merubah perilaku (pengetahuan, sikap dan ketrampilan) masyarakat sasarannya, agar mereka tahu, mau dan mampu melaksanakan isi pesan dakwah dalam kehidupannya.
Sebagian besar jamaah melihat para PAIF dapat menggunakan metode penerangan dengan kemampuan baik. Misalnya, sebagian besar jamaah (52,4 % dan 44,3 %) melihat bahwa para PAIF sering dan selalu dapat menjelaskan manfaat pesan yang disampaikan. Lebih separuh jamaah (57,8 %) melihat bahwa para PAIF ketika berdakwah sering menghubungkan dengan informasi lain terkait. Bahkan sebagian jamaah (53,5 %) melihat bahwa PAIF telah melaksanakan dakwah dengan penjelasan yang rinci. Sementara sebagian jamaah (20,0 %) melihat bahwa para PAIF dapat
19 J. Sarwono, Analisis Jalur untuk Riset Bisnis
dengan SPSS, Yogyakarta, Andi, 2007,
Jurnal Askopis Volume 1 Nomor 1 Tahun 2017 31-412 35
menghubungkan dengan informasi / hal lain terkait hanya kadang kala.
Tabel 1: Penggunaan Metode dalam Dakwah Islam
Penggunaan Metode Kategori Jawaban (%)
(Rendah/Buruk – Tinggi/Baik) Metode Indikator 1 2 3 4 5 Komu-nikasi Penera-ngan
Menjelaskan manfaat dari apa
yang disampaikan 0,0 0,0 3,3 52,4 44,3 Mengaitkan materi yang
disampaikan dengan informasi / hal lain terkait
0,0 0,0 22,2 57,8 20,0 Dakwahnya dilakukan dengan
penjelasan rinci dan ada kesimpulan 0,0 0,0 23,3 53,5 23,2 Komu-nikasi Penyu-luhan
Memberikan materi dakwah
sesuai kebutuhan jamaahnya 0,5 3,3 35,7 38,9 21,6 Melibatkan organisasi terkait
bidang yang sedang digarap 18,9 13,0 40,0 20,0 8,1 Bekerjasama dan
mengikutsertakan jamaah pada program yang sedang digarap
10,8 13,5 35,2 33,5 7,0
Memberi kesempatan kepada jamaahnya untuk menentukan materi dakwah
11,3 19,5 38,4 24,3 6,5
Memberikan waktu peraktek
tentang apa yang disampaikan 3,2 10,8 42,2 34,6 9,2 Melibatkan tokoh setempat
dalam kegiatan yang diagarap 10,8 17,3 31,9 25,4 14,6 Penyuluh terlatih dan
menguasi di bidangnya 1,1 10,8 28,6 40,0 19,5
Sumber : Analisis Data Primer, 2015
Namun dalam menggunakan metode penyuluhan, hanya sebagian kecil (35,98 %) jamaah yang menganggap para PAIF dapat menggunakan metode penyuluhan dengan kemampuan baik. Walaupun demikian, hampir separoh jamaah (40,0 % dan 19,5 %) melihat bahwa para PAIF sering dan selalu nampak terlatih dan menguasi di bidangnya.
Penyajian Pesan
Menyajikan Pesan yang dilakukan
oleh seorang PAIF dapat diupayakan dengan penyajian yang jelas dan penyajian yang memberikan motivasi. Realitas di lapangan, sebagian besar jamaah melihat bahwa para PAIF dalam penyajian pesan dakwah mempunyai kemampuan yang baik.
Lihat saja misaalnya, 66,5 % jamaah mempersepsi bahwa, penyajian
pesan yang dilakukan penyuluh sebagai sajian yang sangat jelas. Oleh kerena itu, sebagian jamaah (53,5 % dan 71,9 %) “menjadi tahu apa yang harus dilakukan” yang sekaligus “menjadi tahu cara melakukan ajaran yg disampaikan penyuluh”. Akhirnya berdasarkan pesan dakwah yang disampaikan Penyuluh Agama, sebagian jamaah (48,1 %) menjadi “terdorong melaksanakan isi dakwah dalam kehidupan” oleh karena 68,1 % jamaah merasa pesan dakwahnya “nyambung dengan kebutuhan yang dirasakan”; sehingga “pesan dakwah yang disampaikan akan melengkapi bagi kehidupannya”.
Uwes Fatoni dan Suharjo
Jurnal Askopis Volume 1 No. 1 Tahun 2017 30-41 36
Tabel 2. Penyajian Pesan dalam Dakwah Islam
Penyajian Pesan Kategori Jawaban (%) (Rendah/Buruk – Tinggi/Baik)
Sajian Indikator 1 2 3 4 5
Pesan Jelas
Menyajikan pesan dengan
jelas 0,0 0,0 1,6 66,5 31,9
Menjadi tahu apa yang harus
dilakukan 0,0 0,0 21,1 53,5 25,4
Menjadi tahu cara melakukan
ajaran yg disampaikan 0,0 0,0 9,2 71,9 18,9 Menjadi tahu alasan ajaran
dilakukan 0,0 0,0 2,2 63,2 34,6
Menjadi tahu apa yang
dilakukan dalam shalat 0,0 0,0 3,8 51,9 44,3 Menjadi tahu cara melakukan
shalat 0,0 0,0 4,3 54,6 41,1
Pesan Memo-tivasi
Terdorong melakukan apa
yang dijelaskan 0,0 0,0 3,2 54,6 42,2 Nyambung dengan kebutuhan
yang dirasakan 0,0 0,0 3,8 68,1 28,1 Terdorong melaksanakan isi
dakwah dalam kehidupan 0,0 0,0 8,1 48,1 43,8 Pesan dakwah melengkapi
bagi kebutuhan bidup 0,0 0,0 8,6 49,2 42,2 Materi shalat nyambung dg
kebutuhan yg dirasakan 0,0 0,0 4,3 55,7 40,0 Shalat yang disajikan akan
bisa dipraktekkan dalam kehidupan
0,0 0,0 4,9 49,2 45,9 Materi shalat yg disampaikan
melengkapi bagi kehidupan 0,0 0,0 6,5 48,6 44,9
Sumber : Analisis Data Primer, 2015 Efek Dakwah
Efek Dakwah merupakan capaian (output) dari kegiatan dakwah yang dilakukan oleh Penyuluh Agama. Capaian
ini meliputi: pengertian, kesenangan, sikap, hubungan sosial dan tindakan terhadap pesan Islam yang diterima.
Tabel 3: Efek pada Dakwah
Indikator Efek Dakwah
Kategori Jawaban (%) (Rendah/Buruk – Tinggi/Baik)
1 2 3 4 5
Pemahaman jamaah pada pesan dakwah 0,0 0,5 10,4 86,5 2,6 Kesenanagan pada dakwah yang dilakukan 0,0 0,0 17,9 72,1 10,0 Sikap pada isi materi dakwah yang diberikan 0,0 0,0 5,4 76,8 17,8 Hubungan jamaah dengan orang lain 0,0 0,0 21,5 75,3 3,2 Pelaksanaan isi pesan dakwah 0,0 0,0 16,6 83,4 0,0 Sumber : Analisis Data Primer, 2015
Secara umum, efektivitas dakwah yang dicapai, sebagaian besar (78,82 %) jamaah melihat bahwa, dakwah yang dilakukan para Penyuluh Agama adalah
cukup berhasil. Kondisi ini bisa dilihat pada kenyataan yang muncul pada jamaah. Hampir seluruh (86,5 %) jamaah bisa cukup memahami pada pesan dakwah yang
Jurnal Askopis Volume 1 Nomor 1 Tahun 2017 31-412 37
disampaikan penyuluh, bahkan sebgaian besar jamaah (72,1 %) merasa cukup menyenangkan atas dakwah yang dilakukan penyuluh. Oleh karena itu sangat realistis kalau kemudian sebagian besar jamaah (83,4 %) sering melaksanakan isi pesan dakwah yang mereka terima dari Penyuluh Agama.
Hasil Analisis Jalur
Diagram jalur ini memberikan informasi pengaruh variable bebas yaitu komunikasi penerangan, komunikasi
penyuluhan, kejelasan pesan dan pesan bermotivasi terhadap efek dakwah. Hasil penelitian ini memberikan penjelasan bahwa ada pengaruh signifikan dari komunikasi penerangan terhadap komunikasi penyuluhan, komunikasi penerangan terhadap kejelasan pesan, komunikasi penerangan terhadap pesan bermotivasi, kejelasan pesan terhadap pesan bermotivasi, kejelasan pesan terhadap efek dakwah dan pesan bermotivasi terhadap efek dakwah.
Keterangan:
= menunjukkan arah dan pengaruh signifikan, angka di ujung panah adalah pengaruh (%) = tidak signifikan, angka di samping anak panah adalah koefisien jalur (p)
Gambar 1. Hasil Analisis Jalur Hubungan Antar Variabel
- 0,05 0,14 % 0,30 0,29 3 0,28 % 0,51 % 0,31 % -0,06 % 0,36 % 0,52 % 0,49 % Z3 Z2 Z1 Komunikasi Suluh (KS) Efek Dakwah (ED) Komunikasi Penerangan (KP) Pesan Memo-tivasi (PM) Pesan Jelas (PJ) Z4 Chi-Square = 431,957 P = 0,000 CMIN/DF = 1,333 GFI = 0,863 AGFI = 0,829 NFI = 0,783 TLI = 0,922 CFI = 0,933 RMSEA = 0,043 0,43 0,60 0,47 0,15 3 0,07
H.M. Kholili
38 Jurnal Askopis Volume 1 Nomor 1 Tahun 2017 31-42
Sedangkan hasil penelitian mengenai pengaruh komunikasi penerangan terhadap efek dakwah dan komuniksi penyuluhan terhadap pesan bermotivasi, berdasarkan analisis yang dilakukan memperlihatkan tidak memberikan pengaruh yang signifikan. Gambar jalur hubungan anta rvariabel yang berpengaruh terhadap efek dakwah disajikan pada gambar 01.
Hasil Estimasi Bobot Koefisien Jalur. Uraian berikut merupakan hasil
selengkapnya dari estimasi bobot koefisien jalur pengaruh efek dakwah. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh variable independen terhadap variable dependen dapat dilihat dari nilai C.R. 1. Variabel dikatakan ada pengaruh atau signifikan jika -1,96 C.R 1,96 atau P 0,05. Hasil ringkasan pengujian hipotesis penelitian nampak pada tabel 04.
Tabel 4: Hasil Pengujian Hipotesis Estimate C.R. P Signifikansi PJ <--- KP .434 4.035 .000 Signifikan KS <--- KP .474 3.161 .002 Signifikan PM <--- PJ .604 4.115 .000 Signifikan PM <--- KS -.046 -.646 .518 Tidak Signifikan PM <--- KP .296 2.109 .035 Signifikan ED <--- PM .148 2.224 .026 Signifikan ED <--- PJ .292 3.652 .000 Signifikan ED <--- KP .070 1.272 .203 Tidak Signifikan
Sumber: Analisis data primer, 2015
Penjelasan dari hasil uji hipotesis pengaruh antar masing-masing variabel di atas adalah sebagai berikut: Pertama, Komunikasi penerangan tinggi akan meningkatkan kejelasan pesan. Hasil statistic uji pada table di atas diperoleh bahwa nilai C.R 4,035> 1,96 dengan nilai signifikansi 0,000 < 0,05, serta koefisien mempunyai nilai positif 0,434 yang artinya signifikan, dengan kata lain terbukti bahwa “komunikasi penerangan tinggi akan meningkatkan kejelasan pesan”.
Kedua, Komunikasi penerangan tinggi akan meningkatkan komunikasi penyuluhan. Hasil statistic uji pada table di atas diperoleh bahwa nilai C.R 3.161> 1,96 dengan nilai signifikansi 0,002< 0,05, serta koefisien mempunyai nilai positif 0,474 yang artinya signifikan, dengan kata lain terbukti bahwa “komunikasi penerangan tinggi akan meningkatkan komunikasi penyuluhan”.
Ketiga, Kejelasan pesan tinggi akan
meningkatkan pesan bermotivasi. Hasil statistic uji pada table di atas diperoleh bahwa nilai C.R 4.115> 1,96 dengan nilai signifikansi 0,000 < 0,05, sertak oefisien mempunyai nilai positif 0,604 yang artinya signifikan, dengan kata lain terbukti bahwa “kejelasan pesantinggi akan meningkatkan pesan bermotivasi”.
Keempat, Komunikasi penyuluhan
tinggi akan meningkatkan pesan bermotivasi. Hasil statistic uji pada table di atas diperoleh bahwa nilai C.R -0.646< 1,96 dengan nilai signifikansi 0,518> 0,05, serta koefisien mempunyai nilai negatif -0,046 yang artinya tidak signifikan, dengan kata lain tidak terbukti bahwa “Komunikasi penyuluhan tinggi akan meningkatkan pesan bermotivasi”.
Jurnal Askopis Volume 1 Nomor 1 Tahun 2017 31-412 39
Hipotesis Keputusan
H1 Komunikasi penerangan tinggi akan meningkatkan kejelasan pesan Diterima H2 Komunikasi penerangan tinggi akan meningkatkan komunikasi
penyuluhan Diterima
H3 Kejelasan pesan tinggi akan meningkatkan pesan bermotivasi Diterima H4 Komunikasi penyuluhan tinggi akan meningkatkan pesan
bermotivasi Tidak Diterima
H5 Komunikasi penerangan tinggi akan meningkatkan pesan
bermotivasi Diterima
H6 Pesan bermotivasi tinggi akan akan meningkatkan efek dakwah Diterima H7 Kejelasan pesan akan meningkatkan efek dakwah Diterima H8 Komunikasi penerangan tinggi akan meningkatkan efek dakwah Tidak Diterima
Tabel 5 mengungkapkan pertama, Komunikasi penerangan tinggi akan meningkatkan pesan bermotivasi. Hasil statistic uji pada table di atas diperoleh bahwa nilai C.R 2.109> 1,96 dengan nilai signifikansi 0,035 < 0,05, serta koefisien mempunyai nilaipositif 0,296 yang artinya signifikan, dengan kata lain terbukti bahwa “komunikasi penerangan tinggi akan meningkatkan pesan bermotivasi”.
Kedua, Pesan bermotivasi tinggi akan
meningkatkan efek dakwah. Hasil statistic uji pada table di atas diperoleh bahwa nilai C.R 2.224> 1,96 dengan nilai signifikansi 0,026< 0,05, serta koefisien mempunyai nilai positif 0,148 yang artinya signifikan, dengan kata lain terbukti bahwa “Pesan bermotivasi tinggia akan meningkatkan efek dakwah”.
Ketiga, Kejelasan pesan akan meningkatkan efek dakwah. Hasil statistic uji pada table di atas diperoleh bahwa nilai C.R 3.652> 1,96 dengan nilai signifikansi 0,000< 0,05, serta koefisien mempunyai nilai positif 0,292 yang artinya signifikan, dengan kata lain terbukti bahwa “Kejelasan pesan akan meningkatkan efek dakwah”.
Keempat, Komunikasi penerangan
tinggi akan meningkatkan efek dakwah. Hasil statistic uji pada table di atas diperoleh bahwa nilai C.R 1.272< 1,96 dengan nilai signifikansi 0,203> 0,05, serta koefisien mempunyai nilai positif 0,070 yang artinya tidak signifikan, dengan kata lain tidak terbukti bahwa “komunikasi penerangan tinggi akan meningkatkan efek dakwah”.
Untuk lebih memudahkan dalam membaca hasil analisis, penulis sajikan rangkuman hasil pengujian hipotesis ada pada tabel 05. Berdasarkan uji satatistik yang dilakukan, hasil penelitian tersebut dapat dijelaskan dalam uraian Pengaruh Antar Variabel berikut ini.
Pengaruh Antar Variabel
Pengaruh komunikasi penerangan pada komuniksi penyuluhan. Hasil penelitian adalah seperti nampak pada gambar jalur di atas yang menunjukkan bahwa secara signifikan komuniksi penerangan mempengaruhi komuniksi penyuluhan (KP → KS). Peningkatan komuniksi penerangan dapat meningkatkan pula komunikasi penyuluhan. Besarnya koefisien jalur pengaruh komunikasi penerangn terhadap komunikasi penyuluhana adalah 0,47 termasuk signifikan (hasil estimasi bobot koefisien jalur nilai P ≤ 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi komunikasi penerangan dilakukan maka akan memberikan pengaruh semakin tinggi (semakin baik) pula komunikasi penyuluhan yang dilakukan. Komunikasi penerangan ini berpengaruh pada komunikasi penyuluhan sebesar 36 %, sisanya dipengaruhi oleh variabel lain.
Pengaruh komunikasi penerangan pada kejelasan pesan. Hasil penelitian pengaruh komuniksi penerangan pada kejelasan pesan menunjukkan bahwa secara signifikan komunikasi penerangan berpengaruh terhadap kejelasan pesan (KP
H.M. Kholili
40 Jurnal Askopis Volume 1 Nomor 1 Tahun 2017 31-42
→ PJ). Peningkatan komunikasi penerangan dapat meningkatkan pula kejelasan pesan. Besarnya koefisien jalur pengaruh komunikasi penerangan terhadap kejelasan pesan adalah 0,43 dengan estimasi bobot koefisien jalur nilai P ≤ 0,05. Hasil ini menunjukkan bahwa semakin tinggi komunikasi penerangan maka akan memberikan pengaruh semakin tinggi pula tingkat kejelasan pesan yang akan diterima. Komunikasi penerangan ini berpengaruh pada kejelasan pesan sebesar 49 %, sisanya dipengaruhi oleh variabel lain.
Pengaruh komunikasi penerangan pada pesan bermotivasi. Hasil penelitian pengaruh komuniksi penerangan pada pesan bermotivasi menunjukkan secara signifikan bahwa komunikasi penerangan berpengaruh terhadap pesan bermotivasi (KP → PM). Besarnya koefisien jalur pengaruh komunikasi penerangan terhadap pesan bermotivasi adalah 0,30 dengan estimasi bobot koefisien jalur P ≤ 0,05. Hasil ini menunjukkan bahwa semakin tinggi komunikasi penerangan yang dilakukan maka akan memberikan pengaruh semakin tinggi pula pada munculnya pesan yang memberikan motivasi bagi jamaahnya. Komunikasi penerangan ini berpengaruh pada pemunculan pesan yang memberikan motivasi adalah sebesar 28 %, sisanya dipengaruhi oleh variabel lain.
Pengaruh kejelasan pesan pada pesan bermotivasi. Hasil penelitian yang menjelaskan pengaruh kejelasan pesan pada pesan bermotivasi menunjukan bahwa, kejelasan pesan secara signifikan berpengaruh terhadap pesan bermotivasi (PJ → PM). Peningkatan kejelasan pesan akan meningkatkan pula pesan bermotivasi. Besarnya koefisien jalur pengaruh kejelasan pesan terhadap pesan bermotivasi adalah 0,60 dengan estimasi bobot koefisien jalur P ≤ 0,05. Hasil ini menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat kejelasan pesan maka akan memberikan pengaruh semakin tinggi pula pada munculnya pesan yang memberikan motivasi. Kejelasan pesan ini
berpengaruh pada munculnya pesan yang memberikan motivasi adalah sebesar 51 %, sisanya dipengaruhi oleh variabel lain.
Pengaruh kejelasan pesan pada pesan bermotivasi. Hasil penelitian yang menjelaskan pengaruh kejelasan pesan pada pesan bermotivasi menunjukkan bahwa, kejelasan pesan secara signifikan berpengaruh terhadap pesan bermotivasi (PJ → PM). Besarnya koefisien jalur pengaruh kejelasan pesan terhadap efek dakwah adalah 0,60 dengan estimasi koefisien jalur P ≤ 0,05. Hasil ini menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat kejelasan pesan maka akan memberikan pengaruh semakin tinggi pula pada pesan bermotivasi. Kejelasan pesan ini berpengaruh pada pesan bermotivasi sebesar 51 %, sisanya dipengaruhi oleh variabel lain.
Pengaruh kejelasan pesan pada efek dakwah. Hasil penelitian yang menjelaskan pengaruh kejelasan pesan pada efek dakwah menunjukkan bahwa, kejelasan pesan secara signifikan berpengaruh terhadap efek dakwah (PJ → ED). Peningkatan kejelasan pesan akan meningkatkan pula pengaruh pada efek dakwah. Besarnya koefisien jalur pengaruh kejelasan pesan terhadap efek dakwah adalah 0,29 dengan estimasi koefisien jalur P ≤ 0,05. Hasil ini menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat kejelasan pesan maka akan memberikan pengaruh semakin tinggi pula pada efek dakwah yang dirasakan jamaah. Kejelasan pesan ini berpengaruh pada efek dakwah yang dirasakan jamaah sebesar 52 %, sisanya dipengaruhi oleh variabel lain.
Pengaruh pesan bermotivasi pada efek dakwah. Hasil penelitian yang menjelaskan pengaruh pesan bermotivasi pada efek dakwah menunjukkan bahwa, pesan bermotivasi secara signifikan berpengaruh terhadap efek dakwah (PM → ED). Peningkatan pesan bermotivasi akan meningkatkan pula pengaruh pada efek dakwah. Besarnya koefisien jalur pengaruh pesan bermotivasi terhadap efek dakwah adalah 0,15 dengan estimasi koefisien jalur
Jurnal Askopis Volume 1 Nomor 1 Tahun 2017 31-412 41
P ≤ 0,05. Hasil ini menunjukkan bahwa semakin tinggi pesan bermotivasi akan memberikan pengaruh semakin tinggi pula pada efek dakwah yang dirasakan jamaah. Munculnya pesan yang memberi motivasi ini berpengaruh pada efek dakwah yang dirasakan jamaah sebesar 31 %, sisanya dipengaruhi oleh variabel lain.
Pengaruh komunikasi penyuluhan pada pesan bermotivasi. Hasil penelitian menjelaskan bahwa, dakwah komunikasi penyuluhan tidak memberikan efek pada pesan yang memberikan motivasi (KS PM). Hal ini terjadi oleh karena dakwah dengan komunikasi penyuluhan tidaklah banyak dilakukan oleh para penyuluh agama kepada jamaah yang menjadi binaannya, sehingga dakwah penyuluhan yang jarang dilakukan itu kurang terampil dilakukan. Kemudian dakwah penyuluhan yang dilakukan secara tidak terampil itu kemudian tidak memberikan efek secara signifikan pada pesan yang memberikan motivasi.
Pengaruh variabel komunikasi penerangan pada variabel efek dakwah melalui vareabel antara. Adapun hasil penelitian mengenai pengaruh komunikasi penerangan pada efek dakwah menunjukkan bahwa, kegiatan dakwah dengan komunikasi penerangan tidak berpengaruh langsung pada efek dakwah (KP ED). Akan tetapi, kegiatan dakwah dengan komunikasi penerangan ini berpengaruh pada efek dakwah setelah dakwah dengan komunikasi penerangan ini telah mempengaruhi pada kejelasan pesan dan mempengaruhi pula pada munculnya pesan dakwah yang memberi motivasi (KP→PJ→ED; KP→PM→ED atau PJKP→PM; PJ→EDPM ). Berdasarkan pesan dakwah yang jelas dan pesan dakwah yang memberikan motivasi inilah yang kemudian berpengaruh pada efek dakwah. Jadi, dakwah dengan komunikasi penerangan itu dapat berpengaruh pada efek dakwah adalah dakwah komunuikasi penerangan yang pesannya telah mampu memberikan
penjelasan dan telah mampu memberikan motivasi bagi jamaah binaannya. Dengan kata lain, bahwa variabel dakwah penerangan itu berpengaruh pada variabel efek dakwah melalui jalur variabel pesan yang jelas dan variabel pesan yang memberikan motivasi.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan, Pertama, penelitian ini memberikan penjelasan bahwa: 1) Penggunaan Metode Dakwah. Sebagian besar jamaah melihat para PAIF dapat menggunakan metode penerangan dengan kemampuan baik. Namun dalam menggunakan metode penyuluhan, hanya sebagian kecil jamaah yang menganggap para PAIF dapat menggunakan metode penyuluhan dengan kemampuan baik. 2) Penyajian Pesan. Sebagian besar jamaah melihat bahwa para PAIF dalam penyajian pesan dakwah mempunyai kemampuan yang baik, sehingga pesan dakwah yang disampaikan Penyuluh Agama itu akan melengkapi bagi kehidupan jamaahnya.
Kedua, penelitian ini memberikan
penjelasan bahwa: 1) Kegiatan dakwah dengan komunikasi penerangan berpengaruh secara signifikan terhadap kejelasan pesan yang disampaikan; yang kemudian kejelasan pesan itu telah mempengaruhi munculnya pesan yang memberi motivasi. Demikian juga, kegiatan dakwah dengan komuniksi penerangan berpengaruh secara signifikan dalam memunculkan pesan bermotivasi; dan secara signifikan pula komuniksi penerangan mempengaruhi komuniksi penyuluhan. Sementara dakwah dengan komunikasi penyuluhan secara signifikan tidak berpengaruh pada pesan yang memberikan motivasi. 2) Kejelasan pesan dakwah seorang penyuluh agama berpengaruh secara signifikan terhadap efek dakwahnya. Kejelasan pesan dakwah seorang penyuluh agama juga berpengaruh secara signifikan terhadap pesan
H.M. Kholili
42 Jurnal Askopis Volume 1 Nomor 1 Tahun 2017 31-42
bermotivasi; yang kemudian pesan dakwah penyuluh agama yang memberi motivasi itu berpengaruh secara signifikan pada efek dakwahnya.
Ketiga, penelitian ini akhirnya
memberikan penjelasan bahwa, kegiatan dakwah dengan komunikasi penerangan yang dapat berpengaruh pada efek dakwah adalah kegiatan dakwah komunuikasi penerangan yang pesannya mampu memberikan penjelasan dan mampu memberikan motivasi bagi jamaah binaannya. Dengan kata lain, bahwa variabel dakwah penerangan itu berpengaruh pada variabel efek dakwah melalui jalur variabel pesan yang jelas dan variabel pesan yang memberikan motivasi. Sementara dakwah penyuluhan tidak mempunyai pengaruh yang signifikan pada pesan yang memberikan motivasi, apalagi pengaruh terhadap efek dakwah, oleh karena dakwah penyuluhan tidak banyak diupayakan.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur’an al-Karim dan Terjemahnya,
Jakarta, Depatemen Agama RI
Amin Ahsan Ishlahi, Metode Dakwah Menuju Jalan Allah, Jakarta,
Litera Antarnusa, 1985.
BPS Sleman, Kabupaten Sleman dalam
Angka-Sleman regency in Figure 2009.
Evwrett M. Rogers, Diffusion of
Innovations, Third Eddition, New
York, The Free Press, 1983. Freed N. Karlinger, Asas-asas Penelitian
Behavioral, Yogyakarta, Gajahmada University Press, 2006.
GL. Ray, Extension communication and
Management, Trird Edition,
Calcutta, Naya Prokash, 1998. HM. Kholili, Beberapa Pendekatan
Psikologi dalam Dakwah,
Yogyakarta, Amanah, 2009. HM. Kholili, Dakwah Penyuluh Agama
Islam Fungsional (PAIF) Bimas
Islam Dalam Membangun Umat Di Kabupaten Slema, Disertasi,
Jogjakarta, SPS PKP UGM, 2015. HM. Kholili, Syamsul Hadi dan Subejo,
Islam yang Rahmat dalam Membangun Umat, (Studi terhadap Dakwah PAIF di Kabupaten Sleman), Jurnal Kawistara, Yogyakarta, SPS UGM, 2014.
I.B. Mantra & Hasto, Penentuan Sampel, dalam “Metode Penelitan Survi” oleh Masri Singarimbun, Jakarta, LP3ES, 1992.
J. Sarwono, Analisis Jalur untuk Riset
Bisnis dengan SPSS, Yogyakarta,
Andi, 2007.
Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, Bandung, Remadja
Karya CV, 1985.
Kusnawan, Aep. 2002. Kaifiyat Mujadalah: Metode Dakwah Berbasis Argumentasi. Ilmu Dakwah: Academic Journal for Homiletic Studies 1(1) 63-104.
Said bin Ali al-Qahthani, Al-Hikmatu fid
Dakwah Ilallah Ta’ala, Terj.
Masykur Hakim: Dakwah Islam Dakwah Bijak, Jakarta, Gema Insani Press, 1994.
Suisyanto, Pengantar Filsafat Dakwah, Jogjakarta, Teras, 2006.
Suparta, Munzier dan Harjani Hefni (Editor), Metode Dakwah,