PEMBUATAN ASPIRIN (rekristalisasi) DAN PENENTUAN TITIK
PEMBUATAN ASPIRIN (rekristalisasi) DAN PENENTUAN TITIK
LELEH
LELEH
1.
1. TUJUAN PERCOBAANTUJUAN PERCOBAAN
1.
1. Melakukan teknik rekristalisasi dengan baikMelakukan teknik rekristalisasi dengan baik
2.
2. Menentukan pelarut yang sesuai untuk Menentukan pelarut yang sesuai untuk rekristalisairekristalisai
3.
3. Menghilangkan pengotor melalui teknik rekristalisasiMenghilangkan pengotor melalui teknik rekristalisasi
4.
4. Melakukan pembuatan aspirin dengan cara asetilasi terhadap gugus fenolMelakukan pembuatan aspirin dengan cara asetilasi terhadap gugus fenol
5.
5. Menentukan titik leleh senyawaMenentukan titik leleh senyawa
2.
2. KAJIAN TEORIKAJIAN TEORI
1.
1. RekristalisasiRekristalisasi
Rekristalisasi merupakan cara yang paling efektif untuk memurnikan zat
Rekristalisasi merupakan cara yang paling efektif untuk memurnikan zat –– zat organik dalamzat organik dalam
bentuk padat. Oleh karena itu
bentuk padat. Oleh karena itu teknik ini secara rutin digunakan untuk pemurnian senyawa hasilteknik ini secara rutin digunakan untuk pemurnian senyawa hasil
sintesis atau hasil isolasi dari bahan alami, sebelum dianalisis lebih lanjut, misalnya dengan
sintesis atau hasil isolasi dari bahan alami, sebelum dianalisis lebih lanjut, misalnya dengan
instrumebn spektoskopi seperti UV, IR, NMR, dan MS.
instrumebn spektoskopi seperti UV, IR, NMR, dan MS.
Sebagai metoda pemurnian padatan, rekristalisai memiliki sejarah yang panjang seperti
Sebagai metoda pemurnian padatan, rekristalisai memiliki sejarah yang panjang seperti
distilasi. Wa;aupun beberapa metoda yang lebih rumit tela
distilasi. Wa;aupun beberapa metoda yang lebih rumit telah dikenalkan, rekristalisasi adalahh dikenalkan, rekristalisasi adalah
metoda yang paling penting untuk pemurnian sebabkemudahannya ( tidak p
metoda yang paling penting untuk pemurnian sebabkemudahannya ( tidak perlu alat kerlu alat khusus ) dankhusus ) dank
arena keefektifannya. Ke depannya rekristalisasi akan tetap m
arena keefektifannya. Ke depannya rekristalisasi akan tetap metoda standar untuk memurnikanetoda standar untuk memurnikan
padatan.
padatan.
Metoda ini sederhana, material padayan ini terlarut dalam pe
Metoda ini sederhana, material padayan ini terlarut dalam pelarut yang cocok pada suhu tinggilarut yang cocok pada suhu tinggi
( pada atau dekat titik
( pada atau dekat titik didih pelarutnya ) untuk mendapatkan jumlah ladidih pelarutnya ) untuk mendapatkan jumlah larutan jenuh atau dekatrutan jenuh atau dekat
jenuh. Ketika larutan panas perlahan didinginkan, Kristal akan mengendap karena kelarutan
jenuh. Ketika larutan panas perlahan didinginkan, Kristal akan mengendap karena kelarutan
padatan biasanya menurun bila suhu
padatan biasanya menurun bila suhu diturunkan. Diharapkan bahwa pengotor tidak akan diturunkan. Diharapkan bahwa pengotor tidak akan pengkristalpengkristal
karena konsentrasinya dalam larutan tidak terlalu tinggi untuk mencapai jenuh.
karena konsentrasinya dalam larutan tidak terlalu tinggi untuk mencapai jenuh.
Walaupun rekristalisasi adalah metoda yang sangat sederhana, dalam prakteknya bukan berarti
Walaupun rekristalisasi adalah metoda yang sangat sederhana, dalam prakteknya bukan berarti
mudah dilakukan. Adapun saran
mudah dilakukan. Adapun saran ––saran yang dibutuhkan untuk melakukan metoda kristalisai adalahsaran yang dibutuhkan untuk melakukan metoda kristalisai adalah
sebagai berikut :
sebagai berikut :
1.
1. Kelarutan material yang akan dimurnikan harus memiliki ketergantungan yang besar padaKelarutan material yang akan dimurnikan harus memiliki ketergantungan yang besar pada
suhu. Misalnya, ketergantungan pada suhu NaCl hamper dapat diabaikan. Jadi pemurnian NaCl
suhu. Misalnya, ketergantungan pada suhu NaCl hamper dapat diabaikan. Jadi pemurnian NaCl
dengan rekristalisasi tidak dapat dilakukan.
dengan rekristalisasi tidak dapat dilakukan.
2.
2. Kristal tidak harus mengendap dari Kristal tidak harus mengendap dari larutan jenuh dengan pendinginan karena larutan jenuh dengan pendinginan karena mungkin terbentukmungkin terbentuk
super jenuh. Dalam kasus semacam ini penambahan Kristal bibt, mungkin akan efektif. Bila
super jenuh. Dalam kasus semacam ini penambahan Kristal bibt, mungkin akan efektif. Bila tak adatak ada
Kristal bibit, menggaruk dinding mungkin akan berguna.
Kristal bibit, menggaruk dinding mungkin akan berguna.
3.
3. Untuk mencegah reaksi kimia antara pelarut dan zat terlarut, peUntuk mencegah reaksi kimia antara pelarut dan zat terlarut, penggunaan pelarut non polar lebihnggunaan pelarut non polar lebih
disarankan. Namun, pelarut non polar cenderung merupakan pelarut yang buruk untuk senyawa
disarankan. Namun, pelarut non polar cenderung merupakan pelarut yang buruk untuk senyawa
polar.
polar.
4.
4. Umumnya, pelarut dengan titik didih rendah lebih diinginkan. Namun sekali Umumnya, pelarut dengan titik didih rendah lebih diinginkan. Namun sekali lagi pelarut denganlagi pelarut dengan
titik didih lebih rendah biasanya non polar. Jadi, p
titik didih lebih rendah biasanya non polar. Jadi, pemilihan pelarut biasanya bukan masalahemilihan pelarut biasanya bukan masalah
sederhana
sederhana
Adapun tahap
Adapun tahap –– tahap yang dilakukan pada proses retahap yang dilakukan pada proses rekristalisasi pada umumnya, yaitu :kristalisasi pada umumnya, yaitu :
1.
1. Memilih pelarut yang cocokMemilih pelarut yang cocok
Pelarut yang umum digunakan jika dirutkan sesuai dengan kenaikan kepolarannya adalah petroleum
Pelarut yang umum digunakan jika dirutkan sesuai dengan kenaikan kepolarannya adalah petroleum
eter ( n-heksan , toluene, kloroform, aseton, etil
eter ( n-heksan , toluene, kloroform, aseton, etil asetat, etanol, methanol, dan air. Pelarut yangasetat, etanol, methanol, dan air. Pelarut yang
cocok untuk merekristalisasi suatu sampel zat tertentu adalah
cocok untuk merekristalisasi suatu sampel zat tertentu adalah pelarut yang dapat melarutkanpelarut yang dapat melarutkan
secara baik zat tersebut dalam
secara baik zat tersebut dalam keadaan panas, tetapi sedikit melarutkan dalam keadaan panas, tetapi sedikit melarutkan dalam keadaan dingin.keadaan dingin.
2.
Zat yang akan dilarutkan hendaknya dilarutkan dalam pe
Zat yang akan dilarutkan hendaknya dilarutkan dalam pelarut panas dengan volum sedikit larut panas dengan volum sedikit mungkin,mungkin,
sehingga diperkirakan tepat sekitar titik jenuhnya. Jika terlalu encer,
sehingga diperkirakan tepat sekitar titik jenuhnya. Jika terlalu encer, uapkan pelarutnya sehinggauapkan pelarutnya sehingga
tepat jenuh. Apabila digunakan kombinasi dua pelarut, mula
tepat jenuh. Apabila digunakan kombinasi dua pelarut, mula ––mula zat itu dilarutkan dalam pemula zat itu dilarutkan dalam pelarutlarut
yang baik dalam keadaan
yang baik dalam keadaan panas sampai larut, kemudian ditambahkan pelarut yang kurang baikpanas sampai larut, kemudian ditambahkan pelarut yang kurang baik
tetes demi tetes sampai timbul kekeruhan. Tambahkan beberapa tetes pelarut yang baik agar
tetes demi tetes sampai timbul kekeruhan. Tambahkan beberapa tetes pelarut yang baik agar
kekeruhannya hilang kemudian disaring.
kekeruhannya hilang kemudian disaring.
3.
3. PenyaringanPenyaringan
Larutan disaring dalam keadaan panas untuk menghilangkan pengotor yang tidak
Larutan disaring dalam keadaan panas untuk menghilangkan pengotor yang tidak larut. Penyaringanlarut. Penyaringan
larutan dalam keadaan panas dimaksudkan untuk memisahkan zat
larutan dalam keadaan panas dimaksudkan untuk memisahkan zat –– zat pengotor yang tidak larutzat pengotor yang tidak larut
atau tersuspensi dalam larutan, seperti debu, pasir, dan lainnya. Agar p
atau tersuspensi dalam larutan, seperti debu, pasir, dan lainnya. Agar penyaringan berjalan cepat,enyaringan berjalan cepat,
biasanya digunakan corong Buchner. Jika larutannya mengandung zat
biasanya digunakan corong Buchner. Jika larutannya mengandung zat warna pengotor, makawarna pengotor, maka
sebelum disaring ditambahkan sedikit ( ± 2
sebelum disaring ditambahkan sedikit ( ± 2 % berat ) arang aktif untuk mengadsorbsi zat % berat ) arang aktif untuk mengadsorbsi zat warnawarna
tersebut. Penambahan arang aktif tidak boleh terlalu
tersebut. Penambahan arang aktif tidak boleh terlalu banyak karena dapat mengadsorbsi sebanyak karena dapat mengadsorbsi senyawanyawa
yang dimurnikan.
yang dimurnikan.
4.
4. Pendinginan filtratePendinginan filtrate
Filtrat didinginkan pada suhu kamar sampai terbentuk Kristal. Kadang
Filtrat didinginkan pada suhu kamar sampai terbentuk Kristal. Kadang ––kadang pendinginan inikadang pendinginan ini
dilakukan dalam air es. Penambahan umpan ( se
dilakukan dalam air es. Penambahan umpan ( seed ) yang berupa Kristal med ) yang berupa Kristal murni ke dalam larutanurni ke dalam larutan
atau penggoresan dinding wadah dengan batang pengaduk dapat mempe
atau penggoresan dinding wadah dengan batang pengaduk dapat mempercepat rekristalisasi.rcepat rekristalisasi.
5.
5. Penyaringan dan pendinginan KristalPenyaringan dan pendinginan Kristal
Apabila proses kristalisasi telah berlangsung sempurna, Kristal yang diperoleh perlu disaring dengan
Apabila proses kristalisasi telah berlangsung sempurna, Kristal yang diperoleh perlu disaring dengan
cepat menggunakan corong Buchner. Kemudian Kristal yang diperoleh dikeringkan dalam eksikator.
cepat menggunakan corong Buchner. Kemudian Kristal yang diperoleh dikeringkan dalam eksikator.
2.
2. AspirinAspirin
Aspirin ( asetosal ) adalah suatu ester dari asam
Aspirin ( asetosal ) adalah suatu ester dari asam asetat dengan asam salisilat. Oleh karena ituasetat dengan asam salisilat. Oleh karena itu
senyawa ini dapat dibuat dengan mereaksikan asam salisilat de
senyawa ini dapat dibuat dengan mereaksikan asam salisilat dengan anhidrida asam asetatngan anhidrida asam asetat
menggunakan asam sulfat pekat sebagai katalisator.
menggunakan asam sulfat pekat sebagai katalisator.
Asam asetat dengan nama sistematik asam etanoat, CH
Asam asetat dengan nama sistematik asam etanoat, CH33COOH, merupakan cairan tidakCOOH, merupakan cairan tidak
berwarna, berbau tajam, dan berasa asam. Asam asetat larut
berwarna, berbau tajam, dan berasa asam. Asam asetat larut dalam air dan pelarut organikdalam air dan pelarut organik
lainnya. Di dalam air, asam asetat bertindak sebagai asam lemah. Asam asetat mendidih pada
lainnya. Di dalam air, asam asetat bertindak sebagai asam lemah. Asam asetat mendidih pada
temperatur 118°C (245°F) dan meleleh pada 17°C
temperatur 118°C (245°F) dan meleleh pada 17°C (62°F). Asam asetat biasanya dibuat dengan(62°F). Asam asetat biasanya dibuat dengan
memfermentasikan alkohol dengan bantuan bakteri, seperti Bacterium aceti. Untuk mendapatkan
memfermentasikan alkohol dengan bantuan bakteri, seperti Bacterium aceti. Untuk mendapatkan
asam asetat yang berkonsentrasi tinggi, biasanya dibuat dengan oksidasi asetaldehida atau
asam asetat yang berkonsentrasi tinggi, biasanya dibuat dengan oksidasi asetaldehida atau dengandengan
mereaksikan methanol dengan karbon monoksida dengan bantuan katalis.
mereaksikan methanol dengan karbon monoksida dengan bantuan katalis.
Asam salisilat dapat ditemukan pada banyak tanaman dalam
Asam salisilat dapat ditemukan pada banyak tanaman dalam bentuk metal salisilat dan dapatbentuk metal salisilat dan dapat
disintesa dari fenol. Asam salisilat memiliki sifat-sifat: b
disintesa dari fenol. Asam salisilat memiliki sifat-sifat: berasa manis, membentuk kristal berwarnaerasa manis, membentuk kristal berwarna
putih, sedikit larut dalam air, meleleh pada 158,5°C
putih, sedikit larut dalam air, meleleh pada 158,5°C ––161°C. Asam salisilat biasanya digunakan161°C. Asam salisilat biasanya digunakan
untuk memproduksi ester dan garam yang cukup penting. Asam salisilat m
untuk memproduksi ester dan garam yang cukup penting. Asam salisilat menjadi bahan bakuenjadi bahan baku
pembuatan aspirin. Sintesa asam salisilat yang terkenal adalah Sintesis Kolbe.
pembuatan aspirin. Sintesa asam salisilat yang terkenal adalah Sintesis Kolbe.
Asam asetil salisilat atau yang lebih
Asam asetil salisilat atau yang lebih dikenal sekarang sebagai aspirin memiliki nama sistematikdikenal sekarang sebagai aspirin memiliki nama sistematik
2
2 ––acetoxybenzoic acid. Aspirin yang merupakan bentuk salah satu aromatic asetat acetoxybenzoic acid. Aspirin yang merupakan bentuk salah satu aromatic asetat yang palingyang paling
dikenal dapat disintesa dengan reaksi esterifikasi gugus hidroksi fenolat dari asam
dikenal dapat disintesa dengan reaksi esterifikasi gugus hidroksi fenolat dari asam salisilat dengansalisilat dengan
menggunakan asam asetat. Aspirin memiliki sifat
menggunakan asam asetat. Aspirin memiliki sifat ––sifat sebagai berikut : Mr = 180, titik leleh =sifat sebagai berikut : Mr = 180, titik leleh =
133,4°C, dan titik didih = 140°C.
133,4°C, dan titik didih = 140°C.
Pada pembuatan aspirin, reaksi yang terjadi adalah reaksi esterifikasi.Reaksi
Pada pembuatan aspirin, reaksi yang terjadi adalah reaksi esterifikasi.Reaksi esterifikasiesterifikasi
tersebut dapat dilihat dari gambar di
tersebut dapat dilihat dari gambar di atas, dengan penjelasan sebagai berikut :atas, dengan penjelasan sebagai berikut :
Ester dapat terbentuk salah satunya dengan cara mereaksikan alkohol
Ester dapat terbentuk salah satunya dengan cara mereaksikan alkohol dengan anhidrida asam.dengan anhidrida asam.
Dalam hal ini asam salisilat berperan sebagai alkohol
Dalam hal ini asam salisilat berperan sebagai alkohol karena mempunyai guguskarena mempunyai gugus ––OH, sedangkanOH, sedangkan
asam asetat glacial sebagai anhidrida asam. Ester yang
asam asetat glacial sebagai anhidrida asam. Ester yang terbentuk adalah asam asetil salisilat (terbentuk adalah asam asetil salisilat (
aspirin ). Gugus asetil ( CH3CO
asam salisilat. Hasil samping reaksi ini adalah asam asetat. Langkah selanjutnya adalah
asam salisilat. Hasil samping reaksi ini adalah asam asetat. Langkah selanjutnya adalah
penambahan asam sulfat pekat yang berfungsi sebagai zat
penambahan asam sulfat pekat yang berfungsi sebagai zat penghidrasi. Telah disebutkan di ataspenghidrasi. Telah disebutkan di atas
bahwa hasil samping dari reaksi asam salisilat dan
bahwa hasil samping dari reaksi asam salisilat dan asam asetat glacial adalah asam asetat. Jadi,asam asetat glacial adalah asam asetat. Jadi,
dapat dikatakan reaksi akan berhenti setelah asam
dapat dikatakan reaksi akan berhenti setelah asam salisilat habis karena adanya asam sulfat pekatsalisilat habis karena adanya asam sulfat pekat
ini.
ini.
Aspirin bersifat analgesik yang efektif sebagai penghilang rasa sakit. Selain itu,
Aspirin bersifat analgesik yang efektif sebagai penghilang rasa sakit. Selain itu, aspirin jugaaspirin juga
merupakan zat anti-inflammatory, untuk mengurangi sakit pada cedera ringan seperti bengkak dan
merupakan zat anti-inflammatory, untuk mengurangi sakit pada cedera ringan seperti bengkak dan
luka yang memerah. Aspirin juga merupakan zat antipiretik yang berfungsi untuk mengurangi
luka yang memerah. Aspirin juga merupakan zat antipiretik yang berfungsi untuk mengurangi
demam. Tiap tahunnya, lebih dari 40 juta po
demam. Tiap tahunnya, lebih dari 40 juta pound aspirin diproduksi di Amerika Serikat, sehinggaund aspirin diproduksi di Amerika Serikat, sehingga
rata-rata penggunaan aspirin mencapai 300 tablet untuk setiap pria, wanita serta anak
rata-rata penggunaan aspirin mencapai 300 tablet untuk setiap pria, wanita serta anak-anak setiap-anak setiap
tahunnya. Penggunaan aspirin secara berulang-ulang dapat
tahunnya. Penggunaan aspirin secara berulang-ulang dapat mengakibatkan pendarahan padamengakibatkan pendarahan pada
lambung dan pada dosis yang cukup besar dapat mengakibatkan reaksi seperti mual atau kembung,
lambung dan pada dosis yang cukup besar dapat mengakibatkan reaksi seperti mual atau kembung,
diare, pusing dan bahkan berhalusinasi. Dosis rata-rata adalah 0.3-1 gram, dosis yang me
diare, pusing dan bahkan berhalusinasi. Dosis rata-rata adalah 0.3-1 gram, dosis yang mencapai 10-ncapai
10-30 gram dapat mengakibatkan kematian.
30 gram dapat mengakibatkan kematian.
3.
3. Titik LelehTitik Leleh
Yang dimaksud titik leleh suatu senyawa ialah suhu
Yang dimaksud titik leleh suatu senyawa ialah suhu dimana senyawa tersebut mulai meleleh.dimana senyawa tersebut mulai meleleh.
Senyawa
Senyawa ––senyawa murni suhunya hampir tetap selama meleleh atau disebut senyawa murni suhunya hampir tetap selama meleleh atau disebut juga mempunyai titikjuga mempunyai titik
leleh yang tajam, misalnya 125,5°
leleh yang tajam, misalnya 125,5° - 126° atau 180° - 181°, - 126° atau 180° - 181°, sedangkan untuk cuplikan yang samasedangkan untuk cuplikan yang sama
tetapi tidak murni akan meleleh pada interval suhu yang lebar, missal 123°
tetapi tidak murni akan meleleh pada interval suhu yang lebar, missal 123° ––126° atau 176°126° atau 176° –– 180°.180°.
Pengotoran yang menyebabkan penurunan titik leleh ini mungkin sekali suatu bahan berbentuk
Pengotoran yang menyebabkan penurunan titik leleh ini mungkin sekali suatu bahan berbentuk resinresin
yang tidak diidentifikasi atau senyawa lain yang mempunyai titik leleh lebih rendah atau lebih
yang tidak diidentifikasi atau senyawa lain yang mempunyai titik leleh lebih rendah atau lebih
tinggi dari senyawa utamanya. Bila suatu senyawa A yang murni melel
tinggi dari senyawa utamanya. Bila suatu senyawa A yang murni meleleh pada suhu 150°eh pada suhu 150° –– 151° dan151° dan
senyawa B murni meleleh pada suhu 120°
senyawa B murni meleleh pada suhu 120° ––121°, maka bila senyawa A ditambah senyawa B121°, maka bila senyawa A ditambah senyawa B,,
campuran ini akan meleleh secara tidak tajam pada
campuran ini akan meleleh secara tidak tajam pada daerah suhu di bawah 150°. Sebaliknya bidaerah suhu di bawah 150°. Sebaliknya bilala
senyawa B ditambah sedikit senyawa A, campuran ini akan mel
senyawa B ditambah sedikit senyawa A, campuran ini akan meleleh di atas suhu 120°.eleh di atas suhu 120°.
Kriteria kemurnian suatu zat adalah titik lelehnya yang tajam, disamping itu jika
Kriteria kemurnian suatu zat adalah titik lelehnya yang tajam, disamping itu jika kitakita
mempunyai senyawa
mempunyai senyawa –– senyawa baku, maka ditentukan dengan menentukan titik senyawa baku, maka ditentukan dengan menentukan titik leleh campuran.leleh campuran.
Mula
Mula ––mula senyawabaku ditentukan titik lelehnya kemudian senyawa yang mula senyawabaku ditentukan titik lelehnya kemudian senyawa yang tidak diketahuitidak diketahui
dicampur dengan senyawa baku, lalu titik lel
dicampur dengan senyawa baku, lalu titik lelehnya ditentukan lagi. Bila titik leleh ehnya ditentukan lagi. Bila titik leleh campuran samacampuran sama
dengan titik leleh senyawa
dengan titik leleh senyawa baku, berarti senyawa yang tak diketahui itu baku, berarti senyawa yang tak diketahui itu sama dengan senyawasama dengan senyawa
tersebut.
tersebut.
Alat penentu titik leleh ada beberapa macam mulai yang manual hingga digital seperti thiele,
Alat penentu titik leleh ada beberapa macam mulai yang manual hingga digital seperti thiele,
Fisher John Melting point apparatus, blok logam atau dengan system
Fisher John Melting point apparatus, blok logam atau dengan system digital.digital.
3.
3. ALAT dan BAHANALAT dan BAHAN
ALAT ALAT 1. 1. ErlenmeyerErlenmeyer 2. 2. SpatulaSpatula 3.
3. Corong BuchnerCorong Buchner
4.
4. Pipet tetesPipet tetes
5.
5. Kompor listrikKompor listrik
6.
6. TermometerTermometer
7.
7. Melting blockMelting block
8.
8. Pipa kapilerPipa kapiler
9.
9. Lumpang + aluLumpang + alu
10.
10. Kaca arlojiKaca arloji
BAHAN
1.
1. Asam salisilatAsam salisilat
2.
2. Asam asetat glacialAsam asetat glacial
3.
3. Asam sulfat pekatAsam sulfat pekat
4.
4. Etanol 96 %Etanol 96 %
5.
5. Larutan FeClLarutan FeCl33
6.
6. AquadesAquades
5.
5. DATA HASIL PENGAMATANDATA HASIL PENGAMATAN
REKRISTALISASI REKRISTALISASI
N
N
Perlakuan
Perlakuan
Hasil Pengamatan
Hasil Pengamatan
Sebelum
Sesudah
Sebelum
Sesudah
1 gram asam salisilat dan 100 mL aquadest
1 gram asam salisilat dan 100 mL aquadest
dimasukkan dalam Erlenmeyer 125 mL
dimasukkan dalam Erlenmeyer 125 mL
Asam salisilat =
Asam salisilat =
Kristal putih
Kristal putih
Aquadest = jernih
Aquadest = jernih
Campuran tidak
Campuran tidak
homogen
homogen
Campuran dipanaskan di atas kompor listrik
Campuran dipanaskan di atas kompor listrik
samapai mulai mendidih sambil sedikit diguncang
samapai mulai mendidih sambil sedikit diguncang
Campuran tidak
Campuran tidak
homogen
homogen
Campuran homoge
Campuran homoge
Campuran yang telah dipanaskan disaring dengan
Campuran yang telah dipanaskan disaring dengan
kertas saring dan filtratnya dipanaskan kembali
kertas saring dan filtratnya dipanaskan kembali
sampai mulai mendidih
sampai mulai mendidih
Campuran
Campuran
homogen
homogen
Campuran homoge
Campuran homoge
Campuran
Campuran didinginkan
didinginkan sampai
sampai terbentuk
terbentuk Kristal
Kristal
Campuran
Campuran
homogen
homogen
Pada campuran
Pada campuran
terbentuk Kristal
terbentuk Kristal
berbentuk jarum
berbentuk jarum
berwarna putih
berwarna putih
Kristal yang terbentuk disaring dengan corong
Kristal yang terbentuk disaring dengan corong
Buchner yang dilengkapi labu hisap
Buchner yang dilengkapi labu hisap
Kristal berbentuk
Kristal berbentuk
jarum berwarna put
jarum berwarna put
Kristal
Kristal dikeringkan
dikeringkan dalam
dalam eksikator
eksikator
Massa =
Massa
= 1,3
1,3 gram
gram
Menghitung titik leleh
Menghitung titik leleh
Kristal dihaluskan
Kristal dihaluskan
Sampel dimasukkan dalam pipa kapiler
Sampel dimasukkan dalam pipa kapiler
Pipa kapiler yang berisi sampel dimasukkan dalam
Pipa kapiler yang berisi sampel dimasukkan dalam
melting block yang dilengkapi termometer
melting block yang dilengkapi termometer
Kristal berbentuk
Kristal berbentuk
jarum putih
jarum putih
Serbuk putih halus
Serbuk putih halus
Sampel mulai
Sampel mulai
meleleh pada suhu
meleleh pada suhu
121°C
121°C
Sampel meleleh
Sampel meleleh
seluruhnya pada su
seluruhnya pada su
129°C
129°C
PEMBUATAN ASPIRIN
PEMBUATAN ASPIRIN
No
No
Perlakuan
Perlakuan
Hasil Pengamatan
Hasil Pengamatan
Sebelum
Sesudah
Sebelum
Sesudah
1
1
2,5
2,5 gram
gram dimasukkan
dimasukkan dalam
dalam Erlenmeyer
Erlenmeyer
Ditambah 3,75 gram CH
Ditambah 3,75 gram CH
33COOH glacial
COOH glacial
Ditambah 2,5 tetes H
Ditambah 2,5 tetes H2
2SOSO4
4pekat
pekat
mpuran diaduk kenudian dipanaskan
mpuran diaduk kenudian dipanaskan
Asam salisilat =
Asam salisilat =
Kristal putih
Kristal putih
CH
CH3
3COOH glacialCOOH glacial
= Kristal putih
= Kristal putih
H
H
22SO
SO
44pekat =
pekat =
jernih
jernih
Campuran homoge
Campuran homoge
2
2
Campuran
Campuran yang
yang telah
telah dipanaskan
dipanaskan kemudian
kemudian
didinginkan.
didinginkan.
Ditambah 75 mL air air sambil diaduk
Ditambah 75 mL air air sambil diaduk
Endapan yang terbentuk disaring
Endapan yang terbentuk disaring
Air
Air =
= jernih
jernih
Residu
Residu =
= Kristal
Kristal
putih
putih
Filtrat = jernih
Filtrat = jernih
3
3
Melakukan
Melakukan rekristalisasi
rekristalisasi
Campuran ditambah 7,5 mL etanol dan 25 m
Campuran ditambah 7,5 mL etanol dan 25 mL air
L air
Campuran dipanaskan
Campuran dipanaskan
Campuran didiamkan sampai terbentuk Kristal
Campuran didiamkan sampai terbentuk Kristal
Kristal disaring menggunakan corong Buchner
Kristal disaring menggunakan corong Buchner
yang dilengkapi labu hisap
yang dilengkapi labu hisap
Kristal disimpan dalam eksikator
Kristal disimpan dalam eksikator
Etanol = jernih
Etanol = jernih
Campuran homoge
Campuran homoge
Kristal berbentuk
Kristal berbentuk
jarum berwarna
jarum berwarna
putih
putih
4
4
Menghitung
Menghitung titik
titik leleh
leleh
Kristal dihaluskan
Kristal dihaluskan
Sampel dimasukkan dalam pipa kapiler
Sampel dimasukkan dalam pipa kapiler
Pipa kapiler yang berisi sampel dimasukkan dalam
Pipa kapiler yang berisi sampel dimasukkan dalam
melting block yang dilengkapi termometer
melting block yang dilengkapi termometer
Kristal berbentuk
Kristal berbentuk
jarum berwarna
jarum berwarna
putih
putih
Kristal menjadi
Kristal menjadi
serbuk halus
serbuk halus
Sampel mulai
Sampel mulai
meleleh pada suhu
meleleh pada suhu
131°C
131°C
Sampel meleleh
Sampel meleleh
seluruhnya pada
seluruhnya pada
suhu 139°C
suhu 139°C
5
5
Uji
Uji identifikasi
identifikasi aspirin
aspirin
Kristal yang terbentuk ditetesi FeCl
Kristal yang terbentuk ditetesi FeCl
33FeCl
FeCl3
3= kuning
= kuning
jernih
jernih
Kristal berwarna =
Kristal berwarna =
ungu kehitaman
ungu kehitaman
6.6. ANALISIS DAN PEMBAHASANANALISIS DAN PEMBAHASAN
1.
1. REKRISTALISASIREKRISTALISASI
Langkah pertama dalam melakukan rekristalisasi adalah mencampur 1 gram asam
Langkah pertama dalam melakukan rekristalisasi adalah mencampur 1 gram asam salisilatsalisilat
dan 100 mL air dalam
dan 100 mL air dalam Erlenmeyer. Sebelum dicampur, asam salisilat berbentuk Kristal putih dan Erlenmeyer. Sebelum dicampur, asam salisilat berbentuk Kristal putih dan airair
jernih tidak berwarna . Setelah dicampur, campuran belum homogen dan set
jernih tidak berwarna . Setelah dicampur, campuran belum homogen dan setelah itu campuranelah itu campuran
dipanaskan sampai mulai mendidih. Setelah itu, campuran disaring dalam keadaan panas yang
bertujuan untuk memisahkan zat
bertujuan untuk memisahkan zat ––zat pengotor yang tidak larut atau zat pengotor yang tidak larut atau tersuspensi dalam larutan.tersuspensi dalam larutan.
Kemudian filtratnya dipanaskan kembali sampai mulai mendidih. Setelah dipanaskan, campuran
Kemudian filtratnya dipanaskan kembali sampai mulai mendidih. Setelah dipanaskan, campuran
didiamkan sampai terbentuk Kristal. Kristal ini merupakan Kristal murni dari senyawa asam salisilat.
didiamkan sampai terbentuk Kristal. Kristal ini merupakan Kristal murni dari senyawa asam salisilat.
Kristal yang terbentuk dikeringkan dalam eksikator. Berat asam
Kristal yang terbentuk dikeringkan dalam eksikator. Berat asam salisilat setelah proses rekristalisasisalisilat setelah proses rekristalisasi
adalah 1,3 gram. Dalam kasus ini, pelarut yang
adalah 1,3 gram. Dalam kasus ini, pelarut yang digunakan adalah air.digunakan adalah air.
Setelah melakukan pengeringan terhadap Kristal asam salisilat, dilakukanlah perhitungan
Setelah melakukan pengeringan terhadap Kristal asam salisilat, dilakukanlah perhitungan
titik leleh dengan cara memasukkan Kristal yang dihaluskan ke
titik leleh dengan cara memasukkan Kristal yang dihaluskan ke dalam pipa kapiler. Kemudian pipadalam pipa kapiler. Kemudian pipa
kapiler dimasukkan dalam melting block yang dilengkapi thermometer. Hasil yang didapat dari
kapiler dimasukkan dalam melting block yang dilengkapi thermometer. Hasil yang didapat dari
pemanasan ini adalah titik leleh asam salisilat sebesar
pemanasan ini adalah titik leleh asam salisilat sebesar 121°C121°C –– 129°C. Hasil ini sangat berbeda129°C. Hasil ini sangat berbeda
sekali dengan data yang didapat
sekali dengan data yang didapat dari literature yaitu 158,5°Cdari literature yaitu 158,5°C ––161°C. Hal ini terjadi dapat161°C. Hal ini terjadi dapat
disebabkan karena adanya pengotor pada senyawa sehingga menyebabkan pe
disebabkan karena adanya pengotor pada senyawa sehingga menyebabkan penurunan titik leleh.nurunan titik leleh.
Pengotor yang ada pada senyawa asam memiliki titik leleh yang lebih kecil dari asam salisilat
Pengotor yang ada pada senyawa asam memiliki titik leleh yang lebih kecil dari asam salisilat
sehingga mengakibatkan asam salisilat meleleh secara tidak t
sehingga mengakibatkan asam salisilat meleleh secara tidak tajam pada suhu yang seharusnya.ajam pada suhu yang seharusnya.
2.
2. PEMBUATAN ASPIRINPEMBUATAN ASPIRIN
Pada percobaan ini pembuatan aspirin dilakukan dengan cara mencampurkan 2,5 gram
Pada percobaan ini pembuatan aspirin dilakukan dengan cara mencampurkan 2,5 gram
asam salisilat dengan 3,75 gram asam asetat glacial dan 3 tetes asam sulfat pekat sebagai
asam salisilat dengan 3,75 gram asam asetat glacial dan 3 tetes asam sulfat pekat sebagai
katalisator. Reaksi yang terjadi adalah reaksi e
katalisator. Reaksi yang terjadi adalah reaksi esterifikasi yang merupakan prinsip dari pembuatansterifikasi yang merupakan prinsip dari pembuatan
aspirin. Reaksi esterifikasi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :
aspirin. Reaksi esterifikasi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :
Ester dapat terbentuk salah satunya dengan cara mereaksikan alcohol dengan a
Ester dapat terbentuk salah satunya dengan cara mereaksikan alcohol dengan anhidrida asam.nhidrida asam.
Dalam hal ini asam salisilat berperan sebagai
Dalam hal ini asam salisilat berperan sebagai alcohol karena mempunyai gugusalcohol karena mempunyai gugus ––OH, sedangkanOH, sedangkan
asam asetat glacial sebagai anhidrida asam. Ester yang
asam asetat glacial sebagai anhidrida asam. Ester yang terbentuk adalah asam asetil salisilat (terbentuk adalah asam asetil salisilat (
aspirin ). Gugus asetil ( CH3CO
aspirin ). Gugus asetil ( CH3CO–– ) berasal dari asam asetat, sedangkan gugus R-nya berasal dari) berasal dari asam asetat, sedangkan gugus R-nya berasal dari
asam salisilat. Hasil samping reaksi ini adalah asam asetat. Langkah selanjutnya adalah
asam salisilat. Hasil samping reaksi ini adalah asam asetat. Langkah selanjutnya adalah
penambahan asam sulfat pekat yang berfungsi sebagai zat
penambahan asam sulfat pekat yang berfungsi sebagai zat penghidrasi. Telah disebutkan di ataspenghidrasi. Telah disebutkan di atas
bahwa hasil samping dari reaksi asam salisilat dan asam aseta
bahwa hasil samping dari reaksi asam salisilat dan asam asetat glacial adalah asam asetat. t glacial adalah asam asetat. Jadi,Jadi,
dapat dikatakan reaksi akan berhenti setelah asam
dapat dikatakan reaksi akan berhenti setelah asam salisilat habis karena adanya asam sulfat pekatsalisilat habis karena adanya asam sulfat pekat
ini.
ini.
Sebelum dipanasakan, reaksi tidak benar
Sebelum dipanasakan, reaksi tidak benar ––benar terjadi. Reaksi baru akan berlangsung dengan baikbenar terjadi. Reaksi baru akan berlangsung dengan baik
pada suhu 50-60°C. Pada percobaan ini baru terbentuk
pada suhu 50-60°C. Pada percobaan ini baru terbentuk endapan putih ( aspirin ) setelahendapan putih ( aspirin ) setelah
dipanaskan. Kemudian endapan tersebut dilarutkan dalam 75 mL air
dipanaskan. Kemudian endapan tersebut dilarutkan dalam 75 mL air dan disaring untuk memisahkandan disaring untuk memisahkan
aspirin dari pengotornya. Tetapi tentu saja, aspiring yang dihasilkan belum benar
aspirin dari pengotornya. Tetapi tentu saja, aspiring yang dihasilkan belum benar –– benar murni.benar murni.
Untuk itu dilakukanlah rekristalisasi pada aspirin.
Untuk itu dilakukanlah rekristalisasi pada aspirin.
Rekristalisasi pada aspirin dilakukan dengan menambahkan 7,5 mL etanol dan 2
Rekristalisasi pada aspirin dilakukan dengan menambahkan 7,5 mL etanol dan 25 mL air kemudian5 mL air kemudian
campuran dipanaskan. Setelah dipanaskan, campuran didiamkan sampai te
campuran dipanaskan. Setelah dipanaskan, campuran didiamkan sampai terbentuk Kristal. Kristalrbentuk Kristal. Kristal
disaring dengan corong Buchner yang dilengkapi labu hisap. Setelah itu Kristal dikeringkan dalam
disaring dengan corong Buchner yang dilengkapi labu hisap. Setelah itu Kristal dikeringkan dalam
eksikator. Massa aspirin yang didapat adalah 3,2 gram.
eksikator. Massa aspirin yang didapat adalah 3,2 gram.
Kemidian menghitung titik leleh aspirin. Dari hasil percobaan, titik leleh aspirin sebesar 131
Kemidian menghitung titik leleh aspirin. Dari hasil percobaan, titik leleh aspirin sebesar 131-134°C.-134°C.
Dan dari data literature, titik leleh
Dan dari data literature, titik leleh aspirin seharusnya sebesar 133,4°C.aspirin seharusnya sebesar 133,4°C.
Untuk uji identifikasi aspirin dilakukan dengan cara menambahkan beberapa tetes FeCl3
Untuk uji identifikasi aspirin dilakukan dengan cara menambahkan beberapa tetes FeCl3 ke dalamke dalam
Kristal aspirin. Dari hasil percobaan, didapatkan K
Kristal aspirin. Dari hasil percobaan, didapatkan Kristal aspirin berwarna ungu kehitaman setelahristal aspirin berwarna ungu kehitaman setelah
ditambah FeCl3. Hal ini tidak
ditambah FeCl3. Hal ini tidak sesuai dengan teori karena jika aspirin ditambah FeCl3 seharusnyasesuai dengan teori karena jika aspirin ditambah FeCl3 seharusnya
berwarna hijau. Ini terjadi karena masih adanya gugus fenolik pada aspirin.
7.
7. DISKUSIDISKUSI
1.
1. Hasil yang didapat adalah titik leleh asam salisilat sebesar 121°CHasil yang didapat adalah titik leleh asam salisilat sebesar 121°C ––129°C. Hasil ini sangat berbeda129°C. Hasil ini sangat berbeda
sekali dengan data yang didapat
sekali dengan data yang didapat dari literatur yaitu 158,5°Cdari literatur yaitu 158,5°C ––161°C. Hal ini terjadi dapat161°C. Hal ini terjadi dapat
disebabkan karena adanya pengotor pada senyawa sehingga menyebabkan pe
disebabkan karena adanya pengotor pada senyawa sehingga menyebabkan penurunan titik leleh.nurunan titik leleh.
Pengotor yang ada pada senyawa asam salisilat memiliki titik leleh yang lebih kecil dari asam
Pengotor yang ada pada senyawa asam salisilat memiliki titik leleh yang lebih kecil dari asam
salisilat sehingga mengakibatkan asam salisilat meleleh secara tidak tajam pada
salisilat sehingga mengakibatkan asam salisilat meleleh secara tidak tajam pada suhu yangsuhu yang
seharusnya.
seharusnya.
2.
2. Dari hasil percobaan, titik leleh aspirin sebesar 131-134°C. Dan dari data Dari hasil percobaan, titik leleh aspirin sebesar 131-134°C. Dan dari data literatur, titik lelehliteratur, titik leleh
aspirin seharusnya sebesar 133,4°C. Hal ini disebabkan pada Kristal aspirin masih terdapat pengotor
aspirin seharusnya sebesar 133,4°C. Hal ini disebabkan pada Kristal aspirin masih terdapat pengotor
yang mempengaruhi titik leleh aspirin.
yang mempengaruhi titik leleh aspirin.
3.
3. Pada uji identifikasi aspirin dilakukan dengan cara menambahkan beberapa tetes FeCl3 Pada uji identifikasi aspirin dilakukan dengan cara menambahkan beberapa tetes FeCl3 ke dalamke dalam
Kristal aspirin. Dari hasil percobaan, didapatkan K
Kristal aspirin. Dari hasil percobaan, didapatkan Kristal aspirin berwarna ungu kehitaman setelahristal aspirin berwarna ungu kehitaman setelah
ditambah FeCl3. Hal ini tidak
ditambah FeCl3. Hal ini tidak sesuai dengan teori karena jika aspirin ditambah FeCl3 seharusnyasesuai dengan teori karena jika aspirin ditambah FeCl3 seharusnya
tidak berwarna. Kesalahan terjadi pada awal tahap pe
tidak berwarna. Kesalahan terjadi pada awal tahap pembuatan aspirin. Seharusnya aspirin dibuatmbuatan aspirin. Seharusnya aspirin dibuat
dari anhidrida asam asetat bukan dari asam asetat g
dari anhidrida asam asetat bukan dari asam asetat glacial. Warna ungu terjadi karena masih adanyalacial. Warna ungu terjadi karena masih adanya
gugus fenolik pada aspirin.
gugus fenolik pada aspirin.
8.
8. KESIMPULANKESIMPULAN
1.
1. Aspirin dapat dibuat dengan cara mencampur asam salisilat dengan asam Aspirin dapat dibuat dengan cara mencampur asam salisilat dengan asam asetat glacial denganasetat glacial dengan
katalis asam sulfat pekat. Aspirin yang
katalis asam sulfat pekat. Aspirin yang dihasilkan berupa Kristal panjang berbentuk seperti jarum.dihasilkan berupa Kristal panjang berbentuk seperti jarum.
2.
2. Titik leleh aspirin yang dihasilkan adalah sebesar 131Titik leleh aspirin yang dihasilkan adalah sebesar 131-134°C dan asam salisilat adalah 121-129°C-134°C dan asam salisilat adalah 121-129°C
3.
3. Pelarut yang digunakan untuk rekristalisasi aspirin adalah Pelarut yang digunakan untuk rekristalisasi aspirin adalah etanol.etanol.
9.
9. TUGASTUGAS
1.
1. Terangkan prinsip dasar rekristalisasi !Terangkan prinsip dasar rekristalisasi !
Prinsip dasar rekristalisasi adalah cara yang paling efektif untuk memurnikan zat
Prinsip dasar rekristalisasi adalah cara yang paling efektif untuk memurnikan zat –– zat organikzat organik
dalam bentuk padat
dalam bentuk padat
2.
2. Sebutkan urutan kerja yang harus dilakukan dalam pekerjaan rekristalisasi !Sebutkan urutan kerja yang harus dilakukan dalam pekerjaan rekristalisasi !
jawaban
jawaban
3.
3. Sifat sifat apakah yang harus dipunyai oleh suatu pelarut agar dapat digunakan untukSifat sifat apakah yang harus dipunyai oleh suatu pelarut agar dapat digunakan untuk
mengkristalisai suatu senyawa organik tertentu ?
mengkristalisai suatu senyawa organik tertentu ?
jawaban
jawaban
4.
4. Sebutkan paling sedikit dua alasan mengapa peSebutkan paling sedikit dua alasan mengapa penyaringan dengan labu isap lebih disukai dalamnyaringan dengan labu isap lebih disukai dalam
memisahkan Kristal dari induk lindinya !
memisahkan Kristal dari induk lindinya !
jawaban
jawaban
5.
5. Hitung prosentase perolehan senyawa hasil rekristalisasi yang Anda lakukan !Hitung prosentase perolehan senyawa hasil rekristalisasi yang Anda lakukan !
jawaban
jawaban
6.
6. Tulis mekanisme reaksi pembuatan aspirin secara lengkap !Tulis mekanisme reaksi pembuatan aspirin secara lengkap !
Jawaban
Jawaban
7.
7. Apakah yang disebut asetilasi dan apakah fungsi asam sulfat ?Apakah yang disebut asetilasi dan apakah fungsi asam sulfat ?
Asetilasi adalah proses masuknya radikal asetil ke
Asetilasi adalah proses masuknya radikal asetil ke dalam molekul senyawa organic yangdalam molekul senyawa organic yang
mengandung gugus
mengandung gugus ––OH, dimana kita harus mereaksikan antara asam salisilat dan asOH, dimana kita harus mereaksikan antara asam salisilat dan asam asetatam asetat
dengan menggunakan asam sulfat pekat sebagai katalisator.
dengan menggunakan asam sulfat pekat sebagai katalisator.
8.
8. Apakah fungsi FeClApakah fungsi FeCl33 dalam reaksi tersebut dan jelaskan bdalam reaksi tersebut dan jelaskan bagaimana membuktikan terbentuknyaagaimana membuktikan terbentuknya
aspirin ?
jawaban
jawaban
9.
9. Hitung rendemen hasil percobaan yang diperoleh !Hitung rendemen hasil percobaan yang diperoleh !
Jawaban
Jawaban
Daftar Pustaka
Daftar Pustaka
Fessenden & Fessenden.1987.Kimia Organik Jilid 2. Jakarta : Erlangga
Fessenden & Fessenden.1987.Kimia Organik Jilid 2. Jakarta : Erlangga
Tim Penyusun. 2008. Penuntun Praktikum Kimia Organik 1. Surabaya :
Tim Penyusun. 2008. Penuntun Praktikum Kimia Organik 1. Surabaya : UNESA PressUNESA Press
http://wikipedia.org/wiki/Aspirin http://wikipedia.org/wiki/Aspirin
http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/metoda-pemisahan-standar
http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/metoda-pemisahan-standar
PEMBUATAN ASPIRIN (rekristalisasi) DAN PENENTUAN TITIK
PEMBUATAN ASPIRIN (rekristalisasi) DAN PENENTUAN TITIK
LELEH
LELEH
1.
1. TUJUAN PERCOBAANTUJUAN PERCOBAAN
1.
1. Melakukan teknik rekristalisasi dengan baikMelakukan teknik rekristalisasi dengan baik
2.
2. Menentukan pelarut yang sesuai untuk rekristalisaiMenentukan pelarut yang sesuai untuk rekristalisai
3.
3. Menghilangkan pengotor melalui teknik rekristalisasiMenghilangkan pengotor melalui teknik rekristalisasi
4.
4. Melakukan pembuatan aspirin dengan cara asetilasi terhadap gugus fenolMelakukan pembuatan aspirin dengan cara asetilasi terhadap gugus fenol
5.
5. Menentukan titik leleh senyawaMenentukan titik leleh senyawa
2.
2. KAJIAN TEORIKAJIAN TEORI
1.
1. RekristalisasiRekristalisasi
Rekristalisasi merupakan cara yang paling efektif untuk memurnikan zat
Rekristalisasi merupakan cara yang paling efektif untuk memurnikan zat –– zat organik dalamzat organik dalam
bentuk padat. Oleh karena itu
bentuk padat. Oleh karena itu teknik ini secara rutin digunakan untuk pemurnian senyawa hasilteknik ini secara rutin digunakan untuk pemurnian senyawa hasil
sintesis atau hasil isolasi dari bahan alami, sebelum dianalisis lebih lanjut, misalnya de
sintesis atau hasil isolasi dari bahan alami, sebelum dianalisis lebih lanjut, misalnya denganngan
instrumebn spektoskopi seperti UV, IR, NMR, dan MS.
instrumebn spektoskopi seperti UV, IR, NMR, dan MS.
Sebagai metoda pemurnian padatan, rekristalisai memiliki sejarah yang panjang seperti
Sebagai metoda pemurnian padatan, rekristalisai memiliki sejarah yang panjang seperti
distilasi. Wa;aupun beberapa metoda yang lebih rumit tela
distilasi. Wa;aupun beberapa metoda yang lebih rumit telah dikenalkan, rekristalisasi adalahh dikenalkan, rekristalisasi adalah
metoda yang paling penting untuk pemurnian sebabkemudahannya ( tidak
metoda yang paling penting untuk pemurnian sebabkemudahannya ( tidak perlu alat khusus ) dankperlu alat khusus ) dank
arena keefektifannya. Ke depannya rekristalisasi akan tetap m
arena keefektifannya. Ke depannya rekristalisasi akan tetap metoda standar untuk memurnikanetoda standar untuk memurnikan
padatan.
padatan.
Metoda ini sederhana, material padayan ini terlarut dalam pe
Metoda ini sederhana, material padayan ini terlarut dalam pelarut yang cocok pada larut yang cocok pada suhu tinggisuhu tinggi
( pada atau dekat titik
( pada atau dekat titik didih pelarutnya ) untuk mendapatkan jumlah larutan jenuh atau dekatdidih pelarutnya ) untuk mendapatkan jumlah larutan jenuh atau dekat
jenuh. Ketika larutan panas perlahan didinginkan, Kristal akan mengendap karena kelarutan
jenuh. Ketika larutan panas perlahan didinginkan, Kristal akan mengendap karena kelarutan
padatan biasanya menurun bila suhu diturunkan. Diharapkan bahwa pengotor tidak akan pengkristal
padatan biasanya menurun bila suhu diturunkan. Diharapkan bahwa pengotor tidak akan pengkristal
karena konsentrasinya dalam larutan tidak terlalu tinggi untuk mencapai jenuh.
karena konsentrasinya dalam larutan tidak terlalu tinggi untuk mencapai jenuh.
Walaupun rekristalisasi adalah metoda yang sangat sederhana, dalam prakteknya bukan berarti
Walaupun rekristalisasi adalah metoda yang sangat sederhana, dalam prakteknya bukan berarti
mudah dilakukan. Adapun saran
mudah dilakukan. Adapun saran ––saran yang dibutuhkan untuk melakukan metoda kristalisai adalahsaran yang dibutuhkan untuk melakukan metoda kristalisai adalah
sebagai berikut :
sebagai berikut :
1.
1. Kelarutan material yang akan dimurnikan harus memiliki ketergantungan yang besar padaKelarutan material yang akan dimurnikan harus memiliki ketergantungan yang besar pada
suhu. Misalnya, ketergantungan pada suhu NaCl hamper dapat diabaikan. Jadi pemurnian NaCl
suhu. Misalnya, ketergantungan pada suhu NaCl hamper dapat diabaikan. Jadi pemurnian NaCl
dengan rekristalisasi tidak dapat dilakukan.
dengan rekristalisasi tidak dapat dilakukan.
2.
2. Kristal tidak harus mengendap dari Kristal tidak harus mengendap dari larutan jenuh dengan pendinginan karena larutan jenuh dengan pendinginan karena mungkin terbentukmungkin terbentuk
super jenuh. Dalam kasus semacam ini penambahan Kristal bibt, mungkin akan efektif. Bila
super jenuh. Dalam kasus semacam ini penambahan Kristal bibt, mungkin akan efektif. Bila tak adatak ada
Kristal bibit, menggaruk dinding mungkin akan berguna.
Kristal bibit, menggaruk dinding mungkin akan berguna.
3.
3. Untuk mencegah reaksi kimia antara pelarut dan zat terlarut, peUntuk mencegah reaksi kimia antara pelarut dan zat terlarut, penggunaan pelarut non polar lebihnggunaan pelarut non polar lebih
disarankan. Namun, pelarut non polar cenderung merupakan pelarut yang buruk untuk senyawa
disarankan. Namun, pelarut non polar cenderung merupakan pelarut yang buruk untuk senyawa
polar.
polar.
4.
4. Umumnya, pelarut dengan titik didih rendah lebih diinginkan. Namun sekali lagi Umumnya, pelarut dengan titik didih rendah lebih diinginkan. Namun sekali lagi pelarut denganpelarut dengan
titik didih lebih rendah biasanya non polar. Jadi, p
titik didih lebih rendah biasanya non polar. Jadi, pemilihan pelarut biasanya bukan masalahemilihan pelarut biasanya bukan masalah
sederhana
Adapun tahap
Adapun tahap –– tahap yang dilakukan pada proses retahap yang dilakukan pada proses rekristalisasi pada umumnya, yaitu :kristalisasi pada umumnya, yaitu :
1.
1. Memilih pelarut yang cocokMemilih pelarut yang cocok
Pelarut yang umum digunakan jika dirutkan sesuai dengan kenaikan kepolarannya adalah petroleum
Pelarut yang umum digunakan jika dirutkan sesuai dengan kenaikan kepolarannya adalah petroleum
eter ( n-heksan , toluene, kloroform, aseton, etil
eter ( n-heksan , toluene, kloroform, aseton, etil asetat, etanol, methanol, dan air. Pelarut yangasetat, etanol, methanol, dan air. Pelarut yang
cocok untuk merekristalisasi suatu sampel zat tertentu adalah pelarut yang
cocok untuk merekristalisasi suatu sampel zat tertentu adalah pelarut yang dapat melarutkandapat melarutkan
secara baik zat tersebut dalam
secara baik zat tersebut dalam keadaan panas, tetapi sedikit melarutkan dalam keadaan panas, tetapi sedikit melarutkan dalam keadaan dingin.keadaan dingin.
2.
2. Melarutkan senyawa ke dalam pelarut panas sedikit Melarutkan senyawa ke dalam pelarut panas sedikit mungkinmungkin
Zat yang akan dilarutkan hendaknya dilarutkan dalam
Zat yang akan dilarutkan hendaknya dilarutkan dalam pelarut panas dengan volum sedikit mungkin,pelarut panas dengan volum sedikit mungkin,
sehingga diperkirakan tepat sekitar titik jenuhnya. Jika terlalu encer,
sehingga diperkirakan tepat sekitar titik jenuhnya. Jika terlalu encer, uapkan pelarutnya sehinggauapkan pelarutnya sehingga
tepat jenuh. Apabila digunakan kombinasi dua pelarut, mula
tepat jenuh. Apabila digunakan kombinasi dua pelarut, mula ––mula zat itu dilarutkan dalam pmula zat itu dilarutkan dalam pelarutelarut
yang baik dalam keadaan
yang baik dalam keadaan panas sampai larut, kemudian ditambahkan pelarut yang kurang baikpanas sampai larut, kemudian ditambahkan pelarut yang kurang baik
tetes demi tetes sampai timbul kekeruhan. Tambahkan beberapa tetes pelarut yang baik agar
tetes demi tetes sampai timbul kekeruhan. Tambahkan beberapa tetes pelarut yang baik agar
kekeruhannya hilang kemudian disaring.
kekeruhannya hilang kemudian disaring.
3.
3. PenyaringanPenyaringan
Larutan disaring dalam keadaan panas untuk menghilangkan pengotor yang tidak larut. Pe
Larutan disaring dalam keadaan panas untuk menghilangkan pengotor yang tidak larut. Penyaringannyaringan
larutan dalam keadaan panas dimaksudkan untuk memisahkan zat
larutan dalam keadaan panas dimaksudkan untuk memisahkan zat –– zat pengotor yang tidak larutzat pengotor yang tidak larut
atau tersuspensi dalam larutan, seperti debu, pasir, da
atau tersuspensi dalam larutan, seperti debu, pasir, dan lainnya. Agar penyaringan berjalan cepat,n lainnya. Agar penyaringan berjalan cepat,
biasanya digunakan corong Buchner. Jika larutannya mengandung zat
biasanya digunakan corong Buchner. Jika larutannya mengandung zat warna pengotor, makawarna pengotor, maka
sebelum disaring ditambahkan sedikit ( ± 2
sebelum disaring ditambahkan sedikit ( ± 2 % berat ) arang aktif untuk mengadsorbsi zat % berat ) arang aktif untuk mengadsorbsi zat warnawarna
tersebut. Penambahan arang aktif tidak boleh t
tersebut. Penambahan arang aktif tidak boleh terlalu banyak karena dapat mengadsorbsi senyawaerlalu banyak karena dapat mengadsorbsi senyawa
yang dimurnikan.
yang dimurnikan.
4.
4. Pendinginan filtratePendinginan filtrate
Filtrat didinginkan pada suhu kamar sampai terbentuk Kristal. Kadang
Filtrat didinginkan pada suhu kamar sampai terbentuk Kristal. Kadang ––kadang pendinginan inikadang pendinginan ini
dilakukan dalam air es. Penambahan umpan ( seed ) yang berupa Kristal murni ke dalam larutan
dilakukan dalam air es. Penambahan umpan ( seed ) yang berupa Kristal murni ke dalam larutan
atau penggoresan dinding wadah dengan batang pengaduk dapat mempercepat
atau penggoresan dinding wadah dengan batang pengaduk dapat mempercepat rekristalisasi.rekristalisasi.
5.
5. Penyaringan dan pendinginan KristalPenyaringan dan pendinginan Kristal
Apabila proses kristalisasi telah berlangsung sempurna, Kristal yang diperoleh perlu
Apabila proses kristalisasi telah berlangsung sempurna, Kristal yang diperoleh perlu disaring dengandisaring dengan
cepat menggunakan corong Buchner. Kemudian Kristal yang diperoleh dikeringkan dalam eksikator.
cepat menggunakan corong Buchner. Kemudian Kristal yang diperoleh dikeringkan dalam eksikator.
2.
2. AspirinAspirin
Aspirin ( asetosal ) adalah suatu ester dari asam
Aspirin ( asetosal ) adalah suatu ester dari asam asetat dengan asam salisilat. Oleh karena ituasetat dengan asam salisilat. Oleh karena itu
senyawa ini dapat dibuat dengan mereaksikan asam
senyawa ini dapat dibuat dengan mereaksikan asam salisilat dengan anhidrida asam asetatsalisilat dengan anhidrida asam asetat
menggunakan asam sulfat pekat sebagai katalisator.
menggunakan asam sulfat pekat sebagai katalisator.
Asam asetat dengan nama sistematik asam etanoat, CH
Asam asetat dengan nama sistematik asam etanoat, CH33COOH, merupakan cairan tidakCOOH, merupakan cairan tidak
berwarna, berbau tajam, dan berasa asam. Asam asetat larut
berwarna, berbau tajam, dan berasa asam. Asam asetat larut dalam air dan pedalam air dan pelarut organiklarut organik
lainnya. Di dalam air, asam asetat bertindak se
lainnya. Di dalam air, asam asetat bertindak sebagai asam lemah. Asam asetat mendidih padabagai asam lemah. Asam asetat mendidih pada
temperatur 118°C (245°F) dan meleleh pada 17°C
temperatur 118°C (245°F) dan meleleh pada 17°C (62°F). Asam asetat biasanya dibuat dengan(62°F). Asam asetat biasanya dibuat dengan
memfermentasikan alkohol dengan bantuan bakteri, seperti Bacterium aceti. Untuk me
memfermentasikan alkohol dengan bantuan bakteri, seperti Bacterium aceti. Untuk mendapatkanndapatkan
asam asetat yang berkonsentrasi tinggi, biasanya dibuat dengan oksidasi asetaldehida atau
asam asetat yang berkonsentrasi tinggi, biasanya dibuat dengan oksidasi asetaldehida atau dengandengan
mereaksikan methanol dengan karbon monoksida dengan bantuan katalis.
mereaksikan methanol dengan karbon monoksida dengan bantuan katalis.
Asam salisilat dapat ditemukan pada banyak tanaman dalam bentuk metal salisilat dan dapat
Asam salisilat dapat ditemukan pada banyak tanaman dalam bentuk metal salisilat dan dapat
disintesa dari fenol. Asam salisilat memiliki sifat-sifat: b
disintesa dari fenol. Asam salisilat memiliki sifat-sifat: berasa manis, membentuk kristal berwarnaerasa manis, membentuk kristal berwarna
putih, sedikit larut dalam air, meleleh pada 158,5°C
putih, sedikit larut dalam air, meleleh pada 158,5°C ––161°C. Asam salisilat biasanya digunakan161°C. Asam salisilat biasanya digunakan
untuk memproduksi ester dan garam yang cukup penting. Asam salisilat m
untuk memproduksi ester dan garam yang cukup penting. Asam salisilat menjadi bahan bakuenjadi bahan baku
pembuatan aspirin. Sintesa asam salisilat yang terkenal adalah Sintesis Kolbe.
pembuatan aspirin. Sintesa asam salisilat yang terkenal adalah Sintesis Kolbe.
Asam asetil salisilat atau yang lebih
Asam asetil salisilat atau yang lebih dikenal sekarang sebagai aspirin memiliki nama sistematikdikenal sekarang sebagai aspirin memiliki nama sistematik
2
2 ––acetoxybenzoic acid. Aspirin yang merupakan bentuk salah satu aromatic asetat yang palingacetoxybenzoic acid. Aspirin yang merupakan bentuk salah satu aromatic asetat yang paling
dikenal dapat disintesa dengan reaksi esterifikasi gugus hidroksi fenolat dari asam
menggunakan asam asetat. Aspirin memiliki sifat
menggunakan asam asetat. Aspirin memiliki sifat ––sifat sebagai berikut : Mr = 180, titik leleh =sifat sebagai berikut : Mr = 180, titik leleh =
133,4°C, dan titik didih = 140°C.
133,4°C, dan titik didih = 140°C.
Pada pembuatan aspirin, reaksi yang terjadi adalah reaksi esterifikasi.Reaksi
Pada pembuatan aspirin, reaksi yang terjadi adalah reaksi esterifikasi.Reaksi esterifikasiesterifikasi
tersebut dapat dilihat dari gambar di
tersebut dapat dilihat dari gambar di atas, dengan penjelasan sebagai berikut :atas, dengan penjelasan sebagai berikut :
Ester dapat terbentuk salah satunya dengan cara mereaksikan
Ester dapat terbentuk salah satunya dengan cara mereaksikan alkohol dengan anhidrida asam.alkohol dengan anhidrida asam.
Dalam hal ini asam salisilat berperan sebagai alkohol
Dalam hal ini asam salisilat berperan sebagai alkohol karena mempunyai guguskarena mempunyai gugus ––OH, sedangkanOH, sedangkan
asam asetat glacial sebagai anhidrida asam. Ester yang
asam asetat glacial sebagai anhidrida asam. Ester yang terbentuk adalah asam asetil salisilat (terbentuk adalah asam asetil salisilat (
aspirin ). Gugus asetil ( CH3CO
aspirin ). Gugus asetil ( CH3CO–– ) berasal dari asam asetat, sedangkan g) berasal dari asam asetat, sedangkan gugus R-nya berasal dariugus R-nya berasal dari
asam salisilat. Hasil samping reaksi ini adalah asam asetat. Langkah selanjutnya adalah
asam salisilat. Hasil samping reaksi ini adalah asam asetat. Langkah selanjutnya adalah
penambahan asam sulfat pekat yang berfungsi sebagai zat
penambahan asam sulfat pekat yang berfungsi sebagai zat penghidrasi. Telah disebutkan di ataspenghidrasi. Telah disebutkan di atas
bahwa hasil samping dari reaksi asam salisilat dan asam asetat
bahwa hasil samping dari reaksi asam salisilat dan asam asetat glacial adalah asam asetat. Jadi,glacial adalah asam asetat. Jadi,
dapat dikatakan reaksi akan berhenti setelah asam
dapat dikatakan reaksi akan berhenti setelah asam salisilat habis karena adanya asam sulfat pekatsalisilat habis karena adanya asam sulfat pekat
ini.
ini.
Aspirin bersifat analgesik yang efektif sebagai pe
Aspirin bersifat analgesik yang efektif sebagai penghilang rasa sakit. Selain itu, aspirin juganghilang rasa sakit. Selain itu, aspirin juga
merupakan zat anti-inflammatory, untuk mengurangi sakit pada cedera ringan seperti bengkak dan
merupakan zat anti-inflammatory, untuk mengurangi sakit pada cedera ringan seperti bengkak dan
luka yang memerah. Aspirin juga merupakan zat antipiretik yang berfungsi untuk mengurangi
luka yang memerah. Aspirin juga merupakan zat antipiretik yang berfungsi untuk mengurangi
demam. Tiap tahunnya, lebih dari 40 juta
demam. Tiap tahunnya, lebih dari 40 juta pound aspirin diproduksi di Amerika Serikat, sehinggapound aspirin diproduksi di Amerika Serikat, sehingga
rata-rata penggunaan aspirin mencapai 300 tablet untuk setiap pria, wanita serta anak
rata-rata penggunaan aspirin mencapai 300 tablet untuk setiap pria, wanita serta anak-anak setiap-anak setiap
tahunnya. Penggunaan aspirin secara berulang-ulang dapat mengakibatkan pendarahan pada
tahunnya. Penggunaan aspirin secara berulang-ulang dapat mengakibatkan pendarahan pada
lambung dan pada dosis yang cukup b
lambung dan pada dosis yang cukup besar dapat mengakibatkan reaksi seperti mual atau kesar dapat mengakibatkan reaksi seperti mual atau kembung,embung,
diare, pusing dan bahkan berhalusinasi. Dosis rata-rata adalah 0.3-1 gram, dosis yang me
diare, pusing dan bahkan berhalusinasi. Dosis rata-rata adalah 0.3-1 gram, dosis yang mencapai 10-ncapai
10-30 gram dapat mengakibatkan kematian.
30 gram dapat mengakibatkan kematian.
3.
3. Titik LelehTitik Leleh
Yang dimaksud titik leleh suatu senyawa ialah suhu dimana senyawa te
Yang dimaksud titik leleh suatu senyawa ialah suhu dimana senyawa tersebut mulai meleleh.rsebut mulai meleleh.
Senyawa
Senyawa ––senyawa murni suhunya hampir tetap selama meleleh atau disebut senyawa murni suhunya hampir tetap selama meleleh atau disebut juga mempunyai titikjuga mempunyai titik
leleh yang tajam, misalnya 125,5°
leleh yang tajam, misalnya 125,5° - 126° atau 180° - 181°, - 126° atau 180° - 181°, sedangkan untuk cuplikan yang samasedangkan untuk cuplikan yang sama
tetapi tidak murni akan meleleh pada
tetapi tidak murni akan meleleh pada interval suhu yang lebar, missal 123°interval suhu yang lebar, missal 123° ––126° atau 176°126° atau 176° –– 180°.180°.
Pengotoran yang menyebabkan penurunan titik leleh ini mungkin sekali suatu bahan berbentuk
Pengotoran yang menyebabkan penurunan titik leleh ini mungkin sekali suatu bahan berbentuk resinresin
yang tidak diidentifikasi atau senyawa lain yang m
yang tidak diidentifikasi atau senyawa lain yang mempunyai titik leleh lebih rendah atau empunyai titik leleh lebih rendah atau lebihlebih
tinggi dari senyawa utamanya. Bila suatu senyawa A yang murni melel
tinggi dari senyawa utamanya. Bila suatu senyawa A yang murni meleleh pada suhu 150°eh pada suhu 150° –– 151° dan151° dan
senyawa B murni meleleh pada suhu 120°
senyawa B murni meleleh pada suhu 120° ––121°, maka bila senyawa A ditambah senyawa B121°, maka bila senyawa A ditambah senyawa B,,
campuran ini akan meleleh secara tidak tajam pada
campuran ini akan meleleh secara tidak tajam pada daerah suhu di bawah 150°. Sebaliknya biladaerah suhu di bawah 150°. Sebaliknya bila
senyawa B ditambah sedikit senyawa A, campuran ini akan mel
senyawa B ditambah sedikit senyawa A, campuran ini akan meleleh di atas suhu 120°.eleh di atas suhu 120°.
Kriteria kemurnian suatu zat adalah titik lelehnya yang tajam, disamping itu jika
Kriteria kemurnian suatu zat adalah titik lelehnya yang tajam, disamping itu jika kitakita
mempunyai senyawa
mempunyai senyawa –– senyawa baku, maka ditentukan dengan menentukan titik lesenyawa baku, maka ditentukan dengan menentukan titik leleh campuran.leh campuran.
Mula
Mula ––mula senyawabaku ditentukan titik lelehnya kemudian senyawa yang mula senyawabaku ditentukan titik lelehnya kemudian senyawa yang tidak diketahuitidak diketahui
dicampur dengan senyawa baku, lalu titik lelehnya ditentukan lagi. Bila titik leleh campuran sama
dicampur dengan senyawa baku, lalu titik lelehnya ditentukan lagi. Bila titik leleh campuran sama
dengan titik leleh senyawa
dengan titik leleh senyawa baku, berarti senyawa yang tak diketahui itu sama baku, berarti senyawa yang tak diketahui itu sama dengan senyawadengan senyawa
tersebut.
tersebut.
Alat penentu titik leleh ada beberapa macam mulai yang manual hingga digital seperti thiele,
Alat penentu titik leleh ada beberapa macam mulai yang manual hingga digital seperti thiele,
Fisher John Melting point apparatus, blok logam atau
Fisher John Melting point apparatus, blok logam atau dengan system digital.dengan system digital.
3.
3. ALAT dan BAHANALAT dan BAHAN
ALAT ALAT 1. 1. ErlenmeyerErlenmeyer 2. 2. SpatulaSpatula 3.
3. Corong BuchnerCorong Buchner
4.
5.
5. Kompor listrikKompor listrik
6.
6. TermometerTermometer
7.
7. Melting blockMelting block
8.
8. Pipa kapilerPipa kapiler
9.
9. Lumpang + aluLumpang + alu
10.
10. Kaca arlojiKaca arloji
BAHAN
BAHAN
1.
1. Asam salisilatAsam salisilat
2.
2. Asam asetat glacialAsam asetat glacial
3.
3. Asam sulfat pekatAsam sulfat pekat
4.
4. Etanol 96 %Etanol 96 %
5.
5. Larutan FeClLarutan FeCl33
6.
6. AquadesAquades
5.
5. DATA HASIL PENGAMATANDATA HASIL PENGAMATAN
REKRISTALISASI REKRISTALISASI