• Tidak ada hasil yang ditemukan

Manajemen Poct Dr Lia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Manajemen Poct Dr Lia"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

of

of POINT POINT OF OF CACA RE RE TESTITESTINGNG

(PERTIMBANGAN TEKNOLOGI DAN PENJAMINAN MUTU (PERTIMBANGAN TEKNOLOGI DAN PENJAMINAN MUTU

PEMERIKSAA

PEMERIKSAAN N LABORALABORATORIUM DI TORIUM DI SAMPING PASIEN)SAMPING PASIEN) *Lia G Partakusuma

*Lia G Partakusuma **Luci Liana **Luci Liana *National Cardiovascul

*National Cardiovascular Center ar Center Harapan Kita JakartaHarapan Kita Jakarta ** RSUP Fatmawati Jakarta

** RSUP Fatmawati Jakarta ABSTRAK

ABSTRAK

Pemanfaatan atat-alat

Pemanfaatan atat-alatPoint Of Care TestingPoint Of Care Testing (POCT) (POCT) atau atau alat alat laboratorium laboratorium yangyang dioperasiona

dioperasionalkan lkan di di dekat dekat tempat tempat perawatan perawatan pasien pasien di di luar luar laboratorium laboratorium induk, induk, baik baik didi rawat jalan atau di rawat inap, saat ini semakin meningkat. Tujuan penggunaaan POCT rawat jalan atau di rawat inap, saat ini semakin meningkat. Tujuan penggunaaan POCT adalah m

adalah memperpendemperpendekek Turn Around Time (TAT)Turn Around Time (TAT) sehingga segera dapat digunakan dalam sehingga segera dapat digunakan dalam pengambilan keputusan

pengambilan keputusan dan dan tindakan tindakan medik medik oleh oleh dokter kepada dokter kepada pasien. Beberapapasien. Beberapa pertimbangan dalam pemilihan dan penggunaan alat-alat POCT perlu dipahami, mengingat pertimbangan dalam pemilihan dan penggunaan alat-alat POCT perlu dipahami, mengingat terdapat kelebi

terdapat kelebihan dan kekurangan dalhan dan kekurangan dalam penggunaanam penggunaannya. Pelayanan POCT nya. Pelayanan POCT sudah diatursudah diatur dalam

dalam regulasi regulasi yaitu yaitu Akreditasi Akreditasi Laboratorium Laboratorium Medik Medik ISO ISO 15189, 15189, akreditasi akreditasi rumah rumah sakitsakit (Komite Akreditasi Rumah Sakit/KARS) dan

(Komite Akreditasi Rumah Sakit/KARS) dan Joint Joint Commission Commission InternationalInternational (JCI).(JCI).  Agar manajemen POCT dapat

 Agar manajemen POCT dapat berjalan dengan baiberjalan dengan baik harus ada kebijakan k harus ada kebijakan pelayanan POCTpelayanan POCT dalam bentuk komite atau tim di rumah sakit, dibawah tanggung jawab dokter pengelola dalam bentuk komite atau tim di rumah sakit, dibawah tanggung jawab dokter pengelola laboratorium. Program

laboratorium. Program Quality AssuranceQuality Assurance  mencakup pemantapan mutu internal dan  mencakup pemantapan mutu internal dan eksternal merupakan rutinitas yang wajib dijalankan. Panduan kebijakan, standar prosedur eksternal merupakan rutinitas yang wajib dijalankan. Panduan kebijakan, standar prosedur operasional

operasional, , pemeliharaan pemeliharaan dan dan kalibrasi kalibrasi alat, alat, pelaporan pelaporan hasil, hasil, dokumentasi dokumentasi data data sertaserta keamanan dan keselamatan kerja menjadi hal amat penting yang berpengaruh pada mutu keamanan dan keselamatan kerja menjadi hal amat penting yang berpengaruh pada mutu hasil POCT. Menginga

hasil POCT. Mengingat POCT banyak dioperasit POCT banyak dioperasionalkan juga oleh tenonalkan juga oleh tenaga aga kesehatan lkesehatan lainain yang buka

yang bukan petugas n petugas laboratorilaboratorium/perawaum/perawat dan sut dan sumber kesalmber kesalahan hasil ahan hasil POCT seriPOCT seringng berasal dari

berasal dari ketidak tahuan SDM, ketidak tahuan SDM, maka perlu maka perlu dibuat dibuat program pelatihan terstandar program pelatihan terstandar bagibagi operator.

operator.

Kata Kunci :

(2)

 Alat POCT adalah alat diagnostik laboratorium yang digunakan di luar laboratorium induk untuk penanganan pasien terutama dalam keadaan kedaruratan medis, dimana diperlukan hasil laboratorium yang cepat.

POCT dapat mempersingkat turn around time ( TAT ) pemeriksaan laboratorium yaitu dengan berkurangnya waktu yang diperlukan pada tahap pra analitik dan paska analitik seperti waktu antara permintaan sampai pengambilan sampel, transportasi sampel ke laboratorium, pendaftaran, entry  hasil ke komputer. Kelebihan lain dari alat POCT adalah membutuhkan volum sampel sedikit, dapat dikerjakan setiap saat, dapat dikerjakan oleh tenaga kesehatan lainnya / perawat selain analis laboratorium. Sebaliknya alat POCT juga mempunyai beberapa kelemahan seperti mutunya tidak sebaik alat di laboratorium pusat dalam hal ketepatan, ketelitian, sensitifitas dan spesifisitas. Oleh karena itu hasil yang diperoleh dari alat POCT perlu di konfirmasikan kembali dengan alat di laboratorium induk.  Alat POCT tidak luput dari terjadinya kesalahan baik pada tahap praanalitik, analitik dan paska analitik. Tampaknya mudah dalam mengoperasionalkan alat, tetapi operator perlu memahami dan mematuhi standar prosedur yang telah ditetapkan dalam program pelatihan. Disamping itu perlu diperhatikan pengendalian mutu/ quality assurance, pemeliharaan dan kalibrasi alat, dokumentasi data yang terintegrasi dalam sistem informasi laboratorium

Untuk memperoleh manajemen POCT yang baik, harus ada kebijakan rumah sakit untuk membetuk tim atau komite dibawah tanggung jawab dokter pengelola laboratorium.Komite POCT beranggotakan berbagai disiplin ilmu yang menggunakan alat POCT serta harus ada koordinator yang bertanggung jawab dalam pengelolaan sehari-hari.

KEBIJAKAN POCT

 Ada kebijakan di rumah sakit bahwa pelayanan POCT merupakan pemeriksaan laboratorium sehingga harus dibawah tanggung Jawab pengelola laboratorium. Untuk mengimplementasi pelayanan POCT di rumah sakit sangat perlu untuk berkoordinasi dengan semua pihak yang terlibat dalam pelayanan tersebut. Maka dibentuk Tim/Komite POCT, yang disahkan oleh Direktur. Komite bertanggung jawab secara langsung kepada Direktur untuk seluruh penyelenggaraaan pelayanan POCT . Anggota Komite terdiri dari berbagai disiplin ilmu di rumah sakit yang terlibat dalam POCT seperti klinisi, perawat, dokter Patologi Klinik , Analis laboratorium, konsultan teknis, Bagian Sistem informasi rumah sakit, . perwakilan manajemen rumah sakit . Komite tersebut dikepalai oleh seorang dokter Patologi Klinik. Dalam pemantauan pelaksanaan POCT sehari-hari harus ada seorang koordinator.

Peran dan tanggung jawab Komite POCT meliputi perencanaan pelayanan, pemilihan  jenis pemeriksaan, alat serta metode, penetapan prosedur pemeriksaan , pemantapan mutu, prosedur keamanan dan keselamatan kerja, program pelatihan operator, pemantauan, pengawasan, evaluasi, perbaikan mutu berkesinambungan serta dokumentasi data

Peran dan tanggung jawab koordinator POCT meliputi Identifikasi tipe dan lokasi alat, menginstal alat, membuat prosedur alat, meyakinkan bahwa staf operator sudah mendapat pelatihan, melakukan kontrol mutu alat, pemeliharaan dan kalibrasi alat , monitoring dan evaluasi prosedur serta rekam data dan review kompetensi operator,

(3)

Pelayanan POCT sudah termasuk dalam akreditasi laboratorium medis (ISO 15189) standar 5.2 yaitu “Jika dapat diterapkan, ketentuan yang sama harus dilakukan untuk pengumpulan sampel pasien dan pemeriksaan diluar lokasi laboratorium ( POCT ) dibawah pengelolaan laboratorium “. Menurut komite akreditasi rumah sakit ( KARS ) serta JCI yang termuat pada standar Asesmen Pasien (AP/ AOP 5) bahwa “Laboratorium klinik dan layanan laboratorium lainnya di luar laboratorium diseluruh rumah sakit berada dibawah arahan dan pengawasan kepala laboratorium, serta staf yang melakukan pengujian POCT harus memiliki kualifikasi dan pelatihan untuk melakukan pengujian POCT ”.

LOKASI ALAT POCT

 Alat POCT dapat dipergunakan di tempat pelayanan kesehatan primer, sekunder dan tersier. POCT di tempat layanan primer dapat dilakukan di rumah , tempat praktek dokter, klinik, Puskesmas serta ambulans. Tempat pelayanan kesehatan sekunder dan tersier berada di rumah sakit baik di rawat jalan / poliklinik, ruang gawat darurat, rawat inap (bangsal , ruang rawat intensif : ICU, NICU, PICU, ICCU ), unit hemodialisa, , kamar operasi PERENCANAAN DAN PEMILIHAN ALAT POCT

Dalam perencanaan dan pemilihan alat POCT yang akan dipergunakan harus mempertimbangkan beberapa faktor yaitu jenis pelayananmedis, karakter alat, sumber daya manusia, fasilitas dan lingkungan serta biaya.

a. Pelayanan medis

1. Perbaikan yang diharapkan dalam pelayanan medis terhadap pasien (  urgen)

2. Pemeriksaan yang diperlukan ( misalnya Glukosa darah, keton, analisa gas darah, penanda jantung, koagulasi )

3. Waktu yang diharapkan ( TAT ) 4. Jumlah pemeriksaan

5. Lokasi alat b. Karakter alat

1. Kinerja alat : sensitivitas, spesifisitas, akurasi, presisi, rentang linieritas, stabilitas alat dan reagen, jenis, jumlah dan stabilitas spesimen

2. Kemudahan operasional alat 3. Kecepatan hasil

4. Menu yang tersedia 5. Hail evaluasi alat

6. Daya listrik yang diperlukan

7. Ketahanan alat dalam penggunaan 8. Tersedia kontrol dan kalibrasi

9. Konektivitas alat dan sistem informasi labortorium terintegrasi

10. Adanya sistem error detection, spesimen flagging , interferences warning 

11. Fasilitas keamanan dan keselamatan kerja bagi operatormaupun pasien dalam penggunaan alat

(4)

14. Kemampuan upgrade

15. Keterbatasan alat dan metode c. Sumber daya manusia

1. Tersedianya operator yang kompeten untuk mengoperasionalkan alat 2. Tersedianya pelatihasn bagi calon operator

3. Tersedianya pelatihan berkesinambungan d. Fasilitas dan lingkungan

1. Tersedianya tempat yang memadai untuk alat 2. Tersedianya tempat pembuangan limbah 3. Tersedianya sumber cahaya, listrik, air e. Biaya

1. Harga alat, reagen, bahan kontrol, kalibrator, bahan habis pakai, biaya pemeliharaan 2. Biaya total unutk mengoperasionalkan alat

3. Keuntungan secara ekonomis bagi rumah sakit dan pasien

PELATIHAN DAN KOMPETENSI OPERATOR

Sumber kesalahan yang sering terjadi pada pemeriksaan POCT adalah operator. Operator yang belum mendapatkan pelatihan dan tidak memiliki latar belakang laboratorium , maka pemeriksaan POCT membebani tugas nya karena merupakan tugas tambahan sehingga dapat mempengaruhi mutu hasil pemeriksaan.

Pelatihan perlu diberikan secara rinci kepada semua calon operator . Program pelatihan harus terjadwal dan dilakukan secara berkesinambungan. Hanya operator yang kompeten dan tersertifikasi yang boleh mengoperasionalkan alat POCT

Pada jangka waktu tertentu dilakukan resertifikasi. Bila sebelum jadwal resertifikasi seorang operator dinilai tidak kompeten maka harus m endapat pelatihan ulang .

Materi program pelatihan meliputi : 1. Pengertian tentang POCT

2. Manfaat pemeriksaan 3. Indikasi dan keterbatasan

4. Praanalitik: persiapan pasien, pengumpulan sampel 5. Analitik : metode, alat& reagen, prosedur pemeriksaan 6. Pemantapan mutu: kontrol dan kalibrasi

7. Interpretasi hasil

8. Pelaporan hasil : nilai kritis 9. Panduan kode error

10. Pemeliharaan alat

11. Rekam data / dokumentasi

12. Keamanan dan keselamatan kerja

(5)

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL

Komite POCT menyusun standar prosedur operasional yang meliputi : 1. Tujuan pemeriksaan

2. Prinsip pemeriksaan

3. Spesifikasi kinerja : rentang ukur, linearitas, ketelitian, ketepatan, ketidakpastian pengukuran ( uncertainty ) serta ketelusuran ( traceability )

4. Pra analitik

5. Bahan pemeriksaan 6. Jenis penampung

7. Peralatan dan reagensia 8. Cara kerja

9. Pemantapan mutu internal dan eksternal 10. Interferensi

11. Perhitungan hasil bila perlu 12. Rentang nilai rujukan

13. Validasi dan pelaporan hasil 14. Pelaporan nilai kritis

15. Keamanan dan keselamatan kerja

PEMANTAPAN MUTU ( Quality Assurance )

Pemantapan mutu meliputi identifikasi pasien yang benar, pemilihan jenis tes, jenis spesimen, cara pemeriksaan, pemantapan mutu internal dan eksternal, pencatatan hasil, rekam data. Tujuan pemantapan mutu adalah untuk mendapatkan hasil yang bermutu dan dipercaya.

Pelaksanaan pemantapan mutu internal / survey kontrol dapat dilakukan ;

1. Harian, bila perlu beberapa kali dalam sehari, kecuali bila pemeriksaan tidak dilakukan setiap hari

2. Setiap pergantian operator 3. Sesuai prosedur yang dibuat 4. Setelah melakukan kalibrasi

5. Setiap penggantian nomor lot reagen 6. Setelah penggantian suku cadang

Pemantapan mutu eksternal / uji profisiensi dilaksanakan dengan menggunakan bahan uji dari luar laboratorium untuk menilai kinerja laboratorium. Jika belum tersedia , maka dapat melakukan uji banding dengan laboratorium lain atau melakukan evaluasi dengan membandingkan hasil alat POCT dengan alat laboratorium pusat.

Semua data mutu harus terdokumentasi , dilakukan evaluasi serta dilakukan corrective action bila hasil tidak baik

(6)

Pemeliharaan alat POCT dilakukan secara teratur dengan mengikuti petunjuk dari perusahaan alat secara berjadwal , baik harian, mingguan, bulanan.

Harua disediakan alat cadangan .ubtuk mengantisipasi alat mengalami kerusakan. Jika alat rusak harus diberi label “ sedang rusak “ dan jangan dipergunakan..

Semua berkas pemeliharaan dan service report harus dipelihara dan terdokumentasi PELAPORAN HASIL

Hasil pemeriksaan harus dilaporkan kepada dokter yang menangani pasien dengan menerapkan metode komunikasi yang efektif.. Hasil pemeriksaan yang masuk dalam nilai kritis harus dilaporkan sesegera mungkin ke dokter yang menangani pasien dengan metode komunikasi efektif ( Tulis Baca Konfirmasi Kembali / TBAK )

REKAM DATA

Semua data tentang pelayanan alat POCT termasuk hasil pasien, sertifikat kalibrasi, hasil pemantapan mutu internal, eksternal, pemeliharaan dan perbaikan alat , sertifikat pelatihan operator harus terdokumentasi. Bila mempunyai sistem informasi laboratorium atau rumah sakit, data hasil POCT sebaiknya tersambung ke sistem termasuk billing maupun rekam medis .

Sistem rekam data pasien meliputi :

1. Identitas pasien ( nama , tgl lahir. No.RM ) 2. Nama dokter pengirim

3. Diagnosa

4. Hasil pemeriksaan POCT

5. Waktu pemeriksaan ( tanggal dan jam ) 6. Nama operator

Laporan hasil pasien pemeriksaaan POCT harus ada di dalam rekam medis pasien KEAMANAN DAN KESELAMATAN KERJA

Limbah yang berhubungan dengan pelayanan POCT harus diibuang pada tempat pembuangan yang sesuai. Limbah infeksius dibuang di tempat pembuangan limbah medis (kantong kuning), limbah benda tajam dibuang di tempat pembuangan benda tajam( safety box), serta limbah non medis ke dalam tempat limbah umum (kantong hitam).

Semua bahan pemeriksaan yang berasal dari pasien harus dianggap infeksius, maka operator POCT harus menerapkan kewaspadaan standar dengan menerapkan cuci tangan sebelum tindakan, menggunakan alat pelindung diri (APD) sesuai kebutuhan yaitu baju kerja,sarung tangan bersih disposible, masker, menggunakan lancet disposibleserta melakukan tindakan a dan antiseptik dengan benar.

Referensi

Dokumen terkait

Menurut hasil wawancara dan foto dokumentasi salah satu hajatan pernikahan warga yaitu dalam kegiatan hajatan dirumah Bapak Suyono, prosesi kegiatan hajatan mengalami

Konflik merupakan suatu proses yang dihasilkan dari tindakan ke- lompok atau individu yang dipandang oleh kelompok/individu lain akan mem- punyai akibat yang negatif

Generator shunt mempunyai karakteristik seperti ditunjukkan pada Gambar diatas. $egangan output akan turun lebih banyak untuk kenaikan arus beban yang sama, dibandingkan dengan

Proyek Akhir ini menggunakan metode eksperimen dengan teknik uji laboratorium, variabel yang berpengaruh dalam penelitian ini adalah variabel terikat (macam

Audit merupakan pekerjaan yang dilakukan oleh seorang auditor baik auditor dari Kantor Akuntan Publik, auditor intern, ataupun auditor pemerintahan. Para auditor tentu

SMP yang mengusung nilai-nilai Islam juga begitu banyak, namun untuk dapat berkompetisi dengan lembaga lainnya penetapan posisi pasar yang dilakukan SMP Muhammadiyah

5.pasien dewasa mengeluh ada luka di kemaluan. !walnya hanya bintik kemerahan. %esi ; ulkus yang nyeri, multiple, kotor, bergaung, dasar ulkus rapuh.  hari yg lalu

Dari penjelasan diatas, dapat kita ketahui bahwa keharmonisan dalam keluarga sangat mendukung terhadap terciptanya generasi berkualitas. Keduanya memiliki