BAB I
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
1.
1.1.1. LaLatatar r BeBelalakakangng
Infeksi saluran napas bawah masih tetap merupakan masalah utama dalam Infeksi saluran napas bawah masih tetap merupakan masalah utama dalam bidang
bidang kesehatan, kesehatan, baik baik di di negara negara yang yang sedang sedang berkembang berkembang maupun maupun yang yang sudahsudah ma
majuju. . LaLapoporan ran WHWHO O tahtahun un 20200 0 memenynyebuebutktkan an babahwhwa a pepenynyebebab ab kekemamatiatiann ter
tertintinggi ggi akiakibat bat penpenyayakit kit infinfekseksi i di di dundunia ia adaadalah lah infinfeksi eksi salsalurauran n napnapas as akuakutt termasuk pneumonia dan influen!a. Insidensi pneumonia komuniti di "merika termasuk pneumonia dan influen!a. Insidensi pneumonia komuniti di "merika adalah 2 kasus per 000 orang per tahun dan merupakan penyebab kematian adalah 2 kasus per 000 orang per tahun dan merupakan penyebab kematian utama akibat infeksi pada orang dewasa di negara itu. "ngka kematian akibat utama akibat infeksi pada orang dewasa di negara itu. "ngka kematian akibat pneumonia di
pneumonia di "merika adalah 0 #."merika adalah 0 #. $2%$2%
&i "merika dengan 'ara in(asif pun penyebab pneumonia hanya ditemukan &i "merika dengan 'ara in(asif pun penyebab pneumonia hanya ditemukan )0#. *enyebab pneumonia sulit ditemukan dan memerlukan waktu beberapa hari )0#. *enyebab pneumonia sulit ditemukan dan memerlukan waktu beberapa hari untuk mendapatkan hasilnya, sedangkan pneumonia dapat menyebabkan kematian untuk mendapatkan hasilnya, sedangkan pneumonia dapat menyebabkan kematian bila
bila tidak tidak segera segera diobati, diobati, maka maka pada pada pengobatan pengobatan awal awal pneumonia pneumonia diberikandiberikan antibiotika se'ara empiris.
antibiotika se'ara empiris.$%$%
Hasil +ur(ei esehatan
Hasil +ur(ei esehatan -umah a-umah angga &epkes tahun 200, penyakit infeksingga &epkes tahun 200, penyakit infeksi salu
saluran ran napnapas as bawbawah ah menmenempempati ati uruurutan tan ke/ke/2 2 sebasebagai gai penpenyebyebab ab kemkematiaatian n didi Indonesia. &i +1 *aru -+* *ersahabatan tahun 200 infeksi juga merupakan Indonesia. &i +1 *aru -+* *ersahabatan tahun 200 infeksi juga merupakan penyakit paru utama, )3 # diantara penderita
penyakit paru utama, )3 # diantara penderita rawat jalan adalah rawat jalan adalah kasus infeksi dankasus infeksi dan ,4 # diantaranya kasus nontuberkulosis, pada penderita rawat inap )3,3 # ,4 # diantaranya kasus nontuberkulosis, pada penderita rawat inap )3,3 # kasus infeksi dan
kasus infeksi dan 5,4 # 5,4 # diantdiantaranyaranya a kasus nontubekasus nontuberkulorkulosis. &i sis. &i -+* H. "dam-+* H. "dam
aalliik k eeddaan n ))66,,3 3 # # kkasasuus s iinnffeekkssi i ddan an 2233,,4 4 # # ddiiaannttararaannyya a iinnffekeksisi nontuberkulosis. &i -+& &r. +oetomo +urabaya didapatkan data sekitar 30 nontuberkulosis. &i -+& &r. +oetomo +urabaya didapatkan data sekitar 30 pneumonia
pneumonia komuniti komuniti dengan dengan angka angka kematian kematian antara antara 20/6) 20/6) #. #. *neumonia*neumonia komu
komuniti niti mendmenduduki peringkat keempat uduki peringkat keempat dan sepuluh dan sepuluh penypenyakit akit terbanyterbanyak ak yangyang dirawat pertahun. dirawat pertahun. $), 4%$), 4%
BAB II
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Definisi2.1. Definisi
+e'ara kinis pneumonia didefinisikan sebagai suatu peradangan paru yang +e'ara kinis pneumonia didefinisikan sebagai suatu peradangan paru yang disebabkan oleh mikroorganisme $bakteri, (irus, jamur, parasit%. *neumonia yang disebabkan oleh mikroorganisme $bakteri, (irus, jamur, parasit%. *neumonia yang d
diisesebbaabbkkaan n oolleehh Mycobacterium Mycobacterium tutubbererccululoosisiss titidadak k tertermamasusuk. k. +e+edadangngkakann peradangan paru yang
peradangan paru yang disebabkan oleh disebabkan oleh nonmikroorgnonmikroorganisme $bahan anisme $bahan kimia, radiasi,kimia, radiasi, aspirasi bahan toksik, obat/obatan dan lain/lain% disebut pneumonitis.
aspirasi bahan toksik, obat/obatan dan lain/lain% disebut pneumonitis. $2%$2%..
Gamar 1.
Gamar 1. *enyakit *neumonia *enyakit *neumonia
2.2. E!i"emi#l#gi 2.2. E!i"emi#l#gi
Infeks
Infeksi .i . Pnemonia Pnemonia dapat dijumpai di seluruh dunia dan bersifat endemik. dapat dijumpai di seluruh dunia dan bersifat endemik. *re(alensi kasus yang paling banyak dijumpai biasanya
*re(alensi kasus yang paling banyak dijumpai biasanya pada musim panas sampaipada musim panas sampai ke awal musim gugur yang dapat berlangsung satu sampai dua tahun. Infeksi ke awal musim gugur yang dapat berlangsung satu sampai dua tahun. Infeksi tersebar luas dari satu orang ke orang lain dengan per'ikan air liur $droplet% tersebar luas dari satu orang ke orang lain dengan per'ikan air liur $droplet% sewaktu batuk. Itulah sebabnya infeksi kelihatan menyebar lebih mudah antara sewaktu batuk. Itulah sebabnya infeksi kelihatan menyebar lebih mudah antara populasi
populasi yang yang padat padat manusianya manusianya misalnya misalnya di di sekolah, sekolah, asrama, asrama, pemukiman pemukiman yangyang padat dan 'amp militer.
padat dan 'amp militer.$3%$3%
WHO
WHO memmemperperkirakirakan kan bahbahwa wa hinhingggga a jutjuta a kemkematiaatian n disdisebaebabkabkan n oleolehh bakteri
bakteri Streptococcus pneumoniaeStreptococcus pneumoniae, dan lebih dari 70# dari kematian ini terjadi di, dan lebih dari 70# dari kematian ini terjadi di neg
negara/ara/negnegara ara berberkemkembanbang. g. emematiaatian n akiakibat bat pnepneumoumonia nia umumumnumnya ya menmenuruurunn dengan usia sampai dewasa akhir. Lansia juga berada pada risiko tertentu untuk dengan usia sampai dewasa akhir. Lansia juga berada pada risiko tertentu untuk pneumonia
pneumonia dan dan kematian kematian terkait terkait penyakit penyakit lainnya. lainnya. &i &i Inggris, Inggris, kejadian kejadian tahunantahunan dari pneumonia adalah sekitar 4 kasus untuk setiap 000 orang untuk kelompok dari pneumonia adalah sekitar 4 kasus untuk setiap 000 orang untuk kelompok
2 2
usia 3/67. 8agi mereka 9) tahun lebih dari usia, ini meningkat menjadi 9) kasus untuk setiap 000 orang. +ekitar 20/50# indi(idu yang memerlukan kontrak pneumonia masuk rumah sakit yang antara )/0# diterima ke nit perawatan
kritis. &emikian pula, angka kematian di Inggris adalah sekitar )/0#. Indi(idu/ indi(idu ini juga lebih 'enderung memiliki episode berulang dari pneumonia. Orang/orang yang dirawat di rumah sakit untuk alasan apapun juga beresiko tinggi untuk pneumonia. $%
2.$. Eti#l#gi
*neumonia dapat disebabkan oleh berbagai ma'am mikroorganisme, yaitu bakteri, (irus, jamur dan proto!oa. *neumonia komuniti yang diderita oleh masyarakat luar negeri banyak disebabkan bakteri :ram *ositif, sedangkan pneumonia di rumah sakit banyak disebabkan bakteri :ram ;egatif sedangkan pneumonia aspirasi banyak disebabkan oleh bakteri anaerob. "khir/akhir ini laporan dari beberapa kota di Indonesia menunjukkan bahwa bakteri yang ditemukan dari pemeriksaan dahak penderita pneumonia komuniti adalah bakteri :ram ;egatif.$2%
Bakteri
"gen penyebab pneumonia dibagi menjadi organisme :ram *ositif atau :ram ;egatif seperti< Streptococcus pneumoniae $pnemokokus%, Streptococcus piogenes, Staphylococcus aureus, Klebsiela pneumonia, Legionella, Haemophilus
influenza.$9%
%ir&s
Influenza virus, Parainfluenza virus, Syncytial adenovirus, chicen!po" $'a'ar air%, #hinovirus, Sitomegalovirus, $irus herpes simples, Hanta virus.$9%
'&ngi
%spergilus, &iomisetes, 'lastomisetes dermatitidis, Histoplasma apsulatum. $9%
As!irasi
akanan, kerosene $bensin, minyak tanah%, 'airan amnion, benda asing. $9%
Tael 1. *enyebab *enemonia &an enapa 8isa erjadi. $5%
8akteri *enumonia akibat bakteri ini biasanya terjadi setelah flu, demam, atau I+*" yang menurunkan system imunitas tubuh. +istem imunitas yang lemah menjadi keadaan yang baik untuk bakteri berkembang biak di paru, dan menimbulkan penyakit.
8erma'am/ma'am bakteri dapat menyebabkan pneumonia, yang tersering adalah Streptococcus pneumoniae $pneumo'o''us% dapat disebarkan apabila orang yang terinfeksi batuk, bersin, atau menyentuh objek dengan tangan yang terkontaminasi. *neumonia akibat bakteri ini dapat menjadi lebih serius bila dibandingkan dengan pneumonia akibat (irus. =irus 8erma'am/ma'am (irus dapat menyebabkan pneumonia.
>ontohnya termasu influenza, chicenpo", herpes simple", and respiratory syncytial virus $-+=%. =irus dapat ditularkan antar manusia ke manusia lain melalui batuk, bersin atau menyentuh objek dengan tangan yang terkontaminasi yang berkontak dengan 'airan dari orang yang terinfeksi.
?amur 8erma'am/ma'am jamur dapat menyebabkan pneumonia. @ang paling sering adalah jamur yang terhirup dari udara luarA
lingkungan.
"spirasi *neumonia aspirasi terjadi apabila materiA bahan/bahan dalam lambung atau benda asing terhirup masuk ke saluran pernafasan, menyebabkan 'edera, infeksi atau penyumbatan.
abel . ikroorganisme penyebab pneumonia menurut umur dengan terjadinya infeksi. 5
Um&r Pen(ea (ang sering Pen(ea (ang )arang
Lahir/20 hari 8akteria
• (scherichia colli • :roup 8 strepto'o''i • Listeria monocytogenes
8akteria
• :roup & strepto'o''i • Haemophillus influenzae • Streptococcus pneumoniae • )reaplasma urealyticum
=irus
• >ytomegalo(irus • Herpes simpleB (irus
6 minggu C 6 bulan 8akteria • *lamydia trachomatis • Streptococcus pneumoniae =irus • -espiratory syn'ytial (irus • Influen!a (irus
• *ara influen!a (irus
,2 and 6 • "deno(irus 8akteria • 'ordetella pertusis • Haemophillusinfluenza type 8 D non typeable • Mo"arella catarrhalis • Staphylococcus aureus • )reaplasma urealyticum =irus • >ytomegalo(irus 5 bulan C ) tahun 8akteria • Streptococcus pneumoniae • *lamydia pneumoniae • Mycoplasma pneumoniae =irus • -espiratory syn'ytial (irus • Influen!a (irus • *arainfluen!a (irus • -hino(irus • "deno(irus • easles 8akteria
• Haemophillus influenza type 8 • Mo"arella catarrhalis
• +eisseria meningitis • Staphylococcus aureus
=irus
• =ari'ella !oster (irus
) tahun C dewasa 8akteria
• *lamydia pneumonia • Mycoplasma pneumonia • Streptococcus
pneumoniae
8akteria
• Haemophillus influenza type 8 • Legionella species
• Staphylococcus aureus
=irus
• "deno(irus • Epstein barr (irus • Influen!a (irus • *arainfluen!a (irus
• -hino(irus
• -espiratory syn'ytial (irus • =ari'ella !oster (irus
abel 2. ikroorganisme penyebab pneumonia menurut keadaan klinis terjadinya infeksi. 5
• Communityy-acquired acute pneumonia Streptococcus pneumonia
Haemophilus influenzae Mora"ella catarrhalis
Staphylococcus aureus Legionella pneumophila
Enteroba'teria'eae $ Klebsiella pneumoniae% and Pseudomonas spp. • Community-acquired atypical pneumonia
Mycoplasma pneumonia
*hlamydia spp. $*. pneumoniae, *. psittaci, *. trachomatis% *o"iella burnetii $F fe(er%
=iruses< respiratory syn'ytial (irus, parainfluen!a (irus $'hildren%G influen!a " and 8 $adults%G adeno(irus
$military re'ruits%G +"-+ (irus
• Hospital-acquired pneumonia
:ram/negati(e rods, Enteroba'teria'eae $ Klebsiella spp., Serratia marcescens, (scherichia coli% and
Pseudomonas spp.
Staphylococcus aureus $usually peni'illin resistant% Pne&m#nia kr#nis
+ocardia %ctinomyces
:ranulomatous< Mycobacterium tuberculosis and atypi'al my'oba'teria, Histoplasma capsulatum,
*occidioides immitis, 'lastomyces dermatitidis
2.* Klasifikasi Pne&m#nia . +en&r&t sifatn(a,
a. *neumonia primer, yaitu radang paru yang terserang pada orang yang tidak mempunya faktor resiko tertentu. uman penyebab utama yaitu Staphylococcus pneumoniae $ pneumokokus%, Hemophilus influenzae, juga =irus penyebab infeksi pernapasan$ Influen!a, *arainfluen!a, -+=%. +elain itu juga bakteri pneumonia yang tidak khas$ atypi'al% yaitu mykoplasma, 'hlamydia, dan legionella.
b. *neumonia sekunder, yaitu terjadi pada orang dengan faktor predisposisi, selain penderita penyakit paru lainnnya seperti >O*&, terutama juga bagi mereka yang mempunyai penyakit menahun seperti diabetes mellitus, HI=, dan kanker,dll. 2
2. Ber"asarkan K&man !en(ea
a. *neumonia bakterial A tipikal. &apat terjadi pada semua usia. 8eberapa bakteri mempunyai tendensi menyerang sesorang yang peka, misalnya lebsiella pada penderita alkoholik,+taphyllo'o''us pada penderita pas'a infeksi influen!a.
b. *neumonia atipikal, disebabkan y'oplasma, Legionella dan >hlamydia '. *neumonia (irus, disebabkan oleh (irus -+=, Influen!a (irus
d. *neumonia jamur sering merupakan infeksi sekunder. *redileksi terutama pada penderita dengan daya tahan lemah $immuno'ompromised%. )
$. Ber"asarkan klinis "an e!i"emi#l#gi
a. *neumonia komuniti $>ommunity/a'Juired pneumoniaK >"*% pneumonia yang terjadi di lingkungan rumah atau masyarakat, juga termasuk pneumonia yang terjadi di rumah sakit dengan masa inap kurang dari 53 jam. )
b. *enumonia nosokomial $Hospital/a'Juired *neumoniaK H"*% merupakan pneumonia yang terjadi di rumah sakit, infeksi terjadi setelah 53 jam
berada di rumah sakit. uman penyebab sangat beragam, yang sering di temukan yaitu Staphylococcus aureus atau bakteri dengan gramm negatif lainnya seperti (.coli, Klebsiella pneumoniae, Pseudomonas aeroginosa, Proteus, dll. ingkat resistensi obat tergolong tinggi untuk bakteri penyebab H"*. 4
'. *neumonia aspirasi
. Ber"asarkan l#kasi infeksi
a. *neumonia lobaris. +ering pada pneumania bakterial, jarang pada bayi dan orang tua. *neumonia yang terjadi pada satu lobus atau segmen kemungkinan sekunder disebabkan oleh obstruksi bronkus misalnya< pada aspirasi benda asing atau proses keganasan. &i bawah ini gambar
foto radiologi pada pneumonia lobaris<
b. 8ronkopneumonia. &itandai dengan ber'ak/ber'ak infiltrat pada lapangan paru. &apat disebabkan oleh bakteria maupun (irus. +ering pada bayi dan orang tua. ?arang dihubungkan dengan obstruksi bronkus. &i bawah ini gambar foto thoraB bronkopneumonia<
c. Pneumonia interstisial
erutama pada jaringan penyangga, yaitu interstitial dinding bronkus dan peribronkil. *eradangan dapat ditemumkan pada infeksi (irus dan
my'oplasma. erjadi edema dinding bronkioli dan juga edema jaringan interstisial prebronkial. -adiologis berupa bayangan udara pada al(eolus masih terlihat, diliputi perselubungan yang tidak merata.
2.. Pat#fisi#l#gi
&alam keadaan sehat, tidak terjadi pertumbuhan mikroornagisme di paru. eadaan ini disebabkan oleh mekanisme pertahanan paru. "pabila terjadi ketidakseimbangan antara daya tahan tubuh, mikroorganisme dapat berkembang biak dan menimbulkan penyakit. $2%
-esiko infeksi di paru sangat tergantung pada kemampuan mikroorganisme untuk sampai dan merusak permukaan epitel saluran napas. "da beberapa 'ara mikroorganisme men'apai permukaan <
. Inokulasi langsung
2. *enyebaran melalui pembuluh darah 6. Inhalasi bahan aerosol
5. olonisasi dipermukaan mukosa. $2%
&ari keempat 'ara tersebut diatas yang terbanyak adalah se'ara olonisasi. +e'ara inhalasi terjadi pada infeksi (irus, mikroorganisme atipikal, mikrobakteria atau jamur. ebanyakan bakteri dengan ukuran 0,) /2,0 m melalui udara dapat men'apai bronkus terminal atau al(eol dan selanjutnya terjadi proses infeksi. 8ila terjadi kolonisasi pada saluran napas atas $hidung, orofaring% kemudian terjadi aspirasi ke saluran napas bawah dan terjadi inokulasi mikroorganisme, hal ini merupakan permulaan infeksi dari sebagian besar infeksi paru. "spirasi dari sebagian ke'il sekret orofaring terjadi pada orang normal waktu tidur $)0 #% juga pada keadaan penurunan kesadaran, peminum alkohol dan pemakai obat $drug
abuse%$2%
+ekresi orofaring mengandung konsentrasi bakteri yang tinggi 0 3/0Aml, sehingga aspirasi dari sebagian ke'il sekret $0,00/, ml% dapat memberikan titer inokulum bakteri yang tinggi dan terjadi pneumonia $2%
*ada pneumonia mikroorganisme biasanya masuk se'ara inhalasi atau aspirasi. mumnya mikroorganisme yang terdapat disaluran napas bagian atas sama dengan di saluran napas bagian bawah, akan tetapi pada beberapa penelitian tidak ditemukan jenis mikroorganisme yang sama $2%
8ila pertahanan tubuh tidak kuat maka mikroorganisme dapat melalui jalan nafas sampai ke al(eoli yang menyebabkan radang pada dinding al(eoli dan jaringan sekitarnya. +etelah itu mikroorganisme tiba di al(eoli membentuk suatu proses peradangan yang meliputi empat stadium, yaitu<
. +tadium I $5 C 2 jam pertamaA kongesti%
&isebut hiperemia, menga'u pada respon peradangan permulaan yang berlangsung pada daerah baru yang terinfeksi. Hal ini ditandai dengan peningkatan aliran darah dan permeabilitas kapiler di tempat infeksi. Hiperemia ini terjadi akibat pelepasan mediator/mediator peradangan dari sel/ sel mast setelah pengaktifan sel imun dan 'edera jaringan. ediator/mediator tersebut men'akup histamin dan prostaglandin. &egranulasi sel mast juga mengaktifkan jalur komplemen. omplemen bekerja sama dengan histamin dan prostaglandin untuk melemaskan otot polos (askuler paru dan peningkatan permeabilitas kapiler paru. Hal ini mengakibatkan perpindahan eksudat plasma ke dalam ruang interstisium sehingga terjadi pembengkakan dan edema antar kapiler dan al(eolus. *enimbunan 'airan di antara kapiler dan al(eolus meningkatkan jarak yang harus ditempuh oleh oksigen dan karbondioksida maka perpindahan gas ini dalam darah paling berpengaruh dan sering mengakibatkan penurunan saturasi oksigen hemoglobin. $6%
2. +tadium II $53 jam berikutnya%
&isebut hepatisasi merah, terjadi sewaktu al(eolus terisi oleh sel darah merah, eksudat dan fibrin yang dihasilkan oleh penjamu $host% sebagai bagian dari reaksi peradangan. Lobus yang terkena menjadi padat oleh karena adanya penumpukan leukosit, eritrosit dan 'airan, sehingga warna paru menjadi merah dan pada perabaan seperti hepar, pada stadium ini udara al(eoli tidak ada atau sangat minimal sehingga anak akan bertambah sesak, stadium ini berlangsung sangat singkat, yaitu selama 53 jam.$6%
6. +tadium III $6 C 3 hari%
&isebut hepatisasi kelabu yang terjadi sewaktu sel/sel darah putih mengkolonisasi daerah paru yang terinfeksi. *ada saat ini endapan fibrin
terakumulasi di seluruh daerah yang 'edera dan terjadi fagositosis sisa/sisa sel. *ada stadium ini eritrosit di al(eoli mulai diresorbsi, lobus masih tetap padat karena berisi fibrin dan leukosit, warna merah menjadi pu'at kelabu
dan kapiler darah tidak lagi mengalami kongesti. $6%
5. +tadium I= $9 C hari%
&isebut juga stadium resolusi yang terjadi sewaktu respon imun dan peradangan mereda, sisa/sisa sel fibrin dan eksudat lisis dan diabsorsi oleh
makrofag sehingga jaringan kembali ke strukturnya semula. $6%
2./. Diagn#sa . :ambaran klinis
a. "namnesis
:ambaran klinik biasanya ditandai dengan demam, menggigil, suhu tubuh meningkat dapat melebihi 50>, batuk dengan dahak mukoid atau purulen kadang/kadang disertai darah, sesak napas dan nyeri dada.
8isa juga ditujukan untuk mengetahui kemungkinan kuman penyebab yang berhubungan dengan faktor infeksi<
• E(aluasi faktor predisposisi <
**O < H. Influenza
*enyakit kronik < lebih dari satu kuman
kejang A tidak sadar < aspirasi :ram negatif, anaerob
*enurunan imunitas < gram negatif
e'anduan obat bius < staphylococcus • 8edakan lokasi infeksi
* < S. Pneumoniae, H. Influenza, M. Pneumoniae
-umah jompo *; < Staphylococcus aureus • sia pasien 8ayi < (irus uda < M. Pneumoniae &ewasa < S. Pneumoniae
• "witan
>epat, akut, dengan rusty coloured sputum < S. Pneumoniae
*erlahan, batuk dengan dahak sedikit < M. Pneumoniae b. *emeriksaan fisik
emuan pemeriksaan fisis dada tergantung dari luas lesi di paru. *ada inspeksi dapat terlihat bagian yang sakit tertinggal waktu bernapas, pasa palpasi fremitus dapat mengeras, pada perkusi redup, pada auskultasi
terdengar suara napas bronko(esikuler sampai bronkial yang mungkin disertai ronki basah halus, yang kemudian menjadi ronki basah kasar pada stadium resolusi $2%
2. *emeriksaan penunjang a. &arah lengkap
*ada pasien dengan aspirasi bakteri anaerob patogen mungkin ditemukan peningkatan leukosit, netrofilia, anemia, dan trombositosis. *ada pasien dengan pneumonia aspirasi kimia mungkin ditemukan peningkatan leukosit dan netrofilia.
b. "nalisis gas darah
"nalisis gas darah digunakan untuk mengetahui status oksigenasi dan pH dan sebagai informasi tambahan untuk menuntun berapa oksigen yang diberikan. *ada pasien pneumonia aspirasi didapatkan hipoksemia akut dan tekanan karbon dioksida yang normal atau rendah dengan alkalosis respiratori. ingkat laktat $sering dihubungkan dengan gas darah% dapat digu
'. Elektrolit darah, ureum, dan kreatini
Ini diperlukan untuk menilai status 'airan dan kebutuhan intra(ena hidrasi. Ini terutama pada pasien dengan edma, muntah, atau diare yang bisa mengakibatkan kehilangan 'airan. ini juga dapat menilai dampak organ pada pasien dengan sepsis dan syok sepsis
d. ultur darah
Ini dilakukan untuk men/ screening dari bakteremia. *ada keadaan pneumonia uncomplicated $tidak ada tanda dari sepsis atau syok sepsis%.
ultur darah dianjurkan dilakukan saat terapi awal.
e. ultur sputum
Ini digunakan untuk menentukan bakteri patogen yang menginfeksi dan terapi yang akan diberikan.
f. -ontgen toraks
*emeriksaan yang penting untuk pneumonia pada keadaan yang tidak jelas adalah foto polos dada. 1oto thoraks $*"Alateral% merupakan pemeriksaan penunjang utama untuk menegakkan diagnosis. :ambaran radiologis dapat berupa infiltrat sampai konsolidasi dengan air bron'hogram, penyebaran bronkogenik dan interstitial dengan atau tanpa disertai gambaran ka(iti pada segmen paru yang terinfeksi. :ambaran lusen disertai dengan infiltrat menunjukkan nekrotik pneumonia. "ir fluid le(el mengindikasikan abses paru atau fistula bronkopleura.+udut 'ostofreni'us yang blunting dan
menis'us yang positif menunjukkan para pneumoni' pleural effusion.2,6
g. +:
+: dilakukan untuk mengkonfirmasi dan mengetahui lokasi dari pleural efusi sebagai komplikasi dari pneumonia aspirasi. 2,6
h. > +'an
> s'an toraks tidak dibutuhkan pada semua kasus pneumonia aspirasi. Ini dibutuhkan untuk mengetahui karakteristik dari efusi pleura atau empiema, seperti mendeteksi nekrosis dengan infiltrate, 'a(itas, dan lokasi dari efusi pleura. > s'an memberikan keterangan yang lebih baik tentang daerah yang terkena dan digunakan untuk melihat abnormalitas dari paru karena abnormalitas pleura. 2,6
i. 8ronkoskopi
8ronkoskopi diindikasikan kepada pasien pneumonia aspirasi ketika teraspirasi makanan atau benda dari luaar. 8ronkoskopi dengan sikat pelindung dan kateter pelindung digunakan untuk mendapatkan bakteri patogen dari infeksi pneumonia dan membantu untuk menentukan terapi
antibioti'. j. orakosintesis
orakosintesis adalah tindakan diagnostik dan terapi diaman 'airan $atau udara% dikeluarkan dari pleura dan dinding dada. "nalisis dari spe'imen dapat
membantu menentukan penyebab yang mendasari dari efusi pleura. +ebelum dan sesudahnya perlu dilakukan rontgen toraks untuk melihat kemungkinan komplikasi dari torakosintesis. 2,6
&ibawah ini beberapa kriteria diagnostik pneumonia nosokomial menurut >&><
2.0. Diagn#sa Ban"ing
. uber'ulosis *aru $8%, adalah suatu penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh . tuber'ulosis. ?alan masuk untuk organism . tuber'ulosis adalah saluran pernafasan, saluran pen'ernaan. :ejala klinis 8 antara lain batuk lama yang produktif $durasi lebih dari 6 minggu%, nyeri dada, dan hemoptisis dan gejala sistemik meliputi demam, menggigil, keringat malam, lemas, hilang nafsu makan dan penurunan berat badan. $5%
2. "telektasis, adalah istilah yang berarti pengembangan paru yang tidak sempurna dan menyiratkan arti bahwa al(eolus pada bagian paru yang terserang tidak mengandung udara dan kolaps. $5%
6. *hronic bstructive Pulmonary -isease $>O*&%, adalah suatu penyumbatan menetap pada saluran pernafasan yang disebabkan oleh emfisema atau bronkitis kronis. >O*& lebih sering menyerang laki/laki dan sering berakibat fatal. >O*& juga lebih sering terjadi pada suatu keluarga, sehingga diduga ada faktor yang dirurunkan. $5%
5. 8ron'hitis, adalah suatu peradangan pada bronkus $saluran udara ke paru/ paru%. *enyakit bron'hitis biasanya bersifat ringan dan pada akhirnya akan sembuh sempurna. etapi pada penderita yang memiliki penyakit menahun $misalnya penyakit jantung atau penyakit paru/paru% dan pada usia lanjut, bron'hitis bisa bersifat serius.$5%
). "sma bronkial, adalah penyakit yang ditandai dengan penyempitan saluran pernapasan, sehingga pasien yang mengalami keluhan sesak napasAkesulitan bernapas. ingkat keparahan asma ditentukan dengan mengukur kemampuan paru dalam menyimpan oksigen. akin sedikit oksigen yang tersimpan berarti
semakin buruk kondisi asma. $7%
2.. Penatalaksanaan
*engobatan terdiri atas antibiotik dan pengobatan suportif. *emberian antibiotik pada penderita pneumonia sebaiknya berdasarkan data mikroorganisme dan hasil uji kepekaannya, akan tetapi karena beberapa alasan yaitu <
. *enyakit yang berat dapat mengan'am jiwa
2. 8akteri patogen yang berhasil diisolasi belum tentu sebagai penyebab pneumonia.
6. Hasil pembiakan bakteri memerlukan waktu$2%
*engobatan *neumoni dibagi menjadi dua antara lain < a. *neumoni omunitas
elompok I < pasien berobat jalan tanpa riwayat penyakit jantung paru dan tanpa adanya faktor peubah $resiko pneumokokkus resisten, infeksi gram negatif, resiko infeksi *. "eruginosa/-*".
elompok II < pasien berobat jalan dengan riwayat penyakit jantung paru dengan atau tanpa adanya faktor peubah.
elompok IIIa. < pasien dirawat di -+ diluar I>.
elompok IIIb. < pasien tidak disertai tidak disertai penyakit jantung C pare dan tidak ada faktor pengubah.
elompok I= < pasien dirawat di I> $ a. anpa resiko persisten *. "eruginosa/-*" dan b. &engan resiko%.
b. *neumoni ;osokomial
*emberian terapi empirik antibiotik awal untuk pneumonia nosokomial yang tidak disertai faktor resiko untuk patogen resisten jamak, dengan onset dini pada semua tingkat berat sakit adalah dengan antibiotik spektrum terbatas <
"tau dengan menggunakan antibiotik spektrum luas <
*emberian antibiotik harus diberikan sesegera mungkin. ?ika ada faktor resiko resistensi maka antibiotik diberikan se'ara kombinasi, jika tidak ada resiko maka diberikan monoterapi.
odifikasi antibiotik biasanya diberikan setelah didapat hasil bakteriologik dari bahan sputum atau darah. -espon terhadap antibiotik
die(aluasi dalam 92 jam.
2.. K#m!likasi
omplikasi biasanya sebagai hasil langsung dari penyebaran bakteri dalam rongga thoraB $seperti efusi pleura, empiema dan perikarditis% atau penyebaran bakteremia dan hematologi. eningitis, artritis supuratif, dan osteomielitis adalah
komplikasi yang jarang dari penyebaran infeksi hematologi. $2%
*neumonia biasanya dapat obati dengan baik tanpa menimbulkan komplikasi. 8agaimanapun, komplikasi dapat terjadi pada beberapa pasien terutama penderita yang termasuk ke dalam kelompok resiko tinggi $faktor risiko%.
"kumulasi 'airan< 'airan dapat menumpuk diantara pleura dan bagian bawah dinding dada $disebut efusi pleura% dan dapat pula terjadi empiema. >hest
tube $atau drainage se'ara bedah% mungkin dibutuhkan untuk mengeluarkan 'airan.$%
"bses< pengumpulan pus $nanah% pada area yang terinfeksi pneumonia disebut dengan abses. 8iasanya membaik dengan terapi antibiotik, namun meskipun jarang terkadang membutuhkan tindakan bedah untuk membuangnnya.
8akteremia< 8anteremia mun'ul bila infeksi pneumonia menyebar dari paru masuk ke peredaran darah. Ini merupakan komplikasi yang serius karena infeksi dapat menyebar dengan 'epat melaui peredaran darah ke organ/organ lain. $%
ematian< walaupun sebagian besar penderita dapat sembuh dari pneumonia, pada beberapa kasus dapat menjadi fatal. urang dari 6# penderita yang dirawat di rumah sakit dan kurang dari # penderita yang dirawat di rumah meninggal dunia oleh peneumonia atau komplikasinya. $%
2.13. Pr#gn#sis
*rognosis penyakit pneumonia se'ara umum baik, tergantung dari kuman penyebab dan penggunaan antibiotika yang tepat serta adekuat. *erawatan yang baik serta intensif sangat mempengaruhi prognosis penyakit pada penderita yang
dirawat.$5%
. *neumonia omunitas
ejadian * di +" adalah 6.5/5 juta kasus pertahun, dan 20# di antaranya perlu dirawat di -+. +e'ara umum angka kematian pneumonia oleh pneumokokkus adalah sebesar )#, namun dapat meningkat pada orang tua dengan kondisi yang buruk. *neumonia dengan influen!a di +" merupakan penyebab kematian no. 4 dengan kejadian sebesar )7#. +ebagian besar pada lanjut usia yaitu sebesar 37#. ortalitas pasien >"* yang dirawat di I> adalah sebesar 20#. ortalitas yang tinggi ini berkaitan dengan faktor perubah yang ada pada pasien. $5%
2. *neumonia nasokomial
"ngka mortalitas *; dapat men'apai 66/)0#, yang bisa men'apai 90# bila termasuk yang meninggal akibat penyakit dasar yang dideritanya. *enyebab kematian biasanya adalah akibat bakteremia terutama oleh Ps. %eruginosa atau %cinobacter spp. $5%.
BAB III
PNEU+4NIA K4+UNITI
$.1. Pne&m#nia K#m&niti
*neumonia komuniti adalah pneumonia yang didapat di masyarakat. *neumonia komuniti ini merupakan masalah kesehatan yang menyebabkan angka kematian tinggi di dunia $2%.
$.2. Eti#l#gi
enurut kepustakaan penyebab pneumonia komuniti banyak disebabkan bakteri :ram positif dan dapat pula bakteri atipik. "khir/akhir ini laporan dari beberapa kota di Indonesia menunjukkan bahwa bakteri yang ditemukan dari pemeriksaan dahak penderita pneumonia komuniti adalah bakteri :ram negatif. 8erdasarkan laporan ) tahun terakhir dari beberapa pusat paru di Indonesia $edan, ?akarta, +urabaya, alang, dan akasar% dengan 'ara pengambilan bahan dan metode pemeriksaan mikrobiologi yang berbeda didapatkan hasil pemeriksaan sputum sebagai berikut$2%<
Klebsiella pneumoniae 5),3# Streptococcus pneumoniae 5,05# Streptococcus viridans 7,2# Staphylococcus aureus 7# Pseudomonas aeruginosa 3,)4# Steptococcus hemolyticus 9,37# Enteroba'ter ),24# *seudomonas spp 0,7#
$.$. Diagn#sis Pne&m#nia K#m&niti
&iagnosis pneumonia komuniti didapatkan dari anamnesis, gejala klinis pemeriksaan fisis, foto toraks dan labolatorium. &iagnosis pasti pneumonia komuniti ditegakkan jika pada foto toraks terdapat infiltrat baru atau infiltrat progresif ditambah dengan 2 atau lebih gejala di bawah ini<
a. 8atuk/batuk bertambah
b. *erubahan karakteristik dahakApurulen
'. +uhu tubuh 630> $aksila% Ariwayat demam
d. *emeriksaan fisis< ditemukan tanda/tanda konsolidasi, suara napas bronkial dan ronki
e. Leukosit 0.000 atau M 5)00
$.. Penilaian Dera)at Ke!ara5an Pen(akit
*enilaian derajat kerahan penyakit pneumonia kumuniti dapat dilakukan dengan menggunakan sistem skor menurut hasil penelitian *neumonia *atient Out'ome -esear'h eam $*O-% seperti tabel di bawah ini <
Tael 1. Sistem sk#r !a"a !ne&m#nia k#m&niti er"asarkan P46T
enurut "+ kriteria pneumonia berat bila dijumpai Nsala5 sat& ata& lei5N kriteria di bawah ini $2%.
a. Kriteria
min#r- 1rekuensi napas 60Amenit
*a02A1iO2kurang dari 2)0 mmHg
1oto toraks paru menunjukkan kelainan bilateral 1oto toraks paru melibatkan 2 lobus
ekanan sistolik M 70 mmHg ekanan diastolik M 40 mmHg
. Kriteria ma(#r a"ala5 seagai erik&t
embutuhkan (entilasi mekanik Infiltrat bertambah )0#
embutuhkan (asopresor 5 jam $septik syok%
reatinin serum 2 mgAdl atau peningkatan 2 mgAdI, pada penderita riwayat penyakit ginjal atau gagal ginjal yang membutuhkan dialysis
7. Ber"asar kese!akatan PDPI, kriteria (ang "i!akai &nt&k in"ikasi ra8at ina! !ne&m#nia k#m&niti
a"ala5-. +kor *O- lebih dari 90
2. 8ila skor *O- kurang M 90 maka penderita tetap perlu dirawat inap bila dijumpai salah satu dari kriteria dibawah ini.
1rekuensi napas 60Amenit
*a02A1iO2 kurang dari 2)0 mmHg
1oto toraks paru menunjukkan kelainan bilateral 1oto toraks paru melibatkan 2 lobu+
ekanan sistolik M 70 mmHg ekanan diastolik M 40 mmHg *neumonia pada pengguna ;"*P" ". Kriteria !era8atan intensif
*enderita yang memerlukan perawatan di -uang -awat Intensif adalah penderita yang mempunyai paling sedikit dari 2 gejala mayor tertentu $membutuhkan (entalasi mekanik dan membutuhkan (asopressor 5 jam Qsyok sptikR% atau 2 dari 6 gejala minor tertentu $*a02A1iO2 kurang dari 2)0 mmHg, foto toraks paru menunjukkan kelainan bilateral, dan tekanan sistolik M 70 mmHg%. riteria minor dan mayor yang lain bukan merupakan indikasi untuk perawatan -uang -awat Intensif. $2%
$.*. Pne&m#nia ati!ik
*ada pneumonia selain ditemukan bakteri penyebab yang tipik sering pula dijumpai bakteri atipik. 8akteri atipik yang sering dijumpai adalah y'oplasma pneumoniae, >hlamydia pneumoniae, Legionella spp. *enyebab lain >hlamydiapsittasi, >oBiella burnetti, (irus Influen!a tipe " D 8, "deno(irus dan -espiratori syn'itial (irus.$2%
$./. Penatalaksanaan
&alam hal mengobati penderita pneumonia perlu diperhatikan keadaan klinisnya. 8ila keadaan klinis baik dan tidak ada indikasi rawat dapat diobati di rumah. ?uga diperhatikan ada tidaknya fa'tor modifikasi yaitu keadaan yang dapat meningkatkan risiko infeksi dengan mikroorganisme pathogen yang spesifik misalnya +. pneumoniae . yang resisten penisilin. @ang termasuk dalam faktor modifikasis adalah<$2%
a. Pne&m#k#k&s resisten ter5a"a! !enisilin
mur lebih dari 4) tahun
emakai obat/obat golongan * laktam selama tiga bulan terakhir *e'andu al'ohol
*enyakit gangguan kekebalan *enyakit penyerta yang multiple 8akteri enterik :ram negati(e
*enghuni rumah jompo
empunyai penyakit dasar kelainan jantung paru empunyai kelainan penyakit yang multiple
-iwayat pengobatan antibiotik
. Penatalaksanaan !ne&mi#nia k#m&niti "iagi men)a"i-a. *enderita rawat jalan
*engobatan suportif A simptomatik / Istirahat di tempat tidur
/ inum se'ukupnya untuk mengatasi dehidrasi
/ 8ila panas tinggi perlu dikompres atau minum obat penurun panas / 8ila perlu dapat diberikan mukolitik dan ekspektoran
*emberian antibiotik harus diberikan $sesuai bagan% kurang dari 3 jam b. *enderita rawat inap di ruang rawat biasa
*engobatan suportif A simptomatik / *emberian terapi oksigen
/ *emasangan infus untuk rehidrasi dan koreksi kalori dan elektrolit / *emberian obat simptomatik antara lain antipiretik, mukolitik *engobatan antibiotik harus diberikan $sesuai bagan% kurang dari 3 jam '. *enderita rawat inap di -uang -awat Intensif
*engobatan suportif A simptomatik / *emberian terapi oksigen
/ *emasangan infus untuk rehidrasi dan koreksi kalori dan elektrolit d. *emberian obat simptomatik antara lain antipiretik, mukolitik
*engobatan antibiotik $sesuai bagan.% kurang dari 3 jam 8ila ada indikasi penderita dipasang (entilator mekanik
*enderita pneumonia berat yang datang ke :& diobser(asi tingkat kegawatannya, bila dapat distabilkan maka penderita dirawat map di ruang rawat biasaG bila terjadi respiratory distress maka penderita dirawat di -uang -awat
Intensif. $2%
8ila dengan pengobatan se'ara empiris tidak ada perbaikan A memburuk maka pengobatan disesuaikan dengan bakteri penyebab dan uji sensiti(iti.
7. Peng#atan !ne&m#nia
ati!ik-"ntibiotik masih tetap merupakan pengobatan utama pada pneumonia termasuk atipik. "ntibiotik terpilih pada pneumonia atipik yang disebabkan oleh .pneumoniae, >.pneumoniae dan Legionella adalah golongan <
akrolid baru $a!itromisin, klaritromisin, roksitromisin%
1luorokuinolon respiness
&oksisiklin$2%
". Tera!i S&li5 9s8it75 t5era!(:
asa perawatan di rumah sakit sebaiknya dipersingkat dengan perubahan obat suntik ke oral dilanjutkan dengan berobat jalan, hal ini untuk mengurangi biaya perawatan dan men'egah infeksi nosokomial. *erubahan obat suntik ke oral harus memperhatikan ketersediaan antibiotik yang diberikan se'ara i( dan antibiotik oral yang efekti(itinya mampu mengimbangi efekti(iti antibiotik i( yang telah digunakan. $2%
*erubahan ini dapat diberikan se'ara seJuential $obat sama, potensi sama%, swit'h o(er $obat berbeda, potensi sama% dan step down $obat sama atau berbeda, potensi lebih rendah%.
>ontoh terapi sekuensial< le(ofioksasin, moksifloksasin, gatifloksasin >ontoh swit'h o(er< seftasidin i( ke siprofloksasin oral
>ontoh step down amoksisilin, sefuroksim, sefotaksim i( ke 'efiksim oral. Obat suntik dapat diberikan 2/6 hari, paling aman 6 hari, kemudian pada hari ke 5 diganti obat oral dan penderita dapat berobat jalan. $2%
e. Kriteria &nt&k !er&a5an #at s&ntik ke #ral !a"a !ne&m#nia k#m&niti- idak ada indikasi untuk pemberian suntikan lagi
idak ada kelainan pada penyerapan saluran 'erna *enderita sudah tidak panas S 3 jam
:ejala klinik membaik $mis< frekuensi pernapasan, batuk% Leukosit menuju normalAnormal
$.0. E;al&asi !eng#atan
?ika setelah diberikan pengobatan se'ara empiris selama 25/92 jam tidak ada perbaikan, kita harus meninjau kernbali diagnosis, faktor/faktor penderita, obat/obat yang telah diberikan dan bakteripenyebabnya, seperti dapat dilihat pada gambar . $2%
$.. Pr#gn#sis
*ada umumnya prognosis adalah baik, tergantung dari faktor penderita, bakteri penyebab dan penggunaan antibiotik yang tepat serta adekuat. *erawatan yang baik dan intensif sangat mempengaruhi prognosis penyakit pada penderita yang dirawat. "ngka kematian penderita pneumonia komuniti kurang dari )# pada penderita rawat jalan , sedangkan penderita yang dirawat di rumah sakit
menjadi 20#. enurut Infe'tious &isease +o'iety Of "meri'a $I&+"% angka kematian pneumonia komuniti pada rawat jalan berdasarkan kelas yaitu kelas I 0,# dan kelas II 0,4# dan pada rawat inap kelas III sebesar 2,3#, kelas I= 3,2# dan kelas = 27,2#. Hal ini menunjukkan bahwa meningkatnya risiko kematian penderita pneumonia komuniti dengan peningkatan risiko kelas. &i -+
*ersahabatan pneumonia rawat inap angka kematian tahun 773 adalah 6,3#, tahun 777 adalah 2#, sedangkan di -+& &r. +oetomo angka kematian 20 /6)#.$2%
$.. Pen7ega5an
*ola hidup sebut termasuk tidak merokok
=aksinasi $(aksin pneumokokal dan (aksin influen!a% sampai saat ini masih perlu dilakukan penelitian tentang efekti(itinya. *emberian (aksin tersebut diutamakan untuk golongan risiko tinggi misalnya usia lanjut, penyakit kronik ,
diabetes, penyakit jantung koroner, **O, HI=, dll. =aksinasi ulang direkomendasikan setelah 2 tahun. Efek samping (aksinasi yang terjadi antara lain reaksi lokal dan reaksi yang jarang terjadi yaitu hipersensiti(iti tipe 6. $2%
BAB I%
PENUTUP
.1. Kesim!&lan
*neumonia merupakan penyakit peradangan akut yang mengenai parenkim paru, distal dari bronkiolus terminalis yang men'akup bronkiolus respiratorius dan
al(eoli yang disebabkan oleh infeksi mikroorganisme dan sebagian ke'il disebabkan oleh penyebab non/infeksi yang akan menimbulkan konsolidasi jaringan paru dan gangguan pertukaran gas setempat. Organisasi e sehatan &unia memperkirakan bahwa satu dari tiga kematian bayi baru lahir disebabkan pneumonia. Lebih dari dua juta anak di bawah lima tahun meninggal setiap tahun di seluruh dunia. WHO juga memperkirakan bahwa hingga juta ini $(aksin di'egah% kematian disebabkan oleh bakteri +trepto'o''us pneumoniae, dan lebih dari 70# dari kematian ini terjadi di negara/negara berkembang.
Etiologi pneumonia antara lain<
. 8akteri< -iplococcus pneumonia, Pneumococcus, Streptococcus hemolyticus, Streptococcus aureus, Hemophilus influenza, 'acillus &riedlander .
2. =irus< #espiratory syncytial virus, virus influenza, adenovirus, cytomegalovirus.
6. ?amur< Mycoplasma pneumoces dermatitides, *occidioides immitis, %spergillus, *andida albicans.
5. "spirasi< akanan, kerosene $bensin, minyak tanah%, 'airan amnion, benda asing.
&iagnosis pneumonia ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik serta dibantu dengan pemeriksaan penunjang, antara lain< pemeriksaan radiologis, laboratorium, dan bakteriologis.
DA'TA6 PUSTAKA
. "meri'an hora'i' +o'iety. 200. :uidelines for management of adults with 'ommunity/a'Juired pneumonia. &iagnosis, assessment of se(erity, antimi'robial therapy, and pre(ention. "m ? -espir >rit.>are edG 46< 960/ )5.
2. *&*I. 2006. *neumonia omuniti/*edoman &iagnosis &an *enatalaksaan &i Indonesia, *erhimpunan &okter *aru Indonesia
6. 1au'i, et al ,. 2007. HarrisonTs anual Of edi'ine. 9th Edition. 8y he '
:raw/Hill >ompanies In ;orth "meri'a.
5. +udoyo, 200). 8uku "jar Ilmu *enyakit &alam. ?ilid III Edisi I=. *enerbit 1 I.
). +ur(ei esehatan -umah angga $+-%. 8adan Litbang &epkes -I, ?akarta 2002.
4. Laporan tahunan bagian *ulmonologi 1I, ?akarta tahun 2002.
9. Leman, 2009. *neumonia dan 8ronkopneumoia di Indonesia. http<AAwww.s'ribd.'omAdo'A94339)Areferat/bronkopneumonia.
3. Helmi et all . 200). *nemonia ikoplasma.
http<AArepository.usu.a'.idAbitstreamA265)4937A2066AAanak/helmi6.pdf .
7. urniawan, dkk. 2007. *neumonia *ada &ewasa. 1 ni(ersitas -iau. *ekanbaru. http<AAbelibis/a9.'omA2007A0AApneumonia/pada/dewasaA.