• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAMPIRAN NOMOR 90 TAHUN 2015 TENTANG BAB I PENDAHULUAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAMPIRAN NOMOR 90 TAHUN 2015 TENTANG BAB I PENDAHULUAN"

Copied!
76
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)

LAMPIRAN

KEPUTUSAN MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 90 TAHUN 2015 TENTANG

PENETAPAN STANDAR KOMPETENSI KERJA NASIONAL INDONESIA KATEGORI INFORMASI DAN KOMUNIKASI GOLONGAN POKOK KEGIATAN PEMROGRAMAN, KONSULTASI KOMPUTER DAN KEGIATAN YBDI BIDANG ENTERPRISE ARCHITECTURE DESIGN

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan dunia Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) saat ini membuat pengembangan sistem informasi menjadi lebih kompleks. Kompleksitas ini semakin bertambah seiring dengan semakin banyaknya penerapan TIK di seluruh aspek kehidupan kita. Pengembangan sistem informasi yang dulu bersifat sederhana dan dapat dikerjakan oleh beberapa orang programmer pada akhirnya menuntut profesi analis sistem untuk dapat menangkap kebutuhan dari pengguna yang kemudian dituangkan dalam bentuk spesifikasi kebutuhan sebelum masuk ke tahap pemrograman. Ketika jumlah sistem yang perlu dikembangkan bertambah banyak, tuntutan profesi terus berkembang dengan munculnya profesi manajer proyek yang mengelola pengembangan berbagai proyek terkait TIK, baik dari sisi infrastruktur, aplikasi, atau tata kelola TIK.

Meningkatnya kebutuhan, perlunya saling berbagi layanan, pentingnya berbagi data pada akhirnya membuat pengembangan sistem informasi perlu dibagi ke dalam beberapa komponen baik dari sisi proses

(4)

kegiatan, aplikasi, data maupun dari sisi infrastruktur. Desakan ini akhirnya menuntut sebuah profesi baru yang disebut enterprise architect. Profesi enterprise architect ini akan memecah pengembangan sistem informasi ke dalam beberapa komponen sehingga pengembangan sistem informasi akan menjadi lebih mudah dikelola dan lebih mudah dipahami.

Kompetensi pada bidang enterprise architecture design begitu pentingnya sehingga telah menjadi salah satu kompetensi penting yang harus dimiliki oleh seorang Chief Information Officer (CIO) instansi penyelenggara negara di Amerika Serikat seperti tersebutkan dalam Dokumen Kompetensi Inti CIO menurut Clinger Cohen 2012. Selain Amerika Serikat, negara lain seperti Korea, Jepang, dan Singapura juga telah menyadari pentingnya pemahaman akan enterprise architecture.

Penerapan enterprise architecture akan memberikan beberapa manfaat. Pengembangan TIK akan lebih terfokus kepada fungsi operasional masing-masing unit untuk dapat memberikan berbagai layanan TIK di masing-masing komponen. Saling ketergantungan antar komponen sistem akan teridentifikasi yang kemudian dilanjutkan dengan pengembangan interoperabilitas untuk mewujudkan integrasi data melalui pertukaran informasi yang difasilitasi oleh layanan TIK seperti layanan web. Pengembangan mengikuti kerangka kerja enterprise architecture akan lebih ekonomis dibandingkan upaya membuat satu ‘rumah’ besar yang sulit direnovasi atau membangun ‘jembatan’ untuk menghubungkan berbagai ‘rumah’ yang terlanjur dibangun dengan mengabaikan standar.

Pembangunan TIK dengan mengikuti kerangka kerja enterprise architecture memungkinkan interoperabilitas di tingkat teknologi, tingkat data, tingkat proses, bahkan sampai di tingkat kebijakan. Kemampuan ini sangat diperlukan untuk dapat mewujudkan integrasi informasi dari level daerah untuk kemudian secara berjenjang dapat dibawa ke level pusat dan disajikan dalam bentuk sistem informasi

(5)

eksekutif. Pembagian pembangunan TIK dengan pendekatan enterprise architecture juga memudahkan pemeliharaan, karena kegiatan pemeliharaan kini telah dapat diperkecil sampai ke pemeliharaan di level komponen. Selain itu, di masing-masing komponen juga telah tersedia berbagai standar internasional yang jika diterapkan akan memudahkan kegiatan evaluasi serta kesinambungan sistem.

Pada akhirnya penerapan enterprise architecture akan dapat menciptakan strategi TIK, kegiatan, dan teknologi di dalam organisasi dengan rancangan dimana proses dan teknologi dapat selaras dengan visi dan tujuan organisasi. Perancangan yang dimaksud perlu dilakukan oleh SDM dengan kompetensi yang handal dan sesuai dengan tugas dan jabatannnya. Hal ini semakin penting untuk professional bidang TIK, khususnya bidang Enterprise Architecture Design untuk memenuhi tantangan hari ini, dan secara proaktif menggapai tujuan masa depan di tengah semakin kompleksnya penerapan TIK. Tersedianya SDM yang handal, professional, dan memiliki keahlian sebagai Enterprise Architect akan mendukung kinerja TIK yang optimal. Hal ini karena SDM tersebut akan dapat merancang dan mengimplementasikan enterprise architecture pada organisasi.

Keterampilan dan keahlian merancang dan mengimplementasikan arsitektur bisnis, arsitektur sistem informasi, dan arsitektur teknologi yang didalamnya menyangkut pemilihan model, penetapan baseline dan target, penyusunan roadmap, pengelolaan dampak pada architecture landscape secara keseluruhan, perancangan arsitektur data, perancangan arsitektur aplikasi, perancangan arsitektur teknologi, dan sebagainya. Hal ini sangat dibutuhkan oleh SDM yang memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai enterprise architect. Pelayanan bersama dan kegiatan berbagi data antara pemerintah dan industri menunjukkan perlunya model inovatif peran, tanggung jawab, dan kompetensi yang dibutuhkan untuk tenaga kerja bidang TIK khususnya bidang enterprise architecture design.

(6)

Untuk membantu pengembangan masa depan tenaga kerja, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) bekerja sama dengan para ahli dari akademisi, pemerintah, dan sektor swasta mengembangkan sebuah standar kompetensi nasional yang berisikanpengetahuan, keterampilan dan sikap yang harus dimiliki oleh seorang enterprise architect.

Atas dasar pertimbangan tersebut di atas, Kemkominfo mendorong upaya-upaya yang diperlukan untuk membangun dasar bagi pengembangan program sertifikasi enterprise architect yang akan diterima secara luas oleh sektor publik dan swasta. Kementerian Kominfo, Kementerian Ketenagakerjaan dan lembaga pemerintah lainnya dapat membantu upaya-upaya ini dengan efektif mengartikulasikan kebutuhan masyarakat dan industri terhadap enterprise architecture. Sebagai tindak lanjut dari upaya ini adalah program pelatihan dan pendidikan di bidang enterprise architecture design untuk pembangunan angkatan kerja yang dapat mencukupi kebutuhan industri nasional.

Sebagai acuan maka dibutuhkan sebuah kerangka standar bidang enterprise architecture design yang menitikberatkan kepada kompetensi yang harus dimiliki oleh tiap individu yang melakukan fungsi-fungsi enterprise architecture design. Atas dasar kebutuhan inilah disusun Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) Kategori Informasi dan Komunikasi Bidang Enterprise Architecture Design.

SKKNI Kategori Informasi dan Komunikasi Bidang Enterprise Architecture Design digunakan untuk memberikan panduan identifikasi dan kategorisasi posisi, serta sertifikasi personil yang melakukan fungsi enterprise architecture design bagi organisasi sesuai dengan kebijakan, prosedur dan peraturan yang berlaku.

Standar ini dirumuskan dengan menggunakan acuan sebagai berikut. 1. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan;

(7)

2. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik;

3. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2004 tentang Badan Nasional Sertifikasi Profesi;

4. Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2012 tentang Penyelenggaran Sistem Transaksi Elektronik;

5. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor 5 Tahun 2012 tentang Sistem Standardisasi Kompetensi Kerja Nasional; 6. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor 8 Tahun

2012 tentang Tata Cara Penetapan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia.

Penyusunan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia Kategori Informasi dan Komputer Bidang Enterprise Architecture Design mempunyai tujuan sebagai berikut:

1. Menetapkan patokan dasar (baseline) keterampilan teknis dan manajemen enterprise architecture design dalam melaksanakan fungsi penyusunan enterprise architecture bagi organisasi.

2. Mengembangkan dan meremajakan keterampilan secara formal untuk tenaga kerja bidang enterprise architecture design yang terdiri dari beragam model pelatihan, program magang (on-the-job training), praktek-praktek dan sertifikasi/re-sertifikasi.

3. Verifikasi pengetahuan dan keterampilan tenaga kerja bidang enterprise architecture design melalui pengujian sertifikasi standar.

B. Pengertian

Enterprise Architecture (EA) adalah pendeskripsian arsitektur Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) bagi sebuah organisasi sesuai dengan visi dan misinya, yang meliputi berbagai komponen, pemodelan keterhubungan antar komponen, yang disertai dengan prinsip dan pedoman pengelolaan TIK. EA terdiri atas dua arsitektur yang saling terkait: (a) Arsitektur Bisnis; dan (b) Arsitektur Sistem dan Teknologi Informasi.

(8)

Arsitektur Bisnis berisikan hubungan antar kegiatan organisasi berdasarkan fungsi manajemen, sesuai visi dan misinya. Hubungan ini digambarkan dalam bentuk sebuah model berserta deskripsinya.

Arsitektur Sistem dan Teknologi Informasi menitik-beratkan pada sisi teknis, disusun berdasarkan Arsitektur Bisnis, terdiri atas:

a. Arsitektur Data; b. Arsitektur Aplikasi;

c. Arsitektur Teknologi Informasi atau yang sering dikenal sebagai arsitektur infrastuktur sistem informasi.

C. Penggunaan SKKNI

Standar kompetensi dibutuhkan oleh beberapa lembaga/institusi yang berkaitan dengan pengembangan sumber daya manusia, sesuai dengan kebutuhan masing-masing:

1. Untuk institusi pendidikan dan pelatihan

a. Memberikan informasi untuk pengembangan program dan kurikulum.

b. Sebagai acuan dalam penyelenggaraan pelatihan, penilaian, dan sertifikasi.

2. Untuk dunia usaha/industri dan penggunaan tenaga kerja a. Membantu dalam rekruitmen.

b. Membantu penilaian unjuk kerja.

c. Membantu dalam menyusun uraian jabatan.

d. Membantu dalam mengembangkan program pelatihan yang spesifik berdasar kebutuhan dunia usaha/industri.

3. Untuk institusi penyelenggara pengujian dan sertifikasi

a. Sebagai acuan dalam merumuskan paket-paket program sertifikasi sesuai dengan kualifikasi dan levelnya.

b. Sebagai acuan dalam penyelenggaraan pelatihan penilaian dan sertifikasi.

(9)

D. Komite Standar Kompetensi

Susunan komite standar kompetensi pada Rancangan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (RSKKNI) Bidang Enterprise Architecture Design dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel1. Susunan Komite Standar Kompetensi RSKKNI Bidang Enterprise Architecture Design

NO NAMA INSTANSI/LEMBAGA JABATAN

DALAM TIM

1 2 3 4

1. Kepala Balitbang SDM Kementerian Kominfo Pengarah 2. Kepala Puslitbang Literasi

dan Profesi Kominfo

Kementerian Kominfo Penanggung Jawab

3. Sekretaris Badan Litbang SDM

Kementerian Kominfo Ketua Pelaksana 4. Kepala Biro Perencanaan Kementerian Kominfo Wakil Ketua

Pelaksana 5. Sekretaris Ditjen Aplikasi

Informatika

Kementerian Kominfo Sekretaris 6. Sekretaris Ditjen Informasi

dan Komunikasi Publik

Kementerian Kominfo Anggota 7. Sekretaris Ditjen

Penyelenggaraan Pos dan Informatika

Kementerian Kominfo Anggota

8. Ketua Umum Ikatan Profesi Komputer dan Informatika Indonesia

IPKIN Anggota

9. Ketua Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) TIK Indonesia

LSP TIK Indonesia Anggota 10. Inspektur IV Kementerian Kominfo Anggota

Tabel 2. Susunan Tim Perumus RSKKNI Bidang Enterprise Architecture Designsesuai dengan Surat Tugas Kepala Pusat Litbang Literasi dan Profesi Nomor 254/BLSDM-5/KP.04.06/08/2014 tanggal 12 Agustus 2014 adalah sebagai berikut:

(10)

NO NAMA INSTANSI/LEMBAGA JABATAN DALAM TIM

1 2 3 4

1. Dr. Ir. Eko Kuswardono Budiardjo, M.Sc. Ikatan Profesi Komputer dan Informatika Indonesia (IPKIN) Ketua

2. Prof. Dr. Richardus Eko lndradjit

Asosiasi Perguruan Tinggi lnformatika dan llmu Komputer (APTIKOM)

Anggota

3. Prof. Dr. I Wayan Simri Wicaksana, S.Si, M.Eng.

Universitas Gunadarma

Anggota 4. Meyliana, S.Kom., M.M. Universitas Bina

Nusantara

Anggota 5. Yudho Giri Sucahyo,

S.Kom., M.Kom., Ph.D.

Universitas lndonesia Anggota 6. Dr.rer.nat I Made Wiryana,

S.Kom.,S.Si., M.App.Sc.

Universitas Gunadarma

Anggota 7. Ir. Ashari Abidin, MT Asosiasi Peranti

Lunak Telematika Indonesia

(ASPILUKI)

Anggota

Tabel 3. Susunan Tim Verifikasi RSKKNI Bidang Enterprise Architecture Design sesuai dengan Keputusan Sekretaris Badan Litbang SDM Nomor 56A Tahun 2014 tanggal 5 Mei 2014, adalah sebagai berikut:

NO NAMA INSTANSI/LEMBAGA JABATAN

DALAM TIM

1 2 3 4

1. Kepala Balitbang SDM Kementerian Kominfo Pengarah 2. Kapuslitbang Literasi dan

Profesi

Kementerian Kominfo Penanggung Jawab

3. Aldhino Anggorosesar Kementerian Kominfo Ketua

4. Bambang Hariyadi Kementerian Kominfo Wakil Ketua 5. Agustina Sumardiani Kementerian Kominfo Anggota 6. Desy Bintaria Kementerian Kominfo Anggota 7. Ika Deasy Ariyani Kementerian Kominfo Anggota 8. Fajar Rulhudana Kementerian Kominfo Anggota

(11)

BAB II

STANDAR KOMPETENSI KERJA NASIONAL INDONESIA

A. Pemetaan Kompetensi

Tabel 4. Pemetaan SKKNI Bidang Enterprise Architecture Design

TUJUAN UTAMA FUNGSI KUNCI FUNGSI UTAMA FUNGSI DASAR Merancang

enterprise

architecture untuk sebuah organisasi sesuai dengan visi dan misinya Menyusun dokumen arsitektur bisnis Menentukan metode pemodelan, sudut pandang fungsi manajemen dan perangkat bantu untuk merancang arsitektur bisnis 1. Menentukan metode pemodelan arsitektur bisnis dan business building block yang diperlukan 2. Menetapkan matriks, diagram, dan jenis kebutuhan (requirements) yang diperlukan pada arsitektur bisnis Menyusun roadmap, komponen dan dokumen arsitektur bisnis 3. Menetapkan baseline dan target arsitektur bisnis, serta kesenjangan antara baseline dan target arsitektur bisnis 4. Menyusun roadmap arsitektur bisnis 5. Mengevaluasi artefak arsitektur dalam architecture landscape yang terkait dengan arsitektur bisnis 6. Memfinalisasikan arsitektur bisnis Menyusun dokumen arsitektur sistem dan teknologi informasi Menyusun dokumen arsitektur data 7. Menentukan metode pemodelan, sudut pandang dan perangkat bantu untuk merancang arsitektur data

(12)

TUJUAN UTAMA FUNGSI KUNCI FUNGSI UTAMA FUNGSI DASAR 8. Menyusun roadmap dan komponen arsitektur data 9. Memfinalisasikan arsitektur data Menyusun dokumen arsitektur aplikasi 10. Menentukan metode pemodelan, sudut pandang dan perangkat bantu untuk merancang arsitektur aplikasi 11. Menyusun roadmap dan komponen arsitektur aplikasi 12. Memfinalisasikan arsitektur aplikasi Menyusun dokumen arsitektur teknologi informasi 13. Menentukan metode pemodelan arsitektur teknologi dan technology building block yang diperlukan 14. Menyusun roadmap dan komponen arsitektur teknologi 15. Memfinalisasikan arsitektur teknologi

B. Daftar Unit Kompetensi

NO Kode Unit Judul Unit Kompetensi

1. J.620200.001.01 Menentukan Metode Pemodelan Arsitektur Bisnis dan Business Building Block yang Diperlukan

2. J.620200.002.01 Menetapkan Matriks, Diagram, dan Jenis Kebutuhan (Requirements) yang Diperlukan pada Arsitektur Bisnis

(13)

NO Kode Unit Judul Unit Kompetensi

3. J.620200.003.01 Menetapkan Baseline dan Target Arsitektur Bisnis, serta Kesenjangan antara Baseline dan Target Arsitektur Bisnis

4. J.620200.004.01 Menyusun Roadmap Arsitektur Bisnis

5. J.620200.005.01 Mengevaluasi Artefak Arsitektur dalam Architecture Landscape yang Terkait dengan Arsitektur Bisnis

6. J.620200.006.01 Memfinalisasikan Arsitektur Bisnis

7. J.620200.007.01 Menentukan Metode Pemodelan, Sudut Pandang dan Perangkat Bantu untuk Merancang Arsitektur Data

8. J.620200.008.01 Menyusun Roadmap dan Komponen Arsitektur Data

9. J.620200.009.01 Memfinalisasikan Arsitektur Data

10. J.620200.010.01 Menentukan Metode Pemodelan, Sudut Pandang dan Perangkat Bantu untuk Merancang Arsitektur Aplikasi

11. J.620200.011.01 Menyusun Roadmap dan Komponen Arsitektur Aplikasi

12. J.620200.012.01 Memfinalisasikan Arsitektur Aplikasi

13. J.620200.013.01 Menentukan Metode Pemodelan Arsitektur Teknologi dan Technology Building Block yang Diperlukan

14. J.620200.014.01 Menyusun Roadmap dan Komponen Arsitektur Teknologi

(14)

C. Uraian Unit Kompetensi

KODE UNIT : J.620200.001.01

JUDUL UNIT : Menentukan Metode Pemodelan Arsitektur Bisnis

dan Business Building Block yang Diperlukan

DESKRIPSI UNIT : Unit kompetensi ini berhubungan dengan kemampuan untuk menentukan metode pemodelan arsitektur bisnis, mengidentifikasi perangkat bantu dan teknik pemodelan, serta mengidentifikasi layanan kegiatan yang dibutuhkan, sebagai acuan dalam menyusun enterprise architecture.

ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA

1. Memilih metode pemodelan yang digunakan dalam merancang arsitektur bisnis

1.1 Hubungan antara visi, misi, sasaran, dan tujuan organisasi sesuai domain organisasinya dapat dijelaskan

1.2 Metode pemodelan yang diambil dari

architecture repository dipilih dengan

tepat sesuai dengan visi, misi, sasaran dan tujuan organisasi.

1.3 Kebutuhan bisnis (business requirements) diidentifikasikan sesuai dengan sasaran dan tujuan organisasi.

2. Mengidentifikasikan sudut pandang fungsi manajemen yang digunakan untuk menunjukkan

stakeholder's concerns

sudah diakomodir dalam arsitektur bisnis

2.1 Sudut pandang untuk setiap fungsi bisnis diidentifikasikan sesuai aspek operasional, manajemen, dan finansial. 2.2 Skenario bisnis disusun secara lengkap

yang mencakup proses bisnis, aplikasi, lingkungan bisnis & teknologi, aktor, hasil yang dinginkan.

3. Mengidentifikasikan perangkat alat bantu dan teknik yang digunakan untuk menangkap, memodelkan dan menganalisis sudut pandang fungsi

manajemen yang dipilih

3.1 Teknik-teknik untuk menjelaskan definisi arsitektur bisnis pada sebuah organisasi diidentifikasikan dengan mengacu pada fungsi manajemen.

3.2 Model bisnis diuraikan dengan menggunakan metode analisis yang sesuai dengan fungsi manajemen.

(15)

ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA 4. Mengidentifikasi

business service yang dibutuhkan dalam arsitektur bisnis yang berbasis service

architecture

4.1 Service granularity level, service boundaries dan service contracts didefinisikan sesuai dengan service architecture.

4.2 Pedoman (catalog) untuk menyusun

business building block

diidentifikasikan sesuai dengan service architecture.

BATASAN VARIABEL 1. Konteks variabel

1.1 Architecture repository yang dimaksudkan adalah suatu siklus hidup proses yang terjadi pada berbagai tingkatan organisasi, menerapkan suatu kerangka kerja yang holistik dan menghasilkan keluaran yang selaras dengan organisasi.

1.2 Stakeholder’s concern mencakup tidak terbatas pada:

1.2.1 Data stakeholder: regulatory bodies, users, generators, subjects, auditors, dll;

1.2.2 Dimensi waktu: real-time, reporting period, event-driven, dll; 1.2.3 Lokasi;

1.2.4 Proses bisnis.

1.3 Teknik-teknik untuk menjelaskan definisi arsitektur bisnis pada sebuah organisasi mencakup tidak terbatas pada MDA, IDEF, activity model, use-case model, class model.

1.4 Model bisnis yang digunakan mencakup tidak terbatas pada misalnya structured analysis, use-case analysis, process modeling. 1.5 Catalog untuk arsitektur bisnis mencakup tidak terbatas pada

organization/actor catalog, driver/goal/objective catalog, role catalog, business service/function catalog, location catalog, process/event/control/product catalog, contract/measure catalog. 1.6 Business building block yang dimaksud adalah sekelompok fungsi

organisasi yang didefinisikan untuk memenuhi aktivitas organisasi secara menyeluruh.

(16)

2. Peralatan dan perlengkapan 2.1 Peralatan

2.1.1 ATK

2.1.2 Komputer

2.1.3 Perangkat lunak bantu 2.2 Perlengkapan

(Tidak ada.)

3. Peraturan yang diperlukan (Tidak ada.)

4. Norma dan standar 4.1 Norma

(Tidak ada.) 4.2 Standar

4.2.1 The Open Group Architecture Framework (TOGAF) V.9 4.2.2 Federal Enterprise Architecture Framework (FEAF)

4.2.3 The Ministry of Defense Architecture Framework (MODAF) 4.2.4 ISO 5704 (Industrial Automation System)

4.2.5 ISO 15288 (SE) 4.2.6 ISO 12207 (SW)

4.2.7 ISO 19439 (Enterprise Integration) 4.2.8 ISO 19440 (Enterprise Integration)

PANDUAN PENILAIAN 1. Konteks penilaian

Unit kompetensi ini dinilai berdasarkan tingkat kemampuan mendeskripsikan peranan enterprise architect dalam sebuah organisasi/perusahaan. Penilaian dapat dilakukan di Tempat Uji Kompetensi (TUK) dengan cara:

1.1 Wawancara menggunakan bahasa Indonesia yang mengacu kepada Kriteria Unjuk Kerja.

(17)

1.2 Demonstrasi secara konseptual disampaikan dengan menggunakan bahasa Indonesia dalam rangka aktualisasi pelaksanaan pekerjaan.

1.3 Metode-metode lain yang relevan.

2. Persyaratan kompetensi (Tidak ada.)

3. Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan 3.1 Pengetahuan

3.1.1 Konsep architecture repository 3.1.2 Business requirements analysis 3.1.3 Business architecture modeling 3.1.4 Business model analysis

3.1.5 Service architecture modeling 3.2 Keterampilan

3.2.1 Membuat model/diagram dengan menggunakan perangkat lunak bantu

4. Sikap kerja yang diperlukan 4.1 Disiplin

4.2 Teliti

4.3 Tanggung jawab 4.4 Kerjasama dalam tim

5. Aspek kritis

5.1 Ketepatan dalam memahami visi, misi, sasaran dan tujuan organisasi terkait arsitektur bisnis

5.2 Kemahiran dalam penguasan teknik modeling untuk menjelaskan aristektur bisnis

(18)

KODE UNIT : J.620200.002.01

JUDUL UNIT : Menetapkan Matriks, Diagram, dan Jenis Kebutuhan

(Requirements) yang Diperlukan pada Arsitektur Bisnis

DESKRIPSI UNIT : Unit kompetensi ini berhubungan dengan pengetahuan tentang standar acuan praktik terbaik terkait dengan matriks, diagram, dan jenis kebutuhan (requirements) yang diperlukan pada arsitektur bisnis.

ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA

1. Mendefinisikan matriks yang diperlukan

1.1 Matriks yang digunakan untuk pengembangan arsitektur bisnis diidentifikasikan sesuai dengan fungsi manajemen pada domain organisasi.

1.2 Struktur matriks yang didasarkan pada atribut entitas metamodel didefinisikan sesuai dengan fungsi manajemen pada domain organisasi.

2. Mendefinisikan diagram yang diperlukan

2.1 Diagram yang digunakan untuk pengembangan arsitektur bisnis diidentifikasikan sesuai dengan fungsi manajemen pada domain organisasi.

2.2 Struktur diagram yang didasarkan pada atribut entitas metamodel didefinisikan sesuai dengan fungsi manajemen pada domain organisasi.

3. Menguraikan jenis kebutuhan

(requirements) yang akan dikumpulkan

3.1 Jenis kebutuhan (requirements) diidentifikasikan sesuai dengan fungsi manajemen pada domain organisasi. 3.2 Jenis kebutuhan (requirements) hasil

identifikasi diuraikan secara lengkap.

BATASAN VARIABEL 1. Konteks variabel

1.1 Matriks yang digunakan mencakup tidak terbatas pada business interaction matrix, actor/role matrix.

1.2 Entitas metamodel berisi antara lain actor, application component, business service, data entity, function, organization, platform service, role, technology component.

(19)

1.3 Diagram yang digunakan mencakup tidak terbatas pada business footprint diagram, business service/information diagram, functional decomposition diagram, goal/objective/service diagram, use-case diagram, organization composition diagram, process flow diagram, event diagram.

1.4 Struktur diagram yang digunakan mencakup tidak terbatas pada sturktur organisasi (organization chart).

1.5 Jenis kebutuhan (requirements) untuk arsitektur bisnis mencakup tidak terbatas pada kebutuhan fungsional (functional requirements), kebutuhan non-fungsional (non-functional requirements), asumsi, kendala (constraints), domain-specific business architecture principles, kebijakan (policies), standar, petunjuk (guideline), spesifikasi.

2. Peralatan dan perlengkapan 2.1 Peralatan

2.1.1 ATK

2.1.2 Komputer

2.1.3 Perangkat lunak bantu 2.2 Perlengkapan

(Tidak ada.)

3. Peraturan yang diperlukan (Tidak ada.)

4. Norma dan standar 4.1 Norma

(Tidak ada.) 4.2 Standar

4.2.1 The Open Group Architecture Framework (TOGAF) V.9 4.2.2 Federal Enterprise Architecture Framework (FEAF)

4.2.3 The Ministry of Defense Architecture Framework (MODAF) 4.2.4 ISO 5704 (Industrial Automation System)

(20)

4.2.6 ISO 12207 (SW)

4.2.7 ISO 19439 (Enterprise Integration) 4.2.8 ISO 19440 (Enterprise Integration)

PANDUAN PENILAIAN 1. Konteks penilaian

Unit kompetensi ini dinilai berdasarkan tingkat kemampuan mendeskripsikan peranan enterprise architect dalam sebuah organsasi/perusahaan. Penilaian dapat dilakukan di Tempat Uji Kompetensi (TUK) dengan cara:

1.1 Wawancara menggunakan bahasa Indonesia yang mengacu kepada Kriteria Unjuk Kerja.

1.2 Demonstrasi secara konseptual disampaikan dengan menggunakan bahasa Indonesia dalam rangka aktualisasi pelaksanaan pekerjaan.

1.3 Metode-metode lain yang relevan.

2. Persyaratan kompetensi

2.1 J.620200.001.01 Menentukan Metode Pemodelan Arsitektur Bisnis dan Business Building Block yang Diperlukan

3. Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan 3.1 Pengetahuan

3.1.1 Entitas metamodel concept 3.1.2 Arsitektur bisnis diagram 3.1.3 Requirements analysis 3.2 Keterampilan

3.2.1 Membuat model/diagram dengan menggunakan perangkat lunak bantu

4. Sikap kerja yang diperlukan 4.1 Disiplin

(21)

4.3 Tanggung jawab 4.4 Kerjasama dalam tim

5. Aspek kritis

5.1 Kemahiran dalam penggunaan teknik-teknik requirement engineering

5.2 Ketepatan di dalam penggunaan teknik representasi model dalam arsitektur bisnis

(22)

KODE UNIT : J.620200.003.01

JUDUL UNIT : Menetapkan Baseline dan Target Arsitektur Bisnis,

serta Kesenjangan antara Baseline dan Target Arsitektur Bisnis

DESKRIPSI : Unit kompetensi ini berhubungan dengan pengetahuan

tentang penetapan baseline arsitektur bisnis yang sesuai dengan target, menetapkan target arsitektur bisnis yang sesuai dengan visi organisasi, dan menentukan kesenjangan antara baseline dan target arsitektur bisnis.

ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA

1. Menetapkan baseline arsitektur bisnis yang sudah ada dan sesuai dengan target

1.1 Deskripsi arsitektur bisnis yang sudah ada dijelaskan sesuai dengan fungsi manajemen pada domain organisasi.

1.2 Lingkup dan level detil yang terkait dengan elemen bisnis yang sudah ada dan mendukung target arsitektur bisnis didefinisikan dengan lengkap. 1.3 Enam klasifikasi informasi

arsitektur dalam Architecture

Repository diidentifikasi sesuai

dengan fungsi manajemen pada domain organisasi.

2. Mengidentifikasikan target arsitektur bisnis yang sesuai dengan visi organisasi

2.1 Penurunan visi organisasi ke dalam target arsitektur bisnis dilakukan sesuai visi organisasi.

2.2 Hubungan antara 6 klasifikasi

informasi arsitektur dalam

Architecture Repository

didefinisikan sesuai visi organisasi. 3. Mengidentifikasi

kesenjangan antara baseline dan target arsitektur bisnis

3.1 Analisis trade-off untuk mengatasi masalah antara pandangan yang berbeda dilakukan dengan lengkap. 3.2 Model yang mendukung prinsip,

sasaran dan kendala divalidasi sesuai dengan baseline arsitektur bisnis.

3.3 Perubahan sudut pandang yang direpresentasikan dalam model yang

(23)

ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA

dipilih dari Architecture Repository didokumentasikan secara lengkap. 3.4 Model arsitektur terhadap kebutuhan

(requirements) diuji secara lengkap. 3.5 Kesenjangan antara baseline dengan

target diuraikan dengan lengkap.

BATASAN VARIABEL 1. Konteks variabel

1.1 Informasi arsitektur terdiri dari 6 klasifikasi yaitu: 1.1.1 Architecture metamodel;

1.1.2 Architecture capability; 1.1.3 Architecture landscape; 1.1.4 Standards information base; 1.1.5 Reference library;

1.1.6 Governance log.

1.2 Architecture Repository yang dimaksudkan adalah suatu siklus hidup proses yang terjadi pada berbagai tingkatan organisasi, menerapkan suatu kerangka kerja yang holistik dan menghasilkan keluaran yang selaras dengan organisasi.

1.3 Target arsitektur bisnis digambarkan dengan mencakup tidak terbatas pada struktur organisasi (organization structure), tujuan dan sasaran bisnis (business goals and objectives), fungsi bisnis (business functions), business services, proses bisnis (business processes), peran bisnis (business roles), business data model, korelasi organisasi dan fungsi (correlation of organization and functions).

1.4 Kesenjangan untuk arsitektur bisnis yang dimaksudkan adalah gap analysis yang berisi antara lain matriks gap, building block lama (yang tetap dibawa dan yang dihilangkan), building block baru, klasifikasi hal yang berubah dan yang tetap, klasifikasi kesenjangan yang seharusnya dikembangkan dan yang seharusnya diperoleh.

(24)

2. Peralatan dan perlengkapan 2.1 Peralatan

2.1.1 ATK

2.1.2 Komputer

2.1.3 Perangkat lunak bantu 2.2 Perlengkapan

(Tidak ada.)

3. Peraturan yang diperlukan (Tidak ada.)

4. Norma dan standar 4.1 Norma

(Tidak ada.) 4.2 Standar

4.2.1 The Open Group Architecture Framework (TOGAF) V.9 4.2.2 Federal Enterprise Architecture Framework (FEAF)

4.2.3 The Ministry of Defense Architecture Framework (MODAF) 4.2.4 ISO 5704 (Industrial Automation System)

4.2.5 ISO 15288 (SE) 4.2.6 ISO 12207 (SW)

4.2.7 ISO 19439 (Enterprise Integration) 4.2.8 ISO 19440 (Enterprise Integration)

PANDUAN PENILAIAN 1. Konteks penilaian

Unit kompetensi ini dinilai berdasarkan tingkat kemampuan mendeskripsikan peranan enterprise architect dalam sebuah organisasi/perusahaan. Penilaian dapat dilakukan di Tempat Uji Kompetensi (TUK) dengan cara:

1.1 Wawancara menggunakan bahasa Indonesia yang mengacu kepada Kriteria Unjuk Kerja.

(25)

1.2 Demonstrasi secara konseptual disampaikan dengan menggunakan bahasa Indonesia dalam rangka aktualisasi pelaksanaan pekerjaan.

1.3 Metode-metode lain yang relevan.

2. Persyaratan kompetensi

2.1 J.620200.002.01 Menetapkan Matriks, Diagram, dan Jenis Kebutuhan (Requirements) yang Diperlukan pada Arsitektur Bisnis

3. Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan 3.1 Pengetahuan

3.1.1 Konsep architecture repository 3.2.2 Analisis trade-off

3.2.3 Metode analisis fit-gap 3.2 Keterampilan

3.2.1 Membuat model/diagram dengan menggunakan perangkat lunak bantu

4. Sikap kerja yang diperlukan 4.1 Disiplin

4.2 Teliti

4.3 Tanggung jawab 4.4 Kerjasama dalam tim

5. Aspek kritis

5.1 Kemahiran dalam penggunaan teknik fit-gap analysis untuk kajian arsitektur bisnis

5.2 Kelengkapan pemahaman klasifikasi informasi arsitektur dalam architecture repository

(26)

KODE UNIT : J.620200.004.01

JUDUL UNIT : Menyusun Roadmap Arsitektur Bisnis

DESKRIPSI : Unit kompetensi ini berhubungan dengan pengetahuan

dan keterampilan untuk melakukan stakeholder review secara formal dan menyusun roadmap arsitektur bisnis.

ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA

1. Menyiapkan roadmap bisnis yang sesuai dengan baseline, target dan

kesenjangan antara baseline dan target pada arsitektur bisnis

1.1 Roadmap bisnis yang mengacu pada baseline, target dan kesenjangan antara baseline dan target disusun.

1.2 Aktivitas-aktivitas yang ditulis dalam roadmap bisnis diidentifikasikan sesuai prioritasnya.

2. Melakukan stakeholder review secara formal

2.1 Motivasi awal dari proyek arsitektur dan

Statement of Architecture Work

terhadap usulan arsitektur bisnis diuraikan dan diperiksa.

2.2 Usulan arsitektur bisnis diperbaiki sehingga sesuai dengan stakeholder

review.

BATASAN VARIABEL 1. Konteks variabel

1.1 Statement of Architecture Work yang dimaksudkan adalah pernyataan yang mendefinisikan ruang lingkup dan pendekatan yang digunakan untuk melengkapi siklus pengembangan arsitektur. Biasanya hal ini merupakan dokumen yang berisi hal-hal yang menjadi ukuran kesuksesan eksekusi dari poryek arsitektur dan dapat menjadi suatu bentuk kesepakatan kontrak antara penyedia dan pengguna jasa arsitektur.

1.2 Stakeholder review yang dimaksud adalah kegiatan untuk memeriksa motivasi awal dari proyek arsitektur dan Statement of Architecture Work terhadap arsitektur yang diusulkan. Hal ini dilakukan dengan cara impact analysis untuk mengidentifikasi area-area dimana arsitektur diubah secara formal.

(27)

2. Peralatan dan perlengkapan 2.1 Peralatan

2.1.1 ATK

2.1.2 Komputer

2.1.3 Perangkat lunak bantu 2.2 Perlengkapan

(Tidak ada.)

3. Peraturan yang diperlukan (Tidak ada.)

4. Norma dan standar 4.1 Norma

(Tidak ada.) 4.2 Standar

4.2.1 The Open Group Architecture Framework (TOGAF) V.9 4.2.2 Federal Enterprise Architecture Framework (FEAF)

4.2.3 The Ministry of Defense Architecture Framework (MODAF) 4.2.4 ISO 5704 (Industrial Automation System)

4.2.5 ISO 15288 (SE) 4.2.6 ISO 12207 (SW)

4.2.7 ISO 19439 (Enterprise Integration) 4.2.8 ISO 19440 (Enterprise Integration)

PANDUAN PENILAIAN 1. Konteks penilaian

Unit kompetensi ini dinilai berdasarkan tingkat kemampuan mendeskripsikan peranan enterprise architect dalam sebuah organisasi/perusahaan. Penilaian dapat dilakukan di Tempat Uji Kompetensi (TUK) dengan cara:

1.1 Wawancara menggunakan bahasa Indonesia yang mengacu kepada Kriteria Unjuk Kerja.

(28)

1.2 Demonstrasi secara konseptual disampaikan dengan menggunakan bahasa Indonesia dalam rangka aktualisasi pelaksanaan pekerjaan.

1.3 Metode-metode lain yang relevan.

2. Persyaratan kompetensi

2.1 J.620200.003.01 Menetapkan Baseline dan Target Arsitektur Bisnis, serta Kesenjangan antara Baseline dan Target Arsitektur Bisnis

3. Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan 3.1 Pengetahuan

3.1.1 Konsep penyusunan statement of architecture work 3.1.2 Konsep pelaksanaan stakeholder review

3.2 Keterampilan

3.2.1 Membuat model/diagram dengan menggunakan perangkat lunak bantu

4. Sikap kerja yang diperlukan 4.1 Disiplin

4.2 Teliti

4.3 Tanggung jawab 4.4 Kerjasama dalam tim

5. Aspek kritis

5.1 Kelengkapan pemahaman atas aktivitas-aktivitas dalam roadmap arsitektur bisnis

5.2 Ketelitian dalam melakukan stakeholder review untuk arsitektur bisnis

(29)

KODE UNIT : J.620200.005.01

JUDUL UNIT : Mengevaluasi Artefak Arsitektur dalam Architecture

Landscape yang Terkait dengan Arsitektur Bisnis

DESKRIPSI : Unit kompetensi iniberhubungan dengan pengetahuan

dan keterampilan untuk dapat mengidentifikasi dan menguji artefak arsitektur dalam architecture landscape yang terkait dengan arsitektur bisnis.

ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA

1. Mengidentifikasikan artefak arsitektur dalam architecture

landscape yang terkait

dengan arsitektur bisnis

1.1 Artefak arsitektur dalam

architecture landscape

diidentifikasikan sesuai dengan fungsi manajemen pada domain organisasi.

1.2 Dampak atau implikasi dari arsitektur bisnis diuraikan sesuai dengan fungsi manajemen pada domain organisasi.

2. Menguji artefak arsitektur dalam architecture landscape yang terkait arsitektur bisnis

2.1 Dampak pembuatan arsitektur bisnis terhadap arsitektur yang sudah ada dijelaskan dengan lengkap.

2.2 Dampak pembuatan arsitektur bisnis terhadap proyek lain dalam organisasi diuraikan dengan lengkap.

2.3 Peluang-peluang yang mempengaruhi semua unit dalam organisasi terkait pembuatan arsitektur bisnis diidentifikasikan sesuai dengan fungsi manajemen pada domain organisasi.

BATASAN VARIABEL 1. Konteks variabel

1.1 Architecture landscape yang dimaksudkan adalah representasi secara aristektural dari aset yang digunakan atau direncanakan oleh suatu organisasi pada suatu saat.

1.2 Architecture landcape terdiri atas beberapa deskripsi secara arsitektural yang dibagi menjadi tiga tingkat kedetilan:

(30)

1.2.1 Strategic architecture; 1.2.2 Segment architecture; 1.2.3 Capability architecture.

1.3 Strategic architecture, menunjukkan pandangan ringkas jangka panjang dari seluruh organisasi. Hal ini menyediakan suatu kerangka kerja organisasi untuk operasional dan aktivitas pengubahan serta memungkinkan pengaturan direksi pada tingkat eksekutif.

1.4 Segment architecture, menyediakan model operasi lebih detil dari area-area dalam suatu organisasi. Hal ini dapat digunakan pada tingkat program atau portfolio untuk mengorganisasi dan menyeleraskan secara operasional secara lebih detil dari aktivitas pengubahan.

1.5 Capability architecture, digunakan untuk menjelaskan lebih detil, bagian suatu organisasi yang dapat mendukung suatu kapabilitas tertentu.

1.6 Artefak, dokumen yang menjelaskan model tertentu.

2. Peralatan dan perlengkapan 2.1 Peralatan

2.1.1 ATK

2.1.2 Komputer

2.1.3 Perangkat lunak bantu 2.2 Perlengkapan

(Tidak ada.)

3. Peraturan yang diperlukan (Tidak ada.)

4. Norma dan standar 4.1 Norma

(Tidak ada.) 4.2 Standar

(31)

4.2.2 Federal Enterprise Architecture Framework (FEAF)

4.2.3 The Ministry of Defense Architecture Framework (MODAF) 4.2.4 ISO 5704 (Industrial Automation System)

4.2.5 ISO 15288 (SE) 4.2.6 ISO 12207 (SW)

4.2.7 ISO 19439 (Enterprise Integration) 4.2.8 ISO 19440 (Enterprise Integration)

PANDUAN PENILAIAN 1. Konteks penilaian

Unit kompetensi ini dinilai berdasarkan tingkat kemampuan mendeskripsikan peranan enterprise architect dalam sebuah organsasi/perusahaan. Penilaian dapat dilakukan di Tempat Uji Kompetensi (TUK) dengan cara:

1.1 Wawancara menggunakan bahasa Indonesia yang mengacu kepada Kriteria Unjuk Kerja.

1.2 Demonstrasi secara konseptual disampaikan dengan menggunakan bahasa Indonesia dalam rangka aktualisasi pelaksanaan pekerjaan.

1.3 Metode-metode lain yang relevan.

2. Persyaratan kompetensi

2.1 J.620200.004.01 Menyusun Roadmap Arsitektur Bisnis

3. Pengetahuan dn keterampilan yang dibutuhkan 3.1 Pengetahuan

3.1.1 Konsep architecture landscape

3.1.2 Metode dan teknik evaluasi arsitektur bisnis 3.2 Keterampilan

3.2.1 Membuat model/diagram dengan menggunakan perangkat lunak bantu

(32)

4. Sikap kerja yang diperlukan 4.1 Disiplin

4.2 Teliti

4.3 Tanggung jawab 4.4 Kerjasama dalam tim

5. Aspek kritis

5.1 Kelengkapan pemahaman atas dampak-dampak suatu arsitektur bisnis

(33)

KODE UNIT : J.620200.006.01

JUDUL UNIT : Memfinalisasikan Arsitektur Bisnis

DESKRIPSI UNIT : Unit kompetensi ini berhubungan dengan pengetahuan dan keterampilan untuk menentukan standar building block dan metode pemodelan arsitektur bisnis serta menghasilkan dokumen arsitektur bisnis.

ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA

1. Menentukan standar building block dan

metode pemodelan yang dipilih untuk arsitektur bisnis dari

architecture repository

1.1 Standar untuk setiap building block dan metode pemodelan dipilih dari

architecture repository.

1.2 Setiap building blok didokumentasikan secara lengkap.

1.3 Arsitektur bisnis diperiksa kesesuaiannya dengan tujuan bisnis oragnisasi.

1.4 Laporan penelusuran (traceability) requirements dibuat dengan lengkap sesuai dengan standar laporan.

2. Menghasilkan dokumen arsitektur bisnis

2.1 Semua dokumen pembuatan aristektur bisnis didokumentasikan secara lengkap sesuai dengan standar dokumen.

2.2 Business sections dalam dokumen arsitektur bisnis dibuat sesuai dengan fungsi manajemen pada domain organisasi.

2.3 Key views dari arsitektur bisnis disajikan dengan bantuan modeling tool.

BATASAN VARIABEL 1. Konteks variabel

1.1 Architecture repository yang dimaksudkan adalah suatu siklus hidup proses yang terjadi pada berbagai tingkatan organisasi, menerapkan suatu kerangka kerja yang holistik dan menghasilkan keluaran yang selaras dengan organisasi.

1.2 Business sections terdiri atas:

1.3.1 A business footprint, suatu deskripsi tingkat tinggi dari orang dan lokasi yang terlibat pada fungsi bisnis utama;

(34)

1.3.2 Deskripsi detil dari fungsi bisnis dan informasi yang dibutuhkan;

1.3.3 A management footprint, menunjukkan kisaran kendali dan akuntabilitas;

1.3.4 Standar, aturan dan panduan yang menunjukkan kebiasaan yang dapat bekerja, aturan, pengukuran finansial dan sebagainya;

1.3.5 Suatu matriks skill dan kumpulan deskripsi pekerjaan.

1.3 Key views yang dimaksud adalah sisi-sisi utama yang menjadi fitur utama dari arsitektur yang disusun.

1.4 Modeling tool mencakup tidak terbatas pada laporan, grafik.

2. Peralatan dan perlengkapan 2.1 Peralatan

2.1.1 ATK

2.1.2 Komputer

2.1.3 Perangkat lunak bantu 2.2 Perlengkapan

(Tidak ada.)

3. Peraturan yang diperlukan (Tidak ada.)

4. Norma dan standar 4.1 Norma

(Tidak ada.) 4.2 Standar

4.2.1 The Open Group Architecture Framework (TOGAF) V.9 4.2.2 Federal Enterprise Architecture Framework (FEAF)

4.2.3 The Ministry of Defense Architecture Framework (MODAF) 4.2.4 ISO 5704 (Industrial Automation System)

4.2.5 ISO 15288 (SE) 4.2.6 ISO 12207 (SW)

(35)

4.2.8 ISO 19440 (Enterprise Integration)

PANDUAN PENILAIAN 1. Konteks penilaian

Unit kompetensi ini dinilai berdasarkan tingkat kemampuan mendeskripsikan peranan enterprise architect dalam sebuah organisasi/perusahaan. Penilaian dapat dilakukan di Tempat Uji Kompetensi (TUK) dengan cara:

1.1 Wawancara menggunakan bahasa Indonesia yang mengacu kepada Kriteria Unjuk Kerja.

1.2 Demonstrasi secara konseptual disampaikan dengan menggunakan bahasa Indonesia dalam rangka aktualisasi pelaksanaan pekerjaan.

1.3 Metode-metode lain yang relevan.

2. Persyaratan kompetensi

2.1 J.620200.005.01 Mengevaluasi Artefak Arsitektur dalam Architecture Landscape yang Terkait dengan Arsitektur Bisnis

3. Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan 3.1 Pengetahuan

3.1.1 Konsep modeling arsitektur bisnis 3.2 Keterampilan

3.2.1 Membuat model/diagram dengan menggunakan perangkat lunak bantu

4. Sikap kerja yang diperlukan 4.1 Disiplin

4.2 Teliti

4.3 Tanggung jawab 4.4 Kerjasama dalam tim

(36)

5. Aspek kritis

5.1 Keragaman pengetahuan akan beragam jenis standar terkait arsitektur bisnis untuk building block

5.2 Ketelitian dalam melakukan dokumentasi untuk arsitektur bisnis 5.3 Ketepatan dalam menggunakan metode notasi dan perangkat bantu

(37)

KODE UNIT : J.620200.007.01

JUDUL UNIT : Menentukan Metode Pemodelan, Sudut Pandang dan

Perangkat Bantu untuk Merancang Arsitektur Data

DESKRIPSI : Unit kompetensi ini berhubungan dengan pengetahuan

dan keterampilan untuk memilih metode pemodelan arsitektur data dan mengidentifikasi perangkat bantu dan teknik untuk memodelkan arsitektur data.

ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA

1. Memilih metode pemodelan arsitektur data dan menetapkan

data building block yang

diperlukan

1.1 Metode pemodelan untuk merancang arsitektur data diidentifikasikan sesuai arsitektur bisnis.

1.2 Sudut pandang yang digunakan

untuk menunjukkan

stakeholder's concerns dalam

arsitektur data diidentifikasikan sesuai arsitektur bisnis.

2. Mengidentifikasikan perangkat alat bantu dan teknik yang digunakan untuk menangkap, memodelkan dan menganalisis sudut pandang yang dipilih

2.1 Teknik pemodelan data diidentifikasikan sesuai dengan arsitektur bisnis.

2.2 Proses mengembangkan arsitektur data diuraikan dengan tepat dan lengkap sesuai dengan metode pemodelan yang dipilih. 2.3 Pedoman (catalog) untuk

menyusun data building block diidentifikasikan sesuai arsitektur bisnis.

2.4 Matriks yang digunakan untuk menjabarkan arsitektur data diidentifikasikan sesuai arsitektur bisnis.

2.5 Diagram yang digunakan untuk menjabarkan arsitektur data diidentifikasikan sesuai arsitektur bisnis.

2.6 Jenis kebutuhan (requirements) yang akan dikumpulkan diidentifikasikan sesuai arsitektur bisnis.

(38)

BATASAN VARIABEL 1. Konteks variabel

1.1 Data building block yang dimaksudkan adalah suatu paket yang memiliki fungsi terkait data untuk memenuhi kebutuhan bisnis. Bagaimana suatu data building block disusun akan bervariasi antara arsitektur. Setiap organisasi harus menentukan bagaimana block tersebut disusun sehingga memberikan hasil terbaik. Suatu pilihan yang baik dari building block akan menyebabkan perbaikan dari integrasi sistem legasi, interoperabilitas dan fleksibilitas dalam membuat sistem baru.

1.2 Metode pemodelan untuk merancang arsitektur data mencakup tidak terbatas pada The Department of Defense Architecture Framework (DoDAF), Logical Data Model, ARTS Data Model for the Retail Industry, Energistics Data Model for the Petrotechnical Industry.

1.3 Stakeholder’s concern berisi antara lain:

1.3.1 Data stakeholder: regulatory bodies, users, generators, subjects, auditors, dll;

1.3.2 Dimensi waktu: real-time, reporting period, event-driven, dll; 1.3.3 Lokasi;

1.3.4 Proses bisnis.

1.4 Teknik pemodelan data mencakup tidak terbatas padaentity-relationship diagram, class diagrams, object role modeling.

1.5 Proses mengembangkan arsitektur data terdiri atas:

1.5.1 Mengumpulkan model terkait data dari arsitektur bisnis dan arsitektur aplikasi.

1.5.2 Rationalisasi kebutuhan data dan diselaraskan dengan katalog data dan model organisasi. Ini memungkinkan inventori data dan hubungan entitas.

1.5.3 Memperbaharui dan mengembangkan matriks pada arsitektur dengan cara mengaitkan data dengan layanan bisnis, fungsi bisnis, hak akses dan aplikasi.

(39)

1.5.4 Mengelaborasi view dari arsitektur data dengan cara memeriksa bagaimana data dibuat, didistribusikan, dimigrasikan, diamankan dan diarsipkan.

1.6 Catalog untuk arsitektur data berisi antara lain data entity/data component catalog.

1.7 Matriks yang digunakan mencakup tidak terbatas pada data entity/business function, business service/information, system/data. 1.8 Diagram yang digunakan mencakup tidak terbatas padaclass diagram, data dissemination diagram, data lifecycle diagram, data security diagram, data migration diagram, class hierarchy diagram. 1.9 Jenis kebutuhan (requirements) untuk arsitektur data berisi antara

lain hasil analisis gap (gap analysis results), kebutuhan interoperabilitas data, kebutuhan teknis, kendala pada arsitektur teknologi, kebutuhan terkini dari bisnis, kebutuhan terkini dari aplikasi.

2. Peralatan dan perlengkapan 2.1 Peralatan

2.1.1 ATK

2.1.2 Komputer

2.1.3 Perangkat lunak bantu 2.2 Perlengkapan

(Tidak ada.)

3. Peraturan yang diperlukan (Tidak ada.)

4. Norma dan standar 4.1 Norma

(Tidak ada.) 4.2 Standar

4.2.1 The Open Group Architecture Framework (TOGAF) V.9 4.2.2 Federal Enterprise Architecture Framework (FEAF)

(40)

4.2.4 ISO 5704 (Industrial Automation System) 4.2.5 ISO 15288 (SE)

4.2.6 ISO 12207 (SW)

4.2.7 ISO 19439 (Enterprise Integration) 4.2.8 ISO 19440 (Enterprise Integration)

PANDUAN PENILAIAN 1. Konteks penilaian

Unit kompetensi ini dinilai berdasarkan tingkat kemampuan mendeskripsikan peranan enterprise architect dalam sebuah organisasi/perusahaan. Penilaian dapat dilakukan di Tempat Uji Kompetensi (TUK) dengan cara:

1.1 Wawancara menggunakan bahasa Indonesia yang mengacu kepada Kriteria Unjuk Kerja.

1.2 Demonstrasi secara konseptual disampaikan dengan menggunakan bahasa Indonesia dalam rangka aktualisasi pelaksanaan pekerjaan.

1.3 Metode-metode lain yang relevan.

2. Persyaratan kompetensi (Tidak ada.)

3. Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan 3.1 Pengetahuan

3.1.1 Metode pemodelan data

3.1.2 Metode requirement engineering 3.2 Keterampilan

3.2.1 Membuat model/diagram dengan menggunakan perangkat lunak bantu

4. Sikap kerja yang diperlukan 4.1 Disiplin

(41)

4.3 Tanggung jawab 4.4 Kerjasama dalam tim

5. Aspek kritis

5.1 Ketepatan dalam memahami visi, misi, sasaran dan tujuan organisasi terkait arsitektur data

5.2 Kelengkapan pemahaman terhadap domain organisasi terkait organisasi data

5.3 Kemahiran dalam penguasan teknik modeling untuk menjelaskan aristektur data

(42)

KODE UNIT : J.620200.008.01

JUDUL UNIT : Menyusun Roadmap dan Komponen Arsitektur Data

DESKRIPSI : Unit kompetensi ini berhubungan dengan pengetahuan

dan keterampilan untuk menetapkan baseline dan menyusun roadmap arsitektur data, serta mengevaluasi artefak arsitektur yang terkait dengan arsitektur data.

ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA

1. Menetapkan baseline arsitektur data yang sudah ada dan

sesuai dengan target

1.1 Baseline arsitektur data yang sudah ada dan sesuai dengan target diidentifikasikan dengan lengkap.

1.2 Target arsitektur data diidentifikasikan sesuai dengan visi organisasi dan target arsitektur bisnis.

1.3 Kesenjangan antara baseline dan target arsitektur data diidentifikasikan dengan lengkap. 2. Menyiapkan roadmap

arsitektur data

2.1 Roadmap data disusun sesuai dengan baseline, target dan kesenjangan antara baseline dan target pada arsitektur data.

2.2 Stakeholder review dilakukan secara formal.

3. Mengevaluasi artefak arsitektur dalam architecture landscape yang terkait dengan arsitektur data

3.1 Artefak arsitektur dalam

architecture landscape yang

terkait dengan arsitektur data didefinisikan sesuai arsitektur bisnis.

3.2 Artefak arsitektur dalam

architecture landscape yang

terkait arsitektur data diuji secara lengkap.

BATASAN VARIABEL 1. Konteks variabel

1.1 Target arsitektur data dapat direpresentasikan dalam berbagai model antara lain model data bisnis (business data model), model data logis (logical data model), model proses pengelolaan data (data

(43)

management process models), matriks entitas/fungsi bisnis (data entity/business function matrix).

1.2 Kesenjangan untuk arsitektur data yang dimaksudkan adalah gap analysis yang dilakukan dengan cara membuat matriks gap (gap matrix), mengidentifikasi building block yang harus dikerjakan, mengidenfitikasi building block yang harus dihilangkan, mengidentifikasi gap.

1.3 Stakeholder review yang dimaksud adalah kegiatan untuk memeriksa motivasi awal dari proyek arsitektur dan statement of architecture work terhadap arsitektur yang diusulkan. Hal ini dilakukan dengan cara impact analysis untuk mengidentifikasi area-area dimana arsitektur diubah secara formal.

1.4 Architecture landscape yang dimaksudkan adalah representasi secara aristektural dari aset yang digunakan atau direncanakan oleh suatu organisasi pada suatu saat.

1.5 Architecture landcape terdiri atas beberapa deskripsi secara arsitektural yang dibagi menjadi tiga tingkat kedetilan:

1.5.1 Strategic architecture; 1.5.2 Segment architecture; 1.5.3 Capability architecture.

1.6 Strategic architecture, menunjukkan pandangan ringkas jangka panjang dari seluruh organisasi. Hal ini menyediakan suatu kerangka kerja organisasi untuk operasional dan aktivitas pengubahan serta memungkinkan pengaturan direksi pada tingkat eksekutif.

1.7 Segment architecture, menyediakan model operasi lebih detil dari area-area dalam suatu organisasi. Hal ini dapat digunakan pada tingkat program atau portfolio untuk mengorganisasi dan menyeleraskan secara operasional secara lebih detil dari aktivitas pengubahan.

1.8 Capability architecture, digunakan untuk menjelaskan lebih detil, bagian suatu organisasi yang dapat mendukung suatu kapabilitas tertentu.

(44)

2. Peralatan dan perlengkapan 2.1 Peralatan

2.1.1 ATK

2.1.2 Komputer

2.1.3 Perangkat lunak bantu 2.2 Perlengkapan

(Tidak ada.)

3. Peraturan yang diperlukan (Tidak ada.)

4. Norma dan standar 4.1 Norma

(Tidak ada.) 4.2 Standar

4.2.1 The Open Group Architecture Framework (TOGAF) V.9 4.2.2 Federal Enterprise Architecture Framework (FEAF)

4.2.3 The Ministry of Defense Architecture Framework (MODAF) 4.2.4 ISO 5704 (Industrial Automation System)

4.2.5 ISO 15288 (SE) 4.2.6 ISO 12207 (SW)

4.2.7 ISO 19439 (Enterprise Integration) 4.2.8 ISO 19440 (Enterprise Integration)

PANDUAN PENILAIAN 1. Konteks penilaian

Unit kompetensi ini dinilai berdasarkan tingkat kemampuan mendeskripsikan peranan enterprise architect dalam sebuah organisasi/perusahaan. Penilaian dapat dilakukan di Tempat Uji Kompetensi (TUK) dengan cara:

1.1 Wawancara menggunakan bahasa Indonesia yang mengacu kepada Kriteria Unjuk Kerja.

(45)

1.2 Demonstrasi secara konseptual disampaikan dengan menggunakan bahasa Indonesia dalam rangka aktualisasi pelaksanaan pekerjaan.

1.3 Metode-metode lain yang relevan.

2. Persyaratan kompetensi

2.1 J.620200.007.01 Menentukan Metode Pemodelan, Sudut Pandang dan Perangkat Bantu untuk Merancang Arsitektur Data

3. Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan 3.1 Pengetahuan

3.1.1 Metode evaluasi arsitektur data

3.1.2 Konsep pelaksanaan stakeholder review 3.2 Keterampilan

3.2.1 Membuat model/diagram dengan menggunakan perangkat lunak bantu

4. Sikap kerja yang diperlukan 4.1 Disiplin

4.2 Teliti

4.3 Tanggung jawab 4.4 Kerjasama dalam tim

5. Aspek kritis

5.1 Kemahiran dalam penggunaan teknik fit-gap analysis untuk kajian arsitektur data

5.2 Kelengkapan pemahaman atas aktivitas-aktivitas dalam roadmap arsitektur data

5.3 Ketelitian dalam melakukan stakeholder review untuk arsitektur data

(46)

KODE UNIT : J.620200.009.01

JUDUL UNIT : Memfinalisasikan Arsitektur Data

DESKRIPSI : Unit kompetensi ini berhubungan dengan pengetahuan

dan keterampilan untuk menentukan standar building block dan metode pemodelan arsitektur data serta menghasilkan dokumen arsitektur data.

ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA

1. Menentukan standar building block dan metode pemodelan yang dipilih untuk arsitektur data dari architecture repository

1.1 Standar untuk setiap building block dan metode pemodelan dipilih dari architecture repository.

1.2 Arsitektur data diperiksa kesesuaiannya dengan tujuan bisnis organisasi.

1.3 Laporan penelusuran (traceability) requirements dibuat sesuai dengan standar laporan.

2. Membuat dokumen arsitektur data

2.1 Semua dokumen pembuatan aristektur data didokumentasikan secara lengkap sesuai dengan standar dokumen.

2.2 Data sections dalam dokumen arsitektur data dibuat dengan lengkap sesuai dengan standar dokumen.

2.3 Key views dari arsitektur data disajikan dengan bantuan

modeling tool.

BATASAN VARIABEL 1. Konteks variabel

1.1 Architecture Repository yang dimaksudkan adalah suatu siklus hidup proses yang terjadi pada berbagai tingkatan organisasi, menerapkan suatu kerangka kerja yang holistik dan menghasilkan keluaran yang selaras dengan organisasi.

1.2 Data sections terdiri atas:

1.2.1 Model data bisnis (Business data model); 1.2.2 Model data logis (Logical data model);

(47)

1.2.3 Model proses pengelolaan data (Data management process model);

1.2.4 Matrik entitas/fungsi bisnis (Data entity/business function matrix);

1.2.5 Data interoperability requirements (seperti misalnya XML schema, security policies);

1.2.6 Jika sesuai, gunakan laporan dan/ grafik yang dihasilkan oleh alat bantu pemodelan untuk menunjukkan key views dari arsitektur; mengirimkan dokumen untuk dikaji oleh stakeholder yang relevan, dan mendapatkan umpan balik (feedback).

1.3 Key views yang dimaksud adalah sisi-sisi utama yang menjadi fitur utama dari arsitektur yang disusun.

1.4 Modeling tool mencakup tidak terbatas pada laporan, grafik.

2. Peralatan dan perlengkapan 2.1 Peralatan

2.1.1 ATK

2.1.2 Komputer

2.1.3 Perangkat lunak bantu 2.2 Perlengkapan

(Tidak ada.)

3. Peraturan yang diperlukan (Tidak ada.)

4. Norma dan standar 4.1 Norma

(Tidak ada.) 4.2 Standar

4.2.1 The Open Group Architecture Framework (TOGAF) V.9 4.2.2 Federal Enterprise Architecture Framework (FEAF)

4.2.3 The Ministry of Defense Architecture Framework (MODAF) 4.2.4 ISO 5704 (Industrial Automation System)

(48)

4.2.5 ISO 15288 (SE) 4.2.6 ISO 12207 (SW)

4.2.7 ISO 19439 (Enterprise Integration) 4.2.8 ISO 19440 (Enterprise Integration)

PANDUAN PENILAIAN 1. Konteks penilaian

Unit kompetensi ini dinilai berdasarkan tingkat kemampuan mendeskripsikan peranan enterprise architect dalam sebuah organisasi/perusahaan. Penilaian dapat dilakukan di Tempat Uji Kompetensi (TUK) dengan cara:

1.1 Wawancara menggunakan bahasa Indonesia yang mengacu kepada Kriteria Unjuk Kerja.

1.2 Demonstrasi secara konseptual disampaikan dengan menggunakan bahasa Indonesia dalam rangka aktualisasi pelaksanaan pekerjaan.

1.3 Metode-metode lain yang relevan.

2. Persyaratan kompetensi

2.1 J.620200.008.01 Menyusun Roadmap dan Komponen Arsitektur Data

3. Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan 3.1 Pengetahuan teknik dokumentasi

3.1.1 Teknik pemodelan data 3.2 Keterampilan

3.2.1 Membuat model/diagram dengan menggunakan perangkat lunak bantu

4. Sikap kerja yang diperlukan 4.1 Disiplin

4.2 Teliti

(49)

4.4 Kerjasama dalam tim

5. Aspek kritis

5.1 Keragaman pengetahuan akan beragam jenis standar terkait arsitektur data untuk building block

5.2 Ketelitian dalam melakukan dokumentasi untuk arsitektur data 5.3 Ketepatan dalam menggunakan metode notasi dan perangkat bantu

(50)

KODE UNIT : J.620200.010.01

JUDUL UNIT : Menentukan Metode Pemodelan, Sudut Pandang dan

Perangkat Bantu untuk Merancang Arsitektur

Aplikasi

DESKRIPSI : Unit kompetensi ini berhubungan dengan pengetahuan

dan keterampilan untuk memilih metode pemodelan arsitektur aplikasi dan mengidentifikasi perangkat bantu dan teknik untuk memodelkan arsitektur aplikasi.

ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA

1. Memilih metode pemodelan arsitektur aplikasi dan menetapkan application

building block yang diperlukan

1.1 Metode pemodelan yang digunakan dalam merancang

arsitektur aplikasi

diidentifikasikan sesuai arsitektur bisnis.

1.2 Sudut pandang yang digunakan

untuk menunjukkan

stakeholder's concerns dalam

arsitektur aplikasi

diidentifikasikan dengan lengkap. 2. Mengidentifikasikan perangkat

bantu dan teknik yang

digunakan untuk menangkap, memodelkan dan menganalisis sudut pandang yang dipilih

2.1 Proses mengembangkan

arsitektur aplikasi diuraikan

sesuai arsitektur bisnis metode pemodelan yang ditentukan.

2.2 Pedoman (catalog) untuk menyusun application building

block diidentifikasikan dengan

lengkap.

2.3 Matriks yang digunakan untuk menjabarkan arsitektur aplikasi diidentifikasikan sesuai arsitektur bisnis metode pemodelan yang ditentukan.

2.4 Diagram yang digunakan untuk menjabarkan arsitektur aplikasi diidentifikasikan sesuai arsitektur bisnis metode pemodelan yang ditentukan.

2.5 Jenis kebutuhan (requirements) yang akan dikumpulkan diidentifikasikan dengan lengkap.

(51)

BATASAN VARIABEL 1. Konteks variabel

1.1 Application building block yang dimaksud adalah suatu paket yang memiliki fungsi terkait aplikasi untuk memenuhi kebutuhan bisnis. Bagaimana suatu application building block disusun akan bervariasi antara arsitektur. Setiap organisasi harus menentukan bagaimana block tersebut disusun sehingga memberikan hasil terbaik. Suatu pilihan yang baik dari building block akan menyebabkan perbaikan dari integrasi sistem legasi, interoperabilitas dan fleksibilitas dalam membuat sistem baru.

1.2 Metode pemodelan mencakup tidak terbatas pada The Tele Management Forum (TMF), The Object Management Group (OMG). 1.3 Stakeholder’s concerns mencakup tidak terbatas pada stakeholders

dari aplikasi.

1.4 Proses mengembangkan arsitektur aplikasi terdiri atas:

1.4.1 Mengidentifikasi daftar aplikasi dan komponen aplikasi yang dibutuhkan, berdasarkan baseline dari portfolio aplikasi, apakah kebutuhan dan kisaran arsitektur bisnis;

1.4.2 Mengidenfitikasi aplikasi logis dan aplikasi fisik yang paling cocok;

1.4.3 Mengidentifikasikan matriks dalam arsitektur dengan mengaitkan aplikasi ke layanan bisnis, fungsi bisnis, data, dan proses lainnya;

1.4.4 Mengkaji view dari arsitektur aplikasi dengan mengevaluasi bagaimana aplikasi berfungsi, melakukan integrasi, proses migrasi, pengembangan dan pertimbangan operasional.

1.5 Catalog berisi antara lain application portfolio catalog, interface catalog.

1.6 Matriks yang digunakan mencakup tidak terbatas pada matriks sistem/organisasi (system/organization matrix), matriks peran/sistem (role/system matrix), matriks interaksi aplikasi (application interaction matrix), matriks sistem/fungsi (system/function matrix).

(52)

1.7 Diagram yang digunakan mencakup tidak terbatas pada application communication diagram, application and user location diagram, enterprise manageability diagram, process/system realization diagram, application migration diagram, software distribution diagram, software engineering diagram.

1.8 Jenis kebutuhan (requirements) untuk arsitektur aplikasi mencakup tidak terbatas pada hasil analisis gap, kebutuhan interoperabiltias aplikasi, kebutuhan teknis, kendala pada aristektur teknologi, kebutuhan bisnis terkini, kebutuhan data terkini.

2. Peralatan dan perlengkapan 2.1 Peralatan

2.1.1 ATK

2.1.2 Komputer

2.1.3 Perangkat lunak bantu 2.2 Perlengkapan

(Tidak ada.)

3. Peraturan yang diperlukan (Tidak ada.)

4. Norma dan standar 4.1 Norma

(Tidak ada.) 4.2 Standar

4.2.1 The Open Group Architecture Framework (TOGAF) V.9 4.2.2 Federal Enterprise Architecture Framework (FEAF)

4.2.3 The Ministry of Defense Architecture Framework (MODAF) 4.2.4 ISO 5704 (Industrial Automation System)

4.2.5 ISO 15288 (SE) 4.2.6 ISO 12207 (SW)

4.2.7 ISO 19439 (Enterprise Integration) 4.2.8 ISO 19440 (Enterprise Integration)

Gambar

Tabel  2.  Susunan  Tim  Perumus  RSKKNI  Bidang  Enterprise  Architecture   Designsesuai  dengan  Surat  Tugas  Kepala  Pusat  Litbang  Literasi  dan  Profesi  Nomor  254/BLSDM-5/KP.04.06/08/2014  tanggal  12  Agustus  2014 adalah sebagai berikut:
Tabel 3. Susunan  Tim Verifikasi RSKKNI Bidang Enterprise  Architecture   Design sesuai dengan Keputusan Sekretaris Badan Litbang SDM Nomor  56A Tahun 2014 tanggal 5 Mei 2014, adalah sebagai berikut:

Referensi

Dokumen terkait

SAC akan merefleksikan bagaimana untuk lebih baik mengukur dan melaporkan kontribusi kelompok wanita dalam sektor kehutanan dan selain itu juga memastikan bahwa peraturan

Skripsi ini disusun dengan maksud untuk memenuhi salah satu syarat dalam rangka menyelesaikan program pendidikan strata 1 pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Jurusan

Dari hasil analisis diketahui besarnya nilai kontribusi antara bauran promosi terhadap peningkatan jumlah jamaah umroh sebesar variabel X (bauran promosi) memiliki

Berulak dilakukan dengan memberikan layanan informasi, layanan orientasi, konseling perorangan layanan bimbingan kelompok , penempatan dan penyaluran sehingga dapat membantu

Injeksi adalah sediaan steril berupa larutan, emulsi atau suspensi atau serbuk yang harus dilarutkan atau disuspensikan lebih dahulu sebelum digunakan, yang

Sebelum memutuskan pemilihan salah satu sketsa beberapa hal menjadi bahan pertimbangan penulis, mengkaji berulang-ulang pada produk tersebut mampu menggambarkan konsep

Tingkat kesukaran soal adalah peluang untuk menjawab benar suatu soal pada tingkatkemampuan tertentu yang biasanya dinyatakan dalam bentuk indeks. Semakin besar indeks