• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PEMANFAATAN LANDASAN PACU BARU BANDAR UDARA SULTAN HASANUDDIN TERHADAP PERMUKIMAN DI SEKITARNYA

N/A
N/A
Info

Unduh

Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH PEMANFAATAN LANDASAN PACU BARU BANDAR UDARA SULTAN HASANUDDIN TERHADAP PERMUKIMAN DI SEKITARNYA"

Copied!
6
3
0
Menampilkan lebih banyak ( Halaman)

Teks penuh

(1)

PROSIDING 20 11© HASIL PENELITIAN FAKULTAS TEKNIK

Arsitektur

Elektro

Geologi

Mesin

Perkapalan

Sipil

PENGARUH PEMANFAATAN LANDASAN PACU BARU

BANDAR UDARA SULTAN HASANUDDIN TERHADAP

PERMUKIMAN DI SEKITARNYA

Muhammad Syavir Latief & Muhammad Fathien Azmy Jurusan Teknik Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin

Jl. Perintis Kemerdekaan Km. 10 Tamalanrea - Makassar, 90245 Telp./Fax: (0411) 589707/(0411) 589707

e-mail: syavir.latief@yahoo.co.id

Abstrak

Pembangunan kawasan bandar udara Sultan Hasanuddin merupakan langkah untuk memberikan layanan yang maksimal bagi arus transportasi udara antar daerah baik menuju maupun yang keluar dari Makassar. Namun perlu perhatian terhadap kawasan bahaya kecelakaan, kawasan pengendalian ketinggian dan kawasan peralihan, yang saat ini masih berpenghuni disekitar landasan pacu baru, dimana menurut UU Penerbangan No. 15 tahun 1992 kawasan tersebut harus bebas dari bangunan apapun. UU tata ruang No. 26 tahun 2007 menyebutkan bahwa penataan ruang merupakan suatu kesatuan wilayah tempat manusia dan mahluk lainnya hidup dan melakukan kegiatan serta memelihara kelangsungan hidupnya. Metode penelitian ini menggunakan teknik statistik deskriptif dengan pendekatan kualitatif dan sebagian data diolah secara kuantitatif. Data fisik permukiman dianalisis dengan mengunakan parameter paparan kebisingan dan pendapat penghuni dikawasan tersebut diolah dengan menggunakan microsoft office excel 2007. Hasilnya menunjukan bahwa penduduk yang bermukim zona I segera dilakukan relokasi bagi penghuninya di kawasan yang relatif aman dan manusiawi, karena saat ini telah ada pengaruh terhadap fisiologi tubuh dari masyarakat setempat.

Kata Kunci: landasan pacu, kebisingan, bandar udara

PENDAHULUAN

Kota Makassar merupakan salah satu kota terbesar di Indonesia yang merupakan pintu gerbang Indonesia bagian Timur. Kota Makassar terus berkembang, searah perkembangan kota-kota lainnya di Indonesia bahkan kota-kota di dunia sehingga slogan pembangunan kota Makassar selalu dikuti dengan kata kota dunia. Seiring dengan pembangun kota Makassar yang begitu pesat sangat dipengaruhi oleh perkembangan penduduk dan peningkatan mobilitas yang tinggi dalam kota, antar kota, kawasan hingga mobilitas antar wilayah dan negara, searah dengan RTRW Kota Makassar tahun 2006-2016.

Peningkatan mobilitas yang tinggi tersebut, khususnya antar wilayah dan negara mengharuskan kota Makassar mengadakan pembenahan bandara udaranya, dimana berdasar Peraturan Pemerintah Nomor 1/1987 tanggal 9 Januari 1987 disusul tanggal 3 Maret 1987 Bandar Udara Hasanuddin diserahterimakan pengelolaannya dari Direktorat Jenderal Perhubungan Udara kepada Perum Angkasa Pura I yang kemudian pada tanggal 1 Januari 1993 berubah status menjadi PT (Persero) Angkasa Pura I. Selanjutnya, pada tanggal 30 Oktober 1994, Bandar Udara Hasanuddin dinyatakan sebagai Bandar Udara Internasional sesuai dengan keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 61/1994 tanggal 7 Januari 1995 dan diresmikan oleh Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Propinsi Sulawesi Selatan. Pada tanggal 28 Maret 1995 yang ditandai dengan penerbangan Perdana oleh Malaysian Airlines System (MAS) langsung dari Kuala Lumpur ke Bandar Udara Hasanuddin Makassar, disusul kemudian dengan penerbangan Silk Air yang menghubungkan Changi Singapore dengan Bandar Udara Hasanuddin, hal ini tidaklah berarti bahwa pada tanggal 28 Maret 1995 Bandar Udara Hasanuddin pertama kali melayani penerbangan Internasional, akan tetapi sejak tahun 1990 Bandar Udara Hasanuddin (sekarang Bandar Udara Internasinal Sultan Hasanuddin) digunakan sebagai Bandar Udara Embarkasi/Debarkasi Haji langsung dari Makassar ke Jeddah pergi pulang.

Bandara ini mengalami proses perluasan dan pengembangan yang dimulai tahun 2004 dan selesai pada tahun 2009. Antara bagian dari pengembangan adalah terminal penumpang baru berkapasitas 7 juta penumpang per

(2)

Pengaruh Pemanfaatan Landasan Pacu… M. Syavir Latief & M. Fathien Azmy

Arsitektur

Elektro

Geologi

Mesin

Perkapalan

Sipil

tahun, apron (lapangan parkir pesawat) yang berkapasitas tujuh pesawat berbadan lebar, landas pacu baru sepanjang 3.100 meter x 45 meter, serta taxiway. Pengoperasian terminal baru dimulai pada 4 Agustus 2008. Pemanfaatan landasan baru tersebut membawa akibat terhadap daerah sekitar bandara yang telah terbangun, utamanya daerah permukiman baru yang sangat banyak menerima pengaruh instrument landing sistem (ILS). Mengingat banyaknya kasus di tanah air dan beberapa belahan dunia terjadi kecelakaan disekitar bandara pada saat lepas landas atau saat akan mendarat (landing), kondisi ini salah satu faktor penyebab akibat tidak mengikuti pedoman operasional bandar udara, sehingga tidak berfungsinya alat navigasi dan radar akibat gelombang radio terhalangi oleh permukiman yang padat di sekitar Bandar udara. Salah satu contoh adalah peristiwa pesawat Mandala Air yang mengalami gagal lepas landas (take off) dibandar udara Polonia Medan dan jatuh menimpa permukiman padat yang berada didekat bandar udara, dan mengakibatkan banyaknya korban dari penduduk yang bermukim di sekitar bandar udara yang semestinya menjadi area keselamatan operasional penerbangan.

METODA PENELITIAN

Jenis Penelitian

Ditinjau dari tujuan penelitian dan analisis datanya, maka penelitian ini merupakan jenis penelitian untuk mendapatkan data primer yaitu jenis penelitian yang berupaya mencari fakta-fakta lapangan berdasarkan tujuan penelitian. Fakta-fakta berupa sejumlah data yang diperoleh dari obyek penelitian pada permukiman disekitar bandar udara Sultan Hasanuddin yang masuk dalam kawasan operasional bandar udara.

Populasi dan Sampel

Populasi penelitian ini adalah semua kawasan permukiman disekitar bandar udara internasional Sultan Hasanuddin, utamanya yang masuk daerah operasional bandar udara, baik pada saat pesawat akan lepas landas maupun saat akan landing. Sampel ditentukan secara acak (purposive sampling) sesuai kondisi lapangan dari populasi, sedang sampel penghuni akan dimintakan pendapatnya masing-masing 5 (lima) orang tiap kawasan permukiman.

Jenis Data

Jenis data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah: (a) Kawasan permukiman mana saja yang masuk daerah operasinal bandar udara Sultan Hasanuddin, yang selanjutnya akan ditentukan masuk zona berbahaya berapa; (b) Pendapat penduduk terhadap permukimannya masuk lintasan udara bagi pesawat yang berasal dan ke bandar udara Sultan Hasanuddin.

Teknik Pengumpulan Data

Survei Lapangan (Field Research). Survei lapangan dilakukan dengan mempergunakan beberapa teknik pendekatan antara lain: (a) teknik observasi; (b) teknik interview ; (c) teknik field note.

Teknik Analisis Data

Secara keseluruhan, pembahasan ini menggunakan teknik statistik deskriptif dengan pendekatan kualitatif dan sebagian data diolah secara kuantitatif. Deskriptif dan eksploratif dilakukan dengan menggambarkan dan menguraikan kondisi lapangan yaitu kondisi permukiman disekitar Bandar udara. Data yang diperoleh dianalisis dengan metode sebagai berikut: (a) Data fisik permukiman dianalisis dengan mengunakan parameter tingkat kebisingan yang ditimbulkan akibat derungan pesawat udara saat akan lepas landas dan landing serta pengaruh fisologi tubuh manusia yang masuk dalam zona berbahaya I dan II; (b) Data pendapat penghuni permukiman sebagai sampel diolah dengan menggunakan microsoft office excel 2007, untuk memperoleh gambaran tentang pengaruh yang ditimbulkan akibat kawasan permukimannya masuk lintasan pesawat udara.

HASIL DAN BAHASAN

Pengaruh Kebisingan

Pengaruh kebisingan yang terjadi pada kawasan bandar udara merupakan suatu dampak yang tidak dapat dihindari dalam operasional penerbangan, kondisi ini merupakan suatu hal yang normal namun ketika

(3)

PROSIDING 20 11© HASIL PENELITIAN FAKULTAS TEKNIK

Arsitektur

Elektro

Geologi

Mesin

Perkapalan

Sipil

kebisingan mengakibatkan gangguan pada kawasan sekitar bandar udara khusus pada daerah yang terbangun, maka hal ini perlu mendapatkan perhatian dan pengkajian untuk menghindari pengaruh negatip bagi penghuninya. Penentuan kawasan bising dapat terlihat melalui rute/jalur penerbangan pesawat yang akan melakukan maneuver dalam proses take off dan landing. Garis rute ini kemudian dibuatkan buffer untuk melihat daerah pengaruh dari kebisingan yang dihasilkan pesawat setelah daerah buffer kita ketahui kemudian kita melakukan spatial join terhadap tiga data pertama, data mengenai topografi kawasan, line kebisingan dan data bangunan (permukiman) yang terdapat pada kawasan tersebut. Setelah semua data tergabung kita kemudian melakukan proses identifikasi terhadap kawasan di bawahnya untuk menentukan tabel proporsi pengaruh.

Dampak kebisingan yang terjadi pada suatu daerah mempunyai pengaruh yang penting terhadap kesehatan masyarakat, kenyamanan hidup masyarakat, pada binatang ataupun gangguan pada ekosistem alam. Dampak dari kebisingan pada manusia yaitu dapat merubah ketajaman pendengaran, mengganggu pembicaraan dan mengganggu kenyamanan. Secara umum kebisingan dapat diartikan sebaga suara yang merugikan terhadap manusia dan lingkungannya (Suratmo, 1995 : 97 - 98).

Berdasarkan hasil identifikasi kawasan disekitar bandar udara Sultan Hasanuddin yang memperoleh imbas kebisingan terbagi dalam tiga zona, yaitu zona I dan zona II adalah Kelurahan Sudiang, Kelurahan Bulurokeng, Kelurahan Hasanuddin, Kelurahan Pattontongan, sedang zona III adalah semua kelurahan pada zona I dan II serta Kelurahan Tamalanrea (lihat tabel 1).

Tabel 1. Kawasan Terimbas Kebisingan Bandar Udara Sultan Hasanuddin berikut Jumlah Penduduk dan Perumahan

Zona Kelurahan Luas Lahan

(Ha) Persentasi Lahan (%) Jumlah Penduduk Jumlah Perumahan I 1. Sudiang 165,448 28 368 53 2. Bulurokeng 42,96 12 119 27 3. Hasanuddin 104,10 25 327 42 4. Pattontongan 91,76 8 49 12 Jumlah 404,268 863 134 II 1. Sudiang 248,171 42 1460 213 2. Bulurokeng 100,12 26 739 124 3. Hasanuddin 133,19 32 683 142 4. Pattontongan 149,00 13 168 34 Jumlah 764,481 3050 513 III 1. Sudiang 177,985 30 2043 473 2. Bulurokeng 238,73 34 2180 502 3. Hasanuddin 178,97 43 1690 396 4. Pattontongan 367,04 32 227 58 5. Tamalanrea 128,34 27 1058 638 Jumlah 1091,065 7196 2067

Sumber: Irwan, 2010 dan analisis 2011.

Gambar 1. Peta Zona Kebisingan Bagian Selatan, Kota Makassar,

(4)

Pengaruh Pemanfaatan Landasan Pacu… M. Syavir Latief & M. Fathien Azmy

Arsitektur

Elektro

Geologi

Mesin

Perkapalan

Sipil

Paparan kebisingan pada zona I mencapai 120-100 dB yang mempunyai dampak fisiologi bagi manusia yang mengalami selama empat jam berupa: (a) robek gendang telinga; (b) rusaknya saluran setengah lingkaran; (c) pusing; (d) mual dan muntah; (e) tubuh gemetar; (f) tuli temporal; (g) susah tidur. Untuk zona II paparan kebisingannya mencapai 100-90 dB masih merupakan kawasan berbahaya yang dipapar selama enam jam, akibat yang bisa terjadi adalah (a) tuli temporal; (b) mual dan muntah; (c) pusing; (d) tubuh gemetar; (e) susah tidur; (f) sulit berkonsentrasi. Untuk zona III tingkat kebisingannya mencapai 90 – 50 dB, relatif masih bisa diatasi dengan vegetasi padat, namun pada kebisingan 90-80 dB yang berlangsung selama delapan jam masih mempunyai dampak fisiologi bagi manusia berupa: (a) Pusing; (b) tubuh gemetar; (c) mual; (d) susah tidur (Departeman Kesehatan RI, 2008).

Pada tabel 1 memperlihatkan bahwa pada zona I terdapat daerah terbangun dengan perumahan yang berpenghuni yang menurut UU Penerbangan No. 15 tahun 1992 bahwa zona seperti itu dilarang terdapat bangunan apapun kecuali untuk kepentingan operasional bandara. Dampak bagi kesehatan penghuni rumah-rumah tersebut sangat menghawatirkan bila berlangsung lama akibat paparan kebisingan dari aktivitas penerbangan, sehingga pada zona I segera dikosongkan untuk menghindari dampak kesehatan bagi penghuninya. Masyarakat yang bermukim di zona kebisingan II dan III, dampak yang bisa ditimbulkan akibat paparan kebisingan tersebut masih dapat diatasi dengan vegetasi yang relatif lebat yang berfungsi sebagai kedap suara.

Tabel 2. Pengakuan Masyarakat akibat Paparan Kebisingan Terhadap Fisiologi Tubuh Manusia pada Zona I

Lokasi Masyarakat Mendapat

Pengaruh Pengakuan Masyarakat yang dirasakan Tingkat Kebisingan Dusun Paopao Desa Baji Pangai

Syafruddin (laki-laki, 41

tahun) Susah berkonsentrasi, susah tidur.

120-100 dB. Mutmainnah (wanita, 27

tahun)

Susah tidur, pusing dan mual, berkeringat dan gemetar. Perumahan Tamarunang Indah Paopao A Zulkarnain (laki-laki, 68 tahun).

Tuli temporal, pusing, mual, susah tidur, hilang keseimbangan, migrain

dan sering diare. 120-100 dB. Zain Dg. Beta (laki-laki,

54 tahun).

Susah tidur, migran, pusing, tubuh gemetar, hilang keseimbangan.

Perumahan Pao Asri

Anas (laki-laki, 8 tahun). Sering diare, susah tidur, sulit belajar, migran,

mual dan pusing. 110-100 dB. Sanneng Dg. Bunga (wanita,

37 tahun).

Muntah-muntah, susah tidur, migran, gemetar.

Perumahan Ghara Ria Asri Sudiang

Hendrik Tandi Lebang (laki-laki, 48 tahun).

Gemetar pada malam hari, susah tidur, pusing, migran, keluar cairan dari telinga.

120-100 dB. Mathius Tandi Lebang

(laki-laki, 25 tahun).

Pusing mual, migran, susah tidur, diare akut.

Ida (wanita, 21 tahun).

Pusing, muntah-muntah, migran, susah tidur, sulit berkonsentrasi, telinga berdengung.

Jalan Asrama Haji

Sudiang Ali Taha (laki-laki, 31 tahun).

Pusing, mual, telinga

(5)

PROSIDING 20 11© HASIL PENELITIAN FAKULTAS TEKNIK

Arsitektur

Elektro

Geologi

Mesin

Perkapalan

Sipil

Dampak dari pengaruh paparan kebisingan dirasakan oleh penduduk di zona I. Pada Tabel 2 diperlihatkan bahwa paparan kebisingan dapat menimbulkan efek yang berbahaya bagi kesehatan penduduk yang tinggal pada kawasan tersebut, intensitas bunyi pada zona ini juga sangat rentang terhadap anak kecil dan orang tua berusia lanjut yang dapat menimbulkan malfungsi organ tubuh yang dalam waktu lama dapat menimbulkan efek yang cukup berbahaya dan dapat menimbulkan cacat tetap serta bisa membawa kematian bila berlangsung terus menerus, utamanya pada pertumbuhan anak-anak.

Kawasan yang dipengaruhi Operasional Penerbangan

Kawasan sekitar bandar udara yang dipengaruhi operasional penerbangan dibagi dalam tiga kawasan yaitu: (a) kawasan bahaya kecelakaan; (b) kawasan pengendalian ketinggian; (c) kawasan peralihan. Untuk bandar udara Sultan Hasanuddin yang merupakan kawasan bahaya kecelakaan adalah kawasan perpanjangan landasan pacu sepanjang satu kilometer, kawasan tersebut adalah(a) area perkuburan Sudiang; (b) Perumahan Indah Lestari Sudiang; (c) dan kawasan beberapa rumah penduduk.

Kawasan pengendalian ketinggian adalah kawasan perpanjangan landasan pacu sepanjang 1,5 kilometer, kawasan yang masuk di dalamnya adalah: (a) Perumahan Ghara Ria Asri; (b) Perumahan Bukit Pao Lestari; (c) Perumahan Sudiang Indah; (d) dan kawasan beberapa rumah penduduk lainnya. Sedang kawasan peralihan adalah kawasan perpanjangan landasan pacu sepanjang 2 kilometer, kawasan yang termasuk di dalamnya adalah kelompok perumahan disekitar kawasan fasilitas olahraga Sudiang. Semua kawasan yang disebutkan diatas adalah masuk zona I, yang perlu mendapat perhatian semua pihak utamanya pihak Kementrian Perhubungan untuk segera mengosongkan kawasan tersebut dengan merelokasikan ke kawasan yang lebih aman dan manusiawi.

Presepsi masyarakat terhadap lingkungan huniannya

Pendapat masyarakat yang bermukim di zona I tersebut memperlihatkan sangat terganggunya bermukim di kawasan ini utamanya pengaruh paparan kebisingan pesawat (gambar 2). Namun sangat sedikit yang tidak sadar, hanya 10% kalau tempat mukimnya masuk kawasan berbahaya setiap saat mengancam jiwanya dan kesehatan fisiologi tubuhnya (gambar 3).

Kondisi ini perlu diberi pemahaman kepada masyarakat yang bermukim di zona I dengan memberikan penyuluhan terus menerus tentang rawannya tempat tinggal mereka, hal ini memungkinkan untuk dilakukan relokasi ke tempat yang lebih aman dan manusiawi karena berdasarkan data pendapat masyarakat (gambar 6) sudah ada yang siap pindah mencapai 30% dan 50% yang masih ragu, masyarakat inilah yang perlu dimotivasi terus tanpa henti yang pada akhirnya dapat merubah sikapnya untuk dipindahkan dan sisa hanya 20% tidak siap pindah juga tanpa putus diberikan pertimbangan akan rawannya tempat mukimnya dari bahaya kecelakaaan pesawat pada saat lepas landas dan saat pendaratan. Tentunya pemerintah harus penyiapkan sarana dan prasarana bagi tempat mukim barunya, karena mereka menempati rumahnya melalui jalur yang resmi yaitu kredit pemilikan rumah (KPR) dan mempunyai izin mendirikan bangunan (IMB).

Gambar 2. Pengaruh kebisingan pesawat (%) Gambar 3. Kawasan berbahaya (%) Gambar 4. Ada instruksi untuk pindah (%)

(6)

Pengaruh Pemanfaatan Landasan Pacu… M. Syavir Latief & M. Fathien Azmy

Arsitektur

Elektro

Geologi

Mesin

Perkapalan

Sipil

SIMPULAN

 Berfungsinya landasan pacu baru menimbulkan pengaruh yang sangat memprihatinkan bagi masyarakat yang bermukim di zona I dan II, khususnya di zona I sudah ada korban akibat paparan kebisingan yang terus menerus.

 Pada zona III pengaruh kebisingan masih bisa diatasi dengan memperbanyak vegetasi yang padat sebagai peredam suara.

REKOMENDASI

 Pemerintah segera menganggarkan untuk merelokasi masyarakat yang bermukim di kawasan bahaya kecelakaan, kawasan pengendalian ketinggian, kawasan peralihan (zona I) ke tempat yang lebih aman dari kebisingan di landasan pacu Bandar udara Sultan Hasanuddin.

 Pemerintah dalam hal ini Kementrian Perhubungan harus memberikan perhatian bagi masyarakat yang telah mendapat imbas dari kebisingan akibat operasional penerbangan.

DAFTAR PUSTAKA

[1]. Anonim, 2006, Rencana Tata Ruang Wilayah kota Makassar 2006-2016.

[2]. Anonim, 2007. Laporan Rencana Datail Tata Ruang Kawasan Bandar Udara Terpadu. [3]. Blow. C.J. 1995. Airpot and Terminal, England.

[4]. BSN. 2006. Standar Nasional Kawasan Keselamatan Operasional Penerbangan. Jakarta: BSN. [5]. Hill Mc Graw. 1983. Perencanaan dan Perancangan Bandar Udara. Surabaya. Penerbit Erlangga. [6]. ICAO. 2006. Standard and Procedure for Landing and Take off area 2. British ICAO.

[7]. Irwan. 2010. Arahan Pengembangan Kawasan Sekitar Bandar Udara Internasional Sultan Hasanuddin. Skripsi Tugas Akhir. Prodi PWK, Fakultas Teknik Unhas. Makassar.

[8]. Kepmen Perhubungan Nomor KM 77 tahun 1998, Tentang Penyelenggaraan Badar Udara Umum. [9]. Undang-undang nomor. 15. Tahun 1992. Tentang Penerbangan.

Gambar

Tabel 1. Kawasan Terimbas Kebisingan Bandar Udara Sultan Hasanuddin berikut Jumlah Penduduk dan Perumahan
Tabel 2. Pengakuan Masyarakat akibat Paparan Kebisingan Terhadap Fisiologi Tubuh Manusia pada Zona I
Gambar 2. Pengaruh kebisingan pesawat (%)  Gambar 3. Kawasan berbahaya (%)  Gambar 4. Ada instruksi untuk pindah (%)

Referensi

Dokumen terkait

(1) Direktur Testing dan Analisa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1) huruf j mempunyai tugas melakukan pengendalian dan koordinasi pelaksanaan pengawasan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada Bab 4 mengenai Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Pelanggan Karyawan Peserta Pendidikan dan Pelatihan

Untuk itu perlu dilakukan studi evaluasi program untuk mengetahui kesiapan program rintisan sekolah kategori mandiri di SMA Negeri 1 Tejakula ditinjau dari

dibuktikan berdasarkan hasil analisis uji t, diperoleh nilai t hitung untuk variabel X4 adalah 5.541 dengan nilai t tabel 1.697 dan nilai t hitung >nilai t tabel

Selain Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas, bentuk pelatihan dalam suatu organisasi juga merupakan hal yang tidak kalah pentingnya dalam mencapai tujuan yang

(1) Mengakui bahwa PT Angkasa Pura I (Persero) Kantor Cabang Bandar Udara Sultan Hasanuddin - Makassar telah melakukan perbuatan sebagaimana diuraikan dalam

Yesus hendak mengatakan, bahwa meskipun ada usaha manusia untuk tidak melibatkan Allah di dalam ikatan sumpah itu, sebenarnya tidak ada seorang pun yang dapat menyingkirkan Allah

According to a survey which was conducted by means of interviews and questionnaires to 43 manufacturing industry practitioners in this research, it is found that in

Tabel 22 menunjukkan data statistik tentang Keterampilan Praktis yang Diperoleh Semasa Kuliah dalam penerimaan pegawai baru yang dilakukan oleh stakeholder bagi Prodi

Langkah-langkah yang dilakukan dalam menganalisa data yang diperoleh adalah sebagai berikut : menganalisa karakteristik permintaan kargo udara domestik pada Bandar

Bentuk penyalahgunaan posisi dominan yang dilakukan oleh PT Angkasa Pura Logistik di Terminal Kargo Bandar Udara Internasional Sultan Hasanuddin Makassar ialah sebagai

Dari hasil analisis pada kedua bandara Hub Primer tinjauan yaitu Bandar udara Sultan Hasanuddin dan Bandar Udara Sam Ratulangi yang meliputi analisis pola jaringan

Selain itu, gas dan asap tersebut merupakan hasil oksidasi dari beberapa unsur penyusunan bahan bakar, yaitu CO ( karbon monoksida ) SO 2 (sulfur dioksida) dan NO 2 (

Data yang digunakan berupa data pergerakan pesawat di runway pada jam puncak (waktu sibuk local time) serta data hasil kuesioner penumpang pesawat Bandar Udara

Deskripsi Produk  Merupakan produk asuransi jiwa kredit yang memberikan manfaat asuransi berupa pembayaran uang pertanggungan yang jumlahnya menurun sesuai dengan

Sebagai sumbangan pemikiran untuk perusahaan dalam memberikan evaluasi geometri jalan tambang batu kapur dan merekomendasikan perbaikan serta perawatan jalan yang standar

5. Untuk Koperasi yang belum memperoleh status sebagai Badan Hukum maka tindakan pendiri untuk Koperasi mengikat Koperasi selama Koperasi setelah mendapatkan

yang tidak bertentangan dengan Prinsip Syariah; Menyalurkan Pembiayaan bagi hasil berdasarkan Akad mudharabah, Akad musyarakah, atau Akad lain yang tidak

Nilai bobot pada koneksi penghubung dan bias pada setiap neuron di lapisan masukan menuju lapisan tersembunyi didasarkan pada nilai faktor δ j dan sinyal keluaran yang dihasilkan

Kemudian pada tanggal 19 Juni 1984 AKIS memperoleh status TERDAFTAR berdasar surat keputusan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi (Dikti) nomor: 0274/O/1984 dan

Di rumah sakit, didalam triase mengutamakan perawatan pasien berdasarkan geala. 9riase menggunakan *BCD seperti alan nafas, pernapasan dan sirkulasi, serta warna

Menurut Puntodewo (2003), yang dikutip oleh Kusumadewi (2009), data yang akan diolah dalam Sistem Informasi Geografis (SIG) terdiri atas dua bentuk yaitu data

Dari hasil diatas menunjukkan bahwa pelumasan menggunakan oli sintetis dapat meningkatkan nilai efektifitas mata bor dengan mengurangi gesekan antara mata bor dan benda