• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS TINGKAT PENCEMARAN UDARA PADA KAWASAN BANDAR UDARA SULTAN HASANUDDIN DI KOTA MAKASSAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS TINGKAT PENCEMARAN UDARA PADA KAWASAN BANDAR UDARA SULTAN HASANUDDIN DI KOTA MAKASSAR"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

1

ANALISIS TINGKAT PENCEMARAN UDARA PADA KAWASAN BANDAR UDARA SULTAN HASANUDDIN DI KOTA MAKASSAR

Muralia Hustim1, Dantje Runtulalo2, Kasmawati3

ABSTRAK

Peningkatan jumlah penerbangan di Bandar Udara Sultan Hasanuddin setiap tahunnya dikhawatirkan akan menimbulkan pencemaran udara yang berpengaruh terhadap kualitas udara ambien yang dapat memberikan dampak terhadap manusia dan makhluk hidup yang berada di sekitar Bandar Udara. Tetapi dengan adanya pedoman atau pengujian pencemaran udara yang dilihat dan dihtung berdasarkan Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) dapat memantau seberapa tercemar suatu daerah. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis konsentrasi polutan dan menganalisis tingkat pencemaran udara, dengan menggunakan Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU). Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan pengambialn sampel udara langsung di lokasi penelitian, kemudian sampel udara dianalisis di laboratorium. Hasil penelitian menunjukkan pada parameter Karbon Monoksida (CO) terdapat 2 titik yang tergolong kategori tidak sehat sedangkan pada titik lainnya tergolong kategori sangat tidak sehat

Kata kunci : Bandar Udara, Pencemaran Udara, Dampak Pencemaran Udara, Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU)

ABSTRACT

Increasing number of flights at Sultan Hasanuddin Airport annually induce significant air pollution which affect the quality of ambient air and impact to humans and organisms in around the airport. However, the guidelines or testing of air pollution, seen and calculated based on Air Pollution Standard Index (ISPU), can monitor how polluted an area. This research aim to analyze the concentration of pollutants and the level of air pollution with Air Pollution Standard Index (ISPU) usage. The method used is descriptive research with taking air sampling in research location directly, then analyzed in the laboratory. The result showed parameter of Carbon Monoxide (CO) has two points that belong to the category of unhealthy while at other points belong to the category of very unhealthy.

(2)

2

No. Parameter Metode Keterangan

1 Sulfur Dioksida (SO2) Pararosilin SNI No. 19-7119.7.2005

2 Nitrogen Dioksida (NO2) Saltzman SNI No. 19-7119.2.2005

3 Karbon Monoksida (CO) NDIR SNI No. 19-7117.10.2005 4 Oxidant / O3

Neutral Buffer Kalim Iodida (NBKI)

SNI No. 19-7119.8.2005 5 Total Suspended Partikulat

(TSP)/ debu Gravimetri SNI No. 19-7119.3.2005 PENDAHULUAN

Perkembangan transportasi udara tidak hanya memberikan dampak positif terhadap manusia tetapi juga dampak negatif yaitu menimbulkan pencemaran suara (kebisingan) dan pencemaran udara yang dapat menganggu psikologis maupun fisiologis manusia seperti iritasi pada mata, kulit, saluran pernapasan, paru-paru dan gangguan pendengaran.

Dokumen aviation dan emissions-A primer (2005) yang dikeluarkan FAA

(Federal Aviation Administration)

menyatakan bahwa mesin pesawat menghasilkan emisi yang sama seperti mesin kendaraan bemotor, yaitu Karbon Dioksida (CO2), uap air (H2O), Oksida Nitrogen (NOx),

Karbon Monoksida (CO), Oksida Sulfur (NOx) dan volatile organic compound.

Menurut informasi Commercial Tender Sultan Hasanuddin Internasional Airport Makassar, data trafik penumpang domestik Bandara Sultan Hasanuddin Makassar mengalami peningkatan dari tahun ke tahun selama 5 tahun terakhir (2008-2013) sebanyak 15%, sama halnya dengan penumpang internasional Bandar Udara Internasional Sultan Hasanuddin Makassar yang mengalami peningkatan dari tahun ke tahun selama 5 tahun terakhir (2008-2013) sebesar 23%. (Dephub, 2014)

Namun demikian pada kenyataannya di Indonesia, sedikit sekali penelitian yang telah dilakukan untuk memahami karakteristik beban emisi dari industri penerbangan, begitu pula dengan kualitas udara di sekitar sebuah Bandar Udara. Minimnya penelitian awal seperti ini tentu menyulitkan perencanaan berkelanjutan sebuah Bandar Udara beserta area sekitarnya dan mitigasi dampak lingkungan yang dapat terjadi terkait sektor industri ini. Oleh karena itu, penyusun tertarik untuk mengadakan penelitian di bidang ini untuk menganalisis kualitas udara ambien berdasarkan Indeks Standar Pencemaran Udara serta memahami karakteristik dasar pencemaran udara oleh industri jasa penerbangan.

TINJAUAN PUSTAKA

Udara adalah suatu campuran gas yang terdapat pada lapisan yang mengelilingi bumi. Komposisi campuran gas tersebut tidak selalu

konstan. Komponen yang konsentrasinya paling bervariasi adalah air dalam bentuk uap H2O dan karbon dioksida (CO2). Konsentrasi

CO2 di udara selalu rendah, yaitu sekitar

0,03% (Fardiaz, 1992).

Pencemaran udara menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 1999 Tentang Pengendalian Pencemaran Udara, bahwa pencemaran udara adalah masuknya atau dimasukkannya zat, energi, dan/atau komponen lain ke dalam udara ambien oleh kegiatan manusia, sehingga mutu udara ambien turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan udara ambien tidak dapat memenuhi fungsinya.

Sumber pencemar di udara dapat digolongkan menjadi dua kegiatan yaitu kegiatan yang bersifat alami (natural) dan kegiatan antropogenik.

Ada beberapa jenis pencemaran udara yaitu berdasarkan bentuk (gas dan partikel), berdasarkan tempat (outdoor dan indoor), berdasarkan Gangguan atau Efeknya Terhadap Kesehatan (Irritansia, Aspeksia, Anestesia dan Toksis), berdasarkan susunan kimia (anorganik dan organik) dan berdasarkan asalnya (primer dan sekunder).

Metode pemantauan kualitas udara ambien secara garis besar terdiri dari dua yaitu metode manual dan otomatis. Metode manual dilakukan dengan cara pengambilan sampel udara terlebih dahulu lalu dianalisis di laboratorium. Metode manual ini dibedakan lagi menjadi metode passive dan aktif. Perbedaan ini didasarkan pada ada tidaknya pompa untuk mengambil sampel udara. Metode otomatis dilakukan dengan menggunakan alat yang dapat mengukur kualitas udara secara langsung sekaligus menyimpan datanya.

Tabel 1. Metode Pemantauan Kualitas Udara Ambien Menggunaka Peralatan Manual

(3)

3 Untuk persamaaan estimasi pengukuran

atau waktu pemaparan standar menggunakan persamaan 2.1 sebagai berikut :

C2 = C1(t1/t2)0.185 Dimana :

C1 = Konsentrasi sesaat (µg/m3)

C2 = Konsentrasi standar (µg/m3)

t1 = Waktu pemaparan sesaat (menit)

t2 = Waktu pemaparan standar (menit)

Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) adalah angka yang tidak mempunyai satuan yang menggambarkan kondisi kualitas udara dilokasi dan waktu tertentu yang didasarkan kepada dampak terhadap kesehatan manusia, nilai estetika dan makhluk lainnya. Kualitas udara disampaikan kepada masyarakat dalam bentuk indeks standar pencemaran udara atau yang disingkat ISPU.

Untuk mengetahui hasil Indeks Standar Pencemaran Udara kita harus mengetahui batas Indeks Standar Pencemaran Udara dalam SI, karena batas Indeks tersebut digunakan dalam perhitungan matematis Indeks Standar Pencemaran Udara dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Batas Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) ISPU 24 jam PM10 µg/m3 24 jam SO2 µg/m3 8 jam CO µg/m3 1 jam O3 µg/m3 1 jam NO2 µg/m3 50 50 80 5 120 - 100 150 365 10 253 - 200 350 800 17 400 1130 300 420 1600 34 800 2260 400 500 2100 46 1000 3000 500 600 2620 57,5 1200 3750

Sumber : Kep. BAPEDAL No. 107 Tahun 1997

Dengan adanya nilai batas ISPU maka rumus perhitungannya dapat dilihat pada persamaan 2.2 berikut ini :

Konsentrasi nyata ambien (Xx) ppm, mg/m3ndll. Angka nyata ISPU (I)

I = 𝐈𝐚−𝐈𝐛

𝑿𝒂−𝑿𝒃 (Xx-Xb) + Ib

Dimana :

I = ISPU terhitung Ia = ISPU batas atas Ib = ISPU batas bawah Xa = Ambien batas atas Xb = Ambien batas bawah

Xx = Kadar Ambien nyata hasil pengukuran

METODE PENELITIAN

Berdasarkan tujuan yang ada, jenis penelitian ini adalah analisa deskriptif yang bertujuan untuk menganalisis dan menggambarkan keadaan wilayah studi sesuai dengan keadaan lokasi penelitian yang diperoleh dan selanjutnya di klarifikasikan ke dalam bentuk tabel, uraian, dan gambar.

Penelitian dilakukan di lokasi sekitar Bandar Udara Internasional Sultan Hasanuddin yang terdiri dari enam titik, yaitu Apron B. 19 bandara baru, Run Way 03, parkir terminal C.5 terminal penumpang, jalan pintu masuk PT. Angkasa Pura I, depan Akademik Tehnik Keselamatan Penerbangan (ATKP) dan komplek rumah Dinas Perhubungan batangase. Penelitian ini dilakukan selama 2 (dua) hari mulai tanggal 11 Juni 2015 – 12 Juni 2015 dimana titik I sampai titik IV dilakukan pada hari pertama yang dimulai pada pukul 10.15 WITA sampai dengan 15.40 WITA. Sedangkan pada titik V dan titik VI dilakukan pada hari kedua yang dimulai pada pukul 09.40 WITA sampai dengan pukul 11.50 WITA.

Adapun sumber data primer yang diperoleh yaitu Pengambilan sampel kualitas udara dilakukan dengan parameter NH3, SO2, Pb,

NOx, CO, H2S dan Ox, Pengambilan TSP

menggunakan Gravimetri, Pengambilan titik kordinat menggunakan GPS dan Dokumentasi yaitu pengambilan data menggunakan media kamera sebagai alat pengambilan gambar sedangkan untuk data sekunder yaitu jurnal dan buku sebagai refrensi studi pustaka dan informasi angkasa pura.

Metode pengambilan data memasang alat di titik lokasi dan Pengambilan data dimulai pada saat stopwatch dan gravimetri dinyalakan secara bersamaan dan dihentikan secara bersamaan pada saat stopwatch telah mencapai waktu 1 jam. Sedangkan untuk alat impinger setelah dipasang di lokasi dimulai menghitung waktu selama 1 jam dalam pengambilan sampel udara ambien.

Analisi data yang dilakukan yaitu menghitung estimasi waktu pemaparan standar dengan menggunakan persamaan 2.1. Dari hasil perhitungan estimasi waktu pemaparan standar hal yang dilakukan selanjutnya yaitu menghitung nilai batas ISPU dengan menggunakan persamaan 2.2.

(4)

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

 Hasil Penelitian

Hasil pemantauan kualitas udara yang terdiri dari beberapa parameter kualitas udara dapat dilihat tabel di bawah ini :

Hasil analisis Indeks Standar Pencemaran Udara Dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

 Pembahasan

1. Sulfur Dioksida (SO2)

Hasil Indeks Standar Pencemaran Udara berdasarkan Kep. BAPEDAL No. 107 Tahun 1997 pada parameter Sulfur Dioksida dapat dilihat pada Grafik 4.14.

Berdasarkan Grafik 4.14 hasil ISPU pada parameter Sulfur Dioksida (SO2)

rata-rata di sekitar Bandar Udara Internasional Sultan Hasanuddin Makassar pada pengukuran disemua titik masih dikategorikan baik berdasarkan Tabel 2.5 karena berada pada rentang 0-50 namun mengakibatkan luka pada beberapa spesies tumbuhan akibat. kombinasi dengan O3.

Dikatakan baik karena pada semua titik di tumbuhi berbagai jenis pohon yang befungsi untuk mengadsorpsi polutan yang dihasilkan dari berbagai aktivitas di Bandar Udara.

Grafik 4.14 : Hasil ISPU Sulfur Dioksida (SO2)

2. Nitrogen Dioksida (NO2)

Hasil Indeks Standar Pencemaran Udara berdasarkan Kep. BAPEDAL No. 107 Tahun 1997 pada parameter Nitrogen Dioksida dapat dilihat pada Grafik 4.15.

Grafik 4.15 : Hasil ISPU Nitrogen Dioksida (NO2)

Berdasarkan Grafik 4.15 hasil ISPU pada parameter Nitrogen Dioksida (NO2)

rata-rata di sekitar Bandar Udara Internasional Sultan Hasanuddin Makassar pada pengukuran disemua titik masih dikategorikan baik berdasarkan Tabel 2.5 karena berada pada rentang 0-50 walaupun sedikit menimbulkan bau. Dikatakan baik karena tidak menimbulkan dampak terhadap manusia dan lingkungan karena pada semua titik di tumbuhi berbagai jenis pohon yang befungsi untuk mengadsorpsi polutan yang dihasilkan dari berbagai aktivitas di bandar udara.

3. Karbon Monoksida (CO)

Hasil Indeks Standar Pencemaran Udara berdasarkan Kep. BAPEDAL No. 107

0.00 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 6.00 7.00

Titik 1 Titik 2 Titik 3 Titik 4 Titik 5 Titik 6

H asi l IS PU S O2 g/ m 3) Titik pengukuran 0.00 0.50 1.00 1.50 2.00 2.50 3.00 3.50 4.00

Titik 1 Titik 2 Titik 3 Titik 4 Titik 5 Titik 6

H asi l IS PU NO 2 g/ m 3) Titik pengukuran

(5)

5 Tahun 1997 pada parameter Nitrogen

Dioksida dapat dilihat pada Grafik 4.16. Berdasarkan Grafik 4.16 hasil ISPU pada parameter Karbon Monoksida (CO) setelah dihitung dengan menggunakan Indeks Standar Pencemaran Udara, maka hasil yang didapatkan berdasarkan Tabel 2.5 pada titik 1 dan titik 4 tidak sehat. Sehingga berada pada rentang 101-199, dikategorikan tidak sehat karena mengakibatkan peningkatan pada kardiovaskula pada perokok yang sakit jantung. Sedangkan pada titik 2,3,5 dan 6 sangat tidak sehat. Sehingga berada pada rentang 200-299, dikategorikan sangat tidak sehat karena mengakibatkan meningkatnya kardiovaskular pada orang bukan perokok yang berpenyakit jantung dan akan tampak beberapa kelemahan yang terlihat secara nyata.

Grafik 4.16 : Hasil ISPU Karbon Monoksida (CO)

4. Ozon (O3)

Hasil Indeks Standar Pencemaran Udara berdasarkan Kep. BAPEDAL No. 107 Tahun 1997 pada parameter Nitrogen Dioksida dapat dilihat pada Grafik 4.17.

Berdasarkan Grafik 4.1 hasil ISPU pada parameter Karbon Monoksida (CO) setelah dihitung dengan menggunakan Indeks Standar Pencemaran Udara, maka hasil yang didapatkan berdasarkan Tabel 2.5 Berdasarkan Grafik 4.15 hasil ISPU pada parameter Nitrogen Dioksida (O3)

rata-rata di sekitar Bandar Udara Internasional Sultan Hasanuddin Makassar pada pengukuran disemua titik masih

dikategorikan baik berdasarkan Tabel 2.5 karena berada pada rentang 0-50 namun mengakibatkan luka pada beberapa spesies tumbuhan akibat kombinasi dengan SO2

jika terpapar selama 4 jam. Dikatakan baik karena pada semua titik di tumbuhi berbagai jenis pohon yang befungsi untuk mengadsorpsi polutan yang dihasilkan dari berbagai aktivitas di Bandar Udara.

Grafik 4.17 : Hasil ISPU Ozon (O3)

5. TSP

Hasil Indeks Standar Pencemaran Udara berdasarkan Kep. BAPEDAL No. 107 Tahun 1997 pada parameter Nitrogen Dioksida dapat dilihat pada Grafik 4.18.

Grafik 4.17 : Hasil ISPU Partikel (TSP) Berdasarkan Grafik 4.18 hasil ISPU pada parameter Ozon (O3) setelah dihitung

dengan menggunakan Indeks Standar Pencemaran Udara, maka hasil yang didapatkan berdasarkan Tabel 2.5 pada semua titik pengukuran dikategorikan baik karena berada pada rentang 0-50 dan

0.00 50.00 100.00 150.00 200.00 250.00 300.00

Titik 1 Titik 2 Titik 3 Titik 4 Titik 5 Titik 6

H asi l IS PU C O g/ m 3) Titik pengukuran 0.00 2.00 4.00 6.00 8.00 10.00 12.00

Titik 1Titik 2Titik 3Titik 4Titik 5Titik 6

H asi l IS PU O3 g/ m 3) Titik pengukuran 0.00 5.00 10.00 15.00 20.00 25.00 30.00 35.00 40.00

Titik 1 Titik 2 Titik 3 Titik 4 Titik 5 Titik 6

H asi l IS PU TSP g/ m 3) Titik pengukuran

(6)

6 Dikatakan baik karena tidak menimbulkan

dampak terhadap manusia dan lingkungan karena pada semua titik di tumbuhi berbagai jenis pohon yang befungsi untuk mengadsorpsi polutan yang dihasilkan dari berbagai aktivitas di Bandar udara.

KESIMPULAN DAN SARAN

 Kesimpulan

Beberapa kesimpulan yang dapat diperoleh dari hasil pengukuran dan analisis terhadap Pencemaran Udara pada Kawasan Bandar Udara Sultan Hasanuddin Makassar adalah sebagai berikut :

1) Kondisi kualitas udara di Kawasan Bandar Udara Sultan Hasanuddin Makassar masih cukup baik dimana dari enam titik penelitian yang diamati dari delapan parameter kualitas udara ambien masih memenuhi baku mutu udara berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 1999 Tentang Pengendalian Pencemaran Udara.

2) Nilai Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) untuk kawasan Bandar Udara Sultan Hasanuddin Makassar untuk parameter Sulfur Dioksida (SO2), Nitorgen Dioksida (NO2),

Ozon (O3) dan Partikel (TSP) masih

tergolong baik tergolong baik sedangkan untuk parameter Karbon Monoksida (CO) pada titik 1 dan titik 4 tergolong dalam kategori tidak sehat sedangkan pada titik yang lainnya tergolong kategori sangat tidak sehat dapat disebabkan oleh berbagai aktivitas yang terjadi di tiap titik yang diamati misalnya runway yang setiap saat dilintasi pesawat sebelum mendarat dan apron tempat parkir dan menaikkan/menurunkan penumpang.

 Saran

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, maka saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut :

1. Penelitian selanjutnya diharapkan peneliti dapat membandingkan hasil pengukuran udara ambien secara

manual di laboratorium dan secara otomatis.

2. Pada penelitian selanjutnya diharapkan peneliti menghitung jumlah pesawat yang melintas disetiap titik penelitian.

3. Pada penelitian selanjutnya diharapkan peneliti dapat membandingkan hasil pengukuran udara ambien pada malam hari dan disiang hari.

DAFTAR PUSTAKA

Adji, Sakti. 2012. Penerbangan Dan Bandar

Udara. Graha Ilmu. Makassar

Ardiyanto, D. 2005. Deteksi pencemaran

timah hitam (Pb) dalam darah masyarakat yang terpapar timbal (plumbun). Jurnal kesehatan lingkungan

vol.2 no.1 : 67 – 76

BPS. Lalu lintas penerbangan dalam negeri indonesia tahun 2009-2013.

Dinas Perhubungan Kota Makassar, 2014.

Data Jumlah Kendaraan Bermotor Kota Makassar. Pemerintah Kota Makassar.

Makassar

Fardiaz. 1992. Polusi air dan udara.

Kanisius, yogyakarta.

Federal Aviation Administration Office of Enviroment And Energy. Aviation & Emissions – A Primer. 2005

Indah, Fitriana. 2014. Analisis Tingkat

Pencemaran udara Pada Kawasan Permukiman Kota Makassar. Skripsi.

Makassar. Universitas Hasanuddin. Keputusan Badan Pengendalian Lingkungan

Dampak Lingkungan No KEP-107/Kabapedal/11/1997

McVoy, G.R & Cohn, L.F. 1982. Enviromental Analysis of Transportation systems , John Wiley & Sons, Inc

Ombasta, Osha. 2012. Pengaruh Siklus Landing Take Off (LTO) Pesawat di Bandar Udara Terhadap Fluktuasi Kadar NOx Pada Udara Ambien Studi Kasus Bandar Udara Internasional Soekarno Hatta di Jsakarta. Skripsi. Depok Universitas Indonesia

Peraturan Pemerintah No. 41 tahun 1999

(7)

7

Udara. Badan Pengendalian

Lingkungan Hidup

Peraturan pemerintah republik indonesia nomor 70 tahun 2001 tentang kebandarudaraan

Rao,G. Venkatappa. 1992. Airport Enggineering. New Delhi : Tata McGraw-Hill Publishing Co. Ltd., Ryadi, 1992. Pencemaran udara. Usaha

nasional. Surabaya.

Sastriwijaya, T. 1996. Pencemaran lingkungan. Rineka cipta, surabaya.

Soedomo, Moestikahadi. 2001. Pencemaran

udara. ITB. Bandung.

Sunu, P. 2001. Melindungi Lingkungan

dengan Menerapkan ISO 14001. PT.

Grasindo. Jakarta

Supardi, I, 2003. Lingkungan Hidup dan

Kelestarianya. Kanisius, Yogyakrta

Wardhana, W.A,. 2004. Dampak pencemaran

lingkungan. Edisi revisi, andi. Yogyakarta.

Nurul, Yasti. 2015. Analisis Tingkat Pencemaran Udara Pada Kawasan Terminal Malengkeri di Kota Makassar. Skripsi. Makassar. Universitas Hasanuddin.

Gambar

Tabel  1.  Metode  Pemantauan  Kualitas  Udara  Ambien Menggunaka Peralatan Manual
Tabel  2.  Batas  Indeks  Standar  Pencemaran  Udara (ISPU)  ISPU   24  jam  PM10  µg/m 3 24  jam SO2µg/m3 8  jam CO µg/m3 1  jam O3µg/m3 1  jam NO2µg/m3 50  50  80  5  120  -  100  150  365  10  253  -  200  350  800  17  400  1130  300  420  1600  34  80
Grafik 4.14 : Hasil ISPU Sulfur Dioksida  (SO 2 )
Grafik 4.16 : Hasil ISPU Karbon Monoksida  (CO)

Referensi

Dokumen terkait

Bentuk penyalahgunaan posisi dominan yang dilakukan oleh PT Angkasa Pura Logistik di Terminal Kargo Bandar Udara Internasional Sultan Hasanuddin Makassar ialah sebagai

Pada tahap planning, masalah yang dirasakan oleh PRIMASAGA Strategic Consultant adalah harga yang berubah, sulitnya memprediksi mood peserta, kurangnya pemahaman

Kemudian pada tanggal 19 Juni 1984 AKIS memperoleh status TERDAFTAR berdasar surat keputusan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi (Dikti) nomor: 0274/O/1984 dan

Deskripsi Produk  Merupakan produk asuransi jiwa kredit yang memberikan manfaat asuransi berupa pembayaran uang pertanggungan yang jumlahnya menurun sesuai dengan

Sebagai sumbangan pemikiran untuk perusahaan dalam memberikan evaluasi geometri jalan tambang batu kapur dan merekomendasikan perbaikan serta perawatan jalan yang standar

jenis ramuan obat untuk kesehatan ternak sebagai contoh kulit.. kayu nangka yang dicampur dengan air laut dapat

5. Untuk Koperasi yang belum memperoleh status sebagai Badan Hukum maka tindakan pendiri untuk Koperasi mengikat Koperasi selama Koperasi setelah mendapatkan

(1) Direktur Testing dan Analisa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1) huruf j mempunyai tugas melakukan pengendalian dan koordinasi pelaksanaan pengawasan