• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan Eksposisi Dengan Menggunakan Media Teks Artikel

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan Eksposisi Dengan Menggunakan Media Teks Artikel"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

 berbahasa

 berbahasa yang yang lain. lain. Pada Pada kenyataannya kenyataannya banyak banyak siswa siswa yang yang beranggapan beranggapan bahwabahwa keterampilan berbahasa yang paling sulit ialah keterampilan menulis. Hal ini keterampilan berbahasa yang paling sulit ialah keterampilan menulis. Hal ini disebabkan, karena sebagian besar siswa kurang memperhatikan konsep menulis yang disebabkan, karena sebagian besar siswa kurang memperhatikan konsep menulis yang  baik.

 baik. Dalam Dalam pembelajaran pembelajaran bahasa bahasa Indonesia Indonesia di di SMK SMK N N 5 5 Yogyakarta Yogyakarta khususnyakhususnya menulis karangan eksposisi mengalami masalah, hal ini ditunjukkan hasil menulis menulis karangan eksposisi mengalami masalah, hal ini ditunjukkan hasil menulis  banyak

 banyak siswa siswa yang yang belum belum memenuhi memenuhi standar standar nilai nilai KKM KKM yaitu yaitu 7,00 7,00 Oleh Oleh karenakarena terdapat permasalahan siswa dalam menulis karangan eksposisi tersebut, maka saya terdapat permasalahan siswa dalam menulis karangan eksposisi tersebut, maka saya sebagai guru pengajar di Kelas XI tertarik untuk menggadakan penelitian. Penelitian sebagai guru pengajar di Kelas XI tertarik untuk menggadakan penelitian. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bagaimana meningkatkan kemampuan karangan ini bertujuan untuk mendeskripsikan bagaimana meningkatkan kemampuan karangan eksposisi dengan media artikel. Metode penelitian ini adalah eksperimen semu, oleh eksposisi dengan media artikel. Metode penelitian ini adalah eksperimen semu, oleh karena tidak adanya kelas kontrol. Adapun jenis penelitian PTK (Penelitian Tindakan karena tidak adanya kelas kontrol. Adapun jenis penelitian PTK (Penelitian Tindakan Kelas). Penelitian ini dilaksanakan dengan dua siklus, tiap siklus terdiri atas 1) Kelas). Penelitian ini dilaksanakan dengan dua siklus, tiap siklus terdiri atas 1)  perencanaan

 perencanaan (( planning  planning ), 2) tindakan (), 2) tindakan (acting acting ), 3) pengamatan (), 3) pengamatan (observing observing ), dan 4)), dan 4) refleksi (

refleksi (reflecting reflecting ). Hasil penelitian menunjukkan terdapat peningkatan nilai rata-rata). Hasil penelitian menunjukkan terdapat peningkatan nilai rata-rata dan ketuntasan belajar tiap-tiap siklus. Pada siklus I nilai rata-rata 7,20, ini berarti dan ketuntasan belajar tiap-tiap siklus. Pada siklus I nilai rata-rata 7,20, ini berarti sudah mengalami peningkatan nilai 0,76 (dari prasiklus yang rata-rata nilainya hanya sudah mengalami peningkatan nilai 0,76 (dari prasiklus yang rata-rata nilainya hanya 6,44%). Nilai rata-rata siklus II adalah 7,70, menggalami kenaikan 0,50 dari siklus I. 6,44%). Nilai rata-rata siklus II adalah 7,70, menggalami kenaikan 0,50 dari siklus I. Ketuntasan belajar siswa juga menggalami peningkatan pada tiap siklus, pra siklus Ketuntasan belajar siswa juga menggalami peningkatan pada tiap siklus, pra siklus 23,33%, siklus I 80,00% dan pada siklus II mencapai 100%. Simpulan pembelajaran 23,33%, siklus I 80,00% dan pada siklus II mencapai 100%. Simpulan pembelajaran dengan menggunakan teks artikel dapat meningkatkan kemampuan menulis

dengan menggunakan teks artikel dapat meningkatkan kemampuan menulis siswa.siswa. Kata kunci :

(2)

Trusted by over 1 million members

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial

Cancel Anytime.

Trusted by over 1 million members

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial

Cancel Anytime.

Trusted by over 1 million members

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial

(3)

PENDAHULUAN PENDAHULUAN

Menulis adalah sebuah keterampilan berbahasa yang terpadu, yang ditunjukan untuk  Menulis adalah sebuah keterampilan berbahasa yang terpadu, yang ditunjukan untuk  menghasilkan sesuatu yang disebut tulisan. Sekurang-kurangnya, ada tiga komponen yang menghasilkan sesuatu yang disebut tulisan. Sekurang-kurangnya, ada tiga komponen yang tergabung dalam perbuatan menulis, yaitu : 1) penguasaan bahasa tulis, yang akan berfungsi tergabung dalam perbuatan menulis, yaitu : 1) penguasaan bahasa tulis, yang akan berfungsi sebagai media tulisan, meliputi kosakata, struktur kalimat, paragraf, ejaan, pragmatik dan sebagai media tulisan, meliputi kosakata, struktur kalimat, paragraf, ejaan, pragmatik dan sebagainya; 2) penguasaan isi karangan sesuai dengan topik yang akan ditulis; dan 3) sebagainya; 2) penguasaan isi karangan sesuai dengan topik yang akan ditulis; dan 3)  penguasaan

 penguasaan tentang tentang jenis-jenis jenis-jenis tulisan, tulisan, yaitu yaitu bagaimana bagaimana merangkai merangkai isi isi tulisan tulisan dengandengan menggunakan bahasa tulis sehingga membentuk sebuah komposisi yang diinginkan, seperti esai, menggunakan bahasa tulis sehingga membentuk sebuah komposisi yang diinginkan, seperti esai, artikel, cerita pendek, makalah, dan sebagainya.

artikel, cerita pendek, makalah, dan sebagainya.

Dalam dunia pendidikan kegiatan menulis menjadi momok bagi para siswa. Hal itu dapat Dalam dunia pendidikan kegiatan menulis menjadi momok bagi para siswa. Hal itu dapat dilihat disaat sang guru menyuruh siswa menulis, mereka selalu mengeluh. Oleh karena itu, dilihat disaat sang guru menyuruh siswa menulis, mereka selalu mengeluh. Oleh karena itu, dalam dunia pendidikan kegiatan menulis membutuhkan proses sehingga para siswa dalam dunia pendidikan kegiatan menulis membutuhkan proses sehingga para siswa membutuhkan peran dan sarana yang memadahi dalam pembelajaran menulis untuk merangsang membutuhkan peran dan sarana yang memadahi dalam pembelajaran menulis untuk merangsang  pikiran dan

 pikiran dan kreativitas kreativitas mereka. Pada mereka. Pada kegiatan menulis, kegiatan menulis, seseorang menulis seseorang menulis berdasarkan apa berdasarkan apa yangyang didengar, dibaca dan dibicarakan, terlepas dari apa yang dipikirkan dan dirasakan. Oleh karena didengar, dibaca dan dibicarakan, terlepas dari apa yang dipikirkan dan dirasakan. Oleh karena itu, penulis yang baik harus dapat menguasai semua keterampilan berbahasa yaitu menulis, itu, penulis yang baik harus dapat menguasai semua keterampilan berbahasa yaitu menulis,  berbicara, membaca dan mendengarkan.

 berbicara, membaca dan mendengarkan.

Menulis dalam berbagai bentuk wacana yaitu eksposisi, deskripsi, narasi, dan Menulis dalam berbagai bentuk wacana yaitu eksposisi, deskripsi, narasi, dan argumentasi merupakan salah satu keterampilan yang harus dikuasai oleh siswa dalam mata argumentasi merupakan salah satu keterampilan yang harus dikuasai oleh siswa dalam mata  pelajaran bahasa Indonesia di SMK. Namun berdasarkan pengamatan saat pembelajaran, menulis  pelajaran bahasa Indonesia di SMK. Namun berdasarkan pengamatan saat pembelajaran, menulis karangan eksposisi hasil nilai yang diperoleh siswa belum maksimal. Dari data nilai rata-rata karangan eksposisi hasil nilai yang diperoleh siswa belum maksimal. Dari data nilai rata-rata kelas baru mencapai 6,44 sedangkan siswa yang belum tuntas mencapai 73,00% (jumlah 30 kelas baru mencapai 6,44 sedangkan siswa yang belum tuntas mencapai 73,00% (jumlah 30 siswa yang tuntas hanya 7 orang).

siswa yang tuntas hanya 7 orang).

Dari hasil studi pendahuluan dengan guru bahasa Indonesia kelas XI yang lain sepakat Dari hasil studi pendahuluan dengan guru bahasa Indonesia kelas XI yang lain sepakat  bahwa

 bahwa ketidakberhasilan ketidakberhasilan siswa siswa menulis menulis karangan karangan eksposisi eksposisi karena karena 1) 1) pembelajaran pembelajaran menulismenulis karangan eksposisi dilaksanakan secara tradisional, 2) guru tidak menggunakan media karangan eksposisi dilaksanakan secara tradisional, 2) guru tidak menggunakan media  pembelajaran, 3) guru tidak memberikan rubrik p

 pembelajaran, 3) guru tidak memberikan rubrik penilaian, tidak memberikan panduan yang enilaian, tidak memberikan panduan yang jelas.jelas. Oleh karena itu, sebagai upaya untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan Oleh karena itu, sebagai upaya untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan eksposisi pada siswa, maka dilaksanakan PTK (Penelitian Tindakan Kelas), dengan judul eksposisi pada siswa, maka dilaksanakan PTK (Penelitian Tindakan Kelas), dengan judul Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan Eksposisi Dengan Menggunakan Teks Artikel Pada Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan Eksposisi Dengan Menggunakan Teks Artikel Pada Siswa Kelas XI

Siswa Kelas XI Logam A SMK N 5 Yogyakarta Logam A SMK N 5 Yogyakarta Tahun Pelajaran 2010/2011.Tahun Pelajaran 2010/2011.

Tujuan dalam penelitian tindakanan ini adalah untuk meningkatkan kemampuan menulis Tujuan dalam penelitian tindakanan ini adalah untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan eksposisi dan mendiskripsikan peningkatan hasil belajar siswa kelas XI Logam A SMK  karangan eksposisi dan mendiskripsikan peningkatan hasil belajar siswa kelas XI Logam A SMK   N

 N 5 5 Yogyakarta. Yogyakarta. Manfaat Manfaat penelitian penelitian ini ini antara antara lain lain meningkatkan meningkatkan kualitas kualitas pembelajaran pembelajaran guru,guru, mengembangkan profesionalisme guru, dan bagi sekolah dapat digunakan sebagai bahan mengembangkan profesionalisme guru, dan bagi sekolah dapat digunakan sebagai bahan  pertimbangan

 pertimbangan dalam dalam pengambilan pengambilan keputusan keputusan yang yang berhubungan berhubungan dengan dengan pengembanganpengembangan  profesionalisme guru.  profesionalisme guru. LANDASAN TEORITIS LANDASAN TEORITIS Pengertian Menulis Pengertian Menulis

Mengarang atau menulis merupakan kegiatan berkomunikasi melalui bahasa yang Mengarang atau menulis merupakan kegiatan berkomunikasi melalui bahasa yang tingkatannya paling tinggi karena di dalam menulis harus benar-benar menguasai struktur dan tingkatannya paling tinggi karena di dalam menulis harus benar-benar menguasai struktur dan tata bahasa. Menulis merupakan suatu proses kreatif yang banyak melibatkan cara berpikir  tata bahasa. Menulis merupakan suatu proses kreatif yang banyak melibatkan cara berpikir  divergen

(4)

Trusted by over 1 million members

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial

Cancel Anytime.

Trusted by over 1 million members

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial

(5)

mencoba dan berupaya untuk menyampaikan gagasan, ide, dan atau perasaan kepada orang lain mencoba dan berupaya untuk menyampaikan gagasan, ide, dan atau perasaan kepada orang lain (pembaca).

(pembaca).

Pada dasarnya, tulisan seseorang itu bisa menunjukkan cara berpikir orang tersebut. Hal Pada dasarnya, tulisan seseorang itu bisa menunjukkan cara berpikir orang tersebut. Hal ini dapat dilihat dari bagaimana ia menghasilkan tulisan. Sehubungan dengan hal tersebut, setiap ini dapat dilihat dari bagaimana ia menghasilkan tulisan. Sehubungan dengan hal tersebut, setiap orang yang akan menulis selalu memerlukan kondisi lingkungan yang kondusif. Kondisi orang yang akan menulis selalu memerlukan kondisi lingkungan yang kondusif. Kondisi demikian tentu saja akan menimbulkan proses menulis yang logis dan sistematis. Berpikir logis demikian tentu saja akan menimbulkan proses menulis yang logis dan sistematis. Berpikir logis artinya kemampuan berpikir dengan mengoptimalkan kemampuan otak untuk menghasilkan artinya kemampuan berpikir dengan mengoptimalkan kemampuan otak untuk menghasilkan  pemikiran

 pemikiran yang yang sehat sehat dan dan dapat dapat diterima diterima oleh oleh orang orang lain. lain. Berpikir Berpikir sistematis sistematis adalah adalah adanyaadanya keteraturan dalam berpikir dengan langkah-langkah yang sistematis. Oleh karena itu, menulis keteraturan dalam berpikir dengan langkah-langkah yang sistematis. Oleh karena itu, menulis harus melalui tahapan prakarsa (pratulis), tahap pelanjutan (tahap penulisan), tahap revisi (tahap harus melalui tahapan prakarsa (pratulis), tahap pelanjutan (tahap penulisan), tahap revisi (tahap  perbaikan) dan tahap pengakhiran (tahap peny

 perbaikan) dan tahap pengakhiran (tahap penyelesaian).elesaian). Asas Menulis Efektif 

Asas Menulis Efektif 

Gie (2002:33) menuturkan bahwa ada tiga asas utama yang perlu diperhatikan dalam Gie (2002:33) menuturkan bahwa ada tiga asas utama yang perlu diperhatikan dalam menulis karangan yang efektif. Dalam bahasa Inggris, ketiga asas utama tersebut dikenal dengan menulis karangan yang efektif. Dalam bahasa Inggris, ketiga asas utama tersebut dikenal dengan singkatan 3C yaitu

singkatan 3C yaitu clarityclarity (kejelasan),(kejelasan), concisenessconciseness (keringkasan), dan(keringkasan), dan correctnesscorrectness (ketepatan).(ketepatan). Ketiga asas tersebut yaitu sebagai berikut:

Ketiga asas tersebut yaitu sebagai berikut: 1.

1. KejelasanKejelasan

Asas mengarang yang pertama dan utama dalam kegiatan menulis ialah kejelasan. Asas mengarang yang pertama dan utama dalam kegiatan menulis ialah kejelasan. Hasil perwujudan gagasan seseorang dalam bahasa tulis harus dapat dibaca dan dimengerti Hasil perwujudan gagasan seseorang dalam bahasa tulis harus dapat dibaca dan dimengerti oleh pembaca.

oleh pembaca. 2.

2. KeringkasanKeringkasan

Asas keringkasan tidaklah berarti bahwa setiap karangan harus pendek. Keringkasan Asas keringkasan tidaklah berarti bahwa setiap karangan harus pendek. Keringkasan  berarti

 berarti bahwa bahwa suatu suatu karangan karangan tidak tidak menghamburkan kata-kmenghamburkan kata-kata, ata, tidak tidak mengulang-ulang mengulang-ulang butir butir  ide yang dikemukakan, dan tidak berputar-putar dalam menyampaikan suatu gagasan dengan ide yang dikemukakan, dan tidak berputar-putar dalam menyampaikan suatu gagasan dengan  berbagai kalimat yang berkepanjangan.

 berbagai kalimat yang berkepanjangan. 3.

3. KetepatanKetepatan

Asas ketepatan mengandung ketentuan bahwa sesuatu penulisan harus dapat Asas ketepatan mengandung ketentuan bahwa sesuatu penulisan harus dapat menyampaikan butir-butir gagasan kepada pembaca dengan kecocokan sepenuhnya seperti menyampaikan butir-butir gagasan kepada pembaca dengan kecocokan sepenuhnya seperti yang dimaksud oleh penulisnya. Oleh karena itu, agar karangannya tepat, setiap penulis harus yang dimaksud oleh penulisnya. Oleh karena itu, agar karangannya tepat, setiap penulis harus menaati sepenuhnya berbagai aturan dan ketentuan tata bahasa, ejaan, tanda baca, dan menaati sepenuhnya berbagai aturan dan ketentuan tata bahasa, ejaan, tanda baca, dan kelaziman pemakaian bahasa tulis yang ada.

kelaziman pemakaian bahasa tulis yang ada.

Tiga asas tersebut merupakan asas-asas utama yang harus diperhatikan dan dilaksanakan Tiga asas tersebut merupakan asas-asas utama yang harus diperhatikan dan dilaksanakan dalam kegiatan menulis, sehingga dapat menghasilkan suatu tulisan yang baik dan dapat dibaca dalam kegiatan menulis, sehingga dapat menghasilkan suatu tulisan yang baik dan dapat dibaca dan dimengerti oleh pembaca. Selain ketiga asas utama tersebut, menurut Gie (2002:36

dan dimengerti oleh pembaca. Selain ketiga asas utama tersebut, menurut Gie (2002:36 –  – 37),37), masih terdapat tiga asas menulis lainnya yang perlu diperhatikan oleh penulis agar dapat masih terdapat tiga asas menulis lainnya yang perlu diperhatikan oleh penulis agar dapat menghasilkan tulisan yang baik. Ketiga asas itu antara lain

menghasilkan tulisan yang baik. Ketiga asas itu antara lain unityunity (kesatupaduan),(kesatupaduan), coherencecoherence (pertautan),

(pertautan), emphasisemphasis (penegasan).(penegasan). Hakikat Pembelajaran Menulis Hakikat Pembelajaran Menulis

Berhasil atau tidaknya pengajaran menulis, salah satunya disebabkan oleh cara yang Berhasil atau tidaknya pengajaran menulis, salah satunya disebabkan oleh cara yang ditempuh guru dalam mengajarkan menulis. Menurut Nurhasanah dan Widodo (1993:70

ditempuh guru dalam mengajarkan menulis. Menurut Nurhasanah dan Widodo (1993:70 –  – 72),72), ada empat hal yang perlu diperhatikan dalam mengajarkan kemampuan menulis adalah sebagai ada empat hal yang perlu diperhatikan dalam mengajarkan kemampuan menulis adalah sebagai  berikut.

 berikut. 1. Prinsip 1. Prinsip

(6)

Trusted by over 1 million members

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial

Cancel Anytime.

Trusted by over 1 million members

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial

(7)

menjelaskan tugas-tugas apa yang diberikan kepada siswa dan apa yang harus dilakukan dan menjelaskan tugas-tugas apa yang diberikan kepada siswa dan apa yang harus dilakukan dan diperhatikan siswa.

diperhatikan siswa. 2. Pembimbingan 2. Pembimbingan

Bimbingan perlu diberikan secara intensif sejak siswa mulai belajar menulis sampai Bimbingan perlu diberikan secara intensif sejak siswa mulai belajar menulis sampai menghasilkan tulisan. Setelah siswa menghasilkan karangan, pengoreksian terhadap menghasilkan tulisan. Setelah siswa menghasilkan karangan, pengoreksian terhadap karangan perlu dilakukan dan hasilnya perlu diinformasikan kepada siswa. Guru karangan perlu dilakukan dan hasilnya perlu diinformasikan kepada siswa. Guru bersama-sama siswa bisa mendiskusikan bagaimana pembetulan karangan itu karena yang diperlukan sama siswa bisa mendiskusikan bagaimana pembetulan karangan itu karena yang diperlukan dalam karangan ini adalah siswa mengetahui bagaimana seharusnya mereka mengarang. dalam karangan ini adalah siswa mengetahui bagaimana seharusnya mereka mengarang. 3.

3. Sifat Sifat pengajaranpengajaran

Pengajaran menulis bisa dilakukan dengan memulai latihan dengan aspek kemampuan Pengajaran menulis bisa dilakukan dengan memulai latihan dengan aspek kemampuan menulis kemudian dilanjutkan dengan latihan menulis karangan secara utuh, memulai teori menulis kemudian dilanjutkan dengan latihan menulis karangan secara utuh, memulai teori tentang menulis kemudian dilanjutkan ke praktek menulis atau dimulai dengan hal-hal yang tentang menulis kemudian dilanjutkan ke praktek menulis atau dimulai dengan hal-hal yang dikenal siswa atau berada di lingkungan siswa ke hal-hal

dikenal siswa atau berada di lingkungan siswa ke hal-hal yang belum dikenal siswa.yang belum dikenal siswa. 4. Media

4. Media

Media pengajaran menulis bisa diambil dari contoh-contoh karangan yang sudah ada, bisa Media pengajaran menulis bisa diambil dari contoh-contoh karangan yang sudah ada, bisa diambil dari surat kabar atau majalah.

diambil dari surat kabar atau majalah. Tujuan Pembelajaran Menulis

Tujuan Pembelajaran Menulis

Menurut Nurchasanah dan Widodo (1993:62

Menurut Nurchasanah dan Widodo (1993:62 –  – 66), tujuan pembelajaran menulis dapat66), tujuan pembelajaran menulis dapat ditentukan berdasarkan aspek yang diinginkan dicapai oleh siswa. Tujuan tersebut antara lain ditentukan berdasarkan aspek yang diinginkan dicapai oleh siswa. Tujuan tersebut antara lain sebagai berikut.

sebagai berikut. 1.

1. Tujuan yang bersifat teoretis dan praktis, biasanya diwujudkan dalam pengajaran menulisTujuan yang bersifat teoretis dan praktis, biasanya diwujudkan dalam pengajaran menulis secara serentak, maksudnya dalam pertemuan pengajaran tertentu siswa diharapkan dapat secara serentak, maksudnya dalam pertemuan pengajaran tertentu siswa diharapkan dapat mencapai tujuan yang bersifat teoretis sekaligus dapat mencapai tujuan yang bersifat mencapai tujuan yang bersifat teoretis sekaligus dapat mencapai tujuan yang bersifat  praktis.

 praktis. Tujuan Tujuan yang yang bersifat bersifat teoretis teoretis menitikberatkan menitikberatkan pembelajaran pembelajaran pada pada aspek aspek teoriteori menulis sedangkan tujuan yang bersifat praktis menitikberatkan pada aspek praktek  menulis sedangkan tujuan yang bersifat praktis menitikberatkan pada aspek praktek  menulis.

menulis. 2.

2. Tujuan berdasarkan wujud tulisan/karangan, maksudnya tujuan pengajaran menulis dapatTujuan berdasarkan wujud tulisan/karangan, maksudnya tujuan pengajaran menulis dapat didasarkan atas wujud tulisan yang diharapkan dikuasai oleh siswa. Wujud karangan didasarkan atas wujud tulisan yang diharapkan dikuasai oleh siswa. Wujud karangan yang dimaksud misalnya siswa diharapkan mampu menulis karangan ilmiah, karangan yang dimaksud misalnya siswa diharapkan mampu menulis karangan ilmiah, karangan nonilmiah, karangan yang bersifat pengetahuan, karangan yang bersifat kesusastraan, dll. nonilmiah, karangan yang bersifat pengetahuan, karangan yang bersifat kesusastraan, dll. 3.

3. Tujuan berdasarkan tingkat kognisi yang dicapai, yaitu tujuan yang bersifat ingatan,Tujuan berdasarkan tingkat kognisi yang dicapai, yaitu tujuan yang bersifat ingatan,  pemahaman,

 pemahaman, penerapan, penerapan, analisis, analisis, sintesia, sintesia, dan dan evaluasi. evaluasi. Dalam Dalam praktek praktek di di kelas,kelas, diharapkan tujuan tersebut dapat tercapai dalam pembelajar di kelas. Siswa (kelas tinggi) diharapkan tujuan tersebut dapat tercapai dalam pembelajar di kelas. Siswa (kelas tinggi) sebaiknya mampu hingga tahap evaluasi karena jika seseorang pandai menilai sesuatu itu sebaiknya mampu hingga tahap evaluasi karena jika seseorang pandai menilai sesuatu itu artinya dia telah memahami apa yang dia nilai.

artinya dia telah memahami apa yang dia nilai. 4.

4. Tujuan langsung dan tidak langsung, di mana tujuan langsungnya adalah agar siswa dapatTujuan langsung dan tidak langsung, di mana tujuan langsungnya adalah agar siswa dapat menulis secara langsung tanpa melalui tahapan kegiatan prasyarat, sedangkan tujuan menulis secara langsung tanpa melalui tahapan kegiatan prasyarat, sedangkan tujuan tidak langsungnya adalah siswa dapat menulis dengan melalui tahapan-tahapan kegiatan tidak langsungnya adalah siswa dapat menulis dengan melalui tahapan-tahapan kegiatan  prasyarat.

 prasyarat. 5.

5. Tujuan yang bersifat diskrit dan pragmatik, yakni pengajaran menulis yang bersifatTujuan yang bersifat diskrit dan pragmatik, yakni pengajaran menulis yang bersifat diskrit bertujuan ingin melihat aspek-aspek kemampuan menulis secara terpisah-pisah, diskrit bertujuan ingin melihat aspek-aspek kemampuan menulis secara terpisah-pisah, sedangkan pengajaran menulis yang bersifat pragmatik bertujuan ingin melihat sedangkan pengajaran menulis yang bersifat pragmatik bertujuan ingin melihat kemampuan menulis secara utuh, bukan melihat aspek-peraspek.

(8)

Trusted by over 1 million members

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial

Cancel Anytime.

Trusted by over 1 million members

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial

(9)

Pembelajar

Pembelajaran Menulis an Menulis Karangan EksposisiKarangan Eksposisi

Eksposisi atau ekspositori juga bisa disebut paparan yaitu suatu paragraf yang Eksposisi atau ekspositori juga bisa disebut paparan yaitu suatu paragraf yang menampilkan suatu objek yang peninjauannya tertuju pada satu unsur saja dengan cara menampilkan suatu objek yang peninjauannya tertuju pada satu unsur saja dengan cara  penyampaiaan yang menggunakan perkembangan analisis kronologis atau keruangan (Arifin  penyampaiaan yang menggunakan perkembangan analisis kronologis atau keruangan (Arifin dandan

Tansai, 2002:129). Dengan demikian tujuan utama karangan eksposisi adalah untuk  Tansai, 2002:129). Dengan demikian tujuan utama karangan eksposisi adalah untuk  memberitahu, mengupas, menguraikan, atau menerangkan sesuatu. Adapaun langkah menyusun memberitahu, mengupas, menguraikan, atau menerangkan sesuatu. Adapaun langkah menyusun karangan eksposisi adalah menentukan topik atau tema, menetapkan tujuan, mengumpulkan data karangan eksposisi adalah menentukan topik atau tema, menetapkan tujuan, mengumpulkan data dari berbagai sumber, menyusun kerangka karangan sesuai dengan topik yang dipilih, dan dari berbagai sumber, menyusun kerangka karangan sesuai dengan topik yang dipilih, dan menggembangkan kerangka menjadi karangan eksposisi. Pada karangan eksposisi penulis berniat menggembangkan kerangka menjadi karangan eksposisi. Pada karangan eksposisi penulis berniat untuk memberikan informasi kepada pembaca, sehingga pada karangan eksposisi mengandalkan untuk memberikan informasi kepada pembaca, sehingga pada karangan eksposisi mengandalkan strategi pengembangan alinea seperti melalui pemberian contoh, proses, sebab akibat, klasifikasi, strategi pengembangan alinea seperti melalui pemberian contoh, proses, sebab akibat, klasifikasi, definisi, analisis, komparasi dan kontras.

definisi, analisis, komparasi dan kontras.

Agar dapat menulis karangan eksposisi dengan baik, penulis perlu memiliki metode atau Agar dapat menulis karangan eksposisi dengan baik, penulis perlu memiliki metode atau strategi dalam mengembengkan paragraf. Menurut Alwasilah dan Alwasilah (2007:112-113) ada strategi dalam mengembengkan paragraf. Menurut Alwasilah dan Alwasilah (2007:112-113) ada tujuh metode atau strategi yang dapat digunakan untuk mengembangkan paragraf eksposisi tujuh metode atau strategi yang dapat digunakan untuk mengembangkan paragraf eksposisi yaitu:

yaitu: 1.

1. Metode contohMetode contoh

Pengembangan paragraf menggunakan metode contoh adalah cara yang paling sederhana Pengembangan paragraf menggunakan metode contoh adalah cara yang paling sederhana tapi efektif bagi penulis untuk menyampaikan gagasan kepada pembaca. Contoh bisa tapi efektif bagi penulis untuk menyampaikan gagasan kepada pembaca. Contoh bisa  berupa

 berupa kata, kata, kalimat, kalimat, atau atau alinea. alinea. Metode Metode ini ini biasanya biasanya dimulai dimulai dengan dengan ungkapanungkapan misalnya, sebagai contoh, sebut saja,

misalnya, sebagai contoh, sebut saja, dan sebagainya.dan sebagainya. 2.

2. Metode prosesMetode proses

Pengembangan paragraf dengan metode proses, penulis mendeskripsikan urutan Pengembangan paragraf dengan metode proses, penulis mendeskripsikan urutan langkah-langkah bagaimana mengerjakan sesuatu atau bagaimana sesuatu bekerja. Biasanya langkah bagaimana mengerjakan sesuatu atau bagaimana sesuatu bekerja. Biasanya secara kronologis sebuah langkah diikuti langkah berikutnya. Oleh karena itu maka secara kronologis sebuah langkah diikuti langkah berikutnya. Oleh karena itu maka dalam sebuah proses terkandung narasi dan sebab akibat.

dalam sebuah proses terkandung narasi dan sebab akibat. 3.

3. Metode sebab akibatMetode sebab akibat

Metode sebab-akibat dalam pengembangan paragraf menjabarkan bahwa sebab selalu Metode sebab-akibat dalam pengembangan paragraf menjabarkan bahwa sebab selalu mengarah pada satu akibat atau lebih, dan akibat satu sebab atau lebih. Dengan metode mengarah pada satu akibat atau lebih, dan akibat satu sebab atau lebih. Dengan metode ini penulis mengeskplorasi kaitan sebab akibat.

ini penulis mengeskplorasi kaitan sebab akibat. 4.

4. Metode klasifikasiMetode klasifikasi

Paragraf yang dikembangkan dengan metode klasifikasi pada intinya mengenalkan Paragraf yang dikembangkan dengan metode klasifikasi pada intinya mengenalkan karakteristik yang sama dari sejumlah butir yang ada. Dalam menentukan klasifikasi karakteristik yang sama dari sejumlah butir yang ada. Dalam menentukan klasifikasi  penulis melakukan strategi komparasi-kontras.

 penulis melakukan strategi komparasi-kontras. 5.

5. Metode definisiMetode definisi

Metode definisi secara formal terdiri tiga hal, yaitu konsep yang diberi definisi, kelas atau Metode definisi secara formal terdiri tiga hal, yaitu konsep yang diberi definisi, kelas atau kelompoknya dan hal-hal atau karakteristik. Definisi ini bisa berupa definisi pendek sari kelompoknya dan hal-hal atau karakteristik. Definisi ini bisa berupa definisi pendek sari kamus atau keseluruhan esay menjelaskan sesuatu.

kamus atau keseluruhan esay menjelaskan sesuatu. 6.

6. Metode analisisMetode analisis

Metode pengembangan paragraf dengan analisis yakni sebagai cara berpikir dan menulis Metode pengembangan paragraf dengan analisis yakni sebagai cara berpikir dan menulis dengan memecahkan atau membagi sesuatu menjadi bagian dengan tujuan agar lebih dengan memecahkan atau membagi sesuatu menjadi bagian dengan tujuan agar lebih dimengerti. Esay analitis lazim dilakukan peneliti untuk mempelajari sesuatu.

dimengerti. Esay analitis lazim dilakukan peneliti untuk mempelajari sesuatu. 7.

7. Definisi komparasi kontrasDefinisi komparasi kontras

Metode pengembangan komparasi-kontras penulis harus menjaga keseimbangan antara Metode pengembangan komparasi-kontras penulis harus menjaga keseimbangan antara keduanya. Komparasi berfokus pada persamaan s

(10)

Trusted by over 1 million members

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial

Cancel Anytime.

Trusted by over 1 million members

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial

(11)

Jenis-jenis Media Pembelajaran Jenis-jenis Media Pembelajaran

Dalam salah satu artikel Yusuf Hadi Miarso memberikan batasan media pelajaran sebagai Dalam salah satu artikel Yusuf Hadi Miarso memberikan batasan media pelajaran sebagai segala sesuatu yang dapat digunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian, serta segala sesuatu yang dapat digunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian, serta kemampuan siswa sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada siswa. Batasan yang kemampuan siswa sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada siswa. Batasan yang sederhana ini sangat luas maknanya karena mencakup pengertian, sumber, lingkungan manusia, sederhana ini sangat luas maknanya karena mencakup pengertian, sumber, lingkungan manusia, dan metode yang dimanfaatkan untuk tujuan pengajaran.

dan metode yang dimanfaatkan untuk tujuan pengajaran. Jenis-jenis dan sumber bahan ajar pengajaran bahasa

Jenis-jenis dan sumber bahan ajar pengajaran bahasa Indonesia dapat berupa:Indonesia dapat berupa: 1.

1. Buku teks utama bahasa dan sastra, biasanya sudah ditentukan oleh sekolah.Buku teks utama bahasa dan sastra, biasanya sudah ditentukan oleh sekolah. 2.

2. Media ajar non buku teks, seperti: majalah, koran,Media ajar non buku teks, seperti: majalah, koran,  junk  junk mail,mail,  brosur,  brosur, dan dan leaflet, leaflet, baliho,baliho, formulir aplikasi, iklan, kemasan berbagai produk, kumpulan karya sastra, kliping, kumpulan formulir aplikasi, iklan, kemasan berbagai produk, kumpulan karya sastra, kliping, kumpulan skripsi, teks drama, cerpen, dan sebagainya.

skripsi, teks drama, cerpen, dan sebagainya. 3.

3. Media elektronik seperti audio visual, kaset rekaman, siaran televisi, film, video, danMedia elektronik seperti audio visual, kaset rekaman, siaran televisi, film, video, dan sebagainya.

sebagainya. 4.

4. Media dan bahan ajar berbasis komputer: CD,VCD, dan internet.Media dan bahan ajar berbasis komputer: CD,VCD, dan internet. Fungsi Media

Fungsi Media PembelajaranPembelajaran

Media merupakan salah satu wadah penyalur pesan atau informasi dalam belajar. Media Media merupakan salah satu wadah penyalur pesan atau informasi dalam belajar. Media merupakan wadah pesan, yang oleh sumber atau penyalurnya ingin diteruskan kepada sasaran merupakan wadah pesan, yang oleh sumber atau penyalurnya ingin diteruskan kepada sasaran atau penerima pesan tersebut. Materi yang ingin disampaikan merupakan pesan pendidikan, dan atau penerima pesan tersebut. Materi yang ingin disampaikan merupakan pesan pendidikan, dan tujuan yang ingin dicapai adalah terjadinya proses belajar mengajar.

tujuan yang ingin dicapai adalah terjadinya proses belajar mengajar.

Menurut Hamalik (dalam Arsyad, 2002:15), pemakaian media pengajaran dalam proses Menurut Hamalik (dalam Arsyad, 2002:15), pemakaian media pengajaran dalam proses  belajar

 belajar mengajar mengajar dapat dapat membangkitkan membangkitkan keinginan keinginan dan dan minat minat yang yang baru, baru, membangkitkanmembangkitkan motivasi dan rangsang kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis motivasi dan rangsang kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis tehadap siswa. Arsyad (2002:26

tehadap siswa. Arsyad (2002:26 –  – 27) menyimpulkan beberapa manfaat praktis dari penggunaan27) menyimpulkan beberapa manfaat praktis dari penggunaan media pengajaran dalam proses belajar mengajar yaitu:

media pengajaran dalam proses belajar mengajar yaitu: 1.

1. Media pengajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi sehingga dapatMedia pengajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan proses dan hasil belajar.

memperlancar dan meningkatkan proses dan hasil belajar. 2.

2. Media pengajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian anak sehingga dapatMedia pengajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian anak sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar.

menimbulkan motivasi belajar. 3.

3. Media pengajaran dapat mengatasi keterbatasan iMedia pengajaran dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang, dan waktu.ndera, ruang, dan waktu. 4.

4. Media pengajaran dapat memberikan kesamaan pengalaman kepada siswa tentangMedia pengajaran dapat memberikan kesamaan pengalaman kepada siswa tentang  peristiwa-peristiwa

 peristiwa-peristiwa di lingkungan sidi lingkungan siswa, sertswa, serta memugkinkan a memugkinkan terjadinya interterjadinya interaksi langsung,aksi langsung, antara siswa guru, mas

antara siswa guru, masyarakat, dan lingkungan.yarakat, dan lingkungan.

Penggunaan Media Teks Artikel dalam Pembelajaran Menulis Karangan Eksposisi Penggunaan Media Teks Artikel dalam Pembelajaran Menulis Karangan Eksposisi

Penggunaan suatu metode dalam pembelajaran akan mempengaruhi jenis media Penggunaan suatu metode dalam pembelajaran akan mempengaruhi jenis media  pengajaran

 pengajaran meskipun meskipun sebenarnya sebenarnya masih masih ada ada berbagai berbagai aspek aspek lain lain yang peyang perlu rlu diperhatikan diperhatikan dalamdalam memilih media. Tujuan penggunaan media dalam proses pembelajaran agar kegiatan memilih media. Tujuan penggunaan media dalam proses pembelajaran agar kegiatan  pembelajaran

 pembelajaran dapat dapat berlangsung berlangsung secara secara efisien efisien dan dan efektif efektif sehingga sehingga tujuan tujuan pembelajaran pembelajaran yangyang telah ditentukan dapat tercapai.

telah ditentukan dapat tercapai.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1990:569), media (alat) adalah sarana komunikasi(1990:569), media (alat) adalah sarana komunikasi seperti koran, radio televisi, film, poster, dan spanduk. Seperti halnya pandangan E. De Corte seperti koran, radio televisi, film, poster, dan spanduk. Seperti halnya pandangan E. De Corte (dalam Winkel, 1996:285), media pengajaran diartikan sebagai sarana nonpersonal (bukan (dalam Winkel, 1996:285), media pengajaran diartikan sebagai sarana nonpersonal (bukan manusia) yang digunakan atau disediakan oleh tenaga pengajar, yang memegang peranan dalam manusia) yang digunakan atau disediakan oleh tenaga pengajar, yang memegang peranan dalam  proses

(12)

Trusted by over 1 million members

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial

Cancel Anytime.

Trusted by over 1 million members

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial

(13)

Start Free Trial

Cancel Anytime.

Kerangka Berpikir Kerangka Berpikir

Keberhasilan pembelajaran pada satuan pendidikan ditentukan banyak faktor. Mulai dari Keberhasilan pembelajaran pada satuan pendidikan ditentukan banyak faktor. Mulai dari kesiapan guru, respon siswa, proses pembelajaran, materi atau bahan ajar, media belajar, dan kesiapan guru, respon siswa, proses pembelajaran, materi atau bahan ajar, media belajar, dan faktor penunjang lainnya. Apabila salah satu diantara faktor di atas tidak terpenuhi, keberhasilan faktor penunjang lainnya. Apabila salah satu diantara faktor di atas tidak terpenuhi, keberhasilan  pembelajaran kemungkinan akan terkendala.

 pembelajaran kemungkinan akan terkendala.

Kesiapan guru merupakan dasar utama dan pertama berhasil tidaknya proses Kesiapan guru merupakan dasar utama dan pertama berhasil tidaknya proses  pembelajaran. Guru diharapkan mampu memotivasi siswa, memberikan bahan ajar berupa artikel  pembelajaran. Guru diharapkan mampu memotivasi siswa, memberikan bahan ajar berupa artikel

yang

yang up dateup date dan menarik, mampu memilih media yang tepat, serta mampu memanfaatkannya.dan menarik, mampu memilih media yang tepat, serta mampu memanfaatkannya. Seorang guru dalam menunjang keberhasilan proses belajar harus dapat menentukan media Seorang guru dalam menunjang keberhasilan proses belajar harus dapat menentukan media  pembelajaran yang tepat.

 pembelajaran yang tepat.

Upaya peningkatan kualitas hasil proses pembelajaran, terutama menulis karangan Upaya peningkatan kualitas hasil proses pembelajaran, terutama menulis karangan eksposisi dapat diwujudkan dengan memanfaatkan media pembelajaran. Salah satunya adalah eksposisi dapat diwujudkan dengan memanfaatkan media pembelajaran. Salah satunya adalah media teks artikel.

media teks artikel.

Kerangka berpikir dalam penelitian ini dapat digambarkan dalam skema berikut: Kerangka berpikir dalam penelitian ini dapat digambarkan dalam skema berikut:

Bagan 1. Skema Kerangka Berpikir  Bagan 1. Skema Kerangka Berpikir 

METODOLOGI PENELITIAN METODOLOGI PENELITIAN Tindakan Tindakan PTK  PTK  Kondisi Kondisi Awal Awal Siswa Siswa Siklus II Siklus II Siklus I Siklus I Prestasi Prestasi Belajar Belajar Rendah Rendah Pembelajaran Pembelajaran Dengan Dengan Media Media Prasiklus Prasiklus atau Belum atau Belum ada Tindakan ada Tindakan Kondisi Kondisi Akhir  Akhir  Prestasi Prestasi Belajar Belajar Meningkat Meningkat

(14)

Trusted by over 1 million members

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial

(15)

Start Free Trial

Cancel Anytime.

Teknik Pengumpulan Data Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan dokumentasi, observasi, dan Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan dokumentasi, observasi, dan  penilaian hasil tes tertulis.

 penilaian hasil tes tertulis. Validasi Data

Validasi Data

Untuk memperoleh data yang valid, peneliti

Untuk memperoleh data yang valid, peneliti dibantu dengan rekan kolabolator dalam pendibantu dengan rekan kolabolator dalam penyusunanyusunan sumber data. Trianggulasi dilakukan bersama rekan mata pelajaran

sumber data. Trianggulasi dilakukan bersama rekan mata pelajaran yang sejenis.yang sejenis. Analisis Data

Analisis Data

Semua data yang terkumpul dianalisis dengan analisis deskriptif kualitatif Semua data yang terkumpul dianalisis dengan analisis deskriptif kualitatif .. Kriteria Keberhasilan Tindakan

Kriteria Keberhasilan Tindakan

Implementasi keberhasilan penelitian ini adalah hasil belajar siswa dalam menulis eksposisi Implementasi keberhasilan penelitian ini adalah hasil belajar siswa dalam menulis eksposisi dengan menggunakan media teks dapat mencapai nilai KKM 7,00. Nilai rata-rata kelas naik dan dengan menggunakan media teks dapat mencapai nilai KKM 7,00. Nilai rata-rata kelas naik dan dapat mencapai ketuntasan 90%.

dapat mencapai ketuntasan 90%. Prosedur Penelitian

Prosedur Penelitian

Penelitian menerapkan dua siklus, tiap siklus dilaksanakan satu kali pertemuan 90 menit (2x45 Penelitian menerapkan dua siklus, tiap siklus dilaksanakan satu kali pertemuan 90 menit (2x45 menit). Setiap siklus memuat

menit). Setiap siklus memuat planning, acting, observing, planning, acting, observing, dandan reflecting reflecting .. Tabel 1

Tabel 1 Siklus 1 Siklus 1  Planning

 Planning Acting Acting Observing Observing Reflecting Reflecting  Menyiapkan: Menyiapkan: 1.Rencana RPP. 1.Rencana RPP. 2.Skenario 2.Skenario  pembelajaran  pembelajaran dengan dengan menyiapkan menyiapkan media yang media yang sesuai. sesuai. 3. Instrumen 3. Instrumen observasi. observasi. 4. Instrumen 4. Instrumen  penelitian (LKS).  penelitian (LKS). Penerapan RPP: Penerapan RPP: 1.

1. Menerangkan caraMenerangkan cara menulis karangan menulis karangan eksposisi yang eksposisi yang  baik.  baik. 2.

2. Memberi contohMemberi contoh tulisan eksposisi. tulisan eksposisi. 3.

3. Guru membagiGuru membagi teks artikel sebagai teks artikel sebagai media (dibaca media (dibaca sebelum menulis sebelum menulis karangan karangan eksposisi). eksposisi). 4.

4. Siswa menulisSiswa menulis

1. 1.MelakukanMelakukan observasi observasi dengan format dengan format observasi. observasi. 2.

2.Menilai hasilMenilai hasil tindakan tindakan menggunakan menggunakan format format  penilaian  penilaian (lihat tabel 1) (lihat tabel 1) 1.

1. Untuk mengukur Untuk mengukur  semua yang semua yang direncanakan, direncanakan, dilakukan dan dilakukan dan dinilai. dinilai. 2.

2. Dicari sudutDicari sudut keberhasilan dan keberhasilan dan kekurangannya. kekurangannya. 3. 3. MemperbaikiMemperbaiki  pelaksanaan  pelaksanaan tindakan sesuai tindakan sesuai dengan hasil dengan hasil observasi dan observasi dan evaluasi untuk  evaluasi untuk 

(16)

Trusted by over 1 million members

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial

(17)

Start Free Trial Cancel Anytime. Tabel 2 Tabel 2 Siklus II Siklus II  Planning

 Planning Acting Acting Observing Observing Reflecting Reflecting   Planing 

 Planing samasama dengan siklus I. dengan siklus I.

 Acting 

 Acting sama dengansama dengan siklus I dengan siklus I dengan  penambahan  penambahan treatment  treatment  kekurangberhasilan kekurangberhasilan dari siklus I. dari siklus I. Observing  Observing samasama dengan siklus I. dengan siklus I. 1. Untuk mengukur  1. Untuk mengukur  semua yang semua yang direncanakan, direncanakan, dilakukan dan dilakukan dan dinilai. dinilai. 2. Dicari sudut 2. Dicari sudut keberhasilan dan keberhasilan dan kekurangannya. kekurangannya. Bila sudah berhasil Bila sudah berhasil sesuai dengan kriteria sesuai dengan kriteria yang ditentukan maka yang ditentukan maka tidak diteruskan ke tidak diteruskan ke siklus selanjutnya. siklus selanjutnya. Tabel 3 Tabel 3

Pedoman penilaian menulis karangan

Pedoman penilaian menulis karangan eksposisieksposisi  No

 No Aspek yang dinilai Aspek yang dinilai Skor Skor  1. 1. 2. 2. 3. 3. 4. 4. 5. 5.

Kesesuaian isi dengan judul Kesesuaian isi dengan judul Pemaparan informasi

Pemaparan informasi jelas dan kjelas dan kosa kata osa kata bervariasibervariasi Koherensi

Koherensi Ketegasan Ketegasan

Ejaan dan tanda baca Ejaan dan tanda baca Jumlah Jumlah 1-10 1-10 1-10 1-10 1-10 1-10 1-10 1-10 1-10 1-10 5-50 5-50

Perhitungan nilai akhir dalam skala 0-100, sebagai berikut: Perhitungan nilai akhir dalam skala 0-100, sebagai berikut:

(18)

Trusted by over 1 million members

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial

(19)

Start Free Trial

Cancel Anytime.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Kondisi Prasiklus

Kondisi Prasiklus

Hasil observasi pada prasiklus, membuktikan kecenderungan siswa

Hasil observasi pada prasiklus, membuktikan kecenderungan siswa „asal mengerjakan‟„asal mengerjakan‟ tugas yang diberikan oleh guru. Realitas ini dapat dilihat dalam deskripsi nilai tabel 2. tugas yang diberikan oleh guru. Realitas ini dapat dilihat dalam deskripsi nilai tabel 2. Banyak siswa yang belum bisa mencapai KKM 7,00 yaitu sebanyak 23 siswa dari jumlah Banyak siswa yang belum bisa mencapai KKM 7,00 yaitu sebanyak 23 siswa dari jumlah siswa 30 siswa (siswa yang tuntas hanya 7). Sehingga presentase siswa yang tidak tuntas siswa 30 siswa (siswa yang tuntas hanya 7). Sehingga presentase siswa yang tidak tuntas tersebut mencapai 76,6

tersebut mencapai 76,67%. 7%. Rata-rata nilai hanya mencapai 6,4Rata-rata nilai hanya mencapai 6,44 (Lihat tabel 4 d4 (Lihat tabel 4 dan grafik 1)an grafik 1) maka memerlukan tindakan lebih lanjut.

maka memerlukan tindakan lebih lanjut.

Tabel 4 : Tabel Nilai Prasiklus Menulis Karangan Eksposisi Sebelum Menggunakan Tabel 4 : Tabel Nilai Prasiklus Menulis Karangan Eksposisi Sebelum Menggunakan Media Teks Berita Siswa Kelas XI Logam A S

Media Teks Berita Siswa Kelas XI Logam A SMKN 5 Tahun Pelajaran 2010/2011MKN 5 Tahun Pelajaran 2010/2011

15 15 20 20 25 25    i    i  s  s  w  w   a   a

Grafik 1 : Grafik Nilai Prasiklus Menulis Eksposisi Sebelum Grafik 1 : Grafik Nilai Prasiklus Menulis Eksposisi Sebelum

Menggunakan Media Teks Berita Siswa Kelas XI

Menggunakan Media Teks Berita Siswa Kelas XI Logam ALogam A SMKN 5 Tahun Pelajaran 2010/2011 SMKN 5 Tahun Pelajaran 2010/2011 No Unit No Unit Kerja Kerja Nilai

Nilai ∑ Siswa Prasi∑ Siswa Prasiklus klus Persen Persen (%)(%) 1. 1. SMK N 5 SMK N 5 6.00-6.99 6.00-6.99 23 23 76.67 76.67 %% 2. 2. 7.00-7.99 7.00-7.99 7 7 23.33 %23.33 % 3. 3. 8.00-8.99 8.00-8.99 0 0 00 4. 4. 9.00-9.99 9.00-9.99 0 0 00 5. 5. Rata-RataRata-Rata KKM KKM Persentase Persentase Ketuntasan Ketuntasan 6.44 0 6.44 0 6. 6. 7.00 7.00 00 7. 7. - - 23.33 %23.33 % 8. 8.

(20)

Trusted by over 1 million members

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial

(21)

Start Free Trial

Cancel Anytime.

Siklus I Siklus I

Hasil tindakan dan observasi siklus I ternyata kemampuan menulis karangan Hasil tindakan dan observasi siklus I ternyata kemampuan menulis karangan eksposisi mengalami peningkatan nilai yang signifikan dibandingkan sebelum eksposisi mengalami peningkatan nilai yang signifikan dibandingkan sebelum mendapatkan tindakan atau prasiklus. Peningkatan hasil ketuntasan belajar dan mendapatkan tindakan atau prasiklus. Peningkatan hasil ketuntasan belajar dan kemampuan siswa meningkat sebanyak 24 siswa tuntas, dan yang belum tuntas kemampuan siswa meningkat sebanyak 24 siswa tuntas, dan yang belum tuntas sebanyak 6 siswa.

sebanyak 6 siswa.

Pada tabel 5, grafik 2 dapat dilihat presentase ketuntasan siswa dalam siklus I Pada tabel 5, grafik 2 dapat dilihat presentase ketuntasan siswa dalam siklus I sudah mencapai 80,00%, ada kenaikan 56,67% (dari prasiklus yang hanya 23,33%). sudah mencapai 80,00%, ada kenaikan 56,67% (dari prasiklus yang hanya 23,33%).  Nilai r

 Nilai rata-rata ata-rata kelas kelas siklus siklus I mencapai I mencapai 7,20, ini 7,20, ini berarti sberarti sudah mengalami udah mengalami peningkatanpeningkatan nilai 0,76 (dari prasiklus yang rata-rata nilain

nilai 0,76 (dari prasiklus yang rata-rata nilainya hanya 6,44%).ya hanya 6,44%).

Berdasarkan hasil observasi dan evaluasi dapat diambil kesimpulan adanya Berdasarkan hasil observasi dan evaluasi dapat diambil kesimpulan adanya kelebihan dan kekurangan selama tindakan kelas pada siklus I. Kelebihan setelah guru kelebihan dan kekurangan selama tindakan kelas pada siklus I. Kelebihan setelah guru menggunakan media pembelajaran menulis karangan eksposisi dengan teks, siswa menggunakan media pembelajaran menulis karangan eksposisi dengan teks, siswa dalam menulis tampak lebih

dalam menulis tampak lebih aktif, serius dan tenang. Kekurangannya aktif, serius dan tenang. Kekurangannya yaitu banyaknyayaitu banyaknya siswa yang masih belum menguasai ejaan dengan benar. Yang nanti akan dijadikan siswa yang masih belum menguasai ejaan dengan benar. Yang nanti akan dijadikan acuan pada tindakan siklus II.

acuan pada tindakan siklus II.

Tabel 5 : Tabel Nilai Siklus I Menulis Eksposisi Menggunakan Media Teks Tabel 5 : Tabel Nilai Siklus I Menulis Eksposisi Menggunakan Media Teks Berita Siswa Kelas XI Logam A SMKN 5

Berita Siswa Kelas XI Logam A SMKN 5 Tahun Pelajaran 2010/2011Tahun Pelajaran 2010/2011 No. Unit

No. Unit Kerja Kerja

Nilai

Nilai ∑ Siswa Siklus I∑ Siswa Siklus I Persen (%)Persen (%) 1. 1. SMK N 5 SMK N 5 6.00-6.99 6.00-6.99 6 6 20 20 %% 2. 2. 7.00-7.99 7.00-7.99 20 20 66.67 66.67 %% 3. 3. 8.00-8.99 8.00-8.99 4 4 13.33 13.33 %% 4. 4. 9.00-9.99 9.00-9.99 0 0 00 5. Rata-Rata 5. Rata-Rata KKM KKM Persentase Persentase Ketuntasan Ketuntasan 7.20 0 7.20 0 6. 6. 7.00 7.00 00 7. 7. - - 80 80 %% 8. 8.

Grafik 2 : Grafik Nilai Siklus I Menulis Eksposisi Grafik 2 : Grafik Nilai Siklus I Menulis Eksposisi Menggunakan Media Te

Menggunakan Media Teks Berita ks Berita Siswa Kelas Siswa Kelas XIXI Logam A SMKN 5 Tahun Pelajaran 2010/2011 Logam A SMKN 5 Tahun Pelajaran 2010/2011

(22)

Trusted by over 1 million members

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial

(23)

Start Free Trial

Cancel Anytime.

Trusted by over 1 million members

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial

Cancel Anytime.

Siklus II Siklus II

Pada siklus ini semua siswa telah tuntas, dengan nilai yang memuaskan (8,00-8,99) Pada siklus ini semua siswa telah tuntas, dengan nilai yang memuaskan (8,00-8,99) sebanyak 12 siswa, dan selebihnya 18 siswa telah tuntas dengan nilai 7,00-7,99. Nilai sebanyak 12 siswa, dan selebihnya 18 siswa telah tuntas dengan nilai 7,00-7,99. Nilai rata-rata siklus II 7,70, sedangkan siklus I nilai rata-rata 7,20 berarti terdapat rata-rata siklus II 7,70, sedangkan siklus I nilai rata-rata 7,20 berarti terdapat  peningkatan

 peningkatan nilai nilai 0,50. 0,50. Peningkatan Peningkatan nilai nilai rata-rata rata-rata berpengaruh berpengaruh pada pada ketuntasanketuntasan  belajar

 belajar siswa. siswa. Ketuntasan Ketuntasan pada pada siklus siklus II II mencapai mencapai 100% 100% (tidak (tidak ada ada siswa siswa yang yang nilainilai nya kurang dari 7,00). Kenaikan nilai ketuntasan belajar siswa dari prasiklus sampai nya kurang dari 7,00). Kenaikan nilai ketuntasan belajar siswa dari prasiklus sampai siklus II 76,67%, ini merupakan peningkatan yang sangat signifikan. Berdasarkan siklus II 76,67%, ini merupakan peningkatan yang sangat signifikan. Berdasarkan hasil pengamatan dan evaluasi disimpulkan bahwa kemampuan menulis karangan hasil pengamatan dan evaluasi disimpulkan bahwa kemampuan menulis karangan eksposisi pada tindakan siklus ke dua ini sudah berhasil.

eksposisi pada tindakan siklus ke dua ini sudah berhasil.

Tabel 6 : Tabel Nilai Siklus II Menulis Eksposisi Menggunakan Media Teks Tabel 6 : Tabel Nilai Siklus II Menulis Eksposisi Menggunakan Media Teks Berita Siswa Kelas XI Logam A SMKN 5

Berita Siswa Kelas XI Logam A SMKN 5 Tahun Pelajaran 2010/2011Tahun Pelajaran 2010/2011 No. Unit

No. Unit Kerja Kerja

Nilai

Nilai ∑ Siswa Siklus II∑ Siswa Siklus II Persen (%)Persen (%) 1. 1. SMK N 5 SMK N 5 6.00-6.99 6.00-6.99 - - --2. 2. 7.00-7.99 7.00-7.99 18 18 60 60 %% 3. 3. 8.00-8.99 8.00-8.99 12 12 40 40 %% 4. 4. 9.00-9.99 9.00-9.99 0 0 00 5. Rata-Rata 5. Rata-Rata KKM KKM Persentase Persentase Ketuntasan Ketuntasan 7.70 0 7.70 0 6. 6. 7.00 7.00 00 7. 7. - - 100 100 %%

Grafik 3 : Grafik Nilai Siklus II Menulis Eksposisi Grafik 3 : Grafik Nilai Siklus II Menulis Eksposisi

(24)

Trusted by over 1 million members

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial

Cancel Anytime.

Trusted by over 1 million members

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial

Cancel Anytime.

Trusted by over 1 million members

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial

Cancel Anytime.

Tabel 7 :

Tabel 7 : Tabel Nilai Prasiklus, Siklus I, Tabel Nilai Prasiklus, Siklus I, Siklus II Menulis EksposisiSiklus II Menulis Eksposisi Menggunakan Media Teks Berita Siswa Kelas XI Logam A SMKN 5 Tahun Menggunakan Media Teks Berita Siswa Kelas XI Logam A SMKN 5 Tahun

Pelajaran 2010/2011 Pelajaran 2010/2011  No.  No. Unit Kerja Unit Kerja  Nilai

 Nilai ∑ Siswa∑ Siswa Prasiklus Prasiklus Persen Persen (%) (%) ∑ ∑ Siswa Siswa Siklus Siklus II Persen Persen (%) (%) ∑ ∑ Siswa Siswa Siklus Siklus II II Persen Persen (%) (%) 1. 1. SMK N 5 SMK N 5 YOGYAKARTA YOGYAKARTA 6.00-6.99 6.00-6.99 23 23 76.67 76.67 % % 6 6 20 20 % % - - --2. 2. 7.00-7.99 7.00-7.99 7 7 23.33 23.33 % % 20 20 66.67 66.67 % % 18 18 60 60 %% 3. 3. 8.00-8.99 8.00-8.99 0 0 0 0 4 4 13.33 13.33 % % 12 12 40 40 %% 4. 4. 9.00-9.99 9.00-9.99 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 00 5. Rata-Rata 5. Rata-Rata KKM KKM Persentase Persentase Ketuntasan Ketuntasan 6.44 6.44 0 0 77.20 .20 0 0 77.70 .70 00 6. 6. 7.00 7.00 0 0 7.00 7.00 0 0 7.00 7.00 00 7. 7. - - 23.33 23.33 % % - - 80 80 % % - - 100 100 %% 8. 8. 20 20 25 25   w   w   a   a

Grafik 4 : Grafik Nilai Prasiklus, Siklus I, Siklus II Menulis Grafik 4 : Grafik Nilai Prasiklus, Siklus I, Siklus II Menulis Eksposisi Menggunakan Media T

Eksposisi Menggunakan Media Teks Berita Siswa Kelas eks Berita Siswa Kelas XIXI Logam A SMKN 5 Tahun Pelajaran 2010/2011

Logam A SMKN 5 Tahun Pelajaran 2010/2011

Prasiklus Prasiklus

(25)

Start Free Trial

Cancel Anytime.

Trusted by over 1 million members

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial

Cancel Anytime.

Simpulan Simpulan

Berdasarkan pemaparan data dan pembahasan, dapat diambil simpulan sebagai Berdasarkan pemaparan data dan pembahasan, dapat diambil simpulan sebagai  berikut:

 berikut: 1.

1. Pembelajaran menulis karangan eksposisi dengan menggunakan teks artikelPembelajaran menulis karangan eksposisi dengan menggunakan teks artikel dapat meningkatkan kemampuan hasil belajar siswa. Hal ini terlihat dari dapat meningkatkan kemampuan hasil belajar siswa. Hal ini terlihat dari  peningkatan yang

 peningkatan yang signifikan signifikan pada hasil pada hasil belajar belajar siswa siswa dalam menulis dalam menulis karangankarangan eksposisi. Peningkatan kemampuan menulis karangan eksposisi dapat dilihat eksposisi. Peningkatan kemampuan menulis karangan eksposisi dapat dilihat dari nilai rata-rata dan ketuntasan belajar siswa. Rata-rata nilai prasiklus 6,44 dari nilai rata-rata dan ketuntasan belajar siswa. Rata-rata nilai prasiklus 6,44 sedangkan rata-rata nilai siklus I

sedangkan rata-rata nilai siklus I 7,20 sehingga 7,20 sehingga ada peningkatan ada peningkatan 0,76. 0,76. SiklusSiklus II nilai rata-rata kelas 7,70 ada peningkatan 0,50. Peningkatan nilai rata-rata II nilai rata-rata kelas 7,70 ada peningkatan 0,50. Peningkatan nilai rata-rata dari prasiklus sampai dengan siklus II sebesar 1,26 (prasiklus 6,44 dan siklus dari prasiklus sampai dengan siklus II sebesar 1,26 (prasiklus 6,44 dan siklus II 7,70).

II 7,70). 2.

2. Pencapaian tingkat ketuntasan/keberhasilan menulis karangan eksposisiPencapaian tingkat ketuntasan/keberhasilan menulis karangan eksposisi dengan media teks artikel juga mengalami peningkatan yang signifikan. Hal dengan media teks artikel juga mengalami peningkatan yang signifikan. Hal ini ditunjukkan ketuntasan belajar siswa pada siklus I 80% meningkat 56,67% ini ditunjukkan ketuntasan belajar siswa pada siklus I 80% meningkat 56,67% (dari prasiklus yang hanya 23,33%). Sedangkan ketuntasan belajar siswa pada (dari prasiklus yang hanya 23,33%). Sedangkan ketuntasan belajar siswa pada siklus II mencapai 100% (tidak ada siswa yang nilainya dibawah 7,00). siklus II mencapai 100% (tidak ada siswa yang nilainya dibawah 7,00). Kenaikan nilai ketuntasan belajar siswa dari prasiklus sampai siklus II 76,67%, Kenaikan nilai ketuntasan belajar siswa dari prasiklus sampai siklus II 76,67%, ini merupakan peningkatan yang sangat signifikan.

ini merupakan peningkatan yang sangat signifikan.

Jadi pembelajaran menulis karangan eksposisi dengan menggunakan teks Jadi pembelajaran menulis karangan eksposisi dengan menggunakan teks artikel dapat meningkatkan nilai rata-rata dan ketuntasan belajar siswa.

artikel dapat meningkatkan nilai rata-rata dan ketuntasan belajar siswa.

SARAN SARAN

Berdarsarkan simpulan di atas penulis menyampaikan saran: Berdarsarkan simpulan di atas penulis menyampaikan saran: 1.

1. Para guru bahasa Indonesia SMK untuk meningkatkan kemampuan menulisPara guru bahasa Indonesia SMK untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan eksposisi sebaiknya menggunakan media pembelajaran artikel.

(26)

Trusted by over 1 million members

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial

Cancel Anytime.

Trusted by over 1 million members

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial

Cancel Anytime.

Trusted by over 1 million members

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial

Cancel Anytime.

Alwasilah, A. Chaedar dan Senny Suzanna Alwas

Alwasilah, A. Chaedar dan Senny Suzanna Alwasilah. 2008.ilah. 2008. Pokonya Menulis: Cara Pokonya Menulis: Cara  Baru Menulis dengan Metode K

 Baru Menulis dengan Metode Kolaborasi.olaborasi. Bandung: PT Kiblat Buku Utama.Bandung: PT Kiblat Buku Utama. Arikunto, Suharsimi. Suhardjono & Supardi. 2007.

Arikunto, Suharsimi. Suhardjono & Supardi. 2007.  Penelitian Tindakan Kelas Penelitian Tindakan Kelas.. Jakarta: Bumi Aksara.

Jakarta: Bumi Aksara. Arsyad, Azhar. 2002.

Arsyad, Azhar. 2002. Media Pengajaran Media Pengajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada.. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Arifin, Zaenal & Tasai, Amran. 2002.

Arifin, Zaenal & Tasai, Amran. 2002. Cermat Berbahasa Indonesia.Cermat Berbahasa Indonesia. Jakarta:Jakarta: Akademika Pressindo.

Akademika Pressindo. Debdikbud. 1990.

Debdikbud. 1990. Kamus Besar Bahasa Ind Kamus Besar Bahasa Indonesia.onesia. Jakarta: Balai Pustaka.Jakarta: Balai Pustaka.

Ismawati, Esti. 2009. Metode Penelitian Pendidikan Bahasa & Sastra. Cetakan kedua, Ismawati, Esti. 2009. Metode Penelitian Pendidikan Bahasa & Sastra. Cetakan kedua,

Yogyakarta: Cawanmas. Yogyakarta: Cawanmas. Gie, The Liang. 2002.

Gie, The Liang. 2002. Terampil Mengarang Terampil Mengarang . Yogyakarta: Andi.. Yogyakarta: Andi. Hamalik, Oemar. 1997.

Hamalik, Oemar. 1997. Proses Belajar Mengajar. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumu Aksara.Jakarta: Bumu Aksara.  Nurchasanah & Widodo. 19

 Nurchasanah & Widodo. 1993.93. Keterampilan Menulis dan Pengaja Keterampilan Menulis dan Pengajarannyarannya. Malang:. Malang: FS UM.

FS UM.

Rahor, Petrus P. 2006.

Rahor, Petrus P. 2006. Upaya Peningkatan Kemampuan Menulis Eksposisi melaluUpaya Peningkatan Kemampuan Menulis Eksposisi melalu STAD dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas V SDN Sumbersari STAD dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas V SDN Sumbersari  II Malang 

 II Malang . Tesis tidak diterbitkan. Malang: Program Pasca Sarjana . Tesis tidak diterbitkan. Malang: Program Pasca Sarjana UniversitasUniversitas  Negeri Malang.

Gambar

Tabel 1Tabel 1 Siklus 1Siklus 1  Planning
Tabel  4  :  Tabel  Nilai  Prasiklus  Menulis  Karangan  Eksposisi  Sebelum  MenggunakanTabel  4  :  Tabel  Nilai  Prasiklus  Menulis  Karangan  Eksposisi  Sebelum  Menggunakan Media Teks Berita Siswa Kelas XI Logam A S
Tabel  5  :  Tabel  Nilai  Siklus  I  Menulis  Eksposisi  Menggunakan  Media  TeksTabel  5  :  Tabel  Nilai  Siklus  I  Menulis  Eksposisi  Menggunakan  Media  Teks Berita Siswa Kelas XI Logam A SMKN 5
Tabel  6  :  Tabel  Nilai  Siklus  II  Menulis  Eksposisi  Menggunakan  Media  TeksTabel  6  :  Tabel  Nilai  Siklus  II  Menulis  Eksposisi  Menggunakan  Media  Teks Berita Siswa Kelas XI Logam A SMKN 5

Referensi

Dokumen terkait

Adapun peningkatan hasil pembelajaran dapat dilihat dari perolehan nilai siswa dalam menulis karangan bahasa Indonesia yang meningkat dari siklus I dan siklus II. Hal ini

Aspek mimik muka mengalami peningkatan sebesar 0,61 dari prasiklus. Nilai rata-rata siswa kelas VII-B pada tahap prasiklus adalah 2,1 dalam kategori cukup, kemudian

Rata-rata hasil mengarang siswa Kelas X7 SMAN 1 Gedong Tataan dengan media gambar ³&DQGL %RUREXGXU´ SDGD 6LNOXV adalah 62 dan dapat diketahui pula dari 16

teks pidato mengalami peningkatan setelah diberikan tindakan dengan metode peta pikiran dengan media kartu tema. Keterampilan menulis teks pidato pada siklus I diperoleh nilai

Tabel 4.50 Hasil rata-rata tiap aspek motivasi belajar siswa dalam pembelajaran menulis teks prosedur kompleks pada tindakan prasiklus, siklus I, siklus II dan

Berdasarkan tabel 11 di atas, hasil penilaian pelaksanaan pembelajaran yang telah pada siklus I, siklus II, dan siklus III, maka diperoleh hasil kemampuan guru

Karena pada pelaksanaan siklus II mengalami peningkatan rata – rata nilai hingga mencapai 80% maka , penelitian tindakan kelas yang berjudul peningkatan hasil

Peningkatan perubahan perilaku belajar peserta didik Hasil pengamatan terhadap pelaksanaan pembelajaran pada tahap prasiklus, siklus I, dan siklus II menunjukkan bahwa telah terjadi