PENDAHULUAN
Latar Belakang
Rumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
KAJIAN PUSTAKA
Penelitian Relevan
- Penelitian Ynag Relevan
 - Bahasa
 - Menulis Teks Eksposisi
 - Metode Karyawisata
 - Pelaksanaa Metode Karyawisata
 
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Andiyannita Khrishandiri, pembelajaran menulis deskripsi melalui metode field trip di Kelas X SMA Puragabaya Bandung pada tahun ajaran. Beberapa penelitian yang dilakukan dengan menggunakan metode field trip terhadap peningkatan aspek menulis menunjukkan bahwa hasil belajar meningkat setelah menggunakan metode field trip. Pada masa Sriwijaya, bahasa Melayu digunakan sebagai bahasa komunikasi antar suku-suku nusantara dan sebagai bahasa yang digunakan dalam perdagangan antar pedagang dari dan ke nusantara.
Bahasa Melayu tidak hanya terdapat di kepulauan Indonesia, tetapi juga digunakan hampir di seluruh Asia Tenggara. Menurut Kridalaksana (Abdul Chaer 2012:33), kata bahasa dalam bahasa Indonesia mempunyai lebih dari satu arti atau konsep, sehingga sering membingungkan. Penetapan pengertian bahasa secara tepat mengungkapkan beberapa ciri atau sifat penting bahasa, antara lain: Dalam pembelajaran berbasis teks, bahasa Indonesia diajarkan bukan sekadar sebagai pengetahuan berbahasa, melainkan sebagai teks yang berfungsi untuk mengaktualisasikan diri penggunanya dalam konteks sosial.
Teks ekspositori merupakan salah satu jenis teks dalam kurikulum K13 Kraf menjelaskan teks ekspositori sebagai jenis teks yang mendeskripsikan objek untuk memperluas pandangan atau pengetahuan pembaca. Lebih lanjut Alwasilah mengungkapkan bahwa teks ekspositori mempunyai tujuan utama untuk memperjelas, menjelaskan, mendidik atau mengevaluasi suatu permasalahan. Menurut Husanah (Erwin Widiasworo), pembelajaran melalui karyawisata adalah pembelajaran dengan membawa siswa mempelajari sumber belajar di luar kelas dengan tujuan agar siswa lebih memahami dan mempunyai wawasan yang lebih luas terhadap bahan ajar yang dipelajarinya di kelas.
Metode karyawisata juga diungkapkan oleh Haryono (Erwin Widiasworo) yang menyatakan bahwa metode karyawisata adalah suatu cara penguasaan materi pembelajaran dengan cara mendekatkan siswa langsung pada objek yang akan dipelajari di luar kelas atau lingkungan nyata. Suyanto dan Jihad (Erwin) Widiasworo juga menyatakan bahwa dalam metode karyawisata, guru mengajak siswa ke suatu objek tertentu untuk mempelajari sesuatu, siswa dapat membandingkan apa yang dipelajarinya di kelas secara teoritis dengan kondisi nyata di lapangan dan membandingkan teori dengan penggunaan praktik.
Sebagai rekreasi selama pembelajaran, agar siswa belajar dalam suasana hati yang gembira, pembelajaran seperti ini biasanya lebih menarik dan mengesankan, sehingga siswa akan memperoleh pengalaman-pengalaman penting yang sangat berguna untuk menguasai kompetensi tertentu. Menciptakan persona yang sempurna untuk guru dan siswa dan menghubungkan pengajaran di kelas dengan kehidupan nyata.
Kerangka Pikir
Bagan Kerangka Pikir
Metode Penelitian
- Jenis Penelitian
 - Tempat dan Subjek Penelitian
 - Fokus Penelitian
 - Prosedur Penelitian
 - Siklus I dan Siklus II
 - Instrumen Penelitian
 - Teknik Pengumpulan Data
 - Teknik Analisis Data
 
Rencana tindakan yang disajikan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. a) Peneliti (siswa) bersama rekannya (guru bahasa dan sastra Indonesia) menyamakan persepsi dan mendiskusikan identifikasi permasalahan yang terjadi dalam pembelajaran menulis teks ekspositori. Tindakan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode field trip untuk meningkatkan keterampilan menulis ekspositori. Bab ini akan menguraikan hasil penelitian yang menunjukkan peningkatan kemampuan menulis ekspositori dengan metode field trip siswa kelas X SMA Negeri I Pakue.
Perencanaan tersebut juga bertujuan untuk memudahkan upaya peneliti dalam menerapkan metode field trip pada siswa di SMA Negeri I Paku dalam pembelajaran bahasa Indonesia khususnya kemampuannya menulis teks ekspositori. Perencanaan siklus I merupakan langkah awal untuk meningkatkan keberhasilan menulis teks ekspositori di kelas
Pada setiap pertemuan pada siklus II, peneliti tetap memberikan motivasi pembelajaran kepada siswa kelas X SMA Negeri I Paku dan melakukan pelatihan menulis ekspositori di luar kelas. Selama penelitian, peneliti berhipotesis bahwa dengan menggunakan metode field trip maka kemampuan menulis teks eksplanasi siswa kelas X.IPS SMAN I PAKUE akan meningkat. Berdasarkan penelitian terhadap 36 siswa sebagai sampel, peneliti mampu mendeskripsikan kemampuan menulis teks ekspositori dengan metode field trip siswa kelas X.IPS.
Analisis data ini diperoleh dari nilai tes menulis ekspositori dari tes satu hingga tes dua. Rendahnya kemampuan siswa tersebut di atas disebabkan karena siswa mengalami kesulitan dalam pembelajaran menulis teks ekspositori. Melihat peningkatan yang terjadi, peneliti dapat memutuskan dan meyakini bahwa penggunaan metode field trip dapat meningkatkan kemampuan menulis teks ekspositori.
Pembelajaran menulis teks ekspositori dengan metode field trip menjadikan siswa lebih aktif karena seluruh siswa terlibat langsung di lapangan. Hasil wawancara siswa menunjukkan bahwa siswa merasa senang, antusias dan lebih mudah dalam belajar menulis teks ekspositori dengan metode field trip dibandingkan sebelumnya.
Hasil Penelitian Dan Pembahasan
Hasil Penelitian
- Pelaksanaan dan Refleksi Tindakan Siklus I
 - Pelaksanaan dan Refleksi Tindakan Siklus II
 
Pada tahap ini dilaksanakan siklus I dan II dengan evaluasi pada setiap akhir siklus untuk mengetahui peningkatan kelas, perhatikan kondisi siswa. Kemudian pada kegiatan inti ini diberikan materi pembelajaran menulis teks ekspositori dan membimbing siswa dalam membuat teks ekspositori, pada kegiatan akhir merangkum pembelajaran dan merefleksikan pembelajaran yang diberikan. Observasi atau observasi dilakukan oleh peneliti di kelas
Pada tabel rata-rata nilai kelas I berupa penilaian proses pembelajaran menulis teks ekspositori di SMA Negeri I Pakue dengan beberapa kriteria yaitu kehadiran, tanggung jawab siswa dalam menyelesaikan teks ekspositori, keberanian siswa bertanya, dan siswa 'keberanian menjawab pertanyaan. diperoleh dengan menjumlahkan kriteria penilaian kemudian membaginya dengan jumlah siswa dan membaginya lagi dengan jumlah pertemuan yaitu 4 pertemuan. Berdasarkan tabel diatas ditentukan bahwa dari 36 kelas
Setelah pelaksanaan siklus I, hasil yang diperoleh dituangkan dalam tabel, sehingga peneliti melakukan analisis lagi untuk lebih meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis teks ekspositori dengan metode kunjungan lapangan. Sehingga kekurangan-kekurangan tersebut akan diperbaiki dan dievaluasi kembali pada proses dan tahap akhir siklus II. Pelaksanaan siklus II tidak jauh berbeda dengan pelaksanaan siklus I yaitu pelaksanaan perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi.
Pada tahap perencanaan pada siklus II, rencana dalam penelitian ini dilaksanakan berdasarkan hasil evaluasi dan refleksi pada siklus I. Hasil refleksi yang diperoleh pada tindakan siklus I menunjukkan masih banyak lagi. 32. siswa yang kurang paham dalam menulis teks ekspositori, sehingga sebagian besar siswa mendapat nilai yang tidak mencapai nilai standar. Pada pertemuan ini di II. Peneliti mengawali siklus dengan mengucapkan salam dan mengajak siswa berdoa serta mengecek kehadiran.
Setelah melakukan kegiatan pendahuluan, peneliti mempertimbangkan kembali materi menulis ekspositori guna meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi sehingga pada saat diberikan tes kedua siswa dapat menyelesaikannya dengan nilai tertinggi dan mendapat nilai penyelesaian sesuai dengan yang diharapkan. standar KKM. Pada tahap pelaksanaan II. Selama siklus, peneliti juga melakukan diskusi dengan rekan (guru) terkait untuk mengoptimalkan pembelajaran. Dalam tabel nilai rata-rata untuk kelas tersebut
Berdasarkan penelitian yang dilaksanakan di SMAN 1 PAKUE dalam beberapa pertemuan setelah waktu tertentu, fokus penelitian adalah meningkatkan kemampuan menulis teks ekspositori dengan metode field trip, peneliti memperoleh hasil data kualitatif berupa teks ekspositori yang dibuat dari siswa kelas 36 X. .IPS, untuk memperoleh data peneliti melakukan tes awal kepada siswa tanpa menggunakan metode ekskursi, pada tes selanjutnya yang dilakukan pada II. skor meningkat.
Pembahasan
Beberapa penelitian yang telah dilakukan dengan menggunakan metode field trip untuk meningkatkan aspek menulis menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar setelah menggunakan metode field trip. Hasil tulisan siswa dibenarkan sesuai dengan teori yang ditetapkan dalam langkah-langkah menulis teks eksplanasi, yaitu pendahuluan (pendapat), isi (fakta di lapangan), kesimpulan (konfirmasi ulang). Pada aspek ini siswa dinilai berdasarkan pendapatnya terhadap topik yang telah ditentukan, apakah relevan dengan apa yang terjadi di lapangan atau tidak.
Dalam hal ini, siswa dinilai seberapa baik mereka menulis kesimpulan yang benar tanpa mengada-ada atau melebih-lebihkan, dengan siswa mengutamakan solusi terhadap permasalahan yang terjadi di lapangan. Fokus penelitian ini adalah meningkatkan kemampuan menulis teks ekspositori menggunakan metode field trip di kelas. Guru bahasa Indonesia juga mengatakan bahwa siswa lebih cenderung merasa bosan dan malas selama di kelas. Untuk mengetahui hasil observasi kondisi belajar siswa, maka peneliti melakukan tes pada setiap pertemuan untuk mengetahui perubahan kondisi pembelajaran, kemampuan belajar siswa khususnya pembuatan atau konstruksi teks eksplanasi, baik secara kelompok maupun individu. .
Pada siklus pertama, siswa yang diuji terlihat kaku dan belum memahami cara mengkonstruksi teks ekspositori karena kurikulum yang digunakan tergolong baru bagi mereka, padahal kurikulum K13 sering digunakan di beberapa sekolah di daerah lain. Sebelum dilakukan penelitian dengan metode field trip, rata-rata nilai pembelajaran bahasa Indonesia semester I kelas X di Sma Negeri 1 Pakue menunjukkan 50%. Kondisi tersebut menjadi indikator dalam penelitian ini bahwa kemampuan belajar bahasa Indonesia siswa kelas X di SMA Negeri 1 Pakue rendah.
Berdasarkan hasil observasi pada saat guru mengajar terlihat proses pembelajaran monoton, satu arah, kurang komunikatif, ceramah dan siswa kurang terlibat aktif. Proses pembelajaran bahasa Indonesia dengan metode field trip dapat meningkatkan kemampuan menulis teks eksplanasi di kelas dan Siklus II memperoleh nilai rata-rata sebesar 78,6%, terdapat 8 siswa yang memperoleh nilai dibawah 80. Guru menjelaskan materi dengan melibatkan siswa dalam memecahkan contoh, sehingga siswa dapat lebih memahami materi.
Pembelajaran lebih memperhatikan proses, karena dengan metode ini siswa aktif mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, hingga evaluasi. Hasil tes prestasi siswa selalu meningkat, rata-rata kemampuan siswa pada tes awal sebesar 50%, siklus I meningkat menjadi 67,9% dan pada siklus II rata-rata kemampuan siswa meningkat menjadi 78,6%.
Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan
Siswa belajar melalui proses yang menyenangkan, siswa dapat langsung berinteraksi dengan lingkungan sekitar dalam pembelajaran, tidak hanya dengan informasi dari guru.
Saran