• Tidak ada hasil yang ditemukan

Resusitasi Jantung dan Paru Bahasa Indonesia Versi AHA 2010

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Resusitasi Jantung dan Paru Bahasa Indonesia Versi AHA 2010"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

R

R

ESUSITASI

ESUSITASI

J

J

ANTUNG DAN

ANTUNG DAN

P

P

ARU

ARU

Ns. Muhamad Adam, S.Kp,

Ns. Muhamad Adam, S.Kp, M.Kep.M.Kep.

asic life support 

asic life support  atau bantuan hidup dasar (BHD) sudah sering diperkenalkanatau bantuan hidup dasar (BHD) sudah sering diperkenalkan dalam situasi kegawatdaruratan. Dalam perkembangannya, metode BHD selalu dalam situasi kegawatdaruratan. Dalam perkembangannya, metode BHD selalu mengalami penyempurnaan. BHD sangat bermanfaat bagi penyelamatan mengalami penyempurnaan. BHD sangat bermanfaat bagi penyelamatan kehidupan mengingat dengan pemberian sirkulasi dan napas buatan secara sederhana, kehidupan mengingat dengan pemberian sirkulasi dan napas buatan secara sederhana, BHD memberikan asupan oksigen dan sirkulasi darah ke sistem tubuh terutama organ BHD memberikan asupan oksigen dan sirkulasi darah ke sistem tubuh terutama organ yang sangat vital dan sensitif terhadap kekurangan oksigen seperti otak dan jantung. yang sangat vital dan sensitif terhadap kekurangan oksigen seperti otak dan jantung. Berhentinya sirkulasi beberapa detik sampai beberapa menit, asupan oksigen ke dalam Berhentinya sirkulasi beberapa detik sampai beberapa menit, asupan oksigen ke dalam otak terhenti, terjadi hipoksia otak

otak terhenti, terjadi hipoksia otak yang yang mengakibatkan kemampuayang yang mengakibatkan kemampuan koordinasi otakn koordinasi otak untuk menggerakkan organ otonom menjadi terganggu, seperti gerakan denyut jantung untuk menggerakkan organ otonom menjadi terganggu, seperti gerakan denyut jantung dan pernapasan.

dan pernapasan.

Penyelamatan ini akan sangat bermanfaat jika dilakukan sesegera mungkin dan sebaik Penyelamatan ini akan sangat bermanfaat jika dilakukan sesegera mungkin dan sebaik mungkin.

mungkin. Lebih baik ditolong, walupun tidak sempurna daripada dibiarkan tanpaLebih baik ditolong, walupun tidak sempurna daripada dibiarkan tanpa pertolongan.

pertolongan. Pada saat henti napas, kandungan oksigen dalam darah masih tersediaPada saat henti napas, kandungan oksigen dalam darah masih tersedia sedikit, jantung masih mampu mensirkulasikannya ke dalam organ penting, terutama sedikit, jantung masih mampu mensirkulasikannya ke dalam organ penting, terutama otak, jika pada s

otak, jika pada situasi diberi bantuan pernapasan, kebutuhan jantung akan oksigen untukituasi diberi bantuan pernapasan, kebutuhan jantung akan oksigen untuk metaboli

metabolisme tersedia dan sme tersedia dan henti jantung dapat dicegah.henti jantung dapat dicegah. Keterlam

Keterlambatan batan BHD BHD Peluang Keberhasilan Peluang Keberhasilan (Hidup)(Hidup) 1

1 menit menit 98 98 dari dari 100 100 korbankorban 3

3 menit menit 50 50 dari dari 100 100 korbankorban 10

10 menit menit 1 1 dari dari 100 100 korbankorban Kasus-kasus penyebab terjadi

Kasus-kasus penyebab terjadinya henti jantung nya henti jantung dan henti napas dapat dan henti napas dapat terjadi kapan saja,terjadi kapan saja, dimana saja dan pada siapa saja. Contoh k

dimana saja dan pada siapa saja. Contoh kasusnya antara laiasusnya antara lain adalah n adalah tenggelatenggelam, stroke,m, stroke, obstruksi jalan napas, menghirup asap, kercunan obat, tersengat listrik, tercekik, trauma, obstruksi jalan napas, menghirup asap, kercunan obat, tersengat listrik, tercekik, trauma, MCI (

MCI (myocardial infarction myocardial infarction ) atau gagal jantung, dan masih banyak lagi. Kondisi diatas,) atau gagal jantung, dan masih banyak lagi. Kondisi diatas, ditandai dengan tidak terabanya denyut nadi karotis dan tidak adanya gerakan napas ditandai dengan tidak terabanya denyut nadi karotis dan tidak adanya gerakan napas dada.

dada. Ketika

Ketika American Heart Assocation (AHA)American Heart Assocation (AHA) menetapkan pedoman resusitasi yang pertamamenetapkan pedoman resusitasi yang pertama kali pada tahun 1966, resusitasi jantung paru (RJP) awalnya

kali pada tahun 1966, resusitasi jantung paru (RJP) awalnya “A“A-B--B-C” yaitu membC” yaitu membuka jalanuka jalan nafas korban (

nafas korban (Airway Airway ), memberikan bantuan napas (), memberikan bantuan napas (Breathing Breathing ) dan kemudian) dan kemudian memberikan kompresi dinding dada (

memberikan kompresi dinding dada (Circulation Circulation ). Namun, sekuensinya berdampak pada). Namun, sekuensinya berdampak pada penundaan bermakna (kira-kira 30 detik) untuk memberikan kompresi dinding dada yang penundaan bermakna (kira-kira 30 detik) untuk memberikan kompresi dinding dada yang dibutuhkan untuk mempertahan

dibutuhkan untuk mempertahankan sirkulasi darah kan sirkulasi darah yang kaya oksigen.yang kaya oksigen. Dalam

Dalam 2010 American Heart Association Guidelines for Cardiopulmonary Resuscitation 2010 American Heart Association Guidelines for Cardiopulmonary Resuscitation  and Emergency Cardiovascular Care 

and Emergency Cardiovascular Care , AHA menekankan fokus bantuan hidup dasar pada:, AHA menekankan fokus bantuan hidup dasar pada: 1.

1. Pengenalan segera Pengenalan segera pada pada henti henti jantung yang jantung yang terjadi tiba-tiba (terjadi tiba-tiba (immediate immediate recognition recognition  of sudden cardiac arrest [SCA] 

of sudden cardiac arrest [SCA] )) 2.

2. Aktivasi Aktivasi sistem sistem respons respons gawat gawat darurat darurat ((activation activation of emergency response system of emergency response system ))

(2)

4.

4. Segera Segera didefibrildidefibrilasi jiasi jika diika diindikasikan ndikasikan ((rapid rapid defibrilation defibrilation if indicated if indicated )) Dalam

Dalam AHA Guidelines 2010 AHA Guidelines 2010  ini, AHA mengatur ulang langkah-langkah RJP dariini, AHA mengatur ulang langkah-langkah RJP dari “A“A-B--B-C”C”

menjadi

menjadi “C“C-A--A-B”B” pada dewasa dan anak, sehingga memungkinkan setiap penolongpada dewasa dan anak, sehingga memungkinkan setiap penolong memulai kompresi dada dengan segera. Sejak tahun 2008, AHA telah memulai kompresi dada dengan segera. Sejak tahun 2008, AHA telah merekomendasikan bagi penolong tidak terlatih (awam) yang sendirian melakukan

merekomendasikan bagi penolong tidak terlatih (awam) yang sendirian melakukan Hands Hands  Only CPR 

Only CPR  atau RJP tanpa memberikan bantuan napas pada korban dewasa yang tiba-atau RJP tanpa memberikan bantuan napas pada korban dewasa yang tiba-tiba kolaps.

tiba kolaps.

Setiap orang dapat menjadi penolong pada korban yang tiba-tiba mengalami henti Setiap orang dapat menjadi penolong pada korban yang tiba-tiba mengalami henti  jantung.

 jantung. KeterampilKeterampilan an RJP RJP dan dan penerappenerapannya annya bergantung bergantung pada pada pelatihan pelatihan yang yang pernahpernah dijalani, pengalaman dan kepercayadirian penolong. Kompresi dada merupakan fondasi dijalani, pengalaman dan kepercayadirian penolong. Kompresi dada merupakan fondasi RJP sehingga setiap penolong baik terlatih maupun tidak, harus mampu memberikan RJP sehingga setiap penolong baik terlatih maupun tidak, harus mampu memberikan kompresi dada pada setiap korban henti jantung. Karena pentingnya, kompresi dada kompresi dada pada setiap korban henti jantung. Karena pentingnya, kompresi dada harus menjadi tindakan prioritas pertama setiap korban dengan usia berapapun. harus menjadi tindakan prioritas pertama setiap korban dengan usia berapapun. Penolong yang terlatih, harus memberikan kompresi dada yang dikombinasikan dengan Penolong yang terlatih, harus memberikan kompresi dada yang dikombinasikan dengan ventilasi (napas bantuan). Sedangkan penolong yang telah sangat terlatih diharapkan ventilasi (napas bantuan). Sedangkan penolong yang telah sangat terlatih diharapkan bekerja secara bersama-sama dalam bentuk tim dalam memberikan ventilasi dan bekerja secara bersama-sama dalam bentuk tim dalam memberikan ventilasi dan kompresi dada.

kompresi dada.

Pedoman baru ini juga berisi rekomendasi lain yang didasarkan pada bukti yang telah Pedoman baru ini juga berisi rekomendasi lain yang didasarkan pada bukti yang telah dipubli

dipublikasikan, kasikan, yaitu:yaitu: -

- PengenalPengenalan an segera segera henti henti jantung jantung tiba-tiba tiba-tiba ((suddent cardiact arrest suddent cardiact arrest ) didasarkan pada) didasarkan pada pemeriksaan kondisi

pemeriksaan kondisi unresponsive unresponsive  dan tidak adanya napas normal (seperti, korbandan tidak adanya napas normal (seperti, korban tidak bernapas atau hanya

tidak bernapas atau hanya gasping gasping  /terengah-engah /terengah-engah). ). Penolong Penolong tidak tidak bolehboleh menghabiskan waktu lebih dari 10 detik untuk melakukan pemeriksaan nadi. Jika nadi menghabiskan waktu lebih dari 10 detik untuk melakukan pemeriksaan nadi. Jika nadi tidak dapat dipastikan dalam 10 detik, maka dianggap tidak ada nadi dan RJP harus tidak dapat dipastikan dalam 10 detik, maka dianggap tidak ada nadi dan RJP harus dimulai atau memakai AED (

dimulai atau memakai AED (automatic external automatic external defibrilatdefibrilator or ) jika tersedia.) jika tersedia. -

- Perubahan pada Perubahan pada RJP iRJP ini ni berlaku pada berlaku pada korban dewasa, korban dewasa, anak anak dan dan bayi bayi tapi tapi tidak padatidak pada bayi baru lahir.

bayi baru lahir.

-- ““Look, Listen and Feel Look, Listen and Feel " telah dihilangkan dari algoritme bantuan hidup dasar." telah dihilangkan dari algoritme bantuan hidup dasar. -

- Jumlah Jumlah kompresi kompresi dada dada setidaknya setidaknya 100 100 kali kali per per menitmenit -

- Penolong Penolong terus terus melakukan melakukan RJP RJP hingga hingga terjaditerjadi return of spontaneous circulation return of spontaneous circulation  (ROSC)

(ROSC) -

- Kedalaman kompresi Kedalaman kompresi untuk korban untuk korban dewasa telah dewasa telah diubah diubah dari 1 dari 1 ½ - ½ - 2 i2 inchi menjadinchi menjadi sedikitnya 2 inchi (5 cm)

(3)

o

o MeminimalMeminimalkan interupsi saat kan interupsi saat memberikan kompresi dadamemberikan kompresi dada o

o Menghindari pemberian ventilasi yang berlebihanMenghindari pemberian ventilasi yang berlebihan

Tujuan dari BHD adalah: Tujuan dari BHD adalah: 1.

1. Mencegah Mencegah berhentiberhentinya sirkulnya sirkulasi darah asi darah atau berheatau berhentinya ntinya pernapasanpernapasan

2. Memberikan bantuan eksternal terhadap sirkulasi (melalui kompresi dada) dan 2. Memberikan bantuan eksternal terhadap sirkulasi (melalui kompresi dada) dan ventilasi (melalui bantuan napas penolong) dari pasien yang mengalami henti jantung ventilasi (melalui bantuan napas penolong) dari pasien yang mengalami henti jantung atau henti napas melalui rangkaian kegiatan Resusitasi Jantung P

atau henti napas melalui rangkaian kegiatan Resusitasi Jantung Paru (RJP).aru (RJP).

A.

A. RANGKAIAN RANGKAIAN (SEKUENS) (SEKUENS) BANTUAN BANTUAN HIDUP HIDUP DASARDASAR

Rangkaian bantuan hidup dasar pada dasarnya dinamis, namun sebaiknya tidak ada Rangkaian bantuan hidup dasar pada dasarnya dinamis, namun sebaiknya tidak ada langkah yang terlewatkan untuk hasil yang optimal. Berikut ini adalah algoritma langkah yang terlewatkan untuk hasil yang optimal. Berikut ini adalah algoritma bantuan hidup dasar berdasarkan

bantuan hidup dasar berdasarkan 2010 American Heart Association Guidelines for 2010 American Heart Association Guidelines for  Cardiopul

Cardiopulmonary Resuscitation and monary Resuscitation and Emergency Cardiovacular Care Emergency Cardiovacular Care , yaitu :, yaitu :

Korban ditemukan Korban ditemukan

Cek respon korban Cek respon korban

Tidak ada respon (

Tidak ada respon (unresponsive unresponsive )) Tidak bernapas atau

Tidak bernapas atau tidak bernapas normaltidak bernapas normal (hanya

(hanya gasping gasping  /terengah-en /terengah-engah)gah) Cek nadi : Cek nadi : Pastikan nadi Pastikan nadi dalam 10 detik? dalam 10 detik?

Mulai siklus 30 KOMPRESI dan 2

Mulai siklus 30 KOMPRESI dan 2 NAPASNAPAS Ada denyut Ada denyut

nadi nadi

Segera lanjutkan RJP

Segera lanjutkan RJP selama 2 menitselama 2 menit Cek irama setiap 2 menit, sampai t Cek irama setiap 2 menit, sampai timim

dengan alat lebih lengkap datang. dengan alat lebih lengkap datang.

Tak ada denyut nadi Tak ada denyut nadi

AED / defibrilator datang AED / defibrilator datang

Rekam irama jantung, apakah Rekam irama jantung, apakah bisa didefibrilasi atau tidak ? bisa didefibrilasi atau tidak ?

Berikan 1 shock Berikan 1 shock Segera lanjutkan RJP Segera lanjutkan RJP untuk 5 siklus (2 menit) untuk 5 siklus (2 menit)

Beri 1 napas tiap 5Beri 1 napas tiap 5 – –

6 detik 6 detik

Cek ulang tiap 2Cek ulang tiap 2

menit menit

Catatan : 

Catatan : Kotak dengan garis putus-putus dilakukan oleh penolongKotak dengan garis putus-putus dilakukan oleh penolong profesional, bukan oleh penolong awam

(4)

1. Response 

1. Response 

Pastikan situasi dan keadaan pasien dengan memanggil nama/sebutan yang umum Pastikan situasi dan keadaan pasien dengan memanggil nama/sebutan yang umum dengan keras disertai menyentuh atau menggoyangkan bahu dengan mantap. Prosedur dengan keras disertai menyentuh atau menggoyangkan bahu dengan mantap. Prosedur ini disebut sebagai teknik

ini disebut sebagai teknik “touch and talk” “touch and talk” . Hal ini cukup untuk membangunkan orang tidur. Hal ini cukup untuk membangunkan orang tidur atau merangsang seseorang untuk bereaksi. Jika tidak ada respon, kemungkinan pasien atau merangsang seseorang untuk bereaksi. Jika tidak ada respon, kemungkinan pasien tidak sadar.

tidak sadar.

Terdapat tiga level tingkat kesadaran, yaitu: Terdapat tiga level tingkat kesadaran, yaitu:

 Sadar penuh: sadar, berorientasi baiSadar penuh:sadar, berorientasi baik terhadap diri, waktu dan k terhadap diri, waktu dan tempattempat 

 Setengah sadar: mengantuk atau bingung/linglungSetengah sadar: mengantuk atau bingung/linglung 

 Tidak sadar: tidak beresponTidak sadar: tidak berespon

Jika pasien berespon Jika pasien berespon

Tinggalkan pada posisi dimana ditemukan dan hindari kemungkinan resiko cedera lain Tinggalkan pada posisi dimana ditemukan dan hindari kemungkinan resiko cedera lain yang bisa terjadi. Analisa kebutuhan tim gawat darurat.

yang bisa terjadi. Analisa kebutuhan tim gawat darurat.

 Jika sendirian, tinggalkan pasien sementara, minta Jika sendirian, tinggalkan pasien sementara, minta bantuanbantuan 

 Observasi dan kaji ulang secara regularObservasi dan kaji ulang secara regular

Jika pasien tidak berespon Jika pasien tidak berespon

 Berteriak minta tolongBerteriak minta tolong 

 Atur posisi pasienAtur posisi pasien. Sebaiknya pasien terlentang. Sebaiknya pasien terlentang

pada permukaan keras dan rata. Jika ditemukan tidak pada permukaan keras dan rata. Jika ditemukan tidak dalam posisi terlentang, terlentangkan pasien dengan dalam posisi terlentang, terlentangkan pasien dengan tek

teknik „nik „log roll’ log roll’ , secara bersamaan kepala, leher dan, secara bersamaan kepala, leher dan punggung digulingkan.

punggung digulingkan.

 Atur posisi penolongAtur posisi penolong. Berlutut sejajar dengan bahu. Berlutut sejajar dengan bahu

pasien agar secara efektif dapat memberikan pasien agar secara efektif dapat memberikan resusitasi jantung paru (RJP).

resusitasi jantung paru (RJP).

 Cek nadi karotisCek nadi karotis

o

o AHA AHA Guideline Guideline 2010 2010  tidak tidak menekankanmenekankan

pemeriksaan nadi karotis sebagai mekanisme pemeriksaan nadi karotis sebagai mekanisme untuk menilai henti jantung karena penolong sering untuk menilai henti jantung karena penolong sering mengalami kesulitan mendeteksi nadi. Jikan dalam mengalami kesulitan mendeteksi nadi. Jikan dalam lebih dari 10 detik nadi karotis sulit dideteksi, lebih dari 10 detik nadi karotis sulit dideteksi, kompresi dada harus

kompresi dada harus dimulaidimulai..

o

o Penolong awam tidak harus memeriksa denyutPenolong awam tidak harus memeriksa denyut

nadi karotis nadi karotis Anggap

Anggap cardiac arrest cardiac arrest  jika pasien tiba-tiba tidakjika pasien tiba-tiba tidak sadar, tidak bernapas atau bernapas tapi tidak normal sadar, tidak bernapas atau bernapas tapi tidak normal (hanya

(5)

2.

2. Circulation

Circulation (Sirkulasi) 

(Sirkulasi) 

Compressions  Compressions 

Bila tidak ada nadi Bila tidak ada nadi

 Mulai lakukan siklus 30 kompresi dan 2 ventilasiMulai lakukan siklus 30 kompresi dan 2 ventilasi

1.

1. Lutut berada di sisi bahu Lutut berada di sisi bahu korbankorban

2.

2. Posisi badan tepat diatas Posisi badan tepat diatas dada pasien, bertumpudada pasien, bertumpu pada kedua tangan

pada kedua tangan

3.

3. Letakkan salah satu tumit telapak tangan pada ½Letakkan salah satu tumit telapak tangan pada ½ sternum, diantara 2 putting susu dan telapak sternum, diantara 2 putting susu dan telapak tangan lainnya di atas tangan pertama dengan jari tangan lainnya di atas tangan pertama dengan jari saling bertaut atau dua jari pada bayi ditengah saling bertaut atau dua jari pada bayi ditengah dada

dada

4.

4. Tekan dada lurus ke bawah dengan kecepatanTekan dada lurus ke bawah dengan kecepatan setidaknya 100x/menit (hampir 2 x/detik)

setidaknya 100x/menit (hampir 2 x/detik) 

 AHA Guideline 2010 AHA Guideline 2010 merekomendasimerekomendasikan kan ::

1.

1. Kompresi dada dilakukan cepat dan dalam (Kompresi dada dilakukan cepat dan dalam (push push  and hard 

and hard ))

2.

2. Kecepatan adekuat setidaknya 100 Kecepatan adekuat setidaknya 100 kali/menikali/menitt

3.

3. Kedalaman adekuatKedalaman adekuat

o

o Dewasa Dewasa : 2 inchi (5 cm), rasio 30 : 2 : 2 inchi (5 cm), rasio 30 : 2 (1 atau 2(1 atau 2

penolong) penolong)

o

o Anak Anak : 1/3 AP (± 5 cm), rasio 30 : 1/3 AP (± 5 cm), rasio 30 : 2 (1: 2 (1

penolong) dan 15 : 2 (2 penolong) penolong) dan 15 : 2 (2 penolong)

o

o Bayi Bayi : 1/3 AP (± 4 cm), : 1/3 AP (± 4 cm), rasio 30 : 2 (1 penolong)rasio 30 : 2 (1 penolong)

dan 15 : 2 (2

dan 15 : 2 (2 penolong)penolong)

4.

4. Memungkinkan terjadinyaMemungkinkan terjadinya complete chest recoil complete chest recoil  atau pengembangan dada seperti semula setelah atau pengembangan dada seperti semula setelah kompresi, sehingga

kompresi, sehingga chest compression time chest compression time  samasama dengan waktu

dengan waktu relaxatirelaxation/recoil on/recoil time.time.

3.

3. Airway

Airway (Jalan

(Jalan Napas) 

Napas) 

Pastikan jalan napas terbuka dan

Pastikan jalan napas terbuka dan bersih yang memungkinkan pasien dapat bernapasbersih yang memungkinkan pasien dapat bernapas Bersihkan jalan napas

Bersihkan jalan napas 

 Amati suara napas dan pergerakan dinding dadaAmati suara napas dan pergerakan dinding dada 

 Cek dan bersihkan dengan menyisir rongga mulutCek dan bersihkan dengan menyisir rongga mulut dengan jari, bisa dilapisi dengan kasa untuk menyerap dengan jari, bisa dilapisi dengan kasa untuk menyerap cairan.

cairan. 

 Dilakukan dengan cara jari silang (Dilakukan dengan cara jari silang ( cross finger cross finger ) untuk) untuk membuka mulut.

(6)

Membuka jalan napas Membuka jalan napas

 Secara perlahan angkat dahi dan dagu pasien (Secara perlahan angkat dahi dan dagu pasien ( Head Head  tilt & Chin lift 

tilt & Chin lift ) untuk buka jalan napas) untuk buka jalan napas

1.

1. Head Tilt & Chin Lift Head Tilt & Chin Lift  a.

a. MembariMembaringkan ngkan korban korban terlentang terlentang padapada permukaan yang datar dan keras

permukaan yang datar dan keras b.

b. Meletakkan telapak Meletakkan telapak tangan tangan pada pada dahi dahi pasienpasien c. Menekan dahi sedikit mengarah ke depan c. Menekan dahi sedikit mengarah ke depan

dengan telapak tangan dengan telapak tangan d.

d. Meletakkan ujung Meletakkan ujung jari jari telunjuk dan telunjuk dan jari tengahjari tengah dari tangan lainnya di bawah bagian ujung dari tangan lainnya di bawah bagian ujung tulang rahang pasien

tulang rahang pasien e.

e. Menengadahkan Menengadahkan kepala kepala dandan menahan/menekan dahi pasien secara menahan/menekan dahi pasien secara bersamaan sampai kepala pasien pada posisi bersamaan sampai kepala pasien pada posisi ekstensi

ekstensi

2.

2. Jaw Trust Jaw Trust  a.

a. Membaringkan Membaringkan korban korban terlentang terlentang padapada permukaan yang datar dan keras

permukaan yang datar dan keras b.

b. Mendorong Mendorong ramus ramus vertikal mandvertikal mandibula ibula kiri dankiri dan kanan ke depan sehingga barisan gigi bawah kanan ke depan sehingga barisan gigi bawah berada di depan barisan gigi atas, atau,

berada di depan barisan gigi atas, atau, c.

c. Menggunakan ibu Menggunakan ibu jari jari masuk ke masuk ke dalam dalam mulutmulut korban dan bersama dengan jari-jari yang lain korban dan bersama dengan jari-jari yang lain menarik dagu korban ke depan, sehingga menarik dagu korban ke depan, sehingga otot-otot penahan lidah teregang dan otot-otot penahan lidah teregang dan terangkat

terangkat d.

d. MempertahaMempertahankan posisi mulut pasinkan posisi mulut pasien tetapen tetap terbuka

terbuka 

 Ambil benda apa saja yang telihatAmbil benda apa saja yang telihat 

 Pada bayi, posisi kepala harus normalPada bayi, posisi kepala harus normal 

 Cek tanda kCek tanda kehidupan: ehidupan: respon dan respon dan suara napsuara napasas 

 Jangan mendongakkan dahi secara berlebihan,Jangan mendongakkan dahi secara berlebihan, secukupnya untuk membuka jalan napas, karena bisa secukupnya untuk membuka jalan napas, karena bisa berakibat cedera leher.

berakibat cedera leher. 

 AHA Guideline 2010 AHA Guideline 2010 merekomendasimerekomendasikan untuk kan untuk ::

o

o GunakanGunakan head tilt-chin lift head tilt-chin lift  untuk membuka jalanuntuk membuka jalan

napas pada pasien tanpa ada trauma kepala dan napas pada pasien tanpa ada trauma kepala dan leher. Sekitar 0,12-3,7% mengalami cedera spinal leher. Sekitar 0,12-3,7% mengalami cedera spinal dan risiko cedera spinal meningkat jika pasien dan risiko cedera spinal meningkat jika pasien mengalami cedera kraniofasial dan/atau GCS <8 mengalami cedera kraniofasial dan/atau GCS <8

o

o GunakanGunakan jaw thrust  jaw thrust  jika suspek ceder jika suspek cedera servikala servikal o

o Pasien suspek cedera spinal lebih diutamakanPasien suspek cedera spinal lebih diutamakan

dilakukan

dilakukan restriksi manual restriksi manual  (menempatkan 1(menempatkan 1 tangan di ditiap sisi kepala pasien) daripada tangan di ditiap sisi kepala pasien) daripada menggunakan

menggunakan spinal immobilization devices spinal immobilization devices  karena dapat mengganggu jalan napas tapi alat ini karena dapat mengganggu jalan napas tapi alat ini bermanfaat mempertahankan kesejajaran spinal bermanfaat mempertahankan kesejajaran spinal selama transportasi

(7)

Jalan Napas Tersumbat Jalan Napas Tersumbat

 Miringkan pasien ke salah satu sisiMiringkan pasien ke salah satu sisi 

 Keluarkan apa saja objek yang terlihat dalam mulutKeluarkan apa saja objek yang terlihat dalam mulut

o

o Ambil gigi/palsu yang lepasAmbil gigi/palsu yang lepas o

o Tinggalkan gigi palsu yang utuh pada Tinggalkan gigi palsu yang utuh pada tempatnyatempatnya

Jalan Napas Bersih Jalan Napas Bersih

 Pertahanakan jalan napas terbuka dan cek adanyaPertahanakan jalan napas terbuka dan cek adanya pernapasan normal

pernapasan normal 

 Jika dalam beberapa menit terdengar suara sepertiJika dalam beberapa menit terdengar suara seperti gurgling, atau batuk dengan pergerakan dada dan gurgling, atau batuk dengan pergerakan dada dan abdomen, perlakukan tetap seperti tidak bernapas, abdomen, perlakukan tetap seperti tidak bernapas, karena pernapasan ini tidak efektif.

karena pernapasan ini tidak efektif. Pemasangan

Pemasangan Oro-pharingeal Airway (OPA) Oro-pharingeal Airway (OPA)  

 Ukuran umum yang tersedia :Ukuran umum yang tersedia :

o

o Dewasa Dewasa besar besar = = 100 100 cm cm (Guedel (Guedel no. no. 5)5) o

o Dewasa Dewasa sedang sedang = = 90 90 cm cm (Guedel (Guedel no. no. 4)4) o

o Dewasa Dewasa kecil kecil = 80 = 80 cm cm (Guedel (Guedel no. no. 3)3) o

o Anak-anak Anak-anak = = Guedel Guedel no. no. 1 1 dan dan no. no. 22

 Cara pemasanganCara pemasangan

1.

1. Menentukan ukuran OPA yang tepat bagi pasienMenentukan ukuran OPA yang tepat bagi pasien dengan meletakkan OPA disamping pipi pasien dengan meletakkan OPA disamping pipi pasien dan memilih OPA yang panjangnya sesuai dari dan memilih OPA yang panjangnya sesuai dari sudut mulut hingga ke sudut rahang bawah sudut mulut hingga ke sudut rahang bawah ((angulus mandibulae angulus mandibulae ))

2.

2. Memasang alat, terdapat 2 cara :Memasang alat, terdapat 2 cara : a.

a. Cara Cara pertamapertama -

- Membuka Membuka mulut mulut dan dan memasukkan memasukkan OPAOPA terbalik

terbalik -

- Memutar/merotasi Memutar/merotasi OPA OPA jika jika telahtelah mencapai palatum molle

mencapai palatum molle b.

b. Cara Cara keduakedua -

- Membuka Membuka mulut mulut dengan dengan spatelspatel

- Dengan hati-hati memasukkan OPA - Dengan hati-hati memasukkan OPA

hingga ke belakang. hingga ke belakang. -

- Pada Pada anak-anak, anak-anak, sebaiknya sebaiknya memakai memakai caracara ini, karena rotasi dapat menyebabkan ini, karena rotasi dapat menyebabkan patahnya gigi dan kerusakan faring

patahnya gigi dan kerusakan faring

3.

3. Mengecek ketepatan pemasangan OPA denganMengecek ketepatan pemasangan OPA dengan memberikan ventilasi pada pasien. Jika memberikan ventilasi pada pasien. Jika pemasangan tepat akan tampak pengembangan pemasangan tepat akan tampak pengembangan dada dan suara napas terdengar melalui dada dan suara napas terdengar melalui auskultasi paru dengan

(8)

Pemasangan

Pemasangan Naso-pharingeal Airway (OPA) Naso-pharingeal Airway (OPA) 

1.

1. Menentukan ukuran NPA yang tepat Menentukan ukuran NPA yang tepat bagi pasienbagi pasien

a.

a. Meletakkan NPA di samping pipi pasien danMeletakkan NPA di samping pipi pasien dan memilih NPA yang panjangnya sesuai dari memilih NPA yang panjangnya sesuai dari pangkal cuping hidung sampai cuping telinga pangkal cuping hidung sampai cuping telinga

b.

b. NPA yang terlalu panjang dapat menstimulasiNPA yang terlalu panjang dapat menstimulasi gag reflex 

gag reflex sedangkan NPA yang telalu pendeksedangkan NPA yang telalu pendek tidak dapat menjauhkan lidah dari faring tidak dapat menjauhkan lidah dari faring anterior

anterior

2.

2. Melubrikasi ujung NPA dengan lubrikan larut airMelubrikasi ujung NPA dengan lubrikan larut air ((water-soluble lubricant water-soluble lubricant ) ) untuk untuk meminimeminimalkanmalkan tahanan

tahanan dan dan menurunkan menurunkan iritasi iritasi pada pada saluransaluran lubang hidung

lubang hidung

3.

3. Memasukkan NPA dengan cara memegang NPAMemasukkan NPA dengan cara memegang NPA seperti memegang pensil dan secara perlahan seperti memegang pensil dan secara perlahan dimasukkan ke dalam lubang hidung pasien dimasukkan ke dalam lubang hidung pasien dengan bevel menghadap ke nasal septum

dengan bevel menghadap ke nasal septum

4.

4. Mendorong alat sepanjang dasar lubang hidung,Mendorong alat sepanjang dasar lubang hidung, mengikuti lekukan saluran lubang hidung, hingga mengikuti lekukan saluran lubang hidung, hingga pinggiran pangkal NPA rata dengan lubang hidung pinggiran pangkal NPA rata dengan lubang hidung

5.

5. Jika terjadi tahanan selama insersi, merotasi NPAJika terjadi tahanan selama insersi, merotasi NPA bolak balik dengan lembut di antara kedua jari bolak balik dengan lembut di antara kedua jari

6.

6. Jika tahanan tetap terjadi, tidak memaksakanJika tahanan tetap terjadi, tidak memaksakan pemasangan alat karena dapat menyebabkan pemasangan alat karena dapat menyebabkan abrasi dan laserasi mukosa hidung yang dapat abrasi dan laserasi mukosa hidung yang dapat mengakibatkan perdarahan dan risiko aspirasi mengakibatkan perdarahan dan risiko aspirasi

7.

7. Mengecek ketepatan pemasangan NPA denganMengecek ketepatan pemasangan NPA dengan memberikan ventilasi pada pasien. Jika memberikan ventilasi pada pasien. Jika pemasangan tepat akan tampak pengembangan pemasangan tepat akan tampak pengembangan dada dan suara napas terdengar melalui dada dan suara napas terdengar melalui auskultasi paru dengan stetoskop selama auskultasi paru dengan stetoskop selama ventilasi.

ventilasi.

4. Breathing 

4. Breathing (Pernapasan)

(Pernapasan)

Jika pasien bernapas Jika pasien bernapas

 Gulingkan ke arah recovery position Gulingkan ke arah recovery position  

 Observasi secara regularObservasi secara regular

Jika tidak bernapas Jika tidak bernapas

 Berikan 2 x napas buatanBerikan 2 x napas buatan Mulut ke m

Mulut ke mulut/hidungulut/hidung 

 Tutup hidung pasienTutup hidung pasien 

 Tiup ke dalam mulut pasien sekitar 1 Tiup ke dalam mulut pasien sekitar 1 detikdetik 

 Lihat adanya pengembangan dada pada tiap tiupanLihat adanya pengembangan dada pada tiap tiupan 

 Beri tiupan yang keduaBeri tiupan yang kedua 

(9)

Bag Valve Mask  Bag Valve Mask 

 Bisa digunakan secara efektif bila penolong minimalBisa digunakan secara efektif bila penolong minimal berdua

berdua 

 Oksigen dapat diberikan hingga 85% kapasitasOksigen dapat diberikan hingga 85% kapasitas reservoir

reservoir 

 Prosedur :Prosedur :

1.

1. Memilih ukuran mask yang sesuai dengan pasienMemilih ukuran mask yang sesuai dengan pasien dan memasangnya pada wajah pasien

dan memasangnya pada wajah pasien

2.

2. Menghubungkan bag dengan mask, jika belumMenghubungkan bag dengan mask, jika belum tersambung

tersambung

3.

3. Meletakkan bagian yang menyempit (apeks) dariMeletakkan bagian yang menyempit (apeks) dari masker di atas batang hidung pasien dan bagian masker di atas batang hidung pasien dan bagian yang melebar (basis) diantara bibir bawah dan yang melebar (basis) diantara bibir bawah dan dagu

dagu

4.

4. Menstabilkan masker pada tempatnya dengan ibuMenstabilkan masker pada tempatnya dengan ibu

 jari

 jari dan dan jari jari teluntuk teluntuk membentuk membentuk huruf huruf “C”.“C”.

Menggunakan jari yang lainnya pada tangan yang Menggunakan jari yang lainnya pada tangan yang sama untuk mempertahankan ketepatan posisi sama untuk mempertahankan ketepatan posisi kepala dengan mengangkat dagu sepanjang kepala dengan mengangkat dagu sepanjang

mandibula dengan jari membentuk huruf “E” mandibula dengan jari membentuk huruf “E”

5.

5. Memberikan ventilasi dengan mengempiskan bagMemberikan ventilasi dengan mengempiskan bag dengan menggunakan tangan lainnya

dengan menggunakan tangan lainnya

6.

6. Mengobservasi Mengobservasi pengembangan pengembangan dada dada pasienpasien selama melakukan ventilasi

selama melakukan ventilasi AHA Guideline 2010 

AHA Guideline 2010  merekomendamerekomendasikan sikan untukuntuk : :  

 PemberianPemberian rescue rescue breathing breathing  sama sama dengandengan rekomendasi AHA 2005, yaitu :

rekomendasi AHA 2005, yaitu :

a.

a. Pemberian dilakukan sesuaiPemberian dilakukan sesuai tidal volume tidal volume 

b.

b. Rasio koRasio kompresi mpresi dan ventildan ventilasi 30:2asi 30:2

c.

c. Setelah alat intubasi terpasang pada 2 orangSetelah alat intubasi terpasang pada 2 orang penolong : selama pemberian RJP, ventilasi penolong : selama pemberian RJP, ventilasi diberikan tiap 8-10 x/menit tanpa usaha diberikan tiap 8-10 x/menit tanpa usaha sinkronisasi antara kompresi dan ventilasi. sinkronisasi antara kompresi dan ventilasi. Kompresi dada tidak dihentikan untuk pemberian Kompresi dada tidak dihentikan untuk pemberian ventilasi

ventilasi 

 Tidak menekankan pemeriksaanTidak menekankan pemeriksaan breathing breathing  karenakarena penolong baik profesional maupun awam mungkin penolong baik profesional maupun awam mungkin tidak dapat menentukan secara akurat ada atau tidak dapat menentukan secara akurat ada atau tidaknya napas pada pasien tidak sadar karena jalan tidaknya napas pada pasien tidak sadar karena jalan napas tdk terbuka atau karena pasien

napas tdk terbuka atau karena pasien occasional occasional  gasping 

gasping  yg dpt terjadi pada beberapa menit pertamayg dpt terjadi pada beberapa menit pertama setelah henti jantung.

setelah henti jantung. 

 Kembali tangan dan jari secapatnya ke tengah dada dan beri kompresi danKembali tangan dan jari secapatnya ke tengah dada dan beri kompresi dan ventilasi berikutnya

ventilasi berikutnya 

 Lanjutkan 30 kompresi dan 2 siklus napasLanjutkan 30 kompresi dan 2 siklus napas 

 Sesudah 5 siklusSesudah 5 siklus kompresi dan ventilasi kemudian pasien dievaluasi kembali.kompresi dan ventilasi kemudian pasien dievaluasi kembali. 

 Jika tidak ada nadi karotis, dilakukan kembali kompresi dan bantuan nafas denganJika tidak ada nadi karotis, dilakukan kembali kompresi dan bantuan nafas dengan rasio 30 : 2.

rasio 30 : 2. 

 Jika ada nafas dan denyut nadi teraba letakkan pasien pada posisi mantapJika ada nafas dan denyut nadi teraba letakkan pasien pada posisi mantap ((recovery position recovery position ))

 Jika tidak ada nafas tetapi nadi teraba, berikan bantuan nafas sebanyak 10- 12Jika tidak ada nafas tetapi nadi teraba, berikan bantuan nafas sebanyak 10- 12 x/menit dan monitor nadi setiap 2 m

(10)

 jalan nafas tetap ter  jalan nafas tetap terbukabuka 

 Jika mengalami kesulitan untuk memberikan nafas buatan yang Jika mengalami kesulitan untuk memberikan nafas buatan yang efektif, periksaefektif, periksa apakah masih ada sumbatan di mulut pasien serta perbaiki posisi tengadah kepala apakah masih ada sumbatan di mulut pasien serta perbaiki posisi tengadah kepala dan angkat dagu yang belum adekuat

dan angkat dagu yang belum adekuat 

 Bila pasien kembali bernafas spontan dan normal tetapi tetap belum sadar, ubahBila pasien kembali bernafas spontan dan normal tetapi tetap belum sadar, ubah posisi pasien ke

posisi pasien ke recovery position recovery position , bila pasien muntah , bila pasien muntah tidak terjadi aspirasi .tidak terjadi aspirasi . 

 Waspada terhadap kemungkinan pasien mengalami henti nafas kembali, jikaWaspada terhadap kemungkinan pasien mengalami henti nafas kembali, jika terjadi segera terlentangkan pasien dan lakukan nafas

terjadi segera terlentangkan pasien dan lakukan nafas buatan kembalibuatan kembali 

 Bila tersedia, gunakanBila tersedia, gunakan Automated External Defibrillator (AED)Automated External Defibrillator (AED)

Kompresi dada saja Kompresi dada saja

 Jika karena suatu kondisi napas buatan tidak dapatJika karena suatu kondisi napas buatan tidak dapat

diberikan, tetap lakukan kompresi karena di dalam diberikan, tetap lakukan kompresi karena di dalam tubuh masih ada oksigen

tubuh masih ada oksigen

 Cek ulang sirkulasi.Cek ulang sirkulasi. Re-check Re-check  dihentikan bila napasdihentikan bila napas

normal telah kembali, jangan

normal telah kembali, jangan menghentikan resusitasimenghentikan resusitasi Multi penolong

Multi penolong

 Yakinkan ambulans (Yakinkan ambulans (emergency team emergency team ) telah ) telah dipanggildipanggil 

 Pastikan seseorang telah mengambil alat yang perluPastikan seseorang telah mengambil alat yang perlu

digunakan digunakan

 Lakukan pergantian setiap 2 menit untuk menghindariLakukan pergantian setiap 2 menit untuk menghindari

kelelahan kelelahan

 Hidari gap waktu dalam pergantian personel secaraHidari gap waktu dalam pergantian personel secara

berlebihan berlebihan

Kapan RJP dihentikan ? Kapan RJP dihentikan ?

 Area menjadi tidak amanArea menjadi tidak aman 

 Staf yang lebih ahli telah datangStaf yang lebih ahli telah datang 

 Tanda-tanda kehidupan munculTanda-tanda kehidupan muncul 

 Tanda-tanda kematian: rigor mortis, dilatasi pupilTanda-tanda kematian: rigor mortis, dilatasi pupil 

 Kelelahan fisik penolong atau sudah 30 menit tidak adaKelelahan fisik penolong atau sudah 30 menit tidak ada

respon respon

II. OBSTRUKSI JALAN NAPAS KARENA BENDA ASING II. OBSTRUKSI JALAN NAPAS KARENA BENDA ASING

Obstruksi jalan napas karena benda asing sering terjadi pada anak dan dewasa. Pada Obstruksi jalan napas karena benda asing sering terjadi pada anak dan dewasa. Pada orang dewasa, daging atau makan lain paling sering menyebabkan tersedak dan orang dewasa, daging atau makan lain paling sering menyebabkan tersedak dan menyumbat. Kondisi pada anak dapat semakin parah dengan penyebab yang sangat menyumbat. Kondisi pada anak dapat semakin parah dengan penyebab yang sangat bervariatif. Obstruksi jalan napas akut harsu di curigakan pada anak kecil/bayi yang bervariatif. Obstruksi jalan napas akut harsu di curigakan pada anak kecil/bayi yang tiba-tiba mengalami gagal napas disertai batuk

tiba mengalami gagal napas disertai batuk hebat, tercekik dan bunyi strhebat, tercekik dan bunyi stridor.idor.

Sumbatan parsial memungkinkan pasien masih dapat bernapas, namun kualitas Sumbatan parsial memungkinkan pasien masih dapat bernapas, namun kualitas pernapasanya tidak menentu, biasanya pasien akan secara spontan melakukan batuk pernapasanya tidak menentu, biasanya pasien akan secara spontan melakukan batuk dengan kuat untuk mengeluarkan sumbatan tersebut. Bila obstruksi parsial jalan napas dengan kuat untuk mengeluarkan sumbatan tersebut. Bila obstruksi parsial jalan napas terjadi, namun tanda-tanda pernapasan tidak efektif, harus diperlakukan sama seperti terjadi, namun tanda-tanda pernapasan tidak efektif, harus diperlakukan sama seperti obstruksi jalan napas total. Pada obstruksi total, pasien tidak dapat bernapas, bicara atau obstruksi jalan napas total. Pada obstruksi total, pasien tidak dapat bernapas, bicara atau batuk. Biasaya pasein memegang lehernya sendiri. Konsentrasi oksigen semakin batuk. Biasaya pasein memegang lehernya sendiri. Konsentrasi oksigen semakin

(11)

Usahakan pasien dewasa atau pun anak untuk melakukan batuk dengan efektif. Usaha Usahakan pasien dewasa atau pun anak untuk melakukan batuk dengan efektif. Usaha mengeluarkan sumbatan lain dilakukan bila batuk tidak efektif untuk mengeluarkan mengeluarkan sumbatan lain dilakukan bila batuk tidak efektif untuk mengeluarkan subatan dan tanda-tanda gangguan napas semakin hebat dan

subatan dan tanda-tanda gangguan napas semakin hebat dan terdengar bunyi stridor.terdengar bunyi stridor.

Penatalaksan

Penatalaksanaan aan Maneuver HeimlichManeuver Heimlich Maneuver Heimlich.

Maneuver Heimlich. Merupakan suatu tindakan untuk meningkatkan tekanan diafragmaMerupakan suatu tindakan untuk meningkatkan tekanan diafragma secara mendadak, memaksa udara dalam paru untu keluar dengen cepat sehingga secara mendadak, memaksa udara dalam paru untu keluar dengen cepat sehingga penyumbat jalan napas dapat terdorong keluar. Hentakan dapat diulang 6-10 kali untuk penyumbat jalan napas dapat terdorong keluar. Hentakan dapat diulang 6-10 kali untuk membersihkan jalan napas. Pertimbagnakn adanya kerusakan organ dibawah abdomen membersihkan jalan napas. Pertimbagnakn adanya kerusakan organ dibawah abdomen atas dan torak bawah. Hentakan inidiberikan setelah kemungkinan sumbatan tidak bisa atas dan torak bawah. Hentakan inidiberikan setelah kemungkinan sumbatan tidak bisa diambil secara manual dengan mudah, atau dengan teknik pengambilan malahan diambil secara manual dengan mudah, atau dengan teknik pengambilan malahan menyebabkan objek semakin dalam

menyebabkan objek semakin dalam

Pasien sadar dan berdiri Pasien sadar dan berdiri

-- Berdiri dibelakang pasienBerdiri dibelakang pasien

-- Lingkari pinggang atas (lihat ilustrasi) dengan tanganLingkari pinggang atas (lihat ilustrasi) dengan tangan penolong

penolong

-- Letakan tangan yang mengepal ditopang dengn tanganLetakan tangan yang mengepal ditopang dengn tangan lain tepat dibawah

lain tepat dibawah prosesus xypoideus (uluhati)prosesus xypoideus (uluhati)

-- Pegang erat-erat kepalan tanganPegang erat-erat kepalan tangan

-- Tarik kedua tangan kita Tarik kedua tangan kita untu menekan dengan hentakanuntu menekan dengan hentakan keras kearah belakang pasien.

keras kearah belakang pasien.

-- Ulangi kegiUlangi kegiatan secara terpisah dengaatan secara terpisah dengan gerakan n gerakan kuatkuat

-- Pada kasus obesitas atau Pada kasus obesitas atau kehamilkehamilan, berikan kompresian, berikan kompresi dada

dada

-- Bila pasien tidak sadar, Bila pasien tidak sadar, baringkan dengan posisi terlentangbaringkan dengan posisi terlentang

Pasien yang terlentang/tidak sadar Pasien yang terlentang/tidak sadar

-- Terlentang kan pasienTerlentang kan pasien

-- Penolong berlutut diantara pahan pasienPenolong berlutut diantara pahan pasien

-- Letakan satu tangan pada Letakan satu tangan pada garis tengan abdomen, diatasgaris tengan abdomen, diatas umbilli

umbillikus dan kus dan agak jauh dibawah sternum, tangan keduaagak jauh dibawah sternum, tangan kedua diletakan pada tangan pertama.

diletakan pada tangan pertama.

-- Tekan kearah bawah depan dengan kuat Tekan kearah bawah depan dengan kuat dan menghentak.dan menghentak.

-- Ulangi sampai 6-10 kaliUlangi sampai 6-10 kali

-- Posisi ini bisa digunakan bila penolong terlau pendekPosisi ini bisa digunakan bila penolong terlau pendek dbiandingkan dengan pasien

(12)

Manuver untuk diri sendiri Manuver untuk diri sendiri

-- Letakan tangan pada Letakan tangan pada posisi seperti gambarilustrasiposisi seperti gambarilustrasi

-- Tekan kearah belakang atasTekan kearah belakang atas

-- Bila tidak berhasil bisa ditekankan pada Bila tidak berhasil bisa ditekankan pada ujung meja/tepiujung meja/tepi

-- Ulangi sampai 6-10 kaliUlangi sampai 6-10 kali

Pada bayi Pada bayi

-- Bayi ditunggangkan pada satu Bayi ditunggangkan pada satu tangan penolongtangan penolong

-- Posisikan kepala menghadap ke bawah, lebih rendah dariPosisikan kepala menghadap ke bawah, lebih rendah dari badan, tahan dengan tangan pada bagian rahang bayi. badan, tahan dengan tangan pada bagian rahang bayi. Jangan menutup mulut dan hidung bayi

Jangan menutup mulut dan hidung bayi

-- Dengan mengganakan tepalak tangan yang lain, berikanDengan mengganakan tepalak tangan yang lain, berikan 4x pukulan diantara skapula

4x pukulan diantara skapula

-- Setelah memukul letakan tangan yang bebsa di atasSetelah memukul letakan tangan yang bebsa di atas punggung bayi untuk menjepit

punggung bayi untuk menjepit

-- Jika tidak berhasil, letakan 2-3 jari dibawah sternum (ps.Jika tidak berhasil, letakan 2-3 jari dibawah sternum (ps. xypoideus), berikan 5 tekanan

xypoideus), berikan 5 tekanan

-- Lihat adakah objek keluar, jika bisa dilihat, lepaskanLihat adakah objek keluar, jika bisa dilihat, lepaskan dengan jari, kemudian berikan 2 x napas bantuan

dengan jari, kemudian berikan 2 x napas bantuan

-- Bila tidak menolong minta bantuan yang lebih ahli sambilBila tidak menolong minta bantuan yang lebih ahli sambil terus memberikan tekanan punggung dan dada sampai terus memberikan tekanan punggung dan dada sampai bayi terbatuk

bayi terbatuk

Renungkan ! Renungkan !

Ny. A datang menjenguk suaminya, tiba-tiba alarm berbunyi tanda terjadi henti jantung. Ny. A datang menjenguk suaminya, tiba-tiba alarm berbunyi tanda terjadi henti jantung. Perawat segera datang dan menutup gorden pas

Perawat segera datang dan menutup gorden pasien, kemudian mulai melakukan tindakanien, kemudian mulai melakukan tindakan BLS. Ny. A tidak diperkankan melihat kejadian tersebut. Kemudian suster kepala BLS. Ny. A tidak diperkankan melihat kejadian tersebut. Kemudian suster kepala menghampiri dia dan mengatakan suaminya tidak bisa ditolong lagi. Ny A histeris dan menghampiri dia dan mengatakan suaminya tidak bisa ditolong lagi. Ny A histeris dan tidak terima karena tidak diberi kesempatan untuk melihat suaminya pada akhir hayatnya. tidak terima karena tidak diberi kesempatan untuk melihat suaminya pada akhir hayatnya. Apa yang sebaiknya dijawab dan direspon oleh perawat. Refleksikan bila hal ini menimpa Apa yang sebaiknya dijawab dan direspon oleh perawat. Refleksikan bila hal ini menimpa diri kita atau keluarga kita.

Referensi

Dokumen terkait

Cemal Re ş it Rey’in 1915 yılında bestelemeye ba ş ladı ğ ı eserleri Fransız etkisi a ğ ırlıklı oldu ğ undan, müzik ara ş tırmacıları bunları ilk filizler olarak

Upaya Represif merupakan suatu upaya penanggulangan kejahatan yang sudah terjadi. Adapun Upaya Represif yang dilakukan oleh Kepolisian Sektor Baleendah Kabupaten Bandung untuk

menghadirkan emosi yang menimbulkan motivasi dengan tujuan agar siswa mampu menimbulkan rasa percaya diri dalam rangka menghadapi ketakutan secara psikologis saat Ujian

Hasil survai konsumen menunjukkan bahwa konsumen lebih memilih untuk membeli keripik kentang dibandingkan dengan Hasil survai konsumen menunjukkan bahwa konsumen lebih memilih

Pada situasi dengan proporsi kedatangan p1 berapapun, weighted rationing strategy selalu menjaga kestabilan service level pada kedua kelas pelanggan, berbeda dengan static dan

No Pengarang Publikasi Judul Variabel Alat Analisis Hasil 1 Iketut gunawan Jurnal akuntans i, volume 1 , No 3 Tahun 2015 Pengaruh ukuran perusahaan,

Berdasarkan hasil olah data yang diterima pada analisis faktor variabel kepuasaan konsumen, seluruh indikator layak sebagai pembentuk variabel kepuasan konsumen dengan

Babagan menika gayut kaliyan menapa ingkang dipunandharaken dening Wedhawati (2006: 417) babagan tata panyerataning tembung panguwuh bilih tembung panguwuh ingkang