• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAFTAR ISI. 1 P a g e F I S I P, U n i v e r s i t a s M u h a m m a d i y a h J a k a r t a

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DAFTAR ISI. 1 P a g e F I S I P, U n i v e r s i t a s M u h a m m a d i y a h J a k a r t a"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

1 | P a g e F I S I P , U n i v e r s i t a s M u h a m m a d i y a h J a k a r t a DAFTAR ISI Halaman Metodologi 2 - Penjelasan 2 - Pembatasan Penelitian 2-3 Analisa Media 4 - Executive Summary 4-7

- Analisa Hasil Media Monitoring 8-12 Ringkasan

- Kompas - Koran Sindo - Republika - Detik.com

- Rakyat Merdeka Online Lampiran-lampiran

(2)

2 | P a g e F I S I P , U n i v e r s i t a s M u h a m m a d i y a h J a k a r t a Metodologi

Penjelasan

Penelitian analisis media tentang Wajib Belajar 12 tahun (Wajar 12 Tahun) menggunakan metodologi kualitatif dengan pendekatan framing analysis. Jenis analisis ini merupakan upaya untuk membedah cara-cara ideologi media yang mengkontruksi opini khalayak terhadap artikel menyangkut program Wajib Belajar 12 tahun yang dilaksanakan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia mewakili pemerintah.

Sebagai referensi, Redi Panuju menyatakan bahwa frame analysis adalah analisis untuk membongkar ideologi di balik penulisan informasi. Analisis ini mampu membawa strategi seleksi, penonjolan yang terjadi pada faktanya dalam berita makna yang lebih agar mampu menarik dan lebih diingat oleh para khalayak. Sehingga mampu menggiring interpretasi sesuai perspektifnya. Sedangkan framing media menurut Tuchman adalah berita yang mengorganisasikan realitas setiap hari. Digunakan sebagai media kerja jurnalis yang mengidentifikasi dan mengklasifikasikan informasi secara tepat dan cepat sehingga mampu menyampaikan kepada para pembaca. Penyajian beritanya mampu memberikan pengaruh yang sistematis agar penerima berita dapat mengerti.

Model proses framing yang akan digunakan dari penelitian analisis media tentang Wajib Belajar 12 tahun yakni Frame Setting. Salah satu aspek untuk pengkondisian agenda yang lebih menitik beratkan pada isu yang lebih penting. Agenda setting pertama yaitu isu tentang Wajar 12 tahun dan yang kedua transmisi atribut menyangkut isu pendidikan lainnya yang memperoleh perhatian khusus dalam agenda setting media massa yang diteliti.

Pembatasan Penelitian

Dalam analisis media isu Wajib Belajar 12 tahun, jangka waktu penelitian dilakukan sejak bulan Juli 2015 hingga Desember 2015. Sedangkan pengambilan data penelitian bersumber pada 5 media cetak nasional (koran dan majalah) serta 4 media online. Adapun media-media tersebut terdiri dari:

Media Cetak Media Online

Kompas Koran Sindo, Republika,

Majalah Tempo dan Gatra

Detik.com, Viva.com, Okezone dan

Rakyat Merdeka Online

Peneliti melakukan media monitoring harian terhadap ke sembilan media di atas. Hasil pencarian dari media monitoring menyangkut artikel yang secara langsung maupun tidak langsung menyinggung soal Wajib Belajar 12 tahun. Sebagai pembanding, peneliti juga mengumpulkan artikel lain seputar dunia pendidikan yang mendapatkan perhatian besar dari media. Semua

(3)

3 | P a g e F I S I P , U n i v e r s i t a s M u h a m m a d i y a h J a k a r t a

materi tersebut kemudian dikliping menjadi sumber primer dan sekunder untuk di analisa. Dari segi waktu, media monitoring dilakukan dalam rentang waktu setiap tanggal 26 dalam bulan berjalan hingga 26 bulan berikutnya. Hal ini karena, hasil dari penelitian ini akan diserahkan kepada user (pengguna) setiap tanggal 27.

Pembatasan penelitian terhadap media-media yang terpilih berdasarkan atas perbedaan kepemilikan dari setiap media massa di atas. Sehingga pemerataan berdasarkan kepemilikan bisa mendorong obyektifitas hasil penelitian lebih akurat dan terjaga. Pemilihan media di atas telah disetujui dan sesuai dengan kontrak kerjasama yang disepakati oleh Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Jakarta dan New Indonesia.

(4)

4 | P a g e F I S I P , U n i v e r s i t a s M u h a m m a d i y a h J a k a r t a Analisa Media

Juli 2015

Executive Summary

Pemberitaan isu pendidikan selama bulan Juli 2015 tergolong minim. Dari 9 media massa (Kompas, Koran Sindo, Republika, Majalah Tempo, Gatra, Detik.com, Viva.com, Okezone dan Rakyat Merdeka Online) yang menjadi sumber data penelitian, ternyata tidak semua memberikan perhatian yang besar terhadap permasalahan pendidikan nasional. Agenda setting dari pemberitaan yang terjadi selama bulan Juli 2015 secara langsung berpengaruh pada pemberitaan isu Wajib Belajar 12 tahun (Wajar 12 tahun). Dalam kurun 30 hari, tidak satupun artikel terkait Wajar 12 Tahun menjadi headline di masing-masing media yang menjadi sumber penelitian. Kenyataan ini membuktikan bahwa leading sector (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan) dirasakan sangat kurang melakukan diseminasi informasi secara merata dan intens khususnya pada media cetak dan online.

Terbatasnya isu pendidikan nasional, termasuk Wajar 12 tahun selama bulan Juli 2015 dipengaruhi oleh konstelasi politik dan ekonomi Indonesia yang tengah gaduh. Ada dua isu utama yang berkembang dan menjadi perhatian media massa nasional yaitu Reshuffle Kabinet Kerja Jokowi dan memburuknya kondisi makro ekonomi nasional yang terjadi. Kedua isu tersebut menjadi headline dari strategi agenda setting berbagai media massa tanah air. Kegaduhan politik dan ekonomi menyebabkan desakan dari berbagai pihak terhadap langkah konkret yang harus diambil Pemerintah.

Terlepas dari kondisi nasional tersebut, isu pendidikan yang diangkat sebagai pemberitaan oleh media massa yang diteliti juga tidak banyak selama periode Juli 2015. Berdasarkan hasil media monitoring yang dilakukan, Kompas tetap menjadi media cetak yang paling banyak menulis artikel Wajar 12 tahun. Bahkan selama kurun Juli 2015, Kompas satu-satunya media cetak yang mengupas isu Wajar 12 tahun. Salah satu pendorongnya karena Kompas merupakan media cetak yang memiliki kolom khusus “Pendidikan dan Kebudayaan” yang setiap hari memuat informasi terkini menyangkut dua isu di bidang pendidikan dan kebudayaan tanah air. Sedangkan Koran Sindo, Republika, Gatra dan Majalah Tempo tidak memiliki rubrik menyangkut isu pendidikan secara regular.

Adapun komposisi dari jumlah artikel yang mengulas isu Wajar 12 tahun dan isu pendidikan lainnya sebagai berikut:

Tabel 1.

Artikel Jumlah

Wajib Belajar 12 Tahun 6

(5)

5 | P a g e F I S I P , U n i v e r s i t a s M u h a m m a d i y a h J a k a r t a Diagram 1

Sementara itu komposisi media yang menulis artikel Wajib Belajar 12 tahun selama periode Juli 2015 berdasarkan media yang diteliti sebagai berikut:

Tabel 2 Media Jumlah Kompas 6 Koran Sindo 0 Republika 0 Gatra 0 Majalah Tempo 0 Detik.com 0 Viva.com 0 Okezone.com 0 Rakyat Merdeka Online.com 0 Wajib Belajar 12 tahun 29% Pendidikan lainnya 71%

Jumlah Artikel

Wajib Belajar 12 tahun Pendidikan lainnya

0 1 2 3 4 5 6 7 Kompas

Republika Majalah Tempo Viva.com Rakyat Merdeka Online.com

(6)

6 | P a g e F I S I P , U n i v e r s i t a s M u h a m m a d i y a h J a k a r t a

Jika dilihat dari isi berita, artikel penelitian tentang Wajib Belajar 12 tahun dimasukkan ke dalam 3 kategori tone yaitu positif, netral dan negatif. Selama periode bulan Juli 2015, table berikut menjelaskan tentang tone setiap pemberitaan yaitu:

Tabel 3 Tone Jumlah Positif 5 Netral - Negatif 1 Diagram 3

Sedangkan pada media online yang diteliti, perhatian terhadap isu Wajar 12 tahun sangat memprihatinkan. Dari media monitoring yang dihasilkan, hanya ada 5 artikel terkait isu Pendidikan Nasional, dan tidak ada sama sekali yang mengulas Wajar 12 tahun. Hanya ada 2 media online yang menulis yaitu Detik.com (4 artikel) dan Rakyat Merdeka Online (1 artikel) Beberapa isu pendidikan yang diangkat Detik.com yaitu:

1. Kementerian Pendidikan telah meresmikan Program Penumbuhan Budi Pekerti (PBP) setelah keluarnya Peraturan Menteri no 23 tahun 2015). Program segera dilaksanakan pada ajaran baru, Senin tanggal 27 Juli 2015.

2. Cara Positif MOS di Sekolah Muhammadiyah melalui materi soal profil, aturan dan program sekolah. Siswa juga diajak untuk berbagi dengan sesama.

3. Kerjasama Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dengan maskapai Garuda Indonesia yang memberikan harga khusus bagi guru seluruh Indonesia yang akan bepergian

5

0 1

Positif Netral Negatif

(7)

7 | P a g e F I S I P , U n i v e r s i t a s M u h a m m a d i y a h J a k a r t a menggunakan airline tersebut

Seperti halnya media cetak yang diteliti, minimnya pemberitaan menyangkut isu pendidikan disebabkan ada dua isu utama yang berkembang dan menjadi perhatian media online pada periode Juli 2015. Dua isu tersebut yaitu Reshuffle Kabinet Kerja Jokowi dan memburuknya kondisi makro ekonomi nasional yang dirasakan rakyat.

Kedua isu tersebut menjadi headline yang menjadi strategi agenda setting berbagai media online yang diteliti. Agenda setting dari media online dapat diukur dari kecepatan informasi yang disampaikan dan peletakan artikel dalam portal. Bila artikel diunggah dengan cepat dan masuk dalam front page, maka media tersebut menjadikan isu tersebut sebagai isu utama. Dengan minimnya isu Wajar 12 tahun, memberikan gambaran bahwa Kemendikbud memiliki pekerjaan rumah yang besar dalam mengajak media online untuk mendukung kebijakan pemerintah dengan memberitakan lebih sering soal Wajar 12 tahun.

(8)

8 | P a g e F I S I P , U n i v e r s i t a s M u h a m m a d i y a h J a k a r t a Analisa Hasil Media Monitoring

I. Kompas

Selama periode Juli 2015, Kompas mengupas isu Wajib Belajar secara khusus sebanyak 6 artikel di tanggal yang berbeda. Masing-masing artikel ada yang memang khusus mengupas aspek program Wajar 12 tahun sebagai bahasan utama maupun sekunder.

Adapun artikel yang menyangkut isu Wajar 12 tahun sebagai bahasan utama antara lain: 1. Judul: Pembangunan SMA Gencar

Ringkasan:

Pemerintah berencana membangun 900 sekolah menengah atas dan sekolah menengah kejuruan baru sepanjang 2016. Hal tersebut diharapkan supaya pertambahan jumlah sekolah dapat menarik 500.000 anak untuk mengambil pendidikan menengah dan program Wajib Belajar 12 tahun dapat terlaksana.

Pemerintah menargetkan angka partisipasi kasar untuk SMA, SMK dan madrasah Aliyah negeri (MAN) meningkat 13 persen, yaitu dari 10,5 juta orang menjadi 12,5 juta orang pada 2019. Diharapkan saat itu 93 peren remaja Indonesia bias mengakses pendidikan menengah.

2. Judul: Ketersediaan Guru Cukup. Untuk Wajib Belajar 12 Tahun Pemerintah Andalkan Guru Serumpun

Ringkasan:

Rencana pemerintah membangun 900 SMA sederajat pada 2016 diikuti munculnya kebutuhan setidaknya 21.600 guru SMA. Bagi pemerintah ketersediaan guru bukan masalah karena jumlah lulusan lembaga tenaga kependidikan melebihi jumlah kebutuhan guru.

Sumarna Surapranata, Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kemdikbud, mengatakan yang menjadi tantangan yaitu memenuhi kebutuhan guru produktif untuk SMK (Sekolah Menengah Kejuruan). Oleh sebab itu Kemdikbud menggunakan strategi mendidik guru serumpun untuk mengambil sertifikasi guru produktif. Sebagai contoh, guru fisika bisa dilatih untuk menjadi guru otomotif. Guru bahasa Inggris bisa dilatih untuk menjadi guru kepariwisataan.

3. Judul: Libatkan Pendidikan Nonformal Standar Nasional Pendidikan Tetap Mesti Dipenuhi

Ringkasan:

Pelaksanaan program Wajib Belajar 12 tahun harus melibatkan pendidikan nonformal mulai dari pendidikan kesetaraan, kursus, hingga sekolah rumah. Setiap anak Indonesia

(9)

9 | P a g e F I S I P , U n i v e r s i t a s M u h a m m a d i y a h J a k a r t a

berhak mendapat pendidikan sesuai minat dan bakatnya, sepanjang pendidikan yang mereka terima sesuai dengan standar pendidikan nasional.

Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kemdikbud Hamid Muhammad mengungkapkan, pendidikan nonformal mencakup 5 persen dari total angka partisipasi kasar pendidikan di Indonesia. Pendidikan nonformal juga bisa mengurai kepadatan persaingan penerimaan peserta didik baru di sekolah-sekolah formal serta memberi lebih banyak pilihan kepada masyarakat.

4. Data Perlu Dimutakhirkan. Anggaran Wajib Belajar Difokuskan untuk Bangun Infrastruktur

Ringkasan:

Komisi X Dewan Perwakilan Rakyat meminta Kemdikbud agar memutakhirkan data penerima bantuan operasional sekolah serta Kartu Indonesia Pintar. Pemutakhiran data itu untuk pengefisiensian anggaran Negara dalam memastikan kelancaran Wajib Belajar 12 Tahun.

Anggota Komisi X dari Fraksi Golkar, Ferdiansyah mengungkapkan masih terjadi permasalahan terkait pengucuran dana yang tidak tepat sasaran serta dana-dana bantuan yang dipotong oleh oknum guru ataupun pegawai dinas pendidikan lokal.

Dijen Pendidikan Dasar dan Menengah Kemdikbud, Hamid Muhammad, menjelaskan untuk tahun 2015 tersedia anggaran pendidikan Rp 31 triliun untuk SD hingga SMA sederajat. Dana tersebut mencakup BOS sebanyak Rp 10,3 triliun dan Program Indonesia Pintar sebanyak Rp 10 triliun. Sisanya dibagi untuk infrastruktur, kurikulum serta lomba-loba di SD hingga SMA.

5. Semangat Kebangsaan Dibangkitkan di Sekolah Ringkasan

Penanaman semangat kebangsaan dan pemahaman akan kebhinekaan digiatkan di sekolah. Salah satunya, dengan penerbitan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 21 Tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti. Harapannya, selama berjalannya Wajib Belajar 12 tahun, anak-anak Indonesia tumbuh dengan mental nasionalisme yang kuat. Contoh kegiatan yang diajurkan ialah setiap memulai hari pembelajaran, guru dan peserta didik menyanyikan lagu kebangsaan “Ïndonesia Raya”, upacara bendera setiap hari Senin, pengajaran lagu-lagu nasional dan daerah kepada para murid.

Sementara artikel yang menyinggung tema Pendidikan Nasional yaitu:

6. Judul: Pendidikan Islam Andalkan Masyarakat. Guru Honorer Madrasah Bergantung pada Kemampuan Yayasan

(10)

10 | P a g e F I S I P , U n i v e r s i t a s M u h a m m a d i y a h J a k a r t a Ringkasan:

Pendidikan Islam, termasuk jenjang pendidikan dasar yang merupakan program wajib belajar, sangat mengandalkan peran masyarakat. Lebih dari 91 persen madrsah yang setara SD, SMP dan SMA dikelola swasta. Peran pemerintah dalam memajukan pendidikan Islan diharapkan lebih besar lagi. Ketua Dewan Pengurus Pusat Perkumpulan Guru Madrasah Indonesia, Tahif Abd Manan, mengatakan kondisi madrasah belum seperti diharapkan. Madrasah swasta mengandalkan dana dari pendiri dan iuran masyarakat.

Dari 4 artikel di atas, dapat diketahui bagaimana upaya yang dilakukan pemerintah dalam menyukseskan program Wajib Belajar 12 tahun. Persoalan sarana dan pra sarana mendapatkan perhatian khusus dari pemerintah mulai dari pertambahan jumlah sekolah, ketersediaan guru, harmonisasi dengan pendidikan non formal dan pemutakhiran data penerimaan murid baru. Persoalan teknis tersebut dinilai dapat mempermudah pencapaian target yang ingin dicapai pemerintah dalam program Wajib Belajar 12 tahun.

Sedangkan artikel lainnya berisi tentang aspek intrinsik pendidikan berupa Penumbuhan Budi Pekerti. Dengan hadirnya elemen ini, pemerintah meyakini anak-anak Indonesia dapat tumbuh dengan mental nasionalisme yang kuat di bawah program Wajib Belajar 12 tahun. Sedangkan artikel lainnya menyinggung tentang pendidikan Islam yang harus diperhatikan pemerintah. Pendidikan Islam harus menjadi salah-satu jenjang pendidikan dasar yang masuk ke dalam program wajib belajar yang saat ini digalakkan pemerintah.

Untuk mengukur value dari setiap artikel tentang Wajib Belajar 12 tahun, digunakan indikator Public Relation (PR) Value. Dengan menggunakan PR Value, pihak pengguna dapat mengetahui seberapa besar nilai setiap artikel dilihat dari perspektif PR. Formula pengukuran PR Value yang selama ini digunakan yaitu:

Halaman Depan: Ukuran artikel x rate iklan x 8 (tanpa foto/x 10 dengan foto) + 10% PPN. Halaman Dalam: Ukuran artikel x rate iklan x 3 (tanpa foto/x 5 dengan foto) + 10% PPN

Adapun PR Value dari 6 artikel Wajib Belajar 12 tahun di Kompas sebesar Rp 170.016.000 dengan rincian sebagai berikut:

Artikel Value Artikel 1 34,650,000 Artikel 2 28,875,000 Artikel 3 28,875,000 Artikel 4 28,875,000

(11)

11 | P a g e F I S I P , U n i v e r s i t a s M u h a m m a d i y a h J a k a r t a Artikel 5 17,325,000 Artikel 6 31,416,000 Total 170,016,000

Sedangkan tulisan lain yang diulas oleh Kompas yaitu perihal isu pendidikan nasional lainnya berasal dari kolom opini sebanyak 3 artikel dan kolom rubrik pendidikan 8 artikel. Dalam kolom opini, artikel yang ditulis menyangkut pendapat personal dari masing-masing penulis menyangkut Mendidik Kejujuran, Merevitalisasi Pendidikan Keluarga dan Aku Merdeka. Ketiga tulisan tersebut cukup menarik dan dapat digunakan sebagai referensi dalam menilai perkembangan sektor pendidikan negeri ini.

Sayangnya artikel lain yang ditulis menyangkut isu pendidikan nasional bersifat negatif karena menyangkut berbagai permasalahan sektor pendidikan yang mencerminkan kualitas pendidikan yang masih rendah. Artikel miring tersebut mengupas tentang rendahnya kualitas guru karena minimnya program pengembangan hingga minimnya jumlah sekolah yang tidak seimbang dengan rasio pertambahan jumlah penduduk yang pesat.

Jika diklasifikasikan ke dalam 3 tone (positif, negatif dan netral), komposisi artikel yang ada sebagai berikut Tabel 4 Tone Jumlah Positif 3 Netral 3 Negatif 4 Diagram IV Positif 30% Netral 30% Negatif 40%

JUMLAH

(12)

12 | P a g e F I S I P , U n i v e r s i t a s M u h a m m a d i y a h J a k a r t a II. Media Lainnya

Sementara itu media lain yang mengangkat isu pendidikan nasional secara umum yaitu Koran Sindo dan Republika pada periode Juli 2015. Masing-masing memiliki kesamaan isu terkait kualitas pendidikan, sekolah dan guru.

Koran Sindo secara khusus menurunkan 3 artikel yang berisi:

1. Jumlah anak putus sekolah dan tercatat sebagai pengangguran di Banten masih sangat tinggi yakni sekitar 361.000 orang. Mereka ini paling banyak terdapat di Kabupaten Pandeglang, Lebak dan Kota Serang. Plt Gubernur Banten Rano Karno mengatakan pihaknya terus berusaha memaksimalkan anggaran untuk mendorong agar anak-anak usia sekolah yang berada di lingkungan kerja informal bisa menikmati pendidikan.

2. Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Sulistyo sangat prihatin atas penundaan seleksi CPNS yang diumumkan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan-RB) Yuddy Chrisnandi 30 Juni lalu. Keprihatinan PGRI mengingat kekurangan guru terutama guru SD sangat besar. Saat ini banyak SD dengan guru PNS rata-rata tinggal 3 orang, padahal jumlah kelasnya 6.

3. Pendidikan di Indonesia dinilai masih jauh tertinggal dibandingkan Negara lain. Karena itu, perlu dukungan semua pihak agar lembaga pendidikan, termasuk pondok pesantren, terus tumbuh sehingga bisa meningkatkan pendidikan masyarakat.

Terakhir, Koran Republika menulis artikel terkait dengan:

1. Himbauan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan kepada orang-tua untuk tidak memaksakan anak-anak bersekolah di sekolah unggulan. Menurutnya, orang tua harus mendorong mereka untuk belajar dimanapun mereka bersekolah.

2. Mendikbud meminta masyarakat dan semua pihak melapor ke Kemendikbud ihwal Masa Orientasi Peserta Didik Baru (MOPDB). Terutama, segala perilaku kekerasan yang terjadi pada kegiatan tersebut.

Kesamaan isu tesebut menggambarkan bahwa permasalahan umum potret dunia pendidikan Indonesia masih menyangkut permasalahan pendidikan, sekolah dan guru yang sebenarnya bukan berita baru lagi. Sayangnya, permasalahan pendidikan ini belum serius diperhatikan oleh setiap rejim pemerintahan yang berkuasa. Padahal bila ingin bangsa ini besar, berkemajuan dan bersaing dengan dunia internasional, maka peran pendidikan sangat besar. Apabila kita tidak segera memulai melakukan tindakan konkret, maka dapat dipastikan kualitas SDM Indonesia akan jauh tertinggal oleh negara lain.

Gambar

Tabel 2  Media  Jumlah  Kompas  6  Koran Sindo  0  Republika  0  Gatra  0  Majalah Tempo  0  Detik.com  0  Viva.com  0  Okezone.com  0  Rakyat  Merdeka  Online.com  0 Wajib Belajar 12 tahunPendidikan 29%lainnya71%Jumlah Artikel
Tabel 3  Tone  Jumlah  Positif  5  Netral  -  Negatif  1  Diagram 3

Referensi

Dokumen terkait

Melalui temuan dan analisis data di atas dapat dilihat bahwa adanya pembongkaran representasi kulit hitam dalam aspek kepemimpinan dan heroisme. Namun pembongkaran itu

Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa didapatkan nilai kuat tekan optimum pada penambahan modulus alkali 2 dikarenakan pada prosentase tersebut terjadi

Analisis program Quest yang dibahas dalam penelitian ini adalah bagian output menurut teori respon butir, yang terdiri dari; kecocokan dengan model, tingkat kesukaran

Melalui penerapan sistem data warehouse dapat memberikan dampak positif bagi perusahaan, diantaranya proses analisis ataupun pengelolaan informasi berdasarkan data

Ketidakmampuan manusia dalam menjalankan kehidupan sehari- hari akan mendorong manusia untuk selalu mengadakan hubungan timbal balik dengan sesamanya serta bertujuan

ƒ Menyimpan suatu blok dari main memory yang sering diakses oleh CPU.. Dalam operasinya, pertama-tama CPU akan mencari data di L1, kemudian di L2, dan

Menurut Darminto (2010) kinerja keuangan juga merupakan keseluruhan hasil kerja manajemen dalam mengelola berbagai sumber daya yang dimiliki yang dapat.. Kinerja

Untuk menumbuhkan minat dan motivasi mahasiswa, dosen dapat memberi rangsangan dan dukungan moral dalam belajar writing dengan bantuan media internet yaitu Facebook