• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A."

Copied!
72
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Kabupaten Bima

Wilayah yang menjadi fokus penelitian ini adalah kabupaten bima provinsi Nusa tenggara barat. Kabupaten bima berada diujung timur dipulau sumbawa dengan luas wilayah sebesar 4.389,40 km2, secara administrasi wilayah bima dibagi menjadi dua wilayah yang terdiri dari kota bima dan kabupaten bima. Maka wilayah yang menjadi fokus penelitian ini adalah Kabupaten Bima provinsi Nusa Tenggara Barat. Kabupaten Bima merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) dan berada pada bagian paling timur pulau Sumbawa, diapit oleh Kabupaten dompu disebelah barat, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) disebelah timur, dan laut flores disebelah utara serta samudra Indonesia disebelah selatan.

Gambar: 4.1 Kantor Bupati Bima

Berdasarkan letak geografisnya, Kabupaten Bima berada pada posisi strategis yang dilalui jalan nasional lintas Provinsi NTB-Provinsi NTT. Menurut letak astronominya, Kabupaten Bima berada pada 118044”-119022” bujur timur dan 08080”-08057” Lintas selatan. Luas wilayah Kabupaten Bima sebesar 4.389,40 km2. Kabupaten Bima terbagi menjadi 18 kecamatan dengan luar wilayah yang bervariasi. Kecamatan tambora merupakan kecamatan terluas dengan luas mencapai 627,82 km2

(2)

atau 14, 3 persen dari luas Kabupaten Bima. Sementara itu kecematan dengan luas terkecil yaitu kecamatan belo yang hanya memiliki luas sebesar 44,76 km2.

Kabupaten Bima berada pada peringkat ke-6 diantara Kabupaten/kota se Provinsi Nusa Tenggara Barat dengan nilai Indeks Pembangunan Manusia (IPM) pada tahun 2013 sebesar 67,34 meningkat dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya sebesar 66,52. Hal ini menunjukan bahwa tingkat pembanguna manusia di Kabupaten Bima baru mencapai tingkat menengah keatas. Dibandingkan dengan IPM Provinsi NTB. IPM Kabupaten Bima masih lebih rendah dengan selisih indeks 0,39. (BPS dan Bappeda Kabupaten Bima, 2013).

Kabupaten Bima terdapat 18 kecamatan yaitu: Kecamatan Sape, Kecamatan Wera, Kecamatan Belo, Kecamatan Woha, Kecamatan Palibelo, Kecamatan Donggo, Kecamatan parado, Kecamatan Langgudu, Kecamatan Lambu, Kecamatan bolo, Kecamatan monta, Kecamatan madapangga, Kecamatan lambitu, Kecamatan ambalawi, Kecamatan sanggar Kecamatan tambora. Kecamatan Sanggar dan Kecamatan Tambora merupakan kecamatan yang berlokasi terjauh dari pusat pemerintahan Kabupaten Bima, dimana jarak masing – masing sekitar 130 km dan 250 km. Selain itu, kedua kecamatan ini merupakan kecamatan terluas di Kabupaten Bima dengan luas masing-masing 720 km2 dan 505 km2. Ibukota Kecamatan Donggo yang berlokasi di desa O’o mempunyai ketinggian sekitar 500 m di atas permukaan laut. Hal ini menjadikan Kecamatan Donggo sebagai kecamatan dengan lokasi ketinggian di atas permukaan laut yang tertinggi. Dalam mengungkap sudah sejauhmana proses pembangunan olahraga kabupaten bima, maka diambil 3 wilayah kecamatan yang menjadi wilayah fokus penelitian agar dapat mewakili wilayah kabupaten bima secara keseluruhan. Tiga kecamatan yang dimaksudkan adalah wilayah yang masuk kategori maju, sedang dan tertinggal.

(3)

Gambar: 4.2. Kesbangpolinmas Kabupaten Bima

Sebelum penelitian dilakukan, maka peneliti melakukan pengajuan surat ijin penelitian diberbagai instansi, salah satunya adalah Kesbangpolinmas dan Bapedda yang salah satu lembaga yang berwewenang untuk memberikan ijin penelitian, maka prosedur yang sistematis dilakukan oleh peneliti supaya dapat melakukan penelitian diwilayah yang tertuju.

Gambar: 4.3. Bappeda Kabupaten Bima

Dan selanjutnya kesbangpolinmas memberikan rekomendasi untuk ke kantor Bappeda kabupaten bima untuk menindaklanjuti surat yang dikeluarkan oleh kesbangpolinmas. Maka Badan perencanaan daerah mengeluarkan surat untuk dimasukan ke berbagai instansi terkait, salah satunya DRPD Kab. Bima, Dikpora kab.

(4)

Bima, ketua STKIP Taman siswa, Badan Pusat Statistik, kecamatan soromandi, kecamatan bolo, kecamatan wera sebagai salah satu wilayah yang dijadikan fokus penelitian.

Pembahasan hasil penelitian tentang proses pembangunan olahraga kabupaten bima dimulai dari pengambilan data sekunder yaitu luas wilayah, jumlah penduduk usia diatas 7 tahun, dan potensi keolahragaan. Pengambilan data tentang luas wilayah dan jumlah penduduk usia diatas 7 tahun dilaksanakan di Badan Pusat Statistik (BPS) kabupaten bima jln. Lintas Bima-sumbawa desa talabiu kecamatan woha pada hari senin tanggal 18 Agustus 2015 setelah sebelumnya pada tanggal 13 Agustus telah memasukkan surat ijin penelitian pada kesbangpolinmas dan bapedda kabupaten bima. Dari data yang diperoleh di BPS Kabupaten Bima kemudian barulah dapat menentukan 3 wilayah atau 3 kecamatan yang akan menjadi sampel pusat penelitian.

\

Gambar: 4.4 Kantor BPS Kabupaten Bima

Pertama data tentang luas wilayah kabupaten bima dari 18 kecamatan dan 191 desa. Kecamatan Sape, Kecamatan Wera, Kecamatan Belo, Kecamatan , Kecamatan Woha, Kecamatan Palibelo, Kecamatan Donggo, Kecamatan parado, Kecamatan Langgudu, Kecamatan Lambu, Kecamatan bolo, Kecamatan monta, Kecamatan madapangga, Kecamatan lambitu, Kecamatan ambalawi, Kecamatan sanggar Kecamatan tambora.

(5)

Tabel: 4.1 Data Luas Wilayah Kabupaten Bima Berdasarkan Kecamatan (Badan Pusat Statistik 2014)

Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Bima

Dari akumulasi Data luas wilayah menurut Statistik diatas terlihat bahwa luas kabupaten bima adalah 712,603 hektar, Namun kecamatan yang paling luas adalah kecamatan bolo dengan luas 121,417 hektar dibandingkan dengan 17 kecamatan yang lain, hal ini menunjukan bahwa tingkat kemajuan kecamatan bolo, baik dari pembangunan infrastruktur, pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan masyarakatnya. Ini terlihat dari tingkat kemajuan kecamatan ini berdasarkan data BPS Kabupaten bima tahun 2014. Sementara kecamatan Bolo merupakan kecamatan yang dalam kategori maju diantara kecamatan lainnya, ini jelas terlihat bahwa tingkat kemajuan masyarakatnya. Maka dari hasil data ini kemudian ditentukan 3 kecamatan yang akan

No Nama kecamatan Luas wilayah (hektar) perdesa 1 Monta 22,752 12 2 Parado 32,510 7 3 Bolo 121,417 14 4 Madapangga 322,58 11 5 Woha 75,380 15 6 Belo 44,750 12 7 Palibelo 4,787 11 8 Wawo 19,830 5 9 Langgudu 32,294 15 10 Lambitu 54,230 8 11 Sape 97,820 17 12 Lambu 54,370 15 13 Wera 34,590 14 14 Ambalawi 3,275 6 15 Donggo 22,131 6 16 Soromandi 24,141 7 17 Sanggar 47,789 9 18 Tambora 37,212 7 Jumlah 712,603 191

(6)

menjadi sampel penelitian berdasarkan tingkat kemajuan suatu wilayah yaitu wilayah yang maju, sedang dan tertinggal.

Berdasarkan kategri tersebut maka 3 wilayah kecamatan yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah kecamatan bolo, kecamatan wera, kecamatan soromandi. Kecamatan bolo yang mewakili wilayah yang kategori maju, sementara kecamatan wera mewakili wilayah yang kategori rendah, dan kecamatan yang mewakili wilayah tertinggal. Sedangkan untuk mencari data tentang jumlah penduduk yang berusia 7 tahun keatas pada setiap wilayah yang menjadi sampel penelitian.

Data tentang jumlah penduduk yang berusia 7 tahun keatas ini adalah data penting yang nantinya akan menjadi pembagi untuk dapat menghitung indeks ruang terbuka dan indeks sumber daya manusia keolahragaan yang ada pada suatu wilayah. Karna untuk mencari nilai aktual mada indeks ruang terbuka dan indeks sumber daya manusia hanya akan didapatkan setelah dibagi dengan jumlah penduduk usia 7 tahun keatas. Berikut adalah data jumlah penduduk usia 7 tahun keatas dari BPS kabupaten bima.

Tabel: 4.2 Data Jumlah Penduduk usia 7 tahun keatas (BPS Kabupaten Bima)

No Kecamatan

Jumlah penduduk laki-laki dan perempuan yang

berumur >7 tahun 1 Monta 54.254 2 Parado 45.213 3 Bolo 295.215 4 Madapangga 64.213 5 Woha 142.135 6 Belo 35.145 7 Palibelo 45.854 8 Wawo 53.321 9 Langgudu 57.564 10 Lambitu 21.456

(7)

Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Bima

Dari data jumlah penduduk pada tabel diatas menunjukan bahwa total penduduk diatas 7 tahun kabupaten bima adalah 1,349,453 jiwa, kecamatan bolo memiliki jumlah penduduk usia diatas 7 tahun terbanyak yaitu 295.215 jiwa dibandingkan dengan 2 kecamatan lain yang menjadi wilayah penelitian yaitu kecamatan wera sebanyak 171.214 dan kecamatan soromandi sebanyak 43.587 jiwa. Jika digabungkan ketiga kecamatan ini maka total jumlah penduduk dengan usia diatas 7 tahun adalah 510,016 atau 51,05%. Dari jumlah total penduduk usia diatas 7 tahun kabupaten bima. Setelah pendapat data tentang luas wilayah, jumlah penduduk diatas 7 tahun dan menentukan 3 kecamatan sebagai wilayah penelitian, maka selanjutnya adalah mencari data sekunder tentang potensi keolahragaan pada 3 kecamatan tersebut.

Teknik pengambilan data penelitian yang dilakukan adalah dengan observasi dan wawancara yang dilaksanakan di beberapa instansi yaitu kantor kecamatan bolo, kecamatan wera, kecamatan soromandi, dan DPRD Kabupaten Bima, DIKPORA Kabupaten Bima, KONI Kabupaten bima, Khusus KONI dan DIKPORA Kabupaten Bima hanya mengambil data tentang SDM keolahragaan, yaitu jumlah wasit, pelatih, instruktur, dan guru olahraga. Sebagai tambahan data SDM keolahragaan yaitu dosen olahraga maka dilakukan pula observasi data ke Universitas dan Institut yang memiliki fakultas Olahraga.

Pelaksanaan observasi dan wawancara pertama dilaksanakan di kantor DPRD Kabupaten bima senin tanggal 14 agustus, yang sebelumnya pada tanggal 13 Agustus

11 Sape 86.789 12 Lambu 65.632 13 Wera 171.214 14 Ambalawi 45.254 15 Donggo 53.325 16 Soromandi 43.587 17 Sanggar 45.128 18 Tambora 24.154 Jumlah 1,349,453

(8)

telah memasukkan surat ijin penelitian terlebih dahulu. Kantor DPRD tepat berada disebelah Kantor barat Bappeda Kabupaten bima.

Gambar: 4.5 Kantor DPRD Kabupaten Bima

Dari gambar diatas terlihat bahwa regulasi/kebijakan berpusat pada anggaran APBD yang dikelola oleh dewan perwakilan rakyat, hal ini menujukkan bahwa dana untuk pembangunan ruang terbuka Keolahragaan dikabupaten bima sebesar 1.5 M,- sesuai dengan pernyataan komisi 4 kabupaten bima bapak Moh Karma. Dari dana diatas menunjukan bahwa anggaran untuk membangun ruang publik olahraga sangat besar dikabupaten bima, namun sampai hari ini terbukti bahwa semua anggaran itu dimanfaatkan dengan maksimal oleh pemerintah kabupaten bima. Hal ini menunjukkan tingkat regulasi ruang publik olahraga kabupaten bima masih sangat kurang.

Dari data diatas terlihat bahwa kabupaten Bima sebesar 118”73635m2 , kabupaten bima merupakan daerah yang luas wilayahnya melampui luasnya kota bima yang menjadi kota media dari kabupaten bima. Dari data diatas menunjukan bahwa regulasi pembangunan yang ada dikabupaten bima lebih diutama karna di ukur dari kuantitas luas wilayah.

(9)

B. PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 1. Kebijakan Pembangunan Keolahragaan Kabupaten Bima

Kebijakan Keolahragaan Kabupaten Bima dalam Renstra diposisikan agar proses pembangunan keolahragaan dikabupaten bima mampu merespon permasalahan aktual kepemudaan dan kemasyarakatan, sekaligus secara proaktif mencari dan menemukan solusi dari permasalahan yang dihadapi. Hal tersebut bermakna sebagai spirit kepeloporan, kreativitas, kepedulian, dan kesukarelaan pemuda. Dengan spirit ini masyarakat tidak saja mampu berperan aktif dalam pembangunan nasional, namun sekaligus menjadi solution maker bagi permasalahan yang melingkupi masyarakat itu sendiri. Oleh karenanya perlu terus ditingkatkan wawasan, kapasitas, dan keterampilan masyarakat guna mendukung partisipasi dan peran aktif masyarakat di berbagai bidang pembangunan olahraga dikabupaten Bima menuju kesejahteraan dan keadilan social sebagaimana termaktub dalam Pembukaan UUD 1945, serta terlaksananya pelayanan yang optimal yang sesuai dengan karakteristik pemuda dan masyarakat sebagaimana diamanatkan oleh Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2009 tentang Kepemudaan dan undang-undang Nomor 3 tahun 2005 tentang system keolahragaan nasional.

Dalam mengungkap sejauh mana regulasi dan perkembangan olahraga dan kemajuan olahraga kabupaten bima maka terknik yang dilakukan adalah dengan wawancara yang dilaksanakan dibeberapa instansi yaitu kantor DPRD Kabupaten Bima, KONI Kabupaten bima, Camat Bolo, Camat Soromandi, dan Camat Wera. Khusus dinas pendidikan,pemuda dan olahraga hanya mengambil data tentang sumber daya manusia keolahragaan, yaitu guru olahraga, sebagai tambahan data SDM Keolahragaan yaitu dosen olahraga maka dilakukan pula observasi data ke STKIP Taman Siswa Bima salah satu institusi yang memiliki program studi olahraga.

(10)

Pelaksanaan wawancara pertama dilaksanakan DIKPORA kabupaten Bima pada hari rabu 15 agustus 2015, yang sebelumnya pada tanggal 13 agustus 2015 memasukan surat audiens terlebihi dahulu. Kantor DIKPORA Kabupaten Bima berada dijalan soekarno hatta disebelah kanan kantor pertambangan kabupaten bima.

Gambar 4.6 Kantor Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Bima Data yang diperoleh di DIKPORA kabupaten bima adalah data tentang potensi keolahragaan kabupaten bima, pembangunan olahraga kabupaten bima, partisipasi masyarakat kabupaten bima dalam berolahraga, dan program DIKPORA dalam upaya memajukan olahraga kabupaten bima. Untuk mengungkap itu semua maka dilakukan wawancara dengan Staf Dikpora Kabupaten Bima Bapak Hartoyo, M.Ak.

Menurutnya kemajuan pembangunan olahraga kabupaten bima dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir ini mengalami kemajuan cukup baik. Pernyataan ini ditegaskan dalam kutipan wawancara sebagai berikut:

“kemajuan olahraga kabupaten bima beberapa tahun terakhir ini mengalami kemajuan yang cukup baik. Ini bisa dilihat dari terlaksananya event-event olahraga di Kabupaten Bima serta antusiasme masyarakatnya. Dengan banyaknya pembangunan sarana olahraga ini membuktikan bahwa pembangunan olahraga juga berjalan seiring dengan pembangunan disektor lain seperti pendidikan dan kesahatan. Memang pada dasarnya bahwa pendidikan dan kesehatan adalah hal yang utama bagi masyarakat, namun kami selalu berusaha agar pembangunan dibidang olahraga juga

(11)

semakin maju. Tidak mudah memang untuk merealisasikannya namun ini sudah menajadi komitmen DIKPORA”.

Dari kutipan ini menunjukan bahwa pepemerintah kabupaten bima khususnya Dinas pendidikan, pemuda dan olahraga memang belum mengetahui adanya indikator untuk mengukur kemajuan pembangunan olahraga yaitu Sport Deelopment Indeks. Pemerintah masih melihat bahwa pembangunan olahraga di ukur dari banyaknya event yang diadakan. Hal ini senada dengan yang disampaikan oleh Sekretaris Umum KONI Kabupaten Bima Bapak Muhammad Casman, S.H yang ditemui di Pandopo sebagai Komplek sementara KONI. Dalam Kutipan Wawancara mengatakan:

Sebenarnya tidak ada kebijakan khusus yang dibangun oleh pemerinah untuk penyediaan GOR Kabupaten Bima. Toh klw pun ada KONI kabupatenpun menunggu, menunggu dalam artian pemerintah harus melakukan koordinasi langsung oleh pihak-pihak KONI kabupaten. KONI sudah lama mengusulkan adanya ruang terbuka atau GOR serba guna untuk kepentingan olahraga, unutk sementara lahan pemerintah untuk dibangun Gelanggang Olahraga yang sangat strategi ada dipanda kabupaten bima dan sekarang ruang terbuka di panda dipergunakan untuk sebagian event olahraga, salah satunya adalah pacuan kuda, motor cross dll. Pada masa bupati H. Jainuddin tempat dipanda ingin dijadikan GOR Serbaguna karna dilihat tanahtersbut adalah masih dalam kepemilikan pemerintah kabupaten bima. Namun dari Pemerintah kabupaten bima tidak memberikan regulasi yang khusus untuk penyediaan sarana dan prasana dikabupaten bima. Sehingga dibutuhkan peran DPRD kabupaten untuk membangun Keolahragaan Kabupaten Bima. Dan harapan pak casman sebagai sekretaris umu koni bagaimana pemerintah melakukan partisipasi langsung dalam pembangunan sentra-sentra Olahraga untuk kepentingan masyarakat banyak dan tidak diperuntukan oleh kepentingan-kepentingan PAD (Pendapatan Asli Daerah) salah satungya dibangun pusat swimming pull tapi itukan untuk kepentingan PAD katanya tapi tidak dapat dinikmati oleh masyarakat luas dan harapan beliau kedepan Pemerintah kabupaten bima konsentrasi pada pembangunan GOR untuk membangun olahraga kabupaten bima lebih baik.

Majunya pembangunan olahraga dikabupaten bima bukan dilihat dari prestasi yang diraih, namun pemerintah juga harus memberikan regulasi yang kondusif untuk meningkatkan pembangunan olahraga kabupaten ini, baik itu merencanakan dan merealisasikan pembangunan sarana diberbagai kecamatan

(12)

dikabupaten bima. Sesuai dengan amanat undang-undang Nomor 3 tahun 2005 tentang sistem keolahragaan nasional pasal 67 bahwa pemerintah dan pemerintah daerah menjamin ketersediaan prasarana olahraga sesuai dengan standar dan kebutuhan pemerintah dan pemerintah daerah. Pembangunan sarana ini merupakan kebijakan dari pemerintah melalui DIKPORA dan DPRD kabupaten untuk meningkatkan pelayanan publik, salah satunya yaitu ketersediaan sarana dan prasarana olahraga untuk masyarakat kabupaten bima yang produktif.

Hal ini sesuai dengan pernyataan bapak Moh. Karma selaku pemegang kebijakan yaitu anggota DPRD Komisi 4 dikabupaten bima:

Persoalan kebijakan merupakan salah satu hal yang sakral yang kemudian dilakukan oleh anggota dewan, kebijakan ini ada didinas terkait salah satunya adalah DIKPORA, dewan perwakilan rakyat kabupaten bima hanya instrumen untuk memediasi. Karna dewan tidak mengambil sebuah kebijakan sebab fungsi kita itu ada tiga, fungsi legislatif, kontroling dan bajeting. Kalau di DIKPORA Kabupaten Bima ada anggaran yang dialokasikan di APBD bahkan tiap tahunnya untuk kegiatan olahraga. Anggaran di dinas pendidikan, pemuda dan olahraga ada dan bahkan untuk keperluan KONI sebanyak 1 koma sekian miliar. Selanjutnya dibeberkan oleh pak karma bahwa dikabupaten bima belum ada rancangan untuk membangun GOR untuk kegiatan Olahraga. Tapi yang jelas pemerintah kabupaten bima selalu mengalokasi anggaran untuk perbaikan lapangan seperti lapangan sepakbola dan fasilitas-fasilitas lainnya. Lapangan yang diperbaiki hampir di setiap kecamatan dan desa dikabupaten bima.

Dari kutipan wawancara diatas menunjukan bahwa ada upaya yang kemudian dilakukan oleh pemerintah untuk membangun sentra-sentra olahraga di mulai perkecamatan dan desa, namun tidak menutup kemungkinan pemerintah kabupaten bima akan berupaya membangun Gelanggang Olahraga (GOR) kabupaten bima untuk kepentingan masyarakat banyak. Terkait persoalan ini, camat Bolo bapak Muslimin, S.Sos juga membangun komunikasi pada pemerintah kabupaten bima secara intensif untuk meningkatkan animo masyarakat dalam berolahraga.

Pembangunan keolahragaan dikabupaten bima tetap terus digalakkan, ini ditandai dengan adanya kurikulum di tiap-tiap sekolah itu

(13)

ada, disamping dilakukan oleh sekolah-sekolah mengolahragakan masyarakat dan memasyarakatkan olahraga itu. Pemerintah maupun kelompok-kelompok masyarakat pada saat-saat tertentu yaitu disaat hari besar kemerdekaan, 2 mei selalu mengadakan kegiatan-kegiatan olahraga. Ini dalam rangka menciptakan masyarakat yang sehat dan dengan masyarak yang sehat itu menjadikan orang berpikir yang sehat pula, ini yang kemudian dilakukan oleh kami dalam menggerakkan animo masyarakat. Kebijakan dan regulasi yang khusus mengatur olahraga dikecamatan ini saya belum pernah dengar dan belum ada. Lebih lanjut dijelaskan oleh bapak muslimin, S.Sos selain dari regulasi pemerintah yang mengatur tentang olahraga dikecamatan ini, tingkat partisipasi masyarakat dalam berolahraga sangat luar biasa. Baik tingkat anak-anak maupun orang tua, masyarakat umum sampai pada tataran pegawai negeri sipil (PNS).

Kebijakanyang dibuat oleh pemerintah dalam memajukan olahraga perlu didukung oleh semua pihak termasuk masyarakat kabupaten Bima sendiri. Peran serta masyarakat dalam memajukan olahraga akan menentukan keberhasilan pembangunan olahraga kabupaten bima. Masyarakat kabupaten bima sangat antusis dalam kegiatan-kegiatan olahraga yang diselenggarakan, seperti yang dipaparkan oleh camat wera bapak Israk, S.Sos dan beliau juga pernah menjadi peniti olahraga kabupaten bima adalah:

Masyarakat Kabupaten bima sangat antusias dalam melakukan olahraga baik sebagai olahragawan maupun hanya sebagai pertisipan saja. Masyarakat sangat senang dengan adanya event-event olahraga yang diselenggarakan oleh pemerintah, KONI, maupun pihak swasta. Mungkin ikut langsung menjadi pemain hanya sebagian kecil saja dari masyarakat, namun ikut memberikan support sebagai penonton ini kan menunjukkan bahwa masyarakat peduli dengan kemajuan olahraga. Jika pada kegiatan sepakbola dan volley misalnya disitu kita dapat melihat bagaimana partisipasi masyarakat untuk berolahraga.

Terkait peran serta masyarakat dalam memajukan olahraga kabuapaten bima, lebih lanjut bapak israk, S.Sos mengatakan dalam:

Peran serta masyarakat cukup baik. Tingginya animo masyarakat untuk melakukan olahraga yang digemarinya inilah yang bisa dikatakan sebagai bentuk peran serta masyarakat dalam memajukan olahraga.

(14)

Hal senada juga disampaikan oleh camat soromandi bapak yusuf, S.Sos bahwa:

peran serta masyarakat kita cukup baik. Masyarakat cukup berantusias dalam berpartisipasi mengikuti kegiatan-kegiatan olahraga yang diselenggarakan di kecamatan Soromandi. Setiap minggu bisa kita liat dilapangan bajo sangat ramai dipadati oleh masyarakat untuk beraktifitas olahraga mulai dari senam, jogging, atau hanya sekedar jalan-jalan saja.

Dari hasil wawancara terkait regulasi dan kebijakan pembangunan keolahragaan kabupaten bima ini kemudian menjadi informasi awal apakah kemajuan pembangunan olahraga kabupaten bima mengalami kemajuan atau tidak dari beberapa indikator pembangunan olahraga jika di tinjau dari Sport Deelopment Indeks (SDI). Maka untuk mengungkap bagaimana pembangunan olahraga kabupaten bima ditinjau dari Sport Development Indeks (SDI), berikut akan dipaparkan hasil indek dari 4 indikator pembangunan olahraga yaitu indeks Ruang terbuka, indeks SDM, indeks partisipasi masyarakat dan indeks kebugaran jasmani masyarakat kabupaten bia dari 3 kecamatan yang mewakili kabupaten bima secara keseluruhan.

2. Ketersediaan Ruang Terbuka kabupaten Bima

Untuk mengukur sejauhmana ketersedian ruang terbuka dikabupaten bima, maka dibagi dibagi menjadi 3 kecamatan salah satunya kecamatan Bolo, kecamatan Soromandi, dan kecamatan Wera.

a. Ketersediaan Ruang Terbuka Kecamatan Bolo

Ketersediaan ruang terbuka olahraga merupakan bagian terpenting bagi pembentukan suasana kondusif masyarakat yang berbudaya olahraga. Budaya olahraga yang dimaksudkan merupakan cakupan oleh secara lengkap, yang meliputi: (1) olahraga prestasi, (2) olahraga pendidikan, dan (3) olahraga masyarakat atau olahraga rekreasi. Fasilitas publik merupakan prasyarat aksi bagi terbentuknya perilaku kolektif masyarakat untuk mengembangkan budaya berolahraga tersebut. Dengan kata lain, budaya olahraga yang

(15)

merupakan nilai-nilai kolektif masyarakat akan terbangun dan terpelihara dengan baik jika didukung oleh tersedianya ruang terbuka yang memadai.

Menuju kelayakan ruang terbuka olahraga bagi masyarakat artinya mengupayakan peningkatan ketersediaan ruang public olahraga bagi masyarakat ruang terbuka yang dimaksudkan dapat berupa lapangan, gedung atau aula olahraga, kolam renang, lintasan khusus untuk pejalan kaki atau pejogging, lintasan khusus bagi pengendara sepeda, serta bentuk-bentuk ruang terbuka lainnya. Apapun bentuknya, hakikat ruang publik itu adalah ruang yang disediakan secara khusus untuk dapat diakses masyarakat umum untuk melakukan aktivitas interaksi social, termasuk aktivitas olahraga didalamnya. Hal yang rasional dapat dilakukan untuk meningkatkan indeks rung terbuka olahraga adalah dengan cara melakukan ekstensifikasi ruang public, yakni melakukan penambahan jumlah dan luas ruang terbuka bagi masyarakat. Ekstensifikasi merupakan hal yang tidak mudah dilakukan karna persoalan ketersediaan lahan, terutama di zona-zona perkotaan. Diperkotaan bahkan peralihan fungsi lahan terbuka untuk kepentingan perkembangan industry dan area bisnis.

Hal ini menyangkut masalah Luas wilayah kecamatan Bolo merupakan yang terluas dengan luas 10.141 hektar. Kecamatan Bolo merupakan wilayah yang paling padat penduduk dan padat pembangunan, kepadatan penduduk kecamatan Bolo mencapai 44.991 jiwa, artinya lebih dari setengah wilayah kecamatan Bolo adalah wilayah padat penduduk. Ruang hijau sudah jarang ditemui diwilayah ini karena padatnya pembangunan. Banyak lahan hijau terbuka yang dirubah menjadi kawasan bisnis, pasar swalayan, kantor-kantor pemerintahan dan komplek perumahan, namun pembangunan sarana/prasrana olahraga pun semakin banyak, seperti pembangunan sentral olahraga yang meliputi sepakbola, bulutangkis, takraw dan lain-lain. Namun tak sedikit pula ruang terbuka olahraga yang telah

(16)

dialihfungsikan seperti lapangan sepakbola tambe dialihfungsikan sebagai gedung serba guna dan beberapa tempat olahraga dikawasan GOR Ratu yang baru dibangun sebagai pengganti lapangan sepakbola tambe dialihfungsikan. Kawasan olahraga GOR Ratu seluas 5 hektas tetapi regulasi pembangunan ruang terbuka dikecamatan ini masih dalam proses. Ini menunjukan bahwa pemerinntah dikecamatan bolo memiliki antusias tinggi untuk membangun sentral-sentral olahraga dikecamatan bolo.

Pelaksanaan observasi ruang terbuka kecamatan Bolo dilakukan oleh tim observasi pada hari minggu 5 Oktober 2015. Dalam melakukan observasi ini tidak memakai tim dan pelaksanaan observasi ini dilakukan oleh peneliti sendiri dengan menyebar kesuluruh wilayah kecamatan Bolo untuk mendata jumlah dan luas ruang terbuka olahraga di kecamatan Bolo.

Adapun hasil observasi lapangan yang dilakukan oleh peneliti adalah: Tabel 4.3 Hasil Observasi Ruang Terbuka Kecamatan Bolo

No Nama lapangan Jenis

(terbuka/tertutup) Luas (m2) Status kepemilikan (pemerintah atau swasta)

1 Lapangan tambe Terbuka 8902 Pemkec

2 Lapangan sepakbola tambe

Terbuka 835 Pemdes

3 Lapangan volley tambe Terbuka 245 Pemdes

4 Lapangan sepakbola SMPN 40 Tambe Terbuka 872 Pemdes 5 Lapangan sepakbola Fajar Tambe Terbuka 8758 Pemdes 6 Lapangan Sepakbola SMPN 3 Tambe Terbuka 654 Pemkab

7 Lapangan ponpes Daru Terbuka 1987 Kemkab

(17)

9 Lapangan sepakbola Terbuka 875 Pemdes 10 Lapangan volley tambe Terbuka 163 Pemdes

11 Lapangan takraw Terbuka 87 Pemdes

12 Lapangan GOR kara Tertutup 9874 Pemkec

13 Lapangan sepakbola kara Terbuka 764 Pemdes 14 Lapangan Bulutangkis kara Tertutup 165 Pemdes

14 Lapangan volley kara Terbuka 163 Pemdes

15 Lapangan SMK 1 Kara Terbuka 164 Pemkab

16 Lapangan SDN 3 kara Terbuka 164 Pemkab

17 Lapangan ratu Terbuka 5786 Pemkec

18 Lapangan SMPN 3 Kara Terbuka 345 Pemkab 19 Lapangan sepakbola Darussalam Terbuka 7615 Pemdes 20 Lapangan sepakbola timu Terbuka 6372 Pemdes

21 Lapangan GOR Ratu Terbuka 9874 Pemkec

22 Lapangan Volley Ratu Terbuka 164 Pemdes

Jumlah 69,391 Pemdes

Dari hasil observasi lapangan yang dilakukan oleh peneliti tentang jumlah dan luas ruang terbuka olahraga, didapatkan bahwa luas ruang terbuka olahraga di kecamatan Bolo yaitu seluas 69,391 2. Tim observasi telah melakukan pendataan semaksimal mungkin keseluruh wilayah kecamatan Bolo, namum tidak bisa dipungkiri bahwa akan ada ruang terbuka olahraga yang luput dari pendataan tim observasi peneliti. Ruang terbuka olahraga terluas di kecamatan Bolo adalah kawasan olahraga GOR Kara seluas 3 hektar. yang menjadi pusat olahraga masyarakat kecamatan Rada pada umumnya.

(18)

Gambar 4.7 Kawasan GOR Ratu merupakan ruang terbuka olahraga terluas di kecamatan Bolo

Hasil observasi ruang terbuka olahraga ini kemudian akan dibagi dengan jumlah penduduk usia diatas 7 tahun yang berada di kecamatan Bolo untuk mendapatkan nilai aktual. Setelah nilai aktual didapatkan kemudian indeks ruang terbuka akan dihitung menggunakan rumus:

Nilai maksimum ruang terbuka adalah 3,5 2 sedangkan nilai minimumnya adalah 0. Nilai aktual didapatkan dari jumlah luas ruang terbuka kecamatan Bolo dibagi jumlah penduduk usia diatas 7 tahun yang ada diwilayah kecamatan Bolo.

Jumlah luas ruang terbuka olahraga di kecamatan Bolo adalah 69,391 2 , sedangkan jumlah penduduk usia diatas 7 tahun di kecamatan Bolo adalah 97.494 jiwa. Maka nilai aktual yang didapat adalah :

𝐼𝑛𝑑𝑒𝑘𝑠 𝑅𝑢𝑎𝑛𝑔 𝑇𝑒𝑟𝑏𝑢𝑘𝑎 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐴𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙 − 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑀𝑖𝑛𝑖𝑚𝑢𝑚

(19)

Setelah mendapatkan nilai aktual selanjutnya adalah menghitung indeks ruang terbuka olahraga kecamatan Bolo denga menggunakan rumus diatas :

Maka didapatlah indeks ruang terbuka olahraga kecamatan Bolo adalah 0,88. Nilai indeks ruang terbuka yang didapat sangat tinggi hampir mencapai angka 1, artinya bahwa setiap orang di kecamatan Bolo sudah hampir memenuhi standar ruang terbuka menurut Komite Olympiade yaitu ruang terbuka olahraga seluas 3,5 2 per orang.

b. Ketersediaan Ruang Terbuka Kecamatan Soromandi

Perkembangan dan perubahan faktor sosial, ekonomi, budaya, ilmu pengetahuan dan lain sebagainya akan mengakibatkan perkembangan dan perubahan kota/kabupaten (Simonds, 1983). Tingginya pembangunan kota/kabupaten memberi pengaruh terhadap lahan tak terbangun, dimana menyebabkan luasannya semakin berkurang. Tidak jarang RTH menjadi korban. Padahal RTH memiliki peranan penting dalam sebuah kota (Lokakarya RTH, 2005).

Karena itu pemerintah menetapkan ketentuan minimal RTH publik sebesar 20% dari luas wilayah. Namun, pada dasarnya setiap kota/kabupaten memiliki tipologi yang berbeda-beda, sehingga ketersediaan dan kebutuhan RTH pun berbeda-beda. Karenanya, ketentuan minimal luasan RTH publik yang ditentukan pemerintah dapat menjadi persoalan tersendiri. Tujuan penelitian ini adalah mengevaluasi tingkat penyediaan RTH publik optimal yang mungkin dapat dikembangkan pada kecamatan soromandi letaknya di wilayah pesisir berdasarkan ukuran kabupaten. Untuk itu, perlu diidentifikasi terlebih dahulu ketersediaan dan kebutuhan RTH publik. Selanjutnya dapat

𝐼𝑛𝑑𝑒𝑘𝑠 𝑅𝑢𝑎𝑛𝑔 𝑇𝑒𝑟𝑏𝑢𝑘𝑎 𝐾𝑒𝑐 𝐵𝑜𝑙𝑜 −

(20)

dievaluasi ketersediaan dan kebutuhan RTH publik untuk peningkatan penyediaan RTH publik kecamatan soromandi kabupaten bima.

Penelitian yang dilakukan difokuskan pada kecamatan soromandi letaknya di wilayah pesisir. Kecamatan berada dipesisir kota bima yang memiliki karakteristik sebagai konsentrasi kegiatan pembangunan karena posisinya yang strategis. Hal ini akan memberi pengaruh yang signifikan terhadap keberadaan RTH publik kecamatan. Sebagai kecamatan yang berada di wilayah hilir Daerah Aliran Sungai (DAS), kecamatan pesisir tidak memiliki RTH hutan lindung yang memiliki fungsi perlindungan pada kawasan di bawahnya, namun kecamatan pesisir memiliki karakteristik RTH yang tidak dimiliki oleh kecamatan ini.

Kecamatan soromandi memiliki luas wilayah sebesar 24.414. hektar dan wilayah ini yang kecil dibanding wilayah yang lainnya. Kecamatan soromandi merupakan wilayah yang memiliki rasio penduduk sebanyak 18.763 dengan akumulasi ke 7 desa dan memiliki pembangunan masih jauh dari kesejahteraan, dengan potensi alam yang tidak tertata rapi, baik ruang hijau, ruang terbuka dan lain-lain. kepadatan penduduk kecamatan soromandi mencapai 7.152 2, artinya lebih dari setengah wilayah kecamatan soromandi adalah wilayah yang padat penduduk. Ruang hijau sudah jarang ditemui diwilayah ini karena padatnya pembangunan. Banyak lahan hijau terbuka yang tidak dimanfaatkan dengan baik. pada dasarnya wilayah kecamatan ini merupakan milik pemerintah kecamatan yang dikelola oleh tiap-tiap desa dan memiliki ruang terbuka tapi sayangnya perhatian pemerintah tidak menjuru pada prospek pembangunan yang memadai.

Pelaksanaan observasi ruang terbuka kecamatan soromandi dilakukan oleh peneliti pada hari minggu 28 agustus 2015. Observasi dimulai pada wilayah/desa lewintana dengan menyeluruh sampai pada wilayah ujung kecamatan soromandi yaitu sampungu.

(21)

Tabel 4.4 : Ruang terbuka Kecamatan Soromandi

No Nama Lapangan Jenis

(terbuka/tertutup) Luas ( 2) Status Kepemilikan (Pemerintah atau Swasta) 1 Lapangan sepakbola lewintana Terbuka 835 Pemdes 2 Lapangan bolavoli lewintana Terbuka 245 Pemdes 3 Lapangan bulutangkis SDN 1 Lewintana Terbuka 163 Pemdes 4 Lapangan voli SMP 31 lewintana Terbuka 164 Pemkab 5 Lapangan voli SMK 3 lewintana Terbuka 164 Pemkab 6 Lapangan sepakbola bajo Terbuka 101.540 Pemdes

7 Lapangan bolavoli bajo Terbuka 260 Pemdes

8 Lapangan voli SMA 1 bajo Terbuka 164 Pemkab

9 Lapangan sepakbola SMAN 1 Bajo

Terbuka 689 Pemkab

10 Lapangan voli SMAN 1 bajo

Terbuka 164 Pemkab

11 Lapangan voli SMK 1 bajo Terbuka 164 Pemkab

12 Lapangan Voli SMPN 1 bajo

Terbuka 187 Pemkab

13 Lapangan voli SDN 1 bajo Terbuka 164 Pemkab

14 Lapangan sepakbola punti Terbuka 1198 Pemdes 15 Lapangan sepakbola kananta Terbuka 1357 Pemdes 16 Lapangan sepakbola wadukopa Terbuka 1098 Pemdes

17 Lapangan sepakbola sai Terbuka 8076 Pemdes

18 Lapangan voli SMAN 2 sai Terbuka 287 Pemkab

19 Lapangan bolavoli sai Terbuka 164 Pemdes

20 Lapangan sepakbola sampungu Terbuka 7879 Pemdes 21 Lapangan bolavoli sampungu Terbuka 167 Pemdes

22 Lapangan sepak takraw sampungu

Terbuka 140 Pemdes

(22)

Dari hasil observasi lapangan yang dilakukan oleh tim observasi tentang jumlah dan luas ruang terbuka olahraga, didapatkan bahwa luas ruang terbuka olahraga di kecamatan soromandi yaitu seluas 126.716 2. Peneliti telah melakukan observasi dan pendataan semaksimal mungkin keseluruh wilayah kecamatan soromandi, namun tidak bisa dipungkiri bahwa akan ada ruang terbuka olahraga yang luput dari pendataan hasil observasi peneliti. Ruang terbuka olahraga terluas di kecamatan soromandi adalah kawasan olahraga kecamatan soromandi seluas 8.902. 2, yang menjadi pusat olahraga masyarakat kecamatan soromandi.

Gambar 4.8 Kawasan Ruang Terbuka Olahraga Terluas diKecamatan Soromandi Hasil observasi ruang terbuka olahraga ini kemudian akan dibagi dengan jumlah penduduk usia diatas 7 tahun yang berada di kecamatan soromandi untuk mendapatkan nilai aktual. Setelah nilai aktual didapatkan kemudian indeks ruang terbuka akan dihitung menggunakan rumus :

saba 24 Lapangan bulutangkis SDN Inpres sampungu Terbuka 140 Pemkab 25 Lapangan voli MTS Nurhayati sampungu Terbuka 162 Pemkab

26 Lapangan sakoa Terbuka 1983 Pemdes

(23)

Nilai maksimum ruang terbuka adalah 3,5 2 sedangkan nilai minimumnya adalah 0. Nilai aktual didapatkan dari jumlah luas ruang terbuka kecamatan soromandi dibagi jumlah penduduk usia diatas 7 tahun yang ada diwilayah kecamatan soromandi.

Jumlah luas ruang terbuka olahraga di kecamatan soromandi adalah 126.716 2 , sedangkan jumlah penduduk usia diatas 7 tahun di kecamatan soromandi adalah 43.587 jiwa. Maka nilai aktual yang didapat adalah :

Setelah mendapatkan nilai aktual selanjutnya adalah menghitung indeks ruang terbuka olahraga kecamatan soromandi dengan menggunakan rumus diatas :

Maka didapatlah indeks ruang terbuka olahraga kecamatan soromandi adalah . Nilai indeks ruang terbuka yang didapat sangat tinggi hampir mencapai angka 1, artinya bahwa setiap orang di kecamatan soromandi sudah hampir memenuhi standar ruang terbuka menurut Komite Olympiade yaitu ruang terbuka olahraga seluas 3,5 2 per orang.

c. Ketersediaan Ruang Terbuka Kecamatan Wera

Ruang terbuka hijau publik dapat dimanfaatkan secara maksimal agar tercipta kawasan kabupaten yang ideal. Khususnya untuk masyarakat di wilayah kecamatan wera dapat memanfaatkan keberadaan ruang terbuka hijau publik sebagai salah satu media untuk rekreatif, edukatif atau sosial. Mengacu

𝐼𝑛𝑑𝑒𝑘𝑠 𝑅𝑢𝑎𝑛𝑔 𝑇𝑒𝑟𝑏𝑢𝑘𝑎 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐴𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙 − 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑀𝑖𝑛𝑖𝑚𝑢𝑚 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 − 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑀𝑖𝑛𝑖𝑚𝑢𝑚

𝐼𝑛𝑑𝑒𝑘𝑠 𝑅𝑢𝑎𝑛𝑔 𝑇𝑒𝑟𝑏𝑢𝑘𝑎 𝐾𝑒𝑐 𝑆𝑜𝑟𝑜𝑚𝑎𝑛𝑑𝑖

(24)

pada Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 05/PRT/M/2008 Penyelenggaraan ruang terbuka hijau di wilayah perkotaan, ditujukan untuk tiga hal, yaitu : 1) menjaga ketersediaan lahan sebagai kawasan resapan air, 2) menciptakan aspek planologis perkotaan melalui keseimbangan antara lingkungan alam dan lingkungan binaan yang berguna bagi kehidupan masyarakat, dan 3) meningkatkan keserasian lingkungan perkotaan sebagai sarana pengaman lingkungan yang aman, nyaman, segar, indah dan bersih.

Hal yang perlu diperhatikan dalam penyediaan ruang terbuka hijau adalah luasan ruang terbuka hijau itu sendiri. Sesuai dengan Undang-undang Nomor 26 tahun 2007, tentang Penataan Ruang, khususnya pada pasal 29 ayat 1 dan 2 yang menyebutkan bahwa proporsi ruang terbuka hijau pada wilayah kota paling sedikit.

Berdasarkan data yang didapat dan perhitungan, ketersediaan RTH publik di kecamatan Soromandi baik aktual dan potensial dapat dilihat pada tabel yang akan di sajikan tentang Luas wilayah. kecamatan Wera adalah yang terluas kedua setelah kecamatan sape dengan luas 465.31 km atau 465.31 hektar. Kecamatan Wera merupakan wilayah yang juga berbatasan dengan laut flores. Pembangunan di wilayah ini tidak sepadat dengan pembangunan di kecamatan Bolo karena wilayahnya terletak jauh dari kota bima, namun letaknya yang sangat jauh membuat wilayah ini juga mendapatkan perhatian penuh dari pemerintah sehingga dapat menunjang kemajuan pembangunan daerah khususnya kabupaten bima, telah banyak rencana pembangunan yang belum terealisasi dan akan diupayak oleh pemerintah untuk melakukan diplomasi secara aktif pada pemerintah pusat untuk membangun sentral-sentral olahraga dikecamatan ini baik gedung sekolah, instansi pemerintahan, perkantoran, serta sarana/prasarana olahraga. Walaupun memang pembangunan sarana/prasarana olahraga di wilayah ini tidak sebanyak di kecamatan Bolo. Namun dilihat dari luas wilayah, kepadatan peduduk dan

(25)

keadaan alamnya membuat wilayah ini sangat berpotensi untuk pembangunan berbagai sarana/prasaran olahraga untuk masyarakat kecamatan Wera.

Pembangunan ini adalah salah satu upaya pemerintah kabupaten bima yang dikordinir oleh kecamatan Wera untuk memberikan pelayanan sarana publik mengingat di kecamatan Wera belum ada pembangunan sarana yang bisa dinikmati oleh masyarak pada umumnya. Salah satunya adalah pembangunan lapangan futsal yang letaknya didesa tawali kecamatan wera.

Gambar 4.9 lapangan Futsal satu-satunya yang dimiliki oleh Kecamatan Wera letaknya didesa Tawali Kecamatan Wera

Pembangunan lapangan futsal hanyalah salah satu dari beberapa ruang terbuka olahraga untuk masyarakat kecamatan Wera. Sehingga untuk mengetahui seberapa luas ketersediaan ruang terbuka olahraga di kecamatan ini maka dilakukanlah observasi tentang jumlah dan luas ruang terbuka olahraga kecamatan Wera. Pelaksanaan observasi ruang terbuka kecamatan Wera dilakukan pada hari selasa 21 septermber 2015. Adapun hasil observasi lapangan yang dilakukan oleh tim observasi:

Tabel 4.5: Hasil Observasi Ruang Terbuka Kecamatan Wera.

No Nama Lapangan Jenis

(terbuka/tertutup) Luas ( 2) Status Kepemilikan (Pemerintah atau Swasta)

(26)

2 Lapangan futsal tawali Tertutup 298 Swasta 3 Lapangan sepakbola tawali Terbuka 790 Pemdes 4 Lapangan SMAN 1 Tawali Terbuka 144 Pemdes

5 Lapangan Nunggi Terbuka 7700 Pemdes

6 Lapangan sepakbola nunggi

Terbuka 1870 Pemdes

7 Lapangan SMAN Nunggi Terbuka 342 Pemdes

8 Lapangan oi tui Terbuka 6500 Pemdes

9 Lapangan sangiang Terbuka 1085 Pemdes

10 Lapangan sepakbola sangiang Terbuka 750 Pemdes 11 Lapangan terbuka sangiang Terbuka 6000 Pemdes Luas Total ( 2) 33.168

Dari hasil observasi lapangan yang dilakukan oleh tim observasi tentang jumlah dan luas ruang terbuka olahraga, didapatkan bahwa luas ruang terbuka olahraga di kecamatan Wera yaitu seluas 33.168 2. Peneliti telah melakukan pendataan semaksimal mungkin keseluruh wilayah kecamatan Wera, namum tidak bisa dipungkiri bahwa akan ada ruang terbuka olahraga yang luput dari pendataan tim observasi peneliti.

Hasil observasi ruang terbuka olahraga ini kemudian akan dibagi dengan jumlah penduduk usia diatas 7 tahun yang berada di kecamatan Wera untuk mendapatkan nilai aktual. Setelah nilai aktual didapatkan kemudian indeks ruang terbuka akan dihitung menggunakan rumus :

Nilai maksimum ruang terbuka adalah 3,5 2 sedangkan nilai minimumnya adalah 0. Nilai aktual didapatkan dari jumlah luas ruang terbuka kecamatan Wera dibagi jumlah penduduk usia diatas 7 tahun yang ada diwilayah kecamatan Wera. Jumlah luas ruang terbuka olahraga di kecamatan Wera adalah 33.168 2 , sedangkan jumlah penduduk usia diatas 7 tahun di kecamatan Wera adalah 104.935 jiwa. Maka nilai aktual yang didapat adalah :

𝐼𝑛𝑑𝑒𝑘𝑠 𝑅𝑢𝑎𝑛𝑔 𝑇𝑒𝑟𝑏𝑢𝑘𝑎 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐴𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙 − 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑀𝑖𝑛𝑖𝑚𝑢𝑚 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 − 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑀𝑖𝑛𝑖𝑚𝑢𝑚

(27)

Maka nilai aktual yang didapat adalah 0,316

Setelah mendapatkan nilai aktual selanjutnya adalah menghitung indeks ruang terbuka olahraga kecamatan Wera dengan menggunakan rumus diatas :

Maka didapatlah indeks ruang terbuka olahraga kecamatan Wera adalah 0,090. Nilai indeks ruang terbuka yang didapat menunjukkan bahwa ketersediaan ruang terbuka olahraga di kecamatan Wera masih sangat minim, ditambah dengan jumlah penduduk usia diatas 7 tahun. Pemerintah kecamatan Wera perlu memberikan perhatian khusus mengenai ketersediaan ruang terbuka olahraga bagi masyarakat di wilayah kecamatan Wera agar setidaknya hampir memenuhi standar ruang terbuka yang ditetapkan oleh Komite Olympiade yaitu 3,5 2 per orang.

d. Indeks Ketersediaan Ruang Terbuka Kabupaten Bima

Indeks Pembangunan Ruang Terbuka Olahraga kabupaten bima menyatakan bahwa kondisi ruang terbuka ini meningkat. Hal ini dapat dilihat dari tingkat kemajuan pembangunan olahraga kabupaten bima yang mencapai 1.80 (Sport Development Index). Indeks ini dihitung berdasarkan angka indeks ketiga kecamatan yaitu kecamatan bolo, kecamatan soromandi, dan kecamatan. Kebijakan pembanguna ini merupakan hal yang strategis untuk peningkat olahraga kabupaten bima.

Mengukur ketersediaan ruang terbuka kabupaten bima tentunya dilihat dari nilai indeks ruang terbuka kabupaten bima dengan 3 indikator, ketersediaan ruang terbuka kecamatan bolo, ketersediaan ruang terbuka kecamatan soromandi, dan ketersediaan ruang terbuka kecamatan wera.. Begitupun untuk mengetahui indeks pembangunan olahraga kabupaten bima,

𝐼𝑛𝑑𝑒𝑘𝑠 𝑅𝑢𝑎𝑛𝑔 𝑇𝑒𝑟𝑏𝑢𝑘𝑎 𝐾𝑒𝑐 𝑊𝑒𝑟𝑎

0 316−0

(28)

adalah dengan menjumlahkan semua hasil indeks yang telah didapat mulai dari indeks ruang terbuka, indeks SDM, indeks partisipasi, dan indeks kebugaran jasmani kabupaten bima dijumlahkan dengan jumlah indikator ketersediaan pembangunan ruang terbuka olahraga. Adapun hasil dari semua indeks pembangunan ruang terbuka kabupaten bima dapat terlihat dalam tabel berikut:

Tabel 4.6: Indeks Ketersediaan Ruang Terbuka Kabupaten Bima

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa indeks Ketersediaan ruang terbuka olahraga kabupaten bima adalah 1.80, nilai indeks ini menunjukkan bahwa ketersediaan ruang terbuka olahraga kabupaten bima masih berada dalam kategori tinggi berdasarkan norma SDI. Agar lebih jelas indeks ketersediaan ruang terbuka olahraga kabupaten bima akan disajikan dalam bentuk diagram batang berikut:

Kabupaten Ruang Terbuka Kec. Bolo Ruang Terbuka Kec. Soromandi Ruang Terbuka Kec. Wera Indeks Ketersediaan Ruang Terbuka Bima 0 0.6

(29)

Diagram 4.1. Indeks Ruang Terbuka Olahraga Kabupaten Bima.

Indeks Ketersediaan Ruang terbuka olahraga kabupaten bima termasuk dalam kategori Rendah disesuaikan dengan indeks nasional sebesar 3.5 m2.

3. Kuantitas dan Kualitas Sumber Daya Manusia Keolahragaan Kabupaten Bima

Untuk mengukur sejauhmana kuantitas dan kualitas Sumber Daya Manusia Keolahragaan Kabupaten Bima, maka dibagi dibagi menjadi 3 kecamatan salah satunya kecamatan Bolo, kecamatan Soromandi, dan kecamatan Wera.

a. Kuantitas Dan Kualitas Sumber Daya Manusia Kecamatan Bolo

Hakekat pembangunan olaharaga adalah sebagai salah satu upaya pembinaan dan pengembangan kualitas Sumber Daya manusia (SDM), utamanya dalam membentuk watak dan kepribadian bangsa. Disamping itu olahraga juga tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Bahkan dengan olahraga juga dapat mengangkat harkat dan martabat Bangsa dan Negara.

Sumber daya manusia (SDM) mengacu pada ketersediaan pelatih olahraga, guru penjasor, dan instruktur olahraga dalam suatu wilayah tertentu. Angka sumber daya manusia diukur berdasarkan rasio antara jumlah pelatih,

0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 0.88 0.83 0.09 0.6 R.T Kec. Bolo R.T Kec. Soromandi R.T Kec. Wera

(30)

instruktur dan guru pendidikan jasmani dengan jumlah populasi yang berusia 7 tahun ke atas di daerah yang bersangkutan.

Karena itu, sumber daya manusia dalam system pembinaan olahraga tidak dapat dipisahkan dari peran guru pendidikan jasmani, pelatih olahraga, dan instruktur olahraga. Tersedianya komponen SDM olahraga tersebut dalam jumlah yang memadai akan berdampak pada kegiatan berolahraga masyarakat yang berkait dengan kuantitas maupun kualitasnya. Ketersediaan sumber daya manusia olahraga tidak dapat dipisahkan dari lembaga pendidikan tinggi yang menghasilkan sumber daya manusia olahrgaa seperti fakultas pendidikan keolahragaan (FIK) atau yang sejenisnya. Peran ini menjadi penting terutama ketika kegiatan pembangunan olahraga bukan lagi merupakan kegiatan praktis melainkan sudah melibatkan IPTEK olahraga sehingga tidak dapat ditangani oleh setiap orang. Terutama jika ingin mencapai prestasi olahraga tingkat tinggi dan ikut memasuki ajang kompetisi olahraga internasional, pasti dibutuhkan sumber daya manusia yang juga memiliki kompetensi khusus ada kualifikasi pendidikan tertentu.

Maka Data tentang sumber daya manusia keolahragaan kecamatan Bolo didapatkan dari berbagai instansi pemerintahan, diantaranya Dinas Pendidikan, pemuda dan olahraga untuk mendapatkan data tentang jumlah dan kualitas guru olahraga SD, SMP, SMA, dan SMK di kecamatan Bolo. Kemudian KONI untuk mendapatkan data tentang jumlah dan kualitas wasit, pelatih dan instruktur. Dan yang terakhir sebagai tambahan diambil pula data tentang jumlah dan kualitas Dosen olahraga yang ada di kecamatan Bolo, berhubung STKIP Taman Siswa memiliki fakultas pendidikan keolahragaan dan berada di wilayah kabupaten bima. Pengambilan data di KONI dilaksanakan pada hari senin tanggal 2 Oktober 2015, sementara pengambilan data di Dinas Pendidikan, pemuda dan olahraga dilaksanakan pada hari senin tanggal 16 September 2015, sedangakan pengambilan data dosen olahraga di

(31)

STKIP Taman Siswa dilaksanakan pada hari selasa tanggal 16 Oktober 2015. Adapun hasil observasi data SDM Keolahragaan di kecamatan Bolo sebagai berikut :

Tabel 4.7 Hasil observasi SDM keolahragaan kecamatan Bolo

Jenis Profesi

Jumlah menurut jenis

kelamin Jumlah menurut sertifikasi Laki-laki Perempuan Sertifikasi Non

sertifikasi Guru penjaskes SD/MI 15 5 4 - SMP/MTs 17 - 7 - SMA/SMK 25 7 9 - Pelatih Olahraga 21 10 - - Instruktur Olahraga 2 - - - Wasit 10 5 - - Dosen Olahraga 20 3 - 7 Jumlah 110 30 20 7

Hasil observasi SDM keolahragaan yang didapat dari berbagai instansi menunjukkan bahwa jumlah dan kualitas SDM keolahragaan di kecamatan Bolo adalah sebanyak 140 orang. Ada 110 SDM Keolahragaa laki-laki dan sisanya ada 30 SDM keolahrgaan perempuan. Dari 140 jumlah tersebut hanya ada 20 orang yang tersertifikasi dan sisanya 7 non sertifikasi.

Sebelum menghitung indeks SDM keolahragaan kecamatan Bolo dengan menggunakan rumus:

Terlebih dahulu mencari nilai aktual, nilai actual diperoleh dari pembagian antara jumlah SDM suatu wilayah dengan jumlah penduduk usia diatas 7 tahun yang berada di kecamatan Bolo. Jumlah SDM kecamatan Bolo adalah 140, dan jumlah penduduk usia diatas 7 tahun kecamatan Bolo adalah sebanyak jiwa. Maka nilai aktual yang didapat adalah :

𝐼𝑛𝑑𝑒𝑘𝑠 𝑆𝐷𝑀 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐴𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙 − 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑀𝑖𝑛𝑖𝑚𝑢𝑚 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 − 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑀𝑖𝑛𝑖𝑚𝑢𝑚

(32)

Setelah mendapatkan nilai aktual, maka selanjutnya adalah mencari indeks SDM kecamatan Bolo dengan menggunakan rumus diatas, dimana nilai maksimumnya adalah 2,08 dam nilai minimumnya adalah 0.

Dari hasil perhitungan diatas maka didapatlah indeks SDM keolahragaan Bolo yaitu . Angka ini menunjukkan bahwa indeks SDM keolahragaam kecamatan Bolo masih sangat rendah.

b. Kuantitas Dan Kualitas Sumber Daya Manusia Keolahragaan Kecamatan Soromandi

Untuk menghadapi kemajuan zaman yang semakin sulit ini dibutuhkan tingkat SDM yang tinggi. Dengan memiliki SDM yang tinggi maka kemungkinan besar kita akan dapat menghadapi tantangan-tantangan yang ada disaat kemajuan zaman ini. Dalam meningkatkan Sumber Daya Manusia dapat dilakukan dengan berbagai cara salah satunya yaitu dengan Berolahraga. Olahraga diyakini mampu membangun nilai-nilai positif seperti: kreatif, disiplin, tanggung jawab, proaktif, kritis, sportif, kompetitif, untuk manusia dan membentuk karakter bangsa. Karena menurut saya olah raga juga dapat membentuk kepribadian manusia seutuhnya.

Keteguhan terhadap komitmen tersebut didukung oleh begitu banyak fakta dan pengalaman bahwa olahraga yang dikelola dan dibina dengan baik akan mendatangkan banyak manfaat bagi warga masyarakat. Seperangkat nilai dan manfaat dari aspek sosial, kesehatan, ekonomi, psikologis merupakan landasan yang kuat untuk mengklaim bahwa olahraga merupakan instrumen yang ampuh untuk melaksanakan pembangunan yang seimbang antara material, mental, dan spiritual.

𝐼𝑛𝑑𝑒𝑘𝑠 𝑆𝐷𝑀 𝐾𝑒𝑐 𝐵𝑜𝑙𝑜 −

(33)

Dari aspek sosial diakui bahwa olahraga merupakan sebuah aktivitas yang unik karena sangat potensial untuk memperkuat integrasi sosial. Secara bertahap dan bersusun dari unit kecil (misalnya, klub), komitmen emosional pada satu tujuan bersama dapat meningkat ke tingkat komunitas, masyarakat sebuah daerah hingga ke jenjang nasional. Itulah sebabnya olahraga, seperti yang sering kita alami dalam olah raga kompetitif, dipandang ampuh untuk membangun persatuan dan kesatuan nasional.

Apabila dalam hidup sudah terbiasa untuk hidup bergaya pasif. Ancaman yang di dibangkitkan oleh gaya hidup pasif adalah dapat mendatangkan persoalan yang sangat merugikan kehidupan manusia dengan aneka bentuk penyakit degeneratif, penyakit kurang gerak. Obesitas, alias kegemukan, sudah menjadi sebuah masalah internasional dengan rangkaian akibat yang terkait langsung seperti terserang penyakit jantung koroner, diabetes melitus, kolesterol tinggi, dan lain yang sejenis. Olah raga dan kesehatan memiliki kaitan langsung dengan ekonomi. Apabila kita membiasakan hidup dengan berolahraga dan membiasakan hidup dengan pola sehat maka otomatis tubuh kita juga akan sehat baik jasmani maupun rohani.Dengan begitu untuk timbulnya seperti penyakit akan sangatlah kecil.

Dalam kehidupan modern olahraga telah menjadi tuntutan dan kebutuhan hidup agar lebih sejahtera. Olahraga semakin diperlukan oleh manusia dalam kehidupan yang semakin kompleks dan serba otomatis, agar manusia dapat mempertahankan eksistensinya terhindar dari berbagai gangguan atau disfungsi sebagai akibat penyakit kekurangan gerak (Hypo Kinesis Desease). Olahraga yang dilakukan dengan tepat dan benar maka akan sangatlah bermanfaat bagi tubuh kita.

Hakekat pembangunan olahraga nasional adalah upaya dan kegiatan pembinaan dan pengembangan olahraga yang merupakan bagian upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia yang utamanya ditujukan untuk

(34)

pembentukan watak dan kepribadian termasuk sifat-sifat disiplin, sportivitas dan etos kerja yang tinggi. Berdasarkan kualitas kesehatan akan tercapai peningkatan prestasi olahraga yang dapat membangkitkan kebanggaan nasional dan membawa nama harum bangsa.

Maka, Data tentang sumber daya manusia keolahragaan kecamatan Soromandi Kabupaten Bima didapatkan dari berbagai instansi pemerintahan, diantaranya Dinas Pendidikan, pemuda dan olahraga kabupaten bima untuk mendapatkan data tentang jumlah dan kualitas guru olahraga SD, SMP, SMA, dan SMK di kecamatan Soromandi. Kemudian KONI untuk mendapatkan data tentang jumlah dan kualitas wasit, pelatih dan instruktur. Pengambilan data di KONI dilaksanakan pada hari senin tanggal 5 Oktober 2015, sementara pengambilan data di Dinas Pendidikan, pemuda dan olahraga dilaksanakan pada hari rabu tanggal 16 September 2016, sedangkan pengambilan data dosen olahraga STKIP Taman Siswa dilaksanakan pada hari selasa tanggal 20 Oktober 2015. Adapun hasil observasi data SDM Keolahragaan di kecamatan soromandi sebagai berikut:

Tabel 4.8: Data Observasi Sumber Daya Manusia Keolahragaan Kecamatan Soromandi

Jenis Profesi Jumlah Menurut Jenis Kelamin

Jumlah Menurut sertifikasi Laki-laki Perempuan Sertifikasi Non

Sertifikasi SD/MI 10 5 5 0 Guru Penjas SMP/MTs 7 0 0 0 SMA/SMK 7 2 1 0 Pelatih Olahraga 4 - 0 2 Instruktur Olahraga 0 0 0 0 Wasit 4 0 0 0 Dosen Olahraga 0 0 0 0 Jumlah 32 7 6 2

Hasil observasi SDM keolahragaan yang didapat dari berbagai instansi menunjukkan bahwa jumlah dan kualitas SDM keolahragaan di kecamatan

(35)

soromandi adalah sebanyak 39 orang. Ada 39 SDM Keolahragaa laki-laki dan sisanya ada 7 SDM keolahrgaan perempuan. Dari 39 jumlah tersebut hanya ada 6 orang yang tersertifikasi dan sisanya 2 non sertifikasi.

Sebelum menghitung indeks SDM keolahragaan kecamatan Soromandi dengan menggunakan rumus :

Terlebih dahulu mencari nilai aktual, nilai actual diperoleh dari pembagian antara jumlah SDM suatu wilayah dengan jumlah penduduk usia diatas 7 tahun yang berada di kecamatan soromandi. Jumlah SDM kecamatan soromandi adalah 39, dan jumlah penduduk usia diatas 7 tahun kecamatan soromandi adalah sebanyak 43.587 jiwa. Maka nilai aktual yang didapat adalah :

Setelah mendapatkan nilai aktual, maka selanjutnya adalah mencari indeks SDM kecamatan soromandi dengan menggunakan rumus diatas, dimana nilai maksimumnya adalah 2,08 dam nilai minimumnya adalah 0.

Dari hasil perhitungan diatas maka didapatlah indeks SDM keolahragaan Soromandi yaitu 0,53. Angka ini menunjukkan bahwa indeks SDM keolahragaam kecamatan Soromandi masih sangat rendah.

c. Kuantitas Dan Kualitas Sumber Daya Manusia Keolahragaan Kecamatan Wera

Sumber daya manusia merupakan faktor utama dan strategis bagi tercapainya keberhasilan pembangunan suatu bangsa. SDM yang kuat dan

𝐼𝑛𝑑𝑒𝑘𝑠 𝑆𝐷𝑀 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐴𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙 − 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑀𝑖𝑛𝑖𝑚𝑢𝑚 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 − 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑀𝑖𝑛𝑖𝑚𝑢𝑚

𝐼𝑛𝑑𝑒𝑘𝑠 𝑆𝐷𝑀 𝐾𝑒𝑐 𝑆𝑜𝑟𝑜𝑚𝑎𝑛𝑑𝑖 −

(36)

berdaya saing tinggi dalam berbagai aspek akan mendukung peningkatan pembangunan, baik di bidang ekonomi maupun di bidang sosial dan budaya. SDM yang berdaya saing tinggi merupakan salah satu faktor kunci keberhasilan di era globalisasi yang diwarnai dengan semakin ketatnya persaingan serta tiadanya batas antar negara (borderless nation) dalam interaksi hidup dan kehidupan manusia. Oleh karena itu, untuk memenangkan dan menangkap peluang yang ada, pengembangan SDM harus ditekankan pada penguasaan kompetensi yang fokus pada suatu bidang tertentu yang pada gilirannya akan mampu meningkatkan daya saing di tingkat nasional maupun internasional.

SDM yang berkualitas akan mendorong terciptanya produktivitas yang tinggi yang akan menjadi modal dasar bagi keberhasilan pembangunan perekonomian secara nasional. Selain itu, dalam menjawab berbagai tantangan dan peluang ke depan, dibutuhkan pula SDM yang berjiwa wirausaha, yang dapat memanfaatkan keunggulan sumber daya (comparative advantage) menjadi keunggulan daya saing (competitive advantage) dengan proses transformasi nilai tambah (added value) dan tranformasi teknologi sebagai acuan. Dengan tumbuhnya masyarakat yang berjiwa wirausaha diharapkan akan mampu menjadi modal dasar dalam membangun perekonomian nasional untuk mensejahterakan kehidupan bangsa dan pada akhirnya akan memperkuat Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Beberapa program yang dapat meningkat kuantitas dan kualitas sumber daya manusia (a) Program pemassalan olahraga dan peningkatan kesegaran jasmani dimaksudkan sebagai salah satu kegiatan dalam peningkatan kesegaran jasmani dalam rangka meningkatkan kualitas fisik yang pada gilirannya dapat meningkatkan prestasi belajar, prestasi olahraga dan produktivitas kerja, dengan olahraga yang bersifat mudah, murah, menarik bermanfaat dan massal. (b) Program pembibitan olahraga yang

(37)

berkembang dimasyarakat, dimaksudkan untuk melestarikan dan mengembangkan olahraga yang bersifat murah, meriah, massal, menarik dan manfaat seperti jalan santai, lari sehat, sepeda sehat, olahraga tradisional yang digemari masyarakat dan berkembang didaerah seperti pencak silat, lari karung, panjat pinang, logo, gasing dsb. Olahraga kesehatan seperti senam kesegaran jasmani, senam jantung sehat dan senam pernapasan, olahraga rekreasi dan alam terbuka seperti arung jeram, lintas alam dan sebagainya (c) Program Pembinaan untuk kelompok khusus, dimaksudkan untuk mendorong dan memberikan kesempatan kepada kelompok-kelompok khusus untuk berperan serta berprestasi pada kejuaraan khusus (misalnya penyandang cacat & kelompok usia lanjut usia). (d) Program kelembagaan dan organisasi cabang olahraga daerah, baik olahraga prestasi maupun olahraga masyarakat pada tingkat propinsi maupun kabupaten serta peningkatan koordinasi antara instansi / lembaga yang terlibat dalam pembinaan dan pengembangan olahraga. (e) Program pendidikan, pelatihan dan penyuluhan olahraga, dimaksudkan untuk meningkatkan dan mengembangkan kemampuan dan kualitas sumber daya manusia dibidang olahraga baik dari Aspek keilmuan, manajemen maupun ketrampilan serta meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya olahraga.

Maka, Data tentang sumber daya manusia keolahragaan kecamatan Wera didapatkan dari berbagai instansi pemerintahan, diantaranya Dinas Pendidikan, pemuda dan olahraga kabupaten bima. Dan untuk mendapatkan data tentang jumlah dan kualitas guru olahraga SD, SMP, SMA, dan SMK di kecamatan Wera. Kemudian KONI untuk mendapatkan data tentang jumlah dan kualitas wasit, pelatih dan instruktur. Dan yang terakhir sebagai tambahan diambil pula data tentang jumlah dan kualitas Dosen olahraga yang ada di kecamatan Wera, berhubung STKIP Taman Siswa memiliki Program Studi pendidikan keolahragaan. Pengambilan data di KONI dilaksanakan pada hari

(38)

senin tanggal 13 September 2015, sementara pengambilan data di Dinas Pendidikan, pemuda dan olahraga dilaksanakan pada hari rabu tanggal 10 September 2015, sedangkan pengambilan data dosen olahraga di STKIP Taman Siswa dilaksanakan pada hari rabu tanggal 29 Oktober 2015. Adapun hasil observasi data SDM Keolahragaan di kecamatan Wera sebagai berikut:

Tabel 4.9: Hasil Observasi SDM Keolahragaan Kecamatan Wera.

Jenis Profesi Jumlah Menurut Jenis Kelamin

Jumlah Menurut sertifikasi Laki-laki Perempuan Sertifikasi Non

Sertifikasi SD/MI 20 3 7 16 Guru Penjas SMP/MTs 25 2 5 22 SMA/SMK 15 - - 15 Pelatih Olahraga 3 - - 3 Instruktur Olahraga - 2 - 2 Wasit 4 - - 4 Dosen Olahraga - - - - Jumlah 67 7 12 62

Hasil observasi SDM keolahragaan yang didapat dari berbagai instansi menunjukkan bahwa jumlah dan kualitas SDM keolahragaan di kecamatan Wera adalah sebanyak 74 orang. Ada 67 SDM Keolahragaan laki-laki dan sisanya ada 7 SDM keolahrgaan perempuan. Dari 74 jumlah tersebut hanya ada 12 orang yang tersertifikasi dan sisanya 62 non sertifikasi. Sebelum menghitung indeks SDM keolahragaan kecamatan Wera dengan menggunakan rumus :

Terlebih dahulu mencari nilai aktual, nilai actual diperoleh dari pembagian antara jumlah SDM suatu wilayah dengan jumlah penduduk usia diatas 7 tahun yang berada di kecamatan Wera. Jumlah SDM kecamatan Wera adalah

𝐼𝑛𝑑𝑒𝑘𝑠 𝑆𝐷𝑀 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐴𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙 − 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑀𝑖𝑛𝑖𝑚𝑢𝑚 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 − 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑀𝑖𝑛𝑖𝑚𝑢𝑚

(39)

74, dan jumlah penduduk usia diatas 7 tahun kecamatan Wera adalah sebanyak 104.935 jiwa. Maka nilai aktual yang didapat adalah :

Setelah mendapatkan nilai aktual, maka selanjutnya adalah mencari indeks SDM kecamatan Wera dengan menggunakan rumus diatas, dimana nilai maksimumnya adalah 2,08 dam nilai minimumnya adalah 0.

Dari hasil perhitungan diatas maka diperoleh indeks SDM keolahragaan kecamatan Wera yaitu 0,0007. Angka ini menunjukkan bahwa indeks SDM keolahragaam kecamatan Wera masih sangat rendah.

d. Indeks Kuantitas dan Kualitas Sumber daya manusia keolahragaan kabupaten bima

Indeks Kuantitas dan Kualitas SDM kabupaten bima sangat rendah. Hal ini dapat dilihat dari tingkat kuantitas dan kualitas SDM olahraga kabupaten bima yang mencapai 0.76 (Sport Development Index). Indeks ini dihitung berdasarkan angka indeks ketiga kecamatan yaitu kecamatan bolo, kecamatan soromandi, dan kecamatan. Kebijakan pembanguna ini merupakan hal yang strategis untuk peningkat olahraga kabupaten bima.

Mengukur ketersediaan ruang terbuka kabupaten bima tentunya dilihat dari nilai indeks ruang terbuka kabupaten bima dengan 3 indikator, Kuantitas dan kualitas SDM Kec. Bolo, Kuantitas dan kualitas SDM kecamatan soromandi, dan Kuantitas dan kualitas SDM kecamatan wera. Begitupun untuk mengetahui indeks pembangunan olahraga kabupaten bima, adalah dengan menjumlahkan semua hasil indeks yang telah didapat mulai dari indeks ruang terbuka, indeks SDM, indeks partisipasi, dan indeks kebugaran

𝐼𝑛𝑑𝑒𝑘𝑠 𝑆𝐷𝑀 𝐾𝑒𝑐 𝑊𝑒𝑟𝑎 −

(40)

jasmani kabupaten bima dijumlahkan dengan jumlah indikator ketersediaan pembangunan ruang terbuka olahraga. Adapun hasil dari semua indeks Kuantitas dan kualitas SDM keolahragaan kabupaten bima dapat terlihat dalam tabel berikut:

Tabel 4.10 Indeks SDM Kabupaten Bima

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa indeks Ketersediaan ruang terbuka olahraga kabupaten bima adalah 0.76, nilai indeks ini menunjukkan bahwa Kuantitas dan kualitas SDM olahraga kabupaten bima masih berada dalam kategori rendah berdasarkan norma SDI. Agar lebih jelas indeks Kuantitas dan kualitas SDM olahraga kabupaten bima akan disajikan dalam bentuk diagram batang berikut:

Diagram 4.2 Indekk SDM Kabupaten Bima

Indeks Kuantitas dan kualitas SDM olahraga kabupaten bima termasuk dalam kategori Rendah. 0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.076 0.537 0.681 0.431 SDM Kec. Bolo SDM Kec. Soromandi SDM Kec. Wera Indeks SDM Kab. Bima

Kabupaten SDM Kec. Bolo SDM Kec. Soromandi SDM Kec. Wera Indeks SDM Bima 0.431

(41)

4. Tingkat Partisipasi Masyarakat Kabupaten Bima

Untuk mengukur sejauhmana tingkat partisipasi masyarakat dalam berolahraga Kabupaten Bima, maka dibagi dibagi menjadi 3 kecamatan salah satunya kecamatan Bolo, kecamatan Soromandi, dan kecamatan Wera.

a. Tingkat Partisipasi Masyarakat Kecamatan Bolo

secara umum, lingkup partisipasi masyarakat dalam berolahraga dapat mencakup partisipasi langsung seperti melakukan olahraga dan tidak langsung seperti sponsor penyelenggaraan event olahraga. Secara khusus juga dapat dijelaskan merujuk pada keterlibatan langsung secara aktif sebagai pelaku olahraga. olahraga tersebut dapat berbentuk olahrgaa formal seperti sepak bola, maupun olahaga tidak formal seperti olahraga tradisional. Demikian juga sifat olahraga yang dilakukannya dapat bersifat rekreasi, kompetitif, dan olahraga untuk kesehatan dan kebugaran. Tempatnya dapat dilingkungan keluarga, masyarakat atau sekolah yang sering disebut pendidikan jasmani. Angka partisipasi olahraga dapat diartikan sebagai tingkatan partisipasi masyarakat secara umum dalam olahraga yang dihitung berdasarkan perbandingan jumlah partisipan olahraga dengan jumlah populasi.

Apa sebenarnya makna partisipasi olahraga dikaitkan dengan konteks kehidupan masyarakat sendiri? Keterkaitan antara pembangunan olahraga dan pembangunan masyarakat dapat dijembatani oleh partisipasi warga masyarakat sebagai sebuah kata kunci. Sementara itu, perubahan yang dihasilkan dari partisipasi dapat tumbuh dalam aneka bentuk, beberapa diantaranya tingkat partisipasi masyarakat bolo dalam berolahraga. Kecamatan Bolo merupakan wilayah yang paling maju diantara kecamatan lainnya, sehingga menjadi pusat aktifitas masyarakat kecamatan Bolo. Kebiasaannya masyarakatnya yang modern menjadikan aktifitas olahraga sebagai life style dan sudah menjadi kebutuhan. Maka tak heran jika kini kecamatan Bolo mulai banyak pembangunan sarana olahraga seperti lapangan

(42)

futsal, tempat fitness, lapangan sepakbola, bulutangkis dan lain-lain. Semakin tersedianya sarana/prasarana olahraga tentu berbanding lurus dengan meningkatnya partisipasi masyarakat dalam berolahraga.

Gambar 4.10 Salah satu bentuk Partisipasi Masyarakat Kecamatan Bolo dalam Kegiatan Berolahraga.

Tinggi partisipasi masyarakat untuk berolahraga setiap hari minggu ini tentunya bukan menjadi ukuran apakah partisipasi olahraga masyarakat kecamatan Bolo sudah tinggi. Kerena partisipasi yang dimaksud adalah melakukan aktifitas olahraga minimal 3 kali dalam seminggu. Ramainya masyarakat yang berdatangan di suatu kawasan untuk berolahraga belum tentu melakukan aktifitas olahraga minimal 3 kali seminggu, karena bisa jadi masyarakat yang berolahraga hanya pada hari minggu itu saja.

Oleh karena itu untuk mengungkap seberapa tinggi partisipasi masyarakat kecamatan Bolo dalam berolahraga maka dapat dilihat dan dihitung dari angket yang diberikan kepada peserta tes kebugaran jasmani di kecamatan Bolo. Peserta yang diberikan angket terdiri dari 3 kelompok usia yaitu anak-anak yang diambil dari siswa-siswi SDN 1 Sila sebanyak 30 orang, usia remaja yang diambil dari Pemuda Kecamatan Bolo, dan usia dewasa yang diambil dari mahasiswa-mahasiswi Prodi Penjaskesrek, dengan pembagian masing 15 laki-laki dan 15 orang perempuan.

Gambar

Gambar 4.6 Kantor Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Bima  Data  yang  diperoleh  di  DIKPORA  kabupaten  bima  adalah  data  tentang  potensi  keolahragaan  kabupaten  bima,    pembangunan  olahraga  kabupaten  bima,  partisipasi  masyarakat
Tabel 4.3 Hasil Observasi Ruang Terbuka Kecamatan Bolo
Gambar 4.7 Kawasan GOR Ratu merupakan ruang terbuka olahraga terluas di  kecamatan Bolo
Tabel 4.4 : Ruang terbuka Kecamatan Soromandi
+7

Referensi

Dokumen terkait

Jumlah elektron yang terkumpul pada simulasi Monte Carlo dengan variasi ketebalan lapisan air pada sampel alumina (Al 2 O 3 ) dapat dilihat pada gambar

Bahwa ada tiga asas yang di pakai Kurator dalam melaksanakan fungsinya sebagai pelaksana putusan Pengadilan Niaga dalam perkara pailit, Asas keadilan bagi seorang

73 Deskripsi use case kelola data kontrak non lisensi BUMN/Swasta 105 74 Deskripsi use case tambah kontrak non lisensi BUMN/Swasta 106 75 Deskripsi use case ubah data kontrak

Pada baja AISI 1045 dilakukan pengerasan (hardening) untuk memperoleh sifat tahan aus dan kekerasan yang tinggi, dengan proses heat treatment (perlakuan panas),

Beberapa faktor risiko yang berhubungan dengan beratnya gejala dismenore adalah usia yang lebih muda saat terjadinya menarche, periode menstruasi yang lebih lama,

Seandainya diketahui bahwa laporan prarencana pabrik ini ternyata merupakan hasil karya orang lain, maka saya sadar dan menerima konsekuensi bahwa laporan prarencana

Hasil penelitian menunjukkan bahwa serangga yang tertangkap pada areal tanaman kelapa sawit menghasilkan sebanyak 298 ekor yang terdiri dari 9 ordodan 29 famili..

Menurut Gagne, Wager, Goal, & Keller [6] menyatakan bahwa terdapat enam asusmsi dasar dalam desain instruksional. Keenam asumsi dasar tersebut dapat dijelaskan