KEMENTERIAN KESEHATAN RI
DIREKTORAT JENDERAL PELAYANAN KESEHATAN
LAKIP TAHUN 2015
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Salam Sejahtera Bagi Kita Semua
Puji dan Syukur Kehadirat Allah SWT karena atas Rahmat dan HidayahNya jualah sehingga Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah (LAKIP) Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat Makassar Tahun 2015 dapat selesai sesuai dengan harapan.
Laporan Akuntabilitas Kinerja BBKPM Makassar ini dibuat dengan tujuan untuk menyampaikan pertanggungjawaban tertulis atas kinerja BBKPM Makassar selama tahun 2015 yang tidak hanya melaporkan keberhasilan tetapi juga melaporkan kegagalan, permasalahan, alternatif solusi, sehingga LAKIP ini diharapkan dapat digunakan sebagai media informasi dan umpan balik BBKPM Makassar.
Sebagai salah satu Unit Pelaksana Teknis (UPT) Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan Kementerian Kesehatan RI, peran BBKPM Makassar dalam kesehatan paru cukup besar dengan tidak hanya melakukan Upaya Kesehatan Perorangan tetapi juga Upaya Kesehatan Masyarakat. Upaya – upaya yang dilakukan tersebut mempunyai nilai strategis dan memerlukan pengelolaan dengan baik, terukur, sistematis dan komperehensif.
LAKIP ini juga merupakan salah satu cara evaluasi yang objektif, efisien dan efektif yang dapat memberikan kontribusi kepada BBKPM Makasasar sendiri dan Kementerian Kesehatan dalam mewujudkan penyelenggaraan Negara yang bersih dan bebas korupsi, kolusi dan nepotisme. Besar harapan kami LAKIP ini dapat memberikan informasi yang bermanfaat bagi kita semua dan menjadi referensi untuk melakukan perbaikan yang berkesinambungan dalam rangka perbaikan kinerja BBKPM Makassar ke depan.
Terima kasih yang sebesar – besarnya kepada semua pihak yang telah mendukung atas tersusunnya LAKIP BBKPM Makassar Tahun 2015 ini.
Makassar, Januari 2016 Kepala BBKPM Makassar
dr. Syamsuridzal Bali,MBA NIP. 1960070619903111001
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... ii
IKHTISAR EKSEKUTIF ... iii
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Maksud & Tujuan ... 2
C. Tugas Pokok dan Fungsi ... 2
D. Sistematika ... 5
BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA A. Perencanaan Kinerja ... 11
B. Perjanjian Kinerja ... 13
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA A. Capaian Kinerja Organisasi ... 14
B. Sumber Daya ... 65
1. Sumber Daya Manusia ... 65
2. Sumber Daya Anggaran ... 70
3. Sumber Daya Sarana dan Prasarana ... 70
BAB IV. SIMPULAN ... 72 LAMPIRAN
IKHTISAR EKSEKUTIF
Laporan Akuntabilitas Kinerja ini secara garis besar berisikan informasi rencana kinerja yang telah dicapai selama tahun 2015. Rencana kinerja 2015 dan penetapan kinerja 2015 merupakan kinerja yang ingin dicapai selama tahun 2015 yang mengacu pada tugas pokok dan fungsi dan Rencana Strategis Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat (BBKPM) Makassar tahun 2015-2019.
Laporan Akuntabilitas Kinerja memiliki dua fungsi utama. Kesatu, merupakan sarana untuk menyampaikan pertanggungjawaban kinerja Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat (BBKPM) Makassar kepada Direktur Jenderal Bina Upaya Kesehatan Kementerian Kesehatan dan seluruh pemangku kepentingan baik yang terkait langsung maupun tidak langsung. Kedua, merupakan sumber informasi untuk perbaikan dan peningkatan kinerja secara berkelanjutan.
Secara keseluruhan kinerja Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat (BBKPM) Makassar lebih meningkat dan dari aspek keuangan dapat direalisasikan sebesar 97,45% dari total alokasi anggaran. Capaian target untuk masing – masing indikator adalah :
1. Jumlah Penderita Tertangani terlaksana 95.75% dengan realisasi anggaran sebesar 99,99%
2. Jumlah Pemenuhan Kebutuhan Obat dan Bahan Habis Pakai terlaksana 100% dengan realisasi anggaran sebesar 99,99%
3. Jumlah Pelayanan Rujukan Pasien ke Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat (BBKPM) terlaksana 79,85% dengan realisasi anggaran sebesar 98%
4. Bertambahnya Unit Pelayanan Baru terlaksana 100% dengan realisasi anggaran sebesar 100%
5. Terpenuhinya Gedung, Alkes dan Sarana Penunjang lain terlaksana 100% dengan realisasi anggaran sebesar 94,84%
6. Adanya kegiatan Pemeliharaan Sarpras terlaksana 100% dengan realisasi anggaran sebesar 99,99%.
7. Jumlah Pelayanan Spesialistik Wilker terlaksana 200% dengan realisasi anggaran sebesar 90,05%.
8. Jumlah Kegiatan Promosi terlaksana 100% dengan realisasi anggaran sebesar 119,34%. 9. Jumlah Sarpras Upaya Promosi terlaksana 100% dengan realisasi anggaran sebesar
100%.
10. Jumlah Pertemuan Koordinasi terlaksana 100% dengan realisasi anggaran sebesar 82,42%.
11. Jumlah dan Jenis SDM terlaksana 87,5% dengan realisasi anggaran sebesar 100%. 12. Jumlah dan jenis pelatihan terlaksana 100% dengan realisasi anggaran sebesar 79,79% 13. Jumlah MoU terlaksana 70% dengan realisasi anggaran sebesar 100%.
14. Frekuensi pelatihan jejaring kerja terlaksana 100% dengan realisasi anggaran sebesar 108.80%.
15. Jumlah MoU terlaksana 100% dengan realisasi anggaran sebesar 100%.
16. Terlaksananya kegiatan kesekretariatan terlaksana 333% dengan realisasi anggaran sebesar 97,01%.
17. Terlaksananya kegiatan kepegawaian terlaksana 100% dengan realisasi anggaran sebesar 92,65%.
18. Terlaksananya kegiatan perlengkapan dan rumah tangga terlaksana 100% dengan realisasi anggaran sebesar 100%.
19. Tersusunnya program dan anggaran terlaksana 100% dengan realisasi anggaran sebesar 81,76%.
20. Tersusunnya laporan tahunan, LAKIP terlaksana 100% dengan realisasi anggaran sebesar 91%.
21. Terlaksananya kegiatan kehumasan terlaksana 100% dengan realisasi anggaran sebesar 100%
22. Terlaksananya akuntabilitas dan kuantitas keuangan terlaksana 100% dengan realisasi anggaran sebesar 89,02%.
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) dibangun dalam rangka
upaya mewujudkan good governance dan sekaligus result oriented government. SAKIP
merupakan sebuah sistem dengan pendekatan manajemen berbasis kinerja
(Performance-base Management) untuk penyediaan informasi kinerja. Dalam rangka meningkatkan
penyelenggaraan pemerintahan yang lebih berdaya guna, berhasil guna, bersih dan
bertanggung jawab, serta sebagai wujud pertanggungjawaban instansi pemerintahan yang
baik, untuk itu disusun laporan akuntabilitas pada setiap akhir tahun sebagai alat ukur
pelaksanaan kegiatan di unit pemerintah.
Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat (BBKPM) Makassar sebagai Unit Pelaksana Teknis Kementerian Kesehatan RI memiliki tugas pokok dan fungsi yang spesifik dalam Pelayanan Kesehatan Paru, Promosi dan Pemberdayaan Masyarakat serta Diklat dan penelitian Kesehatan Paru Masyarakat.
Sesuai dengan Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Nomor: XI/MPR/1998
tentang Penyelenggaraan Negara Yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan
Nepotisme serta Undang-undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang hal yang sama telah
diterbitkan Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah. Instruksi Presiden tersebut mewajibkan setiap Instansi Pemerintah sebagai
unsur penyelenggara negara untuk mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas, fungsi,
kepadanya berdasarkan perencanaan strategis dan indikator kenerja lainnya yang sudah
ditetapkan.
B. MAKSUD DAN TUJUAN
Laporan Akuntabilitas Kinerja Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat (BBKPM)
Makassar tahun 2015 merupakan bentuk pertanggungjawaban secara tertulis yang memuat
keberhasilan maupun kegagalan pelaksanaan kegiatan Tahun Anggaran 2015 yang harus
dipertanggung jawabkan oleh Kepala Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat (BBKPM)
Makassar kepada Direktur Jenderal Bina Upaya Kesehatan Kemenkes RI.
C. TUGAS POKOK, FUNGSI DAN STRUKTUR ORGANISASI
Tugas pokok dan fungsi sesuai dengan Permenkes No.532/Menkes/ Per/ IV/2007 adalah
sebagai berikut :
1. Tugas Pokok :
Melaksanakan pelayanan kesehatan, promosi kesehatan, dan kemitraan serta
pengembangan sumber daya di bidang kesehatan.
2. Fungsi :
a. Perencanaan, koordinasi, pelaksanaan, dan evaluasi pelayanan kesehatan rujukan
paru spesialistik dan atau subspesialistik yang berorientasi kesehatan masyarakat
b. Perencanaan, koordinasi, pelaksanaan, dan evaluasi pemberdayaan masyarakat
dalam bidang kesehatan paru
c. Perencanaan, koordinasi, pelaksanaan, evaluasi kemitraan dan pengembangan
d. Perencanaan, koordinasi, pelaksanaan, dan evaluasi pendidikan dan pelatihan
teknis di bidang kesehatan paru
e. Perencanaan, koordinasi, pelaksanaan, dan evaluasi penelitian dan pengembangan
kesehatan paru
Adapun struktur organisasi Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat Makassar adalah sebagai berikut :
Struktur Organisasi PK-BLU
D. SISTEMATIKA
Laporan Akuntabilitas Kinerja Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat (BBKPM) Makassar ini menjelaskan pencapaian kinerja Balai selama Tahun 2015, capaian kinerja tersebut dibandingkan dengan rencana kinerja ( penetapan kinerja ) yang ditetapkan pada awal tahun 2015 sebagai tolak ukur keberhasilan tahunan.
Analisis atas capaian kinerja terhadap rencana kinerja memungkinkan diidentifikasinya sejumlah perbaikan kinerja di masa yang akan datang. Dengan kerangka berpikir seperti itu, sistematika penyajian Laporan Akuntabilitas Kinerja Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat (BBKPM) Makassar disusun sebagai berikut :
a. Bab I Pendahuluan, menjelaskan secara ringkas latar belakang, maksud dan tujuan
penulisan laporan, tugas pokok dan fungsi Balai Besar Kesehatn Paru Masyarakata (BBKPM) Makassar, serta sistematika penyajian laporan.
b. Bab II Perencanaan dan Perjanjian Kinerja, menjelaskan tentang program/kegiatan, indikator dan target yang akan dicapai Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat(BBKPM) Makassar beserta anggaran yang direncanakan tahun 2015.
c. Bab III Akuntabilitas Kinerja, menjelaskan tentang pengukuran kinerja, capaian
kinerja tahun 2015, analisis akuntabilitas kinerja dan realisasi anggaran serta sumberdaya yang digunakan dalam rangka pencapaian kinerja Rumah Sakit Kusta Dr. Rivai Abdullah Palembang.
d.
Bab IV Simpulan, berisi kesimpulan atas Laporan Akuntabilitas Kinerja Balai BesarBAB II
PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
Perencanaan Kinerja merupakan proses penetapan kegiatan tahunan dan indikator kinerja berdasarkan program, kebijakan dan sasaran yang telah ditetapkan dalam sasaran strategis. Dalam rencana kinerja Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat (BBKPM) Makassar Tahun 201 5, sebagaimana telah ditetapkan dalam Rencana Strategis Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat (BBKPM) Makassar Tahun 2015 dan target masing-masing indikator untuk mencapai sasaran strategis organisasi.
Secara singkat dapat digambarkan sasaran strategis dan sasaran program/ kegiatan yang ingin dicapai selama kurun waktu 5 tahun sebagaimana ditetapkan dalam Rencana Strategis Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat (BBKPM) Makassar Tahun 2015-2019 adalah sebagai berikut :
MATRIK KINERJA BBKPM Makassar Tahun 2015-2019 No KPI Baseline Target 2015 2016 2017 2018 2019 1 Pendapatan BLU 3.8 M 4,5 M 6 M 7,5 M 9 M 11 M 2 % POBO 20 % 23 % 26 % 28 % 30 % 33 % 3 % Kepuasan pelanggan 70 % 72 % 74 % 75 % 76 % 77 % 4 kematian di Angka UGD <2‰ <2‰ <2‰ <2‰ <2‰ <2‰ 5 Waktu tunggu rawat jalan ≤ 120 menit ≤ 105 menit ≤ 75 menit ≤ 65 menit ≤ 45 menit ≤ 30 menit 6 Akreditasi KARS N/A 25 % 50 % 75 % 100 % 100 % 7 % prasarana terpenuhi sesuai syarat rumah sakit 40 % 55 % 70 % 85 % 100 % 100 %
8 % pemenuhan peralatan kesehatan 40 % 55 % 70 % 85 % 100 % 100 % 9 % utilitas alkes 14 % 16 % 18 % 20 % 25 % 30 % 10 % kelengkapan perijinan sebagai rumah sakit 30 % 80 % 90 % 100 % 100 % 100 %
11 Jumlah jenis pelayanan spesialistik
6 6 7 9 10 11 12 Jumlah jenis pelayanan
subspesialistik
N/A N/A N/A 3 5 7 13 % kasus sulit
tertangani N/A N/A N/A 14 % infeksi aliran darah ≥3.5 & ≤6.16 ≥3.5 & ≤6.16 ≥3.5 & ≤6.16 ≤3.5 ≤3.5 ≤3.5 15 % kepatuhan dalam menggunakan formularium nasional 40 % 40 % 50 % 60 % 70 % 85 % 16 % pengembalian rekam medik 1x24 jam 40 % 55 % 65 % 80 % 100 % 100 % 17 % fasyankes jejaring 10 % 20 % 30 % 40 % 50 % 60 % 18 Jumlah institusi pendidikan yang membuat MoU 7 10 12 15 17 20 19 Jumlah kegiatan kemitraan dalam promkes paru 5 5 10 12 10 10 20 % pasien 70 % 72,5 % 75 % 80 % 82,5 % 85 %
rujukan 21 % penerapan sistem manajemen kinerja 28 % 35 % 50 % 70 % 80 % 90 % 22 % SDM terpenuhi 50 % 55 % 70 % 80 % 85 % 90 % 23 % kompetensi SDM terpenuhi 20 % 50 % 65 % 80 % 90 % 100 % 24 % implementasi master plan/blue print/roadmap ICT 10 % 30 % 50 % 60 % 80 % 100 % 25 Indeks budaya berkinerja N/A 20 % 40 % 60 % 75 % 80 %
A. PERENCANAAN KINERJA TAHUN 2015
Perencanaan kinerja di bawah ini merupakan dasar bagi kinerja Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat (BBKPM) Makassar Tahun 2015 untuk melaksanakan program dan/atau kegiatan sebagai suatu kinerja aktual. Perencanaan kinerja Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat (BBKPM) Makassar Tahun 2015 adalah sebagai berikut :
No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target 1 effectiveness dalam Terwujudnya cost
pelayanan 1 Pendapatan BLU 4,5 M 2 % POBO 23 % 2 Terwujudnya kepuasan pelanggan 3 % Kepuasan pelanggan 72 % 4 Angka kematian di UGD < 2 ‰ 5 Waktu tunggu rawat jalan menit ≤ 105 6 Akreditasi KARS 25 % 3
Terwujudnya sarana dan prasarana rumah sakit khusus paru kelas A Unggulan
7
% prasarana terpenuhi sesuai syarat rumah sakit
kelas A 55 % 8 % pemenuhan peralatan kesehatan 55 % 9 % utilitas alkes 16 % 4 Terwujudnya tata kelola rumah sakit khusus paru kelas A
10 % kelengkapan perijinan
sebagai rumah sakit 80 % 5 Terwujudnya jenis
pelayanan kesehatan
11 Jumlah jenis pelayanan
spesialistik 6 12 Jumlah jenis pelayanan
subspesialistik N/A 13 % kasus sulit tertangani N/A
6
Terwujudnya mutu pelayanan rumah sakit khusus paru
kelas A
14 % infeksi aliran darah ≥ 3.5 & ≤ 6.16 15 % kepatuhan dalam menggunakan formularium nasional 40 % 16 % pengembalian rekam
medik dalam 1x24 jam 55 % 7 Terwujudnya rumah
sakit jejaring 17 % fasyankes jejaring 20 % 8 Terwujudnya
kerjasama lintas 18
Jumlah institusi
sektor dan program dalam promkes, diklat
dan penelitian kesehatan paru
MoU dalam diklat 19 Jumlah kemitraan dalam
promkes paru 5 9
Terwujudnya rumah sakit paru Makassar sebagai pusat rujukan
kesehatan paru 20 % pasien rujukan 72,5 % 10 Terwujudnya manajemen SDM yang excellence 21 % penerapan system manajemen kinerja 35 % 22 % SDM terpenuhi 55 % 23 % kompetensi SDM terpenuhi 50 % 11 Terwujudnya ICT terintegrasi 24 % implementasi master plan/blue print/roadmap ICT 30 % 12 Terwujudnya budaya
B. PERJANJIAN KINERJA
Indikator - Indikator, target Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat (BBKPM) Makassar yang ditetapkan dalam dokumen Penetapan Kinerja Tahun 2015 adalah sebagai berikut :
No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target 1 effectiveness dalam Terwujudnya cost
pelayanan 1 Pendapatan BLU 4,5 M 2 % POBO 23 % 2 Terwujudnya kepuasan pelanggan 3 % Kepuasan pelanggan 72 % 4 Angka kematian di UGD < 2 ‰ 5 Waktu tunggu rawat jalan menit ≤ 105 6 Akreditasi KARS 25 % 3
Terwujudnya sarana dan prasarana rumah sakit khusus paru kelas A Unggulan
7
% prasarana terpenuhi sesuai syarat rumah sakit
kelas A 55 % 8 % pemenuhan peralatan kesehatan 55 % 9 % utilitas alkes 16 % 4 Terwujudnya tata kelola rumah sakit khusus paru kelas A
10 % kelengkapan perijinan
sebagai rumah sakit 80 % 5 Terwujudnya jenis
pelayanan kesehatan
11 Jumlah jenis pelayanan
spesialistik 6 12 Jumlah jenis pelayanan
subspesialistik N/A 13 % kasus sulit tertangani N/A
6
Terwujudnya mutu pelayanan rumah sakit khusus paru
kelas A
14 % infeksi aliran darah ≥ 3.5 & ≤ 6.16 15 % kepatuhan dalam menggunakan formularium nasional 40 % 16 % pengembalian rekam
medik dalam 1x24 jam 55 % 7 Terwujudnya rumah
sakit jejaring 17 % fasyankes jejaring 20 % 8
Terwujudnya kerjasama lintas sektor dan program dalam promkes, diklat
dan penelitian
18
Jumlah institusi pendidikan yang membuat
MoU dalam diklat
10 19 Jumlah kemitraan dalam
kesehatan paru
9
Terwujudnya rumah sakit paru Makassar sebagai pusat rujukan
kesehatan paru 20 % pasien rujukan 72,5 % 10 Terwujudnya manajemen SDM yang excellence 21 % penerapan system manajemen kinerja 35 % 22 % SDM terpenuhi 55 % 23 % kompetensi SDM terpenuhi 50 % 11 Terwujudnya ICT terintegrasi 24 % implementasi master plan/blue print/roadmap ICT 30 % 12 Terwujudnya budaya
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
A. CAPAIAN KINERJA ORGANISASI
Pengukuran kinerja adalah kegiatan manajemen khususnya membandingkan
tingkat kinerja yang dicapai dengan standar, rencana, atau target dengan
menggunakan indikator kinerja yang telah ditetapkan. Pengukuran kinerja diperlukan
untuk mengetahui sampai sejauh mana realisasi atau capaian kinerja yang berhasil
dilakukan oleh Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat (BBKPM) Makassar Tahun
2015 dalam kurun waktu Januari – Desember 2015.
Tahun 2019 merupakan tahun keempat pelaksanaan dari Rencana Strategis
Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakata (BBKPM) Makassar Tahun 2015–2019.
Adapun indikator yang digunakan yaitu indikator – indikator yang ditetapkan oleh
Direktorat Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (BLU) Kementerian
Keuangan dan Ditjen Bina Upaya Kesehatan Kemenkes RI. Pengukuran kinerja yang
dilakukan adalah dengan membandingkan realisasi capaian dengan rencana tingkat
capaian (target) pada setiap indikator kegiatan di dalam Rencana Strategis, sehingga
diperoleh gambaran tingkat keberhasilan pencapaian masing-masing indikator.
Berdasarkan pengukuran kinerja tersebut diperoleh informasi untuk masing-masing
indikator, sehingga dapat digunakan ditindaklanjuti dalam perencanaan program/
kegiatan di masa yang akan datang agar setiap program/ kegiatan yang direncanakan
dapat lebih berhasil guna dan berdaya guna.
Selain untuk mendapat informasi mengenai masing-masing indikator,
pengukuran kinerja ini juga dimaksudkan untuk mengetahui kinerja Balai Besar
dibandingkan dengan target yang ingin dicapai yang sudah ditetapkan di awal tahun.
Selain itu manfaat pengukuran kinerja antara lain untuk memberikan gambaran
kepada pihak-pihak internal dan eksternal tentang pelaksanaan program dan kegiatan
dalam rangka mewujudkan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan Balai Besar
Kesehatan Paru Masyarakat (BBKPM) Makassar dan Penetapan Kinerja.
Sasaran merupakan hasil yang akan dicapai secara nyata oleh Balai Besar
Kesehatan Paru Masyarakat (BBKPM) Makassar tahun 2015 dalam rumusan yang
lebih spesifik, terukur, dalam kurun waktu 1 (satu) tahun.
Dalam rangka mencapai sasaran, perlu ditinjau indikator-indikator Balai Besar
Kesehatan Paru Masyarakat (BBKPM) Makassar Tahun 2015 yang telah ditetapkan.
Sasaran Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat (BBKPM) Makassar adalah sebagai
berikut:
Untuk mencapai sasaran ini, dengan indikator kinerja yang digunakan adalah sebagai
berikut :
1. Pendapatan BLU Kondisi yang dicapai :
Indikator ini menargetkan pendapatan badan layanan umum sebesar 4,5
Melyar pada tahun 2015. Dimana penerimaaan sampai bulan desember 2015
sebesar 106% melebihi dari target yang ditetapkan.
Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian
Pendapatan BLU 4,5M 4,8 M 106%
1. TERWUJUDNYA COST EFFECTIVENESS DALAM PELAYANAN
Dari matrik di atas , terlihat bahwa realisasinya 106 %, pada bulan maret
Dilakukan revisi pagu anggaran, sehingga pagu anggara pendapatan Badan
layanan Umum menjadi sebesar 5.993.759.000.
Indikator ini didukung oleh kegiatan yang ada dalam Rencana Kerja Anggaran
Kementerian/Lembanga (RKAKL) tahun 2015 dengan target dan realisasi
sebagai berikut : No KEGIATAN KELUARAN (OUTPUT) TARGET REALISASI % 1
Meningkatkan dan pengembangan layanan kesehatan
5.993.759.000 4.793.774.112 79,98%
Anggaran untuk mendukung indicator terpenuhinya Alkes dan sarana
penunjang lainnya sebesar Rp. 5.993.759.000 dengan realisasi sebesar Rp.
4.793.774.112,- atau 79,98%
Target PNBP BBKPM Makassar yang pada tahun 2015 adalah sebesar Rp.
5.993.759.000,- , dimana penerimaan yang ada sampai bulan Desember 2015
baru sebesar 74,30% dari target yang diharapkan.
Permasalahan :
Masih terdapat beberapa kegiatan/pemeriksaan yang masih perlu
dimaksimalkan/ditingkatkan untuk meningkatkan pendapatan, misalnya:
Pemanfaatan Ruangan Klinik Eksekutif dan Pemeriksaan Patologi Anatomi.
Selain itu perlu dijalin kerjasama yang lebih banyak dengan instansi
lain/pendidikan dalam hal Pemeriksaan Kesehatan/ Medical CheckUp bagi
Usul Pemecahan Masalah :
Menempatkan dokter spesialis yang praktek di Klinik Eksekutif
Memaksimalkan pelayanan/pemeriksaan yang ada, utamanya pemeriksaan Patologi Anatomi
Mengadakan Kerjasama dengan pihak lain dalam hal Pemeriksaan Kesehatan/Medical CheckUp pegawai/siswa/Mahasiswa.
Rencana Tindak Lanjut :
Melakukan koordinasi dengan bagian Pelayanan agar dapat memaksimalkan
pelayanan/ pemeriksaan kesehatan yang ada. Dengan Bagian Promosi
Kesehatan agar dapat diupayakan peningkatan jumlah kerjasama pemeriksaan
kesehatan/Medical Check Up dengan instansi lain/pendidikan.
2. POBO
Kondisi yang dicapai :
Indikator ini menargetkan pndapatan oprasional sebesar 5.419.060.612 pada
tahun 2015. Dimana penerimaaan sampai bulan desember 2015 sebesar
25,67% melebihi dari target yang ditetapkan.
Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian
POBO 23% 25,67% 111,61%
Dari matrik di atas , terlihat bahwa realisasinya 111,61 %.
Indikator ini didukung oleh kegiatan yang ada dalam Rencana Kerja Anggaran
Kementerian/Lembanga (RKAKL) tahun 2015 dengan target dan realisasi
No
KEGIATAN
KELUARAN (OUTPUT) TARGET REALISASI % 1 Pendapatan Oprasional 4.854.942.040 5.419.060.612 111,61%
Pendapatan Operasional s.d. bulan Desember 2015 sebesar Rp. 5.419.060.612,-
dan Belanja Operasional sebesar Rp. 21.108.443.650,- , maka nilai persentase
POBO adalah sebesar 25,67%.
Permasalahan :
Rendahnya nilai capaian POBO terjadi karena pendapatan yang diterima
dibulan November masih tergolong rendah dan disertai dengan belanja
operasional yang cukup besar. PNBP yang ada masih harus terus diupayakan
peningkatannnya agar mencapai target yang ditetapkan.
Usul Pemecahan Masalah :
Memaksimalkan pelayanan/pemeriksaan kesehatan yang ada dan peningkatan
kerjasama pemeriksaan kesehatan/Medical Check Up dengan instansi lain ,
agar pendapatan yang ada dapat terus meningkat.
Rencana Tindak Lanjut :
Melakukan koordinasi dengan bagian lain agar mengetahui kondisi yang ada,
sehingga dapat dilakukan peningkatan pelayanan/pemeriksaan kesehatan yang
ada, serta lebih memaksimalkan promosi ke instansi pendidikan/perusahaan
kesehatan/Medical Check Up bagi siswa/mahasiswa/karyawan yang ada pada
instansi/perusahaan tersebut.
Untuk mencapai sasaran ini, dengan indikator kinerja yang digunakan adalah sebagai
berikut :
1. Kepuasan Pelanggan Kondisi yang dicapai :
Indikator ini menargetkan pencapaian 72% dari hasil survey kepuasan
pelanggan pada tahun 2015, dengan indeks kepepuasan terhadap pelayanaan
kesehataan di berikan BBKPM Makassar adalah 75,61%
Dalam kurun waktu Januari s/d Desember 2015 kepuasan pelanggan adalah
sebagai berikut :
Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian
Kepusan Pelanggan 72% 75,97 105,51%
Dari matrik di atas , terlihat bahwa realisasinya 75,97 %.
Indikator ini didukung oleh kegiatan yang ada dalam Rencana Kerja Anggaran
Kementerian/Lembanga (RKAKL) tahun 2015 dengan target dan realisasi
sebagai berikut :
No
KEGIATAN
KELUARAN (OUTPUT) TARGET REALISASI % 1 Akreditasi 500.000.000 500.000.000 100%
Hasil survey kepuasan pelanggan untuk pada tahun 2015 adalah dengan Indeks
Kepuasan Masyarakat terhadap pelayanan kesehatan di berikan BBKPM
Makassar kepada masyarakat adalah 75,615 dan masuk dalam klasifikasi baik
antara 62.51 – 81.25. Indeks Kepuasan Pelanggan pada tahun 2015 adalah baik
tetapi tentunya tidak berpuas dengan nilai yang diperoleh saat ini. Jumlah
responden sebanyak 30 orang yang disampling dari berbagai unit pelayanan
yang ada di BBKPM Makassar. Nilai rerata dari 14 unsur pelayanan adalah
3.025. Dari 14 unsur pelayanan terdapat unsur pelayanan yang nilai
rata-ratanya masih memerlukan perhatian adalah sebagai berikut : Kejelasan
Petugas Pelayanan (3,000),Kecepatan Pelayanan (2,933),Kewajaran Biaya Pelayanan (2.867),dan Kepastian Jadwal Pelayanan (3,000)
Permasalahan :
Dari hasil survey kepuasan pelanggan pada tahun 2015 tersebut terdapat 4
aspek pelayanan yang harus menjadi perhatian untuk perbaikan dan
peningkatan pelayanan di BBKPM Makassar unsur-unsur pelayanan tersebut
adalah sebagai berikut :
1. Kejelasan Petugas pelayanan
2. Kecepatan Pelayanan
3. Kewajaran Biaya Pelayanan
Usul Pemecahan Masalah :
Berdasarkan hasil survey kepuasan pelanggan pada tahun 2015 maka perlu
terus dilakukan perbaikan. Pada prinsipnya bahwa pelanggan memang harus
dipuaskan, sebab jika pelanggan merasa tidak puas akan pelayanan yang
diberikan dia akan mencari tempat lain yang lebih memuaskan. Jika pelanggan
sudah terpenuhi kepuasannya, tingkat loyalitasnya akan baik pula. Hal ini dapat
terlaksana dengan memberikan pelayanan yang berkualitas dan mampu
memenuhi kebutuhan pengunjung.
Oleh karena itu, perbaikan prosedur dan pola pemberian pelayanan harus
dilakukan terus menerus.
Rencana Tindak Lanjut :
Rencana tindak lanjut untuk perbaikan 4 unsur pelayanan sesuai hasil survey
kepuasan pelanggan pada tahun 2105 adalah sebagi berikut :
1. Kejelasan petugas Pelayanan
- Memastikan bahwa informasi yang disampaikan petugas dapat sampai
dan dipahami dengan baik oleh penerima pelayanan
2. Kecepatan Pelayanan
- Memastikan bahwa waktu tunggu pelayanan sesuai dengan SOP yang
ada
3. Kewajaran Biaya Pelayanan
- Memastikan biaya pelayanan yang ditarik sesuai dengan pola tarif yang
berlaku.
4. Kepastian Jadwal Pelayanan
2. Angka Kematian di UGD Kondisi yang dicapai :
Indikator ini menargetkan pencapaian < 2 0/00 pada tahun 2015
Dalam kurun waktu Januari s/d Desember 2015.Angka kematiaa di unit gawat
darurat adalah sebagai berikut :
Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian
Angka Kematian di UGD < 2 0/00 0,79 0/00 253%
Dari matrik di atas , terlihat bahwa realisasinya 0,79 0/00 target yang
ditetapkan yaitu < 2 0/00
Indikator ini didukung oleh kegiatan yang ada dalam Rencana Kerja Anggaran
Kementerian/Lembanga (RKAKL) tahun 2015 dengan target dan realisasi
sebagai berikut :
No
KEGIATAN
KELUARAN (OUTPUT) TARGET REALISASI % 1 Pelatihan ACLS dan BCLS 20.250.000 20.049.500 99%
Anggaran untuk mendukung indicator terpenuhi angka kematian di unut gawat
Darurat sebesar Rp. 20.250.000 dengan realisasi sebesar Rp. 20.049.500,- atau
3. Waktu Tunggu Rawat Jalan Kondisi yang dicapai :
Indikator ini menargetkan pencapaian ≤ 105 menit pada tahun 2015
Dalam kurun waktu Januari s/d Desember 2015 waktu tunggu rawat jalan
adalah sebagai berikut
Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian
Waktu Tunggu Rawat Jalan ≤ 105 31,81 330
Dari matrik di atas , terlihat bahwa realisasinya 31, menit dari target yang
ditetakan berdasarkan penetapan kinerja Balai Besar Kesehatan Paru
Masyarakat Makassar dan ini merupakan tahun pertama Renstra yang
dicanankan tahun 2015-2019.
Indikator ini didukung oleh kegiatan yang ada dalam Rencana Kerja Anggaran
Kementerian/Lembanga (RKAKL) tahun 2015 dengan target dan realisasi
sebagai berikut : No KEGIATAN KELUARAN (OUTPUT) TARGET REALISASI % 1 ISO 9001:2008 14.000.000 14.000.000 100%
Anggaran untuk mendukung indicator terpenuhinya waktu tunggu rawat jalan
lainnya sebesar Rp. 14.000.000 dengan realisasi sebesar Rp. 14.000.000,- atau
4. Akreditasi KARS Kondisi yang dicapai :
Indikator ini menargetkan pencapaian 25% pada tahun 2015
Dalam kurun waktu Januari s/d Desember 2015 Akreditasi KARS adalah
sebagai berikut:
Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian
Akreditasi KARS 25 % 25% 100%
Dari matrik di atas , terlihat bahwa realisasinya 25% dari target tahun 2015
yaitu 25% atau 100%
Indikator ini didukung oleh kegiatan yang ada dalam Rencana Kerja Anggaran
Kementerian/Lembanga (RKAKL) tahun 2015 dengan target dan realisasi
sebagai berikut : No KEGIATAN KELUARAN (OUTPUT) TARGET REALISASI % 1 Akreditasi KARS 500.000.000 500.000.000 100%
Anggaran untuk mendukung indicator terpenuhinya akreditasi KARS sebesar
1. Prasarana terpenuhi sesuai syarat rumah sakit kelas A Kondisi yang dicapai :
Indikator ini menargetkan pencapaian 55% pada tahun 2015. Sarana yang
dimiliki BBKPM Makassar terus mengalami peningkatan seiring dengan upaya
kedepannya menjadi Rumah Sakit Khusus paru.
Dalam kurun waktu Januari s/d Desember 2015 jumlah kunjungan rujukan
adalah sebagai berikut
Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian
Prasarana Terpenuhi
Sesuai syarat rumah sakir
Kelas A
55%) 39,28 71,19
Dari matrik di atas , terlihat bahwa realisasinya 39,28% dari target tahun 2015
yaitu 55%.
Indikator ini didukung oleh kegiatan yang ada dalam Rencana Kerja Anggaran
Kementerian/Lembanga (RKAKL) tahun 2015 dengan target dan realisasi
sebagai berikut :
No
KEGIATAN
KELUARAN (OUTPUT) TARGET REALISASI % 1 Pengembangan gedung pelayanan 14.000.000.000 13.998.600.000 99,99%
3.TERWUJUDNYA SARANA DAN PRASARANA RUMAH SAKIT KHUSUS PARU KELAS A UNGGULAN
Permasalahan :
Mengacu pada Permenkes 340 Tahun 2010 tentang Kalsifikasi Rumah Sakit
maka masih terdapat beberapa ruangan/bangunan utama yang belum dimiliki
BBKPM Makassar. Bangunan ini mutlak harus ada sebagai syarat pemenuhan
untuk menjadi Rumah Sakit Khusus Paru Kelas A. Bagunan yang harus
dipenuhi ada dua yaitu bangunan utama dan bangunan pendukungdengan
rincian sebagai berikut :
A. Bangunan Utama :
1. Ruang Radiotherapi.
2. Ruang Rawat Utama/VIP
3. Ruang Bedah.
4. Ruang Pulih.
5. Ruang IRCU.
6. Ruang Rehabilitasi Medik.
7. Ruang Diagnostik Central.
8. Ruang Pemusalaran Jenazah.
9. IPRS/Lab IPAL
B. Bangunan Pendukung :
1. Ruang Generator
2. TPS Sementara.
Keterbatasan lahan juga menjadi persoalan dalam pengembangan
BBKPM Makassar untuk menjadi Rumah Sakit Kelas A karena terletak
Usul Pemecahan Masalah :
Usulan pemecahan masalah atas KPI. 10 Prasarana Terpenuhi Sesuai Syarat
RS Kelas A adalah sebagai berikut :
1. Keterbatasan lahan dapat diatas dengan melakukan pembangunan vertikal
dalam hal ini bangunan dibuat bertingkat sesuai dengan kebutuhan.
2. Perluasan lahan dengan melakukan pembelian lahan/tanah warga
disekitar rumah sakit.
3. Pemenuhan Bangunan utama dan bangunan pendukung sebagai syarat
untuk menjadi rumah sakit khusus kelas A.
Rencana Tindak Lanjut :
Sebagai rencana tindak lanjut dari usulan pemecahan masalah terhadap
kekurangan lahan dan kekurangan bangunan utama dan bangunan pendukung
lainnya adalah sebagai berikut :
1. Pengusulan Pengadaan lahan untuk penyediaan berbagai sarana dan
prasarana untuk menjadi RS Khusus Paru Kelas A dalam perencanaan
Tahun 2016.
2. Pengusulan penganggaran untuk penyelesaian pembangunan gedung dan
lanjutan pembangunan gedung untuk memenuhi kebutuhan gedung
utama dan penunjang.
3. Pembuatan/penyempurnaan masterplan gedung BBKPM Makassar
dengan model pembangunan vertical/bangunan ke atas.
Anggaran untuk mendukung indicator terpenuhinya prasarana terpenuhi sesuai
syarat rumah sakit kelas A sebesar Rp. 14.000.000.000 dengan realisasi sebesar
2. Pemenuhan peralatan kesehatan Kondisi yang dicapai :
Indikator ini menargetkan pencapaian 55% pada tahun 2015. Pemenuhan
peralatan kesehatan yang dimiliki BBKPM Makassar terus mengalami
peningkatan seiring dengan upaya kedepannya menjadi Rumah Sakit Khusus
paru.
Dalam kurun waktu Januari s/d Desember 2015 jumlah kunjungan rujukan
adalah sebagai berikut
Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian
Pemenuhan Peralatan
Kesehatan
55%) 39,39
Dari matrik di atas , terlihat bahwa realisasinya 39,39 % dari target tahun 2015
yaitu 55%
Indikator ini didukung oleh kegiatan yang ada dalam Rencana Kerja Anggaran
Kementerian/Lembanga (RKAKL) tahun 2015 dengan target dan realisasi
sebagai berikut : No KEGIATAN KELUARAN (OUTPUT) TARGET REALISASI % 1
Alkes dan Saranan Penunjang kesehatan lainnya
2.825.000.000 2.800.843.985 99,14%
Permasalahan :
Dari data tersebut diatas maka dapat diketahui alat kesehatan apa saja yang
belum dimiliki BBKPM Makassar dan menjadi permasalahan karena harus
Anggaran untuk mendukung indicator terpenuhinya Alkes dan sarana
penunjang lainnya sebesar Rp. 2.825.000.000 dengan realisasi sebesar Rp.
2.800.843.985,- atau 99,14%
3. Ultilitas Alkes
Kondisi yang dicapai :
Indikator ini menargetkan 16% pada tahun 2015
No Nama alat Jumlah (unit)
1 Centrifuge 3 2 Urinometer 1 3 Mikroskop Binokuler 4 4 Chemical Analisa 2 5 Waterbath 1 6 Spektrofotometer 1 7 Urinalisis 1 8 Reflotron 1 9 Clinical Chemistry 2 10 Oven 2 11 Otoklaf 1 12 Mikropipet 6 13 Spirometer 2 14 Tredmill 1 15 MWD 2 16 Stimulator 2
17 SWD 2 18 Tensimeter 5 19 Nebulizer 3 20 Oxygen Concentrator 2 21 Patient Monitor 4 22 Infusion Pump 4 23 Syringe Pump 5 24 Sterilisator kering 1 25 ECG 3 26 Pesawat rontgen 4 27 Film badge 28 Bronchoscopi 1
Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian
Ultilitas Alkes 16% 4,97
Dari matrik di atas , terlihat bahwa realisasinya 4,97 %
Indikator ini didukung oleh kegiatan yang ada dalam Rencana Kerja Anggaran
Kementerian/Lembanga (RKAKL) tahun 2015 dengan target dan realisasi
sebagai berikut :
No
KEGIATAN
KELUARAN (OUTPUT) TARGET REALISASI % 1 Kalibrasi dan pemelihraan Alkes 100.000.000 98.720.000 98,72
Anggaran untuk mendukung indicator ultilitas Alkes dan sarana penunjang
lainnya sebesar Rp.100.000.000 dengan realisasi sebesar Rp.98.720.000 ,- atau
1. Kelengkapan perijinan sebagai rumah sakit Kondisi yang dicapai :
Indikator ini menargetkan pencapaian 80% pada tahun 2015. Kelengkapan
perijinan Rumah Sakit harus sesuai peraturan menteri Kesehatan RI nomor 56
Tahun 2014.
Dalam kurun waktu Januari s/d Desember 2015 kelengkapan perijinan sebagai
rumah sakit adalah sebagai berikut:
Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian
Kelengkapan Perijinan
Sebagai Rumah Sakit
80% 52,38
Dari matrik di atas , terlihat bahwa realisasinya 52 % dari target yang
ditetapkan sebesar 80%
Indikator ini didukung oleh kegiatan yang ada dalam Rencana Kerja Anggaran
Kementerian/Lembanga (RKAKL) tahun 2015 dengan target dan realisasi
sebagai berikut : No KEGIATAN KELUARAN (OUTPUT) TARGET REALISASI % 1 Akuntan Public 45,000,000 45.000.000 100 Permasalahan :
Seiring perkembangannya dalam melakukan pelayanan kesehatan khususnya
pelayanan kesehatan paru sudah tidak relepan lagi dengan nomenkalur yang 4. TERWUDNYA TATA KELOLA RUMAH SAKIT KHUSUS
sekarang sebagai Balai padahal dalam pelayanannya BBKPM Makassar sudah
melakukan pelayanan yang dilakukan oleh sebuah rumah sakit. sesuai dengan
rencana strategi yang telah dibuat untuk lima tahun kedepan maka BBKPM
Makassar telah memperispakan diri untuk bertraspormasi menjadi Rumah Sakit
Khusus Paru. Persolan yang dihadapi saat ini adalah BBKPM Makassar harus
mengurus izin pendirian dan izin operasional untuk melakukan pelayanan
sebagai rumah sakit. daritabel diatas dapat dilihat persyataran yang belum
dimiliki BBKPM Makassar sebagai berikut :
A. Izin Mendirikan Rumah Sakit
1. Master plan
2. Detail Enginering Design
3. Izin undang-undang gangguan (Hinder Ordonantie/HO)
4. Surat izin Tempat Usaha (SITU)
5. Rekomendasi dari pejabat yang berwenang dibidang kesehatan pada
pemerintah daerah propinsi/kabupaten/kota sesuai dengan klasifikasi
rumah sakit.
B. Izin Operasional Rumah Sakit
1. Izin mendirikan rumah sakit, bagi pemohon izin operasional pertama
kali.
2. Isian istrumen self assessment sesuai klasifikasi rumah sakit yang
meliputi pelayanan, sumber daya manusia, peralatan, bangunan dan
prasarana.
3. Gambar desain (blue print) dan foto bangunan serta sarana dan
prasarana pendukung.
5. Dokumen administrasi dan manajemen
Usul Pemecahan Masalah :
Berdasarkan persoalan izin mendirikan rumah sakit dan izin operasional rumah
sakit agar supaya dapat dilakukan pengurusan/melengkapi persyaratan izin
yang belum dimiliki dan pengurusan izin ini baik itu izin mendirikan dan izin
operasional dilakukan bersamaan sehingga diharapkan yang menyangkut
perizinan dapat segera terselesaikan sehingga pada waktunya BBKPM
Makassar dalam menjalankan tugas dan fungsinya sudah sesuai dengan
prosedur dan peraturan perundang undangan yang berlaku.
Rencana Tindak Lanjut :
Rencana tidak lanjut yang segera harus dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Pembentukan Tim Persiapan untuk perubahan nomenklatur menjadi rumah
sakit khusus yang melibatkan instansi terkait baik itu ditingkat propinsi
ataupun kabupaten/kota.
2. Melakukan pengurusan ini baik itu izin pendirian rumah sakit dan izin
operasional rumah sakit.
Anggaran untuk mendukung indicator kelengkapan perijinan sebagai Rumah
sakit sebesar Rp.45.000.000 dengan realisasi sebesar Rp.45.000.000 ,- atau
1. Jumlah Jenis Pelayanan Spesialistik Kondisi yang dicapai :
Indikator ini menargetkan pencapaian 6 pelayanan spesialistik pada tahun
2015.
Dalam kurun waktu Januari s/d Desember 2015 jumlah jenis pelayanan
spesialistik adalah sebagai berikut:
Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian
Jumlah Jenis Pelayanan
Spesialistik
6 6 100%
Dari matrik di atas , terlihat bahwa realisasinya 6 pelayanan spesialistik dari
target yang ditetapkan sebesar 6 pelayanan spesialistik
Indikator ini didukung oleh kegiatan yang ada dalam Rencana Kerja Anggaran
Kementerian/Lembanga (RKAKL) tahun 2015 dengan target dan realisasi
sebagai berikut :
No
KEGIATAN
KELUARAN (OUTPUT) TARGET REALISASI % 1 Penyuluhan kesehatan paru 73.000.000 72.800.000 99,72 2 Pembinaan pasien TB 192.000.000 192.000.000 100 3 Sosialisasi ISTC 46.000.000 46.000.000 100
Anggaran untuk mendukung indicator jumlah pelayanan spesialistik sebesar
Rp. 311.000.000 dengan realisasi sebesar Rp.310.800.000 ,- atau 99,94% 5. TERWUDNYA JENIS PELAYANAN KESEHATAN
1. Infeksi Aliran Darah Kondisi yang dicapai :
Indikator ini menargetkan pencapaian ≥ 3.5&6.16, pada tahun 2015.
Dalam kurun waktu Januari s/d Desember 2015 infeksi aliran darah adalah
sebagai berikut
Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian
Infeksi aliran Darah ≥ 3.5&6.16 8,75
Dari matrik di atas , terlihat bahwa realisasinya 8,75 %
Indikator ini didukung oleh kegiatan yang ada dalam Rencana Kerja Anggaran
Kementerian/Lembanga (RKAKL) tahun 2015 dengan target dan realisasi
sebagai berikut : No KEGIATAN KELUARAN (OUTPUT) TARGET REALISASI % 1 Pendampingan PPI 54,750,000 54,750,000 100 Anggaran:
Anggaran untuk mendukung indikator infeksi aliran darah sebesar Rp.
54.750,000,- dengan realisasi sebesar Rp 54.750.000,- atau 100%. 6. TERWUJUDNYA MUTU PELAYANAN RUMAH SAKIT KHUSUS PARU KELAS A
2. Kepatuhan Dalam Menggunakan formularium Nasional Kondisi yang dicapai :
Indikator ini menargetkan pencapaian 40% kepatuhan dalam menggunakan
formularium pada tahun 2015.
Dalam kurun waktu Januari s/d Desember 2015 kepatuhan dalam
menggunakan formularium nasional adalah sebagai berikut
Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian
Kepatuhan dalam
menggunakan Formularium
Nasional
40% 94,94
Dari matrik di atas , terlihat bahwa realisasinya 94,94 % dari target yang
ditetapkan pada tahun2015 sebesar 40%
Indikator ini didukung oleh kegiatan yang ada dalam Rencana Kerja Anggaran
Kementerian/Lembanga (RKAKL) tahun 2015 dengan target dan realisasi
sebagai berikut : No KEGIATAN KELUARAN (OUTPUT) TARGET REALISASI % 1 Pengadaan obat-obatan 800.000.000 799.000.500 99,99 Anggaran:
Anggaran untuk mendukung indikator kepatuhan dalam menggunakan
formularium nasional sebesar Rp. 800.000.000,- dengan realisasi sebesar Rp
3. Pengembalian Rekam Medik dalam 1 x 24 Jam Kondisi yang dicapai :
Indikator ini menargetkan pencapaian 55% kepatuhan dalam menggunakan
formularium pada tahun 2015.
Dalam kurun waktu Januari s/d Desember 2015 pengembalian rekam medic
dalam 1x24 jam adalah sebagai berikut:
Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian
Pengembalian Rekam
Medik dalam 1x24 jam
55% 77,43% 140,78
Dari matrik di atas , terlihat bahwa realisasinya 94,94 % dari target yang
ditetapkan pada tahun2015 sebesar 40%
Indikator ini didukung oleh kegiatan yang ada dalam Rencana Kerja Anggaran
Kementerian/Lembanga (RKAKL) tahun 2015 dengan target dan realisasi
sebagai berikut : No KEGIATAN KELUARAN (OUTPUT) TARGET REALISASI % 1 Jasa pelayanan 2.692.021.000 2.692.021.000 100 2 Insentif petugas jaga (BLU) 295.950.000 295.950.000 100
Anggaran:
Anggaran untuk mendukung indikator pengembalian rekam medic dalam 1x24
jam sebesar Rp. 2.987.971.000,- dengan realisasi sebesar Rp 2.987.971.000,-
1. Fasyankes Jejaring Kondisi yang dicapai :
Indikator ini menargetkan pencapaian 20% fasyankes jejaring pada tahun 2015.
Dalam kurun waktu Januari s/d Desember 2015 fasyankes jejaring adalah
sebagai berikut:
Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian
Fasyankes jejaring 20% 20% 100%
Dari matrik di atas , terlihat bahwa realisasinya 20 % dari target yang
ditetapkan pada tahun2015 sebesar 20% atau capaian 100%
Indikator ini didukung oleh kegiatan yang ada dalam Rencana Kerja Anggaran
Kementerian/Lembanga (RKAKL) tahun 2015 dengan target dan realisasi
sebagai berikut : No KEGIATAN KELUARAN (OUTPUT) TARGET REALISASI % 1 Pertemuan ARSABAPIN 237.941.000 273.604.130 99,95 Anggaran:
Anggaran untuk mendukung indikator fasyankes jejaring sebesar Rp.
237.941.000,- dengan realisasi sebesar Rp 273.604.130,- atau 99,95%. 7. TERWUJUDNYA RUMAH SAKIT JEJARING
1. Jumlah Institusi pendidikan yang Membuat MoU Dalam Diklat Kondisi yang dicapai :
Indikator ini menargetkan pencapaian 10 MoU jumlah institusi pendidikan
yang membuat MoU dalam diklat pada tahun 2015.
Dalam kurun waktu Januari s/d Desember 2015 jumlah institusi pendidikan
yang membuat MoU dalam diklat adalah sebagai berikut:
Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian
Jumlah Institusi Pendidikan yang
Membuat MoU dalam Diklat
10% 16% 160%
Dari matrik di atas , terlihat bahwa realisasinya 16 % dari target yang
ditetapkan pada tahun2015 sebesar 10% atau capaian 160%
Indikator ini didukung oleh kegiatan yang ada dalam Rencana Kerja Anggaran
Kementerian/Lembanga (RKAKL) tahun 2015 dengan target dan realisasi
sebagai berikut : No KEGIATAN KELUARAN (OUTPUT) TARGET REALISASI % 1 Pelatihan laboraterium 19,600,000 19,600,000 100 Anggaran:
Anggaran untuk mendukung indikator jumah institusi pendididkan yang
membuat MoU dalam diklat sebesar Rp. 19,600,000,- dengan realisasi sebesar Rp 19,600,000,- atau 100%.
8. TERWUJUDNYA KERJASAMA LINTAS SEKTOR DAN PROGRAM DALAM PROMKES, DIKLAT DAN PENELITIAN KESEHATAN PARU
2. Jumlah Kemitraan dalam Promkes paru Kondisi yang dicapai :
Indikator ini menargetkan pencapaian 5 kemitraan jumlah kemitraan dalam
promosi kesehatan paru pada tahun 2015.
Dalam kurun waktu Januari s/d Desember 2015 jumlah kemitraan dala promosi
kesehatan adalah sebagai berikut:
Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian
Jumlah kemitraan dalam
Promosi Paru
5 5 100%
Dari matrik di atas , terlihat bahwa realisasinya 5 kemitraan dari target yang
ditetapkan pada tahun2015 sebesar 5 kemitraan atau capaian 100%
Indikator ini didukung oleh kegiatan yang ada dalam Rencana Kerja Anggaran
Kementerian/Lembanga (RKAKL) tahun 2015 dengan target dan realisasi
sebagai berikut : No KEGIATAN KELUARAN (OUTPUT) TARGET REALISASI % 1
Penyuluhan kesehatan luar gedung
73.000.000 72.800.000 99,72
2
Pelacakan pasien TB maqngkir berobat
14.400.000 14.400.000 100
Anggaran:
Anggaran untuk mendukung indikator junlah kemitraan dalam promosi
kesehatan paru sebesar Rp. 87.400.000,- dengan realisasi sebesar Rp 87.200.000,- atau 99,77%.
1. Pasien Rujukan Kondisi yang dicapai :
Indikator ini menargetkan pencapaian 72,5% dari jumlah total kunjungan tahun
2015. Total jumlah rujukan ke BBKPM Makassar sebesar dengan total jumlah
kunjungan sebesar 11,836 kunjungan. Pencapaian indikator ini sebesar
92,70%.
Dalam kurun waktu Januari s/d Desember 2015 jumlah kunjungan rujukan
adalah sebagai berikut :
Bulan Dari Puskesmas Ke BBKPM Dari RS Pemerintah/Swasta Ke BBKPM Dari BBKPM Ke Puskesmas TRIWULAN I 2736 33 230 TRIWULAN II 2615 35 238 TRIWULAN III 3277 19 268 TRIWULAN IV 3092 29 195 JUMLAH 11720 116 931 Pencapaian indicator :
Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian
Pasien Rujukan 72,5% 92,70%
9. TERWUJUDNYA RUMAH SAKIT PARU MAKSSAR SEBAGAI PUSAT RUJUKAN KESEHATAN PARU
Dari matrik di atas, terlihat bahwa realisasinya 92,70% (11,836 kunjungan) dari
target kunjungan 72,5% ( 9,256 kunjungan) yang dihitung dari jumlah
kunjungan di tahun 2015 yaitu 12,767 kunjungan.
Indikator ini didukung oleh kegiatan yang ada dalam Rencana Kerja Anggaran
Kementerian/Lembaga (RKAKL ) tahun 2015 dengan target dan realisasi
sebagai berikut : No KEGIATAN KELUARAN (OUTPUT) TARGET REALISASI % 1 Sosialisasi ISTC 46,000,000 46,000,000 100 2 Kajian Managemen Mutu 891,695,000 891,695,000 100
Permasalahan:
Pencapaian jumlah kunjungan rujukan ke BBKPM Makassar di tahun 2015
yang ditargetkan hanya 72,5% dari jumlah kunjungan ternyata mencapai
92,70% Pencapaian ini disebabkan karena sekitar 85% pasien di BBKPM
Makassar merupakan pasien jaminan diantaranya Askes dan Jamkesmas yang
memang mempersyaratkan adanya rujukan dari puskesmas karena keberadaan
BBKPM Makassar sebagai fasyankes strata 2. Pasien umum yang langsung
datang ke Balai hanya sekitar 15% yang jika dihubungkan dengan komposisi
pelayanan kesehatan kepada pasien miskin dengan pasien tanpa jaminan
(umum) pada satker BLU adalah 60 : 40.
Usulan Pemecahan masalah:
Agar komposisi antara pelayanan pasien miskin dengan pasien umum dapat
mencakup promosi tentang produk layanan dan adanya pengembangan layanan
pada Balai. Pemenuhan terhadap sarana dan prasarana yang lebih baik juga
diperlukan untuk meningkatkan kinerja Balai sehingga kunjungan baik pasien
umum maupun rujukan dapat lebih ditingkatkan.
Anggaran:
Anggaran untuk mendukung indikator jumlah pelayanan rujukan pasien ke
Balai sebesar Rp. 5.400.000.000,- dengan realisasi sebesar Rp 5.351.353.200,-
atau 99.08%.
1. Penerapan System Manajemen Kinerja Kondisi yang dicapai :
Indikator ini menargetkan pencapaian 35 % penerapan system manajemen
kinerja pada tahun 2015. Penerapan system manajemen kinerja di Balai Besar
Kesehatan Paru masyarakat Makassar yang ada saat ini mengacu pada
peraturan pemerintah RI nomor 46 tahun 2011 tentang penilaian prestasi kerja
pegawai sipil.
Dalam kurun waktu Januari s/d Desember 2015. Penerapan system manajemen
kinerja adalah sebagai berikut:
Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian
Penerapan System
Majajemen Kinerja
35% 35% 100%
Dari matrik di atas , terlihat bahwa realisasinya 35% dari target yang ditetapkan
manajemen kinerja di Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat Makassar
hampirtidak mengalami kendala berarti dan dapat diterrapkan kepad seluru
PNS di Balai Besar Kesehatan Paru masyarakat Makassar.
Indikator ini didukung oleh kegiatan yang ada dalam Rencana Kerja Anggaran
Kementerian/Lembanga (RKAKL) tahun 2015 dengan target dan realisasi
sebagai berikut : No KEGIATAN KELUARAN (OUTPUT) TARGET REALISASI % 1 Pemberian Insentif 295,950,000 295,950,000 100 Anggaran:
Anggaran untuk mendukung indikator penerapan system manajemen kinerja
sebesar Rp. 295.950.000,- dengan realisasi sebesar Rp 295.950.000,- atau 100%.
2. SDM terpenuhi
Kondisi yang dicapai :
Indikator ini menargetkan pencapaian 35 % sumber daya manusia terpenuhi
pada tahun 2015. Sumber daya manuasia di Balai Besar Kesehatan Paru
masyarakat Makassar berdasarkan permenkes 340/MENKES/PER/III/2010
tentang klasifikasi Rumah Sakit.
Dalam kurun waktu Januari s/d Desember 2015. Sumber daya manuasia
Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian
Sumber Daya Manusia
Terpenuhi
55% 76,47% 139
Dari matrik di atas , terlihat bahwa realisasinya 35% dari target yang ditetapkan
pada tahun 2015 sebesar 35% k atau capaian 139%. Dalam pemenuhan sumber
daya manuasia perlu dilakukan penambahan sumber daya manusia untuk
pemenuhan persyaratan Rumah sakit Khusus kelas A.
Indikator ini didukung oleh kegiatan yang ada dalam Rencana Kerja Anggaran
Kementerian/Lembanga (RKAKL) tahun 2015 dengan target dan realisasi
sebagai berikut : No KEGIATAN KELUARAN (OUTPUT) TARGET REALISASI % 1
Belanja gaji dan tunjungan pegawai non PNS (BLU)
1.140.000.000 1.140.000.000 100
Anggaran:
Anggaran untuk mendukung indikator Sumber Daya Manusia Terpenuhi
sebesar Rp. 1.140.000.000,- dengan realisasi sebesar Rp 1.140.000.000,- atau 100%.
3. Kompetensi SDM Terpenuhi Kondisi yang dicapai :
Indikator ini menargetkan pencapaian 50 % pada tahun 2015. Kompetensi
sumber daya manusia terpenuhi di Balai Besar Kesehatan Paru masyarakat
Makassar.
Dalam kurun waktu Januari s/d Desember 2015. Kompetensi sumber daya
manusia terpenuhi adalah sebagai berikut
Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian
Kompetensi Sumber
Daya Manusia terpenuhi
50% 53,6% 107,2
Dari matrik di atas , terlihat bahwa realisasinya 53,6% dari target yang
ditetapkan pada tahun 2015 sebesar 50% atau capaian 107,2%. kompetensi
sumber daya manusia terpenuhi di Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat
Makassar. Hasil pendataan yang dilakukan seksi pengembangan sumber daya
memperlihatkan bahwa penungkatan kapasitas petugas baik itu pelatihan,
seminar, workshop dan lain sebagainya belum terdistribusi secara merata di
semua unit/bagian.
Indikator ini didukung oleh kegiatan yang ada dalam Rencana Kerja Anggaran
Kementerian/Lembanga (RKAKL) tahun 2015 dengan target dan realisasi
sebagai berikut : No KEGIATAN KELUARAN (OUTPUT) TARGET REALISASI % 1 Diklat PIM 82.815.000 73.042.830 88,20
Permasalahan :
Berdasarkan Permenkes 340 Tahun 2010 tentang Klasifikasi Rumah Sakit
dan untuk menjadi rumah sakit seperti pada Visi BBKPM Makassar maka
diperlukan penambahan sumber daya manusia untuk pemenuhan persyaratan
rumah sakit khusus kelas A berikut ulasan permasalah sumber daya manusia
yang dimiliki BBKPM Makassar untuk mencapai Visi Rumah Sakit Khusus
Kelas A.
Usul Pemecahan Masalah :
Usulan pemecahan masalah untuk KPI.6 Sumber Daya Manuasia Terpernuhi
adalah sesuai dengan uraian permasalahan yang telah dijelasakan diatas adalah
sebagai berikut :
1. Pengusulan tenaga medis baik itu dengan pengusuan formasi CPNS Tahun
2016
2. Pengusulan untuk formasi Khusus untuk dokter dalam proses pengadaan
CPNS di Kementerian Kesehatan.
3. Dilakukan Kerja Sama Operasional dengan beberapa dokter spesialis sesuai
dengan kekurangan dan kebutuhan dokter yang harus dipenuhi untuk
menjadi rumah sakit.
4. Untuk tenaga keperawatan dilakukan pendistribusian/rotasi perawat
berdasarkan kebutuhan dengan melihat jumlah ruangan dan tempat tidur dan
juga berdasarkan analiasa beban kerja yang ada.
5. Untuk perawat di UGD dilakukan reposisi dari perawat di rawat jalan karena
sesuai ketentuan Permenkes 340 Tahun 2010 jumlah perawat ini
Anggaran:
Anggaran untuk mendukung indikator kompetensi sumber daya manusia
terpenuhi sebesar Rp. 82.815.000,- dengan realisasi sebesar Rp 73.042.830,- atau 88,20%.
1. Implementasi Master Plan/Blue Print/Roadmap Kondisi yang dicapai :
Indikatore inin menargetkan implementasi master plan/blue print/roadmap
20%, pada tahun 2015 terealisasi sebesar 20%, sehingga pencapaian
implementasi master plan/blue print/roadmap 100%
Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian
Implementasi Master Plan/Blue
Print/Roadmap
20% 20% 100%
Dari matrik di atas, terlihat bahwa realisasinya 20% dari target 20%, pada
tahun 2015.
Indikator ini didukung oleh kegiatan yang ada dalam Rencana Kerja Anggaran
Kementerian/Lembaga (RKAKL ) tahun 2015 dengan target dan realisasi
sebagai berikut : No KEGIATAN KELUARAN (OUTPUT) TARGET REALISASI % 1
Pengembangan Sistem Informasi Manajemen
173.100.000 135.861.100 78,49
Anggaran:
Anggaran untuk mendukung indikator Implementasi Master Plan/Blue
Print/Roadmap sebesar Rp. ,- dengan realisasi sebesar Rp 5.351.353.200,- atau
99.08%.
1. Indeks Budaya Berkinerja Kondisi yang dicapai :
Indikator ini menargetkan pencapaian 20 % indeks budaya
berkinerja pada tahun 2015. Indeks budaya berkinerja di Balai Besar Kesehatan
Paru masyarakat Makassar mengacu pada motto “PRO SEHAT” memberikan
pemahaman kepada seluruh pegawai dan menerapkan tata nilai ini harus
menjadi budaya berkinerja yang kita implementasikan dalam pelaksanaan tugas
pokok dan fungsi masing – masing staf di Balai Besar Kesehatan Paru
masyarakat Makassar.
Dalam kurun waktu Januari s/d Desember 2015. Indeks budaya berkinerja
adalah sebagai berikut:
Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian
Indeks Budaya berkinerja 20% 50%
Dari matrik di atas , terlihat bahwa realisasinya 35% dari target yang ditetapkan
pada tahun 2015 sebesar 20% atau capaian 100%. Indeks budaya berkinerja di
Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat Makassar .
Indikator ini didukung oleh kegiatan yang ada dalam Rencana Kerja Anggaran
Kementerian/Lembanga (RKAKL) tahun 2015 dengan target dan realisasi
sebagai berikut : No KEGIATAN KELUARAN (OUTPUT) TARGET REALISASI % 1 Pemberian insentif 295,950,000 295,950,000 100 Permasalahan :
Permasalahan yang timbul dari penerapan sistem penilaian prestasi kerja
pegawai negeri sipil ini adalah sebagai berikut :
1. Masih ada pegawai negeri sipil yang belum memangku jabatan fungsional
dalam hal ini masih jabatan fungsional umum sehingga sasaran kerja tidak
tepat.
2. Sistem penilaian sasaran kerja pegawai ini masih dianggap subyektif karena
tidak ada mentode atau cara mengukur sasaran kerja setiap bulan, triwulan
dan semester.
3. Untuk pegawai Non PNS belum ada format atau metode penilaian sasaran
kerja untuk penilaiaan prestasi kerja.
4. Pembagian tugas yang merupakan sasaran kerja pegawai yang belum merata
Usul Pemecahan Masalah :
Usulan pemecahan masalah atas persoalan penerapan sistem manajemen
kinerja yang saat ini adalah sebagai berikut :
1. Setiap pegawai negeri sipil diupayakan dan diarahkan untuk memangku
jabatan fungsional sehingga sasaran kerjanya lebih jelas dan sesuai dengan
butir-butir pekerjaan yang harus dikerjakan pemangku jabatan fungsional.
2. Perlunya peyempurnaan metode penilaian sasaran kerja PNS agar tidak
subyektif dengan mengupayakan monitoring dan evaluasi SKP setiap bulan,
triwulan dan persemenster dalam tahun berjalan.
3. Membuat metode penilaian presrtasi kerja bagi pegawai non PNS untuk
penilaian kinerja dalam penerapan sistem manajemen kinerja.
4. Pembagian tugas dan tanggungjawab berdasarkan pendidikan dan keahlian
PNS dan Pegawai Non PNS dan lama kerja agar lebih profesional dalam
melakukan pelayanan di BBKPM Makassar.
5. Perbaikan implementasi sistem remunerasi bagi semua pegawai berdasarkan
beban kerja, prestasi kerja, pendidikan dan masa kerja masing-masing
pegawai di Lingkungan BBKPM Makassar.
Rencana Tindak Lanjut :
Tindak lanjut untuk persoalan penerapan sistem manajemen kinerja
berdasarkan persoalan diatas adalah sebagai berikut :
1. Pengusulan Jabatan fungsional kepada PNS di Lingkungan BBKPM
Makassar yang belum memangku jabatan fungsional.
3. Pembuatan metode/sistem penilaian prestasi kerja bagi pegawai Non PNS
sebagai bentuk evaluasi dan monitoring kinerja pegawai.
4. Penyelesaian/revisi uraian tugas setiap pegawai BBKPM Makassar.
5. Penyempurnaan implementasi sistem remunerasi bagi semua pegawai
sebagai salah satu bentuk pengelolaan sistem manajemen kinerja.
Anggaran:
Anggaran untuk mendukung indikator indeks budaya berkinerja sebesar Rp.
295.950.000,- dengan realisasi sebesar Rp 295.950.000,- atau 100%.
2. Terlaksananya Kegiatan Kepegawaian a. Ketatausahaan
NO KEGIATAN SARANA TARGET REALISASI %
1 Rapat Ruang Rapat 62 Kali
2 Menerima tamu
Lobby & Ruang
Tamu
365 Orang
3
Agenda Surat
Masuk
Buku Agenda 1177 Berkas
4
Agenda Surat
Keluar
Buku Agenda 3119 Berkas
5 Ekspedisi Surat Buku Ekspedisi 401 Berkas
6 Ekspedisi Pos Buku Ekspedisi 301 Amplop
b. Kepegawaian NO KEGIATAN SATUAN TARGE T REALISASI % A PEMBINAAN 1 Pengusulan sanksi pelanggaran disiplin PNS Ke Kementerian Kesehatan Surat - 0 0% 2
Pembuatan surat teguran
pelanggaran disiplin pegawai
Surat - 0 0%
3
Pengusulan sumpah janji
PNS
Orang - 0 0%
4 Evaluasi presensi pegawai Bulan 100%
5
Sosialisasi Peraturan
Kepegawaian
Tahun 100%
6 Pembuatan DP3 Orang 106 106 100%
7 Mengurusi presensi Bulan 100%
8
Pengusulan surat izin
perceraian
berkas - 0 0%
B KESEJAHTERAAN
9
Pengusulan penghargaan
PNS Satya Lencana Karya
Satya X tahun
Orang 2 1 100%
10
Pengusulan penghargaan
PNS Satya Lencana Karya