• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAKIP TAHUN 2015 KEMENTERIAN KESEHATAN RI DIREKTORAT JENDERAL PELAYANAN KESEHATAN BALAI BESAR KESEHATAN PARU MASYARAKAT MAKASSAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAKIP TAHUN 2015 KEMENTERIAN KESEHATAN RI DIREKTORAT JENDERAL PELAYANAN KESEHATAN BALAI BESAR KESEHATAN PARU MASYARAKAT MAKASSAR"

Copied!
79
0
0

Teks penuh

(1)

KEMENTERIAN KESEHATAN RI

DIREKTORAT JENDERAL PELAYANAN KESEHATAN

LAKIP TAHUN 2015

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

(2)

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Salam Sejahtera Bagi Kita Semua

Puji dan Syukur Kehadirat Allah SWT karena atas Rahmat dan HidayahNya jualah sehingga Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah (LAKIP) Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat Makassar Tahun 2015 dapat selesai sesuai dengan harapan.

Laporan Akuntabilitas Kinerja BBKPM Makassar ini dibuat dengan tujuan untuk menyampaikan pertanggungjawaban tertulis atas kinerja BBKPM Makassar selama tahun 2015 yang tidak hanya melaporkan keberhasilan tetapi juga melaporkan kegagalan, permasalahan, alternatif solusi, sehingga LAKIP ini diharapkan dapat digunakan sebagai media informasi dan umpan balik BBKPM Makassar.

Sebagai salah satu Unit Pelaksana Teknis (UPT) Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan Kementerian Kesehatan RI, peran BBKPM Makassar dalam kesehatan paru cukup besar dengan tidak hanya melakukan Upaya Kesehatan Perorangan tetapi juga Upaya Kesehatan Masyarakat. Upaya – upaya yang dilakukan tersebut mempunyai nilai strategis dan memerlukan pengelolaan dengan baik, terukur, sistematis dan komperehensif.

LAKIP ini juga merupakan salah satu cara evaluasi yang objektif, efisien dan efektif yang dapat memberikan kontribusi kepada BBKPM Makasasar sendiri dan Kementerian Kesehatan dalam mewujudkan penyelenggaraan Negara yang bersih dan bebas korupsi, kolusi dan nepotisme. Besar harapan kami LAKIP ini dapat memberikan informasi yang bermanfaat bagi kita semua dan menjadi referensi untuk melakukan perbaikan yang berkesinambungan dalam rangka perbaikan kinerja BBKPM Makassar ke depan.

Terima kasih yang sebesar – besarnya kepada semua pihak yang telah mendukung atas tersusunnya LAKIP BBKPM Makassar Tahun 2015 ini.

Makassar, Januari 2016 Kepala BBKPM Makassar

dr. Syamsuridzal Bali,MBA NIP. 1960070619903111001

(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... ii

IKHTISAR EKSEKUTIF ... iii

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Maksud & Tujuan ... 2

C. Tugas Pokok dan Fungsi ... 2

D. Sistematika ... 5

BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA A. Perencanaan Kinerja ... 11

B. Perjanjian Kinerja ... 13

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA A. Capaian Kinerja Organisasi ... 14

B. Sumber Daya ... 65

1. Sumber Daya Manusia ... 65

2. Sumber Daya Anggaran ... 70

3. Sumber Daya Sarana dan Prasarana ... 70

BAB IV. SIMPULAN ... 72 LAMPIRAN

(4)

IKHTISAR EKSEKUTIF

Laporan Akuntabilitas Kinerja ini secara garis besar berisikan informasi rencana kinerja yang telah dicapai selama tahun 2015. Rencana kinerja 2015 dan penetapan kinerja 2015 merupakan kinerja yang ingin dicapai selama tahun 2015 yang mengacu pada tugas pokok dan fungsi dan Rencana Strategis Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat (BBKPM) Makassar tahun 2015-2019.

Laporan Akuntabilitas Kinerja memiliki dua fungsi utama. Kesatu, merupakan sarana untuk menyampaikan pertanggungjawaban kinerja Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat (BBKPM) Makassar kepada Direktur Jenderal Bina Upaya Kesehatan Kementerian Kesehatan dan seluruh pemangku kepentingan baik yang terkait langsung maupun tidak langsung. Kedua, merupakan sumber informasi untuk perbaikan dan peningkatan kinerja secara berkelanjutan.

Secara keseluruhan kinerja Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat (BBKPM) Makassar lebih meningkat dan dari aspek keuangan dapat direalisasikan sebesar 97,45% dari total alokasi anggaran. Capaian target untuk masing – masing indikator adalah :

1. Jumlah Penderita Tertangani terlaksana 95.75% dengan realisasi anggaran sebesar 99,99%

2. Jumlah Pemenuhan Kebutuhan Obat dan Bahan Habis Pakai terlaksana 100% dengan realisasi anggaran sebesar 99,99%

3. Jumlah Pelayanan Rujukan Pasien ke Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat (BBKPM) terlaksana 79,85% dengan realisasi anggaran sebesar 98%

4. Bertambahnya Unit Pelayanan Baru terlaksana 100% dengan realisasi anggaran sebesar 100%

5. Terpenuhinya Gedung, Alkes dan Sarana Penunjang lain terlaksana 100% dengan realisasi anggaran sebesar 94,84%

6. Adanya kegiatan Pemeliharaan Sarpras terlaksana 100% dengan realisasi anggaran sebesar 99,99%.

7. Jumlah Pelayanan Spesialistik Wilker terlaksana 200% dengan realisasi anggaran sebesar 90,05%.

(5)

8. Jumlah Kegiatan Promosi terlaksana 100% dengan realisasi anggaran sebesar 119,34%. 9. Jumlah Sarpras Upaya Promosi terlaksana 100% dengan realisasi anggaran sebesar

100%.

10. Jumlah Pertemuan Koordinasi terlaksana 100% dengan realisasi anggaran sebesar 82,42%.

11. Jumlah dan Jenis SDM terlaksana 87,5% dengan realisasi anggaran sebesar 100%. 12. Jumlah dan jenis pelatihan terlaksana 100% dengan realisasi anggaran sebesar 79,79% 13. Jumlah MoU terlaksana 70% dengan realisasi anggaran sebesar 100%.

14. Frekuensi pelatihan jejaring kerja terlaksana 100% dengan realisasi anggaran sebesar 108.80%.

15. Jumlah MoU terlaksana 100% dengan realisasi anggaran sebesar 100%.

16. Terlaksananya kegiatan kesekretariatan terlaksana 333% dengan realisasi anggaran sebesar 97,01%.

17. Terlaksananya kegiatan kepegawaian terlaksana 100% dengan realisasi anggaran sebesar 92,65%.

18. Terlaksananya kegiatan perlengkapan dan rumah tangga terlaksana 100% dengan realisasi anggaran sebesar 100%.

19. Tersusunnya program dan anggaran terlaksana 100% dengan realisasi anggaran sebesar 81,76%.

20. Tersusunnya laporan tahunan, LAKIP terlaksana 100% dengan realisasi anggaran sebesar 91%.

21. Terlaksananya kegiatan kehumasan terlaksana 100% dengan realisasi anggaran sebesar 100%

22. Terlaksananya akuntabilitas dan kuantitas keuangan terlaksana 100% dengan realisasi anggaran sebesar 89,02%.

(6)

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) dibangun dalam rangka

upaya mewujudkan good governance dan sekaligus result oriented government. SAKIP

merupakan sebuah sistem dengan pendekatan manajemen berbasis kinerja

(Performance-base Management) untuk penyediaan informasi kinerja. Dalam rangka meningkatkan

penyelenggaraan pemerintahan yang lebih berdaya guna, berhasil guna, bersih dan

bertanggung jawab, serta sebagai wujud pertanggungjawaban instansi pemerintahan yang

baik, untuk itu disusun laporan akuntabilitas pada setiap akhir tahun sebagai alat ukur

pelaksanaan kegiatan di unit pemerintah.

Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat (BBKPM) Makassar sebagai Unit Pelaksana Teknis Kementerian Kesehatan RI memiliki tugas pokok dan fungsi yang spesifik dalam Pelayanan Kesehatan Paru, Promosi dan Pemberdayaan Masyarakat serta Diklat dan penelitian Kesehatan Paru Masyarakat.

Sesuai dengan Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Nomor: XI/MPR/1998

tentang Penyelenggaraan Negara Yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan

Nepotisme serta Undang-undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang hal yang sama telah

diterbitkan Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah. Instruksi Presiden tersebut mewajibkan setiap Instansi Pemerintah sebagai

unsur penyelenggara negara untuk mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas, fungsi,

(7)

kepadanya berdasarkan perencanaan strategis dan indikator kenerja lainnya yang sudah

ditetapkan.

B. MAKSUD DAN TUJUAN

Laporan Akuntabilitas Kinerja Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat (BBKPM)

Makassar tahun 2015 merupakan bentuk pertanggungjawaban secara tertulis yang memuat

keberhasilan maupun kegagalan pelaksanaan kegiatan Tahun Anggaran 2015 yang harus

dipertanggung jawabkan oleh Kepala Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat (BBKPM)

Makassar kepada Direktur Jenderal Bina Upaya Kesehatan Kemenkes RI.

C. TUGAS POKOK, FUNGSI DAN STRUKTUR ORGANISASI

Tugas pokok dan fungsi sesuai dengan Permenkes No.532/Menkes/ Per/ IV/2007 adalah

sebagai berikut :

1. Tugas Pokok :

Melaksanakan pelayanan kesehatan, promosi kesehatan, dan kemitraan serta

pengembangan sumber daya di bidang kesehatan.

2. Fungsi :

a. Perencanaan, koordinasi, pelaksanaan, dan evaluasi pelayanan kesehatan rujukan

paru spesialistik dan atau subspesialistik yang berorientasi kesehatan masyarakat

b. Perencanaan, koordinasi, pelaksanaan, dan evaluasi pemberdayaan masyarakat

dalam bidang kesehatan paru

c. Perencanaan, koordinasi, pelaksanaan, evaluasi kemitraan dan pengembangan

(8)

d. Perencanaan, koordinasi, pelaksanaan, dan evaluasi pendidikan dan pelatihan

teknis di bidang kesehatan paru

e. Perencanaan, koordinasi, pelaksanaan, dan evaluasi penelitian dan pengembangan

kesehatan paru

(9)

Adapun struktur organisasi Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat Makassar adalah sebagai berikut :

Struktur Organisasi PK-BLU

(10)

D. SISTEMATIKA

Laporan Akuntabilitas Kinerja Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat (BBKPM) Makassar ini menjelaskan pencapaian kinerja Balai selama Tahun 2015, capaian kinerja tersebut dibandingkan dengan rencana kinerja ( penetapan kinerja ) yang ditetapkan pada awal tahun 2015 sebagai tolak ukur keberhasilan tahunan.

Analisis atas capaian kinerja terhadap rencana kinerja memungkinkan diidentifikasinya sejumlah perbaikan kinerja di masa yang akan datang. Dengan kerangka berpikir seperti itu, sistematika penyajian Laporan Akuntabilitas Kinerja Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat (BBKPM) Makassar disusun sebagai berikut :

a. Bab I Pendahuluan, menjelaskan secara ringkas latar belakang, maksud dan tujuan

penulisan laporan, tugas pokok dan fungsi Balai Besar Kesehatn Paru Masyarakata (BBKPM) Makassar, serta sistematika penyajian laporan.

b. Bab II Perencanaan dan Perjanjian Kinerja, menjelaskan tentang program/kegiatan, indikator dan target yang akan dicapai Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat(BBKPM) Makassar beserta anggaran yang direncanakan tahun 2015.

c. Bab III Akuntabilitas Kinerja, menjelaskan tentang pengukuran kinerja, capaian

kinerja tahun 2015, analisis akuntabilitas kinerja dan realisasi anggaran serta sumberdaya yang digunakan dalam rangka pencapaian kinerja Rumah Sakit Kusta Dr. Rivai Abdullah Palembang.

d.

Bab IV Simpulan, berisi kesimpulan atas Laporan Akuntabilitas Kinerja Balai Besar

(11)

BAB II

PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

Perencanaan Kinerja merupakan proses penetapan kegiatan tahunan dan indikator kinerja berdasarkan program, kebijakan dan sasaran yang telah ditetapkan dalam sasaran strategis. Dalam rencana kinerja Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat (BBKPM) Makassar Tahun 201 5, sebagaimana telah ditetapkan dalam Rencana Strategis Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat (BBKPM) Makassar Tahun 2015 dan target masing-masing indikator untuk mencapai sasaran strategis organisasi.

Secara singkat dapat digambarkan sasaran strategis dan sasaran program/ kegiatan yang ingin dicapai selama kurun waktu 5 tahun sebagaimana ditetapkan dalam Rencana Strategis Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat (BBKPM) Makassar Tahun 2015-2019 adalah sebagai berikut :

MATRIK KINERJA BBKPM Makassar Tahun 2015-2019 No KPI Baseline Target 2015 2016 2017 2018 2019 1 Pendapatan BLU 3.8 M 4,5 M 6 M 7,5 M 9 M 11 M 2 % POBO 20 % 23 % 26 % 28 % 30 % 33 % 3 % Kepuasan pelanggan 70 % 72 % 74 % 75 % 76 % 77 % 4 kematian di Angka UGD <2‰ <2‰ <2‰ <2‰ <2‰ <2‰ 5 Waktu tunggu rawat jalan ≤ 120 menit ≤ 105 menit ≤ 75 menit ≤ 65 menit ≤ 45 menit ≤ 30 menit 6 Akreditasi KARS N/A 25 % 50 % 75 % 100 % 100 % 7 % prasarana terpenuhi sesuai syarat rumah sakit 40 % 55 % 70 % 85 % 100 % 100 %

(12)

8 % pemenuhan peralatan kesehatan 40 % 55 % 70 % 85 % 100 % 100 % 9 % utilitas alkes 14 % 16 % 18 % 20 % 25 % 30 % 10 % kelengkapan perijinan sebagai rumah sakit 30 % 80 % 90 % 100 % 100 % 100 %

11 Jumlah jenis pelayanan spesialistik

6 6 7 9 10 11 12 Jumlah jenis pelayanan

subspesialistik

N/A N/A N/A 3 5 7 13 % kasus sulit

tertangani N/A N/A N/A 14 % infeksi aliran darah ≥3.5 & ≤6.16 ≥3.5 & ≤6.16 ≥3.5 & ≤6.16 ≤3.5 ≤3.5 ≤3.5 15 % kepatuhan dalam menggunakan formularium nasional 40 % 40 % 50 % 60 % 70 % 85 % 16 % pengembalian rekam medik 1x24 jam 40 % 55 % 65 % 80 % 100 % 100 % 17 % fasyankes jejaring 10 % 20 % 30 % 40 % 50 % 60 % 18 Jumlah institusi pendidikan yang membuat MoU 7 10 12 15 17 20 19 Jumlah kegiatan kemitraan dalam promkes paru 5 5 10 12 10 10 20 % pasien 70 % 72,5 % 75 % 80 % 82,5 % 85 %

(13)

rujukan 21 % penerapan sistem manajemen kinerja 28 % 35 % 50 % 70 % 80 % 90 % 22 % SDM terpenuhi 50 % 55 % 70 % 80 % 85 % 90 % 23 % kompetensi SDM terpenuhi 20 % 50 % 65 % 80 % 90 % 100 % 24 % implementasi master plan/blue print/roadmap ICT 10 % 30 % 50 % 60 % 80 % 100 % 25 Indeks budaya berkinerja N/A 20 % 40 % 60 % 75 % 80 %

(14)

A. PERENCANAAN KINERJA TAHUN 2015

Perencanaan kinerja di bawah ini merupakan dasar bagi kinerja Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat (BBKPM) Makassar Tahun 2015 untuk melaksanakan program dan/atau kegiatan sebagai suatu kinerja aktual. Perencanaan kinerja Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat (BBKPM) Makassar Tahun 2015 adalah sebagai berikut :

No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target 1 effectiveness dalam Terwujudnya cost

pelayanan 1 Pendapatan BLU 4,5 M 2 % POBO 23 % 2 Terwujudnya kepuasan pelanggan 3 % Kepuasan pelanggan 72 % 4 Angka kematian di UGD < 2 ‰ 5 Waktu tunggu rawat jalan menit ≤ 105 6 Akreditasi KARS 25 % 3

Terwujudnya sarana dan prasarana rumah sakit khusus paru kelas A Unggulan

7

% prasarana terpenuhi sesuai syarat rumah sakit

kelas A 55 % 8 % pemenuhan peralatan kesehatan 55 % 9 % utilitas alkes 16 % 4 Terwujudnya tata kelola rumah sakit khusus paru kelas A

10 % kelengkapan perijinan

sebagai rumah sakit 80 % 5 Terwujudnya jenis

pelayanan kesehatan

11 Jumlah jenis pelayanan

spesialistik 6 12 Jumlah jenis pelayanan

subspesialistik N/A 13 % kasus sulit tertangani N/A

6

Terwujudnya mutu pelayanan rumah sakit khusus paru

kelas A

14 % infeksi aliran darah ≥ 3.5 & ≤ 6.16 15 % kepatuhan dalam menggunakan formularium nasional 40 % 16 % pengembalian rekam

medik dalam 1x24 jam 55 % 7 Terwujudnya rumah

sakit jejaring 17 % fasyankes jejaring 20 % 8 Terwujudnya

kerjasama lintas 18

Jumlah institusi

(15)

sektor dan program dalam promkes, diklat

dan penelitian kesehatan paru

MoU dalam diklat 19 Jumlah kemitraan dalam

promkes paru 5 9

Terwujudnya rumah sakit paru Makassar sebagai pusat rujukan

kesehatan paru 20 % pasien rujukan 72,5 % 10 Terwujudnya manajemen SDM yang excellence 21 % penerapan system manajemen kinerja 35 % 22 % SDM terpenuhi 55 % 23 % kompetensi SDM terpenuhi 50 % 11 Terwujudnya ICT terintegrasi 24 % implementasi master plan/blue print/roadmap ICT 30 % 12 Terwujudnya budaya

(16)

B. PERJANJIAN KINERJA

Indikator - Indikator, target Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat (BBKPM) Makassar yang ditetapkan dalam dokumen Penetapan Kinerja Tahun 2015 adalah sebagai berikut :

No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target 1 effectiveness dalam Terwujudnya cost

pelayanan 1 Pendapatan BLU 4,5 M 2 % POBO 23 % 2 Terwujudnya kepuasan pelanggan 3 % Kepuasan pelanggan 72 % 4 Angka kematian di UGD < 2 ‰ 5 Waktu tunggu rawat jalan menit ≤ 105 6 Akreditasi KARS 25 % 3

Terwujudnya sarana dan prasarana rumah sakit khusus paru kelas A Unggulan

7

% prasarana terpenuhi sesuai syarat rumah sakit

kelas A 55 % 8 % pemenuhan peralatan kesehatan 55 % 9 % utilitas alkes 16 % 4 Terwujudnya tata kelola rumah sakit khusus paru kelas A

10 % kelengkapan perijinan

sebagai rumah sakit 80 % 5 Terwujudnya jenis

pelayanan kesehatan

11 Jumlah jenis pelayanan

spesialistik 6 12 Jumlah jenis pelayanan

subspesialistik N/A 13 % kasus sulit tertangani N/A

6

Terwujudnya mutu pelayanan rumah sakit khusus paru

kelas A

14 % infeksi aliran darah ≥ 3.5 & ≤ 6.16 15 % kepatuhan dalam menggunakan formularium nasional 40 % 16 % pengembalian rekam

medik dalam 1x24 jam 55 % 7 Terwujudnya rumah

sakit jejaring 17 % fasyankes jejaring 20 % 8

Terwujudnya kerjasama lintas sektor dan program dalam promkes, diklat

dan penelitian

18

Jumlah institusi pendidikan yang membuat

MoU dalam diklat

10 19 Jumlah kemitraan dalam

(17)

kesehatan paru

9

Terwujudnya rumah sakit paru Makassar sebagai pusat rujukan

kesehatan paru 20 % pasien rujukan 72,5 % 10 Terwujudnya manajemen SDM yang excellence 21 % penerapan system manajemen kinerja 35 % 22 % SDM terpenuhi 55 % 23 % kompetensi SDM terpenuhi 50 % 11 Terwujudnya ICT terintegrasi 24 % implementasi master plan/blue print/roadmap ICT 30 % 12 Terwujudnya budaya

(18)

BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA

A. CAPAIAN KINERJA ORGANISASI

Pengukuran kinerja adalah kegiatan manajemen khususnya membandingkan

tingkat kinerja yang dicapai dengan standar, rencana, atau target dengan

menggunakan indikator kinerja yang telah ditetapkan. Pengukuran kinerja diperlukan

untuk mengetahui sampai sejauh mana realisasi atau capaian kinerja yang berhasil

dilakukan oleh Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat (BBKPM) Makassar Tahun

2015 dalam kurun waktu Januari – Desember 2015.

Tahun 2019 merupakan tahun keempat pelaksanaan dari Rencana Strategis

Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakata (BBKPM) Makassar Tahun 2015–2019.

Adapun indikator yang digunakan yaitu indikator – indikator yang ditetapkan oleh

Direktorat Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (BLU) Kementerian

Keuangan dan Ditjen Bina Upaya Kesehatan Kemenkes RI. Pengukuran kinerja yang

dilakukan adalah dengan membandingkan realisasi capaian dengan rencana tingkat

capaian (target) pada setiap indikator kegiatan di dalam Rencana Strategis, sehingga

diperoleh gambaran tingkat keberhasilan pencapaian masing-masing indikator.

Berdasarkan pengukuran kinerja tersebut diperoleh informasi untuk masing-masing

indikator, sehingga dapat digunakan ditindaklanjuti dalam perencanaan program/

kegiatan di masa yang akan datang agar setiap program/ kegiatan yang direncanakan

dapat lebih berhasil guna dan berdaya guna.

Selain untuk mendapat informasi mengenai masing-masing indikator,

pengukuran kinerja ini juga dimaksudkan untuk mengetahui kinerja Balai Besar

(19)

dibandingkan dengan target yang ingin dicapai yang sudah ditetapkan di awal tahun.

Selain itu manfaat pengukuran kinerja antara lain untuk memberikan gambaran

kepada pihak-pihak internal dan eksternal tentang pelaksanaan program dan kegiatan

dalam rangka mewujudkan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan Balai Besar

Kesehatan Paru Masyarakat (BBKPM) Makassar dan Penetapan Kinerja.

Sasaran merupakan hasil yang akan dicapai secara nyata oleh Balai Besar

Kesehatan Paru Masyarakat (BBKPM) Makassar tahun 2015 dalam rumusan yang

lebih spesifik, terukur, dalam kurun waktu 1 (satu) tahun.

Dalam rangka mencapai sasaran, perlu ditinjau indikator-indikator Balai Besar

Kesehatan Paru Masyarakat (BBKPM) Makassar Tahun 2015 yang telah ditetapkan.

Sasaran Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat (BBKPM) Makassar adalah sebagai

berikut:

Untuk mencapai sasaran ini, dengan indikator kinerja yang digunakan adalah sebagai

berikut :

1. Pendapatan BLU Kondisi yang dicapai :

Indikator ini menargetkan pendapatan badan layanan umum sebesar 4,5

Melyar pada tahun 2015. Dimana penerimaaan sampai bulan desember 2015

sebesar 106% melebihi dari target yang ditetapkan.

Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian

Pendapatan BLU 4,5M 4,8 M 106%

1. TERWUJUDNYA COST EFFECTIVENESS DALAM PELAYANAN

(20)

Dari matrik di atas , terlihat bahwa realisasinya 106 %, pada bulan maret

Dilakukan revisi pagu anggaran, sehingga pagu anggara pendapatan Badan

layanan Umum menjadi sebesar 5.993.759.000.

Indikator ini didukung oleh kegiatan yang ada dalam Rencana Kerja Anggaran

Kementerian/Lembanga (RKAKL) tahun 2015 dengan target dan realisasi

sebagai berikut : No KEGIATAN KELUARAN (OUTPUT) TARGET REALISASI % 1

Meningkatkan dan pengembangan layanan kesehatan

5.993.759.000 4.793.774.112 79,98%

Anggaran untuk mendukung indicator terpenuhinya Alkes dan sarana

penunjang lainnya sebesar Rp. 5.993.759.000 dengan realisasi sebesar Rp.

4.793.774.112,- atau 79,98%

Target PNBP BBKPM Makassar yang pada tahun 2015 adalah sebesar Rp.

5.993.759.000,- , dimana penerimaan yang ada sampai bulan Desember 2015

baru sebesar 74,30% dari target yang diharapkan.

Permasalahan :

Masih terdapat beberapa kegiatan/pemeriksaan yang masih perlu

dimaksimalkan/ditingkatkan untuk meningkatkan pendapatan, misalnya:

Pemanfaatan Ruangan Klinik Eksekutif dan Pemeriksaan Patologi Anatomi.

Selain itu perlu dijalin kerjasama yang lebih banyak dengan instansi

lain/pendidikan dalam hal Pemeriksaan Kesehatan/ Medical CheckUp bagi

(21)

Usul Pemecahan Masalah :

 Menempatkan dokter spesialis yang praktek di Klinik Eksekutif

 Memaksimalkan pelayanan/pemeriksaan yang ada, utamanya pemeriksaan Patologi Anatomi

 Mengadakan Kerjasama dengan pihak lain dalam hal Pemeriksaan Kesehatan/Medical CheckUp pegawai/siswa/Mahasiswa.

Rencana Tindak Lanjut :

Melakukan koordinasi dengan bagian Pelayanan agar dapat memaksimalkan

pelayanan/ pemeriksaan kesehatan yang ada. Dengan Bagian Promosi

Kesehatan agar dapat diupayakan peningkatan jumlah kerjasama pemeriksaan

kesehatan/Medical Check Up dengan instansi lain/pendidikan.

2. POBO

Kondisi yang dicapai :

Indikator ini menargetkan pndapatan oprasional sebesar 5.419.060.612 pada

tahun 2015. Dimana penerimaaan sampai bulan desember 2015 sebesar

25,67% melebihi dari target yang ditetapkan.

Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian

POBO 23% 25,67% 111,61%

Dari matrik di atas , terlihat bahwa realisasinya 111,61 %.

Indikator ini didukung oleh kegiatan yang ada dalam Rencana Kerja Anggaran

Kementerian/Lembanga (RKAKL) tahun 2015 dengan target dan realisasi

(22)

No

KEGIATAN

KELUARAN (OUTPUT) TARGET REALISASI % 1 Pendapatan Oprasional 4.854.942.040 5.419.060.612 111,61%

Pendapatan Operasional s.d. bulan Desember 2015 sebesar Rp. 5.419.060.612,-

dan Belanja Operasional sebesar Rp. 21.108.443.650,- , maka nilai persentase

POBO adalah sebesar 25,67%.

Permasalahan :

Rendahnya nilai capaian POBO terjadi karena pendapatan yang diterima

dibulan November masih tergolong rendah dan disertai dengan belanja

operasional yang cukup besar. PNBP yang ada masih harus terus diupayakan

peningkatannnya agar mencapai target yang ditetapkan.

Usul Pemecahan Masalah :

Memaksimalkan pelayanan/pemeriksaan kesehatan yang ada dan peningkatan

kerjasama pemeriksaan kesehatan/Medical Check Up dengan instansi lain ,

agar pendapatan yang ada dapat terus meningkat.

Rencana Tindak Lanjut :

Melakukan koordinasi dengan bagian lain agar mengetahui kondisi yang ada,

sehingga dapat dilakukan peningkatan pelayanan/pemeriksaan kesehatan yang

ada, serta lebih memaksimalkan promosi ke instansi pendidikan/perusahaan

(23)

kesehatan/Medical Check Up bagi siswa/mahasiswa/karyawan yang ada pada

instansi/perusahaan tersebut.

Untuk mencapai sasaran ini, dengan indikator kinerja yang digunakan adalah sebagai

berikut :

1. Kepuasan Pelanggan Kondisi yang dicapai :

Indikator ini menargetkan pencapaian 72% dari hasil survey kepuasan

pelanggan pada tahun 2015, dengan indeks kepepuasan terhadap pelayanaan

kesehataan di berikan BBKPM Makassar adalah 75,61%

Dalam kurun waktu Januari s/d Desember 2015 kepuasan pelanggan adalah

sebagai berikut :

Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian

Kepusan Pelanggan 72% 75,97 105,51%

Dari matrik di atas , terlihat bahwa realisasinya 75,97 %.

Indikator ini didukung oleh kegiatan yang ada dalam Rencana Kerja Anggaran

Kementerian/Lembanga (RKAKL) tahun 2015 dengan target dan realisasi

sebagai berikut :

(24)

No

KEGIATAN

KELUARAN (OUTPUT) TARGET REALISASI % 1 Akreditasi 500.000.000 500.000.000 100%

Hasil survey kepuasan pelanggan untuk pada tahun 2015 adalah dengan Indeks

Kepuasan Masyarakat terhadap pelayanan kesehatan di berikan BBKPM

Makassar kepada masyarakat adalah 75,615 dan masuk dalam klasifikasi baik

antara 62.51 – 81.25. Indeks Kepuasan Pelanggan pada tahun 2015 adalah baik

tetapi tentunya tidak berpuas dengan nilai yang diperoleh saat ini. Jumlah

responden sebanyak 30 orang yang disampling dari berbagai unit pelayanan

yang ada di BBKPM Makassar. Nilai rerata dari 14 unsur pelayanan adalah

3.025. Dari 14 unsur pelayanan terdapat unsur pelayanan yang nilai

rata-ratanya masih memerlukan perhatian adalah sebagai berikut : Kejelasan

Petugas Pelayanan (3,000),Kecepatan Pelayanan (2,933),Kewajaran Biaya Pelayanan (2.867),dan Kepastian Jadwal Pelayanan (3,000)

Permasalahan :

Dari hasil survey kepuasan pelanggan pada tahun 2015 tersebut terdapat 4

aspek pelayanan yang harus menjadi perhatian untuk perbaikan dan

peningkatan pelayanan di BBKPM Makassar unsur-unsur pelayanan tersebut

adalah sebagai berikut :

1. Kejelasan Petugas pelayanan

2. Kecepatan Pelayanan

3. Kewajaran Biaya Pelayanan

(25)

Usul Pemecahan Masalah :

Berdasarkan hasil survey kepuasan pelanggan pada tahun 2015 maka perlu

terus dilakukan perbaikan. Pada prinsipnya bahwa pelanggan memang harus

dipuaskan, sebab jika pelanggan merasa tidak puas akan pelayanan yang

diberikan dia akan mencari tempat lain yang lebih memuaskan. Jika pelanggan

sudah terpenuhi kepuasannya, tingkat loyalitasnya akan baik pula. Hal ini dapat

terlaksana dengan memberikan pelayanan yang berkualitas dan mampu

memenuhi kebutuhan pengunjung.

Oleh karena itu, perbaikan prosedur dan pola pemberian pelayanan harus

dilakukan terus menerus.

Rencana Tindak Lanjut :

Rencana tindak lanjut untuk perbaikan 4 unsur pelayanan sesuai hasil survey

kepuasan pelanggan pada tahun 2105 adalah sebagi berikut :

1. Kejelasan petugas Pelayanan

- Memastikan bahwa informasi yang disampaikan petugas dapat sampai

dan dipahami dengan baik oleh penerima pelayanan

2. Kecepatan Pelayanan

- Memastikan bahwa waktu tunggu pelayanan sesuai dengan SOP yang

ada

3. Kewajaran Biaya Pelayanan

- Memastikan biaya pelayanan yang ditarik sesuai dengan pola tarif yang

berlaku.

4. Kepastian Jadwal Pelayanan

(26)

2. Angka Kematian di UGD Kondisi yang dicapai :

Indikator ini menargetkan pencapaian < 2 0/00 pada tahun 2015

Dalam kurun waktu Januari s/d Desember 2015.Angka kematiaa di unit gawat

darurat adalah sebagai berikut :

Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian

Angka Kematian di UGD < 2 0/00 0,79 0/00 253%

Dari matrik di atas , terlihat bahwa realisasinya 0,79 0/00 target yang

ditetapkan yaitu < 2 0/00

Indikator ini didukung oleh kegiatan yang ada dalam Rencana Kerja Anggaran

Kementerian/Lembanga (RKAKL) tahun 2015 dengan target dan realisasi

sebagai berikut :

No

KEGIATAN

KELUARAN (OUTPUT) TARGET REALISASI % 1 Pelatihan ACLS dan BCLS 20.250.000 20.049.500 99%

Anggaran untuk mendukung indicator terpenuhi angka kematian di unut gawat

Darurat sebesar Rp. 20.250.000 dengan realisasi sebesar Rp. 20.049.500,- atau

(27)

3. Waktu Tunggu Rawat Jalan Kondisi yang dicapai :

Indikator ini menargetkan pencapaian ≤ 105 menit pada tahun 2015

Dalam kurun waktu Januari s/d Desember 2015 waktu tunggu rawat jalan

adalah sebagai berikut

Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian

Waktu Tunggu Rawat Jalan ≤ 105 31,81 330

Dari matrik di atas , terlihat bahwa realisasinya 31, menit dari target yang

ditetakan berdasarkan penetapan kinerja Balai Besar Kesehatan Paru

Masyarakat Makassar dan ini merupakan tahun pertama Renstra yang

dicanankan tahun 2015-2019.

Indikator ini didukung oleh kegiatan yang ada dalam Rencana Kerja Anggaran

Kementerian/Lembanga (RKAKL) tahun 2015 dengan target dan realisasi

sebagai berikut : No KEGIATAN KELUARAN (OUTPUT) TARGET REALISASI % 1 ISO 9001:2008 14.000.000 14.000.000 100%

Anggaran untuk mendukung indicator terpenuhinya waktu tunggu rawat jalan

lainnya sebesar Rp. 14.000.000 dengan realisasi sebesar Rp. 14.000.000,- atau

(28)

4. Akreditasi KARS Kondisi yang dicapai :

Indikator ini menargetkan pencapaian 25% pada tahun 2015

Dalam kurun waktu Januari s/d Desember 2015 Akreditasi KARS adalah

sebagai berikut:

Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian

Akreditasi KARS 25 % 25% 100%

Dari matrik di atas , terlihat bahwa realisasinya 25% dari target tahun 2015

yaitu 25% atau 100%

Indikator ini didukung oleh kegiatan yang ada dalam Rencana Kerja Anggaran

Kementerian/Lembanga (RKAKL) tahun 2015 dengan target dan realisasi

sebagai berikut : No KEGIATAN KELUARAN (OUTPUT) TARGET REALISASI % 1 Akreditasi KARS 500.000.000 500.000.000 100%

Anggaran untuk mendukung indicator terpenuhinya akreditasi KARS sebesar

(29)

1. Prasarana terpenuhi sesuai syarat rumah sakit kelas A Kondisi yang dicapai :

Indikator ini menargetkan pencapaian 55% pada tahun 2015. Sarana yang

dimiliki BBKPM Makassar terus mengalami peningkatan seiring dengan upaya

kedepannya menjadi Rumah Sakit Khusus paru.

Dalam kurun waktu Januari s/d Desember 2015 jumlah kunjungan rujukan

adalah sebagai berikut

Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian

Prasarana Terpenuhi

Sesuai syarat rumah sakir

Kelas A

55%) 39,28 71,19

Dari matrik di atas , terlihat bahwa realisasinya 39,28% dari target tahun 2015

yaitu 55%.

Indikator ini didukung oleh kegiatan yang ada dalam Rencana Kerja Anggaran

Kementerian/Lembanga (RKAKL) tahun 2015 dengan target dan realisasi

sebagai berikut :

No

KEGIATAN

KELUARAN (OUTPUT) TARGET REALISASI % 1 Pengembangan gedung pelayanan 14.000.000.000 13.998.600.000 99,99%

3.TERWUJUDNYA SARANA DAN PRASARANA RUMAH SAKIT KHUSUS PARU KELAS A UNGGULAN

(30)

Permasalahan :

Mengacu pada Permenkes 340 Tahun 2010 tentang Kalsifikasi Rumah Sakit

maka masih terdapat beberapa ruangan/bangunan utama yang belum dimiliki

BBKPM Makassar. Bangunan ini mutlak harus ada sebagai syarat pemenuhan

untuk menjadi Rumah Sakit Khusus Paru Kelas A. Bagunan yang harus

dipenuhi ada dua yaitu bangunan utama dan bangunan pendukungdengan

rincian sebagai berikut :

A. Bangunan Utama :

1. Ruang Radiotherapi.

2. Ruang Rawat Utama/VIP

3. Ruang Bedah.

4. Ruang Pulih.

5. Ruang IRCU.

6. Ruang Rehabilitasi Medik.

7. Ruang Diagnostik Central.

8. Ruang Pemusalaran Jenazah.

9. IPRS/Lab IPAL

B. Bangunan Pendukung :

1. Ruang Generator

2. TPS Sementara.

Keterbatasan lahan juga menjadi persoalan dalam pengembangan

BBKPM Makassar untuk menjadi Rumah Sakit Kelas A karena terletak

(31)

Usul Pemecahan Masalah :

Usulan pemecahan masalah atas KPI. 10 Prasarana Terpenuhi Sesuai Syarat

RS Kelas A adalah sebagai berikut :

1. Keterbatasan lahan dapat diatas dengan melakukan pembangunan vertikal

dalam hal ini bangunan dibuat bertingkat sesuai dengan kebutuhan.

2. Perluasan lahan dengan melakukan pembelian lahan/tanah warga

disekitar rumah sakit.

3. Pemenuhan Bangunan utama dan bangunan pendukung sebagai syarat

untuk menjadi rumah sakit khusus kelas A.

Rencana Tindak Lanjut :

Sebagai rencana tindak lanjut dari usulan pemecahan masalah terhadap

kekurangan lahan dan kekurangan bangunan utama dan bangunan pendukung

lainnya adalah sebagai berikut :

1. Pengusulan Pengadaan lahan untuk penyediaan berbagai sarana dan

prasarana untuk menjadi RS Khusus Paru Kelas A dalam perencanaan

Tahun 2016.

2. Pengusulan penganggaran untuk penyelesaian pembangunan gedung dan

lanjutan pembangunan gedung untuk memenuhi kebutuhan gedung

utama dan penunjang.

3. Pembuatan/penyempurnaan masterplan gedung BBKPM Makassar

dengan model pembangunan vertical/bangunan ke atas.

Anggaran untuk mendukung indicator terpenuhinya prasarana terpenuhi sesuai

syarat rumah sakit kelas A sebesar Rp. 14.000.000.000 dengan realisasi sebesar

(32)

2. Pemenuhan peralatan kesehatan Kondisi yang dicapai :

Indikator ini menargetkan pencapaian 55% pada tahun 2015. Pemenuhan

peralatan kesehatan yang dimiliki BBKPM Makassar terus mengalami

peningkatan seiring dengan upaya kedepannya menjadi Rumah Sakit Khusus

paru.

Dalam kurun waktu Januari s/d Desember 2015 jumlah kunjungan rujukan

adalah sebagai berikut

Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian

Pemenuhan Peralatan

Kesehatan

55%) 39,39

Dari matrik di atas , terlihat bahwa realisasinya 39,39 % dari target tahun 2015

yaitu 55%

Indikator ini didukung oleh kegiatan yang ada dalam Rencana Kerja Anggaran

Kementerian/Lembanga (RKAKL) tahun 2015 dengan target dan realisasi

sebagai berikut : No KEGIATAN KELUARAN (OUTPUT) TARGET REALISASI % 1

Alkes dan Saranan Penunjang kesehatan lainnya

2.825.000.000 2.800.843.985 99,14%

Permasalahan :

Dari data tersebut diatas maka dapat diketahui alat kesehatan apa saja yang

belum dimiliki BBKPM Makassar dan menjadi permasalahan karena harus

(33)

Anggaran untuk mendukung indicator terpenuhinya Alkes dan sarana

penunjang lainnya sebesar Rp. 2.825.000.000 dengan realisasi sebesar Rp.

2.800.843.985,- atau 99,14%

3. Ultilitas Alkes

Kondisi yang dicapai :

Indikator ini menargetkan 16% pada tahun 2015

No Nama alat Jumlah (unit)

1 Centrifuge 3 2 Urinometer 1 3 Mikroskop Binokuler 4 4 Chemical Analisa 2 5 Waterbath 1 6 Spektrofotometer 1 7 Urinalisis 1 8 Reflotron 1 9 Clinical Chemistry 2 10 Oven 2 11 Otoklaf 1 12 Mikropipet 6 13 Spirometer 2 14 Tredmill 1 15 MWD 2 16 Stimulator 2

(34)

17 SWD 2 18 Tensimeter 5 19 Nebulizer 3 20 Oxygen Concentrator 2 21 Patient Monitor 4 22 Infusion Pump 4 23 Syringe Pump 5 24 Sterilisator kering 1 25 ECG 3 26 Pesawat rontgen 4 27 Film badge 28 Bronchoscopi 1

Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian

Ultilitas Alkes 16% 4,97

Dari matrik di atas , terlihat bahwa realisasinya 4,97 %

Indikator ini didukung oleh kegiatan yang ada dalam Rencana Kerja Anggaran

Kementerian/Lembanga (RKAKL) tahun 2015 dengan target dan realisasi

sebagai berikut :

No

KEGIATAN

KELUARAN (OUTPUT) TARGET REALISASI % 1 Kalibrasi dan pemelihraan Alkes 100.000.000 98.720.000 98,72

Anggaran untuk mendukung indicator ultilitas Alkes dan sarana penunjang

lainnya sebesar Rp.100.000.000 dengan realisasi sebesar Rp.98.720.000 ,- atau

(35)

1. Kelengkapan perijinan sebagai rumah sakit Kondisi yang dicapai :

Indikator ini menargetkan pencapaian 80% pada tahun 2015. Kelengkapan

perijinan Rumah Sakit harus sesuai peraturan menteri Kesehatan RI nomor 56

Tahun 2014.

Dalam kurun waktu Januari s/d Desember 2015 kelengkapan perijinan sebagai

rumah sakit adalah sebagai berikut:

Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian

Kelengkapan Perijinan

Sebagai Rumah Sakit

80% 52,38

Dari matrik di atas , terlihat bahwa realisasinya 52 % dari target yang

ditetapkan sebesar 80%

Indikator ini didukung oleh kegiatan yang ada dalam Rencana Kerja Anggaran

Kementerian/Lembanga (RKAKL) tahun 2015 dengan target dan realisasi

sebagai berikut : No KEGIATAN KELUARAN (OUTPUT) TARGET REALISASI % 1 Akuntan Public 45,000,000 45.000.000 100 Permasalahan :

Seiring perkembangannya dalam melakukan pelayanan kesehatan khususnya

pelayanan kesehatan paru sudah tidak relepan lagi dengan nomenkalur yang 4. TERWUDNYA TATA KELOLA RUMAH SAKIT KHUSUS

(36)

sekarang sebagai Balai padahal dalam pelayanannya BBKPM Makassar sudah

melakukan pelayanan yang dilakukan oleh sebuah rumah sakit. sesuai dengan

rencana strategi yang telah dibuat untuk lima tahun kedepan maka BBKPM

Makassar telah memperispakan diri untuk bertraspormasi menjadi Rumah Sakit

Khusus Paru. Persolan yang dihadapi saat ini adalah BBKPM Makassar harus

mengurus izin pendirian dan izin operasional untuk melakukan pelayanan

sebagai rumah sakit. daritabel diatas dapat dilihat persyataran yang belum

dimiliki BBKPM Makassar sebagai berikut :

A. Izin Mendirikan Rumah Sakit

1. Master plan

2. Detail Enginering Design

3. Izin undang-undang gangguan (Hinder Ordonantie/HO)

4. Surat izin Tempat Usaha (SITU)

5. Rekomendasi dari pejabat yang berwenang dibidang kesehatan pada

pemerintah daerah propinsi/kabupaten/kota sesuai dengan klasifikasi

rumah sakit.

B. Izin Operasional Rumah Sakit

1. Izin mendirikan rumah sakit, bagi pemohon izin operasional pertama

kali.

2. Isian istrumen self assessment sesuai klasifikasi rumah sakit yang

meliputi pelayanan, sumber daya manusia, peralatan, bangunan dan

prasarana.

3. Gambar desain (blue print) dan foto bangunan serta sarana dan

prasarana pendukung.

(37)

5. Dokumen administrasi dan manajemen

Usul Pemecahan Masalah :

Berdasarkan persoalan izin mendirikan rumah sakit dan izin operasional rumah

sakit agar supaya dapat dilakukan pengurusan/melengkapi persyaratan izin

yang belum dimiliki dan pengurusan izin ini baik itu izin mendirikan dan izin

operasional dilakukan bersamaan sehingga diharapkan yang menyangkut

perizinan dapat segera terselesaikan sehingga pada waktunya BBKPM

Makassar dalam menjalankan tugas dan fungsinya sudah sesuai dengan

prosedur dan peraturan perundang undangan yang berlaku.

Rencana Tindak Lanjut :

Rencana tidak lanjut yang segera harus dilakukan adalah sebagai berikut :

1. Pembentukan Tim Persiapan untuk perubahan nomenklatur menjadi rumah

sakit khusus yang melibatkan instansi terkait baik itu ditingkat propinsi

ataupun kabupaten/kota.

2. Melakukan pengurusan ini baik itu izin pendirian rumah sakit dan izin

operasional rumah sakit.

Anggaran untuk mendukung indicator kelengkapan perijinan sebagai Rumah

sakit sebesar Rp.45.000.000 dengan realisasi sebesar Rp.45.000.000 ,- atau

(38)

1. Jumlah Jenis Pelayanan Spesialistik Kondisi yang dicapai :

Indikator ini menargetkan pencapaian 6 pelayanan spesialistik pada tahun

2015.

Dalam kurun waktu Januari s/d Desember 2015 jumlah jenis pelayanan

spesialistik adalah sebagai berikut:

Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian

Jumlah Jenis Pelayanan

Spesialistik

6 6 100%

Dari matrik di atas , terlihat bahwa realisasinya 6 pelayanan spesialistik dari

target yang ditetapkan sebesar 6 pelayanan spesialistik

Indikator ini didukung oleh kegiatan yang ada dalam Rencana Kerja Anggaran

Kementerian/Lembanga (RKAKL) tahun 2015 dengan target dan realisasi

sebagai berikut :

No

KEGIATAN

KELUARAN (OUTPUT) TARGET REALISASI % 1 Penyuluhan kesehatan paru 73.000.000 72.800.000 99,72 2 Pembinaan pasien TB 192.000.000 192.000.000 100 3 Sosialisasi ISTC 46.000.000 46.000.000 100

Anggaran untuk mendukung indicator jumlah pelayanan spesialistik sebesar

Rp. 311.000.000 dengan realisasi sebesar Rp.310.800.000 ,- atau 99,94% 5. TERWUDNYA JENIS PELAYANAN KESEHATAN

(39)

1. Infeksi Aliran Darah Kondisi yang dicapai :

Indikator ini menargetkan pencapaian ≥ 3.5&6.16, pada tahun 2015.

Dalam kurun waktu Januari s/d Desember 2015 infeksi aliran darah adalah

sebagai berikut

Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian

Infeksi aliran Darah ≥ 3.5&6.16 8,75

Dari matrik di atas , terlihat bahwa realisasinya 8,75 %

Indikator ini didukung oleh kegiatan yang ada dalam Rencana Kerja Anggaran

Kementerian/Lembanga (RKAKL) tahun 2015 dengan target dan realisasi

sebagai berikut : No KEGIATAN KELUARAN (OUTPUT) TARGET REALISASI % 1 Pendampingan PPI 54,750,000 54,750,000 100 Anggaran:

Anggaran untuk mendukung indikator infeksi aliran darah sebesar Rp.

54.750,000,- dengan realisasi sebesar Rp 54.750.000,- atau 100%. 6. TERWUJUDNYA MUTU PELAYANAN RUMAH SAKIT KHUSUS PARU KELAS A

(40)

2. Kepatuhan Dalam Menggunakan formularium Nasional Kondisi yang dicapai :

Indikator ini menargetkan pencapaian 40% kepatuhan dalam menggunakan

formularium pada tahun 2015.

Dalam kurun waktu Januari s/d Desember 2015 kepatuhan dalam

menggunakan formularium nasional adalah sebagai berikut

Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian

Kepatuhan dalam

menggunakan Formularium

Nasional

40% 94,94

Dari matrik di atas , terlihat bahwa realisasinya 94,94 % dari target yang

ditetapkan pada tahun2015 sebesar 40%

Indikator ini didukung oleh kegiatan yang ada dalam Rencana Kerja Anggaran

Kementerian/Lembanga (RKAKL) tahun 2015 dengan target dan realisasi

sebagai berikut : No KEGIATAN KELUARAN (OUTPUT) TARGET REALISASI % 1 Pengadaan obat-obatan 800.000.000 799.000.500 99,99 Anggaran:

Anggaran untuk mendukung indikator kepatuhan dalam menggunakan

formularium nasional sebesar Rp. 800.000.000,- dengan realisasi sebesar Rp

(41)

3. Pengembalian Rekam Medik dalam 1 x 24 Jam Kondisi yang dicapai :

Indikator ini menargetkan pencapaian 55% kepatuhan dalam menggunakan

formularium pada tahun 2015.

Dalam kurun waktu Januari s/d Desember 2015 pengembalian rekam medic

dalam 1x24 jam adalah sebagai berikut:

Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian

Pengembalian Rekam

Medik dalam 1x24 jam

55% 77,43% 140,78

Dari matrik di atas , terlihat bahwa realisasinya 94,94 % dari target yang

ditetapkan pada tahun2015 sebesar 40%

Indikator ini didukung oleh kegiatan yang ada dalam Rencana Kerja Anggaran

Kementerian/Lembanga (RKAKL) tahun 2015 dengan target dan realisasi

sebagai berikut : No KEGIATAN KELUARAN (OUTPUT) TARGET REALISASI % 1 Jasa pelayanan 2.692.021.000 2.692.021.000 100 2 Insentif petugas jaga (BLU) 295.950.000 295.950.000 100

Anggaran:

Anggaran untuk mendukung indikator pengembalian rekam medic dalam 1x24

jam sebesar Rp. 2.987.971.000,- dengan realisasi sebesar Rp 2.987.971.000,-

(42)

1. Fasyankes Jejaring Kondisi yang dicapai :

Indikator ini menargetkan pencapaian 20% fasyankes jejaring pada tahun 2015.

Dalam kurun waktu Januari s/d Desember 2015 fasyankes jejaring adalah

sebagai berikut:

Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian

Fasyankes jejaring 20% 20% 100%

Dari matrik di atas , terlihat bahwa realisasinya 20 % dari target yang

ditetapkan pada tahun2015 sebesar 20% atau capaian 100%

Indikator ini didukung oleh kegiatan yang ada dalam Rencana Kerja Anggaran

Kementerian/Lembanga (RKAKL) tahun 2015 dengan target dan realisasi

sebagai berikut : No KEGIATAN KELUARAN (OUTPUT) TARGET REALISASI % 1 Pertemuan ARSABAPIN 237.941.000 273.604.130 99,95 Anggaran:

Anggaran untuk mendukung indikator fasyankes jejaring sebesar Rp.

237.941.000,- dengan realisasi sebesar Rp 273.604.130,- atau 99,95%. 7. TERWUJUDNYA RUMAH SAKIT JEJARING

(43)

1. Jumlah Institusi pendidikan yang Membuat MoU Dalam Diklat Kondisi yang dicapai :

Indikator ini menargetkan pencapaian 10 MoU jumlah institusi pendidikan

yang membuat MoU dalam diklat pada tahun 2015.

Dalam kurun waktu Januari s/d Desember 2015 jumlah institusi pendidikan

yang membuat MoU dalam diklat adalah sebagai berikut:

Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian

Jumlah Institusi Pendidikan yang

Membuat MoU dalam Diklat

10% 16% 160%

Dari matrik di atas , terlihat bahwa realisasinya 16 % dari target yang

ditetapkan pada tahun2015 sebesar 10% atau capaian 160%

Indikator ini didukung oleh kegiatan yang ada dalam Rencana Kerja Anggaran

Kementerian/Lembanga (RKAKL) tahun 2015 dengan target dan realisasi

sebagai berikut : No KEGIATAN KELUARAN (OUTPUT) TARGET REALISASI % 1 Pelatihan laboraterium 19,600,000 19,600,000 100 Anggaran:

Anggaran untuk mendukung indikator jumah institusi pendididkan yang

membuat MoU dalam diklat sebesar Rp. 19,600,000,- dengan realisasi sebesar Rp 19,600,000,- atau 100%.

8. TERWUJUDNYA KERJASAMA LINTAS SEKTOR DAN PROGRAM DALAM PROMKES, DIKLAT DAN PENELITIAN KESEHATAN PARU

(44)

2. Jumlah Kemitraan dalam Promkes paru Kondisi yang dicapai :

Indikator ini menargetkan pencapaian 5 kemitraan jumlah kemitraan dalam

promosi kesehatan paru pada tahun 2015.

Dalam kurun waktu Januari s/d Desember 2015 jumlah kemitraan dala promosi

kesehatan adalah sebagai berikut:

Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian

Jumlah kemitraan dalam

Promosi Paru

5 5 100%

Dari matrik di atas , terlihat bahwa realisasinya 5 kemitraan dari target yang

ditetapkan pada tahun2015 sebesar 5 kemitraan atau capaian 100%

Indikator ini didukung oleh kegiatan yang ada dalam Rencana Kerja Anggaran

Kementerian/Lembanga (RKAKL) tahun 2015 dengan target dan realisasi

sebagai berikut : No KEGIATAN KELUARAN (OUTPUT) TARGET REALISASI % 1

Penyuluhan kesehatan luar gedung

73.000.000 72.800.000 99,72

2

Pelacakan pasien TB maqngkir berobat

14.400.000 14.400.000 100

Anggaran:

Anggaran untuk mendukung indikator junlah kemitraan dalam promosi

kesehatan paru sebesar Rp. 87.400.000,- dengan realisasi sebesar Rp 87.200.000,- atau 99,77%.

(45)

1. Pasien Rujukan Kondisi yang dicapai :

Indikator ini menargetkan pencapaian 72,5% dari jumlah total kunjungan tahun

2015. Total jumlah rujukan ke BBKPM Makassar sebesar dengan total jumlah

kunjungan sebesar 11,836 kunjungan. Pencapaian indikator ini sebesar

92,70%.

Dalam kurun waktu Januari s/d Desember 2015 jumlah kunjungan rujukan

adalah sebagai berikut :

Bulan Dari Puskesmas Ke BBKPM Dari RS Pemerintah/Swasta Ke BBKPM Dari BBKPM Ke Puskesmas TRIWULAN I 2736 33 230 TRIWULAN II 2615 35 238 TRIWULAN III 3277 19 268 TRIWULAN IV 3092 29 195 JUMLAH 11720 116 931 Pencapaian indicator :

Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian

Pasien Rujukan 72,5% 92,70%

9. TERWUJUDNYA RUMAH SAKIT PARU MAKSSAR SEBAGAI PUSAT RUJUKAN KESEHATAN PARU

(46)

Dari matrik di atas, terlihat bahwa realisasinya 92,70% (11,836 kunjungan) dari

target kunjungan 72,5% ( 9,256 kunjungan) yang dihitung dari jumlah

kunjungan di tahun 2015 yaitu 12,767 kunjungan.

Indikator ini didukung oleh kegiatan yang ada dalam Rencana Kerja Anggaran

Kementerian/Lembaga (RKAKL ) tahun 2015 dengan target dan realisasi

sebagai berikut : No KEGIATAN KELUARAN (OUTPUT) TARGET REALISASI % 1 Sosialisasi ISTC 46,000,000 46,000,000 100 2 Kajian Managemen Mutu 891,695,000 891,695,000 100

Permasalahan:

Pencapaian jumlah kunjungan rujukan ke BBKPM Makassar di tahun 2015

yang ditargetkan hanya 72,5% dari jumlah kunjungan ternyata mencapai

92,70% Pencapaian ini disebabkan karena sekitar 85% pasien di BBKPM

Makassar merupakan pasien jaminan diantaranya Askes dan Jamkesmas yang

memang mempersyaratkan adanya rujukan dari puskesmas karena keberadaan

BBKPM Makassar sebagai fasyankes strata 2. Pasien umum yang langsung

datang ke Balai hanya sekitar 15% yang jika dihubungkan dengan komposisi

pelayanan kesehatan kepada pasien miskin dengan pasien tanpa jaminan

(umum) pada satker BLU adalah 60 : 40.

Usulan Pemecahan masalah:

Agar komposisi antara pelayanan pasien miskin dengan pasien umum dapat

(47)

mencakup promosi tentang produk layanan dan adanya pengembangan layanan

pada Balai. Pemenuhan terhadap sarana dan prasarana yang lebih baik juga

diperlukan untuk meningkatkan kinerja Balai sehingga kunjungan baik pasien

umum maupun rujukan dapat lebih ditingkatkan.

Anggaran:

Anggaran untuk mendukung indikator jumlah pelayanan rujukan pasien ke

Balai sebesar Rp. 5.400.000.000,- dengan realisasi sebesar Rp 5.351.353.200,-

atau 99.08%.

1. Penerapan System Manajemen Kinerja Kondisi yang dicapai :

Indikator ini menargetkan pencapaian 35 % penerapan system manajemen

kinerja pada tahun 2015. Penerapan system manajemen kinerja di Balai Besar

Kesehatan Paru masyarakat Makassar yang ada saat ini mengacu pada

peraturan pemerintah RI nomor 46 tahun 2011 tentang penilaian prestasi kerja

pegawai sipil.

Dalam kurun waktu Januari s/d Desember 2015. Penerapan system manajemen

kinerja adalah sebagai berikut:

Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian

Penerapan System

Majajemen Kinerja

35% 35% 100%

Dari matrik di atas , terlihat bahwa realisasinya 35% dari target yang ditetapkan

(48)

manajemen kinerja di Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat Makassar

hampirtidak mengalami kendala berarti dan dapat diterrapkan kepad seluru

PNS di Balai Besar Kesehatan Paru masyarakat Makassar.

Indikator ini didukung oleh kegiatan yang ada dalam Rencana Kerja Anggaran

Kementerian/Lembanga (RKAKL) tahun 2015 dengan target dan realisasi

sebagai berikut : No KEGIATAN KELUARAN (OUTPUT) TARGET REALISASI % 1 Pemberian Insentif 295,950,000 295,950,000 100 Anggaran:

Anggaran untuk mendukung indikator penerapan system manajemen kinerja

sebesar Rp. 295.950.000,- dengan realisasi sebesar Rp 295.950.000,- atau 100%.

2. SDM terpenuhi

Kondisi yang dicapai :

Indikator ini menargetkan pencapaian 35 % sumber daya manusia terpenuhi

pada tahun 2015. Sumber daya manuasia di Balai Besar Kesehatan Paru

masyarakat Makassar berdasarkan permenkes 340/MENKES/PER/III/2010

tentang klasifikasi Rumah Sakit.

Dalam kurun waktu Januari s/d Desember 2015. Sumber daya manuasia

(49)

Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian

Sumber Daya Manusia

Terpenuhi

55% 76,47% 139

Dari matrik di atas , terlihat bahwa realisasinya 35% dari target yang ditetapkan

pada tahun 2015 sebesar 35% k atau capaian 139%. Dalam pemenuhan sumber

daya manuasia perlu dilakukan penambahan sumber daya manusia untuk

pemenuhan persyaratan Rumah sakit Khusus kelas A.

Indikator ini didukung oleh kegiatan yang ada dalam Rencana Kerja Anggaran

Kementerian/Lembanga (RKAKL) tahun 2015 dengan target dan realisasi

sebagai berikut : No KEGIATAN KELUARAN (OUTPUT) TARGET REALISASI % 1

Belanja gaji dan tunjungan pegawai non PNS (BLU)

1.140.000.000 1.140.000.000 100

Anggaran:

Anggaran untuk mendukung indikator Sumber Daya Manusia Terpenuhi

sebesar Rp. 1.140.000.000,- dengan realisasi sebesar Rp 1.140.000.000,- atau 100%.

(50)

3. Kompetensi SDM Terpenuhi Kondisi yang dicapai :

Indikator ini menargetkan pencapaian 50 % pada tahun 2015. Kompetensi

sumber daya manusia terpenuhi di Balai Besar Kesehatan Paru masyarakat

Makassar.

Dalam kurun waktu Januari s/d Desember 2015. Kompetensi sumber daya

manusia terpenuhi adalah sebagai berikut

Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian

Kompetensi Sumber

Daya Manusia terpenuhi

50% 53,6% 107,2

Dari matrik di atas , terlihat bahwa realisasinya 53,6% dari target yang

ditetapkan pada tahun 2015 sebesar 50% atau capaian 107,2%. kompetensi

sumber daya manusia terpenuhi di Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat

Makassar. Hasil pendataan yang dilakukan seksi pengembangan sumber daya

memperlihatkan bahwa penungkatan kapasitas petugas baik itu pelatihan,

seminar, workshop dan lain sebagainya belum terdistribusi secara merata di

semua unit/bagian.

Indikator ini didukung oleh kegiatan yang ada dalam Rencana Kerja Anggaran

Kementerian/Lembanga (RKAKL) tahun 2015 dengan target dan realisasi

sebagai berikut : No KEGIATAN KELUARAN (OUTPUT) TARGET REALISASI % 1 Diklat PIM 82.815.000 73.042.830 88,20

(51)

Permasalahan :

Berdasarkan Permenkes 340 Tahun 2010 tentang Klasifikasi Rumah Sakit

dan untuk menjadi rumah sakit seperti pada Visi BBKPM Makassar maka

diperlukan penambahan sumber daya manusia untuk pemenuhan persyaratan

rumah sakit khusus kelas A berikut ulasan permasalah sumber daya manusia

yang dimiliki BBKPM Makassar untuk mencapai Visi Rumah Sakit Khusus

Kelas A.

Usul Pemecahan Masalah :

Usulan pemecahan masalah untuk KPI.6 Sumber Daya Manuasia Terpernuhi

adalah sesuai dengan uraian permasalahan yang telah dijelasakan diatas adalah

sebagai berikut :

1. Pengusulan tenaga medis baik itu dengan pengusuan formasi CPNS Tahun

2016

2. Pengusulan untuk formasi Khusus untuk dokter dalam proses pengadaan

CPNS di Kementerian Kesehatan.

3. Dilakukan Kerja Sama Operasional dengan beberapa dokter spesialis sesuai

dengan kekurangan dan kebutuhan dokter yang harus dipenuhi untuk

menjadi rumah sakit.

4. Untuk tenaga keperawatan dilakukan pendistribusian/rotasi perawat

berdasarkan kebutuhan dengan melihat jumlah ruangan dan tempat tidur dan

juga berdasarkan analiasa beban kerja yang ada.

5. Untuk perawat di UGD dilakukan reposisi dari perawat di rawat jalan karena

sesuai ketentuan Permenkes 340 Tahun 2010 jumlah perawat ini

(52)

Anggaran:

Anggaran untuk mendukung indikator kompetensi sumber daya manusia

terpenuhi sebesar Rp. 82.815.000,- dengan realisasi sebesar Rp 73.042.830,- atau 88,20%.

1. Implementasi Master Plan/Blue Print/Roadmap Kondisi yang dicapai :

Indikatore inin menargetkan implementasi master plan/blue print/roadmap

20%, pada tahun 2015 terealisasi sebesar 20%, sehingga pencapaian

implementasi master plan/blue print/roadmap 100%

Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian

Implementasi Master Plan/Blue

Print/Roadmap

20% 20% 100%

Dari matrik di atas, terlihat bahwa realisasinya 20% dari target 20%, pada

tahun 2015.

Indikator ini didukung oleh kegiatan yang ada dalam Rencana Kerja Anggaran

Kementerian/Lembaga (RKAKL ) tahun 2015 dengan target dan realisasi

sebagai berikut : No KEGIATAN KELUARAN (OUTPUT) TARGET REALISASI % 1

Pengembangan Sistem Informasi Manajemen

173.100.000 135.861.100 78,49

(53)

Anggaran:

Anggaran untuk mendukung indikator Implementasi Master Plan/Blue

Print/Roadmap sebesar Rp. ,- dengan realisasi sebesar Rp 5.351.353.200,- atau

99.08%.

1. Indeks Budaya Berkinerja Kondisi yang dicapai :

Indikator ini menargetkan pencapaian 20 % indeks budaya

berkinerja pada tahun 2015. Indeks budaya berkinerja di Balai Besar Kesehatan

Paru masyarakat Makassar mengacu pada motto “PRO SEHAT” memberikan

pemahaman kepada seluruh pegawai dan menerapkan tata nilai ini harus

menjadi budaya berkinerja yang kita implementasikan dalam pelaksanaan tugas

pokok dan fungsi masing – masing staf di Balai Besar Kesehatan Paru

masyarakat Makassar.

Dalam kurun waktu Januari s/d Desember 2015. Indeks budaya berkinerja

adalah sebagai berikut:

Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian

Indeks Budaya berkinerja 20% 50%

(54)

Dari matrik di atas , terlihat bahwa realisasinya 35% dari target yang ditetapkan

pada tahun 2015 sebesar 20% atau capaian 100%. Indeks budaya berkinerja di

Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat Makassar .

Indikator ini didukung oleh kegiatan yang ada dalam Rencana Kerja Anggaran

Kementerian/Lembanga (RKAKL) tahun 2015 dengan target dan realisasi

sebagai berikut : No KEGIATAN KELUARAN (OUTPUT) TARGET REALISASI % 1 Pemberian insentif 295,950,000 295,950,000 100 Permasalahan :

Permasalahan yang timbul dari penerapan sistem penilaian prestasi kerja

pegawai negeri sipil ini adalah sebagai berikut :

1. Masih ada pegawai negeri sipil yang belum memangku jabatan fungsional

dalam hal ini masih jabatan fungsional umum sehingga sasaran kerja tidak

tepat.

2. Sistem penilaian sasaran kerja pegawai ini masih dianggap subyektif karena

tidak ada mentode atau cara mengukur sasaran kerja setiap bulan, triwulan

dan semester.

3. Untuk pegawai Non PNS belum ada format atau metode penilaian sasaran

kerja untuk penilaiaan prestasi kerja.

4. Pembagian tugas yang merupakan sasaran kerja pegawai yang belum merata

(55)

Usul Pemecahan Masalah :

Usulan pemecahan masalah atas persoalan penerapan sistem manajemen

kinerja yang saat ini adalah sebagai berikut :

1. Setiap pegawai negeri sipil diupayakan dan diarahkan untuk memangku

jabatan fungsional sehingga sasaran kerjanya lebih jelas dan sesuai dengan

butir-butir pekerjaan yang harus dikerjakan pemangku jabatan fungsional.

2. Perlunya peyempurnaan metode penilaian sasaran kerja PNS agar tidak

subyektif dengan mengupayakan monitoring dan evaluasi SKP setiap bulan,

triwulan dan persemenster dalam tahun berjalan.

3. Membuat metode penilaian presrtasi kerja bagi pegawai non PNS untuk

penilaian kinerja dalam penerapan sistem manajemen kinerja.

4. Pembagian tugas dan tanggungjawab berdasarkan pendidikan dan keahlian

PNS dan Pegawai Non PNS dan lama kerja agar lebih profesional dalam

melakukan pelayanan di BBKPM Makassar.

5. Perbaikan implementasi sistem remunerasi bagi semua pegawai berdasarkan

beban kerja, prestasi kerja, pendidikan dan masa kerja masing-masing

pegawai di Lingkungan BBKPM Makassar.

Rencana Tindak Lanjut :

Tindak lanjut untuk persoalan penerapan sistem manajemen kinerja

berdasarkan persoalan diatas adalah sebagai berikut :

1. Pengusulan Jabatan fungsional kepada PNS di Lingkungan BBKPM

Makassar yang belum memangku jabatan fungsional.

(56)

3. Pembuatan metode/sistem penilaian prestasi kerja bagi pegawai Non PNS

sebagai bentuk evaluasi dan monitoring kinerja pegawai.

4. Penyelesaian/revisi uraian tugas setiap pegawai BBKPM Makassar.

5. Penyempurnaan implementasi sistem remunerasi bagi semua pegawai

sebagai salah satu bentuk pengelolaan sistem manajemen kinerja.

Anggaran:

Anggaran untuk mendukung indikator indeks budaya berkinerja sebesar Rp.

295.950.000,- dengan realisasi sebesar Rp 295.950.000,- atau 100%.

2. Terlaksananya Kegiatan Kepegawaian a. Ketatausahaan

NO KEGIATAN SARANA TARGET REALISASI %

1 Rapat Ruang Rapat 62 Kali

2 Menerima tamu

Lobby & Ruang

Tamu

365 Orang

3

Agenda Surat

Masuk

Buku Agenda 1177 Berkas

4

Agenda Surat

Keluar

Buku Agenda 3119 Berkas

5 Ekspedisi Surat Buku Ekspedisi 401 Berkas

6 Ekspedisi Pos Buku Ekspedisi 301 Amplop

(57)

b. Kepegawaian NO KEGIATAN SATUAN TARGE T REALISASI % A PEMBINAAN 1 Pengusulan sanksi pelanggaran disiplin PNS Ke Kementerian Kesehatan Surat - 0 0% 2

Pembuatan surat teguran

pelanggaran disiplin pegawai

Surat - 0 0%

3

Pengusulan sumpah janji

PNS

Orang - 0 0%

4 Evaluasi presensi pegawai Bulan 100%

5

Sosialisasi Peraturan

Kepegawaian

Tahun 100%

6 Pembuatan DP3 Orang 106 106 100%

7 Mengurusi presensi Bulan 100%

8

Pengusulan surat izin

perceraian

berkas - 0 0%

B KESEJAHTERAAN

9

Pengusulan penghargaan

PNS Satya Lencana Karya

Satya X tahun

Orang 2 1 100%

10

Pengusulan penghargaan

PNS Satya Lencana Karya

Gambar

Tabel 2.1 Rekapitulasi Pegawai Menurut Pendidikan Terakhir
Tabel 2.2 Rekapitulasi Pegawai Non PNS Menurut Pendidikan Terakhir
Tabel 2.3 Potensi Ketenagaan
Grafik 2.2 Jumlah Pegawai Berdasarkan  Pendidikan

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul “ Evaluasi Ragam Genetik Ikan Nila Hasil Seleksi BEST F4, F5 dan Nirwana II berdasarkan Analisis RAPD dan

Mengetahui efek toksik yang ditimbulkan oleh ekstrak Zingiber majus Rumph yang mengandung 6-gingerol dan 6-shogaol, terhadap biometrika janin jika digunakan selama

bahaya kebakaran pada tanki di PT Pertamina (Persero) Refinery Unit IV. Cilacap dalam mencegah serta menanggulangi terjadinya

Sebagai lembaga yang mempunyai tugas pokok untuk menyalurkan dana dari pihak-pihak yang mempunyai kelebihan dana kepada pihak-pihak yang membutuhkan dana, maka

Pihak-pihak yang berkewajiban dan bertanggung jawab dalam pelaksanaan pemenuhan hak-hak anak menurut Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1979 tentang Kesejahteraan Anak dan

Penelitian ini menggunakan tiga instrumen yaitu tabel validasi kesesuaian indikator sikap ilmiah dengan Kompetensi Dasar dan kesesuaian karakteristik sikap ilmiah

ISMAIL ARISANDY, Jurusan Kehutanan Sekolah Tinggi Pertanian Kutai Timur Identifikasi dan Sebaran Tumbuhan Buah Di Kebun dan Hutan Pendidikan STIPER Kecamatan Karangan Desa

apabila pasien berasal dari ruang perawatan rawat inap, maka koordinator ruang perawatan akan melaporkan pasien kepada dokter CST atau konselor Tim Penanggulangan HIV/AIDS