• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEMAMPUAN SISWA MEMBACA LANCAR TEKS PENDEK DI KELAS I SDN 6 SUWAWA TENGAH KABUPATEN BONE BOLANGO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KEMAMPUAN SISWA MEMBACA LANCAR TEKS PENDEK DI KELAS I SDN 6 SUWAWA TENGAH KABUPATEN BONE BOLANGO"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

KEMAMPUAN SISWA MEMBACA LANCAR TEKS PENDEK DI KELAS I SDN 6 SUWAWA TENGAH KABUPATEN BONE BOLANGO

Lili Hutuo

Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Gorontalo

Pembimbing I: Dra. Dajani Suleman, M.Hum. Pembimbing II: Dra. Hj. Evi Hasim, M.Pd

ABSTRAK

Kemampuan Siswa Membaca Lancar Teks Pendek di Kelas I SDN 6 Suwawa Tengah Kabupaten Bone Bolango. Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Gorontalo. Pembimbing I. Dra. Dajani Suleman, M.Hum. Pembimbing II. Dra. Hj. Evi Hasim, M.Pd.Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah kemampuan siswa membaca lancar teks pendek di kelas I SDN 6 Suwawa Tengah Kabupaten Bone Bolango. Tujuan penelitian adalah untuk mendeskripsikan kemampuan siswa membaca teks pendek di kelas I SDN 6 Suwawa Tengah Kabupaten Bone Bolango. Dengan penelitian ini dapat bermanfaat kepada siswa, guru, sekolah dan peneliti.Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dan metode yang digunakan adalah metode kualitatif deskriptif.Kemampuan siswa (12 orang) membaca lancar teks pendek berdasarkan hasil tes menunjukkan data sebagai berikut: siswa yang mampu membaca lancar ada 4 orang atau 33%, siswa yang kurang mampu ada 4 orang atau 33% dan siswa yang tidak mampu ada 4 orang atau 33%. Kesimpulan dalam penelitian adalah sebagian besar siswa belum mampu membaca lancar teks pendek dari segi membaca kata dan lafal/intonasi.

Kata Kunci: Kemampuan membaca lancar, teks pendek PENDAHULUAN

Pembelajaran membaca lancar dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia di SD pada siswa kelas rendah dimaksudkan untuk memberikan kemampuan dasar

(2)

kelas berikutnya. Pembelajaran membaca lancar ini diselenggarakan sebagaimana prosedur pembelajaran yang semestinya.

Dari uraian di atas dapat Membaca lancar merupakan salah satu kompetensi yang perlu dikuasai siswa sebagaimana tertuang dalam standar isi pada kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP). Dalam standar isi, membaca lancar menjadi salah satu materi pembelajaran bahasa Indonesia dan menjadi fokus guru dalam membelajarkannya. Efektifitas pembelajaran membaca lancar ditentukan oleh keterampilan guru dalam membelajarkan materi membaca. Mulyasa (dalam Ardiansyah, 2011) mengatakan bahwa pembelajaran yang efektif ditandai dengan sifatnya yang menekankan pada pemberdayaan siswa secara aktif. Lebih lanjut ia mengatakan bahwa pembelajaran dikatakan efektif, jika dapat mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan sesuai dengan indikator pencapaian.

Agar pembelajaran membaca lancar dapat berjalan efektif, hal yang mungkin dilakukan guru menentukan model, strategi, metode, pendekatan, pemanfaatan media, dan sumber belajar lainnya yang dapat merangsang aktivitas belajar siswa. Rooijakkers (dalam Sagala, 2009: 174) menjelaskan bahwa keberhasilan guru dalam mengajar akan terjamin jika guru dapat mengajak siswanya mengerti suatu masalah melalui semua tahap proses belajar, sehingga itu guru harus dapat menggunakan model-model atau pendekatan mengajar yang dapat menjamin keberhasilan pembelajaran sesuai yang direncanakan.

Dipahami bahwa keterampilan menggunakan model-model atau pendekatan pembelajaran patut dikuasai guru agar pembelajaran membaca yang ia lakukan dapat berjalan efektif. Jika keterampilan-keterampilan ini benar-banar dimiliki guru sudah tentu pembelajaran yang ia lakukan akan berhasil, bahkan siswa tidak hanya senang dan sekadar membaca, tetapi juga memungkinkan siswa memiliki keterampilan membaca lancar.

Kemampuan membaca lancar khususnya membaca lancar teks pendek menjadi syarat kompetensi siswa kelas I SD. Sebenarnya membaca lancar tidak hanya dilihat dari kelancaran melafalkan kata dan kalimat, tetapi juga diperlukan

(3)

kemampuan menggunakan tanda baca, jeda, dan intonasi yang tepat. Hal ini disebutkan dalam standar kompetensi dan kompetensi dasar tentang aspek membaca, khususnya kelas I semester genap. Dalam standar kompetensi (SK) berbunyi: “Memahami teks pendek dengan membaca lancar dan membaca puisi anak”, sedangkan kompetensi dasar (KD) di antaranya berbunyi: “Membaca lancar beberapa kalimat sederhana yang terdiri atas 3 – 5 kata dengan intonasi yang tepat” (Lampiran 2 Permendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi).

Mencermati rumusan SK dan KD di atas, jelaslah bahwa kemampuan membaca lancar berdasarkan teks pendek bagi siswa kelas I SD merupakan kompetensi yang harus dikuasai siswa. Saat guru mengajarkan membaca kepada siswa, harapannya adalah siswa yang diajarnya mampu membaca lancar dengan intonasi yang tepat. Oleh karena itu, guru senantiasa mengemas pembelajarannya agar benar-benar memberikan kontribusi positif terhadap hasil belajar siswa dalam hal membaca. Meskipun demikian, tidak sedikit dijumpai siswa yang mengalami kesulitan membaca. Hal ini menjadi problem bagi guru, sehingga guru berusaha menemukan solusi terbaik dalam menanggulangi permasalahan tersebut.

Kesulitan belajar membaca merupakan kondisi yang selalu dialami siswa kelas I SD. Terlebih lagi kalau siswa itu memiliki minat baca yang rendah. Oleh karena itu, sedapat mungkin guru berusaha melaksanakan pembelajaran yang dapat meningkatkan gairah membaca siswa. Hal ini dimaksudkan agar siswa gemar membaca sehingga kemampuan membacanya dapat meningkat. Jika ini terjadi, maka seiring dengan berjalannya waktu, kemampuan membaca siswa kian berkembang dan lancar.

Harapan agar siswa yang diajarnya menjadi lancar membaca tidak hanya menjadi harapan segelintir guru saja melainkah juga harapan guru di SDN 6 Suwawa Tengah Kabupaten Bone Bolango. Tetapi harapan tersebut belum sepenuhnya terwujud. Jika kita mengamati tingkat kemampuan siswa membaca lancar teks pendek pada siswa kelas I SDN 6 suwawa Tengah Kabupaten Bone Bolango semester genap tahun pelajaran 2012/2013 tampak bervariasi. Sebagian sudah lancar membaca,

(4)

sebagian lagi kurang lancar, dan bahkan ada yang belum tahu membaca sama sekali. Kondisi ini menjadi bahan perhatian penulis untuk mengetahui secara detail sejauh mana kemampuan siswa membaca lancar teks pendek di kelas I di SDN 6 Suwawa Tengah Kabupaten Bone Bolango pada semester genap tahun pelajaran 2012/2013.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis melakukan penelitian dengan formulasi judul: “Kemampuan Siswa Membaca Lancar Teks Pendek di Kelas I SDN 6 Suwawa Tengah Kabupaten Bone Bolango”

Berdasarkan uraian latar belakang dan identifikasi masalah di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini dirumuskan bagaimanakah kemampuan siswa membaca lancar teks pendek di kelas I SDN 6 Suwawa Tengah Kabupaten Bone Bolango tahun pelajaran 2012/2013?. Adapun tujuan pelaksanaan penelitian ini adalah Untuk mendeskripsikan kemampuan siswa membaca lancar teks pendek di kelas I SDN 6 Suwawa Tengah Kabupaten Bone Bolango tahun pelajaran 2012/2013. Hasil penelitian diharapkan akan dapat bermanfaat bagi siswa, bagi guru, bagi sekolah, bagi peneliti, dan bagi peneliti lanjutan.

Membaca merupakan aktivitas yang senantiasa dilakukan siswa di kelas dalam proses pembelajaran. Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata/bahasa tulis. Jadi, siswa membaca guna untuk memperoleh pesan dari apa yang dibacanya. Merujuk pada uraian-uraian di atas, dapat diperoleh suatu pemahaman bahwa membaca lancar merupakan suatu kegiatan fisik (seperti aktivitas mulut, lidah, otak, dll) dan mental (misalnya pikiran) dan dilakukan dengan cara melafalkan simbol-simbol suatu bahasa tulis seperti huruf atau mengucapkan bunyi bahasa dengan lafal yang jelas, intonasi yang tepat dengan kecepatan mata yang tinggi dan pandangan mata yang jauh.

Nurhadi yang mengutip pendapat Waples menuliskan bahwa tujuan membaca adalah : (1) mendapat alat atau cara praktis mengatasi masalah; (2) mendapat hasil yang berupa prestise yaitu agar mendapat rasa lebih bila dibandingkan dengan orang lain dalam lingkungan pergaulannya; (3) memperkuat nilai pribadi atau keyakinan;

(5)

(4) mengganti pengalaman estetika yang sudah usang; (5) menghindarkan diri dari kesulitan, ketakutan, atau penyakit tertentu.

Selanjutnya Artati (2008: 2-3) mengemukakan manfaat membaca, antara lain: (1) merangsang sel-sel otak; (2) menumbuhkan daya cipta; (3) meningkatkan perbendaharaan kata; (4) membantu mengekspresikan pemikiran; dan (5) terhindar dari kegiatan yang tidak berguna. Memperhatikan beberapa manfaat dari membaca di atas, maka manfaat membaca lancar khususnya pada teks pendek bagi siswa kelas I SD dapat dikemukakan, antara lain: dapat menambah pengetahuan kosakata, melatih konsentrasi, menumbuhkan minat membaca, melatih kemampuan membunyikan bahasa tulis dengan intonasi yang tepat, melatih memahami isi bacaan, dan meningkatkan prestasi akademik.

Sebagaimana telah dikemukakan sebelumnya bahwa dalam membaca lancar perlu diperhatikan lafal dan intonasi, serta memanfaatkan kecepatan mata yang tinggi dan pandangan mata yang jauh. Dengan demikian, langkah yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut.

a) Perhatikan dengan teliti dan cermat pada teks bacaan.

b) Mulailah membaca dengan membunyikan huruf, kata, dan kalimat dengan baik dan benar.

c) Gunakan intonasi yang baik, misalnya saat bertemu dengan tanda baca. d) Manfaatkan kecepatan mata dengan baik.

Kemampuan membaca lancar di kelas I SD merupakan salah satu kompetensi yang menjadi objek pembelajaran pada mata pelajaran bahasa Indonesia dan diharapkan dapat dikuasai siswa. Kemampuan membaca lancar merupakan bentuk hasil belajar. hasil belajar merupakan tujuan akhir dilaksanakannya pembelajaran. Demikian juga, kemampuan membaca lancar merupakan tujuan akhir dari pembelajaran membaca lancar.

MEODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Pendekatan ini dipilih karena berdasarkan pertimbangan bahwa permasalahan penelitian masih

(6)

bersifat holistik, kompleks, dinamis, dan penuh makna. Selain itu, peneliti bermaksud memahami situasi sosial secara mendalam, menemukan pola, hipotesis dan teori.

Kehadiran peneliti di lokasi penelitian diketahui sepenuhnya oleh pihak yang berwenang, dalam hal ini kepala sekolah dan guru kelas I SDN 6 Suwawa Tengah Kabupaten Bone Bolango. Hal ini diperkuat dengan surat tugas meneliti yang dibawa serta oleh peneliti yang dikeluarkan oleh Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Gorontalo. Kehadiran peneliti dalam penelitian ini sebagai sebagai instrumen kunci yang langsung melibatkan diri dalam kehidupan subyek dalam waktu penelitian yang sudah ditetapkan dan sekaligus bertindak sebagai pengumpul data. Dalam pengumpulkan data, peneliti bertindak sebagai pengamat penuh.

Adapun data dalam penelitian ini meliputi data tentang kemampuan siswa membaca lancar teks pendek pada siswa kelas I SDN 6 Suwawa Tengah Kabupaten Bone Bolango dan data tentang proses pembelajaran. Untuk dapat mengumpulkan data tersebut diperlukan sumber data. Teknik pengambilan sampling atau sumber data yang sering digunakan dalam penelitian kualitatif adalah purposive sampling dan snowball sampilng. Namun dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik purposive sampling, yakni teknik pengambilan sampling sumber data dengan pertimbangan tertentu. Lebih lanjut Sugiyono (2008: 220) mengatakan bahwa dalam proposal penelitian kualitatif, sumber data yang dikemukakan masih bersifat sementara. Namun, dalam proposal perlu disebutkan siapa-siapa yang kemungkinan akan digunakan sebagai sumber data. Dengan demikian, sumber data dalam penelitian ini adalah guru dan siswa di kelas I SDN 6 Suwawa Tengah Kabupaten Bone Bolango.

Karena data penelitian ini berhubungan dengan proses dan hasil belajar mengajar, maka data tersebut dikumpulkan dengan cara tes dan non-tes. Sudjana (2010: 67) mengatakan bahwa hasil belajar dan proses belajar dapat dinilai dengan cara tes dan bukan tes (non-tes). Mengingat data penelitian ini berupa kemampuan membaca siswa berdasarkan teks pendek dan proses pembelajaran, maka peneliti menggunakan non-tes untuk teknik pengumpulannya. Alat-alat non-tes yang sering

(7)

digunakan dalam menilai hasil dan proses belajar antara lain: kuisioner dan wawancara, skala (skala penilaian, skala sikap, skala minat), observasi atau pengamatan, studi kasus, dan sosiomentri (Sudjana, 2010: 67). Berdasarkan uraian di atas, maka teknik pengumpulan data yang akan digunakan adalah teknik non-tes berupa observasi dan wawancara. Lebih jelasnya diuraikan berikut ini.

Dalam penelitian ini, pengujian keabsahan data dilakukan dengan cara sebagai berikut.

1) Meningkatkan ketekunan

Meningkatkan ketekunan berarti melakukan pengamatan secara lebih cermat dan berkesinambungan . Dengan cara tersebut, kepastian data dan urutan peristiwa akan dapat direkam secara pasti dan sistematis.

2) Triangulasi

Triangulasi yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah suatu teknik mengecek kebenaran data yang diperoleh kepada sumber lain pada waktu yang berlainan dengan teknik lain. Triangulasi dalam penelitian ini adalah triangulasi teknik, triangulasi sumber data, dan triangulasi waktu.

Menurut Sugiyono (2008: 244), analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain. Selanjutnya, analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum memasuki lapangan, selama di lapangan, dan setelah selesai di lapangan.

Penelitian ini dilaksanakan melalui tahapan-tahapan sebagai berikut. 1) Tahap persiapan dan perencanaan, meliputi:

a) Observasi awal, identifikasi, dan merumuskan masalah;

b) Mengkonsultasikan permasalahan penelitian kepada dosen pembimbing; c) Menyusun usulan penelitian (proposal) untuk diseminarkan.

(8)

2) Tahap pelaksanaan penelitian, meliputi: a) Menetapkan metode penelitian; b) Memilih dan menetapkan informan; c) Mengumpul dan menganalisis data. 3) Tahap akhir penelitian, meliputi:

a) Menyusun draft skripsi; dan

b) Mengkonsultasikan dengan dengan dosen pembimbing selama penyusunan draft skripsi.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada penelitian awal, peneliti terlebih dahulu melakukan kegiatan observasi di masing-masing kelas adapun kelas-kelas yang di observasi peneliti yaitu kelas rendah. Dari hasil observasi yang dilakukan, dalam kemampuan membaca lancar dikelas I terdapat beberapa siswa yang belum mampu membaca lancar. sehingga dalam penelitian ini peneliti melakukan observasi kegiatan pembelajaran guru dan aktivitas siswa saat pembelajaran membaca lancar teks pendek di jkelas 1 SDN 6 Suwawa Tengah.

Berdasarkan hasil observasi di peroleh data sebagai berikut. kemampuan siswa membaca lancar dikelas 1 SDN 6 Suwawa Tengah Kabupaten bone bolango berdasarkan hasil evaluasi secara rata-rata dapat dikatakan tergolong rendah . Hal ini terlihat saat diberikan tes membaca lancar teks pendek kepada 12 siswa , di mana hasil aspek yang diamati adalah kelancaran membaca. kata dan lafal/intonasi. Hasilnya menunjukan bahwa 4 orang atau 33% tergolang mampu membaca lancar, 4 orang atau 33% tergolong kurang mampu membaca lancar, dan 4 orang atau 33% tergolong tidak mampu membaca lancar.

Temuan khusus yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah hasil wawancara dan dokumentasi yang merupakan alat yang digunakan untuk mengumpulkan data. Tujuannya adalah untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang kemampuan siswa membaca lancar teks pendek di kelas I SDN 6 Suwawa Tengah Kabupaten Bone Bolango. Dengan demikian, maka peneliti melakukan

(9)

penelitian sesuai prosedur pengumpulan data dan tahap-tahap penelitian. Hal ini dilakukan untuk menjadi acuan dalam melaksanakan penelitian agar dapat terarah dengan baik.

Temuan khusus yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah hasil wawancara dan dokumentasi yang merupakan alat yang digunakan untuk mengumpulkan data. Tujuannya adalah untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang kemampuan siswa membaca lancar teks pendek di kelas I SDN 6 Suwawa Tengah Kabupaten Bone Bolango. Dengan demikian, maka peneliti melakukan penelitian sesuai prosedur pengumpulan data dan tahap-tahap penelitian. Hal ini dilakukan untuk menjadi acuan dalam melaksanakan penelitian agar dapat terarah dengan baik.

Penelitian ini dilaksanakan di kelas I SDN 6 Suwawa Tengah Kabupaten Bone Bolango pada bulan Mei tahun 2013 semester genap tahun pelajaran 2012/2012 dengan pokok permasalahannya adalah kemampuan siswa membaca lancar teks pendek. Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengumpulkan data terkait dengan proses pembelajaran membaca lancar dan tingkat kemampuan siswa membaca lancar, selanjutnya dideskripsikan secara kualitatif. Data penelitian diperoleh melalui observasi, wawancara dan dokumentasi,Telah dijelaskan di depan tentang hasil-hasil penelitian. Berdasarkan deskripsi hasil penelitian baik melalui observasi maupun wawancara diperoleh berbagai temuan terkait pembelajaran membaca lancar dan kemampuan siswa membaca lancar kelas I SDN 6 Suwawa Tengah Kabupaten Bone Bolango. Selengkapnya hasil-hasil penelitian dapat dijelaskan kembali sebagai berikut.

Berdasarkan hasil penelitian mengenai kegiatan pembelajaran membaca lancar di kelas, Untuk kegiatan guru dalam mengajar di kelas, setidaknya ada sepuluh kegiatan yang diamati, yakni sebagai berikut: (1) mempersiapkan siswa untuk belajar dan melakukan apersepsi; (2) penguasaan materi pelajaran; (3) pelaksanaan pembelajaran yang sesuai dengan kompetensi atau tujuan yang hendak dicapai dan karakteristik siswa; (4) penguasaan kelas; (5) pelaksanaan pembelajaran sesuai

(10)

dengan alokasi waktu yang direncanakan; (6) upaya menghasilkan pesan yang menarik; (7) upaya melibatkan siswa dalam pembelajaran; (8) pelaksanaan evaluasi dan penilaian akhir yang sesuai dengan kompetensi; (9) proses penyampaian pesan dan gaya yang sesuai dalam hal menggunakan bahasa lisan dan tulisan secara wajar, baik, dan benar; (10) pelaksanaan refleksi dan kesimpulan yang melibatkan siswa.

Selanjutnya untuk aktivitas siswa dalam pembelajaran, ada sepuluh indikator yang diobeservasi. Kesepuluh indikator tersebut adalah sebagai berikut: (1) keaktifan menjawab pertanyaan yang diajukan guru dalam kegiatan apersepsi; (2) keaktifan memperhatikan penjelasan materi yang diajarkan; (3) keaktifan menjawab pertanyaan yang dilontarkan guru di sela-sela penjelasan materi; (4) keaktifan bertanya tentang materi yang belum dipahami; (5) keaktifan membaca lancar teks yang disajikan guru di papan tulis; (6) keaktifan membaca lancar pada teks yang dibagikan setiap individu siswa; (7) keberanian siswa dalam melaksanakan tugas membaca di depan kelas; (8) tingkat motivasi belajar siswa; (9) keaktifan melaksanakan tugas-tugas belajar; dan (10) tingkat kemampuan membaca lancar siswa.

Menyangkut kegiatan guru maupun aktivitas siswa dapat diperoleh suatu kesimpulan bahwa proses pembelajaran membaca lancar yang dilakukan di kelas I SDN 6 Suwawa Tengah Kabupaten Bone Bolango belum mampu memberikan pengaruh signifikan terhadap peningkatan kemampuan membaca lancar siswa.

SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan deskripsi hasil penelitian dan pembahasan diperoleh beberapa simpulan sebagai berikut. Dalam proses pembelajaran membaca lancar di kelas I SDN 6 Suwawa Kabupaten Bone Bolango semester genap tahun pelajaran 2012/2013 diselenggarakan sesuai kaidah pembelajaran yang sebenarnya. Guru begitu aktif membelajarkan siswa tentang membaca lancar dengan berbagai metode, pendekatan, teknik pembelajaran serta media yang digunakan. Seiring dengan itu, aktivitas belajar siswa pun turut berkembang baik. Namun, berbagai kendala ditemui guru di kelas seperti membelajarkan membaca lancara kepada siswa yang belum tahu membaca.

(11)

Kemampuan siswa membaca lancar teks pendek di SDN 6 Suwawa Kabupaten Bone Bolango semester genap tahun pelajaran 2012/2013 tergolong rendah. Hasil tes dari 12 siswa menunjukan: pada segi pelafalan bacaan, terdapat 8 siswa atau 66,67% yang tergolong “mampu” dan 4 siswa atau 33,33% tergolong “tidak mampu”; sedangkan pada segi intonasi, hanya terdapat 3 siswa atau 25% yang tergolong “mampu” dan 9 siswa lainnya atau 75% tergolong “tidak mampu”, sehingga rata-rata persentase gabungan kedua aspek yang diamati (lafal dan intonasi) adalah sebesar 45,84% tergolong tidak mampu membaca lancar dan sebesar 54,16% tergolong tidak mampu membaca lancar.

Berangkat dari hasil-hasil penelitian, penulis mengajukakan beberapa saran yang kiranya dapat dijadikan sebagai landasan berpikir untuk menentukan kebijakan terkait dengan proses penyelenggaraan pendidikan atau pembelajaran di sekolah. Adapun saran-saran dimaksud adalah sebagai berikut.

1) Hendaknya guru melaksanakan pembelajaran yang dapat menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif, aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan. Oleh karena itu, penggunaan model yang tepat, variasi metode yang digunakan, pendekatan yang baik, dan pemanfaatan media pembelajaran perlu menjadi perhatian agar tujuan pembelajaran dapat tercapai sebagaimana mestinya.

2) Dalam membelajarkan membaca lancar kepada siswa kelas I SD, hal yang penting diperhatikan adalah kemampuan membaca siswa. Seorang siswa akan terampil membaca lancar apabila siswa tersebut telah mampu membaca. Oleh karena itu, seorang guru harus dapat memastikan bahwa siswa sudah mampu membaca sebelum dibelajarkan tentang membaca lancar.

3) Bagi mahasiswa sebagai calon guru kiranya dapat mengambil pelajaran dari kegiatan penelitian ini bahwasannya peran guru sangat penting dalam mengefektifkan proses pembelajaran di kelas. Oleh karen itu, sejak dini perlu menyiapkan diri sebaik mungkin sebelum tugas-tugas mengajar ini dilakoni.

(12)

DAFTAR PUSTAKA

Ardiansyah, M. Asrori. 2011. Hakikat Pembelajaran Efektif. (Online);

http://www.majalahpendidikan.com/2011/03/hakikat-pembelajaran-efektif.html; diakses tanggal 25 April 2013.

Artati, Y. Budi. 2008. Terampil Membaca. Klaten: Intan Pariwara.

________. 2008. Membaca Itu Penting. (Cet. I). Jakarta: Permata Equator Media. Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. 2011. Kamus Bahasa Indonesia

untuk Pelajar. Jakarta: Depdikbud.

Kusumah Wijaya. 2012. Manfaat Membaca dalam Kehidupan. (Online); dari http://wijayalabs.com/2012/09/03/manfaat-membaca-dalam-kehidupan/;

diakses tanggal 6 Maret 2013.

Nurhadi. 2009. Dasar-Dasar Teori Membaca. Surabaya:JePe Press Media Utama. Pateda, Mansoer. 2004. Analisis Kesalahan. Cet. I. Gorontalo: Viladan.

Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi. Lampiran 2.

Ranis. 2013. 12 Manfaat Membaca Bagi Anak. (Online); dari http://www.bimba-aiueo.com/12-manfaat-membaca-bagi-anak/; diakses tanggal 6 Maret 2013. Setyowati, Mubasiroh Juli. Pendidikan Bahasa untuk Guru SD. Bandung:Citra

Praya.

Sudjana, Nana. 2010. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. (Cet. ke-15). Bandung:Ramaja Rosdakarya.

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. (Cet. ke-4). Bandung: Alfabeta.

Tampubolon. 1993. Mengembangkan Minat dan Kebiasaan Membaca pada Anak. Bandung: Angkasa.

Tarigan, Henry Guntur. 2009. Membaca Ekspresif. (Ed. Revisi). Bandung: Angkasa.

Tarigan, Hendry Guntur, Aceng Ruhendi Saifulah dan Kholid A. Harnas. 2009. Membaca dalam Kehidupan. (Ed. Revisi). Bandung: Angkasa.

(13)

Wahidmurni, Alifin Mustikawan, dan Ali Ridho. 2010. Evaluasi Pembelajaran: Kompetensi dan Praktik. Yogyakarta: Nuha Letera.

http://www.siputro.com/2013/02/macam-macam-penelitian-deskriptif-description-research/; diakses tanggal 13 April 2013.

Referensi

Dokumen terkait

Masalah rendahnya kualitas pembelajaran siswa kelas I SDN Tlogowungu Kaloran Temanggung dalam keterampilan membaca lancar pada mata pelajaran bahasa Indonesia dapat

Berdasarkan hasil penelitian yang membuktikan bahwa menggunakan permainan scrabble dapat meningkatkan aktivitas dan keterampilan membaca lancar siswa kelas I SDN

Berdasarkan simpulan penelitian terhadap kemampuan membaca pemahaman teks eksposisi siswa kelas VII SMP Babussalam Pekanbaru bahwa secara keseluruhan kemampuan sampel

Bertolak dari data nilai pra siklus yang dapat dilihat pada tabel 1 dapat diketahui bahwa hasil pembelajaran membaca lancar siswa kelas I SD N 2 Cabean Kunti,

hasil penelitian dan pembahasan diperoleh simpulan bahwa penguasaan kosakata memberikan kontribusi yang signifikan terhadap kemampuan membaca pemahaman siswa kelas

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diperoleh simpulan bahwa metode pemodelan dalam pembelajaran membaca puisi dapat meningkatkan keterampilan membaca puisi

Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh simpulan sebagai berikut: Pertama, kemampuan membaca cepat siswa baik dalam kecepatan membaca maupun pemahaman isi bacaan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan disimpulkan bahwa pembelajaran matematika pada materi menyelesaikan pengurangan pecahan di kelas V SDN 6 Bulango Selatan