• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perumusan Masalah Penelitian. Materi II Kuliah Metode Penelitian Kuantitatif Bidang Kesmavet

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Perumusan Masalah Penelitian. Materi II Kuliah Metode Penelitian Kuantitatif Bidang Kesmavet"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

Perumusan Masalah Penelitian

Materi II Kuliah Metode Penelitian

Kuantitatif Bidang Kesmavet

(2)

Masalah adalah kesenjangan (discrepancy)

antara apa yang seharusnya (harapan) dengan

apa yang ada dalam kenyataan sekarang.

Kesenjangan tersebut dapat mengacu ke ilmu

pengetahuan dan teknologi, ekonomi, politik,

sosial budaya, pendidikan dan lain sebagainya.

(3)

Titik awal suatu penelitian.

Pertanyaan-pertanyaan penting yang ingin

dijawab dalam penelitian.

Dirumuskan dari masalah yang sudah

diidentifikasi, dipilih dan atau dibatasi.

Titik acuan untuk: penyusunan tujuan,

pengajuan hipotesis, analisis data, dan

kesimpulan.

(4)

Problem

Discovery

Identifikasi

bidang/masalah riset

Pemilihan topik

Perumusan masalah

(5)
(6)

Tujuan Perumusan Masalah

Mencari sesuatu dalam kerangka pemuasan akademis

seseorang

Memuaskan perhatian serta keingintahuan seseorang

akan hal-hal yg baru

Meletakkan dasar untuk memecahkan beberapa

penemuan penelitian sebelumnya ataupun dasar

untuk penelitian selanjutnya

Memenuhi keinginan sosial

(7)

Masalah yang dipilih harus mempunyai nilai

penelitian

Masalah haruslah mempunyai keaslian

Masalah harus menyatakan suatu hubungan

Masalah harus merupakan hal yang penting

Masalah harus dapat diuji

Masalah harus dinyatakan dalam bentuk

pertanyaan

(8)

Masalah harus fisibel

Data serta metode harus tersedia

Peralatan dan kondisi harus mengijinkan

Biaya untuk memecahkan masalah harus seimbang

Masalah harus didukung oleh sponsor yang kuat

Tidak bertentangan dengan hukum dan adat

(9)

Masalah harus sesuai dengan kualifikasi peneliti

Menarik bagi si peneliti

(10)

Pengamatan terhadap kegiatan manusia

Pengamatan terhadap alam sekitar

Bacaan

Ulangan serta perluasan penelitian

Cabang studi yang sedang dikembangkan

Catatan dan pengalaman pribadi

Praktek serta keinginan masyarakat

Bidang spesialisasi

(11)

Pelajaran yang sedang diikuti

Diskusi-diskusi ilmiah

Perasaan intuisi

(12)

Pertimbangan objektif

Peneliti mempertimbangkan:

Apakah suatu masalah memiliki kualitas tertentu

atau tidak untuk dapat diteliti

Apakah masalah dapat dikonseptualisasikan atau

tidak sehingga memudahkan mendesain instrumen

penelitian

(13)

Masalah berkualitas, jika:

Nilai penemuan yang tinggi

Sedang dirasakan oleh kebanyakan orang di suatu

masyarakat atau sekelompok masyarakat

Bukan merupakan pengulangan terhadap penelitian

sebelumnya

Masalah yang akan diteliti memiliki referensi

(14)

Masalah dapat dikonseptualisasikan jika dapat

menjawab pertanyaan sbb: (khususnya pada

penelitian kuantitatif)

Apakah memiliki batasan-batasan yang jelas

Bagaimana bobot dimensi operasionalnya

Apakah dapat dihipotesiskan

Apakah memiliki sumber data yang jelas

Apakah dapat diukur sehingga dapat didesain alat

ukur yang jelas

(15)

Pertimbangan mengenai kredibilitas peneliti

terhadap apa yang ditelitinya.

Hal yang dipertanyakan:

Apakah benar-benar sesuai dengan minat peneliti

Apakah sesuai dengan disiplin ilmu peneliti

Apakah peneliti memiliki kemampuan penguasaan

teoritis yang memadai

Apakah cukup banyak hasil penelitian sebelumnya

tentang masalah tersebut

Apakah biaya tersedia

Apakah alasan-alasan politik dan situasional

masyarakat menyambut baik masalah tersebut

(16)

Biasanya dirumuskan dalam bentuk pertanyaan

Jelas dan padat

Berisi implikasi adanya data untuk

memecahkan masalah

Merupakan dasar dalam membuat hipotesa

Menjadi dasar bagi judul penelitian

(17)

Tidak semua masalah di lapangan dapat diuji secara

empiris

Tidak ada pengetahuan atau tidak diketahui sumber

atau tempat mencari masalah

Kadang-kadang si peneliti dihadapkan kepada banyak

masalah penelitian, dan dia tidak dapat memilih masalah

mana yang lebih baik untuk dipecahkan

Adakalanya suatu masalah cukup menarik, tetapi data

yang diperlukan sulit diperoleh

Peneliti tidak tahu kegunaan spesifik dari masalah

tersebut

Merumuskan masalah penelitian

dirasakan sukar karena:

(18)

1.

Peneliti mengumpulkan data tanpa rencana

atau tujuan penelitian yang jelas.

2.

Peneliti memperoleh sejumlah data dan

berusaha untuk merumuskan masalah

penelitian sesuai dengan data yang tersedia.

3.

Peneliti merumuskan masalah peneliti dalam

bentuk terlalu umum dan ambiugitas sehingga

menyulitkan interprestasi hasil dan

pembuatan kesimpulan penelitian.

Kesalahan Umum Dalam Penemuan

Masalah

(19)

4.

Peneliti menemukan masalah tanpa terlebih

dulu menelaah hasil-hasil penelitian

sebelumnya dengan topik sejenis, sehingga

masalah penelitian tidak didukung oleh

kerangka teoritis yang baik.

5.

Peneliti memilih masalah penelitian yang

hasilnya kurang memberikan kontribusi

terhadap pengembangan teori atau

pemecahan masalah praktis.

Kesalahan Umum Dalam Penemuan

Masalah

(20)

Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian adalah suatu pernyataan mengenai apa

yang ingin dicapai dari penelitian yang dilakukan.

Masalah penelitian  kalimat pertanyaan

Tujuan penelitian  kalimat pernyataan

Biasanya dinyatakan dalam bentuk:

To explore …

To describe …

To determine whether …

To recommend ….

Harus dinyatakan secara lebih spesifik dibandingkan

(21)

Deskripsikan besarnya masalah

Misalnya: prevalensinya, merupakan penyakit

zoonosis berbahaya, CFR tinggi, dll.

Deskripsikan dampaknya

Merugikan secara ekonomi, menurunkan produksi,

dll.

Deskripsikan discrepancy-nya

Pentingnya bagi perkembangan IPTEK,

kesehatan dan kesejahteraan manusia, dll.

(22)

Although widely viewed as devices for personal protection against

malaria, insecticide (permethrin)-treatedbednets (ITNs) may have

community-wideeffects as well. Such effects might be either

beneficial or harmful for those living in houses without ITNs. Early

fears that the repellant effect of the pyrethroid insecticides used to

treat bed nets would divert mosquitoes to neighboring houses

lacking nets have been largely allayed. No evidence exists that

mosquitoes are diverted to houses without ITNs. Indeed, studies

from various parts of Africa and Papua New Guinea indicate the

presence of a beneficial community effect (we propose use of this

term rather than the less descriptive mass effect) on malaria

trans-mission, severe malaria, and mortality in children. One study,

incontrast, yielded no evidence for either beneficial or harmful

community-wideeffects.

Teladan: COMMUNITY-WIDE EFFECTS OF

PERMETHRIN-TREATED BED NETS ON CHILD MORTALITY AND MALARIA

MORBIDITY IN WESTERN KENYA

(23)

If use of ITNs is beneficial to near neighbors lacking ITNs, newquestions arise. How strong is the community effect of ITNs relative to their individual

protective effect?To what extent does the strength of the effect depend upon the pro-portion of homes having ITNs? Answers to these questions have

important implications for policy makers trying to choose among various models for ITN distribution in African communities.

In the context of a large-scale, group-randomized,controlled trial of ITNs in westernK enya, Gimnig and others have shown that mosquito abundance was reduced in com-pounds lacking ITNs but located close to compounds with ITNs. In the present analysis, we determine whether a beneficial community effect on the mosquito population extends to malaria-related morbidity and all-cause mortality iny oung children, who are profoundly affected by malaria in thisa rea. We show how the strength of the effect varies spatially, both within villages lacking nets and in villages with ITNs. We also describe how the strength of the community effect in individual houses lacking nets varies with the proportion of neighboring houses that have nets. We show that failing to control for the community effect in standard statistical analysis of ITN efficacy results in a systematic underestimate of the true efficacy of ITNs. Finally, we discuss implications of our results for mechanisms of ITN action. Hawley et al. 2003

(24)

Laboratory wash resistance of long-lasting

insecticidal nets (Gimnig et al. 2005)

Insecticide-treated bed nets and curtains (ITNs) have repeatedly been shown to reduce malaria morbidity and mortality in sub-Saharan Africa (Lengeler2004). However, nets require yearly or twice-yearly treatment with insecticide to

maintain their efcacy and, in most African countries, <10% of nets are

adequately treated with insecticide (WHO2003). Long-lasting insecticidal nets (LLINs) are currently being promoted as the solution to low insecticide

treatment rates in sub-Saharan Africa (Guillet et al.2001).

Many believe that washing is the main factor causing loss of insecticide from nets. Therefore, wash resistance in the laboratory has been measured to

represent long-lasting eficacy in field conditions (WHOPES 2001, 2004; Mu¨ller et al. 2002; Ordonez Gonzalez et al. 2002). In this study, we evaluated the wash resistance of two WHO Pesticide EvaluationScheme(WHOPES)-recommended LLINs, two candidate LLINs and one net treated using a process designed to increase its wash resistance incomparison with a conventionally treatedITN. In addition, we studied the dynamics of heat-assisted regeneration of a polythene net with permethrin incorporated in the fibres.

Referensi

Dokumen terkait

Analisis statistik menggunakan Uji t dan uji hipotesis dengan mem- bandingkan t hitung dengan t tabel.Dari hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang bermak- na antara tingkat pengetahuan ibu tentang kecacingan (infeksi Soil

Presentasi klinis SUA sulit dibedakan dengan sistitis. SUA sering ditemukan pada perempuan usia antara 20-50 tahun. Presentasi klinis SUA hanya disuri dan sering

Penelitian ini bertujuan untuk melihat pola kepekaan bakteri Pseudomonas aeruginosa terhadap beberapa antibiotik di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan.. Penelitian

Akan memberikan Biaya Harian Kamar Rumah Sakit, Biaya Harian Perawatan Intensif, Biaya Rumah Sakit Lain Lain, Biaya Pembedahan, Konsultasi Harian di Rumah Sakit

Sementara pada protein dosis 5 mg/KgBB meskipun berbeda secara signifikan dengan kelompok normal dan kontrol (+), pada jam ke-2 setelah pemberian mampu

Pada penelitian ini menggunakan simulasi transient tiga dimensi untuk melihat pola pelelehan dan melting time dari PCM.. Pressure discretitation yang digunakan adalah

dengan orientasi rumah menghadap jalan saling berhadapan dengan pintu masuk rumah menghadap jalan merupakan bentuk pola permukiman yang paling kuat interaksi sosial,