• Tidak ada hasil yang ditemukan

NILAI TUKAR PETANI PROVINSI D.I. YOGYAKARTA BULAN MARET 2007 SEBESAR 132,77 PERSEN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "NILAI TUKAR PETANI PROVINSI D.I. YOGYAKARTA BULAN MARET 2007 SEBESAR 132,77 PERSEN"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

No. 11/06/34/Th. IX, 04 Juni 2007

NILAI TUKAR PETANI

PROVINSI D.I. YOGYAKARTA BULAN MARET 2007

SEBESAR 132,77 PERSEN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

1. Nilai Tukar Petani (NTP)

Nilai Tukar Petani (NTP) merupakan salah satu indikator yang menunjukkan tingkat kesejahteraan petani di suatu wilayah. Penghitungan indikator ini didasarkan atas perbandingan antara indeks harga yang diterima petani (IT) dengan indeks harga yang dibayar petani (IB) yang dinyatakan dalam persentase. Dengan membandingkan kedua perkembangan angka tersebut, maka dapat diketahui apakah peningkatan pengeluaran untuk kebutuhan petani dapat dikompensasi dengan pertambahan pendapatan petani dari hasil produksinya. Atau sebaliknya, apakah kenaikan harga jual produksi petani dapat menambah pendapatan petani yang pada gilirannya meningkatkan kesejahteraan para petani. Makin besar nilai NTP, menunjukkan semakin tinggi tingkat kesejahteraan petani di wilayah tersebut.

Harga gabah dan beras ditingkat petani pada bulan Maret 2007 mulai mengalami penurunan harga seiring datangnya musim panen. Disisi lain harga-harga komoditi lainnya di tingkat petani masih cenderung meningkat, sehingga secara umum perkembangan harga di tingkat petani masih mengalami kenaikan

Dari hasil pemantauan harga-harga di daerah pedesaan, Nilai Tukar Petani di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta pada bulan Maret 2007 mengalami kenaikan indeks NTP sebesar 0,87 persen dari bulan sebelumnya. Nilai NTP bulan Maret 2007 mencapai menjadi 132,77 relatif lebih tinggi

BPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA

Nilai Tukar Petani (NTP) bulan Maret 2007 sebesar 132,77. Angka ini meningkat sebesar 0,87 persen dibanding dengan nilai tukar petani pada bulan Pebruari 2007 yang mencapai 131,62. Kenaikan indeks ini seiring dengan naiknya harga-harga di tingkat petani.

Indeks Harga Yang Diterima Petani (IT) pada bulan ke ini sebesar 828,14. Nilai indeks ini lmeningkat 0,58 persen dibanding nilai bulan sebelumnya sebesar 823,34. Naiknya nilai indeks tersebut dipengaruhi oleh peningkatan nilai indeks sub sektor tanaman bahan makanan sebesar 0,95 persen.

Indeks Harga Yang Dibayar Petani (IB) pada bulan Maret 2007 mengalami penurunan sebesar 0,28 persen. Indeks IB bulan Februari 2007 mencapai 625,52 menjadi 623,74 pada bulan Maret 2007. Penurunan nilai indeks ini dipengaruhi oleh turunnya harga kebutuhan pokok sehari-hari utamanya baras. Indeks harga konsumsi rumahtangga turun dari 618,66 pada bulan Februari 2007 menjadi 616,39 pada bulan Maret 2007.

(2)

dibanding dengan nilai NTP bulan sebelumnya yang mencapai besaran 131,62. Kenaikan indeks tersebut disebabkan karena indeks harga yang diterima oleh petani mengalami kenaikan dan sebaliknya indeks harga yang dibayar oleh petani mengalami penurun.

Gambar 1

Perkembangan Indeks Diterima (IT), Indeks Dibayar (IB) Petani dan Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Maret 2006 – Maret 2007 (1993 = 100)

Dari gambar 1 terlihat bahwa nilai NTP Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta selama lima bulan terakhir terus mengalami peningkatan seiring meningkatnya indeks harga yang diterima petani.

2. Indeks Harga Yang Diterima Petani (IT)

Pada bulan Maret 2007, persediaan gabah di tingkat petani mulai banyak seiring dengan datangnya musim panen padi di wilayah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Namun demikian indeks harga yang diterima petani (IT) pada bulan Maret 2007 masih mengalami kenaikan sebesar 0,58 persen dibanding pada bulan Februari 2007, yaitu dari 823,34 menjadi 828,14 di bulan Maret 2007. Kenaikan indeks harga yang diterima petani ini dikarenakan naiknya indeks harga pada subsektor tanaman bahan makanan sebasar 0,95 persen.

Kenaikan indeks harga subsektor tanaman bahan makanan dari 763,62 pada bulan Februari 2007 menjadi 770,86 di bulan Maret 2007, terutama dipengaruhi oleh naiknya harga-harga pada indeks harga kelompok tanaman palawija sebesar 3,12 persen, indeks kelompok sayur-sayuran sebesar 1,37 persen, dan indeks harga kelompok tanaman buah-buahan sebesar 3,17 persen.

Besarnya kenaikan indeks harga kelompok tanaman palawija dan buah-buahan di wilayah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta ini terutama disebabkan naiknya harga ketela pohon, ketela rambat dan pisang ambon di tingkat petani masing-masing sebesar 8,64 persen, 2,56 persen dan 3,29 persen. Sedangkan naiknya indeks pada kelompok tanaman sayur-sayuran disebabkan terutama oleh naiknya harga komoditi ketimun, kacang panjang dan cabe merah besar masing-masing sebasar 9,65 persen, 19,64 persen dan 15,59 persen.

Indeks subsektor tanaman perkebunan rakyat pada bulan ini mengalami penurunan indeks

132.77 125.42 124.44 126.84 127.19 125.66 125.89 126.71 126.57 124.70 125.72 127.19 131.62 828.14 823.34 787.69 768.29 746.27 724.40 724.23 716.54 725.82 722.11 709.17 701.85 713.02 623.74 625.52 619.29 605.73 593.59 580.91 572.22 560.58 559.58 564.35 573.61 572.80 575.81 100 200 300 400 500 600 700 800

Mart'06 Apr'06 Mei'06 Jun'06 Jul'06 Agt'06 Sep'06 Okt'06 Nop'06 Des'06 Jan'07 Feb'07 Maret'07

(3)

sebesar 4,93 persen, sehingga indeks subsektor tanaman perkebunan rakyat pada bulan Maret 2007 menjadi 2.090,84 dari bulan sebelumnya 2139,74.

Tabel 1

Indeks Harga Yang Diterima Petani dan Perubahannya di Provinsi Yogyakarta Maret 2006, Februari 2007 dan Maret 2007 serta Laju Perubahan

menurut Kelompok Penerimaan (1993 = 100)

Indeks Harga Diterima Petani (IT) Kelompok Penerimaan Maret

2006 Februari 2007 Maret 2007 perubahan Maret’07 thd Feb’07 Laju Perubahan Tahun 2007 *) Laju Perubahan Tahun ke Tahun 2007 **) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Diterima Petani (IT) 713,02 823,34 828,14 0,58 7,79 16,15 I. Tanaman Bahan Makanan

(TBM) 655,20 763,62 770,86 0,95 8,75 17,65

1. Padi 667,45 961,29 934,48 -2,79 13,39 40,01

2. Palawija 423,67 499,38 514,95 3,12 6,88 21,55

3. Sayur-sayuran 735,37 482,05 488,65 1,37 7.27 -33,55

4. Buah-buahan 1.150,97 1.218,84 1.257,46 3.17 5,48 9,25

II. Tanaman Perkebunan Rakyat

(TPR) 1.987,62 2.139,74 2.090,84 -2,29 0,78 5,19

*) Persentase perubahan IT Maret 2007 terhadap bulan Desember 2006 **) Persentase perubahan IT Maret 2007 terhadap bulan Maret 2006 3. Indeks Harga Yang Dibayar Petani (IB)

Harga beras di pasar-pasar pedesaan mulai turun sejalan dengan mulai banyaknya pasokan beras dari petani di Daerah Istimewa Yogyakarta. Dari hasil pemantauan harga-harga yang dilakukan petugas Badan Pusat Statistik, pada bulan Maret 2007 secara umum harga-harga di pedesaan mengalami penurun atau terjadi deflasi. Tercatat pada bulan Maret 2007 indeks harga yang dibayarkan petani (IB) di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta mencapai 623,74 relatif lebih kecil bila dibanding dengan bulan Februari 2007 yang mencapai 625,52, atau terjadi penurunan sebesar 0,28 persen. Penurunan indeks ini dikarenakan turunnya indeks harga kelompok konsumsi rumahtangga sebesar 0,37 persen.

Komoditi atau jenis barang yang dominan mempengaruhi penurunan indeks harga yang dibayar petani diantaranya beras, kentang, sawi putih, tomat, wortel, kol, bayam, bawang merah, bawang putih, gula pasir, gula merah, pasir dan bibit pohon.

Penurunan indeks harga kelompok konsumsi rumahtangga pada bulan Maret 2007 dari 618,66 pada bulan Februari 2007 menjadi 616,39 ini dipicu oleh turunnya tiga indeks sub kelompok pengeluaran, yaitu indeks sub kelompok makanan turun sebesar 0,81 persen, sub kelompok perumahan sebesar 0,03 persen dan sub kelompok sandang sebesar 0,05 persen. Sebaliknya indeks sub kelompok aneka barang dan jasa naik sebesar 0,29 persen.

Besarnya penurunan indeks harga pada sub kelompok makanan terutama disebabkan turunnya harga beras yang mencapai 4,26 persen, kemudian diikuti harga gula merah 4,62 persen, tomat segar 22,50 persen, bawang merah 4,97 persen, bayam 8,89 persen, bawang putih 3,48 persen dan ikan tongkol 2,33 persen. Sebaliknya kenaikan indeks pada sub kelompok aneka barang dan jasa

(4)

disebabkan oleh naiknya harga pasta gigi sebesar 0,35 persen, rokok 1,20 persen dan sirih susur 2,56 persen.

Indeks harga kelompok biaya produksi dan penambahan barang modal pada bulan Maret 2007 naik sebesar 0,03 persen, sehingga indeksnya pada bulan ini mencapai 653,47. Kenaikan indeks kelompok biaya produksi terutama disebabkan oleh naiknya seluruh indeks sub kelompok yang ada kecuali indeks harga sub kelompok non faktor produksi yang mengalami penurunan sebesar 0,20 persen. Komoditi yang mengalami kenaikan harga/tarif pada kelompok ini diantaranya upah sewa garu dan ternak sebasar 2,38 persen, pupuk urea 1,08 persen dan pajak sawah 1,14 persen.

Tabel 2

Indeks Harga Yang Dibayar Petani dan Perubahannya di Provinsi Yogyakarta Maret 2006, Februari 2007 dan Maret 2007 serta Tahun ke Tahun

menurut Kelompok Pengeluaran Indeks Harga Dibayar Petani (IB) Kelompok Pengeluaran Maret

2006 Februari 2007 Maret 2007 perubahan Maret’07 thd Feb’07 Laju Perubahan Tahun 2007 *) Laju Perubahan Tahun ke Tahun 2007 **) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Dibayar Petani (IB) 569,31 625,52 623,74 -0,28 2,98 9,56

I. Konsumsi Rumahtangga 556,86 618,66 616,39 -0,37 2,81 10,69

1. Makanan 572,21 633,14 628,05 -0,81 3,75 9,76

2. Perumahan 577,31 674,65 674,48 -0,03 2,88 16,83

3. Sandang 533,12 576,22 575,91 -0,05 0,56 8,03

4. Aneka 492,94 510,22 511,69 0,29 0,78 3,80

II. Biaya Produksi & Penambahan

Barang Modal 619,71 653,28 653,47 0,03 3,58 5,45

1. Non Faktor Produksi 543,07 548,22 547,10 -0,20 0,60 0,74

2. Upah 720,23 784,71 785,78 0,14 9,04 9,10

3. Lainnya 435,74 443,94 448,99 1,14 1,91 3,04

4. Penambahan Barang Modal 443,44 454,41 454,71 0,07 0,55 2,54

*) Persentase perubahan IT Maret 2007 terhadap bulan Desember 2006

(5)

Untuk informasi lebih lanjut, hubungi :

BADAN PUSAT STATISTIK

PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Jl. Brigjend. Katamso Komplek THR Yogyakarta 55152 Telp. 0274-387752 (Hunting) Fax. 0274-375310 Email : bps3400@jogjamedianet.com

bps3400@yogya.wasantara.net.id Homepage : http://yogyakarta.bps.go.id

Referensi

Dokumen terkait

Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah bahwa penggunaan metode Logika Fuzzy sangat efisien untuk pengisian baterai asam timbal dengan nilai rata-rata

Empat Pilar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara adalah kumpulan nilai- nilai luhur yang harus dipahami oleh seluruh masyarakat dan menjadi panduan dalam kehidupan ketatanegaraan

Berdasarkan asumsi di atas maka penulis tertarik untuk meneliti dan mengkaji lebih mendalam di SMP Begeri 3 Bantaeng yang telah difokuskan pada model Kooperatif

Hasil uji t menunjukkan bahwa mekanisme corporate governance yang terdiri dari kepemilikan institusional berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan, sedangkan proporsi

Dilihat dari industri yang pesaingnya sedikit, dibutuhkannya kemampuan dan keahlian yang khusus, dan pelanggan yang relatif price- insensitive ini maka Penulis akan menggali

Berdasarkan hasil perancangan sebelumnya maka terbentuklah sistem managemen rantai pasok yang terdiri dari 8 user dan 1 admin. Masing-masing user memiliki hak akses

Untuk spesis A, haiwan tersebut memiliki bahagian abdomen yang besar, bagi spesis B, mereka memiliki perut yang bercorak, spesis C mempunyai tangan yang bercorak, spesis

Hal ini biasanya didasarkan pada perselisihan atara suami dan istri, perselisihan tersebut dapat disebabkan oleh berbagai faktor yang dapat berasal dari salah