• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Kepatuhan Safety Riding pada Remaja di SMA Negeri 2 Sukoharjo

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Kepatuhan Safety Riding pada Remaja di SMA Negeri 2 Sukoharjo"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Kepatuhan Safety Riding pada Remaja di SMA Negeri 2 Sukoharjo

Novita Chrussiawanti1), Happy Indri Hapsari2), Rufaida Nur Fitriana3)

1

Mahasiswa Program Studi S-1 Keperawatan Stikes Kusuma Husada Surakarta

2

Dosen Stikes Kusuma Husada Surakarta

ABSTRAK

Kecelakaan lalu lintas merupakan masalah global dan banyak terjadi setiap harinya, sehingga perlu mengetahui kepatuhan pengendara kendaraan bermotor tentang safety riding terkait tentang pengetahuannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan remaja dengan kepatuhan safety riding di SMA Negeri 2 Sukoharjo.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptifkuantitatifdengan desain penelitian ini adalah case control. Sampel penelitian ini berjumlah 142 responden. Teknik sampling dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling.

Tingkat pengetahuan remaja tentang kepatuhansafety riding termasuk dalam kategori cukup, yaitu sebanyak 90 responden (63,4%). Kepatuhan tentang safety riding termasuk dalam kategori patuh, yaitu sebanyak 86 responden (60,6%). Analisis data menggunakan Uji Spearman Rank Correlation dengan nilai korelasi Spearman Rank yaitu sebesar 0,802 dengan nilai signifikansi (p value) 0,000 < 0,05, mempunyai arah korelasi positif yang berarti bahwa semakin tinggi tingkat pengetahuan maka semakin tinggi pula kepatuhan safety riding pada remaja di SMA Negeri 2 Sukoharjo. Dari hasil penelitian didapatkan hasil, ada hubungan tingkat pengetahuan dengan kepatuhan safety riding pada remaja di SMA Negeri 2 Sukoharjo.

Kesimpulan dari penelitian ini adalah adanya hubungan tingkat pengetahuan dengan kepatuhan safety riding pada remaja di SMA Negeri 2 Sukoharjo.

(2)

Correlation between Adolescents’ Knowledge Level and Their Obedience to Safety Riding at State Senior Secondary School 2 of Sukoharjo

ABSTRACT

Traffic accident is a global problem, and it happens every day. Therefore, we need to know the riders’ obedience to safety riding. The objective of this research is to investigate the correlation between the adolescents’ knowledge level and their obedience to safety riding at State Senior Secondary School 2 of Sukoharjo.

This research used the descriptive quantitative method with the case control design. The samples of research consisted of 142 respondents. They were taken by using the purposive sampling technique. The data were analyzed by using the Spearman’s Rank Correlation test.

The result of research shows that the 90 respondents (63.4%) had the moderate knowledge level about the obedience to safety riding, and 86 respondents (60.6%) were obedient to the safety riding as indicated by the value of the Spearman’s Rank correlation test of 0.802 with the significance value (p-value) of 0.000 which was less than 0.05. The value had a positive correlation direction, meaning that the higher the knowledge of the safety ridings, the higher the obedience to the safety riding was. Thus, there was a correlation between the adolescents’ knowledge level and their obedience to safety riding at State Senior Secondary School 2 of Sukoharjo.

Keywords: Knowledge level, safety riding, obedience, adolescents References: 27 (2004 – 2013)

Pendahuluan

Kecelakaan lalu lintas merupakan masalah global seiring dengan terjadinya pergeseran pola penyakit dari penyakit menular ke penyakit tidak menular (Russeng, 2011). Masalah keselamatan di jalan sangat erat kaitannya dengan lalu lintas karena berbagai kecelakaan yang dapat menimbulkan kerugian dan kematian. Faktor manusia yang paling dominan penyebab terjadinya kecelakaan diantara faktor kendaraan, dan faktor lingkungan. Keselamatan lalu lintas menjadi salah satu prioritas yang harus diutamakan dan diperhatikan (Ryan&Hartini, 2013). Perilaku

pengendara Safety Riding yang lebih memperhatikan baik itu untuk keamanan, kenyamanan dan kepatuhan terhadap peraturan lalu lintas untuk mencegah resiko terjadinya kecelakaan lalu lintas, sebagaimana dilakukan untuk mengutamakan keselamatan bagi pengemudi maupun penumpang (Riqky, 2009).

Kecelakaan lalu lintas merupakan masalah global. Faktor manusia yang paling dominan penyebab terjadinya kecelakaan diantara faktor kendaraan, dan faktor lingkungan. Angka kejadian kecelakaan di dunia telah mencapai 1.5 juta korban meninggal dan 35 juta

(3)

korban luka luka. Ditjen Perhubungan Darat mengatakan bahwa kejadian kecelakaan lalu lintas di Indonesia mencapai 62.960. Wilayah sukoharjo menurut kapolres sukoharjo angka kecelakaan mencapai 226 kejadian dan 56 jiwa meninggal dunia.

Rumusan Masalah

Berdasarkan masalah dari uraian pendahuluan di atas penulis ingin meneliti “Apakah ada hubungan antara tingkat pengetahuan remaja dengan kepatuhan safety riding di SMA Negeri 2 Sukoharjo?”

Tujuan Penelitian

Tujuan UmumUntuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan remaja dengan kepatuhan safety riding di SMA Negeri 2 Sukoharjo.

Tujuan khususUntuk mengetahui karakteristik remaja di SMA Negeri 2 Sukoharjo, Untuk mengidentifikasi tingkat pengetahuan remaja di SMA Negeri 2 Sukoharjo tentang safety riding, Untuk mengidentifikasi kepatuhan safety riding remaja di SMA Negeri 2 Sukoharjo, Untuk menganalisis hubungan tingkat pengetahuan dengan kepatuhan safety riding pada remaja SMA Negeri 2 Sukoharjo

Hasil studi pendahuluan pada tanggal 20 November 2014 di SMA

Negeri 2 Sukoharjo peneliti melakukan wawancara tentang safety riding terhadap 3 remaja yang mengendarai sepeda motor. Hasil wawancara terhadap 3 remaja mengatakan mengerti tentang safety riding seperti mempunyai SIM dan STNK, menggunakan helm saat berpergian, menyalakan klakson, menyalakan lampu sign, memasang spion dengan lengkap, tidak memboncengkan lebih dari 2 orangtetapi tidak mematuhinya. Seperti hal nya 2 remaja yang belum mempunyai SIM dan belum patuh terhadap peraturan lalu lintas tentang Safety Riding dan 1 remaja yang mempunyai SIM dan patuh terhadap peraturan lalu lintas tentang Safety Riding. Akibatnya akan banyak resiko resiko terjadinya kecelakaan hingga meningkatnya angka kematian kecelakaan lalu lintas. SMA Negeri 2 Sukoharjo ini belum pernah ada yang melakukan penelitian dengan menghubungkan tingkat pengetahuan dengan kepatuhan safety riding secara kuantitatif maupun kualitatif. Upaya untuk menilai tingkat pengetahuan dan kepatuhan safety riding secara kuantitatif dapat dilakukan dengan kuesiner tingkat pengetahuan dan kepatuhan safety riding.

Metode Penelitian

Penelitianinidilakukandenganmet odeDeskriptifKuantitatif.Desain

(4)

penelitian Case Controlyaitu peneliti melakukan pengukuran pada variabel dependen dahulu, sedangkan variabel independen ditelusuri secara retrospektif untuk menentukan ada tidaknya faktor yang berperan. Penelitian ini dilakukan pada 5 Maret 2015 sampai dengan 25 Maret 2015 di SMA Negeri 2 Sukoharjo.

Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI dan XII SMA Negeri 2 Sukoharjo yang menggunakan sepeda motor. Jumlah keseluruhan populasi sebesar 220 siswa. Sampel penelitian adalah siswa kelas XI dan XII SMA Negeri 2 Sukoahrjo yang didapatkan berdasarkan rumus besar sampel yakni sebanyak 142 siswa. Teknik penarikan sampel yakni purposive sampling.

Hipotesis dari uraian diatas penulis menyimpulkan bahwa jika kepatuhan berkendara tidak dilaksanakan maka safety riding akan menjadikan tingkat keselamatan dijalan

meningkat. Ho: Tidak ada hubungan tingkat pengetahuan dengan kepatuhan safety riding di SMA 2 Sukoharjo. Ha: Ada hubungan tingkat pengetahuan dengan kepatuhan safety riding di SMA 2 Sukoharjo.

Tehnik analisa menggunakan analisa univariat dilakukan untuk menjelaskan variabel tingkat pengetahuan, kepatuhan safety riding, dan karakterisitik responden yang meliputi umur, jenis kelamin, mulai umur berapa mengendarai sepeda motor. Selanjutnya disajikan dalam bentuk tabel dan pengujian data dilakukan dengan uji Spearman Rank Correlation. Hasil Penelitian

Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Berdasarkan tabel 4.1 tentang Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Hasil penelitian diketahui bahwa mayoritas responden berjenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak 78 siswa (54,9%).

Tabel 4.2. Karakteristi Responden Berdasarkan Umur

Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur hasil penelitian diketahui bahwa mayoritas JenisKelamin Frekuensi Persentase

(%) Laki-laki Perempuan 78 64 54,9 45,1 Total 142 100%

Umur Frekuensi Persentase (%) 16 tahun 17 tahun 18 tahun 45 90 7 31,7 63,3 5 Total 142 100%

(5)

responden berumur 17 tahun yaitu sebanyak 90 siswa (63,3%).

Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Mulai Umur Berapa Siswa Mengendarai Sepeda Motor

Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Mulai Umur Berapa Siswa Mengendarai Sepeda Motor hasail penelitian diketahui bahwa mayoritas responden berumur 15 tahun yaitu sebanyak 98 siswa (69%).

Tabel 4.4 Tingkat Pengetahuan

Remaja Tentang Kepatuhan Safety Riding

Berdasarkan tabel 4.4 tingkat pengetahuan remaja tentang kepatuhan safety riding diketahui bahwa mayoritas responden mempunyai tingkat pengetahuan tentang kepatuhan safety riding yang “cukup” yaitu sebanyak 90

responden (63,4%).

Tabel 4.5 Distribusi Kepatuhan Safety Riding Pada Remaja SMA Negeri 2 Sukoharjo

Berdasarkan tabel 4.5 Kepatuhan safety riding pada remaja SMA Negeri 2 Sukoharjo diketahui bahwa mayoritas responden termasuk ke dalam kategori “patuh” yaitu sebanyak 86 responden

(60,6%).

Tabel 4.5. Hasil Uji Spearman Rank Correlation

Berdasarkan tabel 4.6 Hasil uji tingkat pengetahuan dengan safety riding pada remaja SMA Negeri 2 Sukoharjo diketahui bahwa nilai korelasi Spearman Rank yaitu sebesar 0,802, hal ini menandakan adanya hubungan yang tinggi antara tingkat pengetahuan MulaiUmur Frekuensi Persentase

(%) 14 tahun 15 tahun 16 tahun 12 98 32 8,5 69 22,5 Total 142 100% Tingkat pengetahuanremajatentangkepatuhansafety riding Frekuensi Persentase (%) Baik Cukup Kurang 28 90 24 19,7 63,4 16,9 Total 142 100% Kepatuhansafety ridingremaja Frekuensi Persentase (%) Patuh Tidakpatuh 86 56 60,6 39,4 Total 142 100% Variabel NilaiKorelasiSpearman Rank p-value Tingkat Pengetahuan – KepatuhanSafety Riding 0,802 0,000

(6)

dengan kepatuhan safety riding, sedangkan nilai p-value sebesar 0,000 < 0,05, hal ini berarti Ho ditolak dan Ha diterima artinya ada hubungan tingkat pengetahuan dengan kepatuhan safety riding pada remaja di SMA Negeri 2 Sukoharjo.

PEMBAHASAN

Menurut Hendra (2008), pendidikan dan informasi yang cukup sangat berperan dalam peningkatan pengetahuan. Pengetahuan diperlukan sebagai dorongan psikis dalam menumbuhkan sikap dan perilaku setiap hari, sehingga dapat dikatakan bahwa pengetahuan merupakan stimulasi terhadap tindakan seseorang. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa mayoritas responden memiliki tingkat pengetahuan cukup tentang safety riding yaitu sebanyak 90 responden (63,4%) dibandingkan siswa yang tingkat pengetahuannya kurang maupun baik.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Asdar, M. dkk (2013) dengan judul ”Perilaku Safety Riding pada Siswa SMA di Kabupaten Pangkep” didapatkan hasil bahwa mayoritas responden memiliki pengetahuan tentang safety riding adalah cukup, yaitu 107 orang (61,1%). Hasil ini berbeda dengan penelitian yang

dilakukan oleh Mahawati, dkk (2013) dengan judul “Pola Interaksi Determinan Perilaku Safety Riding dalam Upaya Eliminasi Gangguan Kesehatan & Kecelakaan Lalu Lintas Guna Meningkatkan Kualitas Hidup Generasi Muda” didapatkan hasil terdapat mayoritas responden memiliki pengetahuan tentang safety riding yang baik yaitu 58% dan responden yang memiliki pengetahuan kurang baik tentang safety riding yaitu 42%.

Kepatuhan dapat diartikan mengikuti suatu spesifikasi, standar atau hukum yang telah diatur dengan jelas yang biasanya diterbitkan oleh lembaga atau organisasi yang berwenang dalam suatu bidang tertentu (Tondok, 2013). Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di SMA Negeri 2 Sukoharjo diketahui bahwa mayoritas responden mempunyai perilaku patuh, yaitu sebanyak 86 responden (60,6%).

Penelitian yang sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Rakhmani (2013), didapatkan hasil bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan remaja tentang safety riding diantaranya adalah pemahaman tentang tata tertib berlalu lintas, sikap remaja tentang kepatuhan tata tertib lalu lintas dan adanya program tilang dan efektivitasnya. Ketiga unsur ini sangat

(7)

mempengaruhi kepatuhan remaja dalam tentang safety riding.

Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan remaja dengan kepatuhan safety riding di SMA Negeri 2 Sukoharjo. Hasil ini sesuai dengan pendapat dari Wardani (2013), bahwa pengetahuan atau kognitif merupakan domain terpenting bagi terbentuknya tindakan seseorang. Perilaku yang disadari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak disadari oleh pengetahuan. Pengetahuan diperlukan sebagai dorongan psikis dalam menumbuhkan sikap dan perilaku setiap hari, sehingga dapat dikatakan bahwa pengetahuan merupakan stimulasi terhadap tindakan seseorang, terutama dalam hal pengetahuan tentang safety riding. Penelitian yang dilakukan oleh Wahyu, (2013) dengan judul “Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Penyakit Akibat Merokok Dengan Kepatuhan Berhenti Merokok Pada Remaja Di Desa Kacangan Kecamatan Andong” didapatkan hasil bahwa terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan responden terhadap kepatuhan.

Simpulan

1. Tingkat pengetahuan remaja tentang kepatuhan safety riding di SMA Negeri 2 Sukoharjo

diketahui bahwa mayoritas responden mempunyai tingkat pengetahuanyang cukup.

2. Kepatuhan safety riding pada remaja SMA Negeri 2 Sukoharjo diketahui bahwa mayoritas responden termasuk ke dalam kategori patuh.

3. Terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan dengan kepatuhan safety riding pada remaja di SMA Negeri 2 Sukoharjo.

Saran

1. Bagi Responden

Remaja di SMA Negeri 2 Sukoharjo hendaknya untuk dapat lebih meningkatkan pengetahuan dan kepatuhan tentang safety riding dengan cara mencari informasi lebih mendalam tentang safety riding di media elektronik, seperti televisi, radio dan internet. 2. Bagi Institusi Pendidikan

Dengan adanya hasil penelitian ini dapat berguna sebagai bahan bacaan dan acuan belajar serta bisa diaplikasikan dalam Masa Orientasi Siswa (MOS) dengan penerapan tentang safety riding.

(8)

Peneliti dapat mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan remaja dengan kepatuhan safety riding.

4. Bagi Peneliti Lain

Peneliti lain hendaknya dapat mengembangkan

penelitian ini, misalnya dengan melakukan penelitian tentang faktor-faktor lain yang berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan dan kepatuhan, misalnya adalah keyakinan, dukungan keluarga dan sosial.

Daftar Pustaka

Anonim. (2012).3.410 Orang Tewas Kecelakaan di Jateng. Kabar17.com. Diakses tanggal 7 Juni 2013.

AnungWinahyu(2013).

KepatuhanRemajaterhadap Tata Cara TertibBerlaluLintas (Studi di

DusunSeyeganSrihardonoPundongBant ul). Vol 2. No 2.

Ardhyantoro dan Kumalasari (2010). Kesehatan Reproduksi untuk Mahasiswa Kebidanan dan Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Arikunto. (2010). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Asdar, M., dkk (2013). Perilaku Safety Riding pada Siswa SMA di Kabupaten Pangkep. Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Hasanudin.

Azizah, dkk., (2011). Hubungan Tingkat Pengetahuan tentang Pentingnya Imunisasi Dasar

dengan Kepatuhan

Melaksanakan Imunisasi di BPS Hj. Umi Salamah di Desa Kauman, Peterongan, Jombang. Prodi D-III Kebidanan, FIK UNIPDU.

Badan Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI.(2010). Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas

2010). Online

http://www.litbang.depkes.go.id. Diakses tanggal 24 Desember 2014.

(9)

Brunner & Suddarth, (2005). Keperawatan Medikal Bedah. (Edisi 8), Jakarta: EGC.

Ditjen Perhubungan Darat. (2008-2012). Perhubungan Darat dalam

Angka. Jakarta:

www.hubdat.web.id. Diakses tanggal 26 Desember 2014.

Hasrul, S. (2012). Remaja Awal. Online: http://remajaawal.blogspot.com/

2012_05 _02_archive.html.

Diakses tanggal 5 Januari 2015.

Hendra. (2008). Konsep Pengetahuan. www.scribd.com/doc/44463497/ . Diakses tanggal 9 Januari 2015.

Hidayat. A. A. (2010). Metode Penelitian Keperawatan & Teknik Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika.

Hisyam, J (2013). Identifikasi Ciri-ciri Perkembangan Remaja

Awal-Akhir. Online:

http://hisyamjayuz.blogspot.com /2013/12/identifikasi-ciri-ciri-perkembangan.html. Diakses tanggal 12 Januari 2015.

Isnaini, dkk., (2011). Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Sikap Ibu terhadap Kepatuhan Pemberian Imunisasi Dasar pada Bayi di Desa Mororejo Kaliwungu Kabupaten Kendal. Fakultas Keperawatan, UNIMUS Semarang.

Mahawati, dkk (2013). Pola Interaksi Determinan Perilaku “Safety Riding” dalam Upaya Eliminasi Gangguan Kesehatan & Kecelakaan Lalu Lintas Guna Meningkatkan Kualitas Hidup Generasi Muda. Laporan Akhir, Universitas Dian Nuswantoro, Semarang.

Mihawati, E., dkk (2013). Pola Interaksi Determinan Perilaku Safety Riding dalam Upaya Eliminasi Gangguan Kesehatan dan Kecelakaan Lalu Lintas Guna Meningkatkan Kualitas Hidup Generasi Muda. Universitas Dian Nuswantoro, Semarang.

Notoatmodjo. S. (2007). Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta.

Notoatmodjo. S. (2012). Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku

(10)

(Edisi Revisi 2012). Jakarta: Rineka Cipta.

Nursalam (2011), Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan Pedoman Skripsi, Tesis, dan Instrumen penelitian keperawatan, Salemba Medika, Jakarta.

Perwitaningsih, Ryan. Eko, Hartini. (2013). Hubungan antara Pengetahuan dan Sikap terhadap Praktik Keselamatan dan Kesehatan Berkendaraan motor pada Mahasiswa Kesehatan Masyarakat.

Rakhmani, F. 2013. Kepatuhan Remaja dalam Berlalu Lintas. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Tanjungpura Pontianak.

Rifqy, A. (2009). Hubungan antara Umur, Tingkat Pendidikan, Pengetahuan, Sikap terhadap Safety Riding Awarenes pada Pengendara Ojek Sepeda

Motor.http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm/art icle/view/1566 Jurnal Kesehatan Masyarakat.

Riwidikdo. H. (2010). Stistik Kesehatan. Yogyakarta: Mitra Cendekia Press.

Russeng, S,R. (2011). Kelelahan Kerja dan Kecelakaan Lalu Lintas. Makassar: Ombak.

Sambodo, P.(2010).Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Penggunaan Helm Standar Nasional (SNI) oleh Pengendara Sepeda Motor sebagai alat Pelindung Keselamatan Berkendara.Skripsi. Undip, Semarang.

Satlantas Polrestabes Semarang. (datatahun ). Data Angka Kecelakaan Bulan Januari sampai Maret 2013. SatLantas Polrestabes Semarang, http://satlantapolrestabessemara

ng.blogspot.com. Diakses

tanggal 7 Januari 2015.

Sidik.(2009). Pengaruh Pengawasan Orang Tua dan Kebiasaan Mengendarai Sepeda Motor terhadap Kebiasaan Belajar Siswa di SMP Negeri 1 Bululawang. Skripsi. Fakultas Ekonomi UM.

(11)

Siregar.(2010). Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Safety Riding (Berkendara dengan Aman) pada Civitas Akademika UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2010. Skripsi. FKIK UIN Syarif Hidayatullah. Jakarta.

Smeltzer C. Suzanne, Brunner & Suddarth. (2005). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. EGC: Jakarta.

Sugiono. (2007). Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Sumaryati, (2013).Indonesia dalamKrisisKepatuhanHukum.Rajawali. Jakarta.

Tondok, M.S., dkk. (2013). Intensi Kepatuhan Menggunakan Helm Pada Pengendara Sepeda Motor: Aplikasi Teori Perilaku Terencana.

http://share.pdfonline.com. Diakses tanggal 10 Januari 2015.

Tyas, P. Hernen, S. Ackmad, W. (2010). Model Peluang Kecelakaan Sepeda Motor Berdasarkan

Karakteristik Pengendara, Kesehatan Masyarakat. Undang-UndangRepublik Indonesia Nomor 22 Tahun 2009 TentangLaluLintasdanAngkutan Jalan. Wardani, N. R., (2013). Hubungan Pengetahuan tentang IMS dengan Tanda-tanda IMS pada Wanita Usia Subur di Klinik Voluntary Counseling and Testing (VCT) Puskesmas Bergas Kabupaten Semarang. Akademi Kebidanan Ngudi waluyo.

Wahyu, K., (2013). Hubungan antara tingkat pengetahuan penyakit akibat merokok dengan kepatuhan berhenti merokok pada remaja di desa kacangan kecamatan andong. Universitas Muhammadiyah Surakarta, Ilmu kesehatan

World health organization, (2004).AngkaKejadianKecelaka anLaluLintas di DuniaDisebabkanoleh Safety Ridding Yang KurangMemadahi.Geneve, Switzerland.

(12)

Yusuf, S. (2006). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Gambar

Tabel  4.3  Karakteristik  Responden  Berdasarkan  Mulai  Umur  Berapa  Siswa Mengendarai Sepeda Motor

Referensi

Dokumen terkait

Plot yang menunjukkan kecenderungan nilai difusivitas thermalnya semakin tinggi menunjukkan bahwa pengaruh penambahan bahan organik telah dapat memperkecil gradien

Ⅰ (ⅰ)オンタリオ州の公教育政策は、 1970 年代以降の政策の人類学的文化次元に即して

Berdasarkan keputusan uji tersebut maka disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan pasangan usia subur (PUS) tentang metode

23 PEMANFAATAN PROGRAM GEOGEBRA DALAM UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN PADA POKOK BAHASAN SEGITIGA DITINJAU DARI HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII Adi Suryobintoro,

Dari telaah perusahaan yang sudah dilakukan dapat disimpulkan persepsi pentingnya inovasi dalam organisasi adalah sebagai berikut :. a) Untuk menghadapi persaingan

teatang pertandingan yang akan diadakan.. diimp1ementasikan oleh pengguna dan dapat dimajukan lagi dalam usaha me martabatkan sastera Melayu di Malaysia. Sepanjang

Pada kelompok terdiri dari 4 orang, orang pertama akan memberikan ke orang kedua dengan 3 cara, orang kedua akan memberikan ke orang ketiga dengan 2 cara, orang ketiga akan

Urofisis, nama lain the caudal neurosekretory system, merupakan neurosekretori yang terletak pada bagian belakang spinal cord-uropfisis didapatkan pada species ikan,