• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN TEORI. yang dapat hidup di dunia dari rahim, melalui jalan lahir atau jalan lain

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN TEORI. yang dapat hidup di dunia dari rahim, melalui jalan lahir atau jalan lain"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN TEORI

A.

Persalinan

1. Pengertian

Persalinan adalah proses mendorong keluar (ekpulsi) hasil pembuahan yaitu janin yang viabel, janin dan ketuban dari dalam uterus melalui vagina (farrer, 2001)

Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri) yang dapat hidup di dunia dari rahim, melalui jalan lahir atau jalan lain (Muhctar, 1998 )

2. Faktor-faktor esensial persalinan

Bobak tahun 2005 menjelaskan ada lima faktor esensial yang mempengaruhi persalinan yaitu

a. Passanger (janin dan plasenta)

Ukuran kepala janin, presentasi janin, letak janin, sikap janin, posisi janin.

b. Passegeway (jalan lahir)

Jalan lahir terdiri dari panggul ibu, servik, vagina, dan dasar panggul c. Power (kekuatan ibu) yaitu

Kontraksi, retraksi otot-otot rahim dan kerja otot-otot volunter dari ibu, yaitu kontraksi otot perut, dan diafragma sewaktu ibu mengejan. d. Posisi Ibu

Posisi ibu mempengaruhi adaptasi anatomi dan fisiologi persalinan. e. Psychologic respon (respon pesikologis)

3. Proses Terjadinya persalinan

PDF Create! 3 Trial

www.scansoft.com

(2)

Manuaba (1999) menjelaskan teori tentang terjadinya persalinan yaitu:

a. Teori kadar progesteron

Progesteron yang memiliki tugas mempertahankan kehamilan, semakin menurun sehingga rahim mudah dirangsang oleh oksitosin b. Teosi oksitosin

Menjelang kelahiran kadar oksitosin semakin meninkat sehingga cukup kuat untuk merangsang persalinan.

c. Teori regangan otot rahim

Dengan meregangnya otot rahim dalam batas tertentu menimbulkan kontraksi perslinan dengan sendirinya.

d. Teori Prostaglandin

Prostaglandin banyak dihasilkan oleh lapisan dalam rahim diduga dapat menyebabkan kontraksi rahim. Pemberian prostaglandin dari luar dapat merangsang kontraksi otot rahim dan terjadi persalinan atau gugur kandungan.

4. Tanda-Tanda Persalinan

Gejala-gejala yang terjadi sebelum persalinan dan gejala persalinan (Hadi, 2006).

a. Gejala Sebelum persalinan

Kontraksi menjadi lebih sering, cairan yang keluar dari vagina bertambah kental dan banyak, terjadi bercak dan pendarahan, sumbat lendir mulai terlepas, Menderita diare, janin mulai menurun, Berat badan menurun dan tidak terjadi kenaikan berat badan, Tekanan pada lubang anus dan pinggul makin bertambah

PDF Create! 3 Trial

www.scansoft.com

(3)

b. Gejala Persalinan

Kontraksi menjadi lebih menjadi-jadi dan lebih sering, begitu pula dengan rasa nyeri, semuanya berjalan lebih teratur, rasa nyeri di mulai dari daerah punggung bagian bawah lalu ke bawah perut, kemudian kedaerah kaki, kontraksi yang terjadi biasanya disertai diare dan mungkin bisa dirasakan seperti gangguan seperti pada saluran pencernaan, vagina mengeluarkan darah berwarna merah muda, Ketuban pecah (baik semburan atau tetesan).

5. Tahap-Tahap Persalinan c. Kala I

Kala I dimulai dari tanda-tanda persalinan dan berakhir ketika pembukaan mulut rahim sudah lengkap biasanya berlangsung antara10-14 jam.

Kala I (kala pembukaan) di bagi atas 2 fase 1) Fase Laten

Fase dimana pembukaan servik berlangsung lambat sampai pembukaan 3 cm yang berlangsung dalam 7-8 jam.

2) Fase aktif

Fase ini berlangsung selama 6 jam dan di bagi atas 3 subfase yaitu, periode akselerasi berlangsung 2 jam pembukaan menjadi 4 cm, periode dilatasi maksimal berjalan selama 2 jam pembukaan berlangsung cepat menjadi 9 cm, periode deselerasi, berlangsung lambat, dalam waktu 2 jam pembukaan menjadi 10 cm.

PDF Create! 3 Trial

www.scansoft.com

(4)

d. Kala II

Kala ini di mulai dari saat pembukaan mulut rahim penuh hingga janin lahir. Dengan kekuatan his dan di tambah kekuatan mengedan sehingga dapat mendorong janin hingga lahir. Kala ini dapat berlangsung selama 1-2 jam.

e. Kala III

Kala III di mulai dari lahirnya bayi sampai keluarnya plasenta, pengeluaran plasenta membutuhkan waktu 10-15 menit.

f. Kala IV

Kala IV merupakan kala pengawasan selama 1 jam setelah bayi lahir dan uri lahir untuk mengamati keadaan ibu terutama terhadap bahaya postpartum. Kala IV di awali dengan keluarnya plasenta dan berakhir ketika uterus tidak relaksasi lagi, yaitu saat bahaya perdarahan pospartum telah lewat (Indriat, 2007 ; Mochtar, 1998)

6. Cara Meneran

Cara meneran saat proses persalinan adalah dengan mengikuti dorongan alamiah selama kontraksi, tidak menahan nafas disaat meneran, beristirahat dan berhenti meneran di antara kontraksi, tidak mengangkat bokong saat meneran (Affandi dkk, 2003).

B.

Status Obstetri

Primigravida adalah Seorang perempuan yang hamil pertama kali (Bobak, 2005)

PDF Create! 3 Trial

www.scansoft.com

(5)

C.

Kecemasan

1. Pengertian

Kecemasan adalah suatu perasaan takut tidak menyenangkan dan tidak dapat dibenarkan yang disertai dengan gangguan fisiologis, sedangkan pada gangguan ansietas terkandung unsur penderitaan yang bermakna dan gangguan fungsi yang disebabkan oleh kecemasan tesebut (Tomb, 2004). Kecemasan atau rasa cemas adalah sesuatu yang sering kita alami dari waktu ke waktu, dapat diuraikan dengan kata-kata, sebagai penggambaran perasaan atau emosi (Stuart dan Sundeen, 1998).

Kecemasan adalah suatu sinyal yang menyadarkan dan memperingatkan adanya bahaya yang mengancam dan memungkinkan seseorang mengambil tindakan untuk mengatasi ancaman (Kaplan dan Sadock, 1999).

2. Fungsi Adaptif Kecemasan

Kecemasan memperingatkan adanya ancaman, eksternal dan internal, seperti peringatan terhadap, ancaman cidera pada tubuh, keputus asaan, frustasi dari kebutuhan sosial atau tubuh, perpisahan dari orang yang dicintai gangguan pada keberhasilan. Kecemasan mengarahkan seseorang untuk segera mengambil langkah dalam mencegah ancaman atau meringankan akibatnya,

Kecemasan sebaga sinyal kepada seseorang akan adanya bahaya bagi manusia. Kecemasan sebagai isyarat ego bahwa jika tidak melakukan tindakan-tindakan yang tepat maka bahaya itu akan meningkat sampai ego dikalahkannya (Fundiyati, 2000), dimana adaptasi merupakan upaya penyesuaian dini dengan kebutuhan atau tuntutan baru yaitu suatu usaha

PDF Create! 3 Trial

www.scansoft.com

(6)

untuk mencari keseimbangan kembali dalam keadaan normal (Rasmun, 2004).

3. Tingkat kecemasan

Stuart and Sundeen (1998) dan Tarwoto (2004) membagi kecemasan menjadi empat tingkat yaitu:

a. Ansietas (kecemasan) ringan

Kecemasan ini berhubungan dengan ketegangan dalam kehidupan sehari-sehari dan menyebabkan seseorang menjadi waspada dan meningkatkan lahan persepsinya. Ansietas dapat memotivasi belajar dan menghasilkan perubahan dan kreativitas. Respon cemas ringan seperti sesekali bernafas pendek, nadi dan tekanan darah naik, gejala ringan pada lambung, muka berkerut, dan bibir bergetar, lapang persepsi meluas, kosnentrasi pada masalah, menyelesaikan masalah secara selektif. Tidak dapat duduk dengan tenang, dan tremor halus pada tangan.

b. Ansietas (kecemasan) sedang

Kecemasan ini memungkinkan seseorang untuk memusatkan pada hal yang penting dan mengesampingkan yang lain sehingga seseoang mengalami perhatian yang selektif namun dapat melakukan sesuatu yang lebih terarah. Respon kecemasan sedang seperti sering nafas pendek, nadi dan tekanan darah meningkat, mulut kering, anoreksia, gelisah, lapang pandang menyempit, rangsang dari luar tidak mampu di terima, bicara banyak, susah tidur, dan perasaan tidak enak.

PDF Create! 3 Trial

www.scansoft.com

(7)

c. Ansietas (kecemasan) berat

Kecemasan ini mengurangi lahan persepsi seseorang. Seseorang cenderung untuk sesuatu yang terinci dan sepesifik dan tidak dapat berpikir tentang hal lain. Semua perilaku di tujukan untuk mengurangi ketegangan, Orang tersebut memerlukan banyak pengaruh untuk dapat memusatkan pada suatu area lain. Respon tingkat kecemasan pada tingkat ini seperti, nafas pendek, nadi dan tekanan darah meningkat, berkeringat, dan sakit kepala, penglihatan kabur, ketegangan, lapangan persepsi sangat sempit, tidak mampu menyelesaikan masalah, bloking, verbalitas cepat, dan perasaan ancaman meningkat.

d. Tingkat panik

Kecemasan berhubungan dengan terperangah, ketakutan dan terror. Rincian terpecah dari proposinya, karena mengalami kehilangan kendali, orang mengalami panik tidak mampu melakukan sesuatu walaupun dengan pengarahan. Panik melibatkan disorganisasi kepribadian. Dengan panik, terjadi peningkatkan aktivitas motorik, menurunnya kemampuan untuk berhubungan dengan orang lain, persepsi yang menyimpang dan kehilangan pemikiran yang rasional. Respon panik seperti napas pendek, rasa tercekik, palpitasi, sakit dada, pucat, hipotensi, lapang persepsi sangat sempit, tidak dapat berpikir logis, agitasi, mengamuk, marah, ketakutan, berteriak-teriak, dan persepsi kacau.

4. Rentang Respon Kecemasan

PDF Create! 3 Trial

www.scansoft.com

(8)

Menurut Stuart dan Sundeen (1998) kecemasan dapat digambarkan dalam sebuah rentang yaitu dari respon adaptif sampai maladaptive. Respon terhadap kecemasan dapat bersifat konstruktif dan destruktif.

Respon adaptif Respon maladaptif

Antisipasi Ringan Sedang Berat Panik 5. Respon Terhadap Kecemasan

Menurut stuart dan sundeen tahun 1998, respon terhadap kecemasan meliputi:

a. Respon fisiologis

Respon fisiologis terhadap kecemasan meliputi : 1) Kardiovaskuler

Palpitasi, jantung berdebar, tekanan darah meningkat rasa mau pingsan, pingsan, tekanan darah menurun denyut nadi menurun. 2) Pernafasan

Nafas sangat pendek, nafas sangat cepat, tekanan pada dada, napas dangkal, pembengkakan pada tenggorokan, sensasi tercekik, terengah-engah.

3) Neuromuskuler

Refleks meningkat, Reaksi kejutan, mata berkedip-kedip, insomnia, tremor frigiditas, wajah tegang, kelemahan umum kaki goyah, gerakan yang janggal.

PDF Create! 3 Trial

www.scansoft.com

(9)

4) Gastrointestinal

Kehilangan nafsu makan, menolak makanan, rasa tidak nyaman pada abdomen mual, rasa terbakar pada jantung, diare.

5) Traktus urinarius

Tidak dapat menahan kencing, sering berkemih. 6) Kulit

Wajah kemerahan sampai telapak tangan, gatal, rasa panas dan dingin pada kulit, wajah pucat, berkeringat seluruh tubuh.

b. Respon Perilaku

Respon perilaku yang bisa terjadi yaitu, gelisah ketegangan fisik, tremor, gugup, bicara cepat, kurang kordinasi, cenderung mendapat cidera, menarik dari masalah, menghindar, hiperventilasi.

c. Kognitif

Perhatian terganggu, konsentrasi buruk, pelupa, salah dalam memberikan penilaian, preokupsi, hambatan berpikir bidang persepsi menurun, kreativitas menurun produktivitas menurun, bingung, sangat waspada, kesadaran diri meningkat, kehilangan objektivitas, takut kehilangan kontrol, takut pada gambar visual, takut pada cedera dan kematian.

d. Afektif

Mudah tersinggung, tidak sabar, gelisah, tegang, nervus, ketakutan, alarem, terror, gugup, gelisah.

7. Faktor Yang Mempengaruhi Respon Kecemasan

Respon terhadap kecemasan berbeda-beda menurut Stuart and Sundeen (2004), Rasmun (2004) dan Isacs (2004) yang meliputi:

PDF Create! 3 Trial

www.scansoft.com

(10)

a. Usia

Usia mempengaruhi psikologi seseorang, semakin tinggi usia semakin baik tingkat kematangan emosi seseorang serta kemampuan dalam menghadapi berbagai persoalan.

b. Status kesehatan jiwa dan fisik

Kelelahan fisik dan Penyakit dapat menurunkan mekanisme pertahanan alami seseorang.

c. Nilai-nilai budaya dan Spiritual

Budaya dan spiritualitas mempengaruhi cara pemikiran seseorang. Relegiusitas yang tinggi menjadikan seseorang berpandangan masalah yang dihadapi sebagai cobaan dari Tuhan.

d. Pendidikan

Tingkat pendidikan rendah pada seseorang akan menyebabkan tersebut mudah mengalami kecemasan, semakin tingkat pendidikannya tinggi akan berpengaruh terhadap kemampuan berfikir.

e. Respon koping yang dipelajari

Mekanisme koping digunakan seseorang saat mengalami kecemasan. Ketidakmampuan mengatasi kecemasan secara konstruktif sebagai penyebab tersedianya perilaku patologis.

g. Dukungan sosial dan lingkungan

Dukungan sosial dan lingkungan sebagai sumber koping, dimana kehadiran orang lain dapat membantu seseorang mengurangi kecemasan dan lingungan mempengaruhi area berfikir seseorang. h. Tahap perkembangan

PDF Create! 3 Trial

www.scansoft.com

(11)

Pada tingkat perkembangan tertentu terdapat jumlah dan intensitas stresor yang berbeda sehingga resiko terjadinya stres pada tiap perkembangan berbeda. Pada tingkat perkembangan individu membentuk kemampuan adatasi yang semakin baik terhadap stresor i. Persepsi terhadap stresor atau makna yang dirasakan

Cara seseorang mempersepsikan stresor, bila stresor dipersepsikan buruk, maka tingkat kecemasan dirasakan berat apabila stresor tidak mengancam dan individu dapatmengatasi, maka kecemasan dapat dirasakan lebih ringan.

j. Pengalaman masa lalu

Pengalaman masa lalu dapat mempengaruhi kemampuan kemampuan seseorang dalam menghadapi setresor yang sama.

k. Pengetahuan

Ketidaktahuan dapat menyebabkan kecemasan, dan pengetahuan dapat digunakan untuk mengatasi masalah.

7. Stresor Pencetus

Sttresor menurut stuart and sundeen (1998) dan potter (2005) stresor yang dapat memberi ancaman terhadap integritas seseorang dan ancaman terhadap sistem diri dikatagorikan menjadi dua yaitu

a. Stresor Internal yaitu stresor yang berasal dari dalam diri sendir. b. Stresor Eksternal yaitu stresor yang berasal dari luar diri seseorang

atau lingkungan

8. Kecemasan Pada Ibu Hamil Dalam Menghadapi Persalinan

Proses melahirkan adalah proses yang menegangkan bagi ibu, terutama pada perempuan yang baru pertama hamil, dimana mereka,

PDF Create! 3 Trial

www.scansoft.com

(12)

belum memiliki pengalaman. Rasa cemas itu diakibatkan adanya kekhawatiran nyeri persalinan mutilasi, perubahan bentuk tubuh (peregangan, jahitan dan ruptur) dan kekahwtiran tentang proser persalinan yang tidak dapat berjalan lancar atau persalinan yang aman bagi dirinya dan janinnya. (Bobak, 2005).

D.

Pendidikan

1. Pengertian

Pengertian pendidikan dibagi menjadi dua menurut suhartono (2006) yaitu a. Pendidikan dalam arti luas

Pendidikan adalah segala kegiatan pembelajaran yang berlangsung sepanjang zaman dalam segala situasi kegitan kehidupan. Pendidikan berlangsung disegala jenis, bentuk, dan tingkat lingkungan hidup, yang kemudian mendorong pertumbuhan segala potensi yang ada didalam diri individu.

b. Pendidikan dalam arti sempit.

Pendidikan adalah seluruh kegiatan belajar yang di rencanakan dengan materi terorganisir, dilaksanakan secara terjadwal, dalam sistem pengawasan, dan diberikan evaluasi berdasarkan pada tujuan yang telah ditentukan.

Pendidikan sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar perseta didik secara aktif mengembangkan potensi diri untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri kepribadian, kecerdasan, ahlak mulia serta ketrampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat (http://wikipedia.co.id) seperti juga yang disebut dalam filsafat

PDF Create! 3 Trial

www.scansoft.com

(13)

pendidikan bahwa pendidikan menumbuhkan potensi manusia menjadi semakin dewasa dan matang sehinga lebih siap menghadapi masalah yang dapat menimbulkan gangguan psikologi (Suhartono, 2006)

2. Ruang lingkup Pendidikan

Ruang lingkup pendidikan terdiri dari pendidikan informal, formal dan non formal. Pendidikan informal jalur pendidikan keluarga dan lingkungan keluarga berbentuk kegiatan belajar secara mandiri atau pendidikan yang diperoleh seseorang di rumah dalam lingkungan keluarga. Pendidikan formal merupakan pendidikan yang diselenggarakan di sekolah-sekolah pada umumnya. Jalur ini memiliki jenjang pendidikan yang jelas melalui pendidikan dasar, menengah, sampai pendidikan tinggi.

3. Jenjang Pendidikan Formal

Menurut undang-undang Republik Indonesia tentang pendidikan No 20 tahun 2003, jenjang pendidikan formal terdiri dari :

a. Pendidikan dasar yaitu jenjang pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan menengah. Contohnya, SD, MI, SMP dan MTs atau bentuk lain yang sedrajat.

b. Pendidikan menengah yaitu lanjutan pendidikan dasar yang terdiri dari pendidikan menengah kenjuruan contohnya SMA, MA, SMK dan MAK atau bentuk lain yang sederajat.

c. Pendidikan tinggi merupakan jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah yang mencakup program pendidikan diploma, sajarna, magister, dan doctor yang diselenggarakan oleh progam pendidikan

PDF Create! 3 Trial

www.scansoft.com

(14)

tinggi yang berbentuk akademi politeknik, sekolah tinggi. Institute atau universitas.

E.

Usia

1. Pengertian

Usia atau umur adalah variabel yang selalu diperhatikan dalam sebuah penelitian. Angka kesakitan dan kematian sering berkaitan dengan usia (Notoatmodjo, 2003).

Usia adalah Satuan waktu yang mengukur waktu keberadaan suatu benda atau makhluk, baik yang hidup atau yang mati (http://id.wikipedia.orgil).

2. Masa Ideal Kehamilan

Usia yeng direkomendasikan WHO sebagai masa kehamilan yang paling ideal adalah 20-30 tahun, akan tetapi pada usia 30-35 th masa yang masih relative aman dengan menjaga kondisi tubuh dan kesehatan ibu, pada usia≤19 dan >35 merupakan usia resiko untuk kehamilan dan melahirkan dan menurut para ahli usia dapat berpengaruh pada kehamilan dan proses persalinan yang pertama kali, (Hadis 2006)

F.

PENGETAHUAN 1. Pengertian

Pengetahuan merupakan hasil “tahu”setelah seseorang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan melalui panca indra manusia yakni: indra penglihatan, pendengaran, penciuman perasa dan praba.(Notoatmodjo, 2003)

PDF Create! 3 Trial

www.scansoft.com

(15)

Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Karena dari penelitian perilaku yang disadari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak disadari oleh pengetahuan. Penelitian Rogers (1974) mengungkapkan bahwa sebelum seseorang mengadopsi perilaku baru terdapat proses yang berurutan yaitu:

a. Awareness (kesadaran), dimana orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus (objek).

b. Interest (merasa tertarik) terhadap stimulus atau objek tersebut. c. Evaluation (menimbang-menimbang) terhadap baik tidaknya

stimulus tersebut bagi darinya. Hal ini berarti sikap responden lebih baik lagi.

d. Trial, dimana subjek mulai mencoba melakukan sesuatu yang sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh stimulus.

e. Adaption, dimana subjek telah berperilaku baru ssuai dengan pengetahuan, kesadaran, sikapnya terhadap stimulus.

2. Tingkat Pengetahuan

Pengetahuan yang dicakup dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkat yaiti:

a. Tahu (know)

Tahu diartikan mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Pada pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap suatu yang sepesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima, sehingga tahu sebagai pengetahuan yang paling rendah.

PDF Create! 3 Trial

www.scansoft.com

(16)

b. Memahami (comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar tentang oyek yang diketahui dan dapat menginterprestasi materi tersebut secara benar

c. Aplikasi (aplikation)

Apabila diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada ituasi atau kondisi riil (sebenarnya). Aplikasi disini dapat diartikan aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, perinsip dan sebagainyadalam konteks atau situasi yang lain.

d. Analisis

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek kedalam komponen-komponen, tetapi masih didalam suatu struktur organisasi tersebut, dan masih ada kaitannya satu sama lain.

e. Sintesis (Synthetis)

Sintetis menunjukan kepada suatu kemampuan untuk meletakan atau menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lainnya sintetis itu suatukemampuan untuk menyusun formasi baru dari formasi-formasi yang ada.

f. Evaluasi (evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek,

Penilaian-PDF Create! 3 Trial

www.scansoft.com

(17)

penilaian itu berdasarkan suatu cerita yang ditentukan sendiriatau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada. (Notoadmodjo, 2003)

G.

Kerangka Teori

Kerangka teori dalam penelitian ini adalah sebagai berikut

:

(Stuart and sundeen, 1998; Isaacs,2004; Potter, 2005)

H.

Kerangka Konsep

Variabel Dependen Variabel Independen

Tingkat Pendidikan

Tingkat kecemasan menghadapi persalinan Stresor

a. Stressor interna :dari dalam diri individu

b. Stresor eksterna : lingkungan

a. Usia

b. Persepsi terhadap stresor

c. Status kesehatan jiwa dan fisik

d. Nilai-nilai budaya dan Spiritual

e. Dukungan sosial dan lingkungan

f. Tahap Perkembangan g. Respon Koping Yang

Dipelajari

h. Pendidikan

i. Pengalaman masa lalu

j. Pengetahuan Kecemasan Usia Status obstetri Pengetahuan

PDF Create! 3 Trial

www.scansoft.com

(18)

I.

Variabel penelitian

Variabel Penelitian ini terbagi menjadi dua yaitu

1.

Variabel Independen (bebas)

Variabel Independen (bebas) dalam penelitian ini adalah tingkat pendidikan, usia dan pengetahuan.

2.

Variabel Dependen (terikat)

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah tingkat kecemasan menghadapi persalinan pada ibu primigravida

J.

Hipotesis

Ada hubungan tingkat pendidikan, dengan tingkat kecemasan menghadapi persalinan pada primigravida.

Ada hubungan usia dengan tingkat kecemasan menghadapi persalinan pada primigravida

Ada hubungan pengetahuan dengan tingkat kecemasan menghadapi persalinan pada primigravida

PDF Create! 3 Trial

www.scansoft.com

Referensi

Dokumen terkait

Sementara itu, meskipun pada awal penelitian glukosa darah pada tikus diabetes dengan pakan tapioka normal lebih rendah (323,0 mmol/dl) dibandingkan glukosa darah pada

-Cocok untuk kulit normal dan berminyak (untuk pagi hari) Cara Penggunaan Gunakan setelah pembersihan wajah dan setelah serum. Tuangkan secukupnya (kira-kira 2 cm) ke tangan,

Dalam Movescount, Anda dapat membuat mode olahraga pilihan, mengedit mode olahraga yang telah ditetapkan sebelumnya, menghapus mode olahraga, atau hanya menyembunyikannya agar

Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan, jumlah pemesanan yang optimal dari oksigen adalah 2019 botol untuk sekali pesan dan pemesanan dilakukan pada saat

AIDS adalah penyakit hilangnya sistem kekebalan tubuh yang disebabkan oleh virus HIV (Human Immunodeficiency Virus). HIV merupakan anggota dari famili Retroviridae,

Pengguna jasa Terminal Petikemas Semarang pada merasa puas pada faktor Kepastian Jadwal Pelayanan. Sedangkan yang masuk dalam kategori cukup puas terdapat pada

Apabila remaja tidak dapat menyesuaikan diri dengan perubahan fisik yang terjadi pada dirinya, seperti yang telah dipaparkan di atas, remaja akan mengalami tingkat emosi

interactive model of Miles and Huberman in the form of data reduction, data presentation and verification. To check data validity with increasing persistence /