BAB II
TINJAUAN TEORI
A.
Persalinan1. Pengertian
Persalinan adalah proses mendorong keluar (ekpulsi) hasil pembuahan yaitu janin yang viabel, janin dan ketuban dari dalam uterus melalui vagina (farrer, 2001)
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri) yang dapat hidup di dunia dari rahim, melalui jalan lahir atau jalan lain (Muhctar, 1998 )
2. Faktor-faktor esensial persalinan
Bobak tahun 2005 menjelaskan ada lima faktor esensial yang mempengaruhi persalinan yaitu
a. Passanger (janin dan plasenta)
Ukuran kepala janin, presentasi janin, letak janin, sikap janin, posisi janin.
b. Passegeway (jalan lahir)
Jalan lahir terdiri dari panggul ibu, servik, vagina, dan dasar panggul c. Power (kekuatan ibu) yaitu
Kontraksi, retraksi otot-otot rahim dan kerja otot-otot volunter dari ibu, yaitu kontraksi otot perut, dan diafragma sewaktu ibu mengejan. d. Posisi Ibu
Posisi ibu mempengaruhi adaptasi anatomi dan fisiologi persalinan. e. Psychologic respon (respon pesikologis)
3. Proses Terjadinya persalinan
PDF Create! 3 Trial
www.scansoft.com
Manuaba (1999) menjelaskan teori tentang terjadinya persalinan yaitu:
a. Teori kadar progesteron
Progesteron yang memiliki tugas mempertahankan kehamilan, semakin menurun sehingga rahim mudah dirangsang oleh oksitosin b. Teosi oksitosin
Menjelang kelahiran kadar oksitosin semakin meninkat sehingga cukup kuat untuk merangsang persalinan.
c. Teori regangan otot rahim
Dengan meregangnya otot rahim dalam batas tertentu menimbulkan kontraksi perslinan dengan sendirinya.
d. Teori Prostaglandin
Prostaglandin banyak dihasilkan oleh lapisan dalam rahim diduga dapat menyebabkan kontraksi rahim. Pemberian prostaglandin dari luar dapat merangsang kontraksi otot rahim dan terjadi persalinan atau gugur kandungan.
4. Tanda-Tanda Persalinan
Gejala-gejala yang terjadi sebelum persalinan dan gejala persalinan (Hadi, 2006).
a. Gejala Sebelum persalinan
Kontraksi menjadi lebih sering, cairan yang keluar dari vagina bertambah kental dan banyak, terjadi bercak dan pendarahan, sumbat lendir mulai terlepas, Menderita diare, janin mulai menurun, Berat badan menurun dan tidak terjadi kenaikan berat badan, Tekanan pada lubang anus dan pinggul makin bertambah
PDF Create! 3 Trial
www.scansoft.com
b. Gejala Persalinan
Kontraksi menjadi lebih menjadi-jadi dan lebih sering, begitu pula dengan rasa nyeri, semuanya berjalan lebih teratur, rasa nyeri di mulai dari daerah punggung bagian bawah lalu ke bawah perut, kemudian kedaerah kaki, kontraksi yang terjadi biasanya disertai diare dan mungkin bisa dirasakan seperti gangguan seperti pada saluran pencernaan, vagina mengeluarkan darah berwarna merah muda, Ketuban pecah (baik semburan atau tetesan).
5. Tahap-Tahap Persalinan c. Kala I
Kala I dimulai dari tanda-tanda persalinan dan berakhir ketika pembukaan mulut rahim sudah lengkap biasanya berlangsung antara10-14 jam.
Kala I (kala pembukaan) di bagi atas 2 fase 1) Fase Laten
Fase dimana pembukaan servik berlangsung lambat sampai pembukaan 3 cm yang berlangsung dalam 7-8 jam.
2) Fase aktif
Fase ini berlangsung selama 6 jam dan di bagi atas 3 subfase yaitu, periode akselerasi berlangsung 2 jam pembukaan menjadi 4 cm, periode dilatasi maksimal berjalan selama 2 jam pembukaan berlangsung cepat menjadi 9 cm, periode deselerasi, berlangsung lambat, dalam waktu 2 jam pembukaan menjadi 10 cm.
PDF Create! 3 Trial
www.scansoft.com
d. Kala II
Kala ini di mulai dari saat pembukaan mulut rahim penuh hingga janin lahir. Dengan kekuatan his dan di tambah kekuatan mengedan sehingga dapat mendorong janin hingga lahir. Kala ini dapat berlangsung selama 1-2 jam.
e. Kala III
Kala III di mulai dari lahirnya bayi sampai keluarnya plasenta, pengeluaran plasenta membutuhkan waktu 10-15 menit.
f. Kala IV
Kala IV merupakan kala pengawasan selama 1 jam setelah bayi lahir dan uri lahir untuk mengamati keadaan ibu terutama terhadap bahaya postpartum. Kala IV di awali dengan keluarnya plasenta dan berakhir ketika uterus tidak relaksasi lagi, yaitu saat bahaya perdarahan pospartum telah lewat (Indriat, 2007 ; Mochtar, 1998)
6. Cara Meneran
Cara meneran saat proses persalinan adalah dengan mengikuti dorongan alamiah selama kontraksi, tidak menahan nafas disaat meneran, beristirahat dan berhenti meneran di antara kontraksi, tidak mengangkat bokong saat meneran (Affandi dkk, 2003).
B.
Status ObstetriPrimigravida adalah Seorang perempuan yang hamil pertama kali (Bobak, 2005)
PDF Create! 3 Trial
www.scansoft.com
C.
Kecemasan1. Pengertian
Kecemasan adalah suatu perasaan takut tidak menyenangkan dan tidak dapat dibenarkan yang disertai dengan gangguan fisiologis, sedangkan pada gangguan ansietas terkandung unsur penderitaan yang bermakna dan gangguan fungsi yang disebabkan oleh kecemasan tesebut (Tomb, 2004). Kecemasan atau rasa cemas adalah sesuatu yang sering kita alami dari waktu ke waktu, dapat diuraikan dengan kata-kata, sebagai penggambaran perasaan atau emosi (Stuart dan Sundeen, 1998).
Kecemasan adalah suatu sinyal yang menyadarkan dan memperingatkan adanya bahaya yang mengancam dan memungkinkan seseorang mengambil tindakan untuk mengatasi ancaman (Kaplan dan Sadock, 1999).
2. Fungsi Adaptif Kecemasan
Kecemasan memperingatkan adanya ancaman, eksternal dan internal, seperti peringatan terhadap, ancaman cidera pada tubuh, keputus asaan, frustasi dari kebutuhan sosial atau tubuh, perpisahan dari orang yang dicintai gangguan pada keberhasilan. Kecemasan mengarahkan seseorang untuk segera mengambil langkah dalam mencegah ancaman atau meringankan akibatnya,
Kecemasan sebaga sinyal kepada seseorang akan adanya bahaya bagi manusia. Kecemasan sebagai isyarat ego bahwa jika tidak melakukan tindakan-tindakan yang tepat maka bahaya itu akan meningkat sampai ego dikalahkannya (Fundiyati, 2000), dimana adaptasi merupakan upaya penyesuaian dini dengan kebutuhan atau tuntutan baru yaitu suatu usaha
PDF Create! 3 Trial
www.scansoft.com
untuk mencari keseimbangan kembali dalam keadaan normal (Rasmun, 2004).
3. Tingkat kecemasan
Stuart and Sundeen (1998) dan Tarwoto (2004) membagi kecemasan menjadi empat tingkat yaitu:
a. Ansietas (kecemasan) ringan
Kecemasan ini berhubungan dengan ketegangan dalam kehidupan sehari-sehari dan menyebabkan seseorang menjadi waspada dan meningkatkan lahan persepsinya. Ansietas dapat memotivasi belajar dan menghasilkan perubahan dan kreativitas. Respon cemas ringan seperti sesekali bernafas pendek, nadi dan tekanan darah naik, gejala ringan pada lambung, muka berkerut, dan bibir bergetar, lapang persepsi meluas, kosnentrasi pada masalah, menyelesaikan masalah secara selektif. Tidak dapat duduk dengan tenang, dan tremor halus pada tangan.
b. Ansietas (kecemasan) sedang
Kecemasan ini memungkinkan seseorang untuk memusatkan pada hal yang penting dan mengesampingkan yang lain sehingga seseoang mengalami perhatian yang selektif namun dapat melakukan sesuatu yang lebih terarah. Respon kecemasan sedang seperti sering nafas pendek, nadi dan tekanan darah meningkat, mulut kering, anoreksia, gelisah, lapang pandang menyempit, rangsang dari luar tidak mampu di terima, bicara banyak, susah tidur, dan perasaan tidak enak.
PDF Create! 3 Trial
www.scansoft.com
c. Ansietas (kecemasan) berat
Kecemasan ini mengurangi lahan persepsi seseorang. Seseorang cenderung untuk sesuatu yang terinci dan sepesifik dan tidak dapat berpikir tentang hal lain. Semua perilaku di tujukan untuk mengurangi ketegangan, Orang tersebut memerlukan banyak pengaruh untuk dapat memusatkan pada suatu area lain. Respon tingkat kecemasan pada tingkat ini seperti, nafas pendek, nadi dan tekanan darah meningkat, berkeringat, dan sakit kepala, penglihatan kabur, ketegangan, lapangan persepsi sangat sempit, tidak mampu menyelesaikan masalah, bloking, verbalitas cepat, dan perasaan ancaman meningkat.
d. Tingkat panik
Kecemasan berhubungan dengan terperangah, ketakutan dan terror. Rincian terpecah dari proposinya, karena mengalami kehilangan kendali, orang mengalami panik tidak mampu melakukan sesuatu walaupun dengan pengarahan. Panik melibatkan disorganisasi kepribadian. Dengan panik, terjadi peningkatkan aktivitas motorik, menurunnya kemampuan untuk berhubungan dengan orang lain, persepsi yang menyimpang dan kehilangan pemikiran yang rasional. Respon panik seperti napas pendek, rasa tercekik, palpitasi, sakit dada, pucat, hipotensi, lapang persepsi sangat sempit, tidak dapat berpikir logis, agitasi, mengamuk, marah, ketakutan, berteriak-teriak, dan persepsi kacau.
4. Rentang Respon Kecemasan
PDF Create! 3 Trial
www.scansoft.com
Menurut Stuart dan Sundeen (1998) kecemasan dapat digambarkan dalam sebuah rentang yaitu dari respon adaptif sampai maladaptive. Respon terhadap kecemasan dapat bersifat konstruktif dan destruktif.
Respon adaptif Respon maladaptif
Antisipasi Ringan Sedang Berat Panik 5. Respon Terhadap Kecemasan
Menurut stuart dan sundeen tahun 1998, respon terhadap kecemasan meliputi:
a. Respon fisiologis
Respon fisiologis terhadap kecemasan meliputi : 1) Kardiovaskuler
Palpitasi, jantung berdebar, tekanan darah meningkat rasa mau pingsan, pingsan, tekanan darah menurun denyut nadi menurun. 2) Pernafasan
Nafas sangat pendek, nafas sangat cepat, tekanan pada dada, napas dangkal, pembengkakan pada tenggorokan, sensasi tercekik, terengah-engah.
3) Neuromuskuler
Refleks meningkat, Reaksi kejutan, mata berkedip-kedip, insomnia, tremor frigiditas, wajah tegang, kelemahan umum kaki goyah, gerakan yang janggal.
PDF Create! 3 Trial
www.scansoft.com
4) Gastrointestinal
Kehilangan nafsu makan, menolak makanan, rasa tidak nyaman pada abdomen mual, rasa terbakar pada jantung, diare.
5) Traktus urinarius
Tidak dapat menahan kencing, sering berkemih. 6) Kulit
Wajah kemerahan sampai telapak tangan, gatal, rasa panas dan dingin pada kulit, wajah pucat, berkeringat seluruh tubuh.
b. Respon Perilaku
Respon perilaku yang bisa terjadi yaitu, gelisah ketegangan fisik, tremor, gugup, bicara cepat, kurang kordinasi, cenderung mendapat cidera, menarik dari masalah, menghindar, hiperventilasi.
c. Kognitif
Perhatian terganggu, konsentrasi buruk, pelupa, salah dalam memberikan penilaian, preokupsi, hambatan berpikir bidang persepsi menurun, kreativitas menurun produktivitas menurun, bingung, sangat waspada, kesadaran diri meningkat, kehilangan objektivitas, takut kehilangan kontrol, takut pada gambar visual, takut pada cedera dan kematian.
d. Afektif
Mudah tersinggung, tidak sabar, gelisah, tegang, nervus, ketakutan, alarem, terror, gugup, gelisah.
7. Faktor Yang Mempengaruhi Respon Kecemasan
Respon terhadap kecemasan berbeda-beda menurut Stuart and Sundeen (2004), Rasmun (2004) dan Isacs (2004) yang meliputi:
PDF Create! 3 Trial
www.scansoft.com
a. Usia
Usia mempengaruhi psikologi seseorang, semakin tinggi usia semakin baik tingkat kematangan emosi seseorang serta kemampuan dalam menghadapi berbagai persoalan.
b. Status kesehatan jiwa dan fisik
Kelelahan fisik dan Penyakit dapat menurunkan mekanisme pertahanan alami seseorang.
c. Nilai-nilai budaya dan Spiritual
Budaya dan spiritualitas mempengaruhi cara pemikiran seseorang. Relegiusitas yang tinggi menjadikan seseorang berpandangan masalah yang dihadapi sebagai cobaan dari Tuhan.
d. Pendidikan
Tingkat pendidikan rendah pada seseorang akan menyebabkan tersebut mudah mengalami kecemasan, semakin tingkat pendidikannya tinggi akan berpengaruh terhadap kemampuan berfikir.
e. Respon koping yang dipelajari
Mekanisme koping digunakan seseorang saat mengalami kecemasan. Ketidakmampuan mengatasi kecemasan secara konstruktif sebagai penyebab tersedianya perilaku patologis.
g. Dukungan sosial dan lingkungan
Dukungan sosial dan lingkungan sebagai sumber koping, dimana kehadiran orang lain dapat membantu seseorang mengurangi kecemasan dan lingungan mempengaruhi area berfikir seseorang. h. Tahap perkembangan
PDF Create! 3 Trial
www.scansoft.com
Pada tingkat perkembangan tertentu terdapat jumlah dan intensitas stresor yang berbeda sehingga resiko terjadinya stres pada tiap perkembangan berbeda. Pada tingkat perkembangan individu membentuk kemampuan adatasi yang semakin baik terhadap stresor i. Persepsi terhadap stresor atau makna yang dirasakan
Cara seseorang mempersepsikan stresor, bila stresor dipersepsikan buruk, maka tingkat kecemasan dirasakan berat apabila stresor tidak mengancam dan individu dapatmengatasi, maka kecemasan dapat dirasakan lebih ringan.
j. Pengalaman masa lalu
Pengalaman masa lalu dapat mempengaruhi kemampuan kemampuan seseorang dalam menghadapi setresor yang sama.
k. Pengetahuan
Ketidaktahuan dapat menyebabkan kecemasan, dan pengetahuan dapat digunakan untuk mengatasi masalah.
7. Stresor Pencetus
Sttresor menurut stuart and sundeen (1998) dan potter (2005) stresor yang dapat memberi ancaman terhadap integritas seseorang dan ancaman terhadap sistem diri dikatagorikan menjadi dua yaitu
a. Stresor Internal yaitu stresor yang berasal dari dalam diri sendir. b. Stresor Eksternal yaitu stresor yang berasal dari luar diri seseorang
atau lingkungan
8. Kecemasan Pada Ibu Hamil Dalam Menghadapi Persalinan
Proses melahirkan adalah proses yang menegangkan bagi ibu, terutama pada perempuan yang baru pertama hamil, dimana mereka,
PDF Create! 3 Trial
www.scansoft.com
belum memiliki pengalaman. Rasa cemas itu diakibatkan adanya kekhawatiran nyeri persalinan mutilasi, perubahan bentuk tubuh (peregangan, jahitan dan ruptur) dan kekahwtiran tentang proser persalinan yang tidak dapat berjalan lancar atau persalinan yang aman bagi dirinya dan janinnya. (Bobak, 2005).
D.
Pendidikan1. Pengertian
Pengertian pendidikan dibagi menjadi dua menurut suhartono (2006) yaitu a. Pendidikan dalam arti luas
Pendidikan adalah segala kegiatan pembelajaran yang berlangsung sepanjang zaman dalam segala situasi kegitan kehidupan. Pendidikan berlangsung disegala jenis, bentuk, dan tingkat lingkungan hidup, yang kemudian mendorong pertumbuhan segala potensi yang ada didalam diri individu.
b. Pendidikan dalam arti sempit.
Pendidikan adalah seluruh kegiatan belajar yang di rencanakan dengan materi terorganisir, dilaksanakan secara terjadwal, dalam sistem pengawasan, dan diberikan evaluasi berdasarkan pada tujuan yang telah ditentukan.
Pendidikan sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar perseta didik secara aktif mengembangkan potensi diri untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri kepribadian, kecerdasan, ahlak mulia serta ketrampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat (http://wikipedia.co.id) seperti juga yang disebut dalam filsafat
PDF Create! 3 Trial
www.scansoft.com
pendidikan bahwa pendidikan menumbuhkan potensi manusia menjadi semakin dewasa dan matang sehinga lebih siap menghadapi masalah yang dapat menimbulkan gangguan psikologi (Suhartono, 2006)
2. Ruang lingkup Pendidikan
Ruang lingkup pendidikan terdiri dari pendidikan informal, formal dan non formal. Pendidikan informal jalur pendidikan keluarga dan lingkungan keluarga berbentuk kegiatan belajar secara mandiri atau pendidikan yang diperoleh seseorang di rumah dalam lingkungan keluarga. Pendidikan formal merupakan pendidikan yang diselenggarakan di sekolah-sekolah pada umumnya. Jalur ini memiliki jenjang pendidikan yang jelas melalui pendidikan dasar, menengah, sampai pendidikan tinggi.
3. Jenjang Pendidikan Formal
Menurut undang-undang Republik Indonesia tentang pendidikan No 20 tahun 2003, jenjang pendidikan formal terdiri dari :
a. Pendidikan dasar yaitu jenjang pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan menengah. Contohnya, SD, MI, SMP dan MTs atau bentuk lain yang sedrajat.
b. Pendidikan menengah yaitu lanjutan pendidikan dasar yang terdiri dari pendidikan menengah kenjuruan contohnya SMA, MA, SMK dan MAK atau bentuk lain yang sederajat.
c. Pendidikan tinggi merupakan jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah yang mencakup program pendidikan diploma, sajarna, magister, dan doctor yang diselenggarakan oleh progam pendidikan
PDF Create! 3 Trial
www.scansoft.com
tinggi yang berbentuk akademi politeknik, sekolah tinggi. Institute atau universitas.
E.
Usia1. Pengertian
Usia atau umur adalah variabel yang selalu diperhatikan dalam sebuah penelitian. Angka kesakitan dan kematian sering berkaitan dengan usia (Notoatmodjo, 2003).
Usia adalah Satuan waktu yang mengukur waktu keberadaan suatu benda atau makhluk, baik yang hidup atau yang mati (http://id.wikipedia.orgil).
2. Masa Ideal Kehamilan
Usia yeng direkomendasikan WHO sebagai masa kehamilan yang paling ideal adalah 20-30 tahun, akan tetapi pada usia 30-35 th masa yang masih relative aman dengan menjaga kondisi tubuh dan kesehatan ibu, pada usia≤19 dan >35 merupakan usia resiko untuk kehamilan dan melahirkan dan menurut para ahli usia dapat berpengaruh pada kehamilan dan proses persalinan yang pertama kali, (Hadis 2006)
F.
PENGETAHUAN 1. PengertianPengetahuan merupakan hasil “tahu”setelah seseorang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan melalui panca indra manusia yakni: indra penglihatan, pendengaran, penciuman perasa dan praba.(Notoatmodjo, 2003)
PDF Create! 3 Trial
www.scansoft.com
Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Karena dari penelitian perilaku yang disadari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak disadari oleh pengetahuan. Penelitian Rogers (1974) mengungkapkan bahwa sebelum seseorang mengadopsi perilaku baru terdapat proses yang berurutan yaitu:
a. Awareness (kesadaran), dimana orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus (objek).
b. Interest (merasa tertarik) terhadap stimulus atau objek tersebut. c. Evaluation (menimbang-menimbang) terhadap baik tidaknya
stimulus tersebut bagi darinya. Hal ini berarti sikap responden lebih baik lagi.
d. Trial, dimana subjek mulai mencoba melakukan sesuatu yang sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh stimulus.
e. Adaption, dimana subjek telah berperilaku baru ssuai dengan pengetahuan, kesadaran, sikapnya terhadap stimulus.
2. Tingkat Pengetahuan
Pengetahuan yang dicakup dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkat yaiti:
a. Tahu (know)
Tahu diartikan mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Pada pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap suatu yang sepesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima, sehingga tahu sebagai pengetahuan yang paling rendah.
PDF Create! 3 Trial
www.scansoft.com
b. Memahami (comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar tentang oyek yang diketahui dan dapat menginterprestasi materi tersebut secara benar
c. Aplikasi (aplikation)
Apabila diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada ituasi atau kondisi riil (sebenarnya). Aplikasi disini dapat diartikan aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, perinsip dan sebagainyadalam konteks atau situasi yang lain.
d. Analisis
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek kedalam komponen-komponen, tetapi masih didalam suatu struktur organisasi tersebut, dan masih ada kaitannya satu sama lain.
e. Sintesis (Synthetis)
Sintetis menunjukan kepada suatu kemampuan untuk meletakan atau menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lainnya sintetis itu suatukemampuan untuk menyusun formasi baru dari formasi-formasi yang ada.
f. Evaluasi (evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek,
Penilaian-PDF Create! 3 Trial
www.scansoft.com
penilaian itu berdasarkan suatu cerita yang ditentukan sendiriatau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada. (Notoadmodjo, 2003)
G.
Kerangka TeoriKerangka teori dalam penelitian ini adalah sebagai berikut
:
(Stuart and sundeen, 1998; Isaacs,2004; Potter, 2005)
H.
Kerangka KonsepVariabel Dependen Variabel Independen
Tingkat Pendidikan
Tingkat kecemasan menghadapi persalinan Stresor
a. Stressor interna :dari dalam diri individu
b. Stresor eksterna : lingkungan
a. Usia
b. Persepsi terhadap stresor
c. Status kesehatan jiwa dan fisik
d. Nilai-nilai budaya dan Spiritual
e. Dukungan sosial dan lingkungan
f. Tahap Perkembangan g. Respon Koping Yang
Dipelajari
h. Pendidikan
i. Pengalaman masa lalu
j. Pengetahuan Kecemasan Usia Status obstetri Pengetahuan
PDF Create! 3 Trial
www.scansoft.com
I.
Variabel penelitianVariabel Penelitian ini terbagi menjadi dua yaitu
1.
Variabel Independen (bebas)Variabel Independen (bebas) dalam penelitian ini adalah tingkat pendidikan, usia dan pengetahuan.
2.
Variabel Dependen (terikat)Variabel dependen dalam penelitian ini adalah tingkat kecemasan menghadapi persalinan pada ibu primigravida
J.
HipotesisAda hubungan tingkat pendidikan, dengan tingkat kecemasan menghadapi persalinan pada primigravida.
Ada hubungan usia dengan tingkat kecemasan menghadapi persalinan pada primigravida
Ada hubungan pengetahuan dengan tingkat kecemasan menghadapi persalinan pada primigravida