• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

PT. Pos Indonesia yang selanjutnya disebut Kantor Pos merupakan badan usaha milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang layanan sarana komunikasi seperti mengirimkan surat dan mengirim paket kepada kerabat yang dekat maupun jauh. Seiring dengan perkembangan teknologi yang ada, kantor pos mengembangkan jasa layanan dan fungsinya menjadi lebih luas lagi, seperti menerima western union, pembayaran listrik, telepon, dan lain-lain.

Kemajuan teknologi di masa kini, seperti adanya mesin fax, telepon, HP, dan internet membuat penyampaian pesan dan berita menjadi sangat mudah dan praktis. Dengan adanya kemajuan teknologi membuat fungsi kantor pos yang pada mulanya melayani pengiriman pesan dan berita menjadi kebanyakan hanya digunakan perusahaan-perusahaan yang memerlukan jasa pos untuk berkomunikasi kepada pelanggannya. Pengiriman barang yang dulu juga biasa dilakukan oleh kantor pos, kini tidak lagi dikirim melalui kantor pos saja, akan tetapi dapat dikirim melalui perusahaan jasa pengiriman swasta.

PT. Pos Indonesia terlahir di kota Bandung yang merupakan salah satu kota di Indonesia yang kaya akan cagar budaya bangunan tua. Bahkan kota ini sempat menjadi wadah eksperimen arsitektur pada awal abad ke-20. Puncak pembangunan Bandung terjadi pada rentang tahun 1920-1940-an ketika para arsitek belanda melakukan inovasi dalam bangunan yang berbeda dari apa yang lazimnya dilakukan di negri asal mereka yang beriklim subtropis.

Kantor Pos Besar di kota Bandung didesain oleh seorang arsitek bernama J. Van Gent dan dibangun selama 3 tahun, yaitu dari tahun 1928-1931 dengan model arsitektur modern fungsional (Art Deco Geometric). Bangunan ini termasuk cagar budaya dan sudah terdaftar sebagai salah satu warisan arsitektur Bandung oleh Bandung Heritage Society.

(2)

Bangunan kantor pos di jalan Asia Afrika Bandung merupakan salah satu bangunan tua yang merupakan bagian dari sejarah dan identitas kota. Keberadaannya perlu dijaga kelestariannya agar tidak rusak dan punah.

Upaya untuk menjaga kelestarian bangunan bersejarah didasari oleh Undang Undang Republik Indonesia No. 5 Tahun 1992 dan Kepmendikbud No. 062/U/1995, No. 063/U/1995, serta No. 064/U/1995, mengenai perlindungan terhadap benda cagar budaya dan situs, bertujuan melestarikan dan memanfaatkannya untuk memajukan kebudayaan Nasional Indonesia.

Agar bangunan bersejarah tersebut dapat dilestarikan dengan tidak melupakan bahwa bangunan tersebut adalah warisan budaya namun harus tetap bermanfaat di zaman modern sekarang ini, perlu dilakukan perencanaan dalam pemanfaatannya. Salah satu upayanya adalah melakukan penata ulang desain interiornya agar sesuai dengan kebutuhan kegiatan usaha pada zaman modern ini.

Desain interior yang terdapat pada kantor pos di jalan Asia Afrika Bandung saat ini masih kurang merepresentasikan bangunan heritage yang fungsional, serta masih kurang memiliki ciri corporate identity kantor pos. Salah satu corporate identity yang kantor pos miliki yaitu kantor pos terpadu, yang merupakan konsep layanan jasa pos lainnya yang menggabungkan unsur bisnis dan unsur layanan lainnya. Sehingga di kantor pos tidak hanya tersedia layanan jasa pos tetapi pengunjung juga dapat menikmati adanya kemudahan layanan lainnya seperti berbelanja kebutuhan dan lain-lain. Untuk meningkatkan kualitas pelayanan yang lebih baik lagi maka diperlukan desain interior yang menarik, inovatif dan sesuai kebutuhan masyarakat modern, agar memudahkan publik untuk mendapatkan jasa layanan pos, bertransaksi, dan bahkan mungkin bernilai rekreatif, sehingga kantor pos bisa menjadi tempat yang menyenangkan untuk dikunjungi.

Untuk menunjang hal tersebut diatas, maka dibutuhkan pengaturan tata letak ruang dan desain baru yang modern pada aspek interior serta sesuai fungsinya, agar dapat menambahkan fungsi yang lain yang dapat menunjang fungsi utama kantor pos tersebut, seperti café, minimarket, tempat bermain anak, dan lain-lain. Desain kantor pos yang ada saat ini masih kurang memadai untuk melayani

(3)

publik seperti yang diuraikan diatas. Dengan di desain ulangnya kantor pos ini, diharapkan dapat menarik lebih banyak pengunjung karena desain ruangannya yang lebih nyaman dan menyenangkan para pemakai jasa layanan pos dan pengunjung untuk bertransaksi dan beraktifitas di kantor pos.

1.2. Identifikasi Masalah

Merujuk dari latar belakang diatas maka dapat diidentifikasikan beberapa masalah yang berkaitan dengan latar belakang tersebut diatas, antara lain :

• Mendesain ulang interior kantor pos dengan pendekatan Art Deco.

• Rancangan desain interior yang dimaksud adalah yang tujuannya dapat meningkatkan kualitas pelayanan publik.

• Pengaturan tata letak ruang dan desain baru pada interior kantor pos diharapkan tidak harus menambah besar ukuran ruang yang ada, namun bisa mengoptimalkan dan memaksimalkan fungsinya.

1.3. Rumusan Masalah

1. Bagaimana menyusun konsep perencanaan dan perancangan interior kantor pos yang sesuai dengan penggayaan Art Deco serta penerapannya pada elemen interior yang ada?

2. Bagaimana mendesain interior dengan memberikan fungsi tambahan yang menunjang fungsi utama kantor pos?

3. Bagaimana merancang interior kantor pos yang dapat memberikan kenyamanan dan keamanan serta dapat memenuhi dan menampung tuntutan penambahan fungsi kantor pos?

1.4. Ruang Lingkup

Perancangan kantor pos ini mencakup pada keseluruhan ruang yang ada di dalam bangunan, mulai dari ruang kerja untuk meningkatkan kinerja kerja karyawan agar memberikan pelayanan yang baik kepada publik. Ruang publik untuk membuat nyaman para pengunjung yang akan bertransaksi. Ruang publik

(4)

yang akan didesain diantaranya lobby kantor/vestibul, ruang pelayanan, loket pembayaran, serta ruang yang menjadi fungsi tambahan pada kantor pos.

1.5. Batasan Masalah

Perencanaan pada kantor pos ini dibatasi dalam beberapa masalah diantaranya: 1. Membuat tema desain interior yang sesuai dengan penggayaan Art Deco

dan sesuai corporate identity.

2. Penambahan fungsi ruang pada kantor pos yang dapat mendukung fungsi utama.

3. Merancang kantor pos yang dapat memberikan kenyamanan.

1.6. Tujuan Perancangan

1. Menciptakan perencanaan dan perancangan desain interior dari sebuah Kantor Pos yang sesuai dengan identitas perusahaan.

2. Menciptakan desain interior yang memiliki fungsi optimal dalam pelayanan dan operasional kantor.

3. Merancang desain yang sesuai denggan penggayaan bangunan art deco secara keseluruhan.

1.7. Manfaat Perancangan

1.7.1. Bagi Penulis/Desainer

1. Memberikan masukan penting untuk memperluas pandangan dalam konsep perencanaan dan perancangan interior sehingga dapat menyusun desain yang lebih baik dan tepat sesuai latar belakang dan sasaran.

2. Dapat mengembangkan ide-ide dan gagasan untuk merencanakan dan merancang interior sesuai dengan fungsi dan kebutuhan dari setiap ruang.

(5)

3. Dapat memecahkan masalah yang ada dalam proyek perencanaan dan perancangan interior.

1.7.2. Bagi Dunia Akademik

1. Menambah referensi Jurusan Desain Interior Fakultas Seni dan Desain Universitas Telkom.

2. Menambah salah satu bentuk perkembangan interior didalam dunia akademik.

1.7.3. Bagi Masyarakat

1. Dapat memberikan wawasan dan pengetahuan baru, serta memberikan ide-ide serta gagasan baru yang kreatif, kebebasan berekspresi, berkreasi, dan mengeksplorasikan segala bentuk seni. 2. Dapat memberikan wawasan tentang fungsi dan publikasi fasilitas

kantor pos.

3. Dapat memberikan informasi dan bahan bacaan bagi masyarakat.

1.8. Metode Perancangan

1.8.1. Metode Pengumpulan Data a. Observasi

Melakukan observasi secara langsung ke lokasi proyek yang ingin dikerjakan yaitu kantor PT. Pos Indonesia (Persero) di jalan Asia Afrika no. 49 Bandung. Mencatat serta mengamati beberapa alur serta kegiatan yang terdapat di kantor yang akan dirancang.

b. Wawancara

Merupakan teknik pengumpulan data dengan mengadakan tanya jawab secara langsung atau tidak langsung (melalui telepon) dengan orang yang bergerak dibidangnya dan mampu memberikan data serta

(6)

informasi tentang objek redesain. Dalam hal ini mengadakan tanya jawab dengan manajer, staf dan karyawan, dan pihak-pihak yang terkait dengan perusahaan tersebut.

c. Dokumentasi

Maksud penggunaan metode ini adalah agar dapat mendokumentir (data visual berupa foto) objek-objek yang ada guna melengkapi data yang diperoleh melalui metode observasi dan wawancara dengan mempergunakan alat (kamera).

(7)

1.9. Kerangka Perancangan

TOPIK

 

PERMASALAHAN  

TUJUAN  

DATA

FISIK   NON  FISIK  

ANALISA   KONSEP  DESAIN   DESAIN  TERPILIH   SKETSA  IDE   • SITE  PLAN   • LAYOUT   EXISTING   • FOTO   • LITERATUR   • OBSERVASI   • WAWANCARA   • STUDI  BANDING   • JURNAL   MASALAH   • KEINGINAN   KLIEN   • KEADAAN   LAPANGAN   LITERATUR   • STUDI   IMAGE   • BUKU   • JURNAL   PRINSIP  DESAIN   • ZONING,   BLOKING   • BES.  RUANG   • HUB.  RUANG   • SIRKULASI   ARAH  PERANCANGAN   • STANDAR   DESAIN   • TEMA   ALTERNATIF  DESAIN   SKEMA   SIMULASI  DESAIN   PRESENTASI   MAKET   GAMBAR  KERJA  

Membuat konsep desain interior yang sesuai dengan penggayaan Art

Deco dan sesuai corporate identity.   Menciptakan  desain  

interior  kantor  pos  yang   sesuai  dengan  konsep  

(8)

1.10. Sistematika Penulisan

BAB I Tahap Pendahuluan

Yang terdiri atas latar belakang masalah, batasan dan rumusan masalah, tujuan, sasaran, manfaat serta metodologi dan sistematika pembahasan.

BAB II Tahap kajian Pustaka

Adalah uraian tentang landasan teori yang akan dijadikan dasar untuk mencapai tujuan perancangan.

BAB III Tahap Konsep Perancangan

Merupakan uraian tentang ide atau gagasan yang akan melatar belakangi terciptanya karya tugas akhir

BAB IV Tahap Konsep Perancangan Denah Khusus

Menjelaskan tentang konsep denah khusus yang dirancang

BAB V Penutup

Referensi

Dokumen terkait

Ženske zaradi potencialnega materinstva dopust za nego in varstvo otroka še vedno v veliki večini koristijo samo matere, čeprav imajo tudi očetje to možnost in s tem

Pada penelitian ini, penulis ingin menganalisis evaluasi jaringan Fiber to the Curb (FTTC) menggunakan teknologi 10-Gigabit Capable Passive Optical Network (XGPON) dari

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Ekstrak Etanolik Herba Ciplukan memberi- kan efek sitotoksik dan mampu meng- induksi apoptosis pada sel kanker payudara MCF-7

Sistem pendukung keputusan yang akan dibuat menggunakan model Fuzzy Multiple Attribute Decision Making (FMADM) dengan menerapkan metode Weighted Product (WP) dan

Hermanu, MS., Apt., selaku Koordinator Bidang Apotek Program Studi Profesi Apoteker Fakultas Farmasi Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya yang telah

Pemerintah pertama kali mengatur kaitan antara zakat yang dibayarkan oleh orang pribadi dan badan yang dimiliki oleh pemeluk agama Islam dengan pajak penghasilan

Modul ini dikembangkan dengan tujuan agar mahasiswa mengerti, memahami masalah Penggunaan Obat yang Rasional ( POR ); memahami dan berkemampuan cara mengidentifikasi masalah POR;

Pengujian hipotesis yang telah dilakukan menunjukkan bahwa jumlah dewan komisaris, proporsi dewan komisaris independen, dan fre- kuensi rapat dewan komisaris