• Tidak ada hasil yang ditemukan

Agus Saladin*, Agus Budi Purnomo, Enny S. Sardiyarso, Sri Tundono. Jurusan Arsitektur FTSP Universitas Trisakti *

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Agus Saladin*, Agus Budi Purnomo, Enny S. Sardiyarso, Sri Tundono. Jurusan Arsitektur FTSP Universitas Trisakti *"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Jurusan Arsitektur FTSP - Universitas Trisakti

Seminar Nasional Keberlanjutan Ruang Huni Masa Depan EKO-ARSITEKTUR

212

PERUBAHAN BENTUK BANGUNAN RUMAH TINGGAL DI KAMPUNG TRUSMI CIREBON JAWA BARAT

(The Change of Residential Building House at Kampung Trusmi Cirebon West Java)

Agus Saladin*, Agus Budi Purnomo Jurusan Arsitektur FTSP Univer

*e-mail: agussaladin@gmail.com Abstrak

Kampung Trusmi adalah pemukiman tradisional di Trusmi, Cirebon, Jawa Barat, yang dihuni oleh banyak orang yang secara tradisional bekerja di pengerjaan batik.Karena telah menjadi tujuan wisata budaya d

pengunjung, Kampung Trusmi telah berubah.Banyak bangunan di Kampung Trusmi telah berubah dari rumah tinggal menjadi bangunan komersial seperti kios, toko, atau galeri batik, terutama bangunan yang terletak di jalan

Masalahnya adalah perubahan banyak bangunan tidak sesuai dengan gaya arsitektur di Kampung Trusmi.Melalui penelitian lapangan pada tahun 2015, makalah ini akan membahas perubahan bentuk bangunan di Kampung Trusmi, dari rumah tinggal menjadi bangunan komersia

pengembangan Kampung Trusmi di masa depan.

Kata kunci: Kampung Trusmi, Pekerjaan pembatikan, Rumah tinggal, Permukian tradisional, Gaya arsitektur

Abstract

Trusmi traditional village in Cirebon, West Java, is inhabited by traditio

workers. As Kampung Trusmi has undergone changes into a cultural tourist destination, the function of houses has also changed. The changes, among others, are in the form of kiosks, stores, or batik gallery, especially those houses located on the main roads. However, the changes create problems in that those houses are no longer compatible with the original architectural style of Kampung Trusmi. Based on the results of the field research in 2015, this paper will discuss about the aforementioned changes and the impact on the development of Kampung Trusmi in the future.

Keywords: Kampung Trusmi, Batik Craftsmanship, Living house, Traditional settlement, Architectural style

PENDAHULUAN

Kampung Trusmi yang terletak di wilayah Cirebon, Jawa Barat, di

satu kampung batik di Indonesia, dengan produk batiknya yang khas yakni batik Trusmi Cirebon. Di Kampung Trusmi, ada beragam kegiatan warga yang terkait dengan usaha batik, mulai dari pembuatan kain batik, menjahit baju batik, hingga p

Dalam sepuluh tahun terakhir ini Kampung Trusmimulai gencar dipromosikan sebagai destinasi wisata budaya kampung batik oleh pemerintah setempat, dan mulai ramai dikunjungi para wisatawan yang ingin melihat suasana kampung batik dan berbelanj

Dampak dari berkembangannya Kampung Trusmi sebagai destinasi wisata budaya kampung batik, maka banyak usaha batik yang mulai dikelola dengan lebih serius untuk memenuhi kebutuhan para wisatawan yang ingin berbelanja batik. Kegiatan ekonomi yang terkait dengan usaha batik trusmi pun mengalami peningkatan.

Universitas Trisakti

Seminar Nasional Keberlanjutan Ruang Huni Masa Depan ARSITEKTUR

PERUBAHAN BENTUK BANGUNAN RUMAH TINGGAL DI KAMPUNG TRUSMI CIREBON JAWA BARAT

(The Change of Residential Building House at Kampung Trusmi Cirebon West Java)

Agus Budi Purnomo, Enny S. Sardiyarso, Sri Tundono Jurusan Arsitektur FTSP Universitas Trisakti

agussaladin@gmail.com Abstrak

Kampung Trusmi adalah pemukiman tradisional di Trusmi, Cirebon, Jawa Barat, yang dihuni oleh banyak orang yang secara tradisional bekerja di pengerjaan batik.Karena telah menjadi tujuan wisata budaya dan dikunjungi oleh banyak pengunjung, Kampung Trusmi telah berubah.Banyak bangunan di Kampung Trusmi telah berubah dari rumah tinggal menjadi bangunan komersial seperti kios, toko, atau galeri batik, terutama bangunan yang terletak di jalan-jalan utama. salahnya adalah perubahan banyak bangunan tidak sesuai dengan gaya arsitektur di Kampung Trusmi.Melalui penelitian lapangan pada tahun 2015, makalah ini akan membahas perubahan bentuk bangunan di Kampung Trusmi, dari rumah tinggal menjadi bangunan komersial, dan dampaknya terhadap pengembangan Kampung Trusmi di masa depan.

: Kampung Trusmi, Pekerjaan pembatikan, Rumah tinggal, Permukian Abstract

Trusmi traditional village in Cirebon, West Java, is inhabited by traditional batik workers. As Kampung Trusmi has undergone changes into a cultural tourist destination, the function of houses has also changed. The changes, among others, are in the form of kiosks, stores, or batik gallery, especially those houses located main roads. However, the changes create problems in that those houses are no longer compatible with the original architectural style of Kampung Trusmi. Based on the results of the field research in 2015, this paper will discuss about the nges and the impact on the development of Kampung Trusmi : Kampung Trusmi, Batik Craftsmanship, Living house, Traditional

Kampung Trusmi yang terletak di wilayah Cirebon, Jawa Barat, dikenal sebagai salah satu kampung batik di Indonesia, dengan produk batiknya yang khas yakni batik Trusmi Cirebon. Di Kampung Trusmi, ada beragam kegiatan warga yang terkait dengan usaha batik, mulai dari pembuatan kain batik, menjahit baju batik, hingga pemasarannya.

Dalam sepuluh tahun terakhir ini Kampung Trusmimulai gencar dipromosikan sebagai destinasi wisata budaya kampung batik oleh pemerintah setempat, dan mulai ramai dikunjungi para wisatawan yang ingin melihat suasana kampung batik dan berbelanja batik.

Dampak dari berkembangannya Kampung Trusmi sebagai destinasi wisata budaya kampung batik, maka banyak usaha batik yang mulai dikelola dengan lebih serius untuk memenuhi kebutuhan para wisatawan yang ingin berbelanja batik. Kegiatan ekonomi yang

(2)

Seminar Nasional Keberlanjutan Ruang Huni Masa Depan EKO-ARSITEKTUR

213

Banyak rumah-rumah di Kampung Trusmi, terutama yang terletak di tepi jalan yang kemudian mengalami perubahan menjadi butik-butik, toko-toko, atau kios-kios yang menawarkan batik kepada para pengunjung. Jalan-jalan di dalam Kampung Trusmi yang tidak terlalu lebar pun ramai dikunjungi para wisatawan pada hari-hari libur.

Permasalahan yang kemudian muncul adalah adanya bangunan rumah-rumah yang mengalami perubahan bentuk menjadi butik-butik, toko-toko, atau kios-kios batik yang tidak lagi selaras dengan langgam arsitektur rumah tinggal di Kampung Trusmi.

Penelitian ini dilakukan dengan metode penelitian kualitatif dengan metode pengumpulan data melalui observasi lapangan dan wawancara, serta analisis secara deskriptif interpretif (lihat Guba, 1990; Cresswel, 1994; Denzin & Lincoln, 1994; Neuman, 1997). Lokasi Penelitian dilakukan di Kampung Trusmi Cirebon, Jawa Barat(lihat gambar 1).

Tulisan ini merupakan bagian dari laporan hasil penelitian lapangan yang dilakukan pada tahun 2015, yang merupakan bagian dari Penelitian Unggulan Perguruan Tinggi Hibah Dikti tahun 2015, mengenai arsitektur tradisional di wilayah Jawa.

(3)

Jurusan Arsitektur FTSP - Universitas Trisakti

Seminar Nasional Keberlanjutan Ruang Huni Masa Depan EKO-ARSITEKTUR

214

RUMAH TINGGAL DI KAMPUNG TRUSMI

Mengacu pada sejarah penyebaran Islam di Jawa, secara historis wilayah kesultanan Cirebon dan Banten memiliki hubungan yang erat dan sekaligus mendapat pengaruh yang kuat dari Kesultanan Islam Demak. Oleh karenya, l

Kesultanan Cirebon mendapatkan pengaruh kuat dari arsitektur Jawa. Demikian juga langgam arsitektur rumah tinggalnya, termasuk rumah tinggal di Kampung Trusmi, mendapatkan pengaruh yang kuat dari langgam arsitektur Jaw

juga pengaruh dari Cina dan Eropa karena adanya hubungan dagang pada masa kejayaan Kesultanan Cirebon.

Rumah tinggal di Kampung Trusmi pada umumnya merupakan rumah tinggal warga kampung Trusmi yang dapat dikategorikan sebagai ka

menjadi bagian dari kelas menengah. Mereka sejak lama telah terlibat dalam kegiatan usaha batik, baik sebagai pengrajin kain batik, penjahit pakaian batik, maupun pedagang kain batik Trusmi. Dalam khasanah kain batik nusanta

yang khas, antara lain motif mega mendung dan motif

Bentuk bangunan rumah di Kampung Trusmi umumnya lebih mendekati bentuk arsitektur Jawa tipe limasan yang dimiliki oleh para pedagang, saud

menengah di Jawa. Hal ini dimungkinkan karena Kampung Trusmi merupakan bagian dari wilayah Kesultanan Cirebon yang mendapat pengaruh kuat dari Kesultanan Demak.

Bangunan rumah di Kampung Trusmi umumnya terbuat dari bahan pondasi batu kali, dinding batu bata atau kayu, atau kombinasi dinding batu bata di bagian samping dan dinding kayu di bagian depan. Pintu dan jendela kayu, lubang jendela dan ventilasi dilengkapi dengan jalusi. Konstruksui rangka atap terbuat dari kayu dan bahan penutup a dari genting tanah liat bakar. Bentuk atap umumnya adalah bentuk dasar atap limasan dengan tambahan pada bagian teras depan (lihat gambar 2, 3 dan 4).

Gambar 2a: contoh bentuk rumah tinggal di Kampung Trusmi

Gambar 2b: contoh bentuk rumah t Universitas Trisakti

Seminar Nasional Keberlanjutan Ruang Huni Masa Depan ARSITEKTUR

Mengacu pada sejarah penyebaran Islam di Jawa, secara historis wilayah kesultanan Cirebon dan Banten memiliki hubungan yang erat dan sekaligus mendapat pengaruh yang kuat dari Kesultanan Islam Demak. Oleh karenya, langgam arsitektur bangunan keraton di Kesultanan Cirebon mendapatkan pengaruh kuat dari arsitektur Jawa. Demikian juga langgam arsitektur rumah tinggalnya, termasuk rumah tinggal di Kampung Trusmi, mendapatkan pengaruh yang kuat dari langgam arsitektur Jawa. Disamping itu, terdapat juga pengaruh dari Cina dan Eropa karena adanya hubungan dagang pada masa kejayaan Rumah tinggal di Kampung Trusmi pada umumnya merupakan rumah tinggal warga kampung Trusmi yang dapat dikategorikan sebagai kaum pengrajin atau pedagang, dan menjadi bagian dari kelas menengah. Mereka sejak lama telah terlibat dalam kegiatan usaha batik, baik sebagai pengrajin kain batik, penjahit pakaian batik, maupun pedagang kain batik Trusmi. Dalam khasanah kain batik nusantara, kain batik Trusmi Cirebon memiliki motif batik yang khas, antara lain motif mega mendung dan motif-motif lainnya.

Bentuk bangunan rumah di Kampung Trusmi umumnya lebih mendekati bentuk arsitektur Jawa tipe limasan yang dimiliki oleh para pedagang, saudagar, atau kelas menengah di Jawa. Hal ini dimungkinkan karena Kampung Trusmi merupakan bagian dari wilayah Kesultanan Cirebon yang mendapat pengaruh kuat dari Kesultanan Demak.

Bangunan rumah di Kampung Trusmi umumnya terbuat dari bahan pondasi batu kali, dinding batu bata atau kayu, atau kombinasi dinding batu bata di bagian samping dan dinding kayu di bagian depan. Pintu dan jendela kayu, lubang jendela dan ventilasi dilengkapi dengan jalusi. Konstruksui rangka atap terbuat dari kayu dan bahan penutup atap dari genting tanah liat bakar. Bentuk atap umumnya adalah bentuk dasar atap limasan dengan tambahan pada bagian teras depan (lihat gambar 2, 3 dan 4).

contoh bentuk rumah tinggal di Kampung Trusmi

(4)

Seminar Nasional Keberlanjutan Ruang Huni Masa Depan EKO-ARSITEKTUR

215

Gambar 2c: contoh bentuk rumah tinggal di Kampung Trusmi

Gambar 3: Contoh pintu rumah di Kampung Trusmi

Gambar 4: Contoh jendela dan lubang ventilasi rumah di Kampung Trusmi. PERUBAHAN BANGUNAN RUMAH DI KAMPUNG TRUSMI

Seiring dengan berkembangnya Kampung Trusmi sebagai destinasi wisata budaya kampung batik di wilayah Cirebon Jawa Barat, telah terjadi perubahan bentuk bangunan rumah tinggal di Kampung Trusmi, terutama pada bangunan rumah yang terletak di pingir jalan.

Beberapa bangunan rumah tinggal mulai mengalami perubahan fungsi menjadi sanggar, kios, toko, atau butik yang terkait dengan usaha batik, yang melayani kebutuhan para wisatawan yang ingin berbelanja batik. Roda ekonomi pun berputar, dan secara perlahan bangunan-bangunan rumah berubah bentuknya sesuai dengan fungsi-fungsi barunya tang lebih bersifat komersial. Perubahan bentuk tentu dilakukan agar menarik perhatian para pengunjung sesuai dengan fungsinya

Ada bangunan yang mengalami perubahan bentuk pada fasad atau tampak bagian depan dari bangunan saja, sementara bentuk bangunan termasuk bentuk atapnya masih

(5)

Jurusan Arsitektur FTSP - Universitas Trisakti

Seminar Nasional Keberlanjutan Ruang Huni Masa Depan EKO-ARSITEKTUR

216

tetap dipertahankan sesuai langgam arsitektur rumah tinggal di Kampung Trusmi. Bangunan ini hanya mengalami modiikasi pada bagian pintu dan je

menarik pengunjung untuk datang dan berbelanja batik (lihat gambar 5)

Namun demikian, ada beberapa bangunan rumah yang mengalami perubahan total, dan dibangun ulang menjadi bangunan galeri atau butik batik yang cukup besar

dan bahkan mampu menampung beberapa mobil dan bus pengunjung di halaman parkirnya. Bangunan tersebut umumnya tidak lagi langgam arsitektur rumah tinggal di Kampung Trusmi, dan bahkan diberi warna yang mencolok untuk menarik perhatian peng

gambar 6)

Sementara itu, pada bagian ruang dalam bangunan rumah galeri atau butik batik, ada yang di buat bergaya lesehan dengan beberapa rak atau lemari kain batik atau pakaian batik jadi. Para pembeli memilih-milih dengan duduk di lantai y

karpet dan bahkan ditambah dengan layanan ekstra kepada pelanggan berupa minuman teh hangat dan kue-kue agar pelanggan merasa puas. Namun, banyak juga yang menata dagangan batiknya dengan rak-rak pajangan dan gantungan sebagaima

atau pusat perbelanjaan pakaian jadi (lihat gambar 7)

Perubahan beberapa bangunan rumah di Kampung Trusmi, baik yang berubah hanya fasad atau tampak depannya saja, maupun yang mengalami perubahan total dengan bentuk dan warna bangunan yang sangat berbeda dengan langgam arsitektur rumah tinggal di Kampung Trusmi, secara perlahan lahan telah merubah suasana lingkungan di Kampung Trusmi (lihat gambar 8).

Gambar 5:Contoh Rumah denganperubahan sebagian

Gambar 6: Contoh Rumah dg pe

Gambar 7: Ruang dalam salah satu rumah galeri batik di Kampung Trusmi dg gaya lesehan. Universitas Trisakti

Seminar Nasional Keberlanjutan Ruang Huni Masa Depan ARSITEKTUR

tetap dipertahankan sesuai langgam arsitektur rumah tinggal di Kampung Trusmi. Bangunan ini hanya mengalami modiikasi pada bagian pintu dan jendela saja agar tampilannya lebih menarik pengunjung untuk datang dan berbelanja batik (lihat gambar 5)

Namun demikian, ada beberapa bangunan rumah yang mengalami perubahan total, dan dibangun ulang menjadi bangunan galeri atau butik batik yang cukup besar, berlantai dua, dan bahkan mampu menampung beberapa mobil dan bus pengunjung di halaman parkirnya. Bangunan tersebut umumnya tidak lagi langgam arsitektur rumah tinggal di Kampung Trusmi, dan bahkan diberi warna yang mencolok untuk menarik perhatian pengunjung (lihat Sementara itu, pada bagian ruang dalam bangunan rumah galeri atau butik batik, ada yang di buat bergaya lesehan dengan beberapa rak atau lemari kain batik atau pakaian batik milih dengan duduk di lantai yang sudah dilengkapi dengan karpet dan bahkan ditambah dengan layanan ekstra kepada pelanggan berupa minuman teh kue agar pelanggan merasa puas. Namun, banyak juga yang menata rak pajangan dan gantungan sebagaimana lazimnya di toko atau pusat perbelanjaan pakaian jadi (lihat gambar 7)

Perubahan beberapa bangunan rumah di Kampung Trusmi, baik yang berubah hanya fasad atau tampak depannya saja, maupun yang mengalami perubahan total dengan bentuk ang sangat berbeda dengan langgam arsitektur rumah tinggal di Kampung Trusmi, secara perlahan lahan telah merubah suasana lingkungan di Kampung

Contoh Rumah denganperubahan sebagian

Contoh Rumah dg perubahan total

(6)

Seminar Nasional Keberlanjutan Ruang Huni Masa Depan EKO-ARSITEKTUR

217

Gambar 8: Suasana lingkungan di Kampung Trusmi

DISKUSI

Mengacu pada teori Praksis Pierre Bourdiaeu (Outline of aTheory of Practice, 1977; dan The Logic of Practice, 1990), Kebudayaan dapat dipahami sebagai suatu sistem pengaturan yang mengitegrasikan pengalaman-pengalaman historis pada masa lalu dengan kegunaannya pada setiap waktu. Sistem pengaturan-pengaturan tersebut terakumulasi dari waktu ke waktu dan berkembang menjadi prinsip-prinsip generatif, yangselanjutnya menghasilkan praksis kebudayaan yang akan digunakan oleh pelaku sebagai strategi untuk menghadapi berbagai situasi pada lingkungannya dengan terus menerus melakukan penyesuaian-penyesuaian yang diperlukan sesuai dengan situasi yang dihadapinya (Saladin, 2004).

Pada kasus masyarakat di Kampung Trusmi Cirebon, perubahan fungsi yang kemudian diikuti dengan perubahan bentuk bangunan rumah tinggal sesuai dengan perkembangan Kampung Trusmi sebagai destinasi wisata budaya kampung batik, dapat dipahami sebagai suatu praksis kebudayaan warga Kampung Trusmi, sebagai suatu strategi para pelaku dalam menghadapi perubahan lingkungan tempat tinggalnya.

Langgam arsitektur rumah tinggal di Kampung Trusmi, yang lebih dekat dengan arsitektur tradisional Jawa tipe Limasan, sesungguhnya menarik perhatian. Karena rumah rumah tipe limasan ini sejak awal banyak diterapkan pada rumah golongan sosial ekonomi menengah, terutama para pedagang atau saudagar di Jawa (lihat Priyotomo, 1995; Tjahjono, 1989). Artinya rumah tipe ini sejak awal telah memperhitungkan fungsi-fungsi, ukuran-ukuran, dan simbol-simbol yang melekat dari golongan sosial ekonomi menengah ini, yakni para pengrajin batik di Kampung trusmi.

Namun demikian, bagi sebagian orang bentuk arsitektur tradisional beserta elemen-elemen simbolisnya seringkali dianggap kurang menarik atau kurang memiliki daya tarik dari segi bisnis, meskipun sebagaian lainnya tetap dianggap memiliki daya tarik bisnis (lihat Saladin, 2005).

Di Kampung Trusmi, warga kampung melakukan perubahan sesuai dengan pemahaman, kepentingan, serta kemampuan ekonominya, yang selanjutnya dituangkan ke dalam perubahan bentuk bangunan rumah tinggalnya. Dari hasil pengamatan lapangan, pada kenyataannya ada yang melakukan perubahan hanya pada bagian fasadnya saja, hingga yang melakukan perubahan total. Dalam melakukan perubahan bentuk pun, mereka ada yang mempertahankan langgam arsitektur rumah tinggal di Kampung Trusmi, atau bahkan sama sekali meninggalkannya dan mengadopsi bentuk arsitektur dari luar kampungnya.

(7)

Jurusan Arsitektur FTSP - Universitas Trisakti

Seminar Nasional Keberlanjutan Ruang Huni Masa Depan EKO-ARSITEKTUR

218

KESIMPULAN

Perubahan-perubahan bentuk bangunan rumah tinggal di Kampung Trusmi, baik yang dilakukan hanya sebagian saja maupun perubahan yang total, tentu dilakukan ol

Kampung Trusmi sebagai suatu praksis kebudayaan, sebuah strategi yang dilakukan untuk menghadapi perubahan lingkungan tempat tinggalnya, yakni perubahan ke arah fungsi ekonomi komersial yang terjadi setelah menjadi kawasan destinasi wisata kampung dan menarik banyak pengunjung. Warga masyarakat tentu ingin menjadikan rumah tinggalnya sebagai tempat melakukan bisnis batik yang menguntungkan dan menarik perhatian para pengunjung untuk berbelanja batik di tempatnya. Kemudian, terjadilah perubahan-perubahan bentuk bangunan rumah tinggal menjadi bangunan komersial baik sebagai kios, toko, atau galeri batik di Kampung Trusmi, terutama bangunan yang terletak di tepi jalan. Namun demikian, sangat disayangkan banyak perubahan yang meninggalkan langgam arsitektur di Kampung Trusmi.

Hal ini perlu diperhatikan oleh berbagai pihak, baik oleh warga Kampung Trusmi maupun pemerintah daerah yang menjadikannya sebagai destinasi wisata kampung batik, bahwa perubahan-perubahan bangunan rumah tinggal yang terjadi

tanpa aturan, karena bilamana dibiarkan bukan tidak mungkin langgam arsitektur Kampung Trusmi yang khas bisa hilang pada suatu waktu nanti.

Daftar Pustaka

Bourdieu, Pierre, 1977, Outline of a Theory of Practice Press.

Boudieu, Pierre, 1990.Logic of Practice, Stanford: Stanford University Press.

Cresswell, John W., 1994, Researh Design: Qualitative and Quantitative Approaches, California: Sage Publication Inc.

Denzin ,Norman K. & Yvaonna S. Lincoln, California: Sage Publication Inc.

Guba, Egon C., 1990, The Paradigm Dialog, California: Sage Publication Inc.

Neuman, W. Lawrence, 1997, Social Research Method: Qualitative and Quantitative Approaches, Boston: Allyn & Bacon

Prayudi, Adjar, dkk. Inventarisasi Arsitektur Tradisional dan Permukiman Tradisional, Wilayah Jawa. Kementrian Pekerjaan Umum, Direktorat Jendral Cipta Karya, Direktorat Penataan Bangunan dan Lingkungan

Priyotomo, Josep, 1995, Petungan: Sistem Gadjah Mada University Press

Saladin, Agus, 2004, Strategi Lippo Karawaci Menghadapi Globalisasi Universitas Indonesia, Jakarta.

Saladin, Agus, 2005, “Malay Architecture in the Globalization Era: Wh

,Proceedings of the International Seminar Malay Architecture as Lingua Franca, Jakarta, Indonesia.

Saladin, Agus, 2006.

“Reinterpreting the Tropical Architecture: Learning from Living House in Kampung Naga West Java”,Proceedingsof the 2nd International Network for Tropical Architecture (INTA) Conference: Harmony in Culture and Nature

Saladin, Agus, 2006, “Rethinking the Living in Harmony Principles: Learning from the Baduy Settlement in Banten”, Proceedings of

Settlement, Surabaya, Indonesia.

Universitas Trisakti

Seminar Nasional Keberlanjutan Ruang Huni Masa Depan ARSITEKTUR

perubahan bentuk bangunan rumah tinggal di Kampung Trusmi, baik yang dilakukan hanya sebagian saja maupun perubahan yang total, tentu dilakukan oleh warga Kampung Trusmi sebagai suatu praksis kebudayaan, sebuah strategi yang dilakukan untuk menghadapi perubahan lingkungan tempat tinggalnya, yakni perubahan ke arah fungsi ekonomi komersial yang terjadi setelah menjadi kawasan destinasi wisata kampung batik dan menarik banyak pengunjung. Warga masyarakat tentu ingin menjadikan rumah tinggalnya sebagai tempat melakukan bisnis batik yang menguntungkan dan menarik perhatian para pengunjung untuk berbelanja batik di tempatnya. Kemudian, terjadilah perubahan bentuk bangunan rumah tinggal menjadi bangunan komersial baik sebagai kios, toko, atau galeri batik di Kampung Trusmi, terutama bangunan yang terletak di tepi jalan. Namun demikian, sangat disayangkan banyak perubahan yang meninggalkan Hal ini perlu diperhatikan oleh berbagai pihak, baik oleh warga Kampung Trusmi maupun pemerintah daerah yang menjadikannya sebagai destinasi wisata kampung batik, perubahan bangunan rumah tinggal yang terjadi tidak boleh dibiarkan tanpa aturan, karena bilamana dibiarkan bukan tidak mungkin langgam arsitektur Kampung Trusmi yang khas bisa hilang pada suatu waktu nanti.

Outline of a Theory of Practice, Cambridge: Cambridge University , Stanford: Stanford University Press.

Researh Design: Qualitative and Quantitative Approaches, Denzin ,Norman K. & Yvaonna S. Lincoln, eds, 1994, Handbook of Qualitative Research,

, California: Sage Publication Inc.

Social Research Method: Qualitative and Quantitative Inventarisasi Arsitektur Tradisional dan Permukiman Tradisional, Wilayah Jawa. Kementrian Pekerjaan Umum, Direktorat Jendral Cipta Karya, Direktorat

Petungan: Sistem Ukuran dalam Arsitektur Jawa, Jogjakarta: Strategi Lippo Karawaci Menghadapi Globalisasi, Disertasi S3 “Malay Architecture in the Globalization Era: Why is It Disregarded?” ,Proceedings of the International Seminar Malay Architecture as Lingua Franca,

“Reinterpreting the Tropical Architecture: Learning from Living House in Kampung Naga International Network for Tropical Architecture (INTA) Conference: Harmony in Culture and Nature, Jogyakarta, Indonesia.

“Rethinking the Living in Harmony Principles: Learning from the Baduy Proceedings of the 3rd International Seminar on Vernacular

(8)

Seminar Nasional Keberlanjutan Ruang Huni Masa Depan EKO-ARSITEKTUR

219

Salura, Purnama, 2007.Menelusuri Arsitektur Masyarakat Sunda, Bandung: Cipta Sastra

Salura.

Setiadi, Amos, 2010.Arsitektur Kampung Tradisional. Yogyakarta: Penerbit UAJY.

Tjahjono, Gunawan, 1989, “Center and Duality in Javanese Dwelling”, Dwelling Settlements and Tradition, London: University Press.

Gambar

Gambar 1: Peta lokasi Kampung Trusmi di P. Jawa (atas) dan di wilayah Cirebon (bawah)
Gambar 2a: contoh bentuk rumah tinggal di Kampung Trusmi
Gambar 2c: contoh bentuk rumah tinggal di Kampung Trusmi
Gambar 8: Suasana lingkungan di Kampung Trusmi

Referensi

Dokumen terkait

Berdaxlrkan Surat Penetapan Pemenang Panitia Pengadaan Barangpasa Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Wonosobo Tahun Anggaran 2012 nomor 050l2062lPML70Llt47-Bl2OtZ tanggal 10

Hukum faraday menyatakan bahwa jika suatu penghantar berada dalam suatu medan magnet yang berubah-ubah dan penghantar tersebut memotong gais-garis magnet yang

Pedoman Menulis Braille Menurut Ejaan Baru yang Disempurnakan Di sekolah Luar Biasa.. Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Dasar

[r]

(2) Pembahasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan guna menjamin kesesuaian antara Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian/Lembaga Tahun 2018 hasil

Program search fakultatif ini dibuat menggunakan bahasa pemrograman Borland Delphi 7, yakni dengan memanfaatkan komponen standarnya seperti, TADOQuery, TEdit, Tlabel , TComboBox,

Jumlah pertemuan pada penerapan standar operasi prosedur untuk menjelaskan pembelajaran SIG menggunakan citra satelit dari internet tidak cukup hanya dalam satu kali

Untuk mengatasi masalah ini maka diperlukan adanya sebuah media yang dapat digunakan untuk menyampaikan informasi tersebut secara luas kepada masyarakat, salah satunya adalah