• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERANCANGAN MODEL PENGUKURAN KINERJA KOMPREHENSIF PADA SISTEM KLASTER AGROINDUSTRI HASIL LAUT SRI GUNANI PARTIWI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERANCANGAN MODEL PENGUKURAN KINERJA KOMPREHENSIF PADA SISTEM KLASTER AGROINDUSTRI HASIL LAUT SRI GUNANI PARTIWI"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

PERANCANGAN MODEL

PENGUKURAN KINERJA KOMPREHENSIF

PADA SISTEM KLASTER AGROINDUSTRI

HASIL LAUT

SRI GUNANI PARTIWI

SEKOLAH PASCASARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2007

(2)

PERNYATAAN MENGENAI DISERTASI DAN

SUMBER INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi yang berjudul ”Perancangan Model Pengukuran Kinerja pada Sistem Klaster Agroindustri Hasil Laut” adalah karya saya sendiri dengan arahan komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir disertasi ini.

Bogor, Mei 2007

Sri Gunani Partiwi NIM F361030041

(3)

ABSTRAK

SRI GUNANI PARTIWI. Perancangan Model Pengukuran Kinerja Komprehensif pada Sistem Klaster Agroindustri Hasil Laut. Dibimbing oleh ERIYATNO, ANAS MIFTAH FAUZI, MACHFUD, KRISNANI SETYOWATI, PATDONO SUWIGNJO.

Peningkatan daya saing klaster agroindustri hasil laut ditentukan oleh bagaimana upaya peningkatan kinerja komprehensif dilakukan. Kinerja komprehensif dapat dikelola secara efektif dan efisien jika didukung adanya model pengukuran kinerja yang optimal. Model pengukuran kinerja dibangun berbasis sistem pakar, di mana elisitasi pendapat pakar dilakukan melalui brainstorming dan pengisian kuesioner pakar. Metode yang digunakan diantaranya adalah fuzzy, Proses Hirarki Analitik (PHA), dan Electre II. Pengembangan model pengukuran kinerja didasarkan pada beberapa model yaitu SMART-2 (Strategic Monitoring and Reporting Technique), Objective Matrix (OMAX), IPMS (Integrated Performance Measurement System) dan Balanced Scorecard.

Pengolahan hasil penilaian pakar untuk mendapatkan nilai bobot kriteria dan prioritas Indikator Kinerja Kunci (IKK) dilakukan dengan bantuan perangkat lunak Expert Choice 2000 dan Electre II. Penentuan IKK dalam model pengukuran kinerja komprehensif didasarkan pada kepentingannya terhadap aspek dan pelaku klaster agroindustri hasil laut. IKK terpilih merupakan tolok ukur kinerja komprehensif yang didisain dalam bangunan sistem penunjang keputusan (SPK) C-PROMEAS dengan bahasa pemrograman berbasis web PHP dan database MySQL yang dapat memberikan informasi kinerja komprehensif dalam bentuk scoring board. Terdapat tiga sub model dalam bangunan SPK yaitu Data Based Management System (DBMS), Model Based Management System (MBMS) dan Knowledge Based Management System (KBMS) serta Dialog Management System (DMS).

Dari hasil elisitasi pendapat pakar dan setelah melalui pertimbangan logis maka diperoleh sejumlah 23 Indikator Kinerja Kunci (IKK) yang merepresentasikan kinerja klaster komprehensif, dan untuk efisiensi operasional dilakukan ekstraksi jumlah menjadi 11 IKK yang terdistribusi pada kinerja sosial, kinerja lingkungan, kinerja ekonomi dan kinerja proses bisnis internal. Verifikasi model dilakukan melalui implementasi model pengukuran kinerja komprehensif klaster agroindustri hasil laut pada klaster industri teri nasi dan rumput laut di Jawa Timur. Hasil implementasi menunjukkan bahwa capaian kinerja komprehensif klaster agroindustri hasil laut pada industri teri nasi dan rumput laut secara numerik cukup baik (62.45% ; 58%) yang merupakan agregat dari kinerja sosial (67.4% ; 46.2%), kinerja lingkungan (25% ; 25%), kinerja ekonomi (76.7% ; 82%) dan kinerja proses bisnis internal (66% ; 57.9%). Namun demikian berdasaran aturan tambahan yang ditentukan maka secara kategori nilai capaian kinerja kedua klaster termasuk dalam kategori kurang dikarenakan ada salah satu kinerja parsial yang memiliki nilai 25% yaitu pada aspek lingkungan.

Model dialog yang dibangun dalam SPK memberikan fasilitas bagi pengguna sesuai otoritasnya untuk berkomunikasi dengan beberapa alternatif perubahan. Perubahan bisa dilakukan dari sisi prioritas maupun beberapa skenario analisis what-if yang didisain untuk tujuan tertentu diantaranya untuk mengetahui penilaian finansial atas kebijakan tertentu dan juga dampaknya terhadap kinerja komprehensif klaster, sehingga model pengukuran kinerja dapat diimplementasikan secara efektif dan efisien.

(4)

ABSTRACT

SRI GUNANI PARTIWI. The Design of a Comprehensive Performance Measurement Model of Marine Agroindustry Clusters. Under supervision of ERIYATNO, ANAS MIFTAH FAUZI, MACHFUD, KRISNANI SETYOWATI, PATDONO SUWIGNJO.

The competitiveness of marine agroindustry clusters depends on how the comprehensive performance improvement programs are conducted. Comprehensive performance could be managed effectively and efficiently if it was supported by an optimal performance measurement model. This study was focused on the development of a comprehehsive performance measurement model of marine agroindustry clusters. The performance measurement model was developed based on the expert system method. Fuzzy and Analytical Hierarchy Process (AHP) were used to evaluate criteria of industrial cluster performance and Electre II was used to determine weight of Performance Indicators. The model was formulated formulated with respect to SMART-2 (Strategic Monitoring and Reporting Technique), Objective Matrix (OMAX), IPMS (Integrated Performance Measurement System) and Balanced Scorecard.

Expert choice 2000 and Electre II softwares ware used to process the expert judgment in order to obtain the weight of the criteria and the priority of the key performance indicators (KPI’s). In the comprehensive performance measurement model, the key performance indicator was determined based on its importance to some aspects and actors of marine agroindustry. The selected KPI act as a comprehensive performance standard which is designed on Decision Support System (DSS) structure, C-PROMEAS, to give information on the comprehensive performance in the form of scoring board. The sub models consist of the Data Based Management System (DBMS), Model Based Management System (MBMS) and Knowledge Based Management System (KBMS), and Dialog Management System (DMS).

Expert elicitation and judgment analysis provides 23 key performance indicators, which represent a comprehensive cluster performance. These number are reduced in order to operationalise the measures. Eleven key performance indicators are drawn. These indicators are used to measure social, envrionment, economics and internal business process performance.

The model was verified by implementing the comprehensive performance measurement model in marine industry, especially in East Java baby anchovy and sea weed industries . The results was presented by a scoring board indicates that numerically the performance of these clusters were fair. The baby anchovy and sea weeds agroindustrial clusters can only reach the social, environment, economics and internal business process for the both clusters perform 67.4%, 46.2% ; 25%, 25% ; 76.7%, 82% and 66%, 57.9% respectively towards the targetted performances. However, based on the rules that it isn’t allowed for any single value of aspect peformance was equal or less than 25%, the comprehensive performance achievement was stated in poor category.

Through dialog boxes in this DSS, users can operate easily. Either a priority or a scenario can be tested. This system provides a what-if analysis for policy makers to obtain the predictive implications of a policy. The prediction includes the comprehensive performance of a cluster and its financial situation. Expectedly, using this system, the performance measurement system can be implemented effectively and efficiently.

(5)

Hak cipta milik Institut Pertanian Bogor, tahun 2007

Hak Cipta dilindungi

Dilarang mengutip dan memperbanyak tanpa izin tertulis dari Institut Pertanian Bogor, sebagian atau seluruhnya dalam bentuk apapun, baik cetak, fotokopi, microfilm dan sebagainya

(6)

PERANCANGAN MODEL

PENGUKURAN KINERJA KOMPREHENSIF

PADA SISTEM KLASTER AGROINDUSTRI

HASIL LAUT

SRI GUNANI PARTIWI

Disertasi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Doktor pada

Program Studi Teknologi Industri Pertanian

SEKOLAH PASCASARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(7)

Penguji pada Ujian Tertutup : Prof. Dr. Ir. Djumali Mangunwidjaja, DEA

Penguji pada Ujian Terbuka : 1. Dr. Ir. Victor P.H. Nikijuluw, M.Sc. 2. Dr. Ir. Dedi Mulyadi, M.Si.

(8)

Judul Disertasi : Perancangan Model Pengukuran Kinerja Komprehensif Pada Sistem Klaster Agroindustri Hasil Laut

Nama : Sri Gunani Partiwi

NIM : F361030041

Disetujui Komisi Pembimbing

Prof. Dr. Ir. Eriyatno, MSAE Ketua

Dr. Ir. Anas M. Fauzi, M.Eng

Anggota Dr. Ir. Machfud, MS Anggota

Dr. Ir. Patdono Suwignjo, M.Eng Anggota

Dr. Ir. Krisnani Setyowati Anggota

Diketahui

a.n. Ketua Program Studi Sekretaris Program Studi Teknologi Industri Pertanian

Dr. Ir. Ani Suryani, DEA

Dekan Sekolah Pascasarjana

Prof. Dr. Ir. Khairil Anwar Notodiputro, MS.

(9)

PRAKATA

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena hanya atas rahmat dan karunia-Nya maka disertasi ini dapat terselesaikan. Tulisan ini merupakan hasil penelitian yang disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Doktor pada Program Studi Teknologi Industri Pertanian di Institut Pertanian Bogor.

Penulis menyadari bahwa Penyelesaian tulisan ini tidak lepas dari bantuan beberapa pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan penghargaan dan ucapan terimakasih yang tulus kepada yang terhormat Bapak Prof. Dr. Ir. Eriyatno, MSAE, sebagai ketua komisi pembimbing yang telah memberikan curahan waktu, bimbingan dan arahan dengan penuh dedikasi serta atas dorongan moral sehingga penulis bisa menyelesaikan disertasi ini. Penghargaan dan ucapan terimakasih yang tulus juga penulis ucapkan kepada yang terhormat Bapak Dr. Ir. Anas M. Fauzi, M.Eng, Bapak Dr. Ir. Machfud, MS, Ibu Dr.Ir. Krisnani Setyowati dan Bapak Dr. Ir. Patdono Suwignjo, M.Eng, selaku anggota komisi pembimbing yang telah meluangkan waktu dan pikiran serta keikhlasannya dalam berbagi ilmu pengetahuan dan memberikan dorongan semangat sehingga dapat terselesaikannya disertasi ini. Terimakasih penulis sampaikan kepada Bapak Dr. Ir. Irawadi Jamaran, selaku Koordinator Program Studi S3 TIP atas dorongan semangat, arahan dan kemudahan yang diberikan selama studi dan kepada Ibu Dr. Ir. Ani Suryani DEA sebagai sekretaris program atas semua fasilitasinya serta kepada segenap Civitas Jurusan TIP IPB yang telah memberikan suasana kondusif selama penulis melaksanakan studi S3.

Terimakasih juga penulis ucapkan kepada Bapak Prof. Dr. Ir. Syamsul Ma’arif, MEng, Dirjen Pengembangan Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil, Direktur Investasi, Direktur Pengolahan Departemen Kelautan dan Perikanan, Direktur Industri Logam dan Direktur Industri Mesin dan Peralatan Pabrik Departemen Perindustrian, atas segala masukan serta kesediaannya dalam berbagi pengetahuan dan kepakaran dalam hal kebijakan klaster industri sehingga memperkuat hasil disertasi ini. Ungkapan terimakasih juga disampaikan kepada Bapak Hanafi Wirabrata dan tim peneliti di lingkungan Departemen Perindustrian atas kesediaan waktu untuk mendiskusikan hasil sementara penelitian ini. Penulis juga ingin mengucapkan terimakasih kepada

(10)

para praktisi Industri dan kolega akademisi yang telah bersedia untuk menjadi responden pakar pada penelitian ini.

Rasa terimakasih yang mendalam penulis sampaikan kepada Ibunda, kakak dan adik di keluarga besar Soemadi Tjiptoyuwono (Alm), keluarga besar Soedomo (Alm) yang senantiasa memberikan doa dan semangat. Penghargaan khusus penulis sampaikan kepada suami tercinta Ir. Sudiartono MM, anak-anak Andri, Indra, Dimas dan Indri, atas pengertian, pengorbanan dan doa yang tidak pernah berhenti diberikan selama proses studi dari awal hingga saat ini.

Terimakasih juga penulis ucapkan kepada rekan-rekan kolega staf pengajar di Jurusan Teknik Industri ITS Surabaya serta mahasiswa S3 TIP atas kebersamaan dan semangat yang diberikan selama masa studi. Penulis juga mengucapkan terimakasih pada semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu penulis dalam penyelesaian disertasi ini. Akhir kata, semoga karya ilmiah ini bermanfaat bagi yang membacanya.

Bogor, Mei 2007 Sri Gunani Partiwi

(11)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Semarang, Jawa Tengah pada tanggal 31 Mei 1966 sebagai anak keenam dari pasangan Soemadi Tjiptoyuwono dan Sri Hariyati. Pendidikan sarjana ditempuh di Jurusan Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor (IPB), lulus pada tahun 1988. Pada tahun 1992, penulis diterima di Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri pada Program Pascasarjana Institut Teknologi Bandung (ITB) dengan beasiswa dari pemerintah (BPPS) dan menamatkannya pada tahun 1995. Selanjutnya pada tahun 2003, penulis mendapat kesempatan untuk melanjutkan ke program Doktor pada program studi Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Insititut Pertanian Bogor. Beasiswa studi program Doktor diperoleh dari pemerintah melalui program DUE-Like pada tahun pertama dan dilanjutkan BPPS pada tahun kedua dan ketiga.

Setelah menyelesaikan program S1, pada tahun 1988-1989 penulis bekerja di PT. Interdelta, Jakarta. Terhitung mulai bulan Agustus 1989 sampai dengan sekarang penulis bekerja sebagai staf pengajar di Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya.

Pada tahun 1991, penulis menikah dengan Ir. Sudiartono, MM. putra dari Bapak Soedomo (Alm) dan Ibu Soehastuti Soedomo. Penulis telah dikaruniai empat orang anak yang bernama Mohammad Andriya Gunartono, Mohammad Indrawan Gunartono, Mohammad Adimas Gunartono dan Sri Indriyani Diartiwi.

Selama mengikuti program S3, penulis ikut bergabung dalam Tim Pengembangan Klaster Industri Baja, Direktorat Industri Logam, Departemen Perindustrian (tahun 2006-sekarang). Penulis telah menulis tiga buah artikel ilmiah yang telah dipublikasikan. Karya ilmiah yang berjudul Implementasi Metode Fuzzy dan Analitycal Hierarchy Process (AHP) dalam Pengembangan Klaster Agroindustri Di Jawa Timur telah dipublikasikan dalam jurnal Keilmuan dan Aplikasi Teknik dan Manajemen Industri, OPTIMA, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya (ITS), makalah yang berjudul Integrasi Metode Analytic Hierarchy Process (AHP) dan Metode Electre II dalam Pengambilan Keputusan pada Perancangan Sistem Pengukuran Kinerja telah disajikan pada The 4th Indonesian Symposium On Analytic Hierarchy Process, Jakarta pada bulan Desember 2006 serta makalah dengan judul Decision Support System

(12)

Design For Comprehensive Performance Management (A Case For Marine Agroindustry Clusters) yang telah dimuat di dalam jurnal terakreditasi, EKSEKUTIF. Karya-karya ilmiah tersebut merupakan bagian dari program S3 penulis.

(13)

RINGKASAN

SRI GUNANI PARTIWI. Perancangan Model Pengukuran Kinerja Komprehensif pada Sistem Klaster Agroindustri Hasil Laut. Dibimbing oleh ERIYATNO, ANAS MIFTAH FAUZI, MACHFUD, KRISNANI SETYOWATI, PATDONO SUWIGNJO.

Peningkatan daya saing klaster agroindustri hasil laut ditentukan oleh bagaimana upaya peningkatan kinerja komprehensif dilakukan. Kinerja komprehensif dapat dikelola secara efektif dan efisien jika didukung adanya model pengukuran kinerja yang optimal. Model pengukuran kinerja dibangun berbasis sistem pakar, di mana elisitasi pendapat pakar dilakukan melalui brainstorming dan pengisian kuesioner. Hasil dari penilaian pakar selanjutnya diolah dengan beberapa metode diantaranya adalah fuzzy, Analytical Hierarchy Process (AHP), dan Electre II. Pengembangan model pengukuran kinerja didasarkan pada beberapa model yaitu SMART-2 (Strategic Monitoring and Reporting Technique), Objective Matrix (OMAX), IPMS (Integrated Performance Measurement System) dan Balanced Scorecard.

Pengolahan pendapat pakar untuk mendapatkan nilai bobot kriteria dan prioritas Indikator Kinerja Kunci (IKK) dilakukan dengan bantuan perangkat lunak Expert Choice 2000 dan Electre II. Penentuan IKK dalam model pengukuran kinerja komprehensif didasarkan pada kepentingannya terhadap aspek dan pelaku klaster agroindustri hasil laut. IKK terpilih merupakan tolok ukur kinerja komprehensif yang didisain dalam bangunan sistem penunjang keputusan (SPK) C-PROMEAS dengan bahasa pemrograman berbasis web PHP dan database MySQL yang dapat memberikan informasi kinerja komprehensif dalam bentuk scoring board. Terdapat tiga sub model dalam bangunan SPK yaitu Data Based Management System (DBMS), Model Based Management System (MBMS) dan Knowledge Based Management System (KBMS) serta Dialog Management System (DMS).

Kinerja komprehensif klaster agroindustri hasil laut ditentukan oleh empat aspek yaitu aspek sosial, aspek lingkungan, aspek ekonomi dan aspek proses bisnis internal dengan nilai bobot kepentingan berturut-turut sebesar 17%, 16%, 34% dan 32%. Kinerja sebuah klaster industri hasil laut akan dapat diukur berdasarkan beberapa tolok ukur yang memenuhi kriteria SMART (Specific, Measurable, Agreed, Realistic dan Timebound). Dari setiap aspek dapat diturunkan sejumlah kriteria keberhasilan dan sub kriteria yang selanjutnya dapat dijadikan basis dalam penentuan ukuran kinerja klaster. Pada tahap awal mampu di eksplorasi 64 indikator kinerja yang selanjutnya dinilai oleh sejumlah pakar untuk mendapatkan tingkat kepentingannya terhadap keberhasilan sebuah klaster agroindustri hasil laut. Untuk efisiensi operasional, maka dilakukan ekstraksi jumlah Indikator Kinerja melalui beberapa tahapan.

Pada tahap final diperoleh sebanyak 10 (sepuluh) indikator kinerja kunci (IKK). Pada aspek sosial adalah indeks CSR, keanggotaan klaster, aspek lingkungan adalah indeks CER, pada aspek ekonomi adalah keuntungan klaster, indeks RCA, market performance dan pada aspek proses bisnis internal diwakili oleh output standar, nilai rendemen, indeks kepuasan pelanggan dan produktivitas nelayan. Indikator Kinerja Kunci pada setiap aspek klaster dipadatkan dari 23 indikator kinerja (IK) yang terdistribusi pada aspek sosial (20%), aspek lingkungan (12%), aspek ekonomi (28%) dan aspek proses bisnis internal (32%). Keduapuluh dua indikator kinerja tersebut merepresentasikan kinerja beberapa pelaku klaster yang terdiri dari pemerintah diwakili sebanyak 12 IK, industri sebanyak 13 IK, pemasok bahan baku sebanyak 11 IK dan nelayan sebanyak 13 IK. Nilai bobot seluruh

(14)

indikator kinerja tersebut adalah 62% yang berarti dapat mewakili 62% dari kinerja klaster keseluruhan. IKK tersebut kemudian diintegrasikan dalam sebuah model pengukuran kinerja komprehensif yang ditampilkan dalam bentuk scoring board.

Model pengukuran kinerja komprehensif klaster agroindustri hasil laut dalam bentuk scoring board menampilkan capaian nilai sejumlah indikator kinerja kunci yang telah dipilih. Nilai capaian kinerja komprehensif klaster agroindustri hasil laut merupakan fungsi dari kinerja aspek sosial, aspek lingkungan, aspek ekonomi dan aspek proses bisnis internal yang dinyatakan dengan kategori Baik, Cukup dan Kurang berdasarkan skor absolut dan status/kategori setiap IKK.

Penetapan status berdasarkan nilai numerik telah dikemukakan sebelumnya melalui batasan-batasan nilai capaian dari masing-masing indikator kinerja kunci, kinerja parsial (aspek) maupun kinerja komprehensif. Penentuan status secara mutlak didasarkan pada batasan nilai numerik dapat diberlakukan untuk indikator kinerja kunci maupun kinerja parsial (aspek), namun hal ini tidak relevan jika diterapkan untuk penentuan status kinerja komprehensif. Hal ini dikarenakan ada kemungkinan dijumpai satu kondisi, di mana nilai capaian kinerja komprehensif secara numerik masuk kategori Baik, namun jika di disagregasi ke kinerja per aspeknya terdapat aspek yang memiliki kinerja sangat kecil atau bahkan bisa bernilai nol. Kondisi ini tentu saja tidak menunjukkan suatu kinerja yang baik, karena dalam sebuah sistem klaster industri ada tuntutan untuk baik pada semua aspek baik untuk aspek sosial, lingkungan, ekonomi maupun proses bisnis internal.

Verifikasi model dilakukan melalui uji coba model pengukuran kinerja komprehensif klaster agroindustri hasil laut pada klaster industri teri nasi dan rumput laut di Jawa Timur. Validasi model dilakukan melalui expert judgment pada dua Diskusi Kelompok Terarah (DKT) di dua kelompok terpisah yaitu di kelompok praktisi industri hasil laut (teri nasi) dan kelompok di lingkungan pemerintahan. Hasil rancangan model pengukuran kinerja komprehensif klaster agroindustri hasil laut dipresentasikan pada dua kelompok tersebut dalam waktu dan tempat terpisah. Secara umum kedua kelompok pakar menyatakan bahwa model sudah merepresentasikan sistem klaster agroindustri hasil laut. Di samping itu Validasi model secara kuantitatif dilakukan pada penentuan model peramalan untuk indikator total penjualan klaster industri teri nasi. Model ini diperlukan untuk meramalkan omset klaster industri teri nasi beberapa periode mendatang. Hal ini diperlukan untuk merencanakan strategi klaster industri teri nasi agar terus dapat bertahan dan bahkan meningkatkan kinerjanya. Di samping itu berdasarkan hasil identifikasi indikator kinerja kunci yang telah dilakukan indikator total penjualan klaster merupakan salah satu indikator penting yang harus selalu dimonitor dan dievaluasi, hal ini untuk melihat apakah di masa mendatang secara eksternal kondisi sistem cukup kondusif untuk terjadinya peningkatan kinerja.

Tabel scoring board hasil pengukuran kinerja komprehensif klaster agroindustri hasil laut pada industri teri nasi di atas, terdiri atas beberapa komponen parameter ukuran yang mencerminkan karakteristik dari setiap indikator kinerja yaitu nilai bobot, nilai yang ditargetkan, nilai capaian indikator, scoring system, nilai skor serta status kinerja. Pengukuran setiap indikator kinerja yang sudah ditentukan melalui penilaian pakar dilakukan secara langsung dengan bantuan alat berupa lembar periksa (check sheet) yang telah disiapkan terlebih dahulu. Idealnya sebuah klaster, pengukuran dilakukan pada semua anggota klaster tergantung pada pelaku mana indikator kinerja yang diukur.

Hasil implementasi menunjukkan bahwa capaian kinerja komprehensif klaster agroindustri hasil laut pada industri teri nasi dan rumput laut secara numerik cukup baik (62.45% ; 58%) yang merupakan agregat dari kinerja sosial (67.4% ; 46.2%), kinerja lingkungan (25% ; 25%), kinerja ekonomi (76.7% ; 82%) dan kinerja proses

(15)

bisnis internal (66% ; 57.9%). Namun demikian berdasaran aturan tambahan yang ditentukan maka secara kategori nilai capaian kinerja kedua klaster termasuk dalam kategori kurang dikarenakan ada salah satu kinerja parsial yang memiliki nilai 25% yaitu pada aspek lingkungan.

Upaya perbaikan kinerja komprehensif dapat dilakukan melalui dua sisi yaitu sisi eksternal dan internal. Indikator yang dominan dipengaruhi oleh lingkungan eksternal klaster namun sangat berarti dalam menentukan kinerja komprehensif adalah total penjualan klaster dan harga jual produk di pasar. Prediksi kecenderungan total penjualan teri nasi pada beberapa periode ke depan dilakukan dengan menggunakan metode peramalan kuantitatif, di mana metode dekomposisi terpilih sebagai model yang paling representatif. Sementara itu prediksi harga jual produk teri nasi di pasar ekspor dilakukan dengan menggunakan Jaringan Saraf Tiruan (JST). Metode JST ini digunakan dengan alasan karena adanya beberapa faktor yang dianggap berpengaruh tapi tidak memiliki keteraturan pola/distribusi sehingga tidak valid jika digunakan model-model deret waktu (time series) maupun model regresi yang pada umumnya digunakan untuk peramalan. Berdasarkan hasil peramalan dengan kedua metode di atas, ternyata kedua indikator tidak menunjukkan peningkatan yang signifikan untuk beberapa periode mendatang, oleh karena itu upaya peningkatan kinerja komprehensif harus dilakukan melalui efisiensi proses internal klaster agroindustri hasil laut. Untuk itu disediakan fasilitas analisis what-if untuk membantu melihat perubahan beberapa skenario kebijakan dan lingkungan bisnis pada kinerja komprehensif, sehingga mempermudah dalan menentukan langkah upaya perbaikan.

Berdasarkan hasil what if analisis, maka jika diasumsikan dengan upaya efektivitas penangkapan pada industri teri nasi dan budidaya serta panen pada industri rumput laut dapat meningkatkan jumlah bahan baku dua kalinya maka dengan menggunakan fasilitas dalam bangunan SPK dapat dilihat adanya peningkatan kinerja proses bisnis internal dari 66% menjadi 69.52% atau delta sebesar 3.52% dan untuk klaster industri rumput laut dari 57.9% menjadi 68.98% atau peningkatan sebesar 11.08%. Sementara itu secara komprehensif dapat meningkatkan kinerja untuk klaster industri teri nasi dan rumput laut berturut-turut sebesar 1.5% dan 2.62%. Dan seterusnya secara interaktif dapat dilakukan trade off perubahan pada kondisi-kondisi yang lain. Hal ini akan sangat membantu proses pengelolaan kinerja baik dari sisi waktu, dana maupun ketepatan perkiraan. Tersedianya bangunan SPK juga akan meningkatkan efektivitas umpan balik dari sistem sehingga antisipasi tindakan dalam bentuk inisiasi maupun program perbaikan kinerja dapat dilakukan dengan lebih cepat dan hasil yang lebih baik.

Model dialog yang dibangun dalam SPK memberikan fasilitas bagi pengguna sesuai otoritasnya untuk berkomunikasi dengan beberapa alternatif perubahan. Perubahan bisa dilakukan dari sisi prioritas maupun beberapa skenario analisis what-if yang didisain untuk tujuan tertentu diantaranya untuk mengetahui penilaian finansial atas kebijakan tertentu dan juga dampaknya terhadap kinerja komprehensif klaster, sehingga model pengukuran kinerja dapat diimplementasikan secara efektif dan efisien. Bangunan SPK dilengkapi dengan fasilitas traffic light system yang berfungsi sebagai umpan balik dari sebuah kondisi kinerja yang dicapai. Sistem umpan balik ini didisain dengan berbasis pengetahuan pakar. Tersedia tiga warna yang memvisualkan suatu kondisi di antaranya adalah warna merah untuk kondisi Buruk/Kurang, warna kuning untuk kondisi kinerja Sedang dan warna hijau untuk kondisi kinerja Baik. Penentuan status ini mengacu pada batasan-batasan numerik yang sudah dikemukakan di bagian sebelumnya. Mekanisme ini dibuat untuk mempermudah pengguna dalam mengambil keputusan tindak lanjut atas kondisi kinerja klaster agroindustri yang dicapai.

(16)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ………...………..……… xiv

DAFTAR TABEL ………..……… xvi

DAFTAR GAMBAR ………..……… xviii

DAFTAR LAMPIRAN ………..……… xxiii

PENDAHULUAN ……… 1 Latar Belakang ... 1 Tujuan Penelitian... 4 Batasan Penelitian ... 4 Manfaat Penelitian... 4

KAJIAN PUSTAKA

... 6 Agroindustri ... 6

Potensi Agroindustri Hasil Laut ……….. 6

Konsep Klaster Industri ... 14

Studi Sistem ... 23

Perkembangan Model Pengukuran Kinerja ... 28

Metode-metode dalam Penilaian Kriteria ... 33

Alternatif Metode Prediksi Kinerja ... 39

METODOLOGI ... 46

Kerangka Dasar Pemikiran ... 46

Pemodelan Sistem ... 47

Perancangan Model Pengukuran Kinerja Komprehensif ... 48

Tata Laksana Penelitian ... 49

Pembangunan Model Pengukuran Kinerja Komprehensif dalam Bentuk Scoring Board ………... 52

Verifikasi dan Validasi Model ... 54

Analisis Perbaikan Model ………... 57

PENDEKATAN SISTEM ... 59

Deskripsi Sistem Klaster Agroindustri Hasil Laut ... 60

Model Stakeholder Klaster Agroindustri Hasil Laut ……….. 64

Model Berlian Porter Agroindustri Hasil Laut ... 65

Deskripsi Industri Teri Nasi dan Rumput Laut sebagai Contoh Klaster Industri Hasil Laut di Jawa Timur ... 66 Karakterisasi Sistem Klaster Agroindustri Hasil Laut ... 71

Diagram Lingkar Sebab Akibat ... ... ... 74

Diagram Input Output Sistem Klaster Agroindustri Hasil Laut ... 75

PENGEMBANGAN MODEL... 76

Identifikasi kebutuhan Stakeholder Klaster Agroindustri Hasil Laut ... 76

Eksplorasi Kriteria Keberhasilan Klaster ... 79

Eksplorasi Indikator Kinerja Kunci (IKK) ... 88 Pembobotan Kriteria, Sub kriteria dan Alternatif Indikator Kinerja Kunci

(IKK) ...

(17)

xv

Pemodelan Scoring Board Pengukuran Kinerja Klaster... 113

Perancangan Sistem Penunjang Keputusan... 115

IMPLEMENTASI MODEL PENGUKURAN KINERJA KOMPREHENSIF 118 Verifikasi Model pada Klaster Industri... 118

Validasi Model Pengukuran Kinerja Komprehensif ………….. ... 119

Implementasi Model ... 123

Perbaikan Model Pengukuran Kinerja Komprehensif ... 130

Implementasi SPK dalam Pengukuran Kinerja Klaster ... 135

Peramalan Indikator Kinerja ... 138

PEMBAHASAN 144 Efisiensi Pengolahan Data melalui Integrasi Metode Electre II dengan Proses Hirarki Analitik (PHA) ……… ……….. 144 Analisis Model Pengukuran Kinerja Komprehensif Klaster ... 146

Evaluasi Capaian Kinerja Komprehensif Klaster Agroindustri Hasil Laut di Jawa Timur ……… 150 Tingkat Kepentingan Ketersediaan Infrastruktur dan Persepsi Daya Dukungnya ………. 157 Working Group (Kelompok Kerja) sebagai Pengelola Klaster ... 166

Kontribusi Sistem Penunjang Keputusan (SPK) dalam Memberikan Umpan Balik Perbaikan Kinerja Komprehensif Klaster ... 167 Kontribusi Hasil Penelitian dalam Pembangunan Industri Hasil Laut di Indonesia ... 173 SIMPULAN DAN SARAN ... 174

Simpulan ... 174

Saran ... 175

DAFTAR PUSTAKA ... LAMPIRAN ...

(18)

xvi

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1 Hasil yang diharapkan dari setiap langkah pada tahap pembangunan model...

55

Tabel 2 Distribusi Jumlah Perusahaan Agroindustri Hasil Laut di Indonesia ...

61

Tabel 3 Distribusi jumlah perusahaan teri nasi di Indonesia ... 63 Tabel 4 Perbandingan antara Klaster Industri dengan Sentra Industri

(Taufik, 2001) ...

73

Tabel 5 Rekapitulasi hasil eksplorasi kriteria keberhasilan klaster industri ………

80

Tabel 6 Daftar Alternatif Indikator Kinerja Kunci klaster agroindustri hasil laut ………..

88

Tabel 7 Nilai bobot kriteria dan sub kriteria pada pencapaian keunggulan komparatif dan kompetetif klaster ………

96

Tabel 8 Nilai bobot kriteria dan sub kriteria pada pencapaian

pertumbuhan industri hasil laut ...

98

Tabel 9 Nilai bobot kriteria dan sub kriteria pada pencapaian

kemampuan inovasi yang lebih baik ...

99

Tabel 10 Nilai bobot kriteria dan sub kriteria terjadinya peningkatan kesejahteraan pelaku klaster agroindustri hasil laut …………..

101

Tabel 11 Nilai bobot kriteria dan sub kriteria pada terbentuknya rantai nilai yang kokoh ………

102

Tabel 12 Rekapitulasi nilai bobot Indikator Kinerja Kunci klaster

agroindustri hasil laut ... 106

Tabel 13 Alternatif IKK berdasarkan bobot absolut ... 110 Tabel 14 IKK terpilih berdasarkan keterwakilan terhadap aspek klaster.. 111 Tabel 15 Matriks IKK terpilih berdasarkan keterwakilan terhadap aspek

klaster dan pelaku klaster agroindustri hasil laut ...

112

Tabel 16 Model scoring board pengukuran kinerja komprehensif klaster agroindustri hasil laut ...

114

Tabel 17 Nilai akurasi tiga alternatif model peramalan total penjualan teri nasi ...

124

Tabel 18 Hasil pengukuran kinerja klaster industri teri nasi di Jawa Timur ...

(19)

xvii

Tabel 19 Hasil pengukuran kinerja klaster industri rumput laut di Jawa Timur ...

128

Tabel 20 Model final scoring board pengukuran kinerja komprehensif klaster agroindustri hasil laut (hasil perbaikan) ...

131

Tabel 21 Hasil pengukuran kinerja klaster industri teri nasi di Jawa Timur dengan model scoring board hasil perbaikan ………

133

Tabel 22 Hasil pengukuran kinerja klaster industri rumput laut di Jawa Timur dengan model scoring board hasil perbaikan ………

134

Tabel 23 Hasil peramalan penjualan teri nasi di jawa timur dengan model dekomposisi untuk periode tahun 2007 ...

136

Tabel 24 Harga ekspor teri nasi berdasarkan faktor musiman ... 137 Tabel 25 Dukungan dari pelaku klaster dalam pengembangan klaster

agroindustri hasil laut ... 147

Tabel 26 Kontribusi setiap aspek pada kinerja komprehensif klaster industri teri nasi ...

150

Tabel 27 Kontribusi setiap aspek pada kinerja komprehensif klaster industri rumput laut...

151

Tabel 28 Aturan dalam penentuan status kinerja komprehensif ... 152 Tabel 29 Status kinerja komprehensif klaster agroindustri teri nasi ..…… 154 Tabel 30 Status kinerja komprehensif klaster agroindustri rumput laut … 154 Tabel 31 Rekapitulasi hasil penilaian pakar terhadap kepentingan

infrastruktur dalam mendukung operasional pelaku klaster industri………...

158

Tabel 32 Rekapitulasi hasil penilaian pakar terhadap daya dukung infrastruktur dalam mendukung operasional pelaku klaster industri hasil laut ...

159

Tabel 33 Rekapitulasi hasil penilaian pakar praktisi industri terhadap kepentingan dan daya dukung infrastruktur dengan metode fuzzy...

163

Tabel 34 Rekomendasi aksi untuk kondisi kinerja lingkungan Kurang Baik ……….

173

(20)

xviii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1 Indeks spesialisasi perdagangan (ISP) ikan segar, dingin atau beku SITC 034 periode 1996-2002...

8

Gambar 2 Perkembangan nilai ekspor impor olahan hasil laut

Indonesia ...

9

Gambar 3 Indeks spesialisasi perdagangan (ISP) ikan kering, garami atau diasapi SITC 035 periode 1996-2002...

9

Gambar 4 Indeks spesialisasi perdagangan (ISP) udang, kerang dan sejenisnya, segar/dingin SITC 036 periode 1996-2002 ...

10

Gambar 5 Indeks spesialisasi perdagangan (ISP) olahan ikan, udang dan kerang SITC 037 periode 1996-2002 ...

10

Gambar 6 Indeks Revealed Comparative Advantage (RCA) SITC 034 (ikan segar, dingin atau beku) periode 1996-2002 …...

11

Gambar 7 Indeks Revealed Comparative Advantage (RCA) SITC 035 (ikan segar, dingin atau beku) periode 1996-2002……

11

Gambar 8 Indeks Revealed Comparative Advantage (RCA) SITC 036 (udang, kerang dan sejenisnya, segar/dingin) periode 1996-2002 ...

12

Gambar 9 Indeks Revealed Comparative Advantage (RCA) SITC 037 (olahan ikan, udang dan kerang) periode 1996-2002

12

Gambar 10 Model berlian Porter (Porter,1990)... 15 Gambar 11 Organisasi, sumberdaya dan lingkungannya (Schoderbek,

1985)………

25

Gambar 12 Kerangka kerja dari Sistem SMART (Dixon, et al,1990) .... 29 Gambar 13 Kerangka kerja Balanced Scorecard (Kaplan dan Norton,

1996) ...

31

Gambar 14 Pembagian Level Bisnis berdasarkan Pendekatan IPMS (Bittici dalam Suwignjo, 1999)……….

32

Gambar 15 Triangular Fuzzy Number (TFN) A = (a1, a2, a3)

(Bojadziev,1997) ...

34

Gambar 16 Model dari saraf (neuron) ... 41 Gambar 17 Model non linier dari sebuah saraf dengan parameter

batas ………

42

(21)

xix

Gambar 19 Jaringan feedforward dengan saraf layer tunggal ………… 43

Gambar 20 Jaringan feedforward yang terhubung penuh dengan satu hidden layer dan output layer ……… 43 Gambar 21 Kerangka Pemikiran Penelitian ... 48

Gambar 22 Bangunan Sistem Penunjang Keputusan pada Perancangan Model Pengukuran Kinerja Komprehensif pada Sistem Klaster Agroindustri Hasil Laut ... 51 Gambar 23 Kerangka analisis sistem klaster agroindustri hasil laut .... 53

Gambar 24 Kerangka perancangan dan analisis SPK pengukuran kinerja klaster agroindustri hasil laut ... 54 Gambar 25 Kerangka Sistem (Eriyatno, 2000) ... 59

Gambar 26 Distribusi pelaku agroindustri hasil laut di Indonesia ... 61

Gambar 27 Model stakeholder agroindustri hasil laut nasional ... 64

Gambar 28 Model berlian Porter klaster agroindustri hasil laut ... 66

Gambar 29 Rantai produksi dan pelaku industri hulu ke hilir produk teri nasi di Jawa Timur ... 67 Gambar 30 Interaksi antara pelaku industri teri nasi dalam satu kelompok ... 68 Gambar 31 Produk dried baby anchovy (teri nasi) ……….. 69

Gambar 32 Diagram alir proses pengolahan dried baby anchovy (teri nasi) ………. 69 Gambar 33 Rantai produksi dan pelaku industri rumput laut ... 70

Gambar 34 Proses pembuatan agar-agar bubuk ... 71 Gambar 35 Diagram sebab akibat sistem klaster agroindustri hasil laut 74 Gambar 36 Diagram input-output sistem klaster agroindustri hasil laut 75 Gambar 37 Kerangka kerja perancangan model pengukuran kinerja

komprehensif klaster agroindustri hasil laut…...………

77

Gambar 38 Aspek dan kriteria penentu kinerja klaster agroindustri hasil laut ...

82

Gambar 39 Kriteria dan sub kriteria kinerja sosial klaster agroindustri hasil laut ...

83

Gambar 40 Kriteria dan sub kriteria penentu kinerja lingkungan klaster agroindustri hasil laut ...

84

(22)

xx

Gambar 41 Kriteria dan sub kriteria penentu kinerja ekonomi klaster agroindustri hasil laut ...

84

Gambar 42 Kriteria dan sub kriteria penentu kinerja ekonomi klaster agroindustri hasil laut ...

85

Gambar 43 Struktur hirarki kinerja komprehensif klaster agroindustri hasil laut ………..

86

Gambar 44 Prioritas tujuan di dalam sistem klaster agroindustri hasil laut ………..

91

Gambar 45 Kontribusi empat aspek didalam pencapaian tujuan

peningkatan kesejahteraan pelaku klaster ...

92

Gambar 46 Distribusi bobot sub kriteria didalam kriteria kelembagaan klaster ...

93

Gambar 47 Distribusi bobot sub kriteria didalam kriteria finansial ... 94 Gambar 48 Distribusi bobot sub kriteria didalam kriteria pertumbuhan

ekonomi ………..

94

Gambar 49 Nilai bobot relatif aspek terhadap tujuan klaster industri .... 96 Gambar 50 Contoh tampilan sensitifitas perubahan prioritas tujuan

terhadap kritera dan sub kriteria ……….

104

Gambar 51 Nilai awal prioritas tujuan dan kriteria pembentuk kinerja ... 105 Gambar 52 Perubahan nilai prioritas terhadap nilai bobot dari

sejumlah kriteria dan sub kriteria ………

106

Gambar 53 Tampilan menu utama Sistem Penunjang Keputusan Kinerja Komprehensif Klaster ………..

116

Gambar 54 Prediksi total penjualan dengan model pemulusan

eksponensial tunggal…….………..

121

Gambar 55 Prediksi total penjualan dengan model dekomposisi …….. 122 Gambar 56 Prediksi total penjualan dengan model pemulusan

eksponensial ganda...

122

Gambar 57 Struktur pelaku klaster industri teri nasi di Jawa Timur ... 124 Gambar 58 Struktur pelaku klaster industri rumput laut di Jawa Timur.. 128 Gambar 59 Proses login pada SPK C-Promeas ... 136 Gambar 60 Tampilan sub menu database interaktif dalam SPK ... 136 Gambar 61 Tampilan data nilai bobot sesuai dengan struktur hirarki.... 137

(23)

xxi

Gambar 62 Grafik peramalan harga ekspor teri nasi untuk 12 periode ke depan dengan menggunakan Jaringan Saraf Tiruan (JST) (Tahun 2007) ……….

141

Gambar 63 Hasil peramalan harga teri nasi dengan menggunakan JST ………...

142

Gambar 64 Tingkat pengaruh beberapa parameter pada hasil

peramalan harga teri nasi ...

143

Gambar 65 Contoh grafik monitoring kinerja klaster industri ... 156 Gambar 66 Daftar keanggotaan fuzzy dalam penilaian kepentingan

dan daya dukung infrastruktur ...

159

Gambar 67 Diagram lingkar sebab akibat penentuan kapal tangkap (Gunarta, 2006)...

169

Gambar 68 Total Penjualan teri nasi periode 2003-2005 ………... 170 Gambar 69 Tampilan interaktif analisis what-if untuk finansial nelayan 171

(24)

xxii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Daftar pelaku industri hasil laut di Jawa Timur ... L-1 Lampiran 2 Panduan operasional (Manual) Sistem Penunjang Keputusan

Pengelolaan Kinerja Komprehensif Klaster Agroindustri Hasil Laut ...

L-2

Lampiran 3 Kumpulan pengetahuan pakar (knowledge base) dalam bentuk rekomendasi aksi untuk setiap kondisi/status capaian kinerja aspek klaster agroindustri dan peningkatan fungsi dan peran stakeholder klaster ...

L-3

Lampiran 4 Level agroindustri pada klaster industri teri nasi dan rumput laut menurut Austin (1981) ...

Referensi

Dokumen terkait

Beberapa ahli mengungkapkan pendapatnya mengenai pengertian dari kualitas pelayanan, berikut merupakan pengertian kualitas pelayanan menurut bebrapa ahli, Menurut

19 Kemukakan juga teori, temuan dan bahan penelitian lain yang mendukung pilihan tindakan untuk mengatasi permasalahan penelitian tersebut. Uraian ini digunakan

Hasil tersebut relatif konsisten dengan pengamatan morfologi DNA pada pengecatan DNA yang menunjukkan PGV-1 dan etoposide mampu memacu apoptosis lebih kuat

Karakter tinggi tanaman, tinggi dikotomus, diameter batang, bobot buah per tanaman, jumlah buah per tanaman, panjang buah, diameter buah, dan tebal daging buah

Kajian ini adalah berkenaan strategi promosi dalam pengurusan Muzium Islam Sarawak (MIS). Muzium ini merupakan sebuah muzium Islam yang pertama berkonsepkan

Aksesibilitas untuk tingkat SMA Negeri yang ada di Kota Solok tidak baik karena dari 4 SMA Negeri yang ada di Kota Solok Cuma 1 sekolah yang memiliki akses yang baik yaitu SMA N 1

Dengan menigkatnya penilitan mengenai skema pengimbangan beban trafik kendaraan serta aplikasi navigasi baik pada kendaraan maupun gadget dan dengan mulai diimplementasikannya

Adapun permasalahan lain yang timbul dengan adanya perubahan kenaikan iuran tersebut dikarenakan pihak rumah sakit merasa dirugikan dengan adanya penerapan sistem