• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH SUPERVISI AKADEMIK KEPALA MADRASAH DAN KINERJA PENGAWAS TERHADAP PENINGKATAN PROFESIONALISME GURU PENJAS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH SUPERVISI AKADEMIK KEPALA MADRASAH DAN KINERJA PENGAWAS TERHADAP PENINGKATAN PROFESIONALISME GURU PENJAS"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Vol. 2, No. 1, Januari 2021

e-ISSN: 2746-2196, p-ISSN: 2746-7740

33

PENGARUH SUPERVISI AKADEMIK KEPALA MADRASAH DAN KINERJA PENGAWAS TERHADAP PENINGKATAN PROFESIONALISME GURU PENJAS

Rahmat

Universitas Islam Al-Ihya Kuningan Email: rahmat.aj57@gmail.com

Info Artikel Abstrak

Artikel Masuk: 1 Desember 2020 Artikel Review: 2 Januari 2021 Artikel Revisi: 15 Januari 2021

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh permasalahan pelaksanaan prasurvai yang dilakukan di lokasi penelitian dan kondisi pembinaan kemampuan guru penjas yang belum optimal antara lain; (1) Kepala Madrasah dan Pengawas belum mampu menyusun program pembinaan yang baik, terutama program pembinanan kemampuan yang memprioritaskan kebutuhan dan kepentingan mendesak dari kalangan guru penjas, (2) Masih terdapat “mismatch” antara kebutuhan pembinaan/supervisi kemampuan profesional guru penjas yang dituangkan dalam program kerja Kepala Madrasah dengan kebutuhan supervisi/pembinaan pengawas, dan (3) Frekuensi pelaksanaan pembinaan kemampuan profesional yang dilakukan Pengawas sangat terbatas, dan selalu dalam bentuk pertemuan kelompok. Kondisi ini kurang memungkinkan adanya pembinaan kemampuan memecahkan permasalahan yang dirasakan guru penjas yang umumnya beraneka ragam. Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah Supervisi Akademik Kepala Sekolah (X1) dan Kinerja Pengawas (X2) dan Profesionalisme Guru Penjas(Y), Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitaif adapun metode yang digunakan adalah metode penelitian dekriptif. Populasi dalam penelitian adalah guru penjas di Madrasah Ibtidaiyah Kabupaten Kuningan yang berjumlah 85 orang, Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah total sampling, dimana penulis menetapkan populasi sebagai sampel penelitian sehingga sampel yang didapat adalah guru penjas di Madrasah Ibtidaiyah Kabupaten Kuningan yang berjumlah 85 orang. Dalam pengujian secara simultan tingkat pengaruh variabel independen (supervisi akademik kepala madrasah dan kinerja pengawas) terhadap variabel profesionalisme guru penjas adalah sebesar 67,6% sedangkan sisanya 32,4% dipengaruhi oleh faktor lain yang berasal dari luar variabel yang diteliti. Apabila dilihat dari tingkat signifikansinya, variabel independen (supervisi akademik kepala madrasah dan kinerja pengawas) secara simultan mempunyai pengaruh terhadap profesionalisme guru penjas. Hal ini dibuktikan dengan Fhitung> Ftabel, yaitu 13,538>1,79 dengan tingkat signifikansi 0,000 < 0,05, maka H0 ditolak artinya terdapat pengaruh yang signifikan secara simultan dari variabel independen terhadap variabel dependen atau dapat dikatakan bahwa supervisi akademik Kepala Madrasah dan kinerja pengawas berpengaruh positif terhadap peningkatan profesionalisme guru penjas di Madrasah Ibtidaiyah Kabupaten Kuningan.

Kata Kunci: Supervisi Akademik Kepala Madrasah, Kinerja Pengawas, Peningkatan Profesionalisme Guru Penjas

(2)

34

Pembinaan peningkatan kemampuan profesional tenaga kependidikan, dijelaskan dalam PP No. 38 Tahun 1992. Pada peraturan tersebut dengan tegas bahwa pembinaan yang dilakukan merupakan tanggung jawab Menteri Pendidikan dan Kebudayaan serta menteri-menteri lainnya. Jika dilihat lebih jauh, pembinaan itu adalah serangkaian upaya meningkatkan kemampuan penguasaan aspek teoritis serta kemampuan teknis dalam melaksanakan tugas sehingga kualitas diri, kualitas lulusan dan kualitas sekolah mengalami perubahan dinamis.

Menurut Direktur Pendidikan Dasar Depdikbud (1994), pembinaan kualitas guru penjas dapat dilakukan dengan kegiatan seperti pembinaan langsung dari atasan dan pembinaan dari luar sekolah. Pembinaan atasan langsung merupakan suatu strategi mendasar yang harus dilakukan secara simultan dan terencana. Dikatakan demikian karena kadar kualitas kemampuan yang ditandai dengan kualitas kinerja akan selalu mengalami berbagai perubahan. Guna mewujudkan perubahan dinamis proses pembinaan harus diarahkan kepada keselarasan tuntutan pendidikan dan pengajaran selaras dengan perkembangan dan kemajuan zaman. Tuntutan pendidikan dan pengajaran diarahkan pada upaya pengelola dan melaksanakan pendidikan dan pengajaran secara optimal. Pembinaan itu meliputi aspek kemampuan menyusun perencanaan mengajar, pengembangan kegiatan belajar mengajar yang menantang, pengelolaan hasil kerja siswa, dan penilaian kegiatan belajar. Tuntutan zaman, diarahkan pada pembinaan pemenuhan kebutuhan politik, sosial, budaya dan perekonomian. Secara operasional dilakukan melalui suatu jaringan dan sistem pembinaan kreatif yang melibatkan seluruh unsur pembina guru penjas dalam suatu kegiatan yang terpadu, seperti Kepala Madrasah, Pengawas, Pembina lain, dan pihak-pihak yang terkait seperti LPTK dan organisasi Profesi Kependidikan.

Pembinaan dari luar sekolah seperti LPTK dan organisasi profesi kependidikan saat ini belum terlaksana sesuai dengan yang diharapkan, kepada guru penjas dalam menggunakan media pembelajaran ketika sedang mengajar, hal ini dikarenakan keterbatasan waktu yang tersedia dalam melaksanakan pembinaan dan hanya guru selain guru penjas yang menggunakan media dalam mengajar tertentu yang menerima pembinaan sesuai dengan permintaan dari lembaga atau organisasi profesi lain di luar sekolah. Di sisi lain materi yang disampaikan kurang relevan dan kurang menyentuh terhadap upaya perbaikan baik dalam pengelolaan kelas maupun dalam pengelolaan proses belajar mengajar.

Operasionalisasi pembinaan kemampuan guru penjas yang dituangkan dalam PP No. 28/1990 menyatakan bahwa “Kepala Madrasah bertanggung jawab atas penyelenggarana kegiatan pendidikan, dan administrasi sekolah, pembinaan guru penjas dan tenaga kependidikan dan pendayagunaan serta pemeliharaan sarana dan prasarana”. Pernyataan ini menggambarkan bahwa tugas pembinaan kemampuan guru penjas menjadi tanggung jawab Kepala Madrasah. Oleh karena itu Kepala Madrasah memikirkan suatu program pembinaan kemampuan guru penjas dengan melibatkan semua unsur terkait, dan dikoordinasikan/dipadukan dengan program pembinaan kemampuan yang dilakukan Pengawas, sehingga tidak saling tumpang tindih, melainkan satu kesatuan yang mengandung prinsip saling menunjang dan saling melengkapi. Fokus pembinaan kemampuan profesional ditujukan pada upaya bagaimana merealisasikan penyusunan program kerja yang sesuai dengan tuntutan kebutuhan pendidikan dan pengajaran.

Kenyataan menunjukkan bahwa pembinaan kemampuan profesional yang dilaksanakan oleh Kepala Madrasah dan Pengawas secara umum telah berjalan sesuai harapan. Namun, kalimat-kalimat sumbang masih disuarakan oleh sebagian masyarakat yang menyebutkan “Kemampuan guru penjas belum profesional”. Benarkah substansi berkaitan dengan kerja para

(3)

Profesionalisme Guru Penjas

35 guru penjas memiliki kelemahan tertentu. Oleh karena itu pembinaan kemampuan guru penjas harus mendapat pembinaan yang serius.

Salah satu unsur yang erat kaitannya dengan mutu pendidikan adalah kualitas guru penjas. Guru penjas yang berkualitas tentu bukan hanya mampu menguasai materi pengajaran, akan tetapi harus mampu meningkatkan kualitas siswa agar mampu memicu prestasi dalam rangka memenangkan persaingan memasuki jenjang pendidikan selanjutnya. Penilaian guru penjas bukan lagi berdasarkan kepada apa yang diketahuinya (know-what), melainkan apa yang secara nyata ditampilkan (know-how). Begitu juga sebagian masyarakat cenderung lebih melihat apa yang dilakukan seorang guru penjas(what one can do). Untuk memenuhi kriteria tersebut, karena itu perlu dilakukan pembinaan terhadap kemampuan secara terus menerus menuju tingkatan yang profesional secara optimal.

Metode Penelitian

Metode penelitian atau pendekatan penelitian banyak dipengaruhi oleh jenis dan banyak variabel. Pada penelitian ini menyangkut peristiwa-peristiwa atau fenomena-fenomena yang terjadi dan berhubungan dengan masa sekarang. Mengacu pada perumusan masalah, maka metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif.

Dikemukakan oleh Muhamad Nasir (2001: 63) yaitu:

Metode deskriptif adalah suatu metode dalam penelitian status kelompok suatu objek,suatu set kondisi, suatu set pemikiran ataupun suatu kelas pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, factual adan akurat mengenai fakta-fakta, sifat serta hubungan antara fenomena-fenomena yang diselidiki.

Berdasarkan pendapat diatas, jelaslah bahwa metode deskriptif disamping memberikan gambaran dari fenomena-fenomena juga memberikan kejelasan hubungan atau pengaruh antara fenomena-fenomena tersebut.Langkah-langkah model deskriptif tidak terlepas sampai pengumpulan dan penyusunan tetapi juga analisis dan interprestasi terhadap data untuk memperoleh informasi yang jelas mengenai fakta yang terjadi.

Adapun ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhman (2008 : 140) diantaranya: “ 1) Memusatkan diri pada pemecahan masalah-masalah yang ada pada masa sekarang, 2) Data yang dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan dan kemudian dianalisis (karena metode ini sering disebut metode analitik)”.

Hasil dan Pembahasan

Pembahasan dimaksudkan untuk menjawab masalah dan hipotesis penelitian yang telah diajukan sebagai berikut.

1. Pengaruh Supervisi Akademik Kepala Madrasah terhadap Peningkatan

Profesionalisme Guru Penjas

Hasil uji hipotesis secara parsial menunjukkan bahwa variabel supervisi akademik Kepala Madrasah mempunyai pengaruh terhadap profesionalisme guru penjas. Hal ini dibuktikan dengan nilai thitung > ttabel, yaitu 3,165 > 2,015 dengan tingkat signifikansi 0,007 < 0,05, artinya secara statistik Ha diterima, maksudnya supervisi akademik Kepala Madrasah berpengaruh positif terhadap

(4)

36

Kuningan.

Hasil penelitian tentang variabel supervisi akademik Kepala Madrasah mempunyai pengaruh terhadap profesionalisme guru penjas tentunya sangat didukung oleh suatu kajian teori yang dikemukakan oleh Arikunto (2004:5) Supervisi akademik adalah supervisi yang menitik beratkan pengamatan pada masalah akademik, yaitu yang langsung berada dalam lingkup pembelajaran yang dilakukan oleh guru untuk membantu siswa ketika sedang dalam proses belajar.

Supervisi akademik adalah serangkaian kegiatan membantu guru mengembangkan kemampuannya mengelola proses pembelajaran demi pencapaian tujuan pembelajaran. Lebih lanjut Daresh, menjelaskan bahwa supervisi akademik merupakan upaya membantu guru-ruru mengembangkan kemampuannya mencapai tujuan pembelajaran.

2. Pengaruh Kinerja Pengawas terhadap Peningkatan Profesionalisme Guru Penjas

Hasil uji hipotesis secara parsial menunjukkan bahwa variabel kinerja pengawas berpengaruh terhadap profesionalisme guru penjas. Hal ini dibuktikan dengan nilai thitung > ttabel, yaitu 4,430 > 2,015 dengan tingkat signifikansi 0,000 < 0,05, artinya secara statistik Ha diterima, maksudnya kinerja pengawas berpengaruh positif terhadap peningkatan profesionalisme guru penjas di Madrasah Ibtidaiyah Kabupaten Kuningan .

Hasil penelitian tentang variabel kinerja pengawas berpengaruh terhadap profesionalisme guru penjas tentunya sangat didukung oleh suatu kajian teori yang dikemukakan oleh Sujana (2011:7) Pengawas sekolah adalah jabatan fungsional yang mempunyai ruang lingkup tugas, tanggung jawab dan wewenang untuk melaksanakan kegiatan pengawasan akademik dan manajerial pada satuan pendidikan. Pengawas adalah pegawai negeri sipil yang diangkat dalam jabatan pengwas sekolah, Sedangkan kepengawasan adalah kegiatan pengawas sekolah dalam menyusun program pengawasan, melaksanakan program pengawasan, mengevaluasi hasil pelaksanaan program dan melaksanakan pembimbingan dan pelatihan profesional guru. Menurut Sagala (2011:200) pengawas sekolah di kabupaten dan kota adalah pegawai negeri sipil yang diberi tugas, tanggung jawab dan wewenang oleh Bupati atau Walikota untuk melakukan pengawas sekolah, mengacu pada peraturan perundang-undangan yang ada, pengawas satuan pendidikan adalah sebagai pejabat fungsional.

Dalam Permendiknas Nomor 13 tahun 2007 dijelaskan bahwa seorang kepala sekolah atau pengawas harus mempunyai lima kompetensi yaitu kompetensi kepribadian, manajerial, kewirausahaan, supervisi akademik dan sosial. Dengan kelima kompetensi tersebut diharapkan dapat meningkatkan kinerja Kepala Madrasah atau pengawas dalam mengelola sekolahnya sehingga visi, misi dan tujuan sekolah.

3. Pengaruh Supervisi Akademik Kepala Madrasah dan Kinerja Pengawas terhadap Peningkatan Profesionalisme Guru Penjas

(5)

Profesionalisme Guru Penjas

37 Dalam pengujian secara simultan tingkat pengaruh variabel independen (supervisi akademik kepala madrasah dan kinerja pengawas) terhadap variabel profesionalisme guru penjas adalah sebesar 67,6% sedangkan sisanya 32,4% dipengaruhi oleh faktor lain yang berasal dari luar variabel yang diteliti.

Apabila dilihat dari tingkat signifikansinya, variabel independen (supervisi akademik kepala madrasah dan kinerja pengawas) secara simultan mempunyai pengaruh terhadap profesionalisme guru penjas. Hal ini dibuktikan dengan Fhitung> Ftabel, yaitu 13,538 > 1,79 dengan tingkat signifikansi 0,000 < 0,05, maka H0 ditolak artinya terdapat pengaruh yang signifikan secara simultan dari variabel independen terhadap variabel dependen atau dapat dikatakan bahwa supervisi akademik Kepala Madrasah dan kinerja pengawas berpengaruh positif terhadap peningkatan profesionalisme guru penjas di Madrasah Ibtidaiyah Kabupaten Kuningan.

Hasil penelitian tentang supervisi akademik kepala madrasah dan kinerja pengawas berpengaruh nyata terhadap profesionalisme guru penjas tentunya sangat didukung oleh suatu kajian teori yang dikemukakan oleh Wahyudi (2002: 120) yang menjelaskan bahwa esensi supervisi akademik yaitu membantu guru dalam mengembangkan kemampuan profesionalismenya bukan menilai performansi guru mengelola proses pembelajaran.

Sejalan dengan pendapat tersebut, Sagala (2010:157) mengemukakan bahwa pengawasan akademik adalah bantuan professional kesejawatan yang dilakukan pengawas madrasah melalui dialog kajian masalah pendidikan menggunakan teknik-teknik supervisi atau pengembangan untuk menemukan solusi, atau berbagai alternative pengembangan dalam upaya peningkatan kemampuan professional, dan komitmen guru, kepala madrasah, dan kinerja madrasah dalam rangka peningkatan mutu, relevansi, efisiensi dan akuntabilitas pendidikan.

Selanjutnya menurut pendapat Sahertian dan Ida Sahertian bahwa, supervisi akademik adalah apa yang dilakukan petugas madrasah terhadap stafnya untuk memelihara (maintain) atau mengubah pelaksanaan kegiatan dimadrasah yang langsung berpengaruh terhadap proses mengajar guru dalam usaha meningkatkan hasil belajar siswa. (Sahertian dan Ida Sahertian, 1992:56)

Pelaksanaannya supervisi, hendaknya supervisor tidak mencari- cari kesalahan yang diperbuat oleh guru tetapi membimbing para guru- guru dan bersama-sama membicarakan permasalahan yang dihadapi guru dalam kegiatan pembelajaran. Dalam hal ini para guru dijadikan sebagai partner kerja, mereka akan merasa lebih dihargai dan lebih semangat untuk bekerja.

Pengawas sekolah berdasarkan keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 118/1996 adalah pegawai negeri yang diberi tugas, tanggung jawab dan wewenang secara penuholeh pejabat yang berwenang untuk melakukan pengawasan dengan melaksanakan penilaian dan pembinaan dari segi teknis pendidikan dan administrasi pada satuan pendidikan sekolah dasar dan menengah.

(6)

38

berwewenang untuk melakukan pengawasan dan penilaian serta bimbingan kepada Kepala Madrasah dan guru.

Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan pada bab sebelumnya maka dapat ditarik bahwa, pertama, supervisi akademik Kepala Madrasah berpengaruh signifikan terhadap peningkatan profesionalisme guru penjas di Madrasah Ibtidaiyah Kabupaten Kuningan . Hal ini dibuktikan dengan nilai thitung > ttabel, yaitu 3,165 > 2,015 dengan tingkat signifikansi 0,007 < 0,05, artinya secara statistik Ha diterima, maksudnya supervisi akademik Kepala Madrasah berpengaruh positif terhadap peningkatan profesionalisme guru penjas di Madrasah Ibtidaiyah Kabupaten Kuningan. Kedua, Kinerja pengawas berpengaruh signifikan terhadap peningkatan profesionalisme guru penjas di Madrasah Ibtidaiyah Kabupaten Kuningan. Hal ini dibuktikan dengan nilai thitung > ttabel, yaitu 4,430 > 2,015 dengan tingkat signifikansi 0,000 < 0,05, artinya secara statistik Ha diterima, maksudnya kinerja pengawas berpengaruh positif terhadap peningkatan profesionalisme guru penjas di Madrasah Ibtidaiyah Kabupaten Kuningan. Ketiga, Supervisi akademik Kepala Madrasah dan kinerja pengawas berpengaruh signifikan terhadap peningkatan profesionalisme guru penjas di Madrasah Ibtidaiyah Kabupaten Kuningan. Hal ini dibuktikan dengan Fhitung> Ftabel, yaitu 13,538 > 1,79 dengan tingkat signifikansi 0,000 < 0,05, maka H0 ditolak artinya terdapat pengaruh yang signifikan secara simultan dari variabel independen terhadap variabel dependen atau dapat dikatakan bahwa supervisi akademik Kepala Madrasah dan kinerja pengawas berpengaruh positif terhadap peningkatan profesionalisme guru penjas di Madrasah Ibtidaiyah Kabupaten Kuningan.

(7)

Profesionalisme Guru Penjas

39

Daftar Pustaka

Prasojo, LD dan Sudiyono, (2011). Supervisi Pendidikan, Cetakan I, Yogyakarta: Gava Media. Riduwan, (2010). Belajar mudah penelitian untuk guru karyawan dan peneliti pemula.

Bandung : Alfabeta.

Sagala, Saiful, (2010). Supervisi pembelajaran dalam profesi pendidikan, Bandung: Alfabata.

Sahertian, Piet A. (2008). Konsep dasar dan teknik supervisi pendidikan dalam rangka pengembangan sumber daya manusi. Jakarta: Reneka Cipta.

---. dan Mataheru, Frans (1981). Prinsip dan teknik supervisi pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional.

---. dan Sahertian, Ida Alaeida (1992). Supervisi pendidikan dalan rangka program inservice education. Jakarta: Reneka Cipta.

Sudrajat, Hari, (2005). Manajemen peningkatan mutu berbasis sekolah. Bandung: Cipta Cekas Grafika.

Sugiyono, (2007). Memahami penelitian kualitatif. Bandung : Alfabeta. Supardi, (2013). Kinerja guru. Jakarta: Rawali Pers.

Surya, M. (2003). Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran. Bandung: Pustaka Bani Quraisi. Sutrisno Hadi, (2004). Metode resarch, Yogyakarta, Fakultas Psikologi UGM.

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan ini bertujuan untuk mengakaji implementasi kebijakan pengelolaan inventaris barang bergrak milik daerah di lingkungan Pemerintah Kota

Hasjmy tentang kenegaraan ditemukan dua sisi pandangan dimana yang satu cenderung mendukung bentuk-bentuk masyarakat politik, seperti eksisnya sistem politik Islam,

Hal ini dimungkinkan karena rendahnya kandungan lemak (3-7%) dalam pakan standar. Lemak digunakan dalam proses metabolisme tubuh, sehingga apabila lemak yang diasup

Berdasarkan pada prinsip di dalam hukum kebiasaan internasional tersebut, melalui penelitian hukum ini Penulis hendak menyampaikan bahwa dengan demikian, meskipun UU MKRI

Berdasarkan analisis data penelitian yang telah dilakukan, menunjukkan bahwa motif kepuasan yang didapatkan oleh mahasiswa Prodi Ilmu Komunikasi Fakultas Komunikasi

Berdasarkan latar belakang yang telah penulis paparkan, maka untuk mencapai keberhasilan siswa terutama dalam pelajaran matematika sangatlah dipengaruhi oleh model

Teori komparabilitas merupakan prediksi karakteristik informasi keuangan yang memungkinkan perbandingan waktu dan ruang, berbeda hanya dengan karakteristik kualitatif

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kontrol diri dengan kecanduan smartphone, serta melihat perbedaan kecanduan smartphone berdasarkan jenis kelamin