• Tidak ada hasil yang ditemukan

Baiyinah, Emmy Solina, Marisa Elsera

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Baiyinah, Emmy Solina, Marisa Elsera"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

1

Fenomena Mahasiswi Menikah Sebelum Menyelesaikan Kuliah (Studi Pada Interaksi Sosial Mahasiswi Yang Telah Menikah

dijurusan Sosiologi Universitas Maritim Raja Ali Haji) Baiyinah, Emmy Solina, Marisa Elsera

Email: Baiyinah07@gmail.com

Program studi Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Maritim Raja Ali Haji

ABSTRAK

Mahasiswi yang telah menikah sebelum menyelsaikan masa studinya akan menemukan permasalahan yang timbul dalam kehidupan pernikahan yang berstatus mahasiswa, selain bertanggung jawab sebagai pelajar seperti yang diuraikan diatas, individu juga bertanggung jawab terhadap kehidupan keluarga. Mahasiswa yang telah menikah, tentunya akan memiliki status yang berbeda dengan sebelumnya. Jika sebelumnya berstatus lajang maka akan berubah menjadi status sudah menikah. Jika sebelumnya hanya berstatus sebagai mahasiswa maka akan bertambah statusnya menjadi anggota keluarga (suami/istri). Perbedaan status yang terjadi inilah kemudian memunculkan keterbatasan-keterbatasan relasi sosial yang dimiliki oleh mahasiswa yang telah menikah

Interaksi sosial merupakan kunci dari semua kehidupan sosial karena tanpa interaksi sosial, tak akan mungkin ada kehidupan bersama. Bertemunya orang-perorangan secara badaniah belaka tidak akan menghasilkan pergaulan hidup dalam suatu kelompok sosial.

Adapun hasil peneliti pada mahasiswi yang telah menikah terhadap anggota keluarganya tersebut karena orang tua menganggap ketika anaknya telah menikah maka sudah dianggap dewasa dan telah bisa memilih dan menentukan sesuatu tanpa campur orang tuanya lagi, dan juga mahasiswi ketika berada dilingkungan rumahnya tidak begitu intensif, hal ini dikarenakan tidak adanya waktu sebab harus membagi peran sebagai seorang mahasiswa yang masih harus melanjutkan kuliah, dukungan pasangan informan penelitian memberikan pengaruh yang baik bagi kelancaran perkuliahan informan, informan dapat melaksanakan kegiatan perkuliahan dengan maksimal setelah mendapatkan dukungan penuh dari suaminya.

(2)

2

PENDAHULUAN

Fenomena mahasiswi yang menikah sebelum menyelesaikan kuliah merupakan hal biasa yang sering kita lihat dan dengar. Karena pada dasarnya menikah disaat belum menyelesaikan kuliah menjadikan suatu masalah yang nantinya akan membuat mahasiswi mengurus dual hal yaitu saat dirumah menjadi seorang ibu dan saat di kampus menjadi seorang mahasiswi yang mengemban pendidikan hingga kuliah terselesaikan. Karena disaat kuliah baru menikah akan berbeda ketika menikah dulu baru kuliah sebab kalau mahasiswi kuliah dulu baru menikah pola pikir yang dihadapkan dengan perkulihan akan bentrok dengan pernikahan disaat kuliah, karena tujuan awal mahasiswi untuk kuliah dan akan dihadapkan dengan materi-materi perkuliahan, tugas-tugas yang akan diberikan dari kampus, adanya kuliah lapangan dan akan ada yang namanya tugas kelompok yang harus dikerjakan bersama teman sekelas.

Berdasarkan hasil penelitian booths dan Edwards dalam wisnuwardhani & sri(2012:55) mengungkapkan bahwa terdapat beberapa hal yang secara signifikan berhubungan dengan kesiapan menikah, yaitu usia saat menikah, tingkat kedewasaan pasangan, waktu menikah, motivasi untuk menikah, kesiapan untuk sexual exclusiveness, dan tingkat pendidikan serta aspirasi pekerjaan dan derajat pemenuhannya.

Mahasiswa yang telah menikah, tentunya akan memiliki status yang berbeda dengan sebelumnya. Jika sebelumnya berstatus lajang maka akan berubah menjadi status sudah menikah. Jika sebelumnya hanya berstatus sebagai mahasiswa maka akan bertambah statusnya menjadi anggota keluarga (suami/istri). Perbedaan status yang

(3)

3

terjadi inilah kemudian memunculkan keterbatasan-keterbatasan relasi sosial yang dimiliki oleh mahasiswa yang telah menikah

Menurut Horton dan Hunt, perkawinan tidak hanya mencakup hak dan kewajiban untuk melahirkan dan membesarkan anak, tetapi juga seperangkat kewajiban dan hak istimewa yang mempengaruhi banyak orang atau masyarakat. Arti sesungguhnya perkawinan adalah penerimaan status baru dengan sederetan hak dan kewajiban yang baru serta pengakuan akan status baru oleh orang lain (Horton&Hunt dalam Aminudin dan Sobari , 2003 : 270).

Adapun penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Astuti dan Anisaningtyas (2011) tentang”pernikahan dikalangan mahasiswa S-1 turut mendukung fenomena mahasiswi menikah sebelum menyelesaikan kuliah, bahwa secara umum responden menikah disaat masih kuliah karena memiliki motovasi yang kuat untuk menikah yang didukung oleh factor-faktor seperti dukungan dan restu dari orang tuaserta kenyakinan pada diri sendiri untuk menjalani pernikahan sambil kuliah. Secara umum, kehidupan pernikahan mahasiswa yang menikah disaat masih kuliah dan keadaan baik meskipun mereka mengalami kesulitan dalam mengatur waktu antara kuliah dan rumah tangga dan kadangkala kehidupan pernikahan diwarnai dengan konflik-konflik kecil.

Penelitian lain oleh rohman (2010) tentang”implikasi pernikahan pada masa studi terhadap prestasi belajar” menghasilkan (1) perkembangan hasil prestasi yang diraih setelah menikah tidak ada yang menurun , tetapi setidaknya tetap bertahan bahkan semakin meningkat,(2) perkembangan keaktifan dalam mengikuti perkuliahan setelah menikah bervariasi, ada yang semakin aktif, menurun, sama-sama aktif, dan ada yang sama-sama sering bolos kuliah baik sebelum maupun sesudah menikah,(3)

(4)

4

pernikahan dapat mempengaruhi studi dalam 3 hal yaitu motivasi, keaktifan, serta perubahan gaya belajar, (4) pernikahan tidak berimplikasi secara langsung terhadap prestasi yang diraih, akan tetapi pernikahan berpengaruh terhadap beberapa factor keefektifan belajar yang pada akhirnya baru dapat mempengaruhi prestasi belajar yang akan diraih.

Fenomena penelitian ini, akan membahas mahasiswi yang berkuliah di Universitas Maritim Raja Ali Haji Jurusan Sosiologi yang sudah menikah, mahasiswi yang masih tercatat aktif dalam masa perkuliahan. Di kalangan Mahasiswa Universitas Maritim Raja Ali Haji sendiri terdapat mahasiswa yang telah menikah pada saat masa studi (kuliah). Jumlah mahasiswa yang telah menikah di Universitas Maritim Raja Ali Haji sampai saat ini belum dapat diketahui secara detail, karena dalam pengumpulan data statistiknya kurang lengkap serta dari mahasiswanya sendiri kadang tidak mengakui (malu) terhadap statusnya tersebut.

BAHAN DAN METODE

Jenis penelitian ini bersifat kualitatif, penelitian ini merupakan rancangan penelitian yang mencakup pengkajian satu unit penelitian secara intensif. Deskripsi dari studi kasus tergantung dari keadaan kasus tetapi tetap mempertimbangkan waktu. Keuntungan yang peling besar dari desain ini adalah pengkajian secara rinci meskipun jumlah dari responden sedikit, sehingga akan didapatkan gambaran satu unit subyek secara jelas (silalahi, 2010:284).

Penelitian ini secara spesifik mengambil lokasi di kampus Universitas Maritim Raja Ali Haji Kota Tanjungpinang Provinsi Kepulauan Riau. Lokasi ini dipilih karena

(5)

5

sebagai lokasi yang sesuai dengan tujuan penelitian karena UMRAH merupakan kampus yang tidak memiliki jadwal kuliah malam sehingga mewajibkan mahasiswnya untuk kuliah dari pagi hingga siang.

Populasi subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswi S1 Jurusan Sosiologi Universitas Maritim Raja Ali Haji yang telah menikah. Teknik penarikan sampel yang digunakan teknik Snowball Sampling. (Sugiyono, 2011: 61), Snowball sampling adalah teknik penentuan sampel yang mula-mula jumlahnya kecil, kemudian sampel ini disuruh memilih teman-temannya untuk dijadikan sampel begitu seterusnya, sehingga jumlah sampel semakin banyak. Ibarat bola salju yang menggelinding semakin lama semakin besar. Definisi Snowball Sampling adalah teknik penentuan sampel yang mula-mula jumlahnya kecil, kemudian membesar. Ibarat bola salju yang menggelinding yang lama-lama menjadi besar. Dalam penentuan sampel, pertama-tama dipilih satu atau dua orang sampel, tetapi karena dengan dua orang sampel ini belum merasa lengkap terhadap data yang diberikan, maka peneliti mencari orang lain yang dipandang lebih tahu dan dapat melengkapi data yang diberikan oleh dua orang sampel sebelumnya. Tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah mencari tahu informasi tentang bagaimana kehidupan mahasiswi yang menikah sebelum mennyelsaikan masa studinya secara keseluruhan untuk mahasiswa program studi sosiologi . Dari data yang telah didapatkan dalam penelitian ini jumlah sampel atau informan penelitian berjumlah 6 orang.

Data Primer menurut Jonathan Sarwono adalah data yang berasal dari sumber asli atau pertama. Data ini tidak tersedia dalam bentuk terkompilasi ataupun dalam bentuk file-file. Data ini harus dicari melalui narasumber atau dalam istilah teknisnya

(6)

6

responden, yaitu orang yang kita jadikan objek penelitian atau orang yang kita jadikan sebagai saran mendapatkan informasi ataupun data. (Jonathan Sarwono,2006:129). Dalam penelitian ini data primer didapat dari para informan penelitian melalui wawancara yang dilakukan secara mendalam.

Selain data primer, didalam penelitian juga menggunakan data sekunder sebagai metode pengumpulan data. Definisi data sekunder menurut Jonathan Sarwono adalah data yang sudah tersedia sehingga kita tinggal mencari dan mengumpulkan. (Jonathan Sarwono, 2006:123). Dalam penelitian ini data sekunder berasal dari luar informan berupa data yang didapatkan dari pihak kampus dan juga dokumentasi penelitian.

Metode yang dipilih dalam analisis data harus sesuai dengan pola penelitian dan variabel yang akan diteliti. Teknik analisis yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah teknik deskriptif kualitatif, yaitu medeskripsikan suatu permasalahan dan dengan menceritakan kembali hasil wawancara penelitian dengan bahasa yang lebih ilmiah dan mudah dipahami, dan menginterprestasikan data kedalam pembahasan secara deskriptif.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Menurut Gilin dan Gilin (dalam Soekanto. 2010:104) dalam buku Sosiologi Suatu Pengantar bahwa interaksi yang terjadi antara informan penelitian dengan teman sekelasnya juga ada yang bersifat disosiatif, interaksi disosiatif yang terjadi dapat dilihat ada informan penelitian yang agak kurang disenangi oleh teman-teman sekelasnya, yang mana dalam hal ini menurut salah seorang informan pernah merasa tidak disenangi oleh teman sekelas, hali ini ditunjukan dengan sikap sinis yang dilakukan oleh teman sekelas salah seorang informan penelitian.

(7)

7

Interaksi Dalam Lingkungan Keluarga Dan Lingkungan Masyarakat

1. Interakasi dalam lingkungan keluarga

Keluarga adalah susunan orang-orang yang disatukan oleh ikatan-ikatan perkawinan, darah atau adopsi. Pertalian antara suami dan istri adalah perkawinan dan hubungan antara orang tua dan anak biasanya adalah darah atau kadangkala adopsi. Anggota-anggota keluarga ditandai dengan hidup bersama dibawah satu atap dan merupakan susunan satu rumah tangga. Keluarga merupakan kesatuan dari orang-orang yang berinteraksi dan berkomunikasi yang menciptakan peranan-peranan sosial bagi si suami dan istri, ayah dan ibu, putra dan putri, saudara laki-laki dan saudara perempuan. Peranan-peranan tersebut dibatasi oleh masyarakat, tetapi masing-masing keluarga diperkuat melalui sentimen-sentimen yang sebagian merupakan tradisi dan sebagian lagi emosional yang menghasilkan pengalaman.

1. Interaksi dalam lingkungan masyarakat

Hubungan yang terjadi antar warga masyarakat berlangsung sepanjang waktu, rentang waktu yang panjang serta banyaknya warga yang terlibat dalam hubungan antar warga melahirkan berbagai bentuk interaksi sosial. Di mana pun dan kapan pun kehidupan sosial selalu diwarnai oleh dua kecenderungan yang saling bertolak belakang. Di satu sisi manusia berinteraksi untuk saling bekerja sama, menghargai, menghormati, hidup rukun, dan bergotong royong. Di sisi lain, manusia berinteraksi dalam bentuk pertikaian, peperangan, tidak adanya rasa saling memiliki, dan lain-lain. Dengan demikian interaksi sosial mempunyai dua bentuk, yakni interaksi sosial yang

(8)

8

mengarah pada bentuk penyatuan (proses asosiatif) dan mengarah pada bentuk pemisahan (proses disosiatif).

Interaksi informan dengan pasangan

Keluarga adalah suatu lembaga paling kecil yang ada dimasyarakat yang memiliki banyak fungsi untuk menjaga keberlangsungan hidup seseorang, karena dari keluarga sebuah kehidupan baru akan dimulai. Keluarga merupakan lembaga yang bertugas meneruskan pewarisan nilai-nilai budaya yang ada di masyarakat, karena keluarga merupakan lembaga pertama tempat seseorangmelakukan sosialisasi dalam kehidupannya. Manusia tentu sudah ditakdirkan untuk hidup berpasangan sesuai garis kehidupannya.

Menikah adalah langkah awal untuk menjadi sebuah keluarga yang sah, baik menurut agama maupun hukum yang berlaku di negara Indonesia. Setiap pasangan tentu mendambakan sebuah keluarga yang bahagia dan mempunyai keturunan yang dirasa cukup bagi setiap pasangan. Kehidupan yang dialami oleh setiap individu pasti tidak akan berjalan lancar sesuai dengan apa yang diinginkannya, begitupun sebuah keluarga yang telah lama menjalin suatu kehidupan bersama, pasti tidak akan luput dari permasalahan yang ada didalamnya.

KESIMPULAN

Pada dasarnya interaksi sosial merupakan hubungan-hubungan sosial yang dinamis yang menyangkut hubungan antara orang-orang perorangan, antara kelompok-kelompok manusia, maupun antara orang perorangan dengan kelompok-kelompok manusia. Interaksi yang terjadi antara mahasiswi dengan teman sekelas tentunya akan

(9)

9

memberikan pengaruh yang besar bagi proses perkuliahan. Interaksi dengan teman sekelas akan merasakan kesulitan ketika mengerjakan tugas baik yang bersifat individu maupun kelompok, artinya kurang intensnya interaksi antara mahasiswi dengan teman sekelas juga akan menimbulkan adanya pengucilan yang dilakukan oleh teman sekelas yang beda angkatan, adanya stigma bahwasannya mahasiswi selaku kakak tingkat dianggap terlalu sombong dan tidak mau berkomunikasi dengan juniornya selaku teman sekelas satu mata kuliah.

Perubahan yang terjadi dalam interaksi pada mahasiswi yang telah menikah terhadap anggota keluarganya tersebut karena orang tua menganggap ketika anaknya telah menikah maka sudah dianggap dewasa dan telah bisa memilih dan menentukan sesuatu tanpa campur orang tuanya lagi. Mahasiswi yang telah menikah juga telah dianggap mampu dan bisa mengatur kehidupannya karena sudah memiliki peran sebagai orang tua dan bukan anak-anak. Oleh karena itu adanya kerja sama dari pasangan untuk membina keluarga barunya.

Interaksi yang dilakukan oleh mahasiswi ketika berada dilingkungan rumahnya tidak begitu intensif, hal ini dikarenakan tidak adanya waktu sebab harus membagi peran sebagai seorang mahasiswa yang masih harus melanjutkan kuliah. Interaksi yang jarang dilakukan dengan tetangga tentunnya akan memberikan dampak negatif dari lingkungan masyarakat diantaranya dianggaap sombong, tidak mau bergaul dan jarang berkomunikasi dengan tetangga dikarenakan sibuknya mengurus rumah dan mengatur perkuliahan.

Dari hasil penelitian dapat dilihat bahwa komunikasi yang terjalin antara informan penelitian terkait kegiatan informan untuk kuliah lagi tergolong dalam

(10)

10

komunikasi yang efektif diantara keduanya. Komunikasi yang efektif antara informan dan pasangannya dapat memberikan dampak positif dari kegiatan dan aktifitas perkuliahan yang dilakukan oleh informan. Dukungan pasangan informan penelitian memberikan pengaruh yang baik bagi kelancaran perkuliahan informan, informan dapat melaksanakan kegiatan perkuliahan dengan maksimal setelah mendapatkan dukungan penuh dari suaminya.

DAFTAR PUSTAKA Abu ahmadi. 2001, Keluarga Dalam Teori. Jakarta: Erlangga. Alex Sobur. 2003, Psikologi Umum. Bandung: Pustaka Setia.

Anisaningtyas & Astuti. 2011, Pernikahan Dikalangan Mahasiswa S-1. Yogyakarta: Universitas Islam Indonesia.

De Janasz, Dowd, & Schneider 2002, Interpersonal Skills In Organization. Jakarta: Rineka

Horton, B Paul; Hunt, L Chester. 2009, Sosiologi jilid 1. Jakarta: Erlangga. Ihromi. 2004, Bunga Rampai SOSIOLOGI KELUARGA. Jakarta: Yayasan Obor

Indonesia.

Junaedi, Dedi. 2001, Bimbingan Perkawinan. Jakarta: Akademika Pressindo.

Johnson, Doyle Paul. 2011, Teori Sosiologi Klasik dan Modern. Jakarta: PT. Gramedia. Khairuddin. 2008, SOSIOLOGI KELUARGA. Yogyakarta :Liberty Yogyakarta

Mubin, Ani Cahyadi. 2006, Psikologi Perkembangan. Ciputat: Quantum Teaching. Noorderhaven, niels G. 2005, Strategic Decision Making. Singapore: Addison-wesley Ritzer, G dan Goodman Douglas J. 2005, Teori Sosiologi Modern. Jakarta: Terjemahan

Alimandan.

Rohman Nur Hadi, 2010, Implikasi pernikahan pada masa studi terhadap prestasi

belajar. Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga

Sarwono, Jonathan. 2006, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Yogyakarta : Graha Ilmu

(11)

11 Aditama.

Sugiyono. 2011, Metode Penelitian Sosial. Bandung: PT Rineka Cipta.

Slameto. 2003, Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: Rineka. Slameto. 2003, Sosiologi Keluarga. Bandung: Salemba Empat.

Soekanto, Soerjono. 2004, SOSIOLOGI KELUARGA. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Soerjono Soekanto, 2010. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

William J. Goode. 2007, SOSIOLOGI KELUARGA. Jakarta: PT Bumi Askara. Wisnuwardhani Dian & Mashoedi Fatmawati Sri, 2012, Hubungan Interpersonal.

Jakarta: Salemba

Penelitian Terdahulu

Kenedi, G. (2005). Model Konseling Pranikah Berorientasi Pengembangan Konsep Diri [ringkasan disertasi]. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Maria, U. (2007). Peran Persepsi Keharmonisan Keluarga dan Konsep Diri terhadap Kecenderungan Kenakalan Remaja [tesis]. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.

Puspitasari, A. (1997). Adaptasi Alat Ukur Kesiapan Perkawinan California Marriage

Readiness Evaluation (adaptasi, uji reliabilitas dan validitas pada kelompok

sampel dewasa muda) [skripsi]. Depok: Fakultas Psikologi, Universitas Indonesia. Putrini, A. (2002). Pengambilan Keputusan untuk Menikah dan Tidak Menikah Saat

Masa Kuliah pada Mahasiswi [skripsi]. Depok: Universitas Indonesia.

Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, ed. 3 (Jakarta: Balai Pustaka, 2005), h. 696.

Sumber Lain

http://www.dudung.net/artikel-islam/tak-perlu-takut-menikah-sambil-kuliah.html http: www.bkkbn.go.id/hqweb/map123dampak.html.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang sudah dilaksanakan, maka dapat diambil simpulan bahwa guru-guru SMK Negeri Kabupaten Sarolangun sebagai peserta

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan (a) membandingkan data pengukuran kualitas air (suhu, kekeruhan, DO, pH, ammonia, nitrit, nitrat, total-P, Cu, Zn, Pb, Cr, silika)

Ghair Ahmadi yang melakukan penganiayaan terhadap para Ahmadi-pun, Hadhrat Masih Mau’ud as telah mengajar kita, ”Kalian tidak boleh bertengkar atau konfrontasi dengan mereka

Diterima dan disahkan oleh Tim Penguji dalam Ujian Akhir Program Pendidikan diploma III kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Purwokerto pada :.. Hari

Penulis mengambil judul “Perancangan Visual Kampanye Bersepeda ke Sekolah pada Siswa SMA di DKI Jakarta” sebagai judul Tugas Akhir karena semakin padatnya lalu lintas kota Jakarta

Dengan kandungan pati yang tinggi ini maka jagung berondong dapat lebih banyak memerangkap udara sehingga membuat snack food mengembang.. Perbandingan bahan juga

Pengambilan data yang dilakukan dengan tanya jawab secara lisan dengan subjek utama yang terkait dalam penelitian dan pihak lain yang ahli dalam ilmu atau masalah penelitian

Diagram Alir: SKRIPSI/TUGAS AKHIR Mahasiswa Dosen Pembimbing Jurusan Bagian Akademik Fakultas Menye Merencanakan Skripsi Menyetujui rencana skripsi Menentukan dosen