• Tidak ada hasil yang ditemukan

BENTUK LATIHAN GERAK DASAR LOKOMOTOR (LOMPAT DAN LONCAT) MELALUI PERMAINAN UNTUK ANAK TUNAGRAHITA TINGKAT SMALB- C

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BENTUK LATIHAN GERAK DASAR LOKOMOTOR (LOMPAT DAN LONCAT) MELALUI PERMAINAN UNTUK ANAK TUNAGRAHITA TINGKAT SMALB- C"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

BENTUK LATIHAN GERAK DASAR LOKOMOTOR (LOMPAT DAN LONCAT) MELALUI PERMAINAN UNTUK ANAK TUNAGRAHITA

TINGKAT SMALB- C

Mohammad Saifur R, Mardianto, dan Saichudin Ilmu Keolahragaan Fakultas Ilmu Keolahragan

Universitas Negeri Malang E-mail: saifur_ik@yahoo.co.id

ABSTRAK: Salah satu standar kompetensi yang harus dicapai dalam

pembelajaran pendidikan jasmani di SMALB- C adalah mempraktikkan berbagai keterampilan permainan olahraga dalam bentuk sederhana. Dalam pelaksanaan pembelajarannya, maka perlu adanya buku pedoman sebagai alat pendukung untuk dijadikan bahan rujukan dalam mencapai standar kompetensi yang telah ditentukan. Metode penelitian dan pengembangan ini mengacu pada model penelitian pengembangan Borg dan Gall. Tujuan dari penelitian ini adalah mengembangkan buku pedoman bentuk latihan gerak dasar lokomotor lompat dan loncat melalui permainan untuk siswa SMALB- C Sumber Dharma Malang. Hasil penelitian adalah: (1) dengan buku pedoman bentuk latihan gerak dasar lokomotor (lompat dan loncat) ini dapat memberikan masukan kepada guru pengajar pendidikan jasmani, materi pembelajaran teknik dasar lompat dan loncat dengan menggunakan beberapa variasi dan berbentuk permainan yang disesuaikan dengan kemampuan anak tunagrahita, hal itu membuat siswa menjadi lebih mudah melakukan, lebih aktif, senang serta antusias dalam proses pembelajaran yang dilakukan; (2) buku pedoman model latihan gerak dasar lokomotor (lompat dan loncat) ini dapat digunakan dengan baik apabila guru pengajar membuat rancangan pelaksanaan pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan anak tunagrahita. Model pembelajaran yang variatif dan bisa menyenangkan bagi anak tunagrahita akan sangat mendukung keberhasilan dalam penerapan buku ini; (3) Perlu adanya penelitian eksperimen berkaitan dengan pengaruh dari masing-masing model latihan yang ada dalam buku ini terhadap respon dan adaptasi sistem saraf maupun sistem otot anak tunagrahita.

Kata kunci: gerak dasar lokomotor, lompat dan loncat, tunagrahita.

Kegiatan olahraga merupakan suatu bagian dari kegiatan hidup manusia, bahkan dapat dikatakan bahwa olahraga merupakan kegiatan yang sudah menjadi sebuah kebutuhan hidup masing-masing individu. Apabila olahraga diberikan kepada anak-anak, maka kegiatan latihan tersebut harus memperhatikan kebutuhan dan kemampuan maksimal respon tubuh dari anak itu sendiri. Tidak semua anak dilahirkan dalam keadaan sempurna, ada sebagian kecil yang mengalami hambatan-hambatan, baik dalam perkembangan fisik maupun dalam perkembangan mental. Anak yang demikian diklasifikasikan sebagai anak luar biasa (berkebutuhan khusus). Anak luar biasa (berkebutuhan khusus) biasanya menempuh pendidikan di Sekolah Luar Biasa (SLB) sesuai dengan kekhususan masing-masing. SLB bagian A untuk tunanetra, SLB bagian B untuk tunarungu, SLB bagian C untuk tunagrahita, dan lain sebagainya (Wikipedia Bahasa Indonesia: 2011). Istilah anak tunagrahita Nuryadin (2005: 1-2) memberikan penjelasan dalam bukunya, yang mengatakan bahwa anak tunagrahita adalah anak yang mengalami hambatan perkembangan. Perkembangan jasmani dan motorik

(2)

anak tunagrahita tidak secepat perkembangan anak normal, Anak tunagrahita mempunyai karakteristik diantaranya mempunyai koordinasi yang kurang, gerakannya canggung/ kurang seimbang dan kurang terkendali, serta kesulitan ketika melakukan gerakan motorik kasar, keterbatasan daya pikir yang dialami anak tunagrahita juga menyebabkan mereka sulit mengontrol, apakah perilaku yang ditampakkan dalam aktivitas sehari-hari wajar atau tidak wajar (menurut ukuran normal). Untuk mengatasi hal-hal tersebut, sebagai pokok pemecahannya bukanlah dengan jalan pengobatan saja, tetapi harus berkaitan dengan jalan mengadakan latihan-latihan dan perlu dilakukan modifikasi kegiatan sebagai terapi perilaku sehingga nantinya anak bisa lebih mandiri dalam kehidupan sehari-harinya (Widati dan Murtadlo, 2007: 265). Latihan permainan yang diperuntukkan bagi anak tunagrahita bukan sembarang permainan, Prasedio dalam Efendi (2006: 105) mengatakan bahwa permainan yang bisa diberikan kepada anak tunagrahita paling tidak memiliki muatan antara lain, memiliki nilai terapi yang berbeda serta sosok permainan yang diberikan tidak terlalu sulit untuk dicerna anak tunagrahita. Dari hasil analisis kebutuhan peneliti dalam pelaksanaan pembelajaran pendidikan jasmani di SMALB- C Sumber Dharma Malang yaitu meskipun di SMALB- C tersebut sudah mempunyai acuan berupa Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi dasar (KD), namun dalam pelaksanaannya sangat mengalami kesulitan dalam pencapaian SK dan KD yang ada karena belum adanya pedoman bentuk latihan gerak dasar lokomotor (lompat dan loncat) berupa permainan untuk dikembangkan dalam pembelajaran Penjasorkes yang bernilai terapi, edukatif, dan menyenangkan bagi anak tunagrahita. Dalam pelaksanaan pembelajaran pendidikan jasmani, setelah melakukan olahraga pemanasan, siswa langsung bermain bebas sesuai dengan kehendak masing-masing, dalam hal ini pendidik hanya bertugas sebagai pengamat siswa yang sedang melakukan aktifitas, hal tersebut menyebabkan pembelajaran kurang berjalan secara efektif dan efisien, padahal anak berkebutuhan khusus juga mempunyai hak yang sama tentang pelayanan pendidikan, untuk itu maka perlu adanya pengembangan buku pedoman bentuk latihan gerak dasar lokomotor berupa permainan yang sesuai dengan karakteristik anak tunagrahita, sehingga buku pedoman ini bisa digunakan guru pendidikan jasmani dalam melaksanakan pembelajaran dan dengan adanya buku pedoman bentuk latihan ini maka pelaksanaan pembelajaran pendidikan jasmani khususnya materi gerak dasar lompat dan loncat bisa lebih efektif dan efisien, bentuk latihan ini juga akan lebih menarik siswa untuk lebih antusias mengikuti pembelajaran dikarenakan adanya permainan-permainan dengan menggunakan alat yang disajikan secara menarik sehingga secara otomatis anak akan lebih aktif dalam mengikuti materi yang disampaikan, siswa lebih mudah melakukan gerakan-gerakan yang disajikan dalam buku pedoman, karena telah disusun sesederhana mungkin untuk disesuaikan dengan karakteristik anak tunagrahita.

METODE

Penelitian dan pengembangan ini mengacu pada model penelitian pengembangan Borg dan Gall (1989) dalam Sukmadinata (2008: 169-170) yang terdiri dari 10 langkah. Namun prosedur yang dipaparkan oleh Borg dan Gall tentu saja bukan merupakan langkah-langkah yang baku. Menurut Ardhana (2002: 09) mengemukakan bahwa prosedur pelaksanaan penelitian pengembangan bukan

(3)

merupakan langkah-langkah baku yang harus diikuti secara kaku, setiap pengembangan tentu saja dapat memilih dan menentukan langkah-langkah yang paling tepat bagi dirinya berdasarkan kondisi khusus yang dihadapinya dalam proses pengembangan. Penelitian dan pengembangan ini hanya menggunakan 7 langkah pengembangan. karena penelitian pengembangan yang dilakukan hanya untuk satu sekolah saja dan menyesuaikan pada karakteristik, keterbatasan waktu, tenaga serta biaya, sehingga langkah ke 8 hingga 10 tidak dilaksanakan. Data yang diperoleh merupakan data kualitatif dan kuantitatif. Data kuantitatif dan kualitatif diperoleh dari tinjauan 1 orang ahli gerak lokomotor, 1 orang ahli pembelajaran pendidikan jasmani adaptif, dan 1 orang ahli pembelajaran atletik, serta 3 guru SMALB- C Sumber Dharma Malang melalui teknik analisis data kuantitatif dan kualitatif menggunakan analisis dokumen berupa instrumen angket dan saran atau masukan terhadap evaluasi rancangan produk. Selain itu juga data kuantitaif dan kualitatif diperoleh dari analisis kebutuhan untuk mengetahui persentase kebutuhan produk yang akan dikembangkan serta dari data uji coba kelompok kecil dan uji coba kelompok besar yang menggunakan teknik analisis data menurut Sudijono (1998:24) dengan rumus P = f/N x 100 %.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambaran Pelaksanaan Pembelajaran Pendidikan Jasmani di SMALB- C Sumber Dharma Malang

Salah satu Standrat Kompetensi (SK) yang ada pada kurikulum SMALB- C kelas X Semester 1 yaitu: 1. Mempraktikkan berbagai keterampilan permainan olahraga dalam bentuk sederhana dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Adapun kompetensi dasar (KD) yang harus dicapai adalah: 1.3 Mempraktikkan keterampilan atletik dengan menggunakan peraturan yang dimodifikasi serta nilai kerjasama, kejujuran, menghargai, semangat dan percaya diri (Direktorat Pembinaaan Sekolah Luar Biasa, 2006: 95). Dalam pelaksanaan pembelajaran pendidikan jasmani di SMALB- C Sumber Dharma Malang, guru belum mempunyai rencana pelaksaan pembelajaran, sehingga dalam pelaksanaannya, setelah melakukan pemanasan, siswa diberikan kebebasan untuk melakukan aktivitas yang mereka inginkan, salah satu penyebab terjadinya hal tersebut adalah belum ada buku pedoman yang bisa dijadikan rujukan oleh guru dalam menyusun dan melaksanakan materi yang telah di tentukan pada SK dan KD yang ada. Belum adanya pelaksanaan pembelajaran yang terprogram mengakibatkan sebagian siswa kurang antusias dalam mengikuti pelajaran pendidikan jasmani, selain itu kurangnya pengembangan kemampuan sosial siswa akibat dari kegiatan yang dilakukan siswa dilakukan menurut kehendak masing-masing anak tanpa di program oleh guru pengajar, oleh karena itu perlu adanya buku pedoman yang bisa digunakan guru sebagai alat pendukung dalam hal pelaksanaan pembelajaran pendidikan jasmani di SMALB- C Sumber Dharma Malang yang lebih inovatif, variatif, efektif dan efisien.

Hasil Penelitian dan Pengembangan

Berdasarkan hasil analisis kebutuhan melalui pemberian angket kepada guru Pendikan jasmani di SMALB- C Sumber Dharma Malang, dari 3 tenaga pengajar menyetujui untuk diadakannya pengembangan berupa buku pedoman bentuk-bentuk latihan gerak dasar lompat dan loncat melalui permainan. Selanjutnya data penelitian yang berupa saran atau masukan hasil evaluasi para

(4)

ahli terhadap rancangan produk yang terdiri dari 1 ahli gerak lokomotor, 1 ahli pembelajaran pendidikan jasmani adaptif, dan 1 ahli pembelajaran atletik dijadikan sebagai dasar dalam melakukan revisi produk yang akan dikembangkan sebelum menjadi produk awal. Produk awal setelah dijustifikasi oleh ahli, kemudian diujicobakan pada kelompok kecil dengan menggunakan 6 siswa anak tunagrahita di SMALB- C Sumber Dharma Malang sebagai subyek. Pelaksanaan uji coba kelompok kecil dilakukan bertepatan pada saat jadwal pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan di sekolah. Yaitu pada hari Sabtu pada tanggal 26 Mei 2012 dengan didampingi guru pendamping anak tunagrahita sebanyak 3 orang dan sekaligus menjadi tim evaluasi produk yang dikembangkan oleh peneliti.Data dari uji coba kelompok kecil yang diperoleh melalui pengisian angket menunjukkan banyaknya saran yang diberikan oleh guru SMALB- C Sumber Dharma, terutama penekanan pada penyesuaian jarak yang ditentukan dalam materi lompat dan loncat harus benar-benar menyesuaikan dengan kemampuan anak tunagrahita. Kemudian uji coba kelompok besar dilaksanakan setelah merevisi produk dari hari ujicoba pada kelompok kecil tentang bentuk-bentuk latihan gerak dasar lokomotor lompat dan loncat. Uji coba kelompok besar dilaksanakan di SMALB- C Sumber Dharma Malang dengan jumlah siswa sebanyak 7 orang. Pelaksanaan uji coba kelompok besar dilakukan pada hari Rabu tanggal 20 Juni 2012, namun sebelum melakukan kegiatan praktek dilapangan, peneliti juga melaksanakan kegiatan penjelasan secara teori pada hari Selasa tanggal 19 Juni 2012, bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada siswa tentang materi yang akan dipraktekkan, hal itu sesuai dengan masukan guru SMALB- C pada hasil evaluasi kelompok kecil. Data dari uji coba kelompok besar yang diperoleh melalui pengisian angket menunjukkan adanya beberapa masukan terkait dengan cara penyampaian atau metode pembalajaran harus lebih variatif tidak hanya terpaku dengan materi yang disampaikan, akan tetapi juga diberikan selingan berupa bernyanyi bersama, dan lain-lain.

Pembahasan Analisis Data Penelitian dan Pengembangan

Analisis data berdasarkan tabel hasil tinjauan tiga orang ahli dengan kualifikasi 1 orang ahli gerak lokomotor, 1 orang ahli pendidikan jasmani adaptif serta 1 orang ahli pembelajaran atletik. Berdasarkan data yang diperoleh melalui kuesioner dan konsultasi, dapat disimpulkan sebagai berikut: hampir secara keseluruhan ada perubahan dari gambar yang disajikan namun tidak mengubah secara keseluruhan terkait dengan esensi dari model-model latihan yang dirancang sebelumnya. Adapun perubahan dari hasil justifikasi ahli yaitu terkait dengan sampul buku yang diubah sedemikian rupa sehingga lebih mengarah pada gambar yang lebih edukatif dan menarik, adanya penyempurnaan daftar istilah yang kurang tepat, kelengkapan rujukan juga menjadi masukan dalam perubahan buku pedoman, penambahan alat-alat yang digunakan, serta perubahan terkait dengan tampilan gambar yang dirasa kurang jelas dalam menjelaskan makna gerakan yang telah dirancang menjadi hal yang dijadikan perbaikan. Mengenai perubahan secara khusus dari masing-masing model gerakan lompat dan loncat yang disajikan dari model 1 sampai model 13 tidak begitu banyak, hanya saja ada penambahan model gerakan dan penyesuaian jarak atau tingkat kesulitan dari gerakan yang akan diberikan kepada anak tungrahita.

(5)

Analisis data berdasarkan data uji coba kelompok kecil dapat disimpulkan sebagai berikut: Beberapa perubahan dari hasil uji coba kelompok kecil, sebagian besar model-model yang diberikan yaitu dari model 1 sampai model 13, masih banyak yang perlu di perbaiki khususnya dalam menentukan jarak atau tingkat kesulitan gerakan yang diberikan. Karena dalam melaksanakan pembelajaran pada siswa tunagrahita harus disesuaikan dengan kemampuan atau karakteristik anak, faktor pendekatan psikologi terhadap anak juga sangat diperlukan agar siswa lebih antusias dan bisa menerima dengan senang terhadap kegiatan-kegiatan yang diberikan, sehingga dalam kegiatan selanjutnya kesulitan-kesulitan yang dialami oleh anak tunagrahita dalam melakukan gerakan lompat dan loncat berupa permainan bisa diminimalisir. Hasil lain dari masukan uji coba kelompok kecil yaitu sebelum melakukan kegiatan praktik hendaknya terlebih dahulu melaksanakan penjelasan secara teoritis bagi anak agar paling tidak siswa dapat mengetahui gerakan-gerakan yang akan mereka lakukan, sehingga dalam pelaksanaan praktik siswa tidak bingung lagi terhadap apa yang akan mereka lakukan. Hal itu juga membantu dalam peningkatan pendekatan psikologis terhadap anak yang berdampak pada semakin anak tunagrahita dekat dengan peneliti maka mereka akan secara otomatis akan lebih bisa menghargai dan antusias dalam melakukan kegiatan yang diberikan.

Analisis data berdasarkan data uji coba kelompok besar dapat disimpulkan sebagai berikut: Hasil uji coba kelompok besar menunjukkan bahwa secara keseluruhan buku pedoman latihan gerak dasar lokomotor sudah baik dan bisa diterapkan pada anak tunagrahita tingkat SMALB- C, hal itu bisa dilihat pada persentase yang diperoleh dari hasil penilaian guru di SMALB- C Sumber Dharma Malang. Namun ada satu model yang tidak digunakan, yaitu pada model ke V gerakan loncat dikarenakan media yang digunakan berupa balok kayu bisa membahayakan pada anak, hal itu berkaitan juga dengan tidak adanya media balok tersebut untuk digunakan serta saran lapangan yang digunakan kurang mendukung. Kesesuaian Standar Kompetensi, Kompetensi dasar, kesesuaian gerakan dengan karakteristik anak tunagrahita, nilai-nilai yang terkandung dalam isi buku pedoman, hingga terkait dengan penggunaan rujukan serta kesimpulan secara keseluruhan dari buku pedoman sudah dapat dikatagorikan sesuai dari 25 pertanyaan 24 pertanyaan terjawab sesuai dan sangat sesuai. Hanya ada satu jawaban dari pertanyaan terjawab kurang sesuai yaitu terkait dengan variasi penyajian materi. Hal itu menjadi sebuah rekomendasi perbaikan dalam penyempurnaan produk akhir, bahwa dalam melaksanakan buku pedoman latihan gerak dasar lokomotor (lompat dan loncat) ini, guru harus menyiapkan perencanaan pelaksanaan pembelajaran khusus yang nantinya bisa mendukung dalam pelaksanaan program pembelajaran gerak dasar lokomotor berupa lompat dan loncat.

(6)

PENUTUP Kesimpulan

Produk berupa buku pedoman bentuk latihan gerak dasar lokomotor (lompat dan loncat) melalui permainan untuk anak tunagrahita tingkat SMALB- C, mulai dari penelitian awal (need assesment), pembuatan rancangan produk, evaluasi para ahli yang terdiri dari 1 ahli pendidikan jasmani adaptif, 1 ahli gerak lokomotor dan 1 ahli pembalajaran atletik, revisi produk, uji coba kelompok kecil, uji coba kelompok besar dan produk akhir. Buku pedoman model latihan gerak dasar lokomotor lompat dan loncat ini masih belum ada dan belum pernah dilaksanakan di SMALB- C Sumber Dharma Malang. Buku pedoman ini dapat memberikan masukan pada guru pengajar Penjasorkes materi pembelajaran teknik dasar lompat dan loncat dengan menggunakan beberapa variasi yang berbentuk permainan dan hal itu membuat siswa menjadi lebih mudah melakukan, lebih aktif, senang serta antusias dalam proses pembelajaran yang dilakukan. Buku pedoman model latihan gerak dasar lokomotor (lompat dan loncat) ini dapat digunakan dengan baik apabila guru pengajar membuat rancangan pelaksanaan pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan anak tunagrahita. Model pembelajaran yang variatif dan bisa menyenangkan bagi anak tunagrahita akan sangat mendukung keberhasilan dalam penerapan buku ini.

Saran

Berdasarkan simpulan di atas, maka saran/rekomendasi yang diajukan dirumuskan sebagai berikut. Dalam buku pedoman ini belum ada faktor pendukung terkait dengan model-model pembelajaran yang secara khusus digunakan dalam penerapan buku pedoman, sehingga perlu adanya penyusunan model-model pembelajaran yang sesuai dengan buku pedoman yang telah ada. Perlu adanya penelitian eksperimen berkaitan dengan pengaruh dari masing-masing model latihan yang ada dalam buku ini terhadap respon dan adaptasi sistem saraf maupun sistem otot anak tunagrahita.

(7)

DAFTAR RUJUKAN

Ardhana, Wayan. 2002. Konsep Penelitian Pengembangan dalam Bidang

Pendidikan dan Pembelajaran. Makalah disajikan dalam lokakarya

nasional angkatan II, Pusat PenelitianPendidikan, Malang, 22-24.

Direktorat Pendidikan Luar Biasa. 2006. Identifikasi Anak Berkebutuhan Khusus

dalam Pendidikan Inklusif. (Online), (Direktorat PLB, diakses 7 Pebruari

2010).

Efendi, Mohammad. 2006. Pengantar Psikopedagogik Anak Berkelainan. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Nuryadin, Hadin. 2005. Bimbingan Konseling untuk Perilaku Non- Adaptif. Bandung: Pustaka Bani Quraisy.

Sudijono, A. 1998. Pengantar Statistika Pendidikan. Jakarta: Rajawali Press. Sukmadinata Nana Syaodih. Prof. Dr. 2008. Metode Penelitian Pendidikan.

Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset.

Widati, Sri dan Murtadlo. 2007. Pendidikan Jasmani dan Olahraga Adaptif. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Direktorat Ketenagaan.

Wikipedia Bahasa Indonesia. 2011. Anak Tunagrahita, (Online), (http://id. Wikipedia.org, diakses 27 Nopember 2011).

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini dapat dilihat dari jarangnya permintaan kepada advokat oleh aparat penegak hukum baik polisi maupun jaksa untuk memberikan bantuan hukum ketika ada klien

Dihitung berdasarkan besarnya arus dan besarnya nilai ruang (space) pejalan kaki untuk pejalan kaki pada interval 15 menitan yang terbesar dan dicocokkan

Upaya pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut serta pembinaan kesehatan gigi terutama pada anak usia sekolah perlu mendapat perhatian khusus karena pada usia ini

• Menurut Ham acher [ 1] , kom put er adalah m esin penghit ung elekt ronik yang cepat dan dapat m enerim a inform asi input digit al, kem udian m em pr osesnya sesuai

Yang menjadi permasalahan baru adalah, guru hanya memahami intruksi tersebut hanya sebagai formalitas untuk memenuhi tuntutan kebuluhan yang sifatnya administratis Sehingga

Kata yang mengalami perluasan makna dalam paragraf tersebut, terdapat pada kalimat bernomor ...... Data

Kusen Alumunium + kaca mati untuk basemant type V1 2,00 unit 29 Pas.. Kusen Alumunium + kaca mati untuk basemant type V2 6,00 unit

bahwa sertifikat Badan Usaha (SBU) yang digunakan adalah Subbidang Persungaian, Rawa Dan Pantai (22012) , sesuai Dokumen Pengadaan. Dengan dikeluarkannya Surat Pemberitahuan ini