• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. effect?). sedangkan menurut Everett M. Rogers 8. sehingga tidak akan timbul salah pengertian.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA. effect?). sedangkan menurut Everett M. Rogers 8. sehingga tidak akan timbul salah pengertian."

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

12

Menurut Lasswell komunikasi pada dasarnya merupakan suatu proses

yang menjelaskan siapa, mengatakan apa, dengan saluran apa, kepada siapa,

dengan akibat apa? (Who? Say what? In which channel? To whom? With what

effect?). sedangkan menurut Everett M. Rogers8 komunikasi adalah proses

dimana suatu ide dialihkan dari sumber kepada suatu penerima atau lebih,

dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka. Jadi dari pernyataan

tersebut dapat diartikan bahwa komunikasi adalah suatu proses penyampaian

pesan dari komunikator kepada komunikan. Komunikasi dapat dikatakan berhasil

apabila khalayak atau media massa (komunikan) dapat menerima dan mengolah

serta memahami informasi yang disampaikan oleh humas (komunikator)

sehingga tidak akan timbul salah pengertian.

Pada dasarnya komunikasi merupakan proses dua arah. Komunikasi

tidak hanya berupa memberitahukan atau mendengarkan saja. Komunikasi harus

mengandung pembagian ide atau pendapat. Komunikasi selalu mengandung

unsur pengirim (komunikator) dan unsur pesan (message) yang bertujuan

mengadakan persamaan dalam mengartikan pesan, serta penerima pesan

(komunikan). Komunikasi akan berlangsung dengan baik apabila pihak-pihak

7 Liliweri Alo,.Memahami Peran Komunikasi Massa Dalam Masyarakat.Citra Aditya Bakti Bandung.1991 hal 7.

(2)

yang berkomunikasi sama-sama ikut terlibat dan sama-sama mempunyai

perhatian yang sama terhadap topik pesan yang dikomunikasikan.

Sedangkan konsep dari komunikasi internasional menurut Onong

Uchjana Effendy dalam Shoelhi Mohammad9 adalah komunikasi yang dilakukan

komunikator yang mewakili suatu negara untuk menyampaikan pesan-pesan

yang berkaitan dengan berbagai kepentingan negaranya kepada komunikan yang

mewakili negara lain dengan tujuan memperoleh dukungan, bantuan, dan

kerjasama melalui berbagai media komunikasi atau media massa internasional.

Hal inilah yang sebenarnya coba diupayakan oleh Tony Abbott sebagai

perdana menteri Australia dalam usaha pembebasan dua warga negara Australia

yang menjadi terdakwa kasus pengedaran narkoba di Indonesia. Sayangnya

upaya diplomasi Abbott dirasa kurang mempertimbangkan reaksi publik di

Indonesia. Hal itu tercermin dari cara penyampaian serta pemilihan bahasa yang

terkesan mengungkit bantuan yang pernah diupayakan pemerintah Australia

untuk korban bencana Tsunami Aceh pada tahun 2008 silam. Hal ini sangat

disayangkan mengingat Abbott adalah gate keeper dalam komunikasi

internasional antara Indonesia dan Australia.

Meski Indonesia dan Australia secara geografis merupakan tetangga

dekat, namun tidak dapat dipungkiri bahwa bangsa Indonesia memiliki latar

belakang yang sangat jauh berbeda dengan bangsa Australia. Dimana Indonesia

merupakan negara berbasis multi kultural yang membuat upaya komunikasi baik

(3)

internal maupun eksternal menjadi begitu kompleks dan memerlukan banyak

pertimbangan sebelum menyampaikan pesan yang diinginkan kepada publik di

Indonesia.

2.2 Konsep Public Relations dan Diplomasi

Rachmadi dalam Soleh Soemirat dan Ardianto10 mengemukakan

bahwa public relations pada hakekatnya adalah kegiatan komunikasi, kendati

agak lain dengan kegiatan komunikasi lainnya, karena ciri hakiki dari

komunikasi PR adalah two way communications (komunikasi dua arah/timbal

balik). Arus komunikasi timbal balik ini yang harus dilakukan dalam kegiatan

PR, sehingga terciptanya umpan balik yang merupakan prinsip pokok dalam PR.

Lebih spesifik lagi Cutlip Center dan Brown11 mendeskripsikan public

relations sebagai fungsi manajemen secara khusus yang mendukung

terbentuknya saling pengertian dalam komunikasi, pemahaman, penerimaan dan

kerja sama antara organisasi dengan berbagai publiknya. Dengan begitu dapat

disimpulkan bahwa public relations adalah sebuah komunikasi dua arah yang

dilakukan sebuah organisasi untuk membentuk hubungan baik antara organisasi

tersebut dengan publiknya.

10 Soemirat Soleh dan Ardianto, Dasar-Dasar Public Relations.Remaja Rosdakarya Bandung.2012 hal 11.

(4)

Kata diplomasi diyakini berasal dari kata Yunani diploun yang berarti

melipat. Menurut Nicholson12, pada massa Kekaisaran Romawi semua paspor,

yang melewati jalan milik negara dan surat-surat jalan dicetak pada piringan

logam dobel, dilihat dan dijahit jadi satu dalam cara yang khas. Surat jalan logam

ini disebut diplomas. Selanjutnya kata ini berkembang dan mencakup pula

dokumen-dokumen resmi yang bukan logam, khususnya yang memberikan hak

istimewa tertentu atau menyangkut perjanjian dengan suku bangsa asing di luar

bangsa Romawi.

Karena perjanjian-perjanjian ini semakin bertumpuk, arsip kekaisaran

menjadi beban dengan dokumen-dokumen kecil yang tak terhitung jumlahnya

yang dilipat dan diberikan dalam cara khusus. Oleh karena itu dirasa perlu untuk

memperkerjakan seseorang yang terlatih untuk mengindeks, menguraikan dan

memeliharanya. Isi surat resmi negara yang dikumpulkan, disimpan di arsip,

yang berhubungan dengan hubungan internasional, dikenal pada Zaman

Pertengahan sebagai diplomaticus atau diplomatique. Siapa pun yang

berhubungan dengan surat-surat tersebut dikatakan sebagai milik res

diplomatique atau bisnis diplomatik13. Dari peristiwa ini lama kelamaan kata

diplomasi menjadi dihubungkan dengan manajemen hubungan internasional, dan

siapa pun yang ikut mengatur dianggap sebagai diplomat.

12 Nicolson Harold George,. Diplomacy.Journal.Oxford University Press Oxford.1969.

(5)

Semenjak terjadinya perang dunia pertama, upaya-upaya studi

akademik yang berkaitan dengan propaganda dan pembentukan opini publik

berkembang dengan sangat pesat. Hal ini diikuti dengan kesadaran akan

pentingnya soft power dalam strategi politik internasional yang dipercaya mampu

meningkatkan usaha diplomasi antar negara ke arah yang lebih baik. Joseph S

Nye14, seorang professor Harvard University menggambarkan pentingnya

penguasaan soft power dan hard power dalam usaha diplomasi birokrasi. Dalam

jurnal ilmiahnya, Nye mengungkapkan bahwa kekuasaan adalah kemampuan

untuk mempengaruhi perilaku orang lain untuk mendapatkan hasil yang kita

inginkan. Lebih jauh lagi, Nye mengemukakan 3 cara dasar untuk mempengaruhi

perilaku orang lain15:

1. Memaksa dengan gertakan

2. Mendorong dengan imbalan

3. Menarik dan melakukan usaha kooptasi

Soft power sangat bergantung pada kemampuan seseorang dalam

membentuk sudut pandang orang lain. Seseorang pemimpin yang baik

mengetahui bahwa kepemimpinan bukan hanya tentang komando, namun juga

tentang cara bagaimana seseorang dapat membuat orang lain melakukan yang

14 Nye Joseph S,.Soft Power, Hard Power and Leadership.Journal.Harvard University Press Cambridge.2006 hal 2

(6)

kita inginkan. Singkat kata, soft power adalah kekuatan dalam menarik orang lain

untuk melakukan hal yang kita inginkan.

Ada beberapa cara dalam menarik perhatian orang lain antara lain

adalah citra diri dan efek langsung dari cara kita berkomunikasi. Sebagai contoh,

dalam kasus gerakan #KoinUntukAustralia pihak Tony Abbott lah yang pertama

kali mengeluarkan “ancaman halus” berupa mengingatkan kembali bangsa

Indonesia akan banyaknya bantuan yang telah dikirimkan dan diberikan oleh

pemerintah Australia dalam tragedi tsunami Aceh pada tahun 2004. Abbott

cenderung menggunakan ancaman dan bujukan yang diasosiasikan Thomas

Schelling16 sebagai bentuk hard power.

Diplomasi sendiri merupakan salah satu bentuk implementasi dari ilmu

public relations dimana diplomasi pada dasarnya dilakukan guna membujuk,

mengajak serta mempengaruhi orang lain untuk bertindak sesuai apa yang

diharapkan oleh pelaku diplomasi atau yang dikenal dengan sebutan diplomat.

Dalam penelitian ini peneliti menemukan bahwa Tony Abbott memiliki peranan

penting dalam meyakinkan publik di Indonesia untuk membebaskan dua warga

negaranya yang tersangkut kasus pengedaran narkoba di Indonesia. Namun,

komunikasi yang terjadi dalam upaya diplomasi antar Indonesia dan Australia

mengalami beberapa distorsi yang disebabkan antara lain oleh:

(7)

1. Pebedaan kebudayaan antara Indonesia dan Australia

2. Perbedaan paradigma terkait nilai-nilai moral dan etika dalam berkomunikasi

3. Perbedaan kebiasaan dalam berkomunikasi (Australia cenderung straight

forward sedangkan Indonesia cenderung menggunakan bahasa normatif)

Distorsi inilah yang kemudian menjadi faktor pemicu kegagalan Tony Abbott

dalam mengkomunikasikan gagasan dan niatan Australia dalam mencegah

eksekusi mati atas dua warga negaranya kepada rakyat Indonesia.

2.3 Konsep Opini Publik

Gagasan utama terkait opini publik17 pertama muncul dari traktat

Rousseau yang memperkenalkan sebuah konsep general will yang sering

dikaitkan dengan l’opinion publique atau yang biasa kita sebut dengan opini

publik. Gagasan utama Rousseau ini adalah bahwa sebuah pemerintahan secara

etis dianggap sah jika penyelenggaraan pemerintah berangkat dari kehendak

umum atau general will. Dalam kaitannya dengan perkembangan sistem

pemerintahan, general will ini kemudian menjadi acuan bagaimana suatu negara

kemudian memilih mode politiknya.

Menurut Cutlip Center dalam Sastropoetro18 opini merupakan suatu

ekspresi tentang sikap mengenai suatu masalah yang bersifat kontroversional,

yang menimbulkan pendapat yang berbeda-beda. Dimana opini tersebut berasal

17

Ambardi Dodi,.Opini Publik: Teori, Aplikasi dan Kontroversi.Komunitas Salihara Jakarta.2010 hal 1.

18

Sastropoetro Santoso,.Pendapat Publik, Pendapat Umum dan Pendapat Khalayak dalam Komunikasi Sosial.Remaja Rosda

(8)

dari opini individual yang diungkapkan oleh para anggota sebuah kelompok yang

pandangannya bergantung pada pengaruh yang dilancarkan kelompok tersebut.

Seorang peneliti perilaku komunikasi dan media massa, Barelson19

mengemukakan bahwa opini publik dalam ilmu komunikasi didefinisikan

sebagai pertukaran informasi yang membentuk sikap, menentukan issu dalam

masyarakat dan dinyatakan secara terbuka. Opini publik dinilai sebagai salah

satu bentuk komunikasi mengenai soal-soal tertentu yang jika dibawakan dengan

bentuk atau cara tertentu dapat membawa efek tertentu pula. Lebih jauh lagi,

Barelson20 mengemukakan bahwa efek langsung dari gejala yang ditimbulkan

oleh pembicaraan yang diperlihatkan Pemerintah menunjukkan beberapa opini

negatif dimana opini negatif ini cenderung menghasilkan reaksi tertentu.

Pada umumnya opini publik terbentuk dan berkembang karena adanya

pemberitaan melalui media massa. Dalam kasus gerakan #KoinUntukAustralia

ini, opini publik terbentuk melalui media sosial twitter karena adanya sebuah

kasus kontroversional yakni kegagalan perdana menteri Australia, Tony Abbott

dalam upaya diplomasi untuk membebaskan dua warga negara Australia yang

terancam hukuman mati akibat terjerat kasus perdagangan narkotika. Dimana

strategi diplomasi yang digunakan oleh Abbott malah menjadi boomerang dan

membuat citra negaranya menjadi negatif di mata masyarakat Indonesia.

19 Barelson Bernard Reuben,.Reader in Public Opinion and Communication.The Free Press Illinois.1950.

(9)

Dijelaskan oleh George Carslake Thompson21 dalam bukunya tentang

opini publik bahwa publik tertentu yang menghadapi isu yang kontroversial

dapat mengeluarkan reaksi yang berbeda-beda sehingga menimbulkan kondisi

yang juga berlainan. Dimana perbedaan reaksi tersebut disebabkan oleh 3 hal,

yakni:

1. Perbedaan pandangan terhadap fakta

2. Perbedaan perkiraan tentang cara mencapai tujuan

3. Perbedaan motif yang serupa guna mencapai tujuan

Dari tiga hal tersebut dapat disimpulkan bahwa perbedaan tersebutlah yang

merupakan noise atau distorsi utama dalam upaya diplomasi antara Australia dan

Indonesia. Dimana noise atau distorsi ini kemudian membentuk persepsi tertentu

tentang Australia bahwa pernyataan Tony Abbott menggambarkan bentuk

pamrih hingga kemudian tercetuslah inisiatif masyarakat untuk menggagas

gerakan #KoinUntukAustralia melalui media sosial.

2.4 New Media Twitter

Dalam buku Keajaiban Sosial Media, Sulianta22 mendefinisikan twitter

sebagai jejaring sosial microblog yang dinamakan demikian karena pembatasan

21 Thompson George Carslake,.Public Opinion and Lord Beaconsfield.Vol II.Macmillan & co London.1886

(10)

jumlah karakter dalam tweet-nya. Umumnya pengguna internet mengakses

twitter dengan tujuan23 sebagai berikut:

1. Untuk berkomunikasi satu sama lain dan bertukar ide

2. Mencari informasi dan melihat tren

3. Menyebarkan informasi

4. Memperluas pertemanan

Sesuai tujuan tersebut di atas beberapa opinion leader memanfaatkan

media sosial ini untuk menyebarkan informasi, berkomunikasi serta bertukar ide

terkait pandangan mereka terhadap pernyataan Tony Abbott tentang bantuan

pemerintah Australia atas korban bencana tsunami Aceh pada tahun 2008.

Karena media sosial ini bersifat umum dan antar penggunanya bebas untuk

melihat dan dilihat satu sama lain, maka informasi atas ide yang dilontarkan

oleh opinion leader tersebut dengan cepat berkembang menjadi opini publik.

Gerakan #KoinUntukAustralia yang berawal dari twitter ini pun

dengan cepat menyita perhatian internasional. Bahkan sempat menjadi topik

pembahasan yang paling banyak dibicarakan di twitter atau yang dikenal dengan

sebutan Trending Topic WorldWide (TTWW).

2.5 Model Agenda Setting

Dalam kaitannya dengan penyebaran informasi maupun upaya

komunikasi melalui media, peneliti menemukan bahwa kecenderungan media

(11)

(baik itu cetak, elektronik, maupun jejaring sosial) dalam perkembangannya

telah menjadi sarana pengalihan issu nomor wahid, dimana media mampu

dengan mudahnya mengarahkan masyarakat untuk lebih memperhatikan issu

tertentu dan mengabaikan issu lainnya. Masyarakat cenderung akan lebih

mengetahui suatu hal apabila hal tersebut diberitakan atau diperbincangkan

melalui media massa, lebih lanjut lagi media massa secara eksplisit telah

menjadi dalang yang mampu mengatur prioritas masyarakat dalam memilih

berita mana yang penting dan mana yang tidak24.

McCombs & Shaw25 dalam sebuah jurnal ilmiah terbitan International

Communication Association mengaitkan agenda setting sebagai sebuah ide

terkait korelasi yang kuat antara bagaimana media massa menekankan sebuah

issu dengan pentingnya masyarakat berhubungan dengan issu ini. Dalam

penelitian ini, peneliti ingin membuktikan bahwa saat ini eksistensi media sosial

telah dapat disetarakan dengan media massa dalam hal penerapan konsep agenda

setting, pada khususnya twitter. Melalui penerapan tampilan 10 topik yang

paling sering di bicarakan, khususnya topik pembicaraan yang memiliki tanda

tagar (#) atau yang secara umum disebut sebagai Trending Topic World Wide

(TTWW) twitter mengembangkan fungsi sebuah media sosial dari yang hanya

berfungsi sebagai sebuah situs jejaring sosial yang menghubungkan satu akun

24 Effendi Onong Ucjana,.Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi.PT Rosdakarya Bandung.2000 hal 288

25 Scheufele D.A. and Tewksbury,.Model of Media Effects.Journal.International Communication Association USA. 2007 hal 11

(12)

dengan akun lainnya melalui interaksi di dunia maya, menjadi sebuah media

yang mampu mengembangkan sebuah issu menjadi hal yang penting diketahui

oleh seluruh lapisan masyarakat hingga terbentuklah opini dari masyarakat

terkait issu tersebut. Bahkan, dewasa ini banyak media massa yang mencomot

berita melalui topik-topik yang ada di twitter. Hal ini juga yang membuat

gerakan #KoinUntukAustralia kemudian mudah untuk menjadi bahan

pembicaraan tidak hanya dalam lingkup Indonesia saja namun juga dalam

lingkup internasional mengingat topik ini sempat menjadi Trending Topic World

Wide (TTWW) di twitter.

2.6 Teori Interaksional Simbolik

Soedjarwi dalam Shoelhi Mohammad26 mengungkapkan bahwa

interaksi simbolik menekankan pada kemempuan individu untuk berinteraksi

dengan menggunakan simbol-simbol dan memaksakan realitas subjektif diri

sendiri terhadap realitas sosial yang dihadapi. Sementara Judistira27 mengatakan

bahwwa interaksi simbolik memfokuskan perhatian pada aktifitas sosial yang

dinamis dalam kehidupan.

Seorang professor filsafat di Universitas Chicago, George Herbert

Mead28 berpendapat bahwa interaksi simbolik terdiri dari 3 unsur yaitu:

1. Pikiran (mind)

26

Shoelhi Mohammad,. Diplomasi Praktik Komunikasi Internasional.Simbiosa Rekatama Media Bandung.2011 hal 147

27

Ibid.

28

(13)

2. Diri (self)

3. Masyarakat (society)

Masih menurut Mead, proses interaksi pikiran manusia adalah bentuk

interaksi dengan dirinya sendiri, orang lain dan lingkungannya.Untuk

melakukan interaksi simbolik dengan dirinya dan orang lain, manusia

menggunakan pikiran dan simbol. Shoelhi29juga menyimpulkan 3 aspek penting

dalam interaksi simbolik yaitu:

1. Kata atau bahasa yang digunakan oleh komunitas masyarakat

dalam melakukan interaksi sosial dengan komunitaas lain

2. Perilaku yang diwujudkan ketika melakukan ketika melakukan

interaksi sosial.

3. Masyarakat dibentuk oleh individu-individu yang melakukan

interaksi

Agar sebuah pesan dalam proses interaksi simbolik dapat diterima dengan baik

oleh mitra dialognya, maka seorang komunikan harus menguasai bahasa yang

digunakan serta menguasai simbol-simbol budaya mitra dialog agar komunikasi

yang dilakukan belangsung dengan efektif.

Berdasarkan penjabaran diatas peneliti menyimpulkan bahwa interaksi

simbolik merupakan sebuah proses interaksi sosial yang mempertukarkan

simbol-simbol tertentu yang nantinya akan diproses dalam pikiran berdasarkan

(14)

pembelajaran diri dan hasil dari pemikiran tersebutlah yang akan menjadi simbol

diri seseorang di mata masyarakat.

Contoh interaksi simbolik dalam penelitian ini adalah bagaimana

upaya Tony Abbott dalam mengkomunikasikan tentang bantuan yang telah

diberikan pemerintah Australia dalam bencana Tsunami Aceh yang kemudian

disimbolkan sebagai sebuah pernyataan pamrih oleh masyarakat Indonesia. Hal

ini karena adanya simbol-simbol komunikasi dan bahasa yang digunakan oleh

masyarakat Asia, pada khususnya Indonesia bahwa ketika seseorang pernah

melakukan sebuah kebaikan maka kebaikan tersebut hendaknya tidak diungkit

lagi dikemudian hari, dan jika kebaikan tersebut diungkit maka kebaikan

tersebut disimbolkan sebagai sebuah kebaikan yang tidak tulus atau pamrih.

Berbeda dengan masyarakat Australia yang menganut budaya barat

dimana salah satu interaksi simbolik yang populer adalah “go dutch” yang

berkembang pasca perang dunia ke-II dimana beberapa warga Belanda

bermigrasi ke Australia dan menetap disana30. Dalam hal ini percampuran

budaya go dutch juga menjadi salah satu kebudayaan yang menyebar di

kalangan masyarakat Australia. Budaya go dutch sendiri merupakan representasi

dari perilaku diamana masing-masing individu bertanggung jawab membayar

pengeluaran masing-masing dalam kesehariannya (contoh: saat makan di sebuah

rumah makan beramai-ramai namun masing-masing membayar sesuai dengan

30 Jennifer Leigh,. Dutch Cultural Profile:An initiative for HACC Multicultural Advisory Services. Diversicare Australia. 2012 page 9

(15)

apa yang dibeli). Jika melihat dari simbol kebudayaan tersebut maka pernyataan

Tony Abbott bukanlah sesuatu yang mengagetkan. Sayangnya pernyataan ini

disampaikan melalui media dan menjadi konsumsi internasional. Terlebih

pernyataan ini secara spesifik disampaikan kepada masyarakat di Indonesia. Hal

inilah yang kemudian membuat usaha diplomasi pemerintah Australia malah

menjadi boomerang yang membuat nama Australia menjadi kurang baik dimata

Referensi

Dokumen terkait

Hasil simulasi AVSWAT 2000 pada DAS Beratan berdasarkan perubahan tata guna lahan tahun 2003 ke 2011 menunjukkan perubahan hasil berupa peningkatan nilai baik dari

Artinya, Price bundling adalah penjualan dua atau lebih produk yang terpisah dalam satu paket harga yang di diskon, atau suatu penawaran dari beberapa produk

Hasil penelitian tingkat depresi ibu postpartum dari 55 responden adalah 53% mengalami depresi ringan, 33% tidak mengalami depresi, 9% mengalami depresi berat dan 5%

PROPOSAL BANTUAN LANGSUNG MASYARAKAT (BLM) PENGEMBANGAN DESA PESISIR TANGGUH (PDPT) TAHUN 2013 OLEH KELOMPOK MASYARAKAT PESISIR (KMP) SINAR ROKATENDA. No PARAMETER

Agar produk HS 7013 Indonesia bisa diterima di Prancis dan nilai perdagangannya bisa semakin meningkat, maka perlu sekali untuk mempromosikan secara intensif

International Services Pacific Cross atau mereka yang mendapat kuasa olehnya, segala catatan/keterangan mengenai diri dan keadaan/kesehatan Tertanggung baik selama Tertanggung

Oleh itu, sekiranya perasaan ini dapat diterapkan dalam diri seseorang, pasti ianya mampu melahirkan individu yang berkerja dengan ikhlas dan tidak berbangga diri 48 ,

Dihasilkan Media Pembelajaran interaktif pada mata pelajaran Komposisi Foto Digital Menggunakan Software Autoplay Media Studio untuk SMK N 2 Pariaman yang