• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pada era globalisasi seperti sekarang pembelajaran Bahasa Inggris menjadi bagian penting dalam komunikasi langsung maupun tidak langsung. Hal ini dikarenakan Bahasa Inggris digunakan sebagai alat komunikasi baik secara lisan ataupun tertulis oleh sebagian besar orang di dunia. Terlihat pada aplikasi - aplikasi yang sekarang sudah tidak awam lagi dipakai oleh masyarakat, seperti telepon genggam atau yang sering disebut mobile phone, komputer, gadget bahkan alat rumah tangga yang ada di rumah beserta barang – barang kebutuhan rumah tangga. Kebanyakan barang – barang seperti itu bertuliskan dengan Bahasa Inggris. Dilihat dari standar isi BSNP yang dijelaskan bahwa pemerintah mengupayakan pembelajaran Bahasa Inggris dengan tujuan agar siswa mampu berkomunikasi dan berwawasan Bahasa Inggris pada tingkat kebahasaan yang seharusnya dengan empat keterampilan berbahasa, yaitu mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis.

Bahasa Inggris saat ini telah menjadi salah satu bahasa asing atau bahasa kedua untuk siswa. Walaupun demikian pengajaran bahasa Inggris pada SD (Sekolah Dasar) bukan merupakan hal yang baru di Indonesia. Sekarang ini banyak Sekolah Dasar, baik di kota atau desa, sudah mengenalkan bahasa Inggris bagi siswa dimulai dari kelas IV sampai kelas VI. Pelajaran bahasa Inggris di Sekolah Dasar diperkenalkan pada sekolah sejak ditentukannya pelajaran bahasa Inggris menjadi muatan lokal. Semua itu dilatarbelakangi karena bahasa Inggris adalah bahasa yang penting dalam dunia Internasional khususnya seperti sekarang merupakan era globalisasi. Dengan mengerti sekaligus menguasai bahasa Inggris, siswa menjadi semakin mudah untuk mengakses dunia informasi dan teknologi. Siswa juga bisa diberikan kesempatan lebih luas untuk berkembang serta mendapatkan kesempatan untuk lebih siap terhadap persaingan lapangan kerja pada masa yang akan datang.

(2)

Masalah yang ditemukan di SD (Sekolah Dasar) kebanyakan adalah keterbatasan akan fasilitas dan juga keterbatasan tenaga pengajar yang memadai pada tiap sekolah. Buku LKS terbitan yang ada di pasaran seringkali merupakan buku acuan yang diadopsi sebagai bahan ajar. Hal tersebut dikarenakan fasilitas penunjang pada mata pelajaran bahasa Inggris yang kurang. Serta jika dilihat dari tenaga pengajarnya, guru mata pelajaran bahasa Inggris tidak berlatar belakang pada bahasa Inggris, sehingga timbul kesan seadanya. Selain kurangnya pengajar, penguasaan materi dan model sekaligus metode pembelajaran yang kurang.

Mata pelajaran bahasa Inggris sering sekali menjadi salah satu pelajaran menakutkan bagi para siswa SD. Hal ini dikarenakan pada fase ini, siswa masih dalam tahap pengenalan bahasa baru dan harus mengetahui juga apa arti dari kata-kata bahasa Inggris lalu di tejermahkan ke bahasa Indonesia. Menurut pengamatan peneliti kebanyakan siswa kewalahan untuk menghafal secara langsung atau spontan seperti halnya cara menghafal pada mata pelajaran matematika terutama pada rumus-rumusnya. Hasilnya siswa diharuskan untuk menghafalkan satu persatu kata atau vocabulary pada kedua bahasa tersebut yakni bahasa Inggris dan bahasa Indonesia.

Ditinjau dari hasil observasi Bangkit (2011), terlihat dari hasil tes akhir pada semester 1, diperoleh hasil tes akhir semester I SD (Sekolah Dasar) adalah 6 anak tidak mencapai KKM dan batas ketuntasan KKM yang disepakati adalah 7.00. Jumlah siswa keseluruhan adalah 24 siswa dan sisanya mencapai KKM. Berdasar hasil tes akhir tersebut guru harus mempunyai berbagai macam cara pengajaran yang lebih bervariasi dan memperoleh hasil yang maksimal bagi siwa.

Ditinjau hasil dari laporan penelitian Fida (2011) dengan menggunakan model kooperatif tipe picture And picture dengan media gambar, dapat disimpulan bahwa analisis yang dilakukan pada kondisi awal siswa yang sudah mencapai KKM 65 sebanyak 5 siswa dan siswa yang belum tuntas 10 siswa. Pada pelaksanaannya siswa yang sudah tuntas sebanyak 8 siswa dan siswa yang belum tuntas 7 siswa. Pada tahap selanjutnya jumlah yang sudah tuntas meningkat sebanyak 15 siswa. Dari hasil penelitian yang menunjukkan bahwa penerapan dan

(3)

penggunaan model kooperatif tipe picture and picture terbukti dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Pembelajaran menggunakan model kooperatif tipe picture and picture ini memiliki ciri Aktif, Inovatif, Kreatif, dan Menyenangkan. Model dan model apapun yang diterapkan pada pembelajaran pasti selalu menekankan keaktifan siswa. Dilihat dari inovatifnya setiap proses pembelajaran harus membuat sesuatu yang segar, baru, berbeda dan menarik minat siswa. Pada sisi kreatif setiap pembelajaran harus memunculkan minat para siswa untuk memendapatkan sesuatu atau menyelesaikan suatu masalah melalui model atau model tersebut. Penggunaan teknik atau cara yang digunakan harus dikuasai oleh siswa itu sendiri dan yang diperoleh dari proses pembelajaran. Kegiatan yang menyenangkan menjadi salah satu keutamaan dalam proses pembelajaran, karena dimulai dari senanglah siswa menjadi tertarik juga berminat menjalani proses pembelajaran dengan semangat tersendiri.

Ditinjau dari Sulhan (2010:45) yang berpendapat bahwa persaingan dan kerja sama perlu diciptakan sejak dini. Persaingan dalam hal ini mempunyai pengerian bahwa ada perbedaan individu yang perlu dikembangkan potensinya. Setiap anak harus bisa berperan untuk menggali dan mengembangkan potensi ini. Disisi lain harus diciptakan kerja sama yang baik. Perbedaan yang satu dengan yang lain mampu mewujudkan rasa saling menghargai dan mampu bekerjasa sama dengan baik.

Menurut Joyce (2009) sinergi yang ditingkatkan dalam bentuk kerjasama akan meningkatkan motivasi yang jauh lebih besar daripada dalam bentuk lingkungan kompetitif individual. Anggota-anggota kelompok kooperatif dapat saling belajar satu sama lain. Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang secara sadar dan sistematis mengembangkan interaksi yang saling asah, silih asih, dan silih asuh yang pada intinya adalah para anggota kelompok saling bekerjasama dalam belajar pada konteks kelompok.

Depdiknas (2007:204) menyatakan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture adalah suatu model belajar yang menggunakan gambar dan dipasangkan/diurutkan menjadi urutan logis. Model pembelajaran Picture and

(4)

Picture ini merupakan salah satu bentuk model pembelajaran kooperatif. Model Pembelajaran ini mengandalkan gambar sebagai media dalam proses pembelajaran. Gambar-gambar ini menjadi factor utama dalam proses pembelajaran. Sehingga sebelum proses pembelajaran guru sudah menyiapkan gambar yang akan ditampilkan baik dalam bentuk kartu atau dalam bentuk carta dalam ukuran besar. Atau jika di sekolah sudah menggunakan ICT dalam menggunakan Power Point atau software yang lain.

Menurut Istarani (2011) prinsip-prinsip dasar model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture antara lain adalah setiap anggota kelompok harus menggunakan media gambar, bertanggung jawab, satu tujuan, membagi tugas, dan yang lainnya. Itulah dasar-dasar dari prinsip model belajar menggunakan model kooperatif tipe picture and picture dalam kelompok. Selain prinsip model, juga adal langkah langkah-langkah dalam pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture ini yaitu, menyampaikan kompetensi yang akan dicapai, menyajikan materi, memperlihatkan gambar, interaksi dengan siswa dalam penyelesaian tugas, memasangkan dan mengurutkan gambar, terakhir kesimpulan atau rangkuman materi. Model picture and picture ini memiliki kelebihan di antaranya adalah untuk mengetahi potensi dan kemampuan pada tiap-tiap siswa, Guru lebih mengetahui kemampuan masing-masing siswa, Melatih berpikir logis dan sistematis dan masih banyak lagi keunggulan dari model kooperatif picture and picture lainnya.

Atas dasar – dasar tersebut dan berbagai media juga pengalaman praktik mengajar, peneliti terdorong untuk mengadakan penelitian dengan jenis eksperimen dengan judul “Keefektifan Model Kooperatif Tipe Picture and Picture Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Bahasa Inggris Kelas 4 SD Negeri Sidorejo Lor 01 Salatiga Semester II Tahun 2012/2013”. Peneliti berharap penelitian ini berdampak bagi kesenangan, keaktifan, minat dan yang paling penting berguna untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pelajaran Bahasa Inggris.

(5)

1.2 Rumusan Masalah

Penelitian ini memiliki beberapa rumusan masalah yang dirancang oleh peneliti. perumusan masalah dapat dilihat pada uraian dibawah ini. Kedua rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Apakah penerapan model kooperatif tipe picture and picture dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran Bahasa Inggris pada kelas 4 SD Negeri Sidorejo Lor 01 Salatiga Semester II Tahun 2012/2013? 2. Bagaimana proses penerapan model kooperatif tipe picture and picture pada

mata pelajaran Bahasa Inggris pada kelas 4 SD Negeri Sidorejo Lor 01 Salatiga Semester II Tahun 2012/2013?

1.3 Rumusan Pemecahan Masalah

Rumusan pemecahan masalah berikut ini adalah hasil kajian dari rumusan masalah yang dirancang oleh peneliti. Berdasarkan rumusan masalah diatas, peneliti merumusan dua rumusan pemecahan masalah dari penelitian ini. Berikut penjelasan dari rumusan masalah dari penelitian ini.

1. Melakukan penelitian mengenai efektifitas model kooperatif tipe picture and picture untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Bahasa Inggris kelas 4 SD Negeri Sidorejo Lor 01 Salatiga Semester II Tahun 2012/2013.

2. Melakukan observasi yang dijelaskan menguunakan dalam model kooperatif tipe picture and picture pada mata pelajaran Bahasa Inggris pada kelas 4 SD Negeri Sidorejo Lor 01 Salatiga Semester II Tahun 2012/2013.

1.4 Tujuan Penelitian

Penelitian ini mempunyai beberapa tujuan penelitian. Berdasarkan rumusan masalah dan pemecahan masalah yang sudah dikemukakan di atas, peneliti memiliki tujuan untuk penelitian ini. Berikut kedua tujuan dari penelitian ini.

1. Membuktikan apakah penerapan model kooperatif tipe picture and picture dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Bahasa Inggris kelas 4 SD Negeri Sidorejo Lor 01 Salatiga Semester II Tahun 2012/2013.

(6)

2. Menerapkan model kooperatif tipe picture and picture sesuai dengan teori yang dilakukan pada mata pelajaran Bahasa Inggris kelas 4 SD Negeri Sidorejo Lor 01 Salatiga Semester II Tahun 2012/2013.

1.5 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diperoleh dari penelitian ini yaitu manfaat teoritis dan manfaat praktis sebagai berikut.

1. Manfaat Teoritis

a. Diharapkan dari penelitian ini dapat membuktikan pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture terhadap keaktifan dan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran Bahasa Inggris untuk siswa kelas 4 SD Negeri Sidorejo Lor 01 Salatiga Semester II Tahun 2012/2013. b. Hasil penelitian ini dapat bermanfaat sebagai dasar untuk mengembangkan

penelitian-penelitian selanjutnya yang sejenis. 2. Manfaat Praktis

a. Bagi guru,salah satu alternatif dalam pembelajaran mata pelajaran Bahasa Inggris di sekolah dasar ataupun mata pelajaran lain yang mungkin dapat dilakukan dengan menggunakan model picture and picture ini.

b. Bagi siswa, lebih tertarik dan kemandirian siswa dalam menerima materi dari guru pada mata pelajaran Bahasa Inggris.

3. Bagi sekolah, meningkatkan prestasi sekolah dan menambah daya tarik tersendiri dari kalangan luar sekolah khususnya pada pelajaran Bahasa Inggris.

Referensi

Dokumen terkait

tercantum bahwa tradisi merupakan produk sosial dan hasil dari pertarungan sosial politik yang keberadaannya terkait dengan manusia.Atau dapat dikatakan pula

Berbagai cara dilakukan oleh pengurus komunitas motor COMPAG untuk meningkatkan disiplin berlalu lintas para anggotanya seperti pembuatan peraturan yang berlandaskan

Surat Keputusan Keberatan adalah surat keputusan atas keberatan terhadap Surat Pemberitahuan Pajak Terutang, Surat Ketetapan Pajak Daerah, Surat

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa keadilan sistem perpajakan memiliki pengaruh terhadap kepatuhan pajak melalui motivasi.Hal ini berarti bahwa wajib pajak

(1)Beliau adalah seorang Shahabat yang mulia dan termasuk orang pilihan Radhiyallahu anhuma. Nama lengkapnya adalah ‘Abdullah bin ‘Abbas bin ‘Abdul Muththalib

Syukur Alhamdulillah, senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan hidup dan melengkapi dengan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat

In 2014, operating income of Guarantee Institution reached Rp2,098 billion, an increase of 9.2% from previous year. Meanwhile, operating expenses decreased by 2.6% from 2013. The

Ini menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara variabel X dengan variabel Y dapat disimpulkan bahwa adanya pengaruh pemberian layanan informasi yang