• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Salah satu permasalahan dalam pengajaran yang dihadapi oleh kalangan pendidik adalah bagaimana membuat siswa tidak hanya menghafal konsep tapi juga mampu memahami konsep yang diajarkan. Fenomena di lapangan menunjukkan bahwa sebagian besar siswa hafal materi tetapi penerapan di lapangan tidak dapat dilakukan. Akibat proses pembelajaran seperti ini sikap anak lebih pasif tidak ada antusias untuk selalu aktif dalam kegiatan pembelajaran.

Proses belajar mengajar melibatkan banyak aspek sebagai pendukung salah satunya adalah pemberian pengalaman belajar yang sesuai dengan materi. Setiap materi yang disampaikan diperlukan evaluasi. Evaluasi harus memuat ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik, seberapa besar hasil siswa dalam proses evaluasi tersebut disebut hasil belajar siswa.

Hasil belajar merupakan tolak ukur keberhasilan kegiatan belajar mengajar.

Hasil belajar juga dikatakan sebagai hasil akhir dari proses belajar mengajar di

kelas serta merupakan perwujudan dari kemampuan diri yang optimal setelah

menerima pelajaran. Dalam kegiatan proses belajar mengajar pada kompetensi

dasar sifat-sifat cahaya dan pemanfaatannya, hasil belajar dapat dikatakan berhasil

apabila peserta didik dapat mencapai tujuan dari pembelajaran yang telah

ditetapkan sebelumnya. Hasil belajar memuat kemampuan yang dimiliki siswa

setelah siswa menerima pengalaman belajar. Hasil belajar dipengaruhi oleh

beberapa faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Wasliman dalam

Susanto (2013) mengungkapkan faktor internal meliputi kecerdasan, minat dan

perhatian, motivasi belajar, ketekunan, sikap, kebisaan belajar, serta kondisi fisik

dan kesehatan. Faktor eksternal dibagi menjadi meliputi faktor keluarga, sekolah,

dan masyarakat.

(2)

Sikap merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa.

Allport dalam Widayanta (2002), mengartikan sikap sebagai suatu keadaan siap yang dipelajari untuk merespon secara konsisten terhadap objek tertentu yang mengarah pada arah yang mendukung (favorable) dan tidak mendukung (unfavorable). Sikap siswa akan berpengaruh pada proses pembelajaran di sekolah. Proses pembelajaran dengan menggunakan berbagai model pembelajaran akan menarik siswa untuk bersikap mendukung (favorable). Model pembelajaran yang tepat akan sangat membantu dalam proses pembelajaran. Menurut Soekamto dalam Hamruni (2012), model pembelajaran dapat diartikan sebagai kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar.

Siswa harus dapat menguasai materi yang baik dan mendalam memerlukan strategi, pendekatan, metode, dan model yang bermacam-macam, merupakan suatu pencapaian tujuan pembelajaran. Salah satu strategi pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang berorientasi dengan pendekatan kontruktivisme adalah pembelajaran kooperatif. Menurut Nurhayati dalam Rusman (2010) pembelajaran kooperatif adalah strategi pembelajaran yang melibatkan partisipasi siswa dalam satu kelompok kecil untuk saling berinteraksi, bekerja sama dengan anggota lainnya. Siswa juga memiliki dua tanggung jawab yaitu mereka belajar untuk dirinya sendiri dan membantu sesama anggota kelompok untuk belajar.

Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) dalam pembelajaran di kelas merupakan solusi yang dapat dipilih oleh guru. Model pembelajaran merupakan salah satu yang mempengaruhi perbedaan hasil belajar.

Penggunaan model Group Investigation (GI) melatih siswa untuk bekerja

sama dan berkomunikasi didalam kelompok. GI merupakan salah satu bentuk

model pembelajaran kooperatif yang menekankan pada partisipasi dan aktivitas

siswa untuk mencari sendiri materi (informasi) pelajaran yang akan dipelajari

melalui bahan-bahan yang tersedia, misalnya dari buku pelajaran atau siswa dapat

mencari melalui internet. Siswa dilibatkan sejak perencanaan, baik dalam

(3)

menentukan topik maupun cara untuk mempelajarinya melalui investigasi. Model GI dapat melatih siswa untuk menumbuhkan kemampuan berfikir mandiri.

Keterlibatan siswa secara aktif dapat terlihat mulai dari tahap pertama sampai tahap akhir pembelajaran.

Berdasarkan hasil observasi terhadap SD Negeri Se-Gugus Singoprono menunjukkan proses pembelajaran masih konvensional, yaitu dengan ceramah saja. Guru lebih memprioritaskan untuk menghabiskan materi yang cukup banyak pada kurikulum, terutama pada pelajaran IPA. Hasil wawancara kepada guru kelas 5 Ibu Budi S. Pd SD Negeri Cermo 2 Rata-rata nilai IPA kelas V pada ulangan akhir semester I (satu) hanya 65. Dilihat dari nilai hasil ujian semester I (satu) IPA yang masih minim dari KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yaitu 65. Dengan jumlah siswa 19, nilai tertinggi 85 dan terendah 60. Sedangkan wawancara kepada guru kelas V Bapak Sugiyo S. Pd SD Negeri Trosobo rata-rata nilai IPA kelas V pada ulangan akhir semester I adalah 69. Dengan jumlah siswa 21, nilai tertinggi 87 dan nilai terendah 62. Belajar siswa belum maksimal (belajar pada waktu ada PR atau ulangan), kemampuan belajar heterogen, minat terhadap pelajaran IPA masih kurang, akibatnya pelajaran IPA kurang disukai oleh sebagian besar siswa.

Hal ini sangat berpengaruh terhadap sikap belajar dan hasil pembelajaran IPA.

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan, tenyata terdapat berbagai masalah yang ada di sekolah. Faktor tersebut yaitu, alokasi waktu yang ada tidak sebanding dengan materi yang harus disampaikan terlalu banyak, guru terlalu monoton dengan metode ceramah dalam pembelajaran, kurangnya penggunaan media dalam pembelajaran di kelas sehingga mengakibatkan siswa menjadi bosan yang kegiatannya hanya mendengarkan penjelasan dari guru dan mencatat apabila diminta oleh guru.

Dalam pembelajaran IPA seharusnya siswa mampu membangun

pengetahuannya sendiri, sehingga pembelajaran tidak bersifat verbalisme atau

hafalan belaka. Apabila permasalahan ini dibiarkan, maka akan menciptakan

pembelajaran yang teacher centered. Siswa akan lebih banyak mendengarkan dan

mancatat daripada aktif dalam proses pembelajaran. Hal ini mengakibatkan

(4)

pengetahuan yang masuk hanya akan diingat dalam ingatan jangka pendek dan siswa akan mudah lupa dan bosan dengan apa yang disampaikan oleh guru.

Seringnya penggunaan model ceramah/ konvensional dalam proses pembelajaran, peneliti ingin membandingkan model ceramah/ konvensional dengan model pembelajaran group investigation (GI). Tujuan dari membandingkan kedua model tersebut yaitu untuk mengatahui keefektifan penggunaan model pembelajaran ceramah/ konvensional dengan penggunaan model pembelajaran group investigation (GI).

Proses belajar kelompok akan mempengaruhi siswa terhadap sikap dan hasil belajar. Salah satunya menggunakan model pembelajaran Group Investigation (GI) diharapkan dapat menjadikan sikap belajar dan hasil belajar peserta didik menjadi lebih baik dalam memahami materi, bersosialisasi dengan teman sebaya dan dapat meningkatkan partisipasi peserta didik dalam proses pembelajaran baik secara keseluruhan ataupun individual.

Penggunaan model pembelajaran Group Investigation (GI) terdapat perbandingan sikap belajar dan hasil belajar IPA siswa. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukakan Endy Yusuf (2010), dan Alfiyatu Zuhriyah (2010) yang mengemukakan hal yang sama yaitu ada perbedaan hasil belajar siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran Group Investigation (GI). Endy Yusuf (2010) mengungkapkan ada peningkatan yang signifikan terhadap sikap dan hasil belajar siswa yang diajarkan menggunakan model pembelajaran Group Investigation (GI).

Berdasarkan hal uraian masalah tersebut penulis bermaksud mengadakan

penelitian sikap dan hasil belajar siswa sebagai akibat model pembelajaran

tersebut. Melalui judul “Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif

Tipe Group Investigation (GI) Terhadap Sikap Belajar dan Hasil Belajar IPA

Siswa Kelas V SD Negeri Se-Gugus Singoprono Kecamatan Sambi Kabupaten

Boyolali Semester II Tahun Pelajaran 2013/2014”.

(5)

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas dapat di identifikasi suatu masalah sebagai berikut:

1) Kurang bervariasinya model pembelajaran guru saat mengajar, guru masih menggunakan model pembelajaran yang konvensional sehingga kegiatan pembelajaran kurang menarik.

2) Dalam pembelajaran sikap siswa kurang memperhatikan, siswa lebih dominan ramai dengan temannya di karenakan proses pembelajaran yang berpusat pada guru dan cenderung membosankan.

3) Hasil pembelajaran IPA yang masih rendah, karena guru masih sepenuhnya menguasai kelas sehingga siswa cenderung pasif dalam proses pembelajaran.

4) Kegiatan pembelajaran di kelas kurang menggunakan media pembelajaran sehinga siswa hanya tertanam konsepnya saja.

1.3 Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas agar penelitian lebih terarah maka perlu dibatasi permasalahannya sebagai berikut:

1) Model pembelajaran yang akan diteliti adalah model pembelajaran kooperatif tipe group investigasi (GI) dan sebagai pembandingnya adalah model pembelajaran konvensional atau ceramah terhadap sikap belajar dan hasil belajar IPA kelas V SD Negeri Se-Gugus Singoprono Kecamatan Sambi kabupatan Boyolali Semester II Tahun Pelajaran 2013/2014.

2) Hasil belajar pada penelitian ini adalah hasil belajar IPA secara kognitif pada semester 2 yang di batasi pada 1 kompetensi dasar yaitu sifat-sifat cahaya dan pemanfaatannya.

3) Sikap belajar pada penelitian ini adalah sikap belajar pada saat proses pembelajaran IPA berlangsung.

4) Populasi penelitian ini dibatasi pada siswa kelas V SD Negeri Se-Gugus

Singoprono Kecamatan Sambi Kabupaten Boyolali.

(6)

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:

1) Adakah pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) yang signifikan terhadap sikap belajar siswa pada pembelajaran IPA kelas V SD Negeri Se-Gugus Singoprono kecamatan Sambi kabupaten Boyolali semester II tahun pelajaran 2013/2014?

2) Apakah penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) dapat berpengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar IPA siswa kelas V SD Negeri Se-Gugus Singoprono kecamatan Sambi kabupaten Boyolali semester II tahun pelajaran 2013/2014?

1.5 Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui adakah pengaruh yang signifikan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) terhadap sikap belajar dan hasil belajar IPA siswa kelas V pada kompetensi dasar sifat-sifat cahaya dan pemanfaatannya SD Negeri Se- Gugus Singoprono Kecamatan Sambi Kabupaten Boyolali semester II tahun pelajaran 2013/2014.

1.6 Manfaat Penelitian

Penelitian yang akan dilaksanakan di SD Negeri Se-Gugus Singoprono pada siswa kelas V diharapkan dapat memberikan manfaat yang berarti bagi kalangan akademik maupun yang lain. Manfaat yang dapat diperoleh dari hasil penelitian ini adalah:

1) Manfaat Teoretis

a. Hasil penelitian ini dapat menambah perbendaharaan terhadap teori

pembelajaran yang berkenaan dengan hasil belajar IPA dan model

pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI).

(7)

b. Hasil penelitian ini akan memperkaya ilmu pendidikan dan memotifasi peneliti lain untuk melaksanakan penelitian sejenis yang lebih luas pada masa yang akan datang

c. Hasil penelitian ini dapat meningkatkan mutu pendidikan Indonesia dengan menciptakan sumberdaya manusia melalui proses pembelajaran yang tidak hanya terfokus pada model pembelajaran yang konvensional.

2) Manfaat Praktis A. Bagi Siswa

a. Melalui kerja kelompok dapat dapat menumbuhkan sikap yang aktif dan meningkatkan kreatifitas peserta didik.

b. Dapat meningkatkan keberanian dalam bekerja sama untuk memecahkan masalah yang ada sehingga meningkatkan hasil belajar peserta didik.

c. Meningkatkan hasil belajar IPA sehingga peserta didik dapat mengembangkan potensi diri secara optimal.

B. Bagi Guru

a. Dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) dapat meningkatkan profesionalisme kerja guru.

b. Memberikan pengalaman dan kemudahan bagi guru dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI).

C. Bagi Peneliti Lanjutan

Dapat dijadikan sebagai salah satu bahan referensi bagi peneliti lain

yang berminat melakukan penelitian dengan model pembelajaran

kooperatif tipe Group Invetigation (GI) terhadap sikap belajar dan hasil

belajar IPA.

Referensi

Dokumen terkait

Aktivitas harian lutung budeng (Trachypithecus auratus E. Geoffroy, 1812) di hutan plawangan taman nasional gunung merapi (tngm), yogyakarta.. Naskah Skripsi Fakultas

Pada temperatur 700 o C kehomogenan dimensi ukuran partikel lebih merata dan didukung dengan analisis fasa berdasarkan pola difraksi yang dihasilkan terdapat 35% untuk

Jumantono Dusun Gendon Desa

Belum adanya syslog server yang dapat menampilkan log jika terjadi serangan di sebuah jaringan client yang ditampilkan secara terpusat untuk memudahkan para admin wahana

Menurut Al-Gulayaini pembentukan ism mufrad menjadi sigat muntaha al-jumu’ adalah : Apabila ism yang akan dibentuk itu dari ism yang hurufnya empat, baik dari ism yang huruf

Penentuan titik pembangunan APAL Proses penetapan titik pembangunan APAL yang menggunakan metode rembuk bersama para tokoh masyarakat di RW II dan RW IV adalah sebagai

Tujuan: Menemukan metoda diagnostik sederhana dalam mende- teksi vaginosis bakterial (VB) dalam kehamilan dengan menentukan sensitivitas, spesifisitas, nilai duga positif dan

Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh pemasaran, peran lembaga dan motivasi peternak terhadap perubahan perilaku peternak itik Tegal.. Penelitian ini dilaksanakan