• Tidak ada hasil yang ditemukan

Evaluasi Kinerja Kepala...(Diah Prabawati) 581

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Evaluasi Kinerja Kepala...(Diah Prabawati) 581"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

EVALUASI KINERJA KEPALA SEKOLAH TAMAN KANAK-KANAK SE-GUGUS II ARGOMULYO

Diah Prabawati

Pendidikan Guru PAUD, Universitas Negeri Yogyakarta diahprabawati@ymail.com

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mengevaluasi kinerja kepala sekolah Taman Kanak-kanak Se-Gugus II Argomulyo, Sedayu, Bantul.. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Evaluatif, dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Model evaluasi yang digunakan adalah discrepancy evaluation model. Instrumen pengumpulan data menggunakan panduan observasi. Teknik analisis data deskripstif kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kinerja kepala sekolah TK Se-Gugus II Argomulyo belum mencapai tingkat kinerja maksimal. TK PKK 28 Argomulyo memperoleh skor terendah yaitu 30, dengan tingkat pencapaian 60% dan kategori cukup baik. TK PKK 29 Argomulyo memperoleh skor 35 dengan tingkat pencapaian 70% dan kategori baik, dan TK PKK 30 Argomulyo memperoleh skor 36 dengan tingkat pencapaian 72% dan kategori baik. Hasil ini menunjukkan bahwa kinerja kepala sekolah TK Se-Gugus II Argomulyo belum sesuai dengan Pedoman Penilaian Kinerja Kepala Sekolah/Madrasah Tahun 2012.

Kata kunci: evaluasi kinerja, kepala sekolah, taman kanak-kanak.

EVALUATION OF SCHOOL HEAD PERFORMANCE OF KINDERGARTEN SE-GUGUS II ARGOMULYO

Abstract

This study was to find out and evaluate the performance of school principals of Kindergarten Segugus 2 Argomulyo, Sedayu, Bantul. This type of research was an Evaluative Research, using a quantitative approach. The evaluation model that applied is the discrepancy evaluation model. Quantitative descriptive data analysis techniques. The result shows that the performance level of school principal of Segugus 2 Argomulyo kindergarten has not reached the maximum level of performance. TK PKK 28 Argomulyo got the lowest score of 30, with 60% achievement level and good enough category. While PKK 29 Argomulyo scored 35 with 70% achievement rate and good category, and TK PKK 30 Argomulyo scored 36 with 72% achievement rate and good category. These results indicate that the performance of school principal of Argoulyo Kindergarten 2 is not in accordance with the Principal Assessment Guidelines of Principal /Madrasah 2012.

Keywords: evaluation of performance, principals, kindergarteen PENDAHULUAN

Pendidikan adalah institusi utama dalam upaya pembentuk sumber daya manusia (SDM) berkualitas yang diharapkan suatu bangsa (Anzizhan, 2004: 1). Kunandar (2007: 10) juga menyatakan jika tidak mampu mengembangkan SDM, suatu bangsa tidak akan dapat

membangun negaranya Pendidikan merupakan kegiatan mengoptimalkan perkembangan potensi, kecakapan, dan karakteristik pribadi peserta didik. Pendidikan adalah suatu kegiatan yang berintikan interaksi antara peserta didik dengan para pendidik serta berbagai sumber pendidikan. Interaksi antara peserta didik dengan

(2)

pendidik dan sumber-sumber pendidikan dapat berlangsung dalam situasi pergaulan (pendidikan), pengajaran, latihan, serta bimbingan (Sukmadinata, 2010: 24-25). Tujuan penting pendidikan setidaknya ada empat, yakni: 1. pengembangan segi-segi kepribadian, 2. pengembangan kemampuan kemasyarakatan, 3. pengembangan kemampuan melanjutkan studi, dan 4. pengembangan kecakapan dan kesiapan untuk bekerja. Pentingnya pendidikan ini harus diperhatikan guna menciptakan suatu pembangunan negara yang berkualitas, sehingga penyelenggaraan pendidikan harus terus diperbaiki. Pendidikan merupakan suatu sistem mencerdaskan bangsa (Uno, 2010: 1).

Dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional tersebut perlu adanya lembaga pendidikan yang merupakan suatu wadah tempat proses pendidikan. Lembaga pendidikan terbagi dalam tiga bentuk yaitu formal, nonformal, dan informal. Lembaga pendidikan formal sering disebut dengan sekolah, sedangkan lembaga nonformal dan informal disebut dengan lembaga pendidikan luar sekolah. Sekolah merupakan sebuah organisasi yang merupakan sistem sosial. Untuk tercapainya tujuan pendidikan, sekolah harus efektif dari segi kepemimpinan, guru, peserta didik, kegiatan pembelajaran, iklim belajar serta keterlibatan orang tua dan anggota masyarakat.

Kepemimpinan kepala sekolah merupakan salah satu hal yang mempengaruhi tercapaianya tujuan pendidikan sekolah. Keberhasilan dan kegagalan sekolah bergantung pada kemampuan kepala sekolah memimpin stafnya. Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No 28 Tahun 2010 tentang Penugasan Tambahan Guru Sebagai Kepala Sekolah/Madrasah menyatakan bahwa Kepala sekolah/madrasah adalah guru yang diberi tugas tambahan untuk memimpin sebuah lembaga pendidikan yang bukan sekolah bertaraf internasional (SBI) atau tidak dikembangkan menjadi sekolah bertaraf internasional (SBI).

Kepala sekolah sebagai pemimpin dari sebuah lembaga pendidikan mempunyai berbagai tugas dan tanggungjawab untuk memaksimalkan kualitas sekolahnya. Fungsi kepala sekolah sebagai orang nomor satu di sekolah antara lain adalah sebagai pendidik (educator), pemimpin (leader), pengelola

(manager), administrator, wirausahawan, pencipta iklim kerjan, serta penyelia (supervisor) (Depdiknas dalam Leba dan Patmomartono, 2014: 154-158). Salah satu faktor penentu efetivitas sekolah adalah kepemimpinan kepala sekolah (Sagala, 2010: 83). Oleh karena itu, kepala sekolah perlu memainkan perannya secara efektif demi mencapai tujuan pendidikan.

Melaksanakan berbagai peran kepala sekolah tentu bukanlah sesuatu yang mudah dilakukan mengingat kepala sekolah juga harus melaksanakan semua tugasnya sebagai guru. Kepala sekolah harus dalam membagi waktunya sehingga semua perannya dapat terlaksana dengan baik. Kerjasama yang baik dengan seluruh pendidik, tenaga kependidikan, orang tua murid, dan pihak-pihak lainnya juga harus terus dijaga oleh semua kepala sekolah.

Hal ini juga berlaku untuk kepala Taman Kanak-kanak (TK) yang juga memiliki tugas yang sama seperti kepala sekolah lain yaitu sebagai guru yang diberi tugas tambahan sebagai pemimpin sebuah lembaga pendidikan. Kepala TK juga harus memiliki kualifikasi dan kompetensi yang sesui dengan standar agar mereka dapat bekerja secara maksimal dalam meningkatkan kualitas dan mutu sekolahnya.

Namun tidak semua kepala TK mampu melaksanakan semua tugasnya dengan baik, terkadang mereka lebih terfokus pada tugasnya sebagai guru kelas sehingga beberapa tugas kepala sekolah tidak dapat terlaksana atau belum terlaksana secara optimal. Kendala lain yang menyebabkan seorang kepala TK tidak mampu melaksanakan tugasnya secara maksimal adalah kurangnya dukungan dana baik dari pemerintah maupun dari yayasan untuk program-proram baru yang ingin dilaksanakan oleh kepala TK. Hal ini tentunya membutuhkan perhatian dari pihak-pihak terkait untuk selalu memantau kinerja kepala TK agar dapat lebih optimal.

Kendala-kendala yang dialami oleh kepala TK di atas juga dialami oleh kepala TK se-Gugus II Argomulyo. Kepala TK se-Gugus II Argomulyo juga merangkap sebagai guru kelas sehingga fokusnya terbagi dalam tugas sebagai kepala sekolah dan sebagai guru. TK se-Gugus II Argomulyo juga merupakan TK yang berdiri dari yayasan yang keadaan ekonominya tidak terlalu tinggi sehingga menghambat pelaksanaan program-program kepala sekolah. Dari

(3)

masalah-Persentase = Skor Pengumpulan Data

Skor total x 100% masalah yang ada di TK se-Gugus II Argomulyo

tersebut peneliti ingin mengetahui lebih dalam tentang kinerja kepala TK se-Gugus II Argomulyo. Dengan demikian diharapkan dapat diketahui kondisi yang sebenarnya mengenai kinerja kepala TK se-Gugus II Argomulyo. METODE

Dari judul dan fokus penelitian yang ada, maka penelitian ini termasuk jenis penelitian evaluatif. Penelitian evaluaif merupakan suatu desain dan prosedur evaluasi dalam mengumpulkan dan menganalisis data secara sistematik untuk menentukan nilai atau manfaat dari suatu praktik dalam hal ini khususnya praktik pendidikan (Sukmadinata, 2010: 120). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mengevaluasi kinerja kepala sekolah TK se-Gugus II Argomulyo, Kecamatan Sedayu, Kabupaten Bantul.

Dalam penelitian ini, pendekatan kuantitatif dipilih untuk mengetahui kinerja kepala sekolah. Pendekatan kuantitatif digunakan karena analisis data bersifat kuantitatif (angka). Penelitian ini menggunakan discrepancy evaluation model. Proses evaluasi menggunakan model ini adalah mencari kesenjangan antara standar (keadaan yang seharusnya) dengan kondisi yang sebenar-benarnya dan kemudian keduanya dibandingkan. Tempat penelitian ini dilakukan di Taman Kanak-Kanak se-Gugus II Argomulyo, Kecamatan Sedayu, Kabupaten Bantul. Taman Kanak-Kanak se-Gugus II Argomulyo berjumlah 3 TK. Waktu penelitian evaluatif ini dilaksanakan sejak awal bulan April sampai akhir bulan Mei 2017.

Subyek penelitian pada penelitian ini adalah kepala sekolah di TK se-Gugus II Argomulyo. Menurut observasi yang telah dilakukan peneliti, ada 3 kepala sekolah yang tersebar dalam 3 TK se-Gugus II Argomulyo, sehingga total subyek dalam penelitian ini ada 3 orang. Suharsimi (2006: 120) menjelaskan apabila subyek kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi.

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi. Pada penelitian ini peneliti ikut mengamati langsung subjek penelitian, sehingga

yang menjadi pengamat atau observer adalah peneliti sendiri. Peneliti menggunakan lembar observasi berupa daftar cocok sebagai panduan observasi saat melakukan penelitian kepada subyek-subyek penelitian. Peneliti akan membubuhkan tanda checklist (√) pada pilihan “Ya” apabila indikator kinerja kepala sekolah terpenuhi, dan “Tidak” apabila indikator kinerja kepala sekolah tidak terpenuhi.

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen penilaian kinerja kepala sekolah/madrasah dari Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2012 kepala TK. Selanjutnya instrumen ini kemudian diolah sebagai lembar observasi. Pada lembar observasi peneliti tinggal membubuhkan tanda centang pada kolom yang telah disediakan dengan ketentuan yang telah ditetapkan sebelumnya.

Indikator yang ada dalam pedoman penilaian kinerja kepala sekolah/madrasah yang diterbitkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2012.

Analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis deskriptif kuantitatif. Analisis ini digunakan untuk mengetahui presentase kinerja kepala sekolah menggunakan statistik. Untuk menentukan presentase kinerja kepala sekolah dilakukan penghitungan skor, yang selanjutnya diintepretasikan menggunakan rumus dan interval berikut:

Tabel 1. Kriteria Interpretasi Skor Presentase Kategori 81-100 Sangat baik 61-80 Baik 41-60 Cukup Baik 21-40 Kurang Baik 0-20 Sangan Rendah (Riduwan, 2007: 95) HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Data penelitian yang telah didapatkan selanjutnya diolah dengan dilakukan penskoran agar diketahui kriteria dari masing-masing kepala sekolah. Kepala TK PKK 28, 29, dan 30

(4)

Argomulyo memiliki skor kinerja yang berbeda-beda. Kepala TK 28 Argomulyo hanya mampu mencapai skor 30 sehingga indikator yang tidak dapat tercapai ada 20. Kepala TK PKK 29 Argomulyo mampu mencapai skor 35 dan tidak mampu mencapai skor pada 15 indikator. Sedangkan TK PKK 30 Argomulyo memperoleh skor tertinggi yaitu 36 dan hanya 14 indikator yang tidak tercapai. Dari data diatas apabila dihitung dengan rumus presentase akan menghasilkan data sebagai berikut:

Tabel 4. Data Hasil Evaluasi Kinerja Kepala TK se-Gugus II Argomulyo No Keterangan TK PKK 28 Argomu lyo TK PKK 29 Argom ulyo TK PKK 30 Argom ulyo 1 Jumlah skor 30 35 36 2 Tingkat pencapaian 60% 70% 72% 3 Kategori Cukup Baik Baik Baik

Data hasil evaluasi kinerja kepala TK se-Gugus II Argomulyo di atas dapat disajikan dalam bentuk histogram sebagai berikut:

Gambar 1. Tingkat Kinerja Kepala Sekolah

TK se-Gugus II Argomulyo

Dari gambar tersebut terlihat bahwa tingkat kinerja kepala sekolah tertinggi adalah kepala TK PKK 30 Argomulyo dengan tingkat pencapaian 72%, sedangkan tingkat kinerja kepala sekolah terendah adalah kepala TK PKK 28 Argomulyo dengan tingkat pencapaian 60%. Kepala TK PKK 29 Argomulyo sendiri memperoleh tingkat pencapaian 70%.

Pembahasan

Menurut Pedoman Penilaian Kinerja Kepala Sekolah/Madrasah Tahun 2012 seorang kepala sekolah harus mampu menyusun perencanaan sekolah/madrasah untuk berbagai tingkatan perencanaan. Dalam menyusun perencanaan tersebut kepala sekolah harus mampu memenuhi 4 indikator. Dari keempat indikator yang ada dalam unsur tugas utama ini kepala TK se-Gugus II Argomulyo mampu memenuhi 2 indikator yaitu: mengembangkan rencana kerja, rencana kegiatan dan anggaran, dengan program lainnya berdasarkan data hasil evaluasi dalam pemenuhan 8 Standar Nasional Pendidikan; dan merumuskan visi-misi sebagai arah pengembangan program. Namun kepala TK se-Gugus II Argomulyo tidak mampu menentukan strategi pencapaian tujuan sekolah dilengkapi dengan indikator pencapaian yang terukur; dan melengkapi program dengan rencana evaluasi keterlaksanaan dan pencapaian program program. Indikator yang tidak terpenuhi ini dikarenakan kesibukan kepala TK yang juga merangkap sebagai guru kelas.

Kinerja kepala sekolah TK se-Gugus II Argomulyo dalam memimpin sekolah/madrasah dalam rangka pendayagunaan sumber daya sekolah/madrasah secara optimal belum seluruhnya dapat terpenuhi, kepala TK se-Gugus II Argomulyo dapat memenuhi 2 indikator yaitu kepala sekolah berdisiplin; hadir tepat waktu, disiplin menggunakan waktu, dan tepat waktu mengakhiri pekerjaan; serta dan kepala sekolah menunjukkan kedisiplinan sebagai insan pembelajar. Kedua indikator yang dapat terpenuhi ini menunjukkan bahwa Kepala TK se-Gugus II Argomulyo mampu berdisiplin dalam melaksanakan tugas, sehingga dapat menjadi teladan bagi orang lain.

Menurut Pedoman Penilaian Kinerja Kepala Sekolah/Madrasah Tahun 2012 salah satu unsur tugas utama kepala sekolah adalah 54% 56% 58% 60% 62% 64% 66% 68% 70% 72% 74% TK PKK 28 Argomulyo TK PKK 29 Argomulyo TK PKK 30 Argomulyo

Tingkat Kinerja Kepala Sekolah

TK

(5)

mengelola perubahan dan pengembangan sekolah/madrasah menuju organisasi pembelajar yang efektif. Dalam mengelola dan mengembangkan sekolah, kepala sekolah harus memenuhi 4 indikator dalam unsur tugas utama ini. Dari 4 indikator yang ada hanya 1 indikator yang dapat dipenuhi oleh kepala TK PKK 28 Argomulyo yaitu kepala sekolah terampil dalam membangun tim kerja yang efektif untuk mendapatkan produk kinerja yang lebih unggul. Kepala TK PKK 29 dan 30 Argomulyo mampu memenuhi 3 indikator: kepala sekolah mengembangkan program baru untuk meningkatkan pencapaian target yang lebih tinggi, kepala sekolah terampil dalam membangun tim kerja yang efektif untuk mendapatkan produk kinerja yang lebih unggul, dan kepala sekolah menunjukkan kemampuan dalam mengembangkan potensi dan meningkatkan prestasi sekolah. Ketiga kepala sekolah TK se-Gugus II Argomulyo belum mampu memenuhi indikator yang sama yaitu kepala sekolah menerapkan berbagai teknik pembaharuan dalam pengelolaan pembelajaran.

Pada Pedoman Penilaian Kinerja Kepala Sekolah/Madrasah Tahun 2012 seorang kepala sekolah harus mampu menciptakan budaya dan iklim sekolah/ madrasah yang kondusif dan inovatif bagi pembelajaran peserta didik. Sebagai pencipta budaya dan iklim sekolah yang kondusif dan inovatif, kepala sekolah harus memenuhi 4 indikator. Berdasarkan data penelitian, dapat disimpulkan bahwa 2 kepala TK se-Gugus II Argomulyo dapat memenuhi semua indikator, yaitu: kepala sekolah menjadi contoh berbudaya mutu yang kompetitif dalam mendorong peningkatan prestasi akademik dan nonakademik peserta didik; kepala sekolah memfasilitasi kegiatan-kegiatan untuk meningkatkan budaya baca dan budaya tulis peserta didik dan kepala sekolah memfasilitasi kegiatan-kegiatan lomba di bidang akademik dan nonakademik bagi peserta didik. Namun Kepala TK PKK 28 Argomulyo tidak mampu memenuhi 3 indikator karena tidak adanya dukungan dukungan dana baik dari orangtua wali maupun dari organisasi untuk memfasilitasi sarana dan prasarana dalam bidang akademik maupun nonakademik.

Dalam Pedoman Penilaian Kinerja Kepala Sekolah/Madrasah Tahun 2012 seorang

kepala sekolah harus mampu mengelola guru dan staf dalam rangka pendayagunaan sumber daya manusia secara optimal. Unsur tugas utama kepala sekolah ini terbagi dalam 4 indikator. Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa semua Kepala TK se-Gugus II Argomulyo mampu memenuhi 3 dari 4 indikator yang ada yaitu kepala sekolah harus mampumelakukan pembinaan berkala untuk meningkatkan mutu SDM sekolah; memfasilitasi guru dan staf administrasi untuk meningkatkan kegiatan pembinaan kompetensi; dan memantau dan menilai penerapan hasil pelatihan dalam pekerjaan di sekolah.

Menurut Pedoman Penilaian Kinerja Kepala Sekolah/Madrasah Tahun 2012 seorang kepala sekolah harus mengelola peserta didik dalam rangka penerimaan peserta didik baru, penempatan dan pengembangan kapasitas peserta didik. Dalam unsur tugas utama ini, kepala sekolah harus memenuhi 4 indikator. Namun Kepala TK se-Gugus II Argomulyo tidak mampu memenuhi salah satu indikator, yaitu memfasilitasi kegiatan-kegiatan untuk meningkatkan pembiasaan melalui penanaman nilai-nilai. Indikator ini tidak dapat terpenuhi karena kurangnya pengetahuan kepala TK mengenai fasilitas untuk kegiatan-kegiatan penananman nilai-nilai kepada anak.

Sesuai dengan Pedoman Penilaian Kinerja Kepala Sekolah/Madrasah Tahun 2012 seorang kepala sekolah harus mampu mengelola pengembangan kurikulum dan kegiatan pembelajaran sesuai dengan arah dan tujuan pendidikan nasional. Dalam hal ini kepala sekolah harus memenuhi 5 indikator. Kepala TK PKK 29 dan 30 Argomulyo hanya mampu memenuhi 4 dari 5 indikator. Indikator yang dapat dipenuhi adalah kepala sekolah mengarahkan secara efektif dalam menerapkan prinsip-prinsip pengembangan kurikulum dalam kegiatan In House Training, Workshop, Rapat Koordinasi, dan kegiatan KKG; kepala sekolah mengendalikan pelaksanaan kurikulum berlandaskan kalender pendidikan, menerbitkan surat keputusan pembagian tugas mengajar, dan menerapkan aturan akademik; kepala sekolah memfasilitasi efektivitas tim kerja guru dalam rangka meningkatkan mutu pembelajaran; dan kepala sekolah memfasilitasi peserta didik dalam mengembangkan kolaborasi dan kompetisi

(6)

bidang akademik dan nonakademik. Dan indikator yang tidak dapat terpenuhi adalah kepala sekolah mengembangkan pelayanan belajar yang inovatif melalui pengembangan perangkat dan sumber belajar yang terbarukan.

Menurut Pedoman Penilaian Kinerja Kepala Sekolah/Madrasah Tahun 2012 seorang kepala sekolah harus mampu mengelola sumber daya sekolah/madrasah sesuai dengan prinsip pengelolaan yang efektif, efisien dan akuntabel. Unsur tugas utama mengelola sumber daya sekolah memiliki 7 indikator yang harus dipenuhi. Indikator-indikator tersebut antara lain: kepala sekolah mengarahkan pengelolaan administrasi persuratan dan kearsipan secara efektif; kepala sekolah mengarahkan pengelolaan administrasi sarana prasarana secara efektif;kepala sekolah mengarahkan pengelolaan administrasi kepegawaian sesuai dengan perkembangan pembinaan kepegawaian;kepala sekolah mengarahkan pengelolan administrasi keuangan secara efektif, efisien, transparan, dan akuntabel; kepala sekolah mengarahkan pengelolaan administrasi peserta didik secara efektif; kepala sekolah mengarahkan pengelolaan administrasi perpustakaan secara efektif; dan kepala sekolah mengarahkan pengelolaan administrasi laboratorium.

Dari

ketujuh indikator ini, kepala TK se-Gugus II

Argomulyo mampu memenuhi 5 indikator.

Dalam Pedoman Penilaian Kinerja Kepala Sekolah/Madrasah Tahun 2012 seorang kepala sekolah harus mampu memanfaatkan kemajuan teknologi informasi bagi peningkatan pembelajaran dan manajemen sekolah/madrasah. Dalam memanfaatkan kemajuan teknologi, kepala sekolah harus memenuhi 3 indikator. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa TK se-Gugus II Argomulyo hanya mampu memenuhi 1 indikator saja yaitu kepala sekolah mengembangkan sistem administrasi pengelolaan secara efektif dengan dukungan penerapan teknologi informasi dan komunikasi, sedangkan 2 indikator lain belum dipenuhi oleh TK se-Gugus II Argomulyo hal ini dikarenakan pengetahuan kepala TK se-Gugus II Argomulyo masih dalam tahap mengembangkan sistem administrasi pengelolaan secara efektif dengan dukungan penerapan teknologi informasi dan komunikasi.

Menurut Pedoman Penilaian Kinerja Kepala Sekolah/Madrasah Tahun 2012 seorang kepala sekolah harus mampu merencanakan program supervisi akademik dalam rangka peningkatan profesionalisme guru. Kepala sekolah dalam merencanakan program supervisi akademik harus melakukan 3 indikator. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam unsur tugas utama ini, ketiga kepala TK se-Gugus II Argomulyo hanya mampu memenuhi 2 dari 3 indikator.

Menurut Pedoman Penilaian Kinerja Kepala Sekolah/Madrasah Tahun 2012 seorang kepala sekolah harus mampu melaksanakan supervisi akademik terhadap guru dengan menggunakan pendekatan dan teknik supervisi yang tepat. Dalam melaksanakan program supervisi ini, kepala sekolah harus melaksanakan 4 indikator. Keempat indikator itu adalah kepala sekolah mengadakan pertemuan awal untuk menjaring data rencana pembelajaran dan menetapkan fokus kegiatan supervise; kepala sekolah melaksanakan kegiatan pemantauan pembelajaran dan membuat catatan yang objektif dan selektif sebagai bahan pemecahan masalah supervise; kepala sekolah melakukan pertemuan refleksi, menganalisis catatan hasil observasi, dan menyimpulkan hasil observasi; dan kepala sekolah memfasilitasi guru dalam merencanakan tindak lanjut perbaikan sistem penilaian hasil belajar.

Menurut Pedoman Penilaian Kinerja Kepala Sekolah/Madrasah Tahun 2012 seorang kepala sekolah harus mampu menindaklanjuti hasil evaluasi program dalam rangka peningkatan pemenuhan standar. Unsur tugas utama kepala sekolah ini terbagi dalam 4 indikator, yaitu: kepala sekolah bersama guru menyusun rekomendasi tindaklanjut perbaikan dalam bentuk kegiatan analisis butir soal, remedial, dan pengayaan; kepala sekolah mengecek ulang keterlaksanaan rekomendasi oleh guru; kepala sekolah melaksanakan pembinaan dan pengembangan guru sebagai tindaklanjut kegiatan supervisi; dan kepala sekolah menggunakan data hasil supervisi sebagai bahan perbaikan perbaikan kinerja pelaksanaan program. Kepala TK se-Gugus II Argomulyo mampu melaksanakan semua indikator dalam unsur tugas utama ini sehingga dapat dikatakan kepala TK se-Gugus II

(7)

Argomulyo telah melaksanakan tanggungjawabnya dalam melakukan pembinaan.

Terpenuhi atau tidak terpenuhinya indikator-indikator kinerja kepala sekolah oleh kepala TK se-Gugus II Argomulyo diikarenakan beberapa faktor. Faktor yang mempengaruhi kinerja menurut Simamora (1995: 500) adalah: a. Faktor individual

1) Kemampuan dan keahlian 2) Latar belakang 3) Demografi b. Faktor psikologis 1) Persepsi 2) Attitude 3) Personality 4) Pembelajaran 5) Motivasi c. Faktor organisasi 1) Sumber daya 2) Kepemimpinan 3) Penghargaan 4) Struktur 5) Job design

PENUTUP

Berdasarkan analisis data dan pembahasan dalam penelitian ini, diambil kesimpulan sesuai dengan pertanyaan penelitian yaitu:

1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja kepala sekolah TK Gugus 2 Sedayu sudah dalam kategori baik dan cukup baik. 2. Tingkat kinerja kepala sekolah terendah adalah TK PKK 28 Argomulyo dengan skor 30 dengan tingkat pencapaian 60%, sedangkan tingkat kinerja kepala sekolah tertinggi adalah TK PKK 30 Argomulyo dengan skor 36 dengan tingkat pencapaian 72%.

3. Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa beberapa kinerja kepala sekolah TK Gugus 2 Sedayu belum sesuai dengan Pedoman Penilaian Kinerja Kepala Sekolah/Madrasah Tahun 2012.

Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan dan kesimpulan yang telah diuraikan diatas maka saran yang dapat diberikan antara lain:

1. Yayasan harus mendukung penuh segala program sekolah untuk meningkatkan mutu pembelajaran.

2. TK se-Gugus II Sedayu harus lebih memanfaatkan teknologi informasi yang ada untuk menunjang segala aktivitas lembaga. DAFTAR PUSTAKA

Akdon & Riduwan. (2007). Rumus dan data dalam analisis statistika cetakan kedua. Bandung: Alfabeta.

Anzizhan, S. (2004). Sistem pengambilan keputusan pendidikan. Jakarta: Grasindo.

Arikunto, S. (2010). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Azwar, S. (2014). Metode penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Bungin B. (2007). Penelitian kualitatif: komunikasi, ekonomi, kebijakan publik dan ilmu sosial lainnya. Jakarta: Putra Grafika.

Kunandar. (2007). Guru profesional implementasi kurikulum tingkat satuan pendidikan (ktsp) dan sukses dalam sertifikasi guru.Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Leba, U.T.I. & Padmomartono, S. (2014). Profesi kependidikan. Yogyakarta: Penerbit Ombak.

Peraturan Menteri Dinas Pendidikan Nasional No. 28 Tahun 2010. Tentang penugasan tambahan guru sebagai kepala sekolah/ madrasah. Jakarta: 2010.

Sagala, S. (2010). Manajemen strategik dalam meningkatkan mutu pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Simamora, H. (1995). Manajemen sumber daya. Yogyakarta: Bagian Penerbitan STIE YKPN.

Sugiyono. (2011). Memahami penelitian kualitatif . Bandung: Alfabeta.

(8)

Sukmadinata, NS. (2010). Metode penelitian pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Uno, H.B. (2010). Profesi kependidikan problema, solusi, dan reformasi pendidikan di indonesia. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

BIODATA PENULIS

Diah Prabawati, dilahirkan di Bantul, 25 Mei 1995. Beralamat di Pedes RT 05 Argomulyo Sedayu Bantul. Tamat TK PKK Setyarini tahun 2002. Sekolah dasar diselesaikan pada tahun 2007 di SD Negeri 1 Pedes. Sekolah Menengah Pertama (SMP) diselesaikan pada tahun 2010 di SMP Negeri 1 Sedayu. Lulus SMK Negeri 1 Pengasih pada tahun 2013. Karya tulis yang dipublikasikan berjudul “Evaluasi Kinerja Kepala Sekolah Taman Kanak-kanak Se-Gugus II Argomulyo”.

Gambar

Tabel 4. Data Hasil Evaluasi Kinerja Kepala     TK se-Gugus II Argomulyo  No  Keterangan  TK  PKK  28  Argomu lyo  TK  PKK 29  Argom ulyo  TK  PKK 30  Argomulyo  1  Jumlah skor  30  35  36  2  Tingkat  pencapaian  60%  70%  72%  3  Kategori  Cukup  Baik  B

Referensi

Dokumen terkait

Aplikasi yang akan dibangun dalam Proyek Akhir ini adalah sebuah Aplikasi Pembelajaran interkaktif tentang kenampakan alam dan keadaan benua-benua di dunia berbasis

Sekedar perbandingan, Plotinus, menyatakan melalui konsep Trinitasnya, Yang Satu, Jiwa dan Ruh, bahwa dunia dan manusia merupakan emanasi dari jiwa, sedangkan jiwa

Karena probabilitas jauh lebih kecil dari 0,05 maka model regresi dapat digunakan untuk memprediksi minat beli konsumen atau dapat dikatakan bahwa diskon harga,

MENGIMPLEMENTASIKAN UNDANG-UNDANG NOMER 1 TAHUN 1974 TENTANG PERKAWINAN DI KECAMATAN TANJUNG BINTANG KABUPATEN LAMPUNG SELATAN (Study Tentang Manajemen Dakwah) ditulis oleh:

The teacher explained the materials to the students using video materials to reinforce the teaching purpose and to make the students more enthusiastic when

In Boztepe (2012) which has proven the influence of environmental awareness, green products, green prices, and green promotion of significant purchasing decisions

peningkatan wawasan dan pemahaman masyarakat terhadap data penunjang pembangunan rasio terlaksananya penyusunan dokumen informasi pembangunan Persentase jumlah website

d. Propium adalah sifat khusus sebagai predikat yang nicaya terlekat pada hakikat sesuatu diri sehingga dimiliki oleh seluruh anggota golongan. Sifat khusus ini