• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA PADA MATERI SISTEM REPRODUKSI MANUSIA MELALUI MODEL TEAM QUIZ SISWA KELAS IX-3 MTsN 5 PIDIE

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA PADA MATERI SISTEM REPRODUKSI MANUSIA MELALUI MODEL TEAM QUIZ SISWA KELAS IX-3 MTsN 5 PIDIE"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Copyright © Jurnal Pendidikan dan Pengabdian Vokasi (JP2V)

51

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA PADA MATERI SISTEM REPRODUKSI MANUSIA MELALUI MODEL

TEAM QUIZ SISWA KELAS IX-3 MTsN 5 PIDIE

Naimaton Sakdiah1

Diterima : 25 Januari 2021 Disetujui : 07 Februari 2021

Abstrak

Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar IPA pada materi sistem reproduksi manusia. Model pembelajaran yang digunakan dalam Penelitian Tindakan Kelas ini adalah model Team Quiz. Subyek Penelitian Tindakan Kelas ini adalah siswa kelas IX-3 MTsN 5 Pidie. Jumlah siswa/i adalah 36 dengan jumlah siswa laki-laki 14 orang dan jumlah siswa perempuan 22 orang. Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan pada Tahun Pelajaran 2018/2019. Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan dalam kurun waktu 3 bulan yaitu dari bulan Agustus 2018 s.d Oktober 2018 pada Semester Ganjil. Metodologi penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas terdiri dari dua siklus dan setiap siklus terdiri dari dua kali pertemuan. Pada setiap siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Prosedur penelitian terdiri dari pra penelitian, perencanaan siklus satu, pelaksanaan tindakan siklus satu, pengamatan siklus satu, refleksi siklus satu, perencanaan siklus dua, pelaksanaan tindakan siklus dua, pengamatan siklus dua dan refleksi siklus dua. Teknik pengumpulan data yaitu mengumpulkan nilai tes yang dilaksanakan pada setiap akhir pembelajaran pada setiap siklus dengan menggunakan instrument soal (tes tertulis). Data observasi dilakukan dengan melihat keaktifan siswa proses pembelajaran. Data dianalisis dengan cara statistik persentase. Hasil Penelitian Tindakan Kelas menunjukkan bahwa terjadi peningkatan ketuntasan hasil belajar siswa dari 41.66% pada pra penelitian meningkat menjadi 69,44% pada siklus I dan meningkat menjadi 86,11% pada siklus II. Aktivitas belajar siswa mengalami peningkatan dari kategori cukup menjadi baik dan kategori baik meningkat menjadi sangat baik. Penerapan model pembelajaran Team Quiz dapat meningkatkan hasil belajar IPA pada materi sistem reproduksi manusia siswa kelas IX-3 MTsN 5 Pidie Tahun Pelajaran 2018/2019.

Kata Kunci: Hasil Belajar, Model Team Quiz, IPA, Sistem Reproduksi Manusia.

1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Penelitian

Pendidikan tidak terlepas dari proses pembelajaran di sekolah, keterlibatan guru dan siswa merupakan faktor yang sangat menentukan dalam proses pembelajaran. Kemampuan mengatur proses belajar mengajar yang baik akan menciptakan situasi yang memungkinkan anak belajar, sehingga merupakan titik awal keberhasilan pengajaran. Disamping menguasai materi-materi seorang guru dituntut memiliki ketrampilan menyampaikan materi yang akan diberikan, cara guru menciptakan suasana yang sangat menyenangkan di kelas sangat mempengaruhi pada reaksi yang ditampilkan siswa dalam kegiatan pembelajaran. Slameto (1991) menyatakan bahwa tugas guru adalah ”mendidik anak dengan menitik beratkan memberi arah dan motivasi, memberi fasilitas mencapai tujuan melalui pengalaman belajar yang memadai dan membantu perkembangan-perkembangan aspek pribadi seperti nilai, sikap dan penyesuaian diri”.

Pemilihan dan penggunaan sebuah media dalam proses belajar mengajar dapat dilakukan oleh guru yang akan mengajarkan materi kepada para siswa. Pemilihan dan penggunaan media yang tepat diharapkan dapat membantu proses belajar mengajar dengan baik dan efektif. Penggunaan media mengajar yang tepat oleh guru dilakukan untuk memudahkan para siswa dalam memahami dan mengerti ilmu yang diajarkan oleh guru.

Dalam hal ini, penulis sebagai guru bidang studi IPA pada kelas IX-3 MTsN 5 Pidie ingin menggunakan model Team Quiz dalam proses pembelajaran IPA pada sitem reproduksi manusia. Selama

(2)

ini proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru masih bersifat konvensional. Penggunaan metode konvensional dalam proses pembelajaran, hanya sedikit membantu pemahaman siswa terhadap sitem reproduksi manusia. Hal ini membuat aktivitas belajar siswa menjadi kurang aktif. Ketidakaktifan siswa dalam proses pembelajaran, mengakibatkan hasil belajar siswa menjadi rendah. Pada proses pembelajaran dengan menggunakan metode secara konvensional, siswa tidak memiliki semangat untuk memberikan pertanyaan kepada guru mengenai materi yang tidak dimengerti, sehingga pada saat proses pembelajaran berlangsung terlihat guru yang lebih aktif jika dibandingkan dengan siswa.

Salah satu cara terbaik untuk mengembangkan belajar yang aktif adalah memberikan tugas belajar yang diselesaikan dalam kelompok kecil peserta didik. Dukungan sejawat, keragaman pandangan, pengetahuan dan keahlian, membantu mewujudkan belajar kolaboratif yang menjadi satu bagian yang berharga untuk iklim belajar di kelas. Salah satu strategi kolaboratif adalah dengan menggunakan model Quiz Team (menguji tim).

Model Team Quiz merupakan metode dimana siswa dilatih untuk belajar dan berdiskusi kelompok. Satu kelompok presentasi ke kelompok lain, kemudin memberikan kuis ke kelompok lain tersebut. Apabila kelompok tersebut tidak bisa menjawab maka pertanyaan dilempar ke kelompok selanjutnya, dan seterusnya hingga semua kelompok melakukan presentasi kemudian memberikan kuis. Model Team Quiz ini disusun dan diimplementasikan oleh peneliti agar dapat membantu memudahkan siswa dalam memahami sitem reproduksi manusia.

1.2. Tujuan Penelitian

a) Tujuan Umum

Tujuan umum penelitian ini adalah meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas IX-3 MTsN 5 Pidie Tahun Pelajaran 2018/2019.

b) Tujuan Khusus

Tujuan khusus penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar IPA pada sitem reproduksi manusia siswa kelas IX-3 MTsN 5 Pidie Tahun Pelajaran 2018/2019.

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1.

Hakikat Pembelajaran

Pembelajaran merupakan suatu rangkaian proses belajar mengajar yang diakhiri dengan perubahan tingkah laku, karena hampir setiap tingkah laku yang diperlihatkan adalah hasil pembelajaran. Menurut Sudiman “salah satu tanda bahwa seseorang telah melakukan pembelajaran adalah adanya perubahan tingkah laku, baik perubahan yang bersifat pengetahuan (kognitif), nilai dan sikap (afektif), dan keterampilan (psikomotor) (Suduiman, 1990).

Menurut Mulyasa (2006), pembelajaran merupakan aktualisasi kurikulum yang menuntut keaktifan guru dalam menciptakan dan menumbuhkan kegiatan peserta didik sesuai degan rencana yang telah diprogramkan. Guru harus menguasai prinsip-prinsip pembelajaran, pemilihan dan penggunaan media pembelajaran, pemilihan dan penggunaan model mengajar, keterampilan menilai hasil-hasil belajar peserta didik, serta memilih dan menggunakan strategi atau pendekatan pembelajaran.

2.2. Definisi Belajar dan Hasil Belajar

Belajar adalah suatu proses perubahan di dalam kepribadian manusia dan perubahan tersebut yang Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalu pengalaman maksudnya. Belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan sautu hasil atau tingkah laku hanya mengingat, akan tetapi luas dari itu yakni mengalami hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan melainkan pengubahan kelakuan (Hamalik, 2002). Hasil belajar merupakan suatu hasil yang telah dicapai pebelajar dalam kegiatan belajarnya (dari yang telah dilakukan, dikerjakan, dan sebagainya) (Sardiman, 2004).

2.3. Hakikat Pembelajaran IPA

Pelajaran IPA merupakan pelajaran yang berguna untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai serta tanggungjawab sebagai seorang warga negara yang bertanggung jawab kepada lingkungan, masyarakat, bangsa, negara yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa (Prawoto, 1992).

IPA sebagai ilmu memiliki karakteristik sendiri, yaitu mempunyai objek, gejala dan persoalannya, menggunakan metodologi ilmiah, memiliki kecenderungan untuk berkembang, dan bermanfaat bagi

(3)

masyarakat. Objek pendidikan IPA merupakan satu kesatuan interaktif yang terbentuk dari tiga komponen, yaitu IPA sebagai ilmu, karakteristik-karakteristik subyek didik dan teknologi pendidikan. (Wuryadi, 1999).

Pada proses pembelajaan IPA sedang berlangsung, maka akan adanya interaksi antara subyek didik (siswa) yang memiliki karakteristiknya masing-masing dengan obyek (IPA sebagai ilmu) untuk mencapai tujuan tertentu, yaitu untuk membangun pengetahuan, keterampilan, dan pembentukan nilai-nilai. Siswa sebagai subyek didik tidak menerima begitu saja pembelajaran IPA yang disampaikan oleh guru, akan tetapi ada interaksi antara siswa, guru, dan objek IPA yang dipelajari (Prawoto, 1992).

2.4. Karakteristik Pembelajaran IPA

Objek pendidikan IPA tersebut merupakan satu kesatuan interaktif yang terbentuk dari tiga komponen, yaitu IPA sebagai ilmu, karakteristik-karakteristik subyek didik dan teknologi pendidikan. Sedangkan IPA sebagai ilmu memiliki karakteristik sendiri, yaitu mempunyai objek, gejala dan persoalannya; menggunakan metodologi ilmiah, memiliki kecenderungan untuk berkembang, dan bermanfaat bagi masyarakat (Wuryadi, 1999).

IPA dibangun atas konsep-konsep yang dilandasi pada fakta-fakta yang dapat diindera melalui proses model ilmiah. Namun, dalam pembelajaran IPA tidak semua fakta dapat diindera langsung oleh siswa karena adanya keterbatasan alat bantu (media) dan waktu untuk dapat menghindarkan fakta-fakta tersebut. Selain itu, ada juga konsep IPA yang diperoleh dari gejala-gejala yang terjadi pada masa lalu, sehingga persoalan yang muncul sekarang merupakan hasil abstraksi dari gejala-gejala tersebut. Oleh karena itu, dikenal adanya materi (bahan ajar) yang berupa abstrak dan konkret (Prawoto, 1992).

2.5. Model Team Quiz dalam Pembelajaran

Model Team Quiz merupakan salah satu model pembelajaran aktif. Pembelajaran aktif merupakan pendekatan pembelajaran yang lebih banyak melibatkan aktivitas peserta didik dalam mengakses berbagai informasi dan pengetahuan untuk dibahas dan dikaji dalam proses pembelajaran di kelas, sehingga mereka mendapatkan berbagai pengalaman yang dapat meningkatkan pemahaman dan kompetensinya. Lebih dari itu, pembelajaran aktif memungkinkan peserta didik mengembangkan kemampuan berfikir, seperti menganalisis dan mensintesis, serta melakukan penilaian terhadap peristiwa belajar, dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Penggunaan model pembelajaran secara tepat dan bervariasi dapat mengatasi sifat pasif anak didik. Dalam hal ini model pembelajaran berguna untuk menimbulkan gairah dalam belajar, memungkinkan adanya interaksi yang berlangsung antara anak didik dengan lingkungan dan kenyataannya, serta memungkinkan anak didik belajar sendiri menurut kemampuan dan minatnya (Sukmadi, 1984). Sebagai model pembelajaran, model yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat yaitu dapat dimengerti, sederhana dan lugas, tidak rumit atau berbelit-belit dan diganti pada waktu-waktu tertentu agar tetap baru dan juga tak kehilangan daya tarik (Sadiman, 1984).

2.6. Langkah-langkah Model Team Quiz

Menurut Agus Suprijono (2010) Langkah-langkah model pembelajaran Team Quiz (kuis berkelompok) adalah sebagai berikut :

1) Pilihlah topik yang dapat disampaikan dalam tiga bagian. 2) Bagilah siswa menjadi tiga kelompok yaitu A, B, dan C.

3) Sampaikan kepada siswa format penyampaian pelajaran kemudian mulai penyampaian materi. Batasi penyampaian materi maksimal 10 menit.

4) Setelah penyampaian, mintalah kelompok A menyiapkan pertanyaan-pertanyaan berkaitan materi yang baru saja disampaikan. Kelompok B dan C menggunakan waktu ini untuk meninjau lagi catatan mereka.

5) Mintalah kepada kelompok A untuk memberi pertanyaan kepada kelompok B. Jika kelompok B tidak dapat menjawab pertanyaan, lempar pertanyaan tersebut kepada kelompok C.

6) Kelompok A memberi pertanyaan pada kelompok C, jika kelompok C tidak bisa menjawab, lemparkan kepada kelompok B.

7) Jika tanya jawab selesai, lanjutkan pelajaran kedua dantunjuk kelompok B menjadi penanya. Lakukan seperti proses untuk kelompok A.

(4)

8) Setelah kelompok B selesai pertanyaannya, lanjutkanpenyampaian materi pelajaran ketiga dan tunjuk kelompok C sebagai kelompok penanya.

9) Akhiri pelajaran dengan menyimpulkan tanya jawab dan jelaskan sekiranya ada pemahaman siswa yang keliru.

2.7. Kelebihan dan Kekurnagan Model Pembelajaran Team Quiz

Kelebihan Model Pembelajaran Team Quiz adalah: 1) Dapat menghilangkan kebosanan dalam proses belajar

2) Mengajak peserta didik untuk terlibat penuh dalam proses pembelajaran. Menumbuhkan partisipasi aktif di kalangan siswa.

3) Meningkatkan pemahaman peserta didik terhadap materi yang dipelajari dalam proses pembelajaran.

4) Membangun keberanian dalam diri peserta didik, mengeluarkan pendapat, sikap dan aspirasinya. 5) Meraih makna belajar melalui pengalaman langsung.

6) Menambah semangat dan minat peserta didik.

7) Siswa dapat belajar bersikap toleran terhadap teman-temannya.

Kelemahan Model Pembelajaran Team Quiz antara lain:

1) Memerlukan kendali yang ketat dalam mengkondisikan kelas saat keributan terjadi.

2) Hanya peserta didik tertentu yang dianggap pintar dalam kelompok tersebut, yakni bisa menjawab soal. Karena permainan yang dituntut cepat dan memberikan kesempatan diskusi yang singkat. 3) Tidak semua materi dapat menggunakan metode ini.

4) Menggunakan metode team quiz secara terus menerus akan menimbulkan kebosanan.

5) Selain itu, waktu yang digunakan untuk mempersiapkan metode pembelajaran ini membutuhkan waktu lama.

3. METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan yang dilaksanakan dalam proses belalar mengajar, oleh sebab itu metode yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research), dengan rancangan model siklus yang terdiri dari dua siklus dan setiap siklus terdiri dari dua kali pertemuan dengan tahapan perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Penelitian ini dilaksanakan di MTsN 5 Pidie pada tahun pelajaran 2018/2019 dalam kurun waktu 3 bulan yaitu dari bulan Agustus s.d Oktober 2018 pada semester ganjil. Subyek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas IX-3 MTsN 5 Pidie. Dengan jumlah 36 siswa yang terdiri dari 14 siswa laki-laki dan 22 siswa perempuan.

4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Kondisi Awal

Selama ini penerapan metode secara konvensional hanya sedikit membantu pemahaman siswa pada materi sistem reproduksi manusia. Mereka menganggap bahwa penerapan metode secara konvensional sangatlah membosankan, dan bahkan ada siswa yang merasa tidak tertarik untuk mempelajari IPA. Keadaan ini membuat siswa menjadi tidak begitu aktif dalam pembelajaran dan cenderung bersifat pasif. Hal inilah yang membuat siswa menjadi kurang aktif dalam pembelajaran dan mereka juga memperoleh hasil belajar yang rendah. Sebelum melakukan penelitian, guru memberikan pre tes kepada siswa. Pre test ini dilakukan untuk mengetahui hasil belajar siswa sebelum penggunaan model Team Quiz dalam pembelajaran. Hasil pre test siswa sebelum penggunaan model Team Quiz dalam pembelajaran dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Hasil Pre Test Siswa Sebelum Penggunaan Model Team Quiz dalam Pembelajaran.

No Nama L/P KKM Nilai Ketuntasan

1 Adelia Salsabila P 70 70 Tuntas

2 Annisa Zakia P 70 50 Belum tuntas

3 Audia Sarika P 70 60 Belum tuntas

4 Aulia Nafsira P 70 90 Tuntas

(5)

6 Dian Ramadani P 70 70 Tuntas

7 Fijal Murfid Al Aqil L 70 50 Belum tuntas

8 Fina Zahara P 70 70 Tuntas

9 Haniah Jamil P 70 60 Belum tuntas

10 Havivil L 70 90 Tuntas

11 Keysa Syahira P 70 50 Belum tuntas

12 M. Zikral Bunayya L 70 70 Tuntas

13 Manda Zasqya P 70 70 Tuntas

14 Mikial P 70 40 Belum tuntas

15 Mirsal L 70 50 Belum tuntas

16 Muhammad Alif L 70 80 Tuntas

17 Muhammad Hafizh L 70 60 Belum tuntas

18 Muhammad Nabil L 70 60 Belum tuntas

19. Muhammad Rafi L 70 80 Tuntas

20. Muhammad Riski Aulia L 70 40 Belum tuntas

21. Muzammil Balyan L 70 40 Belum tuntas

22. Nadia Rizkina P 70 40 Belum tuntas

23. Nafis Syahril L 70 90 Tuntas

24. Nia Ramadhani P 70 60 Belum tuntas

25. Qurratan „Ayun P 70 50 Belum tuntas

26. Ramadhana L 70 70 Tuntas

27. Rawiyatul Hidayat L 70 60 Belum tuntas

28. Rika Nafisa P 70 80 Tuntas

29. Salza Salsabila P 70 60 Belum tuntas

30. Siti Zalikha Fartia P 70 90 Tuntas

31. Sri Maqfirah P 70 60 Belum tuntas

32. Suci Ramadhani P 70 80 Tuntas

33. Syathira Aurelya E. P 70 60 Belum tuntas

34. Vivi Sakira P 70 60 Belum tuntas

35. Zahratul Muhairaq P 70 80 Tuntas

36. Zam Harira L 70 40 Belum tuntas

Jumlah 2.280

Jumlah Rata-rata 63,33 Persentase (%) 41.66%

Berdasarkan Tabel 1, hasil pre test siswa yang dilakukan pada saat pra penelitian memperoleh persentase ketuntasan belajar sebesar 41.66%. Nilai terendah pada pre test adalah 40 dan nilai tertinggi adalah 90. Nilai rata-rata pada pre test adalah 63.33 Setelah melakukan pre test, maka peneliti akan melanjutkan penelitian pada Siklus I.

4.2. Hasil Penelitian Siklus I

Setelah penggunaan model Team Quiz pada Siklus I, siswa telah mengalami peningkatan pemahaman terhadap materi sistem reproduksi manusia, hal ini terlihat dari hasil tes belajar yang diperoleh oleh siswa. Hasil belajar siswa yang diperoleh setelah penggunaan model Team Quiz pada Siklus I dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Hasil Belajar Siswa pada Siklus I

No Nama L/P KKM Nilai Ketuntasan

1 Adelia Salsabila P 70 80 Tuntas

2 Annisa Zakia P 70 60 Belum tuntas

3 Audia Sarika P 70 70 Tuntas

4 Aulia Nafsira P 70 100 Tuntas

5 Azwa Nasyifa P 70 60 Belum tuntas

(6)

7 Fijal Murfid Al Aqil L 70 60 Belum tuntas

8 Fina Zahara P 70 80 Tuntas

9 Haniah Jamil P 70 70 Tuntas

10 Havivil L 70 100 Tuntas

11 Keysa Syahira P 70 60 Belum tuntas

12 M. Zikral Bunayya L 70 80 Tuntas

13 Manda Zasqya P 70 80 Tuntas

14 Mikial P 70 50 Belum tuntas

15 Mirsal L 70 60 Belum tuntas

16 Muhammad Alif L 70 90 Tuntas

17 Muhammad Hafizh L 70 70 Tuntas

18 Muhammad Nabil L 70 70 Tuntas

19. Muhammad Rafi L 70 90 Tuntas

20. Muhammad Riski Aulia L 70 50 Belum tuntas

21. Muzammil Balyan L 70 50 Belum tuntas

22. Nadia Rizkina P 70 50 Belum tuntas

23. Nafis Syahril L 70 100 Tuntas

24. Nia Ramadhani P 70 70 Tuntas

25. Qurratan „Ayun P 70 60 Belum tuntas

26. Ramadhana L 70 80 Tuntas

27. Rawiyatul Hidayat L 70 70 Tuntas

28. Rika Nafisa P 70 90 Tuntas

29. Salza Salsabila P 70 70 Tuntas

30. Siti Zalikha Fartia P 70 100 Tuntas

31. Sri Maqfirah P 70 70 Tuntas

32. Suci Ramadhani P 70 90 Tuntas

33. Syathira Aurelya E. P 70 70 Tuntas

34. Vivi Sakira P 70 70 Tuntas

35. Zahratul Muhairaq P 70 90 Tuntas

36. Zam Harira L 70 50 Belum tuntas

Jumlah 2.640

Jumlah Rata-rata 73,33 Persentase (%) 69.44%

Berdasarkan hasil belajar pada Siklus I, hasil belajar siswa telah mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan hasil pre test sebelum digunakan model Team Quiz. Berdasarkan Tabel 2, dari 36 siswa yang mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model Team Quiz terdapat 25 siswa yang sudah mencapai ketuntasan nilai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimum) dan 11 siswa lagi belum mencapai ketuntasan nilai KKM. Nilai tertinggi siswa yang diperoleh pada Siklus I yaitu 100 dan nilai terendah adalah 50. Persentase ketuntasan siswa hasil belajar siswa pada Siklus I adalah sebesar 69.44%, dengan nilai rata-rata 73.33. Berdasarkan hasil belajar yang diperoleh pada Siklus I, maka peneliti ingin melanjutkan penelitian pada Siklus II dengan menggunakan model yang sama yaitu model Team Quiz. Pada Siklus II, peneliti mengharapkan adanya peningkatan hasil belajar yang diperoleh oleh siswa, sehingga persentase ketuntasan siswa juga mengalami peningkatan sesuai dengan indikator Siklus II yang telah ditetapkan oleh peneliti.

4.3. Hasil Penelitian Siklus II

Setelah penggunaan model Team Quiz pada Siklus II, siswa telah mengalami peningkatan pemahaman terhadap materi sistem reproduksi manusia, hal ini terlihat dari hasil tes belajar yang diperoleh oleh siswa. Hasil belajar siswa yang diperoleh setelah penggunaan model Team Quiz pada Siklus II dapat dilihat pada Tabel 3.

(7)

Tabel 3. Hasil Belajar Siswa pada Siklus II

No Nama L/P KKM Nilai Ketuntasan

1 Adelia Salsabila P 70 90 Tuntas

2 Annisa Zakia P 70 70 Tuntas

3 Audia Sarika P 70 80 Tuntas

4 Aulia Nafsira P 70 100 Tuntas

5 Azwa Nasyifa P 70 70 Tuntas

6 Dian Ramadani P 70 90 Tuntas

7 Fijal Murfid Al Aqil L 70 70 Tuntas

8 Fina Zahara P 70 90 Tuntas

9 Haniah Jamil P 70 80 Tuntas

10 Havivil L 70 100 Tuntas

11 Keysa Syahira P 70 70 Tuntas

12 M. Zikral Bunayya L 70 90 Tuntas

13 Manda Zasqya P 70 90 Tuntas

14 Mikial P 70 60 Belum tuntas

15 Mirsal L 70 70 Tuntas

16 Muhammad Alif L 70 100 Tuntas

17 Muhammad Hafizh L 70 80 Tuntas

18 Muhammad Nabil L 70 80 Tuntas

19. Muhammad Rafi L 70 90 Tuntas

20. Muhammad Riski Aulia L 70 60 Belum tuntas

21. Muzammil Balyan L 70 60 Belum tuntas

22. Nadia Rizkina P 70 60 Belum tuntas

23. Nafis Syahril L 70 100 Tuntas

24. Nia Ramadhani P 70 80 Tuntas

25. Qurratan „Ayun P 70 70 Tuntas

26. Ramadhana L 70 90 Tuntas

27. Rawiyatul Hidayat L 70 80 Tuntas

28. Rika Nafisa P 70 100 Tuntas

29. Salza Salsabila P 70 80 Tuntas

30. Siti Zalikha Fartia P 70 100 Tuntas

31. Sri Maqfirah P 70 80 Tuntas

32. Suci Ramadhani P 70 90 Tuntas

33. Syathira Aurelya E. P 70 80 Tuntas

34. Vivi Sakira P 70 80 Tuntas

35. Zahratul Muhairaq P 70 90 Tuntas

36. Zam Harira L 70 60 Belum tuntas

Jumlah 2.930

Jumlah Rata-rata 91.56 Persentase (%) 86.11%

Berdasarkan hasil belajar pada Siklus II, hasil belajar siswa telah mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan Siklus I. Berdasarkan Tabel 3, dari 36 siswa terdapat 31 siswa yang sudah mencapai ketuntasan nilai klasikal dan 5 siswa yang belum mencapai ketuntasan klasikal. Nilai tertinggi siswa yang diperoleh pada Siklus II yaitu 100 dan nilai terendah adalah 60. Persentase ketuntasan siswa hasil belajar siswa pada Siklus II adalah sebesar 86.11% dengan nilai rata-rata 91.56. Berdasarkan hasil belajar yang diperoleh pada Siklus II, maka peneliti mencukupkan penelitian sampai pada Siklus II, hal ini dilakukan karena siswa telah mencapai indikator ketuntasan yang harapkan oleh guru.

4.4. Pembahasan Perbandingan Antar Siklus

Penggunaan sebuah model Team Quiz yang tepat dalam pembelajaran, telah mampu mengubah pola belajar siswa menjadi lebih aktif. Setelah penggunaan model Team Quiz aktivitas dan hasil belajar

(8)

siswa terlihat menjadi lebih baik. Pemilihan model Team Quiz merupakan salah satu hal yang memberikan peranan dalam proses pembelajaran. Selama ini proses pembelajaran yang berlangsung pada materi sistem reproduksi manusia masih bersifat konvensional.

Dalam penerapan metode secara konvensional hanya sedikit membantu pemahaman siswa pada materi sistem reproduksi manusia. Mereka menganggap bahwa penerapan metode secara konvensional sangatlah membosankan, dan bahkan ada siswa yang merasa tidak tertarik untuk mempelajari IPA. Keadaan ini membuat siswa menjadi tidak begitu aktif dalam pembelajaran dan cenderung bersifat pasif. Hal inilah yang membuat siswa menjadi kurang aktif dalam pembelajaran dan mereka juga memperoleh hasil belajar yang rendah. Penggunaan model Team Quiz dalam pembelajaran telah mampu meningkatkan aktivitas dan hasil belajar IPA siswa menjadi lebih baik terutama pada materi sistem reproduksi manusia . Penggunaan model Team Quiz pada Siklus I telah memperlihatkan adanya peningkatan hasil belajar siswa menjadi lebih baik jika dibandingkan hasil pre test siswa pada saat pra penelitian. Pada Siklus I, siswa yang tidak tuntas dalam pembelajaran adalah siswa yang terlihat belum begitu aktif dalam melakukan pembelajaran dengan menggunakan model Team Quiz. Ketidaktuntasan yang dialami oleh siswa dapat disebabkan oleh perlunya adaptasi dengan penggunaan model Team Quiz. Persentase ketuntasan yang didapatkan pada Siklus I, telah mencapai indikator Siklus I yang ingin dicapai oleh peneliti.

Berdasarkan hasil test, hasil dari observasi serta refleksi yang telah dilakukan pada Siklus I, maka perbaikan yang telah dilakukan oleh peneliti pada Siklus II, telah memberikan hasil yang sesuai dengan harapan penulis. Pada Siklus II, terlihat adanya peningkatan hasil belajar yang diperoleh oleh siswa menjadi lebih baik. Pada Siklus II, persentase ketuntasan siswa telah mengalami peningkatan dan telah mencapai indikator Siklus II yang ditetapkan oleh peneliti.

Pada Siklus II, tidak semua siswa mencapai ketuntasan belajar yang sesuai dengan nilai KKM (kriteria ketuntasan minimum). Siswa yang tidak mengalami ketuntasan belajar, terlihat mengalami peningkatan yang baik terhadap hasil tes yang mereka peroleh. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada Siklus I dan II, penggunaan model Team Quiz telah memberikan nilai yang positif terhadap peningkatan hasil belajar IPA siswa terutama pada materi sistem reproduksi manusia. Perbandingan persentase hasil belajar siswa pada pra siklus, Siklus I dan II dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Perbandingan Persentase Hasil Belajar Siswa pada Pra, Siklus I dan II

Berdasarkan Gambar 1, terlihat bahwa adanya peningkatan hasil belajar siswa dari Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II. Pada Siklus I, penggunaan model Team Quiz telah mampu memberikan persentase

41.66%

69.44%

86.11%

0.00%

10.00%

20.00%

30.00%

40.00%

50.00%

60.00%

70.00%

80.00%

90.00%

100.00%

Pra Siklus

Siklus I

Siklus II

P

er

se

n

tas

e

(%

)

Perbandingan Persentase Ketuntasan Hasil

Belajar Siswa pada Pra Siklus, Siklus I dan

Siklus II

Pra Siklus

Siklus I

Siklus II

(9)

hasil belajar siswa yaitu sebesar 69.44% dan telah mengalami peningkatan menjadi 86,11% pada Siklus II. Secara rinci perbandingan peningkatan hasil belajar siswa Siklus I dan II dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Perbandingan Peningkatan Hasil Belajar Siswa Antar Siklus

Kategori nilai siswa Pra Siklus Siklus I Siklus II

Nilai 40 5 siswa - -

Nilai 50 6 siswa 5 siswa -

Nilai 60 10 siswa 6 siswa 5 siswa

Nilai 70 6 siswa 10 siswa 6 siswa

Nilai 80 5 siswa 6 siswa 10 siswa

Nilai 90 4 siswa 5 siswa 9 siswa

Nilai 100 4 siswa 6 Siswa

Jumlah siswa tuntas 15 25 31

Jumlah siswa tidak tuntas 21 11 5

Nilai Rata-rata 63.33 73.33 91.56

Persentase ketuntasan 41.66% 69.44% 86.11%

Berdasarkan Tabel 4, terlihat peningkatan hasil belajar siswa pada setiap Siklus. Pada Siklus I, nilai terendah adalah 50 dan nilai tertinggi adalah 100. Pada Siklus II, nilai terendah adalah 60 dan nilai tertinggi adalah 100. Peningkatan hasil belajar siswa pada setiap Siklus menandakan bahwa penggunaan model Team Quiz telah memberikan pengaruh yang positif dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Secara keseluruhan, penggunaan model Team Quiz telah memberikan peningkatan hasil belajar pada siswa dan telah mencapai indikator ketuntasan hasil belajar Siklus I dan Siklus II yang ditetapkan oleh peneliti.

5. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa penggunaan model Team Quiz dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar IPA pada materi sistem reproduksi manusia siswa kelas IX-3 MTsN 5 Pidie Tahun Pelajaran 2018/2019. Dibuktikan dengan hasil penelitian, dimana hasil belajar siswa meningkat dari 41.66% pada Pra Siklus, 69.44% pada Siklus I dan meningkat 86,11% pada Siklus II.

5.2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan saran yang ingin disampaikan adalah:

1)

Diharapkan kepada guru agar menggunakan model dalam proses pembelajaran yang sesuai dengan materi yang akan diajarkan agar siswa dapat lebih aktif dan bersemangat dalam mengikuti proses pembelajaran.

2)

Perlu adanya pengarahan dari kepala sekolah kepada guru-guru bidang studi yang lain, untuk menggunakan model pembelajaran yang dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa menjadi lebih baik.

6. DAFTAR PUSTAKA

[1] Hamalik, O. 2002. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

[2] Depdiknas. 2003. Undang-undang Republik Indonesia No. 14 Tahun 2003 Tentang Guru dan Dosen. Jakarta: Cemerlang.

[3] Gulo. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Grasindo.

[4] Ibrahim, M. 2000. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: University Press.

[5] Mulyoko, dkk. 2013. Implementasi Kurikulum 2013 IPA Terpadu untuk SMP/MTs Kelas IX. Surakarta: PT. Masmedia.

[6] Mulyasa, E. 2006. Imlementasi Kurikulum. 2004. Panduan Pembelajaran KBK. Bandung: Remaja Rosdakarya.

[7] Prawoto. 1992. Pemahaman guru-guru Biologi SMP/MTs Kota Madya Yogyakarta Terhadap Prestasi Belajar Mengajar. Yogyakarta: IKIP Yogyakarta.

(10)

[8] Sanajaya, W. 2007. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: kencara Prenada Media Group.

[9] Sardiman, A. M. 2004. Interaksi dan motivasi belajar-mengajar. Jakarta: Rajawali.

[10] Soekamto, T. 1997. Teori Belajar dan Model Pembelajaran. Jakarta: PAU-PPAI, Universitas Terbuka.

[11] Sudijono, A. 2003. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada. [12] Suprijono, Agus. 2010. Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

[13] Syafaruddin. 2005. Manajemen Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta [14] Winarno, S. 1989. Teknik Interaksi Belajar Mengajar. Bandung: Jemmars.

[15] Wuryadi. 1999. Konsep Pendidikan Biologi dan Implementasinya dalam Penelitian. Yogyakarta: FMIPA UNY.

Gambar

Tabel 1. Hasil Pre Test Siswa Sebelum Penggunaan Model Team Quiz dalam Pembelajaran.
Tabel 2. Hasil Belajar Siswa pada Siklus I
Tabel 3. Hasil Belajar Siswa pada Siklus II
Gambar 1. Perbandingan Persentase Hasil Belajar Siswa pada Pra, Siklus I dan II
+2

Referensi

Dokumen terkait

Evaluasi keperawatan pada klien 1 dan klien 2 dengan diagnosa medis dan masalah keperawatan yang sama yaitu post operasi fraktrur ekstremitas atas dengan nyeri

Jual beli kain kiloan di Pasar Tegal Gubug ini sudah menjadi adat, karena jual beli tersebut sudah memenuhi syarat dan rukunnya sehingga jual beli tersebut tidak lagi

Data dianalisis secara deskriptif dan analisis varian dua jalan (ANAVA dua jalan) yang dilanjutkan dengan Uji Tukey. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Terdapat

Hari ini adalah hari yang mempunyai arti besar di mana saudara-saudara dari berbagai instansi, baik dari Pusat Penelitian Purbakala dan Peninggalan Nasional, Direktorat Sejarah dan

digunakan dapat dilihat pada Gambar -1. Sumber mikroorganisme yang digunakan adalah bakteri yang berasal dari tangki aerasi unit pengolahan limbah pabrik permen PT. Van

Dengan demikian dapat dirangkum Ha- sil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa: (1) dari hasil observasi peningkatan indikator Self-Esteem menunjukkan bahwa

Turbin Aliran Silang dengan busur sudu 74 o dan jumlah sudu 18 mampu menghasilkan daya sebesar 68,9 watt pada variasi tinggi bukaan nosel 9 mm dan debit 8,2 l/s, dan

Ensimmäinen osio tarkastelee pelaamisen elementtejä eli esimerkiksi aikaa, joka jää panoksen asettamisen ja tuloksen selviämisen välille, kuinka usein peliä on mahdollista