• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS TINGKAT PELAYANAN PEJALAN KAKI, PESEPEDA, DAN ANGKUTAN UMUM MENGGUNAKAN TIC-TOOLS YANG BERDASAR HCM 2010 DI JALAN ADI SUCIPTO SURAKARTA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS TINGKAT PELAYANAN PEJALAN KAKI, PESEPEDA, DAN ANGKUTAN UMUM MENGGUNAKAN TIC-TOOLS YANG BERDASAR HCM 2010 DI JALAN ADI SUCIPTO SURAKARTA"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

e-JurnalMATRIKS TEKNIK SIPIL/Maret 2017/222

ANALISIS TINGKAT PELAYANAN PEJALAN KAKI, PESEPEDA, DAN ANGKUTAN UMUM

MENGGUNAKAN TIC-TOOLS YANG BERDASAR HCM 2010

DI JALAN ADI SUCIPTO SURAKARTA

Andhika Wiguna

1)

Budi Yulianto

2)

Amirotul MHM

3)

1) Mahasiswa Fakultas Teknik, Program Studi teknik Sipil, Universitas Sebelas Maret 2) 3) Pengajar Fakultas Tenik, Program Studi teknik Sipil, Universitas Sebelas Maret

Jln Ir. Sutami 36A, Surakarta 57126; Telp. 0271-634524. Email : dhikawiguna@gmail.com

Abstract

Today many people prefer to use private vehicles due to low levels of multimodal transportation services of pedestrians, cyclists and public trans-portation. Therefore, efforts to improve service levels multimodal transport in Adi Sucipto Surakarta Street with planning scenarios in which it may raise the level of service of multimodal transportation. This is an attempt to minimize the problems of transport and encouraging people to use multimodal transportation.

Methods of data analysis used in this research is the analysis of multimodal service levels by using a web-based method that is tic-tools.com re-ferring to the Highway Capacity Manual (HCM) 2010. This study uses primary data and secondary data. Primary data obtained by field sur-veys which include road geometry, traffic flow, vehicle speed, number of passengers, land use and the condition of the pavement. Secondary data were obtained from Gesellschaff fur Internationale Zusammenabeit – Sustainable Urban Transport Improvement Project (GIZ-SUTIP) Surakarta namely the route map data Batik Solo Trans (BST) Corridor 4.

The results of this research on existing conditions obtained a level of service for pedestrians included in category B, C, and F, cyclists included in category A and F, and public transportation are included in the category C and F. From the results of the existing conditions of service level then made efforts to improve the level of service management includes the repair and widening sidewalks for pedestrians, overlay on the bike path for cyclists and procurement stop and bus fleet for public transport. After efforts to address,the result for pedestrian level of service included in catego-ries A, B, and C, cyclists included in category A, and public transport is included in categocatego-ries B and C.

Keywords: Level of service, Multimodal, TIC-tools, HCM 2010.

Abstrak

Saat ini banyak masyarakat lebih memilih menggunakan kendaraan pribadi dikarenakan rendahnya tingkat pelayanan transportasi multimoda yaitu pejalan kaki, pesepeda dan angkutanan umum. Untuk itu diperlukan upaya untuk meningkat-kan tingkat pelayanan transportasi multimoda di Jalan Adi Sucipto Surakarta dengan merencanameningkat-kan skenario-skenario pe-nanganan yang dapat meningkatkan tingkat pelayanan transporatasi multimoda. Hal ini merupakan upaya untuk meminimal-isir permasalahan transportasi dan mendorong masyarakat untuk menggunakan transportasi multimoda.

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis tingkat pelayanan multimoda dengan menggunakan metode berbasis web yaitu tic-tools.com yang mengacu pada Highway Capacity Manual (HCM) 2010.Penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dengan survei di lapangan yang meliputi geometri jalan, arus lalu lintas, kecepatan kendaraan, jumlah penumpang, tata guna lahan dan kondisi perkerasan. Data sekunder di-peroleh dari Gesellschaff fur Internationale Zusammenabeit – Sustainable Urban Transport Improvement Project (GIZ-SUTIP) Kota Su-rakarta yaitu data peta rute perjalanan Batik Solo Trans (BST) Koridor 4.

Hasil dari penelitian ini pada kondisi eksisting didapatkan tingkat pelayanan untuk pejalan kaki termasuk dalam kategori B, C, dan F, pesepeda termasuk dalam kategori A dan F, dan angkutan umum termasuk dalam kategori C dan F. Dari hasil tingkat pelayanan kondisi eksisting tersebut kemudian dilakukan upaya penanganan untuk meningkatkan tingkat pelaya-nannya meliputi perbaikan dan pelebaran trotoar untuk pejalan kaki, pelapisan ulang aspal di jalur sepeda untuk pesepeda dan pengadaan halte dan armada bus untuk angkutan umum. Setelah dilakukan upaya penanganan, didapat hasil untuk ting-kat pelayanan pejalan kaki termasuk dalam ting-kategori A, B, dan C, pesepeda termasuk dalam ting-kategori A, dan angkutan umum termasuk dalam kategori B dan C.

Kata kunci : Tingkat pelayanan, Multimoda, TIC-tools, HCM 2010.

PENDAHULUAN

Rendahnya tingkat pelayanan transportasi mulitmoda yaitu pejalan kaki, pesepeda, dan angkutan umum, men-jadikan masyarakat lebih memilih memakai kendaraan pribadi untuk melakukan aktifitas-aktifitasnya. Oleh karena itu, diperlukan upaya penanganan untuk meningkatkan tingkat pelayanan transportasi multimoda tersebut men-jadi lebih bagus, nyaman, layak dan memadai. Peningkatan pelayanan tersebut diharapkan dapat mengurangi ban-yaknya penggunaan kendaraan pribadi dan beralih menggunakan angkutan umum, bersepeda, dan berjalan kaki. Banyak masyarakat yang lebih memilih menggunakan kendaraan pribadi dari pada menggunakan angkutan umum ataupun sepeda dan berjalan kaki. Dengan banyaknya jumlah pemakaian kendaraan pribadi saat ini menjadi penyebab kemacetan dan kepadatan lalu lintas. Sehubungan dengan hal tersebut, maka diperlukan upaya pe-nanganan dampak transportasi yang lebih komprehensif yaitu melalui Transportation Impact Control (TIC). Tujuan TIC adalah untuk meningkatkan kapasitas kota untuk menjaga dan meningkatkan tingkat pelayanan,

(2)

e-JurnalMATRIKS TEKNIK SIPIL/Maret 2017/223 mengarahkan pengembangan infrastruktur transportasi berkelanjutan, dan menekan penggunaan kendaraan pribadi agar beralih menggunakan transportasi umum. (GIZ SUTIP, 2014). TIC berorientasi pada pelayanan multimoda dalam analisis dampak lalu lintas.

TINJAUAN PUSTAKA

Highway Capacity Manual (2010) menerangkan bahwa perlu dibuat peringkat tingkat pelayanan pada jalan

perkotaan untuk berbagai moda, termasuk pejalan kaki, pesepeda, dan angkutan umum.

Muhammad Yunus K dan Denny Z (2013) melakukan penelitian tentang Strategi Peningkatan Tingkat Pelayanan Sepeda dengan mengambil studi kasus di Kota Bandung. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan ting-kat pelayanan sepeda di Kota Bandung. Metode yang digunakan adalah metode kuantitatif yang berdasar HCM 2010. Hasil pada penelitian ini adalah tingkat pelayanan sepeda di kota Bandung termasuk kategori “C”.

METODOLOGI PENELITIAN

Untuk kemudahan dalam penelitian yang dilakukan maka dibuat alur penelitian yang sistematis. Secara garis besar penelitian ini dapat dilakukan dengan tahapan-tahapan sebagai berikut.

Gambar 1. Diagram Alir Tahapan Penelitian

Mulai

Latar Belakang, Rumusan dan Batasan Masalah

Studi Pustaka: Karakteristik pergerakan multimoda, HCM 2010, tic-tools, dan lain sebagainya Penyusunan Metode Penelitian

Data Primer :

- Geometri (penampang jalan, dan atribut jalan) - Arus lalu lintas MC, LV, HV pejalan kaki, angkutan

umum

- Kecepatan kendaraan - Jumlah penumpang - Kondisi perkerasan - Tata guna lahan

Pengumpulan Data Survei Pendahuluan

Data Sekunder :

- Peta rute perjalanan BST Koridor 4

Analisis Tingkat Pelayanan dengan TIC-tools

Kondisi Eksisting

Selesai Kesimpulan dan Saran

Pembahasan

Kondisi Setelah Penanganan

Sama YA

TIDAK

(3)

e-JurnalMATRIKS TEKNIK SIPIL/Maret 2017/224 Penelitian ini didasarkan pada data yang dikumpulkan selama penelitian sesuai data yang sebenarnya, kemudian data-data tersebut disusun, diolah, dan dianalisis. Data yang diperoleh pada penelitian ini didapat dengan men-gukur geometri jalan, menghitug arus, kecepatan, jumlah penumpang dan kondisi perkerasan setelah penataan ulang serta data sekunder yang berupa arus, kecepatan dan jumlah penumpang pada saat kondisi eksisting. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis tingkat pelayanan multimoda dengan menggunakan metode berbasis web TIC-tools yang mengacu HCM 2010.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Umum

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui tingkat pelayanan transportasi multimoda yaitu pejalan kaki pesepeda dan angkutan umum pada kondisi eksisting dan kondisi penanganan. Pada penelitian alat yang digunakan untuk mengukur tingkat pelayanan adalah sebuah perangkat lunak on-line berbasis web (tic-tools.com). Perangkat lunak

TIC-tools ini merupakan alat bantu dalam mengetahui LOS transportasi multimoda di Jalan Adi Sucipto

Surakar-ta. Metode yang digunakan oleh TIC-tools mengacu pada pedoman Highway Capacity Manual (HCM) 2010. Data masukan dan prosedur perhitungan TIC-tools untuk pejalan kaki, pesepeda dan angkutan umum dapat dilihat pada Gambar 2.

Masuk program tic-tools.com Membuat skenario eksisting

Tentukan skenario Input Data Segment General Information :

1. Jumlah lajur dalam satu jalur (Nth) 2. Kecepatan kendaraan di ruas jalan (mi/h)

3. Volume kendaraan yang melintas di ruas jalan (smp/h)

Update Data

Input Data Link (Pedestrian):

a. Pedestrian Traffic Data

1. Volume pedestrian yang berada di ruas jalan (p/h) 2. Kecepatan rata-rata orang berjalan (ft/s)

(Digunakan nilai default dari tic-tools.com) b. Pedestrian Facility Cross Section

1. Ketersediaan fasilitas pejalan kaki (ada/tidak) 2. Ketersediaan parkir di badan jalan (ada/tidak) 3. Proporsi ruang parkir di badan jalan (desimal) 4. Lebar bahu jalan terluar (ft)

5. Ketersediaan jalur sepeda (ada/tidak) 6. Lebar jalur sepeda (ft)

7. Lebar lajur lalu lintas terluar (ft) 8. Apakah ada curb

9. Penghalang dengan tinggi 3” atau lebih (ada/tidak)

c. Geometric Characteristic

1. Lebar total fasilitas pejalan kaki (ft)

2. Jarak nyaman antara pejalan kaki dengan objek tetap yang ada di sebelah jalan (ft)

3. Jarak nyaman antara pejalan kaki dengan objek berupa jendela display, dinding bangunan, dan pagar (ft)

4. Lebar efektif objek tetap di fasilitas pejalan kaki yang bersebelahan dengan jalan raya (ft)

5. Lebar efektif objek tetap di fasilitas jalan kaki yang berupa jendela display, dinding bangunan, dan pagar (ft)

6. Lebar penghalang antara jalan dengan fasilitas pejalan kaki (ft) Mulai

(4)

e-JurnalMATRIKS TEKNIK SIPIL/Maret 2017/225 Gambar 2. Input Data dan Perhitungan pada TIC-tools

Tingkat Pelayanan Pejalan Kaki

Hasil tingkat pelayanan pejalan kaki di ruas jalan pada kondisi eksisting dan kondisi setelah penanganan dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Hasil Tingkat Pelayanan Pejalan Kaki

Nama Jalan Eksisting Penanganan

Ap Ip,link LOS Ap Ip,link LOS

Jl. Adi Sucipto 1 sisi utara 2467.06 3,39 C 3247,19 3,36 C

Jl. Adi Sucipto 1 sisi selatan 5203.43 2,78 C 6469,39 2,65 B

Jl. Adi Sucipto 2 sisi utara 1025,40 3,02 C 1879,94 2,90 C

Jl. Adi Sucipto 2 sisi selatan 2337,97 2,56 B 4286,29 2,34 B

Jl. Adi Sucipto 3 sisi utara -2337,97 4,07 F 4675,96 2,38 B

Jl. Adi Sucipto 3 sisi selatan -2242,33 4,18 F 2922,47 1,98 A

Dari hasil tersebut dapat dilihat bahwa di Jalan Adi Sucipto 1 dan 2 setelah dilakukan skenario penanganan dengan memperbaiki fasilitas jalan yang memungkinkan diterapkan pada kondisi sekarang tingkat pelayanan pe-jalan kaki tidak mengalami perubahan yang signifikan. Hal ini juga disebabkan karena volume kendaraan yang sangat tinggi dan tidak difasilitasi dengan fasilitas yang memadai, sehingga dengan besarnya volume kendaraan dan fasilitas jalan yang sudah direncakan sesuai dengan kondisi lapangan masih belum bisa mengurangi konflik antara pejalan kaki dan kendaraan. Untuk Jalan Adi Sucipto 3 dengan dilakukannya upaya penanganan dengan memperbaiki fasilitas jalan, tingkat pelayanan pejalan kaki mengalami perubahan yang cukup tinggi, dikarenakan dengan perbaikan fasilitas jalan tersebut dapat meminimalisir konflik langsung antara pejalan kaki dan kendaraan dengan volume kendaraan yang ada.

A

Update Data

Input Data Link (Bike):

a. Bike Link Input Data

1. Presentase kendaraan berat (%) 2. Tingkat kondisi perkerasan

Update Data

Input Data Segment (Transit):

a. Transit Data

1. Jumlah halte disepanjang segmen 2. Lokasi halte

3. Apakah sitem transit menyediakan arah perjalanan yang jelas 4. Frekuensi kedatangan amgkutan per jam (veh/h)

5. Apakah lokasi segmen ini belokasi di area yang jumlah penduduknya 5 juta jiwa atau lebih

6. Jumlah rata-rata penumpang

Update Data

Menghitung Tingkat Pelayanan Selesai

(5)

e-JurnalMATRIKS TEKNIK SIPIL/Maret 2017/226 Tingkat Pelayanan Pesepeda

Hasil tingkat pelayanan pesepeda di ruas jalan pada kondisi eksisting dan kondisi setelah penanganan dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Hasil Tingkat Pelayanan Pesepeda

Nama Jalan Eksisting Penanganan

Ib,link LOS Ib,link LOS

Jalan Adi Sucipto 1 sisi utara 5,89 F -0,17 A

Jalan Adi Sucipto 1 sisi selatan 5,22 F -0,74 A

Jalan Adi Sucipto 2 sisi utara 0,43 A -0,13 A

Jalan Adi Sucipto 2 sisi selatan -0,20 A -0,65 A

Jalan Adi Sucipto 3 sisi utara -1,06 A -1,86 A

Jalan Adi Sucipto 3 sisi selatan -2,42 A -2,04 A

Dari hasil tersebut dapat dilihat bahwa di Jalan Adi Sucipto 1 tingkat pelayanan pesepeda meninggkat cukup tinggi, karena faktor yang paling mempengaruhi tingkat pelayanan pesepeda tersebut adalah kondisi perkerasan dan dengan dilakukan upaya penanganan pelapisan perkerasan jalan yang baru dapat meningkatkan tingkat pela-yanan pesepeda. Untuk Jalan Adi Sucipto 2 dan 3 tidak mengalami perubahan yang signifikan, karena dengan kondisi perkerasan jalan yang ada, persentase kendaraan berat yang rendah dan adanya fasilitas seperti jalur sepeda tingkat pelayanan pesepeda sudah cukup baik.

Tingkat Pelayanan Angkutan Umum

Hasil tingkat pelayanan angkutan umum di segmen pada kondisi eksisting dan kondisi setelah penanganan dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Rekapitulasi Hasil Tingkat Pelayanan Angkutan Umum

Nama Jalan Eksisting Penanganan

It,seg LOS It,seg LOS

Jalan Adi Sucipto 1 sisi utara 3,28 C 2,67 B

Jalan Adi Sucipto 1 sisi selatan 5,31 F 2,78 C

Jalan Adi Sucipto 2 sisi utara 3,22 C 2,52 B

Jalan Adi Sucipto 2 sisi selatan 5,28 F 2,67 B

Jalan Adi Sucipto 3 sisi utara - - 2,79 C

Jalan Adi Sucipto 3 sisi selatan - - 2,74 B

Dari hasil tersebut dapat dilihat bahwa tingkat pelayanan angkutana umum terjadi perubahan. Dengan adanya penambahan halte dan rute angkutan umum yang melewati Jalan Adi Sucipto tingkat pelayanan angkutan umum menjadi lebih baik. Adanya halte yang berfungsi sebagai tempat naik dan turunnya penumpang atau menunggu angkutan umum, halte dapat meminimalkan gangguan dan kelancaran lalu lintas dan keberadaan halte sangat penting dalam layanan angkutan umum karena memberi kepastian bagi pengemudi dalam mencari tempat calon penumpang dan bagi penumpang merupakn tempat menunggu serta mencari rute angkutan umum yang sesuai dengan tujuannya. Banyaknya rute perjalanan angkutan umum dengan headway yang teratur, waktu tunggu penumpang menjadi tidak lama dan untuk menarik perjalanan penumpang.

SIMPULAN

Setelah didapat hasil analisis dan pembahasan didapatkan kesimpulan sebagai berikut :

1.

Tingkat pelayanan pejalan kaki, pesepeda, dan angkutan umum di Jalan Adi Sucipto Surakarta kondisi eksisting adalah sebagai berikut

:

a. Tingkat pelayanan pejalan kaki

Hasil tingkat pelayanan pejalan kaki kategori C terdapat pada Jalan Adi Sucipto 1 sisi utara, Jalan Adi Sucipto 1 sisi selatan, dan Jalan Adi Sucipto 2 sisi utara. Kategori B terdapat pada Jalan Adi Sucipto 2 sisi selatan. Kategori F terdapat pada Jalan Adi Sucipto 2 sisi utara dan sisi selatan.

b. Tingkat pelayanan pesepeda

Hasil tingkat pelayanan pesepeda kategori F terdapat pada Jalan Adi Sucipto 1 sisi utara dan sisi selatan. Kategori A terdapat pada Jalan Adi Sucipto 2 dan Jalan Adi Sucipto 3.

(6)

e-JurnalMATRIKS TEKNIK SIPIL/Maret 2017/227 Hasil tingkat pelayanan angkutan umum kategori C terdapat pada Jalan Adi Sucipto 1 sisi utara, Jalan Adi Sucipto 2 sisi utara. Kategori F terdapat pada Jalan Adi Sucipto 1 sisi selatan dan Jalan Adi Sucipto 2 sisi selatan.

2. Langkah penanganan yang dilakukan untuk meningkatkan tingkat pelayanan pejalan kaki, pesepeda, dan angkutan umum di Jalan Adi Sucipto Surakarta diantaranya sebagai berikut :

a. Perubahan atau perbaikan fasilitas jalan, yaitu trotoar, jalur sepeda, penghalang, dan lajur lalu lintas. b. Perbaikan kondisi perkerasan dengan pelapisan ulang kondisi perkerasan lama dengan perkerasan yang

baru

c. Penyediaan fasilitas pejalan kaki

d. Pengadaan bus Batik Solo Trans (BST) koridor 4 oleh Pemerontah Kota Surakarta dan GIZ-SUTIP. e. Penyediaan fasilitas angkutan umum yaitu halte di Jalan Adi Sucipto Surakarta berdasarkan ketentuan

Pedoman Teknis Perekayasaan Tempat Perhentian Kendaraan Penumpang Angkutan Umum oleh Departemen Perhubungan.

f. Penambahan jumlah angkutan umum, waktu antara (headway), muat angkut (load factor), waktu tunggu maksimal yang ditetapkan oleh Menteri Perhubungan Republik Indonesia dalam Peraturan Menteri No. PM 10 tahun 2012 tentang Standar Pelayanan Minimal Angkutan Massal Berbasis Jalan dan world bank 1986.

3. Tingkat pelayanan pejalan kaki, pesepeda, dan angkutan umum di Jalan Adi Sucipto Surakarta setelah penanganan adalah sebagai berikut :

a. Tingkat pelayanan pejalan kaki

Hasil tingkat pelayanan pejalan kaki kategori A terdapat pada Jalan Adi Sucipto 3 sisi selatan. Kategori B terdapat pada Jalan Adi Sucipto 3 sisi utara, Jalan Adi Sucipto 2 sisi selatan, dan Jalan Adi Sucipto 1 sisi selatan. Kategori C terdapat pada Jalan Adi Sucipto 1 sisi utara dan Jalan Adi Sucipto 2 sisi utara.

b. Tingkat pelayanan pesepeda

Hasil tingkat pelayanan pesepeda Kategori A terdapat pada Jalan Adi Sucipto 1, Jalan Adi Sucipto 2, dan Jalan Adi Sucipto 3.

c. Tingkat pelayanan angkutan umum

Hasil tingkat pelayanan angkutan umum kategori B terdapat pada Jalan Adi Sucipto 1 sisi utara, Jalan Adi Sucipto 2 sisi utara, Jalan Adi Sucipto 2 sisi selatan dan Jalan Adi Sucipto 3 sisi selatan. Kategori C ter-dapat pada Jalan Adi Sucipto 1 sisi selatan, dan Jalan Adi Sucipto 3 sisi utara,

UCAPAN TERIMAKASIH

Terima kasih saya ucapkan kepada Bapak Budi Yulianto, S.T., M.Sc., Ph.D. dan Ibu Amirotul MHM, S.T., M.Sc.. selaku pemebimbing yang telah membimbing, memberi arahan dan masukan dalam penelitian ini, dan GIZ SUTIP Kota Surakarta.

REFERENSI

Anonim. 2005. Buku Pedoman Penulisan Tugas Akhir. Surakarta : Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik, Universitas Sebelas Maret

Departemen Pekerjaan Umum. (1997). Manual Kapasitas Jalan Indonesia. Jakarta : Direktorat Jendral Penataan Ru-ang.

Departemen Perhubungan. (1996). Pedoman Teknis Perekayasaan Tempat Perhentian Kendaraan Penumpang Angkutan

Umum. Jakarta

http://tic-tools.com

Indah Rossaria. 2013. Identifikasi Lokasi dan Fungsi Halte Sebagai Tempat Henti Angkutan Umum Berdasar Tata Guna

Lahan di Kota Bogor. Bogor : Universitas Pakuan

Kamal Singh dan P.K. Jain. 2011. Methods of Assessing Pedestrian Level of Service. India : Maulana Azad National In-stitute of Technology

Karim, Muhammad Yunus dan Zulkaidi, Denny. 2013. Strategi Peningkatan Tingkat Pelayanan Sepeda di Kota

Ban-dung. Bandung: Institut Teknologi Bandung

Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 10. 2012. Standar Pelayanan Minimal Angkutan Massal Berbasis Jalan. Jakar-ta : Menteri Perhubungan Republik Indonesia

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74. 2014. Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Jakarta

Munardy, dkk. 2005. Hubungan Tingkat Pelayanan Jalan dengan Kinerja Halte pada Lalu Lintas Angkutan Umum. Me-dan: Universitas Sumatera Utara

(7)

e-JurnalMATRIKS TEKNIK SIPIL/Maret 2017/228 Prasetyaningsih, Indah. 2010. Analisis Karakteristik dan Tingkat Pelayanan Fasilitas Pejalan Kaki di Kawasan Pasar

Mal-am Ngarsopuro Surakarta. Surakarta: Universitas Sebelas Maret

Primasari, Devi Putri. 2013. Evaluasi Fasilitas Jalur Lambat dan Trotoar Berdasarkan Persepsi Pengguna. Surakarta: Uni-versitas Muhammadiyah Surakarta

Situmeang, Poltak. 2008. Analis Kinerja Pelayanan Angkutan Mobil Penumpang Umum Antar Kota. Medan: Universitas Sumatera Utara

Nisa, Rizqi Luthfiana dan Kusuma, Iwan Pratoyo. 2012. Kinerja Pelayanan Bus Batik Solo Trans di Kota Surakarta. Bandung: Institut Teknologi Bandung

SUTIP, GIZ. 2014. Guideline Penggunaan Analisis Dampak Lalu Lintas Berbasis Web sebagai Alat Ukur Tingkat

Layanan Multimoda pada Link dan Segment. Surakarta

Transportation Research Board. 2010. Highway Capacity Manual 2010. Washington, D.C.

Gambar

Gambar 2. Input Data dan Perhitungan pada TIC-tools
Tabel 3. Rekapitulasi Hasil Tingkat Pelayanan Angkutan Umum

Referensi

Dokumen terkait

Timbulan dan Komposisi Sampah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) Rumah Tangga Kota Padang. Padang: Teknik Lingkungan Universitas

Skripsi oleh Tri (2014) yang berasal dari Universitas Jember berjudul “Analisis Diksi dan Stilistika Genetis pada Lirik Lagu Ebiet G. Penelitian ini membahas tentang

Dalam kepemimpinan yang sangat luas berikut peneliti mencakup permasalahan dengan sub fokus untuk mengetahui pembinaan disiplin oleh kepalas sekolah, pemberian motivasi kerja

Belum ada kelas khusus untuk anak inklusi yang berbasis anak usia dini, masih bersatu dengan anak-anak normal dalam pembelajarannya sehingga kadang kala anak inklusi

Sebelum adanya program FEWS atau saat terjadinya banjir bandang tahun 2010, masyarakat belum memiliki sistem peringatan dini (wawancara KSB Wates, Beringin,)

Diharapkan dapat membantu perusahaan untuk mendapatkan gambaran informasi yang menyangkut sistem pengendalian intern dan mengenai pentingnya peranan sistem

19) Bahwa oleh karena pemilukada Kabupaten Polewali Mandar sudah cacat persyaratan sejak awal, maka kiranya cukup alasan untuk dijadikan dasar bagi Pemohon untuk meminta

- Mencatat permohonan banding, kasasi / peninjauan kembali ke buku register induk dan input SIPP 15 menit.. - Menyusun dan membuat surat pengantar pengiriman berkas banding