• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS TINGKAT PROFITABILITAS PERUSAHAAN BUMN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA SEBELUM DAN SESUDAH BERLAKUNYA UNDANG-UNDANG PERPAJAKAN TAHUN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS TINGKAT PROFITABILITAS PERUSAHAAN BUMN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA SEBELUM DAN SESUDAH BERLAKUNYA UNDANG-UNDANG PERPAJAKAN TAHUN"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

1 ANALISIS TINGKAT PROFITABILITAS PERUSAHAAN BUMN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA SEBELUM DAN SESUDAH

BERLAKUNYA UNDANG-UNDANG PERPAJAKAN TAHUN 2008 Irina Yanuarisma Yuvinasari1, Herawati1, Dandes Rifa2

1

Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Bung Hatta E-mail :irina_yanuarisma@yahoo.co.id

2

Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Bung Hatta Abstract

The purpose of this study was to determine the level of profitability state-owned enterprises before and after the enactment of Tax Reform 2008. Variables used to measured the performance is profitability ratios are proxied by Net Profit Margin, Return On Asset and Return on Equity. The sampling method used was puposive sampling as many as 15 state-owned enterprises with the observation period two years before and two years after from the year 2007-2010 and the analysis used in this study is a paired samples T-test.

The results of hypothesis testing showed that there was no significant difference at the level profitability of state-owned enterprises before and after the enactment of Tax Reform 2008 based on Net Profit Margin, Return on Asset and Return on Equity.

Key words : Net Profit Margin, Return on Assets, Return on Equity, Profitability, Tax Reform 2008.

1

Mahasiswa Akuntansi, Program S1, Jurusan Akuntansi Universitas Bung Hatta, Padang.

1

Pembimbing-1 Skripsi

(2)

2 Pendahuluan

Undang-Undang Perpajakan yang dikeluarkan pemerintah selalu mengalami perubahan dari waktu ke waktu sesuai dengan perkembangan yang terjadi ditengah-tengah masyarakat. Perubahan tersebut merupakan penyempurnaan Undang-Undang Perpajakan yang ada dan merupakan bagian dari reformasi birokrasi yang ada di Departemen Keuangan khususnya Direktorat Jenderal Pajak. Reformasi perpajakan yang terjadi merupakan perubahan yang mendasar di segala aspek perpajakan termasuk reformasi UU perpajakan itu sendiri. Reformasi pajak dilakukan agar sistem perpajakan dapat lebih efektif dan efisien, sejalan dengan perkembangan globalisasi yang menuntut daya saing tinggi dengan negara lain. Tentu saja dengan memperhatikan prinsip-prinsip perpajakan yang sehat seperti persamaan (equality), kesederhanaan (simplicity), dan keadilan (fairness), sehingga tidak hanya berdampak terhadap peningkatan kepastian fiskal, melainkan terhadap perkembangan kondisi ekonomi makro. Perubahan ini juga dilakukan untuk merangsang investasi, meningkatkan profitabilitas dan efisiensi perusahaan.

Dengan berlandaskan pada arah dan tujuan penyempurnaan tersebut perlu dilakukan perubahan Undang-Undang Perpajakan Nomor 7 tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Perpajakan Nomor 17 Ta hun 2000 tentang Perubahan Ketiga atas Undang-Undang Perpajakan Nomor 7 tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan dan melakukan Perubahan Keempat atas Undang-Undang Perpajakan Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan yaitu Undang-Undang Perpajakan Nomor 36 tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan yang mulai diberlakukan 1 Januari 2009, (Penjelasan atas Undang-Undang RI No. 36 Tahun 2008 Tentang Perubahan Keempat Atas Undang-Undang No. 7 Tahun 1983 Tentang Pajak Penghasilan Tahun 2008) yang terdiri dari :

1. Tarif WP Badan Dalam Negeri (Pasal 17 ayat (1) huruf b)

Ketentuan Sebelum Perubahan (Undang-Undang Pajak tahun 2000) No. Lapisan Penghasilan Kena Pajak Tarif Pajak

1. Sampai dengan Rp. 50.000.000,- 10% 2. Di atas Rp. 50.000.000,-s.d Rp.100.000.000,,- 15%

(3)

3 Ketentuan Perubahan (Undang-Undang Pajak Tahun 2008) yang mulai berlaku tanggal 1 Januari 2009 :

1. WP badan dalam negeri dan bentuk usaha tetap adalah sebesar 28% untuk tahun pajak 2009.

2. WP badan dalam negeri mulai tahun pajak 2010 diturunkan menjadi 25% . Penerapan tarif tunggal dimaksudkan untuk menyesuaikan dengan prinsip kesederhanaan dan international best practice (mengimbangi tarif PPh yang berlaku di negara-negara tetangga yang relatif lebih rendah, meningkatkan daya saing di dalam negeri, mengurangi beban pajak dan meningkatkan kepatuhan WP).

2. Tarif WP Perseroan Terbuka (Pasal 17 ayat (2b)

WP badan dalam negeri berbentuk perseroan terbuka yang telah go publik diberikan pengurangan tarif sebesar 5% dari tarif normal dengan kriteria paling sedikit 40% dari jumlah keseluruhan saham yang disetor diperdagangkan di bursa efek di Indonesia. Insentif ini diharapkan dapat mendorong lebih banyak perusahaan yang masuk bursa sehingga akan meningkatkan good corporate governance dan mendorong pasar modal sebagai sumber pembiayaan bagi perusahaan.

3. Pemotongan/Pemungutan

a. Pembedaan tarif pemotongan/pemungutan

Jenis Pot/Put Tarif untuk yang tidak memiliki NPWP

Pasal 21 Pengenaan tarif 20% lebih tinggi dari tarif normal untuk WP yang menerima penghasilan yang dipotong PPh Pasal 21 Pasal 22 Pengenaan tarif 100% lebih tinggi dari tarif normal untuk WP

yang menerima penghasilan yang dipotong PPh Pasal 22 Pasal 23 Pengenaan tarif 100% lebih tinggi dari tarif normal untuk WP

yang menerima penghasilan yang dipotong PPh Pasal 23 b. Perluasan Objek PPh Pasal 22

WP yang membeli barang yang tergolong sangat mewah dipungut PPh Pasal 22 sebagai pembayaran PPh tahun berjalan.

c. Perubahan tarif PPh Pasal 23

Tarif PPh Pasal 23 yang semula hanya 15% dari penghasilan neto dirubah menjadi sebagai berikut :

(4)

4 - 15% dari peredaran bruto atas dividen, bunga, royalti, dan hadiah, penghargaan,

bonus dan sejenisnya.

- 2% dari peredaran bruto atas jasa-jasa seperti sewa, jasa manajemen, jasa konstruksi, jasa konsultan, dan jasa lainnya.

Perubahan tersebut dimaksudkan untuk memberikan keseragaman pemotongan pajak yang sebelumnya ada yang didasarkan pada penghasilan bruto dan sebagian didasarkan pada penghasilan neto. Dengan metode ini, penerapan perpajakan diharapkan dapat lebih sederhana dan tarif relatif lebih rendah sehingga dapat meningkatkan kepatuhan WP.

4. Fasilitas Perpajakan bagi UMKM (Pasal 31 E)

WP badan dalam negeri dengan peredaran bruto s.d Rp. 50 miliar mendapat fasilitaas berupa pengurangan tarif sebesar 50% dari tarif normal yang dikenakan atas Penghasilan Kena Pajak dari bagian peredaran bruto sampai dengan Rp. 4,8 miliar. Pemberian insentif tersebut dimaksudkan untuk mendorong berkembangnya UMKM yang pada kenyataannya memberikan kontribusi yang signifikan bagi perekonomian di Indonesia. Pemberian insentif juga diharapkan dapat mendorong kepatuhan WP yang bergerak di bidang UMKM.

Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dengan menggunakan seluruh modal yang dimiliki dalam suatu periode tertentu. Profitabilitas suatu perusahaan akan mempengaruhi kebijakan para investor atau investasi yang dilakukan. Kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba akan dapat menarik para investor untuk menanamkan dananya guna memperluas usahanya, sebaliknya tingkat profitabilitas yang rendah akan menyebabkan para investor menarik dananya.

Tujuan penggunaan rasio profitabilitas bagi perusahaan maupun pihak luar perusahaan adalah untuk mengukur atau menghitung laba yang diperoleh perusahaan dalam satu periode tertentu, untuk menilai perkembangan laba dari waktu ke waktu, untuk menilai besarnya laba bersih setelah pajak dengan modal sendiri dan untuk mengukur produktivitas dari seluruh dana perusahaan yang digunakan baik modal pinjaman maupun modal sendiri.

Sedangkan manfaat yang diperoleh adalah untuk mengetahui besarnya tingkat laba yang diperoleh perusahaan dalan satu periode, mengetahui posisi laba perusahaan tahun sebelumnya dengan tahun sekarang, mengetahui perkembangan laba dari waktu ke waktu, mengetahui besarnya laba bersih setelah pajak dengan modal sendiri, dan mengetahui

(5)

5 produktivitas dari seluruh dana perusahaan yang digunakan baik modal pinjaman maupun modal sendiri.

Adapun tujuan penelitian dari penelitian ini untuk membuktikan secara empiris bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada tingkat profitabilitas perusahaan BUMN yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk periode sebelum dan sesudah berlakunya Undang-Undang Perpajakan Tahun 2008 berdasarkan Net Profit Margin (NPM), terdapat perbedaan yang signifikan pada tingkat perofitabilitas perusahaan BUMN yang terdapat di Bursa Efek untuk periode sebelum dan sesudah berlakunya Undang-Undang Perpajakan Tahun 2008 berdasarkan Return On Asset (ROA), terdapat perbedaan yang signifikan pada tingkat profitabilitas perusahaan BUMN yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia untuk periode sebelum dan sesudah berlakunya Undang-Undang Perpajakan Tahun 2008 berdasarkan Return On Equity (ROE).

Pada tahun 2000 reformasi pajak dilakukan dengan cara mencari objek pajak yang potensial dalam rangka menghimpun dana dan mendorong pemulihan perekonomian. Salah satu cara yang dilakukan yaitu dengan mengenakan tarif berbeda pada wajib pajak perorangan dan wajib pajak badan, di samping itu untuk wajib pajak badan, lapisan pajak yang dikenakan juga berbeda. Diharapkan dengan perubahan yang ketiga ini, wajib pajak badan dapat lebih diuntungkan sehingga penerimaan dari wajib pajak badan lebih meningkat, Radianto (2004).

Sedangkan pada tahun 2008 UU Perpajakan No. 36 yang resmi diundangkan pada tanggal 23 September 2008 dan berlaku efektif mulai tanggal i Januari 2009, yang juga merupakan perubahan keempat, perubahannya berupa penurunan tarif secara bertahap, pembedaan tarif serta penyederhanaan lapisan kena pajak (hanya dikenakan tarif tunggal/single rate) yang berarti bahwa berapapun penghasilan yang diperoleh Wajib Pajak Badan dan Badan Usaha Tetap maka tarif yang dikenakan adalah sama, dengan tujuan untuk memberikan beban pajak yang lebih proporsional bagi tiap-tiap golongan wajib pajak sehingga kemungkinan jumlah beban pajak menjadi lebih kecil.

Perubahan yang terjadi dalam Undang-Undang Pajak Penghasilan Badan berkaitan dengan pengakuan penghasilan dan biaya yang ada pada laporan laba rugi, sehingga kalau ada perubahan hal ini akan mempengaruhi besar kecilnya laba rugi perusahaan. Pembayaran pajak yang dilakukan sangat tergantung pada perolehan laba selama satu tahun pajak. Apabila perolehan laba (profitabilitas) semakin besar (tinggi) maka pembayaran pajak akan semakin besar, sehingga kontribusi kepada pendapatan negara juga semakin besar.

(6)

6 Disamping itu perubahan ini juga memberikan dampak yang positif kepada perusahaan sebagai wajib pajak karena adanya stimulus yang memberikan kemudahan dalam perhitungan, penyetoran dan pelaporannya. Dengan adanya stimulus ini diharapkan profitabilitas perusahaan akan semakin meningkat dan kalau profitabilitas meningkat maka pembayaran pajak juga akan mengalami perubahan.

Dengan demikian UU terbaru ini diharapkan dapat memberikan kontribusi posotif bagi perusahaan yaitu dapat meningkatkan profitabilitas perusahaan yang nantinya akan meningkatkan nilai (value) perusahaan sehingga akan meningkatkan kesejahteraan para pemegang saham karena adanya beberapa perubahan yang dapat berakibat langsungpada tinggi rendahnya laba bersih setelah pajak antara lain perubahan tarif pajak, perluasan biaya sebagai pengurang penghasilan bruto, perluasan penghasilan yang merupakan objek pajak dan pengenaan tarif tunggal terutama bagi perusahaan yang memilki penghasilan kena pajak diatas Rp. 100 juta, namun perubahan ini dapat memperkecil jumlah pajak terutang per perusahaan apabila menerapkan biaya-biaya fiskal yang dapat dikurangkan dari penghasilan bruto.

Dari uraian latar belakang di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian atas perubahan Undang-Undang Perpajakan Tahun 2000 menjadi Undang-Undang Perpajakan Tahun 2008, yang bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan yang signifikan terhadap tingkat profitabilitas antara sebelum dan sesudah diberlakukannya Undang-Undang Perpajakan Tahun 2008 pada perusahaan BUMN yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Adapun perbedaan yang mendasar dari penelitian sebelumnya adalah, Radianto (2004), Ika (2005), Wijayanto (2010), dan Ewi (2006) meneliti kinerja perusahaan sebelum dan sesudah berlakunya Undang-Undang Perpajakan Tahun 2000 sedangkan Sulastri (2009) meneliti kinerja perusahaan sebelum dan sesudah berlakunya Undang-Undang Perpajakan Tahun 1994.

Metode Penelitian

Jenis dan Sumber Data Penelitian termasuk penelitian data sekunder yaitu data eksternal berupa data laporan keuangan yang berasal dari Indonesian Stock Exchange. Populasi dari penelitian ini yaitu perusahaan BUMN yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan menggunakan metode Purposive Sampling sebagai teknik pengambilan sampel dengan kriteria :

(7)

7 a. Perusahaan termasuk dalam perusahaan BUMN yang berorientasi laba dan berbentuk Perseroan Terbuka (non perbankan) yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2010.

b. Perusahaan menerbitkan Laporan Keuangan selama 4 tahun berturut-turut dari tahun 2007 sampai dengan 2010 yang telah diaudit serta diumumkan di Bursa Efek Indonesia dengan tahun buku yang berakhir 31 Desember

c. Laporan keuangan menyediakan data yang lengkap tersedia dan dapat dihitung rasio keuangannya.

Diperoleh hasil yang memenuhi kriteria sampel sebanyak 15 perusahaan BUMN dengan window period data yang diambil adalah 2 tahun sebelum (2007,2008) dan 2 tahun sesudah (2009,2010) berlakunya Undang-Undang tersebut. Metode Penelitian adalah penelitian deskriptif komparatif yang bertujuan membandingkan suatu keadaan pada satu periode dengan periode lainnya kemudian menganalisis perbedaan yang terjadi sebagai hubungan sebab akibat atas suatu kejadian atau fenomena (Sekaran, 2011). Metode pengumpulan data yang dilakukan adalah mengunjungi situs www.idx.co.id dan mengunduh data laporan keuangan perusahaan yang sudah ditentukan sebagai sampel serta studi Kepustakaan. Dalam penelitian ini, variabel yang digunakan adalah 3 rasio profitabilitas yang terdiri dari Margin Laba Bersih (Net Profit Margin/NPM)) adalah rasio yang digunakan untuk mengukur/menilai seberapa jauh penjualan mampu menghasilkan laba bersih, Return on Asset (ROA) adalah rasio yang digunakan untuk mengukur/menilai kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari aktiva yang digunakan, Return on Equity (ROE) adalah rasio yang digunakan untuk mengukur pengembalian atas investasi pemegang saham dan juga mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba yang tersedia untuk pemegang saham. Metode Analisis dengan menggunakan software versi 11.5 for windows. Teknik analisa data yang digunakan adalah uji normalitas dengan alat uji statistik non parametrik Kolmogorov-Smirnov untuk melihat apakah data berdistribusi normal atau tidak dengan hipotesis apabila probabilitas > dari alpha 0,05 maka asumsi normalitas terpenuhi dan apabila probabilitas < dari alpha 0,05 maka asumsi normalitas tidak terpenuhi (Ghozali, 2011). Sedangkan untuk pengujian hipotesis menggunakan alat uji beda t-test yang bertujuan untuk membandingkan antara dua nilai rata-rata yaitu tahun sebelum dengan tahun sesudah berlakunya Undang-Undang Perpajakan tahun 2008 dengan standar error dari rata-rata perbedaan dua sampel dengan hipotesis apabila hasil nilai Sig (2 tailed) < nilai signifikansi 0,05 berarti H1 diterima artinya menunjukkan

(8)

8 perbedaan yang signifikan dan apabila hasil nilai Sig (2 tailed) > nilai signifikansi 0,05 berarti H1 ditolak artinya tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan (Ghozali, 2011).

Analisis Hasil Penelitian Dan Pembahasan 1. Proses Pengumpulan Data

Berdasarkan sumber data yang diteliti, penelitian ini termasuk penelitian data sekunder. Data sekunder adalah data yang diperoleh peneliti secara tidak langsung tetapi melalui media perantara atau pihak lain. Keuntungan dari penelitian ini relatif lebih cepat dan murah dibandingkan dengan pengumpulan data primer. Tipe data sekunder dari penelitian ini adalah data eksternal berupa data laporan keuangan yang berasal dari Indonesian Capital Market Directory (ICMD). Diperoleh hasil perhitungan masing-masing rasio profitabilitas (Net Profit Margin, Return on Asset dan Return on Equity) dari tahun 2007-2010 disajikan pada tabel 4.1, 4.2 dan 4.3 sebagai berikut :

Tabel 4.1

Net Profit Margin Perusahaan Sampel

No. Kode Nama Perusahaan NPM

2007 2008 2009 2010

1. TLKM PT Telekomunikasi Indonesia

(Persero) Tbk 20,8% 16,6% 16,8% 16,8%

2. PTPP PT PP (Persero) Tbk 2,89% 3,09% 3,88% 4,58% 3. TINS PT Timah (Persero) Tbk 21% 15% 4% 11% 4. KRAS PT Krakatau Steel (Persero) Tbk 2,13% 2,23% 2,93% 7,15% 5. ANTM PT Aneka Tambang (Persero) Tbk 42,63% 14,26% 6,94% 19,25% 6. PGAS PT Perusahaan Gas (Persero) Tbk 13,24% 4,94% 34,56% 31,56% 7. ADHI PT Adhi Karya (Persero) Tbk 2,24% 1,23% 2,15% 3,34% 8. GIAA Garuda Indonesia (Persero) Tbk 1,09% 5,04% .5,70% 2,64% 9. SMGR PT Semen Gresik (Persero) Tbk 18,5% 20,7% 23,1% 25,3% 10. KAEF PT Kimia Farma (Persero) Tbk 2,21% 2,05% 2,19% 4,36% 11. PTBA PT Bukit Asam (Persero) Tbk 18,3% 28,0% 33,8% 25,4% 12. SMFP PT Sarana Multigriya Finansial

(9)

9 13. WIKA PT Wijaya Karya (Persero) Tbk 3,01% 2,38% 2,87% 4,73% 14. JMPD PT Jasa Marga (Persero) Tbk 10,41% 21,11% 26,89% 27,26% 15. ISAT PT Indosat (Persero) Tbk 12,10% 9,78% 7,96% 3,27%

Sumber : Data Laporan Keuangan BEI

Tabel 4.2

Return On Asset Perusahaan Sampel

No. Kode Nama Perusahaan ROA

2007 2008 2009 2010

1. TLKM PT Telekomunikasi Indonesia

(Persero) Tbk 15,9% 11,7% 11,7% 11,6%

2. PTPP PT PP (Persero) Tbk 4,43% 4,37% 3,96% 3,70% 3. TINS PT Timah (Persero) Tbk 36% 23% 6% 16% 4. KRAS PT Krakatau Steel (Persero) Tbk 2,82% 2,99% 3,87% 6,04% 5. ANTM PT Aneka Tambang (Persero) Tbk 52,95% 12,28% 5,99% 15,13% 6. PGAS PT Perusahaan Gas (Persero) Tbk 5,69% 2,48% 21,73% 19,44% 7. ADHI PT Adhi Karya (Persero) Tbk 2,6% 1,6% 5,9% 6,5% 8. GIAA Garuda Indonesia (Persero) Tbk 1,28% 6,37% 6,88% 3,77% 9. SMGR PT Semen Gresik (Persero) Tbk 20,8% 23,8% 25,7% 23,3% 10. KAEF PT Kimia Farma (Persero) Tbk 3,76% 3,83% 3,99% 8,37% 11. PTBA PT Bukit Asam (Persero) Tbk 18,3% 28,0% 33,8% 23,0% 12. SMFP PT Sarana Multigriya Finansial

(Persero) Tbk 7,86% 6,09% 4,85% 3,02%

13. WIKA PT Wijaya Karya (Persero) Tbk 3,12% 2,70% 3,32% 4,53% 14. JMPD PT Jasa Marga (Persero) Tbk 2,01% 4,83% 6,14% 6,30% 15. ISAT PT Indosat (Persero) Tbk 9,98% 9,16% 5,84% 6,58% Sumber : Data Laporan Keuangan BEI

Tabel 4.3

Return On Equity Perusahaan Sampel

No. Kode Nama Perusahaan ROE

(10)

10 1. TLKM PT Telekomunikasi Indonesia

(Persero) Tbk 39,2% 31,5% 29,5% 26,0%

2. PTPP PT PP (Persero) Tbk 38,66% 40,10% 42,43% 19,02% 3. TINS PT Timah (Persero) Tbk 53% 35% 9% 23% 4. KRAS PT Krakatau Steel (Persero) Tbk 6,18% 8,45% 8,52% 41,43% 5. ANTM PT Aneka Tambang (Persero) Tbk 78,56% 16,27% 7,46% 18,99% 6. PGAS PT Perusahaan Gas (Persero) Tbk 167,17% 188,42% 99,87% 92,21% 7. ADHI PT Adhi Karya (Persero) Tbk 32,3% 19,3% 27,1% 33,2% 8. GIAA Garuda Indonesia (Persero) Tbk 12,06% 71,35% 31,69% 14,91% 9. SMGR PT Semen Gresik (Persero) Tbk 26,8% 31,3% 32,6% 30,3% 10. KAEF PT Kimia Farma (Persero) Tbk 5,75% 5,84% 6,28% 12,45% 11. PTBA PT Bukit Asam (Persero) Tbk 27,1% 42,7% 47,1% 31,2% 12. SMFP PT Sarana Multigriya Finansial

(Persero) Tbk 5,51% 4,14% 6,91% 5,44%

13. WIKA PT Wijaya Karya (Persero) Tbk 10,00% 11,27% 12,34% 15,81% 14. JMPD PT Jasa Marga (Persero) Tbk 4,65% 10,77% 13,82% 15,42% 15. ISAT PT Indosat (Persero) Tbk 19,46% 17,89% 27,19% 27,32% Sumber : Data Laporan Keuangan BEI

Dari hasil pengumpulan dan perhitungan rasio profitabilitas yang telah dilakukan dan diperoleh dari 15 perusahaan BUMN yang menjadi sampel selama 4 tahun (2007-2010), terlihat pada tabel 4.1 nilai NPM tertinggi pada tahun 2007 sebesar 78,98% dimiliki PT. Sarana Multigriya Finansial (Persero) Tbk dan terendah 1,09% dimiliki Garuda Indonesia (Persero) Tbk, tahun 2008 nilai NPM tertinggi sebesar 80,49% dimiliki PT. Sarana Multigriya Finansial (Persero) Tbk dan terendah 1,23% dimiliki PT. Adhi Karya (Persero) Tbk, tahun 2009 nilai NPM tertinggi sebesar 74,69% dimiliki PT. Sarana Multigriya Finansial (Persero) Tbk dan terendah 2,15% dimiliki PT. Adhi Karya (Persero) Tbk serta tahun 2010 nilai NPM tertinggi sebesar 43,53% juga dimiliki PT. Sarana Multigriya Finansial (Persero) Tbk dan terendah 2,64% dimiliki Garuda Indonesia (Persero) Tbk.

Pada tabel 4.2 nilai ROA tertinggi tahun 2007 sebesar 52,95% dimiliki oleh PT. Aneka Tambang (Persero) Tbk dan terendah 1,28% dimiliki Garuda Indonesia (Persero) Tbk, tahun 2008 nilai ROA tertinggi sebesar 28,0% dimiliki oleh PT. Bukit Asam (Persero) Tbk dan terendah 1,6% dimiliki oleh PT. Adhi Karya (Persero) Tbk, tahun 2009 nilai ROA tertinggi sebesar 33,8% dimiliki PT.. Bukit Asam (Persero) Tbk dan terendah 3,32% dimiliki PT.

(11)

11 Wijaya Karya (Persero) Tbk serta tahun 2010 ROA tertinggi sebesar 23,3% dimiliki PT. Semen Gresik (Persero) Tbk dan terendah 3,02% dimiliki oleh PT. Sarana Multigriya Finansial (Persero) Tbk.

Kemudian pada tabel 4.3 untuk hasil perhitungan rasio ROE, nilai rasio pada tahun 2007 tertinggi sebesar 167,17% dimiliki PT. Perusahaan Gas (Persero) Tbk dan terendah 4,65% dimiliki PT Jasa Marga (Persero) Tbk, pada tahun 2008 nilai ROE tertinggi sebesar 188,42% dimiliki PT. Perusahaan Gas (Persero) Tbk dan terendah 4,14% dimiliki PT. Sarana Multigriya Finansial (Persero) Tbk, tahun 2009 nilai ROE tertinggi sebesar 99,87% dimiliki PT. Perusahaan Gas (Persero) Tbk dan terendah 6,28% dimiliki PT. Kimia Farma (Persero) Tbk serta tahun 2010 nilai ROE tertinggi sebesar 92,21% dimiliki PT. Gas Perusahaan Gas (Persero) Tbk dan terendah 5,44% dimiliki PT. Kimia Farma (Persero) Tbk.

2. Hasil Uji Normalitas

Pengujian normalitas data dalam penelitian ini menggunakan uji statistik One Sampel Kolmogrov (K-S) dengan asumsi jika nilai signifikansi lebih besar dari nilai alpha 0,05 maka data berdistribusi normal dan sebaliknya jika nilai signifikansi lebih kecil dari nilai alpha 0,05 maka data tidak terdistribusi normal Diperoleh hasil pengujian normalitas meliputi seluruh data yang ada untuk variabel Net Profit Margin (NPM), Return On Asset (ROA), dan Return On Equity (ROE) disajikan dalam tabel 4.4 sebagai berikut :

Tabel 4.4.

Hasil Uji Normalitas Untuk NPM, ROA, dan ROE

N Asymp.

Sig (2-tailed) Alpha

Keterangan

Net Profit Margin (NPM) 60 0.867 0,05 Normal Return On Asset (ROA) 60 0,880 0,05 Normal Return On Equity (ROE) 60 0,398 0,05 Normal Sumber : Hasil Pengolahan Data Sekunder Tahun 2013

Berdasarkan hasil uji normalitas di atas, menggambarkan bahwa nilai Asymp. Sig (2-tailed) untuk masing-masing rasio Profitabilitas lebih besar dari 0,05. Diantaranya nilai Net Profit Margin 0,867 > 0,05, Return On Asset 0,880 > 0,05 dan Return On Equity 0,398 > 0,05. Dapat disimpulkan bahwa ketiga variabel yang digunakan dalam penelitian ini berdistribusi normal, sehingga pengujian statistik dapat dilakukan.

(12)

12 Berdasarkan rumusan masalah dan hipotesis yang dikemukakan dalam bab sebelumnya, dengan menggunakan Uji T-test sampel berpasangan untuk menganalisis data berdasarkan perhitungan dengan menggunakan komputer program SPSS, maka diperoleh hasil perbandingan untuk Net Profit Margin, Return On Asset dan Retun On Equity sebelum dan sesudah berlakunya Undang-Undang Perpajakan Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan pada BUMN seperti dalam tabel 4.5 berikut :

Tabel 4.5

Hasil Uji T-Test Berpasangan untuk Net Profit Margin,

Return On Asset dan Return On Equity

T hitung Sig.

(2-tailed) Alpha Keterangan

Net Profit Margin (NPM) 0,176 0,862 0,05 Tidak Signifikan Return On Asset (ROA) 0,392 0,699 0,05 Tidak Signifikan Return On Investment (ROE) 0,641 0,114 0,05 Tidak Signifikan Sumber : Hasil Pengolahan Data Sekunder Tahun 2013

3.1. Hasil Pengujian Hipotesis Satu

Berdasarkan uji T-test sampel berpasangan pada tabel 4.5 dari hasil perhitungan NPM terhadap tingkat profitabilitas secara statistik tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan untuk periode dua tahun sebelum dengan dua tahun sesudah diberlakukannya Undang-Undang Perpajakan Tahun 2008. Hal ini terbukti dari nilai Sig. (2-tailed) sebesar 0,862, dimana nilai ini lebih besar dari nilai signifikansi 0,05 sehingga H1 ditolak, artinya hipotesis satu tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan terhadap peningkatan profitabilitas perusahaan BUMN untuk periode dua tahun sebelum dengan dua tahun sesudah diberlakukannya Undang-Undang Perpajakan tahun 2008 sehingga hipotesis tersebut tidak dapat diterima.

3.2. Hasil Pengujian Hipotesis Dua

Berdasarkan uji T-test sampel berpasangan pada tabel 4.5 dari hasil perhitungan ROA terhadap tingkat profitabilitas secara statistik tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan untuk periode dua tahun sebelum dengan dua tahun sesudah diberlakukannya Undang-Undang Perpajakan Tahun 2008. Hal ini terbukti dari nilai Sig. (2-tailed) sebesar 0,699, dimana nilai ini lebih besar dari nilai signifikansi 0,05 sehingga H2 ditolak, artinya hipotesis dua tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan terhadap peningkatan profitabilitas perusahaan BUMN untuk periode dua tahun sebelum dengan dua tahun sesudah

(13)

13 diberlakukannya Undang-Undang Perpajakan Tahun 2008 sehingga hipotesis tersebut juga tidak dapat diterima.

3.3. Hasil Pengujian Hipotesis Tiga

Berdasarkan uji T-test sampel berpasangan pada tabel 4.5 dari hasil perhitungan ROE terhadap tingkat profitabilitas secara statistik juga tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan untuk periode dua tahun sebelum dengan dua tahun sesudah diberlakukannya Undang-Undang Perpajakan tahun 2008. Hal ini terbukti dari nilai Sig. (2-tailed) sebesar 0,114, dimana nilai ini lebih besar dari nilai signifikansi 0,05 sehingga H3 ditolak, artinya hipotesis tiga juga tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan terhadap peningkatan profitabilitas perusahaan BUMN untuk periode dua tahun sebelum dengan dua tahun sesudah diberlakukannya Undang-Undang Perpajakan tahun 2008 sehingga hipotesis tersebut juga tidak dapat diterima.

Dari seluruh pengujian hipotesis di atas dapat disimpulkan bahwa nilai NPM, ROA dan ROE yang digunakan untuk mengukur seberapa jauh tingkat penjualan, total aktiva yang digunakan serta modal yang telah dikeluarkan mampu menghasilkan laba bersih setelah dikurangi beban pajak tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan terhadap peningkatan laba perusahaan BUMN antara sebelum dengan sesudah diberlakukannya Undang-Undang Perpajakan Tahun 2008 yang juga berarti bahwa perubahan Undang-Undang Perpajakan berupa penurunan tarif pajak, pembedaan tarif serta penyederhanaan lapisan kena pajak dari 3 lapisan menjadi single rate (tarif tunggal) yang berlaku untuk perusahaan belum dapat memberikan kontribusi positif bagi perusahaan sehingga perubahan tersebut tidak berpengaruh pada peningkatan nilai (value) perusahaan pada umumnya dan kesejahteraan para pemegang saham pada khususnya.

Hal ini sesuai dengan penelitian terdahulu Radianto (2004) yang meneliti tingkat efisiensi perusahaan perbankan dengan menggunakan seluruh rasio khusus perbankan dan penelitian Wijayanto (2010) yang meneliti profitabilitas dan nilai pasar perusahaan manufaktur dengan menggunakan dua rasio profitabilitas. Hasil dari penelitian tersebut tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan antara periode sebelum dan sesudah berlakunya Undang-Undang Perpajakan Tahun 2000. Namun tidak mendukung penelitian yang dilakukan Ika (2005) yang menggunakan seluruh rasio keuangan serta Ewi (2006) yang menggunakan dua rasio profitabilitas untuk tingkat efisiensi perusahaan manufaktur. Hasil dari penelitian

(14)

14 menununjukkan adanya perbedaan yang signifikan untuk periode sebelum dan sesudah diberlakukannya Undang-Undang Perpajakan Tahun 2000.

Kesimpulan Dan Keterbatasan dan Saran

1. Kesimpulan

Penelitian ini dilakukan untuk melihat perbedaan yang signifikan terhadap tingkat profitabilitas antara sebelum dengan sesudah berlakunya Undang-Undang Perpajakan Tahun 2008, dimana yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah rasio profitabilitas yaitu Net Profit Margin (NPM), Return On Asset (ROA), dan Return On Equity (ROE) sebagai alat ukurnya. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan BUMN yang terdaftar di BEI periode 2007-2010, dan pengambilan sampel dilakukan dengan metode Purposive Sampling. Setelah dilakukan analisis maka diperoleh hasil sebagai berikut :

1. Pada hipotesis pertama disimpulkan bahwa tingkat profitabilitas perusahaan BUMN tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan antara sebelum dan sesudah berlakunya Undang-Undang Perpajakan Tahun 2008 berdasarkan Net Profit Margin (NPM).

2. Pada hipotesis kedua juga menyatakan tidak adanya perbedaan yang signifikan terhadap tingkat profitabilitas antara sebelum dan sesudah berlakunya Undang-Undang Perpajakan Tahun 2008 berdasarkan Return On Asset (ROA).

3. Pada hipotesis ketiga mendapatkan hasil yang sama bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan terhadap tingkat profitabilitas antara sebelum dan sesudah berlakunya Undang-Undang Perpajakan Tahun 2008 berdasarkan Return On Equity (ROE).

2. Keterbatasan

Dalam penelitian ini masih terdapat beberapa keterbatasan yang dihadapi peneliti, sehingga dapat mempengaruhi hasil penelitian :

1. Peneliti hanya mengambil sampel pada perusahaan BUMN saja dan tidak mewakili perusahaan secara keseluruhan sehingga tidak memungkinkan memperoleh keberagaman sampel.

2. Dikarenakan perusahaan BUMN yang listing di BEI terbatas sehingga peneliti memperoleh sampel yang sedikit.

3. Periode pengujian yang pendek yaitu 4 tahun sehingga menyebabkan sedikitnya perolehan data penelitian.

(15)

15 Sehubungan dengan keterbatasan di atas, maka disarankan untuk penelitian selanjutnya :

1. Diharapkan dapat memperluas populasi dan kriteria sampel sehingga hasil yang diperoleh dapat digunakan secara generalisasi sebagai perbandingan dari penelitian sebelumnya. 2. Diharapkan dapat menggunakan jenis data yang berbeda dari penelitian sebelumnya yaitu

jenis data primer agar sampel yang diperoleh lebih proporsional.

3. Diharapkan dapat memperpanjang periode penelitian dari penelitian sebelumnya. Daftar Pustaka

Ewi. 2006. Perbedaan Tingkat Efisiensi Perusahaan Manufaktur Aneka Industri yang Terdaftar di BEJ pada Sebelum dan sesudah Reformasi Undang-Undang Perpajakan tahun 2000, http/journal uii.ac.id/index.php/sinergi/article/view, diakses tanggal 10 Mei 2013.

http://cwiexz.blogspot.com/2009/11/reformasi-perpajakan-di-indonesia.html: 1 Maret 2013. http://www.klinik-pajak.com/pokok-pokok-perubahan-undang-undang-pph-baru html:1 Maret

2013.

Ika, Siti Rochman. 2005. Analisis Efisiensi Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta Sebelum dan Sesudah Berlakunya Undang-Undang Perpajakan 2000. Makalah SNA VIII. Solo.

Mariwan dan Zainal Arifin. 2005. Analisis Kinerja dan Usaha pada Periode Sebelum dan Sesudah Reformasi Pajak Tahun 2000 (Studi Kasus Pada Badan Usaha di Wilayah kabupaten Sleman Kulonprogo dan Gunung Kidul). tersedia di http//journal uii.ac.id/index.php/sinergi/article/view/939/870, diakses tanggal 1 Maret 2013.

Penjelasan Atas Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2008 Tentang Perubahan Keempat Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 Tentang Pajak Penghasilan Tahun 2008.

Peraturan Menteri Keuangan dan Dirjen Pajak tentang Penghitungan Pemotongan Pajak Penghasilan (PPH). 2009, Jakarta; PT Sekala Jalma Karya.

Pratolo. 2007. Good Governance dan Kinerja BUMN Di Indonesia; Aspek Audit Manajemen Dan Pengendalian Intern Sebagai Variabel Eksigen Serta Tinjauannya Pada Jenis Perusahaan. Makalah SNA X. Unhas Makassar.

Radianto. 2004. Analisis Efisiensi Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta Sebelum dan Sesudah Berlakunya Undang-Undang Perpajakan 2000. Makalah SNA.

Sekaran, Uma. 2011. Metodologi Penelitian. Jakarta; Bumi Aksara.

Sulastri, Made. 2009. Perbandingan Kinerja Keuangan Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta Sebelum dan Sesudah Berlakunya Undang-Undang Perpajakan 1994, http/journal uii.ac.id/index.php/sinergi/article/view, diakses tanggal 10 Mei 2013.

Sumarsan, Thomas. 2010. Perpajakan Indonesia (Edisi Pedoman Perpajakan yang Lengkap Berdasarkan Undang-Undang Terbaru), Jakarta; PT Indeks.

Syamsuddin, Lukman. 2000. Manajemen Keuangan Perusahaan Konsep Aplikasi dalam Perencanaan Pengawasan dan Pengambilan Keputusan. Jakarta; PT Raja Grafindo Persada.

Wijayanto, Eko. 2010. Profitabilitas dan Nilai Pasar Perusahaan Manufaktur Yang Masuk dalam LQ-45 Sebelum dan Sesudah Berlakukannya Undang-Undang Perpajakan

(16)

16 Tahun 2000, http//journal uii.ac..id/index.php/sinergi/article/view, diakses tanggal 10 Mei 2013

Referensi

Dokumen terkait

dewan komisaris, proporsi komisaris independen, dan kepemilikan institusional terhadap manajemen laba. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan

Sebab itu, pengaruh yang ditimbulkan televisi bagi pemirsa juga beraneka ragam, bisa berpengaruh ke arah yang positif dan sebaliknya bisa juga berpengaruh negatif, hal

Hasil dari pengujian ANOVA terhadap interaksi antara intensitas cahaya, tingkat kebisingan, dan waktu setelah dianalisis adalah : ada interaksi antara faktor

Karena nilai beta yang dominan dari variabel gejala perilaku maka hipotesis penelitian yang menyatakan bahwa gejala perilaku sebagai variabel yang berpengaruh dominan terhadap

PIKSI

• Bagi mengukuhkan rangka kerja Syariah bagi industri kewangan Islam, Bank Negara Malaysia telah meminda Akta Bank Negara Malaysia 1958 pada tahun 2003 bertujuan menaik taraf

25 Mulyono Abdurrahman, Pendidikan Bagi Anak Kesulitan Belajar, (Jakarta:Rineka Cipta, 1999), h.. Berdasarkan dari semua pendapat dan definisi tersebut di atas, dapat

Sifat benda yang sesuai untuk pasangan gambar di atas adalah ...1. (a) bentuk tetap, volume berubah (b) bentuk berubah,