• Tidak ada hasil yang ditemukan

tambang yang terbesar sedunia. Tahun ini, program Corporate Social Responsibility (CSR) dalam pertemuan tersebut diadakan selama

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "tambang yang terbesar sedunia. Tahun ini, program Corporate Social Responsibility (CSR) dalam pertemuan tersebut diadakan selama"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Edisi 35 : Januari - Maret 2013

K a b a r I t a h

Editorial

Meskipun sudah termuat dalam artikel pendek tentang partisipasi YTS awal tahun ini pada PDAC (Prospectors and Developers Association of Canada) di Toronto, kami rasa tetap perlu menyo-roti tentang meningkatnya keterlibatan perusahaan sektor tambang dalam masalah pertanggungjawaban sosial. Terutama sekali, secara signifikan hal ini muncul pada tahap eksplorasi dalam satu pembangunan mineral. Mengingat social responsibility atau pertanggungjawaban sosial adalah ‘ruang non-teknis’, para geologis dan pihak teknis lainnya harus mempelajari keterampilan baru ini dalam rangka berinteraksi dengan masyarakat dan agar lebih efektif menangani masalah lokal. Salah satu pembicara meringkas gagasan tersebut dalam tiga perta-nyaan: “Apa manfaatnya untuk saya?” “Bagaimana dampaknya terhadap air dan udara?” “Apa yang nanti tersisa untuk anak cucu kita?”

Hal ini menunjukkan bahwa masalah sosial tidak mungkin dipisahkan dari masalah lingkungan – keduanya saling berkaitan. Dan menangani masalah ini membutuhkan orang dengan keahlian khusus, terutama yang mampu mendengar dan menanggapi pertanyaan yang diangkat oleh masyarakat secara terbuka, kemudian memberi jawaban yang tepat.

Pentingnya melakukan segala sesuatu ‘dengan benar sejak awal’ disoroti oleh beberapa pembicara; diakui pula bahwa setiap situasi berbeda dan membutuhkan solusi tepat yang berbeda pula.

Kami semakin yakin melihat pengaku-an akpengaku-an pentingnya terlibat sejak tahap awal, dan perlunya investasi yang layak ketika melakukan segala sesuatu ‘dengan benar’. Sepuluh tahun lalu ketika pertama kali program kami dimulai, pemikiran tersebut ma-sih belum terdengar dalam industri ini. Bardolf Paul

Pimpinan

Social Responsibility menjadi Topik Hangat

di Pertemuan Sektor Tambang Internasional

Asosiasi Prospektor dan Developer Kanada atau PDAC (Prospectors and Developers Association of Canada) setiap tahun mengundang kurang lebih 30.000 orang ke Toron-to, menjadikannya pertemuan sektor tambang yang terbesar sedunia. Tahun ini, program Corporate Social Responsibility (CSR) dalam per-temuan tersebut diadakan selama tiga hari, membahas masalah sepu-tar penggunaan sosial media oleh perusahaan hingga praktek-praktek CSR dalam kegiatan eksplorasi. Banyak pembelajaran bagi YTS ketika mengambil bagian dalam sesi-sesi pada program ini, karena sesi yang ada memberikan gamba-ran global tentang posisi perusa-haan dalam hubungannya dengan masyarakat dan pihak lain yang berkepentingan; dan bagaimana perusahaan harus berurusan

seperti keanekaragaman hayati, transparansi laporan pembayaran serta masalah pendapatan. Sesi media sosial juga membawa pengetahuan baru karena menun-jukkan bahwa dengan meluasnya penggunaan media untuk berkomu-nikasi, perusahaan-perusahaan harus siap menanggapi segala tudi-ngan dan malpraktik atau komentar negatif lainnya dengan lebih cepat. Munculnya media baru seperti Facebook dan Twitter membuat perusahaan lebih mudah berinter-aksi secara langsung dan personal dengan masyarakat dan organisasi lokal. Hal ini membuat interaksinya lebih nyata dan cepat.

Program tiga hari ini diakhiri dengan diskusi panel oleh lima orang CEO yang berusaha menjawab perta-nyaaan seputar kontribusi sektor

Lima CEO dari lima perusahaan tambang besar membahas kontribusi sektor tambang terhadap pembangunan berkelanjutan. Diskusi dilakukan dalam sesi penutupan program diskusi CSR di pertemuan PDAC di Toronto

(2)

Pada awal Maret, YTS menjadi tuan rumah loka-karya bertajuk ‘Teknologi Alternatif untuk Pertam-bangan Skala Kecil’. Lokakarya nasional kedua ini diselenggarakan oleh Blacksmith Institute, yang mengundang sejumlah wakil pemerintah dari tingkat pusat, propinsi dan kabupaten. Selain itu, beberapa pemangku kepentingan juga hadir, termasuk tiga lembaga internasional UNEP, AusAid dan CIFOR. Terjadi banyak diskusi dan interaksi antar peserta dalam lokakarya yang bertujuan membahas strategi agar membantu Pemerintah Indonesia menyele-saikan masalah tentang air raksa. Presentasi pertama oleh Dinas Lingkungan Hidup menjelaskan proses INC segagai awal terbentuknya Minamata Convention yang segera ditandatangani Indonesia Oktober tahun ini di Jepang. Dinas Pertambangan kemudian memberikan presentasi tentang garis be-sar Draft Rencana Aksi Nasional tentang Air Raksa. YTS juga berkesempatan untuk mempresentasikan ringkasan hasil kegiatan proyek air raksa selama tujuh tahun terakhir. Selain itu, ada presentasi dari Blacksmith Institute tentang temuan mereka yang tersusun dalam National Inventory of Toxic Sites in Indonesia, serta presentasi dari UNEP tentang gam-baran global yang menekankan perlunya formalisasi kegiatan tambang skala kecil oleh pemerintah. Sebelum lokakarya, peserta diajak mengunjungi lokasi emas di Kereng Pangi, untuk memperlihat-kan dari dekat, dampak tambang skala kecil. Kami mengajak mereka melihat areal hutan curah hujan yang baru saja ditebas-tebang dan dibakar menjadi hunian penambang pendatang, dan bagaimana air raksa digunakan dalam proses amalgamasi. Peserta juga diajak melihat penggunaan konden-sor oleh toko emas di kota. Harapan kami semua ini bisa mendorong dan membawa perubahan yang dibutuhkan sebagai awal untuk menghentikan air raksa mengalir ke tanah dan sungai kita.

Selain mempekerjakan warga setempat, strategi kebi-jakan lokal Kalimantan Gold lainnya adalah membeli bahan pangan hasil budidaya warga untuk memenuhi kebutuhan konsumsi di camp. YTS sudah memulai pro-gram camp supply untuk membuka kesempatan bagi petani sayur di wilayah sekitar camp perusahaan. Inisiatif baru ini akan meningkatkan dukungan kami bagi petani sayur dan ikan di desa Tumbang Mahuroi. Melalui pelatihan dan input material yang diberikan, petani lokal didampingi dalam kegiatan peningkatan budidaya sayur dan ikan. Selanjutnya, program ini juga mendampingi petani lokal untuk menjual hasil mereka ke camp perusahaan yang ada di Marinyoi. Karena itu, sekarang adalah saat yang tepat bagi warga untuk mulai mengoptimalkan lahan mereka untuk bercocok tanam, terutama tanaman yang menghasilkan, sehing-ga kesempatan usaha ini tidak sia-sia.

Bulan Januari, kami mulai mengidentifikasi

jenis-jenis sayur yang saat ini ada di kebun masyarakat. Ternyata jenis sayurnya masih terbatas, dan tingkat produksinya masih rendah. Bahkan, banyak sayur yang dikonsumsi pada umumnya tidak ditanam di kebun mereka, justru dibeli dari para penjual sayur dari hilir dengan harga yang cukup mahal. Kemudian, kami juga mengidentifikasi jenis pelatihan yang dibutuhkan oleh para petani sayur ini, serta jenis sayur apa saja yang bisa diperkenalkan dalam program baru ini.

Kami langsung menyadari bahwa tidak hanya perlu menambah jenis sayuran yang ditanam masyarakat, tetapi juga menurunkan harga bahan makanan di desa. Kami juga menyadari bahwa harga yang dibayarkan perusahaan kepada para petani sayur di Mahuroi harus bersaing dengan harga bahan yang sama dengan yang ada di Palangkaraya jika ingin program ini berhasil. Dengan demikian, bisa dipastikan para petani akan

Debat Rencana Aksi Nasional pada Lokakarya tentang Polusi Air Raksa

Atas: Peserta lokakarya mengunjungi lokasi emas di Kereng Pangi pada hari pertama, untuk melihat secara langsung kegiatan tambang tradisional dan dampaknya terhadap lingkungan sekitar Bawah: Ratusan kasbok beroperasi di lokasi emas di Kerang Pangi, dan merubah area yang tadinya penuh hutan menjadi tanah tandus dan sungai yang tercemar

Masyarakat Sediakan Sayur dan Ikan untuk Camp Perusahaan

(3)

Musyawarah Perencanaan Pembangunan atau Musren-bang adalah proses tahunan untuk menyusun rencana pembangunan yang melibatkan banyak pemangku kepentingan dalam keputusan penggunaan dan alokasi anggaran pemerintah, untuk meningkatkan kesejahte-raan sosial di satu daerah.

Proses ini dilaksanakan oleh pemerintah lokal dan dimu-lai di tingkat desa. Proposal dari tingkat desa kemudian dikompilasi dan dibahas di tingkat kecamatan sebelum kemudian diajukan sebagai bahan pertimbangan di tingkat kabupaten. Keterlibatan berbagai pemangku ke-pentingan adalah hal penting untuk memastikan bahwa kebutuhan pembangunan yang terpenting bisa teridenti-fikasi dan diprioritaskan, untuk kemudian sebaik-baiknya diarahkan ke anggaran pemerintah yang terbatas se-hingga keberhasilan perencanaan pembangunan sema-kin baik. Namun kurangnya pelatihan dan pengalaman dari staf pemerintah bisa membuat proses Musrenbang hanya menjadi acara seremonial saja. Hal ini bisa me-nyebabkan menurunnya partisipasi masyarakat. Masyarakat mengekspresikan kekecewaan mereka ter-hadap proses yang sudah ada, karena banyak proposal program belum terealisasi tanpa alasan yang jelas. Karena keadaan ini, YTS bekerja sama dengan kabu-paten Gunung Mas dan didanai oleh Ford Foundation, melaksanakan proyek tata kelola pemerintahan dalam rangka meningkatkan proses perencanaan di tiga keca-matan dampingan YTS di Gunung Mas.

Di tingkat kabupaten, proyek berfokus pada perencanaan dan penganggaran, sementara fokus di tingkat desa dan kecamatan pada teknik fasilitasi dan perencanaan Musrenbang. YTS telah memfasilitasi pelatihan fasilitator untuk 52 orang dari 19 desa dampingan, dan membuat panduan agar forum perencanaan desa lebih efektif. Perencanaan dan fasilitasi Musrenbang di tingkat desa dan kecamatan sudah menunjukkan peningkatan. Tetapi perkembangan di tingkat kecamatan lebih lambat, karena koordinasi dan sinkronisasi antar SKPD masih agak sulit.

Selain mendukung proses Musrenbang di Gunung Mas, YTS juga melakukan upaya yang sama di kecamatan Bukit Batu. Di kecamatan ini YTS aktif mendampingi kegiatan di tujuh kelurahan. Musrenbang tiap kelurahan cukup beragam secara signifikan dan masih sedikit peningkatan secara keseluruhan.

Salah satu pengalaman positif dibagikan oleh Rawan, ketua LKK di Habaring Hurung: “Kalau kita ingin membangun desa kita, harus aktif, sama seperti kalau kita mau membangun rumah; perempuan dan laki-laki harus terlibat aktif. Proses dan model Musrenbang dari tahun ke tahun tetap sama, hampir tidak ada perubahan yang signifikan. Modelnya mungkin beda-beda, tapi tetap harus ada tindak lanjutnya.” “Musrenbang hanya memberi tahu kita program dari tiap dinas. Tetapi kalau mau berhasil, kita harus bisa mem-berikan alasan yang jelas. Misalnya, kalau kita minta perbaikan jalan: ambil foto jalannya, lalu lampirkan surat yang menyatakan itu adalah tindak lanjut dari Musrenbang dan berdasarkan hasil dari pertemuan masyarakat, kemudian ajukan ke pemerintah kota untuk menin-daklanjutinya. Suratnya harus dilengkapi dokumen seperti notulensi dan dokumen pelengkap lain-nya. Ingat juga, ajukan proposal untuk yang mendesak – kebutuhan masyarakat yang jadi prioritas. Pasti proposal berhasil”, ungkap Rawan menjelaskan strategi mereka.

Rawan juga berkomentar tentang keterlibatan perempuan: “Kalau perempuan terlibat aktif di Musrenbang hasilnya pasti berbeda, partisipasi mereka sangat penting. Perbedaan pendapat itu perlu dan harus diteliti bersama sehingga bisa ada jalan keluar terbaik. Perempuan biasanya lebih bijaksana dan kritis. Sayangnya mereka menganggap suara mereka sudah diwakilkan oleh laki-laki dan tokoh masyarakat lainnya.”

Rawan menegaskan bahwa agar meminimalkan kekece-waan terhadap Musrenbang, masyarakat harus menga-jukan proposal untuk program yang mendesak. Intinya, untuk mengembalikan minat dan semangat terhadap musrenbang: pertama harus ditingkatkan kesadaran di tingkat desa; selanjutnya masyarakat harus lebih aktif dan terbuka terhadap informasi; mereka harus realistis dan bekerja sama membangun hubungan baik dengan semua pihak. Selain itu, pemerintah di tingkat yang lebih tinggi harus lebih terbuka dengan informasi sehingga ma-syarakat tahu proposal mana yang sudah disetujui dan mana yang tidak.

Kiat Khusus Menjalankan Musrenbang dengan Berhasil

Salah satu kunci keberhasilan dalam proses Musrenbanga adalah keterlibatan perempuan, karena aspirasi dan partisipasi mereka setara dengan kepentingan kaum laki-laki; karena itu mereka harus mewakili dirinya sendiri

Rawan menjelaskan strategi Musrenbang di kelurahan Habaring Hurung

(4)

Profil Desa: Tumbang Mahuroi

Di Tumbang Mahuroi, anak-anak masih bisa bermain di air yang jernih, tidak seperti di desa-desa lain di sepangjang Sungai Kahayan, yang sungainya sudah keruh akibat maraknya kegiatan tambang tradisional

Tumbang Mahuroi adalah desa terakhir di sepanjang jalur Sungai Kahayan, termasuk dalam wilayah kecamatan Damang Batu, Kabupaten Gunung Mas. Bagian utara desa ini berbatasan dengan wilayah Kalimantan Barat dan sejak berdiri tahun 1840 hingga sekarang desa ini hanya bisa dijangkau melalui jalur sungai. Lama perjalanan ke desa ini sekitar dua jam dari Tumbang Marikoi, ibukota kecamatan Damang Batu. Tumbang Mahuroi dihuni oleh 239 kepala keluarga, dan kegiatan mata pencaharian utama adalah tambang emas, padi ladang, pertanian dan peternakan, serta budidaya karet. Sebagian besar warga desa lebih suka menambang emas karena pekerjaan ini umumnya paling banyak menghasilkan uang.

Fasilitas sarana dan layanan publik di desa ini masih belum memadai. Hanya ada dua orang pekerja kesehatan, dan belum ada dokter. Warga masih meng-gunakan lampu tradisional di malam hari, meskipun ada juga yang menggunakan generator karena listrik masih belum masuk desa. Beberapa jalan desa sudah dicor beton, tetapi beberapa lainnya ma-sih berupa jalan tanah. Anak-anak bisa bersekolah di TK, SD dan SMP, tetapi harus keluar desa jika ingin meneruskan ke SMA atau perguruan tinggi.

YTS mendampingi Tumbang Mahuroi sejak Mei 2007, saat ini Kelompok Kerja Desa (KKD) sudah berfungsi dan ada Kelompok Peminat Program (KPP) budidaya sayur, karet, ikan dan babi. Sejak ada perusahaan eksplorasi ber-operasi di daerah sekitar, transportasi dari desa ke Palangkaraya menjadi lebih

mudah, meskipun kendaraan darat harus menggunakan jalur selatan melewati kabupaten Katingan. Selain itu, dengan lokasi yang berdekatan dengan camp, banyak kesempatan usaha terbuka bagi desa ini mengingat kebutuhan perusahaan akan persediaan makanan segar seperti sayur, ikan dan ayam untuk memenuhi kebutuhan karyawan yang semakin banyak di camp di Marinyoi. Untuk itu, YTS sudah mulai mendukung KPP di desa ini dengan memberikan pelatihan pengelolaan usaha skala kecil. Pelatihan dimulai bulan Maret hingga bulan Juni. Di bulan April ini, kami juga berencana meningkatkan dukungan teknis untuk KPP sayur dan ikan. Kami harap tanggapan positif dari masyarakat ini bisa segera berdampak dalam membantu ekonomi desa dan meningkatkan kesejahteraan karyawan lokal.

Proyek ‘Governance’ kami tahun ini memperluas dukungan ke 21 desa dampingan YTS di

Kahayan. Dukungan ini dimaksudkan untuk mempersiapkan pemerintah dan kader lokal dalam memfasilitasi kegiatan perencanaan desa tahunan sendiri, setelah tahun sebelumnya Staf YTS yang menjadi fasilitator utama.

Hasil proses monitoring perencanaan tahunan desa secara keseluruhan cukup memuaskan, dan masyarakat berhasil menyelenggarakan kegiatan ini secara mandiri, meskipun belum ada panduan anggaran yang jelas. Partisipasi meningkat tinggi, menandai bahwa hasil kerja fasilitator lokal sangat memuaskan. Ada kisah menarik dari kegiatan ini, salah satunya dari Penda Rangas, di mana empat perempuan memfasilitasi perencanaan desa karena staf desa tidak bisa hadir. Mereka terdorong untuk memastikan desa mereka tidak kehilangan hak untuk mendapat dukungan dari pemerintah.

(Paling kiri) Feniwati, Yati dan Lisa mengelola penyelenggaraan perencanaan desa di Penda Rangas

(5)

memiliki pasar untuk hasil kebun mereka dan program baru ini tidak menyebabkan tekanan bagi warga desa.

Program camp supply ini dijadwalkan mulai pada bulan April, dan kami sudah mulai mengatur mekanisme pembelian dan pengantaran hasil dari desa ke camp perusahaan. Untuk fungsi ini, camp menunjuk satu orang Community Relations Officer yang akan membeli sayur langsung di desa setiap hari Minggu. Mereka juga menjadwalkan panen langsung dari kebun langsung sekitar hari Rabu. Program baru ini sudah mendapat tanggapan positif dari warga Mahuroi, dan kami semua berharap program ini bisa membantu mengurangi ketergantungan terhadap bahan makanan yang mahal dari para penjual di hilir, dan membentuk ketahanan pangan di desa.

Masyarakat Sediakan Sayur dan Ikan untuk Kamp Perusahaan

Pernahkah anda bermimpi buruk; anda merasa sudah

berlari sekuat tenaga tetapi tidak maju sedikitpun? Jika ya, mungkin anda mengerti perasaan para peternak Bukit Batu ketika mendapati keuntungan usaha mereka akhirnya hanya habis untuk membeli pakan pabrik. YTS ingin membantu masyarakat keluar dari mimpi buruk ini dengan menyusun lokakarya bertema ‘Pengembangan Usaha Pakan Ikan dan Ayam Lestari’ untuk para peternak agar mereka bisa mulai menjalankan usaha lagi.

Kami mengadakan lokakarya di tujuh kelurahan damping-an di Bukit Batu, diikuti lebih dari delapdamping-an puluh perem-puan dan enam puluh laki-laki. Lokakarya ini adalah tindak lanjut dari penggalian minat masyarakat terhadap program pada Focus Group Discussions Februari lalu. Pelatihan dimulai dengan analisis kelembagaan dan ana-lisis SWOT untuk menggali apa saja yang diperlukan agar satu usaha bisa berhasil. Hasilnya, didapatkan bahwa selain mahalnya biaya pakan pabrik, masalah selama ini

adalah pasar yang dikuasai tengkulak. Meskipun para tengkulak ini menyediakan bahan dasar usaha, sistem kreditnya tetap memaksa para peternak menjual produk kembali kepada tengkulak dengan harga sangat murah, sehingga mereka tidak punya daya tawar secara kolektif. Di luar itu, program pembuatan pakan ini juga bertujuan membangun kapasitas petani agar bisa menjalankan usaha mereka, membuat pakan alternatif dari bahan-bahan lokal yang bisa diproduksi dan dijual dengan harga murah. Selanjutnya, diharapkan biaya operasional bisa berkurang dan keuntungan mereka meningkat.

Pada lokakarya di Desa Banturung, di mana terdapat dua puluh peternakan ayam yang cukup besar dan tujuh puluh kolam ikan, pemerintah ikut mempresentasikan tentang masalah budidaya. Dinas Pertanian berbagi sa-ran tentang cara penebasa-ran bibit ikan, pemberian pakan dan beternak ikan serta standar gizi yang harus dipenuhi ketika membuat pakan ikan. Ada juga Badan Ketahanan

Pangan yang memberikan saran tentang cara membentuk kelompok dan beberapa skenario yang bisa dicoba untuk memben-tuk koperasi desa atau kelompok tani. Dari lokakarya ini, tiap kelurahan mem-bentuk kelompok khusus program usaha produksi pakan. Mereka memilih mem-bentuk kelompok terpisah untuk kegiatan ini, kecuali Kanarakan yang memutuskan tetap memakai koperasi yang sudah ada. Pada bulan April dan Mei, tenaga ahli kami akan memberikan dua tahap pela-tihan lagi untuk semua kelompok usaha yang baru dibentuk. Pelatihan pertama akan membahas tentang prinsip orga-nisasi diri dan tahap kedua membahas tentang pengelolaan keuangan kelompok. Pada pertengahan tahun kedua nanti, YTS akan menindaklanjuti dengan rangkaian pelatihan teknis dalam produksi pakan.

Warga Desa Marang bersemangat belajar tentang pembuatan pakan ikan dan ayam

Mari Membuat Pakan Ikan!

bersambung dari halaman 2

Joshua (paling kanan), Community Relation Officer KSK dan Godwin (kedua dari kanan), Field Coordinator YTS membahas mekanisme penyediaan bahan makanan ke perusahaan dengan warga desa Tumbang Mahuroi

(6)

Agenda

Diterbitkan oleh:

Yayasan Tambuhak Sinta Jl. Rajawali VII, Srikandi III No. 100 Bukit Tunggal, Palangka Raya 73112 Kalimantan Tengah - Indonesia Telp. +62 (0536) 3237184 Fax. +62 (0536) 3229187 Email: tambuhaksinta@gmail.com Website: www.tambuhaksinta.com

Rekening Bank:

Yayasan Tambuhak Sinta BNI 1946

Cabang Palangka Raya Kalimantan Tengah INDONESIA Number 0114981608 Swift: BNINIDJA

Kabar Itah

Kabar Itah adalah media informasi yang diterbitkan setiap triwulan oleh Yayasan Tambuhak Sinta (YTS), afiliasi PT. Kalimantan Surya Kencana (KSK), sebuah perusahaan eksplorasi mineral.

Januari

Musrenbang Desa

Pelatihan fasilitator musrenbang desa di Kahayan

Briefing tentang kampanye kesehatan dan

pendidikan untuk 6 desa percontohan

Februari

Musrenbang kecamatan Pelatihan Note-Taking Pelatihan Fotografi untuk Staf Lokakarya Nasional Kedua tentang Pencegahan Polusi Air Raksa dari Kegiatan Tambang Skala Kecil

Maret

Musrenbang kabupaten

Pendas CU di Miri Manasa dan Kahayan Hulu Utara

Pelatihan Komputer di Miri Manasa Pelatihan VIPP (Visualization in Participatory Program)

Pelatihan CLAP (Community-Led Analysis and Planning)

Road Show YTS ke Pemerintah Gunung Mas

Pertengahan Januari, staf YTS bersama Community Coordinator KSK mengunjungi beberapa dinas teknis di Gunung Mas. Tujuan kunjungan ini adalah untuk memberitahu pemerintah tentang kegiatan YTS dan KSK, serta menjajaki kesempatan kerjasama.

Tim yang berangkat menemui staf senior di Bappeda, Badan Pem-berdayaan Masyarakat, Dinas Pertanian dan Perkebunan, dan Dinas Peternakan dan Perikanan. Staf pemerintah yang ditemui menyambut kunjungan dengan baik dan meminta agar YTS menginformasikan perkembangan kegiatan secara rutin. Kedua belah pihak kemudian membahas kemungkinan kerja sama untuk dukungan teknis bagi petani di Hulu Kahayan.

Berbagi Gagasan dengan WWF

Dalam kegiatan perencanaan pembangunan di Tumbang Napoi, staf YTS dan WWF bertemu untuk membahas program kedua lembaga yang dijalankan di desa yang sama. Kami memandang penting untuk berkoor-dinasi agar tidak ada tumpang tindih kegiatan dan kebingungan.

Kegiatan WWF berfokus di empat desa paling hulu Sungai Miri, sementa-ra YTS mendampingi lima desa di bagian hilirnya. Tahun ini, YTS beren-cana untuk mulai mendampingi salah satu desa di hulu, Masukih. Kedua lembaga ini juga sama-sama mendampingi program budidaya karet.

Fakta dari IFACS

YTS menghadiri lokakarya yang diadakan oleh program Indonesian Forest and Climate Support (IFACS). Program ini adalah bantuan dari Amerika yang berfokus pada hutan dan perubahan iklim. Lokasinya antara lain DAS Katingan, termasuk Palangka Raya dan sekitarnya, serta zona penyangga di Taman Nasional Sebangau. Beberapa kelurahan di Bukit Batu juga ternyata termasuk area penyangga. Perlu diskusi lebih lanjut untuk mengidentifikasi kemungkinan kerja sama di kemudian hari.

Masyarakat Adat Bahas Topik Kebijakan di Palangka Raya

Bulan Februari YTS menghadiri Kongres Nasional AMAN (Aliansi Ma-syarakat Adat Nusantara) di Palangka Raya. Ada sesi dialog, dimana berbagai pihak membahas masalah kebijakan terkait hak-hak masyara-kat adat. Ada pula sesi lokakarya, di mana topik menari lainnya diba-has, seperti: penguatan lembaga swadaya; rancangan undang-undang pengakuan dan perlindungan masyarakat adat; keterlibatan masyarakat adat dalam politik menjelang pemilu 2014, ekonomi hijau untuk masyara-kat adat; penguatan lembaga-lembaga yang membela, melindungi dan melayani masyarakat adat; serta advokasi dan pendampingan kasus.

Studi Akbar tentang Pertambangan Emas Skala Kecil

YTS kini sedang dalam proses menjalin kerja sama baru dengan Overseas Development Institute (ODI), sebuah lembaga riset dan pembangunan dari Inggris yang menaruh minat pada dinamika sektor pertambangan emas skala kecil di Indonesia, termasuk hubungannya dengan perusahaan tambang.

Inisiatif ini didanai AusAID, dan akan membuka sisi lain dari sektor ekonomi yang tersembunyi dan belum diketahui, yang bisa melibatkan jutaan orang di Indonesia.

Kemitraan Energi Bersih dan Terbarukan Segera Dimulai

YTS bergabung dengan tim New Ventures Indonesia untuk mendukung proyek ‘Energi Bersih dan Terbarukan’ di Kalteng. Proyek ini bertujuan membantu usaha-usaha baru di bidang energi hijau untuk mengem-bangkan usaha mereka dengan memberikan konsultasi, pelatihan dan menghubungkan dengan investor.

Ini adalah tantangan besar bagi Kalimantan Tengah karena hanya sedikit pengusaha yang berpengalaman di bidang ini. Kegiatan pertama akan segera diadakan di Palangka Raya dalam waktu dekat.

YTS Membuka Jaringan untuk Belajar tentang CSR

Pada pertengahan maret, YTS meng-hadiri konferensi dari IBL atau Indo-nesia Business Links, yaitu lembaga yang aktif mempromosikan kegiatan Corporate Social Responsibility atau CSR di Indonesia.

Bersama peserta dari berbagai sektor - swasta, LSM dan staf pemerintah, YTS berkesempatan memperluas jaringan kerja dan belajar bagaimana perusa-haan lain menjalankan CSR. Bagi lem-baga seperti YTS, datang dari wilayah seperti Kalimantan, kegiatan semacam ini sangat bermanfaat sebagai pem-belajaran dan sarana membangun hubungan dengan lembaga lain yang memiliki perspektif dan kegiatan yang sama. Selama dua hari kegiatan, kami juga berkesempatan berbagi pengala-man dengan peserta lainnya.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan peneliti pada ibu yang memiliki anak penyandang autis diketahui kedua subjek dalam penelitian ini dapat

Berdasarkan Visi dan Misi yang telah Di usung serta Berdasarkan Rapat Kerja Wilayah Berdasarkan Rapat Kerja Wilayah III ke VI yang diadakan di HMP KOVALEN UNS tentang

This research aims at finding out the correlation between the mastery of present tense and the ability I writing descriptive text of the eighth grade students of SMP N

Gedung H, Kampus Sekaran-Gunungpati, Semarang 50229 Telepon: (024) 8508081, Fax. Jabatan : Kepala Bagian (Kepala Bagian Kemahasiswaan

Pestisida yang disemprotkan dan yang sudah berada di dalam tanah dapat terbawa oleh air hujan atau aliran permukaan sampai ke badan air penerima berupa sungai yang jika tidak

Memaksimalkan keuntungan perusahaan jika menggunakan G-CESS ,meningkatkan produktivitas dengan mencegah kondisi abnormal peralatan dan fasilitas listrik serta mencegah penurunan

Langkah- langkah yang dapat digunakan untuk mengembangkan pariwisata pantai di Kota Pekalongan, yaitu: menyediakan dan mengembangkan berbagai sarana penunjang pariwisata

Untuk mengetahui pengaruh suhu terhadap % yield yang dihasilkan, reaksi transesterifikasi dilakukan dengan mereaksikan minyak nyamplung yang telah diesterifikasi dengan