MARKET BRIEF
Peluang Ekspor Pestisida
Di Pasar Taiwan
Oleh :
Kantor Dagang dan Ekonomi Indonesia di
Taiwan
Kata Pengantar
Penggunaan pestisida di Taiwan telah meningkatkan produksi pertanian
secara signifikan. Penggunaan dengan cara yang tepat dan aman telah
berdampak positif terhadap industri pertanian. Berkembangnya industri
pencampuran pestisida dan pengemasan ulang pestisida di Taiwan juga
merupakan salah satu faktor tingginya permintaan terhadap pestisida untuk
memenuhi kebutuhan domestik.
Market brief ini mencoba untuk mengupas tentang situasi dan kondisi
produk pestisida di pasar Taiwan serta peluang, hambatan perdagangan tren
yang sedang berkembang dan strategi dari negara-negara pesaing dalam
peningkatan nilai ekspornya. Ditambah lagi, beberapa strategi penetrasi pasar
dan rekomendasi pengembangan nilai ekspor pestisida dan turunannya dari
Indonesia ke Taiwan juga disajikan dalam tulisan ini.
Kami menyadari bahwa tulisan ini masih jauh dari sempurna sehingga
kritik dan saran untuk perbaikan kedepan sangat kami harapkan. Semoga
market brief kali ini dapat menambah informasi bagi dunia usaha di Indonesia.
Terima Kasih
Arief Fadillah
Daftar Isi
Kata Pengantar ... i
Daftar Isi ... ii
Peta Taiwan...iii
I. Pendahuluan... 1
II. Potensi Pestisida di Pasar Taiwan... 4
2.1. Data Perdagangan dan potensi pasar ... 4
2.2. Analisis Persaingan Pestisida di Pasar Taiwan ... 10
2.3. Standard dan Regulasi ... 16
2.3.1. Lembaga eksekutif dan pengawasan ... 16
2.3.2. Dokumentasi... 17
2.3.3. Bea masuk, tariff, dan Pajak ... 19
2.4. Saluran distribusi Pestisida di Taiwan ... 21
2.4.1. Produsen ... 20
2.4.2. Custom blender / Pencampur ... 21
2.4.3. Distributor ... 21
2.4.4. Penggudangan... 21
2.4.5. Pengecer... 21
III. Peluang dan Strategi ... 22
3.1. Analisis SWOT ... 22
3.2. Strategi Pengembangan Industri dan Ekspor pestisida ... 26
3.2.1. Strategi industri pestisida di Indonesia ... 26
3.2.2. Strategi pengembangan ekspor pestisida Indonesia ke Taiwan .... 27
IV. Informasi-informasi penting ... 28
4.1. Perwakilan Taiwan di Indonesia ... 28
4.2. Kamar dagang Taiwan di Indonesia ... 29
4.3. Perwakilan Indonesia di Taiwan ... 29
4.4. Asosiasi pestisida di Taiwan ... 29
4.5. Daftar Pameran ... 30
4.6. Daftar Importir pestisida di Taiwan ... 30
Sekilas Taiwan
Ibukota Taipei
Mata uang Taiwanese Dollar (NTD or TWD) Luas area 36.000 km2
Populasi 23 juta
Temperatur summer 30OC & winter 13OC Kode negara 886
Waktu GMT + 8.00
Bahasa resmi Chinese Mandarin Bahasa
lainnnya Taiwanese , Hakka
Agama Buddhism, Taoism, Christianity Partai politik Kuo mintang (KMP)
Listrik 110 volts, 60 Hz
Jam kerja
Administratif : Senin-Jumat (9.00-17.00) Toko : Senin-Minggu (11.00-21.30) Toko convenience : 24/7
I. Pendahuluan
Taiwan, dengan populasi 23 juta dan sumber daya alam yang terbatas,
telah menjadi kekuatan baru perekonomian dunia dengan Purchasing Power
Parity (PPP) per kapita (USD 38,500 akhir tahun 2012), salah satu yang tertinggi di Asia. Taiwan merupakan sebuah pasar produk konsumen yang
menarik meskipun memiliki penduduk relatif kecil. Pertumbuhan GDP Taiwan
terus mengalami kenaikan mulai dari tahun 2010 (sebesar USD 36,900) hingga
pada tahun 2011 (sebesar USD 38,300) dikarenakan terus berkembangnya
pertumbuhan ekonomi Taiwan secara global. Taiwan merupakan salah satu
negara importir terbesar di dunia, dengan nilai impor sebesar USD 261.6 milyar
pada tahun 2012. Sedangkan nilai ekspor Taiwan mencapai USD 288.2 milyar,
mengalami penurunan sebesar US$ 19 milyar dibandingkan tahun
sebelumnya.
Pertanian di Taiwan telah dimulai sejak tahun 1947-1950 silam, pada
tahun-tahun tersebut petani Taiwan masih sangat miskin. Pada tahun
berikutnya, pemerintah Taiwan mulai mengorganisir petani-petani tersebut
hingga kemudian petani tersebut mampu berproduksi dan menjual produk hasil
pertaniannya ke pasar dan merambah hingga ke toko-toko retail. Investasi
industri pangan dimulai sekitar tahun 1950-1960, pada tahun ini para petani
mampu meningkatkan pendapatan masyarakat dan menjamin keamanan
pangan. Akan tetapi seiring dengan semakin tumbuh dan berkembangnya
pertanian di Taiwan, permintaan akan pestisida juga meningkat untuk
mengatasi masalah hama tanaman. Secara singkat pestisida atau pembasmi
hama merupakan bahan kimia yang digunakan untuk mengendalikan atau
tergantung target sasarannya seperti insektisida (serangga), fungisida (jamur),
rodensida (hewan pengerat), herbisida (gulma), akarisida (tungau), bakterisida
(bakteri), atau larvasida (larva).
Intensifikasi pertanian merupakan kebijakan yang diambil oleh
pemerintah Taiwan dalam rangka memenuhi kebutuhan pangan di Taiwan
sejalan dengan laju pertambahan penduduk yang semakin meningkat.
Komoditi pertanian di Taiwan memiliki peran strategis dalam mewujudkan
kebijaksanaan pemerintah untuk meningkatkan perolehan devisa. Dalam
progam intensifikasi ini, untuk mengatasi masalah hama digunakan beberapa
jenis formulasi pestisida dengan aneka bahan aktifnya. Pestisida yang dipakai
diharapkan untuk memberantas bukan untuk mengendalikan. Melalui
penggunaan pestisida, hama-hama yang merusak tanaman pertanian dapat
dimusnahkan sehingga petani Taiwan terus menggunakan senyawa kimia ini
untuk menuntaskan hama-hama pertanian.
Di Indonesia sendiri pemberantasan hama penyakit tanaman yang
efektif untuk meningkatkan produksi pertanian dan swasembada pangan, faktor
penggunaan pestisida merupakan salah satu faktor penunjang yang cukup
penting. Berdasarkan prioritas pemerintah Indonesia tersebut maka industri
bahan kimia perlindungan tanaman atau pestisida menjadi industri yang
strategis di Indonesia. Industri pestisida itu sendiri ialah industri yang
menunjang terlaksananya tujuan swasembada pangan. Dari data yang
diperoleh, produk pestisida yang terdaftar di komisi pestisida (Departement
Pertanian RI) sebelum tahun 1998 hanya sebanyak 500 merek pestisida.
Jumlah tersebut meningkat tajam menjadi 1140 merek pestisida dan pada
tersebut makin membuka kesempatan pengusaha lokal Indonesia untuk masuk
kedalam bisnis pestisida dan berpeluang juga untuk mengekspor hasil
produksi. Dari Gambar 1 dapat dilihat bahwa untuk ekspor pestisida asal
Indonesia sendiri terus meningkat setiap tahunnya, pada tahun 2011, nilai
ekspor pestisida memberikan pemasukan sebesar 247,434,474 USD. Ini juga
menunjukkan betapa besar potensi Indonesia sebagai salah satu negara
penghasil pestisida beserta turunannya.
Komoditas 2006 2007 2008 2009 2010 2011 Insektisida $48,090,684 $47,218,898 $66,822,331 $86,455,061 $61,732,901 $75,097,520 Fungisida. $3,002,129 $2,626,299 $5,220,107 $7,747,252 $7,371,335 $5,055,658 Herbisida $32,101,444 $54,907,422 $58,943,757 $64,182,234 $74,026,263 $99,745,824 Desinfektan $3,874,217 $2,775,536 $3,148,429 $3,659,469 $17,907 $69,489 Rodensida $2,820,499 $2,630,476 $1,279,702 $1,392,816 $57,902,513 $67,465,983 Total $89,888,973 $110,158,631 $135,414,326 $163,436,832 $201,050,919 $247,434,474
Gambar 1. Total ekspor Pestisida dan turunannya asal Indonesia (2006-2011)
Jenis Pestisida akan dikaji dalam market brief kali ini meliputi Insektisida
[HS Code 380810], Fungisida [HS Code 380820], dan Herbisida [HS Code
karena tingginya permintaan dari taiwan untuk bahan tersebut, dapat dilihat
pada Tabel 1 dibawah ini.
Tabel 1. Jenis Pestisida berdasarkan kode HS
HS Code Spesifikasi produk
380810 Insecticides Insektisida 380820 Fungicides Fungisida 380830
Herbicides, anti-sprouting products and plant-growthregulators
Herbisida
II. Potensi Pestisida di pasar Taiwan
2.1. Data Perdagangan dan Potensi Pasar
Sebagian besar pestisida dasar / bahan baku pestisida Taiwan di impor
dari luar negeri kemudian di formulasikan kembali menjadi produk komersial.
Bahan aktif tersebut diimpor dari beberapa negara , sekitar 41.842 ton produk
jadi memiliki ratio sebesar 10.436 ton bahan aktif. Penggunaan pestisida dan
turunannya telah meningkat pesat dalam beberapa tahun terakhir, pada tahun
2012, di Taiwan nilai impor insektisida menyumbang 45% dari total impor diikuti
oleh insektisida dan fungisida.
Indonesia merupakan negara agraris yang penduduknya hidup dari usaha
pertanian, salah satu peluang usaha di sektor pertanian yang berkembang
pesat saat ini adalah industri produk-produk pestisida. Saat ini di Indonesia
terdapat kurang lebih 20 perusahaan pestisida yang terdaftar, jumlah ini
diperkirakan akan terus meningkat. Indonesia memiliki peluang untuk
mengekspor pestisida dan turunannya ke Taiwan akibat tuntutan dan
permintaan dari Taiwan untuk menunjang permintaan pasar tersebut. Menurut
biro perdagangan Taiwan, untuk produk Insektisida yang masuk dalam HS
380810 pada periode 2001-2012 negara pemasok utama insektisida ke Taiwan
ialah Amerika Serikat dengan pangsa pasar sebesar 27.015% dengan nilai
ekspor sebesar 130,735,874 USD, diikuti dengan Jepang sebesar 10.501%
senilai 50,816,921 USD, dan India 10.501% senilai 50,031,004 USD. Indonesia
sendiri berada pada posisi ke 9 dengan pangsa pasar sebesar 3.504% senilai
16,958,079 USD (Tabel 2).
Tabel 2. Negara Eksportir insektisida (HS 380810) ke Taiwan (2001-2012)
Rank Country Amount (US$) Share
(%) Weight (mix) Avg Price (US$/mix) Global Country 483,936,077 100.00 78,998,970 6.126 1 Amerika Serikat 130,735,874 27.015 10,622,351 12.308 2 Jepang 50,816,921 10.501 3,074,188 16.530 3 India 50,031,004 10.338 10,252,834 4.880 4 Republik Korea 38,244,660 7.903 6,905,553 5.538 5 Swiss 27,448,581 5.672 1,507,822 18.204 6 RRT 27,054,429 5.590 6,971,581 3.881 7 Perancis 22,037,896 4.554 691,381 31.875 8 Jerman 21,319,904 4.406 1,045,011 20.402 9 Indonesia 16,958,079 3.504 10,910,587 1.554 10 Thailand 16,692,431 3.449 4,370,712 3.819
Pada Gambar 2 dapat dilihat fluktuasi jumlah impor insektisida Taiwan terus
mengalami kenaikan dari tahun 2005 hingga tahun 2008 dikarenakan tingginya
permintaan pasar. Kisaran harga dan jumlah insektisida di Taiwan dipengaruhi
langsung oleh panen yang dihasilkan petani pada musim tersebut. Sedangkan
ketersediaan tenaga kerja dan kualitas dan tingkat keamanan insektisida juga
dapat mempengaruhi harga dan jumlah ekspor insektisida di Taiwan. Pada
market brief kali ini data yang diperoleh hanya sampai tahun 2008.
Gambar 2. Fluktuasi nilai impor Insektisida Taiwan (HS 380810)
Dari Gambar 3 dapat dilihat bahwa mulai tahun 2005 - 2007 nilai impor
Insektisida Taiwan dari indonesia terus mengalami penurunan, hal ini
diakibatkan banyaknya persaingan dari negara lain seperti RRT, Jepang, dan
Malaysia serta maraknya peraturan akan pelarangan bahan-bahan tertentu
yang dianggap dapat memiliki efek negative bagi kesehatan. Peringkat
Indonesia itu sendiri pun terus menurun hingga berada pada peringkat ke 14 di
akhir tahun 2008.
Pada Tabel 3, berdasarkan data departemen perdagangan Taiwan,
untuk produk fungisida yang termasuk dalam HS 380820 pada periode tahun
2001-2012 Jepang menjadi negara pemasok fungisida utama ke Taiwan
dengan pangsa pasar sebesar 18.093 % senilai USD 76,660,322 diikuti oleh
Jerman (13.975 %) sedangkan Amerika Serikat berada di posisi tiga, dengan
pangsa 13.273 % sebesar USD 56,238,347. Untuk Indonesia berada pada
peringkat 13 dengan pangsa pasar sebesar USD 6,942,875 (1.639%) (Tabel
3)
Tabel 3 . Negara eksportir Fungisida (HS 380820), ke Taiwan
periode 2001-2012
Rank Country Amount (US$) Share (%) Quantity (mix) Avg Price (US$/mix) Global Country 423,709,693 100.000 65,049,855 6.514 1 Jepang 76,660,322 18.093 5,311,120 14.434 2 Jerman 59,213,284 13.975 8,171,140 7.247 3 Amerika Serikat 56,238,347 13.273 4,034,153 13.941 4 Perancis 31,169,176 7.356 5,326,053 5.852 5 Inggris 29,899,207 7.057 3,451,080 8.664 6 Republik Korea 20,772,780 4.903 2,712,530 7.658 7 India 19,094,833 4.507 4,184,664 4.563 8 Singapore 18,629,574 4.397 7,322,744 2.544 9 RRT 17,706,796 4.179 4,721,478 3.750 13 Indonesia 6,942,875 1.639 2,410,562 2.880
Ekspor fungisida Indonesia mengalami kenaikan pada periode 2007-2008
dikarenakan Indonesia terus memproduksi fungisida untuk keperluan
intensifikasi lahan pertanian sedangkan kelebihan produksi bisa diekspor.
Tahun 2009, peringkat Indonesia meningkat tajam namun nilai ekspor cukup
rendah dikarenakan rendahnya permintaan fungisida di Taiwan (Gambar 5)
Gambar 4. Fluktuasi nilai impor fungisida (HS 380820) Taiwan
Pada Tabel 4, berdasarkan data departemen perdagangan Taiwan, untuk
produk Herbisida yang termasuk dalam HS 380830 pada periode tahun
2001-2012 RRT menjadi negara pemasok Herbisida utama ke Taiwan dengan
pangsa pasar sebesar 35.203 % senilai USD 104,621,723 diikuti oleh Inggris
(14.757 %) sedangkan Malaysia berada di posisi tiga, dengan pangsa pasar
13.531 % sebesar USD 7,227,973. Untuk Indonesia berada pada peringkat 14
dengan pangsa pasar sebesar USD 1,240,930 (0.418%)
Tabel 4 . Negara eksportir Herbisida (HS 380830), ke Taiwan
periode 2001-2012
Rank Country Amount (US$) Share (%) Quantity (mix) Avg Price (US$/mix) Global Country 297,194,542 100.000 63,540,504 4.677 1 RRT 104,621,723 35.203 19,320,736 5.415 2 Inggris 43,857,209 14.757 12,161,931 3.606 3 Malaysia 40,212,166 13.531 7,277,973 5.525 4 Amerika Serikat 37,298,471 12.550 14,226,156 2.622 5 Jepang 16,686,147 5.615 862,549 19.345 6 Jerman 14,252,130 4.796 1,233,581 11.553 7 India 11,334,236 3.814 2,424,239 4.675 8 Perancis 6,684,120 2.249 415,791 16.076 9 Vietnam 3,872,345 1.303 1,231,677 3.144 14 Indonesia 1,240,930 0.418 263,864 4.703
Gambar 6. Fluktuasi nilai impor Herbisida (HS 380830) Taiwan
Gambar 7. Fluktuasi nilai impor Herbisida (HS 380830) Taiwan
2.2. Analisis Persaingan Pestisida dan turunannya di Pasar Taiwan
Pada bagian ini dilakukan perbandingan dan analisis persaingan
terhadap 4 negara pengekspor pestisida, termasuk didalamnya Insektisida (HS
Jepang dan Jerman) yang berperan cukup besar terhadap pasar pestisida di
Dunia pada umumnya dan Taiwan khususnya.
RRT
Pada tahun 2011, Perusahaan Kimia terbesar RRT (ag-chem)
melakukan akuisisi perusahaan Israel yang bergerak dalam bidang pupuk dan
pestisida. Akuisisi ini senilai 2.4 miliar USD dan dilakukan untuk memenuhi
permintaan dunia akan pestisida. Pada tahun 2012, produksi pestisida kima
dari RRT meningkat 34 % setiap tahunnya. Menurut laporan industri pestisida
RRT meingkat sebesar 21% dari tahun ke tahun dengan total profit sebesar 2.9
miliar USD
Tabel 5. Nilai ekspor Pestisida dari RRT
Komoditas 2006 2007 2008 2009 2010 2011
Insektisida $349,728,362 $408,126,197 $506,506,860 $437,729,930 $538,545,293 $686,813,340 Fungisida $136,395,912 $172,607,525 $238,223,080 $202,729,656 $277,062,145 $370,950,704 Herbisida $546,105,096 $730,294,749 $1,247,736,896 $757,713,474 $932,888,413 $1,335,312,877
Disinfektan $5,655,166 $10,420,761 $10,166,293 $10,562,332 $10,389,280 $16,122,791 Rodensida $1,735,136 $28,222,236 $12,987,642 $6,820,638 $10,798,458 $9,552,146 Total $1,039,619,672 $1,349,671,468 $2,015,620,771 $1,415,556,030 $1,769,683,589 $2,418,751,858
Dari Tabel 5 tersebut dapat dilihat bahwa pada tahun 2012 total pestisida yang
di ekspor RRT sebesar $2,418,751,858. Hal ini memberi keuntungan devisa
bagi RRT. Seiring dengan semakin ketatnya peraturan dan bahan baku
pestisida, RRT sudah mulai mengubah haluan dari pemilihan bahan baku
bermutu rendah yang tidak ramah kesehatan dengan menggantinya
menggunakan bahan alternatif lain yang lebih ramah lingkungan dan tidak
membahayakan bagi kesehatan. Peraturan pemerintah tentang produksi
pestisida serta standar kesehatan yang diterapkan juga akan membawa RRT
menjadi salah satu negara penghasil pestisida dan produk turunannya.
India
Produksi pestisida dimulai di India pada tahun 1952 dengan
pembangunan pabrik pertama untuk memproduksi BHC
(Benzene-hexachloride) yang berada di Kalkuta. Sekarang India merupakan produsen pestisida terbesar kedua setelah RRT.
Komoditas 2006 2007 2008 2009 2010 2011 Insektisida $456,648,738 $495,649,864 $616,528,859 $500,238,273 $481,039,524 $718,466,782 Fungisida. $61,494,103 $66,399,261 $106,238,721 $129,439,407 $148,886,044 $187,987,751 Herbisida $56,648,563 $62,927,329 $101,426,119 $78,627,305 $112,405,787 $190,602,026 Disinfektan $1,311,270 $3,033,733 $6,034,108 $6,402,965 $2,751,218 $12,087,727 Rodensida $54,364,869 $81,691,657 $187,726,968 $323,220,865 $395,151,479 $271,283,160 Total $630,467,543 $709,701,844 $1,017,954,775 $1,037,928,815 $1,140,234,052 $1,380,427,446
Telah ada pertumbuhan yang stabil didalam produksi pestisida sejak tahun
1998 sekitar 102,240 metrik ton pada tahun 1998 dan terus mengalami
peningkatan yang signifikan. Pola konsumsi pestisida di india meliputi 76%
sebagai insektisida, 13% fungisida, 10 % herbisida, dan sisanya sebesar 1%.
Penggunaan pestisida itu sendiri banyak dipakai untuk perkebunan kapas
(45%) diikuti oleh pertanian padi dan gandum.
Jepang
Pestisida di Jepang sudah dimulai sejak tahun 1600, sebuah dokumen
ditemukan bahwa serangga berbahaya dapat dibasmi dengan menggunakan
campuran lima jenis bahan, Para peneliti juga menemukan bahwa pada tahun
1670, minyak ikan paus dapat dituangkan ke permukaan daun sebagai metode
untuk membasmi hama wereng. Contoh-contoh tersebut menunjukkan awal
dari proses pengendalian hama di Jepang. Pada akhir abad ke 19, sebuah
Industri mulai dikembangkan sejak beberapa produk dari luar negeri seperti
belerang kapur, campuran Bordeaux dan agen tembaga lainnya serta obat
serangga pyrethrum, nikotin dan produk alami lainnya. Senyawa arsenic dan
chlorpicrin menjadi salah satu bahan dasar pembuatan pestisida di awal abad
ke-20.Pada tahun 1950, industri pestisida mulai dikembangkan dengan
memproduksi pestisida sintetis oleh perusahaan kimia khusus. Produksi
pertanian meningkat pesat sebagai akibat dari kinerja superior yang dihasilkan
oleh pestisida sintetis. Tahun 1970 merupakan tahun yang paling produktif
karena pertumbuhan ekonomi jepang sedang stabil dan industri pestisida juga
terus tumbuh. Namun sekitar tahun 1971, muncul peraturan undang undang
keamanan pangan sehingga bahan baku pestisida perlu diseleksi secara ketat.
Pada tahun 1990 ekonomi jepang masuk kedalam resesi panjang yang
berkelanjutan hingga hari ini dan mengalami penurunan dalam penjualan
pestisida hingga pada tahun 2005 Jepang menemukan ultra high performance
pesticide dan senyawa mirip dengan herbisida sulfonylurea yang dirpoduksi
oleh Du Pont. Ini merupakan titik kebangkitan Jepang sebagai negara
penghasil pestisida. Harapan pemerintah jepang agar perusahaan jepang terus
memproduksi pestisida jenis baru yang ramah lingkungan dan tidak membawa
dampak negative bagi kesehatan. Biopestisida juga sudah mulai digalakkan
Tabel 7. Nilai ekspor pestisida dan produk turunannya dari Jepang Komoditas 2006 2007 2008 2009 2010 2011 Insektisida $136,632,150 $176,067,943 $173,935,989 $146,622,475 $182,115,530 $195,011,806 Fungisida $72,569,568 $80,408,799 $72,636,869 $72,589,201 $86,653,623 $102,598,978 Herbisida $91,853,200 $101,903,079 $104,464,483 $117,514,720 $110,998,210 $125,222,528 Disinfektan $2,228,208 $1,714,739 $1,988,636 $1,983,791 $2,470,165 $5,470,730 Rodensida $11,457,345 $12,836,815 $29,538,791 $32,837,262 $47,287,240 $46,697,538 Total $314,740,471 $372,931,375 $382,564,768 $371,547,449 $429,524,768 $475,001,580 Jerman
Pada tahun 2011, sekitar lebih dari 80% dari penjualan pestisida di
seluruh dunia jatuh kepada 6 perusahaan terbesar di dunia. Dua perusahaan
multinasional ini memiliki kantor pusat di Jerman : Bayer dan BASF, dengan
mengontrol hampir seluruh produksi pestisida di Jerman. Di jerman pemakaian
pestisida dibagi menjadi dua yaitu untuk produk agrikultur dan produk non
agrikultur. Sejak kematian lebah secara masal pada tahun 2007-2008,
penggunaan neonicotinoids seperti imidacloprid dan clothianidin mulai diawasi
secara ketat. Bayer sendiri menegaskan mereka akan memperketat
penggunaan senyawa berbahaya yang dapat menghancurkan ekosistem.
Komoditas 2006 2007 2008 2009 2010 2011 Insektisida $302,142,000 $331,527,000 $405,953,000 $422,949,000 $450,587,802 $671,474,524 Fungisida $726,912,000 $662,397,000 $1,087,746,000 $951,165,000 $921,412,582 $1,121,437,720 Herbisida $799,872,000 $607,362,000 $1,248,457,000 $1,092,059,000 $1,012,524,700 $1,279,534,653 Disinfektan $179,235,000 $217,448,000 $241,159,000 $262,297,000 $239,975,085 $296,455,486 Rodensida $273,389,000 $334,249,000 $371,353,000 $319,677,000 $358,491,197 $392,044,641 Total $2,281,550,000 $2,152,983,000 $3,354,668,000 $3,048,147,000 $2,982,991,366 $3,760,947,024
2.3. Standard dan Regulasi
2.3.1. Lembaga Eksekutif dan Pengawasan
Di Taiwan terdapat beberapa lembaga yang khusus bertanggung jawab
akan standard dan regulasi pestisida, lembaga tersebut ialah:
Council of Agriculture (COA) :Dewan pertanian yang memiliki otoritas utama untuk mengatur pestisida yang beredar di Taiwan berdasarkan
Undang Undang peraturan pestisida
Pesticide Advisory Committee (PAC): Merupakan komite yang dibentuk oleh COA, terdiri dari patologi tanaman, ahli entomologi,
Biro Inspeksi dan Karantina Komoditi. Lembaga ini bertanggung jawab
untuk meninjau kedua data toksikologi and bioeffisiensi pestisida dan
memberikan nasihat kepada pihak-pihak terkait
Bureau of Food and Sanitation, Department of Health: Biro makanan dan sanitasi, Departemen kesehatan, lembaga ini adalah otoritas
administrative yang meneliti tingkat toleransi pestisida dalam bahan
makanan
Bureau of Commodity Inspection and Quarantine: Biro inspeksi komoditi dan karantina yang bertanggung jawab untuk menganalisis
sampel, memeriksa sifat kima dan fisik pestisida.
Provincial department of Agriculture and Forestry: Department Provinsi pertanian dan kehutanan yang memiliki tanggungjawab untuk
melaksanakan regulasi pestisida dan juga berkoordinasi dengan
pemerintah daerah untuk memonitor residu pestisida dan memberikan
bimbingan penggunaan yang aman kepada petani. Lembaga ini diberi
kewenangan oleh COA untuk melakukan test
Taiwan Agriculture Chemical and Toxic Substance Research Institute merupakan lembaga penelitian pestisida yang ditugaskan untuk
melakukan analsisi residu pestisida pada tanaman pangan, analisis
pestisida dan pemantauan residu dalam produk pertanian merupakan
tugas pokok lembaga ini
2.3.2. Dokumentasi
Dokumen yang diperlukan untuk pengiriman ke / dari Taiwan termasuk
faktur komersial (commercial invoice), bill pendaratan (airway bill), daftar
komersial harus menunjukkan nilai F.O.B, C & F, atau C.I.F.; asuransi; faktur
pengangkutan. Selain informasi yang umumnya termasuk dalam standar bill
of lading / airway bill, semua kode barang dan tanda pengiriman pada paket harus ditunjukkan. Bea Cukai di Taiwan tidak memungkinkan kode barang
atau kelompok tanda pada pengiriman komoditi campuran.
Secara ringkas produk yang diimpor ke Taiwan harus memiliki summary
declaration yang ditujukan kepada petugas kepabeaan di tempat produk diturunkan. Produk kemudian berada dalam temporary storage procedure
(tidak lebih dari 20 hari atau 45 hari jika dikirim lewat laut). Produk tersebut
berada dalam custom supervision sampai dikeluarkannya customs approved
treatment or use. Customs approved tersebut terdiri dari: 1) release for free circulation, 2) transits procedure, 3) customs warehousing, 4) inward processing, 5) temporary admission, 6). Entry into a free zone or warehouse. Di Taiwan tidak terdapat zona bebas.
Pengemasan perlu diberi perhatian khusus karena harus memenuhi
beberapa persyaratan yang telah ditentukan terutama untuk produk pertanian
dan kehutanan lainnya. Hal yang harus diperhatikan antara lain jenis kemasan
dan ukuran kemasan. Informasi pada label produk harus menggunakan bahasa
setempat dalam hal ini bahasa Mandarin / Chinese disamping bahasa
internasional lainnya. Dalam label juga perlu dicantumkan laporan peringatan,
pernyataan bahan, dan pencantuman kata racun atau TOXIC serta pernyataan
pengobatan untuk pertolongan pertama keracunan.
Dual labeling dalam satuan metrik atau non-metrik juga diperkenankan. Taiwan memperketat peraturan tentang Chinese labeling untuk semua barang
yang diperlukan untuk produk Pestisida diantaranya 1) Nama umum produk
pestisida; 2) Nama dagang pestisida; 3) Jarak penggunaan pestisida pada tanaman; 4) peringatan pemakaian; 5) Dosis penggunaan 6) tanggal kadaluarsa; 7) Kontak informasi. Setiap jenis pestisida memiliki warna karakter yang berbeda dibawah label atau berada dibagian bawah kemasan. Hal yang
perlu diperhatikan terdapat beberapa warna untuk setiap kelas pestisida :
Warna strip Hijau menunjukkan Herbisida
Warna merah menunjukkan Insektisida
Warna hitam menunjukkan germisida
Warna kuning menunjukkan pengontrol tanaman
Warna biru menunjukkan rodensida
Penggunaan icon2 dalam bahasa mandarin / RRT juga diperlukan
dengan alasan keamanan seperti contohnya:
2.3.3. Bea masuk, tarif dan pajak
Tarif nominal rata-rata di Taiwan saat adalah 8,2% ; the trade-weighted
adalah 2,5%, keduanya turun sedikit mulai 1998. Banyak negara-negara
pengekspor telah menyatakan keprihatinan tentang bea masuk yang dikenakan
pada pengiriman ekspres tertentu memasuki Taiwan meskipun mereka akan
merupakan jasa yang gratis jika dikirim melalui jasa pos. Pajak impor
bervariasi, saat ini bea masuk untuk produk pestisida berkisar antara 5%
-7.5%.
Untuk info lebih lengkap mengenai tarif dan bea masuk produk pestisida
dan turunannya, dapat dilihat di website Directorate General of Costum
Taiwan, dengan memasukan 3808 (yang merupakan HS CODE untuk pestisida yang diulas dalam market brief kali ini) pada Tariff database search system,
(http://eweb.customs.gov.tw/RateWebEn/Search1.aspx).
Selain bea masuk, importir dari semua negara-negara pengekspor juga
harus membayar biaya 0,3% biaya pelabuhan dan pajak nilai tambah
5%. Barang yang masuk Taiwan oleh pengiriman barang atau paket pos
dibebaskan dari biaya pelabuhan. Informasi biaya di atas adalah untuk
referensi saja. Untuk informasi rinci tentang bea masuk, tarif, pajak, dan biaya
lainnya yang berkaitan dengan proses bea cukai, kami sarankan agar
berkomunikasi dengan importir anda atau freight forwarders di Indonesia.
2.4. Saluran distribusi pestisida di Taiwan
Jalur distribusi pestisida di Taiwan menjadi hal yang sangat penting
tingkat eceran atau besar. Secara umum jalur distribusi yang ada pada
produsen pestisida adalah seperti Gambar 9, pada gambar tersebut bermulai
dari pabrik atau produsen diikuti oleh importir hingga pengguna akhir (dapat
dilihat pada Gambar 9)
2.4.1. Produsen
Produsen berperan untuk memproduksi atau mengimpor pestisida atau
perangkat bahan aktif yang digunakan untuk memproduksi pestisida. Proses
yang dilakukan produsen meliputi: memproduksi, menyiapkan, menyebarkan
senyawa atau bahan aktif. Secara umum, perusahaan manufaktur
menghasilkan bahan aktif pestisida dari bahan baku kimia. Banyak perusahaan
yang menghasilkan beberapa bahan aktif, setelah sintesis bahan baku ke
bahan aktif selanjutnya ialah untuk melakukan pengilahan dan pengemasan
a. Importir
Importir merupakan, bentuk umum dari produsen yang mengimpor produk
dari luar negeri dan dijual atau digunakan di dalam negeri. Produk ini bisa
menjadi produk siap guna, produk yang memerlukan pengemasan ulang atau
relabelling.
2.4.2 Custom Blender / Pencampur
Layanan yang memungkinkan pengguna untuk menyesuaikan pembelian
pestisida untuk memenuhi kebutuhan spesifik. Pencampuran dua atau lebih
pestisida dan pupuk atau jenis lain dari pestisida dalam jumlah yang beragam
sehingga produk yang dikustomisasi dapat dipakai oleh petani untuk aplikasi
tertentu
Distributor merupakan perantara yang mendistribusikan, menjual,
menawarkan produk pestisida dan turunannya. Distributor ini juga sering
membeli pestisida dalam jumlah besar dan mendistribusikannya ke dealer atau
pengecer
2.4.4 Penggudangan / penyimpanan
Orang atau lembaga yang menyimpan produk pestisida untuk produsen
atau distributor. Beberapa distributor (seperti rantai –toko) memiliki gudang
sendiri untuk menyimpan produk pestisida beserta produk lainnya
2.4.5. Pengecer
Dealer atau pengecer yang menjual produk pestisida kepada pengguna
akhir. Dealer atau pengecer ini memiliki pengguna akhir berupa petani, dan
lembaga-lembaga yang bergerak dalam bidang kehutanan, tidak juga tertutup
kemungkinan untuk rumah tangga.
Gambar 9. Jalur distribusi pestisida di Taiwan
Pada umumnya para eksportir dari Indonesia dapat langsung
berhubungan dengan para importir dari Taiwan melalui kegiatan pameran atau
melakukan kontak pendahuluan dengan Kantor Dagang dan Ekonomi
Indonesia (KDEI) di Taipei. Daftar para importir untuk setiap produk impor telah
tersusun rapi di KDEI Taipei termasuk untuk pestisida dan produk turunannya.
merupakan general trading company. Agen ini bertindak sebagai perantara
yang akan menghubungkan dengan para importir. Satu hal yang perlu
diperhatikan adalah perlunya informasi yang akurat terhadap profil dari importir
yang akan kita hubungi agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan seperti
penipuan, KDEI Taipei dalam hal ini dapat dijadikan sebagai sumber informasi
awal.
III. Peluang dan Strategi
3.1. Analisis SWOT
Strenght / Kekuatan
Kondisi internal Sumberdaya yang dimiliki Indonesia yang bisa digunakan untuk mengembangkan klaster industri pestisida dan
produk olahannya seperti contohnya: tenaga kerja yang terampil,
lembaga penelitian dan pengembangan, atau asosiasi petani (Aliansi
Petani Indonesia) atau (Asosiasi Pertanian Perkebunan Indonesia)
Teknologi produksi pestisida yang memadai dan modern serta sesuai standar kesehatan
Pasar domestik yang berkembang pesat meningkatkan daya produksi pestisida di Indonesia
Tersedianya lahan yang luas untuk keperluan pabrik dan tenaga kerja yang terampil
Taiwan merupakan jembatan awal untuk masuk ke dalam pasar RRT
Masyarakat Taiwan sudah terbiasa menggunakan pestisida untuk meningkatkan produksi pertanian
Biaya bahan dasar (biaya bahan baku kimia penyusun pestisida, pekerja, proses pengolahan) yang cukup rendah dibandingkan dengan
negara lain.
Terdapat banyak investor asing yang tertarik untuk terlibat dalam produksi pestisida lokal
Adanya kemampuan memproduksi / mengkustomisasi berbagai jenis pestisida yang sesuai dengan kualitas permintaan dunia dan Taiwan
pada khususnya
Weakness / Kelemahan
Ketidakpastian pasokan bahan baku pestisida karena beberapa faktor industri pestisida hanya dianggap sebagai hasil samping dari industri
kimia
Struktur industri yang terfragmentasi sehingga terjadi kompetisi yang mempengaruhi kualitas akhir produk dan biaya produksi
Kualitas dan ketersediaan bahan kimia pendukung dalam proses pembuatan pestisida
Ketatnya isu akan bahan baku kimia yang digunakan dalam produksi pestisida dan limbah buangan yang dihasilkan dari proses produksi
Rendahnya tingkat standarisasi produk pestisida
Kurangnya sarana infrastruktur dan transportasi
Faktor bahasa yang akan menjadi masalah berarti dalam berkomunikasi dengan importir di Taiwan.
Lemahnya hubungan dengan para importir di Taiwan. Campur tangan pemerintah yang belum maksimal dalam membangun hubungan
berkepanjangan.
Belum berkembangnya kerjasama antar pelaku bisnis industri dalam penerapan kemitraan. Serta kurangnya motivasi dari pengusaha yang
salah satunya diakibatkan kurangnya modal. Termasuk biaya
marketing dan biaya penetrasi pasar luar negeri.
Kurangnya informasi terhadap kondisi pasar dan permintaan pasar luar negeri.
Lemahnya kemampuan ekspor secara langsung
Rendahnya inovasi produk Opportunities / Peluang
Untuk beberapa negara tertentu penggunaan pestisida dilarang karena alasan kesehatan sehingga produsen pestisida semakin berkurang
sedangkan permintaan tetap tinggi, kondisi ini dapat dijadikan peluang
usaha. Akan tetapi, proses penanganan limbah buangan pestisida
harus diawasi dengan ketat sehingga tidak menimbulkan masalah
kesehatan bagi para pekerja pabrik.
Jumlah permintaan yang lebih cepat dari pada ketersediaan bahan baku di semua sektor akan mempermudah akses masuk pestisida
untuk memenuhi permintaan pasar
Potensi permintaan negara asia seperti Taiwan / RRT yang besar karena pestisida merupakan salah satu bahan utama dalam industri
pertanian
Threat / Ancaman
Banyaknya pestisida dan produk turunannya yang impor dari RRT, Thailand, dan Vietnam serta negara - negara di Eropa dan Amerika
yang terkenal dengan teknologi modernnya
Ketatnya pengawasan dari WHO mengenai pemakaian dan produksi pestisida di dunia dengan alasan kesehatan, beberapa pihak telah
meyakinkan badan kesehatan dunia tersebut dengan control produksi
dan pengawasan sesuai dengan standard yang ditetapkan tidak akan
membahayakan
Defisit bahan baku walaupun beberapa daerah sangat memiliki potensi untuk menghasilkan bahan baku pestisida dan mineral penyusun
lainnya
Melemahnya daya saing industri dalam negeri karena kekurangan biaya dasar input
Rendahnya tingkat kepercayaan konsumen terhadap kualitas produk Indonesia karena kurangnya standardisasi mutu
3.2. Strategi Pengembangan Industri dan Ekspor pestisida
3.2.1. Strategi industri pestisida di Indonesia
Menyusun program dan menetapkan prioritas penelitian dalam menentukan bahan baku pestisida dengan alasan kesehatan
Pemanfaatan informasi pasar pestisida di Indonesia yang tersedia semaksimal mungkin agar dapat meningkatkan jumlah produksi
Melaksanakan kerjasama dan koordinasi yang tersediaantara petani dan produsen pestisida. Informasi dari petani juga sangat penting
untuk dapat mengetahui tingkat resistensi hama tanaman terhadap
pestisida jenis tertentu
Mengusahakan peningkatan sumber daya manusia yang terampil dan tepat guna
Melaksanakan evaluasi penelitian dan pengembangan secara periodik
Memperbaiki sarana dan prasarana penunjang industri pestisida, khususnya untuk sirkulasi udara dan penanganan limbah hasil
buangan produksi pestisida.
Pemerintah bersama dengan LITBANG harus berupaya menjaga kualitas dan keamanan pestisida sehingga dapat bersaing di pasar
internasional
Adanya dukungan lembaga penelitian, lembaga keuangan dalam peningkatan investasi industri pestisida dan produksi pestisida
Mengembangkan efektifitas jaringan logistik
Mengembangkan pasar dalam negeri dan meningkatkan kemitraan antara pemasok bahan atau komponen utama dengan produsen
penghasil pestisida
3.2.2. Strategi pengembangan ekspor pestisida Indonesia ke Taiwan
Melakukan market intelligence. Melakukan evaluasi dan analisis terhadap perubahan persaingan, trend pasar, tuntutan konsumen dan
perubahan regulasi internasional sehingga mengurangi tarif dan non tarif
diterapkan untuk mengatasi ancaman negara pesaing ekspor pestisida
dan produk turunan. Regulasi di tiap negara juga harus dipelajari agar
dapat mengikuti perkembangan terbaru dibidang keamanan dan
penggunaan pestisida
Manajemen kelompok dengan tujuan meningkatkan efisiensi usaha, mempermudah akses pembinaan, akses memperoleh informasi bagi
produsen bahan kimia serta memperkuat posisi tawar pestisida dengan
mitra usahanya
Pembangunan sistem informasi. Pemasaran Informasi pasar berguna untuk membuka peluang pasar dan menghindari distorsi pasar.
Penguatan kerjasama dengan penjaringan pemasaran baik yang berada
di pusat-pusat perdagangan komoditi maupun di negara tujuan,
termasuk Taiwan
Menetapkan standard nasional dan Uji laboratorium serta uji lapangan untuk mendapatkan kualitas pestisida yang terbaik namun ramah
lingkungan sehingga dapat bersaing di pasar internasional
Membangun dan mempromosikan merk lokal dipasar Internasional. Serta Perluasan ekspor ke pasar potensial baru. Menggencarkan
promosi produk Indonesia ke Taiwan. Aktif mengikuti berbagai pameran
dagang yang secara berkala diadakan di Taiwan. Detail pameran yang
berlangsung di Taiwan dapat dilihat pada Bagian 4
Peningkatan efisiensi pelayanan ekspor-impor, pelabuhan, kepabean dan administrasi (verifikasi dan retribusi) perpajakan. Untuk mencegah
maraknya impor ilegal maka pemerintah perlu menetapkan pengenaan
Meningkatkan ketersediaan pelayanan jasa termasuk jasa profesional (keuangan, akuntasi, konsultasi, pemasaran, notariat, pengujian,
sertifikasi, konsultan hukum, dll) dan jasa publik (perizinan, dll).
IV. Informasi – Informasi Penting
4.1. Perwakilan Taiwan di Indonesia
Taipei Economic and Trade Office Jakarta, Indonesia (TETO) Address: Gedung Artha Graha, Lt. 17. Jl. Jend. Sudirman Kav. 52-53, Jakarta 12190, Indonesia
Telephone:
General/Economic/Information/Overseas Compatriot Enquiries: (021) 515-3939
Email: Public Affairs Division/General Enquiries: idn@teto.or.id Economic Division: economic@teto.or.id
Taiwan External Trade Development Council (TAITRA) Taiwan Trade Centre, Jakarta
Address:
Wisma G.K.B.I., 17th floor, Suite 1717, Jl. Jend. Sudirman No. 28,
Jakarta 10210, Indonesia
Tel. : +62 (21) 5741102 Fax : +62 (21) 5741082 E-mail : jakarta@taitra.org.tw
http://jakarta.taiwantrade.com.tw/
4.2. Kamar Dagang Taiwan di Indonesia
Chinese International Economic Cooperation Association (CIECA) Address:
7F, 85 Ba De Road, Sec. 4, Taipei 105, Taiwan, R.O.C. Tel: 886-2-2528-8833
Fax: 886-2-2742-5342 / 2747-0611 / 2747-0626 E-mail: service@cieca.org.tw
4.3. Perwakilan Indonesia di Taiwan
Kantor Dagang dan Ekonomi Indonesia di Taipei (KDEI) Address:
6F, No. 550, Rui Guang Road, Neihu District, Taipei, Taiwan 114 email : ieto@ms8.hinet.net
Tel : (886-2) 8752-6170 Fax : (886-2) 8752-3706
4.4. Asosiasi produk kimia untuk pertanian di Taiwan Taipei Agricultural Chemicals Association (TACA)
Address: 4F ,20,Lane 38,Sung Chiang Road , Taipei (104), Taiwan Tel: 886-2-2564-2872 Fax : 886-2-2537-3589
http://www.taca.com.tw service@taca.com.tw
4.5. Daftar Pameran
Organic & LOHAS expo 2012
Organizer: Taitra
Address: No. 5, Hsin-Yi Rd., Sec. 5, Taipei, Taiwan
Website : http://www.manufacturers.com.tw/tradeshow.php?id=174
4.6. Daftar Importir Pesticide di Taiwan Growing-Leader Trading Co. Ltd.
No.166, Tai Ping Rd. Sec 2, Tsao Tuen, Nantou +886-49-2330395
Green Mountain Co. Ltd.
9F, NO 85, Sec. 1, Jhongshan, N. Rd.,Jhongshan District, Taipei City 10446,
Taipei + 886-2-2523-9899
http://www.greenmountain.com.tw/
All Packing Enterprise Co., Ltd.
No.200, sec.2 Nan-Kan Rd, Lu-chu Township, Taoyuan 33855, Taiwan R.O.C., Taiwan
Taipei + 886-3-3215688
http://www.manufacturers.com.tw/showroom-9214-2-5-0-1545.php
Tar Lin Hardware Co. Ltd
No. 246-2, Jhangma Rd., Changhua City, Taiwan, Taiwan. Zip Code: 500 Taipei + 886-4-7523306
http://ag045.598.com.tw
Taiwan Y.F.D. Co.Ltd.
No. 76,San-Ho Rd Feng-Yuan Citu. +886-4-5334825
E-mail: twyfd@ms36.hinet
REFERENSI
Bureau of Foreign Trade (BOFT), www.trade.gov.tw
The Agriculture Department, (COA) Council of Agriculture, www.coa.gov.tw
Department of Health (DOH), www.doh.gov.tw