• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penyusun: ANTI ASTA VIANI. Editor TIM KONSULTAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI MALANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Penyusun: ANTI ASTA VIANI. Editor TIM KONSULTAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI MALANG"

Copied!
45
0
0

Teks penuh

(1)

Penyusun:

ANTI ASTA VIANI

Editor

TIM KONSULTAN FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

BAGIAN PROYEK PENGEMBANGAN KURIKULUM DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadlirat Allah Swt. Yang telah melimpahkan rakhmat dan hidayahNya sehingga penulisan modul TEKNIK BORDIR dapat terselesaikan.

Modul Teknik Bordir ini merupakan salah satu modul bidang keahlian tata busana pada pendidikan menengah kejuruan yang diharapkan dapat membekali tamatan dengan kualifikasi keahlian terstandar sesuai dengan tuntutan dunia kerja. Modul ini mengacu pada kurikulum SMK berbasis kompetensi yang sedang dikembangkan berdasar Standar Kompetensi Nasional serta kurikulum SMK edisi 1999 sebagai salah satu muatan lokalnya. Modul ini diharapkan dapat menjadi sarana dalam proses pembelajaran agar dapat mencapai kompetensi sesuai tuntutan dunia kerja.

Modul ini dapat tersusun berkat bantuan berbagai pihak, maka pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu penulsan modul ini, semoga menjadi amalan yang tek pernah putus. Amin.

(3)

DESKRIPSI JUDUL

Teknik bordir adalah salah satu jenis sulaman dalam membuat hiasan busana dan lenan rumah tangga yang dikerjakan dengan mesin jahit/mesin bordir. Isi modul ini terdiri dari: teori dasar bordir (pengertian, perlengkapan membordir, persiapan membordir, dan cara melihat hasil akhir bordir); teknik dasar bordir; dan berbagai variasi teknik bordir. Modul ini berkaitan dengan modul Piranti Menjahit serta Desain Busana dan Hiasan. Hasil pendidikan dan latihan yang dicapai setelah saudara menguasai modul ini adalah diharapkan siswa dapat membuat hiasan busana dan lenan rumah tangga menggunakan teknik bordir.

(4)

PETA KEDUDUKAN MODUL TATA BUSANA

BUS 417B BUS 417C BUS 417D BUS 417A BUS 416C BUS 416B BUS 416A BUS 415A BUS 414A BUS 313A BUS 313B BUS 313C BUS 312A BUS 312B BUS 312C BUS 311A BUS 311B BUS 207A BUS 207B BUS 207C BUS 101A BUS 101B BUS 208A BUS

208B 208CBUS 209ABUS BUS 209B BUS 209C BUS 210A BUS 210B BUS 210C BUS 415B BUS 414B R BUS 418 BUSM 313 E BUS 205 F BUS 206 G BUS 207 A BUS 101 B BUS 102 C BUS 103 D BUS 104 H BUS 208 I BUS 209 J BUS 210 L BUS 312 K BUS 311 Q BUS 417 P BUS 416 IV JURU GAMBAR I PEMBANTU PENJAHIT O BUS 415 N BUS 414 III PENJAHIT MODISTE II PENJAHIT INDUSTRI

(5)

KETERANGAN PETA KEDUDUKAN MODUL

TATA BUSANA

Mata Diklat : A. Memelihara Piranti Menjahit dan K3 Bidang Busana

No Kode Modul Judul Modul

1. BUS – 101A Pemeliharaan piranti menjahit dan K3 bidang busana BUS -101B Piranti menjahit

Mata Diklat : B. Menjahit Bagian Busana Sesuai Dengan Prosedur Menjahit

No Kode Modul Judul Modul

2 BUS -102 Teknik Jahit Bagian-bagian Busana

Mata Diklat : C. Memberi Tanda Untuk Jahit dan Setrika

No Kode Modul Judul Modul

3 BUS – 103 Tanda-tanda Jahit dan Penyeterikaan

Mata Diklat : D. Melaksanakan Pengepakan Pakaian Dalam Kemasan dan Siap Kirim

No Kode Modul Judul Modul

4 BUS – 104 Teknik Pengemasan dan Pelabelan

Mata Diklat : E. Melakukan Proses Dan Pelaksanaan Penyeterikaan Dan Pressing

No Kode Modul Judul Modul

5 BUS -205 Teknik Setrika dan Pressing

Mata Diklat : F. Melaksanakan Pekerjaan Pengikatan Dan Penomoran Potongan Busana

No Kode Modul Judul Modul

6 BUS -206 Teknik Pengikatan dan Penomoran Potongan Busana Mata Diklat : G. Melaksanakan Pekerjaan Marker

No Kode Modul Judul Modul

7 BUS – 207A Teknik marker

BUS – 207B Teknik merancang bahan

(6)

Mata Diklat : H. Membuat Sampel Sesuai Desain

No Kode Modul Judul Modul

8 BUS – 208A Teknik pembuatan sampel (busana wanita) BUS – 208B Teknik pembuatan sampel (busana pria) BUS – 208C Teknik pembuatan sampel (busana anak)

Mata Diklat : I. Melaksanakan Pekerjaan Bagian Produksi

No Kode Modul Judul Modul

9 BUS – 209A Teknik Cutting, Sewing, dan Finishing (busana anak) BUS – 209B Teknik Cutting, Sewing, dan Finishing (busana

wanita)

BUS – 209C Teknik Cutting, Sewing, dan Finishing (busana pria) Mata Diklat : J. Melakukan Pekerjaan Bordir

No Kode Modul Judul Modul

10 BUS – 210A Teknik bordir

BUS – 210B Teknik bordir lanjut pada busana BUS – 210C Variasi bordir

Mata Diklat : K. Melakukan Pekerjaan Sablon/Printing

No Kode Modul Judul Modul

11 BUS – 311A Dasar-dasar printing

BUS – 311B Pengembangan printing design

Mata Diklat : L. Membuat Pola Busana Sesuai Konstruksi Dan Model

No Kode Modul Judul Modul

12 BUS – 312A Konstruksi pola busana pria BUS – 312B Konstruksi pola busana wanita BUS – 312C Konstruksi pola busana anak

Mata Diklat : M. Membuat Pakaian Dengan Teknik Madya

No Kode Modul Judul Modul

13 BUS – 313A Prinsip dasar pembuatan busana Madya BUS – 313B Garniture

BUS – 313C Teknik penyelesaian busana madya

Mata Diklat : N. Berkomunikasi Dan Melaksanakan Pelayanan Prima

No Kode Modul Judul Modul

14 BUS – 414A Teknik komunikasi BUS – 414B Prinsip pelayanan prima

(7)

Mata Diklat : O. Membuat Pakaian Dengan Teknik Tailoring

No Kode Modul Judul Modul

15 BUS – 415A Prinsip dasar pembuatan busana tailoring BUS – 415B Teknik penyelesaian busana tailoring

Mata Diklat : P. Membuat Desain Busana Dan Desain Hiasan

No Kode Modul Judul Modul

16 BUS – 416A Menggambar proporsi tubuh manusia BUS – 416B Dasar-dasar desain hiasan busana

BUS – 416C Dasar-dasar desain hiasan lenan rumah tangga

Mata Diklat : Q. Membuat Hiasan Dan Penerapannya Pada Busana Dan Lenan Rumah Tangga

No Kode Modul Judul Modul

17 BUS – 417A Pola hiasan lenan rumah tangga BUS – 417B Pola hiasan busana

BUS – 417C Teknik menghias lenan rumah tangga BUS – 417D Teknik menghias busana

Mata Diklat : R. Melakukan Draping Pakaian

No Kode Modul Judul Modul

(8)

PRASYARAT

Modul ini dapat saudara pelajari setelah mempelajari modul Piranti Menjahit dan K3 Bidang busana.

(9)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ……… i

KATA PENGANTAR ……… ii

DESKRIPSI JUDUL ………. iii

PETA KEDUDUKAN MODUL ……….... iv

KETERANGAN PETA KEDUDUKAN MODUL ……… v

PRASYARAT ……… viii

DAFTAR ISI ………. ix

PERISTILAHAN/GLOSSARY ………..……. 1

PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL ………... 2

TUJUAN ……….…… 3

KEGIATAN BELAJAR I: TEORI DASAR BORDIR A. LEMBAR INFORMASI ……….…. 4

B. LEMBAR LATIHAN ………... 11

KEGIATAN BELAJAR II : TEKNIK DASAR BORDIR A. LEMBAR INFORMASI …………...………. 12

B. LEMBAR KERJA ………...……… 12

C. LEMBAR LATIHAN ………...……….. 18

KEGIATAN BELAJAR III: VARIASI TEKNIK BORDIR A. LEMBAR INFORMASI ………...………. 19

B. LEMBAR KERJA ………...……… 19

C. LEMBAR LATIHAN ………. 31

LEMBAR EVALUASI ……….……… 32

LEMBAR KUNCI JAWABAN ……….……….. 33

(10)

PERISTILAHAN/GLOSSARY

1. Bordir:

Adalah teknik sulaman menggunakan mesin jahit/mesin bordir

2. Pemidangan:

Adalah alat bantu untuk mambentangkan dan mengencangkan kain

saat dibordir

3. Pelat bordir:

Adalah alat bantu yang dipergunakan untuk menutup gigi mesin

jahit apabila mesin jahit tidak disertai alat pengatur gigi mesin.

(11)

PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL

1. Bacalah dengan seksama tujuan akhir dan tujuan antara untuk mengetahui apa yang akan diperoleh setelah mempelajari materi ini.

2. Modul ini memuat informasi tentang apa yang harus saudara lakukan untuk mencapai tujuan antara pembelajaran.

3. Pelajari dengan seksama materi tiap kegiatan belajar, jika ada informasi yang kurang jelas atau mengalami kesulitan dalam mempelajari setiap materi pada kegiatan belajar, sebaiknya berkonsultasi pada pengajar.

4. Kerjakan latihan-latihan serta tugas-tugas yang terdapat pada akhir uraian materi. Diskusikan dengan teman untuk mengetahui gambaran mana yang mengandung kemungkinan benar atau salah.

5. Kerjakan evaluasi tanpa melihat uraian pada bagian sebelumnya. Setelah semua butir evaluasi dikerjakan, barulah membandingkan jawaban dengan uraian materi untuk mengetahui kebenarannya. Gunakan kunci jawaban atau diskusikan dengan teman dan guru pengajar jika kunci jawaban tidak tersedia.

(12)

TUJUAN

A. Tujuan Akhir

Peserta diklat mempunyai keterampilan menghias kain pada busana dan lenan rumah tangga menggunakan teknik bordir.

B. Tujuan Antara

Untuk mencapai tujuan akhir sebagaimana dikemukakan di atas, tujuan antara berikut ini perlu dicapai terlebih dahulu. Pada akhir kegiatan pembelajaran diharapkan peserta diklat dapat:

1. mempersiapkan alat dan bahan yang dipergunakan dalam membordir 2. membuat tusuk dasar bordir

3. membordir dengan bebagai teknik bordir

(13)

KEGIATAN BELAJAR I

TEORI DASAR BORDIR

A. Lembar Informasi

Tujuan dari teori dasar bordir adalah untuk memberi pemahaman pada peserta diklat tentang pengertian bordir, perlengkapan bordir yang berisi tentang alat dan baham dalam membordir, persiapan membordir yang berisi tentang langkah-langkah yang harus dipersiapkan dalam membordir, serta cara mengetahui hasil akhir bordir. Berdasar perolehan materi ini maka akan mempermudah dalam proses kegiatan belajar selanjutnya.

1. Pengertian Bordir

Bordir atau teknik bordir yang berasal dari bahasa Belanda “Borduur” adalah salah satu jenis sulaman yang dikerjakan dengan mesin jahit/mesin bordir. Meskipun dikerjakan dengan mesin, hasil sulaman bordir tidak kalah indah dan halusnya dibandingkan dengan sulaman yang dikerjakan dengan tangan. Kelebihan bordir dibandingkan dengan sulaman tangan adalah dalam proses pengerjaannya, yang mana waktu yang dipergunakan relatif lebih cepat.

Tusuk dasar yang digunakan dalam membordir adalah tusuk/setik biasa dan tusuk loncat. Yang dimaksud dengan tusuk biasa adalah tusuk tikam jejak/tusuk mesin jahit; dan tusuk loncat adalah pengembangan dari tusuk biasa dengan cara membuat loncatan-loncatan yang teratur dengan lebar loncatan sesuai dengan yang kita kehendaki atau sesuai dengan motif dan jenis sula man yang hendak kita kerjakan.

Jenis-jenis sulaman bordir sangat beragam, meskipun demikian jenis-jenis tersebut hanya merupakan perpaduan antara tusuk yang satu dengan yang lain. Dengan memvariasikan berbagai macam tusuk dan kreativitas dalam mengembangkan motif akan tercipta suatu teknik bordir dengan bentuk yang berbeda pula.

(14)

Hiasan bordir ini selain berfungsi sebagai hiasan dapat pula berfungsi lain, di antaranya adalah sebagai: (1) penutup kerusakan/memperbaiki kerusakan pada bahan, (2) mengelim kain atau memberi pinggiran pada kain yang bertiras, (3) mengubah corak hiasan kain, dan (4) sebagai penyambung, yaitu menggabungkan kain yang satu dengan yang lain.

2. Perlengkapan Membordir

Yang dimaksud dengan perlengkapan membordir adalah meliputi alat-alat yang akan dipergunakan untuk membordir berikut bahan perlengkapannya. Berbagai alat yang perlu dipersiapkan dalam membordir adalah mesin jahit, pemidangan, jarum jahit, gunting bordir, plat bordir (jika diperlukan), lihat gambar 1.1.

Mesin jahit

Mesin jahit yang dapat dipergunakan adalah semua jenis dan merek mesin jahit kecuali mesin jahit tangan, karena dalam proses pengerjaannya selain gerakan tangan juga diperlukan gerakan kaki yang seirama. Penggunaan mesin jahit ini dapat menggunakan tenaga manusia (mesin pancal) dan tenaga mesin (menggunakan dinamo) tergantung pada tingkat keterampilan kita dalam mengoperasikan mesin jahit.

Pemidangan

Pemidangan atau bingkai atau ada juga yang menyebut dengan istilah ‘ram’ merupakan alat bantu membordir, yang berbentuk bulat atau persegi dengan lubang pada bagian tengah, dan terdiri dari dua bagian sama bentuk dengan ukuran yang bertingkat dimana yang satu lebih besar dari yang lain, sehingga satu sama lain dapat berhimpitan.

Pemidangan adalah alat yang digunakan untuk mengencangkan kain agar kain tidak mengkerut dan rata ketika dibordir, serta sebagai alat bantu untuk menggerakkan kain dengan cara memegang tepian pemidangan.. Pemidangan dapat terbuat dari kayu, alumunium, maupun plastik dengan berbagai ukuran (misalnya untuk yang berbentuk bulat dengan diameter 15cm, 20 cm, 30cm, dan sebagainya).

(15)

Cara-cara penggunaan pemidangan ini adalah sebagai berikut:

a. Kendorkan pengunci pada pemidangan sampai ke dua bagian pemidangan terlepas

b. Bentangkan kain yang akan dibordir di atas pemidangan bagian dalam dengan posisi motif yang akan dibordir terletak ditengah-tengah pemidangan, bagian baik kain menghadap ke bawah.

c. Pasang pemidangan bagian luar di atas kain yang sudah dibentangkan, kemudian jepit kain tersebut secara baik sampai rata dan kencang.

d. Kencangkan baut pengunci e. Kain siap untuk dibordir.

Gunting

Gunting yang dipergunakan dalam kegiatan ini ada dua macam, yaitu gunting biasa yang biasa dipergunakan untuk menggunting kain, dan gunting bordir yang dipergunakan untuk menggunting benang, menggunting/melubangi motif-motif kecil, dan untuk membersihkan tiras-tiras benang. Gunting bordir ini mempunyai ukuran kecil, pada bagian ujungnya runcing dan melengkung ke atas.

Jarum mesin

Seperti halnya menjahit, dalam membordir tentu saja memerlukan jarum jahit. Adapun ukuran jarum yang dipakai adalah jarum dengan ukuran kecil, yaitu 9 atau 11, hal ini perlu diperhatikan mengingat kehalusan benang bordir yang akan dipergunakan.

Plat bordir

Plat bordir adalah alat bantu bordir yang dipergunakan apabila mesin jahit yang dimiliki dan akan dipakai untuk membordir tidak mempunyai pengatur untuk menaikkan atau menurunkan gigi mesin.

Selain harus melepas sepatu mesin jahit, pada saat membordir harus menurunkkan gigi mesin, apabila mesin tidak memiliki alat pengaturnya, maka dapat ditutup dengan menggunakan plat bordir ini.

(16)

3. Bahan-bahan yang diperlukan dalam membordir

Pada dasarnya semua bahan/kain dapat dibordir, baik kain polos maupun kain bermotif. Bahan yang digunakan bisa berasal dari serat kapas, serat sintetis, sutera, dan berbagai jenis bahan lainnya. Untuk membordir bahan yang berasal dari jenis frico/tula digunakan kertas tela/kertas roti yang sudah diberi motif, sedangkan untuk kain-kain yang tipis atau bertekstur halus dapat dilapisi dengan kain keras/kain kapas.

Selain bahan utama terkadang masih diperlukan pula bahan lain sebagai bahan pembantu yang berupa perca-perca untuk beberapa jenis sulaman bordir, seperti pada pengerjaan aplikasi yang menggunakan teknik bordir.

Benang yang dipergunakan untuk membordir adalah benang khusus untuk membordir. Berbagai jenis dan merk benang bordir dapat dipergunakan sesuai dengan kebutuhan. Selain benang katun, ada benang emas dan benang perak yang berfungsi dan dapat dipergunakan dalam pembuatan hiasan tambahan pada sulaman bordir. Selain itu digunakan pula benang koord untuk jenis-jenis bordir tertentu. Contoh benang bordir dapat dilihat pada gambar 1.2.

Plat Bordir

Gunting Bordir Pemidangan

(17)

4. Persiapan Membordir

Pada awal proses pengerjaan bordir, ada beberapa hal yang harus dipersiapkan. Selain mempersiapkan alat dan bahan seperti yang telah di sebutkan di atas, beberapa persiapan lain yang harus dilakukan di antaranya adalah sebagai berikut:

a. mempersiapkan semua alat dan bahan yang diperlukan untuk membordir b. menyiapkan motif dan memindahkan motif pada bahan yang akan di bordir.

c. Memasang bahan yang akan dibordir dalam pemidangan dengan motif yang akan dibordir terletak ditengahnya. Pemasangan bahan pada pemidangan harus kencang dan rata benar permukaannya, pemasangan pemidangan yang kurang benar akan mempengaruhi hasil akhir bordir yang antara lain menyebabkan kain berkerut, atau bahkan rusak jika pemidangan terlalu kencang. Untuk itu pemilihan pemidangan harus pula diperhatikan.

d. Mempersiapkan mesin dengan sebaik-baiknya. Pekerjaan persiapan mesin ini tergantung dari mesin yang dipergunakan, yaitu:

1). Menggunakan mesin biasa, persiapan yang harus dilakukan meliputi: Gambar 1.2

(18)

• Membersihkan mesin dan memberi minyak mesin jika diperlukan (ingat pelajaran pemeliharaan mesin jahit), kemudian mencoba mesin sampai menghasilkan setikan yang baik.

• Mengisi benang pada kumparan

• Melepas sepatu mesin

• Memasang jarum mesin dan kumparan dan rumah kumparan pada tempatnya

• Menurunkan gigi mesin dengan menggunakan alat pengatur gigi mesin, jika mesin jahit tidak dilengkapi dengan pengatur gigi mesin, gunakan plat bordir, pasangkan diatas pelat gigi mesin.

• Pengatur stik (jarak jahitan) diarahkan pada batas garis tengah

• Memasang benang atas sesuai urutan jalannya benang

• Mengatur tegangan benang sampai memperoleh tegangan benang yang diinginkan

• Memasukkan bahan yang telah diletakkan pada pemidangan dibawah jarum mesin, kemudian menurunkan pengatur sepatu mesin jahit (meskipun dalam membodir tidak mempergunakan sepatu mesin, tetapi pengatur sepatu mesin harus pada posisi turun)

2) Menggunakan mesin khusus untuk bordir

• Membersihkan mesin dan memberi minyak mesin jika diperlukan (ingat pelajaran pemeliharaan mesin jahit), kemudian mencoba mesin sampai menghasilkan setikan yang baik.

• Mengisi benang pada kumparan

• Memasang jarum mesin dan kumparan dan rumah kumparan pada tempatnya

• Memasang benang atas sesuai urutan jalannya benang

• Memasukkan bahan yang telah diletakkan pada pemidangan dibawah jarum mesin, kemudian menurunkan pengatur sepatu mesin jahit

(19)

e. Siap untuk membordir.

Pada prinsipnya, dalam membordir menggunakan mesin jahit biasa, tangan kiri berfungsi sebagai pengganti gigi mesin jahit, dengan kata lain, tangan kiri berfungsi sebagai penggerak/pengajak; tangan kanan berfungsi sebagai pengganti sepatu atau untuk menahan dan menekan pemidangan. Pada saat membuat setikan/loncatan, gerak tangan dan kaki harus seirama. Sedangkan jika menggunakan mesin bordir, mesin ini digerakkan dengan menggunakan listrik dengan menggunakan pijakan dinamo dan stang penggerak untuk menentukan jarak setikan/loncatannya. Stang penggerak pada mesin bordir ini terletak di bagian bawah mesin, adapun cara menggunakannya cukup dengan menggeser stang dengan kaki, lebar kecilnya geseran tersebutlah yang akan menentukan jarak setikannya.

Pada akhir kegiatan bordir, jangan lupa membersihkan hasil bordiran dari tiras-tiras benang yang tersisa atau tertinggal, sehingga menimbulkan kesan bersih dan rapi.

5. Hasil Akhir Bordir

Untuk mengetahui apakah hasil bordiran kita dapat dikatakan baik dan rapi, maka ada beberapa kriteria yang harus dipenuhi, di antaranya adalah sebagai berikut:

• Keserasian dalam mengkombinasikan antara warna bahan dan warna benang

• Tusuk-tusuk yang dihasilkan kelihatan baik dan rapi, tidak melewati garis motif.

• Arah loncatan benang sesuai dengan motif yang dibordir

• Tusuk-tusuk yang dihasilkan tidak saling bertumpuk sehingga menimbulkan kesan tebal.

• Bahan/benda yang di bordir tidak berkerut atau bergelombang

(20)

B. Lembar Latihan

Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut pada lembar yang telah disediakan.

1. Jelaskan apa yang saudara ketahui tentang pengertian bordir

_____________________________________________________________ _____________________________________________________________

2. Sebut dan jelaskan kegunaan alat dan bahan yang dipergunakan untuk membordir

_____________________________________________________________ _____________________________________________________________

3. Persiapan apa sajakah yang diperlukan sebelum membordir

_____________________________________________________________ _____________________________________________________________

Diskusi kelompok

1. Diskusikan dengan teman sebangku anda, mengapa hasil bordir ada yang terlihat berkerut dan bergelombang

2. Catatlah hasil diskusi , laporkan pada pada guru anda.

Demonstrasi

1. Bagaimana cara mempergunakan pemidangan yang baik dan benar.

2. Bagaimana cara mempersiapkan mesin jahit untuk membordir secara benar dengan menggunakan mesin jahit lurus dan mesin bordir.

Kerjakanlah lembar evaluasi ini dengan benar, apabila saudara telah selesai mengerjakan, saudara dapat melihat lembar kunci jawaban yang terlelak di ahir penyajian modul ini, apabila jawaban saudara sudah benar, saudara bisa melanjutkan dengan mempelajari kegiatan belajar II. Kuasai pengoperasian mesin untuk pekerjaan bordir di bawah pengawasan pembimbing, kemudian latihlah keterampilan saudara sampai saudara benar-benar paham

(21)

KEGIATAN BELAJAR II

TEKNIK DASAR BORDIR

A. Lembar Informasi

Di dalam membuat bordir, ada dua macam teknik dasar yang digunakan, yaitu menggunakan tusuk suji cair dan tusuk loncat.

Tusuk suji cair ini pengerjaannya sangat sederhana, yaitu seperti kita menjahit dengan mesin. Besar kecilnya jarak setikan suji cair tergantung dari kelincahan kita dalam menggerakkan pemidangan yang dilakukan seirama dengan gerakan kaki. Tusuk suji cair ini dibuat dengan mengikuti garis-garis motif yang telah dibuat. Tusuk suji cair terdiri dari tiga variasi, yaitu suji cair biasa, suji cair setengah penuh dan suji cair penuh. Perbedaan ciri di antara ketiga suji cair adalah, suji cair biasa setiknya hanya mengikuti garis motif yang ada dengan dua kali pengulangan; ciri suji cair setengah penuh ialah pada motif diisi dengan suji cair secara berhimpitan pada sebagian/setengah motif; sedangkan suji cair penuh, keseluruhan motifnya dipenuhi dengan tusuk suji cair.

Perbedaan tusuk suji cair dengan tusuk loncat adalah, pada tusuk loncat setiknya harus melewati/meloncati garis. Tusuk loncat ini dibedakan menjadi dua jenis, yaitu tusuk loncat pendek dan tusuk loncat panjang. Pada loncat pendek lebar loncatannya kira-kira 1-2mm, sedangkan loncat panjang lebar loncatan lebih dari 3mm, biasa disebut dengan tusuk loncat diantara dua setikan. Tusuk loncat pendek biasa digunakan diantaranya untuk pembuatan sulaman aplikasi, tusuk loncat panjang biasa digunakan untuk membuat tusuk pipih, sulaman rusia. Sedangkan perpaduan antara loncat panjang dan pendek dapat dipakai untu membuat sulaman tiongkok.

B. Lembar Kerja

1. Alat

(22)

a. mesin jahit dan jarum jahit b. pemidangan

c. gunting

d. plat bordir (jika diperlukan)

2. Bahan

a. bahan utama, yaitu bahan yang akan diberi hiasan bordir yang sudah diberi gambar motif

b. benang bordir, berbagai warna benang bordir sesuai dengan desain yang telah dibuat

3. Kesehatan dan keselamatan kerja a. Jaga sikap duduk ketika membordir

b. Pastikan penerangan dalam ruangan cukup ketika melakukan kegiatan membordir

c. Mesin jahit dan tangan dalam keadaan bersih ketika akan memulai pekerjaan bordir.

d. Tertib dalam pengoperasian alat-alat

4. Langkah Kerja

a. Membuat tusuk suji cair 1) siapkan mesin jahit

2) siapkan bahan yang akan di bordir pada pemidangan

3) masukkan pemidangan pada mesin jahit dengan posisi pemidangan ada di bawah tempat jarum, bagian baik kain yang akan dibordir menghadap ke atas mulailah membordir dengan membuat tusuk suji cair/setik mesin biasa pada sekeliling motif, kemudian ulangilah sekali lagi; dengan demikian suji cair dibuat dengan dua kali setikan pada garis yang sama (gambar 2.1.)

(23)

b. Membuat tusuk suji cair setengah penuh 1) siapkan mesin jahit

2) siapkan bahan yang akan di bordir pada pemidangan

3) masukkan pemidangan pada mesin jahit dengan posisi pemidangan ada di bawah tempat jarum, bagian baik kain yang akan dibordir menghadap ke atas

4) mulailah membordir dengan membuat tusuk suji cair/setik mesin biasa pada sekeliling motif, kemudian ulangilah dengan cara memenuhi sebagian motif secara berimpitan dan rapat ( gambar 2.2.)

Gambar 2.2. Langkah Pembuatan Tusuk Suji Cair Setengah Penuh

(24)

c. Membuat tusuk suji cair penuh 1) siapkan mesin jahit

2) siapkan bahan yang akan di bordir pada pemidangan

3) masukkan pemidangan pada mesin jahit dengan posisi pemidangan ada di bawah tempat jarum, bagian baik kain yang akan dibordir menghadap ke atas

4) mulailah membordir dengan membuat tusuk suji cair/setik mesin biasa pada sekeliling motif, kemudian penuhi seluruh motif dengan suji cair secara berimpitan dan rapat (gamba r 2.3.)

Hasil bordir menggunakan tusuk suji cair, cair setengah penuh dan cair penuh dapat dilihat pada gambar 2.4.

Gambar 2.3. Langkah Pembuatan Tusuk Suji Cair Penuh

(25)

e. Membuat tusuk loncat pendek 1) siapkan mesin jahit

2) siapkan bahan yang akan di bordir pada pemidangan

3) masukkan pemidangan pada mesin jahit dengan posisi pemidangan ada di bawah tempat jarum, bagian baik kain yang akan dibordir menghadap ke atas

4) mulailah membordir dengan membuat tusuk suji cair/setik mesin biasa pada garis motif

5) di atas tusuk suji cair yang telah dibuat, buat setikan loncat pendek yang meloncati garis pada setikan suji cair arah tegak lurus motif, lebar loncatan tidak boleh lebih dari 2mm, lihat gambar 2.5.

f. Membuat tusuk loncat panjang 1) siapkan mesin jahit

2) siapkan bahan yang akan di bordir pada pemidangan

3) masukkan pemidangan pada mesin jahit dengan posisi pemidangan ada di bawah tempat jarum, bagian baik kain yang akan dibordir menghadap ke atasmulailah membordir dengan membuat tusuk suji cair/setik mesin biasa pada garis motif, sesuai dengan namanya yaitu tusuk loncat diantara dua setikan, maka buatlah lagi setikan sesuai moif dengan jarak setikan sesuai dengan yang dikehendaki.

(26)

4) di atas dua tusuk suji cair yang telah dibuat, buat setikan loncat panjang yang meloncati garis pada setikan suji cair dengan arah sesuai dengan motif atau sesuai dengan yang dikehendaki, sesuaikan lebar lonjatan dengan dua setikan yang telah dibuat (gambar 2.6.)

Berikut hasil bordir tusuk loncat pendek dan loncat panjang (gambar 2.7.)

Gambar 2.6. Langkah Pembuatan Tusuk Loncat Panjang

Gambar 2.6. Hasil Bordir Tusuk Loncat Pendek dan Loncat Panjang

(27)

C. Lembar Latihan

1. Buatlah fragmen bordir dengan variasi tusuk suji cair, suji cair setengah penuh dan suji cair penuh dengan motif seperti gambar latihan 1.

2. Buatlah fragmen bordir dengan menggunakan tusuk loncat pendek dengan motif seperti gambar latihan 2

3. Carilah motif yang cocok untuk loncat panjang, dan buatlah fragmen bordirnya.

Gambar Latihan 1 Gambar Latihan 2

Pada awalnya hasil bordir praktek pertama belum dapat memuaskan, untuk itu berlatihlah terus sampai hasilnya memuaskan dan saudara merasa terampil Konsultasikanlah hasil latihan saudara pada pembimbing!

(28)

KEGIATAN BELAJAR III

VARIASI TEKNIK BORDIR

A. Lembar Informasi

Pada kegiatan belajar ini saudara akan diperkenalkan pada berbagai variasi teknik bordir. Dengan adanya variasi teknik bordir ini maka keragaman jenis sulaman yang dikuasaipun akan bertambah. Beberapa teknik yang akan dipelajari di antaranya adalah: teknik/tusuk sasak, tusuk granit, sulaman inggris, sulaman richelie, tusuk biji ketimun, teknik aplikasi, imitasi permadani, serta terawang.

B. Lembar Kerja

1. Alat

Alat yang dipergunakan dalam mengerjakan kegiatan belajar ini adalah sebagai berikut:

a. mesin jahit dan jarum jahit b. pemidangan

c. gunting

d. plat bordir (jika diperlukan)

2. Bahan

a. bahan utama, yaitu bahan yang akan diberi hiasan bordir yang sudah diberi gambar motif

b. benang bordir, berbagai warna benang bordir sesuai dengan desain yang telah dibuat

3. Kesehatan dan keselamatan kerja a. jaga sikap duduk ketika membordir

(29)

b. pastikan penerangan dalam ruangan cukup ketika melakukan kegiatan membordir

c. mesin jahit dan tangan dalam keadaan bersih ketika akan memulai pekerjaan bordir.

d. tertib dalam pengoperasian alat-alat

4. Langkah Kerja

a. Pembuatan bordir dengan teknik sasak

Pada teknik sasak, tusuk yang dipergunakan adalah perpaduan tusuk loncat panjang dan tusuk loncat pendek yang dipakai secara tidak beraturan (tusuk panjang pendek). Pada pengerjaannya dapat menggunakan warna benang dengan dua atau tiga tingkatan warna yang berdekatan (bergradasi), atau dapat juga menggunakan satu warna benang kombinasi (benang sembur). Bordir yang dikerjakan dengan teknik sasak ini dapat dipakai untuk membuat sulaman tiongkok.

Cara mengerjakan:

1) siapkan mesin jahit, kendorkan rumah sekoci dan pengatur tegangan benang, karena pada teknik ini memerlukan tegangan benang yang agak longgar, sehingga memudahkan tarikan benang.

2) Pinggiri sekeliling motif dengan tusuk suji cair

3) Kerjakan satu persatu motif menggunakan tusuk panjang pendek, apabila kita menggunakan 3 macam warna, kerjakan sepertiga motif dengan warna yang paling muda/paling tua sesuai kombinasi warna yang kita kehendaki.

4) ganti warna benang dengan warna benang tingkatan kedua, kemudian isi sepertiga motif kedua dengan tusuk panjang pendek.

5) penuhi sepertiga motif dengan warna ketiga dengan menggunakan teknik yang sama. Pada saat penggantian benang, usahakan warna benang satu sama lain dapat menyatu. (apabila menggunakan satu warna benang/benang sembur, usahakan penyebaran warna benangnya dapat

(30)

menyebar dengan baik ), langkah pembuatan tusuk sasak dapat dilihat pada gambar 3.1.

b. Bordir dengan tusuk granit

Tusuk granit adalah tusuk biasa/suji cair yang dikerjakan secara berputar-putar. Perputarannya dilakukan secara searah dan dikerjakan secara beraturan. Benang yang digunakan dapat benang polos maupun benang kombinasi, apabila menggunakan benang kombinasi, maka penyebarannya harus diatur dengan benar agar menhasilkan sebaran warna yang indah.

Cara mengerjakan:

1) setik sekeliling motif dengan setik suji cair

2) selesaikan sekeliling motif dengan menggunakan tusuk loncat pendek

3) apabila motif yang digunakan ada benang sari maupun tulang daun, maka tulang daun, benang sari atau variasi lainnya dapat dikerjakan dengan loncat pendek terlebih dahulu

4) isi seluruh motif dengan tusuk granit, dengan cara setik suji cair yang dibuat melingkar-lingkar kecil-kecil dan searah, jalankan mesin dengan cepat tetapi tangan bergerak dengan lambat (gambar 3.2)

Hasil bordir tusuk sasak dan tusuk granit dapat dilihat pada gambar 3.3. Gambar 3.1.Langkah Pembuatan Tusuk Sasak

(31)

Gambar 3.2. Langkah Kerja Tusuk Granit

(32)

c. Bordir Inggris

Bordir inggris biasa disebut dengan sulaman putih, karena dikerjakan dengan warna benang dan warna kain yang sama atau berbeda satu tingkatan warna. Ciri-ciri bordir inggris adalah pada motifnya yang berbentuk bulat, bulat panjang dan berbentuk titik-titik air mata yang tidak terlalu lebar, serta bentuk ringgit-ringgitan yang sering dipergunakan untuk motif pinggiran. Bentuk motif akhirnya adalah kecil dan berlubang.

Cara mengerjakan:

1) setik sekeliling motif dengan suji cair

2) di atas setikan tersebut beri tusuk loncat kasar (zig-zag)

3) Motif air mata dibuat dengan cara melubangi motif sesuai dengan bentuknya (pada proses pelubangan, dapat dikerjakan sebelum bagian tepinya diselesaikan dengan tusuk loncat pendek, atau dikerjakan setelah tepinya diselesaikan, teknik yang terakhir ini biasanya dilakukan dengan cara disorder), lihat gambar 3.4.

4) selesaikan dengan tusuk loncat pendek

5) untuk motif ringgitan, hasil jadi yang baik biasanya sedikit timbul, sehingga dalam membuat ringgitan, motif terlebih dahulu diisi dengan dengan setikan suji cair sampai penuh, kemudian diselesaikan dengan tusuk loncat, lihat gambar 3.5.

(33)

Contoh hasil bordir suji Inggris dapat dilihat pada gambar 3.6.

c. Teknik bordir richelie

Richelie juga merupakan salah satu sulaman putih. Prinsip membuat motifnya hampir sama dengan sulaman inggris, hanya pada sulaman richelie motif lubangnya dibuat agak lebar karena didalamnya diberi brides (rentangan-rentangan benang) yang dibuat tegak lurus dengan motif dasarnya. Bordir

Gambar 3.5. Langklah Pembuatan Motif Ringgitan

(34)

richelie ini dapat dibuat dengan variasi lain, yaitu dengan memberi cabang pada bridesnya.

Cara mengerjakan:

1) setik sekeliling motif dengan tusuk suji cair

2) setik di atasnya dengan loncat kasar (zig-zag) kemudian lubangi motif.

3) Isi motif dengan brides, beri jarak yang sama antara brides yang satu dengan yang lain, selesaikan brides dengan loncat pendek dengan rapi.

4) Untuk variasi ricelie, bridesnya dapat dibuat bercabang, dengan variasi cabang sesuai dengan keinginan (gambar 3.7.)

5) Selesaikan tepi motif dan brides dengan tusuk loncat pendek. Hasil bordir richelie dapat dilihat pada gambar 3.9.

d. Teknik bordir biji mentimun

Bordir biji mentimun adalah bordir yang menggunakan tusuk lompat panjang yang teratur (tusuk pipih) yang dibatasi oleh beberapa tusuk loncat panjang yang berlawanan arah. Ciri-ciri bordir mentimun adalah motif hiasannya yang terlihat seperti tebaran biji mentimun. Tiap-tiap bagian dipenuhi dengan tusuk pipih, dan pada antara serta bagian-bagian pinggiran motif diberi tusuk pipih yang menyerupai biji mentimun. Warna benang yang digunakan adalah dua benang, yaitu benang kombinasi/sembur dan untuk pembatasnya diambil dari warna yang tertua dari warna benang kombinasi.

(35)

Cara mengerjakan:

1) setik sekeliling motif dengan tusuk suji cair

2) bagi motif tersebut secara melintang menjadi beberapa bagian dengan jarak kurang lebih 4mm, kemudian isi dengan tusuk pipih dengan benang sembur

3) di atas garis pembagi buat tusuk biji mentimun dengan benang yang berbeda, yaitu benang dengan warna yang paling tua dari benang sembur, dengan cara membuat satu setikan kurang lebih 3mm, kemudian diulang 5-6 kali hingga terlihat seperti biji mentimun) seperti pada gambar 3.8.

4) di sekeliling motif juga diselesaikan dengan tusuk biji mentimun

Hasil bordir biji mentimun dapat dilihat pada gambar 3.10.

e. Teknik Bordir Aplikasi

Teknik aplikasi adalah melekatkan secamping kain pada kain lain pada bagian baiknya dengan menggunakan tusuk hias. Pada seni menghias kain menggunakan tusuk feston, sedangkan pada teknik bordir menggunakan tusuk loncat. Bahan yang dapat dihiasi adalah semua corak bahan, bahan polos, berbunga, berbintik, berkotak, maupun corak-corak lain; demikian pula untuk kain pelekatnya.

(36)

Untuk pemilihan warna benang, pilihlah warna benang yang senada atau lebih tua dari bahan pelekatnya. Arah serat kain pelekat harus sama dengan arah serat kain yang akan dihias, perhatikan pula keserasian warna antara bahan utama dan bahan pelekatnya. Pilihlah motif yang tidak berliku-liku dan sudutnya tidak meruncing agar tidak menyulitkan dalam pengerjaannya.

Cara mengerjakan:

1) gambar motif pada bahan utama

2) gambar motif pada kain pelekat, lalu gunting sesuai bentuk motif.

3) Tempelkan guntingan bahan pelekat pada bahan utama, jahit sekeliling motif dengan tusuk suji cair

4) Selesaikan dengan tusuk loncat, dapat loncat panjang atau pendek, untuk hasil yang baik tusuk loncat dikerjakan secara rapat. Jika menginginkan tepiannya tebal/berisi dapat diisi dengan benang dengan ketebalan benang sesuai keinginan, caranya adalah dengan meletakkan benang di tepian motif dengan diberi penguat dengan loncat kasar, baru kemudian diselesaikan dengan tusuk loncat.

Gambar 3.9. Bordir Richilie Gambar 3.10. Bordir Biji Timun

(37)

5) Apabila pada bagian tengah motif pada bahan pelekat terdapat motif lain, seperti garis-garis tulang daun atau motif lain dapat dikerjakan dengan tusuk lain, seperti suji cair, dan sebagainya. (lihat gambar 3.11)

Hasil sulaman aplikasi dengan teknik bordir dapat dilihat pada gambar 3.12.

f. Teknik bordir loncat jarum/imitasi permadani

Tusuk imitasi permadani merupakan pengembangan tusuk loncat pendek, jika pada tusuk loncat pendek yang diloncati adalah setikan benang, maka pada imitasi permadani yang diloncati adalah jarum kruistik (jarum besar) atau lidi. Disebut dengan imitasi permadani karena hasil akhirnya sama dengan salah satu motif permadani.

Cara mengerjakan:

1) siapkan bahan dan motif

2) letakkan jarum/lidi di atas motif dengan arah memanjang atau melebar, sesuaikan dengan motif dan arah serat yang dikehendaki, kemudian loncati jarum dengan loncat kasar

Gambar 3.12. Hasil Bordir Aplikasi Gambar 3.11. Langkah Kerja Aplikasi

(38)

3) selesaikan dengan tusuk loncat secara halus sampai jarum/lidi tidak kelihatan hingga batas motif

4) ambil satu jarum/lidi satu lagi, letakkan di bawah pekerjaan 3 dengan tanpa mencabut jarum pertama, kerjakan seperti di atas

5) tarik/cabut jarum yang pertama, lalu letakkan d bawah jarum ke dua, selesaikan seperti di atas

6) bemikian seterusnya, kerjakan berulang-ulang sampai seluruh bidang motif tertutup oleh tusuk imitasi permadani. (lihat gambar 3.13)

Hasil bordir tusuk loncat jarum dapat dilihat pada gambar 3.14

g. Teknik bordir terawang

Bordir terawang adalah bordir yang dikelilingi oleh lubang-lubang yang bagian tepinya diselesaikan dengan tusuk loncat pendek.

Terawang dapat digunakan dengan menggunakan variasi motif atau tanpa variasi sama sekali, hanya membentuk lubang-lubang. Apabila menghendaki motif hiasan, penuhi dengan motif tusuk hias, misalnya kombinasi tusuk pipih dan tusuk sasak dengan menggunakan benang yang sewarna atau kombinasi benang yang serasi. Motif pada terawang terle tak di tengah Gambar 3.13. Langkah Kerja Bordir

Loncat Jarum

Gambar 3.14. Hasil Bordir Lompat Jarum

(39)

sehingga motif tengahnya harus diselesaikan terlebih dahulu (contoh lihat gambar 3.15).

Cara mengerjakan:

1) setik pinggiran motif dengan benang yang sewarna dengan bahan menggunakan tusuk suji cair, kemudian atasnya diberi tusuk kasar.

2) Selesaikan motif di tengah dengan tusuk bordir yang dikehendaki dan warna benang yang dikehendaki (tergantung jenis sulaman yang dikehendaki, boleh sulaman sewarna maupun sulaman bebas)

3) Buat rentangan-rentangan benang sekeliling motif menggunakan loncat pendek sesuai dengan motif lubang-lubang yang dikehendaki

4) Guntinglah/sorderlah sisa bagian dalam pada tempat yang akan dibuat lubang-lubang/terawangnya. (lihat gambar 3.16)

Gambar 3.15. Langkah Kerja Bordir Terawang

Gambar 3.16. Contoh Hasil Bordir Terawang

(40)

C. Lembar Latihan

Buatlah tujuh macam fragmen bordir dengan menggunakan teknik seperti berikut ini:

a. tusuk sasak b. tusuk granit c. bordir inggris d. bordir richelie e. tusuk biji ketimun f. bordir aplikasi g. imitasi permadani h. bordir terawang

• Setiap saudara mengerjakan satu jenis tugas, konsultasikanlah pada pembimbing.

• Setelah tugas dinyatakan benar, kerjakanlah tugas berikutnya sampai seluruh tugas dikuasai dengan terampil

• Setelah semua tugas selesai dengan baik, saudara mulai dapat membuat satu benda jadi, misalnya satu set bantal kursi, satu set taplak meja makan, satu set sprei, atau membuat motif pada bahan pakaian. Selamat bekerja

(41)

LEMBAR EVALUASI

Sebagai evaluasi akhir kegiatan belajar ini, saudara ditugasi untuk membuat benda jadi dengan kriteria sebagai berikut:

1. sulaman fantasi dengan 3 macam tusuk atau sulaman bebas dengan minimal 5 macam teknik/tusuk

2. benda jadi berupa hiasan dinding dengan ukuran minimal 50cm X 60cm

Kriteria

1. Evaluasi Kognitif (Pengetahuan) Soal tes tertulis teori mempunyai nilai 50 Hasil diskusi maksimal mempunyai nilai 50

2. Evaluasi Kinerja

Hasil demo persiapan penggunaan mesin jahit nilai maksimal 100 Dengan kriteria sbb:

Ketepatan teknik

Tertib kerja kecepatan Hasil setikan baik

Hasil pembuatan fragmen maupun bemnda jadi menggunakan teknik bordir untuk masing-masing teknik, maksimal nilai 100 dengan kriteria sebagai berikut: Ketepatan teknik Kehalusan hasil bordiran Keserasian motif dan warna Kebersihan dan kerapihan Kecepatan

(42)

LEMBAR KUNCI JAWABAN

A. Kunci Jawaban Latihan Kegiatan Belajar I

1. Bordir adalah salah satu jenis sulaman yang dikerjakan dengan mesin jahit/mesin bordir

2. Alat yang perlu dipersiapkan dalam membordir adalah mesin jahit yang \merupakan alat utama, dan alat bantu yaitu pemidangan sebagai alat bantu untuk meregangkan dan menggerakkan bahan, jarum jahit, gunting bordir, plat bordir (jika diperlukan) sebagai pengganti alat untuk menurunkan gigi mesin. Bahan utama yang digunakan untuk membordir adalah semua jenis bahan/kain, baik kain polos maupun kain bermotif, perca-perca untuk pengerjaanan aplikasi yang menggunakan teknik bordir, dan benang bordir.

3. Persiapan Membordir

a. Mempersiapkan semua alat dan bahan yang diperlukan untuk membordir b. Menyiapkan motif dan memindahkan motif pada bahan yang akan di

bordir.

c. Memasang bahan yang akan dibordir dalam pemidangan dengan motif yang akan dibordir terletak ditengahnya.

d. Mempersiapkan mesin dengan sebaik-baiknya.

4. Hasil bordir berkerut dapat terjadi diantaranya adalah: a. pemasangan bahan pada pemidangan yang kurang tepat b. pengaturan tegangan benang yang kurang baik

c. bahan utama yang terlalu tipis sehingga perlu diberi kain keras

5. Hasil Demonstrasi cara mempersiapkan mesin bordir harus memenuhi langkah-langkah yang benar, yaitu:

(43)

• Membersihkan mesin dan memberi minyak mesin jika diperlukan

• Mencoba mesin sampai menghasilkan setikan yang baik.

• Mengisi benang pada kumparan

• Melepas sepatu mesin

• Memasang jarum mesin, kumparan dan rumah kumparan

• Menurunkan gigi mesin, jika mesin jahit tidak dilengkapi dengan pengatur gigi mesin, gunakan plat bordir

• Pengatur stik (jarak jahitan) diarahkan pada batas garis tengah

• Memasang benang atas sesuai urutan jalannya benang

• Mengatur tegangan benang sampai memperoleh tegangan benang yang diinginkan

• Memasukkan bahan yang telah diletakkan pada pemidangan dibawah jarum mesin, kemudian menurunkan pengatur sepatu mesin jahit

b. Menggunakan mesin khusus untuk bordir

• Membersihkan mesin dan memberi minyak mesin jika diperlukan

• Mengisi benang pada kumparan

• Memasang jarum mesin, kumparan dan rumah kumparan

• Memasang benang atas sesuai urutan jalannya benang

• Memasukkan bahan yang telah diletakkan pada pemidangan dibawah jarum mesin, kemudian menurunkan pengatur sepatu mesin jahit

B. Kunci Jawaban Latihan Kegiatan belajar II

1. Hasil fragmen suji cair penuh, setengah penuh dan penuh masing-masing harus memenuhi kriteria yang telah ditentukan

2. Hasil fragmen loncat pendek harus memenuhi kriteria yang telah ditentukan

3. Motif dan hasil fragmen loncat panjang harus memenuhi kriteria yang telah ditentukan

(44)

C.Kunci Jawaban Latihan Kegiatan belajar III

Ke 7 fragmen yang dibuat dan benda jadi yang dibuat harus memenuhi kriteria yang telah ditentukan

Adapun kriterianya adalah sbb: Ketepatan teknik Kehalusan hasil bordiran Keserasian motif dan warna Kebersihan dan kerapihan Kecepatan

(45)

DAFTAR PUSTAKA

De Dillmont Therese. (tanpa tahun). Encyclopedia of needlework. France: De Dilmont house.

Purwaningsih Nur Endah. 1999. Petunjuk Teknis Praktik MK Bordir Tingkat Dasar. Malang: P2T IKIP Malang.

Ondori . (tanpa tahun). Easy Embroidery. Nagoya Japan: Olympuss Thread MFG. Co., Ltd.

Referensi

Dokumen terkait

Pendapat ibu rumah tangga miskin tentang Hasil Pelatihan Tata Boga dalam upaya peningkatan ekonomi keluarga, berkaitan dengan aspek kemampuan kognitif menunjukkan bahwa,

Pada perlakuan tersebut, jelli buah rambutan yang dihasilkan mempunyai rasa manis agak asam khas buah rambutan (skor 3,50), warna agak bening (skor 3,30), dan mempunyai kekenyalan

Dengan menguasai pengetahuan dan keterampilan pengolahan salak menjadi dodol salak diharapkan dapat mengatasi permasalahan turunnya harga salak pada saat panen raya, sehingga

Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh jumlah dekstrin dan lama pengeringan terhadap sifat organoleptik yang meliputi yoghurt bubuk (warna, rasa, aroma, tekstur,

Tomat merupakan komoditi yang mudah rusak karena kandungan airnya yang cukup tinggi, bila penyimpanan tidak diperhatikan maka dapat menimbulkan kerusakan yang akan mempercepat

Di Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Stella Maris merupakan rumah sakit yang mempunyai kebijakan bahwa semua bayi baru lahir wajib dilakukan skrining bilirubin

Siswa dapat mengidentifikasi faktor yang mempengaruhi gerak benda, misalnya jatuh bebas akibat gravitasi, gerak di lantai yang datar karena dorongan.. Siswa dapat

Lepas dari hasil dari penelitian ini yang tidak menunjukan adanya hubungan antara faktor motivasi berupa penghargaan atau Achievement dengan tingkat pemahaman