1 1.1 Latar Belakang
Perkembangan zaman yang memasuki era globalisasi, menjadikan perjalanan wisata sebagai sebuah pendorong dalam perubahan gaya hidup masyarakat. Peran Cook (1881) dalam (Cheung & Lam, 2009, p.85) sebagai pelopor yang menyelenggarakan perjalanan wisata untuk pertama kali, menjadi langkah awal dalam membuka kesempatan bagi sektor travel untuk semakin dikenal dan berkembang pesat hingga sekarang. Diawali dari kegiatan yang semula hanya dinikmati oleh segelintir orang-orang yang relatif kaya pada awal abad ke-20, kini berubah menjadi bagian dari hak asasi manusia, sebagaimana yang dikemukakan (Naisbitt, 1994). Perubahan ini tidak hanya terjadi pada negara maju saja, tetapi merambat pada negara-negara berkembang termasuk Indonesia.
Dalam kehidupan masyarakat Indonesia yang modern, masyarakat didorong untuk memiliki kesibukan yang super ekstra. Terdapat desakan akan tuntutan hidup, jenjang karir yang tinggi, dan ditambah dengan pekerjaan padat yang menyita waktu. Namun demikian, begitulah fenomena kehidupan yang terjadi di Negara Indonesia, terutama di kota-kota besar apalagi di daerah ibukota (Jakarta). Menurut data Badan Pusat Statistika menyatakan bahwa pada Februari 2014, jumlah angkatan kerja di daerah ibukota melonjak mencapai 4,68 juta orang dibandingkan pada Februari 2013 yang hanya sebesar 4,63 juta orang. Hal ini membuktikan bahwa aktivitas di kota Jakarta semakin padat, sehingga waktu menjadi hal yang berharga untuk disia-siakan. Untuk itu, masyarakat pun cenderung memilih segala sesuatu yang dinilai praktis (tidak kompleks).
Jakarta tidak hanya berperan sebagai pusat ibukota dan pemerintahan, tetapi juga gerbang penggerak rantai perekonomian negara. Dengan berhiaskan gedung-gedung pencakar langit, latar belakang manusia yang beragam (baik dalam hal budaya, pendidikan, agama, dan aspek lainnya), dilengkapi juga permasalahan lingkungan seperti, kemacetan yang membuat emosi, polusi yang memperburuk udara dan kebanjiran, menjadikan kota Jakarta mempunyai ciri khasnya tersendiri.
Seiring dengan berkembangnya kota Jakarta, masalah-masalah yang menguncang psikologi masyarakat semakin terasa misalnya kejenuhan, ketegangan dan rasa penat. Hal tersebut memberikan tekanan untuk masyarakat. Masyarakat pun
mengalami tingkat stress yang tinggi. Maka dari itu, banyak masyarakat yang membutuhkan hiburan yang menjadi sebuah keharusan untuk dapat mengurangi stress yang rasakan akibat dampak dari rutinitas yang padat. Kondisi seperti ini tidak dipandang sebelah mata oleh para pelaku bisnis, tetapi dimanfaatkan untuk menciptakan bisnis baru terkait masalah yang telah menjadi gaya hidup di dalam lingkup masyarakat ibukota, yaitu bisnis dibidang travel.
Semakin hari kesibukan masyarakat kota Jakarta kian bertambah sehingga masyarakat membutuhkan perjalanan wisata sebagai hiburan. Berdasarkan data Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Indonesia mengungkapkan bahwa jumlah perjalanan wisata untuk wisatawan nusantara ke luar negeri meningkat mencapai 8,7 juta pada tahun 2013, meningkat 7% dari tahun 2012 dan jumlah wisatawan nusantara ke dalam negeri mencapai 250 juta perjalanan (dikutip dari majalah Tempo online). Adapun keinginan untuk melaksanakan perjalanan wisata dikekang oleh adanya keterbatasan waktu untuk merencanakan secara detail mengenai perjalanan wisata yang diinginkan. Hal itu juga menjadi salah satu peluang bagi pelaku bisnis untuk meningkatkan usaha bisnis travel. Para travel agent berkompetisi untuk menyediakan layanan paket wisata dan perjalanan yang harganya cukup murah. Baik untuk perjalanan di dalam negeri maupun luar negeri sekali pun. Maka, tidak heran bisnis travel di Indonesia pun semakin menjamur, yakni hampir 6.000 travel agent yang didata oleh Association of the Indonesia Tours and Travel Agencies.
Kepopuleran industri travel di Indonesia tidak lepas dari dukungan berbagai faktor, seperti biaya perjalanan yang semakin murah dan meningkatnya pendapatan perkapita di Indonesia, hal ini diungkapkan langsung oleh Djoko Kurniawan, seorang pengamat Marketing and Service Quality. Adapun tugas dari travel agent tidak hanya menyediakan paket-paket wisata yang menarik tetapi juga antara lain mengatur perjalanan dari mulai tiket pesawat, kendaraan saat mengunjungi tempat wisata, hotel, dan berbagai akomodasi lainnya.
Perubahan gaya hidup masyarakat dalam melakukan perjalanan wisata menyebabkan adanya pembagian kelompok masyarakat berdasarkan gaya hidupnya. Terdapat 5 tipe dari lifestyle yang diekstrak dari analisa faktor dari pernyataan 34
AIO yang diadopsi dari Hawes (1988) dalam (Aziz & Ariffin, 2009, p. 98), yakni tipe lifestyle satisfier, achiever, dreamer, indoor, escapist. Gaya hidup memungkinkan pemasar untuk membuat paket wisata yang lebih kompatibel dengan motivasi, sikap dan pendapat dari para wisatawan.
Dengan banyaknya value berbeda yang ditawarkan travel agent membuat konsumen harus semakin selektif dalam memilih perusahaan travel yang akan dipakai. Setiap orang pun pastinya memiliki faktor penentu dalam memilih secara selektif travel agent yang digunakan. Berdasarkan uraian diatas peneliti tertarik untuk menganalisa faktor-faktor apa saja yang menentukan individu dalam memilih perusahaan travel. Faktor-faktor ini nantinya diharapkan menjadi acuan untuk membuat strategi yang tepat dan menjadi saran dalam meningkatkan penggunaan travel agent di Indonesia. Oleh karena itu, peneliti memilih judul “FAKTOR -FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INTENSI MELAKUKAN PERJALANAN
WISATA DAN KEPUTUSAN ALTERNATIF PILIHAN DENGAN
MENGGUNAKAN TRAVEL AGENT ”.
1.2 Identifikasi Masalah
1. Faktor - Faktor apa yang mempengaruhi intensi melakukan perjalanan wisata menggunakan travel agent ?
2. Faktor - Faktor apa yang mempengaruhi intensi melakukan perjalanan wisata menggunakan travel agent berdasarkan tipe lifestyle ?
1.3 Ruang Lingkup
Ruang Lingkup ini bertujuan untuk menetapkan batasan mengenai masalah dalam hal berikut ini :
1. Ruang lingkup penelitian ini terbatas pada area lingkungan yang telah ditentukan yaitu hanya di daerah Jakarta.
2. Objek penelitian ini adalah 5 tipe lifestyle.
3. Tidak meneliti intensi secara lebih lanjut, sehingga peneliti tidak mengetahui seberapa besar intensi individu dalam melakukan pembelian
1.4 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan peneliti melakukan penelitian terkait masalah yang dibahas, yaitu:
1. Untuk mengetahui faktor – faktor yang mempengaruhi intensi melakukan perjalanan wisata menggunakan travel agent
2. Untuk mengetahui faktor - faktor yang mempengaruhi intensi melakukan perjalanan wisata menggunakan travel agent berdasarkan tipe lifestyle
1.5 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini : 1. Bagi perusahaan
Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi bagi perusahaan mengenai faktor - faktor apa yang mempengaruhi intensi melakukan perjalanan wisata dengan menggunakan travel agent berdasarkan tipe lifestyle dan faktor - faktor apa yang mempengaruhi intensi melakukan perjalananan wisata menggunakan travel agent. Dengan demikian, akan membantu perusahaan dalam menciptakan strategi yang sesuai dengan keinginan konsumen.
2. Bagi peneliti
Membantu peneliti dalam menambah wawasan dan pengetahuan khususnya dalam mengetahui faktor-faktor apa yang mempengaruhi intensi melakukan perjalanan wisata dengan menggunakan travel agent berdasarkan tipe lifestyle dan faktor - faktor apa yang mempengaruhi intensi melakukan perjalanan wisata menggunakan travel agent. Dengan demikian dapat menjadi saran dalam pengembangan dan pengaplikasian ilmu pengetahuan teoritis yang telah dipelajari saat kuliah.
3. Bagi pihak lain
Sebagai sumber informasi dan referensi untuk melaksanakan penelitian di masa mendatang yang berkaitan dengan topik yang ada.
1.6 State of The Art
Tabel 1. 1 State of The Art
Research Method
Journal
Description Author Research Result
Factor Analysis International Journal of Marketing Studies (2009)
Norzalita Abd Aziz Ahmad Azmi Ariffin
Segmentasi lifestyle merupakan alat yang paling berharga dalam mengembangkan strategi promosi untuk mencapai target secara efisiensi. Segmentasi dari pasar yang muncul dibagi menjadi 5 faktor, yakni Satisfiers,
Dreamers, Indoors, Achievers, dan Escapists. 5 motivasi utama dari pleasure travel adalah nature, culture, budget,
adventure dan freedom. Label yang diberikan mencoba memberikan ide umum mengenai lifestyle dan motivasi travel
Tabel 1.1 State of The Art Research Method Journal Description Author Research Result In Depth Interview, chi-square test and Wilcoxon Signed-Ranked test Jornal of Hospitality and Tourism Management (2006) Dr Eric Ng Frances Cassidy Les Brown
Faktor – faktor yang mempengaruhi minat orang dalam menggunakan jasa travel agent terdiri dari 12 atribut : • Konsultan yang memiliki banyak pengetahuan dan pengalaman
• Pegawai yang helpful dan friendly
• Harga paket liburan • Kualitas dari paket
perjalanan
• Layanan tambahan • Lokasi yang nyaman • Trading hours/ day • Agency layout • Atmosphere • Parkir
• Reputasi dari travel agent • Travel reward programmes
Tabel 1.1 State of The Art
Sumber : Peneliti (2015)
Tabel 1. 2 Perbandingan Penelitian Research Method Journal Description Author Research Result Regression method and descriptive statistical methods Internation al Journal of Business and Social Science (2012) Dr. Martina Ferenco vá, PhD.
Pengaruh travel agent terhadap individu dalam melakukan perjalanan wisata terdiri atas faktor : • Harga
• Tujuan wisata
• Tujuan untuk melakukan liburan
• Akomodasi
• Service untuk catering • Transportasi
• Layanan tambahan yang disediakan dalam paket liburan
• Reputasi travel agent
Research Method Research Result
In Depth Interview, Analysis Factor, Analysis Hierarchy
Process
Faktor – Faktor yang mempengaruhi intensi melakukan perjalanan wisata menggunakan travel agent :
• Hospitality and Intelectual Employee • External Motivation
• Personal Satisfaction • Product Development • Personal Involvement and
Tabel 1.2 Perbandingan Penelitian
Research Method Research Result
In Depth Interview, Analysis Factor, Analysis Hierarchy Process
Faktor – Faktor yang mempengaruhi intensi melakukan perjalanan wisata menggunakan travel agent berdasarkan tipe lifestyle :
• Hospitality and Intelectual Employee Factors dipengaruhi oleh tipe Indoor
• External Motivation Factors dipengaruhi oleh tipe Achiever • Personal Satisfaction Factors
dipengaruhi oleh tipe Satisfier • Product Development Factors dipengaruhi oleh tipe Dreamer • Personal Involvement and
Atractiveness of the country Factors dipengaruhi oleh tipe Escapist
Sumber : Peneliti (2015)
Perbedaan penelitian yang dilakukan oleh peneliti dengan penelitian sebelumnya adalah metode yang digunakan oleh peneliti. Selain Factor Analysis dan In Depth Interview, peneliti menggunakan metode AHP. Perbedaan lainnya adalah peneliti menemukan faktor baru yang mempengaruhi intensi melakukan perjalanan wisata menggunakan travel agent, yakni external motivation factors. Peneliti juga menemukan kesimpulan berdasarkan hasil penelitian bahwa Hospitality and Intelectual Employee Factors dipengaruhi oleh tipe Indoor, External Motivation Factors dipengaruhi oleh tipe Achiever, Personal Satisfaction Factors dipengaruhi oleh tipe Satisfier, Product Development Factors dipengaruhi oleh tipe Dreamer, Personal Involvement and Atractiveness of the country Factors dipengaruhi oleh tipe Escapist.