• Tidak ada hasil yang ditemukan

Studi Analisis Tingkat Kebisingan di Sekitar Bandar Udara Internasional Sultan Hasanuddin

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Studi Analisis Tingkat Kebisingan di Sekitar Bandar Udara Internasional Sultan Hasanuddin"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

1

Studi Analisis Tingkat Kebisingan di Sekitar Bandar

Udara Internasional Sultan Hasanuddin

Sumarni Hamid Aly1), Muralia Hustim2), Fitri Yusmaniar3) Program Studi Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik

Universitas Hasanuddin ABSTRAK

Bertambahnya jumlah penerbangan Bandara Sultan Hasanuddin dikhawatirkan akan menimbulkan masalah lingkungan, salah satunya yaitu peningkatan emisi suara (kebisingan) terhadap orang-orang yang berada di sekitar bandara. Pesawat menghasilkan suara yang cukup mengganggu bagi penumpang, awak pesawat, masyarakat diluar pesawat maupun lingkungan dan apabila terjadi secara terus-menerus hal ini bisa berdampak pada kesehatan. Karena secara medis bila seseorang terpapar oleh kebisingan secara terus-menerus akan menyebabkan beberapa masalah seperti gangguan emosional atau psikologis, peningkatan stres, peningkatan tekanan darah, tidur tidak nyenyak serta tentu saja masalah pendengaran hingga ketulian permanen. Dari hasil uji kebisingan menunjukkan bahwa tingkat kebisingan masih berada dibawah standar baku mutu berdasarkan Kemenhub tahun 2014. Untuk menentukan persamaan matematis antara faktor yang mempengaruhi kebisingan terhadap nilai kebisingan dengan menggunakan regresi linier, eksponensial, compound dan power.

Kata kunci : kebisingan, faktor kebisingan, standar baku mutu, regresi ABSTRACT

Increasing the number of flights Sultan Hasanuddin Airport could cause significant environmental problems , one of which is the increase in the emission of sound (noise) to the people who are around the airport. Aircraft produce a sound that is quite disturbing for the passengers, crew, aircraft outside the community or the environment and if there are persistent it could have an impact on health. Because medically when someone is exposed to continuous noise will cause some problems such as emotional or psychological disorders , increased stress , increased blood pressure , sleep soundly , and of course a hearing problem until permanent deafness. From the noise test results showed that the noise level is below the quality standard by the Ministry of Transportation in 2014 then determining the mathematical equation between the factors affecting the noise of the noise value by using linear regression, exponensial regression, compound regression, and power regression. Key Word : noise, factor noise, quality standards, regression.

(2)

2 PENDAHULUAN

Makassar merupakan salah satu kota terbesar di Sulawesi Selatan. Salah satu kawasan yang dimiliki oleh kota Makassar adalah Bandara Sultan

Hassanuddin. Bandara Sultan

Hasanuddin ini merupakan salah satu bandara yang berstandar internasional, yang mana seharusnya

permasalahan-permasalahan yang ada tidak

menimbulkan dampak baik terhadap masyarakat sekitar maupun bagi lingkungan.

Menurut informasi Commercial

Tender Sultan Hasanuddin International Airport Makassar, data

trafik penumpang domestik Bandara Internasional Sultan Hasanuddin Makassar mengalami peningkatan dari tahun ke tahun selama 5 tahun (2008-2013) sebesar 15%, sama halnya dengan penumpang internasional

Bandara Internasional Sultan

Hasanuddin Makassar yang

mengalami peningkatan dari tahun ke tahun selama 5 tahun (2008-2013) sebesar 23%. Hal ini menunjukan bahwa jumlah penumpang akan berbanding lurus dengan jumlah penerbangan yang dari tahun ke tahun semakin meningkat.

Bertambahnya jumlah

penerbangan Bandara Sultan

Hasanuddin dikhawatirkan akan menimbulkan masalah lingkungan, salah satunya yaitu peningkatan emisi suara (kebisingan) terhadap orang-orang yang berada di sekitar bandara. Suara bising yang ditimbulkan akibat kegiatan penerbangan pada saat

landing maupun take off serta saat

bergerak menuju apron akan

menimbulkan suara bising yang menganggu dan berdampak terhadap

masyarakat yang tinggal di

permukiman sekitar bandara, maka perlu dilakukan identifikasi masalah kebisingan dan mengetahui tingkat kebisingan di kawasan bandara agar upaya pengendalian kebisingan di lingkungan bandara lebih efektif.

TINJAUAN PUSTAKA

Kebisingan adalah bunyi yang tidak diinginkan dari usaha atau kegiatan dalam tingkat dan waktu tertentu yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan manusia dan

kenyamanan lingkungan

(Kep.MenLH. No. 48 Tahun 1996). Peningkatan tingkat kebisingan yang terus-menerus dari berbagai aktifitas pada lingkungan bandara dapat berujung kepada gangguan kebisingan, efek yang ditimbulkan kebisingan (Mochammad Chaeran dalam Sasongko, 2000) :

1. Efek psikologis pada manusia (kebisingan dapat membuat kaget,

mengganggu, mengacaukan

konsentrasi).

2. Menginterferensi komunikasi dalam percakapan dan lebih jauh lagi akan menginterferensi hasil pekerjaan dan keselamatan kerja. 3. Efek fisis kebisingan dapat

mengakibatkan penurunan

kemampuan pendengaran dan rasa sakit pada tingkat yang sangat tinggi.

(3)

3

Bising dapat memyebabkan

berbagai gangguan seperti gangguan fisiologis, gangguan psikologis, gangguan komunikasi dan ketulian.

Ada yang menggolongkan

gangguannya berupa gangguan

Auditory, misalnya gangguan terhadap

pendengaran dan gangguan non

Auditory seperti gangguan

komunikasi, ancaman bahaya

keselamatan, menurunnya performan kerja, stress dan kelelahan. Lebih rinci

dampak kebisingan terhadap

kesehatan pekerja dijelaskan sebagai berikut:

1. Gangguan Fisiologis

Pada umumnya, bising

bernada tinggi sangat

mengganggu, apalagi bila

terputus-putus atau yang

datangnya tiba-tiba. Gangguan dapat berupa peningkatan tekanan darah (± 100 mmHg), peningkatan nadi, konstriksi pembuluh darah perifer terutama pada tangan dan kaki, serta dapat menyebabkan pucat dan gangguan sensoris. 2. Gangguan Psikologis

Gangguan psikologis dapat berupa rasa tidak nyaman, kurang konsentrasi, susah tidur, dan cepat marah. Bila kebisingan diterima

dalam waktu lama dapat

menyebabkan penyakit

psikosomatik berupa gastritis, jantung, stress, kelelahan dan lain-lain.

3. Gangguan Komunikasi

Gangguan komunikasi

biasanya disebabkan masking effect (bunyi yang menutupi

pendengaran yang kurang jelas) atau gangguan kejelasan suara. Komunikasi pembicaraan harus dilakukan dengan cara berteriak.

Gangguan ini menyebabkan

terganggunya pekerjaan, sampai pada kemungkinan terjadinya kesalahan karena tidak mendengar isyarat atau tanda bahaya. Gangguan komunikasi ini secara tidak langsung membahyakan keselamatan seseorang.

4. Gangguan Keseimbangan Bising yang sangat tinggi dapat menyebabkan kesan berjalan di ruang angkasa atau melayang,

yang dapat menimbulkan

gangguan fisiologis berupa kepala pusing (vertigo) atau mual-mual. 5. Efek pada pendengaran

Pengaruh utama dari bising pada kesehatan adalah kerusakan pada indera pendengaran, yang menyebabkan tuli progresif dan efek ini telah diketahui dan diterima secara umum dari zaman dulu. Mula-mula efek bising pada pendengaran adalah sementara dan pemulihan terjadi secara cepat sesudah pekerjaan di area bising dihentikan. Akan tetapi apabila bekerja terus-menerus di area bising maka akan terjadi tuli menetap dan tidak dapat normal kembali, biasanya dimulai pada frekuensi 4000 Hz dan kemudian makin meluas ke frekuensi

(4)

4 sekitarnya dan akhirnya mengenai

frekuensi yang biasanya

digunakan untuk percakapan. Analisis regresi bertujuan untuk menguji pengaruh antara variabel

independent (X) terhadap variabel dependent (Y). Dalam penelitian

kuantitatif, analisis regresi dibagi menjadi 2, yaitu analisis regresi linier sederhana dan analisis regresi linier berganda (Eko, 2012).

Regresi linier sederhana adalah regresi yang hanya memiliki satu variabel independent (X) dan satu variabel dependent (Y). Model persamaan regresi linier sederhana sebagai berikut :

Y= mX + c ……… (2.2) Dimana :

Y = Variabel dependent

m = Koefisien variabel independent (koefisien arah regresi linier) X = Variabel independent c = Konstanta

METODE PENELITIAN

Lokasi Penelitian

1. Titik I di jalan pintu masuk PT. Angkasa Pura I.

2. Titik II di depan Akademi Teknik

Keselamatan Penerbangan

(ATKP).

3. Titik III di kompleks rumah Dinas Perhubungan Batangase.

4. Titik IV di parkir terminal penumpang.

5. Titik V bearada di Apron B. 19 bandara baru.

6. Titik VI berada di Run Way 03.

Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini, adalah data primer dan data sekunder. Data-data tersebut adalah sebagai berikut :

1. Data primer yang diperoleh dalam penelitian ini berupa, yaitu:

- Pengukuran langsung di lapangan di 6 titik dengan metode pengukuran titik sampling. Pengukuran titik sampling dilakukan untuk mengevaluasi kebisingan. - Pengambilan titik kordinat

dengan GPS.

- Dokumentasi yaitu

pengambilan data

menggunakan media kamera sebagai alat pengambilan gambar.

2. Data sekunder yang diperoleh adalah sebagai berikut.

- Jurnal dan buku sebagai referensi studi pustaka - Internet.

- Informasi dari PT. Angkasa Pura I

Metode Pengambilan Data

Penelitian ini dilakukan dengan pengamatan langsung di lapangan (Observasi).

Untuk pengukuran tingkat

kebisingan digunakan metode

pengukuran titik sampling dan metode pembacaan langsung (direct reading). Alat yang digunakan adalah alat Sound Level Meter (SLM). Proses pengukuran dapat dilihat di bawah ini:

(5)

5 61.4 50.450.554.5 61.5 52 75 75 75 75 80 75 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90

Semester I Baku Mutu

2. Pengambilan data dimulai pada saat stopwatch, Sound Level

Meter (SLM) ditekan dan dihentikan secara bersamaan pada saat stopwatch telah mencapai waktu 15 menit.

3. Satuan tingkat kebisingan dinyatakan dalam bobot A atau dBA, yaitu bobot yang sesuai dengan respon telinga manusia normal. Pembacaan kebisingan dilakukan selama 15 menit. Karena alat yang digunakan langsung menghasilkan nilai kebisingan (Leq).

Analisis Data

Data-data yang telah

dikumpulkan pada penelitian akan dianalisis dalam kerangka tujuan dan model yang menjadi target utama dalam penelitian ini.

Terdapat tiga kegiatan utama yang dilakukan dalam tahapan analisis data, yaitu analisis tingkat kebisingan, analisis faktor dan regresi linier.

1. Analisis Tingkat Kebisingan Seperti yang telah dijelaskan bahwa alat yang digunakan adalah

Sound Level Meter (SLM) tipe

KW0600291 yang dimana cara

kerja alatnya langsung

menghasilkan nilai kebisingan (Leq) sehingga tidak diperlukan pengolahan data.

2. Analisis Faktor

Analisis faktor dilakukan dengan metode deskriptif yang menyajikan data dalam bentuk grafik sehingga terlihat perubahan

pergerakan faktor yang

mempengaruhi tingkat kebisingan. 3. Regresi Linier

Regresi linier digunakan untuk memodelkan hubungan antara faktor yang mempengaruhi tingkat kebisingan seperti jumlah pesawat, jumlah penumpang, bagasi dan kargo dengan tingkat kebisingan menjadi bentuk persamaan garis linier, seperti yang ditunjukka pada persamaan (2.2).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil pengukuran yang dilakukan di 6 titik sekitar bandara bisa diketahui data tingkat kebisingan berada dibawah standar baku mutu. Grafik hasil uji kebisingan dapat dilihat pada grafik 1

(6)

6 64 66 61.4 221 232 229 0 50 100 150 200 250 semester I 2014 semester II 2014 semester I 2015 kebisingan (dB) jumlah pesawat

64 66 61.4 2299 2477 2338 0 500 1000 1500 2000 2500 3000 semester I 2014 semester II 2014 semester I 2015 kebisingan (dB) jumlah penumpang

64 66 61.4 2079 2251 2133 0 500 1000 1500 2000 2500 semester I 2014 semester II 2014 semester I 2015 kebisingan (dB) Bagasi (x 100 kg)

Faktor yang Menyebabkan Perubahan Tingkat Kebisingan

Grafik 2

Berdasarkan grafik diatas

menunjukkan bahwa semakin

meningkat jumlah pesawat, maka makin meningkat pula tingkat kebisingan. Pada tahun 2014, jumlah pesawat mengalami peningkatan dari 221 menjadi 232, maka tingkat kebisingan juga meningkat dari 64 dB menjadi 66 dB. Kemudian jumlah pesawat menurun pada semester I 2015 menjadi 229 , maka tingkat kebisingan pun menurun menjadi 61.4 dB.

Faktor jumlah penumpang juga mengalami hal yang sama, semakin meningkat jumlah penumpang, maka makin meningkat pula tingkat kebisingan. Pada tahun 2014, jumlah penumpang mengalami peningkatan dari 2299 menjadi 2477, maka tingkat kebisingan juga meningkat dari 64 dB

menjadi 66 dB. Kemudian jumlah pesawat menurun pada semester I 2015 menjadi 2338, maka tingkat kebisingan pun menurun menjadi 61.4 dB seperti terlihat pada grafik 3.

Grafik 3

(7)

7 64 66 61.4 1878 1731 1757 0 200 400 600 800 1000 1200 1400 1600 1800 2000 semester I 2014 semester II 2014 semester I 2015 kebisingan (dB) kargo (100 kg) Berdasarkan grafik 4

menunjukkan bahwa semakin

meningkat jumlah bagasi, maka makin meningkat pula tingkat kebisingan. Pada tahun 2014, jumlah bagasi mengalami peningkatan dari 2079 kg menjadi 2251 kg, maka tingkat kebisingan juga meningkat dari 64 dB menjadi 66 dB. Kemudian jumlah bagasi menurun pada semester I 2015 menjadi 2133 kg, maka tingkat kebisingan pun menurun menjadi 61.4 dB.

Grafik 5

Berdasarkan grafik 5

menunjukkan kebalikan dari grafik

sebelumnya, bahwa semakin

meningkat jumlah kargo, maka makin menurun tingkat kebisingan. Pada tahun 2014, jumlah kargo mengalami penurunan dari 1878 kg menjadi 1731

kg, maka tingkat kebisingan

meningkat dari 64 dB menjadi 66 dB. Kemudian jumlah kargo meningkat pada semester I 2015 menjadi 1757 kg, maka tingkat kebisingan menurun menjadi 61.4 dB.

Uji Regresi

Uji regresi ini bertujuan untuk menguji pengaruh antara variabel

independent (X) terhadap variabel dependent (Y) pada semester I tahun

2014 hingga semester I tahun 2015 di setiap lokasi, dimana variabel

independent adalah jumlah pesawat,

jumlah penumpang, jumlah bagasi dan jumlah kargo sedangkan variabel

dependent adalah tingkat kebisingan.

Uji regresi linier ini menggunakan persamaan, yaitu Y= mX + c , regresi eksponensial, yaitu Y= c.10mx, regresi compound, yaitu Y= c.mx, regresi power, yaitu Y= c.Xm dengan menggunakan program SPSS.

Untuk mengetahui nilai

koefisien, konstanta, korelasi, determinasi dan bentuk persamaan dapat dilihat pada Tabel 1 – Tabel 4.

(8)

8 Tabel 1 Regresi Linier

Tabel 2 Regresi Eksponensial

Tabel 3 Regresi Compound

Tabel 4 Regresi Power

Variabel

independent Koefisien Konstanta R R

2 Y Jumlah pesawat 0.077 46.223 0.191 0.036 Y = 0.077x + 46.223 Jumlah penumpang 0.017 23.440 0.690 0.477 Y = 0.017x + 23.440 Bagasi 0.016 29.163 0.613 0.376 Y = 0.016x + 29.163 Kargo -0.003 68.595 0.91 0.008 Y = -0.003x + 68.595 Variabel

independent Koefisien Konstanta R R

2 Y Jumlah pesawat 0.001 49.082 0.181 0.033 Y = 49.082.100.001x Jumlah penumpang 0.000 22.860 0.690 0.477 Y = 22.860.100.000x Bagasi 0.000 37.264 0.605 0.366 Y = 37.264.100.000x Kargo -0.003 68.595 0.91 0.008 Y = 68.595.10-0.003x Variabel

independent Koefisien Konstanta R R

2 Y Jumlah pesawat 1.001 49.082 0.181 0.033 Y = 49.082 x 1.0001x Jumlah penumpang 1.000 34.046 0.683 0.467 Y = 34.046 x 1.000x Bagasi 1.000 37.264 0.605 0.366 Y = 37.264 x 1.000x Kargo -1.000 68.192 0.81 0.007 Y = 68.192 x -1.000x Variabel

independent Koefisien Konstanta R R

2 Y

Jumlah pesawat 0.253 16.147 0.176 0.031 Y = 16.147.X0.253

Jumlah penumpang 0.629 0.483 0.678 0.467 Y = 0.483.X0.629

Bagasi 0.534 1.059 0.557 0.357 Y = 1.059.X0.534

(9)

9 Dari keempat tabel diatas

dapat diketahui bahwa tiap tabel terdapat 4 variabel X yang akan menghasilkan 4 persamaan. Koefisien (m) menyatakan arah

hubungan atau pengaruh

variabel X terhadap variabel Y. Koefisien bernilai positif menyatakan bahwa variabel X berpengaruh positif terhadap nilai variabel Y, artinya bila nilai variabel X meningkat, maka nilai variabel Y juga meningkat. Sebaliknya, koefisien yang bernilai negatif menyatakan bahwa variabel X berpengaruh positif terhadap variabel Y, artinya apabila nilai variabel X menurun, maka nilai variabel Y akan meningkat.

Nilai R dan R2 didapat dari tabel output model summary pada program SPSS. Nilai R

menyatakan seberapa kuat

hubungan (korelasi) antara dua variabel. Sedangkan nilai R2

menyatakan seberapa besar kontribusi variabel X terhadap variabel Y dengan menggunakan rumus Koefisien Penentu (KP) atau koefisien Determinasi yang dirumuskan KP = R2 x 100%. KESIMPULAN

1. Berdasarkan standar baku mutu yang ditetapkan oleh Kementrian Lingkungan Hidup No. 48 Tahun 1996, semua titik sampel di 6 lokasi berada dibawah standar baku mutu yang ditetapkan. Nilai tingkat

kebisingan terendah berada pada titik II yang berlokasi di depan ATKP Maros dengan nilai tingkat kebisingan sebesar 50.4 dB sedangkan nilai tingkat kebisingan tertinggi berada pada titik V yang berlokasi di apron (parkir B19) dengan nilai tingkat kebisingan sebesar 61.5 dB.

2. Salah satu faktor yang

mempengaruhi tingkat kebisingan di kawasan Bandar Udara Sultan

Hasanuddin adalah jumlah

pesawat, jumlah penumpang,

jumlah bagasi, jumlah kargo dan aktivitas dari kendaraan bermotor. 3. Dari hasil uji regresi linier,

eksponensial, compound, dan power maka didapatkan persamaan matematis tingkat kebisingan yang dipengaruhi oleh variabel jumlah pesawat, penumpang, bagasi, dan kargo.

SARAN

1. Pada penelitian selanjutnya juga dilakukan analisis kebisingan yang disebabkan kendaraan bermotor dan perhitungan jumlah kendaraan bermotor. 2. Pada penelitian selanjutnya juga

dilakukan prediksi tingkat kebisingan dengan data variabel yang lain, seperti jumlah kendaraan.

3. Ditambahkan upaya-upaya

(10)

10 DAFTAR PUSTAKA

Chaeran, Mochammad. 2008.

KajianKebisinganAkibatAktifitas di Bandara (StudiKasusBandara Ahmad Yani Semarang). Semarang :UniversitasDiponegoro.

DirektoratJenderalPerhubunganUdar a, KementerianPerhubunganRepublik Indonesia. 2014. Diakses melalui

http://hubud.dephub.go.id/?id/page/de tail/44pada tanggal 15 Juni 2015 jam 16.20

Hertanto, Eko. 2012. AnalisisRegresi

LinierSederhanaUntukPenelitianKua ntitatif. Jakarta. J. F. Gabriel. 2001. FisikaLingkungan. Hipokrates. Jakarta Junior, Paulutu. 2013. AnalisaKualitasLingkungan. Diakses melalui http://xavrianto.blogspot.com/2013/0 4/makalah-kebisingan-mkanalisa-kualitas.htmlpada tanggal 23 Juni jam 24.20

Prabu, Putra. 2009.

DampakKebisinganTerhadapKesehat

an. Diakses melalui

http://putraprabu.wordpress.com/2009 /01/05/dampak-kebisingan-terhadap-kesehatan/ padatanggal 17 Juni jam 22.35

SejarahAngkasaPura Airport. Diakses

melalui

http://www.angkasapura1.co.id/sejara h#sthash.7Ia9k3lt.dpuf pada tanggal 15 Juni 2015 jam 17.00

Sejarah Bandar UdaraInternasional Sultan Hasanuddin Makassar.

Diakses melalui http://hasanuddin-airport.co.id/sejarah pada tanggal 15 Juni 2015 jam 20.30

Sejarah Perusahaan. AngkasaPura II

Indonesia’s Airport Company.

Diakses melalui

http://www.angkasapura2.co.id/id/tent ang/sejarahpada tanggal 15 Juni 2015 jam 22.18

Gambar

Tabel 3 Regresi Compound

Referensi

Dokumen terkait

Aktualisasi pancasila dalam kehidupan bermasyarakat sesuai dengan sila ke V tercermin dari pemerataan dalam konteks keadilan bersama. Dari aktualisasi pancasila

Reliability (x2) , Responsiveness (X3), Assurance (X4) dan Emphaty (X5) dapat dinyatakan berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan. Namun hipotesa ketujuh

dibuktikan berdasarkan hasil analisis uji t, diperoleh nilai t hitung untuk variabel X4 adalah 5.541 dengan nilai t tabel 1.697 dan nilai t hitung >nilai t tabel

Jika ditambah resiko varitas yang dilepas tidak diterima pasar (marketless) harus ditilnggung sendir~ oleh pemulia tanaman, disinyalir ha1 tersebut menjadi penyebab utama

26.. implementasi penjaminan mutu akademik internal di tingkat fakultas. Meneliti kesesuaian arah dan pelaksanaan penjaminan mutu akademik internal tingkat jurusan/program

2) Workshop (Kick of Meeting) 3) Penyiapan “lahan” 4) Persiapan Peserta 5) Pelaksanaan Teaching Farm Jumlah mahasiswa per fakultas yang menjadi peserta Teaching Farm dan

Serta untuk mendapatkan keuntungan bagi perusahaan dengan menyelenggarakan usaha jasa kebandarudaraan dalam arti seluas-luasnya dan usaha-usaha lainnya yang