• Tidak ada hasil yang ditemukan

JENIS-JENIS IKAN YANG TERTANGKAP DI SUNGAI BATANG NAGA KECAMATAN KINALI KABUPATEN PASAMAN BARAT ABSTRACT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "JENIS-JENIS IKAN YANG TERTANGKAP DI SUNGAI BATANG NAGA KECAMATAN KINALI KABUPATEN PASAMAN BARAT ABSTRACT"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

JENIS-JENIS IKAN YANG TERTANGKAP DI SUNGAI BATANG NAGA KECAMATAN KINALI KABUPATEN PASAMAN BARAT

𝐌𝐢𝐬𝐰𝐚𝐫𝐝𝐢 𝐀𝐧𝐣𝐚𝐬𝟏, 𝐑𝐞𝐧𝐧𝐲 𝐑𝐢𝐬𝐝𝐚𝐰𝐚𝐭𝐢𝟐, 𝐅𝐚𝐜𝐡𝐫𝐮𝐥 𝐑𝐞𝐳𝐚𝟐

1

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumaterra Barat 2

Dosen Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat ardianjas15@gmail.com

ABSTRACT

This research that had been done got 15 species fishes of 12 genus, 8 famillies and 5 ordo (Osteochilus wandersii, Osteochilus hasseltii, Tor tambra, Puntius binotatus, Puntius lateristriga, Rasbora sumatrana, Cyclocheilictys apogon, Nemacheilus fasciatus, Channa striata, Oreocrhomis niloticus, Mystus sabanus, Mystus planiceps, Clarias batrachus, Monopterus albus and Aplocheilus panchax). Measurement of water physical-chemistry factors obtained average temperature 24-28℃, average acydity value (pH) 7.9-6.8, average velocity 0.418-0.225 m/s and average dissolved oxigen (DO) 7.79-7.45 mg/L. Conditions of water physical-chemistry factors in Batang Naga Kecamatan Kinali Kabupaten Pasaman Barat were adequate for fishes live.

Keyword : River, Fishes, Phisycal-Chemistry Factors. PENDAHULUAN

Di Indonesia spesies ikan air tawar yang telah teridentifikasi sekitar 1000 spesies, sedangkan ikan laut sekitar 2700 spesies dan diperkirakan masih ada spesies yang belum teridentifikasi. Jumlah spesies yang sedemikian tersebut sangat bervariasi dalam bentuk dan ukuran, dan juga menghuni berbagai jenis perairan. Ikan menghuni semua bentuk ekosistem baik laut, perairan payau ataupun perairan tawar (Rahardjo, dkk. 2011). Salah satu habitat ikan di perairan tawar adalah sungai. Sungai adalah

torehan di permukaan bumi yang merupakan penampung dan penyalur alamiah aliran air dan material yang dibawanya dari bagian hulu ke bagian hilir suatu daerah pengaliran ke daerah yang lebih rendah dan akhirnya bermuara ke laut (Soewarno, 1991). Di suatu aliran sungai hidup bermacam-macam organisme salah satunya ikan. Kehidupan organisme air sangat tergantung kepada faktor fisika dan kimia air, misalnya suhu air, kecepatan arus air, kekeruhan air, warna air, kedalaman badan air, partikel subtrat, derajat keasaman air (pH), kandungan

(2)

oksigen terlarut dalam air atau DO, Salinitas, karbodioksida bebas, alkalinitas dan kandungan nitrogen (Suin, 2002).

Keberadaan ikan di suatu perairan bergantung kepada kemampuan fisiologis dan struktur organ untuk beradaptasi terhadap lingkungan terutama dalam memanfaatkan sumber pakan yang tersedia dan mendapatkan tempat yang cocok untuk melakukan reproduksi (Rahardjo, dkk. 2011). Faktor yang mempengaruhi distribusi ikan di sungai yaitu ketersediaan tumbuh-tumbuhan, tajuk-tajuk peneduh yang cendrung mengurangi kelimpahan bentos di dasar air tetapi meningkatkan jumlah invertebrata darat yang jatuh ke dalam air sebagai makanan bagi ikan, serta distribusi arus dan genangan-genangan air. Pada waktu hujan lebat sungai meningkat dan dalam beberapa kasus ikan yang lebih besar berenang ke hulu untuk berkembangbiak. Ikan-ikan pengunjung ini terkadang bersifat predator (pemangsa) dan mendesak komunitas ikan yang menetap, ada juga dari ikan-ikan ini yang berenang ke arah hulu selama banjir untuk

menghindari akibat banjir (Kottelat, et al. 1993).

Sungai Batang Naga merupakan salah satu sungai yang terdapat di Jorong IV Koto Kecamatan Kinali Kabupaten Pasaman Barat. Sungai ini mengalir melewati desa Sungai Paku hingga desa Batiuba. Kondisi sungai Batang Naga pada bagian hulu berarus cepat yang dasar sungainya berbatu dan berkerikil. Pada bagian hilir arusnya lambat dengan dasar sungainya berkerikil, berpasir dan ada juga yang berlumpur. Di sungai Batang Naga banyak terdapat lubuk-lubuk sungai sebagai tempat yang disukai oleh ikan. Di sepanjang aliran sungai terdapat perkebunan masyarakat, di tebing-tebing sungai banyak terdapat tumbuhan paku dan gelagah yang menjulai ke dalam sungai sebagai tempat mencari makan dan berlindung bagi ikan.

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan didapatkan informasi bahwa sungai ini dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai tempat mencari ikan untuk dikonsumsi dan dijual. Ikan-ikan di sungai ini ditangkap dengan menggunakan alat tangkap berupa pancing, jaring insang, jala,

(3)

tangguk bubu dan setrum. Jenis-jenis ikan hasil tangkapan nelayan dengan menggunakan alat tangkap tersebut seperti ikan Lele, ikan Panjang, ikan Lelan, ikan Gurame, ikan Pampandan, ikan Kapareh, ikan Kiruang, ikan Nila, ikan Gariang dan ikan Nginggia.

Sungai Batang Naga juga dimanfaatkan oleh salah satu industri pabrik kelapa sawit PT. Sari Buah Sawit (SBS) sebagai tempat pembuangan limbah cair, sehingga menyebabkan sungai Batang Naga menjadi tercemar. Menurut Putra dan Putra (2014) pencemaran sungai sangat sering terjadi akibat dari buangan limbah pabrik industri, seperti halnya pencemaran sungai yang sering dirisaukan masyarakat yang diakibatkan buangan limbah cair kelapa sawit dari beberapa pabrik yang ada dari berbagai daerah. Pencemaran yang disebabkan oleh aliran dari limbah cair pabrik sawit PT. SBS terhadap sungai Batang Naga, terlihat pada perubahan warna air yang menjadi keruh serta perubahan subtrat sungai yang berlumpur karena adanya endapan dari partikel-partikel yang terbawa oleh aliran limbah tersebut. Hal ini sesuai dengan pendapat

Zaenudin (2013) bahwa selain tempat hidup organisme sungai juga memiliki peran sebagai tempat pembuangan yang berasal dari limbah aktivitas manusia seperti limbah dari daerah pertanian, pemukiman, pariwisata dan industri yang berada di sekitar sungai.

Pencemaran sungai ini akan berdampak buruk terhadap ekosistem sungai terutama pada ikan, seperti terganggunya kemampuan ikan untuk beradaptasi, berkembangbiak dan pola penyebaran ikan. Rumapea (2016) menyatakan bahwa ikan merupakan salah satu organisme akuatik yang rentan terhadap perubahan lingkungan, terutama yang disebabkan pembuangan limbah cair atau padat ke badan air sebagai hasil aktivitas manusia baik secara lansung maupun tidak lansung. Limbah-limbah hasil pembuangan tersebut mempengaruhi kualitas perairan, baik fisik, kimia maupun biologi. Karena ini mempengaruhi kehidupan ikan dalam suatu perairan. Jika hal ini terjadi terus menerus dapat menyebabkan berkurangnya populasi maupun jenis ikan.

(4)

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret 2017 di Sungai Batang Naga Kecamatan Kinali Kabupaten Pasaman Barat. Identifikasi sampel dilakukan di Laboratorium Zoologi Program Studi Pendidikan Biologi Sekolah Tinggi Keguruan Dan IlmuPendidikan (STKIP) PGRI Sumatera Barat.

Metode penelitian ini adalah menggunakan metode survey deskriptif yaitu melalui pengamatan atau koleksi langsung di lapangan, teknik pengambilan sampel dilakukan dengan purposive sampling yaitu pengambilan sampel dilakukan dengan kondisi sungai yang bebeda.

Stasiun I berlokasi di desa Kampung Jambu, dimana aliran sungai belum dicemari oleh aliran limbah cair

pabrik sawit. Stasiun II berlokasi di desa Batiuba yang aliran sungainya sudah dicemari oleh aliran limbah cair dari pabrik sawit. Analisis data dengan cara mendeskripsikan masing-masing jenis ikan tersebut. Data primer yang diperoleh dari lapangan disajikan dalam bentuk tabel, gambar dan uraian.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan tentang jenis-jenis ikan yang tertangkap di sungai Batang Naga Kecamatan Kinali Kabupaten Pasaman Barat, didapatkan 15 spesies ikan dari 12 genus, 8 family dan 5 ordo (Tabel 1). Untuk parameter faktor fisika-kimia air seperti suhu, kecepatan arus, derajat keasaman (pH) serta kandungan oksigen terlarut (DO) dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 1 : Spesies ikan yang tertangkap di sungai Batang Naga Kecamatan Kinali Kabupaten Pasaman Barat.

Ordo Family Spesies Nama lokal Stasiun Tota

l I II

Cypriniformes Cyprinidae Osteochilus wandersii

Lelan 12 23 35

Osteochilus hasseltii Sokan 2 1 3

Tor tambra Gariang 1 3 4

Puntius binotatus Kapareh 4 7 11

Puntius lateristriga Kapiua 2 - 2

Rasbora sumatrana Pantau 13 19 32

Cyclocheilictys apogon

Subahan 1 - 1

(5)

fasciatus

Perciformes Channidae Channa striata Kiruang 1 1 2 Cichlidae Oreocrhomis

niloticus

Nila 19 34 53

Siluriformes Bagridae Mystus sabanus Pampandan - 1 1

Mystus planiceps Nginggia 3 - 3

Claridae Clarias batrachus Lele 2 2 4 Shinbranchiforme

s

Shinbranchida e

Monopterus albus Belut 2 - 2

Cyprinodontiform es

Aplocheilidae Aplocheilus panchax Bada Senter 3 6 9

Jumlah 66 97 163

Tabel 2 : Hasil pengukuran faktor fisika-kimia air di sungai Batang Naga Kecamatan Kinali Kabupaten Pasaman Barat.

Parameter Stasiun I Stasiun II

Suhu (℃) 24℃ 28℃ Derajat Keasaman (pH) 7,9 6,8 Kandungan Oksigen (DO) 7,79 mg/L 7,45 mg/L Kecepatan Arus (m/s) 0,418 m/s 0,225 m/s

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka didapatkan 15 spesies dari 12 Genus, 8 Family dan 5 Ordo seperti pada Tabel 1. Jumlah ikan yang tertangkap pada kedua stasiun bervariasi. Pada stasiun I ditemukan 14 spesies ikan yaitu Osteochilus wandersii, Osteochilus hasselti, Tor tambra, Puntius binotatus, Puntius lateristriga, Rasbora sumatrana, Cyclocheilictys apogon, Nemachilus fasciatus, Channa striata, Mystus planiceps, Clarias batrachus, Monopterus albus, Aplocheilus

panchax dan Oreocrhomis niloticus. Pada stasiun II didapatkan 10 spesie ikan yaitu Osteochilus wandersii, Osteochilus hasselti, Tor tambra, Puntius binotatus, Rasbora sumatrana, Channa striata, Mystus sabanus, Clarias batrachus, Aplocheilus panchax dan Oreocrhomis niloticus.

Ikan-ikan yang tertangkap sebanyak 163 ekor. Pada stasiun I jumlah ikan yang tertangkap yaitu sebanyak 66 ekor dan pada stasiun II sebanyak 97 ekor. Jika dibandingkan, jumlah individu yang tertangkap pada

(6)

stasiun I lebih sedikit dari pada stasiun II. Sedikitnya jumlah individu ikan tersebut disebakan oleh kondisi sungai yang dasarnya berbatu, air sungai dangkal serta perairan sungai yang sempit. Menurut Djuhanda (1981) sungai yang subtratnya berbatu kurang disukai oleh ikan dan perairan sungai yang sempit, sedikit pula macam kondisinya, sehingga jumlah ikan yang menempati sungai tersebut lebih sedikt.

Pada stasiun I individu yang dominan ditemukan yaitu Oreocrhomis niloticus sebanyak 19 ekor, Rasbora sumatrana sebanyak 13 ekor dan Osteochilus wandersii sebanyak 12 ekor. Spesies ikan yang lain, selain dari tiga jenis tersebut hanya ditemukan sedikit yaitu 1-4 ekor. Dari jumlah tersebut, Oreocrhomis niloticus adalah yang paling banyak ditemukan, hal ini dikarenakan Oreocrhomis niloticus merupakan ikan yang dapat hidup dengan baik di berbagai daerah perairan. Ningrum (2012) meyatakan bahwa ikan Nila dapat hidup di perairan dalam dan luas maupun di kolam yang sempit dan dangkal. Ikan Nila juga dapat hidup di danau, waduk, rawa, sawah, tambak air payau dan karamba umum. Pada dasarnya ikan

Oreacrhomis niloticus bukanlah ikan asli melainkan ikan pendatang, karena pada sungai Batang Naga juga terdapat aliran anak-anak sungai yang dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai sumber air kolam maupun untuk karamba sehingga adanya kemungkinan ikan Oreocrhomis niloticus lepas dari kolam maupun karamba kemudian berenang mengikuti aliran anak-anak sungai dan berkembangbiak di sungai tersebut. Menurut Kottelat, et al. (1993) ikan Oreocrhomis niloticus dimasukan ke Indonesia melalui budidaya di kolam, tetapi ada juga dilepaskan di danau-danau dan sungai.

Spesies ikan yang tertangkap pada stasiun I seperti Tor tombra, Cyclocheilictys apogon, Nemacheilus fasciatus dan Channa striata sangat sedikit yaitu hanya 1 individu pada masing-masing spesies. Hal ini diduga karena faktor lingkungan yang kurang mendukung seperti kedalaman sungai, luas sungai, subtrat sungai dan suhu air. Menurut Cahyono (2001) Kisaran suhu yang optimal untuk pertumbuhan dan kehidupan ikan berkisar antara 25-29℃, sedangkan hasil pengukuran suhu pada stasiun I adalah 24 ℃. Pada

(7)

dasarnya ikan Tor tambra merupakan penghuni sungai bagian hulu yang karakteristik dasar perairan umumnya berupa batuan, subtratnya kerikil dan pasir, warna air jernih, arus air lambat sampai deras dan kondisi sungai sebagian besar hutan primer (Haryono dan Subagja, 2008:308). Namun pada penelitian ini ikan Tor tambra hanya 1 yang ditemukan pada stasiun I, hal ini diduga karena penangkapan yang dilakukan oleh masyarakat, ikan ini memiliki nilai ekonomis yang tinggi. Haryono dan Subagja (2008) menyatakan bahwa rendahnya populasi ikan Tor tambra di lokasi perairan diantaranya diduga akibat tingginya tingkat penangkapan oleh penduduk karena ikan ini menjadi target utama dalam perburuan mereka.

Pada stasiun II ikan yang tertangkap sebanyak 10 spesies dengan total jumlah individu 97 ekor. Jumlah individu ikan yang tertangkap pada stasiun II lebih banyak dari pada stasiun I, namun jumlah spesiesnya lebih sedikit. Ada beberapa spesies ikan yang tertangkap pada stasiun I seperti Cyclocheilictys apogon, Puntius lateristriga, Nemachilus fasciatus dan Mystus planiceps tidak ditemukan pada

stasiun II, ini dikarenakan adanya aliran limbah pabrik sawit yang masuk ke sungai pada stasiun II yang menyebabkan pencemaran. Limbah cair industri kelapa sawit mengandung bahan organik yang tinggi sehingga potensial mencemari air tanah dan badan air, dan apabila limbah tidak diolah terlebih dahulu maka akan mencemari badan air dan lingkungan sekitarnya (Sihaloho, 2009). Oleh karena itu, tidak banyak dari spesies ikan yang dapat hidup dengan baik pada kondisi sungai ini.

Dari kedua stasiun, ikan yang paling banyak ditemukan adalah ikan Orecrhomis nilaticus sebanyak 53 ekor, Osteochilus wandersii sebanyak 35 ekor dan Rasbora sumatrana 32 ekor. Seperti yang telah dijelaskan, ikan Nila merupakan ikan yang dapat berdaptasi dengan baik terhadap lingkungan. Sehingga ikan Oreocrhomis niloticus ini selalu paling banyak ditemukan baik pada stasiun I maupun stasiun II pada penelitian ini. Ikan Osteochilus wandersii dan Rasbora sumatrana merupakan spesies ikan dari family Cyprinidae. Ikan-ikan dari family Cyprinidae yang secara genetik memiliki tubuh berukuran kecil

(8)

hidupnya tersebar baik di bagian hulu maupun bagian hilir (Pulungan, 2009). Hasil dari penelitian menunjukan bahwa sampai saat ini hanya ikan Nginggia yang ditemukan dari beberapa spesies ikan yang jarang tertangkap oleh masyarakat di sungai Batang Naga seperti ikan Panjang, ikan Gurame dan ikan Nginggia.

Spesies ikan yang tertangkap di sungai Batang Naga tergolong sedang bila dibandingkan dengan (Wati, 2014) Jenis-jenis Ikan Yang Tertangkap Di Muara Mandiangin Kenagarian Katiagan Kecamatan Kinali Kabupaten Pasaman Barat. Spesies ikan yang ditemukan yaitu 18 spesies ikan dari 17 genus, 16 family dan 4 ordo, (Safitri, 2016) Jenis-Jenis ikan di Sungai Rumbai Kecamatan Sungai Aua Kabupaten Pasaman Barat. Spesies ikan yang ditemukan sebanyak 10 spesies dari 9 genus, 7 family dan 4 ordo.

Faktor fisika dan kimia air juga menentukan kehidupan ikan di suatu perairan seperti suhu, pH, kecepatan arus air dan DO. Hasil pengukuran suhu di sungai Batang Naga pada Stasiun I yaitu 24℃ dan pada stasiun II 28℃, untuk stasiun I, suhu airnya

berada di bawah batas optimal, sedangkan pada stasiun II masih berada dalam kisaran batas optimal. Menurut Cahyono (2001) Kisaran suhu yang optimal untuk pertumbuhan dan kehidupan ikan berkisar antara 25-29℃. Hasil pengukuran pH air pada stasiun I yaitu 7.9 dan pada stasiun II yaitu 6.8, pH air pada kedua stasiun masih berada dalam batas normal, karena kisaran derajat keasaman (pH) perairan yang cocok untuk ikan berkisar antara 5-8,7. Pada kisaran pH tersebut cukup memenuhi syarat untuk kehidupan ikan (Cahyono, 2001).

Suhu air pada stasiun II lebih tinggi jika dibandingkan dengan stasiun I, hal ini disebabkan oleh aliran limbah cair pabrik sawit yang mengandung logam Al, Cu dan Fe yang menggunakan suhu tinggi dalam proses pengolahannya. Menurut Putra dan Putra (2014) logam (Al, Cu dan Fe) muncul pada limbah setelah dilakukan proses pengolahan minyak kelapa sawit, pada pengolahan ini menggunakan peralatan yang terbuat dari logam dan penggunaan suhu pada proses pengolahannya relatif tinggi seperti pada saat perebusan minyak kelapa sawit. Aliran limbah cair dari

(9)

hasil olahan tersebut di buang ke sungai sehingga suhu air pada sungai tersebut menjadi tinggi.

Derajat keasaman (pH) air pada stasiun II lebih rendah bila dibandingkan dengan stasiun I, hal ini diduga adanya proses koagulasi dari aliran limbah cair pabrik kelapa sawit yang dibuang ke badan sungai sehingga pH-nya menjadi turun. Nasution (2004) menyatakan bahwa proses koagulasi melalui elektrolisis dapat menurunkan pH limbah cair pabrik kelapa sawit yang berasal dari kolam akhir. Semakin besar arus yang digunakan pada proses koagulasi semakin besar penurunan pH.

Kandungan logam (Al, Cu dan Fe) yang berasal dari limbah pabrik sawit diduga mempengaruhi kehidupan ikan di sungai Batang Naga sehingga spesies ikan yang dapat hidup pada kondisi yang tercemar limbah sawit lebih sedikit, karena logam Al dapat bersifat racun sehingga hanya jenis-jenis ikan tertentu saja yang dapat bertahan hidup di kondisi perairan yang tercemar oleh logam Al tersebut. Rosidah dan Henny (2012) menyatakan bahwa kandungan Al yang baik untuk kehidupan ikan yaitu < 0,005 mg/L

bagi perairan dengan pH < 6,5 dan < 0,1 mg/L bagi perairan dengan pH > 6,5. Pada perairan yang bersifat asam logam Al bersifat lebih toksit, toksitas Al maksimum terjadi pada pH 5-5,2.

Keberadaan logam Fe di perairan sungai Batang Naga diduga juga mempengaruhi kehidupan ikan yang ada, hal ini dinyatakan oleh Rosidah dan Henny (2012) bahwa logam Fe (Besi) termasuk unsur yang esensial bagi ikan dan dibutuhkan dalam jumlah yang cukup besar, akan tetapi apabila keberadaan Fe dalam perairan melebihi batas (>1.0 mg/L) akan dapat membahayakan kehidupan ikan karena akan diabsorpsi oleh ikan melalui insang sehingga terjadi gangguan pada insang (operculum). Selain logam Al dan Fe, limbah cair pabrik sawit diduga juga mengandung logam Cu yang dapat mempengaruhi kehidupan ikan pada sungai yang terkena aliran limbah cair pabrik sawit karena logam Cu dapat bersifat racun pada ikan. Rosidah dan Henny (2012) menyatakan bahwa tembaga (Cu) merupakan unsur yang esensial bagi ikan, namun kandungan Cu yang berlebihan dapat mengakibatkan kerusakan pada hati, kandungan Cu yang baik untuk

(10)

kehidupan ikan berkisar antara 0,02-1,0 mg/L.

KESIMPULAN

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di sungai Batang Naga Kecamatan Kinali Kabupaten Pasaman Barat didapatkan hasil, yaitu :

1. 15 spesies ikan dari 12 genus, 8 family dan 5 ordo (Osteochilus wandersii, Osteochilus hasseltii, Tor tambra, Puntius binotatus, Puntius lateristriga, Rasbora sumatrana, Cyclocheilictys apogon, Nemacheilus fasciatus, Channa striata, Oreocrhomis niloticus, Mystus sabanus, Mystus planiceps, Clarias batrachus, Monopterus albus dan Aplocheilus panchax). Jumlah ikan yang ditemukan selama penelitian yaitu 163 ekor.

2. Pengukuran faktor fisika kimia air didapatkan rata-rata suhu air 26℃, rata-rata derajat keasaman (pH) 7.4, rata-rata kecepatan arus 0.321 m/s dan rata-rata kandungan oksigen terlarut (DO) 7.62 mg/L. Kondisi faktor fisika dan kimia air di sungai Batang Naga Kecamatan Kinali Kabupaten Pasaman Barat masih mendukung untuk kehidupan ikan.

DAFTAR PUSTAKA

Cahyono, B. 2001. Budidaya Ikan Di Perairan Umum. Kanisius: Yogyakarta.

Djuhanda, T. 1981. Dunia Ikan. Bandung: Amrico.

Haryono dan Subagja, J. 2008. Populasi Dan Habitat Ikan Tambra, Tor tambroides (Bleeker, 1854) di Perairan Kawasan Pegunungan Muller Kalimantan Tengah. Jurnal Biodiversitas. Vol-9 no4. Hlm 306-309.

Kottelat, M. Anthony J. W, Sri Nurani K &Soetikno W. 1993. Freshwater

Fishes of Western Indonesia and Sulawesi. Jakarta: Periplus Editios (HK).

Nasution, Y. Darwin. 2015.Pengolahan Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit Yang Berasal Dari Kolam Akhir (Firial Pond) Dengan Proses Koagulasi Melalui Elektrolisis. Jurnal Sains Kimia. Vol.8, No.2, 2004.Hlm. 38-40. Ningrum, N. Endah. 2012. Keragaman

Pertumbuhan Ikan Nila Best (Oreocrhomis niloticus) Hasil Seleksi F3, F4 Dan Nilai Lokal. Skripsi. Jurusan Biologi. Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam. Surakarta. Universitas Sebelas Maret.

Putra, D. dan Putra, A. 2014. Analisis pencemaran limbah cair kelapa sawit berdasarkan kandungan logam, konduktivitas, TDS dan TSS. Jurnal. Jurusan Fisika

(11)

Unand. Vol.3, No2. 2014. Hlm 96-101.

Pulungan, P. Chaidir. 2009. Fanuna Ikan Dari Sungai Tenayan, Anak Sungai Siak Dan Rawa Di Sekitarnya, Riau. Jurnal. Berkala Perikanan Terubuk. Vol 37 No 2. Hlm 78-90.

Rahardjo, M. F. dkk. 2011. Iktiology. Bandung: Lubuk Agung.

Rosidah, dan Henny, C. 2012. Kajian Logam Fe, Al, Cu dan Zn Pada Perairan Kolong Pasta Penambangan Timah Di Pulau Bangka. Proseding Seminar Nasional Limnologi. Pusat Penelitian Limnologi. LIPI Rumapea, H. 2016. Keanekaragaman

Ikan Di Perairan Sungai Sibiru-Biru Kecamatan Sibiru-Biru Kabupaten Deli Serdang Sumatera Utara. Skripsi. Departemen Biologi Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam. Medan: Sumatera Utara.

Saanin, H. 1968. Taksonomi dan Kuntji Identifikasi Ikan. Bogor: Bina Cipta.

Safitri, Y. 2016. Jenis-Jenis Ikan Di Sungai Rumbai Kecamatan Sungai Aua Kabupaten Pasaman Barat. Skripsi. Program StudiBiologi. Padang: STKIP PGRI Sumatera Barat.

Sihaloho, S. Wira. 2009. Analisis Kandungan Amonia Dari Limbah Cair Inlet Dan Outlet Dari Beberapa Industri Kelapa Sawit. Skripsi. Fakultas Matematika

Dan Ilmu Pengetahuan Alam. Medan: Universitas Sumatra Utara.

Suin, M. Nurdin.2002.Metode Ekologi Edisi Dua. Padang: Universitas Andalas.

Suin, M. Nurdin dan Syafinah, R.2006.Ekologi Bahan Ajar Laboratorium. Padang: Universitas Andalas.

Wati, W. 2014. Jenis-Jenis ikan yang tertangkap di Muara Mandiangin Kenagarian Katiagan Kecamatan Kinali Kabupaten Pasaman Barat. Skripsi. Program Studi Biologi. Padang : STKIP PGRI Sumatera Barat.

Zaenudin, A. 2013. Keanekaragaman Dan Kelimpahan Ikan Di Daerah Hulu Dan Tengah Sungai Gajahwong Yogyakarta. Skripsi. Program Studi Biologi Fakultas Sains Dan Teknologi. Yogyakarta: Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga.

Gambar

Tabel 1 : Spesies ikan yang tertangkap di sungai Batang Naga Kecamatan Kinali  Kabupaten Pasaman Barat
Tabel  2  :  Hasil  pengukuran  faktor  fisika-kimia  air  di  sungai  Batang  Naga  Kecamatan Kinali Kabupaten Pasaman Barat

Referensi

Dokumen terkait

Ikan asli Sungai Amazonini merupakan jenis ikan yang tahanterhadap kondisi lingkungan tercemar dan sebagai Aliens spesies dengan kemampuanadaptasi yang cepat dan

kondisi faktor lingkungan pada stasiun III mendukung untuk kehidupan ikan, selain itu stasiun III berada pada bagian muara yang banyak terdapat jenis-jenis ikan,

Dari hasil penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa, jenis-jenis ikan yang tertangkap di Batang Tarusan Nagari Nanggalo Kecamatan Koto XI Tarusan

Salah satu ikan yang tergolong native spesies yang intensif dieksploitasi ialah ikan Seluang Batang (Rasbora argtrotaenia) dan wilayah hulu sungai Barito merupakan

Dari hasil penelitian tentang inventarisasi jenis ikan famili Cyprinidae di Sungai Batang Nareh, Kabupaten Padang Pariaman diperoleh 7 jenis yaitu Tor tambra C.V(8

Banyaknya jumlah ikan yang ditemui di stasiun III karena didukung oleh faktor lingkungan yang mendukung, seperti kondisi sungai yang jauh dari pemukiman penduduk

Berdasarkan hasil analisis data secara keseluruhan (Stasiun 1,2,dan 3) Keanekaragaman Jenis Ikan (Cypriniformes: Cyprinidae) di Sungai Batang Tembesi Kabupaten

Penelitian tentang jenis ikan telah dilakukan Iistianah 2014 tentang Jenis- jenis Ikan Yang Ditemukan di Sungai Tabir Kecamatan Tabir Kabupaten Merangin Provinsi Jambi memperoleh hasil