• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penerapan Finite State Automata Pada Pencarian Rute Terpendek Perjalanan Mahasiswa dari Rumah ke Kampus UKSW Salatiga Artikel Ilmiah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Penerapan Finite State Automata Pada Pencarian Rute Terpendek Perjalanan Mahasiswa dari Rumah ke Kampus UKSW Salatiga Artikel Ilmiah"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

Penerapan Finite State Automata Pada Pencarian Rute

Terpendek Perjalanan Mahasiswa dari Rumah ke

Kampus UKSW Salatiga

Artikel Ilmiah

Peneliti:

Harly Nanulaitta (672012071)

Magdalena A. Ineke Pakereng, M.Kom.

Program Studi Teknik Informatika

Fakultas Teknologi Informasi

Universitas Kristen Satya Wacana

Salatiga

November 2016

(2)

Penerapan Finite Automata Pada Pencarian Rute

Terpendek Perjalanan Mahasiswa dari Rumah ke

Kampus UKSW Salatiga

Artikel Ilmiah

Diajukan kepada

Fakultas Teknologi Informasi

untuk memperoleh Gelar Sarjana Komputer

Peneliti:

Harly Nanulaitta (672012017)

Magdalena A. Ineke Pakereng, M.Kom.

Program Studi Teknik Informatika

Fakultas Teknologi Informasi

Universitas Kristen Satya Wacana

Salatiga

November 2016

(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)

Penerapan Finite Automata Pada Pencarian Rute

Terpendek Perjalanan Mahasiswa dari Rumah ke

Kampus UKSW Salatiga

Harly Nanulaitta 1, Magdalena A. Ineke Pakereng 2

Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana Jl. Diponegoro 52-60, Salatiga 50771, Indonesia

Email: 672012071@student.uksw.edu1, ineke.pakereng@staff.uksw.edu 2

Abstract

This study aims to search students the shortest route from home to the Parent Campus of SWCU and Campus 3 FTI. This study using finite state automata by mapping the existing street name into the state to facilitate the search for the shortest route. Using this method the shortest route search can be analyzed easily step by step so that if something goes wrong in the process, it can be easily identified and tracked using finite state automata.

Keywords: Finite State Automata, Shortest Route

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk pencarian rute terpendek mahasiswa dari rumah menuju Kampus Induk UKSW dan Kampus 3 FTI. Penelitian ini menggunakan Finite state automata dengan cara memetakan nama jalan yang ada ke dalam state untuk memudahkan dalam pencarian rute terpendek. Penggunaan metode ini dalam pencarian rute terpendek dapat dilakukan dengan mudah tahap demi tahap sehingga jika terjadi kesalahan pada proses maka dapat dengan mudah diketahui dan dilacak menggunakan finite state automata.

Kata Kunci : Finite State Automata, Rute Terpendek

1Mahasiswa Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga

(9)

1. Pendahuluan

Waktu yang cepat untuk sampai ke tempat tujuan merupakan hal yang diinginkan oleh sebagian besar orang. Orang sering mengabaikan beberapa faktor yang dapat memperlambat dalam perjalanan, seperti: rute perjalanan dan waktu yang ditempuh. Rute perjalanan yang tepat ke suatu tempat, dapat memudahkan untuk sampai ke tempat tersebut dengan cepat tanpa harus membuang banyak waktu di perjalanan. Mahasiswa juga sering mengalami hal yang sama, dimana sering salah dalam menentukan rute perjalanan ke kampus. Tanpa disadari, hal ini dapat mempunyai pengaruh terhadap efisiensi waktu.

Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) adalah sebuah universitas swasta tertua dan salah satu yang terbaik di Indonesia, terletak di Salatiga, Jawa Tengah. Lokasi kampus UKSW Salatiga, antara lain: (1) Kampus Induk, Jl. Diponegoro No. 52-60, (2) Kampus 2 Stiba, Jl. RA. Kartini No.17-23, (3) Kursus Musik FSP, Jl. Osamaliki No.96, (4) Kampus 3 FTI, Jl. Fatmawati-Gunung Payung, Bukit Soka, (5) Kampus Lab Agro UKSW, Kopeng. Dalam penelitian ini, hanya akan mencari jalur terpendek dari rumah mahasiswa ke Kampus Induk UKSW dan Kampus 3 FTI UKSW.

Finite state automata berguna dalam membantu proses pengujian kesalahan yang terjadi pada pada proses pencarian rute terpendek. Tahapan pencarian rute terpendek dapat digambarkan secara sederhana menggunakan finite state automata sehingga akan mempermudah dalam pemahaman dan penyampaian ide atau pemikiran dalam pengembangannya lebih lanjut.

Berdasarkan latar belakang yang ada, maka dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mencari Rute Terpendek Perjalanan Mahasiswa dari Rumah ke Kampus UKSW Salatiga menggunakan Finite State Automata.

2. Tinjauan Pustaka

Sudah banyak penelitian tentang penerapan atau penggunaan Finite State Automata, salah satu contoh penelitian berjudul “Penerapan Teori Bahasa dan Automata untuk Mengecek Kebenaran Format SMS pada SMS Premium”, menjelaskan tentang penggunaan teori bahasa dan automata untuk mengatasi permasalahan terhadap pengecekan format SMS premium. Ini telah dibuktikan dengan tiga hal yang menjadi ciri-ciri algoritma yang baik telah dipenuhi oleh algoritma teori bahasa dan automata untuk pengecekan tersebut, yaitu pertama algoritma teori bahasa dan automata memberikan keluaran yang benar terhadap hasil yang diinginkan, kedua algoritma teori bahasa dan automata memberikan hasil yang pasti terhadap string yang diberikan, dan yang ketiga adalah dengan menggunakan algoritma teori bahasa dan automata diperoleh efisiensi waktu dan efisiensi memori [1].

Penelitian yang kedua “Perancangan dan Implementasi Finite Automata pada Simulasi Vending Machine. Lewat rancangan state diagram berdasarkan konsep Mealy Machine yang telah dibuat, maka aplikasi simulasi vending machine dapat dibuat, dan hasil dari setiap input yang dipilih oleh user pada aplikasi sesuai dengan hasil rancangan tersebut [2].

(10)

Penelitian yang ketiga “Penentuan Jalur Terpendek Pada Pelayanan Agen Travel Khusus Pengantaran Wilayah Semarang Berbasis SIG dengan Algoritma Branch And Bound”. Adanya kedua algoritma tersebut, memberikan dampak cukup baik untuk solusi optimal pada masalah pemilihan jalur terpendek. Dalam pemilihan jalur terpendek tersebut dikembangkan sebuah sistem informasi yang disebut Sistem Informasi Geografis Pencarian Jalur Terpendek (SIGPEJAP). Sistem ini dikembangkan dengan menggunakan metode Unified Process. Sistem yang dihasilkan dapat membantu agen travel dalam memilih rute terpendek yang sebaiknya dilewati oleh sopir [3].

Penelitian yang keempat “Penentuan Jalur Terpendek Menuju Cafe di Kota Malang Menggunakan Metode Bellman – Ford dengan Location Based Service Berbasis Android”. Simulasi perhitungan menggunakan peta dari Open street map yang di dalamnya terdapat informasi jarak jalan, titik persimpangan jalan, koordinat tempat asal dan tujuan, dimana kampus Asia sebagai tempat asal dan cafe Kopi.Net sebagai tujuan sehingga terbentuk suatu graf. Metode Bellman - Ford ini menghitung jumlah jarak jalan antara tempat asal dengan beberapa persimpangan jalan yang akan dilaluinya pertama kali dengan nilai paling terkecil sehingga akan mengetahui jalan mana yang akan dipilih selanjutnya, dan persimpangan terpilih sebagai titik awal perhitungan yang berikutnya. Proses perhitungan tersebut akan diulang sejumlah titik persimpangan yang ada sampai mendapatkan jumlah jarak jalan terpendek menuju tempat tujuan. Berdasarkan proses simulasi, disimpulkan bahwa metode Bellman – Ford dapat digunakan untuk menentukan jalur terpendek [4].

Berdasarkan penelitian-penelitian yang terdahulu tentang penerapan finite automata dan pencarian jarak terpendek, maka akan dilakukan penelitian tentang penerapan finite automata pada Pencarian Rute Terpendek Perjalanan Mahasiswa dari Rumah ke Kampus UKSW Salatiga menggunakan NDFA (Non Deterministic Finite Automata). Model pencarian ini menerapkan metode Finite State Automata untuk menentukan lokasi awal sebagai input dan lokasi tujuan sebagai output yang tentunya akan memudahkan dalam mencari lokasi tujuan.

Finite State Automata (FSA) disebut juga Finite Automata (FA) merupakan suatu model matematika dari suatu sistem yang menerima input dan menghasilkan output diskrit. Finite State Automata memiliki state yang banyaknya berhingga (terbatas), dan dapat berpindah-pindah dari satu state ke state lain. Perubahan state ini dinyatakan dengan fungsi transisi. State adalah kondisi atau keadaan atau kedudukan. Prinsip kerja Finite State Automata adalah sebagai berikut: (1) Menerima input string, (2) Membaca (menyerap substring) karakter awal dengan kontrol berada pada state awal, (3) Dengan kontrol dan karakter awal yang telah dibaca, state akan berpindah ke state baru, (4) Proses berlanjut sampai semua string terserap habis, (5) Jika state akhir yang ditempati saat string habis tersebut berada dalam himpunan final state yang telah ditentukan, maka string tersebut diterima atau dikenali oleh Finite State Automata tersebut. Jika tidak, maka string tersebut ditolak atau tidak dikenali oleh Finite State Automata itu.

Sebuah Finite State Automata M dinyatakan dengan lima tupel, yaitu (Q , Σ , δ , S , F ), dimana: [5]

(11)

Q = himpunan state

Σ = himpunan alfabet masukan δ = fungsi transisi

S = initial state atau state awal

F = final state atau himpunan state akhir

Gambar 1. Contoh State Diagram Finite State Automata. [5]

Keterangan Gambar 1 : (1) Gambar lingkaran menyatakan state, (2) Label pada lingkaran adalah nama state tersebut, (3) Busur panah menyatakan transisi atau perpindahan state, (4) Gambar lingkaran yang didahului sebuah busur panah tanpa label menyatakan state awal, (5) Gambar lingkaran ganda menyatakan final state. Maka; Q = {A, B} ∑ = {0, 1} S = {A} F = {B} ẟ = Fungsi transisi

{((A,0), A), ((A,1), B), ((B,0), B), ((B,1), A)}

Contoh bila string yang masuk adalah ‘1011’, maka string tersebut bergerak dari Start ke state A, kemudian membaca karakter ‘1’ dan berpindah ke state B, yang merupakan state tujuan dari hasil pembacaan karakter ‘1’. Kemudian string selanjutnya yang dibaca adalah ‘0’. Karena state tujuan dari pembacaan karakter ‘0’ adalah B sendiri, maka state tidak berpindah. Selanjutnya membaca karakter ‘1’. Berpindah dari state B ke state A yang merupakan state tujuan setelah membaca karakter ‘1’. Setelah itu, karakter ‘1’ dibaca dan state berpindah ke state B. Pembacaan string berhenti karena karakter sudah habis. State terkahir yang ditempati adalah state B, dank arena state B berada dalam himpunan final state, maka string ‘1011’ diterima oleh Finite State Automata tersebut.

NDFA (Non Deterministic Finite Automata) adalah salah satu bagian dari otomata berhingga atau Finite State Automata (FSA). Pada Non deterministic Finite Automata (NFA) dimungkinkan satu simbol menimbulkan transisi ke lebih dari satu kondisi dan memberikan beberapa kemungkinan gerakan sehingga keluarannya tidak dapat dipastikan. Selain itu dimungkinkan juga terjadinya transisi spontan atau transisi –ε.

NDFA (Non Deterministic Finite Automata) didefenisikan sebagai M yang merupakan sebuah koleksi dari 5 obyek (Q , Σ , s , F , ∆ ) dimana: [6]

- Q adalah sebuah himpunan hingga dari state. - Σ adalah sebuah abjad masukan.

(12)

- F adalah sebuah koleksi dari kedudukan-kedudukan yang diterima atau final (koleksi/himpunan dari kondisi akhir).

- ∆ adalah sebuah relasi pada (Q x Σ) x Q dan dinamakan relasi transisi.

Salah satu rangkaian NDFA (Non Deterministic Finite Automata) terlihat pada Gambar 2.

Gambar 2 Rangkaian NDFA (Non Deterministic Finite Automata) [7]

Rangkaian pada Gambar 2 tergolong dalam NDFA (Non Deterministic Finite Automata) karena beberapa transisi yang berasal dari satu kondisi yaitu kondisi q0 memiliki input yang sama yaitu ‘a’. Rangkaian tersebut akan menerima string ab, aab, aabaab, aba, dan abaaba, tetapi tidak akan menerima string abb dan aabb.

3. Metode dan Perancangan Sistem

Penelitian yang dilakukan, diselesaikan melalui tahapan penelitian yang terbagi dalam lima tahapan, yaitu: (1) Identifikasi masalah, (2) Pengumpulan data, (3) Perancangan sistem, (4) Implementasi dan pengujian sistem, (5) Penulisan laporan.

(13)

Tahapan Penelitian pada Gambar 3, dapat dijelaskan sebagai berikut, Tahap Identifikasi Masalah : Pada tahapan ini dilakukan analisis terhadap permasalahan yang ada, terkait dengan proses penerapan Finite State Automata pada Pencarian Rute Terpendek Perjalanan Mahasiswa dari Rumah ke kampus UKSW Salatiga; Tahap Pengumpulan Data : Dalam tahapan ini dilakukan pengumpulan terhadap data dari jurnal-jurnal terkait, buku, serta sumber mengenai pembahasan terkait penelitian tersebut; Tahap Perancangan Sistem : pada tahap ini akan dilakukan perancangan Finite State Automata menggunakan NDFA (Non Deterministic Finite Automata); Tahap Implementasi dan Pengujian Sistem : membuat sistem dengan mengimplementasikan Finite State Automata untuk Pencarian Rute Terpendek Perjalanan Mahasiswa dari Rumah ke kampus UKSW Salatiga dan pengujian dilakukan dengan evaluasi terhadap keseluruhan perancangan Finite State Automata Pencarian Rute Terpendek Perjalanan Mahasiswa dari Rumah ke kampus UKSW Salatiga menggunakan NDFA (Non Deterministic Finite Automata) yang telah dibuat, apakah sudah berjalan dengan semestinya. Jika belum maka dilakukan perbaikan-perbaikan yang diperlukan; Tahap Penulisan Laporan : pada tahap ini, yang dilakukan adalah menyusun laporan dari hasil pengujian yang telah dilakukan

Perancangan sistem yang dibangun dijelaskan sebagai berikut. Diagram state digunakan sebagai pendefinisian tupel dan alur program.

Gambar 4 Proses Diagram State

Gambar 4 menunjukkan proses diagram state dari sistem. Start state dari proses diagram state adalah lokasi awal dan menuju ke final state yaitu kampus UKSW Salatiga dan kampus FTI UKSW dengan menerima input dari jalan kaki atau angkutan umum.

4. Hasil dan Pembahasan

Hasil rancangan sistem Pencarian Rute Terpendek Perjalanan Mahasiswa dari Rumah ke Kampus UKSW Salatiga dijelaskan sebagai berikut.

(14)

T1 T12 T17 T4 T5 T9 T10 T6 T7 T8 T2 T3 T21 T11 T13 T14 T15 T16 T22 T18 T20 T19 a, b a a, b a, b a a a a a a a a, b a, b a, b a a a a a a a a a a, b a, b a a a a a

Gambar 5 Rancangan Diagram State Pencarian Rute Terdekat

Gambar 5 menunjukkan rancangan diagram state pencarian rute terdekat dengan tuple sebagai berikut :

∑ = {a, b}

Q = {T1, T2, T3, T4, T5, T6, T7, T8, T9, T10, T11, T12, T13, T14, T15, T16, T17, T18, T19, T20, T21, T22}

S = {T1}

F = {T21, T22}

 = {((T1,a), T2), ((T1,a), T3), ((T1,a), T4), ((T1,b), T3), ((T1,b), T4), ((T2,a), T4), ((T3,a), T5), ((T4,a), T5), ((T4,a), T6), ((T4,a), T9), ((T4,b), T5), ((T5,a), T11), ((T5,a), T16), ((T5,a), T17), ((T5,a), T21), ), ((T5,b), T16), ((T5,b), T17), ((T5,b), T21), ((T6,a), T7), ((T7,a), T5), ((T8,a), T6), ((T9,a), T7), ((T9,a), T8), ((T9,a), T10), ((T10,a), T5), ((T10,b), T5), ((T11,a), T12), ((T12,a), T13), ((T12,a), T16), ((T13,a), T21), ((T13,a), T14), ((T14,a), T15), ((T15,a), T16), ((T16,a), T19), ((T17,a), T18), ((T17,b), T18), ((T18,a), T20), ((T19,a), T22), ((T20,a), T22)}

(15)

Himpunan hingga dari state ditunjukkan pada Tabel 1.

Tabel 1 Himpunan State

STATE DESKRIPSI

T1 Jalan Imam Bonjol, adalah start state, dimana merupakan titik awal dan juga

lokasi rumah mahasiswa

T2 Jalan Kauman

T3 Jalan Sinoman Tempel

T4 Jalan KH Wahid Hasyim

T5 Jalan Diponegoro

T6 Jalan Seruni

T7 Jalan Monginsidi

T8 Jalan Cempaka

T9 Jalan Kartini

T10 Jalan Moh. Yamin

T11 Jalan Turen

T12 Jalan Cemara Raya

T13 Jalan Kemiri Raya

T14 Jalan Panorama

T15 Jalan Pemandangan

T16 Jalan Ki Penjawi

T17 Jalan Blotongan

T18 Jalan Fatmawati-Blotongan

T19 Jalan KH Ahmad Dahlan

T20 Jalan Gn. Payung I

T21 Kampus Induk UKSW Salatiga, adalah

final state, dimana kampus Induk UKSW

Salatiga merupakan lokasi yang akan dituju oleh mahasiswa

T22 Kampus FTI-UKSW Salatiga, adalah final

state, dimana kampus FTI-UKSW Salatiga

juga merupakan lokasi yang akan dituju mahasiswa

Himpunan abjad yang sudah ditentukan, ditunjukkan pada Tabel 2.

Tabel 2 Himpunan Abjad

ABJAD DESKRIPSI

A a adalah inisial untuk Jalan Kaki B b adalah inisial untuk Angkutan Umum

(16)

Fungsi transisi ditunjukkan pada Tabel 3.

Tabel 3 Fungsi Transisi

a b T1 T2, T3, T4 T3, T4 T2 T4 ᶓ T3 T5 ᶓ T4 T5, T6, T9 T6 T5 T11, T16, T17, T21 T16, T17, T21 T6 T7 ᶓ T7 T5 ᶓ T8 T6 ᶓ T9 T7, T8, T10 ᶓ T10 T5 T5 T11 T12 ᶓ T12 T13, T16 ᶓ T13 T14, T21 ᶓ T14 T15 ᶓ T15 T16 ᶓ T16 T19 ᶓ T17 T18 T18 T18 T20 ᶓ T19 T22 ᶓ T20 T22 ᶓ T21 ᶓ ᶓ T22 ᶓ ᶓ

(17)

Pencarian rute terpendek menuju final state pertama ditunjukkan pada Tabel 4.

Tabel 4 Rute Menuju Final State Pertama

Jalur State Awal State yang dilewati State Akhir Jumlah State

yang dilewati A T1 T2, T4, T5 T21 3 B T1 T3, T5 T21 2 C T1 T4, T5 T21 2 D T1 T4, T6, T7, T5 T21 4 E T1 T4, T9, T6, T7, T5 T21 5 F T1 T4, T9, T7, T5 T21 4 G T1 T4, T9, T10, T5 T21 4 H T1 T2, T4, T5, T11, T12,T13 T21 6 I T1 T3, T5, T11, T12,T13 T21 5 J T1 T4, T5, T11, T12,T13 T21 5 K T1 T4, T6, T7, T5, T11, T12,T13 T21 7 L T1 T4, T9, T6, T7, T5, T11, T12,T13 T21 8 M T1 T4, T9, T7, T5, T11, T12,T13 T21 7 N T1 T4, T9, T10, T5, T11, T12,T13 T21 7

Pencarian rute terpendek menuju final state kedua ditunjukkan pada Tabel 5.

Tabel 5 Rute Menuju Final State Kedua

Jalur State Awal State yang dilewati State Akhir

Jumlah State yang dilewati A T1 T2, T4, T5, 17, 18, 20 T22 6 B T1 T3, T5, 17, 18, 20 T22 5 C T1 T4, T5, 17, 18, 20 T22 5 D T1 T4, T6, T7, T5, 17, 18, 20 T22 7 E T1 T4, T9, T6, T7, T5, 17, 18, 20 T22 8 F T1 T4, T9, T7, T5, 17, 18, 20 T22 7 G T1 T4, T9, T10, T5, 17, 18, 20 T22 7 H T1 T2, T4, T5, T11, T12,T13, T14, 15, 16, 19 T22 10 I T1 T3, T5, T11, T12,T13, T14, 15, 16, 19 T22 9 J T1 T4, T5, T11, T12,T13, T14, 15, 16, 19 T22 9 K T1 T4, T6, T7, T5, T11, T12,T13, T14, 15, 16, 19 T22 11 L T1 T4, T9, T6, T7, T5, T11, T12,T13, T14, 15, 16, 19 T22 12 M T1 T4, T9, T7, T5, T11, T12,T13, T14, 15, 16, 19 T22 11 N T1 T4, T9, T10, T5, T11, T12,T13, T14, 15, 16, 19 T22 11

(18)

O T1 T2, T4, T5, T11, T12,T13 T22 6 P T1 T3, T5, T16, T19 T22 4 Q T1 T4, T5, T16, T19 T22 4 R T1 T4, T6, T7, T5, T16, T19 T22 6 S T1 T4, T9, T6, T7, T5 T16, T19, T22 7 T T1 T4, T9, T7, T5, T16, T19 T22 6 U T1 T4, T9, T10, T5, T16, T19 T22 6

Jalur terpendek didapat dari jumlah langkah yang diperlukan dari start state/state awal menuju ke final state/state akhir. Semakin kecil jumlah langkah antar state, maka semakin baik jalur tersebut.

Berdasarkan Tabel 4 dan Tabel 5, diambil lima (5) jalur dengan jumlah langkah terkecil untuk dilakukan perbandingan. Perbandingan tersebut akan ditunjukkan pada Tabel 6 dan Tabel 7.

Tabel 6 Perbandingan Jalur Pada Rute Menuju Final State Pertama

Jalur State Awal State yang dilewati State Akhir Jumlah State yang dilewati Total (SAwal + JS + SAkhir) Urutan Jalur Terpendek B T1 T3, T5 T21 2 4 1 C T1 T4, T5 T21 2 4 1 A T1 T2, T4, T5 T21 3 5 2 D T1 T4, T6, T7, T5 T21 4 6 3 F T1 T4, T9, T7, T5 T21 4 6 3

Tabel 7 Perbandingan Jalur Pada Rute Menuju Final State Kedua

Jalur State Awal State yang dilewati State Akhir Jumlah State yang dilewati Total (SAwal + JS + SAkhir) Urutan Jalur Terpendek P T1 T3, T5, T16, T19 T22 4 6 1 Q T1 T4, T5, T16, T19 T22 4 6 1 B T1 T3, T5, 17, 18, 20 T22 5 7 2 C T1 T4, T5, 17, 18, 20 T22 5 7 2 A T1 T2, T4, T5, 17, 18, 20 T22 6 8 3

Berdasarkan perbandingan jalur dalam Tabel 6 dan Tabel 7, didapatlah jalur terpendek pada rute menuju Final State pertama dan kedua. Ada 2 jalur terpendek menuju Kampus Induk UKSW yaitu (1) Jalan Imam Bonjol – Jalan KH Wahid Hasyim – Jalan Diponegoro – Kampus Induk/ T1 – T4 – T5 – T21, (2)

(19)

Jalan Imam Bonjol – Jalan Sinoman Tempel – Jalan Diponegoro – Kampus Induk UKSW/ T1 – T3 – T5 –T21. Sedangkan untuk menuju Kampus 3 FTI UKSW, ada 2 jalur terpendek yang dapat ditempuh yaitu (1) Jalan Imam Bonjol – Jalan KH Wahid Hasyim – Jalan Diponegoro – Jalan Ki Penjawi – Jalan KH Ahmad Dahlan – Kampus 3 FTI UKSW/ T1 – T4 – T5 – T16- T19 - T22, (2) Jalan Imam Bonjol – Jalan Sinoman Tempel – Jalan Diponegoro – Jalan Ki Penjawi – Jalan KH Ahmad Dahlan – Kampus 3 FTI UKSW/ T1 – T3 – T5 – T16- T19 - T22.

Setelah rancangan N-DFA selesai dibuat, tahap selanjutnya adalah mengaplikasikan rancangan agar dapat dengan mudah digunakan dan diterapkan. Agar pembuatan aplikasi atau program dapat diselesaikan dengan mudah maka dilakukanlah pembuatan algoritma dan pseudocode.

Algoritma proses menuju Kampus Induk UKSW, adalah sebagai berikut :

Proses dari Jalur 1

1 Mahasiswa dari Jalan Imam Bonjol

2 Mahasiswa menuju Jalan Sinoman Tempel dengan Jalan Kaki, atau 3 Mahasiswa menuju Jalan Sinoman Tempel dengan Angkutan Umum 4 Mahasiswa sampai di Jalan Sinoman Tempel

5 Dari Jalan Sinoman Tempel, mahasiswa menuju Jalan Diponegoro dengan Jalan Kaki 6 Mahasiswa sampai di Jalan Diponegoro

7 Dari Jalan Diponegoro, mahasiswa menuju Kampus Induk UKSW dengan Jalan Kaki, atau

8 Dari Jalan Diponegoro, mahasiswa menuju Kampus Induk UKSW dengan Angkutan Umum

9 Mahasiswa sampai di Kampus Induk UKSW

Proses dari Jalur 2

1 Mahasiswa dari Jalan Imam Bonjol

2 Mahasiswa menuju Jalan KH Wahid Hasyim dengan Jalan Kaki, atau 3 Mahasiswa menuju Jalan KH Wahid Hasyim dengan Angkutan Umum 4 Mahasiswa sampai di Jalan KH Wahid Hasyim

5 Dari Jalan KH Wahid Hasyim, mahasiswa menuju Jalan Diponegoro dengan Jalan Kaki, atau

6 Dari Jalan KH Wahid Hasyim, mahasiswa menuju Jalan Diponegoro dengan Angkutan Umum

7 Mahasiswa sampai di Jalan Diponegoro

8 Dari Jalan Diponegoro, mahasiswa menuju Kampus Induk UKSW dengan Jalan Kaki, atau

9 Dari Jalan Diponegoro, mahasiswa menuju Kampus Induk UKSW dengan Angkutan Umum

10 Mahasiswa sampai di Kampus Induk UKSW

Algoritma proses menuju Kampus 3 FTI UKSW, adalah sebagai berikut :

Proses dari Jalur 1

1 Mahasiswa dari Jalan Imam Bonjol

2 Mahasiswa menuju Jalan Sinoman Tempel dengan Jalan Kaki, atau 3 Mahasiswa menuju Jalan Sinoman Tempel dengan Angkutan Umum

(20)

4 Mahasiswa sampai di Jalan Sinoman Tempel

5 Dari Jalan Sinoman Tempel, mahasiswa menuju Jalan Diponegoro dengan Jalan Kaki

6 Mahasiswa sampai di Jalan Diponegoro

7 Dari Jalan Diponegoro, mahasiswa menuju Jalan Ki Penjawi dengan Jalan Kaki, atau

8 Dari Jalan Diponegoro, mahasiswa menuju Jalan Ki Penjawi dengan Angkutan Umum

9 Mahasiswa sampai di Jalan Ki Penjawi

10 Dari Jalan Ki Penjawi, mahasiswa menuju Jalan KH Ahmad Dahlan dengan Jalan Kaki

11 Mahasiswa sampai di Jalan KH Ahmad Dahlan

12 Dari Jalan KH Ahmad Dahlan, mahasiswa menuju Kampus 3 FTI UKSW dengan Jalan Kaki

13 Mahasiswa sampai di Kampus 3 FTI UKSW

Proses dari Jalur 2

1 Mahasiswa dari Jalan Imam Bonjol

2 Mahasiswa menuju Jalan KH Wahid Hasyim dengan Jalan Kaki, atau 3 Mahasiswa menuju Jalan KH Wahid Hasyim dengan Angkutan Umum 4 Mahasiswa sampai di Jalan KH Wahid Hasyim

5 Dari Jalan KH Wahid Hasyim, mahasiswa menuju Jalan Diponegoro dengan Jalan Kaki, atau

6 Dari Jalan KH Wahid Hasyim, mahasiswa menuju Jalan Diponegoro dengan Angkutan Umum

7 Mahasiswa sampai di Jalan Diponegoro

8 Dari Jalan Diponegoro, mahasiswa menuju Jalan Ki Penjawi dengan Jalan Kaki, atau

9 Dari Jalan Diponegoro, mahasiswa menuju Jalan Ki Penjawi dengan Angkutan Umum

10 Mahasiswa sampai di Jalan Ki Penjawi

11 Dari Jalan Ki Penjawi, mahasiswa menuju Jalan KH Ahmad Dahlan dengan Jalan Kaki

12 Mahasiswa sampai di Jalan KH Ahmad Dahlan

13 Dari Jalan KH Ahmad Dahlan, mahasiswa menuju Kampus 3 FTI UKSW dengan Jalan Kaki

14 Mahasiswa sampai di Kampus 3 FTI UKSW

Algoritma proses menuju Kampus Induk UKSW dan Kampus 3 FTI UKSW didasarkan pada rancangan N-DFA pencarian jalur terpendek. Algoritma tersebut akan mempermudah pembuatan aplikasi atau program berdasarkan rancangan N-DFA yang telah dibuat. Selanjutnya adalah tahap pembuatan pseudocode, yang dimana akan menjadi acuan dalam pembuatan aplikasi atau program.

Kamus

lokasi_tujuan = string; rute, rute_1, rute_2 = int; Start

INPUT lokasi_tujuan READ lokasi_tujuan

If lokasi_tujuan “Kampus Induk”, then “pilih rute”; INPUT rute;

(21)

READ rute;

If rute = 1 then,

cetak “Jl. Imam Bonjol – Jl. Sinoman Tempel – Jl. Diponegoro – Kampus Induk UKSW”;

else rute = 2 then,

cetak “Jl. Imam Bonjol – Jl. KH Wahid Hasyim – Jl. Diponegoro – Kampus Induk UKSW”;

else lokasi_tujuan “Kampus 3 FTI”, then “pilih rute”; INPUT rute;

READ rute;

If rute = 1 then,

Cetak “Jl. Imam Bonjol – Jl. Sinoman Tempel – Jl. Diponegoro – Jl. Ki Penjawi – Jl. KH Ahmad Dahlan – Kampus 3 FTI”;

else rute = 2 then,

Cetak “Jl. Imam Bonjol – Jl. KH Wahid Hasyim – Jl. Diponegoro – Jl. Ki Penjawi – Jl. KH Ahmad Dahlan – Kampus 3 FTI”;

end

Berdasarkan pseudocode yang ada, maka akan dibuat program dengan bahasa pemrograman C# dalam bentuk console.

Kode Program 1 Perintah untuk Memilih Lokasi Tujuan

1. string tujuan,rute;

2. Console.WriteLine("Masukkan lokasi tujuan : kampus induk / kampus 3"); tujuan = Console.ReadLine();

Kode Program 1 merupakan perintah untuk memilih lokasi tujuan antara Kampus Induk dengan Kampus 3 FTI. Mahasiswa harus memasukkan lokasi yang akan dituju sebagai awal untuk melakukan perjalanan.

Kode Program 2 Perintah untuk Memilih Rute Menuju Kampus Induk UKSW

1. if (tujuan=="kampus induk") {

2. Console.WriteLine("Pilih rute yang dituju : rute 1 / rute 2"); 3. rute = Console.ReadLine();

4. if (rute == "1") {

5. Console.WriteLine("Jl. Imam Bonjol – Jl. Sinoman Tempel – Jl.

Diponegoro – Kampus Induk UKSW"); }

6. else {

7. Console.WriteLine("Jl. Imam Bonjol – Jl. KH Wahid Hasyim –

Jl. Diponegoro – Kampus Induk UKSW"); }

}

Kode Program 2 merupakan perintah untuk memilih rute yang akan dilewati oleh mahasiswa, dalam hal ini menuju Kampus Induk UKSW. Rute tersebut merupakan rute menuju Kampus Induk UKSW dengan 2 (dua) alternatif yaitu (1) Dari Jalan Imam Bonjol, mahasiswa harus menuju Jalan Sinoman

(22)

Tempel. Kemudian akan menuju ke Jalan Diponegoro sebelum tiba di Kampus Induk UKSW (2) Dari Jalan Imam Bonjol, mahasiswa harus menuju Jalan KH Wahid Hasyim sebelum menuju ke Jalan Diponegoro. Kemudian dari Jalan Diponegoro akan menuju Kampus Induk UKSW.

Kode Program 3 Perintah untuk Memilih Rute Menuju Kampus 3 FTI

1. else if (tujuan == "kampus 3") {

2. Console.WriteLine("Pilih rute yang dituju : rute 1 / rute 2"); 3. rute = Console.ReadLine();

4. if (rute=="1") {

5. Console.WriteLine("Jl. Imam Bonjol – Jl. Sinoman Tempel – Jl. Diponegoro – Jl. Ki Penjawi – Jl. KH Ahmad Dahlan – Kampus 3 FTI"); }

6. else

{

7. Console.WriteLine("Jl. Imam Bonjol – Jl. KH Wahid Hasyim – Jl. Diponegoro – Jl. Ki Penjawi – Jl. KH Ahmad Dahlan – Kampus 3 FTI"); }

}

Kode Program 3 merupakan perintah untuk memilih rute yang akan dilewati oleh mahasiswa, menuju Kampus 3 FTI. Rute tersebut merupakan rute menuju Kampus 3 FTI dengan 2 (dua) alternatif yaitu (1) Dari Jalan Imam Bonjol, mahasiswa harus menuju Jalan Sinoman Tempel. Kemudian akan menuju ke Jalan Diponegoro sebelum tiba di Jalan Ki Penjawi. Setelah tiba di Jalan Ki Penjawi, mahasiswa harus melanjutkan perjalanan ke Jalan KH Ahmad Dahlan untuk sampai di Kampus 3 FTI.

Kode Program 4 Perintah untuk Kesalahan Input

1. Else { 2. Console.WriteLine("Input salah"); } 3. Console.ReadKey(); }

Kode Program 4 merupakan perintah yang digunakan untuk mengecek kebenaran input.

(23)

Gambar 6 Output Pencarian Jalur Terpendek

Gambar 6 merupakan output dari aplikasi Pencarian Jalur Terpendek menuju Kampus Induk UKSW dan Kampus 3 FTI.

5. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian, dan pembahasan yang dilakukan, maka kesimpulan yang dapat diambil sebagai berikut : (1) Finite state automata digunakan sebagai logika dasar untuk melakukan Pencarian Rute Terpendek menuju Kampus Induk UKSW dan Kampus 3 FTI; (2) Pemetaan yang dilakukan adalah membagi tiap jalan menjadi bentuk state sehingga memudahkan dalam penyelesaian masalah; (3) Gambaran aplikasi yang dibuat dalam bentuk algoritma, pseudocode dan console application sama dengan rancangan state yang dibuat. Saran untuk pengembangan ke depannya adalah dapat memadukan finite state automata dalam pencarian jalur terpendek dengan Geographic Information System (GIS) agar dapat mengetahui lokasi tujuan dengan tepat.

6. Daftar Pustaka

[1]. Sugiono, B., 2010. Penerapan Teori Bahasa dan Automata untuk Mengecek Kebenaran Format SMS pada SMS Premium, Skripsi, Salatiga: Universitas Kristen Satya Wacana

[2]. Irawan, J. Ch., Pakereng, M. A. I., Somya, R., Perancangan dan Implementasi Finite Automata pada Simulasi Vending Machine, Skripsi, Salatiga: Universitas Kristen Satya Wacana.

(24)

Terpendek Pada Pelayanan Agen Travel Khusus Pengantaran Wilayah Semarang Berbasis SIG dengan Algoritma Branch And Bound”.

Semarang: Universitas Diponegoro.

http://ejournal.undip.ac.id/index.php/jmasif/article/view/8453/7177. Diakses Tanggal 13 Agustus 2016.

[4]. Rofiq, M., Uzzy, R. F., 2014. “Penentuan Jalur Terpendek Menuju Cafe di Kota Malang Menggunakan Metode Bellman – Ford dengan Location Based Service Berbasis Android”. Malang: STMIK Asia Malang.

http://lp3m.asia.ac.id/wp-content/uploads/2015/05/JURNAL-MUHAMMAD-ROFIQ.pdf. Diakses Tanggal 13 Agustus 2016.

[5]. Utdirartatmo, F., 2001. Teori Bahasa dan Otomata. Yogyakarta: Penerbit JJ Learning.

[6]. Kelley, D., 1995. Teoría de autómatas y lenguajes formales. Madrid: Prentice Hall.

[7]. Sutopo, M., 2010, Nondeterministic Finite Automata (NFA) (http://mursids.blogspot.co.id/2010/02/nondeterministic-finite-automata-nfa.html, diakses tanggal 5 Agustus 2016)

Gambar

Gambar 2 Rangkaian NDFA (Non Deterministic Finite Automata) [7]
Gambar  4  menunjukkan  proses diagram  state  dari  sistem.  Start state  dari  proses  diagram  state  adalah  lokasi  awal  dan  menuju  ke  final  state  yaitu  kampus  UKSW Salatiga dan kampus FTI  UKSW dengan menerima  input  dari jalan  kaki  atau a
Gambar 5 Rancangan Diagram State Pencarian Rute Terdekat
Tabel 1 Himpunan State
+5

Referensi

Dokumen terkait

Keterlaksanaan dari pembelajaran berbasis STEM dengan model siklus belajar 5E ini dapat dilihat dari temuan hasil lembar observasi, yaitu lembar keterlaksaanan

For applications with regular load, static load bal- ancing can be performed where load balance is achieved by carefully mapping the data onto

Dengan kata lain, bagi Turner, dapat disimpulkan bahwa kajian tentang Islam yang dilakukan oleh Max Weber tidak kompatibel dengan realitas yang ada dalam agama

Permasalahan dalam sistem ini adalah tentang seleksi beasiswa BBM dan PPA di ITS dengan kriteria penghasilan orangtua, IPK, Semester, dan status menerima beasiswa

Perencanaan sistem pengolahan air laut menjadi layak jika air reject dari SWRO sebesar 1463,28 m 3 /hari dimanfaatkan menjadi wisata kolam apung, garam, dan air nigari

menjelaskan hakikat dari unsur-unsur komunikasi: Komunikator, komunikan, pesan, dan saluran komunikasi dengan kurang benar dan lengkap.

Melawan hukum yang bersifat formil yaitu suatu perbuatan itu bersifat melawan hukum apabila perbuatan diancam pidana dan dirumuskan sebagai suatu delik dalam

Pondasi adalah elemen bangunan yang berada dibawah permukaan tanah, sebagai konstruksi yang berfungsi memikul beban diatasnya dan meneruskan ke tanah