• Tidak ada hasil yang ditemukan

BUKU INDONESIA SISWA Konstruksi Bangunan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "BUKU INDONESIA SISWA Konstruksi Bangunan"

Copied!
301
0
0

Teks penuh

(1)

i

(2)

ii

KONSTRUKSI

BANGUNAN

Jilid-2

Untuk SMK

Penulis : Robert Siagian Ukuran Buku : …… x …… cm Desain Sampul : ...

Diterbitkan oleh Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan

Tahun 2014

Siagian Robert

Konstruksi Bangunan Jilid 2

untuk SMK Kelas XI /oleh Robert Siagian. Jakarta : Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional, 2014.

..., hlm Daftar Pustaka : Glosarium :

(3)

iii

Buku berjudul Konstruksi Bangunan ini dimaksudkan untuk memberikan pengetahuan teori dan praktik tentang bangunan, baik itu bangunan sipil kering maupun bangunan sipil basah, dan buku ini disusun dalam dua bentuk, yaitu konstruksi bangunan_1 dan konstruksi bangunan_2, yang berkesinambungan. Pada dasarnya konstruksi bangunan merupakan teori dan pengetahuan yang sifatnya pengantar bagi siswa untuk memahami tentang pengetahuan bahan, spesifikasi, karakteristik guna mereka mampu mengaplikasikannya dalam praktek di lapangan. Siswa Sekolah Menengah Kejuruan yang pada prkateknya di dunia kerja sebagai pelaksana dan juga sebagai pengawas, dapat meningkat menjadi perencana bangunan, tentu buku ini adalah pengantar mereka menuju pelajaran konstruksi atau struktur pada pelajaran keahliannya. Sehingga setiap siswa yang mempelajari buku ini diharapkan memiliki rasa ingin tau untuk lebih mendalam belajar konstruksi seperti konstruksi batu, konstruksi kayu, konstruksi baja, konstruksi jalan dan jembatan,konstruksi bangunan hidrolis dan lain-lain yang akan menjadikannya menjadi mausia yang terampil dan bisa melakukan analisis, perencanaan dan pelaksana bangunan

Penyusunan buku ini merupakan bagian dari program penulisan bahan ajar SMK, yang dilaksanakan oleh Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah kejuruan (PSMK). Program pembuatan bahan ajar ini, adalah bagian dari peningkatkan mutu pendidikan kejuruan, melalui sarana buku bahan ajar. Penyusunan materi bahan ajar ini, tentu diambil dari berbagai sumber, baik itu materi diklat, bahan ajaryang ada, modul dan sumber lain yang berkenaan dengan topik dan gambar yang dimuat. Dengan demikian adanya buku ini diharapkan akan semakin memperkaya referensi pada Sekolah Menengah Kejuruan.

Ucapan terima kasih disampaikan kepada pihak-pihak yang membantu penyelesaian buku ini, teman widyaiswara, dosen, pelaksana bangunan, dan seluruh rekan guru SMK di Indonesia.

Akhirnya buku ini masih jauh dari sempurna, banyak kekurangan yang perlu untuk dilengkapi. Kritik dan saran untuk kesempurnaan buku ini sangat diharapkan. Semoga buku ini dapat dimanfaatkan bagi pengembangan bahan ajr pendidikan menengah kejuruan.

Bandung, Awal Januari 2014

(4)

iv

Judul Buku dan Katalog ii

Kata Pengantar iii

1. Pekerjaan Pengecoran Beton 45

2. Pekerjaan Beksiting Beton 49

(5)

v

3.1 Genteng Tanah Tradisonal 94

3.2 Genteng Keramik 95

Bab 5 Konstruksi Rangka Atap 123

A. Pendahuluan 124

B. Konstruksi Rangka Atap 125

1. Struktur Rangka Atap 134

2. Bentuk Kuda-kuda 139

C. Model Pembebanan Pada Konstruksi Kuda-kuda 142

D. Bahan Rangka Atap 148

1. Konstruksi Rangka Atap Kayu 148

2. Konstruksi Rangka Atap Baja Ringan 155

Bab 6 Baja 160

A. Baja Sebagai Bahan Konstruksi Bangunan 162 1. Keunggulan Baja Sebagai Bahan Konstruksi 162

2. Sifat Mekanis Baja 164

3. Ketentuan Baja Bahan Konstruksi 165

B. Baja Profil 166

C. Sambungan Baja 172

1. Sambungan Menggunakan Baut 173

2. Sambungan Menggunakan Paku Keling 175

3. Sambungan Menggunakan Las 179

Bab 7 Almunium 182

A. Almunium Sebagai Bahan Konstruksi 183

B. Kusen Almunium 187

1. Sambungan Konstruksi Almunium 198

C. Almunium Foil 199

Bab 8 Cat 205

A. Cat SebagaiBahanBangunan 206

B. Cat Air (water based) 208

1.TeknikPengecatanMenggunakan Cat Tembok 209

C. Cat Minyak(solvent based) 214

(6)

vi

1. Teknik Campuran Adukan Beton 237

2. Mutu Beton 242

3. Uji Kuat Beton 245

D. Adukan Plesteran dan Pasangan 246

1. Adukan Pasangan Bata dan Batu Kali 249 Bab 10 Pekerjaan Bangunan Sipil (28 Jp) 252

A. Pendahuluan 253

B. Ruang Lingkup Pekerjaan Konstruksi Bangunan Sipil 256 1. Bidang Ilmu dalam Teknik Bangunan 258

1.1 Teknik Sipil 259

1.2 Arsitektur 260

1.3 Mekanikal, Elektrikal, dan Plambing (MEP) 261

1.4 Fisika Bangunan 261

1.5 Studi kelayakan dan analisis proyek 261 C. Pekerjaan Bangunan Sipil Kering 262

1. Bangunan Rumah tinggal 265

D. Pekerjaan Bangunan Sipil Basah 270

1. Bangunan Pondasi 272

1.1 Pondasi Dangkal 273

1.2 Pondasi Dalam 276

2. Bangunan Jalan dan Jembatan 277

2.1 Bangunan Jalan 278

2.2 Bangunan Jembatan 281

3. Bangunan Hidrolis 284

(7)

vii

Judul Buku dan Katalog ii

Kata Pengantar iii

Daftar Isi iv

Bab 11 Pekerjaan Batu dan Beton (28 JP) 1

A. Pekerjaan Pengukuran Lapangan 2

1. Pengukuran Membuat Garis Siku 3

2. Pengukurna Membuat Bidang Datar 5

B. Pekerjaan Memasang Papan Duga 7

C. Pekerjaan Dinding Bangunan 11

1. Dinding Batu Bata 14

Bab 12 Pekerjaan konstruksi Baja (28 JP) 51

A. Pendahuluan 52

B. Konstruksi Baja Profil Pada Bangunan

1. Gambar dan Notasi Baja 56

2. Sambungan Baja 59

2.1 Tipe Sambungan Baja 60

2.2 Gambar Sambungan Baja Profil 67

2.2.1 Sambungan Las 72

3. Pekerjaan Kuda-kuda Baja Profil 79

4. Konstruksi Baja Ringan 89

Bab 13 Pekerjaan Konstruksi kayu (28 JP) 95

A. Sambungan Kayu 96

1. Alat-Alat Penyambung Kayu 98

1.1 Sambungan dengan paku 98

1.2 Sambungan dengan baut 101

1.3 Sambungan Dengan Perekat 105

2. Sambungan Kayu Memanjang 112

3. Sambungan Kayu Melebar 117

(8)

viii

B. Pekerjaan Kusen Kayu 136

1. Teknik Pemasangan Kusen Pintu 141 2. Teknik Pemasangan Daun Pintu dan Jendela 141

C. Konstruksi Kuda-kuda Kayu 145

D. Konstruksi Loteng Kayu 155

E. Konstruksi Plafon Kayu 161

Bab 14 Pondasi (10 JP) 162

A. Pendahuluan 163

B. Jenis-jenis Pondasi 166

1. Pondasi Langsung 166

2. Pondasi Tidak Langsung 181

a. Pondasi tiang Pancang 182

b. Pondasi Bored Pile 185

C. Perencanaan Pondasi 189

Bab 15 Utilitas Bangunan (10 JP) 195

A. Pendahuluan 196

B. Sistem Plambing Air Bersih 197

1. Peralata Plambing 200

2. Sistem Pemipaan Plambing 203

3. Sistem Plambing Air Bersih 205

4. Sistem Penyediaan Air Bersih 208

5. Air Panas 214

C. Sistem Plambing Air Kotor 218

1. Pipa Plambing Air Kotor 218

2. Sistem Pembuangan Air Kotor 221

3. Sistem Pembuangan Air Hujan 222

D. Utilitas Bangunan Modern 224

Bab 16 K3LH (10 JP) 234

1. Pengelolaan Lingkungan Hidup 263

2. Pengelolaan Lingkungan Hidup Sekolah

265

(9)

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 11-1 : Pengukuran Jarak Lapangan Gambar 11-2 : Membuat Garis Siku-siku Gambar 11-3 :Kontrol Garis Siku-siku

Gambar 11-4: Membuat Bidang Datar Menggunakan Selang Plastik Gambar 11-5 :Pemasanagan Bouwplank

Gambar 11-6: Pemasangan Bouwplank di Sudut dan Pemberian Tanda Gambar 11-7:Posisi Benang Pada Papan Bouwplank

Gambar 11-8:Sambungan Papan Bouwplank

Gambar 11-9: Bangunan Menggunakan Dinding Fabrikasi Gambar 11-10: Bangunan Menggunakan Dinding Kaca Gambar 11-11: Memasang Dinding Batu Bata

Gambar 11-12 :Mempersiapkan Pemasangan Dinding Batu Bata

Gambar 11-13 :Membuat Pedoman Siku Pemasangan Dinding Batu Bata Gambar11-14 :Siar-siar Vertikal Batu Bata Tidak Satu garis

Gambar 11-15:Susunan Lapisan Pasangan Batu Bata Gambar 11-16: Berbagai Hubungan Setengah Bata Gambar 11-17:Bahan Dinding Hebel

Gambar 11-18:Pemasangan Dan Aplikasi Dinding Hebel Gambar 11-19:Bentuk Batako (solid block dan hollow block) Gambar 11-20:Ukuran Batako Press(Diambil dari sampel produksi) Gambar 11-21:MesinPress Tangan

Gambar 11-22:Pemasangan Batako Sebagai Dinding Pagar Gambar 11-23 :KonstruksiBatakoHubungan Sudut

Gambar 11-24:Konstruksi Batako Sudut Dengan Penguat Kolom Gambar 11-25:KonstruksiBatakoHubungan Persilangan

Gambar 11-26:Konstruksi Batako Dengan Penguat Besi Beton Gambar 11-27:Konstruksi Dinding Penahan Tanah

Gambar 11-28: Desain Konstruksi Dinding Penahan Tanah Gambar 11-29 : Dinding Beton pada Bangunan

(10)

x

Gambar 12-1: Notasi Gambar Pada baja Profil

Gambar 12-2 : Sambungan Antar Balok Baja Profil Gambar 12-3 : Sambungan Baja Vertical (Antar Kolom)

Gambar 12-4: Sambungan Baja Sudut (Antar Kolom dengan Balok) Gambar 12-5: Sambungan Baja Pada Titik Buhul

Gambar 12-6 : Pelat Buhul Pada Sambungan Gambar 12-7: Sambungan Baut Baja

Gambar 12-8: Sambungan Baja Profil (Foto) Gambar 12-9: Pemasangan Paku Keling Gambar 12-10 : Pemindahan Logam Cair

Gambar 12-11:Jenis dasar sambungan sebidang

Gambar 12-12 : Las Tumpul Sambungan Memanjang atau Melebar Gambar 12-13: Bentuk Las Sudut

Gambar 12-14 : Notasi Gambar Las

Gambar 12-15: Konfigurasi Fillet Weld dengan berbagai kondisi Gambar 12-16 : Hubungan Sambungan Baja Menggunakan Las Gambar 12-17: Rencana Kuda-kuda Baja

Gambar 12-18 : Hubungan Titik Buhul (Paku, Baut dan Las) Gambar 12-19 : Konstruksi Batang Tekan dan Tarik

Gambar 12-20 : Hubungan Konstruksi Gording dan Kaso Baja Gambar 12-21 : Perletakan Gording dengan Kaki Kuda-kuda Gambar 12-22 : Rencana Gording Baja Profil

Gambar 12-23 : Perencanaan Gording baja Gambar 12-24 : Profil Baja Ringan “C” dan “Box” Gambar 12-25 : Profil Omega dan Canal

Gambar 12-26 : Rangka Kuda-kuda Baja Ringan Gambar 12-27 : Hubungan Sudut Baja Ringan

Gambar 13-2: Model Sambungan Paku Gambar 13-3 : Alat Sambung Baut

Gambar 13-4 : Sambungan Kayu Dengan Perekat

Gambar 13-5: Macam-macam Bentuk Sambungan Kayu Melebar Gambar 13-6 : Sambungan Kayu Voor Loef

(11)

xi

Gambar 13-8: Bagian-bagian Kusen Pintu kayu

Gambar 13-9: Model Pintu di Jual di Pasaran Gambar 13-10: Pemasangan Kusen Kayu

Gambar 13-11: Pemasangan Kusen Jendela pada Konstruksi Dinding Gambar 13-12: Pemasangan Daun Pintu

Gambar 13-13 : Rencana Kuda-kuda Kayu

Gambar 13-14: Kuda-kuda Kayu dengan Bagian-bagian Gambar 13-15: Batang Kuda-kuda Kayu Menggunakan Baut Gambar 13-16: SkemaKonstruksi Kuda-kuda Kayu

Gambar 13-17: Skema gaya-gaya Kaki Kuda-kuda Gambar 13-18 : Detail A

Gambar 13-19 ;Model Detail B

Gambar 13-20 : Model Alternatif Detail B Gambar 13-21 ; Detail C

Gambar 13-22 : Detail D

Gambar 13-23: Sambungan Kayu Gigi Rangkap Gambar 13-24 : Balok Gapit Pada Balok Penggantung Gambar 13-25: Balok dan Lantai Loteng

Gambar 13-26 : Balok dan Lantai Loteng

Gambar 13-27: Rencana Rumah Sehat Konstruksi Kayu Panggung Gambar 13-28 : Isometri Rencana Balok Induk Konstruksi Loteng Kayu Gambar 13-29:Isometri Konstruksi Lantai Panggung Kayu

Gambar 13-30: Isometri Hubungan Kolom, Balok Induk dan Balok Anak Gambar 13-31 : Isometri Hubungan Kolom, Balok-balok dan Papan Lantai Gambar 13-32: Bentuk konstruklsi Plafon Kayu Sisi Atas dan Bawah

Gambar 14-1: Ragam Batu Kali

Gambar 14-2: Pasangan Pondasi Batu Kali (Perspektif) Gambar 14-3: Pasangan Pondasi Batu Kali (Foto) Gambar 14-4: Pasangan Pondasi Batu Kali (Potongan) Gambar 14-5: Pondasi Tapak (Telapak)

Gambar 14-6: Pondasi Tapak (Telapak) Gambar 14-7: Dimensi Sloof

(12)

xii

Gambar 14-9: Tiang Pancang Beton

Gambar 14-10: Profil Tiang Pancang Beton Gambar 14-11 : Tiang Pancang Kayu Gambar 14-12: Tiang Pancang Besi

Gambar 14-13: Pekerjaan Pondasi Board Pile

Gambar 14-14: Pekerjaan Lubang Bored Pile Manual Gambar 14-15: Proses Pekerjaan Pondasi Bored Pile Gambar 14-16: Rencana Pondasi Batu Kali

Gambar 15-1 : Pendistribusian Air Bersih di Desa Gambar 15-2: Pendistribusian Air Bersih Model PDAM Gambar 15-3: Peralatan Km/Sanitair

Gambar 15-4 : Distribusi Air Melalui Shower Gambar 15-5: Peralatan Sanitair Dalam Bangunan Gambar 15-6: Sistem Sambungan Langsung Gambar 15-7: Sistem Tangki Atap dan Tekan

Gambar 15-8 : Model Alat Pemanas Air Tenaga Gas Gambar 15-9 : Model Alat Pemanas Air Tenaga Surya Gambar 15-10 : Instalasi Pemanas air dengan daya listrik Gambar 15-11: Model Sistem pembuangan Air Hujan Gambar 15-12 : Alat Pemadam Kebakaran

Gambar 15-13 : Alat Pendingin Ruangan

Gambar 15-14 : CCTV Sebagai Utilitas Keamanan Bangunan Gambar 15-15: Bagian-bagian Elevator

Gambar 15-16: Gondola Bangunan

Gambar 16-1 : Diagram Organisasi K3 di Indonesia Gambar 16-2: Peralatan P3K

Gambar 16-3 : Siklus Penerapan K3 di Sekolah

Gambar 16-4 : Penggunaan APD Wajib Sebelum Bekerja Gambar 16-5 : Kelengkapan Alat Perlindungan Diri (APD) Gambar 16-6 : Penggunaan APD

(13)

1

GLOSSARY

Batako adalah salah satu bahan bangunan yang berupa batu-batuan yang pengerasannya tidak dibakar dengan bahan pembentuk yang berupa campuran pasir, semen, air dan dalam pembuatannya dapat ditambahkan dengan bahan tambah lainnya (additive)

Bouwplank, adalah patok kayu dan benang, sementara yang dibuat untuk meletakkan titik-titik bangunan yang dibentuk dengan garis bantu benang atau papan sesuai dengan gambar denah bangunan yang akan dikerjakan, biasanya dibuat ketika akan memulai pekerjaan pemasangan batu, pondasi dan kolom.

Hebel adalah jenis dinding dari bahan pabrikan, yang terbuat dari campuran semen, pasir (silica), dan kapur, dikenal juga dengan sebutan ACC (Autoclaved Aerated Concrete).

Leveling, adalah Pekerjaan pengukuran lapangan (Uitzet), merupakan jenis pekerjaan yang digunakan untuk mewujudkan denah bentuk bangunan menjadi suatu bangunan pada tanah lokasi yang telah disediakan

Mortar, adalah bahan atau adonan yang digunakan untuk konstruksi bangunan yang terdiri dari campuran antara semen dan agregat halus Non structural; yaitu tidak memikul beban, biasanya digunakan untuk bangunan ringan dan dapat dianggap memikul dengan syarat dinding elemen penyebar beban harus kaku.

RKS, adalah singkatan dari Rencan Kerja dan Syarat-syarat

(14)

2

A. Pekerjaan Pengukuran Lapangan (

Leveling)

Pekerjaan pengukuran dan leveling merupakan pekerjaan yang sangat penting karena hasil dari pekerjaan ini dapat mempengaruhi dan menentukan ukuran presisinya suatu bangunan, baik dari sisi letak dan posisi tanah, maupun dari segi artsitektur bangunan. Siku tidaknya ukuran dan bentuk bangunan sangat tergantung dari pekerjaan leveling, sehingga pekerjaan ini harus dilaksanakan dengan penuh ketelitian, setiap langkah pekerjaan harus dilakukan pengontrolan kembali. Pekerjaan pengukuran dan leveling lapangan (Uitzet) merupakan jenis pekerjaan yang digunakan untuk mewujudkan denah bentuk bangunan menjadi suatu bangunan pada tanah lokasi yang telah disediakan. Pekerjaan tersebut berupa pengukuran di lokasi bangunan sesuai dengan gambar rencana bangunan. Hasil dari pengukuran tersebut berupa garis-garis lurus yang menunjukkan sumbu dindingtembok bangunan yang diperoleh dengan menghubungakan titik-titik hasilpengukuran.

Gambar 11-1 : Pengukuran Jarak Lapangan

(15)

3

Satuan panjang menggunakan sistem internasional (SI) yaitu meter, desimeter, centimeter dan milimeter dan kilometer.

Pengertian ukuran jarak

Pengukuran membuat sudut siku dapat dilakukan dengan beberapa alternatif yang tujuan intinya adalah bagaimana agar bangunan yang akan dikerjakan nantinya bisa benar-benar bersudut siku-siku (90 derajat).

Pertanyaan mengapa bangunan harus dibuat siku?, apa pemahaman kamu tentang pertanyaan tersebut ?, guna memahami jawaban atas pertanyaan tersebut, berikut adalah jawaban pemandu guna mengeksplorasi pemahamanmu.

1. Ruangan yang siku lebih mudah dan bagus dalam menempatkan lemari dan meja yang umumnya bersudut siku-siku

2. Pemasangan keramik lebih rapi, seragam dan tidak miring, karena umunya keramik berbentuk persegi dan sudutnya siku.

Selanjutnya untuk pertanyaan di atas, berikan pendapatmu, mengapa bangunan harus dibuat siku?, beri tiga jawaban, dan kemudian diskusikan dengan temanmu.

1. ………

2. ………

3. ………

(16)

4

Gambar 11-2 : Membuat Garis Siku-siku

Dengan melakukan pengukuran perbandingan sisi miring (BC) dengan sisi datar (AC) dan sisi tegak (AB) dengan angka perbandingan AC : AB : BC = 3 : 4 : 5.Selanjutnya Untuk mengontrol hasil pekerjaan pengukuran lapangan membuat siku-siku, dapat dilakukan dengan membuat bangun persegi, dengan dalil matematika diagonal, perhatikan gambar beriktu di bawah ini.

Gambar 11-3 :Kontrol Garis Siku-siku

Kemudian langkah-langkah control garis sku-siku tersebut adalah sebagai berikut:

a. Tarik garis dari titik B sejajar dengan AC (BD), b. Tarik garis dari titik C sejajar dengan AB (CD),

c. Perpotongan dua buah garis BD dengan CD berpotongan di titik D, membentuk bidang segi empat,

d. Jarak diagonal BC harus sama panjang dengan AD,

(17)

5

garis yang menghubungkan titik CAB belum membentuk siku-siku,

dan pekerjaan pengukuran harus diulangi sampai jarak diagonal BC dengan AD sama panjang.

2. Pengukuran Membuat Bidang Datar

Pengukuran membuat Bidang Datar dapat dilakukan dengan beberapa alternatif yang tujuan intinya untuk mendapatkan titik datar tinggi (waterpass), sehingga diperoleh beda tinggi atau titik tinggi yang sama di lapangan. Untuk membaut bidang datar (waterpas) pada pekerjaan pengukuran dan leveling lapangan yang berukuran besar dan luas dapat digunakan pesawat waterpassen, sedang untuk bangunan yang berukuran kecil seperti rumah tinggal, cukup menggunakan alat bantu sederhana berupa selang plastik yang diisi dengan air hingga dua permukaan air dalam selang plastik membentuk bidang datar.

(18)

6

Gambar 11-4: Membuat Bidang Datar Menggunakan Selang Plastik

Selanjutnya untuk melakukan pengukuran di lapangan, dapat dilakukan langkah kerja sebagi berikut;

1) Persiapkan alat yang digunakan untuk pengukuran dan periksa bila ada kemungkinan kerusakan pada alattersebut;

2) Isi slang plastik dengan air bersih, hingga tidak ada gelembung udara(usahakan slang plastik berwarna putih dan berdiameter 1 cm); 3) Tentukan jarak antara dua titik antara belakang misal A dan mukamisal

B, dimana jarak disesuaikan dengan panjang slang plastik,dirikan jelas pada A dan B.

4) Rentangkan slang plastik antara titik A dan B, tunggu hingga kedua permukaan air slang tidak bergerak dan tenang

5) Ukur ketinggian dari dari muka tanah sampai dari muka air padaslang titik A (catat sebagai bacaan belakang B. demikian pulaketinggian dari muka tanah sampai muka air pada slang dititik B (catatsebagai bacaan muka B). disamping itu juga diukur jarak mendasardari A ke B.

6) Tentukan letak titik muka berikutnya dengan jarak B ke C disesuaikanpanjang selang plastic dan prinsip yang sama lakukan pengukuran selesai pada titik yang terakhir.

(19)

7

Perhitunganbeda tinggi antara dua titik, gunakan symbol perhitungan sebagai berikut ini;

∆t =b=m

∆t = beda tinggi

b = Pembacaan belakang m = pembacaan muka

a) Perhitungan beda tinggi contoh (1):

(20)

8

nantinya yang menjadi pedoman untuk pekerjaan pasangan batu belah/bata, pekerjaan pondasi, dan pekerjaan tiang tiang kolom bangunan.

Gambar 11-5 :Pemasanagan Bouwplank

Pelaksanaan pekerjaan membuat papan duga, patok, atau bouwplank adalah dengan cara pedoman pembuatan atau pengukuran bidang datar yang telah dijelaskan di atas, yaitu menggunakan pedoman dalil matematika phytagoras, dengan langkah berikut ini;

1) Tanamkan secara dipancang deretan patok-patok menurut kedudukan, dan tandai titik A-B, kemudian tarik benang (garis BA) sebagai dasar pengukuran bangunan.

2) Pancangkan deretan patok-patok menurut kedudukan garis CD yang dibuat tegak lurus terhadap garis BA dengan menggunakan perbandingan dalil phytagoras (3:4:5).

3) Dengan cara yang sama, pancangkan deretan patok-pa-tok menurut garis EF dan GH.

4) Pada tiap-tiap patok beri tanda letaknya titik duga ± 0,00 dengan membuat bidang datar pada setiap patok, pasang bouwplank dengan berpedoman pada titik duga tersebut.

(21)

9

Gambar 11-6: Pemasangan Bouwplank di Sudut dan Pemberian Tanda

Beberapa pedoman dan persyaratan memasang bouwplank yang baik adalah: 1) Bahan Bouwplank dibuat dari kayu yang mudah dikerjakan dan kuat 2) Titik hasil uitzet ditempatkan dengan tanda yang jelas, gunakan paku

dan atau cat sebagi tanda batas garis dan penarikan benang, diusahakan bowplank tidak goyang pada saat pelaksanaan pekerjaan pemasangan bangunan, seperti galian, pemasanagan batu, dan lain lain. 3) Letak kedudukan bowplank harus seragam, dan sisi atas bowplank

harus terletak satu bidang rata (horizontal) dengan papan bowplank lainnya.

4) Garis benang bowplank merupakan bagian batas atau garis pedoman pelaksanaan pekerjaan.

(22)

10

Gambar 11-7:Posisi Benang Pada Papan Bouwplank

Seperti dijelaskan di atas, bahwa titik-titik pada papan bangunan yang menunjukkan dinding tembok dapat dijelaskan dengan tanda dari paku yang juga berfungsi untuk menarik benang sebagai sumbu tembok.Untuk menghindarkan kesalahan yang disebabkan letaknya paku, pada kedudukan paku diberi tanda panah dengan cat/meni. Bidang atas bouwplank harus diketam rata agar bidang atas papan dapat membentuk bidang datar (bidang waterpas). Bidang atas papan bangunan biasanya dipasang pada kedudukan ± 0,00 sebagai duga lantai. Sudut pertemuan papan bouwplank harus benar-benar siku, karena hal tersebut sebagai acuan untuk kesikuan pertemuan dinding Untuk bangunan besar dan banyak terdapat ruang, pemasangan bouwplank dilaksanakan mengelilingi seluruh area calon bangunan didirikan, sedang untuk bangunan kecil, pemasangannya cukup pada lokasi sudut atau pertemuan bangunan

(23)

11

akan dipergunakan sebagai bouwplank. Bila sambungan papan bouwplank terletak di antara patok, maka sambungan papan harus menggunakan klem.

Gambar 11-8:Sambungan Papan Bouwplank

C. Pekerjaan Dinding Bangunan

Dinding merupakan salah satu elemen tegak (vertical) pada bangunan, berupa bidang, dan berfungsi sebagai penutup atau pembatas ruangan. Dinding adalah bagian bangunan yang sangat penting perannya bagi suatu konstruksi bangunan. Dinding membentuk dan melindungi isi bangunan baik dari segi konstruksi maupun penampilan artistik dari bangunan. Dinding dirancang kuat danamanmenahan kekuatan horisontal dan vertikal yang menjadi beban pada dinding, seperti apa yang menjadi beban konstrusi bangunan dinding, yang dapat dihitung dengan dalil mekanika teknik. Pada konstruksi bangunan atau mekanika, beban-beban yang timbul pada konstruksi dinding, antara lain yaitu seperti kekuatanangin, berat sendiri, mungkin bobotdinding dan lantaidari atas, dan kontraksiyang dihasilkan olehvariasisuhu dan kelembabansertabebrapa dampaktertentu.

(24)

12

keseluruhan. Dengan demikian konstruksi dinding bangunan menjadi peran yang sangta penting dalam desain konstruksi secara keseluruhan, karena disamping fungsi estetika dinding juga berfungsi sebagai struktur.Beberapa bahan konstruksi didnding bangunan yang dikenal saat ini, seperti Bahan batu, beton, rakitan lembaran bergelombang logam, panel kaca, atau panel logam berlapis keramik, dan sebagainya.

Dari penjelasan di atas, jenis dinding bangunan dapat dibedakan dari segi; 1) Structural; yaitu dapat memikul beban beban merata, bahan harus

kaku dan kokoh dan bisanya jenis ini dibuat dari bahan; a) Batu alam min. tebal 30 cm, b) Batu buatan, dan c) Beton/Beton bertulang. 2) Non structural; yaitu tidak memikul beban, biasanya digunakan untuk

bangunan ringan dan dapat dianggap memikul dengan syarat dinding elemen penyebar beban harus kaku, dinding penyekat tersebut harus pula cukup kokoh dan kaku. Jnie sdidnding ini biasanya terbuat dari; a) Batu alam

b) Batu buatan; Batako, batu bata, bata celcon atau hebel c) Kayu (triplek, plywood, Partisi)

d) Metal (baja, seng, alumunium) e) Plastic

f) Kaca

g) Dan lain sebagainya

(25)

13

lubangnya dibuat bermacam variasi model. Blok beton, adalah batu buatan yang dibuat dari campuran bahan mentah: semen + pasir denganperbandingan tertentu, sama juga dengan bataco, blok beton ini juga berlubang. Bata kapur, adalah batu buatan yang dibuat dari campuran beberapa bahan dengan perbandingan tertentu, umumnya digunakan pada rumah-rumah sederhana di perkampungan, pagar pembatas tanah dan lain sebagainya.

Proporsi ukuran bata merah standar SNI 15-2094-1991:  panjang 240 mm, lebar 115 mm dan tebal 52 mm  Panjang 230 mm, lebar 110 mm dan tebal 50 mm

Sebagai acuan umum, dapat dipakai bata merah dengan rentang dimensi:  panjang = 19 cm - 24 cm

 lebar = 9 cm - 12 cm  tebal = 5 cm - 6 cm

Ukuran bata merah yang terlalu kecil akan menyebabkan borosnya pemakaian spesi untuk perekat pasangan bata. Ukuran bata merah yang terlalu besar akan membuat pasangan dinding bata lebih lemah dalam kekuatannya.

Bata merah yang baik tidak menyerap air lebih dari 10% berat keringnya :  timbang bata merah kering

 rendam dalam air selama 24 jam

 timbang kembali dan hitung penambahan beratnya

Setelah direndam air 24 jam, tidak boleh menjadi rapuh dan mudah hancur Bata merah tidak boleh mengandung terlalu banyak garam :

 rendam bata dalam posisi tegak (berdiri), sedalam sekitar  diamkan selama 24 jam

(26)

14

Persyaratan kekuatan bata merah

Tabel : Kalasifikasi Kekuatan Bata (SNI 15-2094-1991)

Saat ini dinding bangunan, yang berfungsi sebagai non structural yaitu yang berfungsi sebagai variasi atau berfungsi seni sebagai pembatas, telah banyak diproduksi oleh pabrik-pabrik yang bergerak di bidnag bangunan.

Gambar 11-9: Bangunan Menggunakan Dinding Fabrikasi

(27)

15

menggunakan teknik, sekrup, paku, lematau bahan perekat lain yang sesuai dan telah di uji coba kekuatan konstruksinya, dan biasanya memiliki rangka (frame) tersendiri.Pembangunan gedung pencakar langit, dengan konstruksi dinding dari betonbertulangselain digunakan untuk kekuatan danjuga berujuansebagai keindahan estetika.Dindingtersebut dapatdibuat di tempat atau system pracetak. Beberapadinding betonpracetakterbuat daribalok-balok beton pratekan, berbentukpersegi panjang, yangditempatkan secara vertikal. Bahan pabrikan lain sepertiKaca, logam , atau keramik berlapis dinding panel logam adalah jenis umum dinding yang digunakan dalam konstruksi bangunan pencakar langit.

Gambar 11-10: Bangunan Menggunakan Dinding Kaca

1. Dinding Batu Bata

(28)

16

merupakan pekerjaan dari arsitektur seara umum, walapun dari sudut konstruksi pekerjaan batu bata juga memiliki peranana dalam mendukung konstruksi bangunan. Bila pekerjaan pemasangan dinding batu bata jelek, seperti miring, tidak rata atau retak-retaktentu akan mempengaruhi keindahan arsitektur bangunan.

Beberapa syarat dan ketentuan dalam pekerjaan pemasangan dinding batu bata, dapat dipedomani ketentuan berikut ini;

1) Bahan; Bahan yang perlu disiapkan dalam pasangan batu meliputi bata yang sesuai dengan stnadar, dan bahan diperlukan dalam pasangan batu perlu dipersiapkan dekat dengan tempat dimana pekerjaan akan dilaksanakan. Hal tersebut bertujuan untuk mempermudah dalam pelaksanaan pekerjaan. Ada beberpa peralatan dan bahan yang perlu dipersiapkan dalam pemasangan dinding batu bata, antara lain yaitu; Peralatan pengukuran (water pass/selang plastik, patok dan papan, meteran); Peralatan kerja (sendok spesi, cangkul, palu); Bahan adukan (pasir dan semen), dan tempat membuat adukan atau spesi

2) Persiapan Lokasi; Hal-hal yang perlu disiapkan di lokasi pekerjaan pasangan batu adalah; a). Di dalam pekerjaan membersihkan lokasi kerja dari sampah yang akan menghambat jalannya pekerjaan selalu dilakukan pada awal pekerjaan. Pekerjaan ini tidak terlalu memerlukan tenaga yang besar kecuali pekerjaannya memang besar yang akan dibahas secara tersendiri karena menyangkut penggunaan alat berat seperti buldozer, back hoe dan lain-lain; b). Memindahkan benda yang akan menghambat proses pekerjaan.Pekerjaan memindahkan sering dilakukan menyesuaikan dengan kondisi lapangan. Kalau kondisi lapangan pekerjaan lahan baru, biasanya ada pohon yang perlu ditebang. Kondisi lapangan bangunan lama juga perlu pembongkaran dan pengamanan alat dan bahan yang masih terpakai, barang tersebut diinventaris dan diletakkan pada ruangan yang aman; c). Membuat penerangan dan sarana kebersihan seperti lampu dan tersedianya air.

(29)

17

disatukan dengan menggunakan adukan mortar sebagai bahan perekat, sehingga membentuk konstruksipada bagian bangunan tertentu..Dinding bata merah terbuat dari tanah liat atau lempung yang dibakar.Untuk dapat digunakan sebagai bahan bangunan yang aman maka pengolahannya harus memenuhi standar peraturan bahan bangunan Indonesia NI-3 dan NI-10 (peraturan bata merah). Pada bangunan sederhana rumah tinggal dan bangunan sederhana satu lantai lainnya, dinding berfungsi sebagai komponen struktur untuk menyangga beban-beban bangunan yang ada di atasnya dan sekaligus berfungsi sebagai partisi yaitu pembatas atau penyekat antar ruangan. Pada bangunan gedung bertingkat, umumnya struktur utama berupa struktur rangkadibuat dari material beton bertulang atau baja, sedangkan tembok hanya berfungsi sebagai penyekat. Pasangan dinding batu bata, menurut ketebalannya, dapat dibedakan menjadi: pasangan setengah batu, pasangan satu batu, dan pasangan satu setengah batu.

Gambar 11-11: Memasang Dinding Batu Bata

Pemeriksaaan visual bata yang baik dapat dilihat dari bentuk, dan warnanya.Bata yang ideal mempunyai ukuran 6 x 12 x 24 cm, tetapi bata yang sekarang diproduksi mempunyai ukuran yang berbeda beda, tergantung pabrik yang mengeluarkannya, bahkan banyak bata diproduksi ukurnanya yang lebih kecil dari ukuran standar seperti yang dipesyaratkan oleh SNIatau standar bangunan Indonesia NI-3 dan NI-10. Umumnya ukuran bata di Indonesia ukuran standar seperti berikut :

(30)

18

Penyimpangan terbesar, dari ukuran-ukuran seperti tersebut di atas ialah: untuk panjang maksimal 3 %, lebar maksimal 4 % dan tebal maksimal 5 %. Tetapi antara bata-bata dengan ukuran-ukuran terbesar dan bata-bata dengan ukuran-ukuran ter-kecil, selisih maksimal yang diperbolehkan ialah untuk panjang 10 mm, untuk lebar 5 mm dan untuk tebal 4 mm.

Untuk pemeriksaan dan mengetahui kekuatanbata dapat dilakukan pengujian secara sederhana, yaitu dengan cara seperti berikut: Sebuah bata diletakkan di atas dua bata yang lain, setiap batapenumpu menahan ± ¼ panjang bata yang diuji, sehingga ± ½ panjang bata yang diuji menjadi bebas atau tidak tertumpu, kemudian dipijak dengan satutelapak kaki orang dewasa. Apabila bata pecah, maka kualitasnya tidak baik. Selain itu, ada beberapa pedoman yang dapat dilakukan untuk pemeriksaan bata, seperti;

1) Mempunyai bentuk yang persegi, lurus, dan seragam, 2) Tidak retak dan tidak cacat seperti sompel

3) Permukaannya kasar

4) Jika dipukul bunyinya nyaring 5) Tidak mudah hancur atau patah. 6) Tahan bila direndam

7) Dibakar pada suhu yang tepat, sehingga secara visual terlihat berwarna merah tua.

Memasang dinding dari batu bata, guna memperoleh hasil yang optimal, ada beberapa pedoman yang dapat dilakukan antara lain, yaitu;

(31)

19

j) Palu

k) Bak spesi l) Ember/sekop m) Cangkul

2) Mempersiapkan Bahan, seperti;

a) Batu bata memenuhi syarat seperti dijelaskan sebelumnya.

b) Angkur terbuat dari baja tulangan diameter 10 mm sampai 12 mm kondisi baik, tidak berkarat, tidak berminyak, bukan besi bekas.

c) Semen (PC kemasan 50 kg atau PPC kemasan 40 kg, tidak mengeras, kering, warna seragam).

d) Pasir berasal dari sungai/darat, tidak mengandung lumpur dan bahan organik.

e) Air layak minum, tidak berasa, tidak berwarna, tidak berbau.

Gambar 11-12 :Mempersiapkan Pemasangan Dinding Batu Bata

3) Pedoman kerja:

a) Pelajari RKS (Rencan kerja dan Syarat-syarat) beserta gambar kerja yang tersedia, atau lakukan wawancara dan buat catatan hasil wawancara dan diskusi;

b) Sebelum melakukan pekerjaan gunakan perlengkapan kerja standar; c) Buat adukan sesuai dengan dengan komposisi adukan konstruksi

yang akan dibangun;

(32)

20

e)

Tentukan dan atur tata letak pekerjaan dengan tujuan menghindari kecelakaan kerja, tersedianya ruang gerak yang cukup leluasa saat bekerja, meningkatkan produktivitas, dan hindari tercecernya material yang bisa mengakibatkan pemborosan

Pelaksanaan pemasangan batu bata agar diperoleh hasil pasangan bata yang baik, dalam memasang satu buah batu bata diusahakan cukup hanya sekali mengambil dan meletakkan adukan/spesi. Cara meletakkan batu bata didorong mendatar seperti pesawat terbang mendarat, sehingga ujung batu bata akan mendorong adukan dan akhirnya mengisi siar tegak. Cara ini memerlukan sendok yang cukup panjang, dan sebaiknya digunakan sendok spesi segitiga. Pedoman dan langkah kerja pemasangan batu bata, sebagai pasangan dinding untuk bangunan, rumah dan toko, dapat dikerjakan seperti langkah berikut ini;

1) Persiapkan alat dan bahan secukupnya di tempat yang aman dan mudah dijangkau.

2) Tentukan target ukuran pekerjaan dan memasang profil terbuat dari kaso kayu di luar kedua ujung pasangan sejauh 50 cm, dan tegakkan profil dengan menggunakan unting-unting

3) Mengukur ketinggian lapis pertama pasangan dinding dengan pedoman elevasi sloof dan lantai di bawahnya dengan selang plastik berisi air atau water pass.

4) Menentukan ketebalan setiap lapispasangan bata denganmemperhitungkan tebal bata dan siar.

5) Memberikan tanda untuk setiap ketinggian lapisan pasangan bata, dari lapis ke-1 sampai ke-20, pada kedua profil yang telah dipasang. 6) Merentangkan benang dan mengikat pada tanda elevasi di kedua profil 7) Memasang lapisan batu bata dengan mengontrol kelurusan ke arah

horisontal dan ketegakan ke arah vertikal pada setiap lapisannya. 8) Memindahkan benang ke tanda elevasi lapis kedua, setelah lapis

pertama selesai, dan melakukan pemasangan selanjutnya.

(33)

21

10) Membersihkan ruang kerja dari adukan yang tercecer, cucilah alat dan

kembalikan ke tempat semula.

11) Mengulangi langkah-langkah pemasangan di atas sampai pekerjaan selesai.

Gambar 11-13 :Membuat Pedoman Siku Pemasangan Dinding Batu Bata

Pelaksanaan pemasangan batu batu merah, dengan menghubungkan batu merah masing-masing bersama mortar menjadi suatu kesatuan yang juga dapat menerima beban. Siar-siar vertikal selalu diusahakan agar tidak merupakan satu garis, harus bersilang, seperti terlihat pada gambar berikut ini.

Gambar11-14 :Siar-siar Vertikal Batu Bata Tidak Satu garis

(34)

22

Gambar 11-15:Susunan Lapisan Pasangan Batu Bata

Lapisan pertama dengan lapisan yang kedua dibuat pada siar vertical yang berbeda kemudian untuk lapisan kedua dan yang berikutnya pada batu masing-masing diletakkan adukan (mortar) pada dinding yang sudah didirikan untuk siar yang horisontal dan pada batu merah yang akan dipasang pada sisi sebagai siar vertical Sekarang batu merah dipasang menurut tali yang telah dipasang menurut papan mistar sampai batu merah terpasang rapat dan tepat. Dengan sendok adukan, mortar yang tertekan keluar siar-siar dipotong untuk digunakan langsung untuk batu merah berikutnya.Pada musim hujan dinding-dinding pasangan batu merah yang belum kering harus dilindungi terhadap air hujan. Perawatan pasangan batu bata, untuk mecapai hasil yang optimal, selama proses pengerasan bahan adukandiperlukan kelembaban yang memadai. Oleh sebab itu, perlu dilakukan perawatan dengan menyiram dinding secara berkala selama minimal 7-14 hari sejak mulai dipasang.

(35)

23

1) Ikatan satu batu memanjang

2) Ikatan setengah batu sudut

(36)
(37)
(38)

26

Gambar 11-16: Berbagai Hubungan Setengah Bata

Teknologi Pasangan Bata dan Plesteran

(39)

27

semen, kapur bangunan atau campuran dari keduanya, sedangkan bahan pengisi adalah pasir atau tras. Adukan dengan bahan pengikat semen mempunyai adhesi dan kekuatan yang lebih besar tetapi pengerjaannya agak susah atau workabilitynya rendah. Sedangkan adukan dengan bahan pengikat kapur mempunyai sifat adhesi dan kekuatan yang lebih rendah tetapi mempunyai sifat kemudahan pengerjaan (workability) yang lebih baik. Sifat-sifat adukan yang terpenting adalah mudah dikerjakan (workability), Sifat-sifat penyusutan (shrinkage) yang kecil, dan. Kekuatan (strength) yang cukup.

Pada pekerjaan pasangan bata dan plesteran dinding, jenis-jenis semen yang digunakan harus mempunyai karakteristik tertentu dan memenuhi spesifikasi sesuai dengan fungsinya antara lain mudah dikerjakan, panas hidrasi rendah dan tidak terjadi retak. Fungsi adukan dalam pasangan bata antara lain sebagai pengikat antara bata yang satu dengan yang lain, disamping dapat menghilangkan deviasi dari permukaan batanya untuk menyalurkan beban. Sedangkan fungsi adukan dalam plesteran untuk meratakan permukaan dinding dan melindunginya dari berbagaai pengaruh seperti cuaca.

Beberapa hal buruk yang umumnya terjadi pada hasil pekerjaan pasangan bata dan plesteran dinding disebabkan kurang memahami teori mencampur adukan dan rencana kerja, antara lain :

a) Terjadinya retak-retak pada plesteran. b) Pemasangan bata miring.

c) Banyak adukan tersisa pada waktu selesai kerja.

Menyadari hal tersebut di atas, maka untuk mendapatkan pasangan bata dan plesteran dinding yang baik perlu didukung oleh peralatan, teknik pemasangan, penyesuaian kecepatan pengisapan air permukaan dari bata dan pemeliharaan pasangan bata.

Berikut ini beberapa ketentuan-ketentuan, pasangan dinding; a) Pasangan harus tetap datar dan tegak lurus;

b) Bagian ujung pasangan harus berbentuk gerigi;

(40)

28

d) Bagian bata yang menumpang tidak boleh kurang dari ¼ dari panjang

bata;

e) Bata penutup dari suatu baris pasangan, adukan diletakkan pada bagian ujung bata terlebih dahulu untuk mengisi sambungan tegak (vertikal); f) Batu bata harus dalam kondisi lembab pada saat dipasang;

Pasangan Plesteran Permukaan dinding dasar sebelum diplester harus memenuhi ketentuan berikut :

a) Bersih, bebas dari debu dan organik serta gumpalan adukan yang melekat tidak sempurna;

b) Lurus/rata dengan toleransi maksimum 2,0 mm/m‟; c) Dapat menyerap air;

d) Lajur kepala untuk plesteran dibuat dengan jarak 1 meter dan maksimum 1,5 meter;

e) Khusus untuk permukaan dinding yang licin : Diberi anyaman kawat atau dikasarkan dengan pahat, atau diberi lapisan kamprot dan dibasahi selama 24 jam, atau; Diberi bahan pelekat/pengikat sesuai ketentuan yang berlaku.

Pekerjaan Plesteran untuk Dasar Permukaan Padat Pekerjaan plesteran pada dasar permukaan padat harus memenuhi ketentuan berikut :

a) Permukaan dengan penyerapan rendah harus dibasahi sebelum diplester, sedangkan untuk permukaan dengan penyerapan tinggi harus dibasahi sampai jenuh;

b) Pengamprotan (untuk lapisan kamprot) dilakukan dengan tekanan atau lemparan kemudian digaruk dengan arah horizontal, sehingga ketebalan 3 – 4 mm;

c) Lapisan kedua (badan plester) dilekatkan dan diratakan sampai padat dan rata, sehingga ketebalan 3 – 4 mm;

d) Lapisan ketiga (acian) dilekatkan dengan tekanan yang cukup sampai ketebalan maksimum 2,0 mm.

(41)

29

a) Lapis kamprotan harus dilakukan dengan tekanan yang cukup untuk

mendapatkan permukaan yang kasar dan kuat.

Waktu Efektif Adukan; Adukan harus segera diplesterkan sebelum mencapai waktu paling lama 2,5 jam sejak mulai dicampur dan harus dilakukan pengadukan ulang selama masa pelaksanaan untuk menjaga homogenitas dan kemudahan pengerjaannya. Tenggang Waktu antar Lapisan, Tenggang waktu antar lapisan harus diberikan sampai lapisan terdahulu cukup keras dan stabil, terutama untuk lapisan badan (lapis kedua) sebelum diberi lapisan akhir (acian) sudah tidak terjadi penyusutan dan retak-retak lebih lanjut. Untuk hal tersebut, perlu diberikan tenggang waktu minimal 7 (tujuh)hari. Pemeliharaan Selama masa pelaksanaan, dinding harus dijaga dari pengaruh sinar matahari langsung dan dijaga agar tetap dalam kondisi lembab terutama pada lapisan akhir selama minimal 3 x 24 jam.

2. Dinding Bata Hebel

Hebel adalah jenis dinding dari bahan pabrikan, yang terbuat dari campuran semen, pasir (silica), dan kapur, lalu dicampur air dan bahan pengembang setelah itu diproses dengan diberi uap air tekanan

tinggi dimana dalam pembentukannya gas-gas dibuang, kemudian kantong-kantong udara dimanfaatkan untuk mengisi campuran beton (Semen, pasir dan kapur), sehingga lebih padat tetapi ringan. Hebel dinamakan juga oleh tukang-tukang di lapangan sebutan “bata ringan”, atau sebutan lain disebut juga dengan Hebel ACC (Autoclaved Aerated Concrete) dan ada juga menyebut beton ringan aerasi.

(42)

30

Spesifikasi umum hebel /bata ringan adalah;

1) Berat jenis kering : 520 kg/m3 2) Berat jenis normal : 650 kg/m3 3) Kuat tekan : > 4,0 N/mm2 4) Ketahanan terhadap api : 4 jam

5) Per meter luas, dibutuhkan 8-9 buah,

atau untuk 1 m3 bata jenis ini

bisa digunakan untuk pasangan dinding seluas 11,5 m2.

kebutuhan spesi kira-kira 3 cm, dan dapat tidak diplester, karena permukaanya dan dimensi solid dan presisi.

(43)

31

1. Pemasangan Cepat; Masa pekerjaan konstruksidinding hebel lebih cepat, dibanding bata merah, sehingga dari anggaran pekerjaan, yaitu penggunaan tenag kerja akan lebih hemat. Penggunaan hebel akan menyisahkan sedikit sampah atau barang reject, yang membuat lokasi proyek lebih bersih, tidak berantakan dank an mempercepat penyelesaian konstruksi.

2. Solid; Hebel lebih solid bila disbanding dengan batu olahan tradisional, lebih ringan sehingga transportasi akan lebih mudah, dan hasil penelitian menunjukkan kekuatan hebel lebih kuat dibanduing batu tradional.

3. Tahan Api; Hebel sangattahan api, ini akan membuat lebih aman dan untuk ketenangan pikiranterhadapa bangunan, dan menambahkan keamanan.

4.

Presisi; Hebel merupakan produksi pabrikan, tentu dimensi dan

ukuran lebih presisi.

5. Ramah Lingkungan; Hebel dibuat dengan konstruksi yang uniktahan panasdenganmassa termal, membuatbangunan lebih efisiensi, karena mengurangiketergantungan padapemanasan dan pendinginan, dan akan berampak pada efisiensi penggunaan AC di ruangan.

6. Bagus untuk akustik; Hebeldenganpanel dindingringandan lebih solid, akanmemberikantingkatkinerja akustik lebih berkualitas, karena lebih kedap suara.

(44)

32

Gambar 11-17:Bahan Dinding Hebel

Ada beberapa kekurangan dinding bata hebel atau celcon ini, yaitu;

1) Harga relative lebih mahal disbanding bata/batako, dan bahabn tradisonal lain.

2) Tidak semua tukang mampu memasang hebel.

3) Pembelian melalui pemesanan pada took yang special menjual hebel.

Gambar 11-18:Pemasangan Dan Aplikasi Dinding Hebel

Hebel bahannya jenis ini harganya lebih mahal kurang lebih 16,5 % dari harga dinding bata merah untuk setiap 1 m2 terpasang. Dinding jenis ini sering digunakan pada rumah-rumah mewah, hotel, apartemen, monumen dan gedung-gedung mewah yang lain.Dinding jenis hebel bisa saja tidak diplester, cukup diaci saja karena permukaannya yang sudah relatif rata dan permukaan batu yang lebar.Hanya saja ketebalan kusennya harus disesuaikan. Selain itu, dalam praktik pemasangan sangat sedikit bahan yang terbuang. Jarak pemasangan kolom penguat sama dengan yang disyaratkan pada bata merah.

3. Dinding Batako

(45)

33

membuatnya dari campuran batu tras, kapur dan air bahkan kini juga beredar batako dari campuran semen, pasir dan batubara, tentu dengan campuran kekuatannya menjadi kurang. [pengertian Batako, menurut PUBI (Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia) tahun 1982 pasal 6, “Batako adalah bata yang dibuat dengan mencetak dan memelihara dalam kondisi lembab”, sednagkan menurut SNI 03-0349-1989, “Conblock (concrete block) atau batu cetak beton adalah komponen bangunan yang dibuat dari campuran semen Portland atau pozolan, pasir, air dan atau tanpa bahan tambahan lainnya (additive), dicetak sedemikian rupa hingga memenuhi syarat dan dapat digunakan sebagai bahan untuk pasangan dinding”

Bentuk dari batako/batu cetak itu sendiri terdiri dari dua jenis, yaitu batu cetak yang berlubang (hollow block) dan batu cetak yang tidak berlubang (solid block) serta mempunyai ukuran yang bervariasi.Ukuran batako (press) pada umumnya adalah panjang 36-40 cm, tebal 8-10 cm, dan tinggi 18-20 cm. Untuk dinding seluas 1 m2, kira-kira membutuhkan 15 buah batako. Biasanya orang memilih jenis batako press, hal ini dipilih untuk memperingan beban struktur sebuah bangunan, mempercepat pelaksanaan, dan meminimalisasi sisa material yang terjadi pada saat proses pemasangan dinding.

(46)

34

Sebutan batako, juga sering disebut dengan bata beton, hanya campuran semennya lebih sedikit dan bervariasi tergantung pabrik yang memperoduksinya.Batako diklasifikasikan menjadi dua golongan yaitu batako normal dan batako ringan. Batako normal tergolong batako yang memiliki densitas sekitar 2200-2400 kg/m3 dan kekuatannya tergantung komposisi campuran beton (mix design). Sedangkan untuk beton ringan adalah suatu batako yang memiliki densitas < 1800 kg/m3, begitu juga kekuatannya biasanya disesuaikan pada penggunaan dan pencampuran bahan bakunya (mix design).Batako yang baik adalah yang masing-masing permukaanya rata dan saling tegak lurus serta mempunyai kuat tekan yang tinggi.Permukaan batako harus mulus, berumur minimal satu bulan, pada waktu pemasangan harus sudah kering, berukuran panjang 400 mm, lebar 200 mm dan tebal 100-200 mm, kadar air 25-35 % dari berat, dengan kuat tekan antara 2-7 N/mm2”. Sebelum dipakai dalam bangunan, maka batako minimal harus sudah berumur satu bulan dari proses pembuatannya, kadar air pada waktu pemasangan tidak lebih dari 15 %.

Gambar 11-20:Ukuran Batako Press

(Diambil dari sampel produksi)

Beberapa faktor yang menjadikan batako berkualitas, antara lain adalah; Faktor air semen, umur batako dari mulai diproduksi, kepadatan batako yang dipengaruhi ketika produksi, bentuk dan struktur batuan dan campuran bahan yang digunakan.Berikut ini adalh spesifikasi umum batako;

1) Berat jenis normal 1000 kg/m3 2) Berat jenis kering 950 kg/m3 3) Kuat tekan : 5,5 N/mm² 4) Tebal spesi : 20 – 30 mm

(47)

35

Beberapa keuntungan menggunakan batako sebagai dinding bangunan, yaitu;

1) Secara kuantitatif dalam pemasangan dinding, jumlahnya lebih sedikit bila dibanding dengan batu bata.

2) Memasnga lebih cepat, dan dimensi ukruan lebih seragam disbanding bat merah.

3) Tidak perlu diplester untuk menghemat biaya 4) Sebelum pemakaian tidak perlu direndam air.

Beberapa kekurangan menggunakan batako sebagai dinding bangunan, yaitu; 1) Gampang retak pada dinding

2) Gampang pecah, sehingga membutuhkan ekstra ketika pengangkutan dan pemasangan

3) Kurang baik untuk insulasi panas dan suara.

Bahan dinding batu cetak yang tidak dibakar atau sebutan umum batako, ada juga yang menyebut konblok, berdasarkan bahan bakunya dibedakan menjadi dua bagian, yaitu: pasaran memiliki panjang 20 cm–30 cm, tebal 8 cm–10 cm, dan tinggi 14 cm–18 cm.

(48)

36

Gambar 11-21:MesinPress Tangan

Kelebihan dinding menggunakan batako putih antara lain adalah, pemasangan relatif lebih cepat, harga relatif murah. Kemudian kekurangan dinding batako putih antara lain adalah, rapuh dan mudah pecah, menyerap air sehingga dapat menyebabkan tembok lembab, dinding mudah retak, dan penggunaan rangka beton pengaku relatif lebih banyak, yaitu setiap bidang dinding seluas.

Kelebihan dinding menggunakan batakosemen (pres) antara lain adalah; 1) Lebih kedap air sehingga mengurangi kemungkinan terjadinya

rembesan air.

2) Pemasangan lebih cepat daripada dinding bata merah ataupun dinding batako putih, karena ukuran material yang lebih besar.

3) Membutuhkan rangka beton pengaku relatif lebih sedikit, yaitu antara 9-12 m2 luas bidang dinding

4) Ukuran material lebih presisi dan seragam, sehingga mengurangi pemakaian spesi, dan material plester dan aci.

5) Ketersediaan material relatif terjamin, serta fluktuasi harga tidak terlalu tinggi karena proses pembuatannya tidak terlalu dipengaruhi oleh musim.

Kemudian kekurangan dinding batako presantara lain adalah; 1) Harga relatif lebih mahal dibanding batako tras.

(49)

37

3) Dinding mudah berlubang karena terdapat lubang pada bagian sisi dalamnya, sehingga menyulitkan untuk pemasangan perabot pada dinding.

Batako dan paving block yang diproduksi, bahan bakunya terdiri dari pasir, semen dan air dengan perbandingan 75 : 20 : 5. Perbandingan komposisi bahan baku ini adalah sesuai dengan Pedoman Teknis yang dikeluarkan oleh Departemen Pekerjaan Umum tahun 1986. Adapun proses produksi batako dan paving block adalah sebagai berikut :

1) Pasir diayak untuk mendapatkan pasir yang halus dengan menggunakan mesin/manual.

2) Pasir tanpa diayak dan semen diaduk sampai rata dengan menggunakan mesin pengaduk/manual dan setelah rata ditambahkan air.

3) Adonan pasir, semen dan air tersebut diaduk kembali sehingga didapat adukan yang rata dan siap dipakai.

4) Adukan yang siap dipakai ditempatkan di mesin pencetak batako/paving block dengan menggunakan sekop dan di atasnya boleh ditambahkan pasir halus hasil ayakan (bergantung pada jenis produk batako/paving block yang akan dibuat).

5) Dengan menggunakan lempengan besi khusus tersebut dipres/ditekan sampai padat dan rata mekanisme tekan pada mesin cetak.

6) Batako/paving block mentah.yang sudah jadi tersebut kemudian dikeluarkan dari cetakan dengan cara menempatkan potongan papan di atas seluruh permukaan alat cetak.

7) Berikutnya alat cetak dibalik dengan hati-hati Skala produksi dan keunggulan produk akhir sehingga batakolpaving block mentah tersebut keluar dari alat cetaknya.

8) Proses berikutnya adalah mengeringkan batako/paving block mentah dengan cara diangin-anginkan atau di jemur di bawah terik matahari sehingga didapat batako/ paving block yang sudah jadi

(50)

38

karena itu, pada kesempatan ini kita tidak akan membahas secara detail pemasangan batako, karena dapat dilihat pada materi terdahulu tentang pemsangan batu bata. Baik itu tentang persiapan alat, persiapan bahan dan lain sebagainya, dan yang terpenting untuk menghasilkan yang lebih baik, dan kuat pemasangan batako haruslahbenar-benar disusun dengan rapi.Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penngunaan batako sebagai dinding bangunan, yaitu;

1) Penyimpanan, diusahakan di dalam keadaan cukup kering

2) Kemanan konstruksi batako, sebaiknya disusun maksimal per lima lapis.

3) Pemasangan tidak perlu dibasahi terlebih dahulu, serta tidak bolehdirendam air.

4) Pemotongan batako dipergunakan palu, sendok semen, atau tatah untukmembuat goresan pada batu yang akan dipatahkan.

Gambar 11-22:Pemasangan Batako Sebagai Dinding Pagar

Untuk memperkuat dinding batu batako juga digunakan rangkapengkaku yang terdiri dari kolom atau balok beton bertulang yang dicordi dalam lubang-1ubang batu batako.Kolom beton ini selalu dipasang disudut-sudut, pertemuan dan persilangan dinding seperti terlihat padagambar diatas.Jika dinding bersilangan salah satu dinding terdiri daribatu batako yang tidak berlubang, maka digunakan angker besi beton.

(51)

39

Gambar 11-23 :KonstruksiBatakoHubungan Sudut

Gambar 11-24:Konstruksi Batako Sudut Dengan Penguat Kolom

(52)

40

Gambar 11-26:Konstruksi Batako Dengan Penguat Besi Beton

4. Dinding Batu Alam

Batu alam membuat tampilan ruangan jadi alami, bentuk, tekstur, dan motifnya mampu membuat suasana ruang berubah sejuk alami. Dalam pemasangan, batu alam dapat menghasilkan beragam pola dan tampilan. Dinding batu alam biasanya terbuat dari bebatuan yang terdapat di alam, beda dengan batu olahan, seperti batu kali, batu cadas, batu candi, dan batu yang dapat dipakai sebagai dinding baik itu berfungsi sebagai penyekat, penahan maupun sekalian sebagai dekorasi arsitektur. Prinsip pemasangannya hampir sama dengan batu bata, dimana siar vertikal harus dipasang selang-seling, untuk menyatukan batu diberi adukan seperti campuran ½ PC : 1 kapur : 6 pasir untuk bagian dinding di atas permukaan tanah.

(53)

41

Batu alam biasanya digunakan untuk pondasi rumah, meski begitu, tersedia juga batu kali lempengan. Bentuk dan ukuran batu alam biasanya tidak teratur, lempengan batu ini biasa dipakai untuk lapisan dinding ataupun lantai, bentuk dan ukuran yang tidak beraturan jelas membuat proses pemasangan agak sedikit sulit butuh ahli agar hasilnya rapi daan terlihat lebih artistik. Kemudian batu andesit, batu ini paling keras di antara batu alam yang umum dipakai. Tingkat porositasnya paling kecil karena berpori rapat, warnanya gelap, ukuran yang tersedia mulai 5 cm x 20 cm, sampai 20 cm x 40 cm, dengan ketebalan 3-4 cm. Seperti halnya batu paras, penggunaan batu ini cocok di segala ruang, pola yang banyak digunakan adalah susun bata, ini menjadikan struktur pelapis dinding ini kuat karena saling mengikat.

5.

Dinding Penahan Tanah

Dinding penahan tanah adalah suatu konstruksi yang berfungsi untukmenahan tanah lepas atau alami dan mencegah keruntuhan tanah yang miring ataulereng yang kemantapannya tidak dapat dijamin oleh lereng tanah itu sendiri. Tanah yang tertahan memberikan dorongan secara aktif pada struktur dinding sehingga struktur akan cenderung terguling atau tergeser. Fungsi utama dari dinding penahan tanah adalah menahan tanah yang berada dibelakangnya dari bahaya longsor akibat benda-benda yang ada atas tanah, adanya berat tanah, adanya berat air (tanah) dan lain sebagainya. Dinding penahan merupakan dinding yang dibangun untuk menahan massa tanah di atas struktur atau bangunan yang dibuat. Jenis konstruksi dapat dikonstribusikan merupakan konstruksi dengan mengandalkan berat konstruksi untuk melawan gaya-gaya yang bekerja.Fungsi khusus yang dapat diberikan oleh dinding pasangan batu yaitu, pemanfaatan ruang dari suatu pembangunan jenis sarana dan prasarana lain, dan pemeliharaan, penunjang umur dan bagian dari jenis sarana dan prasarana lain. Hal tersebut dapat terjadi pada dinding saluran irigasi, prasarana tepi jalan kondisi khusus, perlindungan tebing, dan lain-lain.

(54)

42

murni, batu kali dengan tulangan (gravity & semi gravity), tembok yang dibuat dari bahan kayu (talud kayu), dan tembok yang dibuat dari bahan beton (talud beton).

Dinding penahan tanah digolongkan menurut bahan-bahan yang dipakai antaralain yaitu;

1) Dinding dari batu; Dinding penahan jenis ini digunakan untuk mencegah terjadinya keruntuhan tanah, dan digunakan apabila tanah asli di belakang tembok itu cukup baik dan tekanan tanah dianggap kecil.

2) Dinding dari beton; Tipe Gravitasi (Tipe Semigravitasi)bahan dari dinding ini dapat dibuat dari balok beton polos (plain concrete). Stabilitas dinding ini tergantung beratnya dan tidak ada gaya tarik di setiap bagian dari dinding. Dinding ini kurang ekonomis apabila digunakan untuk dinding yang tinggi. Dinding Semi Gravitasi adalah dinding yang sifatnya terletak antara sifat dinding gravitasi sebenarnya dan dinding kantilever. Dimana pada dinding ini terdapat perluasan kaki sehingga tebal penumpang dapat direduksi dan digunakan sejumlah kecil penguatan bajaKarena bentuknya yang sederhana dan juga pelaksanaan yang mudah, jenis ini sering digunakan apabila dibutuhkan konstruksi penahan yang tidak terlalu tinggi atau bila tanah pondasinya baik.

(55)

43

Gambar 11-27:Konstruksi Dinding Penahan Tanah

Dinding penahan tanah digolongkan berdasarkan cara untuk mencapai stabilitas,antara lain yaitu;

1) Dinding gravitasi (gravity wall); Dinding ini biasanya di buat dari beton murni dan tanpa tulanganatau dari pasangan batu kali. Stabilitas konstruksinya diperoleh hanya dengan mengandalkan berat sendiri konstruksi, biasanya tinggi dinding tidak lebih dari 4 meter.

2) Dinding penahan kantilever (kantilever retaining wall); Dinding penahan kantiliver di buat dari beton bertulang yang tersusun dari suatu dinding vertical dan tapak lantai. Masing-masing berperan sebagai balok atau pelat kantiliver, stabilita konstruksinya diperoleh dari berat sendiri dinding penahan dan berat tanah diatas tumit tapak (hell). Terdapat 3 bagian struktur yang berfungsi sebagai kantiliver, yaitu bagian dinding vertical (steem), tumit tapak dan ujung kaki tapak (toe ), dan biasanya ketinggian dinding ini tidak lebih dari 6– 7 meter 3) Dinding conterfort (counterfort wall); Apabila tekanan tanah aktif

pada dinding vertical cukup besar, maka bagian dinding vertical dan tumit perlu disatukan (kontrafort). Kontrafort berfungsi sebagai pengikat tarik dinding vertical dan ditempatkan pada bagian timbunan dengan interfal jarak tertentu. Dinding kontrafort akan lebih ekonomis digunakan bila ketinggian dinding lebih dari 7 meter.

(56)

44

dinding penahan dan berat tanah diatas tumit tapak. Dinding ini lebih ekonomis untuk ketinggian lebih dari 7 meter

.

Gambar 11-28: Desain Konstruksi Dinding Penahan Tanah

6. Dinding Beton

(57)

45

satu dengan air yang setelah mongering membentuk suatu masa yang disebut dengan beton, dan selanjutnya dapat digunakan untuk membuat pondasi, balok, plat lantai, dan lain sebagainya.Dari pekerjaan dan fungsinya beton dikenal ada berbagai jenis, yaitu, beton normal, beton bertulang, beton pratekan, dan beton komposit.

Kemudian faktor-faktor yang mempengaruhi kekuatan beton, antara lain yaitu; 1) Jenis dan kualitas semen (PC);

2) Perbandingan campuran semen, dengan agregat lain dalam campuran, serta teknik dan metoda pencampuran bahan bahan yang digunakan;

3) Pelaksanaan pekerjaan beton dan perawatan sampai mongering.

Sebagai salah satu konstruksi yang dikerjakan, beton memiliki Kelebihan dan Kekurangan. Beton dalam keadaan mengeras akan sangat keras dan kaku, tetapi dalam keadaan segar beton seperti bubur sehingga mudah dibentuk sesuai keinginan. beton juga sangat tahan terhadap serangan api juga sangat tahan terhadap serangan korosi, dan secara umum kelebihan dan kekurangan beton adalah;

1) Kelebihan beton; dapat dibentuk sesuai keinginan, mampu memikul beban tekan yang berat, tahan terhadap temperatur tinggi, biaya pemeliharaan relative kecil.

(58)

46

Gambar 11-29 : Dinding Beton pada Bangunan

Dinding beton dibuat dengan berbagai tujuan, selain untuk struktur beton dapat diadikan sebagai disain arsitektur bangunan.Saat ini banyak orang membuat dinding beton dari blok-blok beton pracetak, disamping kuat mudah dalam pengerjaan di lapangan, yang hanya menyatukan dengan konstruksi yang telah ada atau menempelkannya pada frame yang telah disediakan sebelumnya. Sekarang ini banyak didapat dinding berbahan beton, dari desain dan pengerjaannya dikenal beberapa macam, yaitu;

1) Dinding beton dan beton bertulang 2) Dinding beton pracetak

3) Dinding beton panel

(59)

47

Ketahanan dinding beton dapat bertahan berpuluh puluh tahun, bahkan ratusan tahun tergantung dari kekuatan serta ketebalan lapisan beton yang di desain, dan kekuatan dinding beton akan bertambah dari tahun ke ktahun, sampai tercapai titik kuat yang diprediksi bisa sampai ratusan tahun. Namun, bila spesifikasikonstruksi bangunantidakkuat, ini yang memungkinkan dinding akan mengalami penurunan, seperti timbulnya retak-retak, yang akhirnyaakan mengalami keruntuhan. Pembangunan konstruksi dindiing beton dapat di desain dengan kombinasi arsitektur yang indah, sehingga bukan hanya kokoh dari segi struktur tetapi indah dari sudut estetika.

Gambar 11-30 : Dinding Beton Bertulang Sebagai Penahan Tanah

7. Dinding Partisi

(60)

48

difungsikan sebagai tampilan dekoratif interior ruanganbersama furniture pendukung, sehingga keberadaannya dapatmembuat kesan lebih hidup dan mewah di suatu ruangan,kesan kosong dapatdihindari berkat hadirnya furniture yang sesuai. Fungsi lain dari partisi adalah sebagai bagian dari meubuler dengan mendesain partisi sebagai lemari atau bufet yang minimalis.

Bahan partisi untuk dinding dengan banyaknya produk pabrikan dapat didesain bagus dan murah, dan biasanya dinding jenis partisi ini tidak bisa digunakan untuk dinding luar (eksterior), hal Ini disebabkan sifat bahannya yang kurang menjamin faktor keamanan dari gangguan luar. Disamping tidak cocok untuk konstruksi terbuka, dinding jenis ini juga tidak dirancang untuk memikul beban yang berat. Dinding macam ini banyak digunakan sebagai bahan penyekat ruangan, terutama di perkantoran.Dengan desain yang variatif,partisihadir dengan berbagai material seperti kayu, rotan, kaca, bambu, triplek/multiplek yang difinishing dengan lapisan takon, HPL, lembaran lembaran pelapis modern, dan lain sebagainya yang telah banyak di jual di pasaran. Penggabungan material tersebut diharapkan bias menghasilkan tampilan partisi yang cantik sehingga dapatmenjadi elemen penunjang interior.

Dengan desain yang simple tetapi multifungsi, layak untuk dijadikan alasan sebuah partisi dengan bufet sebagai penyekatruangan bisa digunakan untuk menyimpan benda koleksiatau koleksi crystal.Adanya ruang keluarga danruang makan dalam satu area,penempatan bufet sebagaipenyekat diharapkan dapat menjadi solusi untuk membuat lebihnyaman area favorit anda.

(61)

49

menggunakan sekrup sebagi paku untuk merekatkan bahan dimaksud, bahannya mudah dipotong dengan menggunakan gergaji.Untuk dinding partisi yang memakai bahan multiplek bisa dikatakan kurang aman, mengingat bahan mudah terbakar dan mudah mengelupas bila sering terkena air.Secara umum pemakaian partisi selalu dibuat dua lapis, untuk luar dan dalam. Bila dana terbatas, gunakan bahan partisi ini untuk pembatas ruangan. Jenis bahan disesuaikan dengan selera dan besarnya biaya.

7.1 Papan Gypsum

Papan gypsum terdiri dari bahan gypsum yang dibungkus dengan kertas penguat di sekelilingnya. Pada umumnya yang tersedia dipasaran bagian ujung papan sisi panjang berbentuk miring, namun ada juga beberapa produk yang menyediakan tepian yang kotak untuk aplikasi khusus. Kekuatan utama gypsum terletak pada kertas pembungkusnya, untuk papan gypsum standar kertas pembungkus biasanya berwarna gading cenderung kecoklatan, dengan bahan sepintas mirip dengan kertas zak pembungkus semen. Saat ini produsen gypsum memproduksi beberapa jenis gypsum untuk beberapa aplikasi. Ketebalan gypsum bervariasi, rata-rata di pasaran adalah 9mm, 12mm dan 15 mm untuk type gypsum standar (plasterboard).

Berikut ini adalah beberapa karakteristik gypsum, yaitu:

1)

Ketahanan Terhadap Air;

Karena kekuatan papan gypsum yang terletak pada kertas pembungkusnya, maka untuk gypsum standar (plasterboard) yang ada dipasaran rata-rata tidak tahan terhadap basah dan lembab, kertas akan mengelupas dan inti gypsum akan terurai. Bila memang memerlukan gypsum sebagai partisi maka beberapa merk terkenal mengeluarkan type papan gypsum dengan pelapis yang lebih tahan terhadap lemba, bukan basah, karena bahan gypsum memang tidak akan bertahan terhadap basah tentu dengan harga yang lebih mahal untuk ketebalan yang sama.

(62)

50

baik inilah maka beberapa produsen mengeluarkan panel peredam suara yang lebih baik dengan berbahan dasar gypsum.

3)

Ketahanan Terhadap Api; Papan gypsum standar (plasterboard) mempuyai lapisan kertas sebagai penguat, dan seperti kita ketahui bahwa kertas adalah penghantar api, sehingga kurang aman terhadap api. Namun beberapa produsen menciptakan gypsum yang lebih tahan terhadap api dengan lapisan kertas khusus (tentu dengan harga yang lebih mahal).

4)

Ketahanan Terhadap Benturan dan Goresan; Aplikasi gypsum sebagai dinding partisi saat ini sudah menjadi suatu hal yang umum, namun dari berbagai kasus yang terjadi, pemasangan papan gypsum di ruang yang biasa dilalui banyak orang cenderung mudah rusak dan gupil terutama di bagian sudut dinding seperti sebagai pelapis kolom. Selain itu bila dinding tergores dengan sesuatu yang tajam maka dipastikan kertas akan mudah terkelupas, tetapi perbaikan untuk hal ini cukup mudah.

Pemasangan papan gypsum sebagai partisi dapat menggunakan rangka kayu ataupun rangka metal yang banyak tersedia di pasaran. Rangka biasanya disusun secara vertikal dengan jarak menyesuaikan dengan persyaratan tinggi maksimum yang dibutuhkan. Pemasangan gypsum direkomendasikan dipasang tegak, dengan sisi pendek pada bagian bawah dan atas. Jarak antar panel gypsum menurut rekomndasi rata-rata dari pabrikan sebesar 2.5-5mm. Pemasangan panel pada rangka menggunakan sekrup gypsum, jarak yang direkomendasikan antar sekrup sebesar 200 – 500 mm tergantung ketebalan gypsum. Nat yang terjadi antar panel gypsum ditutup dengan joint compound gypsum dan kain kassa. Setelah sambungan tertutup, maka tinggal menghaluskan dan meratakan sambungan dengan ampelas, dan iap diberikan cat dasar. Bila menggunakan aplikasi rangka kayu, maka sebaiknya kayu yang dipakai sebagai rangka adalah kayu yang cukup kering, banyak kejadian sambungan antar gypsum terjadi keretakan dikarenakan muai susut kayu rangka.

Gambar

Gambar 11-2 : Membuat Garis Siku-siku
Gambar 11-7:Posisi Benang Pada  Papan  Bouwplank
Tabel : Kalasifikasi Kekuatan Bata (SNI 15-2094-1991)
Gambar 11-10: Bangunan Menggunakan Dinding Kaca
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pondasi merupakan suatu bagian dari konstruksi bangunan yang berfungsi untuk menempatkan bangunan dan meneruskan beban yang disalurkan dari struktur atas ke tanah

Pondasi merupakan suatu konstruksi pada bagian dasar bangunan yang berfungsi meneruskan beban dari bagian atas struktur bangunan ke lapisan tanah yang berada di

Pondasi dalam yaitu pondasi yang meneruskan beban bangunan ke tanah keras atau batu yang terletak relatif jauh dari permukaan seperti pondasi sumuran dan

Pondasi tiang adalah bagian konstruksi yang dibuat dari kayu, beton dan / atau baja, yang digunakan untuk meneruskan (mentransmisikan) beban permukaan ke tingkat permukaan

Dalam perencanaan pondasi bahwa kekuatan tanah (Soil Strength) dimana pondasi diletakkan harus mampu memikul beban (Design Loads) dari setiap konstruksi teknik yang diletakkan

Kolom merupakan salah satu bagian dari struktur yang terpenting dari bangunan. Kolom berfungsi memikul beban yang berada diatasnya untuk diteruskan ke tanah

Plat datar dan dinding adalah struktur kaku pembentuk permukaan suatu dinding pemikul beban dapat memikul beban baik beban yang bekerja dari arah vertical maupun

Pondasi Dalam Pondasi dalam adalah pondasi yang meneruskan beban bangunan ke tanah keras atau batu yang terletak jauh dari permukaan, seperti : 1 Pondasi sumuran Pier Foundation yaitu