• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEDOMAN PENYULUHAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PEDOMAN PENYULUHAN"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

PEDOMAN

PENYULUHAN PADA PASIEN

PEMERINTAH KOTA SURABAYA

DINAS KESEHATAN

UPTD PUSKESMAS TEMBOK DUKUH

Jl.Kalibutuh No.26 Surabaya 60173 Telp. (031) 5343410

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa atas melimpahNya karunia yang di berikan, sehingga kami dapat menyelesaikan buku pedoman penyuluhan pasien UPTD Puskesmas Tembok Dukuh.

Penyusunan buku pedoman ini sebagai gambaran dan acuan penyuluhan pada pasien yang menjelaskan tentang pelayanan penyuluhan pasien yang dilakukan di dalam gedung UPTD Puskesmas Tembok Dukuh.

Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu dalam kegiatan penyuluhan pada pasien di UPTD Puskesmas Tembok Dukuh, Semoga buku pedoman ini bermanfaat bagi semua pihak yang membaca.

Kami menyadari dalam penyusunan pedoman penyuluhan pasien ini masih ada kekurangan, untuk itu saran dan kritik sangat kami harapkan guna perbaikan di masa mendatang agar menjadi lebih baik.

Surabaya, 4 Agustus 2016

(3)

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR...i DAFTAR ISI……….ii BAB I 1.1. Pendahuluan………1 1.2. Latar Belakang...1 1.3. Tujuan...2 1.4. Sasaran………3

1.5. Ruang Lingkup Pedoman………..3

1.6. Batasan Operasional………..4

BAB II 2.1. Tata Laksana………5

2.2. Jenis Informasi yang disampaikan………5

BAB III 3.1. Metode Penyuluhan pada pasien……..6

3.2. Faktor yang mempengaruhi keberhasilan penyuluhan……….7

3.3 Alat bantu penyuluhan………7

(4)

BAB I 1.1 Pendahuluan

Pendidikan pasien dan keluarga di Rumah Sakit khususnya untuk individu-individu yang sedang memerlukan pengobatan dan atau perawatan. Selain itu promosi kesehatan ditujukan kepada pengunjung rumah sakit, baik pasien rawat jalan maupun keluarga pasien yang mengantar atau menemani pasien di rumah sakit karena keluarga pasien diharapkan dapat membantu menunjang proses penyembuhan dan pemulihan pasien.

Pemberdayaan pasien dan keluarganya dalam kesehatan dimaksudkan apabila pasien sudah sembuh dan kembali ke rumahnya, mereka mampu melakukan upaya-upaya preventif dan promotif kesehatannya, terutama terkait

dengan penyakit yang telah dialaminya.

Penerapan proses belajar kesehatan di rumah sakit berarti semua pengunjung rumah sakit, baik pasien melalui informasi dari para petugas rumah sakit, tetapi dari apa yang dialami, di dengar, dan dilihat di rumah sakit. Sehingga, pendidikan mencakup informasi sumber-sumber di komunitas untuk tambahan pelayanan dan tindak lanjur pelayanan apabila diperlukan, serta bagaimana akses ke pelayanan emergensi bila diperlukan. Pendidikan yang efektid dalam satu rumah sakit hendaknya disediakan format visual dan elektronik, serta berbagai pembelajaran jarak jauh dan teknik lainnya.

1.2 Latar Belakang

Pendidikan kepada pasien / keluarga pasien merupakan salah satu cara untuk meningkatkan outcome klinis yang optimal, namum perlu ada kerjasama antara petugas

kesehatan dan pasien/keluarga. Pendidikan yang efektif diawali dengan asesmen kebutuhan pembelajaran pasien dan keluarganya. Asesmen ini menjelaskan bukan hanya kebutuhan akan pembelajaran, tetapi juga bagaimana pembelajaran dapat dilaksanakan dengan baik. Pembelajaran akan lebih efektif ketika disesuaikan dengan keyakinan, pilihan pembelajaran yang tepat, agama, nilai budaya, dan kemampuan membaca, serta bahasa. Demikian juga ketika ditemukan hal yang dibutuhkan dalam proses pelayanan pasien. Pendidikan

(5)

termasuk baik kebutuhan pengetahuan pasien selama proses pemberian pelayanan maupun kebutuhan pasien setelah pulang untuk dirujuk ke pelayanan kesehatan lain atau pulang ke rumah.

Pasien dan keluarganya harus mengetahui hal-hal yang terkait dengan penyakit yang dideritanya seperti: penyebab penyakit, cara penularannya (bila penyakit menular), cara pencegahannya, proses pengobatan yang tepat dan sebagainya. Apabila pasien dan keluarganya memahami penyakit yang dideritanya diharapkan akan membatu mempercepat proses penyembuhan dan tidak akan terserang oleh penyakit yang sama.

1.3 Tujuan Bagi Pasien

1. Mengembangkan perilaku kesehatan, khususnya yang berkaitan dengan masalah atau penyakit yang diderita oleh pasien yang bersangkutan

Bagi Keluarga

1. Membantu mempercepat proses penyembuhan pasien. Dalam proses penyembuhan penyakit, bukan hanya faktor obat saja, tetapi faktor psikologis dari pasien, terutama penyakit tidak menular seperti jantung koroner, hipertensi, diabetes mellitus, penyakit jiwa dan sebagainya, faktor psikologis sangat berperan. Dalam mewujudkan lingkungan psikososial ini maka peran keluarga sangat penting. Oleh karena itu promosi kesehatan perlu dilakukan juga bagi keluarga pasien.

2. Keluarga tidak terserang atau tertular penyakit. Dengan melakukan pendidikan kesehatan kepada keluarga pasien mereka akan mengerahui dan mengenal penyakit yang diderita oleh pasien (anggota keluarganya), cara penularannya, dan cara pencegahannya. Keluarga pasien tentu akan berusaha utnuk menghindari agar tidak terkena atau tertular penyakit seperti yang diderita oleh anggota keluarga yang sakit tersebut,

3. Membantu agar tidak menularkan penyakitnya kepada orang lain Keluarga pasien yang telah memperoleh pengetahuan dan cara-cara penularannya, maka keluarga tersebut diharapkan dapat membantu pasien atau keluarganya yang sakit untuk tidak menularkan penyakitnya kepada orang lain, terutama kepada orang lain, terutama kepada tetangga atau teman dekatnya.

(6)

1.4 Sasaran

pendidikan di Puskesmas pada intinya tidak terlepas dari pasien, keluarga pasien dan

petugas kesehatan yang memberikan pelayanan. Sasaran yang termasuk dalam ruang lingkup pendidikan ini adalah :

1. Penderita (pasien) pada berbagai tingkat penyakit.

2. Kelompok atau individu yang sehat seperti keluarga pasien yang mengantarkan atau yang menemani pasien.

3. Petugas puskesmas, yang secara fungsional dapat dibedakan menjadi petugas medis,paramedis, dan non medis, sedangkan secara struktural dapat dibedakan menjadi pimpinan, tenaga administrasi dan tenaga teknis. Apapun fungsinya dan strukturnya semua petugas mempunyai kewajiban untuk melakukan promosi kesehatan untuk pengunjung puskesmas baik pasien maupun keluarga, disamping tugas pokok mereka. Oleh sebab itu sebelum mereka melakukan promosi kepada pasien dan keluarga mereka harus dibekali kemampuan promosi kesehatan

1.5 Ruang Lingkup Pedoman

Pelayanan KIE meliputi pelayanan kesehatan primer yang diberikan pada pasien dan masyarakatyang meliputi : 1. Poli Umum 2. Poli KIA-KB 3. Poli Sanitasi 4. Poli Gigi 5. Poli Gizi 6. Poli psikologi 7. Unit Obat 1.6 Batasan Operasional

Batasan operasional diperuntukkan untuk pasien yang berkunjung ke Puskesmas TembokDukuh dan Puskesmas Pembantu AsamJajar.

(7)

BAB II 2.1 Tata Laksana

Informasi yang disampaikan mencakup penyakit, penggunaan obat, peralatan medik, aspek etika di puskesmas dan Pola Hidup Bersih dan Sehat

Berdasarkan sasaran promosi kesehatan, jenis kegiatan pendidikan pasien dan keluarga dapat dilakukan dengan cara:

1. Individual (Bedside conseling )

Promosi kesehatan secara individu dilakukan dalam bentuk konseling. Konseling dilakukan oleh dokter, dokter gigi, perawat, perawat gigi, ahli gizi, sanitarian terhadap pasien atau keluarga pasien yang mempunyai masalah kesehatan khusus, atau penyakit yang dideritanya.

(8)

Metode penyuluhan kelompok seperti ceramah dan diskusi kelompok terutama ditujukan kepada individu sehat dan dilakukan di luar gedung pada saat petugas lapangan turun melakukan posyandu, posyandu usila, survey/skrining penyakit, dan lain-lain.

3. Massa

Bagi seluruh pengunjung puskesmas, baik pasien maupun keluarga pasien dan tamu puskesmas, maka pendidikan kesehatannya adalah dengan menggunakan metode penyuluhan massa seperti poster atau spanduk yang dipajang baik di dalam maupun di luar gedung puskesmas

2.2 Jenis informasi yang disampaikan : 1. Penyakit

2. penggunaan obat 3. peralatan medic

4. aspek etika di puskesmas 5. PHBS

BAB III 3.1 Metode penyuluhan pada pasien

Metode penyuluhan kesehatan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi tercapainya suatu hasil penyuluhan kesehatan secara optimal. Metode penyuluhan kesehatan menurut Notoadmojo (2007) yang dikemukakan antara lain :

Metode Penyuluhan Kesehatan Untuk Perorangan (Individual)

Dalam penyuluhan kesehatan metode ini digunakan untuk membina perilaku baru atau seseorang yang telah mulai tertarik pada suatu perubahan perilaku atau inovasi. Dasar digunakan pendekatan individual ini karena setiap orang mempunyai masalah atau alasan yang berbeda-beda sehubungan dengan penerimaan atau perilaku baru tersebut. Bentuk dari pendekatan ini antara lain :

(9)

1. Bimbingan

Dengan cara ini kontak antara klien dengan petugas lebih intensif. Setiap masalah yang dihadapi oleh klien dapat dikoreksi dan dibantu penyelesaiannya. Akhirnya klien akan dengan sukarela, berdasarkan kesadaran dan penuh pengertian akan menerima perilaku tersebut.

2. Wawancara

Cara ini sebenarnya merupakan bagian dari bimbingan dan penyuluhan. Wawancara antara petugas kesehatan dengan klien untuk menggali informasi mengapa ia tidak atau belum menerima perubahan, ia tertarik atau belum menerima perubahan, untuk mempengaruhi apakah perilaku yang sudah atau akan diadopsi itu mempunyai dasar pengertian dan kesadaran yang kuat, apabila belum maka perlu penyuluhan yang lebih mendalam lagi.

3.2 Faktor Yang Mepengaruhi Keberhasilan Penyuluhan Kesehatan

Keberhasilan suatu penyuluhan kesehatan dapat dipengaruhi oleh faktor penyuluh, sasaran dan proses penyuluhan.

1. Faktor penyuluh

Misalnya kurang persiapan, kurang menguasai materi yang akan dijelaskan, penampilan kurang meyakinkan sasaran, bahasa yang digunakan kurang dapat dimengerti oleh sasaran, suara terlalu kecil dan kurang dapat didengar serta penyampaian materi penyuluhan terlalu monoton sehingga membosankan.

2. Faktor sasaran

Misalnya tingkat pendidikan terlalu rendah sehingga sulit menerima pesan yang disampaikan, tingkat sosial ekonomi terlalu rendah sehingga tidak begitu memperhatikan pesan-pesan yang disampaikan karena lebih memikirkan kebutuhan yang lebih mendesak, kepercayaan dan adat kebiasaan yang telah tertanam sehingga sulit untuk mengubahnya, kondisi lingkungan tempat tinggal sasaran yang tidak mungkin terjadi perubahan perilaku.

(10)

3. Faktor proses dalam penyuluhan Misalnya waktu penyuluhan tidak sesuai dengan waktu yang diinginkan sasaran, tempat penyuluhan dekat dengan keramaian sehingga menggangu proses penyuluhan yang dilakukan, jumlah sasaran penyuluhan yang terlalu banyak, alat peraga yang kurang, metoda yang digunakan kurang tepat sehingga membosankan sasaran serta bahasa yang digunakan kurang dimengerti oleh sasaran

3.3 Alat Bantu Yang Menetukan Keberhasilan Penyuluhan Kesehatan: 1. Leafleat

2. Peraga 3. Gambar

BAB IV PENUTUP

Pada prinsipnya pelayanan instalasi rawat jalan adalah bagian pelayanan dari Puskesmas yang tidak hanya memberikan pelayanan berdasarkan pemenuhan target finansial saja, tetapi sebuah pelayanan yang mengedepankan akan kasih dan mengutamakan keselamatan pasien dengan cara meningkatkan sumber daya manusia melalui pendidikan ataupun pelatihan – pelatihan.

Semoga dengan adanya buku pedoman pelayanan ini pelayanan di Instalasi Rawat Jalan Puskesmas dapat berjalan dengan baik serta semakin dipercaya oleh masyarakat.

Referensi

Dokumen terkait

Contohnya, masyarakat melakukan pembelian secara on-line melalui internet, mencari informasi tentang produk yang diminatinya melalui internet, dan sebagainya, yang sering

Hasil penelitian diperoleh dengan menerapkan model pembelajaran Quantum Teaching, dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan yaitu 80% peserta didik yang tuntas sudah

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa penerapan model SQ4R berbantuan media surat kabar dapat meningkatkan

Beberapa ketentuan dalam Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2012 tentang Retribusi Jasa Usaha (Lembaran Daerah Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2012 Nomor 170),

Gabungan dari S n dari semua segi empat yang demikian membentuk poligon luar dengan luas A ( S n ) dapat dihitung dengan menjumlahkan luas semua segi empat.. Luas

Panitia Pengadaan Jasa Konsultansi dilingkungan Bidang Sarana Prasarana dan Perpustakaan Dinas Pendidikan Kabupaten Kuantan Singingi Tahun Anggaran 2013 telah melakukan

Puji Syukur kepada Tuhan Yesus Kristus, atas segala kasih karunia, berkat, dan pertolonganNya dalam pembuatan laporan tugas akhir ini yang berjudul “ Meningkatkan

merencanakan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) untuk Kecamatan Bukit Raya Kota Pekanbaru data yang diperoleh digunakan sebagai sumber data perencanaan yang